2. Mengenali diri dan perannya sebagai pendidik
• Kesadaran diri untuk terus belajar mandiri
• Menjadi pendidik yang relevan sesuai dengan perkembangan
zaman
3. Peran sebagai seorang guru
• Penyemangat murid yang merambat dari diri seorang guru kepada
murid
• Membekali pengetahuan, keterampilan dan sikap
• Mengantarkan murid untuk menemui dirinya dan menggapai
mimpi, serta cita – citanya
• Merancang, memfasilitasi, dan menilai proses pembelajaran
4. Ingin menjadi guru seperti apakah kita?
• Guru yang selalu menyemangati murid?
• Guru yang selalu mendengar pendapat murid?
• Guru yang memberikan pengelaman belajar menyenangkan?
• Guru yang membuat murid tertarik untuk terus belajar?
• Guru yang mengintimidasi murid?
• Guru yang mempermalukan murid?
Sudah kah kita menjadi sosok seorang guru yang kita inginkan?
5. Mendidik menyeluruh
• Pengajaran : suatu cara menyampaikan ilmu atau manfaat bagi hidup
anak – anak secara lahir dan batin.
• Pendidikan : tempat menaburkan benih - benih kebudayaan yang hidup
dalam masyarakat sekaligus sebagai instrumen tumbuhnya unsur
peradaban
• Menuntun tumbuh atau hidup dan tumbuhnya murid
• Pendidikan berarti memberikan pengetahuan, mendidik keterampilan
berfikit, dan mengembangkan kecerdasan batin
• Menuntun potensi murid bertujuan agar ia semakin baik adabnya dan
mendapatkan kecerdasan yang luas
• Membangun suasana lingkungan yang kondusif agar setiap murid dapat
tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodratnya.
• Memberikan praktik yang mengembangkan Kerjasama, empati,
menghargai sesame, dan berkontribusi social kepada sesame.
6. Pendidikan selama satu abad
• Sistem Pendidikan “perintah” dan “sanksi” yang diwariskan dari jaman
colonial Belanda
• Penyeimbangan Pendidikan kognitif dan kecerdasan emosional
• Perlunya system Pendidikan yang humanis dan transformatif, yang
dapat memelihara kedamaian dunia yang mana tercetusnya system
Among; Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri
Handayani.
• Perlu adanya Pendidikan kultural yang berdasarkan garis bangsa dan
budaya.
• Mendidik dengan menggunakan naluri mendidik dilengkapi dengan ilmu
Pendidikan yang selaras dengan jaman.
7. Menjadi manusia secara utuh
• Manusia memiliki badan jasmani dan rohani.
• Manusia memiliki akal untuk berfikir, merasa, dan berkarya.
• Budi pekerti lahir dari bersatunya pikiran, perasaan, dan kehendak yang
dapat membuat manusia tersebut merdeka yang mana dapat memerintah dan
menguasai dirinya sesuai dengan kodratnya.
• Pendidik harus membantu murid memenuhi kebutuhan lahir dan batin.
• Bentuk Pendidikan berupa; pikiran (olah cipta), Pengembangan budi pekerti
(Olah rasa/karakter), kemauan (olah karsa), dan Jasmani (olah raga)
• Memandang murid sebagai manusia secara utuh untuk menentukan tujuan
pembelajaran yang dibutuhkan
• Melatih murid menguatkan kebutuhan batinnya, kehendak menentukan
tujuan belajarnya, mengembangkan Kerjasama, membangun empati,
menghargai sesama, refleksi diri untuk mengembangkan diri, dan
berkontribusi di lingkungan sosial
8. Kodrat keadaan
• Kodrat keadaan terdiri dari Kodrat alam dan kodrat zaman
• Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan dimana mereka
berada.
• Memberikan pembelajaran kontekstual yang mendekatkan diri mereka ke
alam sekitarnya.
• Kodrat zaman adalah bagian dasar Pendidikan yang berhubungan dengan isi
dan irama.
• Memberikan Pendidikan yang sesuai dengan zaman yang meningkatkan pola
pikir kritis, kreatif, komunikasi, dan kolaborasi.
