SlideShare a Scribd company logo
1 of 103
AsAm Amino, peptidA & protein




          AA   protein
 Hidrolisis protein mengHAsilkAn AsAm Amino,
  HAl ini merupAkAn Bukti BAHwA molekul
  penyusun protein AdAlAH AsAm Amino
 AsAm Amino sederHAnA mempunyAi gugus

  fungsi AminA dAn gugus fungsi kArBoksilAt
           H
    H2n – C – CooH
          r
perBedAAn AsAm Amino yAng sAtu dengAn

 yAng lAinnyA diseBABkAn oleH rAntAi
 sAmping r
Asam Amino
   merupakan unit penyusun
    protein
   Struktur:
    satu atom C sentral yang
    mengikat secara kovalent:
      gugus amino,

      gugus karboksil,

      satu atom H dan

      rantai samping (gugus R)
STRUKTUR ASAM AMINO
STRUCTUR ASAM AMINO


              Non-ionized form


                     H
                                     O
Amino
group
        H2N          C           C        Carboxyl
                                          group

                                     OH
                     R
                 Side chain
• Gugus R  rantai samping yang berbeda-beda
pada setiap jenis asam amino
• Gugus R yang berbeda-beda tersebut menentukan:
      -. Struktur
      -. Ukuran
      -. Muatan elektrik
      -. Sifat kelarutan di dalam air
Asam amino dengan singkatannya

    Asam amino    Singkatan   Asam amino
    Singkatan
   Alanin          Ala       - Metionin       Met
   Arginin         Arg       - Fenil alanin   Fen
   Asparagin       Asn       - Prolin         Pro
   As.aspartat     Asp       - Serin          Ser
   Sistein         Sis       - Treonin        Tre
   Glutamin        Gln       - Triptopan      Trp
   As.glutamat     Glu       - Tirosin        Tir
   Glisin          Gli       - Valin          Val
   Histidin        His
   Isolesin        Ile
   Lesin           les
   Lisin           lis
Penggolongan asam amino
        20 asam amino utama penyusun protein
        Dibagi berdasar sifat gugus R:
    1.     Asam amino dengan gugus R non polar alifatik
    2.     Asam amino dengan gugus R polar tak bermuatan
    3.     Asam amino dengan gugus R polar bermuatan negatif
           (asam)
    4.     Asam amino dengan gugus R polar bermuatan positif
           (basa)
    5.     5Asam amino dengan gugus R aromatis
Asam amino standar
   Asam amino yang menyusun
    protein organisme ada 20 macam
    disebut sebagai asam amino
    standar
   Diketahui asam amino ke 21
    disebut selenosistein (jarang
    ditemukan) Terdapat di beberapa
    enzim seperti gluthatione
    peroxidase
   Selenenosistein mempy kode
    genetik: UGA  biasa utk stop
    kodon  tjd pd mRNA dgn
    struktur 2nd yg banyak.
Klasifikasi Asam amino
   Diklasifikasikan berdasar gugus R (rantai samping)
   Biasanya sifat-sifat seperti: hidrofobik/hidrofilik, polar/non
    polar, ada/tidaknya gugus terionisasi


                               AROMATIK
            NON
           POLAR                                   POLAR
                           Asam amino

                   BASIC (+)          ACIDIC (-)
Asam amino non polar
   Memiliki gugus R alifatik
   Glisin, alanin, valin, leusin, isoleusin dan prolin
   Bersifat hidrofobik. Semakin hidrofobik suatu a.a spt
    Ile (I)  biasa terdapat di bagian dlm protein.
   Prolin berbeda dgn a.a  siklis. Tapi mempunyai byk
    kesamaan sifat dgn kelompok alifatis ini.
   Umum terdapat pada protein yang berinteraksi dengan
    lipid
Asam amino polar
   Memiliki gugus R yang tidak bermuatan
   Serin , threonin, sistein, metionin, asparagin, glutamin
   Bersifat hidrofilik  mudah larut dalam air
   Cenderung terdapat di bagian luar protein
   Sistein berbeda dgn yg lain, karena ggs R terionisasi
    pada pH tinggi (pH = 8.3) sehingga dapat mengalami
    oksidasi dengan sistein membentuk ikatan disulfide
   (-S-S-)  sistin (tdk tmsk dlm a.a. standar karena selalu
    tjd dari 2 buah molekul sistein dan tidak dikode oleh
    DNA)
Asam amino dengan gugus R aromatik
   Fenilalanin, tirosin dan triptofan
   Bersifat relatif non polar  hidrofobik
   Fenilalanin bersama dgn V, L & I  a.a plg hidrofobik
   Tirosin  gugus hidroksil , triptofan  cincin indol
   Sehingga mampu membentuk ikatan hidrogen 
    penting untuk menentukan struktur ensim
   Asam amino aromatik mampu menyerap sinar UV λ
    280 nm  sering digunakan utk menentukan kadar
    protein
Asam amino dengan gugus R bermuatan positif
   Lisin, arginin, dan histidin
   Mempunyai gugus yg bsft basa pd rantai sampingnya
   Bersifat polar  terletak di permukaan protein dapat
    mengikat air.
   Histidin mempunyai muatan mendekati netral (pd
    gugus imidazol) dibanding
       lisin  gugus amino
       arginin  gugus guanidino
   Krn histidin dpt terionisasi pada pH mendekati pH
    fisioligis  sering berperan dlm reaksi ensimatis yg
    melibatkan pertukaran proton
Asam amino dengan gugus R
        bermuatan negatif
   Aspartat dan glutamat
   Mempunyai gugus karboksil pada rantai sampingnya 
    bermuatan (-) / acid pada pH 7
Asam amino non standar
   Merupakan asam amino
    diluar 20 mcm as. Amino
    standar
   Terjadi karena modifikasi
    yang terjadi setelah suatu
    asam amino standar
    menjadi protein.
   Kurang lebih 300 asam
    amino non standar            modifikasi serin yang
                                 mengalami fosforilasi
    dijumpai pada sel
                                 oleh protein kinase
• modifikasi prolin  dlm proses
  modifikasi posttranslasi, oleh
  prokolagen prolin hidroksilase.

• Ditemukan pada kolagen untuk
  menstabilkan struktur




• Dari modifikasi Glu oleh vit K.
• γ karboksi glutamat mampu
 mengikat Ca  penting utk
 penjendalan darah.
• Ditemukan pd protein protombin
• Modifikasi lisin. Terdapat di kolagen dan miosin (protein
  kontraksi pd otot) dan berperan untuk sisi terikatnya
  polisakarida
• Beberapa ditemukan asam amino nonstandar yang tidak
  menyusun protein  merupakan senyawa antara
  metabolisme (biosintesis arginin dan urea)
dAri 20 AsAm Amino pemBAngun rotein, AdA
  delApAn
diAntArAnyA yAng tidAk dApAt disintesis oleH
mAnusiA dewAsA (AsAm Amino esensiAl), AsAm
  Amino non protein
 AdA BeBerApA AsAm Amino yAng BukAn
  merupAkAn penyusun protein dAn
  strukturnyA BukAn AsAm α -Amino.
 BeBerApA diAntArAnyA mempunyAi perAn
  penting dAlAm metABolisme sel
               O                       O
   H2NCH2CH – C – OH   H2NCH2CH2CH2 – C – OH
Asam Amino Essensial
         Nama                  Rantai Sisi
Fenilalanin               Aromatik non-polar    Phe   F
Isoleusin                 Rantai bercabang      Ile   I
Leusin                    Rantai bercabang      Leu   L
Lisin                     Positif basa          Lys   K
Metionin                  Polar tak bermuatan   Met   M
Treonin                   Polar tak bermuatan   Thr   T
Triptofan                 Aromatik polar        Trp   W
Valin                     Rantai bercabang      Val   V
Arginin (separuh ess.)    Positif basa          Arg   R
Histidin (separuh ess.)   Positif basa          His   H
Asam Amino Non-Essensial
           Nama                Rantai Sisi
Alanin                   Non-polar alifatik    Ala   A
Asparagin                Polar tak bermuatan   Asn   N
Aspartat                 Negatif asam          Asp   D
Glisin                   Non-polar alifatik    Gly   G
Glutamat                 Negatif asam          Glu   E
Glutamin                 Polar tak bermuatan   Gln   Q
Prolin                   Non-polar siklik      Pro   P
Serin                    Polar tak bermuatan   Ser   S
Sistein                  Polar tak bermuatan   Cys   C
Tirosin                  Aromatik polar        Tyr   Y
CH2 OH O                        O

      HOCH2 – C – C – C – NH–CH2CH2 – C – OH

              CH3 H
                      Asam pantotenat

Pengaruh gugus rantai samping
Berdasarkan struktur rantai samping, asam amino dibedakan
menjadi; asam amino asam, asam amino basa dan asam
amino netral.
                                 CO2H                   CO2H
      CO2H
H2N   CH                  H2N   CH                H2N   CH
     CH2CH2CO2H
                                (CH2)4NH2               CH3
Asam glutamat
As.amino asam               Asam amino basa
   Kelebihan gugus –COOH pada suatu asam amino,
    menjadikan asam amino bersifat asam
   Kelebihan gugus –NH2, menjadikan asam amino bersifat basa
   Asam amino yang tidak mengandung kelebihan keduanya,
    maka asam amino besifat netral

Stereo kimia asam amino
asam amino & protein merupakan senyawa optik aktif dengan
pusat kiral pada atom karbon alfa dan mempunyai konfoguarasi
  L

                                 COOH                COOH
H           COOH
       C              H2N       C     H      H2N          H
R            NH2                R                    R
                   L – Asam amino (S Asam)    Proyeksi Fischer
 Pengertian konfigurasi L, berdasarkan pada konfigurasi gliseral
  dehida yang dilukiskan dalam proyeksi Fischer.
 Apabila gugus NH2 yang dilukiskan dalam proyeksi Fischer ter

  letak disebelah kiri, maka konfigurasinya adalah L atau S
              CHO                  COOH             COOH

