SlideShare a Scribd company logo
PEMBELAJARAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN
KHUSUS
2. Jenis Dan Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus

Anak berkebutuhan khusus yang paling banyak mendapat perhatian guru antara lain:

A.Tunagrahita (Mental retardation)

Ada beberapa definisi dari tunagrahita, antara lain:
American Association on Mental Deficiency (AAMD) dalam B3PTKSM, (p. 20)
mendefinisikan retardasi mental/tunagrahita sebagai kelainan yang meliputi fungsi intelektual
umum di bawah rata-rata (sub-average), yaitu IQ 84 ke bawah berdasarkan tes individual;
yang muncul sebelum usia 16 tahun; dan menunjukkan hambatan dalam perilaku adaptif

Japan League for Mentally Retarded (1992: p.22) dalam B3PTKSM (p. 20-22),
mendefinisikan retardasi mental/tunagrahita ialah fungsi intelektualnya lamban, yaitu IQ 70
ke bawah berdasarkan tes intelegensi baku; kekurangan dalam perilaku adaptif; dan terjadi
pada masa perkembangan, yaitu antara masa konsepsi hingga usia 18 tahun.

The New Zealand Society for the Intellectually Handicapped menyatakan tentang tunagrahita
adalah bahwa seseorang dikatakan tunagrahita apabila kecerdasannya jelas-jelas di bawah
rata-rata dan berlangsung pada masa perkembangan serta terhambat dalam adaptasi tingkah
laku terhadap lingkungan sosialnya.

Definisi tunagrahita yang dipublikasikan oleh American Association on Mental Retardation
(AAMR). Di awal tahun 60-an, tunagrahita merujuk pada keterbatasan fungsi intelektual
umum dan keterbatasan pada keterampilan adaptif. Keterampilan adaptif mencakup area :
komunikasi, merawat diri, home living, keterampilan sosial, bermasyarakat, mengontrol diri,
functional academics, waktu luang, dan kerja. Menurut definisi ini, ketunagrahitaan muncul
sebelum usia 18 tahun.

Menurut WHO seorang tunagrahita memiliki dua hal yang esensial yaitu fungsi intelektual
secara nyata di bawah rata-rata dan adanya ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri
dengan norma dan tututan yang berlaku dalam masyarakat.

Adapun cara mengidentifikasi seorang anak termasuk tunagrahita yaitu melalui beberapa
indikasi sebagai berikut:

• Penampilan fisik tidak seimbang, misalnya kepala terlalu
kecil/besar,
• Tidak dapat mengurus diri sendiri sesuai usia,
• Perkembangan bicara/bahasa terlambat
• Tidak ada/kurang sekali perhatiannya terhadap lingkungan
(pandangan kosong),
• Koordinasi gerakan kurang (gerakan sering tidak terkendali),
• Sering keluar ludah (cairan) dari mulut (ngiler).

B. Tunalaras (Emotional or behavioral disorder)
Nilai standarnya 4
Tunalaras adalah individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan
kontrol sosial. individu tunalaras biasanya menunjukan prilaku menyimpang yang tidak
sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku disekitarnya. Tunalaras dapat disebabkan
karena faktor internal dan faktor eksternal yaitu pengaruh dari lingkungan sekitar.

Menurut Eli M. Bower (1981), anak dengan hambatan emosional atau kaelainan perilaku,
apabila menunjukkan adanya satu atau lebih dari lima komponen berikut:

• Tidak mampu belajar bukan disebabkan karena factor intelektual,
sensori atau kesehatan.
• Tidak mampu untuk melakukan hubungan baik dengan teman-
teman dan guru-guru.
• Bertingkah laku atau berperasaan tidak pada tempatnya.

Secara umum mereka selalu dalam keadaan pervasive dan tidak menggembirakan atau
depresi.

Bertendensi kearah symptoms fisik: merasa sakit atau ketakutan berkaitan dengan orang atau
permasalahan di sekolah.
Anak yang mengalami gangguan emosi dan perilaku juga bisa diidentifikasi melalui indikasi
berikut:

• Bersikap membangkang,
• Mudah terangsang emosinya,
• Sering melakukan tindakan aggresif,
• Sering bertindak melanggar norma social/norma susila/hukum.

C. Tunarungu Wicara (Communication disorder and deafness)

Tunarungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam pendengaran baik permanen
maupun tidak permanen. Klasifikasi tunarungu berdasarkan tingkat gangguan pendengaran
adalah:

• Gangguan pendengaran sangat ringan(27-40dB),
• Gangguan pendengaran ringan(41-55dB),
• Gangguan pendengaran sedang(56-70dB),
• Gangguan pendengaran berat(71-90dB),
• Gangguan pendengaran ekstrim/tuli(di atas 91dB).

Karena memiliki hambatan dalam pendengaran individu tunarungu memiliki hambatan dalam
berbicara sehingga mereka biasa disebut tunawicara. Cara berkomunikasi dengan individu
menggunakan bahasa isyarat, untuk abjad jari telah dipatenkan secara internasional
sedangkan untuk isyarat bahasa berbeda-beda di setiap negara. saat ini dibeberapa sekolah
sedang dikembangkan komunikasi total yaitu cara berkomunikasi dengan melibatkan bahasa
verbal, bahasa isyarat dan bahasa tubuh. Individu tunarungu cenderung kesulitan dalam
memahami konsep dari sesuatu yang abstrak.

Berikut identifikasi anak yang mengalami gangguan pendengaran:
• Tidak mampu mendengar,
• Terlambat perkembangan bahasa,
• Sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi,
• Kurang/tidak tanggap bila diajak bicara,
• Ucapan kata tidak jelas,
• Kualitas suara aneh/monoton,
• Sering memiringkan kepala dalam usaha mendengar,
• Banyak perhatian terhadap getaran,
• Keluar nanah dari kedua telinga,
• Terdapat kelainan organis telinga.
• Nilai standarnya 7.

D. Tunanetra (Partially seing and legally blind)

Tunanetra adalah individu yang memiliki hambatan dalam penglihatan. tunanetra dapat
diklasifikasikan kedalam dua golongan yaitu: buta total (Blind) dan low vision. Definisi
Tunanetra menurut Kaufman & Hallahan adalah individu yang memiliki lemah penglihatan
atau akurasi penglihatan kurang dari 6/60 setelah dikoreksi atau tidak lagi memiliki
penglihatan. Karena tunanetra memiliki keterbataan dalam indra penglihatan maka proses
pembelajaran menekankan pada alat indra yang lain yaitu indra peraba dan indra
pendengaran. Oleh karena itu prinsip yang harus diperhatikan dalam memberikan pengajaran
kepada individu tunanetra adalah media yang digunakan harus bersifat taktual dan bersuara,
contohnya adalah penggunaan tulisan braille, gambar timbul, benda model dan benda nyata.
sedangkan media yang bersuara adalah tape recorder dan peranti lunak JAWS. Untuk
membantu tunanetra beraktivitas di sekolah luar biasa mereka belajar mengenai Orientasi dan
Mobilitas. Orientasi dan Mobilitas diantaranya mempelajari bagaimana tunanetra mengetahui
tempat dan arah serta bagaimana menggunakan tongkat putih (tongkat khusus tunanetra yang
terbuat dari alumunium).

Berikut identifikasi anak yang mengalami gangguan penglihatan:
• Tidak mampu melihat,
• Tidak mampu mengenali orang pada jarak 6 meter,
• Kerusakan nyata pada kedua bola mata,
• Sering meraba-raba/tersandung waktu berjalan,
• Mengalami kesulitan mengambil benda kecil di dekatnya,
• Bagian bola mata yang hitam berwarna keruh/besisik/kering,
• Mata bergoyang terus.
• Nilai standarnya adalah 6, artinya bila anak mengalami minimal 6
gejala di atas, maka anak termasuk tunanetra.

