SlideShare a Scribd company logo
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ANGINA PECTORIS
1. Pengertian
Angina Pectoris adalah suatu sindrom klinis di mana pasien mendapat serangan
sakit dada yang khas, yaitu seperti ditekan atau terasa berat didada yang seringkali
menjalar ke lengan kiri. Sakit dada tersebut biasanya timbul pada waktu pasien
melakukan suatu aktivitas dan segera hilang bila pasien menghentikan aktivitasnya.
2. Etiologi
Angina Pectoris disebabkan oleh karena berkurangnya aliran darah ke arteria
coronaria yang salah satu penyebabnya adalah aterosclerosis, sehingga terjadi
ketidakseimbangan antara suplai oksigen ke myocardium dan kebutuhan oksigen.
3. Tanda dan gejala
1. Diaforesis
2. Sakit kepala
3. berdebar debar
4. Ansietas
5. Tidak dapat mencerna
6. Sesak nafas
7. Tachikardi, pulsus alternas; gallop atrium / ventrikel (S3S4)
8. Nyeri bervariasi dari perasaan tertekan pada dada bagian atas sampai nyeri yang
menjalar disertai dengan ketakutan hebat dan perasaan terancam akan kematian.
Biasanya retrosternal, jauh dalam dada belakang sternum atas atau 1/3 bagian
atas. Sering kali setempat dapat menjalar keleher, rahang, bahu dan ekstremitas
atas. Perasaan lemah pada lengan, pergelangan tangan dan tangan. Karakteristik
penting dari nyeri angina adalah nyeri akan hilang ketika penyebab yang
mencetuskan dihilangkan.
1
4. Faktor resiko
Sejumlah faktor resiko yang dapat menimbulkan nyeri angina :
a. Latihan fisik dapat memicu serangan dengan cara meningkatkan
kebutuhan oksigen jantung.
b. Pajanan terhadap dingin dapat mengakibatkan vasokokntriksi dan
peningkatan tekanan darah, disertai peningkatan kebutuhan oksigen.
c. Makan makanan yang berlemak, akan meningkatkan aliran darah
ke mesentrik untuk pencernaan, sehingga menurunkasn ketersediaan
darah untuk menyuplai jantung.
d. Stres atau berbagai emosi akibat situasi yang menegangkan,
menyebabkan frekuensi janutng meningkat, skibst pelepassan adrenalin
dan meningkatnya tekanan darah, dengan demikian beban kerja jantung
juga meningkat.
e. Banyak merokok, kemacetan lalu lintas
5. Macam macam Angina
1. Angina Non Stabil (Angina Pra Infark, Angina Kresendo). Frekuensi,
intensitas, dan durasi serangan angina meningkat secara progresif.
2. Angina Stabil Kronis. Dapat diramal, konsisten, terjadi saat latihan dan
hilang dengan istirahat.
3. Angina Nokturnal.Nyeri terjadi saat malam hari, biasanya saat tidur, dapat
dikurangi dengan duduk tegak.
4. Angina Dekubitus.Angina saat berbaring.
5. Angina Refrakter. Angina yang sangat berat sampai tidak tertahan lagi.
6. Angina Prinzmetal (harian : istirahat). Nyeri angina yang bersifat spontan
disertai elevasi segmen ST pada EKG. Diduga disebabkan oleh spasme
arteri koronari berhubung dengan risiko tinggi terjadinya infark.
7. Iskemia Tersamar.Terdapat bukti obyektif iskemia (seperti tes pada stress)
tetapi pasien tidak menunjukkan gejala.
2
6. Patofisiologi
Iskhemik pada angina pectoris akibat berkurangnya aliran darah koroner
menyebabkan perubahan reversible pada tingkat sel dan jaringan dan menekan fungsi
myocardium, berkurangnya kadar oksigen memakasa miokardium mengubah
metabolisme yang bersifat aerobic menjadi anaerobic. Metabolisme anaerobic lewat
glikolitik, menghasilkan asam laktat yang tertimbun sehingga menurunkan pH sel.
Gabungan efek hipoksia, berkurangnya energi yang sedia dengan cepat mengganggu
fungsi ventrikel kiri sehingga kekuatan kontraksi daerah miokardium yang terserang
berkurang. Menurunkan fungsi ventrikel dapat mengurangi curah jantung dengan
berkurangnya isi sekuncup.
7. Pemeriksaan diagnostik / penunjang
 Elektrokardiogram
Gambaran EKG yang dibuat pada waktu istirahat dan pada waktu serangan
angina seringkali masih normal. Gambaran EKG kadang-kadang
menunjukkan bahwa pasien pernah mendapat infark miokard di masa lampau.
Kadang EKG pasien hipertensi dan angina menunjukkan pembesaran
ventrikel kiri.
 Foto rontgen dada
Foto rontgen dada seringkali menunjukkan bentuk jantung yang normal, tetapi
pada pasien hipertensi dapat terlihat jantung yang membesar dan kadang-
kadang tampak adanya kalsifikasi arkus aorta
 Pemeriksaan laboratorium
 Enzim jantung/isoenzim : CKMB dan DBM : meningkat, menunjukan
kerusakan miokard
 PCO2 kalium, dan laktat miokard : mungkin meningkat selama
serangan angina
 Cholesterol/trigliserida serum : mungkin meningkat (factor resiko
CAD).
3
 Pacu stress – takicardi atrial : dapat menunjukan perubahan segmen ST.
LVEDP dapat meningkat atau masih statis dengan iskemia. Meninggi dengan
nyeri dada dan atau perubahan segmen ST menandakan ischemia.
8. Penatalaksanaan Medik
Tujuan penatalaksanaan medik adalah untuk menurunkan kebutuhan oksigen
jantung dan untuk meningkatkan suplai oksigen. Secara medis tujuan ini dicapai melalui
terapi farmakologi dan kontrol terhadap faktor resiko. Secara bedah tujuan ini dicapai
melalui bedah pintas arteri koroner atau angioplasty coroner transluminal percutan
(PCTA).
 Pengobatan :
o Nitrogliserin diberikan untuk menurunkan konsumsi oksigen jantung
yang akan mengurangi ischemia dan mengurangi nyeri angina.
Nitrogliserin adalah bahan vasoaktif yang berfungsi melebarkan arteri
atau vena sehingga mempengaruhi sirkulasi perifer. Biasanya diberikan
dibawah lidah dan akan menghilangkan nyeri iskhemik dalam 3 menit.
o Beta adrenergic (Propranolol). Obat ini berfungsi menurunkan konsumsi
oksigen dengan menghambat impuls simpatis ke jantung. Hasilnya terjadi
penurunan frekuansi jantung, tekanan darah, dan waktu kontraktilitas
jantung yang menciptakan suatu keseimbangan antara kebutuhan oksigen
jantung dan jumlah oksigen yang tersedia.
o Antagonis ion kalsium atau penyekat kanal : nifedipine (prokardia),
verapamil (isoptin), diltiazem (cardizem). Efek vasodilatasi obat-obat
tersebut terutama pada sirkulasi koroner berguna untuk angina yang
diakibatkan oleh vaso spasme koroner. Obat ini berguna meningkatkan
suplai oksigen jantung dengan cara melebarkan dinding otot polos arteriol
coroner dan mengurangi kebutuhan jantung dengan menurunkan tekanan
arteri sistemik sehingga beban kerja ventrikel kiri menurun.
 PTCA adalah usaha untuk memperbaiki aliran darah arteri koroner dengan
memecah plak atau ateroma yang telah tertimbun dan mengganggu aliran darah
ke jantung. Indikasi untuk PTCA adalah pasien yang mempunyai lesi yang
4
menyumbat paling tidak 70% lumen interna arteri koroner besar sehingga banyak
daerah janutng yeng beresiko mengalami ischemia. Ini boleh dilakukan apabila
cardiologis yakin bahwa prosedur akan memperbaiki aliran darah ke jantung.
9. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
o Aktivitas/istirahat
Gejala : Kelemahan, pola hidup monoton, kelelahan, perasaan tidak berdaya
setelah latihan. Nyeri dada bila bekerja. Menjadi terbangun bila nyeri dada.
Tanda : dispnea saat kerja.
o Sirkulasi
Gejala : Riwayat penyakit jantung, hipertensi, kegemukan.
Tanda : Takikardi, disritmia. Tekanan darah normal, meningkat atau menurun.
Bunyi jantung mungkin normal; S4 lambat atau murmur sistolik transient lambat
(disfungsi otot papilaris) mungkin ada saat nyeri. Kulit/membrane mukosa
lembab, dingin, pucat pada saat adanya vasokonstriksi.
o Makanan/Cairan
Gejala : Mual, nyeri ulu hati/epigastrium saat makan. Diet tinggi
kolesterol/lemak, garam, kafein, minuman keras.
Tanda : Ikat pinggang sesak, distensi gaster.
o Integritas Ego
Gejala : stressor kerja, keluarga, lain-lain.
Tanda : Ketakutan, mudah marah.
o Nyeri/ketidaknyamanan.
Gejala : Nyeri dada substernal, anterior yang menyebar ke rahang, leher, bahu dan
ekstremitas atas (lebih pada kiri dari pada kanan).
Kualitas, macam : ringan sampai sedang, tekanan berat, tertekan, terjepit,
terbakar. Durasi : biasanya kurang dari 25 menit, kadang-kadang lebih dari 30
menit (rata-rata 3 menit).
5
Faktor pencetus : nyeri sehubungan dengan kerja fisik atau emosi besar seperti
marah atau hasrat seksual; olahraga pada suhu ekstrem; atau mungkin tak dapat
diperkirakan dan/atau terjadi selama istirahat.
Faktor penghilang : nyeri mungkin responsif terhadap mekanisme penghilang
tertentu (contoh : istirahat, obat antiangina).
Tanda : Wajah berkerut, meletakkan pergelangan tangan pada midsternum,
memijit tangan kiri, tegangan otot, gelisah, Takikardi, perubahan TD.
o Pernapasan.
Gejala : Dispnea saat kerja, riwayat merokok.
Tanda : Meningkat pada frekunsi/irama dan gangguan kedalaman.
o Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala : Riwayat keluarga sakit jantung, hipertensi, stroke, diabetes.