      HO              H     H2N         H    H            NH2

             CH2OH                R                R
       L – gliseraldehida   L – asam amino       D-asam amino

 Setiap asam α-amino mempunyai satu atau lebih atom C tak
  simetris, kecuali glisin
 Semua asam amino mempunyai konfigurasi L sehingga disebut
  asam amino L atau alfa
 Jumlah stereo isomer dari asam amino ditentukan oleh jumlah
  atom C tak simetrisnya
Sifat Keasaman dan Kebasaan asam α – amino
 Asam amino mempunyai gugus amina (NH2) dan gugus karboksil

   (COO ) di dalam satu molekul sehingga asam amino dapat bersifat
   amfoter
 Asam amino bersifat asam atau memberikan proton, jika dalam kondisi
   basa kuat
 Asam amino bersifat basa atau menerima proton, jika dalam kondisi
   asam kuat                                                         +
                                                                      OH H

   R – NH – CO+ H
       + CH   H2          R –+NH
                              CHCOO             R – CH – COO
                                                    NH
           3                      3                      2

    Asam amino pada          Bentuk ion dipol         Asam amino pada
    pH rendah (2)            Netral (1)               pH tinggi (3)

                                                      pH makin tinggi
Titik Isoelektrik
 pH dimana asam amino tidak bergerak baik ke elektroda
  positip
  (anoda) maupun elektroda negatip (katoda) disebut titik
  isoelktrik.
 Penentua titik isoelektrik glisin adalah sebagai berikut :
                         Ka 1
  H3N+CH2COOH                   H3N+CH2COO- + H+
                         Ka 2

   H3N+CH2COO-                  H2NCH2COO- + H+
           [H+] [H3N+CH2COO-]
                                              pKa 1 = 2,35
  Ka 1=      [H3N CH2COOH]
                 +




            [H+] [H2NCH2COO-]
                                                pKa 2 = 9,78
  Ka 2 =     [H3N+CH2COO-
pKa1 + pKa2
  Titik isoelektrik glisin =                = 6,06
                                       2
Sintesis Asam Amino
                       1. NH3
  R–CHX–COOH 2. - OH                   R–CHNH2–COOH
                        1. Ftalimida
  XCH(CO2C2H3)2         2.NaOC2H3RX
                                   RCHNH COOH
                                   RCHNH2 COOH
                        3.H2O, kalor

                1.NH3 - H2O
  R – CHO       2.HCN             RCCHNH2COOH
                3.H2O, H+

                  H2, NH3, Pd
  RCOCOOH                         RCHNH2COOH
100%
                                        C


                          50%B/50%C

                                               (C) Cas bersih -1
                   100%
                     B



                                             (B) Tiada cas bersih



       50%A/50%B
100%
  A                                          (A): Cas bersih +1
2 kawasan/zon penimbal




    Alanina adalah
     Alanina adalah
    penimbal yang baik
     penimbal yang baik
    pada pH 2.34 & 9.60
     pada pH 2.34 & 9.60
    Tidak bertindak
     Tidak bertindak
    sebagai penimbal
     sebagai penimbal
    yang baik dalam sel
     yang baik dalam sel
    ie pH7.4
     ie pH7.4
9.60




2.34




              pI = ½(pKa1 + pKa2)
                 = ½(2.34 + 9.60)
                 = 5.97
Reaksi-reaksi Asam Amino
 Reaksi esterifikasi :

      H3N+CHCOOH + R – OH                  H3N+CHCOOH
                         alkohol
                R                                     R
            asam amino                        ester


   Reaksi pembentukan amida :
                         O                O

H3N+CHCOOH + CH3C – Cl               CH3CNHCHCOOH
        R                                         R


Analisis Asam Amino
 Tes warna dengan Ninhidrin adalah analisis asam amino yang
  sederhana dan cukup sensitip dengan memberikan warna biru-
  violet.
O
         C          OH
                C        +   RCHNH2COOH
         C          OH       asam amino
                                              O                    O
         O
    Ninhidrin                                 C                   C
                                                  C    N    C
                                              C                    C
                                              O                    O
                                          Kompleks ninhidrin as. amino
                                          biru-violet



• Tes warna dengan ninhidrin hanya berlaku untuk amina primer
• Ketajaman warna bergantung pada konsentrasi asam amino
  yang ada dalam larutan
Analisis dengan Cara Kromatografi
 Kromatografi kertas

 Kromatografi lapis tipis

 Kromatografi penukar ion

 HPLC

 Asam amino analiser (AAA)

  Contoh dengan kromatografi kertas



    (asam amino)   x                                      X
                                                   Rf =
                                 Y = jarak eluen          Y




             Batas awal eluen26-08
       MFW 23-08        MFW
Peptida
 Senyawa peptida merupakan hasil polimerisasi dari asam amino

 Molekul-molekul asam amino terikat satu sama lain yang dihubungkan
  oleh ikatan peptida
 Ikatan peptida terbentuk antara gugus NH2 dari asam amino yg satu

  dengan gugus COOH dari asam amino yg lain.

                 O                    O


        R1                      R2
    NH2 CH – C – OH + NH2 CH – C – OH
                       O           O


                     R1              R2
                NH2 CH – C – NH CH – C – OH
                                Peptida
Ikatan peptida
Pembentukan Ikatan Peptida
   (Reaksi Kondensasi)




               Dipeptida
Dua Asam Amino Dihubungkan
             oleh Ikatan Peptida




   Reaksi kondensasi
   Terbentuk antara gugus karboksil di suatu asam
    amino dengan gugus amino asam amino lainnya
   Menghasilkan air
   Dalam perhitungan energi tidak menguntungkan
Ikatan Peptida




                 42
FORMATION OF A DIPEPTIDE BY WAY OF A PEPTIDE BOND



      H                           H                    H   O         H   H
              O                            O                                       O
H2N   C   C          +    H2 N    C    C        H2 N   C   C     N       C     C     + H2 O
              OH                           OH                                      OH
      H                  Amino   CH3                   H   Peptide       CH3
                         group                             bond
          Carboxyl
          group
Peptida:
  Protein dibina oleh tindak balas kondensasi antara asid-asid amino

               Tindak balas kondensasi adalah antara
              kumpulan karboksil dan kumpulan amino




                                        H2 O




                                  Sejenis ikatan amida:
                                  Ikatan peptida
H2O




Peptida kecil yang mengandungi kurang daripada 12 asid amino: oligopeptida
peptida yang lebih panjang dipanggil polipeptida.




Hujung amino/                                         Hujung karboksil/
Residu Hujung-N                                       Residu Hujung-C

Hujung yang                                           Hujung yang kutub
kutub
                           Kumpulan R mungkin
                           bersifat kutub     mempengaruhi cas
Ingat bahawa struktur peptida atau protein: Ada tulang belakang dan rantai sisi



               Tulang belakang: unit-unit amida dan karbon-α




                                   Rantai Sisi
Contoh, suatu pentapeptida:
Polipeptida
Asam-asam amino bersambungan membentuk suatu polipeptida
melalui ikatan peptida. Urutan (sekuens) asam amino dari suatu rantai
menjadi struktur primer suatu protein



                 Ikatan Peptida          Ikatan Peptida




                           Rantai Polipeptida

       Ikatan peptida menghubungkan gugus karboksil dari satu asam
       amino dengan gugus amino dari asam amino lainnya

                                                                     49
Polimer Asam Amino disebut…

   Di-, tri-, tetra-, pentapeptida, dst., atau
   Secara umum, peptida or oligopeptida
    (hingga sepanjang 30 asam amino)
   Polimer yang lebih besar disebut polipeptida
    (hingga sepanjang 100 asam amino), atau
   Protein, dari sepanjang 70 asam amino
   Urutan asam amino penyusunnya ditulis dari
    ujung amino ke arah ujung karboksi (dari kiri
    ke kanan)
Watak Polipeptida
   Hanya memiliki satu ujung amino dan satu ujung
    karboksi, sifatnya ditentukan oleh gugus samping
    asam amino penyusunnya
   Semakin panjang molekulnya, semakin banyak
    keragaman yang mungkin terbentuk
   Jika terdapat sistein dapat terbentuk ikatan
    kovalen intramolekuler, sebagai ikatan disulfida,
    yang memiliki sifat menstabilkan struktur protein
   Molekul yang memiliki aktivitas biologis memiliki
    panjang antara dua hingga hampir 27.000 residu
Contoh Polipeptida Berukuran Kecil
   Dipeptida, aspartilphenylalanil metil ester,
    dikenal sebagai aspartam, pemanis rendah
    kalori
   Tripeptida, Glu-His-Pro, merupakan hormon
    pelepas tirotropin
   Dua nonapeptida yang berkaitan (berbeda
    hanya dua asam amino) memiliki sifat berbeda:
      Oksitosin, memicu kontraksi uterin
      Vasopresin, mencegah buang air kecil di
       malam hari
Oksitosin vs. Vasopresin
O                                     O

H2NCH2C–NHCH–COOH                     H2NCHC–NHCH2–COOH
                 CH3                         CH3
       glisil alanin (gly-ala)            alanil glisin (ala-gly)

Latihan,
Strukutr hormon peptida oksitoksin disingkat sebagai berikut :
Cys – Tyr – ile – Gly – Asn – Cys – Pro
Gambarkan struktur peptida oksitoksin tersebut
Penentuan Struktur Peptida :
• Menentukan jumlah dan jenis asam amino dalam struktur primer
• Menentukan terminal asam amino
• Menentukan urutan asam amino di dalam rantai
e. Cara Hidrolisis
   Komposisi asam amino biasanya diperoleh dengan cara menghidrolisis
   peptida menjadi molekul-molekul asam amino
b. Cara Sanger
   Penentuan asam amino dalam peptida yang dilakukan dengan
   meraksikan dengan 2,4 – dinitrofluoro benzena.
c. Cara Edman
   Pereaksi fenilisosianat bereaksi secara spesifik dengan asam amino
   terminal – N dari suatu peptida.
Protein asam amino sebagai
Protein merupakan senyawa polimer alami dimana
monomernya.
Asam-asam amino dalam suatu protein dihubungkan oleh ikatan peptida
oleh karena itu protein disebut polipeptida
          Penggolongan :
            Protein Fibrous (Serat)

