SlideShare a Scribd company logo
ALGORITMA MENCARI LINTASAN TERPENDEK
DIJKSTRA, FLOYD-WARSHALL, dan BELLMAN-
FORD
oleh :
Cut Agusniar (371994)
Husna Gemasih (371982)
Laili Wahyunita (371985)
Point of overview
 Introduction of each algorithms
 Detail and complexity
 Sample case studi for each algorithms
Permasalahan Pencarian Rute
Terpendek
 Masalah rute terpendek berkaitan dengan
penentuan busur-busur yang hubungkan dalam
sebuah jaringan yang secara bersama-sama
membentuk jarak terdekat diantara sumber dan
tujuan. Sehingga ada beberapa macam
persoalan rute terpendek yang dapat dicari:
1.Lintasan terpendek antara dua buah simpul
tertentu (a pair shortest path).
2.Lintasan terpendek antara semua pasangan
simpul (all pairs shortest path).
3.Lintasan terpendek dari simpul tertentu ke
semua simpul yang lain (single-source shortest
path).
4.Lintasan terpendek antara dua buah simpul
yang melalui beberapa simpul tertentu
(intermediate shortest path).
DIJKSTRA ALGORITHM
Part 1
Introduction Dijkstra’s Algorithm
 Ditemukan oleh Edger Dikstra.
 Algoritma pencarian dimulai dari titik
awak ke titik lainnya pada sebuah
directed graph dengan bobot-bobot sisi
yang bernilai positif.
 Menurut Chamero, 2006:
“algoritma Dijkstra merupakan alogoritma
yang paling sering digunakan dalam
pencarian rute terpendek, dengan
menggunakan simpul-simpul sederhana
pada jaringan jalan yang tidak rumit.
Cont..
 Algoritma Dijkstra menggunakan prinsip
greedy dalam mencari solusi yaitu
mencari solusi optimum pada setiap
langkah yang dilalui.
 Cara kerja algoritma ini hampir sama
dengan algoritma BFS dengan antrian
priority queue, jadi hanya simpul prioritas
tinggi yang ditelusuri.
 Algoritma ini membandingkan setiap nilai
dari simpul pada satu level, dan akan
dibandingkan lagi untuk rute yang baru.
Detail and complexity of Dijkstra
Algorithm
 Secara umum urutan logika algoritma ini adalah sebagai
berikut:
1. Beri nilai bobot (jarak) untuk setiap titik ke titik lainnya, lalu
set nilai 0 pada node awal dan nilai tak hingga terhadap
node lain (yang belum terisi).
2. Set semua node “Belum terjamah” dan set node awal
sebagai “Node keberangkatan”.
3. Dari node keberangkatan, pertimbangkan node tetangga
yang belum terjamah dan hitung jaraknya dari titik
keberangkatan.
4. Setelah selesai mempertimbangkan setiap jarak terhadap
node tetangga, tandai node yang telah terjamah sebagai
“Node terjamah”. Node terjamah tidak akan pernah di cek
kembali, jarak yang disimpan adalah jarak terakhir dan
yang paling minimal bobotnya.
5. Set “Node belum terjamah” dengan jarak terkecil (dari node
keberangkatan) sebagai “Node Keberangkatan” selanjutnya
dan lanjutkan dengan kembali ke step 3
Cont..
 Kompleksitas algoritma Dijkstra
adalah O(n2), dengan n adalah jumlah
simpul pada graf. Kompleksitas ini
bisa diperbaiki dengan penggunaan
struktur data senarai ketetanggaan
(adjacency list) atau antrian prioritas
(priority queue) untuk memperoleh
kompleksitas O((m+n) log n

