Gangguan nafas pada bayi baru lahir merupakan masalah umum yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti prematuritas, infeksi, dan kelainan bawaan. Gejalanya bervariasi dari ringan hingga berat, dan penanganannya meliputi pemberian oksigen, pemberian makanan, antibiotik, serta rujukan ke fasilitas kesehatan yang memiliki fasilitas perawatan lanjutan.
Deteksi Dini Gangguan Napas Pada Neonatus Dan Aplikasi Ponekmsholehkosim
Dokumen tersebut membahas deteksi dini dan manajemen gangguan napas pada neonatus. Secara ringkas, dokumen menjelaskan pengenalan awal gejala dan faktor risiko gangguan napas, diagnosa awal, serta pengelolaan dan rujukan lanjutan untuk neonatus dengan gangguan napas berat.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang prosedur resusitasi neonatus yang meliputi penilaian awal bayi baru lahir, tindakan jika bayi tidak menangis, gangguan nafas pada neonatus beserta penatalaksanaannya, serta beberapa masalah yang sering dihadapi bayi baru lahir seperti hipotermi, kesulitan bernafas, dan masalah gastrointestinal.
Dokumen tersebut membahas tatalaksana gawat napas pada neonatus, meliputi tanda-tanda bahaya gawat napas, evaluasi menggunakan skor Down, pemeriksaan diagnostik, penyebab-penyebab umum, dan langkah-langkah tatalaksana mulai dari langkah awal hingga penggunaan alat bantu pernapasan seperti CPAP dan ventilasi tekanan positif.
Dokumen tersebut membahas konsep medis dan keperawatan sindroma gagal napas pada neonatus. Secara medis, sindroma ini disebabkan oleh defisiensi surfaktan yang menyebabkan kolaps alveoli dan gangguan ventilasi. Pengobatan utamanya adalah pemberian oksigen, antibiotik, dan surfaktan eksogen. Secara keperawatan, pengkajian pasien meliputi riwayat ibu hamil, gejala klinis bayi, dan pemeriksaan diagnostik seperti rontgen d
Gangguan nafas pada bayi baru lahir merupakan masalah umum yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti prematuritas, infeksi, dan kelainan bawaan. Gejalanya bervariasi dari ringan hingga berat, dan penanganannya meliputi pemberian oksigen, pemberian makanan, antibiotik, serta rujukan ke fasilitas kesehatan yang memiliki fasilitas perawatan lanjutan.
Deteksi Dini Gangguan Napas Pada Neonatus Dan Aplikasi Ponekmsholehkosim
Dokumen tersebut membahas deteksi dini dan manajemen gangguan napas pada neonatus. Secara ringkas, dokumen menjelaskan pengenalan awal gejala dan faktor risiko gangguan napas, diagnosa awal, serta pengelolaan dan rujukan lanjutan untuk neonatus dengan gangguan napas berat.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang prosedur resusitasi neonatus yang meliputi penilaian awal bayi baru lahir, tindakan jika bayi tidak menangis, gangguan nafas pada neonatus beserta penatalaksanaannya, serta beberapa masalah yang sering dihadapi bayi baru lahir seperti hipotermi, kesulitan bernafas, dan masalah gastrointestinal.
Dokumen tersebut membahas tatalaksana gawat napas pada neonatus, meliputi tanda-tanda bahaya gawat napas, evaluasi menggunakan skor Down, pemeriksaan diagnostik, penyebab-penyebab umum, dan langkah-langkah tatalaksana mulai dari langkah awal hingga penggunaan alat bantu pernapasan seperti CPAP dan ventilasi tekanan positif.
Dokumen tersebut membahas konsep medis dan keperawatan sindroma gagal napas pada neonatus. Secara medis, sindroma ini disebabkan oleh defisiensi surfaktan yang menyebabkan kolaps alveoli dan gangguan ventilasi. Pengobatan utamanya adalah pemberian oksigen, antibiotik, dan surfaktan eksogen. Secara keperawatan, pengkajian pasien meliputi riwayat ibu hamil, gejala klinis bayi, dan pemeriksaan diagnostik seperti rontgen d
Dokumen tersebut memberikan panduan tentang anestesi pediatri, mulai dari persiapan preoperatif seperti wawancara dan pemberian premedikasi, teknik induksi dan intubasi trakea, pemeliharaan selama operasi seperti sirkuit anestesi dan manajemen cairan, hingga manajemen nyeri pasca operasi dan komplikasi seperti batuk dan laringospasme.
