SlideShare a Scribd company logo
RETORIKA DAKWAH :
TEORI DAN PRAKTEK
Oleh:
DR.FAHRURROZI DAHLAN, MA
Dosen Fakultas Dakwah IAIN Mataram
Materi disampaikan pada acara Perkuliahan di
BKI Fakultas Dakwah IAIN Mataram Semester
Genap 2012 n Pada acara Orientasi Muballigh-
Muballighah dan Penyuluh Agama Tingkat
Provinsi NTB” di PSBB MAN 2 Mataram.
Kamis, 14 April 2011
EPISTIMOLOGI RETORIKA
 RHETORIC-ENGLISH..Rhetorica-latin.
 Retorika: The Art Of Using Language
Effectively.(Cleanth Brooks & Robert Penn
Warren, Modern Rhethoric...)
 Retorica= Public Speaking.....
 Aristoteles; Retorika: The Art Of
Persuasion.(dalam retorika suatu uraian
harus; singkat, jelas, meyakinkan).
NEXT
 Retorika (rhetoric) secara harfiyah artinya berpidato
atau kepandaian berbicara. Kini lebih dikenal dengan
nama Public Speaking.
 Dewasa ini retorika cenderung dipahami sebagai
“omong kosong” atau “permainan kata-kata” (“words
games”), juga bermakna propaganda (memengaruhi
atau mengendalikan pemikiran-perilaku orang lain).
 Teknik propaganda “Words Games” terdiri dari Name
Calling (pemberian julukan buruk, labelling
theory), Glittering Generalities (kebalikan dari name
calling, yakni penjulukan dengan label asosiatif
bercitra baik), dan Eufemism (penghalusan kata untuk
menghindari kesan buruk atau menyembunyikan fakta
sesungguhnya).
TUJUAN RETORIKA
Retorika secara umum memiliki dua tujuan:
Pertama, SUASIO (Anjuran): al- Amru bi al-
Ma’ruf
Kedua, DISSUASIO (Penolakan). al- Nahyu an
al- Munkar
Dalam pelaksanaannya retorika meliputi:
INVESTIO : Mencari bahan dan tema yang
akan dibahas.
ORDO COLLOCATIO : Menyusun pidato
dalam skala prioritas...mana yang urgen dan
mana yang tidak.
Gaya Bahasa Retorika
 1. Metafora (menerangkan sesuatu yang sebelumnya
tidak dikenal dengan mengidentifikasikannya dengan sesuatu
yang dapat disadari secara langsung, jelas dan
dikenal, tamsil);
 2. Monopoli Semantik (penafsir tunggal yang
memaksakan kehendak atas teks yang multi-interpretatif);
 3. Fantasy Themes (tema-tema yang dimunculkan oleh
penggunaan kata/istilah bisa memukau khalayak);
 4. Labelling (penjulukan, audiens diarahkan untuk
menyalahkan orang lain),
 5. Kreasi Citra (mencitrakan positif pada satu
pihak, biasanya si subjek yang berbicara);
NEXT
 6. Kata Topeng (kosakata untuk mengaburkan
makna harfiahnya/realitas sesungguhnya);
 7. Kategorisasi (menyudutkan pihak lain atau
skenario menghadapi musuh yang terlalu
kuat, dengan memecah-belah kelompok lawan);
 8. Gobbledygook (menggunakan kata berbelit-
belit, abstrak dan tidak secara langsung
menunjuk kepada tema, jawaban normatif);
 9. Apostrof (pengalihan amanat dengan
menggunakan proses/kondisi/pihak lain yang
tidak hadir sebagai kambing hitam yang
bertanggung jawab kepada suatu masalah).
Retorika Dakwah
 Retorika Dakwah dapat dimaknai sebagai
pidato atau ceramah yang berisikan pesan
dakwah, yakni ajakan ke jalan Tuhan (sabili
rabbi) mengacu pada pengertian dakwah
dalam QS. An-Nahl:125:
 “Serulah oleh kalian (umat manusia) ke jalan
Tuhanmu dengan hikmah, nasihat yang
baik, dan berdebatlah dengan mereka secara
baik-baik…”
 Ayat tersebut juga merupakan acuan bagi
pelaksanaan retorika dakwah.
NEXT
 Menurut Syaikh Muhammad Abduh, ayat tersebut
menunjukkan, dalam garis besarnya, umat yang dihadapi seorang
da’i (objek dakwah) dapat dibagi atas tiga golongan, yang masing-
masingnya dihadapi dengan cara yang berbeda-beda sesuai hadits:
“Berbicaralah kepada manusia sesuai dengan kadar (takaran
kemampuan) akal mereka”.
 a. Ada golongan cerdik-cendekiawan yang cinta kebenaran, berpikir
kritis, dan cepat tanggap. Mereka ini harus dihadapi dengan
hikmah, yakni dengan alasan-alasan, dalil dan hujjah yang dapat
diterima oleh kekuatan akan mereka.
 b. Ada golongan awam, orang kebanyakan yang belum dapat
berpikir kritis dan mendalam, belum dapat menangkap pengertian
tinggi-tinggi. Mereka ini dipanggil dengan mau’idzatul
hasanah, dengan ajaran dan didikan, yang baik-baik, dengan
ajaran-ajaran yang mudah dipahami.
 c. Ada golongan yang tingkat kecerdasannya diantara kedua
golongan tersebut. Mereka ini dipanggil dengan mujadalah billati
hiya ahsan, yakni dengan bertukar pikiran, guna mendorong supaya
berpikir secara sehat.
Prinsip Retorika (Dakwah)
Islam
 Retorika dakwah sendiri berarti berbicara soal ajaran
Islam. Dalam hal ini, Dr. Yusuf Al-Qaradhawi dalam
bukunya, Retorika Islam (Khalifa, 2004), menyebutkan
prinsip-prinsip retorika Islam sebagai berikut:
 1. Dakwah Islam adalah kewajiban setiap Muslim.
 2. Dakwah Rabbaniyah ke Jalan Allah.
 3. Mengajak manusia dengan cara hikmah dan
pelajaran yang baik.
 4. Cara hikmah a.l. berbicara kepada seseorang
sesuai dengan bahasanya, ramah, memperhatikan
tingkatan pekerjaan dan kedudukan, serta gerakan
bertahap.
Karakteristik Retorika Dakwah
 Secara ideal, masih menurut Dr. Yusuf Al-
Qaradhawi, karakteristik retorika Islam a.l.
 1. Menyeru kepada spiritual dan tidak meremehkan
material.
 2. Memikat dengan Idealisme dan Mempedulikan Realita.
 3. Mengajak pada keseriusan dan konsistensi, dan tidak
melupakan istirahat dan berhibur.
 4. Berorientasi futuristik dan tidak memungkiri masa lalu.
 5. Memudahkan dalam berfatwa dan menggembirakan
dalam berdakwah.
 6. Menolak aksi teror yang terlarang dan mendukung jihad
yang disyariatkan.
Penyusunan Retorika
Dalam teks pidato ada beberapa hal yang
mesti diperhatikan:
 EXORDIUM : Pendahuluan
 NARRATIO : Pemaparan
 CONFIRMATIO : Pembuktian
 REPUTATIO : Pertimbangan
 PERORATIO : Penutup.
TEKNIK PIDATO
 Pidato tanpa naskah: pidato secara
impromptu: pidato secara ad libitum, dianggap
baik karena terjadi personal contact.
 Pidato dengan naskah:
 Rukun Pidato: Exordium : kepala.
Protesis : punggung
Argumenta : perut
Conclusio : penutup (Teori
Kuda)
EXORDIUM
 Exordium: pendahuluan berfungsi untuk
pengantar ke arah pokok persoalan yang akan
dibahas sekaligus menyiapkan mental (mental
preparation)
 Pada exordium yang terpenting adalah attention
arousing, membangkitkan perhatian, degan cara:
• Mengemukakan kutipan;
• Mengajukan pertanyaan;
• Menyajikan ilustrasi yang spesifik;
• Memberikan fakta yang mengejutkan;
• Menyajikan hal yang mengandung rasa
manusiawi
• Mengetengahkan pengalaman yang gajil.
NEXT
 PROTESIS: pada bagian ini pokok
pembahasan ditampilkan dengan terlebih
dahulu mengemukakan latar belakang
permasalahannya.
 ARGUMENTA: alasan yang mendukung hal-
hal yang dikemukakan pada bagian protesis.
 Conclusio: kesimpulan dari keseluruhan
uraian sebelumnya.
Next
