Coelenterata adalah hewan akuatik radia yang terdiri dari empat kelas, yaitu Hydrozoa, Scyphozoa, Anthozoa, dan Ctenophora. Hewan-hewan ini memiliki tubuh bersel banyak dengan dua lapis sel yang membentuk rongga tubuh. Mereka dapat bereproduksi secara aseksual melalui pembentukan kuncup atau secara seksual melalui pembuahan internal. Beberapa spesies Coelenterata memiliki manfaat sebagai sum
Tugas ini membahas spesies spons Leucosolenia variabilis. Spons ini memiliki tubuh berbentuk tidak beraturan dengan pola sederhana seperti kumpulan jambangan kecil. Tubuh terdiri dari tiga lapisan dan sistem kanalnya adalah asconoid. Leucosolenia variabilis hidup di perairan dangkal menempel pada substrat. Spons ini berkembang biak secara aseksual dan seksual, dan memiliki kemampuan regenerasi yang tinggi.
Reptilia adalah kelompok hewan berdarah dingin yang meliputi 4 ordo utama yaitu Chelonia (penyu dan kura-kura), Squamata (kadal dan ular), Rhynchocephalia (tuatara), dan Crocodilia (buaya). Kebanyakan reptil bersifat ovipar dan bertelur, meski beberapa ular dan buaya melahirkan. Mereka memiliki berbagai ukuran dan habitat mulai dari darat, air tawar, hingga laut.
Antum anatomi batang dan anomali pada batangRizki Amaliyah
Dokumen tersebut membahas tentang anatomi dan perkembangan batang pada tumbuhan serta anomalinya. Jaringan batang terdiri atas epidermis, korteks, dan stele yang berfungsi sebagai penopang, pengangkut, dan penyimpan. Terdapat perbedaan struktur antara batang dikotil dan monokotil. Anomali batang dapat terjadi akibat pertumbuhan sekundernya yang tidak normal atau terbentuknya kambium secara abnormal.
Coelenterata adalah hewan akuatik radia yang terdiri dari empat kelas, yaitu Hydrozoa, Scyphozoa, Anthozoa, dan Ctenophora. Hewan-hewan ini memiliki tubuh bersel banyak dengan dua lapis sel yang membentuk rongga tubuh. Mereka dapat bereproduksi secara aseksual melalui pembentukan kuncup atau secara seksual melalui pembuahan internal. Beberapa spesies Coelenterata memiliki manfaat sebagai sum
Tugas ini membahas spesies spons Leucosolenia variabilis. Spons ini memiliki tubuh berbentuk tidak beraturan dengan pola sederhana seperti kumpulan jambangan kecil. Tubuh terdiri dari tiga lapisan dan sistem kanalnya adalah asconoid. Leucosolenia variabilis hidup di perairan dangkal menempel pada substrat. Spons ini berkembang biak secara aseksual dan seksual, dan memiliki kemampuan regenerasi yang tinggi.
Reptilia adalah kelompok hewan berdarah dingin yang meliputi 4 ordo utama yaitu Chelonia (penyu dan kura-kura), Squamata (kadal dan ular), Rhynchocephalia (tuatara), dan Crocodilia (buaya). Kebanyakan reptil bersifat ovipar dan bertelur, meski beberapa ular dan buaya melahirkan. Mereka memiliki berbagai ukuran dan habitat mulai dari darat, air tawar, hingga laut.
Antum anatomi batang dan anomali pada batangRizki Amaliyah
Dokumen tersebut membahas tentang anatomi dan perkembangan batang pada tumbuhan serta anomalinya. Jaringan batang terdiri atas epidermis, korteks, dan stele yang berfungsi sebagai penopang, pengangkut, dan penyimpan. Terdapat perbedaan struktur antara batang dikotil dan monokotil. Anomali batang dapat terjadi akibat pertumbuhan sekundernya yang tidak normal atau terbentuknya kambium secara abnormal.
Sistem homeostasis adalah kemampuan makhluk hidup dalam mempertahankan keseimbangan tubuhnya melalui termoregulasi, osmoregulasi, dan ekskresi. Contohnya pada hewan adalah siput dan serangga yang mengurangi kehilangan air, sedangkan pada tumbuhan meliputi menggugurkan daun dan estivasi.
