Dokumen tersebut membahas tentang metode Analytical Hierarchy Process (AHP) yang digunakan untuk membantu seseorang bernama Si Budi memilih pantai mana yang akan dikunjunginya di sekitar Kendari. AHP digunakan dengan menetapkan kriteria keindahan, keamanan, fasilitas, dan biaya, serta alternatif pantai Toronipa, Batu Gong, dan Nambo. Perhitungan vektor prioritas dilakukan untuk setiap kriteria dan alternatif, serta
Dokumen tersebut membahas tentang pengantar logistik dan distribusi. Ia memberikan penjelasan mengenai konsep dasar logistik, rantai pasok, distribusi dan transportasi serta isu-isu terkait."
Dokumen tersebut membahas tentang perancangan tata letak yang meliputi pengertian teknik industri, lingkup perancangan tata letak, aspek-aspek yang dipertimbangkan dalam perancangan tata letak, ilmu-ilmu yang dibutuhkan, stakeholder yang terlibat, dan tahapan-tahapan perancangan tata letak."
Perencanaan agregat memainkan peran penting dalam menentukan parameter operasional seperti tingkat produksi, tenaga kerja, persediaan, dan subkontrak selama periode perencanaan agar dapat memenuhi permintaan dan memaksimalkan keuntungan rantai pasokan. Perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai strategi seperti mengikuti permintaan, fleksibilitas waktu, atau menjaga tingkat produksi konstan sambil mengandalkan persediaan untuk men
Dokumen tersebut membahas tentang tahapan identifikasi kebutuhan konsumen dalam proses pengembangan produk, mulai dari menetapkan lingkup, mengumpulkan data mentah, interpretasi kebutuhan, pengorganisasian secara hirarki, hingga penetapan bobot kepentingan. Langkah-langkah tersebut bertujuan untuk memastikan produk dikembangkan berdasarkan kebutuhan sebenarnya konsumen.
Dokumen tersebut membahas tentang metode Analytical Hierarchy Process (AHP) yang digunakan untuk membantu seseorang bernama Si Budi memilih pantai mana yang akan dikunjunginya di sekitar Kendari. AHP digunakan dengan menetapkan kriteria keindahan, keamanan, fasilitas, dan biaya, serta alternatif pantai Toronipa, Batu Gong, dan Nambo. Perhitungan vektor prioritas dilakukan untuk setiap kriteria dan alternatif, serta
Dokumen tersebut membahas tentang pengantar logistik dan distribusi. Ia memberikan penjelasan mengenai konsep dasar logistik, rantai pasok, distribusi dan transportasi serta isu-isu terkait."
Dokumen tersebut membahas tentang perancangan tata letak yang meliputi pengertian teknik industri, lingkup perancangan tata letak, aspek-aspek yang dipertimbangkan dalam perancangan tata letak, ilmu-ilmu yang dibutuhkan, stakeholder yang terlibat, dan tahapan-tahapan perancangan tata letak."
Perencanaan agregat memainkan peran penting dalam menentukan parameter operasional seperti tingkat produksi, tenaga kerja, persediaan, dan subkontrak selama periode perencanaan agar dapat memenuhi permintaan dan memaksimalkan keuntungan rantai pasokan. Perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai strategi seperti mengikuti permintaan, fleksibilitas waktu, atau menjaga tingkat produksi konstan sambil mengandalkan persediaan untuk men
Dokumen tersebut membahas tentang tahapan identifikasi kebutuhan konsumen dalam proses pengembangan produk, mulai dari menetapkan lingkup, mengumpulkan data mentah, interpretasi kebutuhan, pengorganisasian secara hirarki, hingga penetapan bobot kepentingan. Langkah-langkah tersebut bertujuan untuk memastikan produk dikembangkan berdasarkan kebutuhan sebenarnya konsumen.
Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan metode pengambilan keputusan multi kriteria yang melibatkan perbandingan berpasangan antar kriteria dan alternatif untuk menentukan bobot masing-masing. AHP memiliki langkah-langkah perhitungan matematis untuk menentukan bobot kriteria dan nilai preferensi alternatif berdasarkan kriteria tersebut. Metode ini telah banyak diterapkan dalam berbagai konteks pengambilan keputusan
Dokumen tersebut merangkum penggunaan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan program unggulan daerah. AHP digunakan untuk menentukan prioritas alternatif berdasarkan kriteria yang ditetapkan melalui proses perbandingan berpasangan dan penetapan bobot. Langkah-langkahnya meliputi pembentukan hierarki masalah, pembuatan matriks perbandingan, penetapan vektor eigen untuk bobot kriteria dan alternatif, serta
Dokumen tersebut membahas desain jaringan distribusi untuk pengiriman barang dari produsen ke konsumen. Beberapa jenis desain yang disebutkan adalah pengiriman langsung, pengiriman dengan milk run, penggunaan pusat distribusi, dan jaringan terpadu yang melibatkan berbagai metode. Dokumen ini juga membahas penerapan berbagai desain jaringan distribusi oleh perusahaan-perusahaan besar dan manfaat penggunaan cross docking.
