Sistem integumen terdiri atas kulit dan derivat kulit seperti rambut, kuku, dan kelenjar. Kulit merupakan organ terbesar dan penting untuk melindungi tubuh serta mengatur suhu dan sensasi. Kulit terdiri atas epidermis dan dermis, dengan fungsi masing-masing untuk pelindungan dan penerimaan sensasi. Kulit juga menghasilkan berbagai derivat seperti folikel rambut, kelenjar minyak dan keringat, serta kuku.
Kulit terdiri atas 3 lapisan utama yaitu epidermis, dermis, dan subkutis. Epidermis terdiri dari lapisan stratum korneum hingga stratum basale yang memproduksi keratin untuk melindungi tubuh. Dermis berisi jaringan ikat, otot, dan pembuluh darah yang mendukung fungsi sensorik dan termoregulasi kulit. Subkutis berisi jaringan lemak yang berfungsi sebagai isolator panas.
Kelompok 3 terdiri dari 6 orang yaitu Erna Lestari Saputri, Evi Andriani, Fatma Ramadanis, Padjril, Paisah, dan Purnama Sari. Mereka membahas sistem integumen pada manusia dan hewan lain. Sistem integumen terdiri atas epidermis, dermis, dan jaringan subkutan yang melindungi tubuh dari lingkungan sekitar.
Sistem integumen terdiri atas kulit dan derivat kulit seperti rambut, kuku, dan kelenjar. Kulit merupakan organ terbesar dan penting untuk melindungi tubuh serta mengatur suhu dan sensasi. Kulit terdiri atas epidermis dan dermis, dengan fungsi masing-masing untuk pelindungan dan penerimaan sensasi. Kulit juga menghasilkan berbagai derivat seperti folikel rambut, kelenjar minyak dan keringat, serta kuku.
Kulit terdiri atas 3 lapisan utama yaitu epidermis, dermis, dan subkutis. Epidermis terdiri dari lapisan stratum korneum hingga stratum basale yang memproduksi keratin untuk melindungi tubuh. Dermis berisi jaringan ikat, otot, dan pembuluh darah yang mendukung fungsi sensorik dan termoregulasi kulit. Subkutis berisi jaringan lemak yang berfungsi sebagai isolator panas.
Kelompok 3 terdiri dari 6 orang yaitu Erna Lestari Saputri, Evi Andriani, Fatma Ramadanis, Padjril, Paisah, dan Purnama Sari. Mereka membahas sistem integumen pada manusia dan hewan lain. Sistem integumen terdiri atas epidermis, dermis, dan jaringan subkutan yang melindungi tubuh dari lingkungan sekitar.
1. Kulit terdiri atas 3 lapisan utama yaitu epidermis, dermis, dan subkutis. Epidermis terdiri atas beberapa stratum yang memproduksi keratin untuk melindungi tubuh.
2. Dermis berisi jaringan ikat, otot, dan saraf yang memberikan sensori dan elastisitas. Subkutis berisi jaringan lemak sebagai penyangga.
3. Sistem integumen meliputi kulit, rambut, kuku, kelenjar, dan adneksa yang bersama-
Kulit terdiri atas 3 lapisan utama yaitu epidermis, dermis, dan subkutis. Epidermis terdiri atas beberapa lapisan sel yang memproduksi keratin untuk melindungi tubuh. Dermis berisi pembuluh darah, saraf, dan otot yang memberikan sensasi. Subkutis berisi jaringan lemak sebagai cadangan energi. Kulit memiliki fungsi proteksi, ekskresi, sensorik, dan pengaturan suhu tubuh.
Dokumen tersebut membahas anatomi dan fisiologi sistem integumen yang mencakup kulit, rambut, dan kuku. Kulit terdiri atas epidermis, dermis, dan subdermis, masing-masing memiliki struktur dan fungsi tertentu seperti perlindungan, regulasi suhu, dan absorpsi. Dokumen ini juga menjelaskan komponen pendukung kulit seperti rambut, kuku, kelenjar-kelenjar dan pembuluh darah di dalam dermis.
Embriologi dan fisiologi kulit dibahas dalam dokumen tersebut. Embriologi kulit membahas perkembangan epidermis dan dermis selama kehamilan, sedangkan fisiologi kulit membahas fungsi-fungsi kulit seperti perlindungan, termoregulasi, sensasi, produksi vitamin D, ekskresi dan absorpsi.
