1. Endokarditis
A. Konsep Penyakit
a. Pengertian
Endokarditis adalah suatu infeksi pada lapisan endokard jantung( lapisan
yang paling dalam dari otot jantung ) akibat infeksi kuman/ mikroorganisme yang
masuk. Biasanya secara normal selalu ada kuman yang komensal di permukaan
luarnya. Pada lapisan ini didapat adanya lesi spesifik, berupa vegetasi, yang
merupakan masa dengan ukuran yang bervariasi, yang terbentuk platelet, fibrin,
mikroba, dan sel- sel inflamasi saling berkaitan satu sama lain. Di dalam jantung,
tempat yang paling sering terkena proses endokerditis infeksi adalah katup
jantung namun proses endokarditis dapat pula mengenai sisi septal defect
(misalnya pada atrial defect, ventricular septal defect), arteriovenois shunt,
arterioterial (patent dustus arterious) atau koartasio aorta, endokarditis dibagi
menjadi dua, yaitu endokarditis infektif dan endokarditis bakterialis.
Endokarditis infektif adalah infeksi pada endokardium(selaput jantung)
dan katub jantung. Endokarditis infektif dapat terjadi secara tiba- tiba dan dalam
beberapa hari bisa berakibat fatal(endokarditis infektif akut) atau bisa terjadi
secara bertahap dan tersamar dalam beberapa minggu sampai beberapa
bulan(endokarditis infektif subakut)
Ada 2 macam endokarditis bacterialis (EB) yaitu: pertama adalah EB akut,
apabila masa inkubasinya berlangsung kurang dari empat minggu. Kedua adalah
Endokarditis baktrialis subakut/ kronis, berlangsungnya lebih dari 4 minggu, biasa
disebut Endokarditis Bakterilis lanta atau special lenta.
b. Etiologi
Mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit ini paling banyak
adalah streptococcus viridans untuk endokarditis subakut, dan staphylococcus
aureus untuk endokarditis infektif akut.
Factor predisposisi adalah kelainan katub jantung, terutama penyakit
jantung reumatik, katub aorta bikuspidalis, prolabs katub mitral dengan
regurgitasi, katub buatan, katub yang floppy pada sindrom marfan, tindakan
2. bedah gigi orofaring yang baru, tindakan atau pembedahan pada saluran
urogenital atau saluran napas, pecandu, narkotika intravena sentral, dan
pemberian nutrisi penetral yang lama.
c. Patofisiologi
Terjadinya endokarditis reumatik disebabkan langsung oleh demam
reumatik suatu penyakit sistemik yang disebabklan oleh infeksi streptococcus
group A. Demam reumatik mempengaruhi persendian menyebabkan poliartritis.
Kerusakan jantung dan lesi sendi bukan akibat infeksi atau secara langsung
dirusak oleh organisme tersebut.
Kerusakan jantung dan lesi sendi bukan akibat infeksi, artinya jaringan
tersebut tidak mengalami infeksi atau secara langsung dirusak oleh organisme
tersebut, namun hal ini merupakan fenomena sensivitas atau reaksi, yang terjadi
sebagai respons terhadap streptokokus hemolitikus. Lekosit darah akan tertimbun
pada jaringan yang terkena dan memben nodul, yang kemudian akan diganti
dengan jaringan parut. Miokardium tentu saja terlibat dalam proses inflamasi ini;
artinya, berkembanglah miokarditis rematik yang sementara melemahkan tenaga
kontraksi jantung. Demikian pula pericardium juga terlibat; artinya, juga terjadi
perikarditis rematik selama perjalanan akut penyakit.komplikasi miokardial dan
pericardial tersebut biasanya tanpa meninggalkan gejala sisa yang serius. Namun
sebaliknya endokarditis rematik mengakibatkan efek samping kecatatan
permanen.
