SlideShare a Scribd company logo
KLASIFIKASI DAN KARAKTERISTIK MATERIAL KERAMIK
Drs. M. Gade, M.Si
Dosen Kopertis Wilayah I dpk pada FKIP UMN Al – Washliyah Medan
Abstrak
Untuk mengetahui sifat – sifat dan kemampuan suatu bahan keramik maka perlu dilakukan pengujian atau
analisa. Beberapa pengujian atau analisa yang meliputi : analisa ukuran butir, analisa thermal, sifat fisis (densitas;
porositas), sifat mekanik (kekerasan), Bending Strength, sifat listrik ( dielektrik strength ) dan analisa
strukturnya. Keramik umumnya dianggap sebagai material yang gelas dan tidak ulet, sebelum atau pada saat
perpatahan, deformasi plastik yang dialami mikrostruktur hanya sedikit.
PENDAHULUAN
Istilah keramik, sesuai konteks modern, mencakup
material anorganik yang sangat luas, keramik
mengandung elemen non metalik dan metalik yang
dibuat berbagai teknik manufaktur. Secara
tradisional, keramik dibuat dari mineral Silikat,
seperti lempung, yang dikeringkan dan di bakar
pada temperature 1200° - 1800°C agar keras. Jadi
nampaknnya kata Yunani Keramos, yang berarti “
bahan yang dibakar” atau “ material yang dibakar di
tungku / tanur” sudah sangat tepat sejak dulu.
Namun demikian keramik modern seringkali dibuat
dengan proses tanpa tahap pembakaran di tungku
(misalnya penekanan panas, sintering – reaksi,
detrifikasi– gelas, dan sebagainya). (Smallman, R.E
dan Bishop, R.J. 1999). Meskipun keramik kadang
– kadang dikatakan memiliki karakter nonmetalik
secara sederhana untuk membedakannya dari logam
dan paduan ini tidak memadai lagi karena kini telah
dikembangkan dan digunakan keramik dengan sifat
yang luar biasa.
Klasifikasi
Secara umum keramik dapat diklasifikasi menjadi
tipe atau fungsi dengan berbagai cara. Dalam
bidang industri keramik dikelompokkan sebagai
gerabah produk lempung keras (bata, pipa keramik
dan sebagainya), bahan tahan api (bata tahan api,
silica, alumina, basa, netral). Semen dan beton,
gelas dan enamel vitrous, dan keramik rekayasa
(Smallman, R.E dan Bishop, R.J. 1999 )
Keramik dari kelompok keramik rekayasa memiliki
kekuatan sangat tinggi dan keras, memiliki stabilitas
kimia yang luar biasa dan dapat dibuat dengan
toleransi dimensi sangat ketat, kelompok inilah
yang akan dibahas. Pengenalan komponen keramik
rekayasa akhir – akhir ini didasarkan pada
pendekatan ilmiah dan menimbulkan revolusi dalam
praktek desain rekayasa. Secara umum
pengmbangan keramik rekayasa didorong oleh niat
untuk membuat material yang memiliki efisiensi
energi yang lebih tinggi dan lebih baik, temperatur
pemrosesan yang lebih tinggi dan mengingat
kelangkaan mineral strategis . berbeda dengan
keramik tradisional, yang memanfaatkan mineral
alam yang dengan sendirinya agak bervariasi,
generasi keramik rekayasa yang baru bergantung
pada ketersediaan material yang dimurnikan dan
material sintetis, dan pada pengendalian
mikrostruktur yang ketat selama pemrosesan,
keramik memiliki sifat yang bervariasi dan dalam
prosedur desain seringkali perlu ditetapkan konsep
statistika untuk komponen bertegangan tinggi.
Desain harus memperhatikan kegetasan inheren,
atau ketahanan perambatan letak yang rendah dan
bila perlu memodifikasi mode kegagalan. Keramik
merupakan material rekayasa yang sangat
menjanjikan karena sifatnya yang unik, akan tetapi
dalam praktek, produksi pada skala komersial
sesuai bentuk yang di spesfikasikan disertai sifat
yang ajeg menghadapi berbagai kendala.
Berdasarkan komposisi kimia, keramik dapat
diklasifikasikan dalam lima kategori utama :
1. Oksida alumina, Al2O3 (isolasi
busi, grit batu gerinda), magnesia, MgO
(lapisan tahan api untuk tanur, kowi ), zirkonia,
ZrO2 (kepala piston, lapisan tahan api tanur
tangki gelas ), zirkonia / alumina (media
gerinda ), spinel, M2
+ O. M +O3
(ferit, magnet, transistor, pita rekam) gelas
silica “ Fused” (peralatan laboratorium).
2. Karbida silicon karbida, SiC
(industri kimia kowi, pelindung keramik)
silikon Nitrida, Si3N4 (corong untuk aluminium
cair, bantalan temperature – tinggi), boron
nitirida, BN (Kowi, batu gerinda untuk baja
kekuatan tinggi).
3. Silikat porselin (komponen listrik),
steatit (Isolator), mullit (bahan-bahan – api.
4. Sialon berbasis Si – Al – O – N
dan M – Si – Al – O – N dimana M = Li, Be,
Mg, Ca, Sc, Y, tanah jarang (mata pahat untuk
pemotongan kecepatan tinggi, die ekstrusi,
sudut turbin),
5. Keramik gelas – (piroceram, cercon, pirosil
(cakram rekuperator untuk alat penukar kalor).
(Smallman, R.E dan Bishop, R.J. 1999 )
Karakterisasi
Atom pembentuk keramik memiliki gaya ikatan
yang sangat kuat, berupa pengikatan ionik, kovalen
atau campuran dari keduanya. Jadi untuk
mengetahui sifat-sifat dan kemampuan suatu bahan
keramik, maka perlu dilakukan suatu pengujian atau
analisa yang meliputi :
1. Densitas dan Porositas
Densitas (rapat massa) didefenisikan sebagai
perbandingan antara massa (m) dengan volume
(v). untuk pengukuran volume, khususnya
bentuk dan ukuran yang tidak beraturan sulit
ditentukan. Oleh karena itu salah satu cara
untuk menentukan densitas (bulk Density) dan
porositas dari sample keramik cordierite
berpori yang telah disentering adalah dengan
menggunakan metoda Archimedes (standar
ASTM C. 373 – 72), memenuhi persamaan
berikut :
gg,penggantunkawatmassa:Wk
gair,didalamdigantungsampelmassa:Wg
gair,direndamsetelahsampelmassa:Wb
gkering,sampelmassa:Ws
:Dimana
......(2)..........%100
)(
Ws-Wb
Porositas
(1)...........airp
Wk)-(Wg-Wb
Ws
DensityBulk
x
WkWgWb
x



