SlideShare a Scribd company logo
ALAT KELAMIN JANTAN DAN BETINA PADA CACING DAN BAGAIMANA
PROFESI PADA SEL API

CACING (Helminths) berasal dari kata “Helmins atau Helminthos (Greek) yang secara
umum berarti organisme yang tubuhnya memanjang dan lunak. Didalam Soulsby (1982),
cacing yang penting dipelajari untuk kedokteran hewan ada 2 pilum antara lain :

(1) PLATYHELMINTHES dan

(2). NEMAHELMINTHES.

Kestoda filumnya Platyhelminthes dan berbeda dengan Trematoda , karena tidak
memiliki rongga badan maupun saluran pencernaan dan semua organ-organ tersimpan
didalam jaringan parenkim. Tubuh umumnya panjang, pipih dorso-ventral (atas bawah)
berbentuk pita dan tersusun oleh banyak segmen

Morfologi : berukuran panjang dari beberpa melimeter sampai beberapa meter. Secara
umum tubuhnya dapat dibedakan menjadi 3 bagian terdiri dari :

(1) SKOLEK (kepala)

(2) KOLUM (leher)

(3) STROBILA (badan)

SKOLEK, umumnya memiliki 4 buah alat penghisap (“sucker” = acetabula”) yang
pada beberapa jenis memiliki kait (dipersenjatai) tetapi ada juga yang hanya memiliki 2
buah alat penghisap yang disebut “Bothria” yang terletak dibagian pinggir berfungsi
untuk perlekatan. Pada Skolek juga bisa ditemukan bagian yang menonjol disebut
ROSTELUM yang pada beberapa jenis juga dilengkapi dengan kait (dipersenjatai), serta
fungsinya juga untuk perlekatan. Bentuk Kait sangat bervariasi, tetapi secara umum
terdiri dari sebuah tangkai, sebuah prisai dan sebuah mata kait.

KOLUM, ukurannya pendek dan tidak bersegmen, merupakan tempat terbentuknya
segmen. Segmen yang baru terbentuk akan mendorong segmen yang terbentuk
sebelumnya, sehingga akhirnya terbentuklah strobila.

STROBILA, tersusun oleh banyak SEGMEN dan setiap segmen disebut
PROGLOTIDA. Dari awal pembentukan proglotid, semakin kebelakang setiap proglotid
telah menjadi semakin matang (mengalami proses pematangan), sehingga pada akhirnya
proglotid dapat dibedakan menjadi :

strobila

(a) Proglotid muda adalah proglotid yang baru terbentuk dan alat kelaminnya belum
berkembang sempurna
(b) Proglotid dewasa adalah proglotid yang organ kelaminnya sudah berkembang
sempurna

(c) Proglotid bunting adalah proglotid yang sudah penuh mengandung telur

Strobila tersusun oleh beberapa segmen yang bentuk dan ukurannya bervariasi pada
setiap spesies. Setiap proglotida dilengkapi dengan satu atau dua pasang organ reproduksi
(organ kelamin) jantan dan betina (bersifat hermaprodit). Lubang kelamin (muara
kelamin) jantan dan betina biasanya berdekatan dan terletak didalam satu legokan
dangkal pada sisi lateral setiap segmen. Pembuahan terjadi inter proglotida, tetapi
pembuahan secara antar proglotida tebih umum (terjadi karena pada setiap proglotida
testes lebih dahulu berkembang sempurna dibandingkan ovarium sehingga proglotid yang
lebih keanterior akan membuahi ovarium yang lebih di posterior.

Jika telur sudah dibuahi pada setiap proglotid, maka organ reproduksinya akan
mengalami degenerasi dan tinggallah uterus yang penuh dengan telur . Pada kebanyakan
cacing pita, telur tidak keluar, sehingga bertumpuk didalam proglotid dan disebut
proglotid bunting. Proglotid bunting kemudian akan pecah atau keluar dari dalam tubuh
hospes definitif bersama tinja atau proglotid keluar sendiri secara aktif.

TELUR, awal perkembangan embrional telur sepenuhnya terjadi didalam uterus,
sehingga setelah keluar dari dalam uterus telur sudah mengandung embrio berbentuk
bulat atau lonjong yang disebut ONKOSFIR (Embriofor) atau KORASIDIUM. Onkosfir
atau korasidium didalamnya ditemukan larva yang memiliki 3 pasang kait yang dikenal
dengan nama “hexacant embrio”. Telur paling luar dibungkus oleh kapsul, kemudian
selaput vitelin, embriofor (egg shell = onchosphere coat.

