SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
ANALISA WACANAANALISA WACANA
Makassar, 26 Februari 2006Makassar, 26 Februari 2006
PENGANTARPENGANTAR
 Wacana dalam pandangan sosiologiWacana dalam pandangan sosiologi
adalah hubungan antara konteks sosialadalah hubungan antara konteks sosial
dari pemakaian bahasa.dari pemakaian bahasa.
 Analisa wacana dalam pandanganAnalisa wacana dalam pandangan
psikososial berarti pembicaraanpsikososial berarti pembicaraan
 Analisa wacana dalam pandanganAnalisa wacana dalam pandangan
politik berarti praktik pemakaianpolitik berarti praktik pemakaian
bahasa atau politik bahasabahasa atau politik bahasa
PERSPEKTIFPERSPEKTIF
 PositivismePositivisme
 KonstruktivismeKonstruktivisme
 KritismeKritisme
POSITIVISMEPOSITIVISME
 Jembatan antara subjek dan objekJembatan antara subjek dan objek
 Pemisahan antara wacana dan realitasPemisahan antara wacana dan realitas
 Indikator Kebenaran danIndikator Kebenaran dan
ketidakbenaranketidakbenaran
 Kebenaran sintaksis (tidak bernilai)Kebenaran sintaksis (tidak bernilai)
KONSTRUKTIVISMEKONSTRUKTIVISME
 Pemikiran fenomenologiPemikiran fenomenologi
 Subjek sebagai faktor sentral dalamSubjek sebagai faktor sentral dalam
kegiatan wacana serta hubungan-kegiatan wacana serta hubungan-
hubungan sosialnyahubungan sosialnya
 membongkar makna tersembunyimembongkar makna tersembunyi
 menempatkan diri pada posisimenempatkan diri pada posisi
pembicara dengan penafsiranpembicara dengan penafsiran
mengikuti struktur makna darimengikuti struktur makna dari
pembicarapembicara
KRITISMEKRITISME
 Menekankan pada kontelasi kekuatan yang terjadi pada prosesMenekankan pada kontelasi kekuatan yang terjadi pada proses
produksi dan reproduksi maknaproduksi dan reproduksi makna
 Individu tidak sebagai subjek yang netral yang bisaIndividu tidak sebagai subjek yang netral yang bisa
menafsirkan secara bebas sesuai pemikirannya karena sangatmenafsirkan secara bebas sesuai pemikirannya karena sangat
dipengaruhi oleh kekuatan sosialdipengaruhi oleh kekuatan sosial
 bahasa tidak sebagai medium netral yang terletak di luar diri si-bahasa tidak sebagai medium netral yang terletak di luar diri si-
pembicarapembicara
 bahasa sebagai representasi dalam membentuk subjekbahasa sebagai representasi dalam membentuk subjek
tertentu, tema wacana tertentu, maupun strategi-strategi ditertentu, tema wacana tertentu, maupun strategi-strategi di
dalamnyadalamnya
 digunakan untuk membengkar kuasa yang ada dalam setiapdigunakan untuk membengkar kuasa yang ada dalam setiap
proses bahasa (apa batasannya?, apa perspektifnya?, apaproses bahasa (apa batasannya?, apa perspektifnya?, apa
topiknya?.topiknya?.
 wacana terlibat dalam hubungan kekuasaan (pembentukanwacana terlibat dalam hubungan kekuasaan (pembentukan
subjek ; tindakan sebagai representasi sosial.subjek ; tindakan sebagai representasi sosial.
ANALISA WACANA KRITISANALISA WACANA KRITIS
KARAKTERISTIK :KARAKTERISTIK :
 TindakanTindakan
 KonteksKonteks
 HistorisHistoris
 KekuasaanKekuasaan
 IdeologiIdeologi
TINDAKANTINDAKAN
 Wacana dipahami sebagai sebuahWacana dipahami sebagai sebuah
tindakantindakan
 wacana dipahami sebagai sesuatuwacana dipahami sebagai sesuatu
yang mempunyai tujuanyang mempunyai tujuan
(mempengaruhi, mendebat, membujuk,(mempengaruhi, mendebat, membujuk,
menyangga, reaksi)menyangga, reaksi)
 wacana dipahami sebagai sesuatuwacana dipahami sebagai sesuatu
yang diekspresikan secara sadar danyang diekspresikan secara sadar dan
terkontrolterkontrol
KONTEKSKONTEKS
 Mempertimbangkan konteks dari wacana (latar, situasi,Mempertimbangkan konteks dari wacana (latar, situasi,
peristiwa, kondisi)peristiwa, kondisi)
 wacana dipandang diproduksi, dimengerti, dianalisis padawacana dipandang diproduksi, dimengerti, dianalisis pada
suatu konteks tertentu.suatu konteks tertentu.
 memeriksa konteks dari komunikasi (siapa, mengapa, siapamemeriksa konteks dari komunikasi (siapa, mengapa, siapa
objeknya, melalui apa, bagaimana perbedaan tipe dariobjeknya, melalui apa, bagaimana perbedaan tipe dari
perkembangan komunikasi, hubungan antara masing-masingperkembangan komunikasi, hubungan antara masing-masing
pihakpihak
 memahami tiga hal sentral yang tidak terpisah (teks, konteks,memahami tiga hal sentral yang tidak terpisah (teks, konteks,
wacana)wacana)
 mendefenisikan teks dan percakapan pada situasi tertentumendefenisikan teks dan percakapan pada situasi tertentu
 wacana dipahami dan ditafsirkan dari kondisi dan lingkunganwacana dipahami dan ditafsirkan dari kondisi dan lingkungan
sosial yang mendasarinya.sosial yang mendasarinya.
HISTORISHISTORIS
 Menempatkan wacana dalam konteksMenempatkan wacana dalam konteks
historis tertentuhistoris tertentu
mis :mis :

