1. Dokumen tersebut membahas tentang perlindungan hak anak berkebutuhan khusus di Indonesia.
2. Masih banyak tantangan dalam mewujudkan perlindungan hak-hak anak berkebutuhan khusus, seperti keterbatasan fasilitas publik inklusif dan implementasi peraturan perundang-undangan.
3. Diperlukan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan orang tua untuk memajukan perlindungan hak-hak an
PPT ini berisi penjelasan tentang pertumbuhan dan perkembangan anak, ciri perkembangan, kematangan, dimensi perkembangan, karakteristik perkembangan anak , faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
PPT ini mencakup pembahasan tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun ditinjau dari beberapa aspek perkembangan, seperti: fisik, bahasa, sosial emosional dan kognitif.
Oleh dr. Chrisna Mayangsari, SpKJ, psikiater di RSUD Bekasi.
PowerPoint yang menjelaskan tahapan-tahapan pada masa tumbuh-kembang anak-anak serta 3 (tiga) gangguan perkembangan yang paling umum. Dipresentasikan dalam Seminar Awam “Perkenalan terhadap Gangguan Perkembangan pada Anak-Anak” yang diselenggarakan oleh Yayasan Cahaya Jiwa dan SLB BC Purnama Cipanas, Cianjur, Jawa Barat pada tanggal 14 Februari 2017.
Mohon untuk menghubungi penulisnya jika ingin mereproduksi PowerPoint ini. Silakan kontak ke mayangsarichrisna@yahoo.com .
PPT ini berisi penjelasan tentang pertumbuhan dan perkembangan anak, ciri perkembangan, kematangan, dimensi perkembangan, karakteristik perkembangan anak , faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
PPT ini mencakup pembahasan tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun ditinjau dari beberapa aspek perkembangan, seperti: fisik, bahasa, sosial emosional dan kognitif.
Oleh dr. Chrisna Mayangsari, SpKJ, psikiater di RSUD Bekasi.
PowerPoint yang menjelaskan tahapan-tahapan pada masa tumbuh-kembang anak-anak serta 3 (tiga) gangguan perkembangan yang paling umum. Dipresentasikan dalam Seminar Awam “Perkenalan terhadap Gangguan Perkembangan pada Anak-Anak” yang diselenggarakan oleh Yayasan Cahaya Jiwa dan SLB BC Purnama Cipanas, Cianjur, Jawa Barat pada tanggal 14 Februari 2017.
Mohon untuk menghubungi penulisnya jika ingin mereproduksi PowerPoint ini. Silakan kontak ke mayangsarichrisna@yahoo.com .
PPT ini menjelaskan tentang perkembangan bayi (0-1 tahun) atau biasa disebut dengan periode infant,penjelasan tentang proses kelahiran, gerak refleks, dan perkembangan lainnya . .
Segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Kekerasan seksual yang dilakukan oleh anak terhadap anak merupakan sebuah bentuk perilaku tidak hanya dimaknai sebagai hubungan seksual biasa tetapi juga merupakan serangan seksual yang dilakukan oleh anak terhadap anak yang menimbulkan perlukaan pada organ seksual, menimbulkan dampak psikologis pada korban dan bahkan menimbulkan luka atau lecet pada organ tubuh lainnya hingga menimbulkan kematian. Agresiftas seksual anak memiliki pola tidak sama dengan orang dewasa, sebagian besar kekerasan seksual yang dilakukan anak, dilakukan secara berkelompok. Eskalasi seksual tidak hanya terjadi di perkotaan tetapi juga di perdesaan bahkan di pedalaman sekalipun. Faktor yang paling dominan yang memberikan kontribusi terbesar terhadap terjadinya kekerasan seksual adalah paparan pornografi yang dialami oleh anak. Faktor-faktor lain tidak bisa diangap remeh yaitu pengaruh teman sebaya, minimnya pendidikan dalam memanfaatkan bahaya internet pada anak, terbatasnya pengetahuan orang tua dan guru dalam melindungi anakanak dari bahaya internet.
