SlideShare a Scribd company logo
LAPORAN PSIKIATRI
SKIZOFRENIA PARANOID
Pembimbing:
dr. Mardi Susanto, SpKJ (K)
dr. Triwibowo T Ginting, SpKJ (K)
Disusun Oleh:
Devanti Eka Utami Putri
1610221120
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA
RUMAH SAKIT UMUM PERSAHABATAN
JAKARTA
2017
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Usia : 62 th
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Status : Menikah
Pekerjaan : Tidak Bekerja
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Berdasarkan Autoanamnesa langsung kepada pasien yang dilakukan di
Poliklinik Psikiatri Rumah Sakit Persahabatan pada tanggal 29 November 2017
jam 10.00 WIB didapatkan
A. Keluhan Utama
Pasien merupakan pasien baru datang ke Poliklinik Jiwa Perasahabatan
Jakarta dengan keluhan sulit memulai tidur sejak 1 tahun yang lalu.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien merupakan pasien baru datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP
Persahabatan pada tanggal 29 November 2017, datang bersama suaminya dengan
keluhan sulit memulai tidur sejak 1 tahun lalu. Kurang lebih dalam sehari hanya
tertidur 4 jam/hari. Ketika bangun tidur terasa tidak segar. Pasien awalnya sering
membayangkan orang lain kecelakaan. Pasien takut anaknya akan mengalami
kecelakaan seperti yang dia bayangkan, sehingga membuat pasien sulit memulai
tidur membuat pasien terjaga sepanjang malam. Pasien juga mengatakan sering
mendengar suara berbunyi “crik-crik” namun tidak ada sumbernya. Pasien sering
melihat bayangan hitam tetapi orang lain tidak dapat melihat bayangan tersebut.
Pasien juga merasa disentuh dibagian leher sejak cucunya meninggal sejak 1
minggu lalu. Pasien juga mengaku sering mendengar suara laki-laki yang suka
menjelek-jelekan dirinya tetapi tidak diketahui sumbernya. Pasien juga mengaku
sering merasa orang lain disekitarnya ada yang mencoba melukai dan menjahati
dirinya. Pasien juga mengatakan bahwa merasa tersindir oleh presenter saat
menonton televisi. Pasien juga merasa bahwa dia telah diguna-guna. Pasien juga
mengatakan bahwa pikirannya dapat dibaca oleh orang lain. Lalu pasien mencoba
memeriksakan dirinya ke polikinik jiwa di RSAL dan didiagnosa skizofrenia
paranoid pada tahun 1983 dan diberi obat oleh dokter, tetapi pasien tidak rutin
meminum obat walaupun keluhan pasien semakin berkurang. Pasien mengaku tidak
kembali berobat ke RSAL karena merasa jauh dari rumahnya dan merasa jenuh.
Pasien sering marah-marah ketika penyakitnya sedang kambuh. Pasien berfikir
minum obat ketika penyakitnya sedang kambuh saja, baru meminum obat. Karena
keluhan 1 tahun terakhir ini timbul kembali, maka pasien mencoba kembali berobat
ke RSUP Persahabatan. Pasien memiliki riwayat asam urat, dispepsia, otitis
eksterna, asma dan kolesterol.
Pasien merasa keluhan-keluhannya berkurang saat pasien mengkonsumsi
obata-obatan yang diberikan oleh dokter. Pasien memiliki riwayat mengkonsumsi
obat yang diberikan oleh dokter di RSAL yaitu stelazin 5 mg dan artan 2 mg. pasien
merasa cocok dengan obat tersebut dan tidak ada efek samping yang timbul.
Pasien berpenampilan rapih, bersih dan sopan sesuai dengan usianya, tidak
mencolok dan tidak berlebihan.
Saat ini pasien sudah tidak bekerja hanya mengurus rumah sebagai ibu
rumah tangga, namun pasien adalah pensiunan karyawan swasta di suatu
perusahaan. Pasien memiliki seorang anak laki-laki dan seorang anak perempuan,
dan 2 cucu. Kedua anaknya sudah bekerja, menikah dan mempunyai anak.
Sedangkan cucunya 1 meninggal karena kelainan paru dari anak ke 2 nya sejak 1
minggu lalu. Dalam kehidupan keseharian pasien tidak mempunyai masalah dalam
rumah tangganya, pasien mampu mengurus rumah tangganya dengan baik.
Menurut pengakuan pasien, pasien lahir secara normal tanpa ada gangguan
mental dan kelainan bawaan lahir yang mengganggu kejiwaannya. Pasien tidak
memiliki kelainan fisik ataupun penyakit bawaan lainnya.
Pasien merupakan anak ke sepuluh dari sepuluh bersaudara, namun tiga
orang kakak pasien sudah meninggal. Pasien menyatakan bahwa seluruh
saudaranya bekerja dan cukup sukses dibidangnya masing-masing. Pasien
menyatakan tidak terdapat keluhan serupa pada keluarga pasien.
Kemudian untuk pemeriksaan fungsi otak, pasien ditanyakan beberapa
pertanyaan, saat pasien diberi pertanyaan hitung matematika 100 dikurangi 7,
pasien dapat menjawab dengan cepat. Kemudian hasil dari pengurangannya
dikurangi 7 sampai 3 kali dan pasien dapat menjawab dengan baik. Menunjukkan
bahwa fungsi kognitif aritmatika pasien baik.
Pasien kemudian ditanyakan tentang pengetahuan umumnya, pasien
ditanyakan tentang pengetahuan umumnya, pasien ditanyakan siapakah presiden
pertama Indonesia, pasien dengan cepat menjawab “Soekarno” hal ini
menunjukkan bahwa pengetahuan pasien baik.
Pasien juga diminta untuk mengulang tiga nama benda yang diucapkan oleh
dokter yaitu kertas, pulpen, buku. Pasien dapat mengulang tiga benda tersebut
dengan baik, lalu dokter menanyakan beberapa pertanyaan lain untuk mengalihkan
pembicaraan. Dokter menanyakan ulang tentang tiga benda yang tadi dokter
sebutkan, masih masih dapat menjawab tiga benda tersebut dengan cepat dan benar,
maka didapatkan tidak terdapat gangguan memori segera pada pasien. Pasien juga
mampu menjawab kendaraan apa yang dinaikinya pagi ini yaitu pasien menaiki
angkutan umum bersama suaminya. Menunjukkan bahwa tidak terdapat gangguan
memori jangka pendek. Pasien juga mengatakan bersekolah SD sampai SMA di
Jawa Tengah, Purworejo lalu pindah ke Jakarta tahun 1974, dan sekarang tinggal
di Cakung. Hal ini menandakan pasien mampu memberi tahu tempat sekolah pasien
sejak pasien masih bersekolah, menunjukkan tidak ada gangguan memori jangka
panjang.
Saat pasien ditanyakan waktu, tempat dan apa yang dilakukan sekarang,
pasien dapat menjawab siang hari, bertempat di poli psikiatri RSUP Persahabatan
dan sedang berobat. Hal tersebut menunjukkan bahwa orientasi waktu, tempat,
orang dan situasi pasien baik.
Kemudian pasien diberikan pertanyaan untuk mengetahui daya nilai yang
dimiliki pasien melalui sebuah ilustrasi kasus yaitu ketika melihat anak kecil
berumur 5 tahun terjebak di kali, apa yang akan dilakukan pasien? Pasien menjawab
bahwa pasien akan memanggil bantuan dan mencoba menolong anak tersebut.
Kemudian pasien diminta untuk menerangkan apa arti pribahasa untuk
menilai uji daya abstrak “apa perbedaan tangan panjang dengan panjang tangan”
pasien menjawab “tangan panjang artinya suka memberi, sedangkan panjang
tangan suka mencuri”.
Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang telah diberikan seperti yang sudah
disebutkan diatas, pasien dapat menjawab dengan benar menunjukkan bahwa
fungsi kognitif, orientasi, daya pikir abstrak, dan daya nilai pasien ditemukan baik.
Sehingga dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa pada pasien ini tidak terdapat
disfungsi otak. Maka dari itu dapat diartikan bahwa pada pasien ini tidak didapatkan
adanya gangguan mental organik.
Pasien menyatakan bahwa pasien tidak pernah mengkonsumsi alkohol dan
tidak mengkonsumsi NAPZA. Pasien juga menyatakan bahwa pasien tidak
merokok.
Pasien menyatakan tidak adanya rasa senang berlebih, aktivitas berlebih
ataupun perasaan tidak ingin untuk beraktifitas, mudah lelah, kehilangan tenaga
dari itu diartikan bahwa tidak terdapat gangguan mood berupa manik maupun
depresi pada pasien.
Pasien juga tidak memiliki keluhan rasa lelah, hilang tenaga ataupun nyeri
otot sehingga pasien ini bukan penderita neurotik. Pasien juga tidak memiliki
keluhan-keluhan fisik yang berulang disertai dengan permintaan pemeriksaan
medik sehingga pasien dinyatakan bukan penderita somatoform. Pasien juga tidak
mengeluhkan adanya kecemasan yang memuncak ataupun yang datang setiap hari
disertai dengan ketegangan otot dan overaktivitas otonom sehingga pasien
dinyatakan bukan penderita gangguan terkait stress. Maka pasien ini bukan
penderita gangguan neurotik, gangguan somatoform dan gangguan terkait stress.
Pasien mengetahui bahwa dirinya sakit, mengetahui penyebab sakitnya dan
merasa membutuhkan obat.
Ketika ditanya bagaimana perasaan pasien selama dua minggu terakhir ini,