Sample case studi with Dijkstra
Algorithm
 Menentukan rute terpendek untuk perjalanan
antar kota. Pada graph di bawah dengan
menggunakan Dijkstra dapat dicari rute
terpendek antara kota A ke kota C:
Cont..
 Tahapan penulusuran jalur dengan Dijkstra
Tahap 1:
Dari kota A, orang tersebut akan memilih kota F dengan bobot
minimum dari kota A (30 km).
Tahap 2:
Dari kota F, orang tersebut kemudian memilih kota E
yang memiliki bobot minimum dari kota F (26 km).
Tahap 3:
Dari kota E, orang tersebut akan melanjutkan
perjalanan ke kota D (satu-satunya simpul yang
terhubung)
Tahap 4:
Dari kota D, orang tersebut lalu melanjutkan
perjalanan dan sampai ke kota C.
Cont..
 Total jarak yang ditempuh oleh orang tersebut adalah = 97 km
dengan jalur (A – F – E – D – C). Dalam
representasi graf, warna merah pada sisi graf menunjuk ke jalur
terpendekmenurut algoritma Dijkstra.
 Kelemahan algoritma ini adalah semakin banyak titik akan semakin
memakan waktu proses.
 Jumlah titik menentukan tingkat efektifitas dari algoritma djikstra.
FLOYD-WARSHALL
ALGORITHM
Part 1I
INTRODUCTION FLOYD-WARSHALL
ALGORITHM
• Algoritma Floyd Warshall adalah
salah satu cabang dari ilmu
matematika yang salah satu
fungsinya adalah untuk
menyelesaikan masalah lintasan
terpendek.
• Dalam Algoritma Floyd terdapat
fungsi (G=V,E) dengan G = graf yang
merupakan kumpulan simpul (nodes)
yang dihubungkan satu sama lain
melalui sisi/busur (edges).
• Suatu Graf G terdiri dari dua
himpunan yaitu himpunan V dan
himpunan E.
 Verteks (simpul) : V = himpunan
simpul yang terbatas dan tidak
kosong.
 Edge (sisi/busur): E = himpunan
busur yang menghubungkan
sepasang simpul.
• Notasi graf: G(V,E) artinya graf G
memiliki V simpul dan E busur.
CONT..
CONT..
• Algoritma Floyd membandingkan
semua kemungkinan lintasan pada
graf untuk setiap sisi dari semua
simpul.
• Hal tersebut bisa terjadi karena
adanya perkiraan pengambilan
keputusan (pemilihan jalur
terpendek) pada setiap tahap antara
dua simpul, hingga perkiraan
tersebut diketahui sebagai nilai
optimal.
• Algoritma Floyd yang menerapkan
pemrograman dinamis lebih
menjamin keberhasilan penemuan
solusi optimum untuk kasus
penentuan lintasan terpendek (single
pair shortest path)
• Algoritma ini berjalan dengan waktu
Θ(V3).
SAMPLE CASE STUDI WITH
FLOYD-WARSHALL
ALGORITHM
Misalkan terdapat suatu graf berbobot
yang merepresentasikan kondisi
keterhubungan antarkota di suatu
daerah, dengan ilustrasi sebagai
berikut. Misalkan seseorang akan
melakukan perjalanan dari kota A ke
kota C.
CONT..
CONT..
CONT..
Dari hasil pencarian jalur terpendek dari
A ke C menggunakan algoritma Floyd-
Warshall (pemrograman dinamis),
ditemukan bahwa jarak terpendek dari
A ke C adalah 74km dengan jalur (A – B
– C).
BELLMAN-FORD
ALGORITHM
Part III
Introduction Of Bellman-Ford
Algorithm
 Dikembangkan Oleh Richard Bellman
dan Lester Ford
 Algoritma ini mirip dengan algoritma
Djikstra tetapi Algoritma ini mampu
menghitung path yang memiliki bobot
negatif, namun waktu yang dibutuhkan
oleh algoritma ini lebih lama dari pada
algoritma Djikstra.
Bellman-Ford Algorithm
Algoritma Belman-Ford Yaitu
Algoritma yang digunakan untuk
menghitung jarak terpendek (shortest
path) dari suatu graf berarah.
Algoritma Bellman-ford sangat efisien
digunakan jika ada sisi yang berbobot
negatif.
Bellman-Ford Algorithm
 Cara kerja algoritma ini dalam mencari jarak
terpendek adalah dengan menghitung setiap
kemungkinan node yang mengarah ke node
tujuan tersebut.
 algoritma Bellman-Ford mengembalikan sebuah
nilai Boolean yang mengindikasikan apakah
terdapat siklus berbobot negatif yang dapat
dilalui oleh simpul awal atau tidak. Jika terdapat
siklus negatif algoritma akam mengindikasikan
bahwa tidak terdapat solusi shortest path dan
jika tidak, maka algoritma akan menghasilkan
shortest path beserta bobotnya.
 Algoritma ini melakukan iterasi dalam setiap
langkahnya sebanyak n-1, dimana adalah n
jumlah node yang terdapat dalam graf. Dengan
demikian kompleksitas algoritma ini cukup tinggi.
Bellman-Ford Algorithm
 Kompleksitas waktu dari Algoritma
Bellman-Ford ini dapat dinyatakan
dengan notasi Big O(V.E), V adalah
banyaknya sisi dan E adalah
banyaknya titik.
Pseudocode Bellman-Ford
Algorithm
Menghitung Algoritma Bellman-
Ford
 Disini kita akan menghitung jarak (shortest
path) terpendek dari atas hingga bawah.
Menghitung Algoritma Bellman-
Ford
 Langkah Pertama :
terdapat tiga pilihan
yaitu jalur 6, 4 dan 8.
disini meskipun yang
terkecil adalah 4,
tetapi dalam Bellman-
Ford memperhatikan
juga solusi totalnya
dan memperhatikan
jalur negatif yang
akan dilalui, jalur 6
dipilih karena
kemudian hasilnya
akan lebih sedikit
dibandingkan jalur 4.
Menghitung Algoritma Bellman-
Ford
 Langkah kedua :
kita pilih jalur -3
karena hasilnya
akan lebih sedikit
dibandingkan kita
memilih jalur 3.
Menghitung Algoritma Bellman-
Ford
 Langkah ketiga :
kita pilih jalur -4,
sehingga sampai
saat ini hasilnya -1,
paling sedikit
dibanding kita
memilih jalur-jalur
yang lain.
Menghitung Algoritma Bellman-
Ford
 Langkah
selanjutnya : kita
memilih jalur -5,
sehingga hasil
akan lebih sedikit
lagi yaitu -6.
Menghitung Algoritma Bellman-
Ford
 Disini terdapat dua pilihan
jalur yaitu -2 dan -4,
meskipun -4 lebih sedikit dan
akan menghasilkan hasil
yang lebih kecil dibanding
kita memilih -2, namun
harus kita perhatikan
langkah selanjutnya, pada
jalur -4 yang akan kita lewati
akan terjadapat penjumlahan
dengan 4, sehingga
menghasilkan hasil akhir
yaitu -6. sedangakan pada
jalur -2, setelah kita melewati
akan terdapat penjumlahan
dengan 1, sehingga hasilnya
-7, Ini jelas lebih kecil dari
pada jalur lain.
Menghitung Algoritma Bellman-
Ford
 Inilah hasil akhir
dari Algoritma
Bellman-Ford.
References:
 Aprian, Raden.2007. 1 Perbandingan Algoritma Dijkstra dan Algoritma Floyd-
Warshall dalam Penentuan Lintasan Terpendek (Single Pair Shortest Path),
Bandung.
 Ramadhan, Fahmi, “Algoritma Bellman-Ford dan Floyd-Warshall”, Institute
Teknologi Telkom.
 Fauzi, Imam, 2011. “Penggunaan Algoritma Djikstra Dalam Pencarian Rute
Tercepat dan Ruter Terpendek”. Teknik Informatika, UIN Syarif Hidayatullah,
Jakarta.
 Khairurrazi Budiarsyah, Dibi, 2010. “Algoritma Djikstra, Bellman-Ford, dan
Floyd-Warshall Untuk Mencari Rute Terpendek dari suatu Graf”. Teknik
Elektro dan Informatika, ITB. Bandung.
TERIMA KASIH
End of Presentation