Makalah ini membahas tentang sistem integumen atau sistem penutup tubuh yang meliputi epidermis, dermis, dan struktur aksesoris seperti rambut dan kuku. Epidermis terdiri dari lima lapisan yaitu stratum corneum, stratum granulosum, stratum spinosum, dan stratum basale. Dermis berisi pembuluh darah, serat kolagen, dan otot halus. Sistem integumen berperan sebagai pelindung tubuh, penerima rangsangan, dan terlibat dalam proses term
Kulit terdiri atas 3 lapisan utama yaitu epidermis, dermis, dan subkutan. Epidermis berfungsi sebagai pelindung, dermis mengandung pembuluh darah dan jaringan ikat, sedangkan subkutan berisi jaringan lemak. Kulit juga mengandung kelenjar keringat dan sebasea yang berperan dalam thermoregulasi dan melindungi kulit. Warna kulit dipengaruhi oleh produksi melanin, darah, dan karoten. Struktur rambut dan
Sistem integumen adalah sistem terbesar dan paling kompleks dalam tubuh manusia. Sistem ini meliputi kulit, rambut, kuku, dan gigi. Kulit berfungsi sebagai pelindung tubuh, penerima sensasi, pengatur suhu tubuh, dan memiliki fungsi metabolik dan ekskresi. Kulit terdiri atas epidermis dan dermis, sedangkan struktur kulit mencakup lapisan sel, jaringan serat, otot, dan pembuluh darah.
Kulit adalah organ luar yang kompleks yang terdiri dari 3 lapisan utama (epidermis, dermis, subkutis) dan memiliki berbagai fungsi seperti perlindungan, regulasi suhu tubuh, dan persepsi. Kulit juga mengandung rambut, kuku, kelenjar keringat dan sebasea.
Fisiologi Sistem Integumen
Ilmu yang mempelajari fungsi, mekanisme, dan cara kerja dari organ jaringan dan sel-sel organisme dalam sistem integumen (sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasikan manusia terhadap lingkungan sekitarnya).
Dokumen tersebut membahas anatomi dan fisiologi sistem integumen dan muskuloskeletal. Sistem integumen meliputi kulit, rambut, dan kuku, sedangkan sistem muskuloskeletal terdiri atas tulang, sendi, otot, tendon, dan ligamen. Dokumen ini menjelaskan struktur dan fungsi masing-masing komponen sistem tersebut secara rinci.
1. Kulit terdiri atas 3 lapisan utama yaitu epidermis, dermis, dan subkutis. Epidermis terdiri atas beberapa stratum yang memproduksi keratin untuk melindungi tubuh.
2. Dermis berisi jaringan ikat, otot, dan saraf yang memberikan sensori dan elastisitas. Subkutis berisi jaringan lemak sebagai penyangga.
3. Sistem integumen meliputi kulit, rambut, kuku, kelenjar, dan adneksa yang bersama-
Kulit terdiri atas 3 lapisan utama yaitu epidermis, dermis, dan subkutis. Epidermis terdiri atas beberapa lapisan sel yang memproduksi keratin untuk melindungi tubuh. Dermis berisi pembuluh darah, saraf, dan otot yang memberikan sensasi. Subkutis berisi jaringan lemak sebagai cadangan energi. Kulit memiliki fungsi proteksi, ekskresi, sensorik, dan pengaturan suhu tubuh.
Dokumen tersebut membahas anatomi dan fisiologi sistem integumen yang mencakup kulit, rambut, dan kuku. Kulit terdiri atas epidermis, dermis, dan subdermis, masing-masing memiliki struktur dan fungsi tertentu seperti perlindungan, regulasi suhu, dan absorpsi. Dokumen ini juga menjelaskan komponen pendukung kulit seperti rambut, kuku, kelenjar-kelenjar dan pembuluh darah di dalam dermis.
Embriologi dan fisiologi kulit dibahas dalam dokumen tersebut. Embriologi kulit membahas perkembangan epidermis dan dermis selama kehamilan, sedangkan fisiologi kulit membahas fungsi-fungsi kulit seperti perlindungan, termoregulasi, sensasi, produksi vitamin D, ekskresi dan absorpsi.