pasien menjawab bahwa pasien merasa kacau, sedih dan malas beraktivitas.
Ketika pasien ditanyakan keinginannya, pasien menjawab: ingin
membelikan rumah untuk anaknya, ingin sehat jasmani maupun rohani dan ingin
sembuh.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat gangguan Psikiatri
Sebelumnya pasien tidak pernah memiliki keluhan seperti ini.
2. Riwayat Gangguan Medik
Pasien memiliki riwayat asam urat, dispepsia, otitis eksterna, asma dan
kolesterol.
3. Riwayat penggunaan NAPZA dan Alkohol
Pasien tidak pernah menggunakan alkohol. Pasien tidak pernah menggunakan
NAPZA. Pasien juga menyatakan tidak pernah merokok.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat prenatal
Pasien lahir secara normal, tanpa ada penyulit pada proses kehamilan dan
persalinan.
2. Riwayat masa anak-anak
Tumbuh kembang pasien baik, tidak ada ketertinggalan perkembangan sensorik
dan motorik. Pasien mudah bergaul dengan orang-orang di lingkungan sekitarnya
dan ketika sekolah memiliki banyak teman.
3. Riwayat masa remaja
Pasien dapat bersosialisasi dengan baik, pasien memiliki banyak teman, dan
mudah menyesuaikan diri dengan teman-teman di lingkungannya.
4. Riwayat pendidikan
Pasien dapat menyelesaikan sekolah sampai jenjang SMA.
5. Riwayat pekerjaan
Pasien pernah bekerja sebagai karyawan swasta di salah satu perusahaan tetapi
sudah tidak bekerja lagi, saat ini sebagai ibu rumah tangga.
6. Riwayat pernikahan
Pasien sudah menikah, memiliki dua anak dan tinggal di rumah pribadi.
7. Riwayat beragama
Pasien beragama Islam yang rajin beribadah dan menjalankan solat 5 waktu.
8. Aktivitas sosial
Pasien memiliki banyak teman dan kerabat disekitar tempat tinggalnya. Pasien
juga memiliki banyak teman.
9. Riwayat keluarga
Pasien mengaku di keluarganya tidak memiliki keluhan serupa dengan pasien.
10. Situasi sosial sekarang
Pasien tinggal bersama suaminya. Kebutuhan sehari-hari dapat tercukupi
dengan baik dari penghasilan pensiunan terkadang dari anaknya. Pasien saat ini
bekerja sebagai ibu rumah tangga.
11. Persepsi pasien tentang dirinya dan kehidupannya
Keinginan pasien saat ini adalah ingin membelikan rumah untuk anaknya, ingin
sehat jasmani maupun rohani dan ingin sembuh.
III. STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Perempuan usia 62 tahun. Datang ke RSUP Persahabatan datang bersama
suaminya. Berpenampilan sesuai usianya, rapih, terlihat tenang dan sopan.
 Keadaan umum: compos mentis
 Kontak psikis: kontak psikis baik, komunikasi baik
2. Perilaku dan aktivitas psikomotor
 Cara bepakaian: baik, cukup rapih
 Cara berjalan: dapat berjalan sendiri dengan baik tanpa bantuan
 Aktivitas psikomotor: kooperatif, tenang, kontak mata baik, dapat
menjawab pertanyaan dengan baik, dan tidak terdapat gerakan-gerakan
involunter
3. Pembicaraan
 Kuantitas : baik, pasien dapat menjawab pertanyaan yang diberikan dokter
dan mengungkapkan isi hati dan keluhan pasien
 Kualitas : baik, bicara spontan, artikulasi jelas, volume cukup, isi
pembicaraan dapat dimengerti
4. Sikap terhadap pemeriksa
Pasien kooperatif, mau menjawab pertanyaan pemeriksaan dengan baik.
B. Keadaan Afektif
1. Mood : biasa saja
2. Afek : luas
3. keserasian : serasi
4. empati ; pemeriksa tidak dapat merasakan apa yang dirasakan pasien
C. Fungsi Intelentual dan Kognitif
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan
Pendidikan terakhir pasien saat ini adalah SMA. Pengetahuan umum
pasien cukup baik untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari dokter.
2. Daya konsentrasi
Daya konsentrasi pasien optimal, pasien secara kooperatif
menjawab pertanyaan pemeriksa dengan baik serta menjawab hitungan
aritmatika dengan benar dan daya konsentrasi yang baik.
3. Orientasi
 Waktu
Baik, mengetahui waktu saat dilakukan tanya jawab yaitu pada siang
hari. 29 November 2017
 Tempat
Baik, mengetahui tempat saat dilakukan Tanya jawab yaitu di Poliklinik
Psikiatri RSUP Persahabatan
 Orang
Baik, mengetahui sedang berbicara dengan dokter dan rekan-rekan
 Situasi
Baik, pasien mengetahui bahwa sedang konsultasi dengan dokter dan
tujuan datang ke poliklinik psikiatri untuk konsultasi atas masalah yang
dikeluhkannya
4. Daya ingat
 Daya ingat jangan panjang
Baik, pasien masih dapat mengingat jenjang pendidikan saat SD hingga
SMA
 Daya ingat jangka pendek
Baik, pasien ingat datang berobat sendiri mengendarai mobil sampai ke
RSUP Persahabatan
 Daya ingat segera
Baik, pasien dapat mengulangi 3 nama benda yang dokter ucapkan dan
dapat mengulanginya lagi pada beberapa saat kemudian
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
 Halusinasi auditorik: ada
 Halusinasi visual: ada
 Halusinasi olfaktori: tidak ada
 Halusinasi gustatory: tidak ada
 Halusinasi taktil: ada
2. depersionalisasi dan derealisasi
a. Depersonalisasi: tidak ada
b. Derealisasi: tidak ada
E. Proses Pikir
1. Arus pikir
a. Produktivitas: baik
b. Kontinuitas: baik
2. Isi pikiran
a. Preokupasi: tidak ada
b. Gangguan pikiran
1. Delusion of control: tidak ada
2. Delusion of reference: ada
3. Delusion of grandiosity: tidak ada
4. Delusion of persecution: tidak ada
5. Thought of broadcasting: ada
F. Pengendalian Impuls
Baik, pasien tampak tenang pada proses Tanya jawab dan tidak terdapat
gerakan involunter
G. Daya Nilai
1. Norma sosial
Baik, dapat bergaul dengan lingkungan sekitar
2. Uji daya nilai
Baik, saat pasien diberikan pertanyaan “apabila pasien melihat ada anak
kecil berusia 5 tahun terjebak di kali, apa yang akan dilakukan pasien?” Pasien
menjawab bahwa pasien akan mencari bantuan dan berusaha menolong anak
tersebut.
3. Penilaian realitas
Baik, saat ini pasien tidak memiliki gangguan realita, pasien tidak memiliki
keluhan halusinasi dan keluhan waham.
H. Persepsi Pemeriksa terhadap Diri dan Kehidupan Pasien
Pasien menyadari dirinya sakit dan ingin sembuh. Pasien datang dan
menyebutkan keluhan atas keinginan diri sendiri untuk sembuh.
I. Tilikan
Pada pasien ini memiliki tilikan derajat 5 yaitu menyadari penyakitnya dari
faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakitnya namun tidak menerapkan
dalam perilaku praktisnya.
J. Taraf dapat Dipercaya
Pemeriksan memperoleh kesan secara menyeluruh bahwa jawaban pasien
dapat dipercaya karena konsistensi jawaban pasien dari pertanyaan-pertanyaan
yang diberikan dari awal proses tanya jawan hingga akhir tanya jawab.
IV. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Generalis
 Keadaaan umum: baik, compos mentis
 Tanda vital: TD: 130/90 mmHg, HR: 96x/M, RR: 20x/m
 Sistem kardiovaskular: asam urat, kolesterol
 System otolaringologi: otitis eksterna
 Sitem endokrinologi: kesan tidak ada kelainan
 Sistem gastrointestinal: dispepsia
 Sistem musculoskeletal: kesan tidak ada kelainan
 Sistem vestibular: kesan tidak ada kelainan
 Sistem dermatovenereologi: kesan tidak ada kelainan
 Sistem urogenital: kesan tidak ada kelainan
 Ekstremitas: kesan tidak ada kelainan
 Gangguan khusus: tidak ada
b. Status Neurologis
 Saraf cranial: kesan tidak ada kelainan
 Saraf motorik: kesan tidak ada kelainan
 Sensibilitas: kesan tidak ada kelainan
 Saraf vegetatif: kesan tidak ada kelainan
 Fungsi luhur: kesan tidak ada kelainan
 Gangguan khusus: kesan tidak ada kelainan
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
 Pasien seorang perempuan 62 tahun datang dengan keluhan sulit memulai
tidur dikarenakan takut anaknya kecelakaan. Pasien mengaku sering
membayangkan orang kecelakaan.
 Pasien tidak memiliki riwayat masalah pada kesadaran, daya ingat jangka
panjang, fungsi kognitif, dan orientasi
 Mood pasien biasa, afek luas
 Memori jangka panjang, pendek, dan segera pasien baik
 Pasien tidak pernah mengkonsumsi NAPZA, pasien tidak pernah
mengkonsumsi alkohol dan merokok
 Pasien mengatakan sering mendengar suara berbunyi “crik-crik” namun
tidak ada sumbernya. Pasien sering melihat bayangan hitam tetapi orang
lain tidak dapat melihat bayangan tersebut. Pasien juga merasa disentuh
dibagian leher sejak cucunya meninggal sejak 1 minggu lalu. Pasien juga
mengaku sering mendengar suara laki-laki yang suka menjelek-jelekan
dirinya tetapi tidak diketahui sumbernya.
 Pasien juga mengaku sering merasa orang lain disekitarnya ada yang
