SlideShare a Scribd company logo
Struktur Modal
(capital structure)
PERTEMUAN 12
INGRID PANJAITAN, SE., M.SC., AK., CA
Pengertian Struktur Modal
• sebagai pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal
pemegang saham. Nilai buku dari modal pemegang saham terdiri dari saham biasa, modal disetor
atau surplus modal dan akumulasi laba ditahan.
• Bila perusahaan memiliki saham preferen, maka saham tersebut akan ditambahkan pada modal
pemegang saham
• Struktur modal hanya menyangkut pembelanjaan jangka panjang saja dan tidak termasuk
pembelanjaan jangka pendek.
• Capital Structure is the mix of long term debt and equity maintained by the firm  Struktur modal
perusahaan menggambarkan perbandingan antara hutang jangka panjang dan modal sendiri yang
digunakan oleh perusahaan.
• Ada dua macam tipe modal menurut Lawrence, Gitman (2000) yaitu modal hutang (debt capital) dan
modal sendiri (equity capital). Tetapi dalam kaitannya dengan struktur modal, jenis modal hutang
yang diperhitungkan hanya hutang jangka panjang.
Modal perusahaan meliputi:
 Hutang
 Modal saham
V = B + S
Nilai perusahaan adalah penjumlahan nilai hutang (Bond)
dan saham (Stock).
Tujuan manajemen adalah meningkatkan nilai perusahaan.
Peningkatan nilai perusahaan dilakukan sedemikian rupa
dengan menentukan rasio utang dan modal untuk
memperbesar lingkaran di atas.
S B
S B
Komponen Struktur Modal
 1. Hutang Jangka Panjang
Jumlah hutang di dalam neraca akan menunjukkan besarnya modal pinjaman yang digunakan
dalam operasi perusahaan.
Modal pinjaman ini dapat berupa hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang, tetapi pada
umumnya pinjaman jangka panjang jauh lebih besar dibandingkan dengan hutang jangka
pendek.
Hutang jangka panjang merupakan salah satu dari bentuk pembiayaan jangka panjang yang memiliki
jatuh tempo lebih dari satu tahun, biasanya 5 – 20 tahun”.
Pinjaman hutang jangka panjang dapat berupa pinjaman berjangka (pinjaman yang digunakan untuk
membiayai kebutuhan modal kerja permanen, untuk melunasi hutang lain, atau membeli mesin dan
peralatan) dan penerbitan obligasi (hutang yang diperoleh melalui penjualan surat-surat obligasi, dalam
surat obligasi ditentukan nilai nominal, bunga per tahun, dan jangka waktu pelunasan obligasi tersebut).
Mengukur besarnya aktiva perusahaan yang dibiayai oleh kreditur (debt ratio) dilakukan dengan cara
membagi total hutang jangka panjang dengan total asset. Semakin tinggi debt ratio, semakin besar
jumlah modal pinjaman yang digunakan di dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
 2. Modal Sendiri
Menurut Wasis, dalam struktur modal konservatif, susunan modal menitikberatkan pada modal
sendiri karena pertimbangan bahwa penggunaan hutang dalam pembiayaan perusahaan
mengandung resiko yang lebih besar dibandingkan dengan penggunaan modal sendiri.
Menurut Sundjaja et al. “modal sendiri/equity capital adalah dana jangka panjang perusahaan
yang disediakan oleh pemilik perusahaan (pemegang saham), yang terdiri dari berbagai jenis
saham (saham preferen dan saham biasa) serta laba ditahan”.
Pendanaan dengan modal sendiri akan menimbulkan opportunity cost. Keuntungan dari memiliki
saham perusahaan bagi owner adalah control (pengendalian) terhadap perusahaan.
Namun, return yang dihasilkan dari saham tidak pasti dan pemegang saham adalah pihak
pertama yang menanggung resiko perusahaan.
Modal sendiri atau ekuitas merupakan modal jangka panjang yang diperoleh dari pemilik
perusahaan atau pemegang saham.
Modal sendiri diharapkan tetap berada dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak
terbatas sedangkan modal pinjaman memiliki jatuh tempo.
Ada 2 (dua) sumber utama dari modal sendiri yaitu:
 a) Modal saham preferen
Saham preferen memberikan para pemegang sahamnya beberapa hak istimewa yang
menjadikannya lebih senior atau lebih diprioritaskan daripada pemegang saham biasa. Oleh
karena itu, perusahaan tidak memberikan saham preferen dalam jumlah yang banyak.
 b) Modal saham biasa
Pemilik perusahaan adalah pemegang saham biasa yang menginvestasikan uangnya dengan
harapan mendapat pengembalian dimasa yang akan datang. Pemegang saham biasa kadang-
kadang disebut pemilik residual sebab mereka hanya menerima sisa setelah seluruh tuntutan
atas pendapatan dan asset telah dipenuhi.
Metoda-Metoda Dalam Manajemen
Struktur Modal
 Mengapa struktur modal perlu diperhatikan ?
 Karena akan memotivasi manajemen perusahaan untuk mencari suatu struktur modal
yang optimal untuk perusahaannya.
 Beberapa alat atau metoda dapat digunakan untuk menentukan suatu pilihan
sehingga akan sangat bermanfaat untuk menjawab pertanyaan “ Dimasa
mendatang, jika kita memerlukan dana 500 juta, apakah kita sebaiknya
menerbitkan saham atau obligasi ?”
 Metoda dasar tersebut adalah
 (a) Analisis EBIT – EPS
 (b) Perbandingan rasio – rasio leverage, dan
 (c) Anaisis arus kas perusahaan.
a). Analisis EBIT – EPS.
Melalui analisis ini manajemen dapat melihat dampak dari berbagai alternatif pendanaan terhadap EPS (
Earning per share ) pada tingkatan EBIT ( Earning Before Interest and Tax ) yang bervariasi.
Yang dimaksud dengan EPS adalah laba bersih sesudah pajak atau Earning After Tax ( EAT ) dibagi jumlah
lembar saham perusahaan yang beredar.
Pada analisis ini, hubungan antara EBIT dan EPS dapat dicari dengan cara :
 Menghitung EPS pada berbagai alternatif pendanaan untuk EBIT tertentu
 Mengulang langkah pertama untuk EBIT yang berbeda – beda. Hasilnya kemudian digambarkan dalam grafik EBIT-
EPS.
 Indifference point memberikan masukan penting bagi manajemen dalam memilih alternatif pembelanjaan,
 Jika expected EBIT lebih besar dari indifference point, perusahaan sebaiknya menggunakan hutang.
 Jika sebaliknya, menggunakan saham akan lebih menguntungkan.
 Perlu dicatat bahwa keputusan ini bisa salah jika actual EBIT tidak sebesar yang diharapkan.
 Oleh karena itu, didalam mengambil keputusan, manajemen harus memperhatikan juga deviasi standard (
tingkat variabilitas ) EBIT perusahaan.
 Expected dan deviasi standard EBIT dapat dicari dengan mengembangkan sejumlah skenario tentang EBIT
dimasa mendatang beserta dengan probabilita terjadinya.
Jika deviasi standard EBIT relatif besar, manajemen harus lebih hati – hati karena
expected EBIT menjadi kurang dapat dipercaya. Sebaiknya manajemen
memutuskan menggunakan hutang hanya bila ecpected EBIT cukup jauh di atas
indifference point.
EAT (saham ) = EAT ( hutang)
Jumlah saham Jumlah saham
( EBIT* - C1) ( 1 – T ) = (EBIT* - C2 ) ( 1 – T)
S1 S2
Dimana:
EBIT * = Indifferent point
C1 = Biaya bunga pada alternatif pembelanjaan 1
C2 = Biaya bunga pada alternatif pembelanjaan 2
S1 = Jumlah saham pada alternatif pembelanjaan 1
S2 = Jumlah saham pada alternatif pembelanjaan 2
T = Tingkat pajak
b) Perbandingan Rasio – Rasio Leverage
 Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan efek dari setiap alternatif pendanaan terhadap rasio – rasio
leverage (penggunaan hutang).
 Manajemen kemudian dapat membandingkan rasio – rasio yang ada saat ini dan rasio – rasio pada alternatif
pendanaan tertentu dengan rasio – rasio industri sejenis.
 Rasio Leverage terdiri dari (1) Rasio Hutang ( debt ratio ), (2) Rasio Jaminan ( coverege ratio ).
 Rasio hutang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang, sedangkan
 rasio jaminan menunjukkan kemampuan untuk membayar bunga dan pokok pinjamn yang jatuh tempo.
 Untuk menghitung rasio hutang, manajemen menggunakan informasi dari neraca.
 Untuk menghitung rasio jaminan, informasi dari laporang rugi – laba yang dipergunakan.
Manajemen dapat menggunakan metoda perhitungan rasio sbb:
1. Rasio Hutang:
 Total hutang/Total aktiva
 Hutang jangka panjang/ (Hutang jangka panjang + Modal sendiri)
 Total hutang/ Modal sendiri
2. Rasio Jaminan:
 Time interest earned = EBIT/Biaya bunga
 Debt service coverage = EBIT / [ biaya bunga + (pembayaran pokok pinjman/1 – pajak) ]
 Rasio hutang dan rasio jaminan dapat dihitung berdasarkan:
 (1) posisi keuangan perusahaan pada saat ini,
 (2) posisi keuangan perusahaan dengan alternatif – alternatif pendanaan yang ada
seperti 100 % modal sendiri, 100% hutang dsb.
 Rasio – rasio tersebut kemudian dibandingkan dengan rasio industri.
 Dari perbandingan tersebut, manajemen dapat menentukan alternatif
pendanaan yang paling tepat bagi perusahaan.
 Hal ini tidak berarti bahwa manajemen harus mempertahankan rasio yang sama
dengan rasio industri.
 Kegunaan perbandingan rasio dengan rasio industri adalah jika perusahaan
memilih rasio hutang dan rasio jaminan yang menyimpang dari rasio industri, ia
harus memiliki alasan yang kuat.
c) Analisis Arus Kas Perusahaan
 Metoda ini menganalisis dampak keputusan struktur modal terhadap arus kas perusahaan. Metoda ini
sederhana tetapi sangat bermanfaat.
 Metoda ini melibatkan persiapan suatu seri anggaran kas pada
a. kondisi perekonomian yang berbeda,
b. struktur modal yang berbedaArus kas bersih pada situasi yang berbeda ini dapat dianalisis
untuk menentukan apakah beban tetap perusahaan ( pokok pinjaman, bunga, sewa dan
dividen saham preferen ) yang dihadapi perusahaan tidak terlalu tinggi. Ketidak mampuan
perusahaan untuk membayar beban tetap bisa mengakibatkan “ financial insolvency “.
 Gordon Donaldson dari Harvard University menyarankan bahwa kapasitas beban tetap perusahaan
sebaiknya tergantung pada arus kas bersih perusahaan yang diharapkan dapat terwujud pada saat
perekonomian mengalami resesi. Dengan kata lain, target struktur modal ditentukan dengan membuat
rencana untuk menghadapi “ kondisi terburuk yang mungkin terjadi “.
 Rumus berikut mendifinisikan CBr, saldo kas yang diharapkan perusahaan pada akhir periode resesi.
CBr = Co + NCFr – FC
Dimana:
Co = Saldo ka pada awal resesi
NCFr = Arus kas bersih dari operasi selama resesi
FC = Beban tetap perusahaan
3 teori tentang struktur modal
 Teori Modigliani Miller (MM)
 Pecking Order Hypothesis (POH)
 Trade-off Hypothesis (TOH)
MODIGLIANI MILLER (MM)
Menurut MM, struktur modal tidak relevan dalam meningkatkan nilai
perusahaan.
Nilai perusahaan dengan utang sama saja dengan nilai perusahaan
tanpa utang.
VL = VU
Pemegang saham menerima: EBIT - rBB
Bondholder menerima: rBB
EBIT = Earnings Before Interest and Tax
rB = Cost of debt (bunga utang)
B = Utang (bond)
14
MODIGLIANI MILLER (MM)
Jumlah yang diterima stakeholder (stockholder dan
bondholder) adalah:
EBIT – rBB + rBB
dengan demikian EBIT – rBB + rBB = EBIT
Sehingga VL = VU
VL = Value of leveraged firm (perusahaan dengan utang)
VU = Value of unleveraged firm (perusahaan tanpa utang)
15
MODIGLIANI MILLER (MM)
Apabila ada pajak (Tax)
Pemegang saham menerima: EBIT – rBB (1 - T)
Bondholder menerima: rBB
Jumlah yang diterima stakeholder (stockholder dan bondholder) adalah:
EBIT – rBB x (1 - T) + rBB
Sehingga VL = VU + T
16
MODIGLIANI MILLER (MM)
Perusahaan dengan utang membayar pajak lebih sedikit
daripada perusahaan tanpa utang.
Jumlah utang (B) dan modal (S) pada perusahaan yang
berutang lebih besar dari jumlah modal (S) pada
perusahaan yang tidak memiliki utang.
17
S G S G
B
All-equity firm Levered firm
PECKING ORDER HYPOTHESIS (POH)
Berdasarkan POH:
a) Apabila dana internal cukup (misalnya laba ditahan),
perusahaan lebih tertarik menggunakan dana internal
daripada utang dan saham.
b) Apabila dana internal tidak cukup, perusahaan lebih tertarik
mengeluarkan utang daripada saham.
c) Apabila dana dari utang tidak cukup, baru perusahaan
mengeluarkan saham.
Dana Internal  Utang  Saham
18
PECKING ORDER HYPOTHESIS (POH)
 Manajer-pemilik (owner-manager) lebih rela bekerja keras
untuk perusahaan daripada manajer bukan pemilik
(nonowmer-manager).
 Manajer bukan pemilik bisa berperilaku oportunistik
mementingkan diri sendiri dan tidak menjalankan
perusahaan sesuai dengan kepentingan pemegang saham.
 Apabila hal ini terjadi, ada biaya keagenan (agency cost)
karena ada konflik antara pemegang saham (principal) dan
manajer (agent).
19
PECKING ORDER HYPOTHESIS (POH)
 Biaya keagenan meliputi: monitoring cost, bonding cost,
dan residual loss.
 Tindakan manajer yang memanfaatkan sumber daya
perusahaan untuk kepentingan peribadi disebut perkuisit
(perquisite).
 Kemungkinan perkuisit akan semakin besar apabila free
cash flow (aliran kas bebas) banyak di perusahaan.
 Apabila perusahaan berutang, maka ada pihak ketiga
(kreditor) yang mengawasi tindakan manajer sehingga
kemungkinan melakukan perkuisit berkurang.
20
TRADE-OFF HYPOTHESIS (TOH)
Berdasarkan TOH:
 Perusahaan yang modalnya semua saham tidak akan
optimum karena tidak ada dukungan utang.
 Perusahaan yang semua modalnya utang tidak
memungkinkan dan juga risiko kebangkrutannya
terlalu tinggi.
 Dengan berutang, ada manfaat pajak (tax shield)
karena bunga utang dapat mengurangi pajak.
 Namun tidak bisa terlalu tinggi karena akan
meningkatkan risiko kebangkrutan.
21
TRADE-OFF HYPOTHESIS (TOH)
 Perusahaan harus mengubah struktur modal sampai dengan
titik di mana manfaat pajak atas utang sama dengan risiko
kebangkrutan karena utang.
22
Debt (B)
Value of firm (V)
0
Present value of tax
shield on debt
Present value of
financial distress costs
VL = VU + TCB
V = Actual value of firm
VU = Value of firm with no debt
B*
Maximum
firm value
Optimal amount of debt
Agency cost of debt
Agency cost of equity
EMISI SAHAM
 Salah satu sumber pendanaan penting perusahaan
adalah melalui emisi saham (menjual saham ke
masyarakat).
 Emisi saham pertama kali disebut IPO (Initial Public
Offering).
 Penjualan saham pasar perdana (IPO) terjadi di counter-
counter perusahaan broker, tidak di bursa efek.
 Harga saham pada saat IPO adalah harga tetap, tidak
ada proses lelang seperti di bursa efek.
23
PROSES IPO 24
Several months
20-day waiting period
