2. * “Perkataan Agur bin Yake dari Masa. Tutur kata orang itu: Aku
berlelah-lelah, ya Allah, aku berlelah-lelah, sampai habis
tenagaku.” (30:1)
Agur adalah tokoh yang tidak dikenal di Perjanjian Lama, nama
ayahnya : Yake tidak ditemukan di ayat lain di PL.
Ada beberapa perbedaan dalam terjemahan di ayat 1.
− Kata “Massa” di ayat 1 bisa diterjemahkan sebagai
“oracle/nubuat” atau diterjemahkan sebagai nama tempat,
sebuah suku di Arab utara.
− Ithiel dan Uchal bisa diterjemahkan sebagai nama orang, atau
diterjemahkan sebagai “I am weary, O God; I am weary, O
God, and exhausted”
Konteks yang tampak di ayat 1 adalah “melancholy tone”.
(1) Background
3. * “Sebab aku ini lebih bodoh dari pada orang lain, pengertian
manusia tidak ada padaku. Juga tidak kupelajari hikmat, sehingga
tidak dapat kukenal Yang Mahakudus.
* Siapakah yang naik ke sorga lalu turun? Siapakah yang telah
mengumpulkan angin dalam genggamnya? Siapakah yang telah
membungkus air dengan kain? Siapakah yang telah menetapkan
segala ujung bumi? Siapa namanya dan siapa nama anaknya?
Engkau tentu tahu!” (30:2-4)
Agur menggunakan bahasa yang hiperbolis dan ironis
menyiratkan pengakuan akan keterbatasan pengertian
manusia untuk memahami misteri Allah (bandingkan
dengan Mazmur 73:22, 22:6).
(2-4) Attitude of humility – confession: he cannot
understand the mystery of God
4. * “Semua firman Allah adalah murni. Ia adalah perisai bagi
orang-orang yang berlindung pada-Nya. Jangan
menambahi firman-Nya, supaya engkau tidak ditegur-Nya
dan dianggap pendusta.”(30:5-6)
Agur mengingatkan bahwa firman Allah adalah murni
seperti emas yang terbakar memiliki kualitas murni;
Firman tidak bercampur dengan error dan dosa manusia.
(Mazmur 12:6)
Kemurnian Firman seperti perisai (protector), memberi
perlindungan bagi orang yang berlindung padanya
(protection, refuge, to put trust pada kebenaran “the truth”
yang ada di dalamnya)
Agur mengingatkan untuk tidak menambahi firman Tuhan
dengan pemikiran-hikmat kita sendiri.
5. * “Dua hal aku mohon kepada-Mu, jangan itu Kau tolak sebelum aku
mati, yakni:” (30:7)
Bandingkan dengan doa Solomo (I Raja-raja 3:7-9): ask for
discerning heart to govern God's people and to distinguish between
right and wrong.
Doa permohonan ini merupakan hal yang paling penting (esensial)
dalam hidup Agur.
Jika kita merangkum doa kita dalam 2 permintaan paling esensial
dalam hidup kita, apa yang akan kita minta kepada Tuhan?
6. * “Jauhkanlah (remove) dari padaku kecurangan dan
kebohongan. (30:8a)”
Falsehood and lies; false and foolish things; vanity and lies
Kecurangan = akar katanya “emptiness, worthless
behaviour”.
Kebohongan = tell a lie, deceitful, yang berdampak bukan
hanya buat individu tetapi juga sosial.
Dosa ini termasuk dalam dosa yang dilarang dalam ten
commandment.
7. * Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan.
Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi
bagianku. (30:8b)
Doa ini tidak bisa dilepas dari ayat 8a & 9
Doa ini konsisten dengan doa Bapa Kami (Give us this day
our daily bread, lead us not into temptation-Mat 6:11, 13).
Bahasa aslinya : “portion that is fitting”, tangan Tuhan
yang terulur dan memberikan porsi yang memang menjadi
bagiannya sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang ada.
8. * Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan
berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri,
dan mencemarkan nama Allahku. (30:9)
Danger and temptation of being too rich―too well fed: self
satisfied-self sufficiency and denied God- bisa membawa pada
apostasy
Kepuasan diri yang membuat melupakan-meninggalkan Tuhan:
kesombongan
Danger and temptation of being too poor: mencuri dan akibatnya
mempermalukan, mencemarkan nama Tuhan
Mengorbankan integritas dan iman di dalam Tuhan demi kepuasan
diri
Doa ini lahir dari kesadaran akan kerapuhannya sebagai manusia -
humility of self knowledge.
9.
Prinsip yang bisa ditarik dalam doa keluarga
− Confession: kesadaran akan kerapuhan diri kita sebagai
manusia-- kebergantungan pada Tuhan untuk menjaga
anggota keluarga kita
− Kesadaran bahwa firman Tuhan murni dan memurnikan
hidup
− Berdoa agar anggota keluarga kita memiliki kemurnian,
integritas dalam kehidupan, menjaga agar keluarga
untuk hidup benar dihadapan Tuhan
− Allah menghendaki hidup yang berkenan pada-Nya :
God’s centric life with integrity, purity and truth.
10.
Bumi adalah milik Tuhan. Harta benda yang kita punya adalah
milik Tuhan (stewardship)
Kita punya hak dan tanggung jawab untuk bekerja dan
menikmati hasil pekerjaan kita (Gen 1:26-28; Pengk 2:24-26; II
Tes 3:6-13).
Kekayaan yang Tuhan beri terkait dengan tanggung jawab
untuk orang-orang yang lemah-miskin di sekitar kita (di PL
yang dilindungi haknya : janda, anak yatim, orang asing).
Tidak mengeksploitasi hak orang-orang yang socially,
economically, ethnically weak (karena mereka tidak punya
power, ability dan uang)– Christopher Wright
Final conclusion : Berdoa agar keluarga-keluarga Kristen
menjaga integritas dan kemurnian hidup dalam Tuhan, tidak
menggantikan Tuhan dengan yang lain : karena harta
kekayaan, termasuk juga karena kemiskinan.