SlideShare a Scribd company logo
AHP (Analytical Hierarchy Process)
KELAS ROL A 2016
AHP (Analytical Hierarchy Process)
AHP merupakan metode membuat peringkat alternatif keputusan dan memilih
keputusan terbaik berdasarkan beberapa tujuan dan kriteria yang dijadikan suatu bentuk
hierarki. Apabila Goal Programming menjawab pertanyaan “Berapa banyak” , maka AHP
menjawab pertanyaan “Yang mana”.
Hierarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang
kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti
level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari
alternatif.
Langkah-Langkah Metode AHP
•Mendefinisikan struktur hierarki masalah yang akan dipecahkan.
•Memberikan pembobotan elemen-elemen pada setiap level dari hierarki
•Menghitung prioritas terbobot (weighted priority)
•Menampilkan urutan/ranking dari alternatif-alternatif yang dipertimbangkan.
Kelebihan dan Kelemahan Metode AHP
Kelebihan:
• Kesatuan (Unity)
• Kompleksitas (Complexity)
• Saling ketergantungan (Inter Dependence)
• Struktur Hirarki (Hierarchy Structuring)
• Pengukuran (Measurement)
• Konsistensi (Consistency)
• Sintesis (Synthesis)
• Trade Off
• Penilaian dan Konsensus (Judgement and
Consensus)
Kelemahan:
• Berdasarkan subjektivitas
• Tidak ada pengujian secara
statistik sehingga tidak ada batas
kepercayaan dari kebenaran
model yang terbentuk
PENGGUNAAN AHP
SouthCorp Development akan membangun dan mengoperasikan pusat perbelanjaan di
seluruh negeri.
Tiga lokasi potensial: Atlanta, Brimingham dan Charlotte.
Kriteria:
- market base pelanggan (termasuk ukuran pasar secara keseluruhan dan tingkat usia)
- tingkat pendapatan
- infrastruktur (termasuk utilitas dan jalan)
- transportasi (dekat dengan jalan raya antar negara untuk pengiriman pasokan dan
akses pelanggan)
Tujuan: Pemilihan tempat terbaik dan kontribusi setiap kriteria untuk mencapai tujuan
Dalam metode AHP dilakukan pembentukan preferensi untuk setiap alternatif keputusan
pada setiap kriteria.
Pairwise Comparisons
Pada AHP, pembuat keputusan
menentukan seberapa baik setiap
alternatif yang ada melalui “score”
dengan menggunakan pairwise
comparisons. Perbandingan ini
melibatkan dua altenatif (sepasang)
sehingga salah satu dari kriteria
atau indikasi yang menunjukkan
preferensi terhadap alternatf
tertentu.
Sebagai contoh pada kasus SouthCorp
dengan membandingkan antara Atlanta (A)
dengan Brimingham (B) untuk memutuskan
pilihan mana yang paling dipilih berdasarkan
kriteria customer market. Perbandingan dibuat
menggunakan skala preferensi yang
memberikan nilai angka untuk berbagai
tingkat preferensi. Berikut adalah skala
preferensi :
SKALA PREFERENSI
Pada AHP menggunakan
skala preferensi. Skala ini
telah ditentukan oleh seorang
expert dibidang AHP untuk
menjadi dasar yang memadai
dalam membandingkan dua
alternatif. Setiap rating yang
diberikan harus berdasarkan
pada skala perbandingan dua
alternatif.
Level Preferensi Nilai Angka
Equally preferred 1
Equally to moderately preferred 2
Moderately preferred 3
Moderately to strongly preferred 4
Strongly preferred 5
Strongly to very strongly preferred 6
Very strongly preferred 7
Very strongly to extremely preferred 8
Extremely preferred 9
Apabila Southcorp membandingkan Atlanta dengan Brimingham dan
cenderung lebih memilih Atlanta yang menghasilka nilai perbandingan 3
untuk Atlanta pada kriteria customer market.
Sourhcorp tidak perlu membandingkan Brimingham dengan Atlanta
untuk perbandingan berlawanan, karena nilai Brimingham dan Atlanta
hanya kebalikan dari preferensi Atlanta dengan Brimingham, Sehingga
dapat kita ketahui nilai preferensi dari Atlanta dengan Brimingham 3 dan
Brimingham dengan Atlanta adalah ⅓ .
Peringkat pairwise comparisons Southcorp untuk setiap alternatif
berdasarkan kriteria customer market dirangkum dalam matriks. Matriks
perbandingan akan memiliki umlah baris dan kolom sama dengan
alternatif keputusan.
Matriks ini menunjukkan bahwa kriteria customer market pasar pelanggan
di Atlanta (A) sama dengan cukup disukai (2) atas pasar pelanggan
Charlotte (C), namun Charlotte (C) sangat disukai (5) atas Birmingham (B).
SKALA PREFERENSI (Cont’d)
Perhatikan bahwa setiap situs dibandingkan terhadap dirinya sendiri, seperti A dibandingkan
dengan A, harus "sama-sama disukai," dengan nilai preferensi 1. Dengan demikian, nilai-nilai di
sepanjang diagonal dari matriks kita harus 1s. Sisanya matriks pairwise comparisons untuk tiga
kriteria lain yaitu tingkat pendapatan, infrastruktur, dan transportasi telah dikembangkan oleh
Southcorp sebagai berikut
SKALA PREFERENSI (Cont’d)
Developing Preferences Within Criteria
Langkah berikutnya dalam AHP adalah untuk memprioritaskan alternatif keputusan dalam setiap
kriteria.
Menentukan preferensi pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya untuk masing-masing kriteria dengan
memberikan skor preferensi untuk setiap alternatif keputusan.
Langkah 1 : Membuat nilai preferensi dengan menjumlahkan nilai dalam setiap kolom matriks pairwise
comparison.
Developing Preferences Within Criteria (Cont’d)
Kemudian setiap nilai dalam kolom dibagi dengan kolom jumlah. Contoh nilai kolom A = 1, maka
1 : 11/6 = 1 x 6/11 = 6/11. Begitu seterusnya untuk setiap nilai dalam kolom. Hasilnya adalah
sebagai berikut.
Developing Preferences Within Criteria (Cont’d)
Langkah selanjutnya adalah menghitung rata-rata nilai dalam setiap baris. Pada tahapan ini nilai
pecahan pada matrix diubah menjadi nilai decimal. Row average untuk setiap tempat (dalam hal
ini setiap alternative keputusan) dapat digambarkan dalam tabel berikut.
Developing Preferences Within Criteria (Cont’d)
Langkah-langkah perhitungan seperti di atas juga dilakukan pada kriteria yang lain. Berikut
adalah matriks preferensi criteria
Ranking the Criteria
Menentukan bobot atau kepentingan dari setiap kriteria → Perangkingan kriteria dari yang
terpenting hingga yang kurang penting.
Menggunakan pairwise comparison
Ranking the Criteria
Matrix normalisasi dengan nilai decimal dan row average untuk setiap kriteria
Next step: Mengkombinasikan matrix preferensi untuk setiap alternative pada setiap criteria,
dengan vector preferensi untuk 4 kriteria.
Developing an Overall Ranking