Makalah ini membahas tentang sistem integumen atau sistem penutup tubuh yang meliputi epidermis, dermis, dan struktur aksesoris seperti rambut dan kuku. Epidermis terdiri dari lima lapisan yaitu stratum corneum, stratum granulosum, stratum spinosum, dan stratum basale. Dermis berisi pembuluh darah, serat kolagen, dan otot halus. Sistem integumen berperan sebagai pelindung tubuh, penerima rangsangan, dan terlibat dalam proses term
Kulit terdiri atas 3 lapisan utama yaitu epidermis, dermis, dan subkutan. Epidermis berfungsi sebagai pelindung, dermis mengandung pembuluh darah dan jaringan ikat, sedangkan subkutan berisi jaringan lemak. Kulit juga mengandung kelenjar keringat dan sebasea yang berperan dalam thermoregulasi dan melindungi kulit. Warna kulit dipengaruhi oleh produksi melanin, darah, dan karoten. Struktur rambut dan
Sistem integumen adalah sistem terbesar dan paling kompleks dalam tubuh manusia. Sistem ini meliputi kulit, rambut, kuku, dan gigi. Kulit berfungsi sebagai pelindung tubuh, penerima sensasi, pengatur suhu tubuh, dan memiliki fungsi metabolik dan ekskresi. Kulit terdiri atas epidermis dan dermis, sedangkan struktur kulit mencakup lapisan sel, jaringan serat, otot, dan pembuluh darah.
Kulit adalah organ luar yang kompleks yang terdiri dari 3 lapisan utama (epidermis, dermis, subkutis) dan memiliki berbagai fungsi seperti perlindungan, regulasi suhu tubuh, dan persepsi. Kulit juga mengandung rambut, kuku, kelenjar keringat dan sebasea.
Fisiologi Sistem Integumen
Ilmu yang mempelajari fungsi, mekanisme, dan cara kerja dari organ jaringan dan sel-sel organisme dalam sistem integumen (sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasikan manusia terhadap lingkungan sekitarnya).
Dokumen tersebut membahas anatomi dan fisiologi sistem integumen dan muskuloskeletal. Sistem integumen meliputi kulit, rambut, dan kuku, sedangkan sistem muskuloskeletal terdiri atas tulang, sendi, otot, tendon, dan ligamen. Dokumen ini menjelaskan struktur dan fungsi masing-masing komponen sistem tersebut secara rinci.
1. Kulit terdiri atas 3 lapisan utama yaitu epidermis, dermis, dan subkutan. Epidermis berisi sel-sel mati yang melindungi tubuh, sementara dermis berisi pembuluh darah, otot, dan kelenjar. Subkutan berisi jaringan lemak.
2. Kulit memiliki fungsi proteksi, absorpsi, ekskresi, termoregulasi, dan pembentukan vitamin D. Fungsi proteksi dilakukan oleh lapisan epidermis dan pigmen, sementara ekskresi dilak
Kulit terdiri atas 3 lapisan utama yaitu epidermis, dermis, dan subkutis. Epidermis terdiri dari stratum korneum, granulosum, spinosum, dan basale. Dermis terbagi atas pars papilare dan retikulare. Kulit memiliki fungsi proteksi, absorpsi, ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh, pembentukan pigmen, dan keratinisasi.
Dokumen tersebut merangkum tentang anatomi dan fisiologi kulit. Kulit terdiri atas 3 lapisan yaitu epidermis, dermis, dan jaringan subkutan. Epidermis terbagi menjadi 5 lapisan dan memiliki fungsi regenerasi. Dermis berisi jaringan ikat dan pembuluh darah. Jaringan subkutan berisi jaringan lemak. Kulit memiliki fungsi sebagai pelindung, pengatur suhu, dan sensorik.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang sistem integumen atau sistem penutup tubuh yang meliputi kulit, rambut, bulu, sisik, dan lainnya.
2. Sistem integumen berfungsi sebagai pelindung, penerima rangsang, respirasi, ekskresi, termoregulasi, dan osmoregulasi.
