SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Efek Neurologik
Obat Sistem
Saraf pada
Hewan
Percobaan
Apt.Nur Alfiah Irfayanti,M.Si
Metode Farmakologi
FARMASI UIM
1
Tujuan Pembelajaran
• Mahasiswa mampu menjelaskan efek neurologik obat sistem saraf
pada hewan percobaan.
• Mahasiswa mampu menjelaskan golongan dan mekanisme obat
adrenergik dan antiadrenergik pada hewan percobaan.
Sistem Saraf
Bag. Motor / eferen pada sistem saraf terdiri atas 2 sub bagian :
otonom & somatik
SSO:
• Sifatnya independen (aktivitas tdkdipengaruhi kesadaran)
• Terutama berkaitan dg fungsi fiseral :curah jantung, aliran
darah ke berbagai organ & sistem pencernaan
Penggolongan
Obat Otonom
• Simpatomimetik / adrenergik
• Simpatolitik (penghambatadrenergik)
• Parasimpatomimetik/kolinergik
• Parasimpatolitik(penghambat kolinergik)
• Obat ganglion
Adrenergik/Simpatomimetik
• Efek yang ditimbulkan mirip
perangsangan saraf adrenergik /
neurotransmitter NE danefinefrin
Kerja obat
adrenergik :
• Perangsangan perifer thdp otot polos
pembuluh darah kulit dan mukosa, kalenjar
liur dan keringat
• Penghambatan perifer thdp otot polos usus,
bronkus, pembuluh darah otot rangka
• Perangsangan jantung : peningkatan denyut
dan kontraktilitas jantung
• Perangsangan SSP : pernapasan, aktivitas
psikomotor, pengurangan nafsu makan
• Efek metabolik : peningkatan glikogenolisis,
lipolisis
• Efek endokrin : sekresi insulin, renin
• Efek prasinaptik
6
Pada umumnya stimulasi pada reseptor
menghasilkan efek-efek sebagai berikut:
• Alfa-1, mengaktivasi organ-organ efektor
seperti otot-otot polos (vasokontriksi) dan
sel-sel kelenjar dengan efek bertambahnya
sekresi ludah dan keringat.
• Alfa-2, yaitu menghambat pelepasan
noradrenalin pada saraf-saraf adrenergik
dengan efek turunnya tekanan darah.
• Beta-1, yaitu memperkuat daya dan frekuensi
kontraksi jantung.
• Beta-2, yaitu bronkodilatasi dan stimulasi
metabolisme glikogen dan lemak
7
Berdasarkan titik kerjanya
pada sel-sel efektor dari organ
ujung adrenergik: reseptor α
(alfa) dan β (beta).
Berdasarkan efek fisiologisnya
: α 1 (alfa-1), α 2 (alfa-2) dan β
1 (beta-1) , β 2 (beta-2).
• Shock, dengan memperkuat kerja jantung
(β1)dan melawan hipotensi ((α), contohnya
adrenalin dan noradrenalin
• Asma, dengan mencapai bronkodilatasi (β2),
contohnya salbutamol dan turunannya,
adrenalin dan efedrin.
• Hipertensi, dengan menurunkan daya tahan
perifer dari dinding pembuluh melalui
penghambatan pelepasan noradrenalin (α2),
contohnya metildopa dan klonidin.
• Vasodilator perifer, dengan menciutkan
pembuluh darah di pangkal betis dan paha
(claudicatio intermitens).
• Pilek (rhinitis), guna menciutkan selaput lendir
yang bengkak (α) contohnya imidazolin, efedrin
dan adrenalin.
• Midriatikum, yaitu dengan memperlebar pupil
mata (α), contohnya fenilefrin dan nafazolin.
• Anoreksans, dengan mengurangi napsu makan
pada obesitas (β2), contohnya fenfluramin dan
mazindol.
• Penghambat his dan nyeri haid (dysmenore)
dengan relaksasi pada otot rahim (β2),
contohnya isoxuprin dan ritordin.
8
Penggunaan obat-
obat adrenergik,
antara lain:
9
10
Adrenalin atau epinefrin
Memiliki semua khasiat adrenergik α
dan β dengan efek β lebih kuat seperti
stimulasi jantung dan bronkodilatasi.