Tulis kembali hasil matriks preferensi untuk setiap tempat (alternatif keputusan) pada setiap
kriteria
Sedangkan hasil vector preferensi untuk 4 kriteria adalah
Developing an Overall Ranking
Semua nilai/skor pada setiap site dihitung dengan mengalikan setiap nilai pada vector preferensi criteria
dengan nilai matriks preferensi, kemudian menjumlahkannya.
site A score = 0.1993(0.5012) + 0.6535(0.2819) + 0.0860(0.1790) + 0.0612(0.1561) = 0.3091
site B score = 0.1993(0.1185) + 0.6535(0.0598) + 0.0860(0.6850) + 0.0612(0.6196) = 0.1595
site C score = 0.1993(0.3803) + 0.6535(0.6583) + 0.0860(0.1360) + 0.0612(0.2243) = 0.5314
Hasil perangkingan AHP
Summary of step:
1. Membuat matriks pairwise comparison untuk setiap alternative keputusan pada setiap criteria
2. Syntesization:
A. Menjumlahkan nilai pada setiap kolom matriks pairwise comparison
B. Membagi setiap nilai pada kolom pairwise comparison dengan kolom jumlah (matriks normalisasi)
C. Menghitung rata-rata nilai pada setiap baris (vector preferensi)
D. Mengkombinasikan vector preferensi pada setiap criteria (dari langkah 2c) menjadi matrix
preferensi untuk setiap alternatif pada setiap kriteria
3. Membuat matriks pairwise comparison untuk seluruh criteria
4. Menghitung matriks normalisasi dengan membagi setiap nilai pada setiap kolom dengan kolom
jumlah
5. Membuat vector preferensi dengan menghitung row average
6. Menghitung seluruh skor pada setiap alternative keputusan dengan mengalikan vector preferensi
criteria (pada langkah 5) dengan matriks kriteria (dari langkah 2d)
7. Membuat perangkingan untuk alternative keputusan berdasarkan besarnya skor dari langkah 6.
AHP Consistency
AHP didasarkan pada pairwise comparisons pembuat keputusan menggunakan preferensi antara
alternatif keputusan untuk kriteria yang berbeda.
Secara normal dalam AHP, pengembangan pairwise comparisons dapat melalui wawancara untuk
memperoleh preferensi lisan dari pengambil keputusan. Namun terkadang pembuat keputusan
melakukan banyak perbandingan sehingga dapat diragukan validitas dan konsistensinya. Oleh
karena itu satu set dari pairwise comparisons harus konsisten dengan set pairwise comparisons yang
lain.
AHP Consistency
Contoh penggunaan pilihan alternatif, untuk kriteria tingkat pendapatan Southcorp
menunjukkan bahwa A “sangat-sangat disukai” dari B, kemudian A “cukup disukai” dari C,
namun ketika SouthCorp mengatakan bahwa C “sama disukai” dari B untuk krriteria yang sama
maka perbandingan tidak sepenuhnya konsisten dengan pairwise comparisons sebelumnya.
Sehingga indeks konsistensi (CI) dapat dihitung dengan mengukur tingkat inkonsistensi dalam
pairwise comparisons.
AHP Consistency (cont’d)
Kemudian dilakukan perhitungan konsistensi dari pairwise comparisons untuk empat kriteria
pemilihan lokasi. Matriks ditampilkan sebagai berikut, dikalikan dengan vektor preferensi
untuk kriteria:
Hasil dari perkalian matriks ini dan vektor dihitung sebagai berikut:
Selanjutnya, kita membagi masing-masing nilai sesuai bobot dari vektor preferensi kriteria:
AHP Consistency (cont’d)
AHP Consistency (cont’d)
Jika pembuat keputusan Southcorp adalah pengambil keputusan sangat konsisten, maka
masing-masing rasio ini akan persis 4 karena jumlah alternatif yang dibandingkan dalam hal ini
empat kriteria. Berikutnya, kita rata-rata nilai-nilai yang dihasilkan dari perhitugan sebelumnya
dengan menjumlahkan mereka dan membaginya dengan 4:
AHP Consistency (cont’d)
Indeks konsistensi (CI) dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
AHP Consistency (con’t)
Karena South-corp tidak dapat secara sempurna konsisten maka pertanyaan berikutnya adalah
tingkat inkonsistensi yang dapat diterima. Tingkat yang dapat diterima konsistensi ditentukan
dengan membandingkan CI dengan indeks acak yaitu RI, dimana RI merupakan indeks
konsistensi matriks pairwise comparisons secara acak. RI memiliki nilai-nilai yang ditunjukkan pada
tabel dibawah ini dan bergantung pada jumlah kriteria (n) yang dibandingkan. Pada contoh studi
kasus ini adalah 4 kriteria :
AHP Consistency (con’t)
Tingkat konsistensi untuk perbandingan berpasangan dalam matriks kriteria keputusan
ditentukan dengan menghitung rasio CI ke RI:
Secara umum tingkat konsistensi pada kasus ini memuaskan, dan apabila ada kemungkinan
inkonsisten yang serius maka hasil AHP tidak bermakna.
Dan perlu diingat bahwa dalam kasus ini telah dilakukan evaluasi tingkat konsistensi dalam
kriteria preferensi matriks dan belum diverifikasi konsisten seluruh AHP. Harus dilakukan
evaluasi pairwise comparisons untuk empat matriks kriteria sebelum bisa dipastikan seluruh AHP
untuk kasus ini adalah konsisten
AHP with Excel Spreadsheets
Berbagai langkah komputasi yang terlibat dalam AHP dapat dilakukan pula
menggunakan spreadsheet Excel.
Pertama buat pairewise comparison antar tiap kriteria beserta normalized Metric dengan
row averages. Berikut hasil yang didapatkan
AHP with Excel Spreadsheets (cont’d)
Tahap selanjutnya ialah mengembangakan matriks perbandingan (pairwise comparison)
dan matriks normalisasi (normalized matrix) untuk empat kriteria yang berguna untuk
memberikan urutan/ ranking pada sebuah kriteria.
AHP with Excel Spreadsheets (cont’d)
Tahap final dari AHP ialah mengembangkan urutan/ranking secara keseluruhan. Maka
dibutuhkan matriks dari semua kriteria yang dipakai dan vektor preferensi dari kriteria.
Maka dari peranking-an tersebut didapatkan hasil urutan Charlotte, Atlanta, dan Birmingham
Scoring Model
Scoring model merupakan metode pembuat peringkat yang hampir mirip dengan metode AHP,
namun scoring model hanya menggunakan model matematis sederhana. Pada Scoring model
biasanya kriteria keputusan berbobot pada kepentingan relatif dari setiap permasalahan, dan
setiap keputusan alternatif dinilai dalam hal seberapa baik dalam memenuhi suatu kriteria.
Berikut rumusnya
wj = berat antara 0 dan 1,00 ditugaskan untuk kriteria j
gij = kelas antara 0 dan 100 yang menunjukkan seberapa baik
alternatif keputusan saya memenuhi kriteria j
Si = total score untuk keputusan alternatif i, apabila score tinggi maka
hasil lebih baik.
Scoring Model with Excel Solution
Scoring model for the sweats and sweaters location example