Endokarditis rematik secara anatomis dimanifestasikan dengan adanya
tumbuhan kecil yang transparan, yang menyerupai manik dengan dengan ukuran
sebesar kepala jarum pentul, tersusun dalam deretan sepanjang tepi bilah
katup.Manik- manik kecil tadi tidak tidak tampak berbahaya dan dapat
menghilang tanpa merusak bilah katup, namun yang lebih sering mereka
menimbulkan efek serius. Mereka menjadi awal terjadinya suatu proses yang
secara bertahap menebalkan bilah- bilah katup, menyebabkanya menjadi
memendek dan menebal disbanding yang normal, sehingga tak dapat menutup
3. dengan sempurna. Terjadilah kebocoran, suatu keadaan yang disebut regurtasi
katup.Tempat yang paling sering mengalami regurtasi katup adalah katup mitral.
Pada pasien lain, tepi bilah katup yang meradang menjadi lengket satu
sama lain, mengakibatkan stenosis katup, yaitu penyempitan lumen katup.
Sebagian kecil pasien dengan demam reumatik menjadi sakit berat dengan gagal
jantung yang berat, disritmia serius, dan pneumonia rematik.Pasien ini harus
dirawat diruang perawatan intensif.
Kebanyakan pasien sembuh dengan segera dan biasanya
sempurna.Namun, meskipun pasien telah bebas dari gejala, masih ada beberapa
efek residual permanen yang tetap tinggal yang sering menimbulkan deformitas
katup progresif.Beratnya kerusakan jantung, atau bahkan keberadaannya,
mungkin tidak tampak pada pemerikasaan fisik selama fase akut selama
ini.Namun, kemudian bising jantung yang khas untuk stenosis katup, regurgitasi
atau keduanya dapat terdengar pada auskultasi dan pada beberapa pasien, bahkan
dapat terdeteksi adanya thriil pada saat palpasi.Miokardium biasanya dapat
mengkompensasi defek katup tersebut dengan baik sampai beb erapa waktu
tertentu.Selama miokardium masih bias mengkompensasi, pasien masih dalam
keadaan sehat. Namun cepat atau lambat, miokardium gagal jantung akan muncul,
apabila terjadi dekompensasi.
1. Efek destruktif local, akibat infeksi intrakardiak
2. Embolisasi yang berasal dari organ lain
3. Baterimia
4. Reaksi antibody pada orbanisme penyebab infeksi
Port d’entrée(tempat masuk/ tinggalnya kuman) antara lain di tonsil, gigi,
farinks, intestium, traktus urogenetalia. Melalui peredaran darah maka bakteri
melekat pada katub jantung yang rusak maupun endokardium, kemudian
terbentuk sllatu thrombus + fibrin dan didalamnya bakteri- bakteri tersebut
berkumpul dan berkembang biak. Begitu pula dalam tindakan- tindakan bedah
urologis(sistokopi), partus/ abortus, cabut gigi dapat menyebabkan endokarditis.
4. d. Tanda dan Gejala
Sering pasien tidak mengetahui dengan jelas sejak kaluhan penyakitnya
timbul. Pada beberapa pasien, manifestasi penyakit menjadi jelas sesudah cabut
gigi, infeksi saluran nafas atau tindakan lain. Keluhan umum yang sering diderita
adalah demam, lemah, letih, lesu, keringat malam banyak, anoreksia, berat badan
menurun dan sakit sendi. Bila terjadi emboli akan timbul keluhan seperti paralisis,
sakit dada, sakit perut, hematuria, buta mendadak, sakit pada jari tangan, dan kaki
dan sakit pada kulit.
e. Penatalaksanaan
Prinsip dasar dalam pengobatan endokarditis membasmi kuman penyebab
secepat mungkin, tindakan operasi pada saat yang tepat bila
diperlukan.Mengobati kompliikasi yang terjadi.
