Mata Kuliah: Sistem Penunjang Keputusan
Pertemuan: 4
Jurusan: Sistem Informasi
Kampus: STMIK Swadharma
Sumber Gambar:
https://stock.adobe.com/de/search?k=nachdenklich&filters%5Bcontent_type%3Aphoto%5D=1&filters%5Bcontent_type%3Aillustration%5D=1&filters%5Bcontent_type%3Azip_vector%5D=1&filters%5Bcontent_type%3Avideo%5D=1&filters%5Bcontent_type%3Atemplate%5D=1&filters%5Bcontent_type%3A3d%5D=1&filters%5Binclude_stock_enterprise%5D=0&filters%5Bis_editorial%5D=0&safe_search=1&ca=0&load_type=find_similar&similar_content_id=22795843&find_similar_by=all
https://www.123rf.com/photo_24964022_3d-people-man-person-and-a-cubes-future-concept.html
https://pixabay.com/id/illustrations/laki-laki-kulit-putih-model-3d-2064842/
https://www.gograph.com/clipart/are-you-sure-words-written-by-3d-man-gg75438103.html
https://id.pinterest.com/pin/341358846733761157/?lp=true
http://nontradmd.blogspot.com/2012/11/uncertain-certainty.html
https://www.dekoruma.com/artikel/80484/langkah-investasi-properti-yang-benar
http://www.abouturban.com/2018/05/31/mau-mendirikan-pabrik-ketahui-dulu-perizinannya/
http://www.innovationfast.com/3-dimensions-of-product-innovation/
https://www.minecraft-schematics.com/schematic/8201/
https://www.toonpool.com/cartoons/decision%20making%20process%20flip%20coi_90209
https://huskmitnavn.dk/blogs/projects/3d-drawings
Metode Transportasi (Masalah dalam Metode Transportasi)hazhiyah
Seringkali terjadi dalam kenyataan dimana total permintaan tidak sama dengan total penawaran. Masalah ketidakseimbangan dalam ini dalam metode transportasi dapat diatasi dengan mempergunakan persediaan dan permintaan bayangan (dummy). Selain masalah permintaan dan penawaran, dalam metode transportasi juga dikenal masalah lain yaitu degenerasi dan redudansi yang terjadi dalam penyelesaian masalah dalam metode transportasi baik itu di solusi awal atau pada solusi optimal
Mata Kuliah: Sistem Penunjang Keputusan
Pertemuan: 4
Jurusan: Sistem Informasi
Kampus: STMIK Swadharma
Sumber Gambar:
https://stock.adobe.com/de/search?k=nachdenklich&filters%5Bcontent_type%3Aphoto%5D=1&filters%5Bcontent_type%3Aillustration%5D=1&filters%5Bcontent_type%3Azip_vector%5D=1&filters%5Bcontent_type%3Avideo%5D=1&filters%5Bcontent_type%3Atemplate%5D=1&filters%5Bcontent_type%3A3d%5D=1&filters%5Binclude_stock_enterprise%5D=0&filters%5Bis_editorial%5D=0&safe_search=1&ca=0&load_type=find_similar&similar_content_id=22795843&find_similar_by=all
https://www.123rf.com/photo_24964022_3d-people-man-person-and-a-cubes-future-concept.html
https://pixabay.com/id/illustrations/laki-laki-kulit-putih-model-3d-2064842/
https://www.gograph.com/clipart/are-you-sure-words-written-by-3d-man-gg75438103.html
https://id.pinterest.com/pin/341358846733761157/?lp=true
http://nontradmd.blogspot.com/2012/11/uncertain-certainty.html
https://www.dekoruma.com/artikel/80484/langkah-investasi-properti-yang-benar
http://www.abouturban.com/2018/05/31/mau-mendirikan-pabrik-ketahui-dulu-perizinannya/
http://www.innovationfast.com/3-dimensions-of-product-innovation/
https://www.minecraft-schematics.com/schematic/8201/
https://www.toonpool.com/cartoons/decision%20making%20process%20flip%20coi_90209
https://huskmitnavn.dk/blogs/projects/3d-drawings
Metode Transportasi (Masalah dalam Metode Transportasi)hazhiyah
Seringkali terjadi dalam kenyataan dimana total permintaan tidak sama dengan total penawaran. Masalah ketidakseimbangan dalam ini dalam metode transportasi dapat diatasi dengan mempergunakan persediaan dan permintaan bayangan (dummy). Selain masalah permintaan dan penawaran, dalam metode transportasi juga dikenal masalah lain yaitu degenerasi dan redudansi yang terjadi dalam penyelesaian masalah dalam metode transportasi baik itu di solusi awal atau pada solusi optimal
The Role of Time Value in Finance
Single Amounts
Annuities
Mixed Streams
Compounding interest more frequently than annually
Special Applications of Time Value
Pertemuan 3 (analisis lingkungan eksternal) MANAJEMEN STRATEGI SEKTOR PUBLIKnurul khaiva
- model manajemen strategi
- definisi lingkungan
- karakteristik lingkungan
- proses analisis lingkungan eksternal
- 2 macam lingkungan eksternal
- dll
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah manajemen sains adalah pemrograman linear. Pemrograman linear merupakan kelompok teknik analisis kuantitatif yang mengandalkan model matematika atau model simbolik sebagai wadahnya. Artinya, setiap masalah yang kita hadapi dalam suatu sistem permasalahan tertentu perlu dirumuskan dulu dalam simbol-simbol matematika tertentu, jika kita inginkan bantuan pemrograman linear sebagai alat analisisnya.