Dokumen tersebut membahas tentang kelas Osteichthyes (ikan bertulang sejati) yang meliputi ciri-ciri anatomi, sistem tubuh, klasifikasi, habitat, dan manfaatnya bagi manusia. Kelas ini mencakup ikan-ikan air tawar dan laut dengan rangka tulang seperti ikan mas, lele, dan belut. Osteichthyes merupakan kelas ikan yang paling banyak jumlah spesiesnya.
Chondrichthyes atau ikan bertulang rawan adalah ikan berahang, mempunyai sirip berpasangan, lubang hidung berpasangan, sisik, jantung beruang dua, dan rangka yang terdiri atas tulang rawan bukan tulang sejati.
Dokumen tersebut membahas tentang tiga jenis jaringan otot yaitu otot jantung, otot lurik, dan otot polos. Otot jantung terdapat pada dinding jantung dan bekerja secara terus menerus tanpa henti untuk memompa darah. Otot lurik terdapat pada otot rangka dan digunakan untuk pergerakan tubuh. Sedangkan otot polos ditemukan pada saluran pencernaan dan pembuluh darah serta bekerja secara refleks
Nematoda adalah cacing gelang yang hidup di darat, air tawar, air laut, dan daerah kutub hingga tropis. Mereka memiliki sistem pencernaan yang lengkap dan sistem saraf yang lebih baik dari platyhelminthes. Beberapa contoh nematoda adalah ascariasis, cacing tambang, cacing krem, dan cacing filaria.
Lichenes adalah simbiosis antara jamur dan ganggang. Terdiri dari tiga komponen utama yaitu alga, jamur, dan thallus. Terbentuk dari jalinan hifa jamur dan sel-sel alga. Memiliki berbagai bentuk seperti kerak, lumut, berfilamen, dan berbentuk daun. Diklasifikasikan berdasarkan jenis jamur dan alga penyusunnya serta bentuk thallus.
Binatang menyusui atau mamalia adalah kelas hewan vertebrata yang terutama dicirikan oleh adanya kelenjar susu, yang pada betina menghasilkan susu sebagai sumber makanan anaknya; adanya rambut; dan tubuh yang endoterm atau "berdarah panas"
Platyhelminthes adalah filum cacing pipih yang meliputi kelas Turbellaria, Trematoda, dan Cestoda. Mereka memiliki tubuh pipih tanpa rongga tubuh dan terdiri dari 3 lapisan. Turbellaria seperti Planaria bergerak dengan silia, Trematoda seperti cacing hati bersifat parasit, dan Cestoda seperti cacing pita memiliki rantai proglotid. Mereka memainkan peran penting sebagai sumber makanan dan beberapa spesies dap
Dokumen tersebut membahas tentang Platyhelminthes (Cacing Pipih) yang merupakan filum hewan triploblastik yang paling sederhana. Platyhelminthes dibagi menjadi 3 kelas, yaitu Turbellaria, Trematoda, dan Cestoda. Platyhelminthes umumnya bersifat parasit pada manusia dan hewan.
Sistem homeostasis adalah kemampuan makhluk hidup dalam mempertahankan keseimbangan tubuhnya melalui termoregulasi, osmoregulasi, dan ekskresi. Contohnya pada hewan adalah siput dan serangga yang mengurangi kehilangan air, sedangkan pada tumbuhan meliputi menggugurkan daun dan estivasi.
Dokumen tersebut membahas tentang kelas Osteichthyes (ikan bertulang sejati) yang meliputi ciri-ciri anatomi, sistem tubuh, klasifikasi, habitat, dan manfaatnya bagi manusia. Kelas ini mencakup ikan-ikan air tawar dan laut dengan rangka tulang seperti ikan mas, lele, dan belut. Osteichthyes merupakan kelas ikan yang paling banyak jumlah spesiesnya.
Chondrichthyes atau ikan bertulang rawan adalah ikan berahang, mempunyai sirip berpasangan, lubang hidung berpasangan, sisik, jantung beruang dua, dan rangka yang terdiri atas tulang rawan bukan tulang sejati.
