SlideShare a Scribd company logo
PENDAHULUAN
Metalografi merupakan ilmu yang mempelajari karakteristik struktur dari logam at
au paduan. Mikroskop merupakan peralatan yang paling penting untuk mempelajari s
truktur mikro suatu logam. Mikroskop memungkinkan untuk menghitung ukuran butir,
distribusi dari fasa-fasanya dan inklusi yang memiliki efek yang besar terhadap
sifat logam. Fasa adalah suatu kondisi dimana komponen kimianya sama. Struktur
mikro hanya bisa dilihat dengan bantuan alat, dalam hal ini mikroskop optik yang
dijadikan sebagi alat yang penting dalam pengujian ini, sedangkan struktur makr
o dapat dilihat dengan cara visual/kasat mata.
Pengamatan metalografi dibagi menjadi dua, yaitu metalografi makro, yaitu penyel
idikan struktur logam dengan pembesaran 10 - 1000 kali, dan metalografi mikro, y
aitu penyelidikan struktur logam dengan pembesaran 1000 kali. Pada analisa mikro
digunakan mikroskop optik untuk menganalisa strukturnya. Berhasil tidaknya anal
isa ini ditentukan oleh preparasi benda uji, semakin sempurna preparasi benda uj
i, semakin jelas gambar struktur yang diperoleh.
Pada dasarnya pengujian metalografi mencakup dua spesimen pengujian, antara lain
: pengujian merusak atau Destructive Test (DT) yang mencakup pengujian tarik da
n tekan, pengujian kekerasan, pengujian impak, uji charpy dan relaksasi tegangan
, uji kelelahan dan pengujian keausan. Yang kedua adalah pengujian yang tidak me
rusak atau Non Destructive Test (NDT) yang menggunakan metode ultrasonik, metode
magnetik, metode akustik, metode radiografi dan yang terakhir adalah pemeriksaa
n visual.
Metalografi
Metalografi meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
1.Cutting, yaitu mengetahui prosedur proses pemotongan sampel dan menetukan tekn
ik pemotongan yang tepat dalam pengambilan sampel metalografi sehingga didapat b
enda uji yang representatif.
2.Mounting, yaitu menempatkan sampel pada suatu media, untuk memudahkan penangan
an sampel yang berukuran kecil dan tidak beraturan tanpa merusak sampel.
3.Grinding, yaitu meratakan dan menghaluskan permukaan sampel dengan cara menggo
sokkan sampel pada kain abrasif atau ampelas.
4.Pemolesan (Polishing), yaitu mendapatkan permukaan sampel yang halus dan mengk
ilat seperti kaca tanpa menggores, sehingga diperoleh permukaan sampel yang halu
s bebas goresan dan mengkilap seperti cermin, menghilangkan ketidakteraturan sam
pel hingga orde 0,01 µm.
5.Etsa, yaitu mengamati dan mengidentifikasi detil struktur logam dengan bantuan
mikroskop optik setelah terlebih dahulu dilakukan proses etsa pada sampel, meng
etahui perbedaan antara etsa kimia dengan elektro etsa serat aplikasinya.
Preparasi sampel
1.1Cutting (pemotongan)
Pemilihan sampel yang tepat dari suatu benda uji studi mikroskop optik merupakan
hal yang sangat penting. Pemilihan sampel tersebut didasarkan pada tujuan penga
matan yang hendak dilakukan. Pada umumnya bahan komersial tidak homogen sehingga
satu sampel yang diambil dari suatu volume besar tidak dapat dianggap represent
atif. Pengambilan sampel harus direncanakan sedemikian sehingga menghasilkan sam
pel yang sesuai dengan kondisi rata-rata bahan/kondisi ditempat-tempat tertentu
(kritis) dengan memperhatikan kemudahan pemotongan pula. Secara garis besar, pen
gambilan sampel dilakukan pada daerah yang akan diamati mikrostruktur maupun mak
rostrukturnya. Sebagai contoh untuk pengamatan mikrostruktur material yang menga
lami kegagalan, maka sampel diambil sedekat mungkin pada daerah kegagalan (pada
daerah kritis dengan kondisi terparah), untuk kemudian dibandingkan dengan sampe
l yang diambil dari daerah yang jauh dari daerah gagal. Perlu diperhatikan juga
bahwa dalam proses memotong, harus dicegah kemungkinan deformasi dan panas yang
berlebihan. Oleh karena itu, setiap proses pemotongan harus diberi pendinginan y
ang memadai. Beberapa sistem pemotongan sampel berdasarkan media pemotong yang d
igunakan, meliputi proses pematahan, pengguntingan, pemotongan abrasi (abrasive
cutter), gergaji kawat, dan EDM (Electric Discharge Machining). Berdasarkan ting
kat deformasi yang dihasilkan, teknik pemotongan terbagi menjadi dua yaitu : tek
nik pemotongan dengan deformasi yang besar menggunakan gerinda, sedangkan teknik
pemotongan dengan deformasi yang kecil menggunakan low speed diamond saw.
1.2Mounting
Spesimen yang berukuran kecil atau memiliki bentuk yang tidak beraturan akan sul
it untuk ditangani khususnya ketika dilakukan pengampelasan dan pemolesan akhir.
Sebagai contoh spesimen yang berupa kawat, spesimen lembaran metal tipis, poton
gan yang tipis, dan lain-lain. Untuk memudahkan penanganannya, maka spesimen ter
sebut harus ditempatkan pada suatu media (media mounting). Secara umum syarat-sy
arat yang harus dimiliki bahan mounting adalah bersifat inert (tidak bereaksi de
ngan material maupun zat etsa), sifat eksoterm, viskositas rendah, penyusutan li
