2. Merdeka Belajar adalah salah satu upaya kemerdekaan
dalam berpikir dan berekspresi. Pada dasarnya program
merdeka belajar ini memiliki tujuan untuk memerdekakan
guru dan siswa. Ini sejalan dengan semangat Ki Hajar
Dewantara yaitu memerdekakan manusia khususnya dalam
hal pendidikan.
5. Sekolah dan pendidikan
merupakan bekal untuk murid kita
mengisi masa depan.
Guru harus mampu mewujudkan
dan mengembangkan 3 (tiga)
aspek dalam diri anak:
Daya Cipta (Kognitif)
Daya Rasa (Afektif)
Daya Karsa (Konatif)
3 (tiga) aspek tersebut dapat
memberikan pendidikan
menyeluruh untuk menjadi
manusia seutuhnya.
Intinya sejauh mana kita
bergerak, kita belajar,
kita berinovasi, kita
mengembangkan diri
dan pembelajaran untuk
memenuhi kebutuhan
belajar siswa yang
mana hakekat dari
belajar adalah belajar
tanpa henti. Sampai
kapanpun kita akan
terus belajar.
Manusia memilki dua
kebutuhan dasar yaitu
kebutuhan lahir dan
batin. Pendidikan
seyogyanya dapat
memenuhi kebutuhan
tersebut.
Dibutuhkan peran guru
dalam memenuhi
kebutuhan lahir dan
batin murid mencapai
selamat dan bahagia.
6. • Kodrat Keadaan
Pendidikan itu sangat dinamis, menyesuaikan keadaan yang terus bergerak begitu
cepat. Sebagai guru perlu mengantisipasi dan membaca arah perubahan tersebut.
Lalu bagaimana kita sebagai pendidik bisa mengemudikan laju pendidikan yang
sesuai dengan kodrat keadaan itu.
• Kodrat Alam
Setiap murid dilahirkan dengan kodrat alam yang berbeda-beda. Ada yang tinggal di
perkotaan, pedesaan, pantai, gunung, dan lain-lain. Sebagai pendidik harus
memahami kodrat alam dari masing-masing murid dan bagaimana memberikan
pengalaman-pengalaman belajar sesuai dengan kodrat alam yang dimiliki siswa.
• Kodrat Zaman
Zaman berubah, cara kita dalam mendidik dan mengajar pun harus diubah
menyesuaikan dengan situasi dan perkembangan zaman. Sebagai pendidik kita
dituntut untuk bisa mendidik dan mengajar siswa sesuai dengan perkembangan
zaman.
Kodrat MuriddanAzasTrikon
7. Asas Trikon dianggap menjadi jawaban yang tepat menuju
pembelajaran yang berpihak kepada murid. Dengan Trikon (kontinyu,
konvergen dan konsentris) guru dapat merancang pembelajaran
yang berkelanjutan, terbuka dan berdasarkan kebudayaan bangsa.
• AzasTrikonyangpertamaadalah Kontinuitas,maksudnyatidakmelupakanakarnilaibudaya.Dalampembelajaran
selaludiselipkannilai-nilaibudayapositifyangadadalammasyarakat.
• AzasTrikonyangkeduaadalahKonvergensi,maksudnyapendidikanharusmemanusiakanmanusia.Dalam
pembelajaran,guruharusmenghargaidanmemberikanapresiasikepadapesertadidik,sekecilapapunprestasi
yangditunjukkan.
• AzasTrikonyangketigaadalah Konsentris,maksudnyapendidikanituharusmenghargaikeberagamandan
memerdekakansiswa,iniharuskitaterapkandalampembelajaran.
8. Kecerdasan berpikir murid harus dapat mengembangkan budi
pekerti atau watak murid yang tidak hanya dibentuk di
sekolah, tetapi dalam keluarga dan lingkungannya.
Budi pekerti (watak) merupakan hasil dari bersatunya
gerak pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan,
sehingga menimbulkan suatu tenaga.
Teori ini berpendapat bahwa hal yang dominan
dalam pendidikan anak adalah faktor bawaan atau
hereditas. Dalam hal ini setiap anak membawa
potensi yang diperoleh secara genetis dari
pendahulunya termasuk ayah dan ibunya. Fungsi
pendidikan adalah mengembangkan potensi bawaan
anak yang positif dan menyamarkan potensi bawaan
anak yang negatif.
BudiPekerti, TeoriKonvergensi dan
PengaruhPendidikan
9. • Selamat dan Bahagia
• Pendidik tidak hanya mengajarkan materi
pelajaran, tetapi mendorong murid untuk
menemukan pemahaman bermakna yang relevan
dengan kehidupannya.
• Sistem Among
• Sistem Among yang diciptakan Ki Hajar
Dewantara yaitu: Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing
Madya Mangun Karsa dan Tut Wuri Handayani.
• Merdeka Belajar Abad 21
• Untuk mencapai kompetensi di abad 21,
pendidikan yang memerdekakan peserta didik
menjadi salah satu cara, murid merdeka dalam
belajar, menggali keingintahuannya dengan
bimbingan guru.
Mengantarkan
Murid Selamat
dan Bahagia
Mengantarkan Murid Selamat dan Bahagia dan
Menciptakan Lingkungan Pembelajaran
Terbaik Murid
10. • Membimbing Murid, Memperbaiki Bangsa
• Bukan hanya sekedar meningkatkan
kecerdasan berpikirnya, melainkan juga
secara tidak langsung berperan memperbaiki
bangsa. Pendidik harus memahami
bagaimana perannya dalam memperbaiki
bangsanya.
• Peran Keluarga, Sekolah dan Masyarakat
• Kita sepakat bahwa pendidikan bukan
hanya tanggungjawab guru di sekolah. Perlu
kerjasama dan kolaborasi antara keluarga,
sekolah dan masyarakat untuk mewujudkan
lingkungan pembelajaran yang optimal dan
kondusif bagi peserta didik.
Menciptakan
Lingkungan
Pembelajaran
Terbaik Murid