Metode grafik merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah pemrograman linear yang melibatkan dua peubah keputusan. Membahas mengenai masalah meminimumkan fungsi kendala bertanda ≥, fungsi kendala bertanda = tidak ada penyelesaian layak, tidak ada penyelesaian optimal, beberapa alternatif optimal, dan wilayah kelayakan yang tidak terikat dapat terjadi saat menyelesaikan masalah pemrograman linear dengan menggunakan prosedur penyelesaian grafik. Kasus-kasus ini juga dapat terjadi saat menggunakan metode simpleks.
Metode simplek untuk linier programming dikembangkan pertama kali oleh George Dantzing pada tahun 1947, kemudian digunakan juga pada penugasan di Angkatan Udara Amerika Serikat. Dia mendemonstrasikan bagaimana menggunakan fungsi tujuan (iso-profit) dalam upaya menemukan solosi diantara beberapa kemungkinan solosi sebuah persoalan linier programming.
Proses penyelesaiaanya dalam metode simplek, dilakukan secara berulang-ulang (iterative) sedemikian rupa dengan menggunakan pola tertentu (standart) sehingga solusi optimal tercapai.
Ciri lain dari metode simplek adalah bahwa setiap solusi yang baru akan menghasilkan sebuah nilai fungsi tujuan yang lebih besar daripada solosi sebelumnya.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
Bagaimana cara mencari nilai maksimum dengan menggunakan metode simpleks?
Bagaimana cara menyelesaikan masalah/kendala (syarat) bertanda “=”?
Bagaimana cara mencari nilai minimum dengan menggunakan metode simpleks?
Bagaimana cara membedakan antara asalah primal dan dual dalam program linear?
Kapan pemrograman linear dikatakan mengalami degenerasi?
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :
Dapat menyelesaikan masalah maksimasi dalam program linear
Dapat menyelesaikan masalah / kendala (syarat) bertanda “=” pada program linear
Dapat menyelesaikan masalah minimasi dalam program linear
Dapat mengetahui dan membedakan antara masalah primal dan dual dalam program linear
Dapat menyelesaikan masalah degeneracy / kemerosotan dalam program linear
BAB II
PEMBAHASAN
Masalah Maksimasi
Untuk menyelesaikan masalah maksimasi maka programasi linear harus lebih dahulu ditulis dalam bentuk standar. Dengan bentuk standar dimaksudkan adalah permasalahan programasi linear yang berwujud permasalahan maksimasi dengan batasan-batasan (kendala) yang bertanda kurang dari
The Role of Time Value in Finance
Single Amounts
Annuities
Mixed Streams
Compounding interest more frequently than annually
Special Applications of Time Value
Pertemuan 3 (analisis lingkungan eksternal) MANAJEMEN STRATEGI SEKTOR PUBLIKnurul khaiva
- model manajemen strategi
- definisi lingkungan
- karakteristik lingkungan
- proses analisis lingkungan eksternal
- 2 macam lingkungan eksternal
- dll
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah manajemen sains adalah pemrograman linear. Pemrograman linear merupakan kelompok teknik analisis kuantitatif yang mengandalkan model matematika atau model simbolik sebagai wadahnya. Artinya, setiap masalah yang kita hadapi dalam suatu sistem permasalahan tertentu perlu dirumuskan dulu dalam simbol-simbol matematika tertentu, jika kita inginkan bantuan pemrograman linear sebagai alat analisisnya.
