Dokumen tersebut membahas pengambilan keputusan struktur modal perusahaan, termasuk analisis rentabilitas ekonomi, likuiditas, dan titik impas EBIT-EPS. Diberikan contoh perhitungan untuk memilih antara hutang atau saham baru berdasarkan tingkat EBIT yang diharapkan.
Dalam Laporan Posisi Keuangan, Ekuitas (Modal) terdiri dari Modal Disetor, Tambahan Modal Disetor, dan Saldo Laba. Presentasi ini menjelaskan mengenai Modal Disetor, yaitu saham yang menjadi bukti kepemilikan atas suatu entitas.
Dalam Laporan Posisi Keuangan, Ekuitas (Modal) terdiri dari Modal Disetor, Tambahan Modal Disetor, dan Saldo Laba. Presentasi ini menjelaskan mengenai Modal Disetor, yaitu saham yang menjadi bukti kepemilikan atas suatu entitas.
Membahas mengenai Akuntansi dan Penilaian Kinerja, EVA, Ukuran Kinerja, Langkah Perbaikan dan Manfaatnya, Keunggulan dan Kelamahan EVA, Residual Income, Biaya Modal (Cost Of Capital)
Tujuan utama dari pengelolaan struktur modal adalah untuk memaksimalkan total nilai utang dan nilai ekuitas perusahaan yang beredar. Hasil dari pencampuran pendanaan (financing mix) ini dan yang dapat memaksimalkan nilai gabungan tersebut disebut optimal capital structure.
2. Pokok Bahasan
EK/S/MK-6/20122
• Bagaimana Perusahaan Mengambil Keputusan Pendanaan
• Analisis Rentabilitas Ekonomi dan Rentabilitas Modal Sendiri
• Analisis dari Sisi Likuiditas
• Analisis Rentabilitas dan Likuiditas serta Kaitannya dengan
Biaya Modal Perusahaan
• Analisis Titik Impas EBIT-EPS
3. Keputusan Pendanaan
EK/S/MK-6/20123
• Keputusan tentang bagaimana perusahaan mendanai asset-
asetnya.
• Dengan kata lain berkaitan tentang jenis-jenis sumberdana
dan komposisi dari tiap sumber dana itu.
• Sumber dana dapat dibedakan menjadi sumber dana jangka
pendek dan panjang.
• Sumber dana jangka panjang terdiri dari hutang jangka
panjang dan ekuitas.
4. Keputusan pendanaan berhubungan
dengan keputusan:
EK/S/MK-6/20124
• Komposisi hutang dan modal sendiri yang akan
digunakan
• Jenis hutang dan modal sendiri yang akan
digunakan
• Waktu penerbitan saham baru
8. Statement of Income — Example
(figures in thousands)
Revenue
Sales Revenue $20,438
Operating Expenses
Cost of goods sold $7,943
Selling, general and administrative expenses $8,172
Depreciation and amortization $960
Other expenses $138
Total operating expenses $17,213
Operating income $3,225
Non-operating income $130
Earnings before Interest and Taxes (EBIT) $3,355
Financial income $45
Income before Interest Expense (IBIE) $3,400
Financial expense $190
Earnings before income taxes $3,210
Income taxes $1,027
Net Income $2,183
EK/S/MK-6/20128
9. Kriteria Penerimaan RE dan RMS
RE RMS
Tambahan laba operasi < suku bunga
kredit atau RE < suku bunga kredit
Tambahan dana dari hutang tidak
dibenarkan
Tambahan laba operasi = suku bunga
kredit atau RE = suku bunga kredit
Seluruh laba yang diperoleh dari operasi
habis dipergunakan untuk membayar
bunga
RMS penggunaan hutang > RMS
penggunaan modal sendiri
Menguntungkan
Tingkat keuntungan yang diperoleh dari
penggunaan hutang > dari pada bunga
yang harus dibayar
EK/S/MK-6/20129
11. Analisis dari Sisi Likuiditas
EK/S/MK-6/201211
• Penggunaan hutang dapat dibenarkan sejauh
tambahan hutang tersebut tidak menimbulkan
kesulitasn likuiditas bagi peruahaan.
• DSC (Debt Service Coverage) adalah rasio yang
digunakan untuk memperikirakan apakah
penggunaan hutang akan menimbulkan kesulitan
likuiditas atau tidak.
12. Bila DSC > 1,00 maka berarti perusahaan memiliki kemampuan
untuk memenuhi kewajiban finansial (membayar kewajiban hutang)
Bila DSC < 1,00 maka berarti perusahaan tidak mampu untuk
memenuhi kewajiban finansial (membayar kewajiban hutang)
EK/S/MK-6/201212
13. Contoh
EK/S/MK-6/201213
Perusahaan memerlukan tambahan dana sebesar Rp.
200.000.000, untuk membeli aktiva tetap sebesar Rp.
120.000.000 dan tambahan modal kerja Rp. 80.000.000,-Aktiva
tetap memiliki umur ekonomis 4 tahun sehinggan besarnya
penyusutan dg garis lurus sebesar Rp. 30.000.000,- pertahun
( 120 jt / 4 ). Tambahan modal tsb akan memberikan rentabilitas
ekonomis sebesar 25 % dan pajak penghasilan 25 %.Perusahaan
ditawari kredit bank dengan bunga 18 % dan jangka waktu 2
tahun, dan tahun 1 harus membayar 50 % dari pokok pinjaman
dan sisanya dibayar pada tahun kedua. Dengan demikian bila
kredit tersebut diambil maka akan menimbulkan kewajiban
finansil sbb :
15. Apakah penggunaan hutang dapat
menurunkan biaya modal perusahaan?
