RESUSITASI NEONATUS PADA BAYI DENGAN PRISNIP KEBERHASILAN Menilai dengan benar
Mengambil keputusan dengan tepat
Melakukan tindakan dengan tepat dan cepat
Mengevaluasi/menilai hasil tindakan
Dokumen tersebut membahas tatalaksana gawat napas pada neonatus, meliputi tanda-tanda bahaya gawat napas, evaluasi menggunakan skor Down, pemeriksaan diagnostik, penyebab-penyebab umum, dan langkah-langkah tatalaksana mulai dari langkah awal hingga penggunaan alat bantu pernapasan seperti CPAP dan ventilasi tekanan positif.
Dokumen tersebut memberikan panduan singkat tentang resusitasi neonatus, meliputi langkah awal seperti pemberian kehangatan dan penghisapan mulut serta hidung, ventilasi tekanan positif, koreksi posisi sungkup atau intubasi jika diperlukan, kompresi dada, hingga pemberian epinefrin bila frekuensi jantung masih rendah."
RESUSITASI NEONATUS PADA BAYI DENGAN PRISNIP KEBERHASILAN Menilai dengan benar
Mengambil keputusan dengan tepat
Melakukan tindakan dengan tepat dan cepat
Mengevaluasi/menilai hasil tindakan
Dokumen tersebut membahas tatalaksana gawat napas pada neonatus, meliputi tanda-tanda bahaya gawat napas, evaluasi menggunakan skor Down, pemeriksaan diagnostik, penyebab-penyebab umum, dan langkah-langkah tatalaksana mulai dari langkah awal hingga penggunaan alat bantu pernapasan seperti CPAP dan ventilasi tekanan positif.
Dokumen tersebut memberikan panduan singkat tentang resusitasi neonatus, meliputi langkah awal seperti pemberian kehangatan dan penghisapan mulut serta hidung, ventilasi tekanan positif, koreksi posisi sungkup atau intubasi jika diperlukan, kompresi dada, hingga pemberian epinefrin bila frekuensi jantung masih rendah."
Mode Dan Setting Dasar Ventilator fix.pptxbundathamrin
Dokumen tersebut memberikan penjelasan singkat tentang mode dasar dan pengaturan ventilator, termasuk definisi ventilator, indikasi pemakaian, parameter pengaturan seperti volume tidal, laju napas, mode operasi, PEEP, dan FiO2, serta pemantauan ventilasi mekanik.
Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bernapas secara spontan dan tidak teratur pada bayi baru lahir yang menyebabkan hipoksia, hiperkapnia, dan asidosis. Penanganannya meliputi resusitasi dengan ventilasi tekanan positif dan pemberian oksigen untuk memulihkan pernapasan dan sirkulasi darah serta mencegah komplikasi seperti edema otak dan perdarahan otak.
3. Djauhariah - Resusitasi Neonatal PIB FK UH 2012.pptMiMi468560
- Resusitasi neonatus bertujuan menyediakan ventilasi, oksigenasi, dan output jantung yang memadai
- Tindakan paling penting adalah pemberian ventilasi paru-paru dengan atau tanpa oksigen
- Rekomendasi terbaru menganjurkan penggunaan oksigen 21% untuk resusitasi dan pengaturan oksigen berdasarkan pulse oximetry
Tindakan suction digunakan untuk membersihkan saluran pernafasan dengan mengeluarkan sekret menggunakan kateter penghisap melalui tabung yang terpasang pada saluran pernafasan atas. Tindakan ini bertujuan untuk menghilangkan sekret, membebaskan jalur napas, dan mencegah infeksi paru. Efek sampingnya dapat berupa hipoksemia, dispnea, kecemasan, dan trauma saluran pernafasan. Ukuran kateter dan te
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi pada korban yang tidak sadar. Terdapat penjelasan tentang diagnosa dan tindakan yang dapat dilakukan seperti pembukaan jalan napas, pernapasan buatan, bantuan pernapasan, dan kompresi dada eksternal untuk menjaga sirkulasi darah. Dokumen ini sangat bermanfaat untuk petugas medis dalam menangani korban yang mengalami gangguan jalan
12878839-2-Terapi-Oksigen-Dan-Penatalaksanaan-Jalan-Napas.pptErik Efendi