Metode grafik merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah pemrograman linear yang melibatkan dua peubah keputusan. Membahas mengenai masalah meminimumkan fungsi kendala bertanda ≥, fungsi kendala bertanda = tidak ada penyelesaian layak, tidak ada penyelesaian optimal, beberapa alternatif optimal, dan wilayah kelayakan yang tidak terikat dapat terjadi saat menyelesaikan masalah pemrograman linear dengan menggunakan prosedur penyelesaian grafik. Kasus-kasus ini juga dapat terjadi saat menggunakan metode simpleks.
Metode simplek untuk linier programming dikembangkan pertama kali oleh George Dantzing pada tahun 1947, kemudian digunakan juga pada penugasan di Angkatan Udara Amerika Serikat. Dia mendemonstrasikan bagaimana menggunakan fungsi tujuan (iso-profit) dalam upaya menemukan solosi diantara beberapa kemungkinan solosi sebuah persoalan linier programming.
Proses penyelesaiaanya dalam metode simplek, dilakukan secara berulang-ulang (iterative) sedemikian rupa dengan menggunakan pola tertentu (standart) sehingga solusi optimal tercapai.
Ciri lain dari metode simplek adalah bahwa setiap solusi yang baru akan menghasilkan sebuah nilai fungsi tujuan yang lebih besar daripada solosi sebelumnya.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
Bagaimana cara mencari nilai maksimum dengan menggunakan metode simpleks?
Bagaimana cara menyelesaikan masalah/kendala (syarat) bertanda “=”?
Bagaimana cara mencari nilai minimum dengan menggunakan metode simpleks?
Bagaimana cara membedakan antara asalah primal dan dual dalam program linear?
Kapan pemrograman linear dikatakan mengalami degenerasi?
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :
Dapat menyelesaikan masalah maksimasi dalam program linear
Dapat menyelesaikan masalah / kendala (syarat) bertanda “=” pada program linear
Dapat menyelesaikan masalah minimasi dalam program linear
Dapat mengetahui dan membedakan antara masalah primal dan dual dalam program linear
Dapat menyelesaikan masalah degeneracy / kemerosotan dalam program linear
BAB II
PEMBAHASAN
Masalah Maksimasi
Untuk menyelesaikan masalah maksimasi maka programasi linear harus lebih dahulu ditulis dalam bentuk standar. Dengan bentuk standar dimaksudkan adalah permasalahan programasi linear yang berwujud permasalahan maksimasi dengan batasan-batasan (kendala) yang bertanda kurang dari
Materi Lokakarya KHM UAJY tentang kasus-kasus hukum dan pelanggaran Etika dalam realitas Jurnalistik di Indonesia, disampaikan oleh Bonaventura Satya Bharata
Modul Pelatihan Pencegahan Kejahatan Seksual Anak Online bagi Organisasi Perl...literasi digital
Modul Pelatihan Pencegahan Kejahatan Seksual Anak Online bagi Organisasi Perlindungan Anak dan Komunitas bisa menjadi acuan dalam mencegah dan menangani masalah kejahatan seksual anak online. Modul ini juga bisa dipergunakan oleh tim Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat sebagai acuan dalam mengembangkan pelatihan-pelatihan di desa untuk mencegah terjadinya kejahatan seksual online.
Modul Pelatihan Pencegahan Eksploitasi Seksual Anak Online Untuk Organisasi P...ECPAT Indonesia
Ada dua konsep kunci yang perlu dipahami bagi peserta tentang eksploitasi seksual anak online, yaitu secara bentuk umum dan secara bentuk khusus. Penjelasan definisi dan
konsep kunci dari eksploitasi seksual anak online akan dikaitkan dengan aturan hukum terkait, yaitu Undang-undang No. 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Menjadi Undang-Undang (UUPA)
dan Undang-undang No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-undang No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU-ITE).