More Related Content

What's hot

Belajar metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
Belajar metode Analytical Hierarchy Process (AHP)Belajar metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
Belajar metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
I Gede Iwan Sudipa
 
Presentasi AHP
Presentasi AHPPresentasi AHP
Presentasi AHP
guest4ccfd31
 
10 jaringan transportasi
10 jaringan transportasi10 jaringan transportasi
10 jaringan transportasi
Nisita K. Wardhana
 
Presentation consolidation
Presentation consolidationPresentation consolidation
Presentation consolidation
Danis Maulana
 
Teori antrian
Teori antrianTeori antrian
Teori antrian
Syafutri Asbintari
 
PLO tugas kelompok 7 "Process Layout"
PLO tugas kelompok 7 "Process Layout"PLO tugas kelompok 7 "Process Layout"
PLO tugas kelompok 7 "Process Layout"
Nurul Azizah
 
Analisis data dan interpretasi
Analisis data dan interpretasiAnalisis data dan interpretasi
Analisis data dan interpretasigdengurah
 
Presentasi Tentang AHP
Presentasi Tentang AHPPresentasi Tentang AHP
Presentasi Tentang AHPdessybudiyanti
 
Pengantar Tata Letak Fasilitas
Pengantar Tata Letak FasilitasPengantar Tata Letak Fasilitas
Pengantar Tata Letak Fasilitas
Wisnu Dewobroto
 
3. strategi manajemen rantai pasokan
3. strategi manajemen rantai pasokan3. strategi manajemen rantai pasokan
3. strategi manajemen rantai pasokan
Rizky Akbar
 
Soal matstat ngagel+jawabannya
Soal matstat ngagel+jawabannyaSoal matstat ngagel+jawabannya
Soal matstat ngagel+jawabannya
Kana Outlier
 
materi analytical hierarchy process (ahp)
materi analytical hierarchy process (ahp)materi analytical hierarchy process (ahp)
materi analytical hierarchy process (ahp)
anggaraniiga
 
Bab i stepping stone
Bab i stepping stoneBab i stepping stone
Bab i stepping stone
fetara17
 
Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti
Pengambilan keputusan dalam kondisi pastiPengambilan keputusan dalam kondisi pasti
Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti
indra wahyudi
 
Decision under uncertainty
Decision under uncertaintyDecision under uncertainty
Decision under uncertainty
apriyantieka
 
Resume chapter 1, 8, 9, 10 Creswell dan chapter 2 sekaran
Resume chapter 1, 8, 9, 10 Creswell dan chapter 2 sekaranResume chapter 1, 8, 9, 10 Creswell dan chapter 2 sekaran
Resume chapter 1, 8, 9, 10 Creswell dan chapter 2 sekaran
ZakkyKee
 
Contoh kuesioner riset perilaku konsumen
Contoh kuesioner riset perilaku konsumenContoh kuesioner riset perilaku konsumen
Contoh kuesioner riset perilaku konsumenIkhsan Bz
 
Contoh tugas besar pemodelan sistem
Contoh tugas besar pemodelan sistemContoh tugas besar pemodelan sistem
Contoh tugas besar pemodelan sistem
yussiwi purwitasari
 
Soal peta kendali
Soal peta kendali Soal peta kendali
Soal peta kendali
Muhammad Hamid
 
Scm 08 manajemen pengadaan
Scm 08   manajemen pengadaanScm 08   manajemen pengadaan
Scm 08 manajemen pengadaan
Abrianto Nugraha
 

What's hot (20)

Belajar metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
Belajar metode Analytical Hierarchy Process (AHP)Belajar metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
Belajar metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
 
Presentasi AHP
Presentasi AHPPresentasi AHP
Presentasi AHP
 
10 jaringan transportasi
10 jaringan transportasi10 jaringan transportasi
10 jaringan transportasi
 
Presentation consolidation
Presentation consolidationPresentation consolidation
Presentation consolidation
 