mengapa wacana berkembang seperti itu?mengapa wacana berkembang seperti itu?

mengapa bahasa dipakai seperti itumengapa bahasa dipakai seperti itu
KEKUASAANKEKUASAAN
 Mempertimbangkan elemen kekuasaanMempertimbangkan elemen kekuasaan
dalam analisisnyadalam analisisnya
 mempertimbangkan elemen dominasi dalammempertimbangkan elemen dominasi dalam
analisisnyaanalisisnya
 mempertimbangkan elemen hegemoni dalammempertimbangkan elemen hegemoni dalam
analisisnyaanalisisnya
 mempertimbangkan elemen ideologi dalammempertimbangkan elemen ideologi dalam
analisisnyaanalisisnya
 mempertimbangkan elemen politik dalammempertimbangkan elemen politik dalam
analisisnyaanalisisnya
IDEOLOGIIDEOLOGI
 menganalisis keterhubungan wacanamenganalisis keterhubungan wacana
dan ideologidan ideologi
 wacana dipandang mengandungwacana dipandang mengandung
ideologi untuk mendominasi danideologi untuk mendominasi dan
berebut pengaruhberebut pengaruh
PENDEKATAN KRITISPENDEKATAN KRITIS
 analisis bahasa kritisanalisis bahasa kritis
 analisa wacana pendekatan prancisanalisa wacana pendekatan prancis
 kognisi sosialkognisi sosial
 perubahan sosialperubahan sosial
 wacana sejarahwacana sejarah
ANALISA BAHASA KRITISANALISA BAHASA KRITIS
 Dipelopori oleh kelompok pengajar dariDipelopori oleh kelompok pengajar dari
Univ. East Anglia tahun 1970anUniv. East Anglia tahun 1970an
 memusatkan analisis wacana padamemusatkan analisis wacana pada
bahasa dan menghubungkan denganbahasa dan menghubungkan dengan
ideologiideologi
 melihat bagaimana gramatika bahasamelihat bagaimana gramatika bahasa
membawa posisi dan makna ideologimembawa posisi dan makna ideologi
tertentutertentu
PENDEKATAN PRANCISPENDEKATAN PRANCIS
 dipelopori oleh Altuser dan Foucoultdipelopori oleh Altuser dan Foucoult
 bahasa dan ideologi bertemu padabahasa dan ideologi bertemu pada
pemakaian bahasa dan materialisasipemakaian bahasa dan materialisasi
bahasa pada ideologibahasa pada ideologi
 memusatkan perhatian pada efekmemusatkan perhatian pada efek
ideologiideologi
KOGNISI SOSIALKOGNISI SOSIAL
 dipelopori oleh pengajar dari Univ.dipelopori oleh pengajar dari Univ.
Amsterdam, A. van Dijk, dkkAmsterdam, A. van Dijk, dkk
 Faktor kognisi sebagai elemen pentingFaktor kognisi sebagai elemen penting
dalam produksi wacanadalam produksi wacana
PENDEKATAN PERUBAHANPENDEKATAN PERUBAHAN
SOSIALSOSIAL