mencoba melukai dan menjahati dirinya. Pasien juga mengatakan bahwa
merasa tersindir oleh presenter saat menonton televisi. Pasien juga merasa
bahwa dia telah diguna-guna. Pasien juga mengatakan bahwa pikirannya
dapat dibaca oleh orang lain.
 Pasien tidak merasakan kesedihan yang mendalam, keinginan untuk bunuh
diri dan kehilangan minat. Pasien tidak merasakan kesenangan dan
peningkatan aktivitas berlebihan
 Pasien tidak memiliki keluhan yang berkaitan dengan gangguan neurotik,
gangguan somatoform dan gangguan terkait stress
 Pasien sudah menikah dan memiliki 2 orang anak dan 2 cucu
 Pasien lahir dengan normal
 Tumbuh kembang pasien baik
 Pasien dapat menyelesaikan pendidikan di SMA
 Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami hal serupa
 Pasien saat ini bekerja sebagai ibu rumah tangga
 Sumber perekonomian pasien berasal dari penghasilan pensiunan dan
terkadang dari anak-anaknya
 Pada pasien ini masih ditemukan gejala ringan dan menetap, disabilitas
ringan dalam fungsi, secara umum masih baik
VI. FORMULASI DIAGNOSTIK
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada
pasien, terdapat gejala yang menimbulkan penderitaan bagi pasien. Maka
disimpulkan pasien menderita gangguan jiwa
A. Diagnosis Aksis I
 Tidak ditemukannya penyakit (gangguan fisik) yang
menyebabkan disfungsi otak. Hal ini dinilai dari kesadaran,
daya konsentrasi, dan orientasi serta pertanyaan seputar
pengetahuan umum yang di dapat pasien baik. Sehingga pasien
bukan penderita gangguan mental organik (F.0).
 Tidak ditemukannya riwayat penggunaan zat psikoaktif
berdasarkan anamnesis maka pasien termasuk bukan penderita
gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif atau
alkohol (F.10).
 Ditemukan gangguan dalam menilai realita, terdapat halusinasi
dan waham pada pasien, maka dapat disimpulkan pasien
menderita gangguan psikotik (F.20)
 Tidak ditemukannya ciri depresi yaitu penurunan afek,
kehilangan minat, kurang senang/gembira, mudah lelah, dan
ide-ide bunuh diri, oleh karena itu pasien bukan gangguan
depresi, maupun tidak ditemukan ciri manik yaitu peningkatan
pada afek, aktivitas mental dan psikomotor yang berlebih pada
pasien oleh karena itu pasien tidak memiliki gangguan manik,
karena pasien ini tidak memiliki gangguan depresi dan
gangguan manik maka pasien bukan penderita gangguan
mood (F.30).
 Pasien mengatakan sering mendengar suara berbunyi “crik-
crik” namun tidak ada sumbernya. Pasien sering melihat
bayangan hitam tetapi orang lain tidak dapat melihat bayangan
tersebut. Pasien juga merasa disentuh dibagian leher sejak
cucunya meninggal sejak 1 minggu lalu. Pasien juga mengaku
sering mendengar suara laki-laki yang suka menjelek-jelekan
dirinya tetapi tidak diketahui sumbernya. Pasien juga mengaku
sering merasa orang lain disekitarnya ada yang mencoba
melukai dan menjahati dirinya. Pasien juga mengatakan bahwa
merasa tersindir oleh presenter saat menonton televisi. Pasien
juga merasa bahwa dia telah diguna-guna. Pasien juga
mengatakan bahwa pikirannya dapat dibaca oleh orang lain.
Dari anamnesis pasien ini didapatkan halusinasi serta waham.
Sehingga pasien merupakan pasien dalam Gangguan Psikotik
yang berupa Skizofrenia Paranoid (F20.0)
 Pasien tidak memiliki keluhan rasa lelah, hilang tenaga ataupun
nyeri otot sehingga pasien ini bukan penderita neurotik. Pasien
juga tidak memiliki keluhan-keluhan fisik yang berulang
disertai dengan permintaan pemeriksaan medic, meskipun
sudah berkali-kali hasilnya negatif sehingga pasien dinyatakan
bukan penderita somatoform. Pasien juga tidak ditemukan
adanya rasa cemas dan gelisah yang tidak beralasan sehingga
dapat menimbulkan gangguan dalam hidupnya yaitu sulit tidur,
tidak ditemukannya ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala,
gemetaran dan tidak dapat santai), overaktivitas otonom (kepala
terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak napas,
keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering) sehingga pasien
dinyatakan bukan penderita gangguan terkait stress. Maka
pasien ini bukan penderita gangguan neurotik, gangguan
somatoform dan gangguan terkait stress (F.40).
B. Diagnosia Aksis II
Saat dilakukan anamnesis didapatkan, pasien mampu bersosialisasi
dan memiliki banyak teman maka pada pasien ini tidak terdapat
gangguan kepribadian. Pasien dapat bersekolah dari SD – SMA.
Pasien mampu menjawab pertanyaan matematika sederhana,
pengetahuan umum dan pengujian terhadap daya nilai dan abstrak, maka
pasien tidak terdapat retardasi mental. Karena tidak ada gangguan
kepribadian dan retardasi mental, maka aksis II tidak ada
diagnosis.
C. Diagnosis Aksis III
Dari anamnesis dan hasil dari rekam medik didapatkan pasien
menderita asam urat, kolesterol, dispepsia, otitis eksterna, maka aksis III
pada pasien ini adalah asam urat, kolesterol, dyspepsia, otitis
eksterna
D. Diagnosis Aksis IV
Pasien mengalami keluhan sulit memulai tidur sejak 1 tahun yang
lalu. Pasien juga sering memikirkan cucunya yang telah meninggal sejak
1 minggu lalu. Maka aksis IV di dapatkan diagnosis adanya masalah
psikososial yaitu cucu meninggal sejak 1 minggu lalu
E. Diagnosis Aksis V
Pada pasien terdapat gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan
dalam fungsi, secara umum masih baik, maka pada Aksis V didapatkan
GAF scale 70 - 61.
II. Evaluasi Multiaksial
A. Aksis I : skizofrenia paranoid (F20.0)
B. Aksis II : tidak ada diagnosis
C. Aksis III : asam urat, kolesterol, dispepsia, otitis eksterna
D. Aksis IV : cucu meninggal sejak 1 minggu lalu
E. Aksis V : GAF scale 70 - 61
III. Daftar Problem
A. Organobiologik : asam urat, kolesterol, dispepsia, otitis
eksterna
B. Masalah psikologi : sulit untuk memulai tertidur
C. Masalah psikososial : cucu meninggal sejak 1 minggu lalu
D. Sosioekonomi : tidak ada
IV. Prognosis
A. Prognosis ke arah baik
 Menyadari keadaannya bahwa ia sakit
 Adanya motivasi pasien untuk berobat
 Pasien mau minum obat
 Adanya akses BPJS
 Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan yang sama
atau penyakit genetika
B. Prognosis ke arah buruk
 Penyakit sudah berjalan lama, keluhan utama dirasakan sudah
34 tahun
 Adanya beban pikiran cucu meninggal sejak 1 minggu lalu
 Jika obat dihentikan, maka pasien sering marah-marah
Berdasarkan data-data diatas dapat disimpulkan prognosis pasien
adalah
 Ad vitam : dubia ad bonam
 Ad functionam : dubia ad bonam
 Ad sanationam : dubia ad malam
V. Terapi
A. Farmakoterapi
 Risperidon 2 x 2 mg tablet
 Trihexyphenidyl 2 x 2 mg tablet
B. Psikoterapi
 Pemeriksa mengedukasi pasien tentang penyakitnya dan cara
mengatasinya
 Meminta pasien untuk meminum obat teratur
 Kontrol rutin ke dokter setiap bulan
 Mendekatkan diri kepada Tuhan dengan cara rajin beribadah
 Perbanyak bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dan
refreshing
- Edukasi mengenai sleep hygiene :
 Lakukan aktivitas atau olahraga di siang hari agar ketika
malam lelah dan mudah mengantuk.
 Jangan tidur siang, agar malam hari dapat tertidur dengan
mudah.
 Ketika malam jangan meminum kopi maupun teh kental.
 Jangan meminum obat yang mengandung stimulan
 Jangan memakan karbohidrat tinggi seperti nasi padang
ketika malam hari, dianjurkan untuk makan sebelum jam 7
agar tidak terjadi gangguan dispepsi atau pencernaan saat
tidur.
 Matikan lampu ketika tidur, jika terang maka retina mata
akan terstimulus sehingga terbangun.
 Ketika malam hari jangan membahas hal yang berbau
konflik agar ketika tidur tidak berpikir tentang topik tadi.
 Jangan ada TV di dalam kamar, karena jika ada TV pasien
akan merasa naman menonton dan terus terjaga, jika pasien
ingin menonton TV baiknya di luar kamar.
 Sebelum tidur jangan menonton film yang menakutkan.
 Tempat tidur harus lurus agar posisi tidur pasien nyaman.
 Jangan olahraga saat hendak mau tidur karena adrenalin
dapat bekerja sehingga mengaktivasi proses berpikir.
DAFTAR PUSTAKA
Muslim, Rusdi. DR. Sp.KJ. Buku Ajar Psikiatri. FK UI. Jakarta. 2014.
Muslim, Rusdi. DR. Sp.KJ. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan
Kedua. Jakarta. 2013.
Muslim, Rusdi. DR. Sp.KJ. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Cetakan
Keempat. Jakarta. 2014.