PPT ini berisi pengantar untuk mengenal tentang siapa anak usia dini, batasan anak dalam UU Perlindungan Anak, masa penting dalam rentangan usia dini, satuan lembaga PAUD, pentingnya PAUD, tujuan PAUD, dan prinsip PAUD
Powerpoint yang dapat digunakan untuk media Sosialisasi mengenai Kesehatan Reproduksi Remaja,
Semoga Bermanfaat.
More info :
https://lutfiimansari.blogspot.com/
PPT ini menjelaskan tentang perkembangan bayi (0-1 tahun) atau biasa disebut dengan periode infant,penjelasan tentang proses kelahiran, gerak refleks, dan perkembangan lainnya . .
Segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Kekerasan seksual yang dilakukan oleh anak terhadap anak merupakan sebuah bentuk perilaku tidak hanya dimaknai sebagai hubungan seksual biasa tetapi juga merupakan serangan seksual yang dilakukan oleh anak terhadap anak yang menimbulkan perlukaan pada organ seksual, menimbulkan dampak psikologis pada korban dan bahkan menimbulkan luka atau lecet pada organ tubuh lainnya hingga menimbulkan kematian. Agresiftas seksual anak memiliki pola tidak sama dengan orang dewasa, sebagian besar kekerasan seksual yang dilakukan anak, dilakukan secara berkelompok. Eskalasi seksual tidak hanya terjadi di perkotaan tetapi juga di perdesaan bahkan di pedalaman sekalipun. Faktor yang paling dominan yang memberikan kontribusi terbesar terhadap terjadinya kekerasan seksual adalah paparan pornografi yang dialami oleh anak. Faktor-faktor lain tidak bisa diangap remeh yaitu pengaruh teman sebaya, minimnya pendidikan dalam memanfaatkan bahaya internet pada anak, terbatasnya pengetahuan orang tua dan guru dalam melindungi anakanak dari bahaya internet.
PPT ini berisi pengantar untuk mengenal tentang siapa anak usia dini, batasan anak dalam UU Perlindungan Anak, masa penting dalam rentangan usia dini, satuan lembaga PAUD, pentingnya PAUD, tujuan PAUD, dan prinsip PAUD
Powerpoint yang dapat digunakan untuk media Sosialisasi mengenai Kesehatan Reproduksi Remaja,
Semoga Bermanfaat.
More info :
https://lutfiimansari.blogspot.com/
anak berkebutuhan khusus adalajh anak yang luar biasa karena mereka berbeda dengan anak normal lainnya. kadang mereka lebih baik dari kita yang normal.
Pentingnya pengajar memahami karakter peserta didik, terutama memahami karakter anak berkebutuhan khusus yang memiliki perbedaan cara pandang terhadap perilaku dan bersikap dalam lingkup sosial dan ber masyarakat. Dewasa kini, tenaga pendidik wajib memiliki keimuwan dasar dalam mempelajari perbedaan karakter anak anak istimewa atau yang biasa di sebut dengan anak berkebutuhan khsusus. Penting nya paham karakter agar semakin mudah dalam mengenali potensi peserta didik yang patut diarahkan agar muncul bakat dan kemampuan yang akan dijadikan sebagai penggerak utama siswa ABK. bagaiamana cara mempelajari karakter anak berkebutuhan khusus dan cara menyikapi nya
Untuk mempelajari karakter anak berkebutuhan khusus dan cara menyikapinya, berikut adalah beberapa langkah yang bisa Anda lakukan:
1. Memahami Jenis Kebutuhan Khusus: Pelajari jenis kebutuhan khusus yang dimiliki anak, apakah itu gangguan perkembangan, gangguan belajar, atau kondisi medis lainnya.
2. Komunikasi yang Efektif: Berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan anak untuk memahami kebutuhan dan perasaannya.
3. Berempati: Tunjukkan empati dan pengertian terhadap kondisi anak, serta berikan dukungan yang diperlukan.
4. Pendidikan dan Pengetahuan: Tingkatkan pengetahuan Anda tentang kebutuhan khusus anak melalui bahan bacaan, seminar, atau konsultasi dengan ahli.