2. Kekerasan (Vickers Hardness, Hv)
Kekerasan didefenisikan sebagai ketahanan
bahan terhadap penetrasi atau ketahanan
terhadap deformasi dari permukaan bahan. Ada
tiga tipe pengujian terhadap ketahanan bahan,
yaitu : tekukan (Brinell, Rockwell dan
Vickers), pantulan (rebound) dan goresan
(scratch). Pada penelitian ini pengukuran
kekerasan (Vickers Hardness) dari sample
keramik dilakukan dengan menggunakan
microhardness tester. Kekerasan, Vickers
Hardness (Hv) suatu bahan dapat ditentukan
dengan persamaan berikut :
2
2
kgf/mmVickers,KekerasanHv
mmidentor,jejakdiagonalPanjangD
kgfdiberikan,yangBebanP
:dimana
.....(3)....................
D
P
1,8544



Hv
3. Kekuatan Patah (Bending Strenght)
Kekuatan patah sering disebut Modulus of
Rupture (MOR) yang menyatakan ukuran
ketahan bahan terhadap tekanan mekanis dan
tekanan panas (Thermal stress) (Junshiro H,
1991). Pengkuran kekuatan patah (bending
strength) sample keramik digunakan metode
tiga titik (triple point bending), nilai kekuatan
patah dapat ditentukan dengan standar
ASTMC. 733-79 melalui persamaan berikut :
cmsampel,Dimensihb,
cmpenumpu,duaJarakL
kgfBeban,P
:dim
)4......(....................
hb2
LP3
PatahKekuatan 2




ana
4. Koefisien Expansi Thermall (α)
Secara umum material keramik bila dipanaskan
atau didinginkan akan mengalami perubahan
panjang / volume secara bolak balik
(reversible) sepanjang material tersebut tidak
mengalami kerusakan permanen. Pengukuran
nilai koefesien expansi thermall digunakan alat
dilatometer. Dari alat ini diperoleh kurva
hubungan antara suhu dengan persen expansi,
rentang suhu yang digunakan dari hu kamar
sampai suhu 1000°C. sedangkan nilai koefisien
2
3
expansi thermall diperoleh dari nilai slope
kurva hubungan suhu dengan persen expansi.
Atau koefisien expansi thermall (α) dapat
ditentukan melalui persamaan :
 