More Related Content

What's hot

LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender)
LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender)LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender)
LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender)
Mohamad Nur Faizi
 
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang iud
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien  tentang iudPercakapan konseling antara bidan dengan pasien  tentang iud
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang iudOperator Warnet Vast Raha
 
Leaflet diabetes melitus
Leaflet diabetes melitusLeaflet diabetes melitus
Leaflet diabetes melitus
Warnet Raha
 
Metode amenorea laktasi
Metode amenorea laktasiMetode amenorea laktasi
Metode amenorea laktasiNur Jannah
 
Makalah Malpraktek
Makalah MalpraktekMakalah Malpraktek
Makalah Malpraktek
Adriyan bin Asman Sayuti
 
Perlindungan anak berkebutuhan khusus
Perlindungan anak berkebutuhan khususPerlindungan anak berkebutuhan khusus
Perlindungan anak berkebutuhan khusus
Rita Pranawati
 
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi BencanaPelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi BencanaDhenok Citra Panyuluh
 
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptxPrinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
AndrianSenoputra
 
Tugas ringkasan keperawatan keluarga
Tugas ringkasan keperawatan keluargaTugas ringkasan keperawatan keluarga
Tugas ringkasan keperawatan keluarga
agus hananto
 
Leaflet nutrisi pada penderita leukimia
Leaflet nutrisi pada penderita leukimiaLeaflet nutrisi pada penderita leukimia
Leaflet nutrisi pada penderita leukimia
Ian Clax
 
Gagal ginjal kronis
Gagal ginjal kronisGagal ginjal kronis
Gagal ginjal kronisIman Satoto
 
Metode Amenore Laktasi
Metode Amenore LaktasiMetode Amenore Laktasi
Metode Amenore LaktasiHetty Astri
 
STIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK
STIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAKSTIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK
KB Metode Amenore Laktasi (MAL)
KB Metode Amenore Laktasi (MAL)KB Metode Amenore Laktasi (MAL)
KB Metode Amenore Laktasi (MAL)Kersih Yuliana
 
Lembar kuesioner
Lembar kuesionerLembar kuesioner
Lembar kuesioner
tanux5792
 
ASKEP pada Perkembangan Psikososial Anak Usia Sekolah (6-12 tahun): Industri ...
ASKEP pada Perkembangan Psikososial Anak Usia Sekolah (6-12 tahun): Industri ...ASKEP pada Perkembangan Psikososial Anak Usia Sekolah (6-12 tahun): Industri ...
ASKEP pada Perkembangan Psikososial Anak Usia Sekolah (6-12 tahun): Industri ...
Annisa Setia Candra
 
Penyuluhan Ca Servix dan pemeriksaan IVA
Penyuluhan Ca Servix dan pemeriksaan IVAPenyuluhan Ca Servix dan pemeriksaan IVA
Penyuluhan Ca Servix dan pemeriksaan IVA
PUSKESMASCEPIRING
 
Bisnis Plan Bid.Jasa.pptx
Bisnis Plan Bid.Jasa.pptxBisnis Plan Bid.Jasa.pptx
Bisnis Plan Bid.Jasa.pptx
BudiQalfani
 

What's hot (20)

LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender)
LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender)LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender)
LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender)
 
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang iud
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien  tentang iudPercakapan konseling antara bidan dengan pasien  tentang iud
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang iud
 
Leaflet diabetes melitus
Leaflet diabetes melitusLeaflet diabetes melitus
Leaflet diabetes melitus
 
Metode amenorea laktasi
Metode amenorea laktasiMetode amenorea laktasi
Metode amenorea laktasi
 
Makalah Malpraktek
Makalah MalpraktekMakalah Malpraktek
Makalah Malpraktek
 
Perlindungan anak berkebutuhan khusus
Perlindungan anak berkebutuhan khususPerlindungan anak berkebutuhan khusus
Perlindungan anak berkebutuhan khusus
 
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi BencanaPelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
 
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptxPrinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
 
Tugas konseling 1
Tugas konseling 1Tugas konseling 1
Tugas konseling 1
 
Tugas ringkasan keperawatan keluarga
Tugas ringkasan keperawatan keluargaTugas ringkasan keperawatan keluarga
Tugas ringkasan keperawatan keluarga
 
Leaflet nutrisi pada penderita leukimia
Leaflet nutrisi pada penderita leukimiaLeaflet nutrisi pada penderita leukimia
Leaflet nutrisi pada penderita leukimia
 
Gagal ginjal kronis
Gagal ginjal kronisGagal ginjal kronis
Gagal ginjal kronis
 
Kmb diabetes
Kmb   diabetesKmb   diabetes
Kmb diabetes
 
Metode Amenore Laktasi
Metode Amenore LaktasiMetode Amenore Laktasi
Metode Amenore Laktasi
 
STIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK
STIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAKSTIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK
STIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK
 
KB Metode Amenore Laktasi (MAL)
KB Metode Amenore Laktasi (MAL)KB Metode Amenore Laktasi (MAL)
KB Metode Amenore Laktasi (MAL)
 
Lembar kuesioner
Lembar kuesionerLembar kuesioner
Lembar kuesioner
 
ASKEP pada Perkembangan Psikososial Anak Usia Sekolah (6-12 tahun): Industri ...
ASKEP pada Perkembangan Psikososial Anak Usia Sekolah (6-12 tahun): Industri ...ASKEP pada Perkembangan Psikososial Anak Usia Sekolah (6-12 tahun): Industri ...
ASKEP pada Perkembangan Psikososial Anak Usia Sekolah (6-12 tahun): Industri ...
 
Penyuluhan Ca Servix dan pemeriksaan IVA
Penyuluhan Ca Servix dan pemeriksaan IVAPenyuluhan Ca Servix dan pemeriksaan IVA
Penyuluhan Ca Servix dan pemeriksaan IVA
 
Bisnis Plan Bid.Jasa.pptx
Bisnis Plan Bid.Jasa.pptxBisnis Plan Bid.Jasa.pptx
Bisnis Plan Bid.Jasa.pptx
 

Similar to 5. skizofrenia paranoid

358254618 laporan-kasus-gangguan-konversi
358254618 laporan-kasus-gangguan-konversi358254618 laporan-kasus-gangguan-konversi
358254618 laporan-kasus-gangguan-konversi
Muhammad Abu Dzar
 
Askep kelompok cempaka
Askep kelompok cempakaAskep kelompok cempaka
Askep kelompok cempaka
Etika Nurasih
 
Psikiatri cbd
Psikiatri cbdPsikiatri cbd
Psikiatri cbd
abdullahbasalamah4
 
PPT UU Psikiatri.pptx
PPT UU Psikiatri.pptxPPT UU Psikiatri.pptx
PPT UU Psikiatri.pptx
Shaastie
 
Laporan Kasus Muhammad Sabda Rahmat Zulkifli (1).pptx
Laporan Kasus Muhammad Sabda Rahmat Zulkifli (1).pptxLaporan Kasus Muhammad Sabda Rahmat Zulkifli (1).pptx
Laporan Kasus Muhammad Sabda Rahmat Zulkifli (1).pptx
RiswandaYarYara
 
PPT Pemberian Obat ARV_Semester 4.pptx
PPT Pemberian Obat ARV_Semester 4.pptxPPT Pemberian Obat ARV_Semester 4.pptx
PPT Pemberian Obat ARV_Semester 4.pptx
DayuDiah4
 