More Related Content

What's hot

Teori bahasa-dan-otomata
Teori bahasa-dan-otomataTeori bahasa-dan-otomata
Teori bahasa-dan-otomata
Banta Cut
 
Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1
Maya Umami
 
Metode Simplek Minimasi
Metode Simplek MinimasiMetode Simplek Minimasi
Metode Simplek MinimasiSiti Zuariyah
 
Matematika Diskrit - 09 graf - 06
Matematika Diskrit - 09 graf - 06Matematika Diskrit - 09 graf - 06
Matematika Diskrit - 09 graf - 06
KuliahKita
 
Metode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linierMetode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linier
Izhan Nassuha
 
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Kelinci Coklat
 
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifMatematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
Ayuk Wulandari
 
Kelompok 3 integrasi numerik fix
Kelompok 3 integrasi numerik fixKelompok 3 integrasi numerik fix
Kelompok 3 integrasi numerik fix
liabika
 
Algoritma penjadwalan proses
Algoritma penjadwalan prosesAlgoritma penjadwalan proses
Algoritma penjadwalan proses
Rakhmi Khalida, M.M.S.I
 
Contoh soal dan penyelesaian metode biseksi
Contoh soal dan penyelesaian metode biseksiContoh soal dan penyelesaian metode biseksi
Contoh soal dan penyelesaian metode biseksi
muhamadaulia3
 
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi MatriksPembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi MatriksIpit Sabrina
 
Bilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapBilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapagus_budiarto
 
Makalah Algoritma kruskal
Makalah Algoritma kruskalMakalah Algoritma kruskal
Makalah Algoritma kruskal
zaenal mustofa
 
Modul Pratikum Algoritma dan Pemrograman dalam Bahasa Visual C++ 2010
Modul Pratikum Algoritma dan Pemrograman dalam Bahasa Visual C++ 2010Modul Pratikum Algoritma dan Pemrograman dalam Bahasa Visual C++ 2010
Modul Pratikum Algoritma dan Pemrograman dalam Bahasa Visual C++ 2010
eddie Ismantoe
 
Makalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleksMakalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleks
Nila Aulia
 
Pertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiPertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiaansyahrial
 
Bab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi booleanBab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi booleanCliquerz Javaneze
 
Matriks eselon baris dan eselon baris tereduksi
Matriks eselon baris dan eselon baris tereduksiMatriks eselon baris dan eselon baris tereduksi
Matriks eselon baris dan eselon baris tereduksi
Elemantking Daeva
 
Matematika Diskrit - 09 graf - 08
Matematika Diskrit - 09 graf - 08Matematika Diskrit - 09 graf - 08
Matematika Diskrit - 09 graf - 08
KuliahKita
 

What's hot (20)

Teori bahasa-dan-otomata
Teori bahasa-dan-otomataTeori bahasa-dan-otomata
Teori bahasa-dan-otomata
 
Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1
 
Metode Simplek Minimasi
Metode Simplek MinimasiMetode Simplek Minimasi
Metode Simplek Minimasi
 
Graf pohon (bagian ke 6)
Graf pohon (bagian ke 6)Graf pohon (bagian ke 6)
Graf pohon (bagian ke 6)
 
Matematika Diskrit - 09 graf - 06
Matematika Diskrit - 09 graf - 06Matematika Diskrit - 09 graf - 06
Matematika Diskrit - 09 graf - 06
 