Teori antrian
Teori antrianTeori antrian
Teori antrian
 
PLO tugas kelompok 7 "Process Layout"
PLO tugas kelompok 7 "Process Layout"PLO tugas kelompok 7 "Process Layout"
PLO tugas kelompok 7 "Process Layout"
 
Analisis data dan interpretasi
Analisis data dan interpretasiAnalisis data dan interpretasi
Analisis data dan interpretasi
 
Presentasi Tentang AHP
Presentasi Tentang AHPPresentasi Tentang AHP
Presentasi Tentang AHP
 
Pengantar Tata Letak Fasilitas
Pengantar Tata Letak FasilitasPengantar Tata Letak Fasilitas
Pengantar Tata Letak Fasilitas
 
3. strategi manajemen rantai pasokan
3. strategi manajemen rantai pasokan3. strategi manajemen rantai pasokan
3. strategi manajemen rantai pasokan
 
Soal matstat ngagel+jawabannya
Soal matstat ngagel+jawabannyaSoal matstat ngagel+jawabannya
Soal matstat ngagel+jawabannya
 
materi analytical hierarchy process (ahp)
materi analytical hierarchy process (ahp)materi analytical hierarchy process (ahp)
materi analytical hierarchy process (ahp)
 
Bab i stepping stone
Bab i stepping stoneBab i stepping stone
Bab i stepping stone
 
Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti
Pengambilan keputusan dalam kondisi pastiPengambilan keputusan dalam kondisi pasti
Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti
 
Decision under uncertainty
Decision under uncertaintyDecision under uncertainty
Decision under uncertainty
 
Resume chapter 1, 8, 9, 10 Creswell dan chapter 2 sekaran
Resume chapter 1, 8, 9, 10 Creswell dan chapter 2 sekaranResume chapter 1, 8, 9, 10 Creswell dan chapter 2 sekaran
Resume chapter 1, 8, 9, 10 Creswell dan chapter 2 sekaran
 
Contoh kuesioner riset perilaku konsumen
Contoh kuesioner riset perilaku konsumenContoh kuesioner riset perilaku konsumen
Contoh kuesioner riset perilaku konsumen
 
Contoh tugas besar pemodelan sistem
Contoh tugas besar pemodelan sistemContoh tugas besar pemodelan sistem
Contoh tugas besar pemodelan sistem
 
Soal peta kendali
Soal peta kendali Soal peta kendali
Soal peta kendali
 
Scm 08 manajemen pengadaan
Scm 08   manajemen pengadaanScm 08   manajemen pengadaan
Scm 08 manajemen pengadaan
 

Viewers also liked

Analytical Hierarchy Process (AHP)
Analytical Hierarchy Process (AHP)Analytical Hierarchy Process (AHP)
Analytical Hierarchy Process (AHP)
Rajiv Kumar
 
Ahp calculations
Ahp calculationsAhp calculations
Ahp calculations
Lakshna Suresh
 
Analytic Hierarchy Process AHP
Analytic Hierarchy Process AHPAnalytic Hierarchy Process AHP
Analytic Hierarchy Process AHP
adcom2015
 
Apply AHP in decision making
Apply AHP in decision makingApply AHP in decision making
Apply AHP in decision making
Mohd Farid Awang
 
20060411 Analytic Hierarchy Process (AHP)
20060411 Analytic Hierarchy Process (AHP)20060411 Analytic Hierarchy Process (AHP)
20060411 Analytic Hierarchy Process (AHP)
Will Shen
 
Ahp
AhpAhp
Using the Analytic Hierarchy Process (AHP) to Select and Prioritize Project...
Using the Analytic Hierarchy Process  (AHP) to Select and Prioritize  Project...Using the Analytic Hierarchy Process  (AHP) to Select and Prioritize  Project...
Using the Analytic Hierarchy Process (AHP) to Select and Prioritize Project...
Ricardo Viana Vargas
 
Analytic hierarchy process
Analytic hierarchy processAnalytic hierarchy process
Analytic hierarchy process
Ujjwal 'Shanu'
 
10. pertemuan 9 (pemodelan ahp)
10. pertemuan 9 (pemodelan ahp)10. pertemuan 9 (pemodelan ahp)
10. pertemuan 9 (pemodelan ahp)
iqbal vidianto
 
Project risk management ahp
Project risk management   ahpProject risk management   ahp
Project risk management ahp
Atip Nomsiri
 
MCDM Introduction 08-01
MCDM Introduction 08-01MCDM Introduction 08-01
MCDM Introduction 08-01
rmcnab67
 
Multi criteria decision support system on mobile phone selection with ahp and...
Multi criteria decision support system on mobile phone selection with ahp and...Multi criteria decision support system on mobile phone selection with ahp and...
Multi criteria decision support system on mobile phone selection with ahp and...
Reza Ramezani
 
TOPSIS - A multi-criteria decision making approach
TOPSIS - A multi-criteria decision making approachTOPSIS - A multi-criteria decision making approach
TOPSIS - A multi-criteria decision making approach
Presi
 
Analytical Hierarchy Process (AHP)
Analytical Hierarchy Process (AHP)Analytical Hierarchy Process (AHP)
Analytical Hierarchy Process (AHP)
Md. Aouwsaf Nawaz
 
Az SZTNH oktatási tevékenysége
Az SZTNH oktatási tevékenységeAz SZTNH oktatási tevékenysége
Az SZTNH oktatási tevékenysége
Zsolt Gombos
 
How to do ahp analysis in excel
How to do ahp analysis in excelHow to do ahp analysis in excel
How to do ahp analysis in excel
J.Roberto S.F
 
Ahp model
Ahp modelAhp model
Ahp model
Manish Agarwal
 
A kreatív iskola
A kreatív iskolaA kreatív iskola
A kreatív iskolavassvilmos
 
AHP Practice Educator Training Glasgow January 2014
AHP Practice Educator Training Glasgow January 2014AHP Practice Educator Training Glasgow January 2014
AHP Practice Educator Training Glasgow January 2014
Heather Gray
 
Hogyan méretezzünk tűzfalat?
Hogyan méretezzünk tűzfalat?Hogyan méretezzünk tűzfalat?
Hogyan méretezzünk tűzfalat?
Gloster telekom Kft.
 