E. Tunadaksa (physical disability)

Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh
kelainanneuro-muskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat
kecelakaan, termasuk celebral palsy, amputasi, polio, dan lumpuh. Tingkat gangguan pada
tunadaksa adalah ringan yaitu memiliki keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisiktetap
masih dapat ditingkatkan melalui terapi, sedang yaitu memilki keterbatasan motorik dan
mengalami gangguan koordinasi sensorik, berat yaitu memiliki keterbatasan total dalam
gerakan fisik dan tidak mampu mengontrol gerakan fisik.
Berikut identifikasi anak yang mengalami kelainan anggota tubuh tubuh/gerak tubuh:
• Anggota gerak tubuh kaku/lemah/lumpuh,
• Kesulitan dalam gerakan (tidak sempurna, tidak lentur/tidak
terkendali),
• Terdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkap/tidak
sempurna/lebih kecil dari biasa,
• Terdapat cacat pada alat gerak,
• Jari tangan kaku dan tidak dapat menggenggam,
• Kesulitan pada saat berdiri/berjalan/duduk, dan menunjukkan sikap
tubuh tidak normal,
• Hiperaktif/tidak dapat tenang.
• Nilai standarnya 5.

F. Tunaganda (Multiple handicapped)

Menurut Johnston & Magrab, tunaganda adalah mereka yang mempunyai kelainan
perkembangan mencakup kelompok yang mempunyai hambatan-hambatan perkembangan
neurologis yang disebabkan oleh satu atau dua kombinasi kelainan dalam kemampuan seperti
intelegensi, gerak, bahasa, atau hubungan pribadi di masyarakat.

Walker (1975) berpendapat mengenai tunaganda sebagai berikut: Seseorang dengan dua
hambatan yang masing-masing memerlukan layanan-layanan pendidikan khusus. Seseorang
dengan hambatan-hambatan ganda yang memerlukan layanan teknologi. Seseorang dengan
hambatan-hambatan yang memerlukan modifikasi khusus.

G. Kesulitan Belajar (Learning disabilities)

Anak dengan kesulitan belajar adalah individu yang memiliki gangguan pada satu atau lebih
kemampuan dasar psikologis yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa, berbicara
dan menulis yang dapat memengaruhi kemampuan berfikir, membaca,berhitung, berbicara
yang disebabkan karena gangguan persepsi, brain injury, disfungsi minimal otak, dislexia,
dan afasia perkembangan. individu kesulitan belajar memiliki IQ rata-rata atau diatas rata-
rata, mengalami gangguan motorik persepsi-motorik, gangguan koordinasi gerak, gangguan
orientasi arah dan ruang dan keterlambatan perkembangan konsep.

Berikut adalah karakteristik anak yang mengalami kesulitan belajar dalam membaca, menulis
dan berhitung:
Anak yang mengalami kesulitan membaca (disleksia)
• Perkembangan kemampuan membaca terlambat,
• Kemampuan memahami isi bacaan rendah,
• Kalau membaca sering banyak kesalahan
• Nilai standarnya 3.

Anak yang mengalami kesulitan menulis (disgrafia)
• Kalau menyalin tulisan sering terlambat selesai,
• Sering salah menulis huruf b dengan p, p dengan q, v dengan u, 2
dengan 5, 6 dengan 9, dan sebagainya,
• Hasil tulisannya jelek dan tidak terbaca,
• Tulisannya banyak salah/terbalik/huruf hilang,
• Sulit menulis dengan lurus pada kertas tak bergaris.
• Nilai standarnya 4.

Anak yang mengalami kesulitan berhitung (diskalkula)
• Sulit membedakan tanda-tanda: +, -, x, :, >, <, =
• Sulit mengoperasikan hitungan/bilangan,
• Sering salah membilang dengan urut,
• Sering salah membedakan angka 9 dengan 6; 17 dengan 71, 2
dengan 5, 3 dengan 8, dan sebagainya,
• Sulit membedakan bangun-bangun geometri.
• Nilai standarnya 4.

H. Anak Berbakat (Giftedness and special talents)

Menurut Milgram, R.M (1991:10), anak berbakat adalah mereka yang mempunyai skor IQ
140 atau lebih diukur dengan instrument Stanford Binet (Terman, 1925), mempunyai
kreativitas tinggi (Guilford, 1956), kemampuan memimpin dan kemampuan dalam seni
drama, seni tari dan seni rupa (Marlan, 1972).
Anak berbakat mempunyai empat kategori, sebagai berikut:
• Mempunyai kemampuan intelektual atau intelegensi yang
menyeluruh, mengacu pada kemampuan berpikir secara abstrak
dan mampu memecahkan masalah secara sistematis dan masuk
akal.
• Kemampuan intelektual khusus, mengacu pada kemampuan yang
berbeda dalam matematika, bahasa asing, music, atau ilmu
pengetahuan alam.
• Berpikir kreatif atau berpikir murni menyeluruh. Pada umumnya
mampu berpikir untuk menyelesaikan masalah yang tidak umum
dan memerlukan pemikiran tinggi.
• Mempunyai bakat kreatif khusus, bersifat orisinil dan berbeda
dengan yang lain.
• Dari keempat kategori di atas, maka anak berbakat adalah mereka
yang mempunyai kemampuan-kemampuan yang unggul dalam segi
intelektual, teknik, estetika, social, fisik (Freemen, J. 1975:120),
akademik, psikomotor dan psikososial (Sisk,1987 dalam Amin, M.
1996:3).

Berikut identifikasi anak berbakat atau anak yang memilki kecerdasan dan kemampuan yang
luar biasa:
• Membaca pada usia lebih muda,
• Membaca lebih cepat dan lebih banyak,
• Memiliki perbendaharaan kata yang luas,
• Mempunyai rasa ingin tahu yang kuat,
• Mempunayi minat yang luas, juga terhadap masalah orang
dewasa,
• Mempunyai inisiatif dan dapat berkeja sendiri,
• Menunjukkan keaslian (orisinalitas) dalam ungkapan verbal,
• Memberi jawaban-jawaban yang baik,
• Dapat memberikan banyak gagasan,
• Luwes dalam berpikir,
• Terbuka terhadap rangsangan-rangsangan dari lingkungan,
• Mempunyai pengamatan yang tajam,
• Dapat berkonsentrasi untuk jangka waktu panjang, terutama
terhadap tugas atau bidang yang diminati,
• Berpikir kritis, juga terhadap diri sendiri,
• Senang mencoba hal-hal baru,
• Mempunyai daya abstraksi, konseptualisasi, dan sintesis yang
tinggi,
• Senang terhadap kegiatan intelektual dan pemecahan masalah,
• Cepat menangkap hubungan sebabakibat,
• Berperilaku terarah pada tujuan,
• Mempunyai daya imajinasi yang kuat,
• Mempunyai banyak kegemaran (hobi),
• Mempunyai daya ingat yang kuat,
• Tidak cepat puas dengan prestasinya,
• Peka (sensitif) serta menggunakan firasat (intuisi),
• Menginginkan kebebasan dalam gerakan dan tindakan.