 Ada beberapa hal yang harus dihindarkan
dalam aspek conclusio:
 Jangan mengemukakan fakta baru.
 Jangan menggunakan kata-kata yang
infungsional
 Jangan menampilkan hal-hal yang
menimbulkan antiklimaks.
SIKAP SEORANG ORATOR DI ATAS MIMBAR
 Percaya pada diri sendiri
 Bersikap tenang, tidak menunjukkan ketakutan
 Menghirup napas panjang dan dalam tanpa
terlihat oleh oudience.
 Menatap hadirin pada bagian atas
matanya, bukan pada matanya yang sedang
menyorotkan sinar pandangannya.
 Berbicara dengan gaya orisinil, tidak meniru gaya
pidato orang lain.
 Berbicara dengan sikap sama-sama sederajat
(talk with yhe people), tidak menggurui (talk to the
people)
Next
 Berbicara dengan nada turun-naik, tidak datar
menjemukan.
 Berbicara dengan mengatur tempo agar dapat
didengar dan dicerna oleh audience.
 Berbicara dengan memberikan tekanan-tekanan
(stressing) pada hal-hal tertentu untuk
mendapatkan perhatian hadirin.
 Berbicara dengan tetap memelihara kontak
pribadi dengan hadirin.
 Berbicara dengan menunjukkan wajah yang cerah
untuk mendapatkan simpati audience.
ENAM LANGKAH PERSIAPAN
BERPIDATO
 1. Menentukan maksud atau tujuan berpidato
 2. Menjajaki situasi dan latar belakang
pendengar/audiens
 3. Memilih topik
 4. Mengumpulkan bahan/materi pidato
 5. Menyusun dan mengembangkan kerangka
pidato
 6. Melatih diri
TUJUAN BERPIDATO
 1. Menyampaikan informasi (informatif)
 2. Mempengaruhi (persuasif)
 3. Menghibur (rekreatif)
JENIS-JENIS PIDATO (menurut
persiapannya)
 1. Impromptu (spontan). Keuntungan:· dapat
mengungkapkan perasaan yang sebenarnya,·
dapat membuat si pembicara terus berpikir,·
dapat membuat suasana menjadi segar dan
hidup karena apa yang diungkapkan bersifat
spontan. Kerugian:· dapat menimbulkan
kesimpulan mentah karena pengetahuan tidak
memadai,· dapat mengakibatkan
penyampaian yang tersendat dan tidak lancar,·
dapat menyebabkan demam panggung
sehingga gagasan yang disampaikan “acak-
acakan” dan ngawur
Next
 2. Naskah/Manuskrip. Keuntungan:· dapat
menyampaikan isi pidato secara jelas,· dapat
lebih fasih berbicara, dapat menghindari hal-hal
yang ngawur dan menyimpang dari isi pidato,·
dapat diperbanyak/diterbitkan. Kerugian:· dapat
mengurangi komunikasi dengan pendengar,·
dapat membuat suasana menjadi kaku. Hal-hal
yang dapat dilakukan:· gunakan gaya percakapan
yang lebih informal dan langsung,· baca naskah
berkali-kali sambil membayangkan
pendengar,·hafalkan sekadarnya sehingga Anda
dapat lebih sering melihat pendengar, ketik
dengan jenis huruf yang mudah dibaca.
Next
 Memoriter/Menghafal. Keuntungan:· dapat
menyampaikan isi pidato secara jelas,· dapat lebih
fasih berbicara, dapat menghindari hal-hal yang
ngawur dan menyimpang dari isi pidato. Kerugian:·
dapat mengurangi komunikasi dengan pendengar,·
dapat membuat suasana menjadi kaku.· BAHAYA:
lupa terhadap apa yang telah dihafalkan!
 4. Ekstemporan. Pidato disiapkan dalam bentuk garis
besar (outline) sebagai pedoman untuk mengatur
gagasan. Keuntungan:· dapat berkomunikasi
langsung dengan pendengar,· dapat menyampaikan
pesan lebih fleksibel. Kerugian (bagi pemula):· dapat
mengurangi kefasihan,· dapat mengakibatkan
penyampaian yang tersendat dan tidak lancar
KRITERIA TOPIK YANG BAIK
 1. Topik harus sesuai dengan latar belakang
pengetahuan Anda.
 2. Topik harus menarik minat Anda.
 3. Topik harus sesuai dengan pengetahuan
pendengar.
 4. Topik harus menarik minat pendengar.
 5. Topik harus jelas ruang lingkup dan
pembatasannya.
 6. Topik harus sesuai dengan waktu dan situasi.
 7. Topik harus ditunjang dengan bahan/referensi
yang memadai.
PENGEMBANGAN GAGASAN
PENGEMBANGAN GAGASAN
 1. penjelasan (definisi)
 2. contoh
 3. analogi
 4. testimoni (pernyataan ahli)
 5. statistik
 6. perulangan
KOMPOSISI PIDATO
 1. Kesatuan: isi, tujuan, sifat pembicaraan
 2. Pertautan (koherensi)
 3. Ungkapan penghubung
 4. Paralelisme
 5. Sinonim
MEMILIH KATA
 1. Kata-kata harus jelas
 a. Gunakan kata-kata yang sederhana, lazim
digunakan, dan tidak berbunga-bunga.
 b. Gunakan perulangan gagasan dengan kata
yang berbeda.
 c. Hindari istilah teknis.
 2. Kata-kata harus tepat
 3. Kata-kata harus layak
MENGURANGI RASA CEMAS DALAM
BERPIDATO
 · Siapkan bahan pidato
 · Datanglah lebih awal dari jadwal yang telah
ditetapkan.
 · Kenalilah lingkungan tempat berpidato dan
audiens terlebih dahulu.
 · Lakukan pemanasan dan pelatihan yang
cukup (secara tidak mencolok).
 · Berdoalah kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala.
HAL-HAL YANG DILAKUKAN KETIKA
AKAN MEMULAI BERPIDATO
 · Rapikan pakaian dan penampilan sebelum maju
berpidato.
 · Ambil napas perlahan-lahan.
 · Pegang dan ketuk secara perlahan mikrofon
untuk memastikan bahwa mikrofon/pengeras
suara sudah “on”.
 · Tataplah secara sekilas audiens.
 · Baca bismillah perlahan dan mulailah menyapa
audiens dengan salam.
HAL-HAL YANG HARUS DIHINDARI
KETIKA BERPIDATO
 · Jangan bersin atau batuk di depan mikrofon.
Setelah itu, ucapkanlah “maaf”.
 · Jangan hanya memandang satu arah.
 · Jangan pula memandang ke atas atau ke
bawah.
 · Jangan terlalu keras atau terlalu lemah
berbicara.
 · Jangan berlebihan dalam menggerakkan tangan.
 · Jangan sering menggerakkan badan ke
kiri/kanan atau ke depan/belakang.
 · Jangan menunjukkan wajah bersedih ketika
berpidato dalam suasana bergembira, dan
NEXT
 Jangan tergesa-gesa berbicara sehingga banyak
ucapan yang “terpeleset”.
 · Jangan menggunakan suara leher.
 · Jangan menggaruk-garuk kepala/badan dan
mempermainkan kancing baju.
 · Jangan mengucapkan kata-kata asing yang tidak
tepat cara pengucapannya.
 · Jangan salah memenggal kata atau kalimat jika
membaca naskah.
 · Jangan menggunakan waktu lebih dari yang
ditentukan.
 · Jangan menggunakan lelucon yang berbau SARA
dan saru (porno).
HAMBATAN KOMUNIKASI SECARA UMUM
 Kurang kecakapan dalam berkomunikasi
 Sikap komunikator yang kurang tepat
 Kurangnya pengetahuan
 Kurang memahami sistem sosial.
 Prejudice yang tidak mendasar
 Jarak fisik
 Kesalahan bahasa
 Penyajian yang verbalistik
 Indera yang rusak
 Komunikasi yang berlebihan
 Komunikasi satu arah
Desain Awal Komunikasi
Salah satu upaya untuk melancarkan komunikasi
yang lebih baik mempergunakan pendekatan A-A
Procedure (from Attention to Action Procedure)
dengan lima langkah yang disingkat AIDDA.
 A Attention (perhatian)
 I Interest (minat)
 D Desire (hasrat)
 D Decision (keputusan)
 A Action (kegiatan)
Strategi Penyiaran Islam merupakan paduan
perencanaan komunikasi (communication planning)
dengan menejemen komunikasi (communication