Dokumen tersebut membahas konsep medis dan keperawatan sindroma gagal nafas pada neonatus. Sindroma gagal nafas disebabkan oleh defisiensi surfaktan yang menyebabkan kolaps alveoli dan gangguan ventilasi. Pengobatan utama termasuk pemberian oksigen, antibiotik, dan surfaktan eksogen untuk mencegah komplikasi jangka pendek seperti infeksi dan jangka panjang seperti BPD. Pengkajian keperawatan meliputi riwayat ibu dan
Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bernapas secara spontan dan tidak teratur pada bayi baru lahir yang menyebabkan hipoksia, hiperkapnia, dan asidosis. Penanganannya meliputi resusitasi dengan ventilasi tekanan positif dan pemberian oksigen untuk memulihkan pernapasan dan sirkulasi darah serta mencegah komplikasi seperti edema otak dan perdarahan otak.
Prosedur penatalaksanaan asfiksia neonatorum meliputi tahapan persiapan sebelum persalinan, tindakan pada saat bayi lahir, dan tindakan resusitasi untuk bayi dengan skor Apgar rendah. Tindakan meliputi membersihkan jalan napas, pemberian oksigen, rangsangan taktil, ventilasi, dan koreksi asidosis jika diperlukan. Tujuannya untuk memulihkan pernapasan dan detak jantung bayi secara spontan.
Dokumen tersebut membahas tentang asfiksia neonatus, yang terjadi ketika bayi baru lahir mengalami gangguan pertukaran gas dan transportasi oksigen sehingga kekurangan oksigen dan kesulitan mengeluarkan karbon dioksida. Dokumen tersebut menjelaskan pengertian, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, penatalaksanaan, komplikasi, dan prognosis dari asfiksia neonatus serta asuhan keperawatan yang perlu diberikan
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi dalam kehamilan, yang menjelaskan pengertian, faktor risiko, patofisiologi, gejala, klasifikasi, diagnosa, komplikasi, dan penanganannya. Hipertensi dalam kehamilan dapat berupa hipertensi karena kehamilan atau hipertensi kronik, dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius bagi ibu dan janin.
Asuhan keperawatan anak dengan asfiksia neonatorumSehabAlGaruty
Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bayi baru lahir untuk bernafas secara spontan setelah lahir yang disebabkan oleh hipoksia janin selama kehamilan atau persalinan. Tanda klinisnya meliputi bradikardia, tonus otot berkurang, dan warna kulit sianotik. Penatalaksanaannya meliputi resusitasi dengan membersihkan saluran nafas, stimulasi pernafasan, dan ventilasi tekanan positif jika diperlukan.
Tindakan suction digunakan untuk membersihkan saluran pernafasan dengan mengeluarkan sekret menggunakan kateter penghisap melalui tabung yang terpasang pada saluran pernafasan atas. Tindakan ini bertujuan untuk menghilangkan sekret, membebaskan jalur napas, dan mencegah infeksi paru. Efek sampingnya dapat berupa hipoksemia, dispnea, kecemasan, dan trauma saluran pernafasan. Ukuran kateter dan te
Dokumen tersebut memberikan panduan tentang anestesi pediatri, mulai dari persiapan preoperatif seperti wawancara dan pemberian premedikasi, teknik induksi dan intubasi trakea, pemeliharaan selama operasi seperti sirkuit anestesi dan manajemen cairan, hingga manajemen nyeri pasca operasi dan komplikasi seperti batuk dan laringospasme.
Dokumen tersebut membahas konsep medis dan keperawatan sindroma gagal nafas pada neonatus. Sindroma gagal nafas disebabkan oleh defisiensi surfaktan yang menyebabkan kolaps alveoli dan gangguan ventilasi. Pengobatan utama termasuk pemberian oksigen, antibiotik, dan surfaktan eksogen untuk mencegah komplikasi jangka pendek seperti infeksi dan jangka panjang seperti BPD. Pengkajian keperawatan meliputi riwayat ibu dan
Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bernapas secara spontan dan tidak teratur pada bayi baru lahir yang menyebabkan hipoksia, hiperkapnia, dan asidosis. Penanganannya meliputi resusitasi dengan ventilasi tekanan positif dan pemberian oksigen untuk memulihkan pernapasan dan sirkulasi darah serta mencegah komplikasi seperti edema otak dan perdarahan otak.
