SlideShare a Scribd company logo
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA BAYI DENGAN RESIKO TINGGI



        OLEH



   PATMAWATI,SKp.M.Kes
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI
         TETANUS NEONATORIUM
Pengertian :
-Merupakan penyakit akut yang disebabkan oleh
 clostodium tetani yang menghasilkan eksotoksin
  yang masuk melalui luka tali pusat.
Etiologi :
-Penyebabnya adalah ibfeksi oleh C.tetani melalui
 tali pusat  karena perawatan/tindakan yang tidak
 memenuhi syarat  Pemotongan tali pusat dengan
 bambu/gunting yang tidak steril atau perawatan tali
 pusat yang tidak steril.
Patofisiologi :
-Mikroorganisme yang bersifat anaerog ini akan
 mengeluarkan toksin yang dapat menghancurkan sel
 darah merah, merusak leukosit dan merupakan
 tetanuspasmin yaitu toksin yang neurotropik yang
 dapat menyebabkan ketegangan dan spsme otot, masa
  inkubasi untuk neonatus 5 sampai 14 hari.
Komplikasi :
 > Bronkopneumonia
 > Asfiksia
 > Sianosis
 > Sepsis neunatorium
Manipestasi klinik:
Bayi tiba-tiba panas
Bayi tidak dapat menetek karena trismus
Mulut bayi mencucu seperti mulut
 ikan(karpermond)
Mudah dan sering terjadi kejang yang disertai
 sianosis, suhu tinggi,kaku kuduk dan epistoonus
 (karena ketegangan otot)
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian :
 - S.pernapasan :
   * Meningkatnya sekresi pada jalan nafas
   * sianosis
   * spasme otot faring
 - S.Pencernaan:
    * Anak tdk mau menetek
    * Kapermond
    * Trismus
  - S.Muskuloskletal dan integumen:
     * Epistotonus, suhu meningkat,kaku kuduk
DIAGNOSA KEPERAWATAN/ INTERVENSI
1. Resiko aspirasi b/d peningkatan
    sekresi,kesukaran menelan dan spasme otot
    faring.
   INTRVENSI :
   - Bersihkan jalan nafas dengan pengisapan
     lendir (suction) dengan hati-hati.
   - Pertahankan kepatenan jalan nafas,bila perlu
      berikan 02
2. Resiko injury b/d aktivitas kejang.
  INTERVENSI :
  - Pasang pengaman tempat tidur
  - Tempatkan bayi pada tempat tidur yang lembut
-Hindari hal-hal yang dapat meningkatkan
 rangsangan kejang Mis : Suara,sinar yang terang dan
 sentuhan.
-Hindari benda yang membahayakan
-Miringkan posisi bayi ke samping bila terjadi
 aktivitas kejang,bila perlu pasang spatel.
-Catat aktifitas kejang
-Pantau pernafasan selama kejang
-Tindakan kolaboratik  Pemberian anti kejang
-Istirahatkan bayi dalam ruangan perawatan yang
 tenang/khusus .
3. Resiko kurangnya volume cairan b/d intake
   cairan yang kurang
   INTERVENSI :
   - Kaji intake dan output
   - Kaji tanda-tanda dehidrasi  ubun
     ubun,membran mukosa dan turgor kulit
   - Berikan cairan perparentral sesuai indikasi
   - Monitor berat jenis urine
4. perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
   berhubuPngan dengan kesukaran menelan dan
   membuka mulut dan dan adanya aktivitas kejang
   INTERVENSI :
   - Pertahankan intake cairan
   - Berikan nutrisi perparental bila perlu
   - Timbang BB sesuai protokol
ASUHAN KEPERAWATAN HIPERBILIRUBIN
Pengertian:
-Adalah meningkatnya kadar bilirubib dalam darah
yang lebih dari normal.
Etiologi:
-Peningkatan simpanan bilirubin Berhubungan
 dengan:
 * Overproduksi bilirubin  Polisitemia,penurunan
   umur eritrosit, hemolisis darah.
 * Peningkatan reabsorbsi dari usus  Terlambatnya
   pengeluaran meconium, peningkatan aktifitas
   enzim,keterlambatan pemberian makanan
    oral,swallow blood (penerima darah)
-Penurunan sekresi bilirubin :
 @ Gangguan metabolisme  Prematuritas
    menunjukka immaturitas hepar,penurunan ambilan
    bilirubin oleh hepar,tidak adekuatnya perfusi
    hepar,penurunan aktivitas enzim.
 @ Obstruksi hepar  Atresia biliaris,cystis
    fibrosis,hiperimentasi,tumor.
PATOFISIOLOGI:
Kebanyakan bilirubin yang diproduksi pada
  neonatus berasal dari pemecahan sel darah merah
  yang telah tua atau yang abnormal oleh enzim hepar
  dan kantung empedu.Hemoglobin pada eritrosit
Billirubin bebas uan potensial beracun terikat
  oleh albumin dan dibawah kehepar lalu
 dikonyugasi Sehingga menjadi lebih aman. Dalam
 bentuk terkonyugasi tidak diabsorbsi melalui
 intestinum  Tapi enzim yang ada pada intestinum
 neonatus bisa menkonversi kembali bilirubin
 menjadi tipe yang tak terkonyugasi Yang bisa
 diabsorbsi kedalam aliran drah, proses sangat
 berperan dalam jumlah bilirubin dalam darah.
KOMPLIKASI:
@ Bilirubin encephalopathy
@ Kernikterus.
MANIPERTASI KLINIK:
Tampak icterus  Pada sklera,kuku,kulit dan
 membran mukosa Tampak pada 24 jam pertama
Muntah,fatigue,warna urine gelap,warna tinja
 pucat.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK ;
Pemeriksaan bilirubin serum;
Ultrasound  untuk mngevaluasi anatomi kantong
 empedu
Radioisotope  Dapat digunakan untuk membantu
 membedakan hepatitis dari atresia biliary
PENATALAKSANAAN TERAPEUTIK.
Fototerafi  Berfungsi untuk menurunkan
 bilirubin dalam kulit melalui tinja dan urine dengan
 oksidasi foto pada billirubin dari biliverdin.
Fenobarbital  Mengekskrasika bilirubin dalam
 hati dan memperbesar konyugasi, Meningkatkan
 sintesis hepatik glukoroniltransferase
 Meningkatkan bilirubin konjugasi dan clearence
 hepatik.
Antibiotik  Apabila ada infeksi
Transfusi tukar Apabila sudah tidak dapat
 ditangani dengan fototerafi.
DIAGNOSA KEPERAWATAN / INTERVENSI