Dokumen tersebut membahas tentang tiga jenis jaringan otot yaitu otot jantung, otot lurik, dan otot polos. Otot jantung terdapat pada dinding jantung dan bekerja secara terus menerus tanpa henti untuk memompa darah. Otot lurik terdapat pada otot rangka dan digunakan untuk pergerakan tubuh. Sedangkan otot polos ditemukan pada saluran pencernaan dan pembuluh darah serta bekerja secara refleks
Nematoda adalah cacing gelang yang hidup di darat, air tawar, air laut, dan daerah kutub hingga tropis. Mereka memiliki sistem pencernaan yang lengkap dan sistem saraf yang lebih baik dari platyhelminthes. Beberapa contoh nematoda adalah ascariasis, cacing tambang, cacing krem, dan cacing filaria.
Lichenes adalah simbiosis antara jamur dan ganggang. Terdiri dari tiga komponen utama yaitu alga, jamur, dan thallus. Terbentuk dari jalinan hifa jamur dan sel-sel alga. Memiliki berbagai bentuk seperti kerak, lumut, berfilamen, dan berbentuk daun. Diklasifikasikan berdasarkan jenis jamur dan alga penyusunnya serta bentuk thallus.
Binatang menyusui atau mamalia adalah kelas hewan vertebrata yang terutama dicirikan oleh adanya kelenjar susu, yang pada betina menghasilkan susu sebagai sumber makanan anaknya; adanya rambut; dan tubuh yang endoterm atau "berdarah panas"
Platyhelminthes adalah filum cacing pipih yang meliputi kelas Turbellaria, Trematoda, dan Cestoda. Mereka memiliki tubuh pipih tanpa rongga tubuh dan terdiri dari 3 lapisan. Turbellaria seperti Planaria bergerak dengan silia, Trematoda seperti cacing hati bersifat parasit, dan Cestoda seperti cacing pita memiliki rantai proglotid. Mereka memainkan peran penting sebagai sumber makanan dan beberapa spesies dap
Dokumen tersebut membahas tentang Platyhelminthes (Cacing Pipih) yang merupakan filum hewan triploblastik yang paling sederhana. Platyhelminthes dibagi menjadi 3 kelas, yaitu Turbellaria, Trematoda, dan Cestoda. Platyhelminthes umumnya bersifat parasit pada manusia dan hewan.
Filum Platyhelminthes adalah cacing primitif yang meliputi 9.000 spesies. Terdiri dari kelas Turbellaria (cacing bulu getar), Trematoda (parasit), dan Cestoda (cacing pita). Ciri-ciri meliputi tubuh pipih, tidak memiliki sistem peredaran darah, dan dapat bereproduksi secara aseksual atau seksual.
1. Flatworms are acoelomate, triploblastic, bilaterally symmetrical organisms classified in the phylum Platyhelminthes.
2. Class Turbellaria contains free-living flatworms like the planarian Dugesia, which have a simple nervous system with anterior ganglia and ventral nerve cords, a complete digestive system with a mouth and blind gut, and a protonephridial excretory system.
3. Turbellarians reproduce both asexually through fission and sexually as simultaneous hermaphrodites, exchanging sperm through direct internal fertilization.
Dokumen tersebut membahas tentang tiga filum utama cacing, yaitu Platyhelmintes, Nemathelmintes, dan Annelida. Filum Platyhelmintes mencakup cacing pipih seperti Planaria dan cacing isap hati, sedangkan Nemathelmintes berisi cacing gilig seperti Ascaris yang menginfeksi usus manusia.
Platyhelminthes adalah cacing pipih tanpa rongga tubuh yang memiliki tiga lapisan tubuh. Mereka dapat hidup bebas maupun sebagai parasit di dalam tubuh inang. Ada tiga kelas utama platyhelminthes yaitu Turbellaria, Trematoda, dan Cestoda. Trematoda adalah parasit hati dan usus, sedangkan Cestoda adalah parasit pita cacing. Mereka memiliki siklus hidup yang kompleks melibatkan inang antara dan akhir.