Penggunaan/kesalahan penggunaan obat jantung, hipertensi atau obat yang dijual
bebas. Penggunaan alcohol teratur, obat narkotik seperti kokain, amfetamin.
b. Prioritas Keperawatan
1. Menghilangkan/mengontrol nyeri
2. Mencegah/meminimalkan terjadinya komplikasi miokard.
3. Memberikan informasi tentang proses penyakit/prognosis dan pengobatan.
4. Mendukung pasien/orang terdekat dalam melakukan perubahan pola hidup/
perilaku yang perlu.
c. Rencana Keperawatan.
1. Nyeri (akut) berhubungan dengan laporan nyeri dengan berbagai frekuensi,
durasi, dan intensitas(khususnya sesuai memburuknya kondisi). Fokus menyempit,
perilaku distraksi (menangis, gelisah, merintih, mondar-mandir), respon otomatis
contoh berkeringat, TD dan nadi berubah, dilatasi pupil, peningkatan/penurunan
frekuensi pernapasan.
Tindakan/intervensi
Mandiri
1. Anjurkan pasien untuk memberitahu perawat dengan
cepat bila terjadi nyeri dada.
6
R/. Nyeri dan penurunan curah jantung dapat merangsang
system saraf simpatis untuk mengeluarkan sejumlah besar
norepineprin, yang meningkatkan agregasi trombosit
danmengeluarkan tromboxane A2. Ini vasokonstriktor paten
yang menyebabkan spasme arteri koroner yang dapat
mencetus, mengkomplikasi dan/atau memperlama serangan
angina memanjang.
2. Kaji dan catat respons pasien/ efek obat.
R/ Memberikan informasi tentang kemajuan penyakit.
3. Identifikasi terjadinya pencetus, bila ada : frekuensi,
durasinya, intensitas, dan lokasi nyeri.
R/ Membantu membedakan nyeri dada dan alat evaluasi,
kemungkinan kemajuan menjadi angina tidak stabil.
4. Evaluasi laporan nyeri pada rahang, leher, bahu,
tangan, atau lengan (khususnya pada sisi kiri).
R/ Nyeri jantung dapat menyebar, contoh nyeri sering lebih ke
permukaan dipersarafi oleh tingkat saraf spinal yang sama.
5. Atur pasien pada istirahat total selama episode angina.
R/ Menurunkan kebutuhan oksigen miokard untuk
meminimalkan resiko cedera jaringan/nekrosis.
6. Tinggikan kepala tempat tidur bila pasien sesak napas.
R/ Memudahkan pertukaran gas untuk menurunkan hipoksia
dan sesak berulang.
7. Pantau kecepatan/irama jantung.
R/ Pasien angina tidak stabil mengalami peningkatan disritmia
yang mengancam hidup secara akut, yang terjadi pada respons
terhadap iskemia dan/atau stres.
8. Tinggal dengan pasien yang mengalami nyeri atau
tampak cemas.
R/ Cemas mengeluarkan katekolamin yang meningkatkan kerja
miokard dan dapat memanjangkan nyeri iskemi
7
9. Pertahankan lingkungan tenang, nyaman, batasi
pengunjung bila perlu
R/ Stress mental/emosi meningkatkan kerja miokard.
10. Berikan makanan lembut, biarkan pasien istirahat
selama 1 jam setelah makan.
R/ Menurunkan kerja miokard sehubungan dengan kerja
pencernaan , menurunkan resiko serangan angina.
Kolaborasi
1. Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.
R/ Meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan
miokard/mencegah iskemia.
2. Berikan antiangina sesuai indikasi :
a. Nitrogliserin dan nitrostat
R/ Efek cepat vasodilator berakhir 10-30 menit dan
dapat digunakan secara profilaksis untuk mencegah
serangan angina.
b. Isosorbid
R/ Menurunkan frekuensi dan beratnya serangan
dengan menghasilkan vasodilatasi panjang/kontinu.
c. Penyekat beta, contoh atenolol (tenormin); nadolol
(corgard); metroprolol(lopressor),
propanolol(inderal)
R/ Menurunkan kerja jantung dengan menurunkan
frekuensi jantung dan TD sistolik.
d. Morfin sulfat.
R/ Menyebabkan vasodilatasi perifer dan
menurunkan kerja miokard; mempunyai efek
sedative untuk menghasilkan relaksasi;
menghentikan aliran katekolamin vasokonstriksi
dan menghilangkan nyeri dada berat.
e. Pantau perubahan seri EKG.
8
R/ Iskemia selama serangan angina dapat
menyebabkan ST depresi atau peninggian dan
inversi gelombang T.
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan
inotropik(iskemia miokard transient/ memanjang, efek
obat). Gangguan pada frekuensi/irama dan konduksi
elektrikal.
Tujuan : Melaporkan penurunan episode dispnea, angina
dan disritmia menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas.
Berpartisipasi pada perilaku/aktivitas yang menurunkan
kerja jantung.
Tindakan/Intervensi
1. Pantau tanda vital, contoh frekuensi jantung, TD.
R/ Takikardi dapat terjadi karena nyeri, cemas,
hipoksemia dan menurunnya curah jantung.
2. Catat warna kulit dan adanya/ kualitas nadi.
R/ Sirkulasi perifer menurun bila curah jantung turun,
membuat kulit pucat atau warna abu-abu dan
menurunnya kekuatan nadi perifer.
3. Auskultasi bunyi napas dan bunyi jantung.
R/ S3,S4 atau krekels terjadi dengan dekompensasi
jantung atau beberapa obat.Murmur dapat menunjukkan
katup karena nyeri dada.
4. Mempertahankan tirah baring pada posisi nyaman
selama episode akut.
R/ Menurunkan konsumsi oksigen/kebutuhan
menurunkan kerja miokard dan resiko dekompensasi.
5. TTekankan pentingnya menghindari regangan/angkat
berat, khususnya selama defekasi.
R/ Manuver Valsava menyebabkan rangsang vagal,
menurunkan frekuensi jantung (bradikardi) yang diikuti
9
oleh takikardi, keduanya mungkin mengganggu curah
jantung.
6. Motivasi klien bila nyeri segera dilaporkan.
R/ Intervensi sesuai waktu menurunkan konsumsi
oksigen dan kerja jantung dan
mencegah/meminimalkan komplikasi jantung.
7. Pantau dan catat efek/kerugian respons obat, catat TD,
frekuensi jantung dan irama.
R/ Efek yang diinginkan untuk menurunkan kebutuhan
oksigen miokard dengan menurunkan stress ventrikuler.
Kolaborasi
1. Berikan oksigen tambahan sesuai kebutuhan
R/ Meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan
miokard untuk memperbaiki kontraktilitas, menurunkan
iskemia dan kadar asam laktat.
2. Berikan obat sesuai indikasi:
3. Diskusikan tujuan dan siapkan untuk menekankan tes dan
katerisasi jantung bila diindikasikan.
R/ Tes stress memberikan informasi tentang ventrikel
sehat/kuat, yang berguna pada penentuan tingkat aktivitas
yang tepat. Angiografi mungkin diindikasikan untuk
mengidentifikasi area obstruksi/kerusakan arteri koroner
yang memerlukan intervensi bedah.
4. Siapkan untuk intervensi pembedahan PTCA ssesuai
indikasi.
R/ Meningkatkan aliran darah koroner dengan kompresi
lesi ateroskelorosis dan dilatasi lumen pembuluh pada arteri
koroner tersumbat.
3. Ansietas berhubungan dengan
10
RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Tujuan / kriteria Rencana keperawatan
1
2.
Nyeri (dada)
berhubungan dengan
ketidakseimbangan
suplai dan kebutuhan
oksigen miokard ditandai
dengan
DS :
- Klien mengeluh
nyeri dari daerah
dada menjalar
sampai kelengan
kiri
DO :
- Nampak gelisah
- Merintih
Penurunan curah jantung
berhubungan dengan
perubahan inotropik
(iskemia miokard
transien / memanjang)
ditandai dengan
DS :
- Klien mengeluh
lemah
DO :
Menyatakan /
menunjukkan nyeri
berkurang /hilang dengan
kiteria
- Klien
mengungkapkan
pengurangan
nyeri
- Nampak relaks
dan menunjukkan
rasa tenang
Mengungkapkan
penurunan episode
dispnoe, angina dan
disritmia dengan kriteria
- Menunjukkan
peningkatan
toleransi aktifitas
- Berpartisipasi
1. Pertahankan istirahat
selam episode episose
nyeri
2. Kaji ; lokasi, durasi,
penyebaran dan awitan
gejala baru
3. Berikan oksigen sesuai
indikasi
4. Kaji dan catat
gambaran nyeri
5. Dapatkan EKG 12 lead
selama episode nyeri
6. Berikan obat sesuai
indikasi
1. Pantau tanda vital ;
frekuensi jantung, TD
2. Evaluasi status mental,
catat terjadinya
bingung, disorientasi
3. Catat warna kulit dan
kualitas nadi
4. Auskultasi bunyi nafas
dan jantung, dengarkan
murmur
5. Berikan periode
11
3
- Menurunnya nadi
perifer
- Kulit dingin /
pucat
- Penurunan
toleransi aktifitas
Ansietas berhubungan
dengan ancaman
terhadap konsep diri
ditandai dengan
DO :
- Mengungkapkan
masalah
berkenaan dengan
peningkatan
ketegangan /
ketidakberdayaan
DS :
- Ketakutan
- Gelisah
pada kegiatan
aktifitas yang
menurunkan kerja
jantung
Mengungkapakan
ansietas menurun sampai
tingkat yang dapat diatasi
dengan kriteria
- Mengungkapkan
kesadaran
perasaan ansietas
dan cara sehat
yang sesuai
- Menunjukkan
strategi koping
efektif /
keterampilan
pemecahan
masalah
istirahat adekuat, bantu
dalam melakukan
aktifitas perawatan diri
sesuai indikasi
6. Tekankan pentingnya
menghindari regangan /
angkat berat khususnya
selam defekasi
7. Observasi adanya tanda
dan gejala GJK
1. Jelaskan tujuan tes dan
contoh tes stres
2. Dorong keluarga dan
teman untuk
menganggap klien
seperti sebelumnya
3. Tingkatkan ekspresi
perasaan dan takut,
contoh menolak ,
depresi dan marah
4. Beritahu klien program
medis yang telah dibuat
untuk menurunkan /
membatasi serangan
akan datang dan
meningkatkan stabilits
jantung
12
.
13