near rendah, sifat adhesi yang baik, memiliki kekerasan yang sama dengan sampel
flowabilitas yang baik, dapat menembus pori, dan celah. Khusus untuk etsa elektr
olitik dan pengujian SEM mempunyai bentuk ketidakteraturan yang terdapat pada sa
mpel yaitu bahan mounting harus konduktif. Media mounting yang dipilih haruslah
sesuai dengan material dan jenis ragam etsa yang akan digunakan. Pada umumnya mo
unting menggunakan material palstik dan sintetik. Materialnya dapat berupa resin
(castable resin) yang dicampur dengan hardener atau bakelit. Penggunaan castabl
e ersin lebih mudah dan alat yang digunakan lebih sederhana dibandingkan bakelit
, karena tidak diperlukan aplikasi panas dan tekanan. Namun bahan castasble resi
n ini tidak memiliki sifat mekanis yang baik/lunak sehingga kurang cocok untuk m
aterial-material yang keras. Teknik mounting yang paling baik adalah menggunakan
thermosetting resin dengan menggunakan material bakelit. Material ini berupa bu
buk yang tersedia dengan warna yang beragam.
1.3Grinding (Pengamplasan)
Sampel yang baru saja dipotong atau sampel yang telah terkorosi memiliki permuka
an yang kasar. Permukaan yang kasar tersebut harus diratakan agar pengamatan str
uktur mudah dilakukan. Pengamplasan dilakukan dengan menggunakan kertas amplas y
ang ukuran abrasifnya dinyatakan dengan mesh. Urutan pengamplasan harus dilakuka
n dari nomor mesh yang rendah (hingga 150 mesh) ke nomor mesh yang tinggi (180 h
ingga 600 mesh). Ukuran grit pertama yang dipakai tergantung pada kekerasan perm
ukaan dan kedalaman kerusakan yang ditimbulkan oleh pemotongan. Hal yang harus d
iperhatikan pada saat pengamplasan adalah pemberian air. Air berfungsi sebagai p
emindah geram, memperkecil kerusakan akibat panas yang timbul sehingga dapat mer
ubah struktur mikro sampel dan memperpanjang masa pemakaian kertas amplas. Hal l
ain yang harus diperhatikan adalah ketika melakukan perubahan arah pengamplasan,
maka arah yang baru adalah 450/900 terhadap arah sebelumnya.
1.4Polishing (Pemolesan)
Setelah di amplas sampai halus (600 grit), sampel harus dilakukan pemolesan. Pem
olesan bertujuan untuk memperoleh permukaan sampel yang halus, bebas goresan dan
mengkilap seperti cermin serta menghilangkan ketidakteraturan sampel hingga ord
e 0,01 µm. Permukaan sampel yang akan diamati dibawah mikroskop harus benar-benar r
ata. Apabila permukaan sampel kasar/bergelombang, maka pengamatan struktur mikro
akan sulit untuk dilakukan karena cahaya yang datang dari mikroskop dipantulkan
secara acak oleh permukaan sampel. Tahap pemolesan kasar terlebih dahulu dilaku
kan kemudian dilanjutkan dengan pemolesan halus. Terdapat tiga metode pemolesan
antara lain sebagai berikut :
a.Pemolesan elektrolit kimia mempunyai hubungan rapat arus dan tegangan bervaria
si untuk larutan elektrolit dan material yang berbeda untuk tegangan, terbentuk
lapisan tipis pada permukaan, dan hampir tidak ada arus yang lewat, maka terjadi
proses etsa. Sedangkan pada tegangan tinggi terjadi proses pemolesan.
b.Pemolesan kimia mekanis merupakan kombinasi antara etsa kimia dan pemolesan me
kanis yang dilakukan serentak diatas piringan halus. Partikel pemoles abrasif di
campur dengan larutan pengetsa yang umum digunakan.
c.Pemolesan elektro mekanis (metode Reinacher) merupakan kombinasi antara pemole
san elektrolit dan mekanis pada piring pemoles. Metode ini sangat baik untuk log
am mulia, tembaga, kuningan, dan perunggu.
1.5Etching (Etsa)
Etsa merupakan proses penyerangan/pengikisan batas butir secara selekti fdan ter
kendali dengan pencelupan kedalam larutan pengetsa baik menggunakan listrik maup
un tidak ke permukaan sampel sehingga detil struktur yang akan diamati terlihat
dengan jelas dan tajam. Untuk beberapa material, mikrostruktur baru muncul jika
diberikan zat etsa, sehingga perlu pengetahuan yang tepat untuk memilih zat etsa
yang tepat. Etsa dibagi menjadi dua macam, yaitu :
a.Etsa kimia merupakan proses pengetsaan dengan menggunakan larutan kimia dimana
zat etsa yang digunakan memiliki karakteristik tersendiri sehingga pemilihannya
disesuaikan dengan sampel yang akan diamati. Perlu diingat bahwa waktu etsa jan
gan terlalu lama (umumnya sekitar 4-30 detik), dan setelah di etsa segera dicuci
dengan air mengalir lalu dengan alkohol kemudian dikeringkan.
b.Elektroetsa merupakan proses etsa dengan menggunakan reaksi elektroetsa. Cara
ini dilakukan dengan pengaturan tegangan dan kuat arus listrik serta waktu penge
tsaan. Etsa jenis ini biasanya khusus untuk Stainless Steel karena dengan etsa k
imia sulit untuk mendapatkan detail strukturnya.
Pengamatan struktur makro dan mikro
Pengamatan metalografi dengan mikroskop optik dapat dibagi dua, yaitu :
1.Metalografi makro yaitu pengamatan struktur dengan perbesaran 10-100 kali
2.Metalografi mikro yaitu pengamatan struktur dengan perbesaran diatas 100 kali

