SlideShare a Scribd company logo
INTERPERSONAL RELATIONSHIP
STAGES
Yun Fitrahyati Laturrakhmi
Diyah Ayu Amalia avina
Research shows clearly that
the most important
contributor to happiness
(outranking money, job and
sex) is a close relationship
with one other person
(Freedman, 1978; Laroche& deGrace,
1977; Lu&Shih, 1997 dalam
DeVito, 2013)
Advantages of Interpersonal Relationship
• Help to lessen loneliness
• Through contact with others, we
learn about ourself and see ourself
from different perspectives and
different roles
• Maximizing pleasure and
minimizing pain Contribute
significantly to physical and
emotional health
• Humans are stimulotropic
and orient themselves to
sources of stimulation (Davis
dalam DeVito, 2013)
Disadvantages of Interpersonal Relationship
• Hubungan interpersonal yg “baik” akan
memberikan “tekanan tertentu” bagi kita untuk
mengungkapkan berbagai hal tentang diri kita,
termasuk kelemahan kita
 Dapat menjadi bumerang ketika hubungan kita
dalam kondisi yang tidak baik (memburuk)
 Contoh kasus : kasus penyebaran foto syur polwan
Lampung pada Oktober 2013 oleh mantan pacarnya
• Hubungan interpersonal (terutama
yang dekat) meningkatkan kewajiban
kita pada orang lain
 Terbentuknya hubungan yg dekat
dengan seseorang menjadikan
waktu kita bukan semata-mata
menjadi milik kita
 Bukan hanya waktu, terkadang
hubungan dg orang lain juga
menyebabkan kita mempunyai
kewajiban dalam hal finansial
• Hubungan interpersonal yang kita
bangun dg seseorang dapat
membawa kita pada hilangnya
hubungan dg orang yang lainnya
• Semakin dekat hubungan kita
dengan seseorang, semakin kita
mengalami kesulitan secara
emosional ketika hubungan tsb
rusak, memburuk atau berakhir
• Pasangan dalam hubungan yang
kita jalin (friendship, romantic,
workplace) sangat mungkin
menyakiti diri kita, bahkan
meninggalkan kita
• Berhubungan dengan ‘dark side
of interpersonal relationships’ --
bullying, violence
Relationship Stages
• Ingatkah? Salah satu aksioma KAP – KAP bertujuan,
meliputi tujuan untuk membangun hubungan (to
relate)
 Dalam tujuan tsb dijelaskan bahwa KAP memungkinkan
kita untuk membangun hubungan
 Artinya, hubungan interpersonal diciptakan dan
dibangun oleh individu2 di dalamnya
 Terkadang, cara orang memandang satu hubungan akan
berbeda dg orang lainnya  sehingga untuk menilai
suatu hubungan tidak ada parameter yang baku dan
berlaku pada semua hubungan
Tahapan Hubungan Interpersonal
Contact
Involvement
Intimacy
Deterioration
Repair Dissolution
Contact
• Terdapat 2 hal yang
terjadi pada fase (tahap)
ini, yaitu :
Perceptual
contact
Interactional
contact –
• a). Perceptual contact
– memungkinkan kita
membentuk gambaran
mental maupun fisik
tentang individu yang
kita amati (jenis
kelamin, perkiraan kita
tentang berapa
usianya, nilai-nilainya,
keyakinannya)
b) Interactional contact –
merupakan kelanjutan dari
perceptual contact
 Inisiasi untuk berinteraksi
ataupun berkomunikasi
(bukan inisiasi hubungan)
 Komunikasi terjadi secara
permukaan dan relatif
impersonal
 Mempertukarkan informasi-
informasi mendasar
(informasi sosiologis)
 Merupakan waktu untuk
membangun kesan pertama
(first impression)
Involvement
(Keterlibatan)
• Rasa kebersamaan dan
keterhubungan mulai
berkembang
• Tahap ketika kita mempelajari
lebih jauh tentang orang lain
• Melibatkan pula pembuktian
atas penilaian yang telah kita
buat pada tahap sebelumnya
• Meningkatnya intensitas
interaksi yang diawali dengan
pengungkapan diri kita
Intimacy
(Keakraban)
• Munculnya komitmen kita untuk
membangun hubungan dengan
orang lain – sahabat, pacar atau
hubungan lainnya
• Terjadi peningkatan kuantitas
maupun kualitas pertukaran
interpersonal
• Informasi yang dipertukarkan
menjadi lebih detail (informasi
psikologis)
• Kepuasan terhadap hubungan
semakin meningkat
• Kita dipandang sebagai bagian dari
unit tertentu
• 2 fase dalam intimacy :
 Interpersonal commitment phase –
merupakan fase ketika 2 individu
berkomitmen satu sama lain secara
privat
 Social bonding phase – merupakan
fase ketika komitmen tersebut
‘dipublikasikan’ (dibawa pada
ranah yang lebih luas), misal orang
tua, teman yang lebih luas
Deterioration
(Kemunduran Hubungan)
• Tahap ini dicirikan oleh
melemahnya ikatan antar
teman ataupun pasangan
• Terdiri atas 2 fase :
Intrapersonal
dissatisfaction
Interpersonal
deterioration
• Intrapersonal dissatisfaction –
• terjadi ketika individu mulai
mengalami ketidakpuasan
secara personal terhadap
