puisi lama dan puisi baru (bahasa indonesia)Student
dalam power point yang ini dilengkapi dengan ciri cirin perbedaan dan pengertian dan hal lainnya, jadi yu beca teman. ini untuk semua kalangan terutama kelas XII
Pengertian Puisi
Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang artinya berati penciptaan. Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini adalah poetry