Terapi oksigen dan penatalaksanaan jalan napas merupakan hal penting dalam menjaga kebutuhan oksigenasi jaringan dan mencegah asidosis. Dokumen ini membahas berbagai metode pemberian oksigen, alat bantu pernapasan seperti masker, sungkup, dan pipa trachea beserta teknik intubasinya, serta konsep ventilasi mekanik untuk mendukung pernapasan pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang penanganan asfiksia neonatorum, yang meliputi:
1. Definisi dan penyebab asfiksia neonatorum
2. Penilaian skor Apgar
3. Langkah-langkah resusitasi neonatus dan perawatan selanjutnya
4. Identifikasi pentingnya perawatan optimal sejak bayi baru lahir
Dokumen tersebut membahas tentang Basic Life Support (BLS) dan penanganan darurat pasien. Secara singkat, dokumen menjelaskan urutan tindakan BLS yaitu mengamati apakah pasien sadar, bernafas, dan berdenyut, serta tindakan resusitasi jika ditemukan gangguan pada satu atau lebih aspek tersebut. Dokumen juga menjelaskan prinsip-prinsip dasar penanganan darurat pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang Respiratory Distress Syndrome (RDS) pada bayi prematur yang disebabkan oleh defisiensi surfaktan paru. Gejala klinis RDS antara lain napas pendek dan cepat serta sianosis. Diagnosa didukung dengan hasil pemeriksaan radiologi dan gas darah. Penatalaksanaan RDS meliputi terapi surfaktan, ventilasi mekanik, dan penggunaan CPAP/PEEP.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang prosedur resusitasi neonatus yang meliputi penilaian awal bayi baru lahir, tindakan jika bayi tidak menangis, gangguan nafas pada neonatus beserta penatalaksanaannya, serta beberapa masalah yang sering dihadapi bayi baru lahir seperti hipotermi, kesulitan bernafas, dan masalah gastrointestinal.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai fisioterapi dada yang meliputi definisi, indikasi, kontraindikasi, prosedur, dan alat yang digunakan untuk tindakan drainase postural, clapping, dan vibrating pada pasien gangguan sistem pernafasan seperti PPOK dan asma. Tindakan-tindakan tersebut bertujuan mengeluarkan sekret di saluran pernafasan dengan berbagai posisi tubuh dan teknik fisik.
Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru-paruFransiska Oktafiani
Dokumen tersebut membahas tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) untuk mengatasi henti nafas dan henti jantung. Ia menjelaskan penyebab, diagnosa, dan tindakan awal yang harus dilakukan yaitu A-B-C-D (Airway, Breathing, Circulation, Defibrillation) serta tindakan selanjutnya seperti intubasi, akses IV, pemberian obat, dan kapan BHD dihentikan.
Dokumen tersebut memberikan panduan dasar tentang bantuan hidup dasar (BHD) untuk menangani kejadian henti jantung, termasuk mengendalikan saluran napas, mendukung pernapasan, dan mendukung sirkulasi darah dengan melakukan resusitasi jantung paru (RJP) hingga korban pulih atau bantuan medis tiba.
Resusitasi, Stabilisasi, dan Transportasi Neonatus.pdfihsan398552
Perawatan neonatus dalam 1 jam pertama sangat penting untuk menurunkan komplikasi seperti hipotermi, IVH, CLD dan ROP. Kerja tim medis yang konsisten dan menerapkan praktik berdasarkan bukti dapat meningkatkan kualitas pelayanan untuk neonatus.
Mode Dan Setting Dasar Ventilator fix.pptxbundathamrin
Dokumen tersebut memberikan penjelasan singkat tentang mode dasar dan pengaturan ventilator, termasuk definisi ventilator, indikasi pemakaian, parameter pengaturan seperti volume tidal, laju napas, mode operasi, PEEP, dan FiO2, serta pemantauan ventilasi mekanik.
Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bernapas secara spontan dan tidak teratur pada bayi baru lahir yang menyebabkan hipoksia, hiperkapnia, dan asidosis. Penanganannya meliputi resusitasi dengan ventilasi tekanan positif dan pemberian oksigen untuk memulihkan pernapasan dan sirkulasi darah serta mencegah komplikasi seperti edema otak dan perdarahan otak.