 
C.akhir,suhuT2
C.awal,suhuT1
cmT2,suhupadasampelpanjangLT2
cmT1,suhupadasampelpanjangLT1
Cthermall,expansikoefisien
:dim
)5(..........
T1-T2
1
LT1
LT1-LT2
1-








ana
5. Analisa Mikrostruktur
Pengamatan mikrostrukur material keramik
dilakukan dengan menggunakan Scanning,
Electron Microscope (SEM). Dari foto SEM
pada sample keramik yang telah disinter
dilakukan pengamatan perubahan bentuk dan
ukiran butiran dan ukuran butirnya.
Sedangkan untuk mengidentifikasi struktur
kristal atau fasa-fasa yang terbentuk
menggunakan difraksi sinar sinar – X atau
XRD. Sinar – X adalah gelombang
elektromagnetik dengan panjang gelombang
yang pendek sekitar 0,5 – 2,5 A° dan
mendekati jarak antara atom kristal serta
mempunyai energi yang besar. Berkat sinar – X
dan Monokromatik ini ditembakkan pada suatu
permukaan material, maka atom-atom dalam
kristal akan menyerap energi dan
menghamburkan kembali Sinar – X ke segala
arah. Hubungan antara jarak antar bidang, d
dalam bidang kristal dengan sudut hamburan 
memenuhi hokum Bragg dengan persamaan :
2 d Sin  = n ………………(6)
dimana n adalah orde difraksi (bilangan bulat
= 1, 2, 3…) dan  adalah panjang gelombang
sinar – X yang digunakan.
PENUTUP
Dari bahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :
 Berdasarkan komposisi kimia, keramik dapat
diklasifikasikan dalam lima kategori utama
yaitu ; oksida, karbida, silikat, sialon dan
keramik gelas.
 Pendekatan klarifikasi keramik mengutamakan
penekanan pada sifat kristalin dan nonkristalin
dari keramik serta pentingnya permukaan batas
butir, pencampuran dari fasa dengan sifat yang
sangat berbeda
 Kekuatan keramik umumnya dinyatakan dalam
nilai modulus Rupture (MOR, Modulus of
Rupture), yang diperoleh dari uji lengkung tiga
titik, karena karena pengujian konvensiaonal
dengan pembebanan uniaksial, seperti yang
digunakan pada logam, sulit diterapkan,
pembebanan uniaksial yang tepat sangat sulit
dilaksanakan.
 Keramik umumnya dianggap sebagai material
yang gelas dan tidak ulet, sebelum atau pada
saat perpatahan, deformasi plastik yang dialami
mikrostruktur hanya sedikit bahkan sama sekali
tidak ada.
REFERENSI
Broudic J.C, J. Guille, S.Vilminot, 1989.
Properties of Sol Gel Ceramics and
Vitroceramiks With The Cordierite
Composition, Euro Ceramiks, Vol 2, edited
by R.A. Terstra, Netherland
Haus K.S, dkk. 1992, Synthesis and
Characterization of Low Thermall
Expansion Cordirerite, ASEAN. Japan
Seminar on Ceramics, Fine Ceranuks,
Kuala Lumpur- Malaysia
Smallman, R.E dan Bishop, R.J. 1999. Metalurgi
Fisik Modern & Rekayasa Material.
Erlangga : Jakarta
Junshiro Hayakawa, 1991, Testing Method of
Bending Strenght and Its Evoluation JICA
– SIRIM Publishing, Malaysia
Klasifikasi dan-karakteristik-material-keramik

More Related Content

What's hot

Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalModul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Ali Hasimi Pane
 
Perbedaan Mineral, Rock (Batuan), dan Ore (Bijih)
Perbedaan Mineral, Rock (Batuan), dan Ore (Bijih)Perbedaan Mineral, Rock (Batuan), dan Ore (Bijih)
Perbedaan Mineral, Rock (Batuan), dan Ore (Bijih)
Abdul Ghofur
 
Diagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cDiagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cBayu Fajri
 
Diagram fasa
Diagram fasaDiagram fasa
Diagram fasa
Fajar Istu
 
Komposit matrik logam
Komposit  matrik logamKomposit  matrik logam
Komposit matrik logam
Maisaroh A. Kasbak
 
Material Teknik Polimer
Material Teknik PolimerMaterial Teknik Polimer
Material Teknik Polimer
Zhafran Anas
 
Uji tarik
Uji tarikUji tarik
Uji tarik
alainbagus
 
Isi makalah uji kuat tarik
Isi makalah uji kuat tarikIsi makalah uji kuat tarik
Isi makalah uji kuat tarik
Sylvester Saragih
 
Tin107 2-sifat-material
Tin107 2-sifat-materialTin107 2-sifat-material
Tin107 2-sifat-material
Yuneo Nurcahya
 