Metode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linierMetode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linier
 
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
 
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifMatematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
 
Kelompok 3 integrasi numerik fix
Kelompok 3 integrasi numerik fixKelompok 3 integrasi numerik fix
Kelompok 3 integrasi numerik fix
 
Algoritma penjadwalan proses
Algoritma penjadwalan prosesAlgoritma penjadwalan proses
Algoritma penjadwalan proses
 
Contoh soal dan penyelesaian metode biseksi
Contoh soal dan penyelesaian metode biseksiContoh soal dan penyelesaian metode biseksi
Contoh soal dan penyelesaian metode biseksi
 
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi MatriksPembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
 
Bilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapBilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkap
 
Makalah Algoritma kruskal
Makalah Algoritma kruskalMakalah Algoritma kruskal
Makalah Algoritma kruskal
 
Modul Pratikum Algoritma dan Pemrograman dalam Bahasa Visual C++ 2010
Modul Pratikum Algoritma dan Pemrograman dalam Bahasa Visual C++ 2010Modul Pratikum Algoritma dan Pemrograman dalam Bahasa Visual C++ 2010
Modul Pratikum Algoritma dan Pemrograman dalam Bahasa Visual C++ 2010
 
Makalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleksMakalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleks
 
Pertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiPertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsi
 
Bab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi booleanBab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi boolean
 
Matriks eselon baris dan eselon baris tereduksi
Matriks eselon baris dan eselon baris tereduksiMatriks eselon baris dan eselon baris tereduksi
Matriks eselon baris dan eselon baris tereduksi
 
Matematika Diskrit - 09 graf - 08
Matematika Diskrit - 09 graf - 08Matematika Diskrit - 09 graf - 08
Matematika Diskrit - 09 graf - 08
 

Viewers also liked

Algoritma dan flowchart
Algoritma dan flowchartAlgoritma dan flowchart
Algoritma dan flowchart
ismailtelkom
 
Pencarian Rute Terpendek Dengan Menggunakan Algoritma Djikstrak
Pencarian Rute Terpendek Dengan Menggunakan Algoritma DjikstrakPencarian Rute Terpendek Dengan Menggunakan Algoritma Djikstrak
Pencarian Rute Terpendek Dengan Menggunakan Algoritma Djikstrak
Arinten Hidayat
 
Shortest Path Problem: Algoritma Dijkstra
Shortest Path Problem: Algoritma DijkstraShortest Path Problem: Algoritma Dijkstra
Shortest Path Problem: Algoritma Dijkstra
Onggo Wiryawan
 
Project Studi Kasus Toko Langganan Sistem Informasi Akuntansi
Project Studi Kasus Toko Langganan Sistem Informasi AkuntansiProject Studi Kasus Toko Langganan Sistem Informasi Akuntansi
Project Studi Kasus Toko Langganan Sistem Informasi Akuntansi
Raysha md
 
Jurnal - Muhamad Imam - Aplikasi Pencarian Rute Terpendek Dengan Menggunakan ...
Jurnal - Muhamad Imam - Aplikasi Pencarian Rute Terpendek Dengan Menggunakan ...Jurnal - Muhamad Imam - Aplikasi Pencarian Rute Terpendek Dengan Menggunakan ...
Jurnal - Muhamad Imam - Aplikasi Pencarian Rute Terpendek Dengan Menggunakan ...Muhamad Imam
 
Algorithm and Programming (Branching Structure)
Algorithm and Programming (Branching Structure)Algorithm and Programming (Branching Structure)
Algorithm and Programming (Branching Structure)
Adam Mukharil Bachtiar
 
Algoritma Pemrograman (Flowchart) - Logika dan Algoritma
Algoritma Pemrograman (Flowchart) - Logika dan AlgoritmaAlgoritma Pemrograman (Flowchart) - Logika dan Algoritma
Algoritma Pemrograman (Flowchart) - Logika dan Algoritma
Ari Septiawan
 
Pertemuan 1 algoritma pemrograman dan flowchart
Pertemuan 1   algoritma pemrograman dan flowchartPertemuan 1   algoritma pemrograman dan flowchart
Pertemuan 1 algoritma pemrograman dan flowchartiphientcomp
 

Viewers also liked (8)

Algoritma dan flowchart
Algoritma dan flowchartAlgoritma dan flowchart
Algoritma dan flowchart
 
Pencarian Rute Terpendek Dengan Menggunakan Algoritma Djikstrak
Pencarian Rute Terpendek Dengan Menggunakan Algoritma DjikstrakPencarian Rute Terpendek Dengan Menggunakan Algoritma Djikstrak
Pencarian Rute Terpendek Dengan Menggunakan Algoritma Djikstrak
 
Shortest Path Problem: Algoritma Dijkstra
Shortest Path Problem: Algoritma DijkstraShortest Path Problem: Algoritma Dijkstra
Shortest Path Problem: Algoritma Dijkstra
 
Project Studi Kasus Toko Langganan Sistem Informasi Akuntansi
Project Studi Kasus Toko Langganan Sistem Informasi AkuntansiProject Studi Kasus Toko Langganan Sistem Informasi Akuntansi
Project Studi Kasus Toko Langganan Sistem Informasi Akuntansi
 
Jurnal - Muhamad Imam - Aplikasi Pencarian Rute Terpendek Dengan Menggunakan ...
Jurnal - Muhamad Imam - Aplikasi Pencarian Rute Terpendek Dengan Menggunakan ...Jurnal - Muhamad Imam - Aplikasi Pencarian Rute Terpendek Dengan Menggunakan ...
Jurnal - Muhamad Imam - Aplikasi Pencarian Rute Terpendek Dengan Menggunakan ...
 
