Dokumen tersebut membahas tentang anak berkebutuhan khusus yang meliputi definisi, jenis gangguan, pendidikan khusus, dan hukum yang melindungi hak anak berkebutuhan khusus. Dokumen ini juga membahas tentang anak berbakat dan strategi untuk mendidik mereka.
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan dengan anak-anak secara umum atau rata-rata anak seusianya.
Jenis-jenis anak berkebutuhan khusus:
1. Tunarungu: Adalah istilah umum yang digunakan untuk menyebut kondisi seseorang yang mengalami gangguan dalam indra pendengaran.
2. Tunanetra: Merupakan sebutan untuk individu yang mengalami gangguan pada indra penglihatan.
3. Tunadaksa: Merupakan sebutan halus bagi orang-orang yang memiliki kelainan fisik, khususnya anggota badan.
4. Tunagrahita: Merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut anak atau orang yang memiliki kemampuan intelektual di bawah rata-rata atau bisa juga disebut dengan retaldasi mental.
5. Tunalaras: Merupakan sebutan untuk individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial.
6. Autis: Autisme adalah suatu kondisi mengenai seseorang yang didapatkannya sejak lahir atau masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat berhubungan sosial atau komunikasi secara normal.
7. Down Syndrome: Merupakan salah satu bagian tunagrahita. Down syndrome adalah kelainan kromosom,yakni terbentuknya kromosom 21.
8. Kemunduran (Retardasi) Mental: Merupakan keadaan ketika inteligensia individu mengalami kemunduran atau tidak dapat berkembang dengan baik.
Metode pembelajaran terhadap anak berkebutuhan khusus:
1. Aktivitas barat untuk anak berkebutuhan khusus
2. Bekali anak dengan keterampilan dan teknologi informasi
3. Prinsip-prinsip umum dalam pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus
Prinsip motivasi
Prinsip latar/konteks
Prinsip keterarahan
Prinsip hubungan sosial
Prinsip belajar sambil bekerja
Prinsip individualisasi
Prinsip menemukan
Guru adalah pemeran utama dalam menyampaikan materi pembelajaran, namun tugas guru tidak hanya sekedar mentransfer atau menyampaikan materi saat proses pembelajaran. Guru dituntut untuk bertanggung jawab atas pelayanan peserta didik. Hal itu karena pelayanan peserta didik satu sama lain berbeda-beda dan tergantung dari peserta didik tersebut.
Deteksi Dini Gangguan Belajar pada AnakLukman Izyan
Terkadang sering kita temui adanya stigma negatif terhadap seorang anak terkait potensi akademis. Seringkali penilaian tanpa didasari alasan yang tepat. Sedangkan pada kenyataannya, seringkali kemampuan akademik seorang anak dipengaruhi oleh gannguan belajar yang tengah/telah dihadapi olehnya. Sehingga pendeteksian dini gangguan belajar pada anak sangatlah penting.
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan dengan anak-anak secara umum atau rata-rata anak seusianya.
Jenis-jenis anak berkebutuhan khusus:
1. Tunarungu: Adalah istilah umum yang digunakan untuk menyebut kondisi seseorang yang mengalami gangguan dalam indra pendengaran.
2. Tunanetra: Merupakan sebutan untuk individu yang mengalami gangguan pada indra penglihatan.
3. Tunadaksa: Merupakan sebutan halus bagi orang-orang yang memiliki kelainan fisik, khususnya anggota badan.
4. Tunagrahita: Merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut anak atau orang yang memiliki kemampuan intelektual di bawah rata-rata atau bisa juga disebut dengan retaldasi mental.
5. Tunalaras: Merupakan sebutan untuk individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial.
6. Autis: Autisme adalah suatu kondisi mengenai seseorang yang didapatkannya sejak lahir atau masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat berhubungan sosial atau komunikasi secara normal.
7. Down Syndrome: Merupakan salah satu bagian tunagrahita. Down syndrome adalah kelainan kromosom,yakni terbentuknya kromosom 21.
8. Kemunduran (Retardasi) Mental: Merupakan keadaan ketika inteligensia individu mengalami kemunduran atau tidak dapat berkembang dengan baik.