Bab 02 material dan proses
Bab 02 material dan prosesBab 02 material dan proses
Bab 02 material dan proses
Rumah Belajar
 
SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM)
SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM)SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM)
SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM)
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
 
It ctt diagram
It ctt diagramIt ctt diagram
It ctt diagram
Mn Hidayat
 
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
Ali Hasimi Pane
 
Proses pembuatan keramik - bahan galian industri
Proses pembuatan keramik - bahan galian industriProses pembuatan keramik - bahan galian industri
Proses pembuatan keramik - bahan galian industri
Bonita Susimah
 
Bab 3-struktur-kristal
Bab 3-struktur-kristalBab 3-struktur-kristal
Bab 3-struktur-kristal
Universitas Negeri Padang
 
Chapter 20 magnetic properties, William D. Callister
Chapter 20 magnetic properties, William D. CallisterChapter 20 magnetic properties, William D. Callister
Chapter 20 magnetic properties, William D. Callister
Agam Real
 
Laporan Praktikum Pengelasan
Laporan Praktikum PengelasanLaporan Praktikum Pengelasan
Laporan Praktikum Pengelasan
Rizqiana Yogi Cahyaningtyas
 
Nanomaterial
NanomaterialNanomaterial
Nanomaterial
Abdul Basit
 

What's hot (20)

Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalModul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
 
Perbedaan Mineral, Rock (Batuan), dan Ore (Bijih)
Perbedaan Mineral, Rock (Batuan), dan Ore (Bijih)Perbedaan Mineral, Rock (Batuan), dan Ore (Bijih)
Perbedaan Mineral, Rock (Batuan), dan Ore (Bijih)
 
Diagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cDiagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 c
 
Diagram fasa
Diagram fasaDiagram fasa
Diagram fasa
 
Komposit matrik logam
Komposit  matrik logamKomposit  matrik logam
Komposit matrik logam
 
Material Teknik Polimer
Material Teknik PolimerMaterial Teknik Polimer
Material Teknik Polimer
 
Uji tarik
Uji tarikUji tarik
Uji tarik
 
Isi makalah uji kuat tarik
Isi makalah uji kuat tarikIsi makalah uji kuat tarik
Isi makalah uji kuat tarik
 
Tin107 2-sifat-material
Tin107 2-sifat-materialTin107 2-sifat-material
Tin107 2-sifat-material
 
Bab 02 material dan proses
Bab 02 material dan prosesBab 02 material dan proses
Bab 02 material dan proses
 
SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM)
SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM)SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM)
SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM)
 
Materi Dasar Gambar Teknik
Materi Dasar Gambar TeknikMateri Dasar Gambar Teknik
Materi Dasar Gambar Teknik
 
It ctt diagram
It ctt diagramIt ctt diagram
It ctt diagram
 
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
 
Proses pembuatan keramik - bahan galian industri
Proses pembuatan keramik - bahan galian industriProses pembuatan keramik - bahan galian industri
Proses pembuatan keramik - bahan galian industri
 
Bab 3-struktur-kristal
Bab 3-struktur-kristalBab 3-struktur-kristal
Bab 3-struktur-kristal
 
struktur kristal
struktur kristalstruktur kristal
struktur kristal
 
Chapter 20 magnetic properties, William D. Callister
Chapter 20 magnetic properties, William D. CallisterChapter 20 magnetic properties, William D. Callister
Chapter 20 magnetic properties, William D. Callister
 
Laporan Praktikum Pengelasan
Laporan Praktikum PengelasanLaporan Praktikum Pengelasan
Laporan Praktikum Pengelasan
 
Nanomaterial
NanomaterialNanomaterial
Nanomaterial
 

Similar to Klasifikasi dan-karakteristik-material-keramik

Presentasi keramik Teknik Mesin
Presentasi keramik Teknik MesinPresentasi keramik Teknik Mesin
Presentasi keramik Teknik Mesin
Rianda Halim
 
316087550 pembahasan-keramik
316087550 pembahasan-keramik316087550 pembahasan-keramik
316087550 pembahasan-keramik
Mulia M'cullen
 
Presentasi keramik
Presentasi keramikPresentasi keramik
Presentasi keramik
ahmadfaruqgozali
 
Bahan keramik dalam kehidupan sehari
Bahan keramik dalam kehidupan sehariBahan keramik dalam kehidupan sehari
Bahan keramik dalam kehidupan sehari
fatriah
 
Prosiding noviardi [fix1]
Prosiding noviardi [fix1]Prosiding noviardi [fix1]
Prosiding noviardi [fix1]
Noviardi Doang
 