The process of collecting multiple shipments of goods from several shippers for several consignee are packaged in a single unit that carried out by a third party
Tata letak proses atau process layout adalah pengaturan mesin dan peralatan produksi berdasarkan jenis dan fungsinya, dengan menempatkan peralatan serupa di departemen yang sama. Tata letak ini cocok untuk produksi volume kecil dan fleksibel, namun meningkatkan waktu produksi dan biaya penanganan material.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Ujian akhir semester mata kuliah Matematika Statistika di Universitas PGRI Adi Buana Surabaya membahas soal-soal distribusi hipergeometrik, binomial, Poisson, dan normal untuk menentukan berbagai probabilitas.
Teks tersebut membahas tentang Metode Batu Loncatan (Stepping Stone Method) sebagai salah satu metode transportasi untuk mendapatkan solusi optimal dari masalah transportasi dengan biaya minimum. Metode ini menggunakan pendekatan trial and error untuk merubah alokasi produk hingga mendapatkan alokasi yang optimal dengan mempertimbangkan pengurangan biaya per unit yang lebih besar dari penambahan biayanya."
Dokumen tersebut membahas karakteristik penelitian kualitatif dan kuantitatif serta metode campuran. Penelitian kualitatif berfokus pada pengumpulan data di lapangan, peneliti sebagai alat utama, sumber data beragam, dan analisis data induktif dan deduktif untuk memahami makna bagi partisipan. Penelitian kuantitatif menekankan desain survei dan eksperimen dengan variabel, sampel, dan analisis statistik. Metode campuran melib
Dokumen tersebut merupakan laporan tugas besar permodelan sistem untuk usaha laundry bernama "Waroenk Laundry". Laporan tersebut membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan, profil perusahaan, analisis sistem stakeholder, hierarki sistem, dan influence diagram dari Waroenk Laundry untuk meminimalkan kerugian yang terjadi.
Dokumen tersebut berisi soal-soal tentang peta kontrol variabel berupa pilihan ganda dan hitungan. Pada bagian pilihan ganda, terdapat pertanyaan mengenai karakteristik dan contoh-contoh peta kontrol variabel serta tujuan penggunaan peta x. Sedangkan pada bagian hitungan, terdapat soal mengenai penghitungan nilai batas peta x dan peta r berdasarkan data yang diberikan. [/ringkasan]
Manajemen pengadaan membahas tentang tugas-tugas bagian pengadaan dalam memilih dan mengelola supplier, meliputi proses pembelian rutin maupun tender, kriteria pemilihan supplier, teknik penilaian kinerja supplier, serta manfaat sistem e-procurement bagi perusahaan.
The Analytical Hierarchy Process (AHP) is a decision-making tool that breaks down a complex problem into a hierarchical structure. It decomposes the overall goal into criteria and sub-criteria, and provides a scale from 1 to 9 to assess the relative importance of each element against others. Alternatives are evaluated against each criteria and weighted according to the importance of the criteria to arrive at an overall ranking for each alternative.
The document describes the Analytic Hierarchy Process (AHP), a technique for structuring complex decisions. It involves breaking the decision down into a hierarchy, then using pairwise comparisons to determine the relative importance of criteria and alternatives. The example provided illustrates Judy Grim using AHP to choose a new computer system. She identifies hardware, software, and vendor support as criteria. Alternatives are three computer systems. Pairwise comparisons assign weights to criteria and ratings to alternatives on each criterion. The highest rated alternative is selected.
Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan metode pengambilan keputusan multi kriteria yang melibatkan perbandingan berpasangan antar kriteria dan alternatif untuk menentukan bobot masing-masing. AHP memiliki langkah-langkah perhitungan matematis untuk menentukan bobot kriteria dan nilai preferensi alternatif berdasarkan kriteria tersebut. Metode ini telah banyak diterapkan dalam berbagai konteks pengambilan keputusan
Dokumen tersebut merangkum penggunaan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan program unggulan daerah. AHP digunakan untuk menentukan prioritas alternatif berdasarkan kriteria yang ditetapkan melalui proses perbandingan berpasangan dan penetapan bobot. Langkah-langkahnya meliputi pembentukan hierarki masalah, pembuatan matriks perbandingan, penetapan vektor eigen untuk bobot kriteria dan alternatif, serta
Dokumen tersebut membahas desain jaringan distribusi untuk pengiriman barang dari produsen ke konsumen. Beberapa jenis desain yang disebutkan adalah pengiriman langsung, pengiriman dengan milk run, penggunaan pusat distribusi, dan jaringan terpadu yang melibatkan berbagai metode. Dokumen ini juga membahas penerapan berbagai desain jaringan distribusi oleh perusahaan-perusahaan besar dan manfaat penggunaan cross docking.