Metode pembelajaran terhadap anak berkebutuhan khusus:
1. Aktivitas barat untuk anak berkebutuhan khusus
2. Bekali anak dengan keterampilan dan teknologi informasi
3. Prinsip-prinsip umum dalam pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus
Prinsip motivasi
Prinsip latar/konteks
Prinsip keterarahan
Prinsip hubungan sosial
Prinsip belajar sambil bekerja
Prinsip individualisasi
Prinsip menemukan
Guru adalah pemeran utama dalam menyampaikan materi pembelajaran, namun tugas guru tidak hanya sekedar mentransfer atau menyampaikan materi saat proses pembelajaran. Guru dituntut untuk bertanggung jawab atas pelayanan peserta didik. Hal itu karena pelayanan peserta didik satu sama lain berbeda-beda dan tergantung dari peserta didik tersebut.
Deteksi Dini Gangguan Belajar pada AnakLukman Izyan
Terkadang sering kita temui adanya stigma negatif terhadap seorang anak terkait potensi akademis. Seringkali penilaian tanpa didasari alasan yang tepat. Sedangkan pada kenyataannya, seringkali kemampuan akademik seorang anak dipengaruhi oleh gannguan belajar yang tengah/telah dihadapi olehnya. Sehingga pendeteksian dini gangguan belajar pada anak sangatlah penting.
Pentingnya pengajar memahami karakter peserta didik, terutama memahami karakter anak berkebutuhan khusus yang memiliki perbedaan cara pandang terhadap perilaku dan bersikap dalam lingkup sosial dan ber masyarakat. Dewasa kini, tenaga pendidik wajib memiliki keimuwan dasar dalam mempelajari perbedaan karakter anak anak istimewa atau yang biasa di sebut dengan anak berkebutuhan khsusus. Penting nya paham karakter agar semakin mudah dalam mengenali potensi peserta didik yang patut diarahkan agar muncul bakat dan kemampuan yang akan dijadikan sebagai penggerak utama siswa ABK. bagaiamana cara mempelajari karakter anak berkebutuhan khusus dan cara menyikapi nya
Untuk mempelajari karakter anak berkebutuhan khusus dan cara menyikapinya, berikut adalah beberapa langkah yang bisa Anda lakukan:
1. Memahami Jenis Kebutuhan Khusus: Pelajari jenis kebutuhan khusus yang dimiliki anak, apakah itu gangguan perkembangan, gangguan belajar, atau kondisi medis lainnya.
2. Komunikasi yang Efektif: Berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan anak untuk memahami kebutuhan dan perasaannya.
3. Berempati: Tunjukkan empati dan pengertian terhadap kondisi anak, serta berikan dukungan yang diperlukan.
4. Pendidikan dan Pengetahuan: Tingkatkan pengetahuan Anda tentang kebutuhan khusus anak melalui bahan bacaan, seminar, atau konsultasi dengan ahli.
5. Kolaborasi dengan Ahli: Libatkan tenaga profesional seperti psikolog, terapis, atau guru pendamping dalam mendukung perkembangan anak.
6. Kesabaran dan Konsistensi: Bersabarlah dalam proses pembelajaran dan konsisten dalam memberikan dukungan serta bimbingan.
7. Fokus pada Kemampuan: Fokus pada potensi dan kemampuan anak, dan dorong mereka untuk mencapai yang terbaik sesuai dengan kemampuan mereka.
Dengan pendekatan yang penuh kasih dan pemahaman, Anda dapat memahami karakter anak berkebutuhan khusus dan memberikan dukungan yang mereka butuhkan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. langkah praktisnya : bagaiamana cara mempelajari karakter anak berkebutuhan khusus dan cara menyikapi nya
Untuk mempelajari karakter anak berkebutuhan khusus dan cara menyikapinya, berikut adalah beberapa langkah yang bisa Anda lakukan:
1. Memahami Jenis Kebutuhan Khusus: Pelajari jenis kebutuhan khusus yang dimiliki anak, apakah itu gangguan perkembangan, gangguan belajar, atau kondisi medis lainnya.
2. Komunikasi yang Efektif: Berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan anak untuk memahami kebutuhan dan perasaannya.
3. Berempati: Tunjukkan empati dan pengertian terhadap kondisi anak, serta berikan dukungan yang diperlukan.
4. Pendidikan dan Pengetahuan: Tingkatkan pengetahuan Anda tentang kebutuhan khusus anak melalui bahan bacaan, seminar, atau konsultasi dengan ahli.
5. Kolaborasi dengan Ahli: Libatkan tenaga profesional seperti psikolog, terapis, atau guru pendamping dalam mendukung perkembangan anak.
6. Kesabaran dan Konsistensi: Bersabarlah dalam proses pembelajaran dan konsisten dalam memberikan dukungan
Materi ini merupakan salah satu materi di dalam diklat Penanganan Masalah Perilaku Siswa Berkebutuhan Khusus, yang diselenggarakan oleh PPPPTK TK dan PLB.
anak berkebutuhan khusus adalajh anak yang luar biasa karena mereka berbeda dengan anak normal lainnya. kadang mereka lebih baik dari kita yang normal.