hubungan dengan partner
(pasangan), mulai memandang
arah hubungan secara lebih
negatif
 Interpersonal
deterioration
• Ketika individu mulai
menarik diri dan
semakin menjauhi
partner (pasangan)
• Semakin sedikitnya
waktu bersama partner
• Konflik semakin sering
terjadi, namun
penyelesaian konflik
semakin sulit ditemukan
Repair
(Perbaikan Hubungan)
• Ketika hubungan
mengalami kemunduran
(deterioration),
beberapa hubungan
akan memasuki tahap
repair
• Terdiri atas 2 fase:
Intrapersonal
repair phase
Interpersonal
repair phase
a) Intrapersonal repair phase
 Tahap ketika individu
menganalisis apa yang salah,
mencari solusi dari masalah
yang dihadapi
 Mempertimbangkan untuk
mengubah perilaku kita
ataupun ekspektasi kita pada
partner (pasangan)
 Mengevaluasi reward yang
akan kita dapatkan jika kita
melanjutkan hubungan
ataupun ketika kita
mengakhiri hubungan
b) Interpersonal repair phase
 Tahap ketika kita mulai
mendiskusikan dengan
partner (pasangan) kita
tentang permasalahan dalam
hubungan
 Adanya pengungkapan
tentang apa yang ingin kita
lihat dari partner kita
 Kita dan partner melakukan
negosiasi tentang perilaku-
perilaku yang baru maupun
kesepakatan baru
Dissolution
(Pemutusan Hubungan)
• Tahap ketika ikatan
masing-masing individu
terputus
• Terdiri atas 2 fase :
interpersonal
separation –
Social/public
separation –
 interpersonal separation –
 masing-masing individu
melakukan pemisahan diri
secara fisik, berujung pada fase
selanjutnya
 Social/public separation –
 penghindaran satu sama lain
dan mulai kembali
menampilkan dirinya sebagai
individu yang single; mulai
dipandang sebagai individu
(bukan lagi bagian dari unit
tertentu)
Kultur dalam Memandang Hubungan
Beberapa kultur memberi penekanan pada pentingnya
kelanggengan sebuah hubungan – hubungan yang awet
akan diberi reward, sedangkan hubungan yang ‘seumur
jagung’ cenderung dipandang secara negatif
Kultur lainnya memandang hubungan bersifat temporer,
maka reward ataupun punishment tidak ditekankan
Movement among the Stages
• Hubungan tidak bersifat statis, interaksi
interpersonal menjadikan kita beranjak dari satu
tahapan menuju pada tahapan yang lainnya
• Perpindahan dari satu tahap menuju pada tahap
selanjutnya bergantung pada skill komunikasi
yang kita miliki
 Kemampuan kita untuk menginisiasi hubungan
 Kemampuan kita mengekspresikan afeksi
 Kesesuaian dalam pengungkapan diri
• 3 tipe movement yang
umumnya terjadi dalam
hubungan interpersonal :
The exit
arrows –
The vertical
arrows –
The self-
reflexive
arrows –
Movement Types
• masing-masing tahap dalam hubungan menawarkan
kesempatan untuk keluar dari tahap tertentu dalam hubungan
The exit arrows –
• merepresentasikan kemungkinan bahwa kita dapat berpindah
dari tahap satu pada tahap lainnya (eskalasi maupun de-eskalasi
hubungan)
The vertical arrows –
• menandakan bahwa hubungan mempunyai stabilitas pada tahap
tertentu; pergerakan yang terjadi pada level yang sama (misal
pada tahap yang sama namun individu-individu kembali pada
awal bagian dari level tertentu)
The self-reflexive arrows –
Turning Points
• Dalam sebuah hubungan,
pergerakan dari satu tahap
(level) pada tahap berikutnya
terjadi secara gradual
(bertahap)
• Hal tersebut memungkinkan
munculnya berbagai peristiwa
dalam hubungan yang
mempunyai konsekuensi
tertentu pada pergerakan
hubungan
• suatu peristiwa yang
menjadikan hubungan berjalan
lebih cepat ke arah
perkembangan (eskalasi)
Positive turning point –
• suatu peristiwa yang
menjadikan hubungan berbalik
dan mengalami penurunan
(de-eskalasi)
Negative turning point –
Relationship License
• Lisensi atau izin (permission) untuk
mematahkan aturan-aturan tertentu
dalam hubungan sebagai konsekuensi
dari perubahan tahap hubungan
(eskalasi maupun de-eskalasi
hubungan)
• Semakin akrab suatu hubungan,
semakin banyak relationship license
 Contoh: bagi individu dg
hubungan yang impersonal,
mengenakan jaket orang lain
dianggap sbg tindakan yang
melanggar aturan bagi hubungan
tersebut. Namun tidak demikian
pada hubungan interpersonal yg
akrab
Beberapa point penting dalam relationship
license :
• Lisensi (izin) akan semakin luas pada hubungan yang
semakin berkembang (eskalasi), dan semakin
terbatas pada hubungan yang mengalami
kemunduran (de-eskalasi)
• Pada beberapa hubungan, lisensi bersifat resiprokal
namun pada hubungan lainnya lisensi bersifat non-
resiprokal
• Negosiasi atas lisensi dilakukan tidak secara eksplisit,
umumnya dilakukan secara nonverbal