Viewers also liked (20)

Analytical Hierarchy Process (AHP)
Analytical Hierarchy Process (AHP)Analytical Hierarchy Process (AHP)
Analytical Hierarchy Process (AHP)
 
Ahp calculations
Ahp calculationsAhp calculations
Ahp calculations
 
Analytic Hierarchy Process AHP
Analytic Hierarchy Process AHPAnalytic Hierarchy Process AHP
Analytic Hierarchy Process AHP
 
Apply AHP in decision making
Apply AHP in decision makingApply AHP in decision making
Apply AHP in decision making
 
20060411 Analytic Hierarchy Process (AHP)
20060411 Analytic Hierarchy Process (AHP)20060411 Analytic Hierarchy Process (AHP)
20060411 Analytic Hierarchy Process (AHP)
 
Ahp
AhpAhp
Ahp
 
Using the Analytic Hierarchy Process (AHP) to Select and Prioritize Project...
Using the Analytic Hierarchy Process  (AHP) to Select and Prioritize  Project...Using the Analytic Hierarchy Process  (AHP) to Select and Prioritize  Project...
Using the Analytic Hierarchy Process (AHP) to Select and Prioritize Project...
 
Analytic hierarchy process
Analytic hierarchy processAnalytic hierarchy process
Analytic hierarchy process
 
10. pertemuan 9 (pemodelan ahp)
10. pertemuan 9 (pemodelan ahp)10. pertemuan 9 (pemodelan ahp)
10. pertemuan 9 (pemodelan ahp)
 
Project risk management ahp
Project risk management   ahpProject risk management   ahp
Project risk management ahp
 
MCDM Introduction 08-01
MCDM Introduction 08-01MCDM Introduction 08-01
MCDM Introduction 08-01
 
Multi criteria decision support system on mobile phone selection with ahp and...
Multi criteria decision support system on mobile phone selection with ahp and...Multi criteria decision support system on mobile phone selection with ahp and...
Multi criteria decision support system on mobile phone selection with ahp and...
 
TOPSIS - A multi-criteria decision making approach
TOPSIS - A multi-criteria decision making approachTOPSIS - A multi-criteria decision making approach
TOPSIS - A multi-criteria decision making approach
 
Analytical Hierarchy Process (AHP)
Analytical Hierarchy Process (AHP)Analytical Hierarchy Process (AHP)
Analytical Hierarchy Process (AHP)
 
Az SZTNH oktatási tevékenysége
Az SZTNH oktatási tevékenységeAz SZTNH oktatási tevékenysége
Az SZTNH oktatási tevékenysége
 
How to do ahp analysis in excel
How to do ahp analysis in excelHow to do ahp analysis in excel
How to do ahp analysis in excel
 
Ahp model
Ahp modelAhp model
Ahp model
 
A kreatív iskola
A kreatív iskolaA kreatív iskola
A kreatív iskola
 
AHP Practice Educator Training Glasgow January 2014
AHP Practice Educator Training Glasgow January 2014AHP Practice Educator Training Glasgow January 2014
AHP Practice Educator Training Glasgow January 2014
 
Hogyan méretezzünk tűzfalat?
Hogyan méretezzünk tűzfalat?Hogyan méretezzünk tűzfalat?
Hogyan méretezzünk tűzfalat?
 

Similar to Ahp-analytical hierarchy process

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Saham
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan SahamSistem Pendukung Keputusan Pemilihan Saham
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Saham
spamfaifai
 
Ppt proposal
Ppt proposal Ppt proposal
Ppt proposal
Putri Sasmadiyani
 
39327_mss-pertemun-12_1480954175.pptx
39327_mss-pertemun-12_1480954175.pptx39327_mss-pertemun-12_1480954175.pptx
39327_mss-pertemun-12_1480954175.pptx
ArisSatia
 
Pengambilan Keputusan Dengan AHP.pptx
Pengambilan Keputusan Dengan AHP.pptxPengambilan Keputusan Dengan AHP.pptx
Pengambilan Keputusan Dengan AHP.pptx
ssuser9dddf7
 
2016_Ankep_08_-_AHP_2.pdf
2016_Ankep_08_-_AHP_2.pdf2016_Ankep_08_-_AHP_2.pdf
2016_Ankep_08_-_AHP_2.pdf
AsepRahmatullah2
 
Presentasi Analytic Hierarchy Process (AHP)
Presentasi Analytic Hierarchy Process (AHP)Presentasi Analytic Hierarchy Process (AHP)
Presentasi Analytic Hierarchy Process (AHP)
Dex Gunt
 
Presentasi AHP
Presentasi AHPPresentasi AHP
Presentasi AHPsilhouette
 
ahp sederhana.pptx
ahp sederhana.pptxahp sederhana.pptx
ahp sederhana.pptx
ssuser06f731
 
Promethee
PrometheePromethee
Promethee
Rama Renspandy
 
AHP pemilihan supplier_dipakai di kelas.pptx
AHP pemilihan supplier_dipakai di kelas.pptxAHP pemilihan supplier_dipakai di kelas.pptx
AHP pemilihan supplier_dipakai di kelas.pptx
Cuppycake12
 
Metode Pemilihan dan Penetapan Lokasi Pabrik
Metode Pemilihan dan Penetapan Lokasi PabrikMetode Pemilihan dan Penetapan Lokasi Pabrik
Metode Pemilihan dan Penetapan Lokasi Pabrikhenrianto leo
 
PPT KELOMPOK 2 DSS.pptx
PPT KELOMPOK 2 DSS.pptxPPT KELOMPOK 2 DSS.pptx
PPT KELOMPOK 2 DSS.pptx
UkiUngga
 
spk4[1]......................................ppt
spk4[1]......................................pptspk4[1]......................................ppt
spk4[1]......................................ppt
IndraSN1
 
Pertemuan13
Pertemuan13Pertemuan13
Pertemuan13
donasiilmu
 
Peng Kep Indeks Kinerja-kom.ppt
Peng Kep Indeks Kinerja-kom.pptPeng Kep Indeks Kinerja-kom.ppt
Peng Kep Indeks Kinerja-kom.ppt
ssuser9dddf7
 