The process of collecting multiple shipments of goods from several shippers for several consignee are packaged in a single unit that carried out by a third party
Tata letak proses atau process layout adalah pengaturan mesin dan peralatan produksi berdasarkan jenis dan fungsinya, dengan menempatkan peralatan serupa di departemen yang sama. Tata letak ini cocok untuk produksi volume kecil dan fleksibel, namun meningkatkan waktu produksi dan biaya penanganan material.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Ujian akhir semester mata kuliah Matematika Statistika di Universitas PGRI Adi Buana Surabaya membahas soal-soal distribusi hipergeometrik, binomial, Poisson, dan normal untuk menentukan berbagai probabilitas.
Teks tersebut membahas tentang Metode Batu Loncatan (Stepping Stone Method) sebagai salah satu metode transportasi untuk mendapatkan solusi optimal dari masalah transportasi dengan biaya minimum. Metode ini menggunakan pendekatan trial and error untuk merubah alokasi produk hingga mendapatkan alokasi yang optimal dengan mempertimbangkan pengurangan biaya per unit yang lebih besar dari penambahan biayanya."
Dokumen tersebut membahas karakteristik penelitian kualitatif dan kuantitatif serta metode campuran. Penelitian kualitatif berfokus pada pengumpulan data di lapangan, peneliti sebagai alat utama, sumber data beragam, dan analisis data induktif dan deduktif untuk memahami makna bagi partisipan. Penelitian kuantitatif menekankan desain survei dan eksperimen dengan variabel, sampel, dan analisis statistik. Metode campuran melib
Dokumen tersebut merupakan laporan tugas besar permodelan sistem untuk usaha laundry bernama "Waroenk Laundry". Laporan tersebut membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan, profil perusahaan, analisis sistem stakeholder, hierarki sistem, dan influence diagram dari Waroenk Laundry untuk meminimalkan kerugian yang terjadi.
Dokumen tersebut berisi soal-soal tentang peta kontrol variabel berupa pilihan ganda dan hitungan. Pada bagian pilihan ganda, terdapat pertanyaan mengenai karakteristik dan contoh-contoh peta kontrol variabel serta tujuan penggunaan peta x. Sedangkan pada bagian hitungan, terdapat soal mengenai penghitungan nilai batas peta x dan peta r berdasarkan data yang diberikan. [/ringkasan]
Manajemen pengadaan membahas tentang tugas-tugas bagian pengadaan dalam memilih dan mengelola supplier, meliputi proses pembelian rutin maupun tender, kriteria pemilihan supplier, teknik penilaian kinerja supplier, serta manfaat sistem e-procurement bagi perusahaan.
The Analytical Hierarchy Process (AHP) is a decision-making tool that breaks down a complex problem into a hierarchical structure. It decomposes the overall goal into criteria and sub-criteria, and provides a scale from 1 to 9 to assess the relative importance of each element against others. Alternatives are evaluated against each criteria and weighted according to the importance of the criteria to arrive at an overall ranking for each alternative.
The document describes the Analytic Hierarchy Process (AHP), a technique for structuring complex decisions. It involves breaking the decision down into a hierarchy, then using pairwise comparisons to determine the relative importance of criteria and alternatives. The example provided illustrates Judy Grim using AHP to choose a new computer system. She identifies hardware, software, and vendor support as criteria. Alternatives are three computer systems. Pairwise comparisons assign weights to criteria and ratings to alternatives on each criterion. The highest rated alternative is selected.
The document discusses the Analytic Hierarchy Process (AHP), a multi-criteria decision analysis technique developed by Thomas Saaty. It can be used to help decision makers address complex decisions with multiple criteria. The AHP breaks down a decision into a hierarchy, with the overall goal at the top and criteria and alternatives below. Pairwise comparisons are used to assign weights to criteria and scores to alternatives to determine overall priority. The process involves structuring the problem, setting criteria priorities through pairwise comparisons, scoring alternatives on each criterion, and calculating overall scores to rank alternatives. It has been widely applied in fields like manufacturing, technology, and public policy decisions.
