Berbicara tentang Al-Quran, takkan pernah ada habisnya. Al-Quran mengandung berbagai kisah dari sejarah jaman lampau hingga masa yang akan datang, termuat juga hukum-hukum islam, rahasia alam semesta, serta masih banyak lagi. Al-Quran menjadi salah satu mukjizat besar Nabi Muhammad SAW, sebab turunnya Al Quran melalui perantara beliau, Al-Quran mempunyai peranan yang sangat penting untuk keberlangsungan umat manusia di dunia. Betapa tidak, semua persoalan manusia di dunia sebagian besar dapat ditemukan jawabannya pada Al Quran. Oleh karenannya kemudian Al Quran di yakini sebagai firman Allah yang menjadi sumber hukum Islam pertama sebelum hadist. Kewajiban manusia untuk mengimani, membaca, menelaah, menghayati, dan mengamalkan ajaran Al-Quran secara keseluruhan, serta mendakwahkannya (Q.S. Al-'Ashr:1-3). Membacanya saja sudah berpahala, bahkan kata Nabi Saw satu huruf mengandung 10 pahala, apalagi jika mengamalkannya.
Al-Quran merupakan sumber ilmu agama, Al-Quran sebagai kalam Allah, dan Al-Quran adalah sebagai petunjuk bagi umat manusia. Al-Quran bukan pikiran dan ciptaan manusia karena Al-Quran adalah wahyu yang datangnya dari Allah SWT, turunnya Al-Quran secara berangsur-angsur dan dengan waktu yang cukup lama, turunnya Al-Quran kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan, oleh karena itu diturunkannya Al-Quran kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai penerang bgi semua umat manusia khususnya umat Islam.
Sebagaimana telah kita tahu bahwa sumber hukum yang pertama adalah Al- Qur’an. Tidak ada orang yang bisa mengingkari bahwa setiap muslim ingin mengetahui dan mendalami ajaran-ajaran agamanya yang begitu luas. Untuk mengetahui dan mendalami ajaran agama islam kita harus mempelajarinnya dari sumbernya yang asli, yaitu Al- Quranul karim dan hadist Nabi dan kitab-kitab agama yang menjelaskan kedua sumber asli tersebut. Al Quran itu membimbing dan memberikan petunjuk untuk menemukan hukum-hukum yang terkandung dalam sebagian ayat-ayatnya.
Karena kedudukan Al Quran itu sebagai sumber utama dan pertama bagi penetapan hukum, maka bila seseorang ingin menemukan hukum untuk suatu kejadian, tindakan pertama yang harus ia lakukan adalah mencari jawaban penyelesaiannya dari Al Quran selama hukumnya dapat diselesaikan dengan Al- Qur’an, maka ia tidak boleh mencari jawaban lari di luas Al Quran, dan apabila kita akan menggunakan sumber hukum lain di luas Al Quran, maka harus sesuai dengan petunjuk Al Quran,
dan tidak boleh melakukan sesuatu yang bertentangan dengan Al Quran. Berarti bahwa sumber-sumber hukum selain Al- Qur’an tidak boleh menyalahi apa-apa yang telah ditetapkan dalam Al Quran.
Risalah ini disampaikan dengan Amanah Penting :
Hendaklah orang yang berqurban melaksanakan qurban karena Allah semata. Jadi niatnya haruslah ikhlas lillahi ta’ala, yang lahir dari ketaqwaan yang mendalam dalam dada kita. Bukan berqurban karena riya` agar dipuji-puji sebagai orang kaya, orang dermawan, atau politisi yang peduli rakyat, dan sebagainya. Sesungguhnya yang sampai kepada Allah SWT adalah taqwa kita, bukan daging dan darah qurban kita. Allah SWT berfirman:
لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketaqwaan daripada kamulah yang mencapainya.” (TQS Al Hajj : 37)
Kampung Keluarga Berkualitas merupakan salah satu wadah yang sangat strategis untuk mengimplementasikan kegiatan-kegiatan prioritas Program Bangga Kencana secara utuh di lini
lapangan dalam rangka menyelaraskan pelaksanaan program-program yang dilaksanakan Desa
7. Qurban berarti dekat, istilah lain yang biasa di gunakan adalah Nahr (sembelihan), dan
Udliyyah (sembelihan atau hewan sembelihan). Dalam Fiqh, biasa menggunakan
istilah Udlhiyyah ( ِِةَّي ِأحضُ أاْل), Tadlhiyyah ( التضحية), Adlhah ( أضحاة) dan Dlahiyyah ( َِّةي ِحَض.)
Imam Zakariyya Al Anshori didalam Fathul Wahab bi-syarhi Minhajith
Thullab mengatakan : “Udlhiyyah adalah apa-apa yang disembelih dari binatang ternak
yang digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah sejak hari ‘Idun Nahr (10
Dzulhijjah) sampai akhir hari Tasyriq (13 Dzulhijjah)”.
Dari pengertian ini, maka hewan qurban hanya disembelih pada tanggal 10, 11, 12 dan 13
Dzulhijjah, sebab dihari-hari tersebut adalah hari suka cita dan makan-makan bagi
umat Islam. Sehingga diluar hari tersebut, maka itu bukan qurban, melainkan termasuk
kategori shadaqah.
Hukum Qurban adalah sunnah mu’akkad dan merupakan syi’ar yang nampak (dhohir) bagi
setiap muslim yang mampu untuk menjaganya (melestarikannya). Dan secara asal hukum
syara’, qurban tidak wajib, kecuali qurban sebagai bentuk nadzar maka itu wajib
sebagaimana ibadah-ibadah keta’atan lainnya. Sebagian ulama, ada yang mengatakan
qurban hukumnya wajib bagi yang mampu.