3. Djauhariah - Resusitasi Neonatal PIB FK UH 2012.pptMiMi468560
- Resusitasi neonatus bertujuan menyediakan ventilasi, oksigenasi, dan output jantung yang memadai
- Tindakan paling penting adalah pemberian ventilasi paru-paru dengan atau tanpa oksigen
- Rekomendasi terbaru menganjurkan penggunaan oksigen 21% untuk resusitasi dan pengaturan oksigen berdasarkan pulse oximetry
Tindakan suction digunakan untuk membersihkan saluran pernafasan dengan mengeluarkan sekret menggunakan kateter penghisap melalui tabung yang terpasang pada saluran pernafasan atas. Tindakan ini bertujuan untuk menghilangkan sekret, membebaskan jalur napas, dan mencegah infeksi paru. Efek sampingnya dapat berupa hipoksemia, dispnea, kecemasan, dan trauma saluran pernafasan. Ukuran kateter dan te
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi pada korban yang tidak sadar. Terdapat penjelasan tentang diagnosa dan tindakan yang dapat dilakukan seperti pembukaan jalan napas, pernapasan buatan, bantuan pernapasan, dan kompresi dada eksternal untuk menjaga sirkulasi darah. Dokumen ini sangat bermanfaat untuk petugas medis dalam menangani korban yang mengalami gangguan jalan
12878839-2-Terapi-Oksigen-Dan-Penatalaksanaan-Jalan-Napas.pptErik Efendi
Terapi oksigen dan penatalaksanaan jalan napas merupakan hal penting dalam menjaga kebutuhan oksigenasi jaringan dan mencegah asidosis. Dokumen ini membahas berbagai metode pemberian oksigen, alat bantu pernapasan seperti masker, sungkup, dan pipa trachea beserta teknik intubasinya, serta konsep ventilasi mekanik untuk mendukung pernapasan pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang penanganan asfiksia neonatorum, yang meliputi:
1. Definisi dan penyebab asfiksia neonatorum
2. Penilaian skor Apgar
3. Langkah-langkah resusitasi neonatus dan perawatan selanjutnya
4. Identifikasi pentingnya perawatan optimal sejak bayi baru lahir
Dokumen tersebut membahas tentang Basic Life Support (BLS) dan penanganan darurat pasien. Secara singkat, dokumen menjelaskan urutan tindakan BLS yaitu mengamati apakah pasien sadar, bernafas, dan berdenyut, serta tindakan resusitasi jika ditemukan gangguan pada satu atau lebih aspek tersebut. Dokumen juga menjelaskan prinsip-prinsip dasar penanganan darurat pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang Respiratory Distress Syndrome (RDS) pada bayi prematur yang disebabkan oleh defisiensi surfaktan paru. Gejala klinis RDS antara lain napas pendek dan cepat serta sianosis. Diagnosa didukung dengan hasil pemeriksaan radiologi dan gas darah. Penatalaksanaan RDS meliputi terapi surfaktan, ventilasi mekanik, dan penggunaan CPAP/PEEP.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang prosedur resusitasi neonatus yang meliputi penilaian awal bayi baru lahir, tindakan jika bayi tidak menangis, gangguan nafas pada neonatus beserta penatalaksanaannya, serta beberapa masalah yang sering dihadapi bayi baru lahir seperti hipotermi, kesulitan bernafas, dan masalah gastrointestinal.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai fisioterapi dada yang meliputi definisi, indikasi, kontraindikasi, prosedur, dan alat yang digunakan untuk tindakan drainase postural, clapping, dan vibrating pada pasien gangguan sistem pernafasan seperti PPOK dan asma. Tindakan-tindakan tersebut bertujuan mengeluarkan sekret di saluran pernafasan dengan berbagai posisi tubuh dan teknik fisik.
Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru-paruFransiska Oktafiani
Dokumen tersebut membahas tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) untuk mengatasi henti nafas dan henti jantung. Ia menjelaskan penyebab, diagnosa, dan tindakan awal yang harus dilakukan yaitu A-B-C-D (Airway, Breathing, Circulation, Defibrillation) serta tindakan selanjutnya seperti intubasi, akses IV, pemberian obat, dan kapan BHD dihentikan.
Dokumen tersebut memberikan panduan dasar tentang bantuan hidup dasar (BHD) untuk menangani kejadian henti jantung, termasuk mengendalikan saluran napas, mendukung pernapasan, dan mendukung sirkulasi darah dengan melakukan resusitasi jantung paru (RJP) hingga korban pulih atau bantuan medis tiba.