1. Resiko injuri (internal) b/d peningkatan serum
   bilirubin sekunder dan gangguan ekskresi
   bilirubin
   INTERVENSI :
   - Kaji hyperbilirubin tiap 1-4 jam dan catat
   - Berikan foto terafi sesuai program
   - Monitor kadar bilirubin 4-8 jam sesuai
     program
   - Antisipasi kebutuhan transfusi tkar
   - Monitor Hb dan Ht.
2. Resiko terjadi penurunan volume cairan
   b/dhilangnya air tanpa disadari sekunder dari
   fototerafi.
   INTERVENSI :
   - Pertahankan intake cairan yang adekuat
   - Berikan minum sesuai jadual
   - Monitor intake dan output
   - Berikan terafi infus sesuai program bila ada
     indikasi Temperatur meningkat,meningkatnya
     konsentrasi urine, cairan hilang yang berlebihan.
   - Kaji dehidrasi  Membran mukos,ubun
     ubun,turgor kulit dan mata.
3. Resiko gangguan integritas kulir b/d fototerafi
   INTERVENSI :
   - Inspeksi kulit setiap jam
   - Gunakan sabun bayi saat dimandikan
   - Merubah posisi bayi dengan sering
   - Gunakan pelindung daerah genetalia
   - Gunakan pengaklas tempat tidur yan lembut
4. Rersiko injuri pada mata b/d fototerafi
   INTERVENSI :
   - Gunakan pelindung mata saat fototerafi
   - Pastikan mata sdh tertutup dan hindari
     penekanan yang berlebih Kornea dpr tergores.
Askep bayi resiko tinggi

More Related Content

What's hot

Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanJawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Abdul Rochman
 
Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil
Pemeriksaan Fisik Pada Ibu HamilPemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil
Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil
STIKES TELOGOREJO SEMARANG
 
Contoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etikContoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etik
Al-Ikhlas14
 
Power point Hiperemesis Gravidarum
Power point Hiperemesis GravidarumPower point Hiperemesis Gravidarum
Power point Hiperemesis Gravidarum
syaripinsiti
 