              Protein yang tidak larut dalam air.
              Misal : keratin, kolagen, sutra
            Proterin Globular

              Protein yang larut dalam air.
              Misal : enzim, hormon, hemoglobin,
           mioglobin, ovalbumin (pada putih telur)
POLYPEPTIDE CHAIN

N-terminus                                                                                  C-terminus

    H H     O H H       O H     H    O H H     O H     H   O H H     O H H      O   H H     O
H   N   C   C N   C     C   N   C    C   N C     C   N C     C N C   C N   C     C N C      C   OH
        H         CH3           CH2        CH2         CH2        CH       CH2        CH2
                                OH         C OH               H3C   CH3               SH
                                           O
                                                                           OH
Sebagian Besar Protein
Berukuran Lebih Besar…



                          Difasilitasi oleh
                          oligomerisasi
                          ____________

                      Homodimer
                      Heteropentamer

                      Dodecamer
Cara Memperkirakan Jumlah
      Asam Amino Penyusun Protein

   Pertama, rata-rata berat molekul 20 asam
    amino standar adalah 128.
   Selanjutnya, berat molekul protein yang telah
    diketahui dibagi dengan 110 (ada kehilangan 1
    molekul air, berat molekulnya 18).
   Contoh, suatu protein berberat molekul 55 kD
    = 55.000 terbentuk oleh 500 asam amino …
Keragaman Lebih Diperluas oleh
     Modifikasi Gugus Samping
Tipe modifikasi   Asam amino yang peka
Metilasi          Lys, Glu, Arg
Hidroksilasi      Lys, Pro
Fosforilasi       Thr, Ser, Tyr
Karbokasilasi     Asp, Glu
                  Asn (N-linked), Ser, Thr
Glikosilasi
                  (O-linked)
Isoprenilasi      Cys
Oksidasi          Cys jembatan disulfida
Keragaman Protein Lebih Diperluas
oleh Pemanfaatan Gugus Prostetik
Mempelajari Protein
   Dimulai dengan
    mempelajari komposisi
    asam amino dan
    urutannya:
   Umumnya,
      Ala, Gly, Leu, Ser, Lys
       banyak (> 7%)
      Cys, His, Met, Trp
       sangat jarang (1-3%)
Struktur Primer Protein (1o)


   Urutan asam amino lengkap
    dari suatu protein.
Protein dengan aktivitas mirip sering
memiliki urutan asam amino yang mirip
          Keragaman spesies cytochrome c




Asam amino mirip and konservatif
Asam amino tidak konservatif
          X = trimethyl lysine
Struktur Protein
Ada empat macam struktur protein ; struktur primer,
   sekunder, tersier dan kuarterner
1. Struktur Primer
Merupakan struktur dasar rantai polimer dimana penentuan
   susunan asam amino dalam struktur primer sama pada
   penentuan susunan asam amino pada peptida.

        H R   O   H R   O   H R   O   H R   O

        N C   C   N C   C   N C   C   N C   C
          H         H         H         H
2. Struktur Sekunder
   Pada struktur ini terdapat interaksi antara asam amino di
   dalam polipeptida, maka rantai polipeptida dapat berbentuk
   spiral atau lembaran berlipat.
3. Struktur Tersier
   Struktur tersier menunjukkan pelipatan pada struktur sekunder
   untuk membentuk tiga dimensi.
   struktur tersier terbentuk karena adanya interaksi antara gugus
   rantai samping (R) dari asam amino.
4. Struktur Kuarterner
   struktur ini terbentuk karena terjadinya assosiasi dua molekul
   protein atau lebih
Struktur Protein


                         Struktur Primer




                         Struktur Tersier   Struktur Kuarterner
Struktur Sekunder
Struktur sekunder protein: α -Helix

                              C-terminus




                              N-terminus
Struktur protein serat : α -Helix
α -Heliks
   Paling sering ditemukan (± 25% dari aa
    penyusun protein berstruktur ini)
   Kestabilitannya diperkuat oleh interaksi
    van der Waals
   Ikatan H segaris
   Gugus samping menyembul keluar
Peran Gugus Samping dalam
           Struktur α -Heliks
   Proline merupakan penghenti struktur heliks, dan
    menjadi penyebab terbentuknya belokan
   Residu aa dengan muatan yang sama dan terletak
    berdekatan menghambat pembentukan sruktur
    heliks
   Kandungan glycine yang tinggi menyebabkan
    struktur bergantian
   Gugus samping yang berukuran besar (Tryptophan
    misalnya) merusak stabilitas heliks
Bagan Bola dan Batang dari α -Heliks,
        Dilihat dari Ujung
              3
                          7
                              4


          6


          2       9               8
                      5       1
α -Heliks: Model
   Pengisian
    Ruang
                          1
                                       Arg100
         Perhatikan               4
                      5
         Jarak                    7
         Berulang             8

                                  11
                      12               Asp103
Sebagian Besar Struktur Protein
adalah α -Heliks atau Lembaran-β



       - Fig. 6-18c

                Fig. 4-18


      - Fig. 4-16
Kebolehjadian Peran Asam Amino
  dalam Pembentukan Struktur
Struktur sekunder protein: β -Sheet
Antiparallel β -Sheet



                   Catatan:
                   2. Ikatan H
                   3. Gugus R
                   4. Lipatan,
                      most extended
                   4. Jarak R1-R3
     0.7 nm        • Penghubung
                      belokan-β
                   • Rerata panjang
                      aa penyusun 6
Parallel β -Sheet


               Catatan:
               2. Ikatan H
                  terpuntir
               3. Gugus R
               4. Lipatan
               5. Jarak R1-R3
               6. Terhubung oleh
                  jembatan RH
 0.65 nm       7. Biasanya
                  memiliki lebih
                  dari 5 rangkaian
               7. Rerata panjang
                  aa penyusun 6
Gugus Samping Bergantian Mengarah
 ke Atas dan ke Bawah Lembaran -β

                       Antiparallel
                        β -Sheet




                      Parallel β -Sheet
Ikatan yang berperan pada pembentukan
             struktur tersier
Ikatan yang menstabilkan struktur tertier



Ikatan ionik:
kumpulan sisi
adalah asid atau
bes yang boleh
memindahkan/m
enerima proton




                                                      Ikatan kovalen:
  Ikatan hidrogen: jika                               kumpulan sisi
  ikatan sisi                                         adalah sisteina
  mengandungi             Interaksi Van der Waals:    di mana kumpulan
  kumpulan hidroksil      kumpulan sisi tidak kutub   sulfur diikat bersama
  atau amino                                           (melalui penyingkiran
                                                      hidrogen)
Tugasan:

Cari contoh
asid-asid amino
yang boleh
terlibat
membentuk
ikatan-ikatan
yang
menstabilkan
strukture tersier
protein
Binding of Protein




                     83
Myoglobin Ribbon Structure:
Displays Backbone But No Side Chains
Myoglobin – Hydrophobic Residues are
       Predominantly Internal
Untuk memahami fleksibilitas protein, Anda harus
         memahami struktur protein

       1o        2o           3o
                                             4o
Fungsi Selular Protein
   Protein berarti “first importance”
   Protein berperan penting dalam proses-
    proses biologi
   Protein adalah polimer asam amino
   Protein berbagai fungsi biologi :
       Enzim – katalisator biologi
       Antibodi– protein pertahanan
       Protein Transport
       Protein regulator (pengatur)
       Protein struktural
Klasifikasi Protein

c.   Klasifikasi protein berdasarkan kelarutan
     Berdasarkan kelarutannya protein dapat digolongkan sbb:
     1. albumin, larut dalam air dan larutan garam, tidak
                          mempunyai asam amino khusus.
     2. globulin,         sedikit larut dalam air tetapi larut dalam
                          garam, tdk mempunyai asam amino khusus.
     3. protamin,larut dalam etanol 70 – 80 %, tetapi tidak larut
                          dalam air dan etanol absolut. Kaya akan
                          arginin.
     4. histon,           larut dalam larutan garam
     5. skeroprotein,     tidak larut dalam air atau larutan garam. Kaya
                          akan glisin, alanin dan prolin.
Klasifikasi protein berdasarkan fungsi biologinya:
2. Enzim
   Enzim merupakan golongan protein yang berfungsi sebagai
   katalisator pada reaksi kimia dalam jasad hidup.
   contoh :
   ribonukleasa      enzim yg mengkatalisis hidrolisa RNA
   sitokrom          berperan dalam proses pemindahan elektron
   tripsin           katalisator pemutusan ikatan peptida tertentu
                     dalam polipeptida
2. Protein Pembangun
   Protein pembangun berfungsi sebagai unsur pembentuk
   struktur
   contoh; protein pembungkus virus, glikoprotein, struktur
   membran, α-karnitin, sklerotin, fibroin, kolagen, elastin, dan
   mukoprotein.
3. Protein Kontraktil
   Merupakan golongan protein yang yg berperan dalam proses
   gerak. contoh;
   - miosin          merupakan unsur filamen yg tdk bergerak
                     dalam miofibril
   - aktin           merupakan unsur filamen yg bergerak dalam
                     miofibril
   - dinein          protein yg terdapat dalam rambut getar dan
                     flagel (bulu babi)
4. Protein Pengangkut
   Protein ini mempunyai kemampuan mengikat molekul
   tertentu dan melakukan pengangkutan berbagai macam zat
   melalui aliran darah.
   contoh ; hemoglobin, mioglobin, serum albumin, β-
   lipoprotein, seruloplasmin
Struktur Tersier: Membentuk Protein
   Unsur Struktur Sekunder
     Belokan dan putaran
     Pita dan lembaran
     Heliks
     Penghubung struktur acak
   Ikatan kovalen
     Ikatan disulfida
     Guugus prosthetik (sometimes)
   Ikatan bukan kovalen
     Ikatan dimediasi ion logam
     Gugus Prosthetik
Fibrous Protein Yang Dikenal