The document provides an overview of the Analytic Hierarchy Process (AHP), a decision-making tool developed by Thomas Saaty in the 1970s. It discusses the background, development, methodology, applications, advantages, and disadvantages of AHP. Examples of organizations that use AHP for decision making are also given, along with a case study on how AHP was used to evaluate candidates for an entrepreneur award in Terengganu, Malaysia.
20060411 Analytic Hierarchy Process (AHP)Will Shen
The Analytic Hierarchy Process (AHP) is a decision-making tool that breaks down complex decisions into a series of pairwise comparisons. It allows decision makers to incorporate both qualitative and quantitative factors. The AHP works by:
1) Computing weights for each decision criterion through pairwise comparisons.
2) Scoring alternatives based on each criterion.
3) Multiplying the weights and scores to obtain overall scores for each alternative.
4) Ranking the alternatives based on their overall scores. Consistency is also checked to ensure reliable results. An example is provided to illustrate the AHP process.
The document discusses the Analytical Hierarchy Process (AHP), a decision-making tool used to prioritize alternatives and build an additive value function. AHP attempts to mirror the human decision process by structuring decisions into a hierarchy and using pairwise comparisons. It allows for multiple decision makers and can provide weights for criteria, though inconsistencies may arise and it is controversial due to issues like rank reversal. The document outlines the AHP procedure and discusses measuring and addressing consistency in pairwise comparisons.
Using the Analytic Hierarchy Process (AHP) to Select and Prioritize Project...Ricardo Viana Vargas
The objective of this paper is to present, discuss and apply the principles and techniques of the Analytic Hierarchy Process (AHP) in the prioritization and selection of projects in a portfolio. AHP is one of the main mathematical models currently available to support the decision theory.
The document describes the Analytic Hierarchy Process (AHP), which is a structured technique for organizing and analyzing complex decisions. AHP involves constructing a hierarchy of criteria and alternatives, then making pairwise comparisons between elements to determine their relative importance. These comparisons are used to calculate weights for criteria and priorities for alternatives. The document provides an example of using AHP to select a car based on style, reliability, and fuel economy criteria. It also outlines the steps to determine criteria weights, alternative priorities, and consistency ratios in AHP.
The Analytic Hierarchy Process (AHP) is a multi-criteria decision making method developed by Saaty in 1980. AHP breaks down decisions into a hierarchy of criteria and alternatives, assigns weights to criteria based on pairwise comparisons, and synthesizes weights to rank alternatives. Consistency is ensured through a consistency ratio below 10%. The document provides an example of using AHP to rank car alternatives based on style, reliability, and fuel economy criteria. Mazda 3 receives the highest overall priority based on the weights and ratings.
This document defines key concepts in multi-criteria decision making (MCDM) including criteria, alternatives, and decisions. It provides examples of single-criterion and multiple-criteria decision problems. For multiple-criteria problems, alternatives differ in more than one criterion and criteria are often competing. Formal MCDM analysis is useful when criteria are competing and trade-offs are difficult to evaluate. The document discusses types of MCDM problems and contexts for MCDM including mutually exclusive alternatives, portfolio selection, design, and measurement.
Multi criteria decision support system on mobile phone selection with ahp and...Reza Ramezani
This document proposes using multi-criteria decision making (MCDM) approaches, specifically the Analytic Hierarchy Process (AHP) and Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS), to help users select a mobile phone. It outlines the evaluation process, which involves identifying important mobile phone selection criteria, calculating criteria weights using AHP, and then using TOPSIS to rank mobile phone alternatives based on how close they are to an ideal solution and how far they are from a negative ideal solution. The document provides examples of building pairwise comparison matrices in AHP and calculating ideal and non-ideal solutions and alternative distances in TOPSIS to demonstrate the selection approach.
TOPSIS - A multi-criteria decision making approachPresi
This document discusses the TOPSIS (Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution) method for multi-criteria decision making (MCDM). It defines key terms like alternatives, criteria, weights, and decision matrices. It then outlines the steps in the TOPSIS method, which include standardizing the decision matrix, determining the ideal and negative ideal solutions, calculating the separation from each alternative to the ideal and negative ideal solutions, and selecting the alternative with the shortest distance from the ideal and farthest from the negative ideal solution.
This document discusses different methods for prioritizing software requirements, including the Analytical Hierarchy Process (AHP). It provides background on AHP, explaining that it involves pairwise comparisons of requirements to determine their relative importance. The document also discusses motivations for generating different patterns for the pairwise comparison matrix in AHP to help determine if the assigned priorities are correct. It provides details on some other prioritization techniques like the Numerical Assignment Technique and Value Oriented Prioritization before focusing more on explaining AHP and why it is useful for prioritizing requirements when there are multiple stakeholders with different views.