3. Beberapa Anak yang dikategorikan sebagai anak yang
berkebutuhan khusus
Organ
indra
fisik,
belajar
Reterdasi
mental
Bicara&
bahasa
Attention
Deficit
Hiperactivity
disorder
Emosional
&perilaku
7. Reterdasi Mental
Kondisi sebelum usia
18 tahun yang
ditandai dengan
rendahnya
kecerdasan
(biasanya nilai IQ
nya dibawah 70) dan
sulit beradaptasi
dengn kehidupan
sehari-hari
Penyebab:
1.Faktor gen
- Down syndrome
- Fragile x Syndrome
2. Kerusakan otak
-Fetal Alcohol Syndrom
(kerusakan pada anak
akibat perbuatan yang
dilakukan ibu saat hamil)
Ex: minum alkohol
8. Gangguan Bicara dan Bahasa
(Tuna wicara)
• Masalah dalam berbicara (gangguan artikulasi,
gangguan suara, dan gangguan kefasihan
berbicara) dan masalah dalam bahasa
(kesulitan menerima informasi dan
mengekspresikan bahasa)
• Berikut penjelasan gangguan-gangguan seperti
yang disebutkan diatas;
9. Gangguan Artikulasi
• Masalah dalam pengucapan suara secara
benar.
• Mengakibatkan anak enggan bertanya,
tidak mau berdiskusi, atau berkomunikasi
dengan temannya.
• Mampu diperbaiki dengan terapi bicara,
meskipun diperlukan waktu yang lama.
10. Gangguan Suara
• Gangguan dalam menghasilkan ucapan,
yakni ucapan yang keras, kencang, terlalu
keras, terlalu tinggi, atau terlalu
rendahnya nada.
• Anak yang berbibir sumbing biasanya
sulit dimengerti.
• Anak yang mengalami gangguan suara
dapat dibawa ke spesialis terapi bicara.
11. Gangguan Kefasihan
• Kelancaran bicara biasanya dinamakan
“gagap”.
• Anak berbicara terbata-bata, berjeda
panjang, atau mengucapkan kata
berulang-ulang.
• Kecemasan dapat memperburuk anak
yang mengalami gangguan kefasihan.
12. Gangguan Bahasa
• Kerusakan signifikan dalam bahasa reseptif
atau bahasa ekspresif anak.
• Mencakup 3 kesulitan:
–Kesulitan menyusun pertanyaan untuk
memperoleh informasi yang diharapkan
–Kesulitan memahami dan mengikuti
perintah lisan
–Kesulitan mengikuti percakapan, terutama
ketika percakapan itu berlangsung cepat dan
kompleks.
13. Bahasa
Reseptif
• Penerimaan dan
pemahaman atas
bahasa.
• Anak akan kesulitan
untuk memenriman
informasi yang masuk
ke otak, tetapi otak sulit
memprosesnya secara
efektif, menyebabkan
anak diam atau bahkan
bengong saja.
Bahasa Ekspresif
• Kemampuan
menggunakan
bahasa untuk
mengekspresikan
pemikiran dan
berkomunikasi
dengan orang lain.
• Mudah memahami
namun sulit dalam
memberikan
tanggapan.
14. Gangguan Perilaku dan Emosional:
Problem serius dan terus-menerus yang
berkaitan dengan hubungan, agresi, depresi,
ketakutan yang berkaitan dengan persoalan
pribadi atau sekolah, dan juga hubungan
dengan karakteristik sosio-emosional.
Perilaku Agresif di Luar Kontrol:
Anak yang mengalami gangguan emosional
serius lebih mungkin diklasifikasikan
sebagai punya problem dalam berhubungan
pada masa sekolah menengah.
15. Depresi, Kecemasan, dan Ketakutan:
1. Depresi: Jenis gangguan mood dimana
pengidapnya meresa dirinya tak
berharga sama sekali, percaya bahwa
keadaan tidak akan pernah membaik,
dan tampak lesu dan tidak bersemangat
dalam jangka waktu yang lama.
2. Kecemasan: Perasaan yang ridak
menentu sekaligus tidak
menyenangkan.
16. Aspek Hukum :
Pada 1975, Kongres mengesahkan Public Law 94-
142, Education For Handicapped Children Act,
yang mensyaratkan agar semua murid dengan
ketidakmamouan ini diberi pendidikan yang tepat.
