SlideShare a Scribd company logo
MENGENALI FAKTOR RISIKO
                                               PENYAKIT KARDIOVASKULER (PKV)
                                               Dr. Suhendiwijaya, SpJP., FIHA., FAsCC
                                            SMF. Kardiovaskuler RSUD Gunung Jati Cirebon

                                        Penyakit Kardiovaskuler (Jantung dan Pembuluh Darah)
  merupakan problema kesehatan utama di negara maju. Di belahan negara dunia,
penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian nomor satu pada orang
Amerika dewasa. Setiap tahunnya, di Amerika Serikat 4 7 8 . 0 0 0 o r a n g m e n i n g g a l
k a r e n a p e n ya k i t k a r d i o v a s k u l e r , 1 , 5 j u t a o r a n g m e n g a l a m i s e r a n g a n
j a n t u n g , 4 0 7 . 0 0 0 o r a n g m e n g a l a m i o p e r a s i p e r a l i h a n , 300.000 orang
menjalani angioplasti.
Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) dan Organisasi Federasi
J a n t u n g Sedunia (World Heart Federation) memprediksi penyakit kardiovaskuler akan
menjadi penyebab utama kematian di negara-negara Asia pada tahun 2010. Saat
ini, sedikitnya 78% kematian global akibat penyakit kardiovaskuler terjadi
pada kalangan masyarakat miskin dan menengah. Di negara berkembang dari tahun
1990 sampai 2020, angka kematian akibat penyakit kardiovaskuler akan meningkat 137 %
pada laki-laki dan 120% pada wanita, sedangkan di negara maju peningkatannya lebih
rendah yaitu 48% pada l a k i - l a k i d a n 2 9 % p a d a w a n i t a . D i t a h u n
2 0 2 0 d i p e r k i r a k a n p e n y a k i t kardiovaskuler menjadi penyebab kematian 25
orang setiap tahunnya.
Di Indonesia telah terjadi pergeseran kejadian Penyakit Kardiovaskuler dari urutan ke-l0
tahun 1980 menjadi urutan ke-8 tahun 1986. Sedangkan penyebab kematian tetap
menduduki peringkat ke-1. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya Penyakit
Kardiovaskuler sehingga usaha pencegahan harus bentuk multifaktorial juga. Pencegahan
harus diusahakan sedapat mungkin dengan cara pengendalian faktor - faktor risiko
penyakit kardiovaskuler dan merupakan hal yang cukup penting dalam usaha
pencegahannya, baik primer maupun sekunder. Pencegahan primer lebih ditujukan pada
mereka yang sehat tetapi mempunyai risiko tinggi, sedangkan sekunder merupakan upaya
memburuknya penyakit yang secara klinis telah diderita. Berbagai Penelitian telah
dilakukan selama 50 tahun lebih dimana didapatlah variasi insidens penyakit
kardiovaskuler yang berbeda pada geografis dan keadaan sosial tertentu yang makin
meningkat sejak tahun 1930 dan mulai tahun 1960 merupakan Penyebab Kematian utama
di negara Industri. Mengapa didapatkan variasi insidens yang berbeda saat itu belum
diketahui dengan pasti, akan tetapi didapatkan jelas terjadi pada keadaan keadaan tertentu.
Penelitian epidemiologis akhirnya mendapatkan hubungan yang jelas antara kematian
dengan pengaruh keadaan sosial, kebiasaan merokok, pola diet, exercise, dsb yang dapat
dibuktikan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya penyakit kardiovaskuler
antara lain : umur, kelamin ras, geografis, keadaan sosial, perubahan masa, kolesterol,

                                                                                                                1
hipertensi, merokok, diabetes, obesitas, exercise, diet, perilaku dan kebiasaan lainnya,
stress serta keturunan.

Faktor – Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskuler

A. Faktor risiko utama
   1. Hipertensi
      Merupakan salah satu faktor risiko utama penyebab terjadinya PKV. Penelitian di
      berbagai tempat di Indonesia (1978) prevalensi hipertensi untuk Indonesia berkisar
      6 - 15%, sedang di negara maju mis : Amerika 15 - 20%. Lebih kurang 60%
      penderita Hipertensi tidak terdeteksi, 20% dapat diketahui tetapi tidak diobati atau
      tidak terkontrol dengan baik.
      Penyebab kematian akibat hipertensi di Amerika adalah kegagalan jantung 45%,
      miokard infark 35% cerebrovaskuler accident 15% dan gagal ginjal 5%.
      Komplikasi yang terjadi pada hipertensi esensial biasanya akibat perubahan
      struktur arteri dan arterial sistemik, terutama terjadi pada kasus-kasus yang tidak
      diobati. Mula-mula akan terjadi hipertrofi dari tunika media diikuti dengan
      hialinisasi setempat dan penebalan fibrosis dari tunika intima dan akhirnya akan
      terjadi penyempitan pembuluh darah. Tempat yang paling berbahaya adalah bila
      mengenai miokardium, arteri dan arterial sistemik, arteri koroner dan serebral serta
      pembuluh darah ginjal. Komplikasi terhadap jantung hipertensi yang paling sering
      adalah kegagalan ventrikel kiri, penyakit jantung koroner seperti angina pektoris
      dan miokard infark. Dari penelitian 50% penderita miokard infark menderita
      hipertensi dan 75% kegagalan ventrikel kiri akibat hipertensi. Perubahan hipertensi
      khususnya pada jantung disebabkan karena :
      a. Meningkatnya tekanan darah.
         Peningkatan tekanan darah merupakan beban yang berat untuk jantung, sehingga
         menyebabkan hipertropi ventrikel kiri atau pembesaran ventrikel kiri (faktor
         miokard). Keadaan ini tergantung dari berat dan lamanya hipertensi.
      b. Mempercepat timbulnya arterosklerosis.
         Tekanan darah yang tinggi dan menetap akan menimbulkan trauma langsung
         terhadap dinding pembuluh darah arteri koronaria, sehingga memudahkan
         terjadinya arterosklerosis koroner (faktor koroner) Hal ini menyebabkan angina
         pektoris, Insufisiensi koroner dan miokard infark lebih sering didapatkan pada
         penderita hipertensi dibanding orang normal.
      Tekanan darah sistolik diduga mempunyai pengaruh yang lebih besar. Kejadian
      penyakit kardiovaskuler pada hipertensi sering dan secara langsung berhubungan
      dengan tingginya tekanan darah sistolik. Penelitian Framingham selama 18 tahun
      terhadap penderita berusia 45-75 tahun mendapatkan hipertensi sistolik merupakan
      faktor pencetus terjadinya angina pectoris dan miokard infark pada penyakit
      jantung koroner. Juga pada penelitian tersebut didapatkan penderita hipertensi yang
      mengalami miokard infark mortalitasnya 3x lebih besar dari pada penderita yang
      normotensi dengan miokard infark.
                                                                                        2
Hasil penelitian Framingham juga mendapatkan hubungan antara penyakit jantung
  koroner dan tekanan darah diastolik. Kejadian miokard infark 2x lebih besar pada
  kelompok tekanan darah diastolik 90-104 mmHg dibandingkan Tekanan darah
  diastolik 85 mmHg, sedangkan pada tekanan darah diastolik 105 mmHg 4x lebih
  besar. Penelitian Stewart 1979 & 1982 juga memperkuat hubungan antara kenaikan
  takanan darah diastolik dengan risiko mendapat miokard infark. Apabila Hipertensi
  sistolik dari Diastolik terjadi bersamaan maka akan menunjukkan risiko yang
  paling besar dibandingkan penderita yang tekanan darahnya normal atau hipertensi
  sistolik saja. Lichenster juga melaporkan bahwa kematian penyakit kardiovaskuler
  lebih berkolerasi dengan tekanan darah sistolik diastolik dibandingkan tekanan
  darah diastolik saja.
   Pemberian obat yang tepat pada hipertensi dapat mencegah terjadinya miokard
   infark dan kegagalan ventrikel kiri tetapi perlu juga diperhatikan efek samping dari
   obat- obatan dalam jangka panjang. oleh sebab itu pencegahan terhadap hipertensi
   merupakan usaha yang jauh lebih baik untuk menurunkan risiko penyakit
   kardiovaskuler. Tekanan darah yang normal merupakan penunjang kesehatan yang
   utama dalam kehidupan, kebiasaan merokok dan alkoholisme. Diet serta
   pemasukan Na dan K yang seluruhnya adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan
   pola kehidupan seseorang. Kesegaran jasmani juga berhubungan dengan tekanan
   darah sistolik, seperti yang didapatkan pada penelitian Fraser dkk. Orang-orang
   dengan kesegaran jasmani yang optimal tekanan darahnya cenderung rendah.
   Penelitian di Amerika Serikat melaporkan pada dekade terakhir ini telah terjadi
   penurunan angka kematian PKV sebayak 25%. Keadan ini mungkin akibat hasil
   dari deteksi dini dan pengobatan hipertensi, pemakaian betablocker dan bedah
   koroner serta perubahan kebiasaan merokok.
2. Hiperkolesterolemia.
   Hiperkolesterolemia merupakan masalah yang cukup panting karena termasuk
   faktor risiko utama PKV di samping hipertensi dan merokok. Kadar Kolesterol
   darah dipengaruhi oleh susunan makanan sehari-hari yang masuk dalam tubuh
   (diet). Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi kadar kolesterol darah disamping
   diet adalah keturunan, umur, dan jenis kelamin, obesitas, stress, alkohol, exercise.
   Beberapa parameter yang dipakai untuk mengetahui adanya risiko PKV dan
   hubungannya dengan kadar kolesterol darah:
   a. Kolesterol Total.
      Kadar kolesterol total yang Kadar kolesterol total yang sebaiknya adalah
      (200 mg/dl, bila > 200 mg/dl berarti risiko untuk terjadinya PKV meningkat .
                     Normal           < 200 mg/dl
                     Sedang           200 – 239 mg/dl
                     Tinggi           > 240 mg/dl

                                                                                     3
b. LDL Kolesterol.
   LDL (Low Density Lipoprotein) kontrol merupakan jenis kolesterol yang
   bersifat buruk atau merugikan (bad cholesterol) : karena kadar LDL yang
   meninggi akan rnenyebabkan penebalan dinding pembuluh darah. Kadar LDL
   kolesterol lebih tepat sebagai penunjuk untuk mengetahui resiko PJK dari pada
   kolesterol total.

                 Normal           < 130 mg/dl
                 Sedang           130 – 159 mg/dl
                 Tinggi           > 160 mg/dl




c. HDL Koleserol
   HDL (High Density Lipoprotein) kolesterol merupakan jenis kolesterol yang
   bersifat baik atau menguntungkan (good cholesterol) : karena mengangkut
   kolesterol dari pembuluh darah kembali ke hati untuk di buang sehingga
                                                                              4
mencegah penebalan dinding pembuluh darah atau mencegah terjadinya proses
     arterosklerosis.



                    Normal           > 45 mg/dl
                    Sedang           35 – 45 mg/dl
                    Tinggi           < 35 mg/dl

     Jadi makin rendah kadar HDL kolesterol, makin besar kemungkinan terjadinya
     PJK. Kadar HDL kolesterol dapat dinaikkan dengan mengurangi berat badan,
     menambah exercise dan berhenti merokok.
  d. Rasio Kolesterol Total : HDL Kolesterol
     Rasio kolesterol total: HDL kolesterol sebaiknya (4.5 pada laki-laki dan 4.0 pada
     perempuan). makin tinggi rasio kolesterol total : HDL kolesterol makin
     meningkat resiko PKV.
  e. Kadar Trigliserida
     Trigliserid didalam yang terdiri dari 3 jenis lemak yaitu Lemak jenuh, Lemak
     tidak tunggal dan Lemak jenuh ganda. Kadar triglisarid yang tinggi merupakan
     faktor resiko untuk terjadinya PKV.

                    Normal           < 150 mg/dl
                    Sedang           150 – 250 mg/dl
                    Tinggi           > 250 - 500 mg/dl
                 Sangat Tinggi       > 500 mg/dl

     Kadar trigliserid perlu diperiksa pada keadaan sbb : bila kadar kolesterol total
      > 200 mg/dl, Penyakit jantung koroner, ada keluarga yang menderita PJK < 55
     tahun, ada riwayat keluarga dengan kadar trigliserid yang tinggi, ada penyakit
     DM & pankreas.

3. Merokok.
   Pada saat ini merokok telah dimasukkan sebagai salah satu faktor risiko utama PKV
   disamping hipertensi dan hiperkolesterolami. Orang yang merokok > 20 batang
   perhari dapat mempengaruhi atau memperkuat efek dua faktor utama risiko
   lainnya.
    Penelitian Framingham mendapatkan kematian mendadak akibat PKV pada laki-
   laki perokok 10X lebih besar dari pada bukan perokok dan pada perempuan
   perokok 4.5X lebih dari pada bukan perokok. Efek rokok adalah menyebabkan
   beban miokard bertambah karena rangsangan oleh katekolamin dan menurunnya

                                                                                    5
komsumsi 02 akibat inhalasi CO atau dengan perkataan lain dapat menyebabkan
      tahikardi, vasokonstrisi pembuluh darah, merubah permeabilitas dinding pembuluh
      darah dan merubah 5-10 % Hb menjadi carboksi -Hb. Disamping itu dapat
      menurunkan HDL kolesterol tetapi mekanismenya belum jelas . Makin banyak
      jumlah rokok yang dihidap, kadar HDL kolesterol makin menurun. Perempuan
      yang merokok penurunan kadar HDL kolesterolnya lebih besar dibandingkan laki –
      laki perokok. Merokok juga dapat meningkatkan tipe IV abnormal pada diabetes
      disertai obesitas dan hipertensi, sehingga orang yang merokok cenderung lebih
      mudah terjadi proses aterosklerosis dari pada yang bukan perokok.
      Apabila berhenti merokok penurunan risiko PJK akan berkurang 50 % pada akhir
      tahun pertama setelah berhenti merokok dan kembali seperti yang tidak merokok
      setelah berhenti merokok 10 tahun.

B. Faktor Resiko Lainnya.
   1. Umur
      Telah dibuktikan adanya hubungan antara umur dan kematian akibat PKV. Sebagian
      besar kasus kematian terjadi pada laki-laki umur 35 - 44 tahun dan meningkat
      dengan bertambahnya umur. Kadar kolesterol pada laki-laki dan perempuan mulai
      meningkat umur 20 tahun. Pada laki-laki kolesterol meningkat sampai umur 50
      tahun. Pada perempuan sebelum menopause ( 45 - 50 tahun ) lebih rendah dari pada
      laki-laki dengan umur yang sama. Setelah menopause kadar kolesterol perempuan
      meningkat menjadi lebih tinggi dari pada laki-laki.
   2. Jenis kelamin.
      Di Amerika Serikat gejala PKV sebelum umur 60 tahun didapatkan pada 1 dari 5
      laki-laki dan 1 dari 17 perempuan . Ini berarti bahwa laki-laki mempunyai risiko
      PKV 2-3 X lebih besar dari perempuan.
   3. Geografis.
       Risiko PKV pada orang Jepang masih tetap merupakan salah satu yang paling
      rendah di dunia. Akan tetapi ternyata risiko PKV yang meningkat pada orang jepang
      yang melakukan imigrasi ke Hawai dan Califfornia . Hal ini menunjukkan faktor
      lingkungan lebih besar pengaruhnya dari pada genetik.
   4. Ras
      Perbedaan risiko PKV antara ras didapatkan sangat menyolok, walaupun bercampur
      baur dengan faktor geografis, sosial dan ekonomi . Di Amerika serikat perbedaan ras
      perbedaan antara ras caucasia dengan non caucasia ( tidak termasuk Negro)
      didapatkan resiko PKV pada non caucasia kira-kira separuhnya.
   5. Diet.
      Didapatkan hubungan antara kolesterol darah dengan jumlah lemak di dalam
      susunan makanan sehari-hari ( diet ). Makanan orang Amerika rata-rata mengandung
      lemak dan kolesterol yang tinggi sehingga kadar kolesterol cendrung tinggi.
      Sedangkan orang Jepang umumnya berupa nasi dan sayur-sayuran dan ikan sehingga


                                                                                       6
orang jepang rata-rata kadar kolesterol rendah dan didapatkan risiko PKV yang lebih
    rendah dari pada Amerika.
    Beberapa peetunjuk diet untuk menurunkan kolesterol :
    • Makanan harus mengandung rendah lemak terutama kadar lemak jenuh tinggi.
    • Mengganti susunan makanan dengan yang mengandung lemak tak jenuh.
    • Makanan harus mengandung rendah kolesterol.
    • Memilih makanan yang tinggi karbohidrat atau banyak tepung dan Berserat
    • Makanan mengandung sedikit kalori bila berat badan akan diturunkan padta
      obesitas dan memperbanyak exercise.
6. Obesitas.
   Obesitas adalah kelebihan jumlah lemak tubuh > 19 % pada laki-laki dan > 21 %
    pada perempuan . Obesitas sering didapatkan bersama-sama dengan hipertensi, DM,
    dan hipertrigliseridemi. Obesitas juga dapat meningkatkan kadar kolesterol dan LDL
    kolesterol . Risiko PKV akan jelas meningkat bila BB mulai melebihi 20 % dari BB
    ideal. penderita yang gemuk dengan kadar kolesterol yang tinggi dapat menurunkan
    kolesterolnya dengan mengurangi berat badan melalui diet ataupun menambah
    exercise.
7. Diabetes.
   Intoleransi terhadap glukosa sejak dulu telah diketahui sebagai predisposisi penyakit
    pembuluh darah. Penelitian menunjukkan laki-laki yang menderita DM risiko PKV
    50 % lebih tinggi daripada orang normal, sedangkan pada perempuaan risikonya
    menjadi 2x lipat.
8. Exercise.
   Exercise dapat meningkatkan kadar HDL kolesterol dan memperbaiki kolaterol
    koroner sehingga risiko PKV dapat dikurangi. Exercise bermanfaat karena :
    • Memperbaiki fungsi paru dan pemberian 02 ke miokard
    • Menurunkan BB sehingga lemak tubuh yang berlebihan berkurang bersama-sama
      dengan menurunkan LDL kolesterol.
    • Membantu menurunkan tekanan darah
    • Meningkatkan kesegaran jasmani.
9. Perilaku dan Kebiasaan lainnya.
    Dua macam perilaku seseorang telah dijelaskan sejak tahun 1950 yaitu : Tipe A dan
    Tipe B. Tipe A umumnya berupaya kuat untuk berhasil, gemar berkompetisi, agresif,
    ambisi, ingin cepat dapat menyelesaikan pekerjaan dan tidak sabar. Sedangkan tipe
    B lebih santai dan tidak terikat waktu . Risiko PKV pada tipe A lebih besar daripada
    tipe B.
10. Perubahan Keadaan Sosial Dan stress.
     Perubahan angka kematian yang menyolok terjadi di Inggris dan Wallas . Korban
    serangan jantung terutama terjadi pada pusat kesibukan yang banyak mendapat
    stress.



                                                                                      7
Penelitian Supargo dkk ( 1981-1985 ) di FKUI menunjukkan orang yang stress 1 1/2
     X lebih besar mendapatkan risiko PKV. Stress disamping dapat menaikkan tekanan
     darah juga dapat meningkatkan kadar kolesterol darah.
  11. Keturunan
     Hipertensi dan hiperkolesterolemi dipengaruhi juga oleh faktor genetik.
  12. Perubahan Massa.
      Setelah pengumpulan data yang akurat selama puluhan tahun berbagai Negara
     didapatkan perubahan angka kematian yang menarik. Alasan terjadinya penurunan di
     Amerika Serikat belum jelas, mungkin disebabkan karena insiden kasus baru yang
     menurun dan menurunnya kasus-kasus yang berat maupun hasil dari pengobatan
     yang lebih baik.




KESIMPULAN
Mengenal faktor risiko PKV sangat penting dalam usaha pencegahan PKV merupakan
salah satu usaha yang cukup besar peranannya dalam penanganan PKV untuk menurunkan
risiko dan kematian akibat PKV yaitu dengan cara mengendalikan faktor risiko PKV.
Faktor risiko utama PKV adalah : hipertensi, hiperkolesterolemi, dan merokok dimana
merupakan faktor yang dapat dikontrol dan bersifat reversibel. Faktor risiko lainnya adalah
: umur, ras, jenis kelamin, keturunan (bersifat Irreversibel), geografis, diet, obesitas,
diabetes, exercise, perilaku dan kebiasaan hidup lainnya, stress, perubahan sosial dan
perubahan masa (bersifat Reversibel) Dengan mengatur, berhenti merokok dan perubahan
hipertensi yang efektif, dapat menurunkan resiko dan kematian akibat PKV.

                                                                                         8

More Related Content

What's hot

Blood preessor
Blood preessorBlood preessor
Blood preessor
Luthfi T
 
602 1186-1-sm (2)
602 1186-1-sm (2)602 1186-1-sm (2)
602 1186-1-sm (2)
Muflihun24
 
Pencegahan stroke sekunder
Pencegahan stroke sekunderPencegahan stroke sekunder
Pencegahan stroke sekunder
Suharti Wairagya
 
40329 article text-122722-2-10-20210701
40329 article text-122722-2-10-2021070140329 article text-122722-2-10-20210701
40329 article text-122722-2-10-20210701
Muflihun24
 
Esential hypertension
Esential hypertensionEsential hypertension
Esential hypertension
Ajo Yayan
 
Lp ima
Lp imaLp ima
169949136 case-sirosis
169949136 case-sirosis169949136 case-sirosis
169949136 case-sirosis
homeworkping8
 
Asuhan keperawatan hipertensi
Asuhan keperawatan hipertensiAsuhan keperawatan hipertensi
Asuhan keperawatan hipertensi
Rizal Fahlefi
 
Makalah chf
Makalah chfMakalah chf
Makalah chf
UlfatunN07
 
Kardiovaskular CASE STUDY PELAYANAN KEFARMASIAN
Kardiovaskular CASE STUDY PELAYANAN KEFARMASIANKardiovaskular CASE STUDY PELAYANAN KEFARMASIAN
Kardiovaskular CASE STUDY PELAYANAN KEFARMASIAN
SofiaNofianti
 
Naskah publikasi
Naskah publikasiNaskah publikasi
Naskah publikasi
ASWAR ners
 
Terapi obat jantung chronic coronary syndrome
Terapi obat jantung chronic coronary syndromeTerapi obat jantung chronic coronary syndrome
Terapi obat jantung chronic coronary syndrome
Farid Zulkarnain Nur Syah
 
Karya ilmiah hipertensi
Karya ilmiah hipertensiKarya ilmiah hipertensi
Karya ilmiah hipertensi
Operator Warnet Vast Raha
 
452 888-1-sm
452 888-1-sm452 888-1-sm
452 888-1-sm
RPutri2
 
Slide konsensus penatalaksanaan hipertensi 2019 inash
Slide konsensus penatalaksanaan hipertensi 2019 inashSlide konsensus penatalaksanaan hipertensi 2019 inash
Slide konsensus penatalaksanaan hipertensi 2019 inash
puspitasari_whardani
 
Karya ilmiah hipertensi
Karya ilmiah hipertensiKarya ilmiah hipertensi
Karya ilmiah hipertensi
Operator Warnet Vast Raha
 
SAP hipertensi Tn.D f.docx
SAP hipertensi Tn.D f.docxSAP hipertensi Tn.D f.docx
SAP hipertensi Tn.D f.docx
WindiiEryanti
 

What's hot (18)

Blood preessor
Blood preessorBlood preessor
Blood preessor
 
602 1186-1-sm (2)
602 1186-1-sm (2)602 1186-1-sm (2)
602 1186-1-sm (2)
 
Pencegahan stroke sekunder
Pencegahan stroke sekunderPencegahan stroke sekunder
Pencegahan stroke sekunder
 
HIPERTENSI
HIPERTENSIHIPERTENSI
HIPERTENSI
 
40329 article text-122722-2-10-20210701
40329 article text-122722-2-10-2021070140329 article text-122722-2-10-20210701
40329 article text-122722-2-10-20210701
 
Esential hypertension
Esential hypertensionEsential hypertension
Esential hypertension
 
Lp ima
Lp imaLp ima
Lp ima
 
169949136 case-sirosis
169949136 case-sirosis169949136 case-sirosis
169949136 case-sirosis
 
Asuhan keperawatan hipertensi
Asuhan keperawatan hipertensiAsuhan keperawatan hipertensi
Asuhan keperawatan hipertensi
 
Makalah chf
Makalah chfMakalah chf
Makalah chf
 
Kardiovaskular CASE STUDY PELAYANAN KEFARMASIAN
Kardiovaskular CASE STUDY PELAYANAN KEFARMASIANKardiovaskular CASE STUDY PELAYANAN KEFARMASIAN
Kardiovaskular CASE STUDY PELAYANAN KEFARMASIAN
 
Naskah publikasi
Naskah publikasiNaskah publikasi
Naskah publikasi
 
Terapi obat jantung chronic coronary syndrome
Terapi obat jantung chronic coronary syndromeTerapi obat jantung chronic coronary syndrome
Terapi obat jantung chronic coronary syndrome
 
Karya ilmiah hipertensi
Karya ilmiah hipertensiKarya ilmiah hipertensi
Karya ilmiah hipertensi
 
452 888-1-sm
452 888-1-sm452 888-1-sm
452 888-1-sm
 
Slide konsensus penatalaksanaan hipertensi 2019 inash
Slide konsensus penatalaksanaan hipertensi 2019 inashSlide konsensus penatalaksanaan hipertensi 2019 inash
Slide konsensus penatalaksanaan hipertensi 2019 inash
 
Karya ilmiah hipertensi
Karya ilmiah hipertensiKarya ilmiah hipertensi
Karya ilmiah hipertensi
 
SAP hipertensi Tn.D f.docx
SAP hipertensi Tn.D f.docxSAP hipertensi Tn.D f.docx
SAP hipertensi Tn.D f.docx
 

Similar to mengenal aktor resiko penyakit kardiovaskuler

Askep penyakit jantung koroner AKPER PEMKAB MUNA
Askep penyakit jantung koroner  AKPER PEMKAB MUNA Askep penyakit jantung koroner  AKPER PEMKAB MUNA
Askep penyakit jantung koroner AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
602 1186-1-sm (1)
602 1186-1-sm (1)602 1186-1-sm (1)
602 1186-1-sm (1)
Muflihun24
 
TUGAS RENDYKA ELIADI PPT 1 GIZI KESEHATAN DAN PERSONALITY(1).ppt
TUGAS RENDYKA ELIADI PPT 1 GIZI KESEHATAN DAN PERSONALITY(1).pptTUGAS RENDYKA ELIADI PPT 1 GIZI KESEHATAN DAN PERSONALITY(1).ppt
TUGAS RENDYKA ELIADI PPT 1 GIZI KESEHATAN DAN PERSONALITY(1).ppt
VeronicaYulisnaSinuk
 
Berdasarkan etiologi, hipertensi dapat dibagi menjadi hipertensi esensial dan...
Berdasarkan etiologi, hipertensi dapat dibagi menjadi hipertensi esensial dan...Berdasarkan etiologi, hipertensi dapat dibagi menjadi hipertensi esensial dan...
Berdasarkan etiologi, hipertensi dapat dibagi menjadi hipertensi esensial dan...
mhdhfz1972
 
Mengenali tanda dan gejala serangan dini penyakit jantung.pptx
Mengenali tanda dan gejala serangan dini penyakit jantung.pptxMengenali tanda dan gejala serangan dini penyakit jantung.pptx
Mengenali tanda dan gejala serangan dini penyakit jantung.pptx
ssuserf9572c
 
Health Talk PJK.pptx
Health Talk PJK.pptxHealth Talk PJK.pptx
Health Talk PJK.pptx
IrfanThamrin
 
136699073-PJK.pdf
136699073-PJK.pdf136699073-PJK.pdf
136699073-PJK.pdf
UciPratiwi3
 
MENENTUKAN DIAGNOSA dan ASUHAN KEPERAWATAN Pada PASIEN HIPERTENSI.pdf
MENENTUKAN DIAGNOSA dan ASUHAN KEPERAWATAN Pada PASIEN HIPERTENSI.pdfMENENTUKAN DIAGNOSA dan ASUHAN KEPERAWATAN Pada PASIEN HIPERTENSI.pdf
MENENTUKAN DIAGNOSA dan ASUHAN KEPERAWATAN Pada PASIEN HIPERTENSI.pdf
Pramudyta1
 
Askep pada pasien hipertensi2
Askep pada pasien hipertensi2Askep pada pasien hipertensi2
Askep pada pasien hipertensi2
Operator Warnet Vast Raha
 
Askep pada pasien hipertensi2
Askep pada pasien hipertensi2Askep pada pasien hipertensi2
Askep pada pasien hipertensi2
Warnet Raha
 
Pjk
PjkPjk
Laporan pendahuluan akut miokard infark
Laporan pendahuluan akut miokard infarkLaporan pendahuluan akut miokard infark
Laporan pendahuluan akut miokard infark
Operator Warnet Vast Raha
 
Sroke hemoragik
Sroke hemoragikSroke hemoragik
Sroke hemoragik
pratamarovy
 
PPT Kelompok 5bbjkbnjkhjkgjgkjbnvbcczdfafrsryd
PPT Kelompok 5bbjkbnjkhjkgjgkjbnvbcczdfafrsrydPPT Kelompok 5bbjkbnjkhjkgjgkjbnvbcczdfafrsryd
PPT Kelompok 5bbjkbnjkhjkgjgkjbnvbcczdfafrsryd
rafikaagustin1
 
Penatalaksanaan hipertensi-pada-stroke
Penatalaksanaan hipertensi-pada-strokePenatalaksanaan hipertensi-pada-stroke
Penatalaksanaan hipertensi-pada-stroke
Enggar Asyaf
 
Makalah penyakit jantung pada lansia
Makalah penyakit jantung pada lansiaMakalah penyakit jantung pada lansia
Makalah penyakit jantung pada lansiaAkican Akici
 

Similar to mengenal aktor resiko penyakit kardiovaskuler (20)

Askep penyakit jantung koroner AKPER PEMKAB MUNA
Askep penyakit jantung koroner  AKPER PEMKAB MUNA Askep penyakit jantung koroner  AKPER PEMKAB MUNA
Askep penyakit jantung koroner AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep penyakit jantung koroner
Askep penyakit jantung koronerAskep penyakit jantung koroner
Askep penyakit jantung koroner
 
Askep penyakit jantung koroner
Askep penyakit jantung koronerAskep penyakit jantung koroner
Askep penyakit jantung koroner
 
602 1186-1-sm (1)
602 1186-1-sm (1)602 1186-1-sm (1)
602 1186-1-sm (1)
 
TUGAS RENDYKA ELIADI PPT 1 GIZI KESEHATAN DAN PERSONALITY(1).ppt
TUGAS RENDYKA ELIADI PPT 1 GIZI KESEHATAN DAN PERSONALITY(1).pptTUGAS RENDYKA ELIADI PPT 1 GIZI KESEHATAN DAN PERSONALITY(1).ppt
TUGAS RENDYKA ELIADI PPT 1 GIZI KESEHATAN DAN PERSONALITY(1).ppt
 
Berdasarkan etiologi, hipertensi dapat dibagi menjadi hipertensi esensial dan...
Berdasarkan etiologi, hipertensi dapat dibagi menjadi hipertensi esensial dan...Berdasarkan etiologi, hipertensi dapat dibagi menjadi hipertensi esensial dan...
Berdasarkan etiologi, hipertensi dapat dibagi menjadi hipertensi esensial dan...
 
Mengenali tanda dan gejala serangan dini penyakit jantung.pptx
Mengenali tanda dan gejala serangan dini penyakit jantung.pptxMengenali tanda dan gejala serangan dini penyakit jantung.pptx
Mengenali tanda dan gejala serangan dini penyakit jantung.pptx
 
Health Talk PJK.pptx
Health Talk PJK.pptxHealth Talk PJK.pptx
Health Talk PJK.pptx
 
136699073-PJK.pdf
136699073-PJK.pdf136699073-PJK.pdf
136699073-PJK.pdf
 
MENENTUKAN DIAGNOSA dan ASUHAN KEPERAWATAN Pada PASIEN HIPERTENSI.pdf
MENENTUKAN DIAGNOSA dan ASUHAN KEPERAWATAN Pada PASIEN HIPERTENSI.pdfMENENTUKAN DIAGNOSA dan ASUHAN KEPERAWATAN Pada PASIEN HIPERTENSI.pdf
MENENTUKAN DIAGNOSA dan ASUHAN KEPERAWATAN Pada PASIEN HIPERTENSI.pdf
 
Askep pada pasien hipertensi2
Askep pada pasien hipertensi2Askep pada pasien hipertensi2
Askep pada pasien hipertensi2
 
Askep pada pasien hipertensi2
Askep pada pasien hipertensi2Askep pada pasien hipertensi2
Askep pada pasien hipertensi2
 
Pjk
PjkPjk
Pjk
 
Laporan pendahuluan akut miokard infark
Laporan pendahuluan akut miokard infarkLaporan pendahuluan akut miokard infark
Laporan pendahuluan akut miokard infark
 
Laporan pendahuluan akut miokard infark
Laporan pendahuluan akut miokard infarkLaporan pendahuluan akut miokard infark
Laporan pendahuluan akut miokard infark
 
Sroke hemoragik
Sroke hemoragikSroke hemoragik
Sroke hemoragik
 
PPT Kelompok 5bbjkbnjkhjkgjgkjbnvbcczdfafrsryd
PPT Kelompok 5bbjkbnjkhjkgjgkjbnvbcczdfafrsrydPPT Kelompok 5bbjkbnjkhjkgjgkjbnvbcczdfafrsryd
PPT Kelompok 5bbjkbnjkhjkgjgkjbnvbcczdfafrsryd
 
Penatalaksanaan hipertensi-pada-stroke
Penatalaksanaan hipertensi-pada-strokePenatalaksanaan hipertensi-pada-stroke
Penatalaksanaan hipertensi-pada-stroke
 
Makalah penyakit jantung pada lansia
Makalah penyakit jantung pada lansiaMakalah penyakit jantung pada lansia
Makalah penyakit jantung pada lansia
 
Hipertensi 1
Hipertensi 1Hipertensi 1
Hipertensi 1
 

More from Arif WR

Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Askep Anak dengan Kelainan Jantung KongenitalAskep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Askep Anak dengan Kelainan Jantung KongenitalArif WR
 
Peningkatan Tekanan Intrakranial
Peningkatan Tekanan IntrakranialPeningkatan Tekanan Intrakranial
Peningkatan Tekanan IntrakranialArif WR
 
Physiology Of Nervous System
Physiology Of Nervous SystemPhysiology Of Nervous System
Physiology Of Nervous SystemArif WR
 
Anatomi Sistem Saraf
Anatomi Sistem SarafAnatomi Sistem Saraf
Anatomi Sistem SarafArif WR
 
When You Says.......
When You Says.......When You Says.......
When You Says.......Arif WR
 
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)Airway, Breathing dan Circulation (ABC)
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)Arif WR
 
Udem Paru
Udem ParuUdem Paru
Udem ParuArif WR
 
Gagal Nafas
Gagal NafasGagal Nafas
Gagal NafasArif WR
 
Trauma Thoraks
Trauma ThoraksTrauma Thoraks
Trauma ThoraksArif WR
 
Adult Respiratory Distress Syndrome
Adult Respiratory Distress SyndromeAdult Respiratory Distress Syndrome
Adult Respiratory Distress SyndromeArif WR
 
Perspektif Keperawatan Gawat Darurat
Perspektif Keperawatan Gawat DaruratPerspektif Keperawatan Gawat Darurat
Perspektif Keperawatan Gawat Darurat
Arif WR
 
Perspektif Keperawatan Gawat Darurat
Perspektif Keperawatan Gawat DaruratPerspektif Keperawatan Gawat Darurat
Perspektif Keperawatan Gawat Darurat
Arif WR
 
Cell Physiology
Cell PhysiologyCell Physiology
Cell PhysiologyArif WR
 

More from Arif WR (13)

Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Askep Anak dengan Kelainan Jantung KongenitalAskep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
 
Peningkatan Tekanan Intrakranial
Peningkatan Tekanan IntrakranialPeningkatan Tekanan Intrakranial
Peningkatan Tekanan Intrakranial
 
Physiology Of Nervous System
Physiology Of Nervous SystemPhysiology Of Nervous System
Physiology Of Nervous System
 
Anatomi Sistem Saraf
Anatomi Sistem SarafAnatomi Sistem Saraf
Anatomi Sistem Saraf
 
When You Says.......
When You Says.......When You Says.......
When You Says.......
 
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)Airway, Breathing dan Circulation (ABC)
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)
 
Udem Paru
Udem ParuUdem Paru
Udem Paru
 
Gagal Nafas
Gagal NafasGagal Nafas
Gagal Nafas
 
Trauma Thoraks
Trauma ThoraksTrauma Thoraks
Trauma Thoraks
 
Adult Respiratory Distress Syndrome
Adult Respiratory Distress SyndromeAdult Respiratory Distress Syndrome
Adult Respiratory Distress Syndrome
 
Perspektif Keperawatan Gawat Darurat
Perspektif Keperawatan Gawat DaruratPerspektif Keperawatan Gawat Darurat
Perspektif Keperawatan Gawat Darurat
 
Perspektif Keperawatan Gawat Darurat
Perspektif Keperawatan Gawat DaruratPerspektif Keperawatan Gawat Darurat
Perspektif Keperawatan Gawat Darurat
 
Cell Physiology
Cell PhysiologyCell Physiology
Cell Physiology
 

mengenal aktor resiko penyakit kardiovaskuler

  • 1. MENGENALI FAKTOR RISIKO PENYAKIT KARDIOVASKULER (PKV) Dr. Suhendiwijaya, SpJP., FIHA., FAsCC SMF. Kardiovaskuler RSUD Gunung Jati Cirebon Penyakit Kardiovaskuler (Jantung dan Pembuluh Darah) merupakan problema kesehatan utama di negara maju. Di belahan negara dunia, penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian nomor satu pada orang Amerika dewasa. Setiap tahunnya, di Amerika Serikat 4 7 8 . 0 0 0 o r a n g m e n i n g g a l k a r e n a p e n ya k i t k a r d i o v a s k u l e r , 1 , 5 j u t a o r a n g m e n g a l a m i s e r a n g a n j a n t u n g , 4 0 7 . 0 0 0 o r a n g m e n g a l a m i o p e r a s i p e r a l i h a n , 300.000 orang menjalani angioplasti. Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) dan Organisasi Federasi J a n t u n g Sedunia (World Heart Federation) memprediksi penyakit kardiovaskuler akan menjadi penyebab utama kematian di negara-negara Asia pada tahun 2010. Saat ini, sedikitnya 78% kematian global akibat penyakit kardiovaskuler terjadi pada kalangan masyarakat miskin dan menengah. Di negara berkembang dari tahun 1990 sampai 2020, angka kematian akibat penyakit kardiovaskuler akan meningkat 137 % pada laki-laki dan 120% pada wanita, sedangkan di negara maju peningkatannya lebih rendah yaitu 48% pada l a k i - l a k i d a n 2 9 % p a d a w a n i t a . D i t a h u n 2 0 2 0 d i p e r k i r a k a n p e n y a k i t kardiovaskuler menjadi penyebab kematian 25 orang setiap tahunnya. Di Indonesia telah terjadi pergeseran kejadian Penyakit Kardiovaskuler dari urutan ke-l0 tahun 1980 menjadi urutan ke-8 tahun 1986. Sedangkan penyebab kematian tetap menduduki peringkat ke-1. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya Penyakit Kardiovaskuler sehingga usaha pencegahan harus bentuk multifaktorial juga. Pencegahan harus diusahakan sedapat mungkin dengan cara pengendalian faktor - faktor risiko penyakit kardiovaskuler dan merupakan hal yang cukup penting dalam usaha pencegahannya, baik primer maupun sekunder. Pencegahan primer lebih ditujukan pada mereka yang sehat tetapi mempunyai risiko tinggi, sedangkan sekunder merupakan upaya memburuknya penyakit yang secara klinis telah diderita. Berbagai Penelitian telah dilakukan selama 50 tahun lebih dimana didapatlah variasi insidens penyakit kardiovaskuler yang berbeda pada geografis dan keadaan sosial tertentu yang makin meningkat sejak tahun 1930 dan mulai tahun 1960 merupakan Penyebab Kematian utama di negara Industri. Mengapa didapatkan variasi insidens yang berbeda saat itu belum diketahui dengan pasti, akan tetapi didapatkan jelas terjadi pada keadaan keadaan tertentu. Penelitian epidemiologis akhirnya mendapatkan hubungan yang jelas antara kematian dengan pengaruh keadaan sosial, kebiasaan merokok, pola diet, exercise, dsb yang dapat dibuktikan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya penyakit kardiovaskuler antara lain : umur, kelamin ras, geografis, keadaan sosial, perubahan masa, kolesterol, 1
  • 2. hipertensi, merokok, diabetes, obesitas, exercise, diet, perilaku dan kebiasaan lainnya, stress serta keturunan. Faktor – Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskuler A. Faktor risiko utama 1. Hipertensi Merupakan salah satu faktor risiko utama penyebab terjadinya PKV. Penelitian di berbagai tempat di Indonesia (1978) prevalensi hipertensi untuk Indonesia berkisar 6 - 15%, sedang di negara maju mis : Amerika 15 - 20%. Lebih kurang 60% penderita Hipertensi tidak terdeteksi, 20% dapat diketahui tetapi tidak diobati atau tidak terkontrol dengan baik. Penyebab kematian akibat hipertensi di Amerika adalah kegagalan jantung 45%, miokard infark 35% cerebrovaskuler accident 15% dan gagal ginjal 5%. Komplikasi yang terjadi pada hipertensi esensial biasanya akibat perubahan struktur arteri dan arterial sistemik, terutama terjadi pada kasus-kasus yang tidak diobati. Mula-mula akan terjadi hipertrofi dari tunika media diikuti dengan hialinisasi setempat dan penebalan fibrosis dari tunika intima dan akhirnya akan terjadi penyempitan pembuluh darah. Tempat yang paling berbahaya adalah bila mengenai miokardium, arteri dan arterial sistemik, arteri koroner dan serebral serta pembuluh darah ginjal. Komplikasi terhadap jantung hipertensi yang paling sering adalah kegagalan ventrikel kiri, penyakit jantung koroner seperti angina pektoris dan miokard infark. Dari penelitian 50% penderita miokard infark menderita hipertensi dan 75% kegagalan ventrikel kiri akibat hipertensi. Perubahan hipertensi khususnya pada jantung disebabkan karena : a. Meningkatnya tekanan darah. Peningkatan tekanan darah merupakan beban yang berat untuk jantung, sehingga menyebabkan hipertropi ventrikel kiri atau pembesaran ventrikel kiri (faktor miokard). Keadaan ini tergantung dari berat dan lamanya hipertensi. b. Mempercepat timbulnya arterosklerosis. Tekanan darah yang tinggi dan menetap akan menimbulkan trauma langsung terhadap dinding pembuluh darah arteri koronaria, sehingga memudahkan terjadinya arterosklerosis koroner (faktor koroner) Hal ini menyebabkan angina pektoris, Insufisiensi koroner dan miokard infark lebih sering didapatkan pada penderita hipertensi dibanding orang normal. Tekanan darah sistolik diduga mempunyai pengaruh yang lebih besar. Kejadian penyakit kardiovaskuler pada hipertensi sering dan secara langsung berhubungan dengan tingginya tekanan darah sistolik. Penelitian Framingham selama 18 tahun terhadap penderita berusia 45-75 tahun mendapatkan hipertensi sistolik merupakan faktor pencetus terjadinya angina pectoris dan miokard infark pada penyakit jantung koroner. Juga pada penelitian tersebut didapatkan penderita hipertensi yang mengalami miokard infark mortalitasnya 3x lebih besar dari pada penderita yang normotensi dengan miokard infark. 2
  • 3. Hasil penelitian Framingham juga mendapatkan hubungan antara penyakit jantung koroner dan tekanan darah diastolik. Kejadian miokard infark 2x lebih besar pada kelompok tekanan darah diastolik 90-104 mmHg dibandingkan Tekanan darah diastolik 85 mmHg, sedangkan pada tekanan darah diastolik 105 mmHg 4x lebih besar. Penelitian Stewart 1979 & 1982 juga memperkuat hubungan antara kenaikan takanan darah diastolik dengan risiko mendapat miokard infark. Apabila Hipertensi sistolik dari Diastolik terjadi bersamaan maka akan menunjukkan risiko yang paling besar dibandingkan penderita yang tekanan darahnya normal atau hipertensi sistolik saja. Lichenster juga melaporkan bahwa kematian penyakit kardiovaskuler lebih berkolerasi dengan tekanan darah sistolik diastolik dibandingkan tekanan darah diastolik saja. Pemberian obat yang tepat pada hipertensi dapat mencegah terjadinya miokard infark dan kegagalan ventrikel kiri tetapi perlu juga diperhatikan efek samping dari obat- obatan dalam jangka panjang. oleh sebab itu pencegahan terhadap hipertensi merupakan usaha yang jauh lebih baik untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskuler. Tekanan darah yang normal merupakan penunjang kesehatan yang utama dalam kehidupan, kebiasaan merokok dan alkoholisme. Diet serta pemasukan Na dan K yang seluruhnya adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan pola kehidupan seseorang. Kesegaran jasmani juga berhubungan dengan tekanan darah sistolik, seperti yang didapatkan pada penelitian Fraser dkk. Orang-orang dengan kesegaran jasmani yang optimal tekanan darahnya cenderung rendah. Penelitian di Amerika Serikat melaporkan pada dekade terakhir ini telah terjadi penurunan angka kematian PKV sebayak 25%. Keadan ini mungkin akibat hasil dari deteksi dini dan pengobatan hipertensi, pemakaian betablocker dan bedah koroner serta perubahan kebiasaan merokok. 2. Hiperkolesterolemia. Hiperkolesterolemia merupakan masalah yang cukup panting karena termasuk faktor risiko utama PKV di samping hipertensi dan merokok. Kadar Kolesterol darah dipengaruhi oleh susunan makanan sehari-hari yang masuk dalam tubuh (diet). Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi kadar kolesterol darah disamping diet adalah keturunan, umur, dan jenis kelamin, obesitas, stress, alkohol, exercise. Beberapa parameter yang dipakai untuk mengetahui adanya risiko PKV dan hubungannya dengan kadar kolesterol darah: a. Kolesterol Total. Kadar kolesterol total yang Kadar kolesterol total yang sebaiknya adalah (200 mg/dl, bila > 200 mg/dl berarti risiko untuk terjadinya PKV meningkat . Normal < 200 mg/dl Sedang 200 – 239 mg/dl Tinggi > 240 mg/dl 3
  • 4. b. LDL Kolesterol. LDL (Low Density Lipoprotein) kontrol merupakan jenis kolesterol yang bersifat buruk atau merugikan (bad cholesterol) : karena kadar LDL yang meninggi akan rnenyebabkan penebalan dinding pembuluh darah. Kadar LDL kolesterol lebih tepat sebagai penunjuk untuk mengetahui resiko PJK dari pada kolesterol total. Normal < 130 mg/dl Sedang 130 – 159 mg/dl Tinggi > 160 mg/dl c. HDL Koleserol HDL (High Density Lipoprotein) kolesterol merupakan jenis kolesterol yang bersifat baik atau menguntungkan (good cholesterol) : karena mengangkut kolesterol dari pembuluh darah kembali ke hati untuk di buang sehingga 4
  • 5. mencegah penebalan dinding pembuluh darah atau mencegah terjadinya proses arterosklerosis. Normal > 45 mg/dl Sedang 35 – 45 mg/dl Tinggi < 35 mg/dl Jadi makin rendah kadar HDL kolesterol, makin besar kemungkinan terjadinya PJK. Kadar HDL kolesterol dapat dinaikkan dengan mengurangi berat badan, menambah exercise dan berhenti merokok. d. Rasio Kolesterol Total : HDL Kolesterol Rasio kolesterol total: HDL kolesterol sebaiknya (4.5 pada laki-laki dan 4.0 pada perempuan). makin tinggi rasio kolesterol total : HDL kolesterol makin meningkat resiko PKV. e. Kadar Trigliserida Trigliserid didalam yang terdiri dari 3 jenis lemak yaitu Lemak jenuh, Lemak tidak tunggal dan Lemak jenuh ganda. Kadar triglisarid yang tinggi merupakan faktor resiko untuk terjadinya PKV. Normal < 150 mg/dl Sedang 150 – 250 mg/dl Tinggi > 250 - 500 mg/dl Sangat Tinggi > 500 mg/dl Kadar trigliserid perlu diperiksa pada keadaan sbb : bila kadar kolesterol total > 200 mg/dl, Penyakit jantung koroner, ada keluarga yang menderita PJK < 55 tahun, ada riwayat keluarga dengan kadar trigliserid yang tinggi, ada penyakit DM & pankreas. 3. Merokok. Pada saat ini merokok telah dimasukkan sebagai salah satu faktor risiko utama PKV disamping hipertensi dan hiperkolesterolami. Orang yang merokok > 20 batang perhari dapat mempengaruhi atau memperkuat efek dua faktor utama risiko lainnya. Penelitian Framingham mendapatkan kematian mendadak akibat PKV pada laki- laki perokok 10X lebih besar dari pada bukan perokok dan pada perempuan perokok 4.5X lebih dari pada bukan perokok. Efek rokok adalah menyebabkan beban miokard bertambah karena rangsangan oleh katekolamin dan menurunnya 5
  • 6. komsumsi 02 akibat inhalasi CO atau dengan perkataan lain dapat menyebabkan tahikardi, vasokonstrisi pembuluh darah, merubah permeabilitas dinding pembuluh darah dan merubah 5-10 % Hb menjadi carboksi -Hb. Disamping itu dapat menurunkan HDL kolesterol tetapi mekanismenya belum jelas . Makin banyak jumlah rokok yang dihidap, kadar HDL kolesterol makin menurun. Perempuan yang merokok penurunan kadar HDL kolesterolnya lebih besar dibandingkan laki – laki perokok. Merokok juga dapat meningkatkan tipe IV abnormal pada diabetes disertai obesitas dan hipertensi, sehingga orang yang merokok cenderung lebih mudah terjadi proses aterosklerosis dari pada yang bukan perokok. Apabila berhenti merokok penurunan risiko PJK akan berkurang 50 % pada akhir tahun pertama setelah berhenti merokok dan kembali seperti yang tidak merokok setelah berhenti merokok 10 tahun. B. Faktor Resiko Lainnya. 1. Umur Telah dibuktikan adanya hubungan antara umur dan kematian akibat PKV. Sebagian besar kasus kematian terjadi pada laki-laki umur 35 - 44 tahun dan meningkat dengan bertambahnya umur. Kadar kolesterol pada laki-laki dan perempuan mulai meningkat umur 20 tahun. Pada laki-laki kolesterol meningkat sampai umur 50 tahun. Pada perempuan sebelum menopause ( 45 - 50 tahun ) lebih rendah dari pada laki-laki dengan umur yang sama. Setelah menopause kadar kolesterol perempuan meningkat menjadi lebih tinggi dari pada laki-laki. 2. Jenis kelamin. Di Amerika Serikat gejala PKV sebelum umur 60 tahun didapatkan pada 1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 17 perempuan . Ini berarti bahwa laki-laki mempunyai risiko PKV 2-3 X lebih besar dari perempuan. 3. Geografis. Risiko PKV pada orang Jepang masih tetap merupakan salah satu yang paling rendah di dunia. Akan tetapi ternyata risiko PKV yang meningkat pada orang jepang yang melakukan imigrasi ke Hawai dan Califfornia . Hal ini menunjukkan faktor lingkungan lebih besar pengaruhnya dari pada genetik. 4. Ras Perbedaan risiko PKV antara ras didapatkan sangat menyolok, walaupun bercampur baur dengan faktor geografis, sosial dan ekonomi . Di Amerika serikat perbedaan ras perbedaan antara ras caucasia dengan non caucasia ( tidak termasuk Negro) didapatkan resiko PKV pada non caucasia kira-kira separuhnya. 5. Diet. Didapatkan hubungan antara kolesterol darah dengan jumlah lemak di dalam susunan makanan sehari-hari ( diet ). Makanan orang Amerika rata-rata mengandung lemak dan kolesterol yang tinggi sehingga kadar kolesterol cendrung tinggi. Sedangkan orang Jepang umumnya berupa nasi dan sayur-sayuran dan ikan sehingga 6
  • 7. orang jepang rata-rata kadar kolesterol rendah dan didapatkan risiko PKV yang lebih rendah dari pada Amerika. Beberapa peetunjuk diet untuk menurunkan kolesterol : • Makanan harus mengandung rendah lemak terutama kadar lemak jenuh tinggi. • Mengganti susunan makanan dengan yang mengandung lemak tak jenuh. • Makanan harus mengandung rendah kolesterol. • Memilih makanan yang tinggi karbohidrat atau banyak tepung dan Berserat • Makanan mengandung sedikit kalori bila berat badan akan diturunkan padta obesitas dan memperbanyak exercise. 6. Obesitas. Obesitas adalah kelebihan jumlah lemak tubuh > 19 % pada laki-laki dan > 21 % pada perempuan . Obesitas sering didapatkan bersama-sama dengan hipertensi, DM, dan hipertrigliseridemi. Obesitas juga dapat meningkatkan kadar kolesterol dan LDL kolesterol . Risiko PKV akan jelas meningkat bila BB mulai melebihi 20 % dari BB ideal. penderita yang gemuk dengan kadar kolesterol yang tinggi dapat menurunkan kolesterolnya dengan mengurangi berat badan melalui diet ataupun menambah exercise. 7. Diabetes. Intoleransi terhadap glukosa sejak dulu telah diketahui sebagai predisposisi penyakit pembuluh darah. Penelitian menunjukkan laki-laki yang menderita DM risiko PKV 50 % lebih tinggi daripada orang normal, sedangkan pada perempuaan risikonya menjadi 2x lipat. 8. Exercise. Exercise dapat meningkatkan kadar HDL kolesterol dan memperbaiki kolaterol koroner sehingga risiko PKV dapat dikurangi. Exercise bermanfaat karena : • Memperbaiki fungsi paru dan pemberian 02 ke miokard • Menurunkan BB sehingga lemak tubuh yang berlebihan berkurang bersama-sama dengan menurunkan LDL kolesterol. • Membantu menurunkan tekanan darah • Meningkatkan kesegaran jasmani. 9. Perilaku dan Kebiasaan lainnya. Dua macam perilaku seseorang telah dijelaskan sejak tahun 1950 yaitu : Tipe A dan Tipe B. Tipe A umumnya berupaya kuat untuk berhasil, gemar berkompetisi, agresif, ambisi, ingin cepat dapat menyelesaikan pekerjaan dan tidak sabar. Sedangkan tipe B lebih santai dan tidak terikat waktu . Risiko PKV pada tipe A lebih besar daripada tipe B. 10. Perubahan Keadaan Sosial Dan stress. Perubahan angka kematian yang menyolok terjadi di Inggris dan Wallas . Korban serangan jantung terutama terjadi pada pusat kesibukan yang banyak mendapat stress. 7
  • 8. Penelitian Supargo dkk ( 1981-1985 ) di FKUI menunjukkan orang yang stress 1 1/2 X lebih besar mendapatkan risiko PKV. Stress disamping dapat menaikkan tekanan darah juga dapat meningkatkan kadar kolesterol darah. 11. Keturunan Hipertensi dan hiperkolesterolemi dipengaruhi juga oleh faktor genetik. 12. Perubahan Massa. Setelah pengumpulan data yang akurat selama puluhan tahun berbagai Negara didapatkan perubahan angka kematian yang menarik. Alasan terjadinya penurunan di Amerika Serikat belum jelas, mungkin disebabkan karena insiden kasus baru yang menurun dan menurunnya kasus-kasus yang berat maupun hasil dari pengobatan yang lebih baik. KESIMPULAN Mengenal faktor risiko PKV sangat penting dalam usaha pencegahan PKV merupakan salah satu usaha yang cukup besar peranannya dalam penanganan PKV untuk menurunkan risiko dan kematian akibat PKV yaitu dengan cara mengendalikan faktor risiko PKV. Faktor risiko utama PKV adalah : hipertensi, hiperkolesterolemi, dan merokok dimana merupakan faktor yang dapat dikontrol dan bersifat reversibel. Faktor risiko lainnya adalah : umur, ras, jenis kelamin, keturunan (bersifat Irreversibel), geografis, diet, obesitas, diabetes, exercise, perilaku dan kebiasaan hidup lainnya, stress, perubahan sosial dan perubahan masa (bersifat Reversibel) Dengan mengatur, berhenti merokok dan perubahan hipertensi yang efektif, dapat menurunkan resiko dan kematian akibat PKV. 8