This document provides instructions for how to perform Analytic Hierarchy Process (AHP) analysis in Excel. It discusses developing a hierarchy of decision criteria and alternatives, making pairwise comparisons between elements, normalizing the comparisons to generate weights, and checking consistency. The basic steps are outlined as developing pairwise comparison matrices, normalizing the matrices to obtain weights, and calculating a consistency ratio to validate the judgments.
The document summarizes the AHP (Analytic Hierarchy Process) method for evaluating advanced construction technologies. It discusses how AHP structures a problem into a hierarchy, measures relative importance of elements, determines the relative standing of each element, and aggregates scores for alternatives. It then provides an example of using AHP to evaluate traditional vs. semi-automated tower cranes, including setting up the hierarchy, pairwise comparisons, and determining the final evaluation results showing preferences of the alternatives. The summary concludes that AHP focuses on each alternative's contribution to decision maker goals and has potential as an evaluation tool for new construction technologies.
AHP Practice Educator Training Glasgow January 2014Heather Gray
This presentation is both for AHPs who have never supervised a student and experienced AHPs who feel they need update training.
At the end of this training event you will be able to:
Appraise the role and attributes of the practice educator and student, within a multidisciplinary environment;
Evaluate theories, appropriate to adult and professional learners;
Plan, implement and facilitate learning within the practice setting;
Apply sound principles and judgement in the assessment of student performance;
Evaluate and reflect upon the learning experience.
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Sahamspamfaifai
1. Sistem pendukung keputusan ini membantu investor memilih emiten saham bank digital terbaik dengan mempertimbangkan beberapa kriteria keuangan dan menggunakan metode Simple Additive Weighting.
2. Berdasarkan hasil perhitungan SAW, AHP, dan WP, emiten saham yang paling disarankan adalah Bank BTPN menurut SAW dan WP, sedangkan menurut AHP adalah Bank BCA.
3. Analisis sensitivitas menunjukkan bahwa SAW lebi
Dokumen tersebut membahas penentuan lokasi Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) di Kota Denpasar menggunakan metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process (F-AHP). Metode ini digunakan untuk mempertimbangkan beberapa kriteria seperti volume sampah, jumlah penduduk, dan aksesibilitas lokasi. Beberapa tahapan meliputi identifikasi kriteria dan alternatif lokasi, penentuan bobot kriteria, perhitungan skor lokasi
Presentasi Analytic Hierarchy Process (AHP)Dex Gunt
Dokumen tersebut menjelaskan tentang Analytical Hierarchy Process (AHP) yang merupakan model pendukung keputusan untuk menganalisis masalah multi kriteria. AHP bekerja dengan membuat hirarki kriteria, melakukan perbandingan berpasangan antar kriteria, menentukan bobot setiap kriteria, dan menghitung skor alternatif untuk memilih alternatif terbaik. Kasus contoh menggunakan AHP untuk memilih mahasiswa terbaik berdasarkan
AHP pemilihan supplier_dipakai di kelas.pptxCuppycake12
Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah metode kuantitatif untuk meranking dan memilih alternatif terbaik berdasarkan kriteria yang ditentukan. Metode ini melibatkan penilaian kriteria dan alternatif melalui perbandingan berpasangan dengan skala nilai tertentu, kemudian menghitung skor setiap alternatif berdasarkan bobot preferensi masing-masing kriteria. Contoh penerapannya adalah pemilihan supplier terbaik berdasar 4 kriteria yaitu harga
Teknik pengambilan keputusan dengan kriteria majemuk melibatkan pemilihan alternatif berdasarkan beberapa kriteria. Kriteria harus lengkap, dapat diukur, dan minimal untuk mengevaluasi alternatif. Fungsi nilai digunakan untuk menggambarkan preferensi pengambil keputusan di antara alternatif berdasarkan pencapaian nilai kriteria.
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...Muhammad Nur Hadi
Jurnal "Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ayat 26 dan 32 dan Surah Al-Hujurat Ayat 13), Ditulis oleh Muhammmad Nur Hadi, Mahasiswa Program Studi Ilmu Hadist di UIN SUSKA RIAU.
2. AHP (Analytical Hierarchy Process)
AHP merupakan metode membuat peringkat alternatif keputusan dan memilih
keputusan terbaik berdasarkan beberapa tujuan dan kriteria yang dijadikan suatu bentuk
hierarki. Apabila Goal Programming menjawab pertanyaan “Berapa banyak” , maka AHP
menjawab pertanyaan “Yang mana”.
Hierarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang
kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti
level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari
alternatif.