LAPORAN KASUS_KELOMPOK 3.pptx
LAPORAN KASUS_KELOMPOK 3.pptxLAPORAN KASUS_KELOMPOK 3.pptx
LAPORAN KASUS_KELOMPOK 3.pptx
RiswandaYarYara
 
Lapsus Poli Jiwa Vandy irianto.pptx
Lapsus Poli Jiwa Vandy irianto.pptxLapsus Poli Jiwa Vandy irianto.pptx
Lapsus Poli Jiwa Vandy irianto.pptx
vandy102016016
 
PPT Jiwa Alfons.pptx
PPT Jiwa Alfons.pptxPPT Jiwa Alfons.pptx
PPT Jiwa Alfons.pptx
AlfonsusCiptaRaya
 
gangguan cemas menyeluruh
gangguan cemas menyeluruhgangguan cemas menyeluruh
gangguan cemas menyeluruh
ahmadzakihasibuddin
 
LAPSUS-K1B123007-Novia Desi Deria.pptx
LAPSUS-K1B123007-Novia Desi Deria.pptxLAPSUS-K1B123007-Novia Desi Deria.pptx
LAPSUS-K1B123007-Novia Desi Deria.pptx
19099NoviaDesiDeria
 
LAPKAS_SKZOFRENIA_AI_2.ppt laporan kasus jiwa
LAPKAS_SKZOFRENIA_AI_2.ppt laporan kasus jiwaLAPKAS_SKZOFRENIA_AI_2.ppt laporan kasus jiwa
LAPKAS_SKZOFRENIA_AI_2.ppt laporan kasus jiwa
SamuelSimanjuntak17
 
PRESENTATION PENGURUSAN DAN NURSING CARE UNTUK PESAKIT DENGAN SKIZOFRENIA.pptx
PRESENTATION PENGURUSAN DAN NURSING CARE UNTUK PESAKIT DENGAN SKIZOFRENIA.pptxPRESENTATION PENGURUSAN DAN NURSING CARE UNTUK PESAKIT DENGAN SKIZOFRENIA.pptx
PRESENTATION PENGURUSAN DAN NURSING CARE UNTUK PESAKIT DENGAN SKIZOFRENIA.pptx
Fadhli Hasif
 
Laporan home visite
Laporan home visite Laporan home visite
Laporan home visite
Roby Nurjanah
 
Askep jiwa
Askep jiwaAskep jiwa
Presentation7 pemberdayaan dan advokasi - Psikoedukasi
Presentation7 pemberdayaan dan advokasi - PsikoedukasiPresentation7 pemberdayaan dan advokasi - Psikoedukasi
Presentation7 pemberdayaan dan advokasi - Psikoedukasi
Bagus Utomo
 
ppt seminar jiwa.pptx
ppt seminar jiwa.pptxppt seminar jiwa.pptx
ppt seminar jiwa.pptx
NeptaYulita
 
Refleksi Kasus jiwa.pdf
Refleksi Kasus jiwa.pdfRefleksi Kasus jiwa.pdf
Refleksi Kasus jiwa.pdf
hahahahacim
 
Hasil Lapkas 2.docx
Hasil Lapkas 2.docxHasil Lapkas 2.docx
Hasil Lapkas 2.docx
JohanesWerluka
 
Askep anak kejang demam
Askep anak kejang demamAskep anak kejang demam
Askep anak kejang demamEka Yuliana
 

Similar to 5. skizofrenia paranoid (20)

358254618 laporan-kasus-gangguan-konversi
358254618 laporan-kasus-gangguan-konversi358254618 laporan-kasus-gangguan-konversi
358254618 laporan-kasus-gangguan-konversi
 
Askep kelompok cempaka
Askep kelompok cempakaAskep kelompok cempaka
Askep kelompok cempaka
 
Psikiatri cbd
Psikiatri cbdPsikiatri cbd
Psikiatri cbd
 
PPT UU Psikiatri.pptx
PPT UU Psikiatri.pptxPPT UU Psikiatri.pptx
PPT UU Psikiatri.pptx
 
Laporan Kasus Muhammad Sabda Rahmat Zulkifli (1).pptx
Laporan Kasus Muhammad Sabda Rahmat Zulkifli (1).pptxLaporan Kasus Muhammad Sabda Rahmat Zulkifli (1).pptx
Laporan Kasus Muhammad Sabda Rahmat Zulkifli (1).pptx
 
PPT Pemberian Obat ARV_Semester 4.pptx
PPT Pemberian Obat ARV_Semester 4.pptxPPT Pemberian Obat ARV_Semester 4.pptx
PPT Pemberian Obat ARV_Semester 4.pptx
 
LAPORAN KASUS_KELOMPOK 3.pptx
LAPORAN KASUS_KELOMPOK 3.pptxLAPORAN KASUS_KELOMPOK 3.pptx
LAPORAN KASUS_KELOMPOK 3.pptx
 
Lapsus Poli Jiwa Vandy irianto.pptx
Lapsus Poli Jiwa Vandy irianto.pptxLapsus Poli Jiwa Vandy irianto.pptx
Lapsus Poli Jiwa Vandy irianto.pptx
 
PPT Jiwa Alfons.pptx
PPT Jiwa Alfons.pptxPPT Jiwa Alfons.pptx
PPT Jiwa Alfons.pptx
 
gangguan cemas menyeluruh
gangguan cemas menyeluruhgangguan cemas menyeluruh
gangguan cemas menyeluruh
 
LAPSUS-K1B123007-Novia Desi Deria.pptx
LAPSUS-K1B123007-Novia Desi Deria.pptxLAPSUS-K1B123007-Novia Desi Deria.pptx
LAPSUS-K1B123007-Novia Desi Deria.pptx
 
LAPKAS_SKZOFRENIA_AI_2.ppt laporan kasus jiwa
LAPKAS_SKZOFRENIA_AI_2.ppt laporan kasus jiwaLAPKAS_SKZOFRENIA_AI_2.ppt laporan kasus jiwa
LAPKAS_SKZOFRENIA_AI_2.ppt laporan kasus jiwa
 
PRESENTATION PENGURUSAN DAN NURSING CARE UNTUK PESAKIT DENGAN SKIZOFRENIA.pptx
PRESENTATION PENGURUSAN DAN NURSING CARE UNTUK PESAKIT DENGAN SKIZOFRENIA.pptxPRESENTATION PENGURUSAN DAN NURSING CARE UNTUK PESAKIT DENGAN SKIZOFRENIA.pptx
PRESENTATION PENGURUSAN DAN NURSING CARE UNTUK PESAKIT DENGAN SKIZOFRENIA.pptx
 
Laporan home visite
Laporan home visite Laporan home visite
Laporan home visite
 
Askep jiwa
Askep jiwaAskep jiwa
Askep jiwa
 
Presentation7 pemberdayaan dan advokasi - Psikoedukasi
Presentation7 pemberdayaan dan advokasi - PsikoedukasiPresentation7 pemberdayaan dan advokasi - Psikoedukasi
Presentation7 pemberdayaan dan advokasi - Psikoedukasi
 
ppt seminar jiwa.pptx
ppt seminar jiwa.pptxppt seminar jiwa.pptx
ppt seminar jiwa.pptx
 
Refleksi Kasus jiwa.pdf
Refleksi Kasus jiwa.pdfRefleksi Kasus jiwa.pdf
Refleksi Kasus jiwa.pdf
 
Hasil Lapkas 2.docx
Hasil Lapkas 2.docxHasil Lapkas 2.docx
Hasil Lapkas 2.docx
 
Askep anak kejang demam
Askep anak kejang demamAskep anak kejang demam
Askep anak kejang demam
 

Recently uploaded

Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan txPRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
rrherningputriganisw
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
ssuser9f2868
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
HanifaYR
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
AFMLS
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
rifdahatikah1
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
jualobat34
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
jualobat34
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
pinkhocun
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
celli4
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
hannanbmq1
 

Recently uploaded (20)

Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan txPRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
 