Obat ini digunakan pada :
• Kolaps, shock, atau jantung berhenti
• Asma (diberikan dalam bentuk injeksi karena
terurai oleh asam lambung)
• Glaukoma dengan efek midriatik
• Pilek dan hidung tersumbat dengan efek
dekongestif
• Anestetika lokal guna memperpanjang efeknya
• Efek samping pada dosis tinggi adalah nekrosis
jaringan menjadi mati karena vasokontriksi, dan
akhirnya kolaps.
11
Simpatomimetik /
adrenergik
Dopamin
Bekerja meningkatkan tekanan sistolik pada penderita
shock serta meningkatkan aliran darah ginjal dan
glomerulus. Efek samping pada dosis tinggi menimbulkan
efek adrenergik yang hebat dengan efek lain berupa
nausea, muntah, takikardia, aritmia, nyeri dada, kepala dan
hipertensi.
Efedrin
• Alkaloida dari tumbuhan Ephedra vulgaris yang sekarang
ini dibuat secara sintetis. Digunakan pada penderita asma
atas dasar efek bronkodilatasinya yang lama, dekongestiv
dan midriatik. Efek samping dosis tinggi pada jantung yaitu
cemas, gelisah, sukar tidur, gemetaran dan takikardia serta
kerja sentral.
• Pseudo efedrin merupakan isomer efedrin yang
dikombinasikan dengan dengan obat-obat batuk dan pilek
sedangkan norefedriun adalah turunan efedrin yang
dikombinasikan dengan obat-obat asma dan batuk.
12
Isoprenalin
• Memiliki efek bronkodilatasi dan stimulasi jantung maka
digunakan untuk pengobatan dan pencegahan serangan
asma. Karena absorbsi dalam usus tidak sempurna maka
biasanya digunakan dalam bentuk sublingual, inhalasi atau
spray.
• Efek samping dosis tinggi pada jantung adalah berdebar,
gelisah, gemetaran dan muka merah. Turunan yang paling
sering digunakan adalah feneterol, terbutalin dan
salbutamol.
13
Fenilefrin
Berdasarkan khasiat vasokontriksi perifer maka digunakan sebagai
obat :
• Hipotensi (kolaps)
• Midriatik pada mata (5-10%)
• Dekongestif untuk menciutkan mukosa hidung yang bengkak
Derivat imidazolin
Khusus digunakan sebagai dekongestif untuk menciutkan selaput
lendir hidung dan mata pada keadaan pilek atau selesma (rhinitis
dan sinusitis) dengan kerja lebih lama dari efedrin.
14
Amfetamin
• Adalah kelompok amin simpatomimetik yang berkhasiat
bronchodilatasi lemah. Memiliki khasiat kuat terhadap SSP
terutama merangsang pusat pernafasan dengan meningkatkan
kecepatan dan volume nafas. Digolongkan dalam psikostimulansia
yaitu obat-obat yang merangsang aktivitas fisik dan mental berupa:
 Mempertinggi inisiatif dan kelincahan
 Memperbesar prestasi dan kepercayaan diri serta daya
konsentrasi
 Hilangnya rasa mengantuk dan lelah
 Dapat menimbulkan efek euforia atau rasa nyaman dan
bersifat adiksi
 Menekan nafsu makan untuk anoreksansia atau anti obesitas
dan anti dotum pada intoksikasi obat tidur
• Adanya sifat adiktif dan euforia menyebabkan penyalahgunaan obat
atau drug abuse terutama untuk meningkatkan prestasi dalam
dunia olahraga (dopping). Efek samping obat tersebut ialah mulut
kering, gelisah, sakit kepala dan tidak bisa tidur, sedangkan pada
dosis tinggi dapat timbul rasa lelah, depresi, halusinasi dan tekanan
darah naik.
15
16
ANTAGONIS ADRENERGIK / SIMPATOLITIK
17
• Alfa bloker
Adalah zat-zat yang memblokir dan menduduki reseptor alfa
sehingga melawan vasokontriksi perifer yang disebabkan
noradrenalin. Efek utamanya adalah vasodilatasi perifer dan