Usually on the 20th day
After the 20th day
30 days after offering
Proses Perkiraan Waktu
1. Pre-underwriting conferences
2. Registration statements
3. Pricing the issue
4. Public offering and sale
5. Market stabilization
PENJAMIN EMISI
 Dalam emisi saham, perusahaan harus menentukan penjamin emisi
(underwriter).
 Penentuan penjamin emisi dapat dilakukan melalui:
- Competitive
- Negotiated
 Bentuk kerja sama antara perusahaan (emiten) dengan penjamin emisi bisa
berupa:
- Firm commitment
- Best effort
25
FIRM COMMITMENT
 Dalam firm commitment, penjamin emisi membeli saham
yang dikeluarkan emiten secara borongan (wholesale) dan
menjualnya kembali “retail.”
 Penjamin emisi menghendaki harga saham rendah;
sebaliknya emiten menghendaki harga saham tinggi. Terjadi
tawar menawar.
 Kadang kala, perusahaan penjamin emisi mengajak
investment bank untuk membentuk sindikasi penjamin emisi,
berbagi risiko, dan membantu menjual saham.
 Apabila ada saham yang tidak terjual ke masyarakat pada
saat IPO, saham tersebut menjadi milik penjamin emisi.
26
BEST EFFORT
 Dalam best effort, penjamin emisi tidak membeli saham dari
emiten.
 Penjamin emisi menerima komisi dari setiap lembar saham
yang terjual. Inilah best effort, yaitu usaha terbaik untuk
menjual saham.
 Best effort lebih lazim daripada firm commitment dalam IPO.
27
PASAR SEKUNDER
 Beberapa hari setelah IPO, saham perusahaan dicatatkan di bursa
efek.
 Setelah dicatat di bursa efek, maka saham tersebut diperdagangkan
di pasar sekunder.
 Di pasar perdana (IPO), penjualan saham menghasilkan kas masuk ke
perusahaan emiten.
 Di pasar sekunder, jual beli saham terjadi antar-investor, sehingga
tidak ada kaitan kas dengan perusahaan emiten.
 Namun perusahaan emiten menghendaki agar harga saham naik
karena ini menggambarkan nilai perusahaan yang tambah besar.
28
Analisis Subyektif Dalam Manajemen Struktur Modal
 Dalam menentukan struktur modal perusahaan , manajemen juga menerapkan analisi subyektif ( judgment )
bersama dengan analisis kuantitatif yang telah dibahas didepan. Berbagai faktor yang dipertimbangkan
dalam pembuatan keputusan tentang struktur modal adalah :
a).Kelangsungan hidup jangka panjang (Long – run viability).
Manajer perusahaan, khusunya yang menyediakan produk dan jasa yang penting, memiliki tanggung
jawab untuk menyediakan jasa yang berkesinambungan. Oleh karena itu, perusahaan harus menghindari
tingkat penggunaan hutang yang dapat membahayakan kelangsungan hidup jangka panjang
perusahaan.
b).Konsevatisme manajemen
Manajer yang bersifat konservatif cenderung menggunakan tingkat hutang yang “ konservatif “ pula (
sedikit hutang ) dari pada berusaha memaksimumkan nilai perusahaan dengan menggunakan lebih
banyak hutang.
c).Pengawasan
Pengawasan hutang yang besar dapat berakibat semakin ketat pengawasan dari pihak kreditor (
misalnya, melalui kontrak perjanjian atau covenaut ). Pengawasan ini dapat mengurangi fleksibilitas
manajemen dalam membuat keputusan perusahaan.
d).Struktur aktiva
Perusahaan yang memiliki aktiva yang digunakan sebagai agunan hutang cenderung menggunakan
hutang yang relatif lebih besar. Misalnya , perusahaan real estate cenderung menggunakan hutang yang
lebih besar dari pada perusahaan yang bergerak pada bidang riset teknologi.
e). Risiko bisnis
Perusahaan yang memiliki risiko bisnis ( variabilitas keuntungannya ) tinggi cenderung kurang dapat
menggunakan hutang yang besar ( karena kreditor akan meminta biaya hutang yang tinggi ). Tinggi
rendahnya risiko bisnis ini dapat dilihat antara lain dari stabilitas harga dan unit penjualan, stabilitas biaya,
tinggi rendahnya operating leverage, dll.
f). Tingkat pertumbuhan
Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi membutuhkan modal yang besar. Karena biaya
penjualan ( flotation cost ) untuk hutang pada umumnya lebih rendah dari fenation cost untuk jaminan,
perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi cenderung menggunakan lebih banyak hutang
dbanding dengan perusahaan dengan tingkat pertumbuhan rendah.
g). Pajak
Biaya bunga adalah biaya yang dapat mengurangi pembayaran pajak, sedangkan pembayaran dividen
tidak mengurangi pembayaran pajak. Oleh karena itu , semakin tinggi tingkat pajak perusahaan, semakin
besar keuntungan dari penggunaan pajak.
h). Cadangan kapasitas peminjaman
Penggunaan hutang akan meningkatkan risiko, sehingga biaya mosal akan meningkat. Perusahaan harus
mempertimbangkan suatu tingkat penggunaan hutang yang masih memberikan kemungkinan menambah
hutang di masa mendatang dengan biaya yang relatif rendah.
Beberapa Catatan Tentang Kebijakan Struktur Modal
 Pada pertemuan tahunan Financial Management Association (FMA) pada tahun 1989, disimpukan beberapa hal mengenai
struktur modal perusahaan.
a) Dalam praktik sangat sulit menentukan titik struktur modal yang optimal. Bahkan untuk membuat suatu range untuk struktur
modal yang optimalpun sangat sulit. Oleh karena itu, kebanyakan perusahaan hanya memperhatikan apakah perusahaan
terlalu banyak menggunakan hutang atau tidak.
b) Ada kenyataan bahwa walaupun struktur modal perusahaan dianggap jauh dari optimal, tapi dampaknya pada nilai
perusahaan tidak terlalu besar. Dengan kata lain keputusan tentang struktur modal tidaklah sepenting keputusan investasi, yang
memiliki dampak yang lebih besar terhadap nilai perusahaan.
 Berdasarkan hal – hal di atas, sebaiknya perusahaan lebih memfokuskan diri pada suatu tingkat hutang yang hati – hati (
prudent ) dari pada berusaha mencari tingkat hutang yang optimal. Tingkat hutang yang “ prudent “ harus dapat
memanfaatkan keuntungan dari penggunaan hutang dan tetap menuju :
(1) mempertahankan risiko finansial pada tingkat yang masih terkendali
(2)menjamin fleksibilitas pembelanjaan perusahaan,
(3) mempertahankan “ credit rating “ perusahaan.
 Keputusan tentang struktur modal melibatkan analisis “ trade – off “ antara risiko dan keuntungan.
Penggunaan hutang meningkatkan risiko perusahaan, tapi juga mengingkatkan keuntungan
perusahaan oleh karena itu, struktur modal yang optimal akan menyeimbankan risiko dan
keuntungan perusahaan.
 Metoda lain yang tidak jarang digunakan dalam menentukan struktur modal perusahaan adalah
analisi perbandingan rasio struktur modal. Manajemen membandingkan struktur modal
perusahaan mereka dengan struktur modal perusahaan pada industri yang sama. Suatu pilihan
terhadap struktur modal yang menyimpang dari struktur modal industri harus memiliki alasan yang
kuat.
 Suatu riset terhadap 170 manajer keuangan senior di AS menunjukkan bahwa sekitar 60 %
percaya bahwa ada suatu struktur modal yang opetimal bagi perusahaan. Riset ini juga
menunjukkan bahwa (1) manajer keuangan menetapkan suatu target rasio hutang bagi
perusahaannya, (2) nilai rasio hutang ini dipergunakan untuk evaluasi terhadap risiko bisnis yang
dihadapi perusahaan.