Algorithm and Programming (Branching Structure)
Algorithm and Programming (Branching Structure)Algorithm and Programming (Branching Structure)
Algorithm and Programming (Branching Structure)
 
Algoritma Pemrograman (Flowchart) - Logika dan Algoritma
Algoritma Pemrograman (Flowchart) - Logika dan AlgoritmaAlgoritma Pemrograman (Flowchart) - Logika dan Algoritma
Algoritma Pemrograman (Flowchart) - Logika dan Algoritma
 
Pertemuan 1 algoritma pemrograman dan flowchart
Pertemuan 1   algoritma pemrograman dan flowchartPertemuan 1   algoritma pemrograman dan flowchart
Pertemuan 1 algoritma pemrograman dan flowchart
 

Similar to Algoritma pencarian lintasan jalur terpendek

Stuktur Diskrit qwertyuiopasdfghjklzxcvb
Stuktur Diskrit qwertyuiopasdfghjklzxcvbStuktur Diskrit qwertyuiopasdfghjklzxcvb
Stuktur Diskrit qwertyuiopasdfghjklzxcvb
NabilHamzahA
 
06. MODEL ARUS JARINGAN.pdf
06. MODEL ARUS JARINGAN.pdf06. MODEL ARUS JARINGAN.pdf
06. MODEL ARUS JARINGAN.pdf
Rizka85
 
06. model arus jaringan dikonversi
06. model arus jaringan dikonversi06. model arus jaringan dikonversi
06. model arus jaringan dikonversi
rizirahman
 
Matematika diskrit Aplikasi Graf / Graf
Matematika diskrit  Aplikasi Graf / GrafMatematika diskrit  Aplikasi Graf / Graf
Matematika diskrit Aplikasi Graf / Graf
Siti Khotijah
 
Spanning Tree Greedy.pptx
Spanning Tree Greedy.pptxSpanning Tree Greedy.pptx
Spanning Tree Greedy.pptx
FaizalSoftiNugraha1
 
Algorithm+untuk+shortest
Algorithm+untuk+shortestAlgorithm+untuk+shortest
Algorithm+untuk+shortest
Liya Permatasari
 
Algoritma Djikstra-1.pptx
Algoritma Djikstra-1.pptxAlgoritma Djikstra-1.pptx
Algoritma Djikstra-1.pptx
MuhammadNasir770259
 
Tgo kelas d_tugas01_140-145-147-150 - copy
Tgo kelas d_tugas01_140-145-147-150 - copyTgo kelas d_tugas01_140-145-147-150 - copy
Tgo kelas d_tugas01_140-145-147-150 - copy
awaliaharfiani
 
Network Flow Model
Network Flow ModelNetwork Flow Model
Network Flow Model
Fahrul Rozi
 
Algoritma Dijstra
Algoritma DijstraAlgoritma Dijstra
Algoritma Dijstra
Ryan Aunur Rassyid
 
Algoritma dijkstra1
Algoritma dijkstra1Algoritma dijkstra1
Algoritma dijkstra1Lan Zi
 
OR 11.pptx
OR 11.pptxOR 11.pptx
OR 11.pptx
HumasUvayaBJM
 
Algoritma floyd warshall dengan siklus negatif
Algoritma floyd warshall dengan siklus negatifAlgoritma floyd warshall dengan siklus negatif
Algoritma floyd warshall dengan siklus negatifBudi Raharjo
 
Review jurnal
Review jurnalReview jurnal
Review jurnal
Erga Wahyoedi
 
Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung
Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di BandungEvaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung
Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di BandungSyawalianto Rahmaputro
 
Exhaustive Search
Exhaustive SearchExhaustive Search
Exhaustive Search
Ajeng Savitri
 
SETISI 2015 : Perbandingan Biaya Transportasi Barang Dengan Metode Vogel Appr...
SETISI 2015 : Perbandingan Biaya Transportasi Barang Dengan Metode Vogel Appr...SETISI 2015 : Perbandingan Biaya Transportasi Barang Dengan Metode Vogel Appr...
SETISI 2015 : Perbandingan Biaya Transportasi Barang Dengan Metode Vogel Appr...
Teddy Marcus
 
Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan) powerpoint
Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan) powerpointKelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan) powerpoint
Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan) powerpoint
Debora Elluisa Manurung
 
GRAPH BERARAH DAN NETWORK
GRAPH BERARAH DAN NETWORKGRAPH BERARAH DAN NETWORK
GRAPH BERARAH DAN NETWORK
Muhammad Alfiansyah Alfi
 