digunakan pada gangguan sirkulasi untuk memperlancar darah
di bagian kulit.
Contohnya derivat imidazolin (tolazin, fentolamin), derivat
haloalkilamin(dibenamin, fenoksi-benzamin), alkaloida secale
(ergotamin, ergotoksin, dll), prazosin, tetrazosin dan yohimbin.
18
Adrenolitik
(simpatolitik)
Berdasarkan
mekanisme
kerjanya pada
adrenoreseptor
dapat
digolongkan:
 Derivat Imidazolin
Yang digunakan sebagai alfa bloker adalah tolazin dan fentolamin.
Memiliki bermacam-macam efek seperti anti hipertensi, anti
histamin, adrenolitik dan adrenergik.
 Derivat alkaloida sekale
Tiga kelompok alkaloida secale adalah :
• Ergotamin dan ergosin
• Ergotoksin, yang terdiri dari ergokristin, ergokriptin dan
ergokornin
• Ergometrin atau Ergonovin
Khasiat yang terpenting adalah stimulasi otot polos terutama
pembuluh darah perifer dan rahim dengan efek kontraksi otot uterus
(oksitosik), vasokontriksi dan tekanan darah naik. Efek samping pada
penggunaan lama dan dosis yang tinggi adalah matinya jaringan di
ujung jari (gangrein) akibat vasokontriksi. Digunakan untuk
menghentikan pendarahan setelah persalinan dan pada keadaan haid
yang berlebihan.
Ergotamin
• Khasiat oksitosik dan vasokontriksinya kuat dengan khasiat
adrenolitik lemah. Efektif diberikan secara sublingual, injeksi
intra vena atau intra muskuler karena absorbsi di usus tidak
teratur. Kombinasi dengan coffein dapat memperkuat efek
vasokontriksi -nya dan digunakan sebagai obat anti migrain.
• Turunannya adalah dihidro ergometrin yang digunakan untuk
mengurangi frekuensi serangan migrain dan efektif untuk
menaikan tekanan darah pada hipotensi.
Ergometrin atau ergonovin
• Khasiat oksitosiknya kuat tapi vasokontriksinya lemah, digunakan
terutama pada pendarahan setelah persalinan (post partum)
dan haid yang berlebihan (menralgia). Turunannya adalah metil
ergometin yang berkhasiat oksitosiklebih kuat dan lama.
Ergotoksin / dihidroergotoksin atau kodergokrin
• Tidak memiliki khasiat oksitosik dan vasokontriksi dengan efek
adrenolitik yang lebih kuat. Efek vasodilatasi perifer terutama
pada kulit dan otak. Penggunaan untuk memperbaiki gangguan
sirkulasi darah pada otak dan kulit.
19
Derivat Alkaloid
Sekale
Prazosin
Memblokir reseptor alfa dengan efek vasodilatasi pada dinding arteri
dan vena sehingga dapat digunakan untuk pengobatan anti hipertensi.
 Yohimbin
Alkaloida dari Corynanthe yohimbe yang berkhasiat
adrenolitik lemah dan singkat dan digunakan sebagai
anestetika lokal dan anti diuretika.
• Beta Bloker
Zat-zat yang menduduki reseptor beta sehingga melawan efek stimulasi
noradrenalin pada jantung dan efek bronchodilatasinya. Digunakan pada
pengobatan gangguan jantung (angina pectoris dan aritmia), hipertensi
dan meringankan kepekaan jantung oleh rangsangan stress, emosional
dan kerja berat. Contohnya propanol dan turunannya.
Propranolol
Digunakan sebagai pengobatan anti hipertensi dan gangguan
jantung. Turunan dari propranolol yang berkhasiat sama adalah:
atenolol, pindolol, sotalol dan lain-lain.
• Penghambat neuron-neuron adrenergik post ganglion
Bekerja terhadap neuron-neuron post ganglion adrenergik dengan
mencegah pembentukan atau pembebasan neurohormon. Efeknya
dilatasi otot-otot polos dari dinding pembuluh darah dan turunnya
tekanan darah.
23