Prosedur penatalaksanaan asfiksia neonatorum meliputi tahapan persiapan sebelum persalinan, tindakan pada saat bayi lahir, dan tindakan resusitasi untuk bayi dengan skor Apgar rendah. Tindakan meliputi membersihkan jalan napas, pemberian oksigen, rangsangan taktil, ventilasi, dan koreksi asidosis jika diperlukan. Tujuannya untuk memulihkan pernapasan dan detak jantung bayi secara spontan.
Dokumen tersebut membahas tentang asfiksia neonatus, yang terjadi ketika bayi baru lahir mengalami gangguan pertukaran gas dan transportasi oksigen sehingga kekurangan oksigen dan kesulitan mengeluarkan karbon dioksida. Dokumen tersebut menjelaskan pengertian, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, penatalaksanaan, komplikasi, dan prognosis dari asfiksia neonatus serta asuhan keperawatan yang perlu diberikan
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi dalam kehamilan, yang menjelaskan pengertian, faktor risiko, patofisiologi, gejala, klasifikasi, diagnosa, komplikasi, dan penanganannya. Hipertensi dalam kehamilan dapat berupa hipertensi karena kehamilan atau hipertensi kronik, dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius bagi ibu dan janin.
Asuhan keperawatan anak dengan asfiksia neonatorumSehabAlGaruty
Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bayi baru lahir untuk bernafas secara spontan setelah lahir yang disebabkan oleh hipoksia janin selama kehamilan atau persalinan. Tanda klinisnya meliputi bradikardia, tonus otot berkurang, dan warna kulit sianotik. Penatalaksanaannya meliputi resusitasi dengan membersihkan saluran nafas, stimulasi pernafasan, dan ventilasi tekanan positif jika diperlukan.
Tindakan suction digunakan untuk membersihkan saluran pernafasan dengan mengeluarkan sekret menggunakan kateter penghisap melalui tabung yang terpasang pada saluran pernafasan atas. Tindakan ini bertujuan untuk menghilangkan sekret, membebaskan jalur napas, dan mencegah infeksi paru. Efek sampingnya dapat berupa hipoksemia, dispnea, kecemasan, dan trauma saluran pernafasan. Ukuran kateter dan te
Resusitasi, Stabilisasi, dan Transportasi Neonatus.pdfihsan398552
Perawatan neonatus dalam 1 jam pertama sangat penting untuk menurunkan komplikasi seperti hipotermi, IVH, CLD dan ROP. Kerja tim medis yang konsisten dan menerapkan praktik berdasarkan bukti dapat meningkatkan kualitas pelayanan untuk neonatus.
1. Pasien mengalami sesak nafas berat dengan tanda-tanda seperti sianosis, wheezing, dan menggunakan otot pernafasan tambahan. Kondisi pasien memburuk dengan GCS 7.
2. Ada gangguan pertukaran gas dan ventilasi paru akibat hipoventilasi.
3. Diperlukan tindakan keperawatan seperti pemantauan tanda vital, oksigenasi, ventilasi mekanik, dan obat-obatan untuk menjaga stabilitas kondisi pas
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang asuhan keperawatan pada pasien penyakit paru obstruksi kronik (PPOK). Terdapat definisi, penyebab, klasifikasi, gejala klinis, pemeriksaan pendukung, dan penatalaksanaan PPOK. Juga tercantum rencana perawatan untuk beberapa masalah prioritas pasien seperti ketidakmampuan membersihkan jalan napas, gangguan pertukaran gas, dan kekurangan gizi.