Sasaran pengobatan adalah eradikasi total organisme penyerang melalui
dosis adekuat agen antimicrobial yang sesuai.
a. Isolisasikan organisme penyebab melalui seri kultur darah. Kultur
darah dilakukan untuk membantu perjalanan terapi.
b. Setelah pemulihan dari proses infeksi, kerusakan katub serius mungkin
membutuhkan pengganti katub.
c. Suhu tubuh pasien dipantau untuk keefektifan pengobatan.
f. Komplikasi
Diantara berbagai manifestasi klinik dari endokarditis komplikasi
neurologi merupakan hal yang penting karena sering terjadi, merupakan
komplikasi neurologik. Dapat melalui 3 cara:
1. penyumbatan dari pembuluh darah oleh emboli yang berasal dari vegetasi
endokardial
2. infeksi meningen, jaringan otak, dinding pembuluh darah karena septik
emboli atau bakterimia
3. reaksi immunologis
5. B. Konsep Askep
a. Pengkajian
Data Demografi/ identitas
Umur (usia> tua)
Suku bangsa
Pekerjaan
Lingkungan/ tempat tinggal
Pengkajian data dasar
1) Riwayat atau adnya factor- factor resiko:
Penyakit jantung bawaan
Riwayat bedah jantung
Pemakaian obat-obatan intravena yang sembarangan
Prosedue diagnosa kardiovaskuler sebelumnya yang bersifat
invasive.
2) Pemerisaan fisisk berdasarkan pengkajian status kardiovaskuler dan
survei umum kemungkinan menunjukkan:
Tiga kelompok besar anemia, demam intermitten dan murmur
systole(dengan stenosis aorta infusiensi tricuspid atau
infusiensi mitral) atau murmur diastolic (dengan isufiensi aorta
stenosis tricuspid atau stenosis mitral)
Atralgia
Anoreksia dan kehilangan berat badan
Lelah
Lesi vaskuler
-
Nodus osler(nyeri, adanya nodul merah dikulit)
-
Lesi janeways(datar, tidak ada nyeri, bintik- bintik
merah yang ditemukan ditelapak kaki dan ditelapak
tangan yang menjadi pusat karena tekanan)
Ptekia
Gejala gagal jantung
6. 3) Pemeriksaan diagnostik
Kultur darah positif untuk infeksi organisme
JDL menunjukkan leukositosis, Hb, hematokrit, dan SDM
dibawah batas normal
Laju sedimen eritrosit(ESR) meningkat, menggambarkan
adanya peradangan
Urinelasis AU menunjukkan hematuria dan proteunaria positif
Sinar X dada mendeteksi gagal jantung kongestif dan
hipertropi jantung
EKG untuk mengkaji gagal jantung dan aritmia
Ekokardiogram untuk menentukan luasnya kerusakan katup
Enzim jantung: CPK mungkin tinggi, tetapi isoenzim MB tidak
ada
Angiografi: dapat menunjukkan stenosis katup dan regurtasi/
penurunan gerak dinding
Sinar X dada: dapat menunjukan pembesaran jantung, infiltrsi
pulmonal
JDL : dapat menunjukkan infeksi akut/ kronis anemia
Kultur darah: dilakukan untuk mengisolasi bakteri, virus, dan
jamur penyebab
LED: umumnya meningkat
Titer ASO: peninggian pada demam reumatik(kemungkinan
pencetus)
Titer ANA: positif pada penyakit antonium missal:
SLE(kemungkinan pencetus)
Perikardiosintesis: cairan pericardial dapat diperiksa untuik
etiologi, infeksi, seperti bakteri, tuberkolosis, infeksi virus, atau
jamur, SLE, penyakit rheumatoid, keganasan.
4) Kajian perasaan pasien dan masalah- masalah tentang kondisi sesudah
distress cardiopulmonal.