Keramik
KeramikKeramik
Keramik
Arif Prastyo
 
Keramik
KeramikKeramik
Keramik
HMTI_FTUMJ
 
1. pengecoran logam
1. pengecoran logam1. pengecoran logam
1. pengecoran logam
Ravi Pratama
 
TUGAS MT ''KERAMIK''.pptx
TUGAS MT ''KERAMIK''.pptxTUGAS MT ''KERAMIK''.pptx
TUGAS MT ''KERAMIK''.pptx
YuzmanUciha
 
Engineering Materials.pptx
Engineering Materials.pptxEngineering Materials.pptx
Engineering Materials.pptx
siekhai1
 
Penggunaament dan hardningn metode dengan heat treat
Penggunaament dan hardningn metode dengan heat treatPenggunaament dan hardningn metode dengan heat treat
Penggunaament dan hardningn metode dengan heat treat
Alen Pepa
 
Makalah bahan komposit new
Makalah bahan komposit newMakalah bahan komposit new
Makalah bahan komposit new
artyudy
 
155_20230311092318_Material Teknik PERTEMUAN KE 1.pptx
155_20230311092318_Material Teknik PERTEMUAN KE 1.pptx155_20230311092318_Material Teknik PERTEMUAN KE 1.pptx
155_20230311092318_Material Teknik PERTEMUAN KE 1.pptx
YogiOktopianto
 
Korosi dan proteksi katodik
Korosi dan proteksi katodikKorosi dan proteksi katodik
Korosi dan proteksi katodik
cakbentra
 
PENINGKATAN SIFAT MEKANIK DAN OBSERVASI STRUKTUR MIKRO PADA BAJA LATERIT HASI...
PENINGKATAN SIFAT MEKANIK DAN OBSERVASI STRUKTUR MIKRO PADA BAJA LATERIT HASI...PENINGKATAN SIFAT MEKANIK DAN OBSERVASI STRUKTUR MIKRO PADA BAJA LATERIT HASI...
PENINGKATAN SIFAT MEKANIK DAN OBSERVASI STRUKTUR MIKRO PADA BAJA LATERIT HASI...
Muhammad Budiman
 
Material teknik
Material teknikMaterial teknik
Material teknik
VJ Asenk
 
Mekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahanMekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahan
ichsan_madya
 
2712100102-Paper
2712100102-Paper2712100102-Paper
2712100102-Paper
ibrahim A Hasib
 
Tugas metode penelitian Teknik Mesin
Tugas metode penelitian Teknik MesinTugas metode penelitian Teknik Mesin
Tugas metode penelitian Teknik MesinAlekson Sihombing
 

Similar to Klasifikasi dan-karakteristik-material-keramik (20)

Presentasi keramik Teknik Mesin
Presentasi keramik Teknik MesinPresentasi keramik Teknik Mesin
Presentasi keramik Teknik Mesin
 
316087550 pembahasan-keramik
316087550 pembahasan-keramik316087550 pembahasan-keramik
316087550 pembahasan-keramik
 
Presentasi keramik
Presentasi keramikPresentasi keramik
Presentasi keramik
 
Bahan keramik dalam kehidupan sehari
Bahan keramik dalam kehidupan sehariBahan keramik dalam kehidupan sehari
Bahan keramik dalam kehidupan sehari
 
7.2.8.09.02
7.2.8.09.027.2.8.09.02
7.2.8.09.02
 
Prosiding noviardi [fix1]
Prosiding noviardi [fix1]Prosiding noviardi [fix1]
Prosiding noviardi [fix1]
 
Keramik
KeramikKeramik
Keramik
 
Keramik
KeramikKeramik
Keramik
 
1. pengecoran logam
1. pengecoran logam1. pengecoran logam
1. pengecoran logam
 
TUGAS MT ''KERAMIK''.pptx
TUGAS MT ''KERAMIK''.pptxTUGAS MT ''KERAMIK''.pptx
TUGAS MT ''KERAMIK''.pptx
 
Engineering Materials.pptx
Engineering Materials.pptxEngineering Materials.pptx
Engineering Materials.pptx
 
Penggunaament dan hardningn metode dengan heat treat
Penggunaament dan hardningn metode dengan heat treatPenggunaament dan hardningn metode dengan heat treat
Penggunaament dan hardningn metode dengan heat treat
 
Makalah bahan komposit new
Makalah bahan komposit newMakalah bahan komposit new
Makalah bahan komposit new
 