3. Langkah-Langkah Metode AHP
•Mendefinisikan struktur hierarki masalah yang akan dipecahkan.
•Memberikan pembobotan elemen-elemen pada setiap level dari hierarki
•Menghitung prioritas terbobot (weighted priority)
•Menampilkan urutan/ranking dari alternatif-alternatif yang dipertimbangkan.
4. Kelebihan dan Kelemahan Metode AHP
Kelebihan:
• Kesatuan (Unity)
• Kompleksitas (Complexity)
• Saling ketergantungan (Inter Dependence)
• Struktur Hirarki (Hierarchy Structuring)
• Pengukuran (Measurement)
• Konsistensi (Consistency)
• Sintesis (Synthesis)
• Trade Off
• Penilaian dan Konsensus (Judgement and
Consensus)
Kelemahan:
• Berdasarkan subjektivitas
• Tidak ada pengujian secara
statistik sehingga tidak ada batas
kepercayaan dari kebenaran
model yang terbentuk
5. PENGGUNAAN AHP
SouthCorp Development akan membangun dan mengoperasikan pusat perbelanjaan di
seluruh negeri.
Tiga lokasi potensial: Atlanta, Brimingham dan Charlotte.
Kriteria:
- market base pelanggan (termasuk ukuran pasar secara keseluruhan dan tingkat usia)
- tingkat pendapatan
- infrastruktur (termasuk utilitas dan jalan)
- transportasi (dekat dengan jalan raya antar negara untuk pengiriman pasokan dan
akses pelanggan)
Tujuan: Pemilihan tempat terbaik dan kontribusi setiap kriteria untuk mencapai tujuan
Dalam metode AHP dilakukan pembentukan preferensi untuk setiap alternatif keputusan
pada setiap kriteria.
6. Pairwise Comparisons
Pada AHP, pembuat keputusan
menentukan seberapa baik setiap
alternatif yang ada melalui “score”
dengan menggunakan pairwise
comparisons. Perbandingan ini
melibatkan dua altenatif (sepasang)
sehingga salah satu dari kriteria
atau indikasi yang menunjukkan
preferensi terhadap alternatf
tertentu.
Sebagai contoh pada kasus SouthCorp
dengan membandingkan antara Atlanta (A)
dengan Brimingham (B) untuk memutuskan
pilihan mana yang paling dipilih berdasarkan
kriteria customer market. Perbandingan dibuat
menggunakan skala preferensi yang
memberikan nilai angka untuk berbagai
tingkat preferensi. Berikut adalah skala
preferensi :
7. SKALA PREFERENSI
Pada AHP menggunakan
skala preferensi. Skala ini
telah ditentukan oleh seorang
expert dibidang AHP untuk
menjadi dasar yang memadai
dalam membandingkan dua
alternatif. Setiap rating yang
diberikan harus berdasarkan
pada skala perbandingan dua
alternatif.
Level Preferensi Nilai Angka
Equally preferred 1
Equally to moderately preferred 2
Moderately preferred 3
Moderately to strongly preferred 4
Strongly preferred 5
Strongly to very strongly preferred 6
Very strongly preferred 7
Very strongly to extremely preferred 8
Extremely preferred 9
8. Apabila Southcorp membandingkan Atlanta dengan Brimingham dan
cenderung lebih memilih Atlanta yang menghasilka nilai perbandingan 3
untuk Atlanta pada kriteria customer market.
Sourhcorp tidak perlu membandingkan Brimingham dengan Atlanta
untuk perbandingan berlawanan, karena nilai Brimingham dan Atlanta
hanya kebalikan dari preferensi Atlanta dengan Brimingham, Sehingga
dapat kita ketahui nilai preferensi dari Atlanta dengan Brimingham 3 dan
Brimingham dengan Atlanta adalah ⅓ .
Peringkat pairwise comparisons Southcorp untuk setiap alternatif
berdasarkan kriteria customer market dirangkum dalam matriks. Matriks
perbandingan akan memiliki umlah baris dan kolom sama dengan
alternatif keputusan.
Matriks ini menunjukkan bahwa kriteria customer market pasar pelanggan
di Atlanta (A) sama dengan cukup disukai (2) atas pasar pelanggan
Charlotte (C), namun Charlotte (C) sangat disukai (5) atas Birmingham (B).
SKALA PREFERENSI (Cont’d)
9. Perhatikan bahwa setiap situs dibandingkan terhadap dirinya sendiri, seperti A dibandingkan
dengan A, harus "sama-sama disukai," dengan nilai preferensi 1. Dengan demikian, nilai-nilai di
sepanjang diagonal dari matriks kita harus 1s. Sisanya matriks pairwise comparisons untuk tiga
kriteria lain yaitu tingkat pendapatan, infrastruktur, dan transportasi telah dikembangkan oleh
Southcorp sebagai berikut
SKALA PREFERENSI (Cont’d)
10. Developing Preferences Within Criteria
Langkah berikutnya dalam AHP adalah untuk memprioritaskan alternatif keputusan dalam setiap
kriteria.