Pada umumnya, fibrous protein adalah
 Disusun dari struktur sekunder tunggal
 Tidak larut dalam air (memiliki lebih banyak residu aa
  hidrofobik)
 Berperan penting dalam penyusunan komponen
  struktural sel
Rambut Tersusun oleh α -Keratin

                   Right-hand

                   Left-hand
Kekuatan adalah Ciri-Ciri α -Keratins
   Lilitan ganda (lilitan yang melilit kembali,
    coiled-coil) meningkatkan kekuatan α -helix
   Gugus samping hidrofobik (Ala, Val, Leu, Ile,
    Met, dan Phe) saling mengikat
   Ikatan kovalen disulfida antar rangkaian
    makin meningkatkan kekuatan keratins
    (tanduk badak memiliki 18% ikatan S-S)


     Rambut ikal juga memiliki ikatan disulfida
α -Keratin: Fibrous Protein

   Rambut        Panjang dan kuat
   Wool          Ikatan disulfida antar
   Kuku
                   α-heliks
   Cakar
                  Dapat membentuk 2
   Duri
                   α-heliks dalam pilinan
   Tanduk
                   yang dipilin
   Kulit
Beberapa Heliks Berputar Ke Kiri
            Proline tidak sesuai untuk pilinan ke
             kanan. Akan tetapi, polyproline dapat
             membentuk pilinan ke kiri dengan 3
99           residu aa/putaran
            Modifiksi menjadi hidroksiproline dapat
             memfasilitasi pembentukan ikatan
             hidrogen, dan meningkatkan stabilitas
             struktur heliks, contoh pada kolagen …
            Modifikasi pasca-translasi ini
             membutuhkan vitamin C sebagai ko-
             substrat bagi 3 enzim yang terlibat
             dalam hydroksilasi proline dan lysine
Kolagen
   Heliks memilin ke kiri
    dengan 3 residu
    aa/putaran
   1/3 Gly, 1/5 Pro atau Hyp
   Pengulangan triplet Gly-X-
    Pro (atau Gly-X-Hyp)
   3 rangkaian α terpilin ke
    kiri membentuk pilinan ke
    kanan

                                 LH   RH
Lebih Kuat daripada Baja
Denaturasi Protein
 Terjadi bila suatu protein yang berada dalam
  bentuk aslinya;
  - dipanaskan, berada dalam pH ekstrim, atau
    diberi bahan kimia misalnya urea.
 Denaturasi menyebabkan struktur tersier hilang.
 Bila protein tersebut dikembalikan ke kondisi faali,
  maka akan melipat kembali secara spontan ke
  konformasi aslinya (reversible), serta kembali
  berfungsi (renaturasi).
 Bila dipanaskan berlebihan, maka akan merusak

Struktur primer,disebut koagulasi (irreversible).
SUMMARY OF PROTEIN STRUCTURE
             H                                       H        O                                     H     O        H     H
                         O                                                                                                         O
   H2N       C       C            +          H2 N    C    C                                 H2N     C     C        N     C     C           +       H2O
                        OH               Amino                OH                                                                   OH
             H                                          CH3                                         H     Peptide        CH3
                     Carboxyl            group                                                            bond
                     group


N-terminus                                                                                                                                  C-terminus
         H   H           O   H   H       O    H     H     O   H    H     O    H   H     O    H     H      O    H    H     O    H       H     O
   H     N       C       C   N   C       C    N     C     C   N    C     C    N   C     C    N      C     C    N    C     C    N       C       C   OH

             H                   CH3                CH2            CH2            CH2              CH               CH2                CH2
                                                    OH             C     OH                 H3 C         CH3                           SH
                                                                   O
                                                                                                                    OH
N-terminus                                                                                                                                  C-terminus
  H2N            Gly             Ala                Ser            Asp            Phe              Val             Tyr             Cys             COOH
                     1               2              3               4              5                6               7                  8
PROTEIN STRUCTURE
                                     TABLE 3.2 A Summary of Protein Structure

Level        Description         Stabilized by:                 Example: Hemoglobin

Primary      The sequence of     Peptide bonds                       Gly Ser Asp Gls
             amino acids

Secondary    Formation of        Hydrogen bonding between
             α -helices and      peptide groups along the
             β-pleated sheets    peptide backbone


Tertiary     Overall three-      Bonds and other interactions
             dimensional shape   between R-groups, or
             of a polypeptide    between R-groups and the
                                 peptide backbone




Quaternary   Shape produced by   Bonds and other interactions
             combinations of     between R-groups, and
             polypeptides        between peptide backbones
                                 of different polypeptides
Several common functional groups
     in a single biomolecule.
102
103

More Related Content

What's hot

Protein biokimia
Protein biokimiaProtein biokimia
Protein biokimiaaryopuv
 
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...UNESA
 
Sifat fisik,kimia, peran lemak dan minyak
Sifat fisik,kimia, peran lemak dan minyakSifat fisik,kimia, peran lemak dan minyak
Sifat fisik,kimia, peran lemak dan minyakVirdha Rahma
 
Bioenergitika
BioenergitikaBioenergitika
BioenergitikaAinur
 
Karbohidrat (Nahda & Yuniarti) KIMIA 2016 UNJ
Karbohidrat (Nahda & Yuniarti) KIMIA 2016 UNJKarbohidrat (Nahda & Yuniarti) KIMIA 2016 UNJ
Karbohidrat (Nahda & Yuniarti) KIMIA 2016 UNJNahda Zafira
 
Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter) Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter) nailaamaliaa
 
Uji Karbohidrat
Uji KarbohidratUji Karbohidrat
Uji Karbohidratpure chems
 
Asam amino, peptida, protein
Asam amino, peptida, proteinAsam amino, peptida, protein
Asam amino, peptida, proteinNursa'id Fitria
 
Kekuatan asam basa lewis
Kekuatan asam basa lewisKekuatan asam basa lewis
Kekuatan asam basa lewisNia Sasria
 
10 11. materi genetik pendahuluan
10   11. materi genetik pendahuluan10   11. materi genetik pendahuluan
10 11. materi genetik pendahuluanMuhammad Luthfan
 
Mekanisme Kerja Enzim Schardinger
Mekanisme Kerja Enzim SchardingerMekanisme Kerja Enzim Schardinger
Mekanisme Kerja Enzim SchardingerFi Chun
 

What's hot (20)

Larutan penyangga
Larutan penyanggaLarutan penyangga
Larutan penyangga
 
Uji lipid 1
Uji lipid 1Uji lipid 1
Uji lipid 1
 
Kd2 karbohidrat
Kd2 karbohidratKd2 karbohidrat
Kd2 karbohidrat
 
Protein biokimia
Protein biokimiaProtein biokimia
Protein biokimia
 
Uji Ninhydrin
Uji NinhydrinUji Ninhydrin
Uji Ninhydrin
 
PPT PROTEIN
PPT PROTEINPPT PROTEIN
PPT PROTEIN
 
Uji Biuret
Uji BiuretUji Biuret
Uji Biuret
 
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
 
Sifat fisik,kimia, peran lemak dan minyak
Sifat fisik,kimia, peran lemak dan minyakSifat fisik,kimia, peran lemak dan minyak
Sifat fisik,kimia, peran lemak dan minyak
 
Bioenergitika
BioenergitikaBioenergitika
Bioenergitika
 
Ekstraksi protein
Ekstraksi proteinEkstraksi protein
Ekstraksi protein
 
Karbohidrat (Nahda & Yuniarti) KIMIA 2016 UNJ
Karbohidrat (Nahda & Yuniarti) KIMIA 2016 UNJKarbohidrat (Nahda & Yuniarti) KIMIA 2016 UNJ
Karbohidrat (Nahda & Yuniarti) KIMIA 2016 UNJ
 
Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter) Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter)
 
Uji Karbohidrat
Uji KarbohidratUji Karbohidrat
Uji Karbohidrat
 
Asam amino, peptida, protein
Asam amino, peptida, proteinAsam amino, peptida, protein
Asam amino, peptida, protein
 
Kekuatan asam basa lewis
Kekuatan asam basa lewisKekuatan asam basa lewis
Kekuatan asam basa lewis
 
10 11. materi genetik pendahuluan
10   11. materi genetik pendahuluan10   11. materi genetik pendahuluan
10 11. materi genetik pendahuluan
 
Uji Vitamin C
Uji Vitamin CUji Vitamin C
Uji Vitamin C
 
Mekanisme Kerja Enzim Schardinger
Mekanisme Kerja Enzim SchardingerMekanisme Kerja Enzim Schardinger
Mekanisme Kerja Enzim Schardinger
 
5.protein
5.protein5.protein
5.protein
 

Viewers also liked

Asam amino-dan-peptida
Asam amino-dan-peptidaAsam amino-dan-peptida
Asam amino-dan-peptidaDesra Sari
 
PROTEIN DAN ASAM AMINO
PROTEIN DAN ASAM AMINOPROTEIN DAN ASAM AMINO
PROTEIN DAN ASAM AMINOifsababalat
 
Percobaan III ASAM AMINO DAN PROTEIN
Percobaan III ASAM AMINO DAN PROTEINPercobaan III ASAM AMINO DAN PROTEIN
Percobaan III ASAM AMINO DAN PROTEINFadlian18
 
Modul biokimia protein
Modul biokimia proteinModul biokimia protein
Modul biokimia proteinAfan's BenWadd
 
Makalah Biokimia asam amino
Makalah Biokimia asam aminoMakalah Biokimia asam amino
Makalah Biokimia asam aminoRukmana Suharta
 
Asam amino-peptida-dan-protein
Asam amino-peptida-dan-proteinAsam amino-peptida-dan-protein
Asam amino-peptida-dan-proteinDesra Sari
 