More Related Content

What's hot

Sindroma koroner akut
Sindroma koroner akutSindroma koroner akut
Sindroma koroner akut
Fadel Muhammad Garishah
 
ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
ANGINA: patofisiologi angina dan  gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...ANGINA: patofisiologi angina dan  gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
SofiaNofianti
 
Angina pektoris
Angina pektoris Angina pektoris
Angina pektoris saffaatifah
 
Askep pada pasien hipertensi
Askep pada pasien hipertensiAskep pada pasien hipertensi
Askep pada pasien hipertensi
Warnet Raha
 
Asuhan keperawatan hipertensi
Asuhan keperawatan hipertensiAsuhan keperawatan hipertensi
Asuhan keperawatan hipertensi
Hilda Lamtia
 
Sindrom koroner akut
Sindrom koroner akutSindrom koroner akut
Sindrom koroner akut
ilaa iloo
 
Lp hipertensi
Lp hipertensiLp hipertensi
Lp hipertensi
Yabniel Lit Jingga
 
Askep hipertensi
Askep hipertensiAskep hipertensi
Askep hipertensi
rinanurulazmi
 
Lp hipertensi
Lp hipertensiLp hipertensi
Lp hipertensi
Yabniel Lit Jingga
 
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULERMODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
Rindang Abas
 
Kasus skenario 1 modul 2
Kasus skenario 1 modul 2Kasus skenario 1 modul 2
Kasus skenario 1 modul 2
Dayat Dacil
 
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensiMakalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
Warnet Raha
 
Laporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensiLaporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensi
Yabniel Lit Jingga
 