 dipelopori oleh Foucoult, Julia Kristeva,dipelopori oleh Foucoult, Julia Kristeva,
BakhtinBakhtin
 wacana dipandang sebagai praktek sosialwacana dipandang sebagai praktek sosial
 menganalisis hubungan dialektis antaramenganalisis hubungan dialektis antara
praktek diskursif dengan identitas danpraktek diskursif dengan identitas dan
realitas sosialrealitas sosial
 wacana dipandang melekat dalam situasi,wacana dipandang melekat dalam situasi,
institusi dan kelas sosial tertentuinstitusi dan kelas sosial tertentu
WACANA SEJARAHWACANA SEJARAH
 dipelopori oleh pengajar dari Viennadipelopori oleh pengajar dari Vienna
 Dipengaruhi oleh pemikiran FrankfurtDipengaruhi oleh pemikiran Frankfurt
dan Jurgen Habermasdan Jurgen Habermas
 analisis wacana harus menyertakananalisis wacana harus menyertakan
konteks sejarahkonteks sejarah
 membongkar prasangka, bias danmembongkar prasangka, bias dan
misinterpretasi dari sejarahmisinterpretasi dari sejarah


More Related Content

What's hot

Pengertian sastra dan jenis jenis sastra
Pengertian sastra dan jenis jenis sastraPengertian sastra dan jenis jenis sastra
Pengertian sastra dan jenis jenis sastra
Abu Ja'far
 
Pembelajaran Ilmu Kebahasaan SEMANTIK
Pembelajaran Ilmu Kebahasaan SEMANTIKPembelajaran Ilmu Kebahasaan SEMANTIK
Pembelajaran Ilmu Kebahasaan SEMANTIK
Excella Fiona
 
Linguistik baru
Linguistik baruLinguistik baru
Linguistik baru
68su01niza
 
Materi kuliah pengantar kajian sastra ii, 'pendekatan dalam pengkajian sastra' 1
Materi kuliah pengantar kajian sastra ii, 'pendekatan dalam pengkajian sastra' 1Materi kuliah pengantar kajian sastra ii, 'pendekatan dalam pengkajian sastra' 1
Materi kuliah pengantar kajian sastra ii, 'pendekatan dalam pengkajian sastra' 1
Raden Mas Fatah
 
sistemik holliday
 sistemik holliday sistemik holliday
sistemik holliday
Riska sasaka
 

What's hot (20)

Materi teori sastra
Materi teori sastraMateri teori sastra
Materi teori sastra
 
linguistik sinkronik dan diakronik
linguistik sinkronik dan diakroniklinguistik sinkronik dan diakronik
linguistik sinkronik dan diakronik
 
Semantik
Semantik Semantik
Semantik
 
Mencari Model Tafsir Alternatif
Mencari Model Tafsir AlternatifMencari Model Tafsir Alternatif
Mencari Model Tafsir Alternatif
 
pengantar pengkajian sastra
pengantar pengkajian sastrapengantar pengkajian sastra
pengantar pengkajian sastra
 