5. skizofrenia paranoid

  • 1. LAPORAN PSIKIATRI SKIZOFRENIA PARANOID Pembimbing: dr. Mardi Susanto, SpKJ (K) dr. Triwibowo T Ginting, SpKJ (K) Disusun Oleh: Devanti Eka Utami Putri 1610221120 KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA RUMAH SAKIT UMUM PERSAHABATAN JAKARTA 2017
  • 2. LAPORAN KASUS I. IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. S Usia : 62 th Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Pendidikan : SMA Status : Menikah Pekerjaan : Tidak Bekerja II. RIWAYAT PSIKIATRI Berdasarkan Autoanamnesa langsung kepada pasien yang dilakukan di Poliklinik Psikiatri Rumah Sakit Persahabatan pada tanggal 29 November 2017 jam 10.00 WIB didapatkan A. Keluhan Utama Pasien merupakan pasien baru datang ke Poliklinik Jiwa Perasahabatan Jakarta dengan keluhan sulit memulai tidur sejak 1 tahun yang lalu. B. Riwayat Gangguan Sekarang Pasien merupakan pasien baru datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan pada tanggal 29 November 2017, datang bersama suaminya dengan keluhan sulit memulai tidur sejak 1 tahun lalu. Kurang lebih dalam sehari hanya tertidur 4 jam/hari. Ketika bangun tidur terasa tidak segar. Pasien awalnya sering membayangkan orang lain kecelakaan. Pasien takut anaknya akan mengalami kecelakaan seperti yang dia bayangkan, sehingga membuat pasien sulit memulai tidur membuat pasien terjaga sepanjang malam. Pasien juga mengatakan sering mendengar suara berbunyi “crik-crik” namun tidak ada sumbernya. Pasien sering melihat bayangan hitam tetapi orang lain tidak dapat melihat bayangan tersebut. Pasien juga merasa disentuh dibagian leher sejak cucunya meninggal sejak 1 minggu lalu. Pasien juga mengaku sering mendengar suara laki-laki yang suka
  • 3. menjelek-jelekan dirinya tetapi tidak diketahui sumbernya. Pasien juga mengaku sering merasa orang lain disekitarnya ada yang mencoba melukai dan menjahati dirinya. Pasien juga mengatakan bahwa merasa tersindir oleh presenter saat menonton televisi. Pasien juga merasa bahwa dia telah diguna-guna. Pasien juga mengatakan bahwa pikirannya dapat dibaca oleh orang lain. Lalu pasien mencoba memeriksakan dirinya ke polikinik jiwa di RSAL dan didiagnosa skizofrenia paranoid pada tahun 1983 dan diberi obat oleh dokter, tetapi pasien tidak rutin meminum obat walaupun keluhan pasien semakin berkurang. Pasien mengaku tidak kembali berobat ke RSAL karena merasa jauh dari rumahnya dan merasa jenuh. Pasien sering marah-marah ketika penyakitnya sedang kambuh. Pasien berfikir minum obat ketika penyakitnya sedang kambuh saja, baru meminum obat. Karena keluhan 1 tahun terakhir ini timbul kembali, maka pasien mencoba kembali berobat ke RSUP Persahabatan. Pasien memiliki riwayat asam urat, dispepsia, otitis eksterna, asma dan kolesterol. Pasien merasa keluhan-keluhannya berkurang saat pasien mengkonsumsi obata-obatan yang diberikan oleh dokter. Pasien memiliki riwayat mengkonsumsi obat yang diberikan oleh dokter di RSAL yaitu stelazin 5 mg dan artan 2 mg. pasien merasa cocok dengan obat tersebut dan tidak ada efek samping yang timbul. Pasien berpenampilan rapih, bersih dan sopan sesuai dengan usianya, tidak mencolok dan tidak berlebihan. Saat ini pasien sudah tidak bekerja hanya mengurus rumah sebagai ibu rumah tangga, namun pasien adalah pensiunan karyawan swasta di suatu perusahaan. Pasien memiliki seorang anak laki-laki dan seorang anak perempuan, dan 2 cucu. Kedua anaknya sudah bekerja, menikah dan mempunyai anak. Sedangkan cucunya 1 meninggal karena kelainan paru dari anak ke 2 nya sejak 1 minggu lalu. Dalam kehidupan keseharian pasien tidak mempunyai masalah dalam rumah tangganya, pasien mampu mengurus rumah tangganya dengan baik. Menurut pengakuan pasien, pasien lahir secara normal tanpa ada gangguan mental dan kelainan bawaan lahir yang mengganggu kejiwaannya. Pasien tidak memiliki kelainan fisik ataupun penyakit bawaan lainnya. Pasien merupakan anak ke sepuluh dari sepuluh bersaudara, namun tiga orang kakak pasien sudah meninggal. Pasien menyatakan bahwa seluruh
  • 4. saudaranya bekerja dan cukup sukses dibidangnya masing-masing. Pasien menyatakan tidak terdapat keluhan serupa pada keluarga pasien. Kemudian untuk pemeriksaan fungsi otak, pasien ditanyakan beberapa pertanyaan, saat pasien diberi pertanyaan hitung matematika 100 dikurangi 7, pasien dapat menjawab dengan cepat. Kemudian hasil dari pengurangannya dikurangi 7 sampai 3 kali dan pasien dapat menjawab dengan baik. Menunjukkan bahwa fungsi kognitif aritmatika pasien baik. Pasien kemudian ditanyakan tentang pengetahuan umumnya, pasien ditanyakan tentang pengetahuan umumnya, pasien ditanyakan siapakah presiden pertama Indonesia, pasien dengan cepat menjawab “Soekarno” hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan pasien baik. Pasien juga diminta untuk mengulang tiga nama benda yang diucapkan oleh dokter yaitu kertas, pulpen, buku. Pasien dapat mengulang tiga benda tersebut dengan baik, lalu dokter menanyakan beberapa pertanyaan lain untuk mengalihkan pembicaraan. Dokter menanyakan ulang tentang tiga benda yang tadi dokter sebutkan, masih masih dapat menjawab tiga benda tersebut dengan cepat dan benar, maka didapatkan tidak terdapat gangguan memori segera pada pasien. Pasien juga mampu menjawab kendaraan apa yang dinaikinya pagi ini yaitu pasien menaiki angkutan umum bersama suaminya. Menunjukkan bahwa tidak terdapat gangguan memori jangka pendek. Pasien juga mengatakan bersekolah SD sampai SMA di Jawa Tengah, Purworejo lalu pindah ke Jakarta tahun 1974, dan sekarang tinggal di Cakung. Hal ini menandakan pasien mampu memberi tahu tempat sekolah pasien sejak pasien masih bersekolah, menunjukkan tidak ada gangguan memori jangka panjang. Saat pasien ditanyakan waktu, tempat dan apa yang dilakukan sekarang, pasien dapat menjawab siang hari, bertempat di poli psikiatri RSUP Persahabatan dan sedang berobat. Hal tersebut menunjukkan bahwa orientasi waktu, tempat, orang dan situasi pasien baik. Kemudian pasien diberikan pertanyaan untuk mengetahui daya nilai yang dimiliki pasien melalui sebuah ilustrasi kasus yaitu ketika melihat anak kecil berumur 5 tahun terjebak di kali, apa yang akan dilakukan pasien? Pasien menjawab bahwa pasien akan memanggil bantuan dan mencoba menolong anak tersebut.
  • 5. Kemudian pasien diminta untuk menerangkan apa arti pribahasa untuk menilai uji daya abstrak “apa perbedaan tangan panjang dengan panjang tangan” pasien menjawab “tangan panjang artinya suka memberi, sedangkan panjang tangan suka mencuri”. Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang telah diberikan seperti yang sudah disebutkan diatas, pasien dapat menjawab dengan benar menunjukkan bahwa fungsi kognitif, orientasi, daya pikir abstrak, dan daya nilai pasien ditemukan baik. Sehingga dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa pada pasien ini tidak terdapat disfungsi otak. Maka dari itu dapat diartikan bahwa pada pasien ini tidak didapatkan adanya gangguan mental organik. Pasien menyatakan bahwa pasien tidak pernah mengkonsumsi alkohol dan tidak mengkonsumsi NAPZA. Pasien juga menyatakan bahwa pasien tidak merokok. Pasien menyatakan tidak adanya rasa senang berlebih, aktivitas berlebih ataupun perasaan tidak ingin untuk beraktifitas, mudah lelah, kehilangan tenaga dari itu diartikan bahwa tidak terdapat gangguan mood berupa manik maupun depresi pada pasien. Pasien juga tidak memiliki keluhan rasa lelah, hilang tenaga ataupun nyeri otot sehingga pasien ini bukan penderita neurotik. Pasien juga tidak memiliki keluhan-keluhan fisik yang berulang disertai dengan permintaan pemeriksaan medik sehingga pasien dinyatakan bukan penderita somatoform. Pasien juga tidak mengeluhkan adanya kecemasan yang memuncak ataupun yang datang setiap hari disertai dengan ketegangan otot dan overaktivitas otonom sehingga pasien dinyatakan bukan penderita gangguan terkait stress. Maka pasien ini bukan penderita gangguan neurotik, gangguan somatoform dan gangguan terkait stress. Pasien mengetahui bahwa dirinya sakit, mengetahui penyebab sakitnya dan merasa membutuhkan obat. Ketika ditanya bagaimana perasaan pasien selama dua minggu terakhir ini, pasien menjawab bahwa pasien merasa kacau, sedih dan malas beraktivitas.