Penekanan pada materi penjelasan tentang konsep kunci adalah untuk mengetahui dan menjelaskan secara mendalam atas tindakan eksploitasi seksual anak online. Dalam
praktik, tindak kejahatan eksploitasi seksual anak online ada dua bentuk, yaitu secara offline dan secara online. Selain itu, bentuk kejahatan yang dilakukan secara online terkait eksploitasi seksual juga ada yang berbentuk umum dan berbentuk khusus. Oleh sebab itu untuk dapat membedakan tindak kejahatan tersebut di atas, penjelasan tentang konsep kunci dan definisi menjadi penting untuk dipaparkan lebih lanjut.
AKUNTANSI FORENSIK
Menurut Theodorus M. Tuanakotta (2010) akuntansi forensik adalah penerapan disiplin ilmu dalam arti luas, termasuk auditing, pada masalah hukum untuk menyelesaikan hukum di dalam atau di luat pengadilan.
Akuntansi Forensik dipraktikkan dalam bidang yang luas seperti:
1. Dalam penyelesaian sangketa antar individu
2. Di perusahaan swasta dengan berbagai bentuk hukum, perusahaan tertutup maupun yang memperdagangkan saham atau obligasi yang di bursa, join venture, special purpose companies.
3. Di perusahaan yang sebagian atau seluruh sahamnya dimiliki negara baik di pusat maupun daerah (BUMN,BUMD)
4. Di departemen /kementerian, pemerintah pusat daerah, MPR, DPR/DPRD dan lembaga-lembaga negara lainnya, mahkamah seperti (Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Yudisial), komisi-komisi seperti (KPU dan KPPU) yayasan, koperasi, Badan Hukum Milik Negara, Badan Layanan Umum dan seterusnya.
Akuntansi forensik dapat diterapkan di sektor publik maupun sektor privat ( perorangan, perusahaan swasta, yayasan swasta, dan lain-lain ). Dengan memasukkan para pihak yang berbeda, definisi akuntansi forensik tersebut di atas dapat diperluas sebagai berikut.
Akuntansi forensik adalah penerapan disiplin akuntansi dalam arti luas, termasuk auditing pada masalah hukum untuk penyelesaian hukum di dalam atau di luar pengadilan, di sektor publik maupun privat.
Akuntansi forensik dapat diterapkan di sektor publik maupun swasta, sehingga apabila memasukkan pihak yang berbeda maka akuntansi forensik menurut D. Larry Crumbey dalam Tuanakotta (2010) mengemukakan bahwa secara sederhana akuntansi forensik dapat dikatakan sebagai akuntansi yang akurat untuk tujuan hukum, atau akuntansi yang tahan uji dalam kancah perseteruan selama proses pengadilan, atau dalam proses peninjauan yudisial, atau tinjauan administratif.
Definisi Crumbley ingin menekankan bahwa akuntansi foresnik tidak identik, bahkan tidak berurusan dengan akuntansi yang sesuai dengan generally accepted accounting principles (GAAP). Ukurannya bukan GAAP, melainkann apa yang menurut hukum atau ketentuan perundang-undangan adalah akurat.
Crumbley dengan tepat melihat potensi untuk perseteruan di antara pihak-pihak yang berseberangan kepentingn. Demi keadilan, harus ada akuntansi yang akurat untuk proses hukum yang bersifat adversarial, atau proses hukum yang mengandung perseturuan.
Sejumlah masalah masih menghantui perekonomian nasional, seperti biaya produksi dan logistik yang tinggi, daya saing lemah, masalah birokrasi yang berbelit, dan suku bunga yang tinggi. Lebih khusus Kadin melihat adanya egoisme Kementerian/ Lembaga(K/L) dalam menerbitkan berbagai peraturan menteri (Permen) yang banyak bertentangan dan menyusahkan dunia usaha. Banyaknya permen yang dikeluarkan pemerintah semakin menambah persoalan baru kelambatan ekonomi nasional.
Para pelaku usaha menyayangkan berbagai Permen yang dikeluarkan oleh pemerintah diberlakukan tanpa dibicarakan terlebih dahulu dengan dunia usaha. Padahal Kadin adalah mitra kerja pemerintah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1987. Pemerintah membuat kebijakan sendiri sehingga pada saat kebijakan tersebut keluar menimbulkan protes dari dunia usaha.