7. b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri(akut) dapat dihubungkan dengan:
Inflamasi endokardium
Efek- efek sistemik dari infeksi
Iskemia jaringan(miokardium)
2. Intoleransi aktivitas dapat berhubungan dengan:
Inflamasi dan degenerasi sel-sel otot moikard
Pembatasan pengisian jantung/ kontraksi ventrikel,penurunan curah
jantung
Toksin dari organisme penginfeksi
3. Curah jantung, penurunan, resiko tinggi terhadap factor resiko dapat meliputi :
Akumulasi cairan dalam kantung perikardia (perikarditis)
Stenosis/ insufisiensi katup
Penurunan atau konstriksi fungsi ventrikel
Degenerasi otot jantung
4. Perfusi jaringan, perubahan, resiko tinggi terhadap faktor resiko meliputi Emboli
trombus/ vegetasi katup sekunder terhadap endokarditis
5. kurang pengetahuan tentang kondisi/ pengobatan dapat di hubungkan dengan
Kurang informasi tentang proses penyakit, cara untuk mencegah pengulangan
atau komplikasi.
c. Intervensi
1. Nyeri (akut)
INTERVENSI/ TINDAKAN
RASIONAL
Mandiri :
Nyeri perikarditis secara khas terletak subternal
Selidiki keluhan nyeri dada,
dan dapat menyebar keleher dan punggung.
perhatikan awitan dan factor
Namun ini berbeda dari iskemia miokard/ nyeri
pemberat atau penurun.
infrak, pada nyeri ini menjadi memburuk pada
inspirasi dalam, gerakan, atau berbaring dan
hilang dengan duduk tegak/ membungkuk.
Catatan: nyeri dada dapat atau mungkin tidak
8. menyertai endokarditis dan miokarditis,
tergantung adanya iskemia.
Perhatikan penunjuk
Tindakan ini dapat menurunkan emosional
nonverbal dari ketidak
pasien.
nyamanan. Misalnya:
berbaring dengan diam atau
gelisah, tegang otot, menangis.
Berikan lingkungan yang
Mengarahkan kembali perhatian, memberikan
tenang dan tindakan
distraksi dalam tingkat aktivitas individu.
kenyamanan. Misalnya:
Dapat menghilangkan nyeri, menurunkan respon
perubahan posisi, gosokan
inflamasi
punggung, penggunaan
kompres panas/ dingin,
dukungan emosional, berikan
aktivitas hiburan yang yang
tepat
Kolaboratif :
Untuk menurunkan demam dan meningkatkan
Berikan obat- obat sesuai
kenyamanan.
indikasi: agen nonsteroid mis,
Dapat diberikan untuk gejala yang lebih berat
indometasin(indocin);
ASA(aspirin), antipiretik mis;
ASA/ asetaminofen(Tylenol)
steroid
Berikan oksigen suplemen
Memaksimalkan ketersediaan oksigen untuk
sesuai indikasi
ambilan untuk menurunkan ketidaknyamanan
berkenaan dengan iskemia.
2. Intoleransi aktivitas
INTERVENSI/ TINDAKAN
RASIONAL
Mandiri :
Miokarditis menyebabkan inflamasi dan
Kaji respon pasien terhadap
kemungkinan kerusakan fungsi sel- sel
9. aktivitas. Perhatikan adanya
miokardial, sebagai akibat GJK. Penurunan
dan perubahan dalam keluhan
pengisian dan curah jantung dapat menyebabkan
kelemahan, keletihan, dan
pengumpulan cairan dalam kantung pericardial
dispnea berkenaan dengan
bila ada perikarditis. Akhirnya, endokarditis
aktivitas.
dapat terjadi dengan disfungsi katup, secara
negative mempengaruhi curah jantung.
Pantau frekuensi/ irama
Membantu menentukan derajat dekompensasi
jantung, TD, dan frekuensi
jantung dan pulmonal. Penurunan TD,
pernapasan sebelum/ setelah
takikardia, disritmia, dan takipnea adalah
aktivitas dan selama
indikatif dari kerusakan toleransi jantung
diperlukan.
terhadap aktivitas.