management) untuk mecapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Teknik Komunikasi/Dakwah
R.Wayne Pace, Brent D dan M.Dallas Burnett dalam
bukunya Techniques for effective
communication, tujuan strategi komunikasi
tersebut sebagai berikut:
 To secure understanding (Untuk memastikan
bahwa terjadi suatu pengertian dalam
berkomunikasi),
 To establish acceptance (Bagaimana cara
penerimaan itu terus dibina dengan baik).
 To motive action (Penggiatan untuk
memotivasinya), The goals which the communicator
sought to achieve (Bagaimana mencapai tujuan
yang hendak dicapai oleh pihak komunikator dari
proses komunikator tersebut)
Strategi Komunikasi/Dakwah
1. PULL STRATEGI adalah strategi komunikasi dimana proses
komunikasi menekankan pada keberhasilan meraih khalayak
sebanyak mungkin. Tujuannya adalah untuk meningkatkan
kesadaran ( awareness ) dan mengarahkan perilaku ( attitude )
khalayak untuk menhasilkan pemahaman yang konprehensif
2. PUSH STRATEGI adalah strategi komunikasi yang
menitikberatkan pada jaringan kemampuan kerja. Proses
komunikasi tidak hanya mengandalkan pada pemberian
informasi persuasif, tetapi juga mampu meningkatkan koordinasi
dan partisipasi aktif masyarakat serta integritas seluruh
pendengar (audience). Strategi ini mengarah pada terwujudnya
kekuatan untuk mendorong loyalitas dan komitmen audience.
3. PROFILE STRATEGI adalah strategi komunikasi untuk
mempertahankan image Lembaga Keislaman. Proses komuikasi
menekankan pada pengolhan identitas lembaga keislaman
melalui komunikasi islami yang bertujuan untuk menjaga
hubungan dengan relasi dan stakeholder lembaga keagamaan.
PENYUSUNAN DAN DESAIN KOMUNIKASI/DAKWAH
Dalam menentukan tema dan materi /isi pesan, ada 2
bentuk penyajian :
a. One side issue ( sepihak ): Hanya mengemukakan hal –
hal yang positif saja atau yang negatif saja kepada
khalayak. Isi pesan berisi konsepsi dari komunikator
semata – mata tanpa memperhatikan pendapat –
pendapat lain yang telah berkembang sebelumnya.
b. Both Sides Issue ( Kedua belah pihak ): Menyajikan hal-
hal dari segi positif maupun negatifnya dalam
mempengaruhi khalayak. Isi pesan merupakan konsepsi
dari komunikator maupun pendapat yang telah ada.
c. Menetapkan Metode:
Metode redudancy. Cara mempengaruhi khalayak dengan
jalan mengulang-ulang pesan kepada khalayak. Pesan
yang berulang-ulang akan menarik perhatian.
NEXT
Metode Canalizing. Pada metode ini, komunikator terlebih dahulu mengenal
khalayaknya dan mulai menyampaikan ide sesuai denganb
kepribadian, sikap-sikap dan motif khalayak.
Metode informatif Metode informatif lebih ditujukan pada penggunaan
akal, pikiran khalayak dan dilakukan dalam bentuk pernyataan berupa
keterangan dan sebagainya.
Metode persuasif Merupakan suatu cara untuk mempengaruhi komunikan
dengan jalan membujuk. Dalam hal ini khalayak digugah baik pikirannya
maupun perasaannya.
Metode Edukatif: Diwujudkan dalam bentuk pesan yang berisi pendapat, fakta
dan pengalaman yang merupakan kebenaran dan dapat
dipertanggungjwabkan. Penyampaian isi pesan disusun secara teratur dan
berencana dengan tujuan mengubah perilaku khalayak.
Metode kursif: Mempengaruhi khalayak dengan jalan memaksa, dalam hal ini
khalayak dipaksa untuk menerima gagasan – gagasan atau ide – ide oleh
karena itu pesan dari komunikasi ini selain berisi pendapat juga berisi
ancaman. Metode Kurasif ini biasanya dimanifestasikan dalam bentuk
peraturan – peraturan, perintah dan intimidasi.
4. Seleksi dan Penggunaan Media: Penggunaan media merupakan alat
penyalur ide dalam rangka memberikan informasi kepada khalayak.
NEXT
 Gaya komunikator dapat kita bedakan ke dalam beberapa model seperti;
 Komunikator yang membangun, ciri-cirinya:
 Mau mendengarkan pendapat orang lain dan dia tidak pernah menganggap
dirinya benar.
 Ingin bekerja sama dan memperbincangkan sesuatu persoalan dengan
sesamanya sehingga timbul saling pengertian.
 Dia tidak terlalu mendominir situasi dan mau mengadakan komunikasi timbal
balik.
 Dia menganggap bahwa buah pikiran orang banyak lebih baik dari seseorang.
 Komunikator yang mengendalikan, ciri-cirinya:
 Pendapatnya itu merupakan hal yang paling baik sehingga ia tidak mau
mendengarkan pandangan orang lain intern maupun ekstern.
 Ia menginginkan komunikasi satu arah saja tidak akan menerima dari arah lain.
 Di hubungkan dengan gaya kepemimpinan maka komunikator seperti ini dapat di
samakan dengan gaya kepemimpinan yang otokrasi atau gaya instruksi.
 Komunikator yang melepaskan diri, ciri-cirinya:
 Ia lebih banyak menerima dari lawannya berkomunikasi
 kadang-kadng rasa rendah dirinya timbul sehingga ketidak mampuannya
keluar.
 Ia lebih suka mendengar pendapat orang lain dengan tidak bersungguh-
sungguh menanggapinya.
 Sumbangan pikirannya tidak banyak mengandung arti sehingga ia
lebih suka melemparkan tanggung jawabnya kepada orang lain.
BAGAIMANA PESAN DAKWAH DISAMPAIKAN
 Bagaimana pesan di sampaikan?
 Dengan lisan/face to face/langsung
 Dengan menggunakan media/saluran
 Bentuk pesan dapat bersifat informatif, persuasif, dan coersif.
 Informatif
 Memberikan kerterangan-keterangan dan kemudian dapat mengambil
kesimpulan sendiri. Dalam situasi tertentu pesan informatif lebih
berhasil daripada pesan persuasif misalnya pada kalangan cendikiawan.
 Persuasif
 Bujukan, yakni membangkitkan pengertian dan kesadaran seseorang
bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan rupa pendapat atau
sikap sehingga ada perubahan. Tetapi, perubahan yang terjadi itu adalah
atas kehendak sendiri, misalnya pada waktu di adakan lobbyying, atau
pada waktu istirahat makan bersama
 Coersif
 Memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi. Bentuk yang terkenal dari
penyampaian secara ini adalah agitasi dengan penekanan-penekanan
yang menimbulkan tekanan batin dan ketakutan di antara sesamanya dan
pada kalangan publik. Coersiv dapat berbentuk perintah, instruksi dan
sebagainya (biasanya hal ini terjadi pada organisasi tipe keledai).
TAHAPAN DALAM KOMUNIKASI MASSA/
DAKWAH IJTIMA’IYYAH
 Anticipatory Level: tahap ini untuk
menyampaikan informasi baru atau
memperkenalkan program yg direncanakan.
 Accommodation Level: berupaya untuk dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
 Role Management : belajar bagaimana
menghadapi dan menyelesaikan persoalan
berdasar pada nilai yang dianut dalam proses
komunikasi.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
 MOHON MAAF JUGA
 WASSALAMU ALAIKUM WARAHMATULLAHI
WABARAKATUH