Pengertian sastra dan jenis jenis sastra
Pengertian sastra dan jenis jenis sastraPengertian sastra dan jenis jenis sastra
Pengertian sastra dan jenis jenis sastra
 
Jenis-Jenis Semantik
Jenis-Jenis SemantikJenis-Jenis Semantik
Jenis-Jenis Semantik
 
Pembelajaran Ilmu Kebahasaan SEMANTIK
Pembelajaran Ilmu Kebahasaan SEMANTIKPembelajaran Ilmu Kebahasaan SEMANTIK
Pembelajaran Ilmu Kebahasaan SEMANTIK
 
Semantik 1-abs2
Semantik 1-abs2Semantik 1-abs2
Semantik 1-abs2
 
Ferdinand de Saussure
Ferdinand de SaussureFerdinand de Saussure
Ferdinand de Saussure
 
Linguistik baru
Linguistik baruLinguistik baru
Linguistik baru
 
Materi kuliah pengantar kajian sastra ii, 'pendekatan dalam pengkajian sastra' 1
Materi kuliah pengantar kajian sastra ii, 'pendekatan dalam pengkajian sastra' 1Materi kuliah pengantar kajian sastra ii, 'pendekatan dalam pengkajian sastra' 1
Materi kuliah pengantar kajian sastra ii, 'pendekatan dalam pengkajian sastra' 1
 
Ppt msi
Ppt msiPpt msi
Ppt msi
 
Ppt msi
Ppt msiPpt msi
Ppt msi
 
General Linguistic (Sinkronik, Diakronik, dan Linguistik Komparatif)
General Linguistic (Sinkronik, Diakronik, dan Linguistik Komparatif)General Linguistic (Sinkronik, Diakronik, dan Linguistik Komparatif)
General Linguistic (Sinkronik, Diakronik, dan Linguistik Komparatif)
 
Semantik sem.6
Semantik sem.6Semantik sem.6
Semantik sem.6
 
sistemik holliday
 sistemik holliday sistemik holliday
sistemik holliday
 
Semantik
SemantikSemantik
Semantik
 
Rudi pekan raya pendidikan 2009
Rudi pekan raya pendidikan 2009Rudi pekan raya pendidikan 2009
Rudi pekan raya pendidikan 2009
 
87360428 filba
87360428 filba87360428 filba
87360428 filba
 

Viewers also liked

Tautan dan runtutan power copy3
Tautan dan runtutan  power   copy3Tautan dan runtutan  power   copy3
Tautan dan runtutan power copy3
Izham Jaafar
 
Makalah Transcon Rizki
Makalah Transcon RizkiMakalah Transcon Rizki
Makalah Transcon Rizki
Rizki Gunawan
 
Wacana, discourse dan discursus
Wacana, discourse dan discursusWacana, discourse dan discursus
Wacana, discourse dan discursus
Ahyaniyani
 
Pertemuan 6 kohesi dan koherensi
Pertemuan 6 kohesi dan koherensiPertemuan 6 kohesi dan koherensi
Pertemuan 6 kohesi dan koherensi
Ainul Fikri
 
Essay Writing (Unity and Coherence)
Essay Writing (Unity and Coherence)Essay Writing (Unity and Coherence)
Essay Writing (Unity and Coherence)
Edi Brata
 

Viewers also liked (20)

Model Analisis Wacana
Model Analisis WacanaModel Analisis Wacana
Model Analisis Wacana
 
Wacana
WacanaWacana
Wacana
 
Pengertian Wacana dan Alat-alat Wacana
Pengertian Wacana dan Alat-alat Wacana Pengertian Wacana dan Alat-alat Wacana
Pengertian Wacana dan Alat-alat Wacana
 
Tautan
TautanTautan
Tautan
 
Tautan dan runtutan power copy3
Tautan dan runtutan  power   copy3Tautan dan runtutan  power   copy3
Tautan dan runtutan power copy3
 
Makalah Transcon Rizki
Makalah Transcon RizkiMakalah Transcon Rizki
Makalah Transcon Rizki
 