Kadin berharap K/L tidak berlebihan menerbitkan Permen yang tidak begitu penting sehingga tidak menambah beban permasalahan baru bagi dunia usaha, khususnya Permen yang tidak dibicarakan dahulu dengan dunia usaha. Jangan sampai Permen lebih cepat atau lebih banyak dibanding dengan pertumbuhan perdagangan dan industri Indonesia saat ini. Kebanyakan Permen, ekonomi nasional bisa batuk-batuk.
saran penyempurnaan strategi nasional pencegahan dan pemberantasan korupsi (PPK) yang sementara ini cenderung mengarah pada mengadopsi begitu saja konvensi PBB, sehingga aspek sosial dan budaya kita kurang diperhitungkan, sementara aspek tersebut berdampak sangat mendasar pada tindak pidan korupsi yang selama ini terjadi.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
1. TUGAS AKHIR SEMESTER
MATA KULIAH HUKUM DAN KODE ETIK KOMUNIKASI
“ANALISIS PELANGGARAN IKLAN NUTRILON ROYAL 3 (edisi Life Starts Here)
DENGAN KAJIAN BERDASARKAN HUKUM DAN KODE ETIK KOMUNIKASI”
Dibuat Oleh :
Nama : Lukman Prabowo
NIM : 1271510115
No. Absen :
Kelas : PV
Periode : 0313
Dosen Pengampu: Dr. Hadiono Afdjani, M.M, M.Si
2. DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 1
SINOPSIS IKLAN NUTRILON ROYAL 3 2
PELANGGARAN IKLAN NUTRILON ROYAL 3 3
“Adegan yang menjadi dasar pengkajian atas pelanggaran KUHP,
UU Penyiaran dan Etika Periklanan”
KAITAN DENGAN DELIK KOMUNIKASI dan KUHP 5
- Delik Komunikasi
- Kajian atas pelanggaran KUHP, UU Penyiaran dan Etika Periklanan
KESIMPULAN 8
3. SINOPSIS IKLAN NUTRILON ROYAL 3 (edisi Life Start Here)
Dari permuculannya iklan Nutrilon Royal 3 sudah memperlihatkan iklan yang secara
semiotika adalah iklan yang cukup baik, dengan tidak menanpilkan produk didalam iklan
tersebut. Iklan pertama di tanyangkan sekitar tahun pertengahan 2010 dengan type iklan yang
berbeda dengan iklan-iklan para pesaingnya. Iklan ini dibuat dengan menampilkan perjalan
anak-anak yang sedang berimajinasi tentang hidup mereka di masa yang akan datang. Iklan
pertamanya ber Tag Line “Life is an Advanture” yang melambangkan hidup adalah
pertualangan. Iklan yang selanjutnya ber Tag Line “Life Starts Here” yang melambangkan
hidup berawal dari sini. Iklan yang ber Tag Line “Life Starts Here” ini di tampilkan di
televise sekitar akhir 2012 dan masih bertahan sampai sekarang. Iklan ini menampilkan setiap
adegan dengan memberikan imajinasi seorang anak dengan berbagai karakter yang berbeda
dan dengan cita-cita yang berbeda. Iklan ini seakan-akan mengajak kita untuk menghayal
akan apa yang akan kita capai nanti dengan setting latar yang berbeda-beda di setiap adegan
membuat kita melihat iklan ini dengan terpotong-potong dan tidak saling berkaitan. Di satu
pihak iklan ini mejadi iklan yang inspiratif akan tetapi ada beberapa adegan yang ditampilkan
yang layak untuk dijadikan pertimbangan perusahan dalam menanyangkan iklan tersebut.
Penjelasan dengan adanya pelanggaran akan dibahas pada BAB II.
4. PELANGGARAN IKLAN NUTRILON ROYAL 3
“Adegan yang menjadi dasar pengkajian atas pelanggaran KUHP”
Laporan ini saya buat berdasarkan adanya beberapa adegan yang seharusnya tidak di
tampilkan di dalam iklan tersebut. Hal-hal yang menimbulkan pelanggaran KUHP tentang
periklanan akan saya paparkan pada beberapa bagian dan nantinya saya akan jelaskan kenapa
adegan tersebut menjadi bermasalah dan menjadi pembahasan tetang pelanggaran adegan
berdasarkan KUHP.