KULIT, lapisan paling luar dari cacing pita adalah tersusun oleh tegumen (bukan
kutikula) karena mempunyai kemampuan yang tinggi untuk menghisap. Cacing pita tidak
memiliki saluran pencernaan maupun sistem peredaran darah. Makanan dihisap langsung
melalui dinding tubuhnya.

SISTEMA, sitem syaraf teresusun dari beberapa ganglion pada skolek dengan komisura
melintang diantaranya, tiga batang syaraf longitudinal pada sitiap sisi tubuh. Sintem
sekresi terdiri dari sel api atau selenosit. Sistem reproduksi, bersifat hermaprodit
memiliki organ kelamin jantan (testes) dan betina (ovarium) pada setiap proglotid. Testes
dan ovarium memiliki saluran yang akhirnya bermuara pada lubang kelamin.

SIKLUS HIDUP, hospes definitif (HD) mengeluarkan proglotid bunting atau dalam
bentuk rangkaian segmen secara tersendiri dan atau bersama tinja pada saat defikasi.
Proglotid akan hancur (mengalami proses apolysis), sehingga telur berserakan. Telur
apabila termakan oleh hospes intermedier (HI) yang sesuai, didalam saluran
pencernaannya karena pengaruh sekresi (lambung, usus, hati dan pankreas) Onkosfer
tercerna sehingga menyebabkan aktifnya hexacant embrio. Hexacant embrio dengan
kaitnya akan menembus dinding usus dan akhirnya bersama aliran darah atau limfe
beredar keseluruh tubuh menuju tempat predileksi. Pada tempat predileksi hexacant
embrio akan mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi bentuk peralihan
(“metacestoda”).

BENTUK PERALIHAN, cacing pita ada beberapa bentuk antara lain :

   1. SISTISERKUS (Kistiserkus = “Cysticercus”) atau cacing gelembung (kista),
      merupakan kantong besar berisi skolek tunggal yang invaginasi (membalik dari
      dalam ke arah luar), biasanya ditemukan pada vertebrata.

   1. SISTISERKOID (Kistiserkoid = “Cysticercoid”), berbentuk kantong kecil yang
      rongganya hampir tidak ada dan skolek juga tunggal evaginasi (tidak membalik
      dari dalam ke arah luar), biasanya ditemukan pada invertebrate

   1. STROBILOSERKUS, terdiri dari skolek yang evaginasi dan dihubungkan
      dengan kantong oleh rangkaian proglotid yang belum dewasa, biasanya
      ditemukan pada vertebrata.

   1. MULTICEP (Senurus, Coenurus), merupakan kista besar dengan sejumlah
      skolek invaginasi yang berkembang pada dindingnya, biasanya ditemukan pada
      vertebrata.

   1. EKINOKOKUS (Kista Hidatida), merupakan kista besar yang berisi kista – kista
      yang lebih kecil atau kapsula anak, masing-masing memiliki sejumlah skolek
      invaginasi, biasanya ditemukan pada vertebrata.

   1. TETRATRIDIUM, berbentuk larva memanjang dengan tubuh padat, skolek
      invaginasi tertanam kedalamnya. Hanya larva stadium 2 dari Mesocestoides
      memiliki bentuk peralihan ini dan dapat memperbanyak diri secara aseksual.

Jika bentuk peralihan tertelan oleh hospes definitif, karena pengaruh sekresi lambung dan
saluran cerna bentuk peralihan akan tercerna dan skoleknya akan bebas dan menempel
pada dinding usus dan proses pembentukan segmen segera dimulai.


            KLASIFIKASI, dalam menetapkan jenis kestoda oleh ahli sistimatika
            dan evolusi ada perbedaan, pada bahan ajar ini klasifikasi berdasarkan
            Soulsby, (1982).
Kestoda dapat dikalsifikasikan menjadi 2 kelas yaitu :

(1) Cotyloda dan

(2) Eucestoda.

