Presented at ‘Training of Trainers’ Latihan Penilaian Kesihatan Mental & Psikososial untuk Permintaan Pengguguran
Peringkat Nasional, Ministry of Health Malaysia . 22-23 August 2017.
1. Kebijakan yang dilakukan Pemda dalam penyelenggaraan pelayanan Kesehatan jiwa yang bersifat promotif :
Sesuai dengan amanat Undang – Undang Nomor 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa bahwa pemerintah wajib memberikan pelayanan kesehatan secara terintegrasi, komprehensif, dan berkesinambungan sepanjang siklus kehidupan manusia melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Salah satu upaya Promotif primer adalah dengan berorientasi pada kelompok masyarakat yang belum mengalami masalah maupun gangguan jiwa.
Lembaga yang menjadi target utama dalam meningkatkan Kesehatan jiwa yang yaitu pada : Keluarga, Lembaga Pendidikan, Tempat Kerja, Masyarakat, Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Media Massa, Lembaga Keagaaman dan tempat ibadah; dan Lembaga Pemasyarakatan yang membutuhkan upaya promotif kesehatan jiwa, di antaranya dengan melaksanakan kebijakan operasional kesehatan jiwa yang berbasis masyarakat dan diharapkan akan mampu dan memandirikan masyarakat melalui edukasi peningkatan ketahanan mental/jiwa terutama dalam Pola Asuh, Life skill dan Pencegahan perilaku berisiko/Napza/Perilaku Bunuh diri.
Kegiatan yang dilakukan dalam upaya promotif diantaranya :
a) Advokasi, sosialisasi dan promosi kesehatan jiwa (psikoedukasi);
b) Penyediaan materi dan media KIE;
c) Pemberdayaan masyarakat dalam Kesehatan jiwa melalui pelatihan kader;
d) Membuat inovasi dan terobosan baru dalam mensosialisasikan dan mendekatkan akses layanan kesehatan jiwa kepada masyarakat yaitu dengan membuat Layanan Psikososial dan Kesehatan Jiwa ;
e) Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan lintas sektor, organisasi profesi, akademisi, pemerhati masalah kesehatan jiwa, dan lain- lain.
Dalam kerangka regulasi, untuk meningkatkan peran serta Pemerintah daerah dalam menghadapi masalah kesehatan jiwa masyarakat, maka Pemerintah Daerah Maluku dengan menerbitkan kebijakan terkait yaitu :
1. SK Gubernur Maluku Nomor 182 Tahun 2022 tentang TIM PENGARAH KESEHATAN JIWA MASYARAKAT (TPKJM) Provinsi Maluku yang bertugas merumuskan kebijakan Pemerintah Provinsi dalam upaya pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan jiwa masyarakat melalui pendekatan multi disiplin dan peran serta masyarakat, guna meningkatkan kondisi Kesehatan Jiwa Masyarakat yang optimal di wilayahnya.
2. SK Gubernur Maluku Nomor 183 Tahun 2022 tentang TIM DUKUNGAN KESEHATAN JIWA DAN PSIKOSOSIAL (DKPJS) PROVINSI MALUKU yang bertugas untuk : Melakukan Psychological First Aid (PFA) dan follow up PFA pada anggota masyarakat/komunitas yang membutuhkan pada saat terjadi Kedaruratan (permasalahan kesehatan masyarakat, bencana alam, konflik sosial, permasalahan hukum dan lainnya), Membentuk jejaring dukungan kesehatan jiwa dan psikososial dengan lintas sektor terkait, Melakukan edukasi, pendampingan, peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi pandemi maupun bencana lainnya dan Melakukan kegiatan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial untuk masyarakat, kelompok khusus yang membutuhkan melalui la
Presented at ‘Training of Trainers’ Latihan Penilaian Kesihatan Mental & Psikososial untuk Permintaan Pengguguran
Peringkat Nasional, Ministry of Health Malaysia . 22-23 August 2017.
1. Kebijakan yang dilakukan Pemda dalam penyelenggaraan pelayanan Kesehatan jiwa yang bersifat promotif :
Sesuai dengan amanat Undang – Undang Nomor 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa bahwa pemerintah wajib memberikan pelayanan kesehatan secara terintegrasi, komprehensif, dan berkesinambungan sepanjang siklus kehidupan manusia melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Salah satu upaya Promotif primer adalah dengan berorientasi pada kelompok masyarakat yang belum mengalami masalah maupun gangguan jiwa.