I. Anak Autistik

Nilai standarnya 18.
Autism Syndrome merupakan kelainan yang disebabkan adanya hambatan pada
ketidakmampuan berbahasa yang diakibatkan oleh kerusakan pada otak. Gejala-gejala autism
menurut Delay & Deinaker (1952) dan Marholin & Philips (1976) antara lain:

• Senang tidur bermalas-malasan atau duduk menyendiri dengan
tampang acuh, muka pucat, dan mata sayu dan selalu
memandang ke bawah.
• Selalu diam sepanjang waktu.
• Jika ada pertanyaan terhadapnya, jawabannya sangat pelan
dengan nada monoton, kemudian dengan suara yang aneh akan
menceritakan dirinya dengan beberapa kata kemudian diam
menyendiri lagi.
• Tidak pernah bertanya, tidak menunjukkan rasa takut dan tidak
menyenangi sekelilingnya.
• Tidak tampak ceria.
• Tidak peduli terhadap lingkungannya, kecuali terhadap benda yang
disukainya.

Secara umum anak autis mengalami kelainan dalam berbicara, kelainan fungsi saraf dan
intelektual, Hal tersebut dapat terlihat dengan adanya keganjilan perilaku dan
ketidakmampuan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

J. Hyperactive (Attention Deficit Disorder with Hyperactive)

Hyperactive bukan merupakan penyakit tetapi suatu gejala atau symptoms. (Batshaw &
Perret, 1986: 261).symptoms terjadi disebabkan oleh factor-faktor brain damage, an
emotional disturbance, a hearing deficit or mental retardaction. Dewasa ini banyak kalangan
medis masih menyebut anak hiperaktif dengan istilah attention deficit disorder (ADHD)
(Solek, P. 2004:4)
3. Strategi Pembelajaran Bagi Anak Berkebutuhan Khusus


Di bawah ini beberapa strategi pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus:

1. Strategi pembelajaran bagi anak tunanetra
Strategi pembelajaran pada dasarnya adalah pendayagunaan secara tepat dan optimal dari
semua komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran yang meliputi tujuan, materi
pelajaran, media, metode, siswa, guru, lingkungan belajar dan evaluasi sehingga proses
pembelajaran berjalan dengan efektif dan efesien. Beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan dalam menentukan strategi pembelajaran , antara lain:

• Berdasarkan pengolahan pesan terdapat dua strategi yaitu
strategi pembelajaran deduktif dan induktf.
• Berdasarkan pihak pengolah pesan yaitu strategi pembelajaran
ekspositorik dan heuristic.
• Berdasarkan pengaturan guru yaitu strategi pembelajaran dengan
seorang guru dan beregu.
• Berdasarkan jumlah siswa yaitu strategi klasikal, kelompok kecil
dan individual.
• Beradsarkan interaksi guru dan siswa yaitu strategi tatap muka,
dan melalui media.

Selain strategi yang telah disebutkan di atas, ada strategi lain yang dapat diterapkan yaitu
strategi individualisasi, kooperatif dan modifikasi perilaku.

2. Strategi pembelajaran bagi anak berbakat
Strategi pembelajaran yang sesuai denagan kebutuhan anak berbakat akan mendorong anak
tersebut untuk berprestasi. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam meneentukan strategi
pembelajaran adalah :
• Pembelajaran harus diwarnai dengan kecepatan dan tingkat
kompleksitas.
• Tidak hanya mengembangkan kecerdasan intelektual semata
tetapi juga mengembangkan kecerdasan emosional.
• Berorientasi pada modifikasi proses, content dan produk.

Model-model layanan yang bias diberikan pada anak berbakat yaitu model layanan
perkembangan kognitif-afektif, nilai, moral, kreativitas dan bidang khusus.

3. Strategi pembelajaran bagi anak tunagrahita
Strategi pembelajaran anak tunagrahita ringan yang belajar di sekolah umum akan berbeda
dengan strategi anak tunagrahita yang belajar di sekolah luar biasa. Strategi yang dapat
digunakan dalam mengajar anak tunagrahita antara lain;

• Strategi pembelajaran yang diindividualisasikan
• Strategi kooperatif
• Strategi modifikasi tingkah laku

4. Strategi pembelajaran bagi anak tunadaksa
Strategi yang bias diterapkan bagi anak tunadaksa yaitu melalui pengorganisasian tempat
pendidikan, sebagai berikut:
• Pendidikan integrasi (terpadu)
• Pendidikan segresi (terpisah)
• Penataan lingkungan belajar

5. Strategi pembelajaran bagi anak tunalaras
Untuk memberikan layanan kepada anak tunalaras, Kauffman (1985) mengemukakan model-
model pendekatan sebagai berikut;
• Model biogenetic
• Model behavioral/tingkah laku
• Model psikodinamika
• Model ekologis

6. Strategi pembelajaran bagi anak dengan kesulitan belajar
• Anak berkesulitan belajar membaca yaitu melalui program delivery
dan remedial teaching
• Anak berkesulitan belajar menulis yaitu melalui remedial sesuai
dengan tingkat kesalahan.
• Anak berkesulitan belajar berhitung yaitu melalui program remidi
yang sistematis sesuai dengan urutan dari tingkat konkret, semi
konkret dan tingkat abstrak.

7. Strategi pembelajaran bagi anak tunarungu
Strategi yang biasa digunakan untuk anak tunarungu antara lain: strategi deduktif, induktif,
heuristic, ekspositorik, klasikal, kelompok, individual, kooperatif dan modifikasi perilaku.

More Related Content

What's hot

ANAK - ANAK LUAR BIASA
ANAK - ANAK LUAR BIASAANAK - ANAK LUAR BIASA
ANAK - ANAK LUAR BIASA
Budiansyah Sutanto
 
Artikel konseptual abk
Artikel konseptual abkArtikel konseptual abk
Artikel konseptual abk
Prisca Miftachul Ana
 
Anak Berkelainan Akademik
Anak Berkelainan AkademikAnak Berkelainan Akademik
Anak Berkelainan AkademikDesy Aryanti
 
Masalah kecacatan fizikal - EDUP3043 Pengurusan Bilik Darjah dan tingkahlaku PBD
Masalah kecacatan fizikal - EDUP3043 Pengurusan Bilik Darjah dan tingkahlaku PBDMasalah kecacatan fizikal - EDUP3043 Pengurusan Bilik Darjah dan tingkahlaku PBD
Masalah kecacatan fizikal - EDUP3043 Pengurusan Bilik Darjah dan tingkahlaku PBD
FaFai S.
 
Siswa Berkebutuhan Khusus
Siswa Berkebutuhan KhususSiswa Berkebutuhan Khusus
Siswa Berkebutuhan Khusus
Wahyuindratmoko
 
BAHASA KANAK-KANAK AUTISME
BAHASA KANAK-KANAK AUTISMEBAHASA KANAK-KANAK AUTISME
BAHASA KANAK-KANAK AUTISME
Shahrizzat Md Sukor
 
36010348 masalah-bahasa-dan-komunikasi
36010348 masalah-bahasa-dan-komunikasi36010348 masalah-bahasa-dan-komunikasi
36010348 masalah-bahasa-dan-komunikasiHoloman Halimunan
 
KAJIAN : KANAK-KANAK DOWN SYNDROME
KAJIAN : KANAK-KANAK DOWN SYNDROMEKAJIAN : KANAK-KANAK DOWN SYNDROME
KAJIAN : KANAK-KANAK DOWN SYNDROME
Hareez Haiqal
 
Masalah bahasa kanak2 masalah pembelajaran
Masalah bahasa kanak2 masalah pembelajaranMasalah bahasa kanak2 masalah pembelajaran
Masalah bahasa kanak2 masalah pembelajaran
kamalslaw
 
kanak kanak keperluan khas
kanak kanak keperluan khaskanak kanak keperluan khas
kanak kanak keperluan khas
Sha Amran
 