More Related Content

Similar to 11.-INTERPERSONAL-RELATIONSHIP-STAGES-(1).ppt

konsep diri
konsep dirikonsep diri
konsep diri
anugraeni yasir
 
Interaksi sosial
Interaksi sosialInteraksi sosial
Interaksi sosial
Neneng Khansa
 
Relationship Development
Relationship DevelopmentRelationship Development
Relationship Development
minasstirith
 
Psikologi sosial - intimate relationship
Psikologi sosial -  intimate relationshipPsikologi sosial -  intimate relationship
Psikologi sosial - intimate relationship
Bagus Aji
 
Pacaran sehat
Pacaran sehatPacaran sehat
Pacaran sehat
Rozen Fayyadl
 
POLA HUBUNGAN
POLA HUBUNGANPOLA HUBUNGAN
POLA HUBUNGAN
Ratih Aini
 
Pertemuan 7 .pptx
Pertemuan 7 .pptxPertemuan 7 .pptx
Pertemuan 7 .pptx
DoaIbuSorogedug
 
Asserting and influencing
Asserting and influencingAsserting and influencing
Asserting and influencing
ShakaMutaqin
 
Teori interdependensi(Pertukaran Sosial)
Teori interdependensi(Pertukaran Sosial)Teori interdependensi(Pertukaran Sosial)
Teori interdependensi(Pertukaran Sosial)
Unnes
 
Awareness of self and others and the development of interpersonal competence ...
Awareness of self and others and the development of interpersonal competence ...Awareness of self and others and the development of interpersonal competence ...
Awareness of self and others and the development of interpersonal competence ...
Shaka Alarcon
 
DAYA TARIK INTERPERSONAL-KEL3.pptx
DAYA TARIK INTERPERSONAL-KEL3.pptxDAYA TARIK INTERPERSONAL-KEL3.pptx
DAYA TARIK INTERPERSONAL-KEL3.pptx
HettySigalingging
 
Konsep diri bns IBU Yurida Olviani,S.Kep.,Ns
Konsep diri bns IBU Yurida Olviani,S.Kep.,NsKonsep diri bns IBU Yurida Olviani,S.Kep.,Ns
Konsep diri bns IBU Yurida Olviani,S.Kep.,Ns
Muhammad Khoirul Zed
 
Makalah psikologi sosial hubungan antar pribadi
Makalah psikologi sosial hubungan antar pribadiMakalah psikologi sosial hubungan antar pribadi
Makalah psikologi sosial hubungan antar pribadi
bejeumb
 
Chapter 09 ppt (social penetration theory)
Chapter 09 ppt (social penetration theory)Chapter 09 ppt (social penetration theory)
Chapter 09 ppt (social penetration theory)
Jaya Purnama
 