• Membantu menemukan kecakapan berpikir kritis dan merespon informasi
yang diterima murid.
• Memegang kuat kearifan local budaya Indonesia dapat merespon pengaruh
luar dengan bijak.
• Prinsip – prinsip dalam melakuak perubahan : Kontinyu, Konvergen, dan
Konsentris.
9. Kodrat alam
• Kodrat alam merupakan bagian dasar Pendidikan murid yang berkaitan
dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan dimana murid berada.
• Instrumen pengembangan kodrat alam adalah Pendidikan dan
tuntutan.
• Setiap anak adalah individu unik yang membutuhkan tuntutan yang
tepat dan sesuai untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
• Pendidik membantu murid mendekatkannya kepada konteks
kehidupannya dan potensinya.
10. Kodrat zaman
• Kodrat zaman merupakan bagian dasar Pendidikan murid yang
berkaitan dengan isi dan irama.
• Menuntun murid mencapai kekuatan kodratnya sesuai dengan alam
dan zaman menggunakan asas Trikon; Kontinyu, Konvergen, dan
Konsentris.
• Dengan menggunakan asas Trikon, pendidik dapat menyiapkan murid
untuk memiliki keterampilan abad ke-21; Berpikir kritis, kreatif dan
inovatif, komunikasi, dan kolaborasi.
• Penguatan kearifan lokal sosial budaya untuk menyaring pengaruh luar
yang masuk.
11. ASAS TRIKON
• Pengembangan setiap sekolah beragam berdasarkan karakteristik lingkungannya.
• Asas Kontinyu ; pengembangan yang secara berkesinambungan, dilakukan terus – menerus
dengan perencanaan yang baik.
• Kemauan belajar, rasa ingin tahu, dan motivasi internal harus distimulasi untuk menumbukan
self-regulatory-learning.
• Peran guru; menentukan tujuan yang dipelajari, memantau proses pembelajaran,
membimbing murid untuk refleksi pengalaman belajar.
• Asas Konvergen ; Bersama bangsa lain mengusahakan terbinanya karakter dunia sebagai
kesatuan kebudayaan umat manusia sedunia, tanpa mengorbankan nilai/identitas bangsa
masing – masing.
• Sistem Pendidikan yang masuk ke Indonesia perlu diolah dan menerima yang sesuai dengan
nilai – nilai kebangsaan.
• Asas Konsentris ; bersikap terbuka, tetapi tetap kritis dan selektif terhadap pengaruh
kebudayaan di sekitar.
• Pengembangan Pendidikan yang terbuka harus tetap berdasarkan kepribadian kita sendiri.
12. Budi pekerti
• Budi pekerti (watak) merupakan hasil dari bersatunya gerak pikiran, perasaan, dan kehendak
atau kemauan, sehingga menimbulkan suatu tenaga.
• Bagian biologis adalah bagian yang berhubungan dengan rasa.
• Bagian intelligible adalah bagian yang berhubungan dengan kemampuan kognitif atau berpikir
menyerap pengetahuan.
• Keluarga dan sekolah berperan membantu murid untuk menemukan kecerdasan budi pekerti.
• Pendidik harus mampu memahami kodrat murid sebagai individu yang sadar mampu
memikirkan, memahami, merasakan, berempati, berkehendak, dan bertindak.
13. Teori konvergensi dan pengaruh pendidikan
• Teori konvergensi didasarkan oleh teori tabularasa dan teori negatif
• Teori tabularasa adalah teori dimana pendidik beranggapan bahwa anak adalah kertas kosong
yang dapat diisi dengan wawasan sesuai yang diinginkan pendidik.
• Teori negative adalah kodrat anak yang dianggap kertas yang sudah diisi penuh dengan
bermacam tulisan dan coretan.
• Ki Hajar Dewantara memberikan pandangan baru dengan menggabungkan kedua teori ini.
• Pendidikan dapat mempengaruhi bagian intelligible dan bagian bilogi murid.
14. Selamat dan bahagia
• Seorang pendidik harus memberikan pemahaman tentang fungsi dan kegunaan materi
pelajaran dalam kehidupan.