Definisi anak berkebutuhan khusus
Definisi anak berkebutuhan khususDefinisi anak berkebutuhan khusus
Definisi anak berkebutuhan khusus
Zeffy Akmal
 
Anak Berkebutuhan Khusus Qq1
Anak Berkebutuhan Khusus Qq1Anak Berkebutuhan Khusus Qq1
Anak Berkebutuhan Khusus Qq1d3di
 
Pendidikan anak berkebutuhan khusus (abk) pada anak yang menderita tunagrahit...
Pendidikan anak berkebutuhan khusus (abk) pada anak yang menderita tunagrahit...Pendidikan anak berkebutuhan khusus (abk) pada anak yang menderita tunagrahit...
Pendidikan anak berkebutuhan khusus (abk) pada anak yang menderita tunagrahit...Tjoetnyak Izzatie
 

What's hot (20)

Abk
AbkAbk
Abk
 
ANAK - ANAK LUAR BIASA
ANAK - ANAK LUAR BIASAANAK - ANAK LUAR BIASA
ANAK - ANAK LUAR BIASA
 
Artikel konseptual abk
Artikel konseptual abkArtikel konseptual abk
Artikel konseptual abk
 
Anak Berkelainan Akademik
Anak Berkelainan AkademikAnak Berkelainan Akademik
Anak Berkelainan Akademik
 
Masalah kecacatan fizikal - EDUP3043 Pengurusan Bilik Darjah dan tingkahlaku PBD
Masalah kecacatan fizikal - EDUP3043 Pengurusan Bilik Darjah dan tingkahlaku PBDMasalah kecacatan fizikal - EDUP3043 Pengurusan Bilik Darjah dan tingkahlaku PBD
Masalah kecacatan fizikal - EDUP3043 Pengurusan Bilik Darjah dan tingkahlaku PBD
 
Siswa Berkebutuhan Khusus
Siswa Berkebutuhan KhususSiswa Berkebutuhan Khusus
Siswa Berkebutuhan Khusus
 
BAHASA KANAK-KANAK AUTISME
BAHASA KANAK-KANAK AUTISMEBAHASA KANAK-KANAK AUTISME
BAHASA KANAK-KANAK AUTISME
 
36010348 masalah-bahasa-dan-komunikasi
36010348 masalah-bahasa-dan-komunikasi36010348 masalah-bahasa-dan-komunikasi
36010348 masalah-bahasa-dan-komunikasi
 
KAJIAN : KANAK-KANAK DOWN SYNDROME
KAJIAN : KANAK-KANAK DOWN SYNDROMEKAJIAN : KANAK-KANAK DOWN SYNDROME
KAJIAN : KANAK-KANAK DOWN SYNDROME
 
Kbk 3073
Kbk 3073Kbk 3073
Kbk 3073
 
Kbp3023 sem 2 puan marzaida
Kbp3023 sem 2 puan marzaidaKbp3023 sem 2 puan marzaida
Kbp3023 sem 2 puan marzaida
 
Masalah bahasa kanak2 masalah pembelajaran
Masalah bahasa kanak2 masalah pembelajaranMasalah bahasa kanak2 masalah pembelajaran
Masalah bahasa kanak2 masalah pembelajaran
 
Gangguan belajar
Gangguan belajarGangguan belajar
Gangguan belajar
 
Bab 7 pengurusan bilik darjah yang melibatkan murid berkeperluan khas
Bab 7 pengurusan bilik darjah yang melibatkan murid berkeperluan khasBab 7 pengurusan bilik darjah yang melibatkan murid berkeperluan khas
Bab 7 pengurusan bilik darjah yang melibatkan murid berkeperluan khas
 
kanak kanak keperluan khas
kanak kanak keperluan khaskanak kanak keperluan khas
kanak kanak keperluan khas
 
Definisi anak berkebutuhan khusus
Definisi anak berkebutuhan khususDefinisi anak berkebutuhan khusus
Definisi anak berkebutuhan khusus
 
Anak Berkebutuhan Khusus Qq1
Anak Berkebutuhan Khusus Qq1Anak Berkebutuhan Khusus Qq1
Anak Berkebutuhan Khusus Qq1
 
Pendidikan anak berkebutuhan khusus (abk) pada anak yang menderita tunagrahit...
Pendidikan anak berkebutuhan khusus (abk) pada anak yang menderita tunagrahit...Pendidikan anak berkebutuhan khusus (abk) pada anak yang menderita tunagrahit...
Pendidikan anak berkebutuhan khusus (abk) pada anak yang menderita tunagrahit...
 
Makalah autis
Makalah autisMakalah autis
Makalah autis
 
Siswa swn
Siswa swnSiswa swn
Siswa swn
 

Similar to Lengkap ank slb

Makalah Perbedaan individu dalam belajar 2
Makalah Perbedaan individu dalam  belajar 2Makalah Perbedaan individu dalam  belajar 2
Makalah Perbedaan individu dalam belajar 2
Muhammad Hamdani
 
mengenal ragam anak berkebutuhan khusus.pptx
mengenal ragam anak berkebutuhan khusus.pptxmengenal ragam anak berkebutuhan khusus.pptx
mengenal ragam anak berkebutuhan khusus.pptx
DevyHestiwana1
 
PPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN KELOMPOK 6.pptx
PPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN KELOMPOK 6.pptxPPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN KELOMPOK 6.pptx
PPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN KELOMPOK 6.pptx
loloxmanahati
 
materi tunarungu dan pembelajaran untuk guru
materi tunarungu dan pembelajaran untuk gurumateri tunarungu dan pembelajaran untuk guru
materi tunarungu dan pembelajaran untuk guru
RonaSuindu
 
3. isi isi penting (repaired)
3. isi isi penting (repaired)3. isi isi penting (repaired)
3. isi isi penting (repaired)john law
 
PPT_ANAK_BERKEBUTUHAN_KHUSUS.pptx
PPT_ANAK_BERKEBUTUHAN_KHUSUS.pptxPPT_ANAK_BERKEBUTUHAN_KHUSUS.pptx
PPT_ANAK_BERKEBUTUHAN_KHUSUS.pptx
AjengSriHikmayani
 
Penerapan_Komunikasi_Pada_Pasien_Berkebutuhan khusus.ppt
Penerapan_Komunikasi_Pada_Pasien_Berkebutuhan khusus.pptPenerapan_Komunikasi_Pada_Pasien_Berkebutuhan khusus.ppt
Penerapan_Komunikasi_Pada_Pasien_Berkebutuhan khusus.ppt
dewis24
 
Modul 6 - Pend. ABK.pptx
Modul 6 - Pend. ABK.pptxModul 6 - Pend. ABK.pptx
Modul 6 - Pend. ABK.pptx
AzizahRaiza1
 
CIRI-CIRI MURID BERKEPERLUAN PENDIDIKAN KHAS 2023.pptx
CIRI-CIRI MURID BERKEPERLUAN PENDIDIKAN KHAS 2023.pptxCIRI-CIRI MURID BERKEPERLUAN PENDIDIKAN KHAS 2023.pptx
CIRI-CIRI MURID BERKEPERLUAN PENDIDIKAN KHAS 2023.pptx
hafismd
 
Disleksiadisgrafia kelompok irma1
Disleksiadisgrafia kelompok irma1Disleksiadisgrafia kelompok irma1
Disleksiadisgrafia kelompok irma1
mumtazkia
 
Definisi pend khas
Definisi pend khasDefinisi pend khas
Definisi pend khasSky Light
 
Makalah Pembelajaran Kelas Khusus
Makalah Pembelajaran Kelas KhususMakalah Pembelajaran Kelas Khusus
Makalah Pembelajaran Kelas Khusus
Dedy Wiranto
 