Similar to Algoritma pencarian lintasan jalur terpendek (20)

Stuktur Diskrit qwertyuiopasdfghjklzxcvb
Stuktur Diskrit qwertyuiopasdfghjklzxcvbStuktur Diskrit qwertyuiopasdfghjklzxcvb
Stuktur Diskrit qwertyuiopasdfghjklzxcvb
 
06. MODEL ARUS JARINGAN.pdf
06. MODEL ARUS JARINGAN.pdf06. MODEL ARUS JARINGAN.pdf
06. MODEL ARUS JARINGAN.pdf
 
06. model arus jaringan dikonversi
06. model arus jaringan dikonversi06. model arus jaringan dikonversi
06. model arus jaringan dikonversi
 
Matematika diskrit Aplikasi Graf / Graf
Matematika diskrit  Aplikasi Graf / GrafMatematika diskrit  Aplikasi Graf / Graf
Matematika diskrit Aplikasi Graf / Graf
 
Spanning Tree Greedy.pptx
Spanning Tree Greedy.pptxSpanning Tree Greedy.pptx
Spanning Tree Greedy.pptx
 
Algorithm+untuk+shortest
Algorithm+untuk+shortestAlgorithm+untuk+shortest
Algorithm+untuk+shortest
 
Algoritma Djikstra-1.pptx
Algoritma Djikstra-1.pptxAlgoritma Djikstra-1.pptx
Algoritma Djikstra-1.pptx
 
Tgo kelas d_tugas01_140-145-147-150 - copy
Tgo kelas d_tugas01_140-145-147-150 - copyTgo kelas d_tugas01_140-145-147-150 - copy
Tgo kelas d_tugas01_140-145-147-150 - copy
 
Network Flow Model
Network Flow ModelNetwork Flow Model
Network Flow Model
 
Algoritma Dijstra
Algoritma DijstraAlgoritma Dijstra
Algoritma Dijstra
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Algoritma dijkstra1
Algoritma dijkstra1Algoritma dijkstra1
Algoritma dijkstra1
 
OR 11.pptx
OR 11.pptxOR 11.pptx
OR 11.pptx
 
Algoritma floyd warshall dengan siklus negatif
Algoritma floyd warshall dengan siklus negatifAlgoritma floyd warshall dengan siklus negatif
Algoritma floyd warshall dengan siklus negatif
 
Review jurnal
Review jurnalReview jurnal
Review jurnal
 
Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung
Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di BandungEvaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung
Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung
 
Exhaustive Search
Exhaustive SearchExhaustive Search
Exhaustive Search
 
SETISI 2015 : Perbandingan Biaya Transportasi Barang Dengan Metode Vogel Appr...
SETISI 2015 : Perbandingan Biaya Transportasi Barang Dengan Metode Vogel Appr...SETISI 2015 : Perbandingan Biaya Transportasi Barang Dengan Metode Vogel Appr...
SETISI 2015 : Perbandingan Biaya Transportasi Barang Dengan Metode Vogel Appr...
 
Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan) powerpoint
Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan) powerpointKelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan) powerpoint
Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan) powerpoint
 
GRAPH BERARAH DAN NETWORK
GRAPH BERARAH DAN NETWORKGRAPH BERARAH DAN NETWORK
GRAPH BERARAH DAN NETWORK
 

Recently uploaded

MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptxMI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
almiraulimaz2521988
 
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
ProfesorCilikGhadi
 
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
nadyahermawan
 
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
athayaahzamaulana1
 
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptxMATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
emiliawati098
 
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
ArumNovita
 
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
LEESOKLENGMoe
 
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptxPPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
emiliawati098
 

Recently uploaded (8)

MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptxMI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
 
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
 
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
 
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
 
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptxMATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
 
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
 
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
 
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptxPPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
 