This document discusses three phyla of worms: Platyhelminthes, Nematodes, and Annelids. It focuses on the phylum Platyhelminthes, which includes flatworms. It describes the characteristics of flatworms like their thin, soft segmented bodies and range of sizes. It then discusses three examples of flatworms in more detail: the planarian, fluke, and tapeworm. It describes the internal structure and asexual/sexual reproduction of planarians. It notes specialized adaptations of flukes and tapeworms for a parasitic lifestyle. In closing, it summarizes some of the key advances in adaptation seen in the phylum Platyhelminthes.
The document discusses the phylum Platyhelminthes, or flatworms. It notes that flatworms have a triploblastic body plan with three cell layers and are bilaterally symmetrical. The phylum contains four classes - Turbellaria, Cestoda, Trematoda, and Monogenea. Turbellaria includes planaria, while Cestoda and Trematoda include tapeworms and flukes respectively. Flatworms range in size from millimeters to meters and have an incomplete digestive system with one opening. They can reproduce asexually through fission or sexually. Removal of parasitic flatworms requires careful treatment.
Flatworms are a phylum of soft-bodied invertebrates that include parasitic tapeworms and flukes as well as free-living planaria. They have a triploblastic structure with three germ layers and acoelomate body plan lacking a body cavity. Flatworms reproduce sexually through cross-fertilization or asexually through fragmentation. Parasitic species like tapeworms and flukes have complex lifecycles involving multiple hosts. Tapeworms are hermaphroditic and release proglottid segments containing eggs, while flukes develop through larval stages that infect intermediate hosts.
Bab 8 membahas filum Arthropoda yang memiliki jumlah spesies terbanyak di kingdom Animalia. Arthropoda dibagi menjadi 4 kelas yaitu Insecta, Crustacea, Arachnida, dan Myriapoda. Insecta memiliki ciri seperti tubuh terbagi atas kepala, dada, dan perut serta mengalami metamorfosis.
Coelenterata memiliki tubuh radial simetris dengan rongga di dalamnya. Ada dua bentuk tubuh, yaitu polip dan medusa. Hidup dengan cara parasit atau predator dengan menggunakan sel-sel racun. Reproduksi secara aseksual dan seksual. Memiliki peranan melindungi pantai dan sebagai habitat berbagai hewan laut.
Flatworms are bilaterally symmetrical organisms with three main cell layers. They have organs for reproduction, musculature, and excretion. Their nervous tissue is concentrated at the front. They have a combined mouth and anus called a pharynx. There are three main classes of flatworms: Turbellaria which includes free-living flatworms like planaria found in freshwater and soil; Trematoda which are parasitic flukes like liver flukes and blood flukes; and Cestoda which are parasitic tapeworms with a scolex head and segmented bodies.
The document summarizes key facts about the phylum Platyhelminthes:
1) Platyhelminthes includes flatworms such as tapeworms and flukes. They are bilateral and mostly parasitic, infecting over 200 million people annually.
2) They have a ribbon-like shape, absorb nutrients through their skin, and lack digestive and circulatory systems.
3) Reproduction varies between sexual and asexual. Many require multiple hosts to complete their lifecycles, posing risks to humans who consume undercooked foods contaminated with parasites.
Platyhelminthes adalah filum cacing pipih yang terdiri dari tiga kelas, yaitu Turbellaria yang memiliki bulu getar, Trematoda yang hidup sebagai parasit dengan alat hisap, dan Cestoda yang dilapisi kutikula dan terdiri dari rantai proglotid.
Ikan lele (Clarias batrachus) merupakan ikan air tawar yang aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Perilaku reproduksi ikan lele meliputi perkawinan antara jantan dan betina diikuti peletakan telur oleh betina yang dijaga oleh jantan. Penambahan pelet ikan dan tanaman air menstimulasi aktivitas makan dan reproduksi ikan lele.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai tiga filum utama dalam platyhelminthes yaitu turbellaria, trematoda, dan cestoda. Mencakup ciri-ciri umum dan contohnya, serta siklus hidup beberapa jenis parasit tertentu seperti taenia dan fasciola hepatica.
Filum Platyhelminthes memiliki ciri tubuh pipih tanpa rongga tubuh, bernapas melalui seluruh permukaan tubuh, dan terdiri dari tiga kelas utama yaitu Turbellaria, Trematoda, dan Cestoda. Turbellaria seperti Planaria hidup bebas di air tawar dan memiliki kemampuan regenerasi yang tinggi, sedangkan Trematoda dan Cestoda bersifat parasit pada inangnya.
