Peliang dan tantangan dakwah di media digital

1. Nirwan Wahyudi AR
NIM: 80100322053
Program Doktor
Pascasarjana UIN Alauddin
Makassar

2. Dakwah hendaknya tidak lagi dipandang sebatas pada aktivitas lisan semata, melainkan mencakup berbagai macam aktivitas dalam rangka menumbuhkan
kecenderungan dan ketertarikan pada ajaran Islam. Menurut Abu Risman, dakwah merupakan segala macam usaha yang dilakukan oleh seorang muslim atau
lebih untuk merangsang orang lain memahami, meyakini, dan kemudian menghayati ajaran Islam sebagai pedoman hidup dan kehidupannya. Media massa
dalam hal ini termasuk sarana yang dapat digunakan untuk menarik perhatian mad’u sehingga tergerak memahami, meyakini, dan melaksanakan ajaran Islam.
Dakwah  upaya
menyampaikan/menyiarkan
ajaran agama Islam.
Tujuan utamanya  mengajak
orang lain agar mengenal,
memahami, dan mengamalkan
ajaran Islam.
2

3. 3
Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats) untuk dakwah melalui media massa akan membantu
mengevaluasi pelaksanaan dakwah melalui media massa dan merencanakan strategi pengembangannya.

4. ⚫ Jangkauan luas
⚫ Efektivitas komunikasi
⚫ Pengulangan pesan
⚫ Manusia sebagai homo digitalis
⚫ Aksesibilitas teknologi
⚫ Kolaborasi dengan influencer
⚫ Minim interaksi langsung
⚫ Konteks yang terbatas
⚫ Kerumitan mengukur dampak
⚫ Konten yang bertentangan
dengan dakwah
⚫ Kontroversi dan penyalahgunaan
⚫ Potensi kesalahan interpretasi
Analisis SWOT dapat berbeda-beda tergantung pada konteks dan kondisi yang spesifik.
4

5. Jangkauan luas
Dakwah melalui media massa dapat mencapai khalayak yang
lebih luas. Media massa seperti televisi, radio, dan media sosial
memiliki potensi menjangkau ratusan, ribuan, bahkan jutaan
orang.
Efektivitas komunikasi
Dakwah melalui media massa dapat disampaikan dengan cara
yang lebih menarik dan persuasif melalui penggunaan elemen
visual, audio, dan narasi yang kuat.
Pengulangan pesan
Pesan dakwah melalui media massa dapat disampaikan secara
berulang-ulang, membantu memperkuat pemahaman dan
kesadaran khalayak terhadap pesan-pesan tersebut.
5

6. Minim interaksi langsung
Dakwah melalui media massa cenderung minim interaksi
langsung antara dai dan mad’u sehingga dapat mengurangi
kedalaman pemahaman dan hubungan personal.
Konteks yang terbatas
Media massa sering memiliki batasan waktu dan ruang yang
dapat membatasi penyampaian pesan secara komprehensif dan
mendalam.
Relatif rumit mengukur dampak
Mengukur dampak dan efektivitas dakwah melalui media massa
dapat menjadi sulit karena sulitnya mengidentifikasi pengaruh
yang spesifik dan mengukurnya dengan akurat.
6

7. Manusia sebagai homo digitalis
Sebelumnya manusia disebut homo sapiens, kini beralih menjadi
homo digitalis, yakni makhluk yang dikendalikan media,
berfungsi sebagai media, dan mengadaptasi iklim teknologi
digital.
Aksesibilitas teknologi
Perkembangan teknologi dan internet telah memberikan
peluang baru untuk dakwah melalui media massa, seperti media
sosial, platform streaming, dan podcast (konvergensi media) yang
memungkinkan khalayak mengakses materi dakwah dengan
lebih mudah dan cepat.
Kolaborasi dengan influencer
Beberapa influencer atau tokoh media sosial memiliki jumlah
pengikut yang besar. Kerjasama dengan mereka dapat
memberikan akses kepada khalayak yang lebih luas dan
meningkatkan daya tarik pesan dakwah.
7

8. Konten yang bertentangan
dengan dakwah
Dakwah melalui media massa harus bersaing dengan berbagai
jenis konten lain yang dapat mengalihkan perhatian khalayak.
Konten-konten ini dapat lebih menarik dan menghibur, sehingga
dapat menurunkan daya tarik dan efektivitas dakwah.
Kontroversi dan penyalahgunaan
Media massa rentan terhadap kontroversi dan penyalahgunaan
pesan agama. Pesan-pesan dakwah dapat digunakan oleh pihak
yang tidak bertanggung jawab, yang dapat merusak citra
dakwah dan agama itu sendiri.
Potensi kesalahan interpretasi
Tanpa adanya interaksi langsung, ada risiko pesan dakwah
disalahartikan atau diinterpretasikan secara keliru oleh khalayak.
8