More Related Content

What's hot

Platyhelminthes / Cacing Pipih
Platyhelminthes / Cacing PipihPlatyhelminthes / Cacing Pipih
Platyhelminthes / Cacing Pipih
Dian Arief Prawira Ramadhan
 
Presentasi zoologi invertebrata filum platyhelminthes
Presentasi zoologi invertebrata filum platyhelminthesPresentasi zoologi invertebrata filum platyhelminthes
Presentasi zoologi invertebrata filum platyhelminthes
dewii_er
 
CACING PLANARIA SP
CACING PLANARIA SPCACING PLANARIA SP
CACING PLANARIA SP
Anggi Putri Intani
 
Makalah platyhelminthes
Makalah platyhelminthesMakalah platyhelminthes
Makalah platyhelminthes
Hasanuddin Udhin
 
Cacing(vermes) biologi
Cacing(vermes)  biologiCacing(vermes)  biologi
Cacing(vermes) biologi
SMA N 90 JKT
 
Cacing
CacingCacing
Platyhelminthes regina
Platyhelminthes reginaPlatyhelminthes regina
Platyhelminthes regina
Regina Caroline
 
Platyhelminthes
PlatyhelminthesPlatyhelminthes
Platyhelminthes
Musyafa Muhammad
 
Platyhelminthes
PlatyhelminthesPlatyhelminthes
Platyhelminthes
Yuga Rahmat S
 
Cestoda patogen 2
Cestoda patogen 2Cestoda patogen 2
Cestoda patogen 2
Cristian Ronaldo
 
NEMATHELMINTHES Presentation
NEMATHELMINTHES PresentationNEMATHELMINTHES Presentation
NEMATHELMINTHES PresentationD C Rini
 
Filum platyhelminthes
Filum platyhelminthesFilum platyhelminthes
Filum platyhelminthes
f1992
 
Siklus hidup Fasciola hepatica, Schistosoma japonicum, Clonorchis sinensis...
Siklus hidup  Fasciola hepatica,  Schistosoma japonicum,  Clonorchis sinensis...Siklus hidup  Fasciola hepatica,  Schistosoma japonicum,  Clonorchis sinensis...
Siklus hidup Fasciola hepatica, Schistosoma japonicum, Clonorchis sinensis...
Dea Rodiana
 
Vermes fix
Vermes fixVermes fix
Vermes fix
tinalesta
 
Ppt platyhelminthes
Ppt platyhelminthesPpt platyhelminthes
Ppt platyhelminthes
Miftahul Hidayati
 
Presentasi platyhelminthes-nemathelminthes
Presentasi platyhelminthes-nemathelminthesPresentasi platyhelminthes-nemathelminthes
Presentasi platyhelminthes-nemathelminthes
IMUandIMA93
 

What's hot (20)

Platyhelminthes / Cacing Pipih
Platyhelminthes / Cacing PipihPlatyhelminthes / Cacing Pipih
Platyhelminthes / Cacing Pipih
 
Presentasi zoologi invertebrata filum platyhelminthes
Presentasi zoologi invertebrata filum platyhelminthesPresentasi zoologi invertebrata filum platyhelminthes
Presentasi zoologi invertebrata filum platyhelminthes
 
CACING PLANARIA SP
CACING PLANARIA SPCACING PLANARIA SP
CACING PLANARIA SP
 
Regenerasi sel
Regenerasi selRegenerasi sel
Regenerasi sel
 
Makalah platyhelminthes
Makalah platyhelminthesMakalah platyhelminthes
Makalah platyhelminthes
 
Cacing(vermes) biologi
Cacing(vermes)  biologiCacing(vermes)  biologi
Cacing(vermes) biologi
 
Cacing
CacingCacing
Cacing
 
Platyhelminthes regina
Platyhelminthes reginaPlatyhelminthes regina
Platyhelminthes regina
 
Platyhelminthes
PlatyhelminthesPlatyhelminthes
Platyhelminthes
 
1. bahan ajar
1. bahan ajar1. bahan ajar
1. bahan ajar
 
Biologi
BiologiBiologi
Biologi
 
Platyhelminthes
PlatyhelminthesPlatyhelminthes
Platyhelminthes
 
Cestoda patogen 2
Cestoda patogen 2Cestoda patogen 2
Cestoda patogen 2
 
NEMATHELMINTHES Presentation
NEMATHELMINTHES PresentationNEMATHELMINTHES Presentation
NEMATHELMINTHES Presentation
 
Filum platyhelminthes
Filum platyhelminthesFilum platyhelminthes
Filum platyhelminthes
 
Siklus hidup Fasciola hepatica, Schistosoma japonicum, Clonorchis sinensis...
Siklus hidup  Fasciola hepatica,  Schistosoma japonicum,  Clonorchis sinensis...Siklus hidup  Fasciola hepatica,  Schistosoma japonicum,  Clonorchis sinensis...
Siklus hidup Fasciola hepatica, Schistosoma japonicum, Clonorchis sinensis...
 