More Related Content

What's hot

Manajemen Risiko 08 Risiko perubahan tingkat bunga
Manajemen Risiko 08 Risiko perubahan tingkat bungaManajemen Risiko 08 Risiko perubahan tingkat bunga
Manajemen Risiko 08 Risiko perubahan tingkat bunga
Judianto Nugroho
 
Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24Lia Ivvana
 
Kebijakan dividen
Kebijakan dividenKebijakan dividen
Kebijakan dividenfikrifm
 
Penilaian Saham
Penilaian SahamPenilaian Saham
Penilaian Saham
Hayy
 
Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15Lia Ivvana
 
Akuntansi keuangan lanjutan 2 (metode harga perolehan)
Akuntansi keuangan lanjutan 2 (metode harga perolehan)Akuntansi keuangan lanjutan 2 (metode harga perolehan)
Akuntansi keuangan lanjutan 2 (metode harga perolehan)
Tika Evitasuhri
 
Akuntansi sewa full
Akuntansi sewa fullAkuntansi sewa full
Akuntansi sewa fullshandyaa
 
Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26Lia Ivvana
 
Manajemen kas
Manajemen kasManajemen kas
Manajemen kas
Anisa Muvit
 
3 manajemen-kas materi 21 04 2013
3 manajemen-kas materi 21 04 20133 manajemen-kas materi 21 04 2013
3 manajemen-kas materi 21 04 2013Cep Fathurrahman
 
Manajemen Risiko 09 Risiko pasar
Manajemen Risiko 09 Risiko pasarManajemen Risiko 09 Risiko pasar
Manajemen Risiko 09 Risiko pasar
Judianto Nugroho
 
Bab 14-kewajiban-jk-panjang
Bab 14-kewajiban-jk-panjangBab 14-kewajiban-jk-panjang
Bab 14-kewajiban-jk-panjangmahesa-jenar
 
Manajemen Risiko 11 Risiko operasional
Manajemen Risiko 11 Risiko operasionalManajemen Risiko 11 Risiko operasional
Manajemen Risiko 11 Risiko operasional
Judianto Nugroho
 
Time Value Of Money
Time Value Of MoneyTime Value Of Money
Time Value Of Money
Roesdaniel Ibrahim, ST. CHt.
 
Manajemen Risiko 19 manajemen resiko perbankan
Manajemen Risiko 19 manajemen resiko perbankanManajemen Risiko 19 manajemen resiko perbankan
Manajemen Risiko 19 manajemen resiko perbankan
Judianto Nugroho
 
Return dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset TunggalReturn dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset Tunggal
Trisnadi Wijaya
 
Kewajiban Lancar
Kewajiban LancarKewajiban Lancar
Kewajiban Lancar
iyandri tiluk wahyono
 

What's hot (20)

Manajemen Risiko 08 Risiko perubahan tingkat bunga
Manajemen Risiko 08 Risiko perubahan tingkat bungaManajemen Risiko 08 Risiko perubahan tingkat bunga
Manajemen Risiko 08 Risiko perubahan tingkat bunga
 
Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24
 
Kebijakan dividen
Kebijakan dividenKebijakan dividen
Kebijakan dividen
 
Penilaian Saham
Penilaian SahamPenilaian Saham
Penilaian Saham
 
Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15
 
Akuntansi keuangan lanjutan 2 (metode harga perolehan)
Akuntansi keuangan lanjutan 2 (metode harga perolehan)Akuntansi keuangan lanjutan 2 (metode harga perolehan)
Akuntansi keuangan lanjutan 2 (metode harga perolehan)
 
Akuntansi sewa full
Akuntansi sewa fullAkuntansi sewa full
Akuntansi sewa full
 
Penilaian Saham
Penilaian SahamPenilaian Saham
Penilaian Saham
 
Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26
 
Manajemen kas
Manajemen kasManajemen kas
Manajemen kas
 
3 manajemen-kas materi 21 04 2013
3 manajemen-kas materi 21 04 20133 manajemen-kas materi 21 04 2013
3 manajemen-kas materi 21 04 2013
 
Manajemen Risiko 09 Risiko pasar
Manajemen Risiko 09 Risiko pasarManajemen Risiko 09 Risiko pasar
Manajemen Risiko 09 Risiko pasar
 
Bab 14-kewajiban-jk-panjang
Bab 14-kewajiban-jk-panjangBab 14-kewajiban-jk-panjang
Bab 14-kewajiban-jk-panjang
 
Manajemen Risiko 11 Risiko operasional
Manajemen Risiko 11 Risiko operasionalManajemen Risiko 11 Risiko operasional
Manajemen Risiko 11 Risiko operasional
 
Time Value Of Money
Time Value Of MoneyTime Value Of Money
Time Value Of Money
 
Perubahan dalam kepemilikan
Perubahan dalam kepemilikanPerubahan dalam kepemilikan
Perubahan dalam kepemilikan
 
Manajemen Risiko 19 manajemen resiko perbankan
Manajemen Risiko 19 manajemen resiko perbankanManajemen Risiko 19 manajemen resiko perbankan
Manajemen Risiko 19 manajemen resiko perbankan
 
Return dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset TunggalReturn dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset Tunggal
 
Manajemen Dana Bank
Manajemen Dana BankManajemen Dana Bank
Manajemen Dana Bank
 
Kewajiban Lancar
Kewajiban LancarKewajiban Lancar
Kewajiban Lancar
 

Similar to struktur modal

capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03
capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03
capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03
SalsadilaJannati
 
Capital structure decisions ppt kelompok 3
Capital structure decisions ppt kelompok 3Capital structure decisions ppt kelompok 3
Capital structure decisions ppt kelompok 3
FitrianiTikupadang
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Salsabila P A
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Salsabila P A
 
Perilaku keuangan pertemuan 15.pptx
Perilaku keuangan pertemuan 15.pptxPerilaku keuangan pertemuan 15.pptx
Perilaku keuangan pertemuan 15.pptx
Center For Economic Policy Institute (CEPAT)
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03
AuroraSiahaan
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04
DeaIvana1
 
Fungsi keuangan _ Bisnis Pengantar
Fungsi keuangan _ Bisnis PengantarFungsi keuangan _ Bisnis Pengantar
Fungsi keuangan _ Bisnis PengantarYunikka Rahmawati
 
Artikel analisis konsep struktur modal
Artikel analisis konsep struktur modalArtikel analisis konsep struktur modal
Artikel analisis konsep struktur modal
wardahmega
 