3. Dokumen tersebut menjelaskan struktur dan fungsi kulit serta derivat-derivat k
Sistem integumen terdiri dari 3 lapisan utama: epidermis, dermis, dan subkutis. Epidermis mengandung sel-sel yang memproduksi keratin untuk melindungi tubuh. Dermis berisi jaringan ikat dan pembuluh darah, serta organ sensorik. Subkutis berisi jaringan lemak. Kulit memiliki fungsi proteksi, ekskresi, persepsi, dan pengaturan suhu tubuh.
Sistem integumen adalah sistem organ terluas yang menutupi seluruh tubuh. Sistem ini terdiri atas kulit, kuku, rambut, dan kelenjar. Kulit terdiri atas epidermis, dermis, dan jaringan subkutis. Epidermis terdiri atas beberapa lapisan sel yang mengandung melanosit, sel Langerhans, dan keratinosit. Dermis mengandung jaringan ikat, pembuluh darah, saraf, dan kelenjar. Sistem integumen berperan melindungi tub
Sistem integumen terdiri dari kulit, rambut, kuku, dan kelenjar. Kulit terdiri dari dua lapisan utama, epidermis dan dermis, dengan jenis sel dasar keratinosit di epidermis dan berbagai jenis sel di dermis. Fungsi utamanya adalah melindungi tubuh, mengatur suhu dan keseimbangan cairan, serta berperan sensorik dan dalam sintesis vitamin. Semua sistem tubuh saling terkait untuk menjaga kondisi internal yang dibutuh
Dokumen ini membahas tentang wabah virus SARS di dunia pada tahun 2002-2003, dimulai dari Tiongkok. Virus SARS diperkirakan berasal dari Provinsi Guangdong, Tiongkok pada November 2002. Gejala awal SARS mirip flu dan dapat menyebabkan sesak napas. Data WHO menunjukkan Tiongkok memiliki jumlah kasus terbanyak dengan 5327 kasus dan 348 kematian, diikuti Hong Kong dengan 1755 kasus dan 299 kematian. Kesimpulannya, Tiong
Kebutuhan aktivitas (mobilitias) merupakan kebutuhan dasar pasien untuk dapat bergerak dan beraktivitas. Makalah ini membahas tentang pentingnya mobilitias bagi pasien dan peran perawat dalam memfasilitasi mobilitias pasien.
Dokumen ini merupakan makalah tentang kebutuhan oksigenasi yang disusun oleh 10 orang mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kota Sukabumi untuk mata kuliah Keterampilan Dasar Keprawatan I pada tahun 2014/2015. Makalah ini membahas tentang pentingnya oksigenasi bagi tubuh manusia untuk dapat hidup.
The document discusses training principles, methods of training, and exercise physiology for physical activity. It covers topics like specificity, health and skill-related fitness components, energy systems, and adaptation. The goal is to provide knowledge for applying training methods to improve performance in physical activities through systematic programs that consider an individual's current fitness level and the demands of their sport or activity.
Cardiorespiratory training results in several adaptations that increase endurance. It increases VO2 max, cardiac output, stroke volume and capillarization of muscles. It decreases heart rate, blood pressure and lactate threshold. Respiratory adaptations include increased tidal volume and decreased respiratory rate at rest and submaximal exercise. Metabolic adaptations are increased fatty acid utilization and oxidative enzymes. The document discusses factors like heredity, age, gender and training specificity that influence adaptations.
During exercise, the respiratory system works to regulate gas exchange and maintain acid-base balance in the blood and tissues. Pulmonary ventilation increases to meet the higher oxygen demands of active muscles. Inspiration is an active process using respiratory muscles, while expiration is generally passive. Oxygen diffuses into the blood in the lungs, while carbon dioxide diffuses out, carried mainly by hemoglobin and bicarbonate in the blood. Regulation of breathing is controlled by brainstem centers but can be overridden voluntarily. Ventilation increases with exercise intensity to maintain appropriate blood gas levels and pH. Limitations can occur from respiratory muscle work or airway issues that affect gas exchange.
During exercise, the cardiovascular system responds in several ways to increase delivery of oxygen and nutrients to working muscles. The heart rate and stroke volume increase, elevating cardiac output. Blood is redistributed away from organs and toward active muscles. Blood pressure rises with intensity. Maximum heart rate depends on age. Prolonged exercise can cause cardiovascular drift and decreased plasma volume, impairing performance.