Lembaga yang menjadi target utama dalam meningkatkan Kesehatan jiwa yang yaitu pada : Keluarga, Lembaga Pendidikan, Tempat Kerja, Masyarakat, Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Media Massa, Lembaga Keagaaman dan tempat ibadah; dan Lembaga Pemasyarakatan yang membutuhkan upaya promotif kesehatan jiwa, di antaranya dengan melaksanakan kebijakan operasional kesehatan jiwa yang berbasis masyarakat dan diharapkan akan mampu dan memandirikan masyarakat melalui edukasi peningkatan ketahanan mental/jiwa terutama dalam Pola Asuh, Life skill dan Pencegahan perilaku berisiko/Napza/Perilaku Bunuh diri.
Kegiatan yang dilakukan dalam upaya promotif diantaranya :
a) Advokasi, sosialisasi dan promosi kesehatan jiwa (psikoedukasi);
b) Penyediaan materi dan media KIE;
c) Pemberdayaan masyarakat dalam Kesehatan jiwa melalui pelatihan kader;
d) Membuat inovasi dan terobosan baru dalam mensosialisasikan dan mendekatkan akses layanan kesehatan jiwa kepada masyarakat yaitu dengan membuat Layanan Psikososial dan Kesehatan Jiwa ;
e) Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan lintas sektor, organisasi profesi, akademisi, pemerhati masalah kesehatan jiwa, dan lain- lain.
Dalam kerangka regulasi, untuk meningkatkan peran serta Pemerintah daerah dalam menghadapi masalah kesehatan jiwa masyarakat, maka Pemerintah Daerah Maluku dengan menerbitkan kebijakan terkait yaitu :
1. SK Gubernur Maluku Nomor 182 Tahun 2022 tentang TIM PENGARAH KESEHATAN JIWA MASYARAKAT (TPKJM) Provinsi Maluku yang bertugas merumuskan kebijakan Pemerintah Provinsi dalam upaya pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan jiwa masyarakat melalui pendekatan multi disiplin dan peran serta masyarakat, guna meningkatkan kondisi Kesehatan Jiwa Masyarakat yang optimal di wilayahnya.
2. SK Gubernur Maluku Nomor 183 Tahun 2022 tentang TIM DUKUNGAN KESEHATAN JIWA DAN PSIKOSOSIAL (DKPJS) PROVINSI MALUKU yang bertugas untuk : Melakukan Psychological First Aid (PFA) dan follow up PFA pada anggota masyarakat/komunitas yang membutuhkan pada saat terjadi Kedaruratan (permasalahan kesehatan masyarakat, bencana alam, konflik sosial, permasalahan hukum dan lainnya), Membentuk jejaring dukungan kesehatan jiwa dan psikososial dengan lintas sektor terkait, Melakukan edukasi, pendampingan, peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi pandemi maupun bencana lainnya dan Melakukan kegiatan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial untuk masyarakat, kelompok khusus yang membutuhkan melalui la
3. IDENTITAS PASIEN
NAMA Ny. M
TANGGAL LAHIR 05 DESEMBER 1977
UMUR 45 TAHUN
JENIS KELAMIN PEREMPUAN
ALAMAT KAMPUNG PARANG DESA GANTUNGENG
AGAMA ISLAM
RUANGAN POLI JIWA RSUD SYEKH YUSUF
PENDIDIKAN TERAKHIR MA
DIKIRIM OLEH KELUARGA ( SEPUPU )
DIAGNOSIS SEMENTARA ANXIETY DISORDER UNSPECIFIED
KELUHAN UTAMA GELISAH
5. RIWAYAT PSIKIATRI KELUHAN UTAMA
GELISAH
Seorang perempuan berusia 45 tahun dibawah ke POLI JIWA RSUD
SYEKH YUSUF untuk control dengan keluhan cemas berlebih dan kurang
tidur, serta emosi kurang stabil yang dirasakan kurang lebih 20 jam dalam
sehari.keluhan dirasakan hampir 2 tahun lamanya. Dan mulai memberat pada
bulan 12 tahun 2019 dan bulan 1,2, dan 3 tahun 2021. Pasien juga mengeluh
sakit perut karena ada Riwayat penyakit lambung. Sekarang pasien merasa
membaik.