More Related Content

Similar to 11. ADRENERGIK&ANTIADRENERGIK.pptx

Similar to 11. ADRENERGIK&ANTIADRENERGIK.pptx (20)

ANALGETIK.pptx
ANALGETIK.pptxANALGETIK.pptx
ANALGETIK.pptx
 
TABEL OBAT LASA.docx
TABEL OBAT LASA.docxTABEL OBAT LASA.docx
TABEL OBAT LASA.docx
 
Pengertian oral dan topikal ppt
Pengertian oral dan topikal pptPengertian oral dan topikal ppt
Pengertian oral dan topikal ppt
 
SISTEM SARAF OTONOM.pptx
SISTEM SARAF OTONOM.pptxSISTEM SARAF OTONOM.pptx
SISTEM SARAF OTONOM.pptx
 
Anti asma
Anti asmaAnti asma
Anti asma
 
Antitusif
AntitusifAntitusif
Antitusif
 
Makalah psikotropika
Makalah psikotropikaMakalah psikotropika
Makalah psikotropika
 
Salinan dari Pastel Blue Pink Yellow and Orange Illustrations and Doodles Hea...
Salinan dari Pastel Blue Pink Yellow and Orange Illustrations and Doodles Hea...Salinan dari Pastel Blue Pink Yellow and Orange Illustrations and Doodles Hea...
Salinan dari Pastel Blue Pink Yellow and Orange Illustrations and Doodles Hea...
 
Anticholinergic drug-1.pptx
Anticholinergic drug-1.pptxAnticholinergic drug-1.pptx
Anticholinergic drug-1.pptx
 
Konsep psikofarmaka
Konsep psikofarmakaKonsep psikofarmaka
Konsep psikofarmaka
 
kelompok 1 obat kolinergik.pptx
kelompok 1 obat kolinergik.pptxkelompok 1 obat kolinergik.pptx
kelompok 1 obat kolinergik.pptx
 
Obat obatan sistem organ lain
Obat obatan sistem organ lainObat obatan sistem organ lain
Obat obatan sistem organ lain
 
psikofarma4.pptx
psikofarma4.pptxpsikofarma4.pptx
psikofarma4.pptx
 
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptx
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptxREFLEKSI KASUS Anestesi.pptx
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptx
 
Konsep psikofarmaka
Konsep psikofarmakaKonsep psikofarmaka
Konsep psikofarmaka
 
Obat gangguan ssp
Obat gangguan sspObat gangguan ssp
Obat gangguan ssp
 
Obat gangguan ssp
Obat gangguan sspObat gangguan ssp
Obat gangguan ssp
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
Obat susunan saraf
Obat susunan sarafObat susunan saraf
Obat susunan saraf
 
PPT Kel 4 Farmakologi.pptx
PPT Kel 4 Farmakologi.pptxPPT Kel 4 Farmakologi.pptx
PPT Kel 4 Farmakologi.pptx
 

Recently uploaded

LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxCahyaRizal1
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 

Recently uploaded (20)

LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 

11. ADRENERGIK&ANTIADRENERGIK.pptx

  • 1. Efek Neurologik Obat Sistem Saraf pada Hewan Percobaan Apt.Nur Alfiah Irfayanti,M.Si Metode Farmakologi FARMASI UIM 1
  • 2. Tujuan Pembelajaran • Mahasiswa mampu menjelaskan efek neurologik obat sistem saraf pada hewan percobaan. • Mahasiswa mampu menjelaskan golongan dan mekanisme obat adrenergik dan antiadrenergik pada hewan percobaan.
  • 3. Sistem Saraf Bag. Motor / eferen pada sistem saraf terdiri atas 2 sub bagian : otonom & somatik SSO: • Sifatnya independen (aktivitas tdkdipengaruhi kesadaran) • Terutama berkaitan dg fungsi fiseral :curah jantung, aliran darah ke berbagai organ & sistem pencernaan
  • 4. Penggolongan Obat Otonom • Simpatomimetik / adrenergik • Simpatolitik (penghambatadrenergik) • Parasimpatomimetik/kolinergik • Parasimpatolitik(penghambat kolinergik) • Obat ganglion
  • 5. Adrenergik/Simpatomimetik • Efek yang ditimbulkan mirip perangsangan saraf adrenergik / neurotransmitter NE danefinefrin
  • 6. Kerja obat adrenergik : • Perangsangan perifer thdp otot polos pembuluh darah kulit dan mukosa, kalenjar liur dan keringat • Penghambatan perifer thdp otot polos usus, bronkus, pembuluh darah otot rangka • Perangsangan jantung : peningkatan denyut dan kontraktilitas jantung • Perangsangan SSP : pernapasan, aktivitas psikomotor, pengurangan nafsu makan • Efek metabolik : peningkatan glikogenolisis, lipolisis • Efek endokrin : sekresi insulin, renin • Efek prasinaptik 6
  • 7. Pada umumnya stimulasi pada reseptor menghasilkan efek-efek sebagai berikut: • Alfa-1, mengaktivasi organ-organ efektor seperti otot-otot polos (vasokontriksi) dan sel-sel kelenjar dengan efek bertambahnya sekresi ludah dan keringat. • Alfa-2, yaitu menghambat pelepasan noradrenalin pada saraf-saraf adrenergik dengan efek turunnya tekanan darah. • Beta-1, yaitu memperkuat daya dan frekuensi kontraksi jantung. • Beta-2, yaitu bronkodilatasi dan stimulasi metabolisme glikogen dan lemak 7 Berdasarkan titik kerjanya pada sel-sel efektor dari organ ujung adrenergik: reseptor α (alfa) dan β (beta). Berdasarkan efek fisiologisnya : α 1 (alfa-1), α 2 (alfa-2) dan β 1 (beta-1) , β 2 (beta-2).
  • 8. • Shock, dengan memperkuat kerja jantung (β1)dan melawan hipotensi ((α), contohnya adrenalin dan noradrenalin • Asma, dengan mencapai bronkodilatasi (β2), contohnya salbutamol dan turunannya, adrenalin dan efedrin. • Hipertensi, dengan menurunkan daya tahan perifer dari dinding pembuluh melalui penghambatan pelepasan noradrenalin (α2), contohnya metildopa dan klonidin. • Vasodilator perifer, dengan menciutkan pembuluh darah di pangkal betis dan paha (claudicatio intermitens). • Pilek (rhinitis), guna menciutkan selaput lendir yang bengkak (α) contohnya imidazolin, efedrin dan adrenalin. • Midriatikum, yaitu dengan memperlebar pupil mata (α), contohnya fenilefrin dan nafazolin. • Anoreksans, dengan mengurangi napsu makan pada obesitas (β2), contohnya fenfluramin dan mazindol. • Penghambat his dan nyeri haid (dysmenore) dengan relaksasi pada otot rahim (β2), contohnya isoxuprin dan ritordin. 8 Penggunaan obat- obat adrenergik, antara lain:
  • 9. 9
  • 10. 10