3. Psikologi Komunikasi_Komunikasi Interpersonal.pdf
3. Psikologi Komunikasi_Komunikasi Interpersonal.pdf3. Psikologi Komunikasi_Komunikasi Interpersonal.pdf
3. Psikologi Komunikasi_Komunikasi Interpersonal.pdf
hendroalfarizi
 
Komunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonalKomunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonalMifta Nech
 
Ferdy dwiansyah 4520210027 tugas 4
Ferdy dwiansyah 4520210027 tugas 4Ferdy dwiansyah 4520210027 tugas 4
Ferdy dwiansyah 4520210027 tugas 4
FerdyDwiansyah
 
K 2 interaksi sosial
K   2 interaksi sosialK   2 interaksi sosial
K 2 interaksi sosial
esterida
 
Hubungan interpersonal
Hubungan interpersonalHubungan interpersonal
Hubungan interpersonal
IAIN Walisongo
 

Similar to 11.-INTERPERSONAL-RELATIONSHIP-STAGES-(1).ppt (20)

konsep diri
konsep dirikonsep diri
konsep diri
 
Interaksi sosial
Interaksi sosialInteraksi sosial
Interaksi sosial
 
Relationship Development
Relationship DevelopmentRelationship Development
Relationship Development
 
Psikologi sosial - intimate relationship
Psikologi sosial -  intimate relationshipPsikologi sosial -  intimate relationship
Psikologi sosial - intimate relationship
 
Pacaran sehat
Pacaran sehatPacaran sehat
Pacaran sehat
 
POLA HUBUNGAN
POLA HUBUNGANPOLA HUBUNGAN
POLA HUBUNGAN
 
Pertemuan 7 .pptx
Pertemuan 7 .pptxPertemuan 7 .pptx
Pertemuan 7 .pptx
 
Asserting and influencing
Asserting and influencingAsserting and influencing
Asserting and influencing
 
Teori interdependensi(Pertukaran Sosial)
Teori interdependensi(Pertukaran Sosial)Teori interdependensi(Pertukaran Sosial)
Teori interdependensi(Pertukaran Sosial)
 
Awareness of self and others and the development of interpersonal competence ...
Awareness of self and others and the development of interpersonal competence ...Awareness of self and others and the development of interpersonal competence ...
Awareness of self and others and the development of interpersonal competence ...
 
DAYA TARIK INTERPERSONAL-KEL3.pptx
DAYA TARIK INTERPERSONAL-KEL3.pptxDAYA TARIK INTERPERSONAL-KEL3.pptx
DAYA TARIK INTERPERSONAL-KEL3.pptx
 
Konsep diri bns IBU Yurida Olviani,S.Kep.,Ns
Konsep diri bns IBU Yurida Olviani,S.Kep.,NsKonsep diri bns IBU Yurida Olviani,S.Kep.,Ns
Konsep diri bns IBU Yurida Olviani,S.Kep.,Ns
 
Diri sosial
Diri sosialDiri sosial
Diri sosial
 
Makalah psikologi sosial hubungan antar pribadi
Makalah psikologi sosial hubungan antar pribadiMakalah psikologi sosial hubungan antar pribadi
Makalah psikologi sosial hubungan antar pribadi
 
Chapter 09 ppt (social penetration theory)
Chapter 09 ppt (social penetration theory)Chapter 09 ppt (social penetration theory)
Chapter 09 ppt (social penetration theory)
 
3. Psikologi Komunikasi_Komunikasi Interpersonal.pdf
3. Psikologi Komunikasi_Komunikasi Interpersonal.pdf3. Psikologi Komunikasi_Komunikasi Interpersonal.pdf
3. Psikologi Komunikasi_Komunikasi Interpersonal.pdf
 
Komunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonalKomunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonal
 
Ferdy dwiansyah 4520210027 tugas 4
Ferdy dwiansyah 4520210027 tugas 4Ferdy dwiansyah 4520210027 tugas 4
Ferdy dwiansyah 4520210027 tugas 4
 
K 2 interaksi sosial
K   2 interaksi sosialK   2 interaksi sosial
K 2 interaksi sosial
 
Hubungan interpersonal
Hubungan interpersonalHubungan interpersonal
Hubungan interpersonal
 

More from DarmapoeteraMaulana

5. Konsep-Diri.pptx
5. Konsep-Diri.pptx5. Konsep-Diri.pptx
5. Konsep-Diri.pptx
DarmapoeteraMaulana
 
2. Konsep Ilmu Kesehatan Masyarakat Peran Farmasis.pptx
2. Konsep Ilmu Kesehatan Masyarakat Peran Farmasis.pptx2. Konsep Ilmu Kesehatan Masyarakat Peran Farmasis.pptx
2. Konsep Ilmu Kesehatan Masyarakat Peran Farmasis.pptx
DarmapoeteraMaulana
 