Analisis Keputusan
Analisis KeputusanAnalisis Keputusan
Analisis Keputusan
Ibnu Khayath Farisanu
 

Similar to Ahp-analytical hierarchy process (17)

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Saham
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan SahamSistem Pendukung Keputusan Pemilihan Saham
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Saham
 
Ppt proposal
Ppt proposal Ppt proposal
Ppt proposal
 
39327_mss-pertemun-12_1480954175.pptx
39327_mss-pertemun-12_1480954175.pptx39327_mss-pertemun-12_1480954175.pptx
39327_mss-pertemun-12_1480954175.pptx
 
Pengambilan Keputusan Dengan AHP.pptx
Pengambilan Keputusan Dengan AHP.pptxPengambilan Keputusan Dengan AHP.pptx
Pengambilan Keputusan Dengan AHP.pptx
 
2016_Ankep_08_-_AHP_2.pdf
2016_Ankep_08_-_AHP_2.pdf2016_Ankep_08_-_AHP_2.pdf
2016_Ankep_08_-_AHP_2.pdf
 
Presentasi Analytic Hierarchy Process (AHP)
Presentasi Analytic Hierarchy Process (AHP)Presentasi Analytic Hierarchy Process (AHP)
Presentasi Analytic Hierarchy Process (AHP)
 
Presentasi AHP
Presentasi AHPPresentasi AHP
Presentasi AHP
 
ahp sederhana.pptx
ahp sederhana.pptxahp sederhana.pptx
ahp sederhana.pptx
 
Promethee
PrometheePromethee
Promethee
 
AHP pemilihan supplier_dipakai di kelas.pptx
AHP pemilihan supplier_dipakai di kelas.pptxAHP pemilihan supplier_dipakai di kelas.pptx
AHP pemilihan supplier_dipakai di kelas.pptx
 
Metode Pemilihan dan Penetapan Lokasi Pabrik
Metode Pemilihan dan Penetapan Lokasi PabrikMetode Pemilihan dan Penetapan Lokasi Pabrik
Metode Pemilihan dan Penetapan Lokasi Pabrik
 
PPT KELOMPOK 2 DSS.pptx
PPT KELOMPOK 2 DSS.pptxPPT KELOMPOK 2 DSS.pptx
PPT KELOMPOK 2 DSS.pptx
 
spk4[1]......................................ppt
spk4[1]......................................pptspk4[1]......................................ppt
spk4[1]......................................ppt
 
Pertemuan13
Pertemuan13Pertemuan13
Pertemuan13
 
Studi kasus AHP
Studi kasus AHPStudi kasus AHP
Studi kasus AHP
 
Peng Kep Indeks Kinerja-kom.ppt
Peng Kep Indeks Kinerja-kom.pptPeng Kep Indeks Kinerja-kom.ppt
Peng Kep Indeks Kinerja-kom.ppt
 
Analisis Keputusan
Analisis KeputusanAnalisis Keputusan
Analisis Keputusan
 

Recently uploaded

PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.pptPPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
WewikAyuPrimaDewi
 
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahirPPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
yardsport
 
Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptxTugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
SunakonSulistya
 
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
TeguhWinarno6
 
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
RizkyAji15
 
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipaMateri pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
sarahshintia630
 
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docxtemplate undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
ansproduction72
 
pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdfpemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
fuji226200
 
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docxCONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
WagKuza
 
Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptxBahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
dwiagus41
 
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay..."Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
Muhammad Nur Hadi
 
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan (1).pptx
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan  (1).pptxPresentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan  (1).pptx
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan (1).pptx
muhammadfauzi951
 

Recently uploaded (12)

PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.pptPPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
 
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahirPPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
 
Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptxTugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
 
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
 
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
 
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipaMateri pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
 
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docxtemplate undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
 
pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdfpemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
 
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docxCONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
 
Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptxBahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
 
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay..."Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
 
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan (1).pptx
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan  (1).pptxPresentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan  (1).pptx
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan (1).pptx
 