Cacing.h
Cacing.hCacing.h
Cacing.h
 
Vermes fix
Vermes fixVermes fix
Vermes fix
 
Ppt platyhelminthes
Ppt platyhelminthesPpt platyhelminthes
Ppt platyhelminthes
 
Presentasi platyhelminthes-nemathelminthes
Presentasi platyhelminthes-nemathelminthesPresentasi platyhelminthes-nemathelminthes
Presentasi platyhelminthes-nemathelminthes
 

Viewers also liked

2. power point
2. power point2. power point
2. power point
Yuga Rahmat S
 
Powerpoint biologi annelida
Powerpoint biologi annelidaPowerpoint biologi annelida
Powerpoint biologi annelida
Dini Rohmah
 
Phylum Presentation - Annelida
Phylum Presentation - AnnelidaPhylum Presentation - Annelida
Phylum Presentation - Annelida
guestd9437bf
 
Phylum Annelida
Phylum AnnelidaPhylum Annelida
Phylum Annelida
mcdevittapbio
 
Power point annelida
Power point annelidaPower point annelida
Power point annelidaImawaty Yulia
 

Viewers also liked (6)

2. power point
2. power point2. power point
2. power point
 
Powerpoint biologi annelida
Powerpoint biologi annelidaPowerpoint biologi annelida
Powerpoint biologi annelida
 
Phylum Presentation - Annelida
Phylum Presentation - AnnelidaPhylum Presentation - Annelida
Phylum Presentation - Annelida
 
Phylum Annelida
Phylum AnnelidaPhylum Annelida
Phylum Annelida
 
PPT ANNELIDA
PPT ANNELIDAPPT ANNELIDA
PPT ANNELIDA
 
Power point annelida
Power point annelidaPower point annelida
Power point annelida
 

Similar to Alat kelamin jantan dan betina pada cacing dan bagaimana profesi pada sel api

Xmia9 platyhelminthes
Xmia9 platyhelminthesXmia9 platyhelminthes
Xmia9 platyhelminthes
Diniarti Prayuni
 
Yise mifdiani+nor baiti
Yise mifdiani+nor baitiYise mifdiani+nor baiti
Yise mifdiani+nor baiti
Yudi Yatma
 
Power Point Platyhelminthes
Power Point PlatyhelminthesPower Point Platyhelminthes
Power Point Platyhelminthes
Imawaty Yulia
 
entoprocta filum
entoprocta filumentoprocta filum
entoprocta filum
Bianca Iqtishodly
 
Hewan dan lingkungan
Hewan dan lingkunganHewan dan lingkungan
Hewan dan lingkungan
Potpotya Fitri
 
Presentasi Animalia (IKD)
Presentasi Animalia (IKD)Presentasi Animalia (IKD)
Presentasi Animalia (IKD)
Devy Adiwijayanti
 
Presentation1 platihelminthes ( smk duta pratama indonesia)
Presentation1 platihelminthes ( smk duta pratama indonesia)Presentation1 platihelminthes ( smk duta pratama indonesia)
Presentation1 platihelminthes ( smk duta pratama indonesia)
aryana_imam
 
Kelompok 3,x mipa 4,platyhelminthes,
Kelompok 3,x mipa 4,platyhelminthes,Kelompok 3,x mipa 4,platyhelminthes,
Kelompok 3,x mipa 4,platyhelminthes,
Fera Widyawati
 
Perkembangan hewan sistem musculator
Perkembangan hewan sistem musculatorPerkembangan hewan sistem musculator
Perkembangan hewan sistem musculator
Ikhsan Ismail Safrani
 
Mollusca umum dan gastropoda
Mollusca umum dan gastropodaMollusca umum dan gastropoda
Mollusca umum dan gastropoda
R Januari
 
Laporan praktikum avertebrata phylum annelida
Laporan praktikum avertebrata phylum annelidaLaporan praktikum avertebrata phylum annelida
Laporan praktikum avertebrata phylum annelidaNor Hidayati
 