  • 11. Adrenalin atau epinefrin Memiliki semua khasiat adrenergik α dan β dengan efek β lebih kuat seperti stimulasi jantung dan bronkodilatasi. Obat ini digunakan pada : • Kolaps, shock, atau jantung berhenti • Asma (diberikan dalam bentuk injeksi karena terurai oleh asam lambung) • Glaukoma dengan efek midriatik • Pilek dan hidung tersumbat dengan efek dekongestif • Anestetika lokal guna memperpanjang efeknya • Efek samping pada dosis tinggi adalah nekrosis jaringan menjadi mati karena vasokontriksi, dan akhirnya kolaps. 11 Simpatomimetik / adrenergik
  • 12. Dopamin Bekerja meningkatkan tekanan sistolik pada penderita shock serta meningkatkan aliran darah ginjal dan glomerulus. Efek samping pada dosis tinggi menimbulkan efek adrenergik yang hebat dengan efek lain berupa nausea, muntah, takikardia, aritmia, nyeri dada, kepala dan hipertensi. Efedrin • Alkaloida dari tumbuhan Ephedra vulgaris yang sekarang ini dibuat secara sintetis. Digunakan pada penderita asma atas dasar efek bronkodilatasinya yang lama, dekongestiv dan midriatik. Efek samping dosis tinggi pada jantung yaitu cemas, gelisah, sukar tidur, gemetaran dan takikardia serta kerja sentral. • Pseudo efedrin merupakan isomer efedrin yang dikombinasikan dengan dengan obat-obat batuk dan pilek sedangkan norefedriun adalah turunan efedrin yang dikombinasikan dengan obat-obat asma dan batuk. 12
  • 13. Isoprenalin • Memiliki efek bronkodilatasi dan stimulasi jantung maka digunakan untuk pengobatan dan pencegahan serangan asma. Karena absorbsi dalam usus tidak sempurna maka biasanya digunakan dalam bentuk sublingual, inhalasi atau spray. • Efek samping dosis tinggi pada jantung adalah berdebar, gelisah, gemetaran dan muka merah. Turunan yang paling sering digunakan adalah feneterol, terbutalin dan salbutamol. 13
  • 14. Fenilefrin Berdasarkan khasiat vasokontriksi perifer maka digunakan sebagai obat : • Hipotensi (kolaps) • Midriatik pada mata (5-10%) • Dekongestif untuk menciutkan mukosa hidung yang bengkak Derivat imidazolin Khusus digunakan sebagai dekongestif untuk menciutkan selaput lendir hidung dan mata pada keadaan pilek atau selesma (rhinitis dan sinusitis) dengan kerja lebih lama dari efedrin. 14
  • 15. Amfetamin • Adalah kelompok amin simpatomimetik yang berkhasiat bronchodilatasi lemah. Memiliki khasiat kuat terhadap SSP terutama merangsang pusat pernafasan dengan meningkatkan kecepatan dan volume nafas. Digolongkan dalam psikostimulansia yaitu obat-obat yang merangsang aktivitas fisik dan mental berupa:  Mempertinggi inisiatif dan kelincahan  Memperbesar prestasi dan kepercayaan diri serta daya konsentrasi  Hilangnya rasa mengantuk dan lelah  Dapat menimbulkan efek euforia atau rasa nyaman dan bersifat adiksi  Menekan nafsu makan untuk anoreksansia atau anti obesitas dan anti dotum pada intoksikasi obat tidur • Adanya sifat adiktif dan euforia menyebabkan penyalahgunaan obat atau drug abuse terutama untuk meningkatkan prestasi dalam dunia olahraga (dopping). Efek samping obat tersebut ialah mulut kering, gelisah, sakit kepala dan tidak bisa tidur, sedangkan pada dosis tinggi dapat timbul rasa lelah, depresi, halusinasi dan tekanan darah naik. 15
  • 17. 17