More Related Content

What's hot

Materi 8: Pengantar Ilmu Dakwah
Materi 8: Pengantar Ilmu DakwahMateri 8: Pengantar Ilmu Dakwah
Materi 8: Pengantar Ilmu Dakwah
Marlin Dwinastiti
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul hadits
Moh Yakub
 
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'ATHUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
Mutiara permatasari
 
Sejarah dan perkembangan ilmu kalam
Sejarah dan perkembangan ilmu kalamSejarah dan perkembangan ilmu kalam
Sejarah dan perkembangan ilmu kalam
oonx
 
pengenalan tarekat
pengenalan tarekatpengenalan tarekat
pengenalan tarekat
Lela Warni
 

What's hot (20)

Ppt tasawuf
Ppt tasawufPpt tasawuf
Ppt tasawuf
 
Materi 8: Pengantar Ilmu Dakwah
Materi 8: Pengantar Ilmu DakwahMateri 8: Pengantar Ilmu Dakwah
Materi 8: Pengantar Ilmu Dakwah
 
Ppt sumber hukum islam
Ppt sumber hukum islamPpt sumber hukum islam
Ppt sumber hukum islam
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul hadits
 
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'ATHUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
 
Asbababun nuzul powerpoint
Asbababun nuzul powerpointAsbababun nuzul powerpoint
Asbababun nuzul powerpoint
 
AHKLAK DAN TASAWUF DALAM ISLAM
AHKLAK DAN TASAWUF DALAM ISLAMAHKLAK DAN TASAWUF DALAM ISLAM
AHKLAK DAN TASAWUF DALAM ISLAM
 
Sejarah dan perkembangan ilmu kalam
Sejarah dan perkembangan ilmu kalamSejarah dan perkembangan ilmu kalam
Sejarah dan perkembangan ilmu kalam
 
Keutamaan menuntut ilmu
Keutamaan menuntut ilmuKeutamaan menuntut ilmu
Keutamaan menuntut ilmu
 
Mubtada’ dan khobar
Mubtada’ dan khobar Mubtada’ dan khobar
Mubtada’ dan khobar
 
Makalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun NuzulMakalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun Nuzul
 
pengenalan tarekat
pengenalan tarekatpengenalan tarekat
pengenalan tarekat
 
PPT Makiyah dan Madaniyah
PPT Makiyah dan MadaniyahPPT Makiyah dan Madaniyah
PPT Makiyah dan Madaniyah
 
Khutbah
KhutbahKhutbah
Khutbah
 
Power Point Abu bakar assyiddiq
Power Point Abu bakar assyiddiqPower Point Abu bakar assyiddiq
Power Point Abu bakar assyiddiq
 
Ilmu Kalam
Ilmu KalamIlmu Kalam
Ilmu Kalam
 
Makhorijul Huruf dan Sifatul Huruf
Makhorijul Huruf dan Sifatul HurufMakhorijul Huruf dan Sifatul Huruf
Makhorijul Huruf dan Sifatul Huruf
 
Hadist Riwayah dan Diroyah
Hadist Riwayah dan DiroyahHadist Riwayah dan Diroyah
Hadist Riwayah dan Diroyah
 
Aliran Jabariyah dan Aliran qadariyah
Aliran Jabariyah dan Aliran qadariyahAliran Jabariyah dan Aliran qadariyah
Aliran Jabariyah dan Aliran qadariyah
 
Hubungan iman, islam, dan ihsan
Hubungan iman, islam, dan ihsanHubungan iman, islam, dan ihsan
Hubungan iman, islam, dan ihsan
 

Viewers also liked

Terampil Retorika Berbicara
Terampil Retorika BerbicaraTerampil Retorika Berbicara
Terampil Retorika Berbicara
Arief Kurniatama
 

Viewers also liked (20)

Kelompok 4 makalah ilmu dakwah
Kelompok 4 makalah ilmu dakwahKelompok 4 makalah ilmu dakwah
Kelompok 4 makalah ilmu dakwah
 
Ilmu retorika untuk mengguncang dunia (bandung)
Ilmu retorika untuk mengguncang dunia (bandung)Ilmu retorika untuk mengguncang dunia (bandung)
Ilmu retorika untuk mengguncang dunia (bandung)
 
Makalah retorika
Makalah retorika Makalah retorika
Makalah retorika
 
Cara dakwah yang Qur'ani
Cara dakwah yang Qur'aniCara dakwah yang Qur'ani
Cara dakwah yang Qur'ani
 
Retorika
RetorikaRetorika
Retorika
 
Teori Komunikasi- Retorika (the Rhetoric)
Teori Komunikasi- Retorika (the Rhetoric)Teori Komunikasi- Retorika (the Rhetoric)
Teori Komunikasi- Retorika (the Rhetoric)
 
Makalah sejarah retorika
Makalah sejarah retorikaMakalah sejarah retorika
Makalah sejarah retorika
 
Khutbah tablig dan dakwah
Khutbah tablig dan dakwahKhutbah tablig dan dakwah
Khutbah tablig dan dakwah
 