Padanan terjemah
Padanan terjemahPadanan terjemah
Padanan terjemah
 
Wacana, discourse dan discursus
Wacana, discourse dan discursusWacana, discourse dan discursus
Wacana, discourse dan discursus
 
Pertemuan 6 kohesi dan koherensi
Pertemuan 6 kohesi dan koherensiPertemuan 6 kohesi dan koherensi
Pertemuan 6 kohesi dan koherensi
 
Beberapa masalah dalam penerjemahan
Beberapa masalah dalam penerjemahanBeberapa masalah dalam penerjemahan
Beberapa masalah dalam penerjemahan
 
KOHESI, KOHERENSI, DAN JENIS WACANA BAHASA INDONESIA
KOHESI, KOHERENSI, DAN JENIS WACANA BAHASA INDONESIAKOHESI, KOHERENSI, DAN JENIS WACANA BAHASA INDONESIA
KOHESI, KOHERENSI, DAN JENIS WACANA BAHASA INDONESIA
 
Analisis iklan sampoerna hijau versi es kacang ijo
Analisis iklan sampoerna hijau versi es kacang ijoAnalisis iklan sampoerna hijau versi es kacang ijo
Analisis iklan sampoerna hijau versi es kacang ijo
 
Filosofi Penerejemahan
Filosofi PenerejemahanFilosofi Penerejemahan
Filosofi Penerejemahan
 
Penerjemahan dan prosesnya
Penerjemahan dan prosesnyaPenerjemahan dan prosesnya
Penerjemahan dan prosesnya
 
literary Translation
literary Translationliterary Translation
literary Translation
 
Hegemoni media
Hegemoni mediaHegemoni media
Hegemoni media
 
Power poin materi b indonesia
Power poin materi b indonesiaPower poin materi b indonesia
Power poin materi b indonesia
 
Pelatihan analisis wacana firdaus cahyadi yayasan satudunia
Pelatihan analisis wacana  firdaus cahyadi yayasan satuduniaPelatihan analisis wacana  firdaus cahyadi yayasan satudunia
Pelatihan analisis wacana firdaus cahyadi yayasan satudunia
 
Pendekatan Langsung dalam Penterjemahan
Pendekatan Langsung dalam PenterjemahanPendekatan Langsung dalam Penterjemahan
Pendekatan Langsung dalam Penterjemahan
 
Essay Writing (Unity and Coherence)
Essay Writing (Unity and Coherence)Essay Writing (Unity and Coherence)
Essay Writing (Unity and Coherence)
 

Similar to Analisa wacana

Discourse Analysis
Discourse AnalysisDiscourse Analysis
Discourse Analysis
juniato
 
Paper 1 Discourse Analysis
Paper 1 Discourse AnalysisPaper 1 Discourse Analysis
Paper 1 Discourse Analysis
juniato
 
Makalah kritik sastra
Makalah kritik sastraMakalah kritik sastra
Makalah kritik sastra
Mila Wati
 
Linguistik pembentangan
Linguistik pembentanganLinguistik pembentangan
Linguistik pembentangan
Watak Bulat
 
Sosiolinguistik_2.ppt
Sosiolinguistik_2.pptSosiolinguistik_2.ppt
Sosiolinguistik_2.ppt
SlemAdi
 

Similar to Analisa wacana (20)

Analisis wacana
Analisis wacanaAnalisis wacana
Analisis wacana
 
Discourse Analysis
Discourse AnalysisDiscourse Analysis
Discourse Analysis
 
Paper 1 Discourse Analysis
Paper 1 Discourse AnalysisPaper 1 Discourse Analysis
Paper 1 Discourse Analysis
 
Analisis wacara kritis (pasca)
Analisis wacara kritis (pasca)Analisis wacara kritis (pasca)
Analisis wacara kritis (pasca)
 
Makalah Discourse analysis
 Makalah Discourse analysis Makalah Discourse analysis
Makalah Discourse analysis
 