Individual with Disabillities Education Act
(IDEA):
Pada 1990, Public Law 94-142 diganti menjadi
Individual with Disabillities Education Act
(IDEA). IDEA menetapkan mandat luas untuk
pelayanan bagi semua anak penderita
ketidakmampuan.
17. Least Restrictive Environment
(LRE):
LRE adalah sebuah setting yang
semirip mungkin dengan setting
tempat mendidik anak yang tidak
menderita ketidakmampuan.
Inklusi adalah mendidik anak
dengan pendidikan spesial di kelas
reguler.
18. Riset terhadap hasil inklusi menunjukkan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Kesuksesan akademik dan sosial anak.
2. Anak dengan gangguan emosional berat.
3. Anak dengan gangguan pendengaran.
4. Anak dengan retardasi mental yang
dapat di didik (biasanya didefinisikan
sebagai anak ber-IQ mulai dari 50
sampai 70 dan punya problem perilaku
adaptif).
5. Anak yang tidak mengalami gangguan.
19. 1. Penempatan :
Kelas reguler dengan dukungan
pengajaran tambahan di kelas reguler.
Sebagian waktu dihabiskan di ruang
sumber daya.
Penempatan full-time dalam kelas
pendidikan khusus.
Sekolah khusus.
Instruksi rumah.
Instruksi di rumah sakit atau institusi
lain.
20.
21. Guru pendidikan khusus : Beberapa guru lelah
memperoleh pelatihan ekstensif dalam
pendidikan khusus dan mengajar anak
penderita ketidakmampuan dalam “kelas
pendidikan khusus” yang terpisah.
Pelayanan terkait : Selain guru kelas reguler,
guru sumber daya, dan guru pendidikan
khusus, ada sejumlah personel pendidikan
khusus lainnya seperti asisten guru, psikolog,
konselor, pekerja sosial sekolah, perawat,
dokter, terapis, terapis fisik, serta audiologis.
22. Konsultasi kolaboratif dan tim
interaksi :
Dalam konsultasi kolaboratif,
orang dengan berbagai keahlian
akan berinteraksi untuk
memberikan pelayanan bagi anak.
23. Orang Tua Sebagai Mitra Pendidikan
Sangat penting bagi guru danorang tua untuk
bersama-sama membantupembelajaran siswa
yang menderitaketidakmampuan
24. Teknologi
1. Teknologi Instruksional
Bisa berupa video, intruksi dengan bantuan komputer,
programhypermedia,dll
2. Teknologi Bantuan
Seperti : alat bantukomunikasi, keyboard komputer
alternatif, dll
26. karakteristik
1. Dewasa LebihDini
Yaitu anak yang dewasa sebelumwaktunya. Seperti mereka
yang menguasai suatu bidang lebihawal ketimbang teman-
temannya
2. Semangat Untuk Menguasai
Anak berbakat tertarik untuk memahami bidang yang
menjadi bakat mereka. Mereka akan memperlihatkan minat
besar pada bakat mereka
27.
28. Study Terman Klasik
Dari observasinya Terman berpendapat bahwa wanita
berbakat mempresentasikan kelompok yang melewati masa
kanak-kanak, dan sebagiandari masa dewasa mereka, pada
era sebelummuncul gerakanwanita dan pasangan yang
sama-sama berkarier dengan single parent
29. Mendidik Anak Berbakat
1. Kelas Khusus
Biasanya kelas khusus dilakukan setelahsekolah reguler atau
dimasa liburan
2. Akselerasi dan Pengayaan Di Kelas Reguler
3. Program Mentor dan Pelatihan
4. Kerja/study dan/ atau programpelayanan masyarakat
30. Adalah memberi muridkesempatan untuk mendapatkan
pembelajaran yang tidak didapatkan dari kurikulumumum
Salah satutipe program pengayaan adalah
mengembangkan keterampilan berfikir kritis dan kreatif
dan memberi merekakesempatan untuk memilih sendiri
bidang studynya
31. Bentuk Pendidikan Khusus:
a. SLB (PP RI No. 27 Tahun 1991) terdiri dari :
- TKLB
- SDLB
- SLTPLB
- SMLB
b. Sekolah Inklusi (UU Sisdiknas 2003)
32. - SLB A: untuk tuna netra
- SLB B: untuk tuna rungu
-SLB C: untuk tuna grahita IQ 50 – 75
-SLB D: untuk tuna daksa dgn IQ normal
- SLB E: untuk tuna laras
- SLB G: untuk tuna ganda