Algoritma pencarian lintasan jalur terpendek

  • 1. ALGORITMA MENCARI LINTASAN TERPENDEK DIJKSTRA, FLOYD-WARSHALL, dan BELLMAN- FORD oleh : Cut Agusniar (371994) Husna Gemasih (371982) Laili Wahyunita (371985)
  • 2. Point of overview  Introduction of each algorithms  Detail and complexity  Sample case studi for each algorithms
  • 3. Permasalahan Pencarian Rute Terpendek  Masalah rute terpendek berkaitan dengan penentuan busur-busur yang hubungkan dalam sebuah jaringan yang secara bersama-sama membentuk jarak terdekat diantara sumber dan tujuan. Sehingga ada beberapa macam persoalan rute terpendek yang dapat dicari: 1.Lintasan terpendek antara dua buah simpul tertentu (a pair shortest path). 2.Lintasan terpendek antara semua pasangan simpul (all pairs shortest path). 3.Lintasan terpendek dari simpul tertentu ke semua simpul yang lain (single-source shortest path). 4.Lintasan terpendek antara dua buah simpul yang melalui beberapa simpul tertentu (intermediate shortest path).
  • 5. Introduction Dijkstra’s Algorithm  Ditemukan oleh Edger Dikstra.  Algoritma pencarian dimulai dari titik awak ke titik lainnya pada sebuah directed graph dengan bobot-bobot sisi yang bernilai positif.  Menurut Chamero, 2006: “algoritma Dijkstra merupakan alogoritma yang paling sering digunakan dalam pencarian rute terpendek, dengan menggunakan simpul-simpul sederhana pada jaringan jalan yang tidak rumit.
  • 6. Cont..  Algoritma Dijkstra menggunakan prinsip greedy dalam mencari solusi yaitu mencari solusi optimum pada setiap langkah yang dilalui.  Cara kerja algoritma ini hampir sama dengan algoritma BFS dengan antrian priority queue, jadi hanya simpul prioritas tinggi yang ditelusuri.  Algoritma ini membandingkan setiap nilai dari simpul pada satu level, dan akan dibandingkan lagi untuk rute yang baru.
  • 7. Detail and complexity of Dijkstra Algorithm  Secara umum urutan logika algoritma ini adalah sebagai berikut: 1. Beri nilai bobot (jarak) untuk setiap titik ke titik lainnya, lalu set nilai 0 pada node awal dan nilai tak hingga terhadap node lain (yang belum terisi). 2. Set semua node “Belum terjamah” dan set node awal sebagai “Node keberangkatan”. 3. Dari node keberangkatan, pertimbangkan node tetangga yang belum terjamah dan hitung jaraknya dari titik keberangkatan. 4. Setelah selesai mempertimbangkan setiap jarak terhadap node tetangga, tandai node yang telah terjamah sebagai “Node terjamah”. Node terjamah tidak akan pernah di cek kembali, jarak yang disimpan adalah jarak terakhir dan yang paling minimal bobotnya. 5. Set “Node belum terjamah” dengan jarak terkecil (dari node keberangkatan) sebagai “Node Keberangkatan” selanjutnya dan lanjutkan dengan kembali ke step 3
  • 8. Cont..  Kompleksitas algoritma Dijkstra adalah O(n2), dengan n adalah jumlah simpul pada graf. Kompleksitas ini bisa diperbaiki dengan penggunaan struktur data senarai ketetanggaan (adjacency list) atau antrian prioritas (priority queue) untuk memperoleh kompleksitas O((m+n) log n 
  • 9. Sample case studi with Dijkstra Algorithm  Menentukan rute terpendek untuk perjalanan antar kota. Pada graph di bawah dengan menggunakan Dijkstra dapat dicari rute terpendek antara kota A ke kota C:
  • 10. Cont..  Tahapan penulusuran jalur dengan Dijkstra Tahap 1: Dari kota A, orang tersebut akan memilih kota F dengan bobot minimum dari kota A (30 km). Tahap 2: Dari kota F, orang tersebut kemudian memilih kota E yang memiliki bobot minimum dari kota F (26 km). Tahap 3: Dari kota E, orang tersebut akan melanjutkan perjalanan ke kota D (satu-satunya simpul yang terhubung) Tahap 4: Dari kota D, orang tersebut lalu melanjutkan perjalanan dan sampai ke kota C.
  • 11. Cont..  Total jarak yang ditempuh oleh orang tersebut adalah = 97 km dengan jalur (A – F – E – D – C). Dalam representasi graf, warna merah pada sisi graf menunjuk ke jalur terpendekmenurut algoritma Dijkstra.  Kelemahan algoritma ini adalah semakin banyak titik akan semakin memakan waktu proses.  Jumlah titik menentukan tingkat efektifitas dari algoritma djikstra.
  • 13. INTRODUCTION FLOYD-WARSHALL ALGORITHM • Algoritma Floyd Warshall adalah salah satu cabang dari ilmu matematika yang salah satu fungsinya adalah untuk menyelesaikan masalah lintasan terpendek. • Dalam Algoritma Floyd terdapat fungsi (G=V,E) dengan G = graf yang merupakan kumpulan simpul (nodes) yang dihubungkan satu sama lain melalui sisi/busur (edges).
  • 14. • Suatu Graf G terdiri dari dua himpunan yaitu himpunan V dan himpunan E.  Verteks (simpul) : V = himpunan simpul yang terbatas dan tidak kosong.  Edge (sisi/busur): E = himpunan busur yang menghubungkan sepasang simpul. • Notasi graf: G(V,E) artinya graf G memiliki V simpul dan E busur. CONT..