Biologi-Crustacea Dan Arachnida
Biologi-Crustacea Dan ArachnidaBiologi-Crustacea Dan Arachnida
Biologi-Crustacea Dan Arachnidanhecha
 
Buku x bab 9 (Hewan (Animalia))
Buku x bab 9 (Hewan (Animalia))Buku x bab 9 (Hewan (Animalia))
Buku x bab 9 (Hewan (Animalia))
Muhamad Toha
 
Platyhelminthes & nematoda
Platyhelminthes & nematodaPlatyhelminthes & nematoda
Platyhelminthes & nematoda
Bondan Kartika Pradipta
 
Xmia9 coelenterata
Xmia9 coelenterataXmia9 coelenterata
Xmia9 coelenterata
Diniarti Prayuni
 
Coelenterata biologi
Coelenterata biologiCoelenterata biologi
Coelenterata biologi
Surya Ardi
 
Platyhelminthes
PlatyhelminthesPlatyhelminthes
Platyhelminthes
Anryoki SAsuna
 
ANIMALIA
ANIMALIAANIMALIA
ANIMALIA
Muhammad Farras
 
SOGABILIYANJAYA : IPA Kingdom Animalia
SOGABILIYANJAYA : IPA Kingdom AnimaliaSOGABILIYANJAYA : IPA Kingdom Animalia
SOGABILIYANJAYA : IPA Kingdom Animalia
Soga Biliyan Jaya
 

Similar to Alat kelamin jantan dan betina pada cacing dan bagaimana profesi pada sel api (20)

Xmia9 platyhelminthes
Xmia9 platyhelminthesXmia9 platyhelminthes
Xmia9 platyhelminthes
 
Yise mifdiani+nor baiti
Yise mifdiani+nor baitiYise mifdiani+nor baiti
Yise mifdiani+nor baiti
 
Power Point Platyhelminthes
Power Point PlatyhelminthesPower Point Platyhelminthes
Power Point Platyhelminthes
 
entoprocta filum
entoprocta filumentoprocta filum
entoprocta filum
 
Hewan dan lingkungan
Hewan dan lingkunganHewan dan lingkungan
Hewan dan lingkungan
 
Presentasi Animalia (IKD)
Presentasi Animalia (IKD)Presentasi Animalia (IKD)
Presentasi Animalia (IKD)
 
Presentation1 platihelminthes ( smk duta pratama indonesia)
Presentation1 platihelminthes ( smk duta pratama indonesia)Presentation1 platihelminthes ( smk duta pratama indonesia)
Presentation1 platihelminthes ( smk duta pratama indonesia)
 
Kelompok 3,x mipa 4,platyhelminthes,
Kelompok 3,x mipa 4,platyhelminthes,Kelompok 3,x mipa 4,platyhelminthes,
Kelompok 3,x mipa 4,platyhelminthes,
 
Perkembangan hewan sistem musculator
Perkembangan hewan sistem musculatorPerkembangan hewan sistem musculator
Perkembangan hewan sistem musculator
 
Mollusca umum dan gastropoda
Mollusca umum dan gastropodaMollusca umum dan gastropoda
Mollusca umum dan gastropoda
 
Laporan praktikum avertebrata phylum annelida
Laporan praktikum avertebrata phylum annelidaLaporan praktikum avertebrata phylum annelida
Laporan praktikum avertebrata phylum annelida
 
Biologi-Crustacea Dan Arachnida
Biologi-Crustacea Dan ArachnidaBiologi-Crustacea Dan Arachnida
Biologi-Crustacea Dan Arachnida
 
Buku x bab 9 (Hewan (Animalia))
Buku x bab 9 (Hewan (Animalia))Buku x bab 9 (Hewan (Animalia))
Buku x bab 9 (Hewan (Animalia))
 
Platyhelminthes & nematoda
Platyhelminthes & nematodaPlatyhelminthes & nematoda
Platyhelminthes & nematoda
 
Xmia9 coelenterata
Xmia9 coelenterataXmia9 coelenterata
Xmia9 coelenterata
 
Coelenterata biologi
Coelenterata biologiCoelenterata biologi
Coelenterata biologi
 