1. Konsep Sehat Sakit.ppt
1. Konsep Sehat Sakit.ppt1. Konsep Sehat Sakit.ppt
1. Konsep Sehat Sakit.ppt
DarmapoeteraMaulana
 
Unsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptx
Unsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptxUnsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptx
Unsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptx
DarmapoeteraMaulana
 
2. Hak dan Kewajiban WN.pptx
2. Hak dan Kewajiban WN.pptx2. Hak dan Kewajiban WN.pptx
2. Hak dan Kewajiban WN.pptx
DarmapoeteraMaulana
 
1. Pendidikan Kewarganegaraan.pptx
1. Pendidikan Kewarganegaraan.pptx1. Pendidikan Kewarganegaraan.pptx
1. Pendidikan Kewarganegaraan.pptx
DarmapoeteraMaulana
 
injeksi subcutan - SHOFA WIJDAN.pptx
injeksi subcutan - SHOFA WIJDAN.pptxinjeksi subcutan - SHOFA WIJDAN.pptx
injeksi subcutan - SHOFA WIJDAN.pptx
DarmapoeteraMaulana
 
bahan farmakologi.pptx
bahan farmakologi.pptxbahan farmakologi.pptx
bahan farmakologi.pptx
DarmapoeteraMaulana
 
ANTIINFLAMASI.pptx
ANTIINFLAMASI.pptxANTIINFLAMASI.pptx
ANTIINFLAMASI.pptx
DarmapoeteraMaulana
 
423261779-Analgetik-Pres.pptx
423261779-Analgetik-Pres.pptx423261779-Analgetik-Pres.pptx
423261779-Analgetik-Pres.pptx
DarmapoeteraMaulana
 
PENELITIAN KUALITATIF.pptx
PENELITIAN KUALITATIF.pptxPENELITIAN KUALITATIF.pptx
PENELITIAN KUALITATIF.pptx
DarmapoeteraMaulana
 
Al-fath pemberian obat topikal.pptx
Al-fath pemberian obat topikal.pptxAl-fath pemberian obat topikal.pptx
Al-fath pemberian obat topikal.pptx
DarmapoeteraMaulana
 
PENGENALAN ALAT.ppt
PENGENALAN ALAT.pptPENGENALAN ALAT.ppt
PENGENALAN ALAT.ppt
DarmapoeteraMaulana
 
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN.ppt
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN.pptSISTEM PELAYANAN KESEHATAN.ppt
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN.ppt
DarmapoeteraMaulana
 

More from DarmapoeteraMaulana (14)

5. Konsep-Diri.pptx
5. Konsep-Diri.pptx5. Konsep-Diri.pptx
5. Konsep-Diri.pptx
 
2. Konsep Ilmu Kesehatan Masyarakat Peran Farmasis.pptx
2. Konsep Ilmu Kesehatan Masyarakat Peran Farmasis.pptx2. Konsep Ilmu Kesehatan Masyarakat Peran Farmasis.pptx
2. Konsep Ilmu Kesehatan Masyarakat Peran Farmasis.pptx
 
1. Konsep Sehat Sakit.ppt
1. Konsep Sehat Sakit.ppt1. Konsep Sehat Sakit.ppt
1. Konsep Sehat Sakit.ppt
 
Unsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptx
Unsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptxUnsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptx
Unsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptx
 
2. Hak dan Kewajiban WN.pptx
2. Hak dan Kewajiban WN.pptx2. Hak dan Kewajiban WN.pptx
2. Hak dan Kewajiban WN.pptx
 
1. Pendidikan Kewarganegaraan.pptx
1. Pendidikan Kewarganegaraan.pptx1. Pendidikan Kewarganegaraan.pptx
1. Pendidikan Kewarganegaraan.pptx
 
injeksi subcutan - SHOFA WIJDAN.pptx
injeksi subcutan - SHOFA WIJDAN.pptxinjeksi subcutan - SHOFA WIJDAN.pptx
injeksi subcutan - SHOFA WIJDAN.pptx
 
bahan farmakologi.pptx
bahan farmakologi.pptxbahan farmakologi.pptx
bahan farmakologi.pptx
 