Metode dakwah 2
Metode dakwah 2Metode dakwah 2
Metode dakwah 2
 
Metode dakwah
Metode dakwahMetode dakwah
Metode dakwah
 
Metode dakwah
Metode dakwahMetode dakwah
Metode dakwah
 
Kepentingan Dakwah dalam Kehidupan Muslim
Kepentingan Dakwah dalam Kehidupan MuslimKepentingan Dakwah dalam Kehidupan Muslim
Kepentingan Dakwah dalam Kehidupan Muslim
 
Pidato Informatif
Pidato InformatifPidato Informatif
Pidato Informatif
 
Makalah pidato
Makalah pidatoMakalah pidato
Makalah pidato
 
Terampil Retorika Berbicara
Terampil Retorika BerbicaraTerampil Retorika Berbicara
Terampil Retorika Berbicara
 
Tahap Penyampaian Pidato-Mata Kuliah Retorika
Tahap Penyampaian Pidato-Mata Kuliah RetorikaTahap Penyampaian Pidato-Mata Kuliah Retorika
Tahap Penyampaian Pidato-Mata Kuliah Retorika
 
ISLAM KEJAWEN DALAM SUDUT PANDANG AGAMA ISLAM
ISLAM KEJAWEN DALAM SUDUT PANDANG AGAMA ISLAMISLAM KEJAWEN DALAM SUDUT PANDANG AGAMA ISLAM
ISLAM KEJAWEN DALAM SUDUT PANDANG AGAMA ISLAM
 
Islam kejawen
Islam kejawenIslam kejawen
Islam kejawen
 
Nuzul al quran 1436 h
Nuzul al quran 1436 hNuzul al quran 1436 h
Nuzul al quran 1436 h
 
UU No. 20 Tahun 2003
UU No. 20 Tahun 2003UU No. 20 Tahun 2003
UU No. 20 Tahun 2003
 

Similar to Retorika dakwah

Review Buku Public Speaking Mastery.pptx
Review Buku Public Speaking Mastery.pptxReview Buku Public Speaking Mastery.pptx
Review Buku Public Speaking Mastery.pptx
MuhammadIqbal44959
 
Public speaking
Public speakingPublic speaking
Public speaking
rofieq
 
Berbicara mengenai kepentingan akademikpptx
Berbicara mengenai kepentingan akademikpptxBerbicara mengenai kepentingan akademikpptx
Berbicara mengenai kepentingan akademikpptx
apriliasnasution
 
17439541 pengucapan-awam
17439541 pengucapan-awam17439541 pengucapan-awam
17439541 pengucapan-awam
asyikin hashim
 

Similar to Retorika dakwah (20)

Review Buku Public Speaking Mastery.pptx
Review Buku Public Speaking Mastery.pptxReview Buku Public Speaking Mastery.pptx
Review Buku Public Speaking Mastery.pptx
 
Bedah buku - Public speaking mastery Karya Ongky Hojanto
Bedah buku - Public speaking mastery Karya Ongky HojantoBedah buku - Public speaking mastery Karya Ongky Hojanto
Bedah buku - Public speaking mastery Karya Ongky Hojanto
 
Ceramah xi
Ceramah xiCeramah xi
Ceramah xi
 
Bedah buku
Bedah bukuBedah buku
Bedah buku
 
Retorika
Retorika Retorika
Retorika
 
Public speaking
Public speakingPublic speaking
Public speaking
 
MATERI RHETORIKA.pptx
MATERI RHETORIKA.pptxMATERI RHETORIKA.pptx
MATERI RHETORIKA.pptx
 
WEEK_13_-_KOMUNIKASI_DI_KHALAYAK.pptx
WEEK_13_-_KOMUNIKASI_DI_KHALAYAK.pptxWEEK_13_-_KOMUNIKASI_DI_KHALAYAK.pptx
WEEK_13_-_KOMUNIKASI_DI_KHALAYAK.pptx
 
Berbicara efektif
Berbicara efektifBerbicara efektif
Berbicara efektif
 
Public Speaking: Seni Berkomunikasi dg Hati
Public Speaking: Seni Berkomunikasi dg HatiPublic Speaking: Seni Berkomunikasi dg Hati
Public Speaking: Seni Berkomunikasi dg Hati
 
Mempersiapkan renungan
Mempersiapkan renunganMempersiapkan renungan
Mempersiapkan renungan
 
KETERAMPILAN BERBICARA
KETERAMPILAN BERBICARAKETERAMPILAN BERBICARA
KETERAMPILAN BERBICARA
 
Berbicara mengenai kepentingan akademikpptx
Berbicara mengenai kepentingan akademikpptxBerbicara mengenai kepentingan akademikpptx
Berbicara mengenai kepentingan akademikpptx
 
Pidato
PidatoPidato
Pidato
 
Bind9 kd2
Bind9 kd2Bind9 kd2
Bind9 kd2
 
Retorika haraki
Retorika harakiRetorika haraki
Retorika haraki
 
TUGAS BAHASA INDONESIA PIDATO
TUGAS BAHASA INDONESIA PIDATOTUGAS BAHASA INDONESIA PIDATO
TUGAS BAHASA INDONESIA PIDATO
 
Teknik presentasi lebih lengkap
Teknik presentasi lebih lengkapTeknik presentasi lebih lengkap
Teknik presentasi lebih lengkap
 
17439541 pengucapan-awam
17439541 pengucapan-awam17439541 pengucapan-awam
17439541 pengucapan-awam
 
keterampilan berbahasa produktif
keterampilan berbahasa produktifketerampilan berbahasa produktif
keterampilan berbahasa produktif
 

Recently uploaded

Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 

Recently uploaded (20)

Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdfALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
 
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
 
AKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR
AKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJARAKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR
AKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR
 
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.pptperumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptxSolusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
 
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxPresentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
 