Ppt pengaruh profitabilitas dan fixed asset ratio terhadap struktur modal pad...
Ppt pengaruh profitabilitas dan fixed asset ratio terhadap struktur modal pad...Ppt pengaruh profitabilitas dan fixed asset ratio terhadap struktur modal pad...
Ppt pengaruh profitabilitas dan fixed asset ratio terhadap struktur modal pad...
Anis Mutia
 
Stock valuation/abshor.marantika/Elisa Nur Cholis/3-03
Stock valuation/abshor.marantika/Elisa Nur Cholis/3-03Stock valuation/abshor.marantika/Elisa Nur Cholis/3-03
Stock valuation/abshor.marantika/Elisa Nur Cholis/3-03
elisacholis
 
The Cost of Capital/abshor.marantika/Rosita Purwaningsih/3-04
The Cost of Capital/abshor.marantika/Rosita Purwaningsih/3-04The Cost of Capital/abshor.marantika/Rosita Purwaningsih/3-04
The Cost of Capital/abshor.marantika/Rosita Purwaningsih/3-04
RositaPurwaningsih
 
Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4
Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4
Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4
MahendraDicky
 
Borrowing borrowing borrowing, why not (draf kasar)
Borrowing borrowing borrowing, why not (draf kasar)Borrowing borrowing borrowing, why not (draf kasar)
Borrowing borrowing borrowing, why not (draf kasar)
Futurum2
 
5. manajemen struktur modal
5. manajemen struktur modal5. manajemen struktur modal
5. manajemen struktur modal
dianpipit
 
TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN
TUGAS MANAJEMEN KEUANGANTUGAS MANAJEMEN KEUANGAN
TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN
kecepirit
 
Stock valuation abshor.marantika a.a.sagung istri pradnya_3-03
Stock valuation abshor.marantika a.a.sagung istri pradnya_3-03Stock valuation abshor.marantika a.a.sagung istri pradnya_3-03
Stock valuation abshor.marantika a.a.sagung istri pradnya_3-03
Naufal AR
 
Rmk 4 ima
Rmk 4 imaRmk 4 ima
Rmk 4 ima
Fahriani .
 
Stock Valuation/Absor.Marantika/Agusti Arganingtyas Puristianingrum/3-04
Stock Valuation/Absor.Marantika/Agusti Arganingtyas Puristianingrum/3-04Stock Valuation/Absor.Marantika/Agusti Arganingtyas Puristianingrum/3-04
Stock Valuation/Absor.Marantika/Agusti Arganingtyas Puristianingrum/3-04
AgustiArganingtyasPu
 

Similar to struktur modal (20)

capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03
capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03
capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03
 
Capital structure decisions ppt kelompok 3
Capital structure decisions ppt kelompok 3Capital structure decisions ppt kelompok 3
Capital structure decisions ppt kelompok 3
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
 
Perilaku keuangan pertemuan 15.pptx
Perilaku keuangan pertemuan 15.pptxPerilaku keuangan pertemuan 15.pptx
Perilaku keuangan pertemuan 15.pptx
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04
 
Fungsi keuangan _ Bisnis Pengantar
Fungsi keuangan _ Bisnis PengantarFungsi keuangan _ Bisnis Pengantar
Fungsi keuangan _ Bisnis Pengantar
 
Artikel analisis konsep struktur modal
Artikel analisis konsep struktur modalArtikel analisis konsep struktur modal
Artikel analisis konsep struktur modal
 
Ppt pengaruh profitabilitas dan fixed asset ratio terhadap struktur modal pad...
Ppt pengaruh profitabilitas dan fixed asset ratio terhadap struktur modal pad...Ppt pengaruh profitabilitas dan fixed asset ratio terhadap struktur modal pad...
Ppt pengaruh profitabilitas dan fixed asset ratio terhadap struktur modal pad...
 
1.docx fungsi keuangan
1.docx fungsi keuangan1.docx fungsi keuangan
1.docx fungsi keuangan
 
Stock valuation/abshor.marantika/Elisa Nur Cholis/3-03
Stock valuation/abshor.marantika/Elisa Nur Cholis/3-03Stock valuation/abshor.marantika/Elisa Nur Cholis/3-03
Stock valuation/abshor.marantika/Elisa Nur Cholis/3-03
 
The Cost of Capital/abshor.marantika/Rosita Purwaningsih/3-04
The Cost of Capital/abshor.marantika/Rosita Purwaningsih/3-04The Cost of Capital/abshor.marantika/Rosita Purwaningsih/3-04
The Cost of Capital/abshor.marantika/Rosita Purwaningsih/3-04
 
Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4
Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4
Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4
 
Borrowing borrowing borrowing, why not (draf kasar)
Borrowing borrowing borrowing, why not (draf kasar)Borrowing borrowing borrowing, why not (draf kasar)
Borrowing borrowing borrowing, why not (draf kasar)
 
5. manajemen struktur modal
5. manajemen struktur modal5. manajemen struktur modal
5. manajemen struktur modal
 
TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN
TUGAS MANAJEMEN KEUANGANTUGAS MANAJEMEN KEUANGAN
TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN
 
Stock valuation abshor.marantika a.a.sagung istri pradnya_3-03
Stock valuation abshor.marantika a.a.sagung istri pradnya_3-03Stock valuation abshor.marantika a.a.sagung istri pradnya_3-03
Stock valuation abshor.marantika a.a.sagung istri pradnya_3-03
 
Rmk 4 ima
Rmk 4 imaRmk 4 ima
Rmk 4 ima
 
Stock Valuation/Absor.Marantika/Agusti Arganingtyas Puristianingrum/3-04
Stock Valuation/Absor.Marantika/Agusti Arganingtyas Puristianingrum/3-04Stock Valuation/Absor.Marantika/Agusti Arganingtyas Puristianingrum/3-04
Stock Valuation/Absor.Marantika/Agusti Arganingtyas Puristianingrum/3-04
 

Recently uploaded

Cost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.pptCost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
meincha1152
 
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
EnforceA Real Solution
 
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptxPendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
LidyaManuelia1
 
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplinEKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
anthoniusaldolemauk
 
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Anisa Rizki Rahmawati
 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
hoiriyono
 
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.pptPpt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
mariapasaribu13
 
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdfPengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
fadilahsaleh427
 
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUPDJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
adjhe17ks1
 
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptxSesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
bidakara2016
 
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.pptKonsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
AchmadHasanHafidzi
 
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptxMETODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptxModul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
MarkusPiyusmanZebua
 
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptxMETODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
IndahMeilani2
 
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
JefryColter
 
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptxPPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
f4hmizakaria123
 
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
AhmadVikriKhoirulAna
 

Recently uploaded (18)

Cost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.pptCost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
 
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
 
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptxPendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
 
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplinEKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
 
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
 
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.pptPpt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
 
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdfPengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
 
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUPDJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
 
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptxSesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
 
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.pptKonsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
 
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptxMETODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
 
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptxModul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
 
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptxMETODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
 
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
 
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
 
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptxPPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
 
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
 

struktur modal

  • 1. Struktur Modal (capital structure) PERTEMUAN 12 INGRID PANJAITAN, SE., M.SC., AK., CA
  • 2. Pengertian Struktur Modal • sebagai pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham. Nilai buku dari modal pemegang saham terdiri dari saham biasa, modal disetor atau surplus modal dan akumulasi laba ditahan. • Bila perusahaan memiliki saham preferen, maka saham tersebut akan ditambahkan pada modal pemegang saham • Struktur modal hanya menyangkut pembelanjaan jangka panjang saja dan tidak termasuk pembelanjaan jangka pendek. • Capital Structure is the mix of long term debt and equity maintained by the firm  Struktur modal perusahaan menggambarkan perbandingan antara hutang jangka panjang dan modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan. • Ada dua macam tipe modal menurut Lawrence, Gitman (2000) yaitu modal hutang (debt capital) dan modal sendiri (equity capital). Tetapi dalam kaitannya dengan struktur modal, jenis modal hutang yang diperhitungkan hanya hutang jangka panjang.
  • 3. Modal perusahaan meliputi:  Hutang  Modal saham V = B + S Nilai perusahaan adalah penjumlahan nilai hutang (Bond) dan saham (Stock). Tujuan manajemen adalah meningkatkan nilai perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan dilakukan sedemikian rupa dengan menentukan rasio utang dan modal untuk memperbesar lingkaran di atas. S B S B
  • 4. Komponen Struktur Modal  1. Hutang Jangka Panjang Jumlah hutang di dalam neraca akan menunjukkan besarnya modal pinjaman yang digunakan dalam operasi perusahaan. Modal pinjaman ini dapat berupa hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang, tetapi pada umumnya pinjaman jangka panjang jauh lebih besar dibandingkan dengan hutang jangka pendek. Hutang jangka panjang merupakan salah satu dari bentuk pembiayaan jangka panjang yang memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun, biasanya 5 – 20 tahun”. Pinjaman hutang jangka panjang dapat berupa pinjaman berjangka (pinjaman yang digunakan untuk membiayai kebutuhan modal kerja permanen, untuk melunasi hutang lain, atau membeli mesin dan peralatan) dan penerbitan obligasi (hutang yang diperoleh melalui penjualan surat-surat obligasi, dalam surat obligasi ditentukan nilai nominal, bunga per tahun, dan jangka waktu pelunasan obligasi tersebut). Mengukur besarnya aktiva perusahaan yang dibiayai oleh kreditur (debt ratio) dilakukan dengan cara membagi total hutang jangka panjang dengan total asset. Semakin tinggi debt ratio, semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan di dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
  • 5.  2. Modal Sendiri Menurut Wasis, dalam struktur modal konservatif, susunan modal menitikberatkan pada modal sendiri karena pertimbangan bahwa penggunaan hutang dalam pembiayaan perusahaan mengandung resiko yang lebih besar dibandingkan dengan penggunaan modal sendiri. Menurut Sundjaja et al. “modal sendiri/equity capital adalah dana jangka panjang perusahaan yang disediakan oleh pemilik perusahaan (pemegang saham), yang terdiri dari berbagai jenis saham (saham preferen dan saham biasa) serta laba ditahan”. Pendanaan dengan modal sendiri akan menimbulkan opportunity cost. Keuntungan dari memiliki saham perusahaan bagi owner adalah control (pengendalian) terhadap perusahaan. Namun, return yang dihasilkan dari saham tidak pasti dan pemegang saham adalah pihak pertama yang menanggung resiko perusahaan. Modal sendiri atau ekuitas merupakan modal jangka panjang yang diperoleh dari pemilik perusahaan atau pemegang saham. Modal sendiri diharapkan tetap berada dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak terbatas sedangkan modal pinjaman memiliki jatuh tempo.
  • 6. Ada 2 (dua) sumber utama dari modal sendiri yaitu:  a) Modal saham preferen Saham preferen memberikan para pemegang sahamnya beberapa hak istimewa yang menjadikannya lebih senior atau lebih diprioritaskan daripada pemegang saham biasa. Oleh karena itu, perusahaan tidak memberikan saham preferen dalam jumlah yang banyak.  b) Modal saham biasa Pemilik perusahaan adalah pemegang saham biasa yang menginvestasikan uangnya dengan harapan mendapat pengembalian dimasa yang akan datang. Pemegang saham biasa kadang- kadang disebut pemilik residual sebab mereka hanya menerima sisa setelah seluruh tuntutan atas pendapatan dan asset telah dipenuhi.
  • 7. Metoda-Metoda Dalam Manajemen Struktur Modal  Mengapa struktur modal perlu diperhatikan ?  Karena akan memotivasi manajemen perusahaan untuk mencari suatu struktur modal yang optimal untuk perusahaannya.  Beberapa alat atau metoda dapat digunakan untuk menentukan suatu pilihan sehingga akan sangat bermanfaat untuk menjawab pertanyaan “ Dimasa mendatang, jika kita memerlukan dana 500 juta, apakah kita sebaiknya menerbitkan saham atau obligasi ?”  Metoda dasar tersebut adalah  (a) Analisis EBIT – EPS  (b) Perbandingan rasio – rasio leverage, dan  (c) Anaisis arus kas perusahaan.
  • 8. a). Analisis EBIT – EPS. Melalui analisis ini manajemen dapat melihat dampak dari berbagai alternatif pendanaan terhadap EPS ( Earning per share ) pada tingkatan EBIT ( Earning Before Interest and Tax ) yang bervariasi. Yang dimaksud dengan EPS adalah laba bersih sesudah pajak atau Earning After Tax ( EAT ) dibagi jumlah lembar saham perusahaan yang beredar. Pada analisis ini, hubungan antara EBIT dan EPS dapat dicari dengan cara :  Menghitung EPS pada berbagai alternatif pendanaan untuk EBIT tertentu  Mengulang langkah pertama untuk EBIT yang berbeda – beda. Hasilnya kemudian digambarkan dalam grafik EBIT- EPS.  Indifference point memberikan masukan penting bagi manajemen dalam memilih alternatif pembelanjaan,  Jika expected EBIT lebih besar dari indifference point, perusahaan sebaiknya menggunakan hutang.  Jika sebaliknya, menggunakan saham akan lebih menguntungkan.  Perlu dicatat bahwa keputusan ini bisa salah jika actual EBIT tidak sebesar yang diharapkan.  Oleh karena itu, didalam mengambil keputusan, manajemen harus memperhatikan juga deviasi standard ( tingkat variabilitas ) EBIT perusahaan.  Expected dan deviasi standard EBIT dapat dicari dengan mengembangkan sejumlah skenario tentang EBIT dimasa mendatang beserta dengan probabilita terjadinya.
  • 9. Jika deviasi standard EBIT relatif besar, manajemen harus lebih hati – hati karena expected EBIT menjadi kurang dapat dipercaya. Sebaiknya manajemen memutuskan menggunakan hutang hanya bila ecpected EBIT cukup jauh di atas indifference point. EAT (saham ) = EAT ( hutang) Jumlah saham Jumlah saham ( EBIT* - C1) ( 1 – T ) = (EBIT* - C2 ) ( 1 – T) S1 S2 Dimana: EBIT * = Indifferent point C1 = Biaya bunga pada alternatif pembelanjaan 1 C2 = Biaya bunga pada alternatif pembelanjaan 2 S1 = Jumlah saham pada alternatif pembelanjaan 1 S2 = Jumlah saham pada alternatif pembelanjaan 2 T = Tingkat pajak
  • 10. b) Perbandingan Rasio – Rasio Leverage  Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan efek dari setiap alternatif pendanaan terhadap rasio – rasio leverage (penggunaan hutang).  Manajemen kemudian dapat membandingkan rasio – rasio yang ada saat ini dan rasio – rasio pada alternatif pendanaan tertentu dengan rasio – rasio industri sejenis.  Rasio Leverage terdiri dari (1) Rasio Hutang ( debt ratio ), (2) Rasio Jaminan ( coverege ratio ).  Rasio hutang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang, sedangkan  rasio jaminan menunjukkan kemampuan untuk membayar bunga dan pokok pinjamn yang jatuh tempo.  Untuk menghitung rasio hutang, manajemen menggunakan informasi dari neraca.  Untuk menghitung rasio jaminan, informasi dari laporang rugi – laba yang dipergunakan. Manajemen dapat menggunakan metoda perhitungan rasio sbb: 1. Rasio Hutang:  Total hutang/Total aktiva  Hutang jangka panjang/ (Hutang jangka panjang + Modal sendiri)  Total hutang/ Modal sendiri 2. Rasio Jaminan:  Time interest earned = EBIT/Biaya bunga  Debt service coverage = EBIT / [ biaya bunga + (pembayaran pokok pinjman/1 – pajak) ]
  • 11.  Rasio hutang dan rasio jaminan dapat dihitung berdasarkan:  (1) posisi keuangan perusahaan pada saat ini,  (2) posisi keuangan perusahaan dengan alternatif – alternatif pendanaan yang ada seperti 100 % modal sendiri, 100% hutang dsb.  Rasio – rasio tersebut kemudian dibandingkan dengan rasio industri.  Dari perbandingan tersebut, manajemen dapat menentukan alternatif pendanaan yang paling tepat bagi perusahaan.  Hal ini tidak berarti bahwa manajemen harus mempertahankan rasio yang sama dengan rasio industri.  Kegunaan perbandingan rasio dengan rasio industri adalah jika perusahaan memilih rasio hutang dan rasio jaminan yang menyimpang dari rasio industri, ia harus memiliki alasan yang kuat.
  • 12. c) Analisis Arus Kas Perusahaan  Metoda ini menganalisis dampak keputusan struktur modal terhadap arus kas perusahaan. Metoda ini sederhana tetapi sangat bermanfaat.  Metoda ini melibatkan persiapan suatu seri anggaran kas pada a. kondisi perekonomian yang berbeda, b. struktur modal yang berbedaArus kas bersih pada situasi yang berbeda ini dapat dianalisis untuk menentukan apakah beban tetap perusahaan ( pokok pinjaman, bunga, sewa dan dividen saham preferen ) yang dihadapi perusahaan tidak terlalu tinggi. Ketidak mampuan perusahaan untuk membayar beban tetap bisa mengakibatkan “ financial insolvency “.  Gordon Donaldson dari Harvard University menyarankan bahwa kapasitas beban tetap perusahaan sebaiknya tergantung pada arus kas bersih perusahaan yang diharapkan dapat terwujud pada saat perekonomian mengalami resesi. Dengan kata lain, target struktur modal ditentukan dengan membuat rencana untuk menghadapi “ kondisi terburuk yang mungkin terjadi “.  Rumus berikut mendifinisikan CBr, saldo kas yang diharapkan perusahaan pada akhir periode resesi. CBr = Co + NCFr – FC Dimana: Co = Saldo ka pada awal resesi NCFr = Arus kas bersih dari operasi selama resesi FC = Beban tetap perusahaan
  • 13. 3 teori tentang struktur modal  Teori Modigliani Miller (MM)  Pecking Order Hypothesis (POH)  Trade-off Hypothesis (TOH)
  • 14. MODIGLIANI MILLER (MM) Menurut MM, struktur modal tidak relevan dalam meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan dengan utang sama saja dengan nilai perusahaan tanpa utang. VL = VU Pemegang saham menerima: EBIT - rBB Bondholder menerima: rBB EBIT = Earnings Before Interest and Tax rB = Cost of debt (bunga utang) B = Utang (bond) 14
  • 15. MODIGLIANI MILLER (MM) Jumlah yang diterima stakeholder (stockholder dan bondholder) adalah: EBIT – rBB + rBB dengan demikian EBIT – rBB + rBB = EBIT Sehingga VL = VU VL = Value of leveraged firm (perusahaan dengan utang) VU = Value of unleveraged firm (perusahaan tanpa utang) 15
  • 16. MODIGLIANI MILLER (MM) Apabila ada pajak (Tax) Pemegang saham menerima: EBIT – rBB (1 - T) Bondholder menerima: rBB Jumlah yang diterima stakeholder (stockholder dan bondholder) adalah: EBIT – rBB x (1 - T) + rBB Sehingga VL = VU + T 16
  • 17. MODIGLIANI MILLER (MM) Perusahaan dengan utang membayar pajak lebih sedikit daripada perusahaan tanpa utang. Jumlah utang (B) dan modal (S) pada perusahaan yang berutang lebih besar dari jumlah modal (S) pada perusahaan yang tidak memiliki utang. 17 S G S G B All-equity firm Levered firm
  • 18. PECKING ORDER HYPOTHESIS (POH) Berdasarkan POH: a) Apabila dana internal cukup (misalnya laba ditahan), perusahaan lebih tertarik menggunakan dana internal daripada utang dan saham. b) Apabila dana internal tidak cukup, perusahaan lebih tertarik mengeluarkan utang daripada saham. c) Apabila dana dari utang tidak cukup, baru perusahaan mengeluarkan saham. Dana Internal  Utang  Saham 18
  • 19. PECKING ORDER HYPOTHESIS (POH)  Manajer-pemilik (owner-manager) lebih rela bekerja keras untuk perusahaan daripada manajer bukan pemilik (nonowmer-manager).  Manajer bukan pemilik bisa berperilaku oportunistik mementingkan diri sendiri dan tidak menjalankan perusahaan sesuai dengan kepentingan pemegang saham.  Apabila hal ini terjadi, ada biaya keagenan (agency cost) karena ada konflik antara pemegang saham (principal) dan manajer (agent). 19
  • 20. PECKING ORDER HYPOTHESIS (POH)  Biaya keagenan meliputi: monitoring cost, bonding cost, dan residual loss.  Tindakan manajer yang memanfaatkan sumber daya perusahaan untuk kepentingan peribadi disebut perkuisit (perquisite).  Kemungkinan perkuisit akan semakin besar apabila free cash flow (aliran kas bebas) banyak di perusahaan.  Apabila perusahaan berutang, maka ada pihak ketiga (kreditor) yang mengawasi tindakan manajer sehingga kemungkinan melakukan perkuisit berkurang. 20
  • 21. TRADE-OFF HYPOTHESIS (TOH) Berdasarkan TOH:  Perusahaan yang modalnya semua saham tidak akan optimum karena tidak ada dukungan utang.  Perusahaan yang semua modalnya utang tidak memungkinkan dan juga risiko kebangkrutannya terlalu tinggi.  Dengan berutang, ada manfaat pajak (tax shield) karena bunga utang dapat mengurangi pajak.  Namun tidak bisa terlalu tinggi karena akan meningkatkan risiko kebangkrutan. 21
  • 22. TRADE-OFF HYPOTHESIS (TOH)  Perusahaan harus mengubah struktur modal sampai dengan titik di mana manfaat pajak atas utang sama dengan risiko kebangkrutan karena utang. 22 Debt (B) Value of firm (V) 0 Present value of tax shield on debt Present value of financial distress costs VL = VU + TCB V = Actual value of firm VU = Value of firm with no debt B* Maximum firm value Optimal amount of debt Agency cost of debt Agency cost of equity
  • 23. EMISI SAHAM  Salah satu sumber pendanaan penting perusahaan adalah melalui emisi saham (menjual saham ke masyarakat).  Emisi saham pertama kali disebut IPO (Initial Public Offering).  Penjualan saham pasar perdana (IPO) terjadi di counter- counter perusahaan broker, tidak di bursa efek.  Harga saham pada saat IPO adalah harga tetap, tidak ada proses lelang seperti di bursa efek. 23
  • 24. PROSES IPO 24 Several months 20-day waiting period Usually on the 20th day After the 20th day 30 days after offering Proses Perkiraan Waktu 1. Pre-underwriting conferences 2. Registration statements 3. Pricing the issue 4. Public offering and sale 5. Market stabilization
  • 25. PENJAMIN EMISI  Dalam emisi saham, perusahaan harus menentukan penjamin emisi (underwriter).  Penentuan penjamin emisi dapat dilakukan melalui: - Competitive - Negotiated  Bentuk kerja sama antara perusahaan (emiten) dengan penjamin emisi bisa berupa: - Firm commitment - Best effort 25
  • 26. FIRM COMMITMENT  Dalam firm commitment, penjamin emisi membeli saham yang dikeluarkan emiten secara borongan (wholesale) dan menjualnya kembali “retail.”  Penjamin emisi menghendaki harga saham rendah; sebaliknya emiten menghendaki harga saham tinggi. Terjadi tawar menawar.  Kadang kala, perusahaan penjamin emisi mengajak investment bank untuk membentuk sindikasi penjamin emisi, berbagi risiko, dan membantu menjual saham.  Apabila ada saham yang tidak terjual ke masyarakat pada saat IPO, saham tersebut menjadi milik penjamin emisi. 26
  • 27. BEST EFFORT  Dalam best effort, penjamin emisi tidak membeli saham dari emiten.  Penjamin emisi menerima komisi dari setiap lembar saham yang terjual. Inilah best effort, yaitu usaha terbaik untuk menjual saham.  Best effort lebih lazim daripada firm commitment dalam IPO. 27
  • 28. PASAR SEKUNDER  Beberapa hari setelah IPO, saham perusahaan dicatatkan di bursa efek.  Setelah dicatat di bursa efek, maka saham tersebut diperdagangkan di pasar sekunder.  Di pasar perdana (IPO), penjualan saham menghasilkan kas masuk ke perusahaan emiten.  Di pasar sekunder, jual beli saham terjadi antar-investor, sehingga tidak ada kaitan kas dengan perusahaan emiten.  Namun perusahaan emiten menghendaki agar harga saham naik karena ini menggambarkan nilai perusahaan yang tambah besar. 28
  • 29. Analisis Subyektif Dalam Manajemen Struktur Modal  Dalam menentukan struktur modal perusahaan , manajemen juga menerapkan analisi subyektif ( judgment ) bersama dengan analisis kuantitatif yang telah dibahas didepan. Berbagai faktor yang dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan tentang struktur modal adalah : a).Kelangsungan hidup jangka panjang (Long – run viability). Manajer perusahaan, khusunya yang menyediakan produk dan jasa yang penting, memiliki tanggung jawab untuk menyediakan jasa yang berkesinambungan. Oleh karena itu, perusahaan harus menghindari tingkat penggunaan hutang yang dapat membahayakan kelangsungan hidup jangka panjang perusahaan. b).Konsevatisme manajemen Manajer yang bersifat konservatif cenderung menggunakan tingkat hutang yang “ konservatif “ pula ( sedikit hutang ) dari pada berusaha memaksimumkan nilai perusahaan dengan menggunakan lebih banyak hutang. c).Pengawasan Pengawasan hutang yang besar dapat berakibat semakin ketat pengawasan dari pihak kreditor ( misalnya, melalui kontrak perjanjian atau covenaut ). Pengawasan ini dapat mengurangi fleksibilitas manajemen dalam membuat keputusan perusahaan. d).Struktur aktiva Perusahaan yang memiliki aktiva yang digunakan sebagai agunan hutang cenderung menggunakan hutang yang relatif lebih besar. Misalnya , perusahaan real estate cenderung menggunakan hutang yang lebih besar dari pada perusahaan yang bergerak pada bidang riset teknologi.
  • 30. e). Risiko bisnis Perusahaan yang memiliki risiko bisnis ( variabilitas keuntungannya ) tinggi cenderung kurang dapat menggunakan hutang yang besar ( karena kreditor akan meminta biaya hutang yang tinggi ). Tinggi rendahnya risiko bisnis ini dapat dilihat antara lain dari stabilitas harga dan unit penjualan, stabilitas biaya, tinggi rendahnya operating leverage, dll. f). Tingkat pertumbuhan Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi membutuhkan modal yang besar. Karena biaya penjualan ( flotation cost ) untuk hutang pada umumnya lebih rendah dari fenation cost untuk jaminan, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi cenderung menggunakan lebih banyak hutang dbanding dengan perusahaan dengan tingkat pertumbuhan rendah. g). Pajak Biaya bunga adalah biaya yang dapat mengurangi pembayaran pajak, sedangkan pembayaran dividen tidak mengurangi pembayaran pajak. Oleh karena itu , semakin tinggi tingkat pajak perusahaan, semakin besar keuntungan dari penggunaan pajak. h). Cadangan kapasitas peminjaman Penggunaan hutang akan meningkatkan risiko, sehingga biaya mosal akan meningkat. Perusahaan harus mempertimbangkan suatu tingkat penggunaan hutang yang masih memberikan kemungkinan menambah hutang di masa mendatang dengan biaya yang relatif rendah.
  • 31. Beberapa Catatan Tentang Kebijakan Struktur Modal  Pada pertemuan tahunan Financial Management Association (FMA) pada tahun 1989, disimpukan beberapa hal mengenai struktur modal perusahaan. a) Dalam praktik sangat sulit menentukan titik struktur modal yang optimal. Bahkan untuk membuat suatu range untuk struktur modal yang optimalpun sangat sulit. Oleh karena itu, kebanyakan perusahaan hanya memperhatikan apakah perusahaan terlalu banyak menggunakan hutang atau tidak. b) Ada kenyataan bahwa walaupun struktur modal perusahaan dianggap jauh dari optimal, tapi dampaknya pada nilai perusahaan tidak terlalu besar. Dengan kata lain keputusan tentang struktur modal tidaklah sepenting keputusan investasi, yang memiliki dampak yang lebih besar terhadap nilai perusahaan.  Berdasarkan hal – hal di atas, sebaiknya perusahaan lebih memfokuskan diri pada suatu tingkat hutang yang hati – hati ( prudent ) dari pada berusaha mencari tingkat hutang yang optimal. Tingkat hutang yang “ prudent “ harus dapat memanfaatkan keuntungan dari penggunaan hutang dan tetap menuju : (1) mempertahankan risiko finansial pada tingkat yang masih terkendali (2)menjamin fleksibilitas pembelanjaan perusahaan, (3) mempertahankan “ credit rating “ perusahaan.
  • 32.  Keputusan tentang struktur modal melibatkan analisis “ trade – off “ antara risiko dan keuntungan. Penggunaan hutang meningkatkan risiko perusahaan, tapi juga mengingkatkan keuntungan perusahaan oleh karena itu, struktur modal yang optimal akan menyeimbankan risiko dan keuntungan perusahaan.  Metoda lain yang tidak jarang digunakan dalam menentukan struktur modal perusahaan adalah analisi perbandingan rasio struktur modal. Manajemen membandingkan struktur modal perusahaan mereka dengan struktur modal perusahaan pada industri yang sama. Suatu pilihan terhadap struktur modal yang menyimpang dari struktur modal industri harus memiliki alasan yang kuat.  Suatu riset terhadap 170 manajer keuangan senior di AS menunjukkan bahwa sekitar 60 % percaya bahwa ada suatu struktur modal yang opetimal bagi perusahaan. Riset ini juga menunjukkan bahwa (1) manajer keuangan menetapkan suatu target rasio hutang bagi perusahaannya, (2) nilai rasio hutang ini dipergunakan untuk evaluasi terhadap risiko bisnis yang dihadapi perusahaan.