ANTIINFLAMASI.pptx
ANTIINFLAMASI.pptxANTIINFLAMASI.pptx
ANTIINFLAMASI.pptx
 
423261779-Analgetik-Pres.pptx
423261779-Analgetik-Pres.pptx423261779-Analgetik-Pres.pptx
423261779-Analgetik-Pres.pptx
 
PENELITIAN KUALITATIF.pptx
PENELITIAN KUALITATIF.pptxPENELITIAN KUALITATIF.pptx
PENELITIAN KUALITATIF.pptx
 
Al-fath pemberian obat topikal.pptx
Al-fath pemberian obat topikal.pptxAl-fath pemberian obat topikal.pptx
Al-fath pemberian obat topikal.pptx
 
PENGENALAN ALAT.ppt
PENGENALAN ALAT.pptPENGENALAN ALAT.ppt
PENGENALAN ALAT.ppt
 
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN.ppt
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN.pptSISTEM PELAYANAN KESEHATAN.ppt
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN.ppt
 

Recently uploaded

Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
lala263132
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DamianLoveChannel
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
zalfazulfa174
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
Hamzi Hadi
 
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
ImanChimonxNurjaman
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
sulastri822782
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
pkmcinagara
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
MFCorp
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
ssusera85899
 
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIFPENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
FredyMaringga1
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
LisnaKhairaniNasutio
 

Recently uploaded (20)

Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
 
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
 
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIFPENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
 