1. Adegan seorang anak kecil yang menginjak-injak meja pengadilan
Adegan ini sangat tidak mendidik, karena adegan ini menampilkan pemberontakan
terhadap hukum dan lembaga-lembaga terkait. Ini merupakan sebuah hal yang tidak
selayaknya dilakukan oleh sesorang dalam mendidik anak, karena dapat menimbulkan
pemikiran anak bahwa hukum dan lembaga-lembaga terkait adalah hal yang tidak perlu di
hormati. Anak tersebut berdiri diatas meja dan sambil memegang palu dapat dilihat
betapa memberontak anak tersebut dan menggambarkan ketidakpercayaan terhadap
hukum dan lembaga-lembaga terkait.
5. 2. Adegan Berciuman yang dialkukan Balita Perempuan dan Balita Laki-Laki
Adegan bercimuan ini sangatlah memalukan karena menapilkan hal “cabul” yang
dilakukan oleh balita, secara agamapun ini tidak diperbolehkan karena tidak mendidik
dan sangat “pornografi”. Padahal kita tahu ini adalah iklan yang ditujukan untuk para ibu
yang mempunyai anak balita, tetapi adegan seperti ini seharusnya tidak ditampilkan,
karena nantinya kan timpul persepsi yang berbeda terhadap pemikiran iklan yang sudah
baik secara adegannya dari awal. Dengan meng “close up” adegan ini seakan-akan
pembuat ingin mengajarkan terhadap anak-anak bersikap untuk “cabul” padahal itu
sangat tidak dianjurkan dan sangat bertentangan dari segi etika, agama dan hukum.
Adegan-adegan tersebut saya ambil dari cuplikan iklan yang saya dapat dari internet dan
berdasarkan adegan tersebut dapat saya berikan laporan bahwa, iklan tersebut melakukan
pelanggaran atas KUHP dan Kode Etik Periklanan. Nantinya saat akan bahas di BAB III
dengan kajian berdasarkan Delik Komunikasi dan KUHP.
6. Kaitan Dengan Pelanggaran KUHP, UU Penyiaran Dan Etika Periklanan
Berdasarkan Delik Komunikasi
Delik komunikasi yang saya pakai disini adalah :
Delik Laporan Biasa
Disini saya mengambil delik laporan biasa karena disini saya berharap adanya
penanganan khusus dari penegak hukum di Negara khususnya KPI untuk dapat mengambil
keputusan akan tindakan pelanggaran yang dilakukan oleh sebuah iklan dari susu formula
“Nutrilon Royal 3”.
Dari dua adegan yang saya ambil merupakan sebuah bukti pelanggaran iklan yang
dilakukan oleh pihak Nutrilon Royal. Keduanya itu akan tekait dengan hukum-hukum yang
berlaku di KUHP. Pada dasarnya pelanggaran yang dilakukan oleh pihak Nutrilon merupakan
pelanggaran kode etik periklanan dan juga mempunyai unsur pidana.
Kajian Pelanggaran berdasarkan KUHP dan KPI serta pelanggaran Etika periklanan :
1. Adegan seorang anak kecil yang menginjak-injak meja pengadilan
Dalam adegan ini sudah melanggar hukum pidana, tidak sesuai dengan UU KPI, dan
melanggar kode etik periklanan:
a. Pasal 207 KUHP
“Barang siapa dengan sengaja di muka umum dengan lisan atau tulisan menghina
suatu penguasa atau badan umum yang ada di Indonesia, diancam dengan pidana
penjara paling lama satu tahun enam bulan atau pidana denda paling banyak empat
ribu lima ratus rupiah.”
Dalam adegan ini terlihat penghinaan yang ditampilkan dengan cara seorang anak
kecil menginjak-injak meja pengadilan, ini merupakan penghinaan yang dapat
mengakibatkan kebencian dan dapat menimbulkan sikap antipasti oleh para penonton.
Pembuat iklan dapat dipidana karena menggunakan anak kecil sebagi alat kekerasan.
b. UU No. 32 Penyiaran (Pasal 4 ayat 1)
“Penyiaran sebagai kegiatan komunikasi massa mempunyai fungsi sebagai media
informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial.”
7. Dalam adegan ini terlihat tidak adanya unsur mendidik dalam iklan tersebut, malah
terbalik dari sebuah unsur mendidik yaitu unsur memberi hasutan terhadap anak
dibawah umur untuk tidak menghormati lembaga hukum dan sudah melanggar Pasal
207 KUHP.
c. Berdasarkan Kode etik periklanan
Iklan ini sudah melanggar etika yang seharusnya dipatuhi oleh setiap insan
periklanan, dalam hal ini ada beberapa hal yang melanggar etika periklanan :
- Kekerasan yang ditampilkan seorang anak dengan menampilkan adegan
penginjakan meja pengadilan sambil membawa palu.