Metabolic adaptations to aerobic training include increasing muscle size, capillary density, mitochondria size and number, and enzyme activity which allows muscles to store more glycogen and triglycerides. Training the aerobic system should occur 3-5 days per week burning 700-900 calories through continuous or interval training at 50-85% of VO2 max for optimal adaptation. Anaerobic training adaptations increase ATP-PCr use, strength, enzyme activity, movement efficiency, and aerobic capacity which decreases lactic acid buildup and fatigue.
This document discusses energy systems and metabolism. It covers:
- Different forms of energy and how energy is stored and transferred in the body.
- The three main energy systems - ATP-PCr, glycolysis, and oxidative phosphorylation - and how they produce ATP.
- How carbohydrates, fats, and proteins are broken down to release energy.
- Factors that influence energy expenditure and causes of fatigue.
This document discusses muscular control of movement and summarizes the structure and function of skeletal muscles. It describes the types of muscles in the body, including skeletal muscles which allow for voluntary movement. Skeletal muscles are composed of fascicles, fibers, and myofibrils. Contraction occurs via the sliding filament theory when calcium binds to troponin, allowing myosin heads to bind actin and generate force through a power stroke. Recruitment of motor units and fiber types determines the force and endurance of muscle contractions. Factors like nutrition, training, genetics influence muscle development.
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari tentang pemeriksaan aktivitas listrik jantung menggunakan alat EKG dan interpretasi gambaran EKG. Mahasiswa akan belajar cara melakukan pemeriksaan EKG, mengidentifikasi komponen-komponen gambaran EKG, serta membuat kesimpulan mengenai kondisi jantung berdasarkan hasil EKG.
This document discusses physiological adaptations to exercise. It explains that acute adaptations during exercise involve the nervous and endocrine systems regulating muscle, heart, and breathing function. Long-term adaptations provide health benefits like increased endurance. It describes the energy systems of ATP-PCr, glycolysis, and aerobic respiration. Regular exercise leads to adaptations like increased oxygen consumption, ventilation, blood flow, and muscle fiber changes. Factors like intensity, duration, and frequency of training programs influence these adaptations.
The document discusses three energy systems - the ATP-CP system, anaerobic glycolysis, and aerobic respiration. It provides details on how each system works to produce energy for muscle contraction, including the breakdown of glucose and other fuels as well as the waste products produced. It also discusses how different energy systems are used for various types of exercise depending on intensity and duration, with sprint-based activities relying more on ATP-CP and anaerobic glycolysis while endurance activities utilize more aerobic respiration. Charts are included showing which energy systems various sports predominantly use.
The document summarizes key aspects of the nervous system, including:
1. It contrasts the somatic and autonomic nervous systems, noting their anatomical differences like neuron location and target tissues, as well as functional differences in control and response.
2. It describes the anatomy of the autonomic nervous system, including that the sympathetic division neurons are in the spinal cord and project to ganglia, while the parasympathetic division neurons are in the brainstem and sacral spinal cord.
3. It covers the physiology of the autonomic nervous system, such as the neurotransmitters, receptors, and effects of the sympathetic and parasympathetic divisions on various tissues. Regulation through autonomic reflexes involving
The document summarizes the anatomy and physiology of the nervous system, with a focus on comparing the somatic and autonomic nervous systems. It discusses:
1. The organization of the nervous system into the central nervous system (CNS) and peripheral nervous system (PNS). The PNS is further divided into the somatic and autonomic nervous systems.
2. Key differences between the somatic and autonomic nervous systems, including their target tissues, level of conscious control, number of neurons, and neurotransmitters.
3. The anatomy of the autonomic nervous system, including its division into the sympathetic and parasympathetic systems with their different locations of neuron cell bodies and pathways.
4
The document discusses the anatomy and physiology of the brain and cranial nerves. It describes the main divisions and structures of the brain including the cerebrum, cerebellum, brainstem, hypothalamus, thalamus, and diencephalon. It discusses the functions of these areas such as motor control, sensory processing, homeostasis, and cognition. It also outlines the cranial nerves and sensory and motor pathways in the central nervous system.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdfDenysErlanders
Buku non teks yang bermutu dapat memperkaya pengalaman
belajar siswa. Buku-buku ini menawarkan konten yang inspiratif,
inovatif, dan mendorong pengembangan karakter siswa.