5. Kolaborasi dengan Ahli: Libatkan tenaga profesional seperti psikolog, terapis, atau guru pendamping dalam mendukung perkembangan anak.
6. Kesabaran dan Konsistensi: Bersabarlah dalam proses pembelajaran dan konsisten dalam memberikan dukungan serta bimbingan.
7. Fokus pada Kemampuan: Fokus pada potensi dan kemampuan anak, dan dorong mereka untuk mencapai yang terbaik sesuai dengan kemampuan mereka.
Dengan pendekatan yang penuh kasih dan pemahaman, Anda dapat memahami karakter anak berkebutuhan khusus dan memberikan dukungan yang mereka butuhkan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. langkah praktisnya : bagaiamana cara mempelajari karakter anak berkebutuhan khusus dan cara menyikapi nya
Untuk mempelajari karakter anak berkebutuhan khusus dan cara menyikapinya, berikut adalah beberapa langkah yang bisa Anda lakukan:
1. Memahami Jenis Kebutuhan Khusus: Pelajari jenis kebutuhan khusus yang dimiliki anak, apakah itu gangguan perkembangan, gangguan belajar, atau kondisi medis lainnya.
2. Komunikasi yang Efektif: Berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan anak untuk memahami kebutuhan dan perasaannya.
3. Berempati: Tunjukkan empati dan pengertian terhadap kondisi anak, serta berikan dukungan yang diperlukan.
4. Pendidikan dan Pengetahuan: Tingkatkan pengetahuan Anda tentang kebutuhan khusus anak melalui bahan bacaan, seminar, atau konsultasi dengan ahli.
5. Kolaborasi dengan Ahli: Libatkan tenaga profesional seperti psikolog, terapis, atau guru pendamping dalam mendukung perkembangan anak.
6. Kesabaran dan Konsistensi: Bersabarlah dalam proses pembelajaran dan konsisten dalam memberikan dukungan
Child Abduction Penculikan Anak Oleh Orang TuaRita Pranawati
"Child Abduction" atau penculikan anak oleh orang tua terjadi. Sampai sat ini belum ada norma hukum yang detail terkait dengan anak dalam situasi orang tua berkonflik
This slide shows the situation of child abduction in Indonesia.
Indonesia has assessed the need of the Hague Convention 1980. Locally, we also need this kind of regulation
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
Perlindungan anak berkebutuhan khusus
1. Oleh:
Rita Pranawati
Komisioner KPAI
Disampaikan pada Dialog Interaktif
Peningkatan Peran Serta Anak dalam Pembangunan
Biro Bina Sosial Setda Jawa Tengah
Salatiga, 8 April 2015
KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA
2. Anak adalah amanat Tuhan
yang harus dijaga dan
diperlakukan dengan
sebaik-baiknya.
Anak adalah generasi
penerus keluarga, bangsa
dan peradaban.
Anak adalah pemilik dan
penentu masa depan
bangsa
3. Jumlah anak di Indonesia adalah
sepertiga penduduk Indonesia atau
sekitar 85 juta anak.
Masih banyak pola pikir dan perilaku
yang menjadikan anak sebagai obyek
dan properti orang dewasa (orang tua,
guru, aparat pemerintah, dll.) yang
bertentangan dengan prinsip-prinsip
perlindungan anak
Norma perlindungan anak dan hak anak
belum banyak dipahami dan belum
dipraktekkan.
4. UUD Negara RI pasal 28 B ayat 2 :
”Setiap anak berhak atas kelangsungan
hidup, tumbuh, dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan
dan diskriminasi”
UU No 35 Tahun 2014 tentang Perubahan
atas UU No 23 Tahun 2002 tentang
Perindungan Anak
6. Anak adalah seseorang yang belum
berusia 18 (delapan belas) tahun,
termasuk anak yang masih dalam
kandungan
(UU PA 35/2014 Pasal 1 ayat 1)
7. Perlindungan anak adalah segala kegiatan
untuk menjamin dan melindungi anak dan
hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh,
berkembang, dan berpartisipasi, secara
optimal sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusiaan, serta mendapat
perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi
8.