Menentukan preferensi pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya untuk masing-masing kriteria dengan
memberikan skor preferensi untuk setiap alternatif keputusan.
Langkah 1 : Membuat nilai preferensi dengan menjumlahkan nilai dalam setiap kolom matriks pairwise
comparison.
11. Developing Preferences Within Criteria (Cont’d)
Kemudian setiap nilai dalam kolom dibagi dengan kolom jumlah. Contoh nilai kolom A = 1, maka
1 : 11/6 = 1 x 6/11 = 6/11. Begitu seterusnya untuk setiap nilai dalam kolom. Hasilnya adalah
sebagai berikut.
12. Developing Preferences Within Criteria (Cont’d)
Langkah selanjutnya adalah menghitung rata-rata nilai dalam setiap baris. Pada tahapan ini nilai
pecahan pada matrix diubah menjadi nilai decimal. Row average untuk setiap tempat (dalam hal
ini setiap alternative keputusan) dapat digambarkan dalam tabel berikut.
13. Developing Preferences Within Criteria (Cont’d)
Langkah-langkah perhitungan seperti di atas juga dilakukan pada kriteria yang lain. Berikut
adalah matriks preferensi criteria
14. Ranking the Criteria
Menentukan bobot atau kepentingan dari setiap kriteria → Perangkingan kriteria dari yang
terpenting hingga yang kurang penting.
Menggunakan pairwise comparison
15. Ranking the Criteria
Matrix normalisasi dengan nilai decimal dan row average untuk setiap kriteria
Next step: Mengkombinasikan matrix preferensi untuk setiap alternative pada setiap criteria,
dengan vector preferensi untuk 4 kriteria.
16. Developing an Overall Ranking
Tulis kembali hasil matriks preferensi untuk setiap tempat (alternatif keputusan) pada setiap
kriteria
Sedangkan hasil vector preferensi untuk 4 kriteria adalah
17. Developing an Overall Ranking
Semua nilai/skor pada setiap site dihitung dengan mengalikan setiap nilai pada vector preferensi criteria
dengan nilai matriks preferensi, kemudian menjumlahkannya.
site A score = 0.1993(0.5012) + 0.6535(0.2819) + 0.0860(0.1790) + 0.0612(0.1561) = 0.3091
site B score = 0.1993(0.1185) + 0.6535(0.0598) + 0.0860(0.6850) + 0.0612(0.6196) = 0.1595
site C score = 0.1993(0.3803) + 0.6535(0.6583) + 0.0860(0.1360) + 0.0612(0.2243) = 0.5314
Hasil perangkingan AHP
18. Summary of step:
1. Membuat matriks pairwise comparison untuk setiap alternative keputusan pada setiap criteria
2. Syntesization:
A. Menjumlahkan nilai pada setiap kolom matriks pairwise comparison
B. Membagi setiap nilai pada kolom pairwise comparison dengan kolom jumlah (matriks normalisasi)
C. Menghitung rata-rata nilai pada setiap baris (vector preferensi)
D. Mengkombinasikan vector preferensi pada setiap criteria (dari langkah 2c) menjadi matrix
preferensi untuk setiap alternatif pada setiap kriteria
3. Membuat matriks pairwise comparison untuk seluruh criteria
4. Menghitung matriks normalisasi dengan membagi setiap nilai pada setiap kolom dengan kolom
jumlah
5. Membuat vector preferensi dengan menghitung row average
6. Menghitung seluruh skor pada setiap alternative keputusan dengan mengalikan vector preferensi
criteria (pada langkah 5) dengan matriks kriteria (dari langkah 2d)
7. Membuat perangkingan untuk alternative keputusan berdasarkan besarnya skor dari langkah 6.
19. AHP Consistency
AHP didasarkan pada pairwise comparisons pembuat keputusan menggunakan preferensi antara
alternatif keputusan untuk kriteria yang berbeda.
Secara normal dalam AHP, pengembangan pairwise comparisons dapat melalui wawancara untuk
memperoleh preferensi lisan dari pengambil keputusan. Namun terkadang pembuat keputusan
melakukan banyak perbandingan sehingga dapat diragukan validitas dan konsistensinya. Oleh
karena itu satu set dari pairwise comparisons harus konsisten dengan set pairwise comparisons yang
lain.