More Related Content

What's hot

Klasifikasi dan-karakteristik-material-keramik
Klasifikasi dan-karakteristik-material-keramikKlasifikasi dan-karakteristik-material-keramik
Klasifikasi dan-karakteristik-material-keramik
Putra Perdana
 
Keramik
KeramikKeramik
Keramik
HMTI_FTUMJ
 
Laporan permesinan
Laporan permesinanLaporan permesinan
Laporan permesinan
asdin amroe
 
SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM)
SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM)SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM)
SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM)
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
 
Transmission electron microscopy
Transmission electron microscopyTransmission electron microscopy
Transmission electron microscopy
farid hasannudin
 
Heat Treatment
Heat TreatmentHeat Treatment
Heat Treatment
Ririn Wijayanti
 
Material teknik dan proses
Material teknik dan prosesMaterial teknik dan proses
Mekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahanMekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahan
ichsan_madya
 
Proses pembuatan keramik - bahan galian industri
Proses pembuatan keramik - bahan galian industriProses pembuatan keramik - bahan galian industri
Proses pembuatan keramik - bahan galian industri
Bonita Susimah
 
Diagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cDiagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cBayu Fajri
 
ILMU LOGAM
ILMU LOGAMILMU LOGAM
ILMU LOGAM
Hettyk Sari
 
Material teknik dan sifatnya
Material teknik dan sifatnyaMaterial teknik dan sifatnya
Material teknik dan sifatnya
Iriansyah Putra
 
Uji metalorgrafi
Uji metalorgrafiUji metalorgrafi
Uji metalorgrafi
andikaarmy
 
Bab 3-struktur-kristal
Bab 3-struktur-kristalBab 3-struktur-kristal
Bab 3-struktur-kristal
Universitas Negeri Padang
 