Pendidikan+anak+kebutuhan+khusus+unit+4
Pendidikan+anak+kebutuhan+khusus+unit+4Pendidikan+anak+kebutuhan+khusus+unit+4
Pendidikan+anak+kebutuhan+khusus+unit+4
Andri Hantoro
 
Persentasi metode penelitian
Persentasi metode penelitianPersentasi metode penelitian
Persentasi metode penelitian
agus elpin
 
Keberagaman Anak Berkebutuhan Khusus
Keberagaman Anak Berkebutuhan KhususKeberagaman Anak Berkebutuhan Khusus
Keberagaman Anak Berkebutuhan Khusus
Sumber Belajar PPPPTK TK dan PLB
 
523013580 Pp Abk Fisik Kelompok untuk presentasi
523013580 Pp Abk Fisik Kelompok untuk presentasi523013580 Pp Abk Fisik Kelompok untuk presentasi
523013580 Pp Abk Fisik Kelompok untuk presentasi
binahongmemo
 
Karakteristik pend atd-atl
Karakteristik pend atd-atlKarakteristik pend atd-atl
Karakteristik pend atd-atl
ayuulanTari1
 
Kel.7 Gangguan Intelektual.pptx
Kel.7 Gangguan Intelektual.pptxKel.7 Gangguan Intelektual.pptx
Kel.7 Gangguan Intelektual.pptx
nuraini117206
 
KESULITAN BELAJAR PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR FKIP PGSD
KESULITAN BELAJAR PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR FKIP PGSDKESULITAN BELAJAR PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR FKIP PGSD
KESULITAN BELAJAR PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR FKIP PGSD
universitas Negeri Medan
 

Similar to Lengkap ank slb (20)

Makalah Perbedaan individu dalam belajar 2
Makalah Perbedaan individu dalam  belajar 2Makalah Perbedaan individu dalam  belajar 2
Makalah Perbedaan individu dalam belajar 2
 
mengenal ragam anak berkebutuhan khusus.pptx
mengenal ragam anak berkebutuhan khusus.pptxmengenal ragam anak berkebutuhan khusus.pptx
mengenal ragam anak berkebutuhan khusus.pptx
 
PPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN KELOMPOK 6.pptx
PPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN KELOMPOK 6.pptxPPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN KELOMPOK 6.pptx
PPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN KELOMPOK 6.pptx
 
materi tunarungu dan pembelajaran untuk guru
materi tunarungu dan pembelajaran untuk gurumateri tunarungu dan pembelajaran untuk guru
materi tunarungu dan pembelajaran untuk guru
 
3. isi isi penting (repaired)
3. isi isi penting (repaired)3. isi isi penting (repaired)
3. isi isi penting (repaired)
 
PPT_ANAK_BERKEBUTUHAN_KHUSUS.pptx
PPT_ANAK_BERKEBUTUHAN_KHUSUS.pptxPPT_ANAK_BERKEBUTUHAN_KHUSUS.pptx
PPT_ANAK_BERKEBUTUHAN_KHUSUS.pptx
 
Penerapan_Komunikasi_Pada_Pasien_Berkebutuhan khusus.ppt
Penerapan_Komunikasi_Pada_Pasien_Berkebutuhan khusus.pptPenerapan_Komunikasi_Pada_Pasien_Berkebutuhan khusus.ppt
Penerapan_Komunikasi_Pada_Pasien_Berkebutuhan khusus.ppt
 
Modul 6 - Pend. ABK.pptx
Modul 6 - Pend. ABK.pptxModul 6 - Pend. ABK.pptx
Modul 6 - Pend. ABK.pptx
 
CIRI-CIRI MURID BERKEPERLUAN PENDIDIKAN KHAS 2023.pptx
CIRI-CIRI MURID BERKEPERLUAN PENDIDIKAN KHAS 2023.pptxCIRI-CIRI MURID BERKEPERLUAN PENDIDIKAN KHAS 2023.pptx
CIRI-CIRI MURID BERKEPERLUAN PENDIDIKAN KHAS 2023.pptx
 
Disleksiadisgrafia kelompok irma1
Disleksiadisgrafia kelompok irma1Disleksiadisgrafia kelompok irma1
Disleksiadisgrafia kelompok irma1
 
Definisi pend khas
Definisi pend khasDefinisi pend khas
Definisi pend khas
 
Makalah Pembelajaran Kelas Khusus
Makalah Pembelajaran Kelas KhususMakalah Pembelajaran Kelas Khusus
Makalah Pembelajaran Kelas Khusus
 
Pendidikan+anak+kebutuhan+khusus+unit+4
Pendidikan+anak+kebutuhan+khusus+unit+4Pendidikan+anak+kebutuhan+khusus+unit+4
Pendidikan+anak+kebutuhan+khusus+unit+4
 
Persentasi metode penelitian
Persentasi metode penelitianPersentasi metode penelitian
Persentasi metode penelitian
 
Perkembangan fisik
Perkembangan fisikPerkembangan fisik
Perkembangan fisik
 
Keberagaman Anak Berkebutuhan Khusus
Keberagaman Anak Berkebutuhan KhususKeberagaman Anak Berkebutuhan Khusus
Keberagaman Anak Berkebutuhan Khusus
 
523013580 Pp Abk Fisik Kelompok untuk presentasi
523013580 Pp Abk Fisik Kelompok untuk presentasi523013580 Pp Abk Fisik Kelompok untuk presentasi
523013580 Pp Abk Fisik Kelompok untuk presentasi
 
Karakteristik pend atd-atl
Karakteristik pend atd-atlKarakteristik pend atd-atl
Karakteristik pend atd-atl
 
Kel.7 Gangguan Intelektual.pptx
Kel.7 Gangguan Intelektual.pptxKel.7 Gangguan Intelektual.pptx
Kel.7 Gangguan Intelektual.pptx
 
KESULITAN BELAJAR PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR FKIP PGSD
KESULITAN BELAJAR PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR FKIP PGSDKESULITAN BELAJAR PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR FKIP PGSD
KESULITAN BELAJAR PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR FKIP PGSD
 

More from DIKNAS PENDIDIKAN

Makalah asli seleksi tenaga kependidikan.paka natsirlut Oleh REPLIANIS
Makalah asli seleksi tenaga kependidikan.paka natsirlut Oleh REPLIANISMakalah asli seleksi tenaga kependidikan.paka natsirlut Oleh REPLIANIS
Makalah asli seleksi tenaga kependidikan.paka natsirlut Oleh REPLIANIS
DIKNAS PENDIDIKAN
 
Bahan ajar ipa REPLIANIS
Bahan ajar ipa REPLIANISBahan ajar ipa REPLIANIS
Bahan ajar ipa REPLIANIS
DIKNAS PENDIDIKAN
 
Tugas makalah gender
Tugas makalah genderTugas makalah gender
Tugas makalah gender
DIKNAS PENDIDIKAN
 
Kelas01 ipa heri-sulistyanto
Kelas01 ipa heri-sulistyantoKelas01 ipa heri-sulistyanto
Kelas01 ipa heri-sulistyantoDIKNAS PENDIDIKAN
 
Kelas01 indahnya bindo-sastra-suyatno
Kelas01 indahnya bindo-sastra-suyatnoKelas01 indahnya bindo-sastra-suyatno
Kelas01 indahnya bindo-sastra-suyatnoDIKNAS PENDIDIKAN
 
Kelas01 bahasa kita-bindo-jaruki
Kelas01 bahasa kita-bindo-jarukiKelas01 bahasa kita-bindo-jaruki
Kelas01 bahasa kita-bindo-jarukiDIKNAS PENDIDIKAN
 