Manuver leopold
Manuver leopoldManuver leopold
Manuver leopold
Faisal Budi
 
24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidanan24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidanan
Siti Maimun
 
Pemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopoldPemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopold
Mariza Mustika
 
Fisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalFisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normal
Dokter Tekno
 
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
Pemeriksaan fisik bayi baru lahirPemeriksaan fisik bayi baru lahir
Pemeriksaan fisik bayi baru lahirChaicha Ceria
 
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidananMateri issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Latifah Safriana
 
Laporan pendahuluan gea
Laporan pendahuluan geaLaporan pendahuluan gea
Laporan pendahuluan geaCha Cha
 
Jenis persiapan dan perawatan pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...
Jenis persiapan dan perawatan  pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...Jenis persiapan dan perawatan  pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...
Jenis persiapan dan perawatan pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...
aulia rahmah
 
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewiAsuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Andra Dewi Hapsari
 
Keterampilan observasi dalam praktik kebidanan
Keterampilan observasi dalam praktik kebidananKeterampilan observasi dalam praktik kebidanan
Keterampilan observasi dalam praktik kebidanan
Valny Majid
 
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K) KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K) Kristyawan Sutriyanto
 
Pemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletal
Pemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletalPemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletal
Pemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletalOkta-Shi Sama
 

What's hot (20)

Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanJawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
 
Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil
Pemeriksaan Fisik Pada Ibu HamilPemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil
Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil
 
Intervensi bab iii.pdf
Intervensi bab iii.pdfIntervensi bab iii.pdf
Intervensi bab iii.pdf
 
Contoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etikContoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etik
 
Power point Hiperemesis Gravidarum
Power point Hiperemesis GravidarumPower point Hiperemesis Gravidarum
Power point Hiperemesis Gravidarum
 
Manuver leopold
Manuver leopoldManuver leopold
Manuver leopold
 
Contoh askeb bersalin normal
Contoh askeb bersalin normal Contoh askeb bersalin normal
Contoh askeb bersalin normal
 
24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidanan24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidanan
 
Pemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopoldPemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopold
 
Fisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalFisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normal
 
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
Pemeriksaan fisik bayi baru lahirPemeriksaan fisik bayi baru lahir
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
 
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidananMateri issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
 
Laporan pendahuluan gea
Laporan pendahuluan geaLaporan pendahuluan gea
Laporan pendahuluan gea
 
Jenis persiapan dan perawatan pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...
Jenis persiapan dan perawatan  pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...Jenis persiapan dan perawatan  pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...
Jenis persiapan dan perawatan pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...
 
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewiAsuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
 
Keterampilan observasi dalam praktik kebidanan
Keterampilan observasi dalam praktik kebidananKeterampilan observasi dalam praktik kebidanan
Keterampilan observasi dalam praktik kebidanan
 
Sop vulva hygiene
Sop vulva hygieneSop vulva hygiene
Sop vulva hygiene
 
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K) KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
 
5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga
 
Pemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletal
Pemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletalPemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletal
Pemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletal
 

Similar to Askep bayi resiko tinggi

Askep bayi resiko tinggi AKPER PEMKAB MUNA
Askep bayi resiko tinggi AKPER PEMKAB MUNA Askep bayi resiko tinggi AKPER PEMKAB MUNA
Askep bayi resiko tinggi AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Askep anak dengan sepsis
Askep anak dengan sepsisAskep anak dengan sepsis
Askep anak dengan sepsis
managemen_keperawatan
 
NEONATUS RESIKO TINGGI DAN PENATALAKSANAAN.pptx
NEONATUS RESIKO TINGGI DAN PENATALAKSANAAN.pptxNEONATUS RESIKO TINGGI DAN PENATALAKSANAAN.pptx
NEONATUS RESIKO TINGGI DAN PENATALAKSANAAN.pptx
AnnabelPinem
 
4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf
4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf
4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf
anichya
 
Kejang pada bayi baru lahir
Kejang pada bayi baru lahirKejang pada bayi baru lahir
Kejang pada bayi baru lahirKindal
 
neonate.pptx
neonate.pptxneonate.pptx
neonate.pptx
BasrulBaseri1
 
Asuhan Keperawatan Hirschprung
Asuhan Keperawatan HirschprungAsuhan Keperawatan Hirschprung
Asuhan Keperawatan Hirschprung
Nida Sitorus
 
asuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadi
asuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadiasuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadi
asuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadi
Ika Acga
 
Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumonia
Awi Ranara
 
Hiperbilirubinemia
HiperbilirubinemiaHiperbilirubinemia
Askep pencernaan bagian atas
Askep pencernaan bagian atasAskep pencernaan bagian atas
Askep pencernaan bagian atas
arniwianti
 
Askep anak dengan gangguan sistem neurologi
Askep anak dengan gangguan sistem neurologiAskep anak dengan gangguan sistem neurologi
Askep anak dengan gangguan sistem neurologi
Bintang Kejora
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusAsuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusOperator Warnet Vast Raha
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusAsuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusOperator Warnet Vast Raha
 
Hiperbilirubinemia rafika - p.17420110024
Hiperbilirubinemia   rafika - p.17420110024Hiperbilirubinemia   rafika - p.17420110024
Hiperbilirubinemia rafika - p.17420110024
Rafika Rosyda
 
PERTUSIS.pptx
PERTUSIS.pptxPERTUSIS.pptx
PERTUSIS.pptx
DwiWahyuApriani1
 

Similar to Askep bayi resiko tinggi (20)

Askep bayi resiko tinggi AKPER PEMKAB MUNA
Askep bayi resiko tinggi AKPER PEMKAB MUNA Askep bayi resiko tinggi AKPER PEMKAB MUNA
Askep bayi resiko tinggi AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep bayi resiko tinggi
Askep bayi resiko tinggiAskep bayi resiko tinggi
Askep bayi resiko tinggi
 
Askep bayi resiko tinggi AKPER PEMDA MUNA
Askep bayi resiko tinggi AKPER PEMDA MUNA Askep bayi resiko tinggi AKPER PEMDA MUNA
Askep bayi resiko tinggi AKPER PEMDA MUNA
 
Askep anak dengan sepsis
Askep anak dengan sepsisAskep anak dengan sepsis
Askep anak dengan sepsis
 
NEONATUS RESIKO TINGGI DAN PENATALAKSANAAN.pptx
NEONATUS RESIKO TINGGI DAN PENATALAKSANAAN.pptxNEONATUS RESIKO TINGGI DAN PENATALAKSANAAN.pptx
NEONATUS RESIKO TINGGI DAN PENATALAKSANAAN.pptx
 
4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf
4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf
4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf
 
Kejang pada bayi baru lahir
Kejang pada bayi baru lahirKejang pada bayi baru lahir
Kejang pada bayi baru lahir
 
neonate.pptx
neonate.pptxneonate.pptx
neonate.pptx
 
Asuhan Keperawatan Hirschprung
Asuhan Keperawatan HirschprungAsuhan Keperawatan Hirschprung
Asuhan Keperawatan Hirschprung
 
asuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadi
asuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadiasuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadi
asuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadi
 
Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumonia
 
askep intususepsi
askep intususepsiaskep intususepsi
askep intususepsi
 
Hiperbilirubinemia
HiperbilirubinemiaHiperbilirubinemia
Hiperbilirubinemia
 
Askep pencernaan bagian atas
Askep pencernaan bagian atasAskep pencernaan bagian atas
Askep pencernaan bagian atas
 
Askep anak dengan gangguan sistem neurologi
Askep anak dengan gangguan sistem neurologiAskep anak dengan gangguan sistem neurologi
Askep anak dengan gangguan sistem neurologi
 
Pengkajian
PengkajianPengkajian
Pengkajian
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusAsuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusAsuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
 
Hiperbilirubinemia rafika - p.17420110024
Hiperbilirubinemia   rafika - p.17420110024Hiperbilirubinemia   rafika - p.17420110024
Hiperbilirubinemia rafika - p.17420110024
 
PERTUSIS.pptx
PERTUSIS.pptxPERTUSIS.pptx
PERTUSIS.pptx
 

More from Yudha Satrya

Tafsir golongan darah
Tafsir golongan darah Tafsir golongan darah
Tafsir golongan darah
Yudha Satrya
 
Standar praktek keperawatan jiwa
Standar praktek keperawatan jiwa Standar praktek keperawatan jiwa
Standar praktek keperawatan jiwa
Yudha Satrya
 

More from Yudha Satrya (6)