Definisi analisis wacana
Definisi analisis wacanaDefinisi analisis wacana
Definisi analisis wacana
 
Jurnal Antropologi Jasmine Muntaza.docx
Jurnal Antropologi Jasmine Muntaza.docxJurnal Antropologi Jasmine Muntaza.docx
Jurnal Antropologi Jasmine Muntaza.docx
 
Pengantar semiotika
Pengantar semiotikaPengantar semiotika
Pengantar semiotika
 
Makalah kritik sastra
Makalah kritik sastraMakalah kritik sastra
Makalah kritik sastra
 
Linguistik pembentangan
Linguistik pembentanganLinguistik pembentangan
Linguistik pembentangan
 
Sosiolinguistik_2.ppt
Sosiolinguistik_2.pptSosiolinguistik_2.ppt
Sosiolinguistik_2.ppt
 
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 3 - Word
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 3 - WordPresentasi Teori Komunikasi Kelompok 3 - Word
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 3 - Word
 
Studi bahasa sebagai sistem tanda
Studi bahasa sebagai sistem tandaStudi bahasa sebagai sistem tanda
Studi bahasa sebagai sistem tanda
 
Kalimat pelatihan mpkt (untung)
Kalimat pelatihan mpkt (untung)Kalimat pelatihan mpkt (untung)
Kalimat pelatihan mpkt (untung)
 
BAHASA DAN PIKIRAN.pptx
BAHASA DAN PIKIRAN.pptxBAHASA DAN PIKIRAN.pptx
BAHASA DAN PIKIRAN.pptx
 
Media Discourse oleh Yasraf Amir Piliang
Media Discourse oleh Yasraf Amir PiliangMedia Discourse oleh Yasraf Amir Piliang
Media Discourse oleh Yasraf Amir Piliang
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 1
PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 1PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 1
PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 1
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Pengantar
PSIKOLOGI SOSIAL - PengantarPSIKOLOGI SOSIAL - Pengantar
PSIKOLOGI SOSIAL - Pengantar
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 2
PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 2PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 2
PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 2
 