Platyhelminthes
PlatyhelminthesPlatyhelminthes
Platyhelminthes
 
Artikel kel. 8
Artikel kel. 8Artikel kel. 8
Artikel kel. 8
 
ANIMALIA
ANIMALIAANIMALIA
ANIMALIA
 
SOGABILIYANJAYA : IPA Kingdom Animalia
SOGABILIYANJAYA : IPA Kingdom AnimaliaSOGABILIYANJAYA : IPA Kingdom Animalia
SOGABILIYANJAYA : IPA Kingdom Animalia
 

Alat kelamin jantan dan betina pada cacing dan bagaimana profesi pada sel api

  • 1. ALAT KELAMIN JANTAN DAN BETINA PADA CACING DAN BAGAIMANA PROFESI PADA SEL API CACING (Helminths) berasal dari kata “Helmins atau Helminthos (Greek) yang secara umum berarti organisme yang tubuhnya memanjang dan lunak. Didalam Soulsby (1982), cacing yang penting dipelajari untuk kedokteran hewan ada 2 pilum antara lain : (1) PLATYHELMINTHES dan (2). NEMAHELMINTHES. Kestoda filumnya Platyhelminthes dan berbeda dengan Trematoda , karena tidak memiliki rongga badan maupun saluran pencernaan dan semua organ-organ tersimpan didalam jaringan parenkim. Tubuh umumnya panjang, pipih dorso-ventral (atas bawah) berbentuk pita dan tersusun oleh banyak segmen Morfologi : berukuran panjang dari beberpa melimeter sampai beberapa meter. Secara umum tubuhnya dapat dibedakan menjadi 3 bagian terdiri dari : (1) SKOLEK (kepala) (2) KOLUM (leher) (3) STROBILA (badan) SKOLEK, umumnya memiliki 4 buah alat penghisap (“sucker” = acetabula”) yang pada beberapa jenis memiliki kait (dipersenjatai) tetapi ada juga yang hanya memiliki 2 buah alat penghisap yang disebut “Bothria” yang terletak dibagian pinggir berfungsi untuk perlekatan. Pada Skolek juga bisa ditemukan bagian yang menonjol disebut ROSTELUM yang pada beberapa jenis juga dilengkapi dengan kait (dipersenjatai), serta fungsinya juga untuk perlekatan. Bentuk Kait sangat bervariasi, tetapi secara umum terdiri dari sebuah tangkai, sebuah prisai dan sebuah mata kait. KOLUM, ukurannya pendek dan tidak bersegmen, merupakan tempat terbentuknya segmen. Segmen yang baru terbentuk akan mendorong segmen yang terbentuk sebelumnya, sehingga akhirnya terbentuklah strobila. STROBILA, tersusun oleh banyak SEGMEN dan setiap segmen disebut PROGLOTIDA. Dari awal pembentukan proglotid, semakin kebelakang setiap proglotid telah menjadi semakin matang (mengalami proses pematangan), sehingga pada akhirnya proglotid dapat dibedakan menjadi : strobila (a) Proglotid muda adalah proglotid yang baru terbentuk dan alat kelaminnya belum berkembang sempurna
  • 2. (b) Proglotid dewasa adalah proglotid yang organ kelaminnya sudah berkembang sempurna (c) Proglotid bunting adalah proglotid yang sudah penuh mengandung telur Strobila tersusun oleh beberapa segmen yang bentuk dan ukurannya bervariasi pada setiap spesies. Setiap proglotida dilengkapi dengan satu atau dua pasang organ reproduksi (organ kelamin) jantan dan betina (bersifat hermaprodit). Lubang kelamin (muara kelamin) jantan dan betina biasanya berdekatan dan terletak didalam satu legokan dangkal pada sisi lateral setiap segmen. Pembuahan terjadi inter proglotida, tetapi pembuahan secara antar proglotida tebih umum (terjadi karena pada setiap proglotida testes lebih dahulu berkembang sempurna dibandingkan ovarium sehingga proglotid yang lebih keanterior akan membuahi ovarium yang lebih di posterior. Jika telur sudah dibuahi pada setiap proglotid, maka organ reproduksinya akan mengalami degenerasi dan tinggallah uterus yang penuh dengan telur . Pada kebanyakan cacing pita, telur tidak keluar, sehingga bertumpuk didalam proglotid dan disebut proglotid bunting. Proglotid bunting kemudian akan pecah atau keluar dari dalam tubuh hospes definitif bersama tinja atau proglotid keluar sendiri secara