  • 18. • Alfa bloker Adalah zat-zat yang memblokir dan menduduki reseptor alfa sehingga melawan vasokontriksi perifer yang disebabkan noradrenalin. Efek utamanya adalah vasodilatasi perifer dan digunakan pada gangguan sirkulasi untuk memperlancar darah di bagian kulit. Contohnya derivat imidazolin (tolazin, fentolamin), derivat haloalkilamin(dibenamin, fenoksi-benzamin), alkaloida secale (ergotamin, ergotoksin, dll), prazosin, tetrazosin dan yohimbin. 18 Adrenolitik (simpatolitik) Berdasarkan mekanisme kerjanya pada adrenoreseptor dapat digolongkan:  Derivat Imidazolin Yang digunakan sebagai alfa bloker adalah tolazin dan fentolamin. Memiliki bermacam-macam efek seperti anti hipertensi, anti histamin, adrenolitik dan adrenergik.  Derivat alkaloida sekale Tiga kelompok alkaloida secale adalah : • Ergotamin dan ergosin • Ergotoksin, yang terdiri dari ergokristin, ergokriptin dan ergokornin • Ergometrin atau Ergonovin Khasiat yang terpenting adalah stimulasi otot polos terutama pembuluh darah perifer dan rahim dengan efek kontraksi otot uterus (oksitosik), vasokontriksi dan tekanan darah naik. Efek samping pada penggunaan lama dan dosis yang tinggi adalah matinya jaringan di ujung jari (gangrein) akibat vasokontriksi. Digunakan untuk menghentikan pendarahan setelah persalinan dan pada keadaan haid yang berlebihan.
  • 19. Ergotamin • Khasiat oksitosik dan vasokontriksinya kuat dengan khasiat adrenolitik lemah. Efektif diberikan secara sublingual, injeksi intra vena atau intra muskuler karena absorbsi di usus tidak teratur. Kombinasi dengan coffein dapat memperkuat efek vasokontriksi -nya dan digunakan sebagai obat anti migrain. • Turunannya adalah dihidro ergometrin yang digunakan untuk mengurangi frekuensi serangan migrain dan efektif untuk menaikan tekanan darah pada hipotensi. Ergometrin atau ergonovin • Khasiat oksitosiknya kuat tapi vasokontriksinya lemah, digunakan terutama pada pendarahan setelah persalinan (post partum) dan haid yang berlebihan (menralgia). Turunannya adalah metil ergometin yang berkhasiat oksitosiklebih kuat dan lama. Ergotoksin / dihidroergotoksin atau kodergokrin • Tidak memiliki khasiat oksitosik dan vasokontriksi dengan efek adrenolitik yang lebih kuat. Efek vasodilatasi perifer terutama pada kulit dan otak. Penggunaan untuk memperbaiki gangguan sirkulasi darah pada otak dan kulit. 19 Derivat Alkaloid Sekale
  • 20. Prazosin Memblokir reseptor alfa dengan efek vasodilatasi pada dinding arteri dan vena sehingga dapat digunakan untuk pengobatan anti hipertensi.  Yohimbin Alkaloida dari Corynanthe yohimbe yang berkhasiat adrenolitik lemah dan singkat dan digunakan sebagai anestetika lokal dan anti diuretika.
  • 21. • Beta Bloker Zat-zat yang menduduki reseptor beta sehingga melawan efek stimulasi noradrenalin pada jantung dan efek bronchodilatasinya. Digunakan pada pengobatan gangguan jantung (angina pectoris dan aritmia), hipertensi dan meringankan kepekaan jantung oleh rangsangan stress, emosional dan kerja berat. Contohnya propanol dan turunannya. Propranolol Digunakan sebagai pengobatan anti hipertensi dan gangguan jantung. Turunan dari propranolol yang berkhasiat sama adalah: atenolol, pindolol, sotalol dan lain-lain. • Penghambat neuron-neuron adrenergik post ganglion Bekerja terhadap neuron-neuron post ganglion adrenergik dengan mencegah pembentukan atau pembebasan neurohormon. Efeknya dilatasi otot-otot polos dari dinding pembuluh darah dan turunnya tekanan darah.
  • 22.
  • 23. 23