Pertahankan tirah baring
Meningkatkan resolusi inflamasi selama fase
selama priode demam dan
akut dari perikarditis/ endokarditis. Catatan:
sesuai indikasi
demam meningkatkan kebuuhan dan kebutuhan
oksigen, karenanya meningkatkan kebutuhan
dan konsumsi oksigen, karenanya meningkatkan
beban kerja jantung dan menurunkan toleransi
aktivitas.
Rencanakan perawatan dengan
Memberikan keseimbangan dalam kebutuhan
priode istirahat/ tidur tanpa
dimana aktivitas bertumpu pada jantung
gangguan.
meningkatkan proses penyembuhan dan
kemampuan koping emosional.
Bantu pasien dalam program
Saat inflamasi/ kondisi dasar teratasi, pasien
latihan progresif bertahap
mungkin mampu melakukan aktifitas yang
sesegera mungkin untuk turun
diinginkan, kecuali kerusakan miokard
dari tempat tidur, mencatat
permanent/ terjadi komplikasi.
respon tanda vital dan toleransi
pasien pada peningkatan
aktivitas.
Evaluasi respons emosional
Ansietas akan ada karena inflamasi/ infeksi dan
terhadap situas/ berikan
respon jantung (fisiologis), serta derajat takut
10. dukungan.
pasien serta kebutuhan ketrampilan koping
emosional diakibatkan oleh potensial penyakit
yang mengancam hidup(psikologis). Dorongan
dan dukungan akan diperlukan untuk mengatasi
frustrasi terhadap tinggal dirumah sakit yang
lama.
Kolaborasi :
Peningkatan ketersediaan oksigen untuk ambilan
Berikan oksigen suplemen.
miokard untuk mengimbangi peningkatan
konsumsi oksigen yang terjadi dengan aktivitas.
3. Curah jantung, penurunan, risiko tinggi terhadap factor resiko
INTERVENSI/ TINDAKAN
RASIONAL
Mandiri:
Takikardia dan disritmia dapat terjadi saat
Pantau frekuensi/ irama
jantung berupaya untuk meningkatkan curahnya
jantung
berespons pada demam, hipoksia, dan asidosis
karena iskemia.
Auskultasi bunyi jantung.
Memberikan deteksi dini dari terjadinya
Perhatikan jarak/ muffled
komplikasi, missal: GJK, tamponade jantung.
tonus jantung, murmur, gallop
Menurunkan kerja jantung, mrmaksimalkan
S3 dan S4.
curah jantung
Dorong tirah baring dalam
Meningkatkan relaksasi dan mengarahkan
posisi semi fowler.
kembali perhatian.
Berikan tindakan kenyamanan,
Perilaku yang bermanfaat untuk mengontrol
missal: gosokan punggung dan
ansietas, meningkatkan relaksasi, menurunkan
perubahan posisi, dan aktivitas
beban kerja jantung.
hiburan dalam toleransi
jantung.
Dorong penggunaan teknik
Manifestasi klinis dari tamponade jantung yang
menejemen stres, missal:
dapat terjadi pada perikarditis bila akumulasi
bimbingan imajinasi, latihan
cairan/ eksudat dalam kantung pericardia
pernafasan.
membatasi pengisian dan curah jantung.
11. Selidiki nadi cepat, hipotensi,
Manivestasi klinis dari GJK yang dapat
penyempitan tekanan nadi,
menyertai endokarditis(infeksi/ disfungsi katup)
peningkatan CVP/ DVJ,
atau miokarditis(disfungsi otot miokard akut).
perubahan tonus jantung,
penurunan tingkat kesadaran.
Kolaborasi:
Meningkatkan ketersediaan oksigen untuk fungsi
Berikan oksigen suplemen.
miokard dan untuk menurunkan efek
Berikan obat- obatan sesuai
metabulisme anaerob, yang terjadi sebagai akibat
indikasi, missal: digitalis,
dari hipoksia dan asidosis.
diuretic.