Pemanfaatan buku non teks bermutu membutuhkan peran aktif
guru untuk memilih dan
mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran
1. ANATOMI INTEGUMEN
BY. LIA NOVIANTY
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KOTA SUKABUMI
Program Study S1 Keperawatan
https://stikeskotasukabumi.wordpress.com
2. Organ tubuh paling luar
Luas + 1.5 m2, berat + 15 % BB (pada
orang dewasa)
Dipengaruhi oleh faktor :
Iklim
Umur
Jenis kelamin
Ras
Lokasi tubuh
3. STRUKTUR KULIT
Secara histopatologi :
Lapisan epidermis ( kutikel )
Lapisan dermis ( korium, kutis vera, true
skin )
Lapisan subcutis ( hipodermis )
8. STRATUM KORNEUM
Disebut juga sebagai lapisan tanduk
Merupakan lapisan kulit paling luar
Terdiri dari lapis sel gepeng yang
mati, tidak berinti dan
protoplasmanya telah berubah
menjadi keratin (zat tanduk)
9. STRATUM LUSIDUM
Terdapat dibawah lapisan korneum
Terdiri dari : sel gepeng yang tidak
berinti, protoplasmanya telah
berubah menjadi protein yang
disebut eleidin
Tampak lebih jelas ditelapak tangan
dan kaki
10. STRATUM GRANULOSUM
• Disebut lapisan keratohialin
• Merupakan dua atau tiga lapis sel-
sel gepeng dengan sitoplasma
berbutir kasar (terdiri dari
keratohyalin) dan terdapat inti
diantaranya
• Mukosa tidak memiliki lapisan
granulosum
• Tampak jelas di telapak tangan dan
kaki
11. STRATUM SPINOSUM
Disebut sebagai stratum malphigi /
Prickle cell layer (lapisan akanta)
Terdiri atas beberapa lapis sel yang
berbentuk poligonal
besarnya berbeda-beda (karena
proses mitosis)
Protoplasmanya jernih (mengandung
glikogen) Inti terletak
ditengah
Sel tersebut makin dekat ke
permukaan makin gepeng bentuknya
12. Diantara sel-sel stratum spinosum jembatan antar
sel (intercellular bridges)
terdiri dari protoplasma dan tonofibril (keratin)
Perlekatan antar jembatan membentuk penebalan bulat
kecil nodulus bizzozero
Terdapat sel langerhans (diantara sel spinosum)
Banyak mengandung kolagen
13. STRATUM BASALE
Merupakan lapisan paling bawah
Terdiri dari sel-sel berbentuk kubus/ kolumnar,
tersusun vertikal pada perbatasan dermo
epidermal berbaris seperti pagar (palisade).
Sel-sel basal mengadakan mitosis dan berfungsi
reproduktif
14. Lapisan ini terdiri dari dua jenis sel :
Sel sel yang berbentuk kolumnar
Sel pembentuk melanin (melanosit)/ clear cell
15. Sel yang berbentuk kolumnar protoplasma
bersifar basofilik, inti lonjong dan besar,
dihubungkan satu sama lain oleh jembatan sel
Sel pembentuk melanin ,merupakan sel
berwarna muda, sitoplasmanya basofilik, inti
gelap, mengandung butir pigmen
(melanosomes)
16. LAPISAN DERMIS
Terletak dibawah lapisan epidermis
Strukturnya lebih tebal daripada epidermis
Terdiri dari lapisan elastik dan fibrosa
padat dengan elemen-elemen selular dan
folikel rambut.
18. Pars papilare
bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung
serabut syaraf dan P.D
Pars retikulare
bagian yang menonjol ke arah subkutan.
terdiri dari serabut penunjang (serabut kolagen,
elastin, retikulin).
19. LAPISAN SUBKUTIS
Terdiri dari jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak
(sel yang berbentuk bulat, besar, dengan inti
terdesak ke pinggir sitoplasma)
Sel sel tersebut membentuk kelompok yang
dipisahkan satu sama lain oleh trabekula yang
fibrosa.