Filum platyhelminthes adalah cacing pipih yang hidup bebas atau sebagai parasit. Terdiri dari 3 kelas yaitu turbellaria, trematoda, dan cestoda. Kebanyakan berperan sebagai parasit yang merugikan manusia dan hewan dengan menyebabkan penyakit, meski ada juga yang hidup bebas seperti planaria.
Dokumen tersebut membahas mengenai struktur tubuh dan karakteristik empat kelas utama platyhelmintes yaitu Turbellaria, Monogenea, Trematoda, dan Cestoda. Kelas-kelas tersebut dibandingkan berdasarkan ciri-ciri fisik dan reproduksinya.
Hewan dalam kerajaan Animalia dibahas dalam dokumen ini. Termasuk ciri-ciri hewan secara umum serta struktur tubuh dan sistem organisasinya. Delapan filum invertebrata dijelaskan dengan contoh-contohnya seperti Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes, Nemathelminthes, Annelida, dan Mollusca.
Platyhelminthes dan Nematoda adalah dua filum yang membahas tentang cacing pipih dan cacing silinder. Platyhelminthes memiliki 4 kelas dan hidup di sungai, danau, laut atau sebagai parasit. Nematoda memiliki ukuran 1 mm hingga lebih dari 1 m, memiliki sistem pencernaan lengkap, dan bereproduksi secara seksual.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang hewan dalam kerajaan Animalia. Mencakup ciri-ciri umum hewan seperti multiseluler, tidak memiliki dinding sel dan klorofil, serta heterotrof. Juga membahas bentuk tubuh, struktur tubuh, perbedaan invertebrata dan vertebrata, serta delapan filum invertebrata beserta ciri-cirinya.
Dokumen ini membahas tentang filum Platyhelmintes khususnya kelas Cestoda. Cestoda adalah kelas cacing pita yang memiliki tubuh pipih panjang seperti pita dan terdiri atas kepala, leher, dan segmen-segmen. Contoh cacing pita yang parasit pada manusia adalah Taenia solium dan Taenia saginata. Siklus hidup cacing pita dimulai dari telur yang dikeluarkan bersama tinja inang, lalu menginfect inang baru dan
Dokumen tersebut berisi daftar nama 7 mahasiswa Kelompok IV dan judul materi kuliah tentang filum Platyhelminthes yang mencakup ciri-ciri, kelas, contoh spesies, serta manfaat dan cara pencegahan infeksi cacing parasit.
Platyhelminthes adalah filum cacing pipih yang meliputi kelas Turbellaria, Trematoda, dan Cestoda. Cacing-cacing ini memiliki tubuh pipih, sistem pencernaan sederhana, dan sebagian besar hidup sebagai parasit yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan.
Tubuh platyhelminthes tersusun atas tiga lapisan dan bersimetri bilateral. Hewan ini memiliki sistem pencernaan, reproduksi, dan ekskresi yang sederhana. Contohnya adalah Planaria dan Fasciola hepatica yang memiliki siklus hidup kompleks melibatkan inang.
1. Dokumen tersebut membahas tentang lima filum hewan invertebrata yaitu Nemathelminthes, Annelida, Arthropoda, Mollusca, dan Echinodermata. Dokumen menjelaskan ciri-ciri umum, klasifikasi, siklus hidup, dan peran masing-masing filum secara singkat.
Similar to Presentasi zoologi invertebrata filum platyhelminthes (20)
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
3. Platyhelminthes
Platyhelminthes berasal dari bahasa Yunani, ( Platy =
pipih dan hemins = cacing ).
Platyhelminthes adalah filum dalam Kerajaan Animalia (hewan).
Filum ini mencakup semua cacing pipih. Dan merupakan cacing
primitif. Filum tersebut beranggotakan kurang lebih 9000 spesies.
4. 1. Merupakan hewan triploblastik
dan aceolomata,
2. Tubuhnya pipih dorsoventral,
tidak beruas, dan simetri bilateral.
5. 3. Sistem pencernaan belum
sempurna (hanya memiliki mulut
tanpa anus).