Analisis kadar pati, glukosa dan amilosa
Analisis kadar pati, glukosa dan amilosaAnalisis kadar pati, glukosa dan amilosa
Analisis kadar pati, glukosa dan amilosaNur Turah
 
Peptidos
PeptidosPeptidos
Peptidosu.una
 
Soal pilihan ganda protein
Soal pilihan ganda proteinSoal pilihan ganda protein
Soal pilihan ganda proteinMita Megah
 
Uji amilum dan monosakarida
Uji amilum dan monosakaridaUji amilum dan monosakarida
Uji amilum dan monosakaridasumarjoko
 
Identifikasi aldehida dan keton
Identifikasi aldehida dan ketonIdentifikasi aldehida dan keton
Identifikasi aldehida dan ketonmuhlisun_azim
 

Viewers also liked (20)

Asam amino-dan-peptida
Asam amino-dan-peptidaAsam amino-dan-peptida
Asam amino-dan-peptida
 
PROTEIN DAN ASAM AMINO
PROTEIN DAN ASAM AMINOPROTEIN DAN ASAM AMINO
PROTEIN DAN ASAM AMINO
 
Percobaan III ASAM AMINO DAN PROTEIN
Percobaan III ASAM AMINO DAN PROTEINPercobaan III ASAM AMINO DAN PROTEIN
Percobaan III ASAM AMINO DAN PROTEIN
 
Modul biokimia protein
Modul biokimia proteinModul biokimia protein
Modul biokimia protein
 
Bab7 biom
Bab7 biomBab7 biom
Bab7 biom
 
Makalah Biokimia asam amino
Makalah Biokimia asam aminoMakalah Biokimia asam amino
Makalah Biokimia asam amino
 
Asam amino-peptida-dan-protein
Asam amino-peptida-dan-proteinAsam amino-peptida-dan-protein
Asam amino-peptida-dan-protein
 
108547896 makalah-biokimia-hasil-perikanan
108547896 makalah-biokimia-hasil-perikanan108547896 makalah-biokimia-hasil-perikanan
108547896 makalah-biokimia-hasil-perikanan
 
Protein
Protein Protein
Protein
 
Asam amino
Asam aminoAsam amino
Asam amino
 
Protein
Protein Protein
Protein
 
Soal pilihan ganda protein
Soal pilihan ganda proteinSoal pilihan ganda protein
Soal pilihan ganda protein
 
Analisis kadar pati, glukosa dan amilosa
Analisis kadar pati, glukosa dan amilosaAnalisis kadar pati, glukosa dan amilosa
Analisis kadar pati, glukosa dan amilosa
 
Peptidos
PeptidosPeptidos
Peptidos
 
Soal pilihan ganda protein
Soal pilihan ganda proteinSoal pilihan ganda protein
Soal pilihan ganda protein
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
Uji amilum dan monosakarida
Uji amilum dan monosakaridaUji amilum dan monosakarida
Uji amilum dan monosakarida
 
uji glukosa
uji glukosauji glukosa
uji glukosa
 
Identifikasi aldehida dan keton
Identifikasi aldehida dan ketonIdentifikasi aldehida dan keton
Identifikasi aldehida dan keton
 
4.asam amino dan protein
4.asam amino dan protein 4.asam amino dan protein
4.asam amino dan protein
 

Similar to Aa, peptida, dan protein

4.1.asam amino dan protein
4.1.asam amino dan protein4.1.asam amino dan protein
4.1.asam amino dan proteinAndrew Hutabarat
 
asam amino & protein kel-2.ppt
asam amino & protein kel-2.pptasam amino & protein kel-2.ppt
asam amino & protein kel-2.pptAnnisaMutiara20
 
ITP UNS SEMESTER 2 Asam amino-dan-protein
ITP UNS SEMESTER 2 Asam amino-dan-proteinITP UNS SEMESTER 2 Asam amino-dan-protein
ITP UNS SEMESTER 2 Asam amino-dan-proteinFransiska Puteri
 
Protein dan asam amino
Protein dan asam aminoProtein dan asam amino
Protein dan asam aminoifsababalat
 
Protein Dan Asam Amino
Protein Dan Asam AminoProtein Dan Asam Amino
Protein Dan Asam Aminoifsababalat
 
Protein Dan Asam Amino
Protein Dan Asam AminoProtein Dan Asam Amino
Protein Dan Asam Aminoifsababalat
 
Asam amino, Peptida, dan Protein (4).pptx
Asam amino, Peptida, dan Protein (4).pptxAsam amino, Peptida, dan Protein (4).pptx
Asam amino, Peptida, dan Protein (4).pptxMutiaraDwiCahyani1
 
asam amino dan protein enzim
asam amino dan protein enzimasam amino dan protein enzim
asam amino dan protein enzimleeeli
 
PROTEIN ROIKHATUL DAN ZENA
PROTEIN ROIKHATUL DAN ZENAPROTEIN ROIKHATUL DAN ZENA
PROTEIN ROIKHATUL DAN ZENApure chems
 
Metabolisme protein (5)
Metabolisme protein (5)Metabolisme protein (5)
Metabolisme protein (5)adeputra93
 
VI. Protein & Peptida.ppt
VI. Protein & Peptida.pptVI. Protein & Peptida.ppt
VI. Protein & Peptida.pptWan Na
 
KIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDAN
KIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDANKIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDAN
KIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDANWulan Marayani
 

Similar to Aa, peptida, dan protein (20)

4.1.asam amino dan protein
4.1.asam amino dan protein4.1.asam amino dan protein
4.1.asam amino dan protein
 
asam amino & protein kel-2.ppt
asam amino & protein kel-2.pptasam amino & protein kel-2.ppt
asam amino & protein kel-2.ppt
 
Biochemistry of protein1(kul ke 3 bz)
Biochemistry  of protein1(kul ke 3 bz)Biochemistry  of protein1(kul ke 3 bz)
Biochemistry of protein1(kul ke 3 bz)
 
3. Asam Amino.ppt
3. Asam Amino.ppt3. Asam Amino.ppt
3. Asam Amino.ppt
 
ITP UNS SEMESTER 2 Asam amino-dan-protein
ITP UNS SEMESTER 2 Asam amino-dan-proteinITP UNS SEMESTER 2 Asam amino-dan-protein
ITP UNS SEMESTER 2 Asam amino-dan-protein
 
Protein dan asam amino
Protein dan asam aminoProtein dan asam amino
Protein dan asam amino
 
Protein Dan Asam Amino
Protein Dan Asam AminoProtein Dan Asam Amino
Protein Dan Asam Amino
 
Protein Dan Asam Amino
Protein Dan Asam AminoProtein Dan Asam Amino
Protein Dan Asam Amino
 
Asam amino, Peptida, dan Protein (4).pptx
Asam amino, Peptida, dan Protein (4).pptxAsam amino, Peptida, dan Protein (4).pptx
Asam amino, Peptida, dan Protein (4).pptx
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
2.protein
2.protein2.protein
2.protein
 
Praktikum 1
Praktikum 1Praktikum 1
Praktikum 1
 
asam amino dan protein enzim
asam amino dan protein enzimasam amino dan protein enzim
asam amino dan protein enzim
 
ASAM AMINO
ASAM AMINOASAM AMINO
ASAM AMINO
 
PROTEIN ROIKHATUL DAN ZENA
PROTEIN ROIKHATUL DAN ZENAPROTEIN ROIKHATUL DAN ZENA
PROTEIN ROIKHATUL DAN ZENA
 
Metabolisme protein (5)
Metabolisme protein (5)Metabolisme protein (5)
Metabolisme protein (5)
 
VI. Protein & Peptida.ppt
VI. Protein & Peptida.pptVI. Protein & Peptida.ppt
VI. Protein & Peptida.ppt
 
KIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDAN
KIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDANKIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDAN
KIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDAN
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
5. protein
5. protein5. protein
5. protein
 