Trauma kepala
Trauma kepala Trauma kepala
Trauma kepala
 
Tafsir golongan darah
Tafsir golongan darah Tafsir golongan darah
Tafsir golongan darah
 
Teori menua 1
Teori menua 1 Teori menua 1
Teori menua 1
 
Standar praktek keperawatan jiwa
Standar praktek keperawatan jiwa Standar praktek keperawatan jiwa
Standar praktek keperawatan jiwa
 
Personal hygiene
Personal hygienePersonal hygiene
Personal hygiene
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik
 

Recently uploaded

FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
muhammadrezkizanuars
 
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.pptPelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
andiaswindahlan1
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
UmmyKhairussyifa1
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
adevindhamebrina
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptxAspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
PutriHanny4
 
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
kirateraofficial
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 

Recently uploaded (19)

FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
 
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.pptPelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptxAspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
 
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 

Askep bayi resiko tinggi

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN RESIKO TINGGI OLEH PATMAWATI,SKp.M.Kes
  • 2. ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI TETANUS NEONATORIUM Pengertian : -Merupakan penyakit akut yang disebabkan oleh clostodium tetani yang menghasilkan eksotoksin yang masuk melalui luka tali pusat. Etiologi : -Penyebabnya adalah ibfeksi oleh C.tetani melalui tali pusat  karena perawatan/tindakan yang tidak memenuhi syarat  Pemotongan tali pusat dengan bambu/gunting yang tidak steril atau perawatan tali pusat yang tidak steril.
  • 3. Patofisiologi : -Mikroorganisme yang bersifat anaerog ini akan mengeluarkan toksin yang dapat menghancurkan sel darah merah, merusak leukosit dan merupakan tetanuspasmin yaitu toksin yang neurotropik yang dapat menyebabkan ketegangan dan spsme otot, masa inkubasi untuk neonatus 5 sampai 14 hari. Komplikasi : > Bronkopneumonia > Asfiksia > Sianosis > Sepsis neunatorium
  • 4. Manipestasi klinik: Bayi tiba-tiba panas Bayi tidak dapat menetek karena trismus Mulut bayi mencucu seperti mulut ikan(karpermond) Mudah dan sering terjadi kejang yang disertai sianosis, suhu tinggi,kaku kuduk dan epistoonus (karena ketegangan otot)
  • 5. ASUHAN KEPERAWATAN Pengkajian : - S.pernapasan : * Meningkatnya sekresi pada jalan nafas * sianosis * spasme otot faring - S.Pencernaan: * Anak tdk mau menetek * Kapermond * Trismus - S.Muskuloskletal dan integumen: * Epistotonus, suhu meningkat,kaku kuduk
  • 6. DIAGNOSA KEPERAWATAN/ INTERVENSI 1. Resiko aspirasi b/d peningkatan sekresi,kesukaran menelan dan spasme otot faring. INTRVENSI : - Bersihkan jalan nafas dengan pengisapan lendir (suction) dengan hati-hati. - Pertahankan kepatenan jalan nafas,bila perlu berikan 02 2. Resiko injury b/d aktivitas kejang. INTERVENSI : - Pasang pengaman tempat tidur - Tempatkan bayi pada tempat tidur yang lembut
  • 7. -Hindari hal-hal yang dapat meningkatkan rangsangan kejang Mis : Suara,sinar yang terang dan sentuhan. -Hindari benda yang membahayakan -Miringkan posisi bayi ke samping bila terjadi aktivitas kejang,bila perlu pasang spatel. -Catat aktifitas kejang -Pantau pernafasan selama kejang -Tindakan kolaboratik  Pemberian anti kejang -Istirahatkan bayi dalam ruangan perawatan yang tenang/khusus .
  • 8. 3. Resiko kurangnya volume cairan b/d intake cairan yang kurang INTERVENSI : - Kaji intake dan output - Kaji tanda-tanda dehidrasi  ubun ubun,membran mukosa dan turgor kulit - Berikan cairan perparentral sesuai indikasi - Monitor berat jenis urine