9. 9
Internal
Eksternal
S
1. Jangkauan luas
2. Efektivitas komunikasi
3. Pengulangan pesan
W
1. Minim interaksi langsung
2. Konteks yang terbatas
3. Kerumitan mengukur dampak
O
1. Manusia sebagai homo digitalis
2. Aksesibilitas teknologi
3. Kolaborasi dengan influencer
Strategi S-O
Mendesain konten atau program dakwah
yang variatif sesuai segmentasi khalayak
dengan melibatkan influencer yang
berintegritas. (S1, S2, S3, O1, O2, O3)
Strategi W-O
• Menyediakan durasi/ruang/fitur yang
memungkinkan interaksi antara dai
dengan mad’u, baik secara langsung
maupun tidak langsung. (W1, O1, O2)
• Mengemas pesan dakwah dengan kalimat
yang singkat, namun padat makna
(jawami' al-kalim). (W1, O1, 02)
• Melakukan riset khalayak media secara
terstruktur dan berkala. (W3, O1, O2, O3)
T
1. Konten yang bertentangan dengan
dakwah
2. Kontroversi dan penyalahgunaan
3. Potensi kesalahan interpretasi
Strategi S-T
• Mengoptimalkan kuantitas dan kualitas
konten atau program dakwah. (S1, S2, S3, T1)
• Mengoptimalkan fungsi PR atau unit
sejenis untuk aktif mengklarifikasi bila
terjadi misinterpretasi. (S1, S2, S3, T1, T2)
• Ikut serta memasyarakatkan literasi
media. (S1, S2, S3, T3)
Strategi W-T
• Durasi/ruang/fitur interaktif didesain
menarik dan argumentatif. (W1, W2, T1, T2, T3)
• Riset khalayak media ditujukan salah
satunya untuk mengevaluasi potensi
kontroversi/mispersepsi khalayak. (W3, T2, T3)
Prinsip kerja analisis SWOT adalah meningkatkan kelebihan, mengatasi kelemahan, memanfaatkan
peluang, dan menghadapi ancaman yang ada.

10. Media massa merupakan salah satu sarana untuk memenuhi
kebutuhan manusia akan informasi, pendidikan, dan hiburan.
Oleh karena itu, berdakwah melalui media massa bukan lagi
pilihan, tapi sudah merupakan keniscayaan.
Media massa dengan segala kekuatan, kelemahan, peluang,
tantangan, dan dinamikanya, menyediakan ruang untuk
penyampaian dakwah, baik yang dikemas secara eksplisit
maupun implisit, serta didesain secara kolaboratif oleh
pengelola media dan praktisi dakwah (dai/ulama).
10

11. 11
• Abdul Basit, Wacana Dakwah Kontemporer, Amerta Media, 2005.
• Hajir Tajiri, Etika dan Estetika Dakwah: Perpektif Teologis, Filosofis, dan Praktis, Simbiosa Rekatama Media, 2015.
• Ihdal Minan, Relasi Media Massa dan Dakwah Kontemporer, Al-Bayan: Jurnal Dakwah dan Komunikasi, 2016.
• Ilyas Ismail dan Prio Hotman, Filsafat Dakwah: Rekayasa Membangun Agama dan Peradaban Islam, Prenadamedia
Group, 2013.
• Ilyas Ismail, The True Da’wa: Mengagas Paradigma Baru Dakwah Era Milenial, Prenadamedia Group, 2018.
• Jasafat, Konvergensi Media Dakwah, Ar-Raniry Press, 2020.
• Kustadi Suhandang, Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi, Rosdakarya, 2013.
• M. Munir, Metode Dakwah, Prenadamedia Group, 2009.
• Minan Jauhari, Aktivisme Dakwah Siber di Tengah Konvergensi Media Digital, Dakwatuna: Jurnal Dakwah dan Komunikasi
Islam, 2021.
• Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, Prenadamedia Group, 2015.
• Mokhamad Abdul Aziz, Media Massa Islam dalam Tantangan Global (Analisis Dakwah dan Cyber Media di Indonesia),
Islamic Communication Journal, 2017.
• Rijad Mamdud, Dakwah Islam di Media Massa, Al-I'lam: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam, 2019.
• Tata Sukayat, Ilmu Dakwah Perspektif Filsafat Mabadi’ Asyarah, Simbiosa Rekatama Media, 2015.

12. Terima kasih