Ppt keramik
Ppt keramikPpt keramik
Ppt keramik
uminopitasari
 
macam macam logam paduan
macam macam logam paduanmacam macam logam paduan
macam macam logam paduanWicah
 
Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)
Abrianto Akuan
 
Ladle furnace
Ladle furnaceLadle furnace
Ladle furnace
Rudy Haryanto
 
Uji kekerasan
Uji kekerasanUji kekerasan
Uji kekerasan
Dwi Andriyanto
 

What's hot (20)

Klasifikasi dan-karakteristik-material-keramik
Klasifikasi dan-karakteristik-material-keramikKlasifikasi dan-karakteristik-material-keramik
Klasifikasi dan-karakteristik-material-keramik
 
Keramik
KeramikKeramik
Keramik
 
Laporan permesinan
Laporan permesinanLaporan permesinan
Laporan permesinan
 
SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM)
SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM)SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM)
SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM)
 
Transmission electron microscopy
Transmission electron microscopyTransmission electron microscopy
Transmission electron microscopy
 
Heat Treatment
Heat TreatmentHeat Treatment
Heat Treatment
 
Material teknik dan proses
Material teknik dan prosesMaterial teknik dan proses
Material teknik dan proses
 
Mekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahanMekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahan
 
Konsep dislokasi
Konsep dislokasiKonsep dislokasi
Konsep dislokasi
 
Proses pembuatan keramik - bahan galian industri
Proses pembuatan keramik - bahan galian industriProses pembuatan keramik - bahan galian industri
Proses pembuatan keramik - bahan galian industri
 
Diagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cDiagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 c
 
ILMU LOGAM
ILMU LOGAMILMU LOGAM
ILMU LOGAM
 
Material teknik dan sifatnya
Material teknik dan sifatnyaMaterial teknik dan sifatnya
Material teknik dan sifatnya
 
Uji metalorgrafi
Uji metalorgrafiUji metalorgrafi
Uji metalorgrafi
 
Bab 3-struktur-kristal
Bab 3-struktur-kristalBab 3-struktur-kristal
Bab 3-struktur-kristal
 
Ppt keramik
Ppt keramikPpt keramik
Ppt keramik
 
macam macam logam paduan
macam macam logam paduanmacam macam logam paduan
macam macam logam paduan
 
Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)
 
Ladle furnace
Ladle furnaceLadle furnace
Ladle furnace
 
Uji kekerasan
Uji kekerasanUji kekerasan
Uji kekerasan
 

Viewers also liked

Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSIContoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
Ahmad Said
 
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #1
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #1Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #1
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #1
Arry Rahmawan
 
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #2
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #2Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #2
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #2
Arry Rahmawan
 
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #5
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #5Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #5
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #5
Arry Rahmawan
 
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #4
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #4Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #4
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #4
Arry Rahmawan
 

Viewers also liked (6)

Metalografi
MetalografiMetalografi
Metalografi
 
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSIContoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
 
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #1
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #1Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #1
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #1
 
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #2
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #2Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #2
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #2
 
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #5
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #5Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #5
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #5
 
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #4
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #4Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #4
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #4
 

Similar to 71014827 metalografi

Lap akhir prak karmat2 fadli
Lap akhir prak karmat2 fadliLap akhir prak karmat2 fadli
Lap akhir prak karmat2 fadli
Mohammad Fadli
 
Metalografi
MetalografiMetalografi
Metalografi
danunurarifin
 
pptsempro.pptx
pptsempro.pptxpptsempro.pptx
pptsempro.pptx
AldinorSetiawan1
 
Pertemuan 14...............................
Pertemuan 14...............................Pertemuan 14...............................
Pertemuan 14...............................
martharianna
 
Analisis Perpatahan Akibat Keausan dengan Metode Studi Jurnal, Sisertasi Dan ...
Analisis Perpatahan Akibat Keausan dengan Metode Studi Jurnal, Sisertasi Dan ...Analisis Perpatahan Akibat Keausan dengan Metode Studi Jurnal, Sisertasi Dan ...
Analisis Perpatahan Akibat Keausan dengan Metode Studi Jurnal, Sisertasi Dan ...
Adolvin Mahadiputra
 
TEKNOLOGI MEKANIK_2020-11-04 04-10-4041.PPTX
TEKNOLOGI MEKANIK_2020-11-04 04-10-4041.PPTXTEKNOLOGI MEKANIK_2020-11-04 04-10-4041.PPTX
TEKNOLOGI MEKANIK_2020-11-04 04-10-4041.PPTX
MuhammadNawawi44
 