Discourse.pptx
Discourse.pptxDiscourse.pptx
Discourse.pptx
 

Analisa wacana

  • 1. ANALISA WACANAANALISA WACANA Makassar, 26 Februari 2006Makassar, 26 Februari 2006
  • 2. PENGANTARPENGANTAR  Wacana dalam pandangan sosiologiWacana dalam pandangan sosiologi adalah hubungan antara konteks sosialadalah hubungan antara konteks sosial dari pemakaian bahasa.dari pemakaian bahasa.  Analisa wacana dalam pandanganAnalisa wacana dalam pandangan psikososial berarti pembicaraanpsikososial berarti pembicaraan  Analisa wacana dalam pandanganAnalisa wacana dalam pandangan politik berarti praktik pemakaianpolitik berarti praktik pemakaian bahasa atau politik bahasabahasa atau politik bahasa
  • 4. POSITIVISMEPOSITIVISME  Jembatan antara subjek dan objekJembatan antara subjek dan objek  Pemisahan antara wacana dan realitasPemisahan antara wacana dan realitas  Indikator Kebenaran danIndikator Kebenaran dan ketidakbenaranketidakbenaran  Kebenaran sintaksis (tidak bernilai)Kebenaran sintaksis (tidak bernilai)
  • 5. KONSTRUKTIVISMEKONSTRUKTIVISME  Pemikiran fenomenologiPemikiran fenomenologi  Subjek sebagai faktor sentral dalamSubjek sebagai faktor sentral dalam kegiatan wacana serta hubungan-kegiatan wacana serta hubungan- hubungan sosialnyahubungan sosialnya  membongkar makna tersembunyimembongkar makna tersembunyi  menempatkan diri pada posisimenempatkan diri pada posisi pembicara dengan penafsiranpembicara dengan penafsiran mengikuti struktur makna darimengikuti struktur makna dari pembicarapembicara
  • 6. KRITISMEKRITISME  Menekankan pada kontelasi kekuatan yang terjadi pada prosesMenekankan pada kontelasi kekuatan yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi maknaproduksi dan reproduksi makna  Individu tidak sebagai subjek yang netral yang bisaIndividu tidak sebagai subjek yang netral yang bisa menafsirkan secara bebas sesuai pemikirannya karena sangatmenafsirkan secara bebas sesuai pemikirannya karena sangat dipengaruhi oleh kekuatan sosialdipengaruhi oleh kekuatan sosial  bahasa tidak sebagai medium netral yang terletak di luar diri si-bahasa tidak sebagai medium netral yang terletak di luar diri si- pembicarapembicara  bahasa sebagai representasi dalam membentuk subjekbahasa sebagai representasi dalam membentuk subjek tertentu, tema wacana tertentu, maupun strategi-strategi ditertentu, tema wacana tertentu, maupun strategi-strategi di dalamnyadalamnya  digunakan untuk membengkar kuasa yang ada dalam setiapdigunakan untuk membengkar kuasa yang ada dalam setiap proses bahasa (apa batasannya?, apa perspektifnya?, apaproses bahasa (apa batasannya?, apa perspektifnya?, apa topiknya?.topiknya?.  wacana terlibat dalam hubungan kekuasaan (pembentukanwacana terlibat dalam hubungan kekuasaan (pembentukan subjek ; tindakan sebagai representasi sosial.subjek ; tindakan sebagai representasi sosial.
  • 7. ANALISA WACANA KRITISANALISA WACANA KRITIS KARAKTERISTIK :KARAKTERISTIK :  TindakanTindakan  KonteksKonteks  HistorisHistoris  KekuasaanKekuasaan  IdeologiIdeologi
  • 8. TINDAKANTINDAKAN  Wacana dipahami sebagai sebuahWacana dipahami sebagai sebuah tindakantindakan  wacana dipahami sebagai sesuatuwacana dipahami sebagai sesuatu yang mempunyai tujuanyang mempunyai tujuan (mempengaruhi, mendebat, membujuk,(mempengaruhi, mendebat, membujuk, menyangga, reaksi)menyangga, reaksi)  wacana dipahami sebagai sesuatuwacana dipahami sebagai sesuatu yang diekspresikan secara sadar danyang diekspresikan secara sadar dan terkontrolterkontrol
  • 9. KONTEKSKONTEKS  Mempertimbangkan konteks dari wacana (latar, situasi,Mempertimbangkan konteks dari wacana (latar, situasi, peristiwa, kondisi)peristiwa, kondisi)  wacana dipandang diproduksi, dimengerti, dianalisis padawacana dipandang diproduksi, dimengerti, dianalisis pada suatu konteks tertentu.suatu konteks tertentu.  memeriksa konteks dari komunikasi (siapa, mengapa, siapamemeriksa konteks dari komunikasi (siapa, mengapa, siapa objeknya, melalui apa, bagaimana perbedaan tipe dariobjeknya, melalui apa, bagaimana perbedaan tipe dari perkembangan komunikasi, hubungan antara masing-masingperkembangan komunikasi, hubungan antara masing-masing pihakpihak  memahami tiga hal sentral yang tidak terpisah (teks, konteks,memahami tiga hal sentral yang tidak terpisah (teks, konteks, wacana)wacana)  mendefenisikan teks dan percakapan pada situasi tertentumendefenisikan teks dan percakapan pada situasi tertentu  wacana dipahami dan ditafsirkan dari kondisi dan lingkunganwacana dipahami dan ditafsirkan dari kondisi dan lingkungan sosial yang mendasarinya.sosial yang mendasarinya.