11.-INTERPERSONAL-RELATIONSHIP-STAGES-(1).ppt

  • 1. INTERPERSONAL RELATIONSHIP STAGES Yun Fitrahyati Laturrakhmi Diyah Ayu Amalia avina
  • 2. Research shows clearly that the most important contributor to happiness (outranking money, job and sex) is a close relationship with one other person (Freedman, 1978; Laroche& deGrace, 1977; Lu&Shih, 1997 dalam DeVito, 2013)
  • 3. Advantages of Interpersonal Relationship • Help to lessen loneliness • Through contact with others, we learn about ourself and see ourself from different perspectives and different roles
  • 4. • Maximizing pleasure and minimizing pain Contribute significantly to physical and emotional health • Humans are stimulotropic and orient themselves to sources of stimulation (Davis dalam DeVito, 2013)
  • 5. Disadvantages of Interpersonal Relationship • Hubungan interpersonal yg “baik” akan memberikan “tekanan tertentu” bagi kita untuk mengungkapkan berbagai hal tentang diri kita, termasuk kelemahan kita  Dapat menjadi bumerang ketika hubungan kita dalam kondisi yang tidak baik (memburuk)  Contoh kasus : kasus penyebaran foto syur polwan Lampung pada Oktober 2013 oleh mantan pacarnya
  • 6. • Hubungan interpersonal (terutama yang dekat) meningkatkan kewajiban kita pada orang lain  Terbentuknya hubungan yg dekat dengan seseorang menjadikan waktu kita bukan semata-mata menjadi milik kita  Bukan hanya waktu, terkadang hubungan dg orang lain juga menyebabkan kita mempunyai kewajiban dalam hal finansial • Hubungan interpersonal yang kita bangun dg seseorang dapat membawa kita pada hilangnya hubungan dg orang yang lainnya
  • 7. • Semakin dekat hubungan kita dengan seseorang, semakin kita mengalami kesulitan secara emosional ketika hubungan tsb rusak, memburuk atau berakhir • Pasangan dalam hubungan yang kita jalin (friendship, romantic, workplace) sangat mungkin menyakiti diri kita, bahkan meninggalkan kita • Berhubungan dengan ‘dark side of interpersonal relationships’ -- bullying, violence
  • 8. Relationship Stages • Ingatkah? Salah satu aksioma KAP – KAP bertujuan, meliputi tujuan untuk membangun hubungan (to relate)  Dalam tujuan tsb dijelaskan bahwa KAP memungkinkan kita untuk membangun hubungan  Artinya, hubungan interpersonal diciptakan dan dibangun oleh individu2 di dalamnya  Terkadang, cara orang memandang satu hubungan akan berbeda dg orang lainnya  sehingga untuk menilai suatu hubungan tidak ada parameter yang baku dan berlaku pada semua hubungan
  • 10. Contact • Terdapat 2 hal yang terjadi pada fase (tahap) ini, yaitu : Perceptual contact Interactional contact –
  • 11. • a). Perceptual contact – memungkinkan kita membentuk gambaran mental maupun fisik tentang individu yang kita amati (jenis kelamin, perkiraan kita tentang berapa usianya, nilai-nilainya, keyakinannya)
  • 12. b) Interactional contact – merupakan kelanjutan dari perceptual contact  Inisiasi untuk berinteraksi ataupun berkomunikasi (bukan inisiasi hubungan)  Komunikasi terjadi secara permukaan dan relatif impersonal  Mempertukarkan informasi- informasi mendasar (informasi sosiologis)  Merupakan waktu untuk membangun kesan pertama (first impression)
  • 13. Involvement (Keterlibatan) • Rasa kebersamaan dan keterhubungan mulai berkembang • Tahap ketika kita mempelajari lebih jauh tentang orang lain • Melibatkan pula pembuktian atas penilaian yang telah kita buat pada tahap sebelumnya • Meningkatnya intensitas interaksi yang diawali dengan pengungkapan diri kita
  • 14. Intimacy (Keakraban) • Munculnya komitmen kita untuk membangun hubungan dengan orang lain – sahabat, pacar atau hubungan lainnya • Terjadi peningkatan kuantitas maupun kualitas pertukaran interpersonal • Informasi yang dipertukarkan menjadi lebih detail (informasi psikologis) • Kepuasan terhadap hubungan semakin meningkat • Kita dipandang sebagai bagian dari unit tertentu
  • 15. • 2 fase dalam intimacy :  Interpersonal commitment phase – merupakan fase ketika 2 individu berkomitmen satu sama lain secara privat  Social bonding phase – merupakan fase ketika komitmen tersebut ‘dipublikasikan’ (dibawa pada ranah yang lebih luas), misal orang tua, teman yang lebih luas
  • 16. Deterioration (Kemunduran Hubungan) • Tahap ini dicirikan oleh melemahnya ikatan antar teman ataupun pasangan • Terdiri atas 2 fase : Intrapersonal dissatisfaction Interpersonal deterioration
  • 17. • Intrapersonal dissatisfaction – • terjadi ketika individu mulai mengalami ketidakpuasan secara personal terhadap hubungan dengan partner (pasangan), mulai memandang arah hubungan secara lebih negatif
  • 18.  Interpersonal deterioration • Ketika individu mulai menarik diri dan semakin menjauhi partner (pasangan) • Semakin sedikitnya waktu bersama partner • Konflik semakin sering terjadi, namun penyelesaian konflik semakin sulit ditemukan
  • 19. Repair (Perbaikan Hubungan) • Ketika hubungan mengalami kemunduran (deterioration), beberapa hubungan akan memasuki tahap repair • Terdiri atas 2 fase: Intrapersonal repair phase Interpersonal repair phase
  • 20. a) Intrapersonal repair phase  Tahap ketika individu menganalisis apa yang salah, mencari solusi dari masalah yang dihadapi  Mempertimbangkan untuk mengubah perilaku kita ataupun ekspektasi kita pada partner (pasangan)  Mengevaluasi reward yang akan kita dapatkan jika kita melanjutkan hubungan ataupun ketika kita mengakhiri hubungan
  • 21. b) Interpersonal repair phase  Tahap ketika kita mulai mendiskusikan dengan partner (pasangan) kita tentang permasalahan dalam hubungan  Adanya pengungkapan tentang apa yang ingin kita lihat dari partner kita  Kita dan partner melakukan negosiasi tentang perilaku- perilaku yang baru maupun kesepakatan baru
  • 22. Dissolution (Pemutusan Hubungan) • Tahap ketika ikatan masing-masing individu terputus • Terdiri atas 2 fase : interpersonal separation – Social/public separation –
  • 23.  interpersonal separation –  masing-masing individu melakukan pemisahan diri secara fisik, berujung pada fase selanjutnya  Social/public separation –  penghindaran satu sama lain dan mulai kembali menampilkan dirinya sebagai individu yang single; mulai dipandang sebagai individu (bukan lagi bagian dari unit tertentu)
  • 24. Kultur dalam Memandang Hubungan Beberapa kultur memberi penekanan pada pentingnya kelanggengan sebuah hubungan – hubungan yang awet akan diberi reward, sedangkan hubungan yang ‘seumur jagung’ cenderung dipandang secara negatif Kultur lainnya memandang hubungan bersifat temporer, maka reward ataupun punishment tidak ditekankan
  • 25. Movement among the Stages • Hubungan tidak bersifat statis, interaksi interpersonal menjadikan kita beranjak dari satu tahapan menuju pada tahapan yang lainnya • Perpindahan dari satu tahap menuju pada tahap selanjutnya bergantung pada skill komunikasi yang kita miliki  Kemampuan kita untuk menginisiasi hubungan  Kemampuan kita mengekspresikan afeksi  Kesesuaian dalam pengungkapan diri
  • 26. • 3 tipe movement yang umumnya terjadi dalam hubungan interpersonal : The exit arrows – The vertical arrows – The self- reflexive arrows –
  • 27. Movement Types • masing-masing tahap dalam hubungan menawarkan kesempatan untuk keluar dari tahap tertentu dalam hubungan The exit arrows – • merepresentasikan kemungkinan bahwa kita dapat berpindah dari tahap satu pada tahap lainnya (eskalasi maupun de-eskalasi hubungan) The vertical arrows – • menandakan bahwa hubungan mempunyai stabilitas pada tahap tertentu; pergerakan yang terjadi pada level yang sama (misal pada tahap yang sama namun individu-individu kembali pada awal bagian dari level tertentu) The self-reflexive arrows –
  • 28. Turning Points • Dalam sebuah hubungan, pergerakan dari satu tahap (level) pada tahap berikutnya terjadi secara gradual (bertahap) • Hal tersebut memungkinkan munculnya berbagai peristiwa dalam hubungan yang mempunyai konsekuensi tertentu pada pergerakan hubungan • suatu peristiwa yang menjadikan hubungan berjalan lebih cepat ke arah perkembangan (eskalasi) Positive turning point – • suatu peristiwa yang menjadikan hubungan berbalik dan mengalami penurunan (de-eskalasi) Negative turning point –
  • 29. Relationship License • Lisensi atau izin (permission) untuk mematahkan aturan-aturan tertentu dalam hubungan sebagai konsekuensi dari perubahan tahap hubungan (eskalasi maupun de-eskalasi hubungan) • Semakin akrab suatu hubungan, semakin banyak relationship license  Contoh: bagi individu dg hubungan yang impersonal, mengenakan jaket orang lain dianggap sbg tindakan yang melanggar aturan bagi hubungan tersebut. Namun tidak demikian pada hubungan interpersonal yg akrab
  • 30. Beberapa point penting dalam relationship license : • Lisensi (izin) akan semakin luas pada hubungan yang semakin berkembang (eskalasi), dan semakin terbatas pada hubungan yang mengalami kemunduran (de-eskalasi) • Pada beberapa hubungan, lisensi bersifat resiprokal namun pada hubungan lainnya lisensi bersifat non- resiprokal • Negosiasi atas lisensi dilakukan tidak secara eksplisit, umumnya dilakukan secara nonverbal