Awal perubahan perilaku tahun 2020, saya pernah sakit perut bagian
bawah dan pergi ka kedokter kandungan untuk periksa, dokternya mengatakan
ada penebalan dinding rahim, dan pernah juga saya periksa di rumah sakit
dokternya bilang terdapat tumor Rahim, disitulah saya mulai merasakan
khawatir berlebihan akan Kesehatan dan berlanjut sampai sekarang.
Hendaya/Disfungsi
- Hendaya sosial : tidak Ada
- Hendaya pekerjaan/pendidikan : Ada
- Hendaya waktu senggang : Ada
Faktor stressor dan psikososial :
pernah juga saya periksa di rumah
sakit dokternya bilang terdapat tumor
Rahim
6. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
1. INFEKSI : TIDAK ADA
2. KEJANG : TIDAK ADA
3. TRAUMA : TIDAK ADA
PASIEN BELUM PERNAH DI RAWAT
RUMAH SAKIT SEBELUMNYA
RIWAYAT PENGGUNAAN ZAT PSIKOAKTIF
NARKOBA : TIDAK ADA
ALKOHOL : TIDAK ADA
MEROKOK : TIDAK ADA
RIWAYAT GANGGUAN PSIKIATRI
SEBELUMNYA
Tidak pernah di rawat di RS sebelumnya hanya
rutin berobat dan dating control di POLI JIWA
RSUD SYEKH YUSUF
7. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
RIWAYAT PRENATAL DAN PERINATAL
Pasien lahir pada tanggal 05 DESEMBER 1977
dengan persalinan normal dancukup bulan.
RIWAYAT MASA KANAK AWAL-
PERTENGAHAN
RIWAYAT MASA KANAK AKHIR DAN
REMAJA
Pasien termasuk orang yang cukup bergaul
dengan lingkungannya.
RIWAYAT MASA DEWASA
- Usia 1-3 tahun
Pertumbuhan dan perkembangan pasien baik, sesuai
dengan anakseusianya
- Usia 3-6 tahun
Pertumbuhan dan perkembangan pasien baik, sesuai
dengan anakseusianya.
- Usia 6-11 tahun
Pertumbuhan dan perkembangan pasien baik, sesuai
dengan anakseusianya.
- Riwayat Pendidikan
Pendidikan terakhir pasien adalah MA
- Riwayat pekerjaan
Riwayat pekerjaan pasien sebelumnya adalah IRT. Namun sekarang setelah
sakit, pasien sudah tidak menjalankan tugas sebagai IRT
- Riwayat pernikahan Pasien
Menikah Suami atas nama Tn M
- Riwayat keluarga
Pasien merupakan anak ke-3 dari 6 bersaudara ( . Tidak ada riwayat dalam
keluarga menderita gangguan jiwa.
- Riwayat kehidupan social
Pasien dikenal sebagai pribadi yang baik dengan keluarga.
- Riwayat agama
Pasien beragama islam
- Situasi Kehidupan Sekarang
Pasien merupakan anak ke tiga dari enam bersaudara. Hubungan dengan
keluarga baik. Saat dewasa pasien tinggal Bersama Suami dan anak anaknya.
- Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya
Pasien menyadari sepenuhnya bahwa dia sakit dan harus berobat.
8. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
a. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Tidak di lakukan pemeriksaan karena VIA WHATSAPP
2. Kesadaran
- Kuantitas : GCS 15 (E4M6V5) Compos mentis
- Kualitas : Berubah
3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor tidak dilakukan pemeriksaan
4. Pembicaraan Spontan, lancar dan asosiasi appropriate
5. Sikap terhadap Pemeriksa Kooperatif
b. Keadaan Afektif
• Mood : tidak dapat di nilai
• Afek : Afek serasi
• Empati : dapat dirabarasakan
c. Fungsi Intelektual (kognitif)
• Taraf Pendidikan
Pengetahuan umum dan kecerdasan : sesuai taraf
pendidikan, tidak terganggu
• Orientasi
- Waktu : Baik
- Tempat : Baik
- Orang : Baik
• Daya Ingat
- Jangka panjang : Baik
- Jangka sedang : baik
- Jangka pendek : Kurang
- Jangka segera : Kurang
• Konsentrasi dan Perhatian : Baik
• Pikiran Abstrak : Baik dapat membedakan
antara penyakit tumor dan tekanan darah tinggi.