Metalografi.pptx
Metalografi.pptxMetalografi.pptx
Metalografi.pptx
MUHAMMADHIDAYAHTULLA
 
1. ABRASIVE JET MACHINING (AJM) 2. ULTRASONICMACHINING (USM) ...
1. ABRASIVE JET MACHINING (AJM)              2. ULTRASONICMACHINING (USM)  ...1. ABRASIVE JET MACHINING (AJM)              2. ULTRASONICMACHINING (USM)  ...
1. ABRASIVE JET MACHINING (AJM) 2. ULTRASONICMACHINING (USM) ...
ejacock
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Kuliah 1
Kuliah 1Kuliah 1
Kuliah 1
Melannie Jouzu
 
non destructive test
non destructive testnon destructive test
non destructive test
ArdHian Milanisti
 
Nanomaterial.pptx
Nanomaterial.pptxNanomaterial.pptx
Nanomaterial.pptx
WatiUsman1
 
23 maradu (2)
23 maradu (2)23 maradu (2)
23 maradu (2)Alen Pepa
 
23 maradu
23 maradu23 maradu
23 maradu
Alen Pepa
 
Lap.metalografi.
Lap.metalografi.Lap.metalografi.
Lap.metalografi.
bebenpurba
 
proposal fixx.pptx [Autosaved].pptx
proposal fixx.pptx [Autosaved].pptxproposal fixx.pptx [Autosaved].pptx
proposal fixx.pptx [Autosaved].pptx
news27
 
1. pengantar ilmu_material
1. pengantar ilmu_material1. pengantar ilmu_material
1. pengantar ilmu_material
Niko Sh
 
(besi cor).pptx
(besi cor).pptx(besi cor).pptx
(besi cor).pptx
AtikSetyani2
 
Studi fracture toughness keramik lumpur lapindo Yang Dibuat Dengan Proses Pre...
Studi fracture toughness keramik lumpur lapindo Yang Dibuat Dengan Proses Pre...Studi fracture toughness keramik lumpur lapindo Yang Dibuat Dengan Proses Pre...
Studi fracture toughness keramik lumpur lapindo Yang Dibuat Dengan Proses Pre...Muh Amin
 
Studi Fracture Toughness Keramik Lumpur Lapindo yang Dibuat dengan Proses Pre...
Studi Fracture Toughness Keramik Lumpur Lapindo yang Dibuat dengan Proses Pre...Studi Fracture Toughness Keramik Lumpur Lapindo yang Dibuat dengan Proses Pre...
Studi Fracture Toughness Keramik Lumpur Lapindo yang Dibuat dengan Proses Pre...
m-amin
 

Similar to 71014827 metalografi (20)

Lap akhir prak karmat2 fadli
Lap akhir prak karmat2 fadliLap akhir prak karmat2 fadli
Lap akhir prak karmat2 fadli
 
Metalografi
MetalografiMetalografi
Metalografi
 
pptsempro.pptx
pptsempro.pptxpptsempro.pptx
pptsempro.pptx
 
Pertemuan 14...............................
Pertemuan 14...............................Pertemuan 14...............................
Pertemuan 14...............................
 
Analisis Perpatahan Akibat Keausan dengan Metode Studi Jurnal, Sisertasi Dan ...
Analisis Perpatahan Akibat Keausan dengan Metode Studi Jurnal, Sisertasi Dan ...Analisis Perpatahan Akibat Keausan dengan Metode Studi Jurnal, Sisertasi Dan ...
Analisis Perpatahan Akibat Keausan dengan Metode Studi Jurnal, Sisertasi Dan ...
 
TEKNOLOGI MEKANIK_2020-11-04 04-10-4041.PPTX
TEKNOLOGI MEKANIK_2020-11-04 04-10-4041.PPTXTEKNOLOGI MEKANIK_2020-11-04 04-10-4041.PPTX
TEKNOLOGI MEKANIK_2020-11-04 04-10-4041.PPTX
 
Metalografi.pptx
Metalografi.pptxMetalografi.pptx
Metalografi.pptx
 
1. ABRASIVE JET MACHINING (AJM) 2. ULTRASONICMACHINING (USM) ...
1. ABRASIVE JET MACHINING (AJM)              2. ULTRASONICMACHINING (USM)  ...1. ABRASIVE JET MACHINING (AJM)              2. ULTRASONICMACHINING (USM)  ...
1. ABRASIVE JET MACHINING (AJM) 2. ULTRASONICMACHINING (USM) ...
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
Kuliah 1
Kuliah 1Kuliah 1
Kuliah 1
 
non destructive test
non destructive testnon destructive test
non destructive test
 