  • 6. Ketika pasien ditanyakan keinginannya, pasien menjawab: ingin membelikan rumah untuk anaknya, ingin sehat jasmani maupun rohani dan ingin sembuh. C. Riwayat Gangguan Sebelumnya 1. Riwayat gangguan Psikiatri Sebelumnya pasien tidak pernah memiliki keluhan seperti ini. 2. Riwayat Gangguan Medik Pasien memiliki riwayat asam urat, dispepsia, otitis eksterna, asma dan kolesterol. 3. Riwayat penggunaan NAPZA dan Alkohol Pasien tidak pernah menggunakan alkohol. Pasien tidak pernah menggunakan NAPZA. Pasien juga menyatakan tidak pernah merokok. D. Riwayat Kehidupan Pribadi 1. Riwayat prenatal Pasien lahir secara normal, tanpa ada penyulit pada proses kehamilan dan persalinan. 2. Riwayat masa anak-anak Tumbuh kembang pasien baik, tidak ada ketertinggalan perkembangan sensorik dan motorik. Pasien mudah bergaul dengan orang-orang di lingkungan sekitarnya dan ketika sekolah memiliki banyak teman. 3. Riwayat masa remaja Pasien dapat bersosialisasi dengan baik, pasien memiliki banyak teman, dan mudah menyesuaikan diri dengan teman-teman di lingkungannya. 4. Riwayat pendidikan Pasien dapat menyelesaikan sekolah sampai jenjang SMA.
  • 7. 5. Riwayat pekerjaan Pasien pernah bekerja sebagai karyawan swasta di salah satu perusahaan tetapi sudah tidak bekerja lagi, saat ini sebagai ibu rumah tangga. 6. Riwayat pernikahan Pasien sudah menikah, memiliki dua anak dan tinggal di rumah pribadi. 7. Riwayat beragama Pasien beragama Islam yang rajin beribadah dan menjalankan solat 5 waktu. 8. Aktivitas sosial Pasien memiliki banyak teman dan kerabat disekitar tempat tinggalnya. Pasien juga memiliki banyak teman. 9. Riwayat keluarga Pasien mengaku di keluarganya tidak memiliki keluhan serupa dengan pasien. 10. Situasi sosial sekarang Pasien tinggal bersama suaminya. Kebutuhan sehari-hari dapat tercukupi dengan baik dari penghasilan pensiunan terkadang dari anaknya. Pasien saat ini bekerja sebagai ibu rumah tangga. 11. Persepsi pasien tentang dirinya dan kehidupannya Keinginan pasien saat ini adalah ingin membelikan rumah untuk anaknya, ingin sehat jasmani maupun rohani dan ingin sembuh.
  • 8. III. STATUS MENTAL A. Deskripsi Umum 1. Penampilan Perempuan usia 62 tahun. Datang ke RSUP Persahabatan datang bersama suaminya. Berpenampilan sesuai usianya, rapih, terlihat tenang dan sopan.  Keadaan umum: compos mentis  Kontak psikis: kontak psikis baik, komunikasi baik 2. Perilaku dan aktivitas psikomotor  Cara bepakaian: baik, cukup rapih  Cara berjalan: dapat berjalan sendiri dengan baik tanpa bantuan  Aktivitas psikomotor: kooperatif, tenang, kontak mata baik, dapat menjawab pertanyaan dengan baik, dan tidak terdapat gerakan-gerakan involunter 3. Pembicaraan  Kuantitas : baik, pasien dapat menjawab pertanyaan yang diberikan dokter dan mengungkapkan isi hati dan keluhan pasien  Kualitas : baik, bicara spontan, artikulasi jelas, volume cukup, isi pembicaraan dapat dimengerti 4. Sikap terhadap pemeriksa Pasien kooperatif, mau menjawab pertanyaan pemeriksaan dengan baik. B. Keadaan Afektif 1. Mood : biasa saja 2. Afek : luas 3. keserasian : serasi 4. empati ; pemeriksa tidak dapat merasakan apa yang dirasakan pasien C. Fungsi Intelentual dan Kognitif 1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan Pendidikan terakhir pasien saat ini adalah SMA. Pengetahuan umum pasien cukup baik untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari dokter.
  • 9. 2. Daya konsentrasi Daya konsentrasi pasien optimal, pasien secara kooperatif menjawab pertanyaan pemeriksa dengan baik serta menjawab hitungan aritmatika dengan benar dan daya konsentrasi yang baik. 3. Orientasi  Waktu Baik, mengetahui waktu saat dilakukan tanya jawab yaitu pada siang hari. 29 November 2017  Tempat Baik, mengetahui tempat saat dilakukan Tanya jawab yaitu di Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan  Orang Baik, mengetahui sedang berbicara dengan dokter dan rekan-rekan  Situasi Baik, pasien mengetahui bahwa sedang konsultasi dengan dokter dan tujuan datang ke poliklinik psikiatri untuk konsultasi atas masalah yang dikeluhkannya 4. Daya ingat  Daya ingat jangan panjang Baik, pasien masih dapat mengingat jenjang pendidikan saat SD hingga SMA  Daya ingat jangka pendek Baik, pasien ingat datang berobat sendiri mengendarai mobil sampai ke RSUP Persahabatan  Daya ingat segera Baik, pasien dapat mengulangi 3 nama benda yang dokter ucapkan dan dapat mengulanginya lagi pada beberapa saat kemudian
  • 10. D. Gangguan Persepsi 1. Halusinasi  Halusinasi auditorik: ada  Halusinasi visual: ada  Halusinasi olfaktori: tidak ada  Halusinasi gustatory: tidak ada  Halusinasi taktil: ada 2. depersionalisasi dan derealisasi a. Depersonalisasi: tidak ada b. Derealisasi: tidak ada E. Proses Pikir 1. Arus pikir a. Produktivitas: baik b. Kontinuitas: baik 2. Isi pikiran a. Preokupasi: tidak ada b. Gangguan pikiran 1. Delusion of control: tidak ada 2. Delusion of reference: ada 3. Delusion of grandiosity: tidak ada 4. Delusion of persecution: tidak ada 5. Thought of broadcasting: ada F. Pengendalian Impuls Baik, pasien tampak tenang pada proses Tanya jawab dan tidak terdapat gerakan involunter G. Daya Nilai 1. Norma sosial Baik, dapat bergaul dengan lingkungan sekitar
  • 11. 2. Uji daya nilai Baik, saat pasien diberikan pertanyaan “apabila pasien melihat ada anak kecil berusia 5 tahun terjebak di kali, apa yang akan dilakukan pasien?” Pasien menjawab bahwa pasien akan mencari bantuan dan berusaha menolong anak tersebut. 3. Penilaian realitas Baik, saat ini pasien tidak memiliki gangguan realita, pasien tidak memiliki keluhan halusinasi dan keluhan waham. H. Persepsi Pemeriksa terhadap Diri dan Kehidupan Pasien Pasien menyadari dirinya sakit dan ingin sembuh. Pasien datang dan menyebutkan keluhan atas keinginan diri sendiri untuk sembuh. I. Tilikan Pada pasien ini memiliki tilikan derajat 5 yaitu menyadari penyakitnya dari faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakitnya namun tidak menerapkan dalam perilaku praktisnya. J. Taraf dapat Dipercaya Pemeriksan memperoleh kesan secara menyeluruh bahwa jawaban pasien dapat dipercaya karena konsistensi jawaban pasien dari pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dari awal proses tanya jawan hingga akhir tanya jawab. IV. PEMERIKSAAN FISIK a. Status Generalis  Keadaaan umum: baik, compos mentis  Tanda vital: TD: 130/90 mmHg, HR: 96x/M, RR: 20x/m  Sistem kardiovaskular: asam urat, kolesterol  System otolaringologi: otitis eksterna  Sitem endokrinologi: kesan tidak ada kelainan
  • 12.  Sistem gastrointestinal: dispepsia  Sistem musculoskeletal: kesan tidak ada kelainan  Sistem vestibular: kesan tidak ada kelainan  Sistem dermatovenereologi: kesan tidak ada kelainan  Sistem urogenital: kesan tidak ada kelainan  Ekstremitas: kesan tidak ada kelainan  Gangguan khusus: tidak ada b. Status Neurologis  Saraf cranial: kesan tidak ada kelainan  Saraf motorik: kesan tidak ada kelainan  Sensibilitas: kesan tidak ada kelainan  Saraf vegetatif: kesan tidak ada kelainan  Fungsi luhur: kesan tidak ada kelainan  Gangguan khusus: kesan tidak ada kelainan V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA  Pasien seorang perempuan 62 tahun datang dengan keluhan sulit memulai tidur dikarenakan takut anaknya kecelakaan. Pasien mengaku sering membayangkan orang kecelakaan.  Pasien tidak memiliki riwayat masalah pada kesadaran, daya ingat jangka panjang, fungsi kognitif, dan orientasi  Mood pasien biasa, afek luas  Memori jangka panjang, pendek, dan segera pasien baik  Pasien tidak pernah mengkonsumsi NAPZA, pasien tidak pernah mengkonsumsi alkohol dan merokok  Pasien mengatakan sering mendengar suara berbunyi “crik-crik” namun tidak ada sumbernya. Pasien sering melihat bayangan hitam tetapi orang lain tidak dapat melihat bayangan tersebut. Pasien juga merasa disentuh dibagian leher sejak cucunya meninggal sejak 1 minggu lalu. Pasien juga mengaku sering mendengar suara laki-laki yang suka menjelek-jelekan dirinya tetapi tidak diketahui sumbernya.