• Bakat Kreatif : tidak dilakukan
pemeriksaan
• Kemampuan Menolong Diri Sendiri : Baik
9. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
a. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
Auditorik : tidak ada
Visual : tidak ada
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
b. Pikiran
1) Arus Pikiran : Relevan
2) Isi Pikiran : Kaya isi pikir
c. Pengendalian Impuls : tidak dapat dinilai
d. Daya Nilai dan Tilikan
1) Norma Social : Baik
2) Uji dan Nilai : Baik
3) Penilaian Realitas : t i d a k a d a g a n g g u a n
4) Tilikan : Derajat 4
e. Taraf Dapat Dipercaya : Dapat dipercaya
10. PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGIS
a. Status Internus
1) Keadaan Umum : Baik
2) Kesadaran : GCS 15 (E4M6V5) Compos mentis
3) TTV :
- Tekanan darah : Riwayat hipertensi
- Nadi : - x/menit
- Pernapasan : - x/menit
- Suhu : - C
b. Status Neurologis
1) Kesadaran : GCS 15 (E4M6V5) Compos mentis
2) Rangsang Menings : Tidak dilakukan
3) N.cranialis : Tidak dilakukan
4) Motorik : tidak dilakukan
5) Sensorik : tidak dilakukan
6) Refleks Fisiologis : Tidak dilakukan
7) Refleks Patologis : Tidak dilakukan
11. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Seorang perempuan berusia 45 tahun dibawah ke POLI JIWA RSUD SYEKH YUSUF untuk control dengan keluhan cemas berlebih
dan kurang tidur, serta emosi kurang stabil yang dirasakan kurang lebih 20 jam dalam sehari.keluhan dirasakan hampir 2 tahun lamanya. Dan
mulai memberat pada bulan 12 tahun 2019 dan bulan 1,2, dan 3 tahun 2021. Pasien juga mengeluh sakit perut karena ada Riwayat penyakit
lambung. Sekarang pasien merasa membaik.
Awal perubahan perilaku tahun 2020, saya pernah sakit perut bagian bawah dan pergi ka kedokter kandungan untuk periksa, dokternya
mengatakan ada penebalan dinding rahim, dan pernah juga saya periksa di rumah sakit dokternya bilang terdapat tumor Rahim, disitulah saya mulai
merasakan khawatir berlebihan akan Kesehatan dan berlanjut sampai sekarang.
Pada pemeriksaan, kesadaran berubah, GCS 15. Pasien kooperatif, mood tidak dapat di nilai , afek serasi, dan empati dapat dirabarasakan. Fungsi
kognitif baik sesuai taraf pendidikan, gangguan persepsi tidak ada, arus pikir kadang relevan, tidak terdapat gangguan isi pikir, pasien menyadari dan
mengakui dirinya sakit (tilikan 4), dan secara umum yang diutarakan oleh pasien cukup dapatdipercaya.
- Terdapat hendaya sosisal (-), hendaya pekerjaan (+), dan hendaya waktu senggang (+).
- Pasien menyadari sepenuhnya bahwa dirinya sakit.
12. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I
Berdasarkan autoanamnesis, alloanamnesis dan pemeriksaan status mental, ditemukan adanya gejala klinis yang bermakna yaitu pasien gelisah
dan sulit tidur ,serta emosi tidak stabil dan rasa cemas berlelbihan. Keadaan ini menimbulkan penderitaan (distress) pada dirinya, sulit melakukan
tugas dalam kehidupan harian dan sulit mengisi waktu luangnya dengan hal yang bermanfaat (hendaya), sehingga dapat disimpulkan pasien
mengalami Gangguan jiwa.
Pada pemeriksaan status mental pasien, tidak didapatkan hendaya berat menilai realita, maka pasien tidak digolongkan dalam gangguan jiwa
psikotik.