Nanomaterial.pptx
Nanomaterial.pptxNanomaterial.pptx
Nanomaterial.pptx
 
23 maradu (2)
23 maradu (2)23 maradu (2)
23 maradu (2)
 
23 maradu
23 maradu23 maradu
23 maradu
 
Lap.metalografi.
Lap.metalografi.Lap.metalografi.
Lap.metalografi.
 
proposal fixx.pptx [Autosaved].pptx
proposal fixx.pptx [Autosaved].pptxproposal fixx.pptx [Autosaved].pptx
proposal fixx.pptx [Autosaved].pptx
 
1. pengantar ilmu_material
1. pengantar ilmu_material1. pengantar ilmu_material
1. pengantar ilmu_material
 
(besi cor).pptx
(besi cor).pptx(besi cor).pptx
(besi cor).pptx
 
Studi fracture toughness keramik lumpur lapindo Yang Dibuat Dengan Proses Pre...
Studi fracture toughness keramik lumpur lapindo Yang Dibuat Dengan Proses Pre...Studi fracture toughness keramik lumpur lapindo Yang Dibuat Dengan Proses Pre...
Studi fracture toughness keramik lumpur lapindo Yang Dibuat Dengan Proses Pre...
 
Studi Fracture Toughness Keramik Lumpur Lapindo yang Dibuat dengan Proses Pre...
Studi Fracture Toughness Keramik Lumpur Lapindo yang Dibuat dengan Proses Pre...Studi Fracture Toughness Keramik Lumpur Lapindo yang Dibuat dengan Proses Pre...
Studi Fracture Toughness Keramik Lumpur Lapindo yang Dibuat dengan Proses Pre...
 

Recently uploaded

Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docxLAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
moh3315
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
MsElisazmar
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptxFisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
arielardinda2
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
niswati10
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
AqlanHaritsAlfarisi
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
opkcibungbulang
 
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
mad ros
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docxLAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptxFisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
 