Retorika dakwah

  • 1. RETORIKA DAKWAH : TEORI DAN PRAKTEK Oleh: DR.FAHRURROZI DAHLAN, MA Dosen Fakultas Dakwah IAIN Mataram Materi disampaikan pada acara Perkuliahan di BKI Fakultas Dakwah IAIN Mataram Semester Genap 2012 n Pada acara Orientasi Muballigh- Muballighah dan Penyuluh Agama Tingkat Provinsi NTB” di PSBB MAN 2 Mataram. Kamis, 14 April 2011
  • 2. EPISTIMOLOGI RETORIKA  RHETORIC-ENGLISH..Rhetorica-latin.  Retorika: The Art Of Using Language Effectively.(Cleanth Brooks & Robert Penn Warren, Modern Rhethoric...)  Retorica= Public Speaking.....  Aristoteles; Retorika: The Art Of Persuasion.(dalam retorika suatu uraian harus; singkat, jelas, meyakinkan).
  • 3. NEXT  Retorika (rhetoric) secara harfiyah artinya berpidato atau kepandaian berbicara. Kini lebih dikenal dengan nama Public Speaking.  Dewasa ini retorika cenderung dipahami sebagai “omong kosong” atau “permainan kata-kata” (“words games”), juga bermakna propaganda (memengaruhi atau mengendalikan pemikiran-perilaku orang lain).  Teknik propaganda “Words Games” terdiri dari Name Calling (pemberian julukan buruk, labelling theory), Glittering Generalities (kebalikan dari name calling, yakni penjulukan dengan label asosiatif bercitra baik), dan Eufemism (penghalusan kata untuk menghindari kesan buruk atau menyembunyikan fakta sesungguhnya).
  • 4. TUJUAN RETORIKA Retorika secara umum memiliki dua tujuan: Pertama, SUASIO (Anjuran): al- Amru bi al- Ma’ruf Kedua, DISSUASIO (Penolakan). al- Nahyu an al- Munkar Dalam pelaksanaannya retorika meliputi: INVESTIO : Mencari bahan dan tema yang akan dibahas. ORDO COLLOCATIO : Menyusun pidato dalam skala prioritas...mana yang urgen dan mana yang tidak.
  • 5. Gaya Bahasa Retorika  1. Metafora (menerangkan sesuatu yang sebelumnya tidak dikenal dengan mengidentifikasikannya dengan sesuatu yang dapat disadari secara langsung, jelas dan dikenal, tamsil);  2. Monopoli Semantik (penafsir tunggal yang memaksakan kehendak atas teks yang multi-interpretatif);  3. Fantasy Themes (tema-tema yang dimunculkan oleh penggunaan kata/istilah bisa memukau khalayak);  4. Labelling (penjulukan, audiens diarahkan untuk menyalahkan orang lain),  5. Kreasi Citra (mencitrakan positif pada satu pihak, biasanya si subjek yang berbicara);
  • 6. NEXT  6. Kata Topeng (kosakata untuk mengaburkan makna harfiahnya/realitas sesungguhnya);  7. Kategorisasi (menyudutkan pihak lain atau skenario menghadapi musuh yang terlalu kuat, dengan memecah-belah kelompok lawan);  8. Gobbledygook (menggunakan kata berbelit- belit, abstrak dan tidak secara langsung menunjuk kepada tema, jawaban normatif);  9. Apostrof (pengalihan amanat dengan menggunakan proses/kondisi/pihak lain yang tidak hadir sebagai kambing hitam yang bertanggung jawab kepada suatu masalah).
  • 7. Retorika Dakwah  Retorika Dakwah dapat dimaknai sebagai pidato atau ceramah yang berisikan pesan dakwah, yakni ajakan ke jalan Tuhan (sabili rabbi) mengacu pada pengertian dakwah dalam QS. An-Nahl:125:  “Serulah oleh kalian (umat manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah, nasihat yang baik, dan berdebatlah dengan mereka secara baik-baik…”  Ayat tersebut juga merupakan acuan bagi pelaksanaan retorika dakwah.
  • 8. NEXT  Menurut Syaikh Muhammad Abduh, ayat tersebut menunjukkan, dalam garis besarnya, umat yang dihadapi seorang da’i (objek dakwah) dapat dibagi atas tiga golongan, yang masing- masingnya dihadapi dengan cara yang berbeda-beda sesuai hadits: “Berbicaralah kepada manusia sesuai dengan kadar (takaran kemampuan) akal mereka”.  a. Ada golongan cerdik-cendekiawan yang cinta kebenaran, berpikir kritis, dan cepat tanggap. Mereka ini harus dihadapi dengan hikmah, yakni dengan alasan-alasan, dalil dan hujjah yang dapat diterima oleh kekuatan akan mereka.  b. Ada golongan awam, orang kebanyakan yang belum dapat berpikir kritis dan mendalam, belum dapat menangkap pengertian tinggi-tinggi. Mereka ini dipanggil dengan mau’idzatul hasanah, dengan ajaran dan didikan, yang baik-baik, dengan ajaran-ajaran yang mudah dipahami.  c. Ada golongan yang tingkat kecerdasannya diantara kedua golongan tersebut. Mereka ini dipanggil dengan mujadalah billati hiya ahsan, yakni dengan bertukar pikiran, guna mendorong supaya berpikir secara sehat.
  • 9. Prinsip Retorika (Dakwah) Islam  Retorika dakwah sendiri berarti berbicara soal ajaran Islam. Dalam hal ini, Dr. Yusuf Al-Qaradhawi dalam bukunya, Retorika Islam (Khalifa, 2004), menyebutkan prinsip-prinsip retorika Islam sebagai berikut:  1. Dakwah Islam adalah kewajiban setiap Muslim.  2. Dakwah Rabbaniyah ke Jalan Allah.  3. Mengajak manusia dengan cara hikmah dan pelajaran yang baik.  4. Cara hikmah a.l. berbicara kepada seseorang sesuai dengan bahasanya, ramah, memperhatikan tingkatan pekerjaan dan kedudukan, serta gerakan bertahap.
  • 10. Karakteristik Retorika Dakwah  Secara ideal, masih menurut Dr. Yusuf Al- Qaradhawi, karakteristik retorika Islam a.l.  1. Menyeru kepada spiritual dan tidak meremehkan material.  2. Memikat dengan Idealisme dan Mempedulikan Realita.  3. Mengajak pada keseriusan dan konsistensi, dan tidak melupakan istirahat dan berhibur.  4. Berorientasi futuristik dan tidak memungkiri masa lalu.  5. Memudahkan dalam berfatwa dan menggembirakan dalam berdakwah.  6. Menolak aksi teror yang terlarang dan mendukung jihad yang disyariatkan.
  • 11. Penyusunan Retorika Dalam teks pidato ada beberapa hal yang mesti diperhatikan:  EXORDIUM : Pendahuluan  NARRATIO : Pemaparan  CONFIRMATIO : Pembuktian  REPUTATIO : Pertimbangan  PERORATIO : Penutup.
  • 12. TEKNIK PIDATO  Pidato tanpa naskah: pidato secara impromptu: pidato secara ad libitum, dianggap baik karena terjadi personal contact.  Pidato dengan naskah:  Rukun Pidato: Exordium : kepala. Protesis : punggung Argumenta : perut Conclusio : penutup (Teori Kuda)
  • 13. EXORDIUM  Exordium: pendahuluan berfungsi untuk pengantar ke arah pokok persoalan yang akan dibahas sekaligus menyiapkan mental (mental preparation)  Pada exordium yang terpenting adalah attention arousing, membangkitkan perhatian, degan cara: • Mengemukakan kutipan; • Mengajukan pertanyaan; • Menyajikan ilustrasi yang spesifik; • Memberikan fakta yang mengejutkan; • Menyajikan hal yang mengandung rasa manusiawi • Mengetengahkan pengalaman yang gajil.
  • 14. NEXT  PROTESIS: pada bagian ini pokok pembahasan ditampilkan dengan terlebih dahulu mengemukakan latar belakang permasalahannya.  ARGUMENTA: alasan yang mendukung hal- hal yang dikemukakan pada bagian protesis.  Conclusio: kesimpulan dari keseluruhan uraian sebelumnya.