Berdasarkan autoanamnesis, alloanamnesis dan pemeriksaan status mental ditemukan adanya gejala klinis yang bermakna seperti Pasien
mengalami cemas berlebihan yang dialami tidak setiap hari . Dari hasil alloanamnesis dan pemeriksaan status mental pasien didiagnosis sebagai
Anxiety Disorder Unspecified
13. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis II
Tidak ada ciri kepribadian yang khas
Aksis III
Tidak ada gangguan organik
Aksis IV
saya pernah sakit perut bagian bawah dan pergi ka kedokter kandungan untuk periksa, dokternya mengatakan ada penebalan
dinding rahim, dan pernah juga saya periksa di rumah sakit dokternya bilang terdapat tumor Rahim
Aksis V
GAF Scale 60-51 (gejala sedang (moderate) dan disabilitas sedang)
14. DAFTAR MASALAH
- Organobiologik
terdapat penyakit tumor pada Rahim nya yang membuat timbulnya respon
neurotransmitter berkurang, dalam hal ini Serotoni, dopamine, GABA dan noreepinefrin
- Psikologik
Ditemukan adanya gejala anxiety.
15. RENCANA TERAPI
• Farmakoterapi
R/Alprazolam (alganax 0,25 mg) 0,25 mg 1-1-1
R/ Clozapine 25 mg 0-0-1
• Psikoterapi
Memberikan dukungan kepada pasien untuk dapat membantu pasien dalam memahami dan menghadapi
penyakitnya. Memberi penjelasan dan pengertian mengenai penyakitnya, cara pengobatan, manfaat
pengobatan, efek samping yang mungkin timbul selama pengobatan, serta memotivasi pasien supaya
mau minum obat secara teratur. Serta lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT
16. PROGNOSIS
- Ad Vitam : Dubia ad bonam
- Ad Functionam : Dubia ad bonam
- Ad Sanationam : Dubia ad bonam
17. DISKUSI
Gangguan kecemasan adalah gangguan psikologis yang melemahkan yang ditandai dengan berbagai
gejala kognitif dan somatik. Penderita kecemasan memiliki prevalensi seumur hidup yang lebih tinggi dari
berbagai masalah medis. Kondisi medis kronis selanjutnya meningkatkan kemungkinan gangguan kejiwaan dan
disfungsi secara keseluruhan. Tingkatan seumur hidup dari masalah kardiovaskular, pernapasan, gastrointestinal,
dan masalah medis lainnya secara tidak proporsional tinggi pada penderita kecemasan dan kepanikan/ketakutan.
Komorbiditas yang meningkat tidak mengherankan karena banyak gejala kecemasan dan panik/takut meniru
gejala kondisi medis. Gangguan panik secara khusus sangat terkait dengan kondisi medis karena gejala somatik
yang menonjol, seperti dispnea, pusing, mati rasa, nyeri dada, dan jantung berdebar-debar, yang semuanya dapat
menandakan bahaya dan kemunduran bagi penderita penyakit kronis.
18. DISKUSI
Berdasarkan autoanamnesis, alloanamnesis dan pemeriksaan status mental ditemukan
adanya gejala klinis yang bermakna seperti Pasien mengalami cemas berlebihan yang dialami tidak setiap hari .
Dari hasil alloanamnesis dan pemeriksaan status mental pasien didiagnosis sebagai Anxiety Disorder
Unspecified
Pasien ini diberikan alprazolam karena obat ini adalah obat golongan benzodiazepine merupakan
obat pilihan pertama untuk menangani cemas. Pada mekanisme alprazolam, alprazolam akan berikatan dengan
reseptor Gamma-amino butirat acid (GABA), disini alprazolam akan memfasilitasi pengikatan GABA dan
meningkatkan masuknya ion klorida, sehingga GABA akan menghambat aksi dari beberapa struktur otak,
penghambatan GABA akan menghambat aktivitas obat secara umum. Dan juga alprazolam akan memicu
GABA berinteraksi dengan neurotransmitter lainnya dalam hal ini noreadrenergic serotonergic, kolinergik, dari
system opioidergic, sehingga dapat berkontribusi terhadap efektivitas klinis dalam pengobatan kecemasan dan
depresi ( Verster dan Volkers, 2004).