aktif. TELUR, awal perkembangan embrional telur sepenuhnya terjadi didalam uterus, sehingga setelah keluar dari dalam uterus telur sudah mengandung embrio berbentuk bulat atau lonjong yang disebut ONKOSFIR (Embriofor) atau KORASIDIUM. Onkosfir atau korasidium didalamnya ditemukan larva yang memiliki 3 pasang kait yang dikenal dengan nama “hexacant embrio”. Telur paling luar dibungkus oleh kapsul, kemudian selaput vitelin, embriofor (egg shell = onchosphere coat. KULIT, lapisan paling luar dari cacing pita adalah tersusun oleh tegumen (bukan kutikula) karena mempunyai kemampuan yang tinggi untuk menghisap. Cacing pita tidak memiliki saluran pencernaan maupun sistem peredaran darah. Makanan dihisap langsung melalui dinding tubuhnya. SISTEMA, sitem syaraf teresusun dari beberapa ganglion pada skolek dengan komisura melintang diantaranya, tiga batang syaraf longitudinal pada sitiap sisi tubuh. Sintem sekresi terdiri dari sel api atau selenosit. Sistem reproduksi, bersifat hermaprodit memiliki organ kelamin jantan (testes) dan betina (ovarium) pada setiap proglotid. Testes dan ovarium memiliki saluran yang akhirnya bermuara pada lubang kelamin. SIKLUS HIDUP, hospes definitif (HD) mengeluarkan proglotid bunting atau dalam bentuk rangkaian segmen secara tersendiri dan atau bersama tinja pada saat defikasi. Proglotid akan hancur (mengalami proses apolysis), sehingga telur berserakan. Telur apabila termakan oleh hospes intermedier (HI) yang sesuai, didalam saluran pencernaannya karena pengaruh sekresi (lambung, usus, hati dan pankreas) Onkosfer tercerna sehingga menyebabkan aktifnya hexacant embrio. Hexacant embrio dengan kaitnya akan menembus dinding usus dan akhirnya bersama aliran darah atau limfe beredar keseluruh tubuh menuju tempat predileksi. Pada tempat predileksi hexacant
  • 3. embrio akan mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi bentuk peralihan (“metacestoda”). BENTUK PERALIHAN, cacing pita ada beberapa bentuk antara lain : 1. SISTISERKUS (Kistiserkus = “Cysticercus”) atau cacing gelembung (kista), merupakan kantong besar berisi skolek tunggal yang invaginasi (membalik dari dalam ke arah luar), biasanya ditemukan pada vertebrata. 1. SISTISERKOID (Kistiserkoid = “Cysticercoid”), berbentuk kantong kecil yang rongganya hampir tidak ada dan skolek juga tunggal evaginasi (tidak membalik dari dalam ke arah luar), biasanya ditemukan pada invertebrate 1. STROBILOSERKUS, terdiri dari skolek yang evaginasi dan dihubungkan dengan kantong oleh rangkaian proglotid yang belum dewasa, biasanya ditemukan pada vertebrata. 1. MULTICEP (Senurus, Coenurus), merupakan kista besar dengan sejumlah skolek invaginasi yang berkembang pada dindingnya, biasanya ditemukan pada vertebrata. 1. EKINOKOKUS (Kista Hidatida), merupakan kista besar yang berisi kista – kista yang lebih kecil atau kapsula anak, masing-masing memiliki sejumlah skolek invaginasi, biasanya ditemukan pada vertebrata. 1. TETRATRIDIUM, berbentuk larva memanjang dengan tubuh padat, skolek invaginasi tertanam kedalamnya. Hanya larva stadium 2 dari Mesocestoides memiliki bentuk peralihan ini dan dapat memperbanyak diri secara aseksual. Jika bentuk peralihan tertelan oleh hospes definitif, karena pengaruh sekresi lambung dan saluran cerna bentuk peralihan akan tercerna dan skoleknya akan bebas dan menempel pada dinding usus dan proses pembentukan segmen segera dimulai. KLASIFIKASI, dalam menetapkan jenis kestoda oleh ahli sistimatika dan evolusi ada perbedaan, pada bahan ajar ini klasifikasi berdasarkan Soulsby, (1982). Kestoda dapat dikalsifikasikan menjadi 2 kelas yaitu : (1) Cotyloda dan (2) Eucestoda.