4. Tidak memiliki sistem peredaran
darah, respirasi dan ekskresi.
6. 6. Reproduksi secara seksual maupun
aseksual. Seksual dengan kawin silang
sedangkan aseksual dgn fragmentasi.
5. Bernafas dengan seluruh
permukaan tubuh dan melalui ruang
gastrovaskuler
7. Hermaprodit yaitu dapat
menghasilkan sel telur dan sperma.
14. a. Kelas Turbellaria
Tubellaria atau juga disebut Cacing Berambut
Getar adalah kelas dari anggota hewan tak bertulang
belakang yang termasuk dalam filum Platyhelminthes
Contoh :
Planaria sp.
Geoplana
15. Ciri – ciri :
1. Tubuh bentuk tongkat, epidermis bersilia, memiliki dua mata dan tanpa
alat hisap.
2. Hidup di air tawar yang jernih, air laut atau tempat lembab dan jarang
sebagai parasit.
3. Mampu beregenerasi dengan cara memotong tubuh, daya regenerasinya
tinggi
16. Trematoda atau disebut
juga Cacing Isap adalah kelas
dari anggota hewan tak bertulang
belakang yang termasuk dalam
filum Platyhelminthes. Jenis
cacing Trematoda hidup sebagai
parasit pada hewan dan manusia
b. Kelas
Trematoda
Ciri – ciri :
1. Tubuh diliputi kutikula dan tak
bersilia,
2. mulut dengan alat penghisap,
Simetris bilateral, hemafrodit
3. Parasit pada mahluk hidup lain
21. Ciri – ciri :
1. Tubuh berbentuk seperti
pita, terdiri dari kepala
(skoleks) dah tubuh
(strobila)
2. Memiliki alat penghisap,
kail
3. Tubuh bersegmen, setiap
segmen merupakan
individu yang bersifat
hermafrodit
c. Kelas Cestoda
26. Peranan Platyhelminthes dalam kehidupan:
a. Planaria menjadi salah satu makanan bagi organisme lain.
b. Platyhelminthes umumnya parasit pada manusia dan menyebabkan
penyakit pada manusia.
27. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PLATYHELMINTHES
1.KEUNTUNGAN
. biodervitas animalia di
Indonesia bertambah
· Planaria sp digunakan
sebagai indikator air bersih.
·Planaria sp sebagai makanan
ikan.
·Platyhelminthes sebagai
indikator biologi atau dengan
kata lain sebagai
alatpercobaan bagi para
ilmuan.
2.KERUGIAN
• Fasciola hepatica (cacing hati ternak),
menyebabkan Fascioliasis.
• Clonorchis sinensis / opistorchis sinensis
(cacing hati manusia),
menyebabkanClonorchiasis.
• Schistosoma japanicum, schistosoma
haematobium, dan Schistosoma mansoni,
merupakan parasit darah dan menyebabkan
Schistosomiasis.
• Taenia solium (cacing pita manusia),
menyebabkan Taeniasis solium.
• Taenia saginata (cacing pita manusia),
menyebabkan Taeniasis saginata.
28. http://aditya-pandhu.blogspot.com/2010/04/phylum-
platyhelminthes.html. tanggal 6 Oktober 2013
Sumber :
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2012/12/sistem-ekskresi-pada-
platyhelminthes-planaria.html.diakses tanggal 6 Oktober 2013
http://www.slideshare.net/immariandra/power-point-
platyhelminthes.html. tanggal 6 Oktober 2013
http://www.slideshare.net/RianMaulana1/power-point-biologi-sma-
platyhelminthes-nemathelminthes.html. tanggal 6 Oktober 2013
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2012/12/sistem-saraf-pada-
cacing-pipih-planaria.html. tanggal 6 Oktober 2013
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2012/12/sistem-ekskresi-pada-
cacing-pipih-platyhelminthes.html. tanggal 6 Oktober 2013
Campbell,Reece,Mitcheli.2003.Biologi Edisi Kelima Jilid 2.Jakarta :Erlangga
Storer Tracy, Usinger Robert L.. 1994. Dasar-dasar Zoologi. Pamulang:
Binarupa Aksara Publisher