EK/S/MK-6/201215
Penggunaan hutang dapat menurunkan biaya
modal perusahaan jika:
Biaya dan kemungkinan kebangkrutan relatif
sangat kecil
Jika hutang tersebut diperoleh dari pasar modal
yang kompetitif
16. Analisis Titik Impas EBIT-EPS
EK/S/MK-6/201216
Pendekatan EBIT-EPS: suatu pendekatan untuk memilih
struktur modal yang memaksimumkan EPS melebihi jangkauan
EBIT yang diharapkan.
Untuk menganalisis dampak struktur modal perusahaan pada
pengembalian para pemilik, dapat digunakan hubungan antara
EBIT & EPS.
Dengan level EBIT konstan (risiko bisnis konstan): struktur
modal alternatif pengembalian (EPS).
Caran: membandingkan EPS yang diperoleh apabila kebutuhan
dana perusahaan dipenuhi lewat alternatif emisi saham baru
atau utang
17. Analisis Titik Impas EBIT-EPS
EK/S/MK-6/201217
Alternatif saham baru akan menghasilkan EPS yang sama
dengan alternatif utang
EBIT* = EBIT BREAK EVEN
B1,B2 = bunga untuk alternatif 1 dan 2
T = tingkat pajak
Dp1, Dp2 = dividen saham preferen untuk alternatif 1 dan 2
N1, N2 = jumlah saham beredar untuk alternatif 1 dan 2
18. Contoh
EK/S/MK-6/201218
PT ABC saat ini tidak mempunyai utang. Harga per lembar
sahamnya Rp500 dengan jumlah saham beredar 100.000
lembar. Tingkat pajak 40%. Perusahaan sedang memerlukan
tambahan dana Rp10 juta. Alternatif yang tersedia adalah:
(1) Menerbitkan saham baru
(2) Menggunakan utang dengan bunga 20%
19. Kasus 1
EK/S/MK-6/201219
Apabila EBIT perusahaan sebesar Rp15 juta
Note:
Jika perusahaan menerbitkan saham baru maka diterbitkan 20.000 lembar saham
baru (Rp10juta/Rp500,00), sehingga saham beredar menjadi120.000 lembar.
SAHAM BARU UTANG
EBIT 15.000.000 15.000.000
Bunga 0 2.000.000
Earning Before Taxes 15.000.000 13.000.000
Pajak 6.000.000 5.200.000
Laba bersih 9.000.000 7.800.000
Jumlah saham beredar 120.000 100.000
EPS 75 78
20. Kasus 2
EK/S/MK-6/201220
Apabila EBIT perusahaan sebesar Rp 9juta
SAHAM BARU UTANG
EBIT 9.000.000 9.000.000
Bunga 0 2.000.000
Earning Before Taxes 9.000.000 7.000.000
Pajak 3.600.000 2.800.000
Laba bersih 5.400.000 4.200.000
Jumlah saham beredar 120.000 100.000
EPS 45 42
21. Kasus 2
EK/S/MK-6/201221
Apabila EBIT perusahaan sebesar Rp 12juta
SAHAM BARU UTANG
EBIT 12.000.000 12.000.000
Bunga 0 2.000.000
Earning Before Taxes 12.000.000 10.000.000
Pajak 4.800.000 4.000.000
Laba bersih 7.200.000 6.000.000
Jumlah saham beredar 120.000 100.000
EPS 60 60
22. Kesimpulan
EK/S/MK-6/201222
EBIT break even:
[(EBIT* - 0)(1-0,4) – 0] 100.000 = [(EBIT* - 2juta)(1-0,4) – 0] 120.000
60.000 EBIT* = [(0,6 EBIT* - 1,2juta)] 120.000
60.000 EBIT* = (72.000 EBIT* - 144.000juta)
12.000 EBIT* = 144.000juta
EBIT* = 12.000.000
Jadi:
Apabila PT ABC memperoleh EBIT > 12 juta maka utang lebih baik
Apabila PT ABC memperoleh EBIT < 12juta maka saham lebih menarik
23. Mempertimbangkan Risiko dalam Analisis
Titik Impas EBIT-EPS
EK/S/MK-6/201223
Secara grafis, risiko setiap struktur modal dapat
dipandang dalam sudut dua ukuran:
1. Titik impas keuangan (intersep sumbu EBIT).
2. Tingkat leverage keuangan yang tercermin
dalam slope garis struktur modal.
Semakin tinggi titik impas keuangan & curam
slope garis struktur modal, maka semakin besar
risiko keuangannya.
24. Kelemahan Mendasar Analisis Titik Impas
EBIT-EPS
EK/S/MK-6/201224
1. Teknik ini cenderung mengonsentrasi-kan pada
memaksimumkan keuntungan daripada
memaksimumkan kekayaan pemilik sebagaimana
tercermin dalam harga saham perusahaan.
2. Umumnya mengabaikan risiko
Untuk memilih struktur modal terbaik, perusahaan
harus mengintegrasikan pengembalian (EPS) & risiko
(pengembalian disyaratkan, rs) ke dalam kerangka
kerja yang konsisten dengan teori struktur modal.