155_20230311092318_Material Teknik PERTEMUAN KE 1.pptx
155_20230311092318_Material Teknik PERTEMUAN KE 1.pptx155_20230311092318_Material Teknik PERTEMUAN KE 1.pptx
155_20230311092318_Material Teknik PERTEMUAN KE 1.pptx
 
Korosi dan proteksi katodik
Korosi dan proteksi katodikKorosi dan proteksi katodik
Korosi dan proteksi katodik
 
PENINGKATAN SIFAT MEKANIK DAN OBSERVASI STRUKTUR MIKRO PADA BAJA LATERIT HASI...
PENINGKATAN SIFAT MEKANIK DAN OBSERVASI STRUKTUR MIKRO PADA BAJA LATERIT HASI...PENINGKATAN SIFAT MEKANIK DAN OBSERVASI STRUKTUR MIKRO PADA BAJA LATERIT HASI...
PENINGKATAN SIFAT MEKANIK DAN OBSERVASI STRUKTUR MIKRO PADA BAJA LATERIT HASI...
 
Material teknik
Material teknikMaterial teknik
Material teknik
 
Mekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahanMekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahan
 
2712100102-Paper
2712100102-Paper2712100102-Paper
2712100102-Paper
 
Tugas metode penelitian Teknik Mesin
Tugas metode penelitian Teknik MesinTugas metode penelitian Teknik Mesin
Tugas metode penelitian Teknik Mesin
 

Recently uploaded

111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
RobiahIqlima
 
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptxBAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
ssuser5e48eb
 
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
ymikhael4
 
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdfPROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
afifsalim12
 
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
narayafiryal8
 
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptxPaparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
RifkiAbrar2
 
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
benediktusmaksy
 
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu indukSistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
ssuser0b6eb8
 

Recently uploaded (8)

111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
 
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptxBAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
 
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
 
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdfPROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
 
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
 
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptxPaparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
 
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
 
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu indukSistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
 