Resusitasi, Stabilisasi, dan Transportasi Neonatus.pdfihsan398552
Perawatan neonatus dalam 1 jam pertama sangat penting untuk menurunkan komplikasi seperti hipotermi, IVH, CLD dan ROP. Kerja tim medis yang konsisten dan menerapkan praktik berdasarkan bukti dapat meningkatkan kualitas pelayanan untuk neonatus.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
2. ASFIKSIA NEONATORUM
kegagalan bernapas secara spontan dan teratur
pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir
80 % SPONTANEOUS BREATHING
20 % FAILED
• HIPOKSEMIA
• HIPERKARBIA
• ASIDOSIS
4. PERUBAHAN KLINIS
Gasping primer
Apnea primer ---------------- skin cyanotic
Heart rate :
Gasping sekunder
Apnea sekunder ----------- kulit pucat (pale)
Heart rate kematian
7. DIAGNOSIS ASFIKSIA
PENILAIAN KLINIS :
• USAHA PERNAPASAN
• HEART RATE
• WARNA KULIT
LABORATORIUM :
• BLOOD GAS ANALYSIS
• HIPOKSIA
• HIPERKAPNEA
• ASIDOSIS METABOLIK
8. Skor APGAR
Hanya untuk penilaian
bukan tanda untuk memulai resusitasi
untuk menentukan prognosis
5 variabel secara komprehensif
Observasi terus-menerus : 1 - 5 -10 menit
kategori : - Asfiksia ringan
- Asfiksia sedang
- Asfiksia berat
9. • Lebih sederhana
• 2 variabel : - Respiratory rate
- Heart rate
SIGTUNA score
10. Skor APGAR
0 1 2
1. Detik jantung
2. Usaha
pernafasan
3. Tonus otot
4. Reflex, atas
pembersihan
jalan nafas
5. Warna kulit
-
-
lunglai
-
pucat biru
seluruh tubuh
< 100 / mnt
tangisan lemah
tak teratur
sedang
menyeringai
tubuh merah
extrimitas biru
100/mnt
tangisan kuat
pergerakan
aktif
menangis,
batuk, bersin
seluruh tubuh
merah
18. Opening Airway
Make proper position : light extension,
put linen under the shoulder
Suction :
No meconeum :
• mouth - nose
• minimal handling : not excessive
• usually - stimulate breath
19. Active
baby
Observe
Suction via trachea
By ET
Thick
Meconeum
MECONEUM STAINED IN AMNION LIQUID
SUCTION WHEN HEAD DELIVERED
Start rescusitation
Apnea or Depressed
HR < 100
Muscle Tone decrease
21. Bersih dari mekonium?
Bernapas atau menangis ?
Tonus otot baik?
Warna kulit kemerahan?
Cukup bulan?
Berikan kehangatan
Posisikan, bersihkan jalan
napas (bila perlu)
Keringkan, rangsang,
posisikan lagi
Beri oksigen (bila perlu)
Evaluasi pernapasan,
frekuensi jantung, warna
kulit
PERAWATAN RUTIN
Memberi kehangatan
Membersihkan jalan napas
Mengeringkan
PERAWATAN
S U P O R T I F
Bernapas
FJ > 100 &
kemerahan
Ya
Tidak
LAHIR
Perkiraan
Waktu
30 detik
APNEU atau FJ < 100 / menit
22. Perkiraan
Waktu
30 detik
Lakukan VTP &
Kompresi dada
PERAWATAN
LANJUT
Idem
FJ < 60 / menit
FJ < 60 / menit
APNEU atau FJ < 100 / menit
Lakukan VTP*
Berikan Epineprin*
FJ > 60 / menit
FJ > 60 / menit
FJ < 60 / menit
30 detik
* Intubasi endotrakeal bisa dipertimbangkan pada beberapa tahap resusitasi,
tergantung tujuan melakukan intubasi (untuk menghisap mekonium, untuk
VTP, atau untuk memasukkan obat-obat darurat)
23. Oksigen
menyediakan PPV secara
efektif, Bag dan Mask,
Intubation ET
Kompresi
dada
Obat-
obatan
Jaga tetap hangat & kering, kemungkinan
suction atau /stimulasi diperlukan
24. Mask attachement : no leakage
Pressure on bag -- Chest movement /
Chest compliance
Rate : 40 – 60 x / minute
Yang harus dipertimbangkan :
28. CHEST Compression =
External Cardiac massage
Include :
• Compress heart through the
bone
• Increasing Intra thoracal
pressure
• Ensure blood circulation in
vital organ
Provide : Artificial Heart Beat
29. Technically : * thumbs
* two fingers
Stopped : HR > 60 x/mnt
Location : - imagination line between 2 niples
- 1/3 sternum below line,
- above proc. xyphoideus
Should be done
together with PPV
30. Depth: 1- 2 cm during pressing and off
Frekuensi : 90 kompresi +
30 ventilasi
di dalam 1 mnt : Ratio 3 : 1
Komplikasi :
• Rib fracture
• Trauma / laceration of liver
• Pneumothorax