  • 15. Next  Ada beberapa hal yang harus dihindarkan dalam aspek conclusio:  Jangan mengemukakan fakta baru.  Jangan menggunakan kata-kata yang infungsional  Jangan menampilkan hal-hal yang menimbulkan antiklimaks.
  • 16. SIKAP SEORANG ORATOR DI ATAS MIMBAR  Percaya pada diri sendiri  Bersikap tenang, tidak menunjukkan ketakutan  Menghirup napas panjang dan dalam tanpa terlihat oleh oudience.  Menatap hadirin pada bagian atas matanya, bukan pada matanya yang sedang menyorotkan sinar pandangannya.  Berbicara dengan gaya orisinil, tidak meniru gaya pidato orang lain.  Berbicara dengan sikap sama-sama sederajat (talk with yhe people), tidak menggurui (talk to the people)
  • 17. Next  Berbicara dengan nada turun-naik, tidak datar menjemukan.  Berbicara dengan mengatur tempo agar dapat didengar dan dicerna oleh audience.  Berbicara dengan memberikan tekanan-tekanan (stressing) pada hal-hal tertentu untuk mendapatkan perhatian hadirin.  Berbicara dengan tetap memelihara kontak pribadi dengan hadirin.  Berbicara dengan menunjukkan wajah yang cerah untuk mendapatkan simpati audience.
  • 18. ENAM LANGKAH PERSIAPAN BERPIDATO  1. Menentukan maksud atau tujuan berpidato  2. Menjajaki situasi dan latar belakang pendengar/audiens  3. Memilih topik  4. Mengumpulkan bahan/materi pidato  5. Menyusun dan mengembangkan kerangka pidato  6. Melatih diri
  • 19. TUJUAN BERPIDATO  1. Menyampaikan informasi (informatif)  2. Mempengaruhi (persuasif)  3. Menghibur (rekreatif)
  • 20. JENIS-JENIS PIDATO (menurut persiapannya)  1. Impromptu (spontan). Keuntungan:· dapat mengungkapkan perasaan yang sebenarnya,· dapat membuat si pembicara terus berpikir,· dapat membuat suasana menjadi segar dan hidup karena apa yang diungkapkan bersifat spontan. Kerugian:· dapat menimbulkan kesimpulan mentah karena pengetahuan tidak memadai,· dapat mengakibatkan penyampaian yang tersendat dan tidak lancar,· dapat menyebabkan demam panggung sehingga gagasan yang disampaikan “acak- acakan” dan ngawur
  • 21. Next  2. Naskah/Manuskrip. Keuntungan:· dapat menyampaikan isi pidato secara jelas,· dapat lebih fasih berbicara, dapat menghindari hal-hal yang ngawur dan menyimpang dari isi pidato,· dapat diperbanyak/diterbitkan. Kerugian:· dapat mengurangi komunikasi dengan pendengar,· dapat membuat suasana menjadi kaku. Hal-hal yang dapat dilakukan:· gunakan gaya percakapan yang lebih informal dan langsung,· baca naskah berkali-kali sambil membayangkan pendengar,·hafalkan sekadarnya sehingga Anda dapat lebih sering melihat pendengar, ketik dengan jenis huruf yang mudah dibaca.
  • 22. Next  Memoriter/Menghafal. Keuntungan:· dapat menyampaikan isi pidato secara jelas,· dapat lebih fasih berbicara, dapat menghindari hal-hal yang ngawur dan menyimpang dari isi pidato. Kerugian:· dapat mengurangi komunikasi dengan pendengar,· dapat membuat suasana menjadi kaku.· BAHAYA: lupa terhadap apa yang telah dihafalkan!  4. Ekstemporan. Pidato disiapkan dalam bentuk garis besar (outline) sebagai pedoman untuk mengatur gagasan. Keuntungan:· dapat berkomunikasi langsung dengan pendengar,· dapat menyampaikan pesan lebih fleksibel. Kerugian (bagi pemula):· dapat mengurangi kefasihan,· dapat mengakibatkan penyampaian yang tersendat dan tidak lancar
  • 23. KRITERIA TOPIK YANG BAIK  1. Topik harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan Anda.  2. Topik harus menarik minat Anda.  3. Topik harus sesuai dengan pengetahuan pendengar.  4. Topik harus menarik minat pendengar.  5. Topik harus jelas ruang lingkup dan pembatasannya.  6. Topik harus sesuai dengan waktu dan situasi.  7. Topik harus ditunjang dengan bahan/referensi yang memadai.
  • 24. PENGEMBANGAN GAGASAN PENGEMBANGAN GAGASAN  1. penjelasan (definisi)  2. contoh  3. analogi  4. testimoni (pernyataan ahli)  5. statistik  6. perulangan
  • 25. KOMPOSISI PIDATO  1. Kesatuan: isi, tujuan, sifat pembicaraan  2. Pertautan (koherensi)  3. Ungkapan penghubung  4. Paralelisme  5. Sinonim
  • 26. MEMILIH KATA  1. Kata-kata harus jelas  a. Gunakan kata-kata yang sederhana, lazim digunakan, dan tidak berbunga-bunga.  b. Gunakan perulangan gagasan dengan kata yang berbeda.  c. Hindari istilah teknis.  2. Kata-kata harus tepat  3. Kata-kata harus layak
  • 27. MENGURANGI RASA CEMAS DALAM BERPIDATO  · Siapkan bahan pidato  · Datanglah lebih awal dari jadwal yang telah ditetapkan.  · Kenalilah lingkungan tempat berpidato dan audiens terlebih dahulu.  · Lakukan pemanasan dan pelatihan yang cukup (secara tidak mencolok).  · Berdoalah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
  • 28. HAL-HAL YANG DILAKUKAN KETIKA AKAN MEMULAI BERPIDATO  · Rapikan pakaian dan penampilan sebelum maju berpidato.  · Ambil napas perlahan-lahan.  · Pegang dan ketuk secara perlahan mikrofon untuk memastikan bahwa mikrofon/pengeras suara sudah “on”.  · Tataplah secara sekilas audiens.  · Baca bismillah perlahan dan mulailah menyapa audiens dengan salam.
  • 29. HAL-HAL YANG HARUS DIHINDARI KETIKA BERPIDATO  · Jangan bersin atau batuk di depan mikrofon. Setelah itu, ucapkanlah “maaf”.  · Jangan hanya memandang satu arah.  · Jangan pula memandang ke atas atau ke bawah.  · Jangan terlalu keras atau terlalu lemah berbicara.  · Jangan berlebihan dalam menggerakkan tangan.  · Jangan sering menggerakkan badan ke kiri/kanan atau ke depan/belakang.  · Jangan menunjukkan wajah bersedih ketika berpidato dalam suasana bergembira, dan
  • 30. NEXT  Jangan tergesa-gesa berbicara sehingga banyak ucapan yang “terpeleset”.  · Jangan menggunakan suara leher.  · Jangan menggaruk-garuk kepala/badan dan mempermainkan kancing baju.  · Jangan mengucapkan kata-kata asing yang tidak tepat cara pengucapannya.  · Jangan salah memenggal kata atau kalimat jika membaca naskah.  · Jangan menggunakan waktu lebih dari yang ditentukan.  · Jangan menggunakan lelucon yang berbau SARA dan saru (porno).
  • 31. HAMBATAN KOMUNIKASI SECARA UMUM  Kurang kecakapan dalam berkomunikasi  Sikap komunikator yang kurang tepat  Kurangnya pengetahuan  Kurang memahami sistem sosial.  Prejudice yang tidak mendasar  Jarak fisik  Kesalahan bahasa  Penyajian yang verbalistik  Indera yang rusak  Komunikasi yang berlebihan  Komunikasi satu arah
  • 32. Desain Awal Komunikasi Salah satu upaya untuk melancarkan komunikasi yang lebih baik mempergunakan pendekatan A-A Procedure (from Attention to Action Procedure) dengan lima langkah yang disingkat AIDDA.  A Attention (perhatian)  I Interest (minat)  D Desire (hasrat)  D Decision (keputusan)  A Action (kegiatan) Strategi Penyiaran Islam merupakan paduan perencanaan komunikasi (communication planning) dengan menejemen komunikasi (communication management) untuk mecapai tujuan yang telah ditetapkan.