Klasifikasi dan-karakteristik-material-keramik

  • 1. KLASIFIKASI DAN KARAKTERISTIK MATERIAL KERAMIK Drs. M. Gade, M.Si Dosen Kopertis Wilayah I dpk pada FKIP UMN Al – Washliyah Medan Abstrak Untuk mengetahui sifat – sifat dan kemampuan suatu bahan keramik maka perlu dilakukan pengujian atau analisa. Beberapa pengujian atau analisa yang meliputi : analisa ukuran butir, analisa thermal, sifat fisis (densitas; porositas), sifat mekanik (kekerasan), Bending Strength, sifat listrik ( dielektrik strength ) dan analisa strukturnya. Keramik umumnya dianggap sebagai material yang gelas dan tidak ulet, sebelum atau pada saat perpatahan, deformasi plastik yang dialami mikrostruktur hanya sedikit. PENDAHULUAN Istilah keramik, sesuai konteks modern, mencakup material anorganik yang sangat luas, keramik mengandung elemen non metalik dan metalik yang dibuat berbagai teknik manufaktur. Secara tradisional, keramik dibuat dari mineral Silikat, seperti lempung, yang dikeringkan dan di bakar pada temperature 1200° - 1800°C agar keras. Jadi nampaknnya kata Yunani Keramos, yang berarti “ bahan yang dibakar” atau “ material yang dibakar di tungku / tanur” sudah sangat tepat sejak dulu. Namun demikian keramik modern seringkali dibuat dengan proses tanpa tahap pembakaran di tungku (misalnya penekanan panas, sintering – reaksi, detrifikasi– gelas, dan sebagainya). (Smallman, R.E dan Bishop, R.J. 1999). Meskipun keramik kadang – kadang dikatakan memiliki karakter nonmetalik secara sederhana untuk membedakannya dari logam dan paduan ini tidak memadai lagi karena kini telah dikembangkan dan digunakan keramik dengan sifat yang luar biasa. Klasifikasi Secara umum keramik dapat diklasifikasi menjadi tipe atau fungsi dengan berbagai cara. Dalam bidang industri keramik dikelompokkan sebagai gerabah produk lempung keras (bata, pipa keramik dan sebagainya), bahan tahan api (bata tahan api, silica, alumina, basa, netral). Semen dan beton, gelas dan enamel vitrous, dan keramik rekayasa (Smallman, R.E dan Bishop, R.J. 1999 ) Keramik dari kelompok keramik rekayasa memiliki kekuatan sangat tinggi dan keras, memiliki stabilitas kimia yang luar biasa dan dapat dibuat dengan toleransi dimensi sangat ketat, kelompok inilah yang akan dibahas. Pengenalan komponen keramik rekayasa akhir – akhir ini didasarkan pada pendekatan ilmiah dan menimbulkan revolusi dalam praktek desain rekayasa. Secara umum pengmbangan keramik rekayasa didorong oleh niat untuk membuat material yang memiliki efisiensi energi yang lebih tinggi dan lebih baik, temperatur pemrosesan yang lebih tinggi dan mengingat kelangkaan mineral strategis . berbeda dengan keramik tradisional, yang memanfaatkan mineral alam yang dengan sendirinya agak bervariasi, generasi keramik rekayasa yang baru bergantung pada ketersediaan material yang dimurnikan dan material sintetis, dan pada pengendalian mikrostruktur yang ketat selama pemrosesan, keramik memiliki sifat yang bervariasi dan dalam prosedur desain seringkali perlu ditetapkan konsep statistika untuk komponen bertegangan tinggi. Desain harus memperhatikan kegetasan inheren, atau ketahanan perambatan letak yang rendah dan bila perlu memodifikasi mode kegagalan. Keramik merupakan material rekayasa yang sangat menjanjikan karena sifatnya yang unik, akan tetapi dalam praktek, produksi pada skala komersial sesuai bentuk yang di spesfikasikan disertai sifat yang ajeg menghadapi berbagai kendala. Berdasarkan komposisi kimia, keramik dapat diklasifikasikan dalam lima kategori utama : 1. Oksida alumina, Al2O3 (isolasi busi, grit batu gerinda), magnesia, MgO (lapisan tahan api untuk tanur, kowi ), zirkonia, ZrO2 (kepala piston, lapisan tahan api tanur
  • 2. tangki gelas ), zirkonia / alumina (media gerinda ), spinel, M2 + O. M +O3 (ferit, magnet, transistor, pita rekam) gelas silica “ Fused” (peralatan laboratorium). 2. Karbida silicon karbida, SiC (industri kimia kowi, pelindung keramik) silikon Nitrida, Si3N4 (corong untuk aluminium cair, bantalan temperature – tinggi), boron nitirida, BN (Kowi, batu gerinda untuk baja kekuatan tinggi). 3. Silikat porselin (komponen listrik), steatit (Isolator), mullit (bahan-bahan – api. 4. Sialon berbasis Si – Al – O – N dan M – Si – Al – O – N dimana M = Li, Be, Mg, Ca, Sc, Y, tanah jarang (mata pahat untuk pemotongan kecepatan tinggi, die ekstrusi, sudut turbin), 5. Keramik gelas – (piroceram, cercon, pirosil (cakram rekuperator untuk alat penukar kalor). (Smallman, R.E dan Bishop, R.J. 1999 ) Karakterisasi Atom pembentuk keramik memiliki gaya ikatan yang sangat kuat, berupa pengikatan ionik, kovalen atau campuran dari keduanya. Jadi untuk mengetahui sifat-sifat dan kemampuan suatu bahan keramik, maka perlu dilakukan suatu pengujian atau analisa yang meliputi : 1. Densitas dan Porositas Densitas (rapat massa) didefenisikan sebagai perbandingan antara massa (m) dengan volume (v). untuk pengukuran volume, khususnya bentuk dan ukuran yang tidak beraturan sulit ditentukan. Oleh karena itu salah satu cara untuk menentukan densitas (bulk Density) dan porositas dari sample keramik cordierite berpori yang telah disentering adalah dengan menggunakan metoda Archimedes (standar ASTM C. 373 – 72), memenuhi persamaan berikut : gg,penggantunkawatmassa:Wk gair,didalamdigantungsampelmassa:Wg gair,direndamsetelahsampelmassa:Wb gkering,sampelmassa:Ws :Dimana ......