  • 10. HISTORISHISTORIS  Menempatkan wacana dalam konteksMenempatkan wacana dalam konteks historis tertentuhistoris tertentu mis :mis :  mengapa wacana berkembang seperti itu?mengapa wacana berkembang seperti itu?  mengapa bahasa dipakai seperti itumengapa bahasa dipakai seperti itu
  • 11. KEKUASAANKEKUASAAN  Mempertimbangkan elemen kekuasaanMempertimbangkan elemen kekuasaan dalam analisisnyadalam analisisnya  mempertimbangkan elemen dominasi dalammempertimbangkan elemen dominasi dalam analisisnyaanalisisnya  mempertimbangkan elemen hegemoni dalammempertimbangkan elemen hegemoni dalam analisisnyaanalisisnya  mempertimbangkan elemen ideologi dalammempertimbangkan elemen ideologi dalam analisisnyaanalisisnya  mempertimbangkan elemen politik dalammempertimbangkan elemen politik dalam analisisnyaanalisisnya
  • 12. IDEOLOGIIDEOLOGI  menganalisis keterhubungan wacanamenganalisis keterhubungan wacana dan ideologidan ideologi  wacana dipandang mengandungwacana dipandang mengandung ideologi untuk mendominasi danideologi untuk mendominasi dan berebut pengaruhberebut pengaruh
  • 13. PENDEKATAN KRITISPENDEKATAN KRITIS  analisis bahasa kritisanalisis bahasa kritis  analisa wacana pendekatan prancisanalisa wacana pendekatan prancis  kognisi sosialkognisi sosial  perubahan sosialperubahan sosial  wacana sejarahwacana sejarah
  • 14. ANALISA BAHASA KRITISANALISA BAHASA KRITIS  Dipelopori oleh kelompok pengajar dariDipelopori oleh kelompok pengajar dari Univ. East Anglia tahun 1970anUniv. East Anglia tahun 1970an  memusatkan analisis wacana padamemusatkan analisis wacana pada bahasa dan menghubungkan denganbahasa dan menghubungkan dengan ideologiideologi  melihat bagaimana gramatika bahasamelihat bagaimana gramatika bahasa membawa posisi dan makna ideologimembawa posisi dan makna ideologi tertentutertentu
  • 15. PENDEKATAN PRANCISPENDEKATAN PRANCIS  dipelopori oleh Altuser dan Foucoultdipelopori oleh Altuser dan Foucoult  bahasa dan ideologi bertemu padabahasa dan ideologi bertemu pada pemakaian bahasa dan materialisasipemakaian bahasa dan materialisasi bahasa pada ideologibahasa pada ideologi  memusatkan perhatian pada efekmemusatkan perhatian pada efek ideologiideologi
  • 16. KOGNISI SOSIALKOGNISI SOSIAL  dipelopori oleh pengajar dari Univ.dipelopori oleh pengajar dari Univ. Amsterdam, A. van Dijk, dkkAmsterdam, A. van Dijk, dkk  Faktor kognisi sebagai elemen pentingFaktor kognisi sebagai elemen penting dalam produksi wacanadalam produksi wacana
  • 17. PENDEKATAN PERUBAHANPENDEKATAN PERUBAHAN SOSIALSOSIAL  dipelopori oleh Foucoult, Julia Kristeva,dipelopori oleh Foucoult, Julia Kristeva, BakhtinBakhtin  wacana dipandang sebagai praktek sosialwacana dipandang sebagai praktek sosial  menganalisis hubungan dialektis antaramenganalisis hubungan dialektis antara praktek diskursif dengan identitas danpraktek diskursif dengan identitas dan realitas sosialrealitas sosial  wacana dipandang melekat dalam situasi,wacana dipandang melekat dalam situasi, institusi dan kelas sosial tertentuinstitusi dan kelas sosial tertentu
  • 18. WACANA SEJARAHWACANA SEJARAH  dipelopori oleh pengajar dari Viennadipelopori oleh pengajar dari Vienna  Dipengaruhi oleh pemikiran FrankfurtDipengaruhi oleh pemikiran Frankfurt dan Jurgen Habermasdan Jurgen Habermas  analisis wacana harus menyertakananalisis wacana harus menyertakan konteks sejarahkonteks sejarah  membongkar prasangka, bias danmembongkar prasangka, bias dan misinterpretasi dari sejarahmisinterpretasi dari sejarah 