9. Anak berkebutuhan khusus adalah
anak yang mengalami keterbatasan
atau keluarbiasaan, baik fisik,
mental-intelektual, sosial, maupun
emosional, yang berpengaruh
secara signifikan dalam proses
pertumbuhan atau
perkembangannya dibandingkan
dengan anak-anak lain yang seusia
dengannya.
10. 15 % dari penduduk dunia adalah penyandang
disabilitas
Penyandang disabilitas lebih rentan terhadap
kemiskinan
Penyandang disabilitas perempuan lebih rentan
dibanding laki-laki
Di dunia ada 785 juta perempuan dan laki-laki
disabilitas pada usia kerja, mayoritas tidak bekerja
Penyandang disabilitas kerap terkucil dari
pendidikan, pelatihan kejuruan dan peluang kerja
Lebih dari 90% anak disabilitas di negara berkembang
tidak bersekolah dan hanya 1% perempuan disabilitas
yang bisa membaca
Penyandang disabilitas di Indonesia 10%, kurang lebih
24 juta
11. 1. Anak disabilitas penglihatan adalah anak yang
mengalami gangguan daya penglihatan berupa
kebutaan menyeluruh (total) atau sebagian
(lowvision).
2. Anak disabilitas pendengaran adalah anak yang
mengalami gangguan pendengaran, baik sebagian
ataupun menyeluruh, dan biasanya memiliki
hambatan dalam berbahasa dan berbicara.
3. Anak disabilitas intelektual adalah anak yang
memiliki inteligensia yang signifikan berada
dibawah rata-rata anak seusianya dan disertai
dengan ketidakmampuan dalam adaptasi perilaku,
yang muncul dalam masa perkembangan.
12. 4. Anak disabilitas fisik adalah anak yang mengalami
gangguan gerak akibat kelumpuhan, tidak lengkap
anggota badan, kelainan bentuk dan fungsi tubuh atau
anggota gerak.
5. Anak disabilitas sosial adalah anak yang memiliki
masalah atau hambatan dalam mengendalikan emosi
dan kontrol sosial, serta berperilaku menyimpang.
6. Anak dengan gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas (GPPH) atau attention deficit and
hyperactivity disorder (ADHD) adalah anak yang
mengalami gangguan perkembangan, yang ditandai
dengan sekumpulan masalah berupa ganggguan
pengendalian diri, masalah rentang atensi atau
perhatian, hiperaktivitas dan impulsivitas, yang
menyebabkan kesulitan berperilaku, berfikir, dan
mengendalikan emosi.
13. 7. Anak dengan gangguan spektrum autisma atau
autism spectrum disorders (ASD) adalah anak yang
mengalami gangguan dalam tiga area dengan tingkatan
berbeda-beda, yaitu kemampuan komunikasi dan
interaksi sosial, serta pola-pola perilaku yang repetitif
dan stereotipi.
8. Anak dengan gangguan ganda adalah anak yang
memiliki dua atau lebih gangguan sehingga diperlukan
pendampingan, layanan, pendidikan khusus, dan alat
bantu belajar yang khusus.
9. Anak lamban belajar atau slow learner adalah anak
yang memiliki potensi intelektual sedikit dibawah rata-
rata tetapi belum termasuk gangguan mental. Mereka
butuh waktu lama dan berulang-ulang untuk dapat
menyelesaikan tugas-tugas akademik maupun non
akademik.
14. 10. Anak dengan kesulitan belajar khusus atau
specific learning disabilities adalah anak yang
mengalami hambatan atau penyimpangan pada satu
atau lebih proses psikologis dasar berupa
ketidakmampuan mendengar, berpikir, berbicara,
membaca, menulis, mengeja dan berhitung.