  • 9. 4. perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubuPngan dengan kesukaran menelan dan membuka mulut dan dan adanya aktivitas kejang INTERVENSI : - Pertahankan intake cairan - Berikan nutrisi perparental bila perlu - Timbang BB sesuai protokol
  • 10. ASUHAN KEPERAWATAN HIPERBILIRUBIN Pengertian: -Adalah meningkatnya kadar bilirubib dalam darah yang lebih dari normal. Etiologi: -Peningkatan simpanan bilirubin Berhubungan dengan: * Overproduksi bilirubin  Polisitemia,penurunan umur eritrosit, hemolisis darah. * Peningkatan reabsorbsi dari usus  Terlambatnya pengeluaran meconium, peningkatan aktifitas enzim,keterlambatan pemberian makanan oral,swallow blood (penerima darah)
  • 11. -Penurunan sekresi bilirubin : @ Gangguan metabolisme  Prematuritas menunjukka immaturitas hepar,penurunan ambilan bilirubin oleh hepar,tidak adekuatnya perfusi hepar,penurunan aktivitas enzim. @ Obstruksi hepar  Atresia biliaris,cystis fibrosis,hiperimentasi,tumor. PATOFISIOLOGI: Kebanyakan bilirubin yang diproduksi pada neonatus berasal dari pemecahan sel darah merah yang telah tua atau yang abnormal oleh enzim hepar dan kantung empedu.Hemoglobin pada eritrosit
  • 12. Billirubin bebas uan potensial beracun terikat oleh albumin dan dibawah kehepar lalu dikonyugasi Sehingga menjadi lebih aman. Dalam bentuk terkonyugasi tidak diabsorbsi melalui intestinum  Tapi enzim yang ada pada intestinum neonatus bisa menkonversi kembali bilirubin menjadi tipe yang tak terkonyugasi Yang bisa diabsorbsi kedalam aliran drah, proses sangat berperan dalam jumlah bilirubin dalam darah. KOMPLIKASI: @ Bilirubin encephalopathy @ Kernikterus.
  • 13. MANIPERTASI KLINIK: Tampak icterus  Pada sklera,kuku,kulit dan membran mukosa Tampak pada 24 jam pertama Muntah,fatigue,warna urine gelap,warna tinja pucat. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK ; Pemeriksaan bilirubin serum; Ultrasound  untuk mngevaluasi anatomi kantong empedu Radioisotope  Dapat digunakan untuk membantu membedakan hepatitis dari atresia biliary
  • 14. PENATALAKSANAAN TERAPEUTIK. Fototerafi  Berfungsi untuk menurunkan bilirubin dalam kulit melalui tinja dan urine dengan oksidasi foto pada billirubin dari biliverdin. Fenobarbital  Mengekskrasika bilirubin dalam hati dan memperbesar konyugasi, Meningkatkan sintesis hepatik glukoroniltransferase Meningkatkan bilirubin konjugasi dan clearence hepatik. Antibiotik  Apabila ada infeksi Transfusi tukar Apabila sudah tidak dapat ditangani dengan fototerafi.
  • 15. DIAGNOSA KEPERAWATAN / INTERVENSI 1. Resiko injuri (internal) b/d peningkatan serum bilirubin sekunder dan gangguan ekskresi bilirubin INTERVENSI : - Kaji hyperbilirubin tiap 1-4 jam dan catat - Berikan foto terafi sesuai program - Monitor kadar bilirubin 4-8 jam sesuai program - Antisipasi kebutuhan transfusi tkar - Monitor Hb dan Ht.
  • 16. 2. Resiko terjadi penurunan volume cairan b/dhilangnya air tanpa disadari sekunder dari fototerafi. INTERVENSI : - Pertahankan intake cairan yang adekuat - Berikan minum sesuai jadual - Monitor intake dan output - Berikan terafi infus sesuai program bila ada indikasi Temperatur meningkat,meningkatnya konsentrasi urine, cairan hilang yang berlebihan. - Kaji dehidrasi  Membran mukos,ubun ubun,turgor kulit dan mata.
  • 17. 3. Resiko gangguan integritas kulir b/d fototerafi INTERVENSI : - Inspeksi kulit setiap jam - Gunakan sabun bayi saat dimandikan - Merubah posisi bayi dengan sering - Gunakan pelindung daerah genetalia - Gunakan pengaklas tempat tidur yan lembut 4. Rersiko injuri pada mata b/d fototerafi INTERVENSI : - Gunakan pelindung mata saat fototerafi - Pastikan mata sdh tertutup dan hindari penekanan yang berlebih Kornea dpr tergores.