Editor's Notes

  1. Help to lessen loneliness Hubungan interpersonal memungkinkan kita merasa disayangi, disukai, dilindungi, dicintai Through contact with others, we learn about ourself and see ourself from different perspectives and different roles Hubungan interpersonal yang sehat membantu kita meningkatkan self-esteem -- membuat kita merasa berharga dan dibutuhkan
  2. Maximizing pleasure and minimizing pain Contribute significantly to physical and emotional health Seseorang yang tidak memiliki hubungan interpersonal akan lebih mudah merasa tertekan (depresi) yang akan berimbas pada penyakit fisik Humans are stimulotropic and orient themselves to sources of stimulation (Davis dalam DeVito, 2013) Manusia selalu berorientasi pada sumber-sumber stimulasi Interaksi dan menjalani hubungan dg orang lain memungkinkan terjaganya sumber stimulasi – intelektual, fisik maupun emosional
  3. Hubungan interpersonal yg baik akan memberikan tekanan tertentu bagi kita untuk mengungkapkan berbagai hal tentang diri kita, termasuk kelemahan kita Dapat menjadi bumerang ketika hubungan kita dalam kondisi yang tidak baik (memburuk) Contoh kasus : kasus penyebaran foto syur polwan Lampung pada Oktober 2013 oleh mantan pacarnya
  4. The exit arrows – masing-masing tahap dalam hubungan menawarkan kesempatan untuk keluar dari tahap tertentu dalam hubungan The vertical arrows – merepresentasikan kemungkinan bahwa kita dapat berpindah dari tahap satu pada tahap lainnya (eskalasi maupun de-eskalasi hubungan) The self-reflexive arrows – menandakan bahwa hubungan mempunyai stabilitas pada tahap tertentu; pergerakan yang terjadi pada level yang sama (misal pada tahap yang sama namun individu-individu kembali pada awal bagian dari level tertentu)