Aa, peptida, dan protein

  • 1. AsAm Amino, peptidA & protein AA protein
  • 2.  Hidrolisis protein mengHAsilkAn AsAm Amino, HAl ini merupAkAn Bukti BAHwA molekul penyusun protein AdAlAH AsAm Amino  AsAm Amino sederHAnA mempunyAi gugus fungsi AminA dAn gugus fungsi kArBoksilAt H H2n – C – CooH r perBedAAn AsAm Amino yAng sAtu dengAn yAng lAinnyA diseBABkAn oleH rAntAi sAmping r
  • 3. Asam Amino  merupakan unit penyusun protein  Struktur: satu atom C sentral yang mengikat secara kovalent:  gugus amino,  gugus karboksil,  satu atom H dan  rantai samping (gugus R)
  • 5. STRUCTUR ASAM AMINO Non-ionized form H O Amino group H2N C C Carboxyl group OH R Side chain
  • 6. • Gugus R  rantai samping yang berbeda-beda pada setiap jenis asam amino • Gugus R yang berbeda-beda tersebut menentukan: -. Struktur -. Ukuran -. Muatan elektrik -. Sifat kelarutan di dalam air
  • 7. Asam amino dengan singkatannya Asam amino Singkatan Asam amino Singkatan  Alanin Ala - Metionin Met  Arginin Arg - Fenil alanin Fen  Asparagin Asn - Prolin Pro  As.aspartat Asp - Serin Ser  Sistein Sis - Treonin Tre  Glutamin Gln - Triptopan Trp  As.glutamat Glu - Tirosin Tir  Glisin Gli - Valin Val  Histidin His  Isolesin Ile  Lesin les  Lisin lis
  • 8. Penggolongan asam amino  20 asam amino utama penyusun protein  Dibagi berdasar sifat gugus R: 1. Asam amino dengan gugus R non polar alifatik 2. Asam amino dengan gugus R polar tak bermuatan 3. Asam amino dengan gugus R polar bermuatan negatif (asam) 4. Asam amino dengan gugus R polar bermuatan positif (basa) 5. 5Asam amino dengan gugus R aromatis
  • 9. Asam amino standar  Asam amino yang menyusun protein organisme ada 20 macam disebut sebagai asam amino standar  Diketahui asam amino ke 21 disebut selenosistein (jarang ditemukan) Terdapat di beberapa enzim seperti gluthatione peroxidase  Selenenosistein mempy kode genetik: UGA  biasa utk stop kodon  tjd pd mRNA dgn struktur 2nd yg banyak.
  • 10. Klasifikasi Asam amino  Diklasifikasikan berdasar gugus R (rantai samping)  Biasanya sifat-sifat seperti: hidrofobik/hidrofilik, polar/non polar, ada/tidaknya gugus terionisasi AROMATIK NON POLAR POLAR Asam amino BASIC (+) ACIDIC (-)
  • 11. Asam amino non polar  Memiliki gugus R alifatik  Glisin, alanin, valin, leusin, isoleusin dan prolin  Bersifat hidrofobik. Semakin hidrofobik suatu a.a spt Ile (I)  biasa terdapat di bagian dlm protein.  Prolin berbeda dgn a.a  siklis. Tapi mempunyai byk kesamaan sifat dgn kelompok alifatis ini.  Umum terdapat pada protein yang berinteraksi dengan lipid
  • 12.
  • 13. Asam amino polar  Memiliki gugus R yang tidak bermuatan  Serin , threonin, sistein, metionin, asparagin, glutamin  Bersifat hidrofilik  mudah larut dalam air  Cenderung terdapat di bagian luar protein  Sistein berbeda dgn yg lain, karena ggs R terionisasi pada pH tinggi (pH = 8.3) sehingga dapat mengalami oksidasi dengan sistein membentuk ikatan disulfide  (-S-S-)  sistin (tdk tmsk dlm a.a. standar karena selalu tjd dari 2 buah molekul sistein dan tidak dikode oleh DNA)
  • 14.
  • 15. Asam amino dengan gugus R aromatik  Fenilalanin, tirosin dan triptofan  Bersifat relatif non polar  hidrofobik  Fenilalanin bersama dgn V, L & I  a.a plg hidrofobik  Tirosin  gugus hidroksil , triptofan  cincin indol  Sehingga mampu membentuk ikatan hidrogen  penting untuk menentukan struktur ensim  Asam amino aromatik mampu menyerap sinar UV λ 280 nm  sering digunakan utk menentukan kadar protein
  • 16.
  • 17. Asam amino dengan gugus R bermuatan positif  Lisin, arginin, dan histidin  Mempunyai gugus yg bsft basa pd rantai sampingnya  Bersifat polar  terletak di permukaan protein dapat mengikat air.  Histidin mempunyai muatan mendekati netral (pd gugus imidazol) dibanding  lisin  gugus amino  arginin  gugus guanidino  Krn histidin dpt terionisasi pada pH mendekati pH fisioligis  sering berperan dlm reaksi ensimatis yg melibatkan pertukaran proton
  • 18.
  • 19. Asam amino dengan gugus R bermuatan negatif  Aspartat dan glutamat  Mempunyai gugus karboksil pada rantai sampingnya  bermuatan (-) / acid pada pH 7
  • 20.
  • 21. Asam amino non standar  Merupakan asam amino diluar 20 mcm as. Amino standar  Terjadi karena modifikasi yang terjadi setelah suatu asam amino standar menjadi protein.  Kurang lebih 300 asam amino non standar modifikasi serin yang mengalami fosforilasi dijumpai pada sel oleh protein kinase
  • 22. • modifikasi prolin  dlm proses modifikasi posttranslasi, oleh prokolagen prolin hidroksilase. • Ditemukan pada kolagen untuk menstabilkan struktur • Dari modifikasi Glu oleh vit K. • γ karboksi glutamat mampu mengikat Ca  penting utk penjendalan darah. • Ditemukan pd protein protombin
  • 23. • Modifikasi lisin. Terdapat di kolagen dan miosin (protein kontraksi pd otot) dan berperan untuk sisi terikatnya polisakarida • Beberapa ditemukan asam amino nonstandar yang tidak menyusun protein  merupakan senyawa antara metabolisme (biosintesis arginin dan urea)
  • 24. dAri 20 AsAm Amino pemBAngun rotein, AdA delApAn diAntArAnyA yAng tidAk dApAt disintesis oleH mAnusiA dewAsA (AsAm Amino esensiAl), AsAm Amino non protein  AdA BeBerApA AsAm Amino yAng BukAn merupAkAn penyusun protein dAn strukturnyA BukAn AsAm α -Amino.  BeBerApA diAntArAnyA mempunyAi perAn penting dAlAm metABolisme sel O O  H2NCH2CH – C – OH H2NCH2CH2CH2 – C – OH
  • 25. Asam Amino Essensial Nama Rantai Sisi Fenilalanin Aromatik non-polar Phe F Isoleusin Rantai bercabang Ile I Leusin Rantai bercabang Leu L Lisin Positif basa Lys K Metionin Polar tak bermuatan Met M Treonin Polar tak bermuatan Thr T Triptofan Aromatik polar Trp W Valin Rantai bercabang Val V Arginin (separuh ess.) Positif basa Arg R Histidin (separuh ess.) Positif basa His H
  • 26. Asam Amino Non-Essensial Nama Rantai Sisi Alanin Non-polar alifatik Ala A Asparagin Polar tak bermuatan Asn N Aspartat Negatif asam Asp D Glisin Non-polar alifatik Gly G Glutamat Negatif asam Glu E Glutamin Polar tak bermuatan Gln Q Prolin Non-polar siklik Pro P Serin Polar tak bermuatan Ser S Sistein Polar tak bermuatan Cys C Tirosin Aromatik polar Tyr Y
  • 27. CH2 OH O O HOCH2 – C – C – C – NH–CH2CH2 – C – OH CH3 H Asam pantotenat Pengaruh gugus rantai samping Berdasarkan struktur rantai samping, asam amino dibedakan menjadi; asam amino asam, asam amino basa dan asam amino netral. CO2H CO2H CO2H H2N CH H2N CH H2N CH CH2CH2CO2H (CH2)4NH2 CH3 Asam glutamat As.amino asam Asam amino basa
  • 28. Kelebihan gugus –COOH pada suatu asam amino, menjadikan asam amino bersifat asam  Kelebihan gugus –NH2, menjadikan asam amino bersifat basa  Asam amino yang tidak mengandung kelebihan keduanya, maka asam amino besifat netral Stereo kimia asam amino asam amino & protein merupakan senyawa optik aktif dengan pusat kiral pada atom karbon alfa dan mempunyai konfoguarasi L COOH COOH H COOH C H2N C H H2N H R NH2 R R L – Asam amino (S Asam) Proyeksi Fischer
  • 29.  Pengertian konfigurasi L, berdasarkan pada konfigurasi gliseral dehida yang dilukiskan dalam proyeksi Fischer.  Apabila gugus NH2 yang dilukiskan dalam proyeksi Fischer ter letak disebelah kiri, maka konfigurasinya adalah L atau S CHO COOH COOH HO H H2N H H NH2 CH2OH R R L – gliseraldehida L – asam amino D-asam amino  Setiap asam α-amino mempunyai satu atau lebih atom C tak simetris, kecuali glisin  Semua asam amino mempunyai konfigurasi L sehingga disebut asam amino L atau alfa  Jumlah stereo isomer dari asam amino ditentukan oleh jumlah atom C tak simetrisnya
  • 30. Sifat Keasaman dan Kebasaan asam α – amino  Asam amino mempunyai gugus amina (NH2) dan gugus karboksil (COO ) di dalam satu molekul sehingga asam amino dapat bersifat amfoter  Asam amino bersifat asam atau memberikan proton, jika dalam kondisi basa kuat  Asam amino bersifat basa atau menerima proton, jika dalam kondisi asam kuat + OH H  R – NH – CO+ H + CH H2 R –+NH CHCOO R – CH – COO NH 3 3 2 Asam amino pada Bentuk ion dipol Asam amino pada pH rendah (2) Netral (1) pH tinggi (3) pH makin tinggi
  • 31. Titik Isoelektrik  pH dimana asam amino tidak bergerak baik ke elektroda positip (anoda) maupun elektroda negatip (katoda) disebut titik isoelktrik.  Penentua titik isoelektrik glisin adalah sebagai berikut : Ka 1 H3N+CH2COOH H3N+CH2COO- + H+ Ka 2 H3N+CH2COO- H2NCH2COO- + H+ [H+] [H3N+CH2COO-] pKa 1 = 2,35 Ka 1= [H3N CH2COOH] + [H+] [H2NCH2COO-] pKa 2 = 9,78 Ka 2 = [H3N+CH2COO-