Antibiotic/ antimicrobial
Dapat diberikan untuk meningkatkan
intravena
kontraktilitas miokard dan menurunkan kerja
jantung pada adanya GJK(miokarditis)
Diberikan untuk mengatasi pathogen yang
teridentifikasi(endokarditi/ perikarditis,
miokarditis), yang mencegah keterlibatan/
kerusakan jantung lebih lanjut.
Bantu dalam perikardiosentesis Prosedur dapat dilakukan ditempat tidur untuk
darurat.
menurunkan tekanan cairan disekitar jantung,
yang dapat dengan cepat memperbaiki curah
jantung(perikarditis).
Siapkan pasien untuk
Penggantian katub mungkin perlu untuk
pembedahan, bila
memperbaiki curah jantung (endokarditis).
diindikasikan.
Perikardektomi mungkin diperlukan karena
akumulasi cairan pericardial berulang atau
jaringan parut dan kontriksi fungsi
jantung(perikarditis).
4. Perfusi jaringan
INTERVENSI/ TINDAKAN
RASIONAL
Mandiri :
Observasi ekstrimitas terhadap
Indicator yang menunjukkan embolisasi sistemik
12. pembekakan, eritmia.
pada otak.
Perhatikan nyeri tekan/ nyeri,
Ketidakaktifan/ tirah baring lama mencetuskan
tanda hormone positif.
stasis vena., meningkatkan risiko pembentukan
trombosis vena.
Observasi hematuria, disertai
Menandakan emboli ginjal.
dengan nyeri punggung/
pinggang, oliguria.
Perhatikan keluhan nyeri pada
Dapat menandakan emboli splenik.
abdomen kiri atas yang
menyebar ke bahu kiri, nyeri
tekan local, kekakuan
abdominal.
Tingkatkan tirah baring dengan Dapat membantu mencegah pembentukan atau
tepat.
migrasi emboli pada pasien dengan endokarsitis.
Tirah baring lama (sering diperlukan untuk
pasien dengan endokarditis dan miokarditis),
namun, membawa risikonya sendiri tentang
terjadinya fenomena tromboembolik.
Dorong latihan aktif/ Bantu
Meningkatkan sirkulasi perifer dan aliran balik
dengan rentang gerak sesuai
vena, karenanya menurunkan resiko
toleransi.
pembentukan trombus.
Kolaborasi:
Berikan/ lepaskan stoking
Penggunaannya controversial, tetapi dapat
antiembolisme sesuai indikasi.
meningkatkan sirkulasi vena dan menurunkan
risiko pembentukan thrombus vena supervisial/
dalam.
Heparilamin dapat digunakan secara profilaksis
bila pasien memerlukan tirah baring lama,
mengalami sepsis atau GJK dan atau sebelum
atau sesudah bedah penggantian katup. Catatan :
Berikan antikoagulan, contoh:
Heparin kontraindikasi pada perikarditis dan
13. heparin, warfarin(coumadin).
tamponade jantung caumaden adalah obat
pilihan untuk tera[pi setelah pengganti katup
jangka panjang, atau adanya thrombus perifer.
5. Kurang pengetahuan(kebutuhan belajar), tentang kondisi/ pengobatan
INTERVENSI/ TINDAKAN
RASIONAL
Mandiri:
Untuk bertanggung jawab terhadap kesehatan
Jelaskan efek inflamasi pada
sendiri, pasien perlu memahami penyebab
jantung, secara individual pada
khusus, pengobatan, dan efek jangka panjang
pasien. Ajarkan untuk
yang diharapkan dari kondisi inflamasi, sesuai
memperhatikan gejala
dengan tanda/ gejala yang menunjukkan
sehubungan dengan
kekambuhan/ komplikasi.
komplikasi/ berulangnya dan
gejala yang dilaporkan dengan
segera pada pemberi
perawatan, contoh demam,
peningkatan nyeri dada tak
biasanya, peningkatan berat
badan, peningkatan toleransi
terhadap aktivitas.