• Pendidik juga sebaiknya mengenal kekuatan kodrat setiap anak.
• Pendidik tidak seharusnya menggunakan satu alat pengukur untuk mengukur kemampuan
anak.
• Fungsi Pendidikan untuk mengantarkan murid agar siap hidup dan memberikan kepercayaan
kepada murid bahwa di masa depan mereka akan mampu mengisi zamannya.
• Setiap murid memiliki kodrat kekuatan/potensi yang berbeda.
• Pendidikan hanyalah sebagai tuntutan.
• Mendidik adalah menuntun murid untuk selamat dan Bahagia.
• Pendidik tidak dapat berkehendak atas kodrat kekuatan atau potensi murid.
• Pendidik dapat memberikan daya upaya maksimal untuk mengembangkan akal budi pekerti
murid.
• Pendidik membantu mengantarkan murid untuk meredeka atas dirinya sendiri untuk kehidupan
dan penghidupannya, memelihara dan menjaga bangsa dan alamnya.
15. Sistem among
• Ing Ngarso Sung Tulodho; Guru memahami secara utuh tentang apa yang dapat ia bantu
kepada murid, menjadi teladan dalam budi pekerti dan tingkah laku.
• Ing Madya Mangun Karso; Guru diharapkan mampu membangkitkan semangat, berwakarsa,
dan berkreasi Bersama murid dengan membuka dialog dengan murid, berperan sebagai
narasumber dan penuntun.
• Tut Wuri Handayani; Guru tidak sekedar memberikan motivasi, tetapi juga memberikan saran
dan rekomendasi dari hasil pengamatannya, agar murid mampu mengeksplorasi daya cipta,
rasa, karsa dan karyanya.
• Murid harus dituntun mengambangkan diri sesuai dengan kodrat dan potensinya dengan kasih
sayang, mendampingi, merawat, menjaganya, serta doa dan harapan untuknya.
16. Merdeka belajar abad 21
• Tuntunlah murid sesuai zamannya.
• Guru berperan sebagai fasilitator sumber belajar; menempatkan murid menjadi subjek atau
individu aktif.
• Tuntutan pembelajaran abad 21; Menjadi pembelajar sepanjang hayat, membangun konteks
diri serta identitas suatu bangsa.
• Tugas pendidik; mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki murid yaitu kecerdasan rasa,
karsa, cipta dan karya, agar murid menjadi manusia seutuhnya.
• Kemampuan yang diharapkan; kemampuan memecahkan masalah, kemampuan kognitif yang
kompleks, dan kemampuan social emosional.
• Kompetensi yang diharapkan; kompetensi literasi dan kompetensi murid menjadi mandiri.
17. Membimbing murid, memperbaiki bangsa
• Prinsip berpihak pada murid dapat dilakukan dengan tidak menggunakan system peringkat
yang dapat mengoyak harkat dan martabat murid.
• Penilaian atau pengukuran dimaksudkan untuk mengukur hasil atau dampak dari implementasi
pembelajaran dari sudut pandang murid.
• Menghapuskan stigma bertanya merupakan indikasi ketidaktahuan.
• Mendorong murid untuk mengembangkan keterampilan Kerjasama dan gotong royong
membantu murid lain yang mengalami kesulitan belajar.
• Pendidikan karakter murid sama pentingnya dengan kecakapan kognitif murid.
18. Peran keluarga, sekolah, dan masyarakat
• Peran keluarga, sekolah, dan masyarakat untuk mendidik murid
• Peran guru untuk membantu menemukan suasana / atmosfet diamana dia hidup dan berada.
WADAH DASAR PROSES PENDIDIKAN
• Alam keluarga ; system kecil dimana anak tinggal dan mendapatkan Pendidikan pertama dan
yang terpenting dalam hidupnya.
• Alam perguruan ; merupakan wadah yang memfasilitasi pengembangan intelektual murid serta
menuntun murid menemukan wawasan ilmu pengetahuan yang lebih luas.
• Alam pergerakan pemuda/masyarakat ; merupakan wadah yang memfasilitasi murid untuk
mengaktualisasikan dirinya dan mengembangkan watak.