  • 32. pKa1 + pKa2 Titik isoelektrik glisin = = 6,06 2 Sintesis Asam Amino 1. NH3 R–CHX–COOH 2. - OH R–CHNH2–COOH 1. Ftalimida XCH(CO2C2H3)2 2.NaOC2H3RX RCHNH COOH RCHNH2 COOH 3.H2O, kalor 1.NH3 - H2O R – CHO 2.HCN RCCHNH2COOH 3.H2O, H+ H2, NH3, Pd RCOCOOH RCHNH2COOH
  • 33. 100% C 50%B/50%C (C) Cas bersih -1 100% B (B) Tiada cas bersih 50%A/50%B 100% A (A): Cas bersih +1
  • 34. 2 kawasan/zon penimbal Alanina adalah Alanina adalah penimbal yang baik penimbal yang baik pada pH 2.34 & 9.60 pada pH 2.34 & 9.60 Tidak bertindak Tidak bertindak sebagai penimbal sebagai penimbal yang baik dalam sel yang baik dalam sel ie pH7.4 ie pH7.4
  • 35. 9.60 2.34 pI = ½(pKa1 + pKa2) = ½(2.34 + 9.60) = 5.97
  • 36. Reaksi-reaksi Asam Amino  Reaksi esterifikasi : H3N+CHCOOH + R – OH H3N+CHCOOH alkohol R R asam amino ester  Reaksi pembentukan amida : O O H3N+CHCOOH + CH3C – Cl CH3CNHCHCOOH R R Analisis Asam Amino  Tes warna dengan Ninhidrin adalah analisis asam amino yang sederhana dan cukup sensitip dengan memberikan warna biru- violet.
  • 37. O C OH C + RCHNH2COOH C OH asam amino O O O Ninhidrin C C C N C C C O O Kompleks ninhidrin as. amino biru-violet • Tes warna dengan ninhidrin hanya berlaku untuk amina primer • Ketajaman warna bergantung pada konsentrasi asam amino yang ada dalam larutan
  • 38. Analisis dengan Cara Kromatografi  Kromatografi kertas  Kromatografi lapis tipis  Kromatografi penukar ion  HPLC  Asam amino analiser (AAA) Contoh dengan kromatografi kertas (asam amino) x X Rf = Y = jarak eluen Y Batas awal eluen26-08 MFW 23-08 MFW
  • 39. Peptida  Senyawa peptida merupakan hasil polimerisasi dari asam amino  Molekul-molekul asam amino terikat satu sama lain yang dihubungkan oleh ikatan peptida  Ikatan peptida terbentuk antara gugus NH2 dari asam amino yg satu dengan gugus COOH dari asam amino yg lain. O O R1 R2 NH2 CH – C – OH + NH2 CH – C – OH O O R1 R2  NH2 CH – C – NH CH – C – OH Peptida Ikatan peptida
  • 40. Pembentukan Ikatan Peptida (Reaksi Kondensasi) Dipeptida
  • 41. Dua Asam Amino Dihubungkan oleh Ikatan Peptida  Reaksi kondensasi  Terbentuk antara gugus karboksil di suatu asam amino dengan gugus amino asam amino lainnya  Menghasilkan air  Dalam perhitungan energi tidak menguntungkan
  • 43. FORMATION OF A DIPEPTIDE BY WAY OF A PEPTIDE BOND H H H O H H O O O H2N C C + H2 N C C H2 N C C N C C + H2 O OH OH OH H Amino CH3 H Peptide CH3 group bond Carboxyl group
  • 44. Peptida: Protein dibina oleh tindak balas kondensasi antara asid-asid amino Tindak balas kondensasi adalah antara kumpulan karboksil dan kumpulan amino H2 O Sejenis ikatan amida: Ikatan peptida
  • 45. H2O Peptida kecil yang mengandungi kurang daripada 12 asid amino: oligopeptida peptida yang lebih panjang dipanggil polipeptida. Hujung amino/ Hujung karboksil/ Residu Hujung-N Residu Hujung-C Hujung yang Hujung yang kutub kutub Kumpulan R mungkin bersifat kutub mempengaruhi cas
  • 46. Ingat bahawa struktur peptida atau protein: Ada tulang belakang dan rantai sisi Tulang belakang: unit-unit amida dan karbon-α Rantai Sisi
  • 47.
  • 49. Polipeptida Asam-asam amino bersambungan membentuk suatu polipeptida melalui ikatan peptida. Urutan (sekuens) asam amino dari suatu rantai menjadi struktur primer suatu protein Ikatan Peptida Ikatan Peptida Rantai Polipeptida Ikatan peptida menghubungkan gugus karboksil dari satu asam amino dengan gugus amino dari asam amino lainnya 49
  • 50. Polimer Asam Amino disebut…  Di-, tri-, tetra-, pentapeptida, dst., atau  Secara umum, peptida or oligopeptida (hingga sepanjang 30 asam amino)  Polimer yang lebih besar disebut polipeptida (hingga sepanjang 100 asam amino), atau  Protein, dari sepanjang 70 asam amino  Urutan asam amino penyusunnya ditulis dari ujung amino ke arah ujung karboksi (dari kiri ke kanan)
  • 51. Watak Polipeptida  Hanya memiliki satu ujung amino dan satu ujung karboksi, sifatnya ditentukan oleh gugus samping asam amino penyusunnya  Semakin panjang molekulnya, semakin banyak keragaman yang mungkin terbentuk  Jika terdapat sistein dapat terbentuk ikatan kovalen intramolekuler, sebagai ikatan disulfida, yang memiliki sifat menstabilkan struktur protein  Molekul yang memiliki aktivitas biologis memiliki panjang antara dua hingga hampir 27.000 residu
  • 52. Contoh Polipeptida Berukuran Kecil  Dipeptida, aspartilphenylalanil metil ester, dikenal sebagai aspartam, pemanis rendah kalori  Tripeptida, Glu-His-Pro, merupakan hormon pelepas tirotropin  Dua nonapeptida yang berkaitan (berbeda hanya dua asam amino) memiliki sifat berbeda:  Oksitosin, memicu kontraksi uterin  Vasopresin, mencegah buang air kecil di malam hari
  • 54. O O H2NCH2C–NHCH–COOH H2NCHC–NHCH2–COOH CH3 CH3 glisil alanin (gly-ala) alanil glisin (ala-gly) Latihan, Strukutr hormon peptida oksitoksin disingkat sebagai berikut : Cys – Tyr – ile – Gly – Asn – Cys – Pro Gambarkan struktur peptida oksitoksin tersebut Penentuan Struktur Peptida : • Menentukan jumlah dan jenis asam amino dalam struktur primer • Menentukan terminal asam amino • Menentukan urutan asam amino di dalam rantai
  • 55. e. Cara Hidrolisis Komposisi asam amino biasanya diperoleh dengan cara menghidrolisis peptida menjadi molekul-molekul asam amino b. Cara Sanger Penentuan asam amino dalam peptida yang dilakukan dengan meraksikan dengan 2,4 – dinitrofluoro benzena. c. Cara Edman Pereaksi fenilisosianat bereaksi secara spesifik dengan asam amino terminal – N dari suatu peptida.
  • 56. Protein asam amino sebagai Protein merupakan senyawa polimer alami dimana monomernya. Asam-asam amino dalam suatu protein dihubungkan oleh ikatan peptida oleh karena itu protein disebut polipeptida  Penggolongan :  Protein Fibrous (Serat) Protein yang tidak larut dalam air. Misal : keratin, kolagen, sutra  Proterin Globular Protein yang larut dalam air. Misal : enzim, hormon, hemoglobin, mioglobin, ovalbumin (pada putih telur)
  • 57. POLYPEPTIDE CHAIN N-terminus C-terminus H H O H H O H H O H H O H H O H H O H H O H H O H N C C N C C N C C N C C N C C N C C N C C N C C OH H CH3 CH2 CH2 CH2 CH CH2 CH2 OH C OH H3C CH3 SH O OH
  • 58. Sebagian Besar Protein Berukuran Lebih Besar… Difasilitasi oleh oligomerisasi ____________ Homodimer Heteropentamer Dodecamer
  • 59. Cara Memperkirakan Jumlah Asam Amino Penyusun Protein  Pertama, rata-rata berat molekul 20 asam amino standar adalah 128.  Selanjutnya, berat molekul protein yang telah diketahui dibagi dengan 110 (ada kehilangan 1 molekul air, berat molekulnya 18).  Contoh, suatu protein berberat molekul 55 kD = 55.000 terbentuk oleh 500 asam amino …
  • 60. Keragaman Lebih Diperluas oleh Modifikasi Gugus Samping Tipe modifikasi Asam amino yang peka Metilasi Lys, Glu, Arg Hidroksilasi Lys, Pro Fosforilasi Thr, Ser, Tyr Karbokasilasi Asp, Glu Asn (N-linked), Ser, Thr Glikosilasi (O-linked) Isoprenilasi Cys Oksidasi Cys jembatan disulfida
  • 61. Keragaman Protein Lebih Diperluas oleh Pemanfaatan Gugus Prostetik
  • 62. Mempelajari Protein  Dimulai dengan mempelajari komposisi asam amino dan urutannya:  Umumnya,  Ala, Gly, Leu, Ser, Lys banyak (> 7%)  Cys, His, Met, Trp sangat jarang (1-3%)
  • 63. Struktur Primer Protein (1o)  Urutan asam amino lengkap dari suatu protein.
  • 64. Protein dengan aktivitas mirip sering memiliki urutan asam amino yang mirip Keragaman spesies cytochrome c Asam amino mirip and konservatif Asam amino tidak konservatif X = trimethyl lysine
  • 65. Struktur Protein Ada empat macam struktur protein ; struktur primer, sekunder, tersier dan kuarterner 1. Struktur Primer Merupakan struktur dasar rantai polimer dimana penentuan susunan asam amino dalam struktur primer sama pada penentuan susunan asam amino pada peptida. H R O H R O H R O H R O N C C N C C N C C N C C H H H H
  • 66. 2. Struktur Sekunder Pada struktur ini terdapat interaksi antara asam amino di dalam polipeptida, maka rantai polipeptida dapat berbentuk spiral atau lembaran berlipat. 3. Struktur Tersier Struktur tersier menunjukkan pelipatan pada struktur sekunder untuk membentuk tiga dimensi. struktur tersier terbentuk karena adanya interaksi antara gugus rantai samping (R) dari asam amino. 4. Struktur Kuarterner struktur ini terbentuk karena terjadinya assosiasi dua molekul protein atau lebih
  • 67. Struktur Protein Struktur Primer Struktur Tersier Struktur Kuarterner Struktur Sekunder
  • 68. Struktur sekunder protein: α -Helix C-terminus N-terminus
  • 69. Struktur protein serat : α -Helix