Gagal nafas adalah ketidakmampuan sistem pernafasan untuk mempertahankan pertukaran oksigen dan karbondioksida yang normal. Dapat disebabkan oleh masalah ventilasi, difusi, atau perfusi paru. Gejalanya meliputi hipoksemia, hiperkapnia, dan gangguan kesadaran. Pemeriksaan gas darah dan rontgen dada dapat membantu diagnosis. Pengobatan berfokus pada suplemen oksigen, obat mukolitik, dan ventilasi me
Gagal nafas adalah ketidakmampuan paru-paru untuk menjaga oksigenasi darah dan mengeluarkan karbon dioksida secara efektif. Terjadi karena hipoventilasi, ketidaksesuaian ventilasi-perfusi, atau kebocoran shunt. Gejalanya bervariasi dari sesak napas hingga koma. Penyebabnya meliputi penyakit paru seperti pneumonia, edema paru, atau gangguan sistem saraf pusat. Diagnosa didukung dengan
Terapi sistem pernafasan memberikan dan melepas oksigen merupakan prosedur penting untuk memenuhi kebutuhan oksigen pasien dan mencegah hipoksia. Prosedur ini melibatkan penggunaan berbagai alat seperti kanul nasal, masker oksigen, dan tabung oksigen untuk mengalirkan oksigen sesuai indikasi medis pasien. Prosedur ini perlu dilakukan dengan hati-hati agar dapat memberikan manfaat optimal bagi pasien namun juga menghindari
Dokumen tersebut memberikan panduan singkat tentang resusitasi neonatus, meliputi langkah awal seperti pemberian kehangatan dan penghisapan mulut serta hidung, ventilasi tekanan positif, koreksi posisi sungkup atau intubasi jika diperlukan, kompresi dada, hingga pemberian epinefrin bila frekuensi jantung masih rendah."
Pasien laki-laki berusia 21 tahun dirujuk untuk debridement dan sutur primer luka terbuka di dahi kiri akibat tertabrak motor. CT scan menunjukkan fraktur depresi frontotemporal kiri <1 tabel. Pasien dioperasi dalam anestesi umum.
- Segera berikan terapi oksigen kepada pasien dengan gangguan pernapasan berat, syok atau hipoksemia SpO2 <90% menggunakan nasal kanul pada dewasa dan 1-2 l/mnt pada anak.
- Monitor SpO2 dan AGD untuk evaluasi terapi oksigen dengan target SpO2 ≥ 90% menggunakan alat penghantar oksigen sesuai laju aliran.
- Pulse oxymeter harus tersedia pada semua area pemberian terapi oksigen emergens
12878839-2-Terapi-Oksigen-Dan-Penatalaksanaan-Jalan-Napas.pptErik Efendi
Terapi oksigen dan penatalaksanaan jalan napas merupakan hal penting dalam menjaga kebutuhan oksigenasi jaringan dan mencegah asidosis. Dokumen ini membahas berbagai metode pemberian oksigen, alat bantu pernapasan seperti masker, sungkup, dan pipa trachea beserta teknik intubasinya, serta konsep ventilasi mekanik untuk mendukung pernapasan pasien.
Laporan kasus ini membahas tentang pneumonia pada anak berusia 1 tahun. Berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang didiagnosis menderita pneumonia dan anemia. Pasien diberikan terapi oksigen, infus, antibiotik, dan inhalasi untuk mengatasi infeksi dan gejala pneumonia.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
Gangguan pernapasan neonatus dan
1. TUGAS RANGKUMAN
GANGGUAN PERNAFASAN PADA NEONATUS
DAN TINDAKAN CPAP PADA NEONATUS
DENGAN RIWAYAT USIA GESTASI > 32 MINGGU
Oleh :
M. Ikromi Al-Akhyar
1110104000020
PROGRAM PROFESI NERS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2015
2. Gangguan Pernapasan pada Neonatus serta Tindakan CPAP pada Neonatus dengan
Riwayat Usia Gestasi > 32 minggu
Gangguan pernapasan
Tanda dan gejala :
• Takipnea > 60 x napas / menit
• Terdengar dengkuran saat
ekspirasi
• Sternal, interkostal, resesi kosta
rendah
• Cuping hidung
• Sianosis
• Peningkatan upaya pernapasan
CPAP
Kemampuan :
• Level 4 atau diatasnya untuk
pasien neonatal
• Peralatan yang tepat dan sumber
daya manusia (tenaga medis)
yang tersedia
Indikasi :
• Tanda-tanda gangguan
pernapasan atau
• Persyaratan O2 ≥ 30% untuk
mempertahankan SpO2 92-96%
Permulaan :
• CPAP pada 8 cm H2O
• O2 untuk mempertahankan SpO2
92-96%
Perawatan neonatal
• Memantau secara terus menerus
:
o SpO2
o Frekuensi pernapasan
o Denyut jantung
o PiO2
• Memantau tiap jam :
o Tanda-tanda vital dan kerja
pernapasan
o Tekanan CPAP
o Aliran Gas
o Humidifier dan suhu sirkuit
o Tingkat air di humidifier
• Pengawasan ketat dan merekam
jam
o Posisi CPAP yang benar
o Integritas columellar septal
Prinsip perawatan
Oksigenasi
• Menjaga Saturasi O2 92-96%
• Memantau terus SpO2, frekuensi
pernapasan, dan denyut jantung
Gas darah
PCO2 dapat membantu penilaian
Cairan
• 10% Glukosa pada 60 mL / kgBB
/ hari
Manajemen Sepsis
• Hitung darah lengkap dan kultur
darah
• Antibiotik sesuai kebijakan lokal
atau
• Penisilin atau Ampisilin dan
Gentamisin
Dipasang
CPAP
Menilai &
memonitor
kondisi
klinis
Tanda-
tanda
kegagalan
?