Ahp-analytical hierarchy process

  • 1. AHP (Analytical Hierarchy Process) KELAS ROL A 2016
  • 2. AHP (Analytical Hierarchy Process) AHP merupakan metode membuat peringkat alternatif keputusan dan memilih keputusan terbaik berdasarkan beberapa tujuan dan kriteria yang dijadikan suatu bentuk hierarki. Apabila Goal Programming menjawab pertanyaan “Berapa banyak” , maka AHP menjawab pertanyaan “Yang mana”. Hierarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif.
  • 3. Langkah-Langkah Metode AHP •Mendefinisikan struktur hierarki masalah yang akan dipecahkan. •Memberikan pembobotan elemen-elemen pada setiap level dari hierarki •Menghitung prioritas terbobot (weighted priority) •Menampilkan urutan/ranking dari alternatif-alternatif yang dipertimbangkan.
  • 4. Kelebihan dan Kelemahan Metode AHP Kelebihan: • Kesatuan (Unity) • Kompleksitas (Complexity) • Saling ketergantungan (Inter Dependence) • Struktur Hirarki (Hierarchy Structuring) • Pengukuran (Measurement) • Konsistensi (Consistency) • Sintesis (Synthesis) • Trade Off • Penilaian dan Konsensus (Judgement and Consensus) Kelemahan: • Berdasarkan subjektivitas • Tidak ada pengujian secara statistik sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk
  • 5. PENGGUNAAN AHP SouthCorp Development akan membangun dan mengoperasikan pusat perbelanjaan di seluruh negeri. Tiga lokasi potensial: Atlanta, Brimingham dan Charlotte. Kriteria: - market base pelanggan (termasuk ukuran pasar secara keseluruhan dan tingkat usia) - tingkat pendapatan - infrastruktur (termasuk utilitas dan jalan) - transportasi (dekat dengan jalan raya antar negara untuk pengiriman pasokan dan akses pelanggan) Tujuan: Pemilihan tempat terbaik dan kontribusi setiap kriteria untuk mencapai tujuan Dalam metode AHP dilakukan pembentukan preferensi untuk setiap alternatif keputusan pada setiap kriteria.
  • 6. Pairwise Comparisons Pada AHP, pembuat keputusan menentukan seberapa baik setiap alternatif yang ada melalui “score” dengan menggunakan pairwise comparisons. Perbandingan ini melibatkan dua altenatif (sepasang) sehingga salah satu dari kriteria atau indikasi yang menunjukkan preferensi terhadap alternatf tertentu. Sebagai contoh pada kasus SouthCorp dengan membandingkan antara Atlanta (A) dengan Brimingham (B) untuk memutuskan pilihan mana yang paling dipilih berdasarkan kriteria customer market. Perbandingan dibuat menggunakan skala preferensi yang memberikan nilai angka untuk berbagai tingkat preferensi. Berikut adalah skala preferensi :
  • 7. SKALA PREFERENSI Pada AHP menggunakan skala preferensi. Skala ini telah ditentukan oleh seorang expert dibidang AHP untuk menjadi dasar yang memadai dalam membandingkan dua alternatif. Setiap rating yang diberikan harus berdasarkan pada skala perbandingan dua alternatif. Level Preferensi Nilai Angka Equally preferred 1 Equally to moderately preferred 2 Moderately preferred 3 Moderately to strongly preferred 4 Strongly preferred 5 Strongly to very strongly preferred 6 Very strongly preferred 7 Very strongly to extremely preferred 8 Extremely preferred 9
  • 8. Apabila Southcorp membandingkan Atlanta dengan Brimingham dan cenderung lebih memilih Atlanta yang menghasilka nilai perbandingan 3 untuk Atlanta pada kriteria customer market. Sourhcorp tidak perlu membandingkan Brimingham dengan Atlanta untuk perbandingan berlawanan, karena nilai Brimingham dan Atlanta hanya kebalikan dari preferensi Atlanta dengan Brimingham, Sehingga dapat kita ketahui nilai preferensi dari Atlanta dengan Brimingham 3 dan Brimingham dengan Atlanta adalah ⅓ . Peringkat pairwise comparisons Southcorp untuk setiap alternatif berdasarkan kriteria customer market dirangkum dalam matriks. Matriks perbandingan akan memiliki umlah baris dan kolom sama dengan alternatif keputusan. Matriks ini menunjukkan bahwa kriteria customer market pasar pelanggan di Atlanta (A) sama dengan cukup disukai (2) atas pasar pelanggan Charlotte (C), namun Charlotte (C) sangat disukai (5) atas Birmingham (B). SKALA PREFERENSI (Cont’d)
  • 9. Perhatikan bahwa setiap situs dibandingkan terhadap dirinya sendiri, seperti A dibandingkan dengan A, harus "sama-sama disukai," dengan nilai preferensi 1. Dengan demikian, nilai-nilai di sepanjang diagonal dari matriks kita harus 1s. Sisanya matriks pairwise comparisons untuk tiga kriteria lain yaitu tingkat pendapatan, infrastruktur, dan transportasi telah dikembangkan oleh Southcorp sebagai berikut SKALA PREFERENSI (Cont’d)
  • 10. Developing Preferences Within Criteria Langkah berikutnya dalam AHP adalah untuk memprioritaskan alternatif keputusan dalam setiap kriteria. Menentukan preferensi pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya untuk masing-masing kriteria dengan memberikan skor preferensi untuk setiap alternatif keputusan. Langkah 1 : Membuat nilai preferensi dengan menjumlahkan nilai dalam setiap kolom matriks pairwise comparison.
  • 11. Developing Preferences Within Criteria (Cont’d) Kemudian setiap nilai dalam kolom dibagi dengan kolom jumlah. Contoh nilai kolom A = 1, maka 1 : 11/6 = 1 x 6/11 = 6/11. Begitu seterusnya untuk setiap nilai dalam kolom. Hasilnya adalah sebagai berikut.
  • 12. Developing Preferences Within Criteria (Cont’d) Langkah selanjutnya adalah menghitung rata-rata nilai dalam setiap baris. Pada tahapan ini nilai pecahan pada matrix diubah menjadi nilai decimal. Row average untuk setiap tempat (dalam hal ini setiap alternative keputusan) dapat digambarkan dalam tabel berikut.
  • 13. Developing Preferences Within Criteria (Cont’d) Langkah-langkah perhitungan seperti di atas juga dilakukan pada kriteria yang lain. Berikut adalah matriks preferensi criteria
  • 14. Ranking the Criteria Menentukan bobot atau kepentingan dari setiap kriteria → Perangkingan kriteria dari yang terpenting hingga yang kurang penting. Menggunakan pairwise comparison
  • 15. Ranking the Criteria Matrix normalisasi dengan nilai decimal dan row average untuk setiap kriteria Next step: Mengkombinasikan matrix preferensi untuk setiap alternative pada setiap criteria, dengan vector preferensi untuk 4 kriteria.
  • 16. Developing an Overall Ranking Tulis kembali hasil matriks preferensi untuk setiap tempat (alternatif keputusan) pada setiap kriteria Sedangkan hasil vector preferensi untuk 4 kriteria adalah