Kelas06 senang belajar-ipa-rositawaty
Kelas06 senang belajar-ipa-rositawatyKelas06 senang belajar-ipa-rositawaty
Kelas06 senang belajar-ipa-rositawatyDIKNAS PENDIDIKAN
 

More from DIKNAS PENDIDIKAN (20)

Makalah asli seleksi tenaga kependidikan.paka natsirlut Oleh REPLIANIS
Makalah asli seleksi tenaga kependidikan.paka natsirlut Oleh REPLIANISMakalah asli seleksi tenaga kependidikan.paka natsirlut Oleh REPLIANIS
Makalah asli seleksi tenaga kependidikan.paka natsirlut Oleh REPLIANIS
 
Bahan ajar ipa REPLIANIS
Bahan ajar ipa REPLIANISBahan ajar ipa REPLIANIS
Bahan ajar ipa REPLIANIS
 
Tugas makalah gender
Tugas makalah genderTugas makalah gender
Tugas makalah gender
 
Kelas01 mtk purnomosidi
Kelas01 mtk purnomosidiKelas01 mtk purnomosidi
Kelas01 mtk purnomosidi
 
Kelas01 mtk djaelani
Kelas01 mtk djaelaniKelas01 mtk djaelani
Kelas01 mtk djaelani
 
Kelas01 ips inoki
Kelas01 ips inokiKelas01 ips inoki
Kelas01 ips inoki
 
Kelas01 ips indrastuti
Kelas01 ips indrastutiKelas01 ips indrastuti
Kelas01 ips indrastuti
 
Kelas01 ips edi
Kelas01 ips ediKelas01 ips edi
Kelas01 ips edi
 
Kelas01 ipa sri
Kelas01 ipa sriKelas01 ipa sri
Kelas01 ipa sri
 
Kelas01 ipa sholehudin
Kelas01 ipa sholehudinKelas01 ipa sholehudin
Kelas01 ipa sholehudin
 
Kelas01 ipa heri-sulistyanto
Kelas01 ipa heri-sulistyantoKelas01 ipa heri-sulistyanto
Kelas01 ipa heri-sulistyanto
 
Kelas01 indahnya bindo-sastra-suyatno
Kelas01 indahnya bindo-sastra-suyatnoKelas01 indahnya bindo-sastra-suyatno
Kelas01 indahnya bindo-sastra-suyatno
 
Kelas01 dunia mtk-kismianti
Kelas01 dunia mtk-kismiantiKelas01 dunia mtk-kismianti
Kelas01 dunia mtk-kismianti
 
Kelas01 bindo umri
Kelas01 bindo umriKelas01 bindo umri
Kelas01 bindo umri
 
Kelas01 bahasa kita-bindo-jaruki
Kelas01 bahasa kita-bindo-jarukiKelas01 bahasa kita-bindo-jaruki
Kelas01 bahasa kita-bindo-jaruki
 
Kelas06 senang belajar-ipa-rositawaty
Kelas06 senang belajar-ipa-rositawatyKelas06 senang belajar-ipa-rositawaty
Kelas06 senang belajar-ipa-rositawaty
 
BANI BUWAIHI
BANI BUWAIHIBANI BUWAIHI
BANI BUWAIHI
 
6
66
6
 
6.
6.6.
6.
 