Tanda-
tanda
perbaikan
?
Penyapihan
/ Hentikan
CPAP
YA
YA
TIDAK
YA
T
I
D
A
K
T
I
D
A
K
3. Lanjutan . . .
X-ray dada untuk mengidentifikasi :
• Hernia diafragma kongenital
• Pneumotorax
• Massa pada dada / Kardiomegali
Kadar glukosa darah
Berikan treatment jika < 2,6 mmol/L
Perawatan suportif
• Pendekatan dengan family center
• Amati tubuh bayi di inkubator
• Lingkungan thermoneutral
• Penanganan Minimal
• Perawatan lanjutan
Konsultasikan / Rujuk / transfer
Sesuai dengan indikasi
Lanjutan . . .
o Mata terlihat jelas
o Mengamankan perangkat agarc
tidak menyebabkan lekukan,
lubang atau edema periorbital
Tanda-tanda kegagalan :
• O2 > 50% untuk mempertahankan
SpO2 92-96%
• Kenaikan pesat dalam kebutuhan
O2 -10% lebih dari 2 jam
• Sebuah asidosis pernafasan
(misalnya pH < 7,25 dengan
kelebihan dasar normal, atau
PaCO2 > 60 mmHg)
• Episode apneu berulang
• Peningkatan kerja pernapasan
(retraksi dada, resesi interkostal,
mendengus, takipnea)
• Agitasi yang tidak bisa tenang
Tanda-tanda perbaikan :
• Penurunan dari :
o Frekuensi pernapasan
o Mendengkur
o Sternal / resesi interkostal
o Nafas cuping hidung
o Kebutuhan O2
• Peningkatan dari :
o Gas darah
o X-ray dada
o Kenyamanan pasien
Penyapihan :
• O2 sampai 21%, kemudian
• Tekanan 1 cm sampai 5 cm setiap
2 - 4 jam
Hentikan :
• Jika O2 stabil di 21% dan
• CPAP 5 cm H2O
Panduan untuk konsultasi dan
rujukan
Hubungi layanan tingkat 6 neonatal
• Tingkat 1-5 layanan neonatal
o Jika diinginkan / diperlukan
Tentang gangguan pernapasan
• Tingkat 2-3 layanan neonatal
o Jika O2 ≥ 30% untuk
mempertahankan SpO2 92-96%
o Jika kebutuhan O2 meningkat
dengan cepat
o Jika <35 minggu GA
Tentang CPAP
• Level 4 layanan neonatal
o Terhitung CPAP > 24 jam usia
o O2 > 50%
4. Lanjutan . . .
o PaCO2 > 60 mmHg / pH < 7,25
o Berat badan lahir < 1500 gram
o Usia gestasi < 32 minggu
• Level 5 layanan neonatal
o Terhitung CPAP > usia 24 jam
o O2 > 50%
o PaCO2 > 60 mmHg / pH < 7,25
o Lahir berat badan <1000 g
o GA <29 minggu
Perawatan yang berkelanjutan :
• Penilaian klinis
• Perawatan suportif
• Berkonsultasi dengan tingkat
layanan yang lebih tinggi
• Transfer pasien
• Intubasi & ventilasi mekanik