  • 33. Teknik Komunikasi/Dakwah R.Wayne Pace, Brent D dan M.Dallas Burnett dalam bukunya Techniques for effective communication, tujuan strategi komunikasi tersebut sebagai berikut:  To secure understanding (Untuk memastikan bahwa terjadi suatu pengertian dalam berkomunikasi),  To establish acceptance (Bagaimana cara penerimaan itu terus dibina dengan baik).  To motive action (Penggiatan untuk memotivasinya), The goals which the communicator sought to achieve (Bagaimana mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh pihak komunikator dari proses komunikator tersebut)
  • 34. Strategi Komunikasi/Dakwah 1. PULL STRATEGI adalah strategi komunikasi dimana proses komunikasi menekankan pada keberhasilan meraih khalayak sebanyak mungkin. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran ( awareness ) dan mengarahkan perilaku ( attitude ) khalayak untuk menhasilkan pemahaman yang konprehensif 2. PUSH STRATEGI adalah strategi komunikasi yang menitikberatkan pada jaringan kemampuan kerja. Proses komunikasi tidak hanya mengandalkan pada pemberian informasi persuasif, tetapi juga mampu meningkatkan koordinasi dan partisipasi aktif masyarakat serta integritas seluruh pendengar (audience). Strategi ini mengarah pada terwujudnya kekuatan untuk mendorong loyalitas dan komitmen audience. 3. PROFILE STRATEGI adalah strategi komunikasi untuk mempertahankan image Lembaga Keislaman. Proses komuikasi menekankan pada pengolhan identitas lembaga keislaman melalui komunikasi islami yang bertujuan untuk menjaga hubungan dengan relasi dan stakeholder lembaga keagamaan.
  • 35. PENYUSUNAN DAN DESAIN KOMUNIKASI/DAKWAH Dalam menentukan tema dan materi /isi pesan, ada 2 bentuk penyajian : a. One side issue ( sepihak ): Hanya mengemukakan hal – hal yang positif saja atau yang negatif saja kepada khalayak. Isi pesan berisi konsepsi dari komunikator semata – mata tanpa memperhatikan pendapat – pendapat lain yang telah berkembang sebelumnya. b. Both Sides Issue ( Kedua belah pihak ): Menyajikan hal- hal dari segi positif maupun negatifnya dalam mempengaruhi khalayak. Isi pesan merupakan konsepsi dari komunikator maupun pendapat yang telah ada. c. Menetapkan Metode: Metode redudancy. Cara mempengaruhi khalayak dengan jalan mengulang-ulang pesan kepada khalayak. Pesan yang berulang-ulang akan menarik perhatian.
  • 36. NEXT Metode Canalizing. Pada metode ini, komunikator terlebih dahulu mengenal khalayaknya dan mulai menyampaikan ide sesuai denganb kepribadian, sikap-sikap dan motif khalayak. Metode informatif Metode informatif lebih ditujukan pada penggunaan akal, pikiran khalayak dan dilakukan dalam bentuk pernyataan berupa keterangan dan sebagainya. Metode persuasif Merupakan suatu cara untuk mempengaruhi komunikan dengan jalan membujuk. Dalam hal ini khalayak digugah baik pikirannya maupun perasaannya. Metode Edukatif: Diwujudkan dalam bentuk pesan yang berisi pendapat, fakta dan pengalaman yang merupakan kebenaran dan dapat dipertanggungjwabkan. Penyampaian isi pesan disusun secara teratur dan berencana dengan tujuan mengubah perilaku khalayak. Metode kursif: Mempengaruhi khalayak dengan jalan memaksa, dalam hal ini khalayak dipaksa untuk menerima gagasan – gagasan atau ide – ide oleh karena itu pesan dari komunikasi ini selain berisi pendapat juga berisi ancaman. Metode Kurasif ini biasanya dimanifestasikan dalam bentuk peraturan – peraturan, perintah dan intimidasi. 4. Seleksi dan Penggunaan Media: Penggunaan media merupakan alat penyalur ide dalam rangka memberikan informasi kepada khalayak.
  • 37. NEXT  Gaya komunikator dapat kita bedakan ke dalam beberapa model seperti;  Komunikator yang membangun, ciri-cirinya:  Mau mendengarkan pendapat orang lain dan dia tidak pernah menganggap dirinya benar.  Ingin bekerja sama dan memperbincangkan sesuatu persoalan dengan sesamanya sehingga timbul saling pengertian.  Dia tidak terlalu mendominir situasi dan mau mengadakan komunikasi timbal balik.  Dia menganggap bahwa buah pikiran orang banyak lebih baik dari seseorang.  Komunikator yang mengendalikan, ciri-cirinya:  Pendapatnya itu merupakan hal yang paling baik sehingga ia tidak mau mendengarkan pandangan orang lain intern maupun ekstern.  Ia menginginkan komunikasi satu arah saja tidak akan menerima dari arah lain.  Di hubungkan dengan gaya kepemimpinan maka komunikator seperti ini dapat di samakan dengan gaya kepemimpinan yang otokrasi atau gaya instruksi.  Komunikator yang melepaskan diri, ciri-cirinya:  Ia lebih banyak menerima dari lawannya berkomunikasi  kadang-kadng rasa rendah dirinya timbul sehingga ketidak mampuannya keluar.  Ia lebih suka mendengar pendapat orang lain dengan tidak bersungguh- sungguh menanggapinya.  Sumbangan pikirannya tidak banyak mengandung arti sehingga ia lebih suka melemparkan tanggung jawabnya kepada orang lain.
  • 38. BAGAIMANA PESAN DAKWAH DISAMPAIKAN  Bagaimana pesan di sampaikan?  Dengan lisan/face to face/langsung  Dengan menggunakan media/saluran  Bentuk pesan dapat bersifat informatif, persuasif, dan coersif.  Informatif  Memberikan kerterangan-keterangan dan kemudian dapat mengambil kesimpulan sendiri. Dalam situasi tertentu pesan informatif lebih berhasil daripada pesan persuasif misalnya pada kalangan cendikiawan.  Persuasif  Bujukan, yakni membangkitkan pengertian dan kesadaran seseorang bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan rupa pendapat atau sikap sehingga ada perubahan. Tetapi, perubahan yang terjadi itu adalah atas kehendak sendiri, misalnya pada waktu di adakan lobbyying, atau pada waktu istirahat makan bersama  Coersif  Memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi. Bentuk yang terkenal dari penyampaian secara ini adalah agitasi dengan penekanan-penekanan yang menimbulkan tekanan batin dan ketakutan di antara sesamanya dan pada kalangan publik. Coersiv dapat berbentuk perintah, instruksi dan sebagainya (biasanya hal ini terjadi pada organisasi tipe keledai).
  • 39. TAHAPAN DALAM KOMUNIKASI MASSA/ DAKWAH IJTIMA’IYYAH  Anticipatory Level: tahap ini untuk menyampaikan informasi baru atau memperkenalkan program yg direncanakan.  Accommodation Level: berupaya untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.  Role Management : belajar bagaimana menghadapi dan menyelesaikan persoalan berdasar pada nilai yang dianut dalam proses komunikasi.
  • 40. SEKIAN DAN TERIMA KASIH  MOHON MAAF JUGA  WASSALAMU ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH