Dokumen tersebut merangkum hasil analisis kemampuan berfikir kritis siswa pada siklus pertama pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Berdasarkan data yang diperoleh, rata-rata kemampuan berfikir kritis siswa berada pada kategori "kritis", kecuali untuk indikator "menganalisis" yang masuk kategori "cukup kritis". Indikator yang mencapai tingkat kemampuan tertinggi adalah "mengumpulkan data
Dokumen tersebut merangkum hasil analisis data kemampuan berfikir kritis siswa pada siklus II. Terdapat peningkatan kemampuan berfikir kritis siswa di setiap pertemuan dan indikatornya, dengan kenaikan rata-rata 4,8%. Indikator mengumpulkan data dan menyajikan data mencapai kategori sangat kritis, sedangkan untuk menganalisis data mencapai kategori cukup kritis.
Penilaian merupakan komponen penting dalam sistem pendidikan untuk mengetahui perkembangan dan tingkat pencapaian hasil pembelajaran.Penilaian memerlukan data yang baik. Salah satu sumber data itu adalah hasil pengukuran. Pengukuran merupakan suatu proses pemberian angka terhadap hasil kegiatan pembelajaran. Kegiatan pengukuran proses dan hasil pembelajaran pada satuan pendidikan biasanya dilakukan melalui tes prestasi akademik. Tes sebagai alat ukur perlu dirancang secara khusus sesuai dengan tujuannya dan perlu dipersiapkan sebaik-baiknya sesuai dengan kaidah-kaidah penyusunannya.
Dokumen tersebut merupakan bab I dari skripsi yang membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian tentang kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran matematika menggunakan model penemuan terbimbing. Rumusan masalah penelitian adalah untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII.3 SMP Negeri 17 Palembang. Tujuan penelitian adal
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran berbasis masalah dengan strategi konflik kognitif terhadap kemampuan berpikir kritis matematis dan sikap siswa SMP di Palu. Penelitian eksperimen ini melibatkan 200 siswa yang dibagi menjadi kelas eksperimen dan kontrol. Hasilnya menunjukkan bahwa siswa yang diajar dengan pembelajaran berbasis masalah menggunakan strategi konflik kognitif mem
Dokumen ini membahas tentang pemberian skor, verifikasi dan standar penilaian pada hasil tes. Terdapat beberapa metode pemberian skor seperti untuk tes uraian, objektif, skala sikap, dan domain psikomotor. Dokumen ini juga menjelaskan proses verifikasi data untuk memfilter data sebelum diolah lebih lanjut.
Dokumen tersebut merangkum hasil analisis data kemampuan berfikir kritis siswa pada siklus II. Terdapat peningkatan kemampuan berfikir kritis siswa di setiap pertemuan dan indikatornya, dengan kenaikan rata-rata 4,8%. Indikator mengumpulkan data dan menyajikan data mencapai kategori sangat kritis, sedangkan untuk menganalisis data mencapai kategori cukup kritis.
Penilaian merupakan komponen penting dalam sistem pendidikan untuk mengetahui perkembangan dan tingkat pencapaian hasil pembelajaran.Penilaian memerlukan data yang baik. Salah satu sumber data itu adalah hasil pengukuran. Pengukuran merupakan suatu proses pemberian angka terhadap hasil kegiatan pembelajaran. Kegiatan pengukuran proses dan hasil pembelajaran pada satuan pendidikan biasanya dilakukan melalui tes prestasi akademik. Tes sebagai alat ukur perlu dirancang secara khusus sesuai dengan tujuannya dan perlu dipersiapkan sebaik-baiknya sesuai dengan kaidah-kaidah penyusunannya.
Dokumen tersebut merupakan bab I dari skripsi yang membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian tentang kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran matematika menggunakan model penemuan terbimbing. Rumusan masalah penelitian adalah untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII.3 SMP Negeri 17 Palembang. Tujuan penelitian adal
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran berbasis masalah dengan strategi konflik kognitif terhadap kemampuan berpikir kritis matematis dan sikap siswa SMP di Palu. Penelitian eksperimen ini melibatkan 200 siswa yang dibagi menjadi kelas eksperimen dan kontrol. Hasilnya menunjukkan bahwa siswa yang diajar dengan pembelajaran berbasis masalah menggunakan strategi konflik kognitif mem
Dokumen ini membahas tentang pemberian skor, verifikasi dan standar penilaian pada hasil tes. Terdapat beberapa metode pemberian skor seperti untuk tes uraian, objektif, skala sikap, dan domain psikomotor. Dokumen ini juga menjelaskan proses verifikasi data untuk memfilter data sebelum diolah lebih lanjut.
Dokumen tersebut meringkas hasil penelitian tentang peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa melalui pembelajaran berbasis masalah terbuka (open-ended) dibandingkan pembelajaran konvensional. Penelitian menunjukkan siswa yang diajar dengan pembelajaran berbasis masalah terbuka memiliki skor rata-rata tes kemampuan berpikir kreatif dan peningkatan skor yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang diajar dengan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen
(quasi experiment) yaitu salah satu metode yang bertujuan untuk melihat adanya
hubungan sebab akibat antara dua variabel dengan desain penelitian nonequivalent control grup design yang berarti sampel pada penelitian baik kelas
eksperimen maupun kelas kontrol tidak dipilih secara random akan tetapi
pemilihan kelas dilakukan secara purposive sampling yaitu pemilihan sampel
yang didasarkan pada karakteristik dan kemampuan dengan ukuran yang sama.
Satu kelompok (eksperimen) memperoleh pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan problem posing sedangkan kelompok yang lainnya (kontrol)
memperoleh pembelajaran biasa
Artikel ini menguji perbedaan kemampuan komunikasi matematis dan disposisi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran inkuiri terbimbing dibandingkan pembelajaran konvensional. Hasilnya menunjukkan siswa yang mendapat pembelajaran inkuiri terbimbing memiliki kemampuan komunikasi matematis yang lebih baik dari siswa dengan pembelajaran konvensional. Namun tidak ada perbedaan disposisi matematis berdasarkan tingkat kemampuan
Dokumen tersebut membahas tentang tes diagnostik, mulai dari pengertian, fungsi, karakteristik, posisi, pengembangan, pelaksanaan, analisis dan tindak lanjut hasil tes diagnostik."
1. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses berpikir siswa kelas IX SMP yang memiliki kemampuan matematika sedang dalam memecahkan masalah matematika.
2. Data dianalisis berdasarkan hasil tes tertulis dan wawancara berbasis tugas. Metode triangulasi digunakan untuk memperoleh data subjek yang valid.
3. Siswa menggunakan proses berpikir asimilasi untuk memahami masalah dan melaksanakan
Penelitian ini bertujuan mengembangkan instrumen tes diagnostik untuk mengungkap miskonsepsi siswa SMA kelas XI pada materi Fluida dan Teori Kinetik Gas. Peneliti mengembangkan 56 butir soal melalui validasi teoritis dan uji coba, yang menghasilkan instrumen berupa soal pilihan ganda dengan alasan terbuka sebanyak 33 butir untuk setiap tipe soal. Instrumen tersebut memiliki reliabilitas cukup untuk mengung
Tes diagnostik digunakan untuk mengidentifikasi kesulitan siswa agar dapat dirancang tindak lanjut seperti pemberian remedial. Tes diagnostik dirancang untuk mendeteksi masalah belajar siswa dengan format yang memungkinkan diagnosa masalah dan rencana tindak lanjut. Langkah pengembangan tes diagnostik meliputi identifikasi kompetensi, sumber masalah, bentuk soal, dan penilaian.
Dokumen tersebut membahas pentingnya penilaian dalam pembelajaran matematika sekolah. Penilaian dipandang perlu untuk memberikan umpan balik kepada siswa dan guru tentang pencapaian belajar, serta meningkatkan pembelajaran itu sendiri. Dokumen tersebut juga menjelaskan prinsip-prinsip penilaian pembelajaran matematika sekolah seperti mencerminkan aplikasi nyata dan meningkatkan pembelajaran sebagai tujuan utama.
Dokumen tersebut merangkum hasil analisis butir soal ujian akhir semester matematika SMP Negeri 31 Banjarmasin kelas VII. Analisis dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal, daya beda, dan kinerja distraktor pada setiap butir soal."
Dokumen tersebut membahas tentang analisis butir soal untuk mengetahui validitas dan reliabilitas soal. Metode analisis mencakup menghitung indeks kesukaran soal, menggunakan korelasi product moment untuk mengukur validitas, dan korelasi biserial untuk mengukur validitas item soal. Tujuannya adalah mengevaluasi kualitas soal untuk meningkatkan hasil penilaian.
Penerapan Pembelajaran Generatif Dengan Strategi Problem Solving Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMA Pada Materi Fluida
Statis
Dokumen tersebut membahas tentang teori konstruktivisme dalam pembelajaran sains, pendekatan inkuiri dalam pembelajaran sains, dan model pembelajaran inkuiri terbimbing.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini membahas tentang ekosistem di taman sekolah melalui pendekatan inkuiri terbimbing. Siswa akan melakukan pengamatan lapangan untuk menemukan interaksi antara makhluk hidup dan lingkungan sekitarnya serta menyimpulkan hasilnya.
Dokumen tersebut meringkas hasil penelitian tentang peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa melalui pembelajaran berbasis masalah terbuka (open-ended) dibandingkan pembelajaran konvensional. Penelitian menunjukkan siswa yang diajar dengan pembelajaran berbasis masalah terbuka memiliki skor rata-rata tes kemampuan berpikir kreatif dan peningkatan skor yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang diajar dengan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen
(quasi experiment) yaitu salah satu metode yang bertujuan untuk melihat adanya
hubungan sebab akibat antara dua variabel dengan desain penelitian nonequivalent control grup design yang berarti sampel pada penelitian baik kelas
eksperimen maupun kelas kontrol tidak dipilih secara random akan tetapi
pemilihan kelas dilakukan secara purposive sampling yaitu pemilihan sampel
yang didasarkan pada karakteristik dan kemampuan dengan ukuran yang sama.
Satu kelompok (eksperimen) memperoleh pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan problem posing sedangkan kelompok yang lainnya (kontrol)
memperoleh pembelajaran biasa
Artikel ini menguji perbedaan kemampuan komunikasi matematis dan disposisi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran inkuiri terbimbing dibandingkan pembelajaran konvensional. Hasilnya menunjukkan siswa yang mendapat pembelajaran inkuiri terbimbing memiliki kemampuan komunikasi matematis yang lebih baik dari siswa dengan pembelajaran konvensional. Namun tidak ada perbedaan disposisi matematis berdasarkan tingkat kemampuan
Dokumen tersebut membahas tentang tes diagnostik, mulai dari pengertian, fungsi, karakteristik, posisi, pengembangan, pelaksanaan, analisis dan tindak lanjut hasil tes diagnostik."
1. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses berpikir siswa kelas IX SMP yang memiliki kemampuan matematika sedang dalam memecahkan masalah matematika.
2. Data dianalisis berdasarkan hasil tes tertulis dan wawancara berbasis tugas. Metode triangulasi digunakan untuk memperoleh data subjek yang valid.
3. Siswa menggunakan proses berpikir asimilasi untuk memahami masalah dan melaksanakan
Penelitian ini bertujuan mengembangkan instrumen tes diagnostik untuk mengungkap miskonsepsi siswa SMA kelas XI pada materi Fluida dan Teori Kinetik Gas. Peneliti mengembangkan 56 butir soal melalui validasi teoritis dan uji coba, yang menghasilkan instrumen berupa soal pilihan ganda dengan alasan terbuka sebanyak 33 butir untuk setiap tipe soal. Instrumen tersebut memiliki reliabilitas cukup untuk mengung
Tes diagnostik digunakan untuk mengidentifikasi kesulitan siswa agar dapat dirancang tindak lanjut seperti pemberian remedial. Tes diagnostik dirancang untuk mendeteksi masalah belajar siswa dengan format yang memungkinkan diagnosa masalah dan rencana tindak lanjut. Langkah pengembangan tes diagnostik meliputi identifikasi kompetensi, sumber masalah, bentuk soal, dan penilaian.
Dokumen tersebut membahas pentingnya penilaian dalam pembelajaran matematika sekolah. Penilaian dipandang perlu untuk memberikan umpan balik kepada siswa dan guru tentang pencapaian belajar, serta meningkatkan pembelajaran itu sendiri. Dokumen tersebut juga menjelaskan prinsip-prinsip penilaian pembelajaran matematika sekolah seperti mencerminkan aplikasi nyata dan meningkatkan pembelajaran sebagai tujuan utama.
Dokumen tersebut merangkum hasil analisis butir soal ujian akhir semester matematika SMP Negeri 31 Banjarmasin kelas VII. Analisis dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal, daya beda, dan kinerja distraktor pada setiap butir soal."
Dokumen tersebut membahas tentang analisis butir soal untuk mengetahui validitas dan reliabilitas soal. Metode analisis mencakup menghitung indeks kesukaran soal, menggunakan korelasi product moment untuk mengukur validitas, dan korelasi biserial untuk mengukur validitas item soal. Tujuannya adalah mengevaluasi kualitas soal untuk meningkatkan hasil penilaian.
Penerapan Pembelajaran Generatif Dengan Strategi Problem Solving Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMA Pada Materi Fluida
Statis
Dokumen tersebut membahas tentang teori konstruktivisme dalam pembelajaran sains, pendekatan inkuiri dalam pembelajaran sains, dan model pembelajaran inkuiri terbimbing.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini membahas tentang ekosistem di taman sekolah melalui pendekatan inkuiri terbimbing. Siswa akan melakukan pengamatan lapangan untuk menemukan interaksi antara makhluk hidup dan lingkungan sekitarnya serta menyimpulkan hasilnya.
1. Dokumen ini berisi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran IPA kelas VII tentang energi dalam sistem kehidupan.
2. Materi utama adalah energi dan proses metabolisme yang terjadi dalam tubuh, khususnya menjelaskan mekanisme peristiwa respirasi.
3. Pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan kontekstual dan metode diskusi, ceramah, serta eksperimen untuk membuktikan proses respir
The document summarizes feedback from a target audience on film trailers, posters, and magazines created by media students. Over 100 people attended a showcase to view the trailers and provide feedback through questionnaires. Most respondents said the trailers elicited the intended emotions of feeling sad, sick, and emotional. 40% expressed interest in watching the full film after the trailer. Feedback indicated the trailers were most effective at communicating through the use of music and camera shots together, which was the goal. The posters and magazine covers were also found to generally support and sell the ideas presented in the trailers.
This presentation shows how a Profile Assessment Tool can be used in math to provide a teacher with achievement as well as diagnostic information about each student's math skills.
Dokumen tersebut merangkum hasil analisis data kemampuan berfikir kritis siswa pada siklus II. Terdapat peningkatan kemampuan berfikir kritis siswa di setiap pertemuan dan indikatornya, dengan kategori berkisar antara sangat kritis hingga cukup kritis. Indikator mengumpulkan data dan menyajikan data mendapatkan nilai tertinggi pada kategori sangat kritis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis siswa menggunakan metode Socrates dengan pendekatan kontekstual. Hasilnya menunjukkan proses pembelajaran aktif dan rata-rata nilai kemampuan berpikir kritis siswa 66,28 yang dikategorikan cukup. Dapat disimpulkan bahwa penerapan metode tersebut berjalan cukup baik dilihat dari proses dan kemampuan
Seminar proposal pengembangan perangkat pembelajaran ipa smpMardiah Ahmad
Dokumen tersebut merangkum pengembangan perangkat pembelajaran IPA SMP tentang sistem pencernaan berbasis model inkuiri terbimbing untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Perangkat ini dikembangkan mengacu pada model pengembangan Plomp melalui tahap pra-penelitian, pengembangan prototipe, dan evaluasi formatif. Tujuannya adalah menghasilkan perangkat yang valid, praktis, dan efektif untuk mening
Evaluasi pembelajaran adalah proses pengumpulan data secara sistematis tentang proses pembelajaran untuk menentukan pencapaian siswa dan apakah terjadi perubahan akibat pembelajaran. Terdapat beberapa tujuan evaluasi seperti untuk perbaikan sistem, mengetahui kesulitan siswa, dan mengetahui tingkat kemampuan siswa. Evaluasi meliputi perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, pengolahan data, pelaporan hasil, dan pen
Skripsi ini mengembangkan modul matematika tentang materi lingkaran dengan media manipulatif untuk siswa kelas VIII SMP. Modul dikembangkan menggunakan model 4-D dan diuji kevalidan, kepraktisan, serta keefektifannya. Hasil pengujian menunjukkan bahwa modul tersebut valid, praktis, dan efektif untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang materi lingkaran.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep evaluasi pembelajaran yang mencakup pengukuran, penilaian, dan evaluasi. Evaluasi pembelajaran bertujuan untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran siswa dan mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan."
Pendidikan holistik merupakan pendidikan yang mengembangkan seluruh potensi
siswa secara harmonis, meliputi potensi intelektual, emosional, phisik, sosial, estetika, dan
spiritual. Kajian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang ada tidaknya muatan
pendidikan holistik dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Selain itu juga memberikan
gambaran tentang implementasi pendidikan holistik dalam pembelajaran di pendidikan dasar
dan menengah. Permasalahan dirumuskan sebagai berikut: 1) Apakah kurikulum pendidikan
dasar dan menengah sudah memuat pendidikan holistik? 2) Bila sudah, bagaimana implementasi pendidikan holistik dalam pembelajaran? Kajian menyimpulkan bahwa: 1) Dokumen
kurikulum pendidikan dasar dan menengah pada hakikatnya sudah memuat pendidikan holistik,
karena prinsip, acuan, dan prosedur pengembangan kurikulum sejalan dengan pengertian,
tujuan, dan prinsip pendidikan holistik; 2) Pendidikan holistik belum diimplementasikan secara
komprehensif dalam pembelajaran. Dalam rangka mengimplementasikan pendidikan holistik
dalam pembelajaran, direkomendasikan agar guru dalam melaksanakan pembelajaran tidak
hanya mengembangkan ranah pengetahuan, melainkan juga ranah keterampilan dan sikap,
melalui pendekatan belajar siswa aktif
Modul ini membahas tentang capaian pembelajaran materi keanekaragaman makhluk hidup dan perannya pada fase E/kelas X yang mencakup kemampuan proses sains dan sikap ilmiah serta profil pelajar pancasila. Modul ini juga menjelaskan penyebab, dampak, dan solusi perubahan lingkungan akibat faktor alam, buatan, dan pencemaran serta jenis-jenis pencemaran lingkungan.
Lomba kebersihan kelas diadakan setiap bulan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa dalam memelihara kebersihan, ketertiban, dan lingkungan kelas yang kondusif. Guru akan menilai kelas setiap hari berdasarkan kriteria tertentu seperti kebersihan lantai, meja, jendela, dan sarana prasarana kelas. Hasil penilaian akan diakumulasikan setiap akhir bulan untuk menentukan pemenang. Kelas p
This document is a record of mosquito eradication efforts carried out by the school health unit of SMA Imam Syafi'i 2 Pekanbaru for the 2019/2020 school year. It tracks the months that eradication efforts were conducted in each class, whether they were carried out, and includes signatures of the homeroom teachers to confirm the efforts. The eradication efforts aimed to eliminate mosquito breeding grounds in the school across all grades to promote student health.
The document outlines a school's plan for environmental health activities and school health unit efforts for the 2019/2020 school year. It lists the months that classes and their homeroom teachers will participate in such programs and activities, with signatures to confirm their participation each month. The plan covers all grades and classes for the entire school year through monthly activities.
Buku kunjungan UKS SMA Imam Syafi'i 2 Pekanbaru tahun ajaran 2019/2020 mencatat 13 kali kunjungan siswa ke UKS untuk berbagai tujuan dan penyakit seperti demam, luka, dan sakit perut.
Program kerja UKS SMA IT Imam Syafii 2 Pekanbaru mencakup program umum dan khusus untuk tahun 2019/2020. Program umum meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat. Program khusus tahunan mencakup bidang pendidikan kesehatan melalui kegiatan seperti pelatihan P3K, toilet training, dan lomba kebersihan kelas untuk menciptakan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat.
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah program kesehatan yang bertujuan meningkatkan kebiasaan hidup sehat dan derajat kesehatan siswa melalui pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah yang sehat. UKS dirintis pada tahun 1956 dan bertujuan membentuk perilaku hidup sehat siswa untuk mencapai pertumbuhan yang optimal secara fisik, mental, dan sosial.
AGAR SEBUAR PROGRAM DAPAT BERJALAN ATAU DIJALANKAN DENGAN BAIK, SISTEMATI DAN TERSTRUKTUR, MAKA HARUS ADA VISI / TUJUAN YANG JELAS. JIKA TIDAK ADA MAKA PROGRAM ITU TIDAK AAN BERJALAN SESUAI DENGAN TUJUAN YANG DIHARAPKAN.
Identitas seorang guru bernama Revina Sri Utami yang berusia 28 tahun. Ia lulusan S1 Biologi dan mengajar di SMA IT Imam Syafii 2 Pekanbaru serta menjabat sebagai Kepala Unit Kesehatan Sekolah. Guru ini mengajar di kelas X, XI, dan XII serta tinggal di Jl. Air Dingin, Pekanbaru.
Program kerja UKS SMA Imam Syafi'i 2 Pekanbaru tahun 2019-2020 bertujuan untuk meningkatkan kesehatan siswa melalui pelayanan kesehatan yang memadai di sekolah serta kampanye kesehatan untuk mengedukasi siswa tentang gaya hidup sehat.
Ini adalah ringkasan materi Biologi tentang mater ini. ini dibuat untuk mempermudah adik-adik dalam belajar, karena banyak sekali buku atau referensi yang dipakai akan membuat kita bingung harus membaca yang mana. apalagi dalam menghadapi UN dan USBN yang sudah didepan mata, kita harus membuat trik dan strategi yang cepat dan tepat dalam mengulang materi yang sudah lalu agar gampang untuk diingat dan dicerna. semoga bermanfaat, sehat dan sukses selalu.
Ini adalah ringkasan materi Biologi tentang mater ini. ini dibuat untuk mempermudah adik-adik dalam belajar, karena banyak sekali buku atau referensi yang dipakai akan membuat kita bingung harus membaca yang mana. apalagi dalam menghadapi UN dan USBN yang sudah didepan mata, kita harus membuat trik dan strategi yang cepat dan tepat dalam mengulang materi yang sudah lalu agar gampang untuk diingat dan dicerna. semoga bermanfaat, sehat dan sukses selalu.
Ini adalah ringkasan materi Biologi tentang mater ini. ini dibuat untuk mempermudah adik-adik dalam belajar, karena banyak sekali buku atau referensi yang dipakai akan membuat kita bingung harus membaca yang mana. apalagi dalam menghadapi UN dan USBN yang sudah didepan mata, kita harus membuat trik dan strategi yang cepat dan tepat dalam mengulang materi yang sudah lalu agar gampang untuk diingat dan dicerna. semoga bermanfaat, sehat dan sukses selalu.
Mutasi adalah perubahan materi genetik yang dapat diwariskan apabila terjadi pada sel gamet. Terdapat dua jenis mutasi yaitu mutasi gen atau titik yang melibatkan perubahan urutan basa nitrogen DNA, dan mutasi kromosom atau aberasi yang melibatkan perubahan struktur atau jumlah kromosom. Faktor penyebab mutasi dapat berasal dari radiasi, kimia, atau virus. Mutasi dapat mengakibatkan berbagai kelain
1. 51
4.1.4 Analisis Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Pada Siklus I
Dari penelitian yang telah dilakukan, instrumen pengumpulan data
mengenai kemampuan berfikir kritis siswa diambil dari laporan hasil pengamatan
individu yang mengacu pada rubrik penilaian. Hasil laporan pengamatan individu
yang digunakan disusun berdasarkan indikator kemapuan berpikir kritis. Di dalam
penjabaran kemampuan berpikir kritis tersebut didasarkan pada lima indikator
yaitu: 1). Menganalisis rumusan masalah; 2). Kemampuan merumuskan hipotesis;
3). Menjastifikasi / mengumpulkan data; 4). Menyajikan data hasil pengamatan;
5). Kemampuan menganalisis hasil pengamatan; 6) kemampuan membuat
kesimpulan . Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil laporan individu siswa,
dapat disajikan data berfikir kritis siswa berdasarkan butir-butir indikator pada
tabel 9.
Tabel 9. Rata-rata persentase berfikir kritis siswa berdasarkan butir indikator
No Rubrik Persentase Kemampuan Berfikir
Kritis Siswa
Rata-
Rata
(%)
Kategori
P 1% P 2% P 3% P 4%
1 Merumuskan masalah 63,63 66,67 87,87 90,90 77,26 kritis
2 Membuat hipotesis 62,12 66,67 84,84 86,36 74,99 Cukup kritis
3 Mengumpulkan data 66,67 89.39 90,90 96,97 85,98 kritis
4 Menyajikan data 66,67 77,27 90,90 96,97 82,95 kritis
5 Menganalisis 60,60 65,15 69,69 69,69 66,26 Cukup kritis
6 Menyimpulkan 57,57 77,27 80,30 80,30 73,86 Cukup kritis
% Berfikir Kritis 62,87 73,73 84,08 86,86 76,88 kritis
Kategori Cukup
Kritis
Kritis Kritis Kritis Kritis
Berdasarkan tabel 9, dapat dilihat rata-rata kemampuan berfikir kritis
siswa kelas VII1 SMP Muhammadiyah 2 pekanbaru tahun ajaran 2014/2015 pada
siklus 1 paling tinggi pada pertemuan 3(62,87%) Kritis, yang terendah pada
pertemuan 1 (62,87%) Cukup Kritis sedangkan pertemuan 2 dan tiga sama-sama dalam
kategori kritis. Untuk indikator persentase paling tinggi yaitu indikator 3 (85,98%)
dengan kategori kritis. Indikator berfikir kritis yang terendah yaitu indikator 5
2. 52
(66,26%) dengan kategori cukup kritis. Sedangkan untuk indikator lainnya ada
dalam kategori cukup kritis.
a. Merumuskan Masalah
Rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan
jawabannya melalui pengumpulan data bentuk-bentuk rumusan masalah
penelitian ini berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanas. Dari kedua
pertemuan tersebut, dapat diambil rata-rata kemampuan berfikir kritis siswa kelas
VII1 SMP Muhammadiyah 2 pekanbaru tahun ajaran 2014/2015 pada siklus 1
selama dua kali pertemuan yang dinilai . Perbandingan rata-rata kemampuan
berfikir kritis untuk merumuskan masalah disajikan pada tabel 10.
Tabel 10. Perbandingan rata-rata kemampuan berfikir kritis siswa untuk merumuskan
masalah (siklus 1)
No Rubrik Persentase Kemampuan
Berfikir Kritis Siswa
Rata-
Rata
(%)
Kategori
P 1% P 2% P 3% P 4%
1 Merumuskan masalah 63,63 66,67 87,87 90,90 77,26 kritis
Kategori Cukup Kritis Kritis Kritis Kritis
Adapun hasil klasifikasi kemampuan berfikir kritis siswa untuk indikator
merumuskan masalah setelah diterapkannya pembelajaran inkuiri terbimbing
(guided inquiry) menggunakan handout pada pertemuan 1-4 yang didapatkan dari
perhitungan total persentase indikator dengan menggunakan aturan menurut
erman dalam muyadiana dalam selamet (2008) yang telah dimodifikasi dan dapat
dilihat pada gambar 2.
3. 53
Gambar 2 Persentase Berfikir Kritis Siswa Untuk Indikator Merumuskan Masalah
Berdasarkan gambar 2. kemampuan berfikir kritis siswa pada siklus 1
untuk indikator merumuskan masalah. Persentase terendah dari kemampuan
berfikir kritis siswa untuk indikator merumuskan masalah terlihat pada pertemuan
1 dengan pokok bahasan energi , dengan jumlah 19 orang siswa (63,63 %) pada
kategori cukup kritis dan (36,37%) siswa kategori kurang kritis . Dan persentase
tertinggi terlihat pada pertemuan 4 dengan pokok bahasan uji makanan dan
pencernaan yaitu 90,90% siswa dengan kategori (sangat kritis) dan (9,10%)
orang siswa dengan kategori kurang kritis. Sehingga dapat peningkatan
kemampuan berfikir kritis untuk kemampuan merumuskan masalah dari
pertemuan 1-4 yaitu : 27,27%.
b. Merumuskan hipotesis
Merumuskan Hipotesis adalah membuat jawaban sementara terhadap
masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan
kebenarannya . Dari kedua pertemuan tersebut, dapat diambil rata-rata
kemampuan berfikir kritis siswa kelas VII1 SMP muhammadiyah 2 pekanbaru
P
E
R
S
E
N
T
A
S
E
4. 54
tahun ajaran 2014/2015 pada siklus 1 selama dua kali pertemuan yang dinilai .
Perbandingan rata-rata kemampuan berfikir kritis untuk merumuskan hipotesis
disajikan pada table 12.
Tabel 12. Perbandingan rata-rata kemampuan berfikir kritis siswa untuk merumuskan
hipotesis (siklus 1)
No Rubrik Persentase Kemampuan
Berfikir Kritis Siswa
Rata-
Rata
(%)
Kategori
P 1% P 2% P 3% P 4%
2 Membuat hipotesis 62,12 66,67 84,84 86,36 74,99 Cukup kritis
Kategori Cukup
kritis
Cukup
kritis
Kritis Kritis Cukup
kritis
Adapun hasil klasifikasi kemampuan berfikir kritis siswa untuk indikator
merumuskan masalah setelah diterapkannya pembelajaran inkuiri terbimbing
(guided inquiry) menggunakan handout pada pertemuan 1-4 yang didapatkan dari
perhitungan total persentase indikator dengan menggunakan aturan menurut
erman dalam muyadiana dalam selamet (2008) yang telah dimodifikasi dan dapat
dilihat pada gambar 3.
Gambar 3 . Persentase Berfikir Kritis Siswa Untuk Indikator Merumuskan
Hipotesis
P
E
R
S
E
N
T
A
S
E
5. 55
Berdasarkan gambar 3 kemampuan berfikir kritis siswa pada siklus 1
untuk indikator merumuskan hipotesis Persentase terendah dari kemampuan
berfikir kritis siswa untuk indikator merumuskan hipotesis terlihat pada
pertemuan 3 dengan pokok bahasan energi , yaitu (62,12%) pada katgori cukup
kritis dan (37,88%) siswa pada kategori kurang kritis . Dan persentase tertinggi
terlihat pada pertemuan 6 dengan pokok bahasan uji makanan dan pencernaan,
yaitu 86,36% dengan kategori (sangat kritis) dan (13,64%) siswa dengan
kategori kurang kritis. Sehingga dapat dilihat peningkatan kemampuan berfikir
kritis untuk kemampuan merumuskan hipotesis dari pertemuan 1-4 yaitu :
21,51%.
c. Mengumpulkan data
Mengumpulkandata merupakan Suatu pernyataan (statement) tentang sifat,
keadaan, kegiatan tertentu dan sejenisnya. Pengumpulan data dilakukan untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian
(Gulo, 2002 : 110). Dari kedua pertemuan tersebut, dapat diambil rata-rata
kemampuan berfikir kritis siswa kelas VII1 SMP muhammadiyah 2 pekanbaru
tahun ajaran 2014/2015 pada siklus 1 selama dua kali pertemuan yang dinilai .
Perbandingan rata-rata kemampuan berfikir kritis untuk kemampuan
mengumpulkan data disajikan pada tabel 13.
Tabel 13 Perbandingan rata-rata kemampuan berfikir kritis siswa kemampuan
mengumpulkan data (siklus 1)
No Rubrik Persentase kemampuan
berfikir kritis siswa
Rata-
rata
(%)
Kategori
P 1% P 2% P 3% P 4%
3 Mengumpulkan data 66,67 89.39 90,90 96,97 85,98 Kritis
Kategori Cukup
kritis
Kritis Kritis Kritis Kritis
Adapun hasil kemampuan berfikir kritis siswa untuk indikator
kemampuan mengumpulkan data setelah diterapkannya pembelajaran inkuiri
terbimbing (guided inquiry) menggunakan handout pada pertemuan 1-4 yang
6. 56
didapatkan dari perhitungan dengan menggunakan aturan menurut erman dalam
muyadiana dalam selamet (2008) yang telah dimodifikasi dan dapat dilihat pada
gambar 4.
Gambar 4. Persentase Berfikir Kritis Siswa Untuk Indikator Kemampuan
Mengumpulkan Data
Berdasarkan gambar 4 kemampuan berfikir kritis siswa pada siklus 1
untuk indikator mengumpulkan data. Persentase terendah dari kemampuan
berfikir kritis siswa untuk indikator merumuskan hipotesis terlihat pada
pertemuan 1 dengan pokok bahasan energi , yaitu (66,67%) siswa pada kategori
cukup kritis dan (33,33%) siswa pada kategori kurang kritis . Dan persentase
tertinggi terlihat pada pertemuan 6 dengan pokok bahasan uji makanan dan
pencernaan, yaitu (96,97 % ) siswa dengan kategori sangat kritis dan
(3,03%)siswa dengan kategori kurang kritis. Sehingga dapat dilihat peningkatan
kemampuan berfikir kritis untuk kemampuan mengumpulkan data dari pertemuan
1-4 yaitu : 30,3%.
7. 57
d. Menyajikan data
Penyajian Data adalah salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan hasil
penelitian yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Dari kedua
pertemuan tersebut, dapat diambil rata-rata kemampuan berfikir kritis siswa kelas
VII1 SMP muhammadiyah 2 pekanbaru tahun ajaran 2014/2015 pada siklus 1
selama dua kali pertemuan yang dinilai . Perbandingan rata-rata kemampuan
berfikir kritis untuk kemampuan menyajikan data disajikan pada tabel 14.
Tabel 14. Perbandingan rata-rata kemampuan berfikir kritis siswa kemampuan
menyajikan data (siklus 1)
No Rubrik Persentase Kemampuan
Berfikir Kritis Siswa
Rata-
Rata
(%)
Kategori
P 1% P 2% P 3% P 4%
4 Menyajikan data 66,67 77,27 90,90 96,97 82,95 Kritis
Kategori Cukup
kritis
Kritis Kritis Kritis Kritis
Adapun hasil kemampuan berfikir kritis siswa untuk indikator
kemampuan menyajikan data setelah diterapkannya pembelajaran inkuiri
terbimbing (guided inquiry) menggunakan handout pada pertemuan 1-4 yang
didapatkan dari perhitungan total persentase indikator dengan menggunakan
aturan menurut erman dalam muyadiana dalam selamet (2008) yang telah
dimodifikasi dan dapat dilihat pada gambar 5.
8. 58
Gambar 5. Persentase Berfikir Kritis Siswa Untuk Indikator Kemampuan
Menyajikan Data
Berdasarkan gambar 5 kemampuan berfikir kritis siswa pada siklus 1
untuk indikator menyajikan data Persentase terendah dari kemampuan berfikir
kritis siswa untuk indikator merumuskan hipotesis terlihat pada pertemuan 3
dengan pokok bahasan energi , yaitu (66,67%) pada kategori cukup kritis dan
(33,33%) pada kategori kurang kritis . Dan persentase tertinggi terlihat pada
pertemuan 6 dengan pokok bahasan uji makanan dan pencernaan, yaitu 96,97 %
sisa dengan kategori sangat kritis dan jumlah paling sedikit (3,03%) orang siswa
dengan kategori kurang kritis. Sehingga dapat dilihat rata-rata kemampuan
berfikir kritis untuk kemampuan menyajikan data dari pertemuan 1-4 yaitu :
30,3%.
e. Menganalisis
Analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna
meneliti secara mendalam. Dari kedua pertemuan tersebut, dapat diambil rata-rata
kemampuan berfikir kritis siswa kelas vii1 smp muhammadiyah 2 pekanbaru
tahun ajaran 2014/2015 pada siklus 1 selama dua kali pertemuan yang dinilai .
9. 59
Perbandingan rata-rata kemampuan berfikir kritis untuk kemampuan menganalisis
data disajikan pada tabel 15.
Tabel 15. Perbandingan Rata-Rata Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Menganalisis
Data (Siklus 1)
No Rubrik Persentase Kemampuan
Berfikir Kritis Siswa
Rata-
Rata
(%)
Kategori
P 1% P 2% P 3% P 4%
5 Menganalisis 60,60 65,15 69,69 69,69 66,26 Cukup kritis
Kategori Cukup
kritis
Kritis Kritis Kritis Kritis
Adapun hasil klasifikasi kemampuan berfikir kritis siswa untuk indikator
kemampuan menganalisis data setelah diterapkannya pembelajaran inkuiri
terbimbing (guided inquiry) menggunakan handout pada pertemuan 7-8 yang
didapatkan dari perhitungan total persentase indikator dengan menggunakan
aturan menurut erman dalam muyadiana dalam selamet (2008) yang telah
dimodifikasi dan dapat dilihat pada gambar 6.
Gambar 6. Persentase Berfikir Kritis Siswa Untuk Indikator Kemampuan
Menganalisis Data
10. 60
Berdasarkan gambar 6 kemampuan berfikir kritis siswa pada siklus 1
untuk indikator menganalisis data Persentase terendah dari kemampuan berfikir
kritis siswa untuk indikator merumuskan hipotesis terlihat pada pertemuan 1
dengan pokok bahasan energi , yaitu 60,60% pada kategori cukup kritis dan
39,4% pada kategori kurang kritis . Dan persentase tertinggi terlihat pada
pertemuan 4 dengan pokok bahasan uji makanan dan pencernaan, yaitu 69,69 %
pada kategori cukup kritis dan 30,31% siswa dengankategori kurang kritis.
Sehingga dapat dilihat peningkatan kemampuan berfikir kritis untuk kemampuan
menganalisis data dari pertemuan 1-4 yaitu : 9.09%
f. Menyimpulkan
Menyimpulkan adalah membuat pernyataan singkat tentang hasil
analisis deskripsi dan pembahasan tentang hasil pengetesan hipotesis yang telah
dilakukan berisi jawaban atas pertanyaan yang diajukan pada bagian rumusan
masalah. Keseluruhan jawaban hanya terfokus pada ruang lingkup pertanyaan dan
jumlah jawaban disesuaikan dengan jumlah rumusan masalah yang diajukan.
Dari kedua pertemuan tersebut, dapat diambil rata-rata kemampuan
berfikir kritis siswa kelas VII1 SMP muhammadiyah 2 pekanbaru tahun ajaran
2014/2015 pada siklus 2 selama dua kali pertemuan yang dinilai . Perbandingan
rata-rata kemampuan berfikir kritis untuk kemampuan menyimpulkan data
disajikan pada tabel 16.
Tabel 16. Perbandingan Rata-Rata Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Kemampuan
Menyimpulkan Data (Siklus 1)
No Rubrik Persentase Kemampuan
Berfikir Kritis Siswa
Rata-
Rata
(%)
Kategori
P 1% P 2% P 3% P 4%
6 Menyimpulkan 57,57 77,27 80,30 80,30 73,86 Cukup kritis
Kategori Cukup
kritis
Kritis Kritis Kritis Kritis
Adapun hasil klasifikasi kemampuan berfikir kritis siswa untuk indikator
kemampuan menyimpulkan setelah diterapkannya pembelajaran inkuiri
11. 61
terbimbing (guided inquiry) menggunakan handout pada pertemuan 1-4 yang
didapatkan dari perhitungan total persentase indikator dengan menggunakan
aturan menurut erman dalam muyadiana dalam selamet (2008) yang telah
dimodifikasi dan dapat dilihat pada gambar 7.
Gambar 7. Persentase Berfikir Kritis Siswa Untuk Indikator Kemampuan
Menyimpulkan Data
Berdasarkan gambar 7 kemampuan berfikir kritis siswa pada siklus 1
untuk indikator menyimpulkan data. Persentase terendah dari kemampuan
berfikir kritis siswa untuk indikator merumuskan hipotesis terlihat pada
pertemuan 1 dengan pokok bahasan energi , yaitu (57,57 %) pada katgori cukup
kritis dan jumlah siswa paling sedikit yaitu (42,42 %) pada kategori kurang kritis.
Dan persentase tertinggi terlihat pada pertemuan 4 dengan pokok bahasan uji
makanan dan pencernaan, yaitu 80,30 % dengan kategori cukup kritis dan 19,7 %
siswa dengan kategori kurang kritis. Sehingga dapat dilihat peningkatan
kemampuan berfikir kritis untuk kemampuan menyimpulkan data dari pertemuan
1-4 yaitu : 22,73%.