Kumpulan asuhan keperawatan askep aritmia
Kumpulan asuhan keperawatan askep aritmiaKumpulan asuhan keperawatan askep aritmia
Kumpulan asuhan keperawatan askep aritmia
kiki marzuki
 

What's hot (17)

Sindroma koroner akut
Sindroma koroner akutSindroma koroner akut
Sindroma koroner akut
 
ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
ANGINA: patofisiologi angina dan  gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...ANGINA: patofisiologi angina dan  gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
 
Angina pektoris
Angina pektoris Angina pektoris
Angina pektoris
 
Asuhan keperawatan AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep stenosis aorta
Askep stenosis aortaAskep stenosis aorta
Askep stenosis aorta
 
Askep pada pasien hipertensi
Askep pada pasien hipertensiAskep pada pasien hipertensi
Askep pada pasien hipertensi
 
Asuhan keperawatan hipertensi
Asuhan keperawatan hipertensiAsuhan keperawatan hipertensi
Asuhan keperawatan hipertensi
 
Sindrom koroner akut
Sindrom koroner akutSindrom koroner akut
Sindrom koroner akut
 
Lp hipertensi
Lp hipertensiLp hipertensi
Lp hipertensi
 
Askep hipertensi
Askep hipertensiAskep hipertensi
Askep hipertensi
 
Lp hipertensi
Lp hipertensiLp hipertensi
Lp hipertensi
 
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULERMODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
 
Asuhan keperawatan angina pectoris
Asuhan keperawatan angina pectorisAsuhan keperawatan angina pectoris
Asuhan keperawatan angina pectoris
 
Kasus skenario 1 modul 2
Kasus skenario 1 modul 2Kasus skenario 1 modul 2
Kasus skenario 1 modul 2
 
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensiMakalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
 
Laporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensiLaporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensi
 
Kumpulan asuhan keperawatan askep aritmia
Kumpulan asuhan keperawatan askep aritmiaKumpulan asuhan keperawatan askep aritmia
Kumpulan asuhan keperawatan askep aritmia
 

Similar to angina pectoris

Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koronerPenyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner
Operator Warnet Vast Raha
 
Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koronerPenyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner
Warnet Raha
 
PPT UAP.pptx
PPT UAP.pptxPPT UAP.pptx
PPT UAP.pptx
Dilakmz
 
Angina-Pectoris-Fix.docxUAP.docx Laporan Pendahuluan dan askep
Angina-Pectoris-Fix.docxUAP.docx Laporan Pendahuluan dan askepAngina-Pectoris-Fix.docxUAP.docx Laporan Pendahuluan dan askep
Angina-Pectoris-Fix.docxUAP.docx Laporan Pendahuluan dan askep
FebysonyaMelisa
 
PPT JAntung.pptx
PPT JAntung.pptxPPT JAntung.pptx
PPT JAntung.pptx
JonathanIngram16
 
Aritmia Kelompok 2.pptx
Aritmia Kelompok 2.pptxAritmia Kelompok 2.pptx
Aritmia Kelompok 2.pptx
RahmaDenada2
 
ACS.ppt
ACS.pptACS.ppt
ACS.ppt
Heartbeatkost
 
PENYAKIT ISKEMIK KARDIAK - Angina Pectoris
PENYAKIT ISKEMIK KARDIAK - Angina PectorisPENYAKIT ISKEMIK KARDIAK - Angina Pectoris
PENYAKIT ISKEMIK KARDIAK - Angina Pectoris
Muhammad Nasrullah
 
Obat jantung
Obat jantungObat jantung
Obat jantung
hospital
 
asuhan keperawatan gawat darurat Aritmia
asuhan keperawatan gawat darurat Aritmiaasuhan keperawatan gawat darurat Aritmia
asuhan keperawatan gawat darurat Aritmia
STIKES FORT DE KOCK BUKITTINGGI
 
Makalah penyakit jantung.doc2
Makalah penyakit jantung.doc2Makalah penyakit jantung.doc2
Makalah penyakit jantung.doc2anuan anuan
 
Laporan pendahuluan akut miocard infark
Laporan pendahuluan akut miocard infarkLaporan pendahuluan akut miocard infark
Laporan pendahuluan akut miocard infark
Operator Warnet Vast Raha
 
Laporan pendahuluan akut miocard infark
Laporan pendahuluan akut miocard infarkLaporan pendahuluan akut miocard infark
Laporan pendahuluan akut miocard infark
Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to angina pectoris (20)

Asuhan keperawatan angina pectoris
Asuhan keperawatan angina pectorisAsuhan keperawatan angina pectoris
Asuhan keperawatan angina pectoris
 
Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koronerPenyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner
 
Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koronerPenyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner
 
PPT UAP.pptx
PPT UAP.pptxPPT UAP.pptx
PPT UAP.pptx
 
Angina-Pectoris-Fix.docxUAP.docx Laporan Pendahuluan dan askep
Angina-Pectoris-Fix.docxUAP.docx Laporan Pendahuluan dan askepAngina-Pectoris-Fix.docxUAP.docx Laporan Pendahuluan dan askep
Angina-Pectoris-Fix.docxUAP.docx Laporan Pendahuluan dan askep
 
Askep klien dgn ggn cardiovaskuler
Askep klien dgn ggn cardiovaskulerAskep klien dgn ggn cardiovaskuler
Askep klien dgn ggn cardiovaskuler
 
Kelompok 2 angina
Kelompok 2 anginaKelompok 2 angina
Kelompok 2 angina
 
PPT JAntung.pptx
PPT JAntung.pptxPPT JAntung.pptx
PPT JAntung.pptx
 
Aritmia Kelompok 2.pptx
Aritmia Kelompok 2.pptxAritmia Kelompok 2.pptx
Aritmia Kelompok 2.pptx
 
ACS.ppt
ACS.pptACS.ppt
ACS.ppt
 
PENYAKIT ISKEMIK KARDIAK - Angina Pectoris
PENYAKIT ISKEMIK KARDIAK - Angina PectorisPENYAKIT ISKEMIK KARDIAK - Angina Pectoris
PENYAKIT ISKEMIK KARDIAK - Angina Pectoris
 
2. angina
2. angina2. angina
2. angina
 
Obat jantung
Obat jantungObat jantung
Obat jantung
 
asuhan keperawatan gawat darurat Aritmia
asuhan keperawatan gawat darurat Aritmiaasuhan keperawatan gawat darurat Aritmia
asuhan keperawatan gawat darurat Aritmia
 
Askep hipertensi
Askep hipertensiAskep hipertensi
Askep hipertensi
 
Makalah penyakit jantung.doc2
Makalah penyakit jantung.doc2Makalah penyakit jantung.doc2
Makalah penyakit jantung.doc2
 
Laporan pendahuluan akut miocard infark
Laporan pendahuluan akut miocard infarkLaporan pendahuluan akut miocard infark
Laporan pendahuluan akut miocard infark
 
Laporan pendahuluan akut miocard infark
Laporan pendahuluan akut miocard infarkLaporan pendahuluan akut miocard infark
Laporan pendahuluan akut miocard infark
 
Laporan pendahuluan akut miocard infark
Laporan pendahuluan akut miocard infarkLaporan pendahuluan akut miocard infark
Laporan pendahuluan akut miocard infark
 
Laporan pendahuluan akut miocard infark
Laporan pendahuluan akut miocard infarkLaporan pendahuluan akut miocard infark
Laporan pendahuluan akut miocard infark
 

More from Lilin Rosyanti Poltekkes kemenkes kendari

Seminar nasiona konawe penelusuran e jurnal, sitasi
Seminar nasiona konawe penelusuran e jurnal, sitasiSeminar nasiona konawe penelusuran e jurnal, sitasi
Seminar nasiona konawe penelusuran e jurnal, sitasi
Lilin Rosyanti Poltekkes kemenkes kendari
 
Aspek seksualitas dalam_keperawatan_ok
Aspek seksualitas dalam_keperawatan_okAspek seksualitas dalam_keperawatan_ok
Aspek seksualitas dalam_keperawatan_ok
Lilin Rosyanti Poltekkes kemenkes kendari
 
Menjadi muslimah idaman suami
Menjadi muslimah idaman suamiMenjadi muslimah idaman suami
Menjadi muslimah idaman suami
Lilin Rosyanti Poltekkes kemenkes kendari
 
Memilih pasangan idaman (istri&suami)
Memilih pasangan idaman (istri&suami)Memilih pasangan idaman (istri&suami)
Memilih pasangan idaman (istri&suami)
Lilin Rosyanti Poltekkes kemenkes kendari
 
Birul walidain.pptx1
Birul walidain.pptx1Birul walidain.pptx1
Depression in patients undergoing conventional maintenance hemodialysis the d...
Depression in patients undergoing conventional maintenance hemodialysis the d...Depression in patients undergoing conventional maintenance hemodialysis the d...
Depression in patients undergoing conventional maintenance hemodialysis the d...
Lilin Rosyanti Poltekkes kemenkes kendari
 
Depression in chronic kidney disease
Depression in chronic kidney diseaseDepression in chronic kidney disease
Depression in chronic kidney disease
Lilin Rosyanti Poltekkes kemenkes kendari
 
Depression and suicide risk in hemodialysis patients with chronic renal failure
Depression and suicide risk in hemodialysis patients with chronic renal failureDepression and suicide risk in hemodialysis patients with chronic renal failure
Depression and suicide risk in hemodialysis patients with chronic renal failure
Lilin Rosyanti Poltekkes kemenkes kendari
 
Depression and cognitive impairment in peritoneal dialysis a multicenter cros...
Depression and cognitive impairment in peritoneal dialysis a multicenter cros...Depression and cognitive impairment in peritoneal dialysis a multicenter cros...
Depression and cognitive impairment in peritoneal dialysis a multicenter cros...
Lilin Rosyanti Poltekkes kemenkes kendari
 
Association of inadequate health literacy with health outcomes in patients wi...
Association of inadequate health literacy with health outcomes in patients wi...Association of inadequate health literacy with health outcomes in patients wi...
Association of inadequate health literacy with health outcomes in patients wi...
Lilin Rosyanti Poltekkes kemenkes kendari
 
Association between depression and mortality in patients receiving long term ...
Association between depression and mortality in patients receiving long term ...Association between depression and mortality in patients receiving long term ...
Association between depression and mortality in patients receiving long term ...
Lilin Rosyanti Poltekkes kemenkes kendari
 
Association of depression with selenium deficiency and nutritional markers in...
Association of depression with selenium deficiency and nutritional markers in...Association of depression with selenium deficiency and nutritional markers in...
Association of depression with selenium deficiency and nutritional markers in...
Lilin Rosyanti Poltekkes kemenkes kendari
 
Anxiety and depressive symptoms and medical illness among adults with anxiety...
Anxiety and depressive symptoms and medical illness among adults with anxiety...Anxiety and depressive symptoms and medical illness among adults with anxiety...
Anxiety and depressive symptoms and medical illness among adults with anxiety...
Lilin Rosyanti Poltekkes kemenkes kendari
 
Anxiety and depressive disorders in dialysis patient association to health re...
Anxiety and depressive disorders in dialysis patient association to health re...Anxiety and depressive disorders in dialysis patient association to health re...
Anxiety and depressive disorders in dialysis patient association to health re...
Lilin Rosyanti Poltekkes kemenkes kendari
 
An interdisciplinary approach to dialysis decision making in the ckd patient ...
An interdisciplinary approach to dialysis decision making in the ckd patient ...An interdisciplinary approach to dialysis decision making in the ckd patient ...
An interdisciplinary approach to dialysis decision making in the ckd patient ...
Lilin Rosyanti Poltekkes kemenkes kendari
 
Burden of depressive disorders by country, sex, age, and year findings from t...
Burden of depressive disorders by country, sex, age, and year findings from t...Burden of depressive disorders by country, sex, age, and year findings from t...
Burden of depressive disorders by country, sex, age, and year findings from t...
Lilin Rosyanti Poltekkes kemenkes kendari
 
Acute or chronic stress induce cell compartment specific phosphorylation of g...
Acute or chronic stress induce cell compartment specific phosphorylation of g...Acute or chronic stress induce cell compartment specific phosphorylation of g...
Acute or chronic stress induce cell compartment specific phosphorylation of g...
Lilin Rosyanti Poltekkes kemenkes kendari
 
Skala nilai depresi dari hamilton 1
Skala nilai depresi dari hamilton 1Skala nilai depresi dari hamilton 1
Skala nilai depresi dari hamilton 1
Lilin Rosyanti Poltekkes kemenkes kendari
 

More from Lilin Rosyanti Poltekkes kemenkes kendari (20)

Seminar nasiona konawe penelusuran e jurnal, sitasi
Seminar nasiona konawe penelusuran e jurnal, sitasiSeminar nasiona konawe penelusuran e jurnal, sitasi
Seminar nasiona konawe penelusuran e jurnal, sitasi
 
Aspek seksualitas dalam_keperawatan_ok
Aspek seksualitas dalam_keperawatan_okAspek seksualitas dalam_keperawatan_ok
Aspek seksualitas dalam_keperawatan_ok
 
Menjadi muslimah idaman suami
Menjadi muslimah idaman suamiMenjadi muslimah idaman suami
Menjadi muslimah idaman suami
 
Memilih pasangan idaman (istri&suami)
Memilih pasangan idaman (istri&suami)Memilih pasangan idaman (istri&suami)
Memilih pasangan idaman (istri&suami)
 
Birul walidain.pptx1
Birul walidain.pptx1Birul walidain.pptx1
Birul walidain.pptx1
 
Depression in patients undergoing conventional maintenance hemodialysis the d...
Depression in patients undergoing conventional maintenance hemodialysis the d...Depression in patients undergoing conventional maintenance hemodialysis the d...
Depression in patients undergoing conventional maintenance hemodialysis the d...
 
Depression in chronic kidney disease
Depression in chronic kidney diseaseDepression in chronic kidney disease
Depression in chronic kidney disease
 
Depression and suicide risk in hemodialysis patients with chronic renal failure
Depression and suicide risk in hemodialysis patients with chronic renal failureDepression and suicide risk in hemodialysis patients with chronic renal failure
Depression and suicide risk in hemodialysis patients with chronic renal failure
 
Depression and cognitive impairment in peritoneal dialysis a multicenter cros...
Depression and cognitive impairment in peritoneal dialysis a multicenter cros...Depression and cognitive impairment in peritoneal dialysis a multicenter cros...
Depression and cognitive impairment in peritoneal dialysis a multicenter cros...
 
Association of inadequate health literacy with health outcomes in patients wi...
Association of inadequate health literacy with health outcomes in patients wi...Association of inadequate health literacy with health outcomes in patients wi...
Association of inadequate health literacy with health outcomes in patients wi...
 
Association between depression and mortality in patients receiving long term ...
Association between depression and mortality in patients receiving long term ...Association between depression and mortality in patients receiving long term ...
Association between depression and mortality in patients receiving long term ...
 
Association of depression with selenium deficiency and nutritional markers in...
Association of depression with selenium deficiency and nutritional markers in...Association of depression with selenium deficiency and nutritional markers in...
Association of depression with selenium deficiency and nutritional markers in...
 
Anxiety and depressive symptoms and medical illness among adults with anxiety...
Anxiety and depressive symptoms and medical illness among adults with anxiety...Anxiety and depressive symptoms and medical illness among adults with anxiety...
Anxiety and depressive symptoms and medical illness among adults with anxiety...
 
Depresi
DepresiDepresi
Depresi
 
Anxiety and depressive disorders in dialysis patient association to health re...
Anxiety and depressive disorders in dialysis patient association to health re...Anxiety and depressive disorders in dialysis patient association to health re...
Anxiety and depressive disorders in dialysis patient association to health re...
 
An interdisciplinary approach to dialysis decision making in the ckd patient ...
An interdisciplinary approach to dialysis decision making in the ckd patient ...An interdisciplinary approach to dialysis decision making in the ckd patient ...
An interdisciplinary approach to dialysis decision making in the ckd patient ...
 
Burden of depressive disorders by country, sex, age, and year findings from t...
Burden of depressive disorders by country, sex, age, and year findings from t...Burden of depressive disorders by country, sex, age, and year findings from t...
Burden of depressive disorders by country, sex, age, and year findings from t...
 
Acute or chronic stress induce cell compartment specific phosphorylation of g...
Acute or chronic stress induce cell compartment specific phosphorylation of g...Acute or chronic stress induce cell compartment specific phosphorylation of g...
Acute or chronic stress induce cell compartment specific phosphorylation of g...
 
Skala nilai depresi dari hamilton 1
Skala nilai depresi dari hamilton 1Skala nilai depresi dari hamilton 1
Skala nilai depresi dari hamilton 1
 
konsep DEpresi
konsep DEpresikonsep DEpresi
konsep DEpresi
 

Recently uploaded

PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
AgusRahmat39
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
TarkaTarka
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 

Recently uploaded (20)

PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 

angina pectoris

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ANGINA PECTORIS 1. Pengertian Angina Pectoris adalah suatu sindrom klinis di mana pasien mendapat serangan sakit dada yang khas, yaitu seperti ditekan atau terasa berat didada yang seringkali menjalar ke lengan kiri. Sakit dada tersebut biasanya timbul pada waktu pasien melakukan suatu aktivitas dan segera hilang bila pasien menghentikan aktivitasnya. 2. Etiologi Angina Pectoris disebabkan oleh karena berkurangnya aliran darah ke arteria coronaria yang salah satu penyebabnya adalah aterosclerosis, sehingga terjadi ketidakseimbangan antara suplai oksigen ke myocardium dan kebutuhan oksigen. 3. Tanda dan gejala 1. Diaforesis 2. Sakit kepala 3. berdebar debar 4. Ansietas 5. Tidak dapat mencerna 6. Sesak nafas 7. Tachikardi, pulsus alternas; gallop atrium / ventrikel (S3S4) 8. Nyeri bervariasi dari perasaan tertekan pada dada bagian atas sampai nyeri yang menjalar disertai dengan ketakutan hebat dan perasaan terancam akan kematian. Biasanya retrosternal, jauh dalam dada belakang sternum atas atau 1/3 bagian atas. Sering kali setempat dapat menjalar keleher, rahang, bahu dan ekstremitas atas. Perasaan lemah pada lengan, pergelangan tangan dan tangan. Karakteristik penting dari nyeri angina adalah nyeri akan hilang ketika penyebab yang mencetuskan dihilangkan. 1
  • 2. 4. Faktor resiko Sejumlah faktor resiko yang dapat menimbulkan nyeri angina : a. Latihan fisik dapat memicu serangan dengan cara meningkatkan kebutuhan oksigen jantung. b. Pajanan terhadap dingin dapat mengakibatkan vasokokntriksi dan peningkatan tekanan darah, disertai peningkatan kebutuhan oksigen. c. Makan makanan yang berlemak, akan meningkatkan aliran darah ke mesentrik untuk pencernaan, sehingga menurunkasn ketersediaan darah untuk menyuplai jantung. d. Stres atau berbagai emosi akibat situasi yang menegangkan, menyebabkan frekuensi janutng meningkat, skibst pelepassan adrenalin dan meningkatnya tekanan darah, dengan demikian beban kerja jantung juga meningkat. e. Banyak merokok, kemacetan lalu lintas 5. Macam macam Angina 1. Angina Non Stabil (Angina Pra Infark, Angina Kresendo). Frekuensi, intensitas, dan durasi serangan angina meningkat secara progresif. 2. Angina Stabil Kronis. Dapat diramal, konsisten, terjadi saat latihan dan hilang dengan istirahat. 3. Angina Nokturnal.Nyeri terjadi saat malam hari, biasanya saat tidur, dapat dikurangi dengan duduk tegak. 4. Angina Dekubitus.Angina saat berbaring. 5. Angina Refrakter. Angina yang sangat berat sampai tidak tertahan lagi. 6. Angina Prinzmetal (harian : istirahat). Nyeri angina yang bersifat spontan disertai elevasi segmen ST pada EKG. Diduga disebabkan oleh spasme arteri koronari berhubung dengan risiko tinggi terjadinya infark. 7. Iskemia Tersamar.Terdapat bukti obyektif iskemia (seperti tes pada stress) tetapi pasien tidak menunjukkan gejala. 2
  • 3. 6. Patofisiologi Iskhemik pada angina pectoris akibat berkurangnya aliran darah koroner menyebabkan perubahan reversible pada tingkat sel dan jaringan dan menekan fungsi myocardium, berkurangnya kadar oksigen memakasa miokardium mengubah metabolisme yang bersifat aerobic menjadi anaerobic. Metabolisme anaerobic lewat glikolitik, menghasilkan asam laktat yang tertimbun sehingga menurunkan pH sel. Gabungan efek hipoksia, berkurangnya energi yang sedia dengan cepat mengganggu fungsi ventrikel kiri sehingga kekuatan kontraksi daerah miokardium yang terserang berkurang. Menurunkan fungsi ventrikel dapat mengurangi curah jantung dengan berkurangnya isi sekuncup. 7. Pemeriksaan diagnostik / penunjang  Elektrokardiogram Gambaran EKG yang dibuat pada waktu istirahat dan pada waktu serangan angina seringkali masih normal. Gambaran EKG kadang-kadang menunjukkan bahwa pasien pernah mendapat infark miokard di masa lampau. Kadang EKG pasien hipertensi dan angina menunjukkan pembesaran ventrikel kiri.  Foto rontgen dada Foto rontgen dada seringkali menunjukkan bentuk jantung yang normal, tetapi pada pasien hipertensi dapat terlihat jantung yang membesar dan kadang- kadang tampak adanya kalsifikasi arkus aorta  Pemeriksaan laboratorium  Enzim jantung/isoenzim : CKMB dan DBM : meningkat, menunjukan kerusakan miokard  PCO2 kalium, dan laktat miokard : mungkin meningkat selama serangan angina  Cholesterol/trigliserida serum : mungkin meningkat (factor resiko CAD). 3
  • 4.  Pacu stress – takicardi atrial : dapat menunjukan perubahan segmen ST. LVEDP dapat meningkat atau masih statis dengan iskemia. Meninggi dengan nyeri dada dan atau perubahan segmen ST menandakan ischemia. 8. Penatalaksanaan Medik Tujuan penatalaksanaan medik adalah untuk menurunkan kebutuhan oksigen jantung dan untuk meningkatkan suplai oksigen. Secara medis tujuan ini dicapai melalui terapi farmakologi dan kontrol terhadap faktor resiko. Secara bedah tujuan ini dicapai melalui bedah pintas arteri koroner atau angioplasty coroner transluminal percutan (PCTA).  Pengobatan : o Nitrogliserin diberikan untuk menurunkan konsumsi oksigen jantung yang akan mengurangi ischemia dan mengurangi nyeri angina. Nitrogliserin adalah bahan vasoaktif yang berfungsi melebarkan arteri atau vena sehingga mempengaruhi sirkulasi perifer. Biasanya diberikan dibawah lidah dan akan menghilangkan nyeri iskhemik dalam 3 menit. o Beta adrenergic (Propranolol). Obat ini berfungsi menurunkan konsumsi oksigen dengan menghambat impuls simpatis ke jantung. Hasilnya terjadi penurunan frekuansi jantung, tekanan darah, dan waktu kontraktilitas jantung yang menciptakan suatu keseimbangan antara kebutuhan oksigen jantung dan jumlah oksigen yang tersedia. o Antagonis ion kalsium atau penyekat kanal : nifedipine (prokardia), verapamil (isoptin), diltiazem (cardizem). Efek vasodilatasi obat-obat tersebut terutama pada sirkulasi koroner berguna untuk angina yang diakibatkan oleh vaso spasme koroner. Obat ini berguna meningkatkan suplai oksigen jantung dengan cara melebarkan dinding otot polos arteriol coroner dan mengurangi kebutuhan jantung dengan menurunkan tekanan arteri sistemik sehingga beban kerja ventrikel kiri menurun.  PTCA adalah usaha untuk memperbaiki aliran darah arteri koroner dengan memecah plak atau ateroma yang telah tertimbun dan mengganggu aliran darah ke jantung. Indikasi untuk PTCA adalah pasien yang mempunyai lesi yang 4
  • 5. menyumbat paling tidak 70% lumen interna arteri koroner besar sehingga banyak daerah janutng yeng beresiko mengalami ischemia. Ini boleh dilakukan apabila cardiologis yakin bahwa prosedur akan memperbaiki aliran darah ke jantung. 9. Asuhan Keperawatan a. Pengkajian o Aktivitas/istirahat Gejala : Kelemahan, pola hidup monoton, kelelahan, perasaan tidak berdaya setelah latihan. Nyeri dada bila bekerja. Menjadi terbangun bila nyeri dada. Tanda : dispnea saat kerja. o Sirkulasi Gejala : Riwayat penyakit jantung, hipertensi, kegemukan. Tanda : Takikardi, disritmia. Tekanan darah normal, meningkat atau menurun. Bunyi jantung mungkin normal; S4 lambat atau murmur sistolik transient lambat (disfungsi otot papilaris) mungkin ada saat nyeri. Kulit/membrane mukosa lembab, dingin, pucat pada saat adanya vasokonstriksi. o Makanan/Cairan Gejala : Mual, nyeri ulu hati/epigastrium saat makan. Diet tinggi kolesterol/lemak, garam, kafein, minuman keras. Tanda : Ikat pinggang sesak, distensi gaster. o Integritas Ego Gejala : stressor kerja, keluarga, lain-lain. Tanda : Ketakutan, mudah marah. o Nyeri/ketidaknyamanan. Gejala : Nyeri dada substernal, anterior yang menyebar ke rahang, leher, bahu dan ekstremitas atas (lebih pada kiri dari pada kanan). Kualitas, macam : ringan sampai sedang, tekanan berat, tertekan, terjepit, terbakar. Durasi : biasanya kurang dari 25 menit, kadang-kadang lebih dari 30 menit (rata-rata 3 menit). 5
  • 6. Faktor pencetus : nyeri sehubungan dengan kerja fisik atau emosi besar seperti marah atau hasrat seksual; olahraga pada suhu ekstrem; atau mungkin tak dapat diperkirakan dan/atau terjadi selama istirahat. Faktor penghilang : nyeri mungkin responsif terhadap mekanisme penghilang tertentu (contoh : istirahat, obat antiangina). Tanda : Wajah berkerut, meletakkan pergelangan tangan pada midsternum, memijit tangan kiri, tegangan otot, gelisah, Takikardi, perubahan TD. o Pernapasan. Gejala : Dispnea saat kerja, riwayat merokok. Tanda : Meningkat pada frekunsi/irama dan gangguan kedalaman. o Penyuluhan/Pembelajaran Gejala : Riwayat keluarga sakit jantung, hipertensi, stroke, diabetes. Penggunaan/kesalahan penggunaan obat jantung, hipertensi atau obat yang dijual bebas. Penggunaan alcohol teratur, obat narkotik seperti kokain, amfetamin. b. Prioritas Keperawatan 1. Menghilangkan/mengontrol nyeri 2. Mencegah/meminimalkan terjadinya komplikasi miokard. 3. Memberikan informasi tentang proses penyakit/prognosis dan pengobatan. 4. Mendukung pasien/orang terdekat dalam melakukan perubahan pola hidup/ perilaku yang perlu. c. Rencana Keperawatan. 1. Nyeri (akut) berhubungan dengan laporan nyeri dengan berbagai frekuensi, durasi, dan intensitas(khususnya sesuai memburuknya kondisi). Fokus menyempit, perilaku distraksi (menangis, gelisah, merintih, mondar-mandir), respon otomatis contoh berkeringat, TD dan nadi berubah, dilatasi pupil, peningkatan/penurunan frekuensi pernapasan. Tindakan/intervensi Mandiri 1. Anjurkan pasien untuk memberitahu perawat dengan cepat bila terjadi nyeri dada. 6
  • 7. R/. Nyeri dan penurunan curah jantung dapat merangsang system saraf simpatis untuk mengeluarkan sejumlah besar norepineprin, yang meningkatkan agregasi trombosit danmengeluarkan tromboxane A2. Ini vasokonstriktor paten yang menyebabkan spasme arteri koroner yang dapat mencetus, mengkomplikasi dan/atau memperlama serangan angina memanjang. 2. Kaji dan catat respons pasien/ efek obat. R/ Memberikan informasi tentang kemajuan penyakit. 3. Identifikasi terjadinya pencetus, bila ada : frekuensi, durasinya, intensitas, dan lokasi nyeri. R/ Membantu membedakan nyeri dada dan alat evaluasi, kemungkinan kemajuan menjadi angina tidak stabil. 4. Evaluasi laporan nyeri pada rahang, leher, bahu, tangan, atau lengan (khususnya pada sisi kiri). R/ Nyeri jantung dapat menyebar, contoh nyeri sering lebih ke permukaan dipersarafi oleh tingkat saraf spinal yang sama. 5. Atur pasien pada istirahat total selama episode angina. R/ Menurunkan kebutuhan oksigen miokard untuk meminimalkan resiko cedera jaringan/nekrosis. 6. Tinggikan kepala tempat tidur bila pasien sesak napas. R/ Memudahkan pertukaran gas untuk menurunkan hipoksia dan sesak berulang. 7. Pantau kecepatan/irama jantung. R/ Pasien angina tidak stabil mengalami peningkatan disritmia yang mengancam hidup secara akut, yang terjadi pada respons terhadap iskemia dan/atau stres. 8. Tinggal dengan pasien yang mengalami nyeri atau tampak cemas. R/ Cemas mengeluarkan katekolamin yang meningkatkan kerja miokard dan dapat memanjangkan nyeri iskemi 7
  • 8. 9. Pertahankan lingkungan tenang, nyaman, batasi pengunjung bila perlu R/ Stress mental/emosi meningkatkan kerja miokard. 10. Berikan makanan lembut, biarkan pasien istirahat selama 1 jam setelah makan. R/ Menurunkan kerja miokard sehubungan dengan kerja pencernaan , menurunkan resiko serangan angina. Kolaborasi 1. Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi. R/ Meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard/mencegah iskemia. 2. Berikan antiangina sesuai indikasi : a. Nitrogliserin dan nitrostat R/ Efek cepat vasodilator berakhir 10-30 menit dan dapat digunakan secara profilaksis untuk mencegah serangan angina. b. Isosorbid R/ Menurunkan frekuensi dan beratnya serangan dengan menghasilkan vasodilatasi panjang/kontinu. c. Penyekat beta, contoh atenolol (tenormin); nadolol (corgard); metroprolol(lopressor), propanolol(inderal) R/ Menurunkan kerja jantung dengan menurunkan frekuensi jantung dan TD sistolik. d. Morfin sulfat. R/ Menyebabkan vasodilatasi perifer dan menurunkan kerja miokard; mempunyai efek sedative untuk menghasilkan relaksasi; menghentikan aliran katekolamin vasokonstriksi dan menghilangkan nyeri dada berat. e. Pantau perubahan seri EKG. 8
  • 9. R/ Iskemia selama serangan angina dapat menyebabkan ST depresi atau peninggian dan inversi gelombang T. 2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan inotropik(iskemia miokard transient/ memanjang, efek obat). Gangguan pada frekuensi/irama dan konduksi elektrikal. Tujuan : Melaporkan penurunan episode dispnea, angina dan disritmia menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas. Berpartisipasi pada perilaku/aktivitas yang menurunkan kerja jantung. Tindakan/Intervensi 1. Pantau tanda vital, contoh frekuensi jantung, TD. R/ Takikardi dapat terjadi karena nyeri, cemas, hipoksemia dan menurunnya curah jantung. 2. Catat warna kulit dan adanya/ kualitas nadi. R/ Sirkulasi perifer menurun bila curah jantung turun, membuat kulit pucat atau warna abu-abu dan menurunnya kekuatan nadi perifer. 3. Auskultasi bunyi napas dan bunyi jantung. R/ S3,S4 atau krekels terjadi dengan dekompensasi jantung atau beberapa obat.Murmur dapat menunjukkan katup karena nyeri dada. 4. Mempertahankan tirah baring pada posisi nyaman selama episode akut. R/ Menurunkan konsumsi oksigen/kebutuhan menurunkan kerja miokard dan resiko dekompensasi. 5. TTekankan pentingnya menghindari regangan/angkat berat, khususnya selama defekasi. R/ Manuver Valsava menyebabkan rangsang vagal, menurunkan frekuensi jantung (bradikardi) yang diikuti 9
  • 10. oleh takikardi, keduanya mungkin mengganggu curah jantung. 6. Motivasi klien bila nyeri segera dilaporkan. R/ Intervensi sesuai waktu menurunkan konsumsi oksigen dan kerja jantung dan mencegah/meminimalkan komplikasi jantung. 7. Pantau dan catat efek/kerugian respons obat, catat TD, frekuensi jantung dan irama. R/ Efek yang diinginkan untuk menurunkan kebutuhan oksigen miokard dengan menurunkan stress ventrikuler. Kolaborasi 1. Berikan oksigen tambahan sesuai kebutuhan R/ Meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard untuk memperbaiki kontraktilitas, menurunkan iskemia dan kadar asam laktat. 2. Berikan obat sesuai indikasi: 3. Diskusikan tujuan dan siapkan untuk menekankan tes dan katerisasi jantung bila diindikasikan. R/ Tes stress memberikan informasi tentang ventrikel sehat/kuat, yang berguna pada penentuan tingkat aktivitas yang tepat. Angiografi mungkin diindikasikan untuk mengidentifikasi area obstruksi/kerusakan arteri koroner yang memerlukan intervensi bedah. 4. Siapkan untuk intervensi pembedahan PTCA ssesuai indikasi. R/ Meningkatkan aliran darah koroner dengan kompresi lesi ateroskelorosis dan dilatasi lumen pembuluh pada arteri koroner tersumbat. 3. Ansietas berhubungan dengan 10
  • 11. RENCANA KEPERAWATAN No Diagnosa Keperawatan Tujuan / kriteria Rencana keperawatan 1 2. Nyeri (dada) berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen miokard ditandai dengan DS : - Klien mengeluh nyeri dari daerah dada menjalar sampai kelengan kiri DO : - Nampak gelisah - Merintih Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan inotropik (iskemia miokard transien / memanjang) ditandai dengan DS : - Klien mengeluh lemah DO : Menyatakan / menunjukkan nyeri berkurang /hilang dengan kiteria - Klien mengungkapkan pengurangan nyeri - Nampak relaks dan menunjukkan rasa tenang Mengungkapkan penurunan episode dispnoe, angina dan disritmia dengan kriteria - Menunjukkan peningkatan toleransi aktifitas - Berpartisipasi 1. Pertahankan istirahat selam episode episose nyeri 2. Kaji ; lokasi, durasi, penyebaran dan awitan gejala baru 3. Berikan oksigen sesuai indikasi 4. Kaji dan catat gambaran nyeri 5. Dapatkan EKG 12 lead selama episode nyeri 6. Berikan obat sesuai indikasi 1. Pantau tanda vital ; frekuensi jantung, TD 2. Evaluasi status mental, catat terjadinya bingung, disorientasi 3. Catat warna kulit dan kualitas nadi 4. Auskultasi bunyi nafas dan jantung, dengarkan murmur 5. Berikan periode 11
  • 12. 3 - Menurunnya nadi perifer - Kulit dingin / pucat - Penurunan toleransi aktifitas Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri ditandai dengan DO : - Mengungkapkan masalah berkenaan dengan peningkatan ketegangan / ketidakberdayaan DS : - Ketakutan - Gelisah pada kegiatan aktifitas yang menurunkan kerja jantung Mengungkapakan ansietas menurun sampai tingkat yang dapat diatasi dengan kriteria - Mengungkapkan kesadaran perasaan ansietas dan cara sehat yang sesuai - Menunjukkan strategi koping efektif / keterampilan pemecahan masalah istirahat adekuat, bantu dalam melakukan aktifitas perawatan diri sesuai indikasi 6. Tekankan pentingnya menghindari regangan / angkat berat khususnya selam defekasi 7. Observasi adanya tanda dan gejala GJK 1. Jelaskan tujuan tes dan contoh tes stres 2. Dorong keluarga dan teman untuk menganggap klien seperti sebelumnya 3. Tingkatkan ekspresi perasaan dan takut, contoh menolak , depresi dan marah 4. Beritahu klien program medis yang telah dibuat untuk menurunkan / membatasi serangan akan datang dan meningkatkan stabilits jantung 12
  • 13. . 13