- Khalayak anak, dalam hal ini iklan ini sangat menonjolkan hamper smua adegan
hanya anak dibawah umur tanpa ada seorang dewasa satupun.
2. Adegan Berciuman yang dialkukan Balita Perempuan dan Balita Laki-Laki
Dalam adegan ini sudah melanggar hukum pidana, tidak sesuai dengan UU KPI, dan
melanggar kode etik periklanan:
a. UU Pornografi Pasal 11
“Setiap orang dilarang melibatkan anak dalam kegiatan dan/atau sebagai objek
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Pasal 5, Pasal 6, Pasal 8, Pasal 9, atau Pasal
10.”
Dalam pasal 4,5,6,8,9 dan 10 secara garis besar menunjukan prilaku yang seksual.
Sehingga dalam adegan ini pembuat iklan melibatkan anak dalam kegiatan yang
mengandung pornografi. Oleh karena itu pembuat iklan dapat dijerat UU Pornografi
tersebut.
b. UU No. 32 Penyiaran (Pasal 4 ayat 1)
“Penyiaran sebagai kegiatan komunikasi massa mempunyai fungsi sebagai media
informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial.”
Dalam adegan ini terlihat tidak adanya kesan mendidik dan bukan merupakan iklan
sehat, karena yang dipertontonkan adalah tindakan “seksual”, yaitu bercumbu
(berciuman). Kesalahan yang besar bagi pembuat iklan membuat adegan seperti ini,
karena ini sangat memalukan bagi pihak prusahaan itu sendiri. Anak merupakan
subyek yang tidak mengerti apapun tentang apa yang mereka lakukan, akan tetapi
pembuat iklan tersebut seharusnya tidak memberikan adegan tersebut kepada anak-
anak dibawah umur.
8. c. Berdasarkan Kode etik periklanan
Iklan ini sudah melanggar etika yang seharusnya dipatuhi oleh setiap insan
periklanan, dalam hal ini ada beberapa hal yang melanggar etika periklanan :
- Pornografi yang ditampilkan sudah melanggar kode etik periklanan, apalagi ini
dilakukan oleh anak dibawah umur dan dikonsumsi oleh public.
- Khalayak anak, dalam hal ini iklan ini sangat menonjolkan hamper smua adegan
hanya anak dibawah umur tanpa ada seorang dewasa satupun.
9. KESIMPULAN
Dari pembahasan iklan yang saya buat diatas, maka dapat saya ambil kesimpulan
yaitu, delik komunikasi ini saya buat untuk ditujukan terhadap pembuat iklan “Nutrilon
Royal 3”, dikarekan dua adegan yang ada didalam iklan tersebut melanggar KUHP, UU KPI
dan Kode Etik Periklan. Pembuatan iklan tersebut tidak berdasarkan etika periklanan, ada dua
adegan yang menjadi poko pembahasan saya diatas ; Adegan seorang anak naik keatas meja
pengadilan dan adegan dua balita yang bercumbu di dalam air dan di close up. Dua adegan
tersebut telah melanggar KUHP diantaranya Pasal 27, UU Pornografi Pasal 11, UU no. 32
Penyiaran (pasal 4 ayat (1)), serta Etika periklanan.
Dalam hal ini yang bertanggung jawab adalah pembuat iklan, karena semua adegan
yang terbahas diatas merupakan sebagian dari sekenario dari pembuat iklan tersebut. Hal-hal
yang dapat dilakukan untuk memperbaiki iklan tersebut adalah melakukan sensoring terhadap
adegan yang menimbulkan masalah serta melakukan permintaan maaf terhadap public karena
telah menampilkan sebuah iklan yang tidka mendidik. Dalam hal ini juga para bintang iklan
dibebaskan dari tuntutan pelanggaran, karena semua masih dibawah umur, akan tetapi
pembuat film melakukan pelanggaran atas mengeksploitasi anak dibawah umur.
Delik laporan ini disampaikan kepada KPI yang nantinya memberikan tindak
penegasan terhadap yang bersangkutan diatas untuk melakuakn perbaikan terhadap iklan
tersebut.