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 

71014827 metalografi

  • 1. PENDAHULUAN Metalografi merupakan ilmu yang mempelajari karakteristik struktur dari logam at au paduan. Mikroskop merupakan peralatan yang paling penting untuk mempelajari s truktur mikro suatu logam. Mikroskop memungkinkan untuk menghitung ukuran butir, distribusi dari fasa-fasanya dan inklusi yang memiliki efek yang besar terhadap sifat logam. Fasa adalah suatu kondisi dimana komponen kimianya sama. Struktur mikro hanya bisa dilihat dengan bantuan alat, dalam hal ini mikroskop optik yang dijadikan sebagi alat yang penting dalam pengujian ini, sedangkan struktur makr o dapat dilihat dengan cara visual/kasat mata. Pengamatan metalografi dibagi menjadi dua, yaitu metalografi makro, yaitu penyel idikan struktur logam dengan pembesaran 10 - 1000 kali, dan metalografi mikro, y aitu penyelidikan struktur logam dengan pembesaran 1000 kali. Pada analisa mikro digunakan mikroskop optik untuk menganalisa strukturnya. Berhasil tidaknya anal isa ini ditentukan oleh preparasi benda uji, semakin sempurna preparasi benda uj i, semakin jelas gambar struktur yang diperoleh. Pada dasarnya pengujian metalografi mencakup dua spesimen pengujian, antara lain : pengujian merusak atau Destructive Test (DT) yang mencakup pengujian tarik da n tekan, pengujian kekerasan, pengujian impak, uji charpy dan relaksasi tegangan , uji kelelahan dan pengujian keausan. Yang kedua adalah pengujian yang tidak me rusak atau Non Destructive Test (NDT) yang menggunakan metode ultrasonik, metode magnetik, metode akustik, metode radiografi dan yang terakhir adalah pemeriksaa n visual. Metalografi Metalografi meliputi tahap-tahap sebagai berikut : 1.Cutting, yaitu mengetahui prosedur proses pemotongan sampel dan menetukan tekn ik pemotongan yang tepat dalam pengambilan sampel metalografi sehingga didapat b enda uji yang representatif. 2.Mounting, yaitu menempatkan sampel pada suatu media, untuk memudahkan penangan an sampel yang berukuran kecil dan tidak beraturan tanpa merusak sampel. 3.Grinding, yaitu meratakan dan menghaluskan permukaan sampel dengan cara menggo sokkan sampel pada kain abrasif atau ampelas. 4.Pemolesan (Polishing), yaitu mendapatkan permukaan sampel yang halus dan mengk ilat seperti kaca tanpa menggores, sehingga diperoleh permukaan sampel yang halu s bebas goresan dan mengkilap seperti cermin, menghilangkan ketidakteraturan sam pel hingga orde 0,01 µm. 5.Etsa, yaitu mengamati dan mengidentifikasi detil struktur logam dengan bantuan mikroskop optik setelah terlebih dahulu dilakukan proses etsa pada sampel, meng etahui perbedaan antara etsa kimia dengan elektro etsa serat aplikasinya. Preparasi sampel 1.1Cutting (pemotongan) Pemilihan sampel yang tepat dari suatu benda uji studi mikroskop optik merupakan hal yang sangat penting. Pemilihan sampel tersebut didasarkan pada tujuan penga matan yang hendak dilakukan. Pada umumnya bahan komersial tidak homogen sehingga satu sampel yang diambil dari suatu volume besar tidak dapat dianggap represent atif. Pengambilan sampel harus direncanakan sedemikian sehingga menghasilkan sam pel yang sesuai dengan kondisi rata-rata bahan/kondisi ditempat-tempat tertentu (kritis) dengan memperhatikan kemudahan pemotongan pula. Secara garis besar, pen gambilan sampel dilakukan pada daerah yang akan diamati mikrostruktur maupun mak rostrukturnya. Sebagai contoh untuk pengamatan mikrostruktur material yang menga
  • 2. lami kegagalan, maka sampel diambil sedekat mungkin pada daerah kegagalan (pada daerah kritis dengan kondisi terparah), untuk kemudian dibandingkan dengan sampe l yang diambil dari daerah yang jauh dari daerah gagal. Perlu diperhatikan juga bahwa dalam proses memotong, harus dicegah kemungkinan deformasi dan panas yang berlebihan. Oleh karena itu, setiap proses pemotongan harus diberi pendinginan y ang memadai. Beberapa sistem pemotongan sampel berdasarkan media pemotong yang d igunakan, meliputi proses pematahan, pengguntingan, pemotongan abrasi (abrasive cutter), gergaji kawat, dan EDM (Electric Discharge Machining). Berdasarkan ting kat deformasi yang dihasilkan, teknik pemotongan terbagi menjadi dua yaitu : tek nik pemotongan dengan deformasi yang besar menggunakan gerinda, sedangkan teknik pemotongan dengan deformasi yang kecil menggunakan low speed diamond saw. 1.2Mounting Spesimen yang berukuran kecil atau memiliki bentuk yang tidak beraturan akan sul it untuk ditangani khususnya ketika dilakukan pengampelasan dan pemolesan akhir. Sebagai contoh spesimen yang berupa kawat, spesimen lembaran metal tipis, poton gan yang tipis, dan lain-lain. Untuk memudahkan penanganannya, maka spesimen ter sebut harus ditempatkan pada suatu media (media mounting). Secara umum syarat-sy arat yang harus dimiliki bahan mounting adalah bersifat inert (tidak bereaksi de ngan material maupun zat etsa), sifat