Lapisan sel sel lemak disebut panikulus adiposa
(yang berfungsi sebagai cadangan makanan)
20. Pada lapisan ini mengandung ujung-ujung syaraf tepi,
pembuluh darah dan getah bening
Vaskularisasi kulit diatur oleh :
Pleksus superfisialis (pleksus yang terletak
dibagian atas dermis)
Pleksus profunda (pleksus yang terletak di
subkutis)
23. KELENJAR KULIT
Kelenjar kulit terdapat dilapisan dermis
Terdiri dari :
Kelenjar keringat (glandula sudorifera)
Kelenjar palit (glandula sebasea
24.
25. KELENJAR KERINGAT
Kelenjar keringat terdiri dari :
Kelenjar ekrin (kecil, terletak dangkal di dermis
dengans ekret yang encer)
Kelenjar apokrin (lebih besar, terletak lebih
dalam dan sekretnya lebih kental)
Saluran kelenjar ekrin berbentuk spiral dan
bermuara langsung dipermukaan kulit
26. Saluran ekrin terdapat diseluruh
permukaan kulit dan terbanyak di
telapak tangan dan kaki, dahi dan
aksila.
Sekresi dari kelenjar ekrin
dipengaruhi oleh saraf kolinergik,
faktor panas, dan stres emosional.
27. Kelenjar apokrin dipengaruhi oleh
syaraf adrenergik terdapat
di axila, areola mamae, pubis,
labium minora, dan saluran telinga
luar.
28.
29. KELENJAR PALIT
Kelenjar palit terletak diseluruh permukaan
kulit manusia kecuali ditelapak tangan dan
kaki.
Kelenjar palit biasanya terdapat disamping
akar rambut dan muaranya terdapat pada
lumen akar rambut (Folikel rambut)
36. Pertumbuhan rambut :
Fase anagen (pertumbuhan) berlangsung 2-6 tahun
Fase katagen (involusi temporer)
Fase telogen (istirahat)
37.
38. FUNGSI KULIT
Fungsi proteksi
Gangguan fisik atau mekanik : tekanan, geseskan,
tarikan
Gangguan kimiawi : zat-zat kimia yang bersifat iritan
(lisol, karbol,asam, dan alkali kuat lainnnya)
Gangguan yang bersifat panas (radiasi, sengatan sinar
ulltra violet)
Gangguan infeksi luar (kuman/ bakteri maupun jamur)
39. Fungsi absorpsi
kemampuan absorpsi kulit
dipengaruhi oleh : ketebalan kulit, hidrasi,
kelembaban, metabolisme, dan jenis venikulum.
penyerapan dapat berlangsung melalui
celah antar sel, menembus sel-sel epidermis,
atau melalui muara saluran kelenjar.
40. Fungsi eksresi
Mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna
lagi atau sisa metabolisme dalam tubuh
berupa NaCl, urea, asam urat, dan amonia.
Produksi kelenjar minyak dan keringat
(sebum) keasaman
kulit pada pH 5-6.5 berfungsi
meminyaki kulit dan menahan evaporasi
air yang berlebihan sehingga kulit tidak
menjadi kering
41. Fungsi persepsi
Rangsangan panas : badan-badan rufini di dermis
dan subkutis
Rangsangan dingin : badan-badan krause di dermis
Rangsangan raba : badan taktil meisner di papila
dermis, dan badan merkel ranvier di epidermis
Rangsangan terhadap tekanan : badan vater paccini
di epidermis
42.
43.
44.
45. Fungsi pengaturan suhu tubuh
(termoregulasi)
dengan cara mengeluarkan keringat
dan mengerutkan (otot berkontraksi)
pembuluh darah kulit.
47. Keratinosit dimulai dari sel basal yang
mengadakan pembelahan sel basal
yang lain akan berpindah keatas dan
berubah bentuknya menjadi sel spinosum
makin keatas sel makin gepeng
dan bergranula menjadi sel granulosum
makin lama inti menghilang dan
keratinosit ini menjadi sel tanduk
Proses ini berlangsung secara normal + 14-
21 hari
48. Fungsi pembentukan vitamin D
mengubah 7 dihidroksi
kolesterol dengan bantuan sinar
matahari
Mengekspresikan emosi PD,
kelenjar keringat, otot-otot dibawah
kulit.