  • 15. CONT.. • Algoritma Floyd membandingkan semua kemungkinan lintasan pada graf untuk setiap sisi dari semua simpul. • Hal tersebut bisa terjadi karena adanya perkiraan pengambilan keputusan (pemilihan jalur terpendek) pada setiap tahap antara dua simpul, hingga perkiraan tersebut diketahui sebagai nilai optimal. • Algoritma Floyd yang menerapkan pemrograman dinamis lebih menjamin keberhasilan penemuan solusi optimum untuk kasus penentuan lintasan terpendek (single pair shortest path) • Algoritma ini berjalan dengan waktu Θ(V3).
  • 16. SAMPLE CASE STUDI WITH FLOYD-WARSHALL ALGORITHM Misalkan terdapat suatu graf berbobot yang merepresentasikan kondisi keterhubungan antarkota di suatu daerah, dengan ilustrasi sebagai berikut. Misalkan seseorang akan melakukan perjalanan dari kota A ke kota C.
  • 19. CONT.. Dari hasil pencarian jalur terpendek dari A ke C menggunakan algoritma Floyd- Warshall (pemrograman dinamis), ditemukan bahwa jarak terpendek dari A ke C adalah 74km dengan jalur (A – B – C).
  • 21. Introduction Of Bellman-Ford Algorithm  Dikembangkan Oleh Richard Bellman dan Lester Ford  Algoritma ini mirip dengan algoritma Djikstra tetapi Algoritma ini mampu menghitung path yang memiliki bobot negatif, namun waktu yang dibutuhkan oleh algoritma ini lebih lama dari pada algoritma Djikstra.
  • 22. Bellman-Ford Algorithm Algoritma Belman-Ford Yaitu Algoritma yang digunakan untuk menghitung jarak terpendek (shortest path) dari suatu graf berarah. Algoritma Bellman-ford sangat efisien digunakan jika ada sisi yang berbobot negatif.
  • 23. Bellman-Ford Algorithm  Cara kerja algoritma ini dalam mencari jarak terpendek adalah dengan menghitung setiap kemungkinan node yang mengarah ke node tujuan tersebut.  algoritma Bellman-Ford mengembalikan sebuah nilai Boolean yang mengindikasikan apakah terdapat siklus berbobot negatif yang dapat dilalui oleh simpul awal atau tidak. Jika terdapat siklus negatif algoritma akam mengindikasikan bahwa tidak terdapat solusi shortest path dan jika tidak, maka algoritma akan menghasilkan shortest path beserta bobotnya.  Algoritma ini melakukan iterasi dalam setiap langkahnya sebanyak n-1, dimana adalah n jumlah node yang terdapat dalam graf. Dengan demikian kompleksitas algoritma ini cukup tinggi.
  • 24. Bellman-Ford Algorithm  Kompleksitas waktu dari Algoritma Bellman-Ford ini dapat dinyatakan dengan notasi Big O(V.E), V adalah banyaknya sisi dan E adalah banyaknya titik.
  • 26. Menghitung Algoritma Bellman- Ford  Disini kita akan menghitung jarak (shortest path) terpendek dari atas hingga bawah.
  • 27. Menghitung Algoritma Bellman- Ford  Langkah Pertama : terdapat tiga pilihan yaitu jalur 6, 4 dan 8. disini meskipun yang terkecil adalah 4, tetapi dalam Bellman- Ford memperhatikan juga solusi totalnya dan memperhatikan jalur negatif yang akan dilalui, jalur 6 dipilih karena kemudian hasilnya akan lebih sedikit dibandingkan jalur 4.
  • 28. Menghitung Algoritma Bellman- Ford  Langkah kedua : kita pilih jalur -3 karena hasilnya akan lebih sedikit dibandingkan kita memilih jalur 3.
  • 29. Menghitung Algoritma Bellman- Ford  Langkah ketiga : kita pilih jalur -4, sehingga sampai saat ini hasilnya -1, paling sedikit dibanding kita memilih jalur-jalur yang lain.
  • 30. Menghitung Algoritma Bellman- Ford  Langkah selanjutnya : kita memilih jalur -5, sehingga hasil akan lebih sedikit lagi yaitu -6.
  • 31. Menghitung Algoritma Bellman- Ford  Disini terdapat dua pilihan jalur yaitu -2 dan -4, meskipun -4 lebih sedikit dan akan menghasilkan hasil yang lebih kecil dibanding kita memilih -2, namun harus kita perhatikan langkah selanjutnya, pada jalur -4 yang akan kita lewati akan terjadapat penjumlahan dengan 4, sehingga menghasilkan hasil akhir yaitu -6. sedangakan pada jalur -2, setelah kita melewati akan terdapat penjumlahan dengan 1, sehingga hasilnya -7, Ini jelas lebih kecil dari pada jalur lain.
  • 32. Menghitung Algoritma Bellman- Ford  Inilah hasil akhir dari Algoritma Bellman-Ford.
  • 33. References:  Aprian, Raden.2007. 1 Perbandingan Algoritma Dijkstra dan Algoritma Floyd- Warshall dalam Penentuan Lintasan Terpendek (Single Pair Shortest Path), Bandung.  Ramadhan, Fahmi, “Algoritma Bellman-Ford dan Floyd-Warshall”, Institute Teknologi Telkom.  Fauzi, Imam, 2011. “Penggunaan Algoritma Djikstra Dalam Pencarian Rute Tercepat dan Ruter Terpendek”. Teknik Informatika, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.  Khairurrazi Budiarsyah, Dibi, 2010. “Algoritma Djikstra, Bellman-Ford, dan Floyd-Warshall Untuk Mencari Rute Terpendek dari suatu Graf”. Teknik Elektro dan Informatika, ITB. Bandung.
  • 34. TERIMA KASIH End of Presentation