eksoterm, viskositas rendah, penyusutan li near rendah, sifat adhesi yang baik, memiliki kekerasan yang sama dengan sampel flowabilitas yang baik, dapat menembus pori, dan celah. Khusus untuk etsa elektr olitik dan pengujian SEM mempunyai bentuk ketidakteraturan yang terdapat pada sa mpel yaitu bahan mounting harus konduktif. Media mounting yang dipilih haruslah sesuai dengan material dan jenis ragam etsa yang akan digunakan. Pada umumnya mo unting menggunakan material palstik dan sintetik. Materialnya dapat berupa resin (castable resin) yang dicampur dengan hardener atau bakelit. Penggunaan castabl e ersin lebih mudah dan alat yang digunakan lebih sederhana dibandingkan bakelit , karena tidak diperlukan aplikasi panas dan tekanan. Namun bahan castasble resi n ini tidak memiliki sifat mekanis yang baik/lunak sehingga kurang cocok untuk m aterial-material yang keras. Teknik mounting yang paling baik adalah menggunakan thermosetting resin dengan menggunakan material bakelit. Material ini berupa bu buk yang tersedia dengan warna yang beragam. 1.3Grinding (Pengamplasan) Sampel yang baru saja dipotong atau sampel yang telah terkorosi memiliki permuka an yang kasar. Permukaan yang kasar tersebut harus diratakan agar pengamatan str uktur mudah dilakukan. Pengamplasan dilakukan dengan menggunakan kertas amplas y ang ukuran abrasifnya dinyatakan dengan mesh. Urutan pengamplasan harus dilakuka n dari nomor mesh yang rendah (hingga 150 mesh) ke nomor mesh yang tinggi (180 h ingga 600 mesh). Ukuran grit pertama yang dipakai tergantung pada kekerasan perm ukaan dan kedalaman kerusakan yang ditimbulkan oleh pemotongan. Hal yang harus d iperhatikan pada saat pengamplasan adalah pemberian air. Air berfungsi sebagai p emindah geram, memperkecil kerusakan akibat panas yang timbul sehingga dapat mer ubah struktur mikro sampel dan memperpanjang masa pemakaian kertas amplas. Hal l ain yang harus diperhatikan adalah ketika melakukan perubahan arah pengamplasan, maka arah yang baru adalah 450/900 terhadap arah sebelumnya. 1.4Polishing (Pemolesan) Setelah di amplas sampai halus (600 grit), sampel harus dilakukan pemolesan. Pem olesan bertujuan untuk memperoleh permukaan sampel yang halus, bebas goresan dan mengkilap seperti cermin serta menghilangkan ketidakteraturan sampel hingga ord e 0,01 µm. Permukaan sampel yang akan diamati dibawah mikroskop harus benar-benar r ata. Apabila permukaan sampel kasar/bergelombang, maka pengamatan struktur mikro akan sulit untuk dilakukan karena cahaya yang datang dari mikroskop dipantulkan secara acak oleh permukaan sampel. Tahap pemolesan kasar terlebih dahulu dilaku kan kemudian dilanjutkan dengan pemolesan halus. Terdapat tiga metode pemolesan antara lain sebagai berikut : a.Pemolesan elektrolit kimia mempunyai hubungan rapat arus dan tegangan bervaria si untuk larutan elektrolit dan material yang berbeda untuk tegangan, terbentuk
  • 3. lapisan tipis pada permukaan, dan hampir tidak ada arus yang lewat, maka terjadi proses etsa. Sedangkan pada tegangan tinggi terjadi proses pemolesan. b.Pemolesan kimia mekanis merupakan kombinasi antara etsa kimia dan pemolesan me kanis yang dilakukan serentak diatas piringan halus. Partikel pemoles abrasif di campur dengan larutan pengetsa yang umum digunakan. c.Pemolesan elektro mekanis (metode Reinacher) merupakan kombinasi antara pemole san elektrolit dan mekanis pada piring pemoles. Metode ini sangat baik untuk log am mulia, tembaga, kuningan, dan perunggu. 1.5Etching (Etsa) Etsa merupakan proses penyerangan/pengikisan batas butir secara selekti fdan ter kendali dengan pencelupan kedalam larutan pengetsa baik menggunakan listrik maup un tidak ke permukaan sampel sehingga detil struktur yang akan diamati terlihat dengan jelas dan tajam. Untuk beberapa material, mikrostruktur baru muncul jika diberikan zat etsa, sehingga perlu pengetahuan yang tepat untuk memilih zat etsa yang tepat. Etsa dibagi menjadi dua macam, yaitu : a.Etsa kimia merupakan proses pengetsaan dengan menggunakan larutan kimia dimana zat etsa yang digunakan memiliki karakteristik tersendiri sehingga pemilihannya disesuaikan dengan sampel yang akan diamati. Perlu diingat bahwa waktu etsa jan gan terlalu lama (umumnya sekitar 4-30 detik), dan setelah di etsa segera dicuci dengan air mengalir lalu dengan alkohol kemudian dikeringkan. b.Elektroetsa merupakan proses etsa dengan menggunakan reaksi elektroetsa. Cara ini dilakukan dengan pengaturan tegangan dan kuat arus listrik serta waktu penge tsaan. Etsa jenis ini biasanya khusus untuk Stainless Steel karena dengan etsa k imia sulit untuk mendapatkan detail strukturnya. Pengamatan struktur makro dan mikro Pengamatan metalografi dengan mikroskop optik dapat dibagi dua, yaitu : 1.Metalografi makro yaitu pengamatan struktur dengan perbesaran 10-100 kali 2.Metalografi mikro yaitu pengamatan struktur dengan perbesaran diatas 100 kali