Anjurkan pasien/ orang
Informasi perlu untuk meningkatkan perawatan
terdekat tentang dosis, tujuan
diri, peningkatan keterlibatan pada program
dan efek samping obat,
terapiutik, mencegah komplikasi.
kebutuhan diet/ pertimbangan
khusus aktivitas yang
diizinkan/ dibatasi.
Kaji ulang perlunya antibiotik
Perawatan dirumah sakit lama/ pemberian
jangka panjang/ terapi
antibiotik IV/ antimikrobial perlu sampai kultur
antimicrobial.
darah negative/ hasil darah lain menunjukkan tak
ada infeksi.
Diskusikan penggunaan
Pasien dengan riwayat demam reumatik berisiko
14. antibiotic profilaksis.
tinggi untuk kambuh dan biasanya memerlukan
profilaksis antibiotic jangka panjang. Pasien
dengan masalah katup yang tidak mengalami
riwayat demam reumatik memerlukan
perlindungan antibiotic jangka pendek untuk
prosedur yang menyebabkan pemindahan
bakteri. Seperti prosedur meliputi prosedur gigi,
tonsilektomi dan/ atau adenoidektomi, prosedur
bedah/ biopsi mukosa pernapasan, bronkoskopi,
insisi/ drainase jaringan terinfeksi dan prosedur
GI/GU, melahirkan.
Identifikasi tindakan
Bakteri umumnya ditemukan dimulut dapat
pencegahan endokarditis
masuk dengan mudah kesirkulasi sitemik
seperti: Pembersihan mulut
melalui gusi.
dan perawatan gigi yang baik.
Hindari orang yang mengalami
Terjadinya infeksi, khususnya pernapasan
proses infekasi(khususnya
streptokokal/ pneumokokal atau influenza.
pernafasan).
Pilih metode KB yang
Meningkatkan risiko keterlibatan jantung.
tepat(untuk pasien wanita)
Penggunaan IUD telah dihubungkan dengan
Hindari penggunaan obat
peningkatan risiko proses inflamasi/ infeksi
narkotik IV.
pelvis.
Tingkatan praktek kesehatan
Menurunkan resiko masuknya pathogen
seperti nutrisi yang baik,
langsung kesistem sirkulasi.
keseimbangan antara aktivitas/
Kekuatan system imun dan tahanan terhadap
istirahat, pantau status
infeksi.
kesehatan sendiri dan
melaporkan tanda infeksi.
Berikan imunisasi, contoh
Menurunkan risiko mengalami infeksi berat
vaksin influenza sesuai
yang dapat menimbulkan infeksi jantung.
indikasi.
15. Identifikasi dukungan
Ketidaktoleransian terhadap aktivitas dapat
individu/ sumber yang tersedia
mengganggu kemampuan pasien melakukan
pasca pulang untuk memenuhi
tugas yang dibutuhkan
perawatan/ kebutuhan
pemeliharaan di rumah.
Tekankan pentingnya evaluasi
Pemahaman alasan untuk pengawasan medis dan
perawatan medis teratur,
rencana untuk/ penerimaan tanggung jawab
anjurkan pasien membuat
untuk evaluasi menurunkan risiko kambuh/
perjanjian.
komplikasi.
Identifikasi factor resiko
Pasien mungkin bermotivasi dengan adanya
pencetus yang dapat dikontrol
masalah jantung untuk mencari dukungan untuk
pasien, contoh: penggunaan
menghentikan penyalahgunaan obat/ perilaku
obat IV(endokarditis) dan
merusak.
penganan masalah.
d. Evaluasi
1. Nyeri hilang atau terkontrol
2. Pasien memiliki cukup energy untuk beraktivitas
3. Mengidentifikasi perilaku untuk menurunkan beban kerja jantung.
4. Perfusi jaringan normal dengan terpenuhinya nutrisi jaringan
5. Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimen pengobatan.