(2)..........%100 )( Ws-Wb Porositas (1)...........airp Wk)-(Wg-Wb Ws DensityBulk x WkWgWb x    2. Kekerasan (Vickers Hardness, Hv) Kekerasan didefenisikan sebagai ketahanan bahan terhadap penetrasi atau ketahanan terhadap deformasi dari permukaan bahan. Ada tiga tipe pengujian terhadap ketahanan bahan, yaitu : tekukan (Brinell, Rockwell dan Vickers), pantulan (rebound) dan goresan (scratch). Pada penelitian ini pengukuran kekerasan (Vickers Hardness) dari sample keramik dilakukan dengan menggunakan microhardness tester. Kekerasan, Vickers Hardness (Hv) suatu bahan dapat ditentukan dengan persamaan berikut : 2 2 kgf/mmVickers,KekerasanHv mmidentor,jejakdiagonalPanjangD kgfdiberikan,yangBebanP :dimana .....(3).................... D P 1,8544    Hv 3. Kekuatan Patah (Bending Strenght) Kekuatan patah sering disebut Modulus of Rupture (MOR) yang menyatakan ukuran ketahan bahan terhadap tekanan mekanis dan tekanan panas (Thermal stress) (Junshiro H, 1991). Pengkuran kekuatan patah (bending strength) sample keramik digunakan metode tiga titik (triple point bending), nilai kekuatan patah dapat ditentukan dengan standar ASTMC. 733-79 melalui persamaan berikut : cmsampel,Dimensihb, cmpenumpu,duaJarakL kgfBeban,P :dim )4......(.................... hb2 LP3 PatahKekuatan 2     ana 4. Koefisien Expansi Thermall (α) Secara umum material keramik bila dipanaskan atau didinginkan akan mengalami perubahan panjang / volume secara bolak balik (reversible) sepanjang material tersebut tidak mengalami kerusakan permanen. Pengukuran nilai koefesien expansi thermall digunakan alat dilatometer. Dari alat ini diperoleh kurva hubungan antara suhu dengan persen expansi, rentang suhu yang digunakan dari hu kamar sampai suhu 1000°C. sedangkan nilai koefisien 2 3
  • 3. expansi thermall diperoleh dari nilai slope kurva hubungan suhu dengan persen expansi. Atau koefisien expansi thermall (α) dapat ditentukan melalui persamaan :     C.akhir,suhuT2 C.awal,suhuT1 cmT2,suhupadasampelpanjangLT2 cmT1,suhupadasampelpanjangLT1 Cthermall,expansikoefisien :dim )5(.......... T1-T2 1 LT1 LT1-LT2 1-         ana 5. Analisa Mikrostruktur Pengamatan mikrostrukur material keramik dilakukan dengan menggunakan Scanning, Electron Microscope (SEM). Dari foto SEM pada sample keramik yang telah disinter dilakukan pengamatan perubahan bentuk dan ukiran butiran dan ukuran butirnya. Sedangkan untuk mengidentifikasi struktur kristal atau fasa-fasa yang terbentuk menggunakan difraksi sinar sinar – X atau XRD. Sinar – X adalah gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang yang pendek sekitar 0,5 – 2,5 A° dan mendekati jarak antara atom kristal serta mempunyai energi yang besar. Berkat sinar – X dan Monokromatik ini ditembakkan pada suatu permukaan material, maka atom-atom dalam kristal akan menyerap energi dan menghamburkan kembali Sinar – X ke segala arah. Hubungan antara jarak antar bidang, d dalam bidang kristal dengan sudut hamburan  memenuhi hokum Bragg dengan persamaan : 2 d Sin  = n ………………(6) dimana n adalah orde difraksi (bilangan bulat = 1, 2, 3…) dan  adalah panjang gelombang sinar – X yang digunakan. PENUTUP Dari bahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :  Berdasarkan komposisi kimia, keramik dapat diklasifikasikan dalam lima kategori utama yaitu ; oksida, karbida, silikat, sialon dan keramik gelas.  Pendekatan klarifikasi keramik mengutamakan penekanan pada sifat kristalin dan nonkristalin dari keramik serta pentingnya permukaan batas butir, pencampuran dari fasa dengan sifat yang sangat berbeda  Kekuatan keramik umumnya dinyatakan dalam nilai modulus Rupture (MOR, Modulus of Rupture), yang diperoleh dari uji lengkung tiga titik, karena karena pengujian konvensiaonal dengan pembebanan uniaksial, seperti yang digunakan pada logam, sulit diterapkan, pembebanan uniaksial yang tepat sangat sulit dilaksanakan.  Keramik umumnya dianggap sebagai material yang gelas dan tidak ulet, sebelum atau pada saat perpatahan, deformasi plastik yang dialami mikrostruktur hanya sedikit bahkan sama sekali tidak ada. REFERENSI Broudic J.C, J. Guille, S.Vilminot, 1989. Properties of Sol Gel Ceramics and Vitroceramiks With The Cordierite Composition, Euro Ceramiks, Vol 2, edited by R.A. Terstra, Netherland Haus K.S, dkk. 1992, Synthesis and Characterization of Low Thermall Expansion Cordirerite, ASEAN. Japan Seminar on Ceramics, Fine Ceranuks, Kuala Lumpur- Malaysia Smallman, R.E dan Bishop, R.J. 1999. Metalurgi Fisik Modern & Rekayasa Material. Erlangga : Jakarta Junshiro Hayakawa, 1991, Testing Method of Bending Strenght and Its Evoluation JICA – SIRIM Publishing, Malaysia