  • 13.  Pasien juga mengaku sering merasa orang lain disekitarnya ada yang mencoba melukai dan menjahati dirinya. Pasien juga mengatakan bahwa merasa tersindir oleh presenter saat menonton televisi. Pasien juga merasa bahwa dia telah diguna-guna. Pasien juga mengatakan bahwa pikirannya dapat dibaca oleh orang lain.  Pasien tidak merasakan kesedihan yang mendalam, keinginan untuk bunuh diri dan kehilangan minat. Pasien tidak merasakan kesenangan dan peningkatan aktivitas berlebihan  Pasien tidak memiliki keluhan yang berkaitan dengan gangguan neurotik, gangguan somatoform dan gangguan terkait stress  Pasien sudah menikah dan memiliki 2 orang anak dan 2 cucu  Pasien lahir dengan normal  Tumbuh kembang pasien baik  Pasien dapat menyelesaikan pendidikan di SMA  Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami hal serupa  Pasien saat ini bekerja sebagai ibu rumah tangga  Sumber perekonomian pasien berasal dari penghasilan pensiunan dan terkadang dari anak-anaknya  Pada pasien ini masih ditemukan gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik VI. FORMULASI DIAGNOSTIK Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada pasien, terdapat gejala yang menimbulkan penderitaan bagi pasien. Maka disimpulkan pasien menderita gangguan jiwa A. Diagnosis Aksis I  Tidak ditemukannya penyakit (gangguan fisik) yang menyebabkan disfungsi otak. Hal ini dinilai dari kesadaran, daya konsentrasi, dan orientasi serta pertanyaan seputar pengetahuan umum yang di dapat pasien baik. Sehingga pasien bukan penderita gangguan mental organik (F.0).
  • 14.  Tidak ditemukannya riwayat penggunaan zat psikoaktif berdasarkan anamnesis maka pasien termasuk bukan penderita gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif atau alkohol (F.10).  Ditemukan gangguan dalam menilai realita, terdapat halusinasi dan waham pada pasien, maka dapat disimpulkan pasien menderita gangguan psikotik (F.20)  Tidak ditemukannya ciri depresi yaitu penurunan afek, kehilangan minat, kurang senang/gembira, mudah lelah, dan ide-ide bunuh diri, oleh karena itu pasien bukan gangguan depresi, maupun tidak ditemukan ciri manik yaitu peningkatan pada afek, aktivitas mental dan psikomotor yang berlebih pada pasien oleh karena itu pasien tidak memiliki gangguan manik, karena pasien ini tidak memiliki gangguan depresi dan gangguan manik maka pasien bukan penderita gangguan mood (F.30).  Pasien mengatakan sering mendengar suara berbunyi “crik- crik” namun tidak ada sumbernya. Pasien sering melihat bayangan hitam tetapi orang lain tidak dapat melihat bayangan tersebut. Pasien juga merasa disentuh dibagian leher sejak cucunya meninggal sejak 1 minggu lalu. Pasien juga mengaku sering mendengar suara laki-laki yang suka menjelek-jelekan dirinya tetapi tidak diketahui sumbernya. Pasien juga mengaku sering merasa orang lain disekitarnya ada yang mencoba melukai dan menjahati dirinya. Pasien juga mengatakan bahwa merasa tersindir oleh presenter saat menonton televisi. Pasien juga merasa bahwa dia telah diguna-guna. Pasien juga mengatakan bahwa pikirannya dapat dibaca oleh orang lain. Dari anamnesis pasien ini didapatkan halusinasi serta waham. Sehingga pasien merupakan pasien dalam Gangguan Psikotik yang berupa Skizofrenia Paranoid (F20.0)
  • 15.  Pasien tidak memiliki keluhan rasa lelah, hilang tenaga ataupun nyeri otot sehingga pasien ini bukan penderita neurotik. Pasien juga tidak memiliki keluhan-keluhan fisik yang berulang disertai dengan permintaan pemeriksaan medic, meskipun sudah berkali-kali hasilnya negatif sehingga pasien dinyatakan bukan penderita somatoform. Pasien juga tidak ditemukan adanya rasa cemas dan gelisah yang tidak beralasan sehingga dapat menimbulkan gangguan dalam hidupnya yaitu sulit tidur, tidak ditemukannya ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran dan tidak dapat santai), overaktivitas otonom (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering) sehingga pasien dinyatakan bukan penderita gangguan terkait stress. Maka pasien ini bukan penderita gangguan neurotik, gangguan somatoform dan gangguan terkait stress (F.40). B. Diagnosia Aksis II Saat dilakukan anamnesis didapatkan, pasien mampu bersosialisasi dan memiliki banyak teman maka pada pasien ini tidak terdapat gangguan kepribadian. Pasien dapat bersekolah dari SD – SMA. Pasien mampu menjawab pertanyaan matematika sederhana, pengetahuan umum dan pengujian terhadap daya nilai dan abstrak, maka pasien tidak terdapat retardasi mental. Karena tidak ada gangguan kepribadian dan retardasi mental, maka aksis II tidak ada diagnosis. C. Diagnosis Aksis III Dari anamnesis dan hasil dari rekam medik didapatkan pasien menderita asam urat, kolesterol, dispepsia, otitis eksterna, maka aksis III pada pasien ini adalah asam urat, kolesterol, dyspepsia, otitis eksterna
  • 16. D. Diagnosis Aksis IV Pasien mengalami keluhan sulit memulai tidur sejak 1 tahun yang lalu. Pasien juga sering memikirkan cucunya yang telah meninggal sejak 1 minggu lalu. Maka aksis IV di dapatkan diagnosis adanya masalah psikososial yaitu cucu meninggal sejak 1 minggu lalu E. Diagnosis Aksis V Pada pasien terdapat gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik, maka pada Aksis V didapatkan GAF scale 70 - 61. II. Evaluasi Multiaksial A. Aksis I : skizofrenia paranoid (F20.0) B. Aksis II : tidak ada diagnosis C. Aksis III : asam urat, kolesterol, dispepsia, otitis eksterna D. Aksis IV : cucu meninggal sejak 1 minggu lalu E. Aksis V : GAF scale 70 - 61 III. Daftar Problem A. Organobiologik : asam urat, kolesterol, dispepsia, otitis eksterna B. Masalah psikologi : sulit untuk memulai tertidur C. Masalah psikososial : cucu meninggal sejak 1 minggu lalu D. Sosioekonomi : tidak ada IV. Prognosis A. Prognosis ke arah baik  Menyadari keadaannya bahwa ia sakit  Adanya motivasi pasien untuk berobat  Pasien mau minum obat  Adanya akses BPJS
  • 17.  Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan yang sama atau penyakit genetika B. Prognosis ke arah buruk  Penyakit sudah berjalan lama, keluhan utama dirasakan sudah 34 tahun  Adanya beban pikiran cucu meninggal sejak 1 minggu lalu  Jika obat dihentikan, maka pasien sering marah-marah Berdasarkan data-data diatas dapat disimpulkan prognosis pasien adalah  Ad vitam : dubia ad bonam  Ad functionam : dubia ad bonam  Ad sanationam : dubia ad malam V. Terapi A. Farmakoterapi  Risperidon 2 x 2 mg tablet  Trihexyphenidyl 2 x 2 mg tablet B. Psikoterapi  Pemeriksa mengedukasi pasien tentang penyakitnya dan cara mengatasinya  Meminta pasien untuk meminum obat teratur  Kontrol rutin ke dokter setiap bulan  Mendekatkan diri kepada Tuhan dengan cara rajin beribadah  Perbanyak bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dan refreshing - Edukasi mengenai sleep hygiene :  Lakukan aktivitas atau olahraga di siang hari agar ketika malam lelah dan mudah mengantuk.
  • 18.  Jangan tidur siang, agar malam hari dapat tertidur dengan mudah.  Ketika malam jangan meminum kopi maupun teh kental.  Jangan meminum obat yang mengandung stimulan  Jangan memakan karbohidrat tinggi seperti nasi padang ketika malam hari, dianjurkan untuk makan sebelum jam 7 agar tidak terjadi gangguan dispepsi atau pencernaan saat tidur.  Matikan lampu ketika tidur, jika terang maka retina mata akan terstimulus sehingga terbangun.  Ketika malam hari jangan membahas hal yang berbau konflik agar ketika tidur tidak berpikir tentang topik tadi.  Jangan ada TV di dalam kamar, karena jika ada TV pasien akan merasa naman menonton dan terus terjaga, jika pasien ingin menonton TV baiknya di luar kamar.  Sebelum tidur jangan menonton film yang menakutkan.  Tempat tidur harus lurus agar posisi tidur pasien nyaman.  Jangan olahraga saat hendak mau tidur karena adrenalin dapat bekerja sehingga mengaktivasi proses berpikir.
  • 19. DAFTAR PUSTAKA Muslim, Rusdi. DR. Sp.KJ. Buku Ajar Psikiatri. FK UI. Jakarta. 2014. Muslim, Rusdi. DR. Sp.KJ. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan Kedua. Jakarta. 2013. Muslim, Rusdi. DR. Sp.KJ. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Cetakan Keempat. Jakarta. 2014.