  • 17. Developing an Overall Ranking Semua nilai/skor pada setiap site dihitung dengan mengalikan setiap nilai pada vector preferensi criteria dengan nilai matriks preferensi, kemudian menjumlahkannya. site A score = 0.1993(0.5012) + 0.6535(0.2819) + 0.0860(0.1790) + 0.0612(0.1561) = 0.3091 site B score = 0.1993(0.1185) + 0.6535(0.0598) + 0.0860(0.6850) + 0.0612(0.6196) = 0.1595 site C score = 0.1993(0.3803) + 0.6535(0.6583) + 0.0860(0.1360) + 0.0612(0.2243) = 0.5314 Hasil perangkingan AHP
  • 18. Summary of step: 1. Membuat matriks pairwise comparison untuk setiap alternative keputusan pada setiap criteria 2. Syntesization: A. Menjumlahkan nilai pada setiap kolom matriks pairwise comparison B. Membagi setiap nilai pada kolom pairwise comparison dengan kolom jumlah (matriks normalisasi) C. Menghitung rata-rata nilai pada setiap baris (vector preferensi) D. Mengkombinasikan vector preferensi pada setiap criteria (dari langkah 2c) menjadi matrix preferensi untuk setiap alternatif pada setiap kriteria 3. Membuat matriks pairwise comparison untuk seluruh criteria 4. Menghitung matriks normalisasi dengan membagi setiap nilai pada setiap kolom dengan kolom jumlah 5. Membuat vector preferensi dengan menghitung row average 6. Menghitung seluruh skor pada setiap alternative keputusan dengan mengalikan vector preferensi criteria (pada langkah 5) dengan matriks kriteria (dari langkah 2d) 7. Membuat perangkingan untuk alternative keputusan berdasarkan besarnya skor dari langkah 6.
  • 19. AHP Consistency AHP didasarkan pada pairwise comparisons pembuat keputusan menggunakan preferensi antara alternatif keputusan untuk kriteria yang berbeda. Secara normal dalam AHP, pengembangan pairwise comparisons dapat melalui wawancara untuk memperoleh preferensi lisan dari pengambil keputusan. Namun terkadang pembuat keputusan melakukan banyak perbandingan sehingga dapat diragukan validitas dan konsistensinya. Oleh karena itu satu set dari pairwise comparisons harus konsisten dengan set pairwise comparisons yang lain.
  • 20. AHP Consistency Contoh penggunaan pilihan alternatif, untuk kriteria tingkat pendapatan Southcorp menunjukkan bahwa A “sangat-sangat disukai” dari B, kemudian A “cukup disukai” dari C, namun ketika SouthCorp mengatakan bahwa C “sama disukai” dari B untuk krriteria yang sama maka perbandingan tidak sepenuhnya konsisten dengan pairwise comparisons sebelumnya. Sehingga indeks konsistensi (CI) dapat dihitung dengan mengukur tingkat inkonsistensi dalam pairwise comparisons.
  • 21. AHP Consistency (cont’d) Kemudian dilakukan perhitungan konsistensi dari pairwise comparisons untuk empat kriteria pemilihan lokasi. Matriks ditampilkan sebagai berikut, dikalikan dengan vektor preferensi untuk kriteria:
  • 22. Hasil dari perkalian matriks ini dan vektor dihitung sebagai berikut: Selanjutnya, kita membagi masing-masing nilai sesuai bobot dari vektor preferensi kriteria: AHP Consistency (cont’d)
  • 23. AHP Consistency (cont’d) Jika pembuat keputusan Southcorp adalah pengambil keputusan sangat konsisten, maka masing-masing rasio ini akan persis 4 karena jumlah alternatif yang dibandingkan dalam hal ini empat kriteria. Berikutnya, kita rata-rata nilai-nilai yang dihasilkan dari perhitugan sebelumnya dengan menjumlahkan mereka dan membaginya dengan 4:
  • 24. AHP Consistency (cont’d) Indeks konsistensi (CI) dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
  • 25. AHP Consistency (con’t) Karena South-corp tidak dapat secara sempurna konsisten maka pertanyaan berikutnya adalah tingkat inkonsistensi yang dapat diterima. Tingkat yang dapat diterima konsistensi ditentukan dengan membandingkan CI dengan indeks acak yaitu RI, dimana RI merupakan indeks konsistensi matriks pairwise comparisons secara acak. RI memiliki nilai-nilai yang ditunjukkan pada tabel dibawah ini dan bergantung pada jumlah kriteria (n) yang dibandingkan. Pada contoh studi kasus ini adalah 4 kriteria :
  • 26. AHP Consistency (con’t) Tingkat konsistensi untuk perbandingan berpasangan dalam matriks kriteria keputusan ditentukan dengan menghitung rasio CI ke RI: Secara umum tingkat konsistensi pada kasus ini memuaskan, dan apabila ada kemungkinan inkonsisten yang serius maka hasil AHP tidak bermakna. Dan perlu diingat bahwa dalam kasus ini telah dilakukan evaluasi tingkat konsistensi dalam kriteria preferensi matriks dan belum diverifikasi konsisten seluruh AHP. Harus dilakukan evaluasi pairwise comparisons untuk empat matriks kriteria sebelum bisa dipastikan seluruh AHP untuk kasus ini adalah konsisten
  • 27. AHP with Excel Spreadsheets Berbagai langkah komputasi yang terlibat dalam AHP dapat dilakukan pula menggunakan spreadsheet Excel. Pertama buat pairewise comparison antar tiap kriteria beserta normalized Metric dengan row averages. Berikut hasil yang didapatkan
  • 28. AHP with Excel Spreadsheets (cont’d) Tahap selanjutnya ialah mengembangakan matriks perbandingan (pairwise comparison) dan matriks normalisasi (normalized matrix) untuk empat kriteria yang berguna untuk memberikan urutan/ ranking pada sebuah kriteria.
  • 29. AHP with Excel Spreadsheets (cont’d) Tahap final dari AHP ialah mengembangkan urutan/ranking secara keseluruhan. Maka dibutuhkan matriks dari semua kriteria yang dipakai dan vektor preferensi dari kriteria. Maka dari peranking-an tersebut didapatkan hasil urutan Charlotte, Atlanta, dan Birmingham
  • 30. Scoring Model Scoring model merupakan metode pembuat peringkat yang hampir mirip dengan metode AHP, namun scoring model hanya menggunakan model matematis sederhana. Pada Scoring model biasanya kriteria keputusan berbobot pada kepentingan relatif dari setiap permasalahan, dan setiap keputusan alternatif dinilai dalam hal seberapa baik dalam memenuhi suatu kriteria. Berikut rumusnya wj = berat antara 0 dan 1,00 ditugaskan untuk kriteria j gij = kelas antara 0 dan 100 yang menunjukkan seberapa baik alternatif keputusan saya memenuhi kriteria j Si = total score untuk keputusan alternatif i, apabila score tinggi maka hasil lebih baik.
  • 31. Scoring Model with Excel Solution Scoring model for the sweats and sweaters location example