11. Anak dengan gangguan kemampuan komunikasi
adalah anak yang mengalami penyimpangan dalam
bidang perkembangan bahasa wicara, suara, irama, dan
kelancaran dari usia rata-rata yang disebabkan oleh
faktor fisik, psikologis dan lingkungan, baik reseptif
maupun ekspresif.
12. Anak dengan potensi kecerdasan dan/atau bakat
istimewa adalah anak yang memiliki skor inteligensi
yang tinggi (gifted), atau mereka yang unggul dalam
bidang-bidang khusus (talented) seperti musik, seni,
olah raga, dan kepemimpinan.
15.
16. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang
Penyandang Cacat
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia
Permendiknas No. 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan
Inklusif bagi Peserta Didik
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang
Pengesahan Convention on the Rights of Persons with
Disabilities (Konvensi Mengenai Hak-Hak Penyandang
Disabilitas)
Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan
Dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 10
Tahun 2011 Tentang Kebijakan Penanganan Anak
Berkebutuhan Khusus
UU Perlindungan Anak No 35 Tahun 2014 tentang
Perubahan UU PA no 23 tahun 2002
17. UU penyandang disabilitas dan peningkatan
kesejahteraan sosial penanyandang disabilitas: 1%
tenaga kerja (baik swasta maupun pemerintah)
adalah penyandang disabiltas
UU HAM: penyandang disabilitas memiliki hak atas
fasilitas dan perlakuan khusus
UU Layanan publik: penyedia layanan umum wajib
memberikan layanan khusus bagi penyandang
disabilitas
UU Pembangunan Gedung: Fasilitas harus aksesible
bagi penyandang disabilitas
Permenaker: Penyandang disabilitas berhak sertifikat
pelatihan kejuruan
SE Menakertrans: penyaluran pekerjaan dengan
disabilitas di sektor swasta
18. Pasal 1, point 7
Anak Penyandang disabilitas adalah anak yang memiliki
keterbatasan fisik, mental, intelektual, atau sensorik dalam
jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan
dan sikap masyarakatnya dapat menemui hambatan yang
menyulitkan untuk berpartisipasi penuh dan efektif berdasarkan
kesamaan hak.
Pasal 1, point 8
Anak yang memiliki keunggulan adalah anak yang mempunyai
kecerdasan luar biasa atau memiliki potensi dan atau bakat
istimewa tidak terbatas pada kemampuan intelektual tetapi
juga bidang lain
Pasal 9, point 3
Selain hak pendidikan dan pengajaran dan perlindungan di
satuan pendidikan dari kejahatan seksual dan kekerasan, anak
penyandang disabilitas berhak memperoleh pendidikan luar
biasa dan anak yang memiliki keunggulan berhak mendapatkan
pendidikan khusus
19. Pasal 12
Setiap anak penyandang disabilitas berhak memperoleh
rehabilitasi, bantuan sosial, dan pemeliharaan taraf
kesejahteraan sosial
Pasal 59 & 60
Perlindungan khusus bagi anak penyandang disabilitas yang
berupa penanganan yang cepat termasuk pengobatan dan atau
rehabilitasu secara fisik, psikis, dan sosial serta pencegahan
penyakit dan gangguan kesehatan lainnya; pendampingan
psikososial pada saat pengobatan sampai pemulihan; pemberian
bantuan sosial bagi anak yang berasal dari keluarga tidak mampu;
pemberian perlindungan dan pendampingan pada setiap proses
peradilan
Pasal 70
Upaya untuk anak penyandang disabilitas yaitu perlakuan anak
secara manusiawi sesuai dengan martabat dan hak anak;
pemenuhan kebutuhan khusus; perlakuan yang sama dengan anak
lainnya untuk mencapai integrasi sosial sepenuh mmungkin dan
pengembangan individu; pendampingan sosial
20.