20. AHP Consistency
Contoh penggunaan pilihan alternatif, untuk kriteria tingkat pendapatan Southcorp
menunjukkan bahwa A “sangat-sangat disukai” dari B, kemudian A “cukup disukai” dari C,
namun ketika SouthCorp mengatakan bahwa C “sama disukai” dari B untuk krriteria yang sama
maka perbandingan tidak sepenuhnya konsisten dengan pairwise comparisons sebelumnya.
Sehingga indeks konsistensi (CI) dapat dihitung dengan mengukur tingkat inkonsistensi dalam
pairwise comparisons.
21. AHP Consistency (cont’d)
Kemudian dilakukan perhitungan konsistensi dari pairwise comparisons untuk empat kriteria
pemilihan lokasi. Matriks ditampilkan sebagai berikut, dikalikan dengan vektor preferensi
untuk kriteria:
22. Hasil dari perkalian matriks ini dan vektor dihitung sebagai berikut:
Selanjutnya, kita membagi masing-masing nilai sesuai bobot dari vektor preferensi kriteria:
AHP Consistency (cont’d)
23. AHP Consistency (cont’d)
Jika pembuat keputusan Southcorp adalah pengambil keputusan sangat konsisten, maka
masing-masing rasio ini akan persis 4 karena jumlah alternatif yang dibandingkan dalam hal ini
empat kriteria. Berikutnya, kita rata-rata nilai-nilai yang dihasilkan dari perhitugan sebelumnya
dengan menjumlahkan mereka dan membaginya dengan 4:
25. AHP Consistency (con’t)
Karena South-corp tidak dapat secara sempurna konsisten maka pertanyaan berikutnya adalah
tingkat inkonsistensi yang dapat diterima. Tingkat yang dapat diterima konsistensi ditentukan
dengan membandingkan CI dengan indeks acak yaitu RI, dimana RI merupakan indeks
konsistensi matriks pairwise comparisons secara acak. RI memiliki nilai-nilai yang ditunjukkan pada
tabel dibawah ini dan bergantung pada jumlah kriteria (n) yang dibandingkan. Pada contoh studi
kasus ini adalah 4 kriteria :
26. AHP Consistency (con’t)
Tingkat konsistensi untuk perbandingan berpasangan dalam matriks kriteria keputusan
ditentukan dengan menghitung rasio CI ke RI:
Secara umum tingkat konsistensi pada kasus ini memuaskan, dan apabila ada kemungkinan
inkonsisten yang serius maka hasil AHP tidak bermakna.
Dan perlu diingat bahwa dalam kasus ini telah dilakukan evaluasi tingkat konsistensi dalam
kriteria preferensi matriks dan belum diverifikasi konsisten seluruh AHP. Harus dilakukan
evaluasi pairwise comparisons untuk empat matriks kriteria sebelum bisa dipastikan seluruh AHP
untuk kasus ini adalah konsisten
27. AHP with Excel Spreadsheets
Berbagai langkah komputasi yang terlibat dalam AHP dapat dilakukan pula
menggunakan spreadsheet Excel.
Pertama buat pairewise comparison antar tiap kriteria beserta normalized Metric dengan
row averages. Berikut hasil yang didapatkan
28. AHP with Excel Spreadsheets (cont’d)
Tahap selanjutnya ialah mengembangakan matriks perbandingan (pairwise comparison)
dan matriks normalisasi (normalized matrix) untuk empat kriteria yang berguna untuk
memberikan urutan/ ranking pada sebuah kriteria.
29. AHP with Excel Spreadsheets (cont’d)
Tahap final dari AHP ialah mengembangkan urutan/ranking secara keseluruhan. Maka
dibutuhkan matriks dari semua kriteria yang dipakai dan vektor preferensi dari kriteria.
Maka dari peranking-an tersebut didapatkan hasil urutan Charlotte, Atlanta, dan Birmingham
30. Scoring Model
Scoring model merupakan metode pembuat peringkat yang hampir mirip dengan metode AHP,
namun scoring model hanya menggunakan model matematis sederhana. Pada Scoring model
biasanya kriteria keputusan berbobot pada kepentingan relatif dari setiap permasalahan, dan
setiap keputusan alternatif dinilai dalam hal seberapa baik dalam memenuhi suatu kriteria.
Berikut rumusnya
wj = berat antara 0 dan 1,00 ditugaskan untuk kriteria j
gij = kelas antara 0 dan 100 yang menunjukkan seberapa baik
alternatif keputusan saya memenuhi kriteria j
Si = total score untuk keputusan alternatif i, apabila score tinggi maka
hasil lebih baik.
31. Scoring Model with Excel Solution
Scoring model for the sweats and sweaters location example