  • 70. α -Heliks  Paling sering ditemukan (± 25% dari aa penyusun protein berstruktur ini)  Kestabilitannya diperkuat oleh interaksi van der Waals  Ikatan H segaris  Gugus samping menyembul keluar
  • 71. Peran Gugus Samping dalam Struktur α -Heliks  Proline merupakan penghenti struktur heliks, dan menjadi penyebab terbentuknya belokan  Residu aa dengan muatan yang sama dan terletak berdekatan menghambat pembentukan sruktur heliks  Kandungan glycine yang tinggi menyebabkan struktur bergantian  Gugus samping yang berukuran besar (Tryptophan misalnya) merusak stabilitas heliks
  • 72. Bagan Bola dan Batang dari α -Heliks, Dilihat dari Ujung 3 7 4 6 2 9 8 5 1
  • 73. α -Heliks: Model Pengisian Ruang 1 Arg100 Perhatikan 4 5 Jarak 7 Berulang 8 11 12 Asp103
  • 74. Sebagian Besar Struktur Protein adalah α -Heliks atau Lembaran-β - Fig. 6-18c Fig. 4-18 - Fig. 4-16
  • 75. Kebolehjadian Peran Asam Amino dalam Pembentukan Struktur
  • 77. Antiparallel β -Sheet Catatan: 2. Ikatan H 3. Gugus R 4. Lipatan, most extended 4. Jarak R1-R3 0.7 nm • Penghubung belokan-β • Rerata panjang aa penyusun 6
  • 78. Parallel β -Sheet Catatan: 2. Ikatan H terpuntir 3. Gugus R 4. Lipatan 5. Jarak R1-R3 6. Terhubung oleh jembatan RH 0.65 nm 7. Biasanya memiliki lebih dari 5 rangkaian 7. Rerata panjang aa penyusun 6
  • 79. Gugus Samping Bergantian Mengarah ke Atas dan ke Bawah Lembaran -β Antiparallel β -Sheet Parallel β -Sheet
  • 80. Ikatan yang berperan pada pembentukan struktur tersier
  • 81. Ikatan yang menstabilkan struktur tertier Ikatan ionik: kumpulan sisi adalah asid atau bes yang boleh memindahkan/m enerima proton Ikatan kovalen: Ikatan hidrogen: jika kumpulan sisi ikatan sisi adalah sisteina mengandungi Interaksi Van der Waals: di mana kumpulan kumpulan hidroksil kumpulan sisi tidak kutub sulfur diikat bersama atau amino (melalui penyingkiran hidrogen)
  • 82. Tugasan: Cari contoh asid-asid amino yang boleh terlibat membentuk ikatan-ikatan yang menstabilkan strukture tersier protein
  • 84. Myoglobin Ribbon Structure: Displays Backbone But No Side Chains
  • 85. Myoglobin – Hydrophobic Residues are Predominantly Internal
  • 86. Untuk memahami fleksibilitas protein, Anda harus memahami struktur protein 1o 2o 3o 4o
  • 87. Fungsi Selular Protein  Protein berarti “first importance”  Protein berperan penting dalam proses- proses biologi  Protein adalah polimer asam amino  Protein berbagai fungsi biologi :  Enzim – katalisator biologi  Antibodi– protein pertahanan  Protein Transport  Protein regulator (pengatur)  Protein struktural
  • 88. Klasifikasi Protein c. Klasifikasi protein berdasarkan kelarutan Berdasarkan kelarutannya protein dapat digolongkan sbb: 1. albumin, larut dalam air dan larutan garam, tidak mempunyai asam amino khusus. 2. globulin, sedikit larut dalam air tetapi larut dalam garam, tdk mempunyai asam amino khusus. 3. protamin,larut dalam etanol 70 – 80 %, tetapi tidak larut dalam air dan etanol absolut. Kaya akan arginin. 4. histon, larut dalam larutan garam 5. skeroprotein, tidak larut dalam air atau larutan garam. Kaya akan glisin, alanin dan prolin.
  • 89. Klasifikasi protein berdasarkan fungsi biologinya: 2. Enzim Enzim merupakan golongan protein yang berfungsi sebagai katalisator pada reaksi kimia dalam jasad hidup. contoh : ribonukleasa enzim yg mengkatalisis hidrolisa RNA sitokrom berperan dalam proses pemindahan elektron tripsin katalisator pemutusan ikatan peptida tertentu dalam polipeptida 2. Protein Pembangun Protein pembangun berfungsi sebagai unsur pembentuk struktur contoh; protein pembungkus virus, glikoprotein, struktur membran, α-karnitin, sklerotin, fibroin, kolagen, elastin, dan mukoprotein.
  • 90. 3. Protein Kontraktil Merupakan golongan protein yang yg berperan dalam proses gerak. contoh; - miosin merupakan unsur filamen yg tdk bergerak dalam miofibril - aktin merupakan unsur filamen yg bergerak dalam miofibril - dinein protein yg terdapat dalam rambut getar dan flagel (bulu babi) 4. Protein Pengangkut Protein ini mempunyai kemampuan mengikat molekul tertentu dan melakukan pengangkutan berbagai macam zat melalui aliran darah. contoh ; hemoglobin, mioglobin, serum albumin, β- lipoprotein, seruloplasmin
  • 91. Struktur Tersier: Membentuk Protein  Unsur Struktur Sekunder  Belokan dan putaran  Pita dan lembaran  Heliks  Penghubung struktur acak  Ikatan kovalen  Ikatan disulfida  Guugus prosthetik (sometimes)  Ikatan bukan kovalen  Ikatan dimediasi ion logam  Gugus Prosthetik
  • 92. Fibrous Protein Yang Dikenal Pada umumnya, fibrous protein adalah  Disusun dari struktur sekunder tunggal  Tidak larut dalam air (memiliki lebih banyak residu aa hidrofobik)  Berperan penting dalam penyusunan komponen struktural sel
  • 93. Rambut Tersusun oleh α -Keratin Right-hand Left-hand
  • 94. Kekuatan adalah Ciri-Ciri α -Keratins  Lilitan ganda (lilitan yang melilit kembali, coiled-coil) meningkatkan kekuatan α -helix  Gugus samping hidrofobik (Ala, Val, Leu, Ile, Met, dan Phe) saling mengikat  Ikatan kovalen disulfida antar rangkaian makin meningkatkan kekuatan keratins (tanduk badak memiliki 18% ikatan S-S) Rambut ikal juga memiliki ikatan disulfida
  • 95. α -Keratin: Fibrous Protein  Rambut  Panjang dan kuat  Wool  Ikatan disulfida antar  Kuku α-heliks  Cakar  Dapat membentuk 2  Duri α-heliks dalam pilinan  Tanduk yang dipilin  Kulit
  • 96. Beberapa Heliks Berputar Ke Kiri  Proline tidak sesuai untuk pilinan ke kanan. Akan tetapi, polyproline dapat membentuk pilinan ke kiri dengan 3 99 residu aa/putaran  Modifiksi menjadi hidroksiproline dapat memfasilitasi pembentukan ikatan hidrogen, dan meningkatkan stabilitas struktur heliks, contoh pada kolagen …  Modifikasi pasca-translasi ini membutuhkan vitamin C sebagai ko- substrat bagi 3 enzim yang terlibat dalam hydroksilasi proline dan lysine
  • 97. Kolagen  Heliks memilin ke kiri dengan 3 residu aa/putaran  1/3 Gly, 1/5 Pro atau Hyp  Pengulangan triplet Gly-X- Pro (atau Gly-X-Hyp)  3 rangkaian α terpilin ke kiri membentuk pilinan ke kanan LH RH Lebih Kuat daripada Baja
  • 98. Denaturasi Protein  Terjadi bila suatu protein yang berada dalam bentuk aslinya; - dipanaskan, berada dalam pH ekstrim, atau diberi bahan kimia misalnya urea.  Denaturasi menyebabkan struktur tersier hilang.  Bila protein tersebut dikembalikan ke kondisi faali, maka akan melipat kembali secara spontan ke konformasi aslinya (reversible), serta kembali berfungsi (renaturasi).  Bila dipanaskan berlebihan, maka akan merusak Struktur primer,disebut koagulasi (irreversible).
  • 99. SUMMARY OF PROTEIN STRUCTURE H H O H O H H O O H2N C C + H2 N C C H2N C C N C C + H2O OH Amino OH OH H CH3 H Peptide CH3 Carboxyl group bond group N-terminus C-terminus H H O H H O H H O H H O H H O H H O H H O H H O H N C C N C C N C C N C C N C C N C C N C C N C C OH H CH3 CH2 CH2 CH2 CH CH2 CH2 OH C OH H3 C CH3 SH O OH N-terminus C-terminus H2N Gly Ala Ser Asp Phe Val Tyr Cys COOH 1 2 3 4 5 6 7 8
  • 100. PROTEIN STRUCTURE TABLE 3.2 A Summary of Protein Structure Level Description Stabilized by: Example: Hemoglobin Primary The sequence of Peptide bonds Gly Ser Asp Gls amino acids Secondary Formation of Hydrogen bonding between α -helices and peptide groups along the β-pleated sheets peptide backbone Tertiary Overall three- Bonds and other interactions dimensional shape between R-groups, or of a polypeptide between R-groups and the peptide backbone Quaternary Shape produced by Bonds and other interactions combinations of between R-groups, and polypeptides between peptide backbones of different polypeptides
  • 101. Several common functional groups in a single biomolecule.
  • 102. 102
  • 103. 103

Editor's Notes

  1. Figure: 3.3a, left Caption: All amino acids have the same general structure. Here is the non-ionized form.
  2. Figure: 3.9a Caption: (a) When the carboxyl group on one amino acid reacts with the amino group on a second amino acid, a peptide bond forms.
  3. Figure: 3.9b Caption: (b) Amino acids can be linked into long chains by peptide bonds. 
  4. Figure: 3.9a-c Caption: (a) When the carboxyl group on one amino acid reacts with the amino group on a second amino acid, a peptide bond forms.  (b) Amino acids can be linked into long chains by peptide bonds.  (c) The sequence of amino acids in a polypeptide chain is numbered from the N-terminus (or amino-terminus) to the C-terminus (or carboxyl-terminus).
  5. Table 3.2 Caption: A summary of protein structure