21. Masalah yang jarang mendapatkan perhatian
dari pemerintan maupun masyarakat (Rahayu
Repindowati)
Secara aturan bagus, implementasinya lemah
(Sudibyo Markus)
Secara struktural “dicacatkan”
“Terdiskriminasi”
Fasilitas publik belum ramah ABK: bus,
tempat belanja, bangunan, perumahan,
pekerjaan
Pembangunan belum integrative dan inklusif
22. Tujuan CRPD: memajukan, melindungi, dan
menjamin kesamaan hak dan kebebasan yang
mendasar bagi semua penyandang disabilitas,
serta penghormatan terhadap martabat
penyandang disabilitas sebagai bagian yang tidak
terpisahkan (inherent dignity)
Kekhususan CRPD:
Persamaan dan non diskriminasi; penyandang
disabilitas perempuan dan anak; peningkatan
kesadaran; aksesibilitas; situasi berisiko dan
darurat; hak mobilitas alat bantu gerak;
kesehatan; pendidikan; pekerjaan dan
kesempatan kerja, rekreasi dan olah raga; akses
peradila; hidup mandiri; dan keterlibatan dalam
masyarakat
23. Mitos, ritual budaya mengkonstruk disabilitas
Norma sosial disabilitas: belas kasihan,
ketidakmampuan dan abnormalitas, tidak mandiri,
tidak produktif, barang rusak, tidak berguna
STIGMA: Penyandang Masalah kesejahteraan sosial
(PMKS)
Klasifikasi sosial masyarakat membuat dengan
disabilitas sulit mengakses pendidikan, perumahan,
transportasi, layanan kesehatan, dan kehidupan
keluarga dengan disabilitas
Hambatan partisipasi dalam pengambilan kebijakan
publik baik dalam interaksi sosial, secara fisik, dan
image
Hambatan komunikasi
24. Sudut pandang orang tua terhadap masalah;
awalnya malu, terkejut, menyangkal, stress,
dan bertahap mulai dapat menerima
Dukungan sosial diterima oleh orangtua dari
keluarga besar, tetangga dan masyarakat,
dan kelompok pendukung misal tenaga
kesehatan, pendidikan, komunitas ortu anak
ABK
Ortu dengan ABK sesuai dengan levelnya akan
meluangkan waktu lebih banyak dengan anak
Ortu akan menyesuaikan diri sepanjang
waktu (koping strategi)
25. CRPD jiwanya harus masuk semua UU misal
UU lalu lintas, kepegawaian, kesehatan,
ketenagakerjaan, bangunan
Belum ada aturan penanganan anak dg
disabilitas korban kekerasan di domestik dan
publik
Belum ada kebijakan saksi ahli; penerjemah,
visum kejiwaan, pemeriksaan kesehatan
Belum ada sistem referensi saksi ahli yang
dibutuhkan
Kebijakan integratif untuk penanganan
korban disabilitas
26. Pelatihan vokasional rehabsos sangat
terbatas dan tidak inklusif
Pendidikan inklusi prakteknya tidak sesuai
standar, sistem ranking merugikan anak ABK
Konsern pemerintah untuk guru dengan
pendidikan khusus untuk berkarir di
pendidikan inklusif lemah
Bias hanya ABK miskin yang butuh bantuan
pemerintah
Tidak ada harmonisasi UU dan Perda
Jumlah sekolah luar biasa < 1% sekolah biasa
27. Orang tua: Mengkondisikan
anak dan memfasilitasi
perkembangan anak
Masyarakat: Penerimaan
terhadap anak ABK,
mengedukasi masyarakat,
menghilangkan budaya
membully, melayani anak
ABK, dan melindungi anak
ABK
Pemerintah: Penguatan
perlindungan anak ABK dari
sisi konstitusi, praktek, dan
pelayanan
28. Rita Pranawati, MA
Komisioner KPAI
Bidang Pengasuhan
Divisi Telaah dan
Kajian
Pranawati_rita2000@
yahoo.com
081328716370
29. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
Jl. Teuku Umar No. 10-12 Menteng, Jakarta Pusat 10350
Telp. 021-31901446, 31901556. Fax. 021-3900833
Website : www.kpai.go.id
Email Pengaduan : pengaduan@kpai.go.id
Email Humas: humas@kpai.go.id
Email Bidang Data dan Informasi : datainformasi@kpai.go.id