4
44
4
 

Lengkap ank slb

  • 1. PEMBELAJARAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS 2. Jenis Dan Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus Anak berkebutuhan khusus yang paling banyak mendapat perhatian guru antara lain: A.Tunagrahita (Mental retardation) Ada beberapa definisi dari tunagrahita, antara lain: American Association on Mental Deficiency (AAMD) dalam B3PTKSM, (p. 20) mendefinisikan retardasi mental/tunagrahita sebagai kelainan yang meliputi fungsi intelektual umum di bawah rata-rata (sub-average), yaitu IQ 84 ke bawah berdasarkan tes individual; yang muncul sebelum usia 16 tahun; dan menunjukkan hambatan dalam perilaku adaptif Japan League for Mentally Retarded (1992: p.22) dalam B3PTKSM (p. 20-22), mendefinisikan retardasi mental/tunagrahita ialah fungsi intelektualnya lamban, yaitu IQ 70 ke bawah berdasarkan tes intelegensi baku; kekurangan dalam perilaku adaptif; dan terjadi pada masa perkembangan, yaitu antara masa konsepsi hingga usia 18 tahun. The New Zealand Society for the Intellectually Handicapped menyatakan tentang tunagrahita adalah bahwa seseorang dikatakan tunagrahita apabila kecerdasannya jelas-jelas di bawah rata-rata dan berlangsung pada masa perkembangan serta terhambat dalam adaptasi tingkah laku terhadap lingkungan sosialnya. Definisi tunagrahita yang dipublikasikan oleh American Association on Mental Retardation (AAMR). Di awal tahun 60-an, tunagrahita merujuk pada keterbatasan fungsi intelektual umum dan keterbatasan pada keterampilan adaptif. Keterampilan adaptif mencakup area : komunikasi, merawat diri, home living, keterampilan sosial, bermasyarakat, mengontrol diri, functional academics, waktu luang, dan kerja. Menurut definisi ini, ketunagrahitaan muncul sebelum usia 18 tahun. Menurut WHO seorang tunagrahita memiliki dua hal yang esensial yaitu fungsi intelektual secara nyata di bawah rata-rata dan adanya ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri dengan norma dan tututan yang berlaku dalam masyarakat. Adapun cara mengidentifikasi seorang anak termasuk tunagrahita yaitu melalui beberapa indikasi sebagai berikut: • Penampilan fisik tidak seimbang, misalnya kepala terlalu kecil/besar, • Tidak dapat mengurus diri sendiri sesuai usia, • Perkembangan bicara/bahasa terlambat • Tidak ada/kurang sekali perhatiannya terhadap lingkungan (pandangan kosong), • Koordinasi gerakan kurang (gerakan sering tidak terkendali), • Sering keluar ludah (cairan) dari mulut (ngiler). B. Tunalaras (Emotional or behavioral disorder)
  • 2. Nilai standarnya 4 Tunalaras adalah individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial. individu tunalaras biasanya menunjukan prilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku disekitarnya. Tunalaras dapat disebabkan karena faktor internal dan faktor eksternal yaitu pengaruh dari lingkungan sekitar. Menurut Eli M. Bower (1981), anak dengan hambatan emosional atau kaelainan perilaku, apabila menunjukkan adanya satu atau lebih dari lima komponen berikut: • Tidak mampu belajar bukan disebabkan karena factor intelektual, sensori atau kesehatan. • Tidak mampu untuk melakukan hubungan baik dengan teman- teman dan guru-guru. • Bertingkah laku atau berperasaan tidak pada tempatnya. Secara umum mereka selalu dalam keadaan pervasive dan tidak menggembirakan atau depresi. Bertendensi kearah symptoms fisik: merasa sakit atau ketakutan berkaitan dengan orang atau permasalahan di sekolah. Anak yang mengalami gangguan emosi dan perilaku juga bisa diidentifikasi melalui indikasi berikut: • Bersikap membangkang, • Mudah terangsang emosinya, • Sering melakukan tindakan aggresif, • Sering bertindak melanggar norma social/norma susila/hukum. C. Tunarungu Wicara (Communication disorder and deafness) Tunarungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam pendengaran baik permanen maupun tidak permanen. Klasifikasi tunarungu berdasarkan tingkat gangguan pendengaran adalah: • Gangguan pendengaran sangat ringan(27-40dB), • Gangguan pendengaran ringan(41-55dB), • Gangguan pendengaran sedang(56-70dB), • Gangguan pendengaran berat(71-90dB), • Gangguan pendengaran ekstrim/tuli(di atas 91dB). Karena memiliki hambatan dalam pendengaran individu tunarungu memiliki hambatan dalam berbicara sehingga mereka biasa disebut tunawicara. Cara berkomunikasi dengan individu menggunakan bahasa isyarat, untuk abjad jari telah dipatenkan secara internasional sedangkan untuk isyarat bahasa berbeda-beda di setiap negara. saat ini dibeberapa sekolah sedang dikembangkan komunikasi total yaitu cara berkomunikasi dengan melibatkan bahasa verbal, bahasa isyarat dan bahasa tubuh. Individu tunarungu cenderung kesulitan dalam memahami konsep dari sesuatu yang abstrak. Berikut identifikasi anak yang mengalami gangguan pendengaran: • Tidak mampu mendengar,
  • 3. • Terlambat perkembangan bahasa, • Sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi, • Kurang/tidak tanggap bila diajak bicara, • Ucapan kata tidak jelas, • Kualitas suara aneh/monoton, • Sering memiringkan kepala dalam usaha mendengar, • Banyak perhatian terhadap getaran, • Keluar nanah dari kedua telinga, • Terdapat kelainan organis telinga. • Nilai standarnya 7. D. Tunanetra (Partially seing and legally blind) Tunanetra adalah individu yang memiliki hambatan dalam penglihatan. tunanetra dapat diklasifikasikan kedalam dua golongan yaitu: buta total (Blind) dan low vision. Definisi Tunanetra menurut Kaufman & Hallahan adalah individu yang memiliki lemah penglihatan atau akurasi penglihatan kurang dari 6/60 setelah dikoreksi atau tidak lagi memiliki penglihatan. Karena tunanetra memiliki keterbataan dalam indra penglihatan maka proses pembelajaran menekankan pada alat indra yang lain yaitu indra peraba dan indra pendengaran. Oleh karena itu prinsip yang harus diperhatikan dalam memberikan pengajaran kepada individu tunanetra adalah media yang digunakan harus bersifat taktual dan bersuara, contohnya adalah penggunaan tulisan braille, gambar timbul, benda model dan benda nyata. sedangkan media yang bersuara adalah tape recorder dan peranti lunak JAWS. Untuk membantu tunanetra beraktivitas di sekolah luar biasa mereka belajar mengenai Orientasi dan Mobilitas. Orientasi dan Mobilitas diantaranya mempelajari bagaimana tunanetra mengetahui tempat dan arah serta bagaimana menggunakan tongkat putih (tongkat khusus tunanetra yang terbuat dari alumunium). Berikut identifikasi anak yang mengalami gangguan penglihatan: • Tidak mampu melihat, • Tidak mampu mengenali orang pada jarak 6 meter, • Kerusakan nyata pada kedua bola mata, • Sering meraba-raba/tersandung waktu berjalan, • Mengalami kesulitan mengambil benda kecil di dekatnya, • Bagian bola mata yang hitam berwarna keruh/besisik/kering, • Mata bergoyang terus. • Nilai standarnya adalah 6, artinya bila anak mengalami minimal 6 gejala di atas, maka anak termasuk tunanetra. E. Tunadaksa (physical disability) Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainanneuro-muskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan, termasuk celebral palsy, amputasi, polio, dan lumpuh. Tingkat gangguan pada tunadaksa adalah ringan yaitu memiliki keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisiktetap masih dapat ditingkatkan melalui terapi, sedang yaitu memilki keterbatasan motorik dan mengalami gangguan koordinasi sensorik, berat yaitu memiliki keterbatasan total dalam gerakan fisik dan tidak mampu mengontrol gerakan fisik.
  • 4. Berikut identifikasi anak yang mengalami kelainan anggota tubuh tubuh/gerak tubuh: • Anggota gerak tubuh kaku/lemah/lumpuh, • Kesulitan dalam gerakan (tidak sempurna, tidak lentur/tidak terkendali), • Terdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkap/tidak sempurna/lebih kecil dari biasa, • Terdapat cacat pada alat gerak, • Jari tangan kaku dan tidak dapat menggenggam, • Kesulitan pada saat berdiri/berjalan/duduk, dan menunjukkan sikap tubuh tidak normal, • Hiperaktif/tidak dapat tenang. • Nilai standarnya 5. F. Tunaganda (Multiple handicapped) Menurut Johnston & Magrab, tunaganda adalah mereka yang mempunyai kelainan perkembangan mencakup kelompok yang mempunyai hambatan-hambatan perkembangan neurologis yang disebabkan oleh satu atau dua kombinasi kelainan dalam kemampuan seperti intelegensi, gerak, bahasa, atau hubungan pribadi di masyarakat. Walker (1975) berpendapat mengenai tunaganda sebagai berikut: Seseorang dengan dua hambatan yang masing-masing memerlukan layanan-layanan pendidikan khusus. Seseorang dengan hambatan-hambatan ganda yang memerlukan layanan teknologi. Seseorang dengan hambatan-hambatan yang memerlukan modifikasi khusus. G. Kesulitan Belajar (Learning disabilities) Anak dengan kesulitan belajar adalah individu yang memiliki gangguan pada satu atau lebih kemampuan dasar psikologis yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa, berbicara dan menulis yang dapat memengaruhi kemampuan berfikir, membaca,berhitung, berbicara yang disebabkan karena gangguan persepsi, brain injury, disfungsi minimal otak, dislexia, dan afasia perkembangan. individu kesulitan belajar memiliki IQ rata-rata atau diatas rata- rata, mengalami gangguan motorik persepsi-motorik, gangguan koordinasi gerak, gangguan orientasi arah dan ruang dan keterlambatan perkembangan konsep. Berikut adalah karakteristik anak yang mengalami kesulitan belajar dalam membaca, menulis dan berhitung: Anak yang mengalami kesulitan membaca (disleksia) • Perkembangan kemampuan membaca terlambat, • Kemampuan memahami isi bacaan rendah, • Kalau membaca sering banyak kesalahan • Nilai standarnya 3. Anak yang mengalami kesulitan menulis (disgrafia) • Kalau menyalin tulisan sering terlambat selesai, • Sering salah menulis huruf b dengan p, p dengan q, v dengan u, 2 dengan 5, 6 dengan 9, dan sebagainya, • Hasil tulisannya jelek dan tidak terbaca, • Tulisannya banyak salah/terbalik/huruf hilang,
  • 5. • Sulit menulis dengan lurus pada kertas tak bergaris. • Nilai standarnya 4. Anak yang mengalami kesulitan berhitung (diskalkula) • Sulit membedakan tanda-tanda: +, -, x, :, >, <, = • Sulit mengoperasikan hitungan/bilangan, • Sering salah membilang dengan urut, • Sering salah membedakan angka 9 dengan 6; 17 dengan 71, 2 dengan 5, 3 dengan 8, dan sebagainya, • Sulit membedakan bangun-bangun geometri. • Nilai standarnya 4. H. Anak Berbakat (Giftedness and special talents) Menurut Milgram, R.M (1991:10), anak berbakat adalah mereka yang mempunyai skor IQ 140 atau lebih diukur dengan instrument Stanford Binet (Terman, 1925), mempunyai kreativitas tinggi (Guilford, 1956), kemampuan memimpin dan kemampuan dalam seni drama, seni tari dan seni rupa (Marlan, 1972). Anak berbakat mempunyai empat kategori, sebagai berikut: • Mempunyai kemampuan intelektual atau intelegensi yang menyeluruh, mengacu pada kemampuan berpikir secara abstrak dan mampu memecahkan masalah secara sistematis dan masuk akal. • Kemampuan intelektual khusus, mengacu pada kemampuan yang berbeda dalam matematika, bahasa asing, music, atau ilmu pengetahuan alam. • Berpikir kreatif atau berpikir murni menyeluruh. Pada umumnya mampu berpikir untuk menyelesaikan masalah yang tidak umum dan memerlukan pemikiran tinggi. • Mempunyai bakat kreatif khusus, bersifat orisinil dan berbeda dengan yang lain. • Dari keempat kategori di atas, maka anak berbakat adalah mereka yang mempunyai kemampuan-kemampuan yang unggul dalam segi intelektual, teknik, estetika, social, fisik (Freemen, J. 1975:120), akademik, psikomotor dan psikososial (Sisk,1987 dalam Amin, M. 1996:3). Berikut identifikasi anak berbakat atau anak yang memilki kecerdasan dan kemampuan yang luar biasa: • Membaca pada usia lebih muda, • Membaca lebih cepat dan lebih banyak, • Memiliki perbendaharaan kata yang luas, • Mempunyai rasa ingin tahu yang kuat, • Mempunayi minat yang luas, juga terhadap masalah orang dewasa, • Mempunyai inisiatif dan dapat berkeja sendiri, • Menunjukkan keaslian (orisinalitas) dalam ungkapan verbal, • Memberi jawaban-jawaban yang baik, • Dapat memberikan banyak gagasan, • Luwes dalam berpikir,
  • 6. • Terbuka terhadap rangsangan-rangsangan dari lingkungan, • Mempunyai pengamatan yang tajam, • Dapat berkonsentrasi untuk jangka waktu panjang, terutama terhadap tugas atau bidang yang diminati, • Berpikir kritis, juga terhadap diri sendiri, • Senang mencoba hal-hal baru, • Mempunyai daya abstraksi, konseptualisasi, dan sintesis yang tinggi, • Senang terhadap kegiatan intelektual dan pemecahan masalah, • Cepat menangkap hubungan sebabakibat, • Berperilaku terarah pada tujuan, • Mempunyai daya imajinasi yang kuat, • Mempunyai banyak kegemaran (hobi), • Mempunyai daya ingat yang kuat, • Tidak cepat puas dengan prestasinya, • Peka (sensitif) serta menggunakan firasat (intuisi), • Menginginkan kebebasan dalam gerakan dan tindakan. I. Anak Autistik Nilai standarnya 18. Autism Syndrome merupakan kelainan yang disebabkan adanya hambatan pada ketidakmampuan berbahasa yang diakibatkan oleh kerusakan pada otak. Gejala-gejala autism menurut Delay & Deinaker (1952) dan Marholin & Philips (1976) antara lain: • Senang tidur bermalas-malasan atau duduk menyendiri dengan tampang acuh, muka pucat, dan mata sayu dan selalu memandang ke bawah. • Selalu diam sepanjang waktu. • Jika ada pertanyaan terhadapnya, jawabannya sangat pelan dengan nada monoton, kemudian dengan suara yang aneh akan menceritakan dirinya dengan beberapa kata kemudian diam menyendiri lagi. • Tidak pernah bertanya, tidak menunjukkan rasa takut dan tidak menyenangi sekelilingnya. • Tidak tampak ceria. • Tidak peduli terhadap lingkungannya, kecuali terhadap benda yang disukainya. Secara umum anak autis mengalami kelainan dalam berbicara, kelainan fungsi saraf dan intelektual, Hal tersebut dapat terlihat dengan adanya keganjilan perilaku dan ketidakmampuan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. J. Hyperactive (Attention Deficit Disorder with Hyperactive) Hyperactive bukan merupakan penyakit tetapi suatu gejala atau symptoms. (Batshaw & Perret, 1986: 261).symptoms terjadi disebabkan oleh factor-faktor brain damage, an emotional disturbance, a hearing deficit or mental retardaction. Dewasa ini banyak kalangan medis masih menyebut anak hiperaktif dengan istilah attention deficit disorder (ADHD) (Solek, P. 2004:4)
  • 7. 3. Strategi Pembelajaran Bagi Anak Berkebutuhan Khusus Di bawah ini beberapa strategi pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus: 1. Strategi pembelajaran bagi anak tunanetra Strategi pembelajaran pada dasarnya adalah pendayagunaan secara tepat dan optimal dari semua komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran yang meliputi tujuan, materi pelajaran, media, metode, siswa, guru, lingkungan belajar dan evaluasi sehingga proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan efesien. Beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan strategi pembelajaran , antara lain: • Berdasarkan pengolahan pesan terdapat dua strategi yaitu strategi pembelajaran deduktif dan induktf. • Berdasarkan pihak pengolah pesan yaitu strategi pembelajaran ekspositorik dan heuristic. • Berdasarkan pengaturan guru yaitu strategi pembelajaran dengan seorang guru dan beregu. • Berdasarkan jumlah siswa yaitu strategi klasikal, kelompok kecil dan individual. • Beradsarkan interaksi guru dan siswa yaitu strategi tatap muka, dan melalui media. Selain strategi yang telah disebutkan di atas, ada strategi lain yang dapat diterapkan yaitu strategi individualisasi, kooperatif dan modifikasi perilaku. 2. Strategi pembelajaran bagi anak berbakat Strategi pembelajaran yang sesuai denagan kebutuhan anak berbakat akan mendorong anak tersebut untuk berprestasi. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam meneentukan strategi pembelajaran adalah : • Pembelajaran harus diwarnai dengan kecepatan dan tingkat kompleksitas. • Tidak hanya mengembangkan kecerdasan intelektual semata tetapi juga mengembangkan kecerdasan emosional. • Berorientasi pada modifikasi proses, content dan produk. Model-model layanan yang bias diberikan pada anak berbakat yaitu model layanan perkembangan kognitif-afektif, nilai, moral, kreativitas dan bidang khusus. 3. Strategi pembelajaran bagi anak tunagrahita Strategi pembelajaran anak tunagrahita ringan yang belajar di sekolah umum akan berbeda dengan strategi anak tunagrahita yang belajar di sekolah luar biasa. Strategi yang dapat digunakan dalam mengajar anak tunagrahita antara lain; • Strategi pembelajaran yang diindividualisasikan • Strategi kooperatif • Strategi modifikasi tingkah laku 4. Strategi pembelajaran bagi anak tunadaksa Strategi yang bias diterapkan bagi anak tunadaksa yaitu melalui pengorganisasian tempat
  • 8. pendidikan, sebagai berikut: • Pendidikan integrasi (terpadu) • Pendidikan segresi (terpisah) • Penataan lingkungan belajar 5. Strategi pembelajaran bagi anak tunalaras Untuk memberikan layanan kepada anak tunalaras, Kauffman (1985) mengemukakan model- model pendekatan sebagai berikut; • Model biogenetic • Model behavioral/tingkah laku • Model psikodinamika • Model ekologis 6. Strategi pembelajaran bagi anak dengan kesulitan belajar • Anak berkesulitan belajar membaca yaitu melalui program delivery dan remedial teaching • Anak berkesulitan belajar menulis yaitu melalui remedial sesuai dengan tingkat kesalahan. • Anak berkesulitan belajar berhitung yaitu melalui program remidi yang sistematis sesuai dengan urutan dari tingkat konkret, semi konkret dan tingkat abstrak. 7. Strategi pembelajaran bagi anak tunarungu Strategi yang biasa digunakan untuk anak tunarungu antara lain: strategi deduktif, induktif, heuristic, ekspositorik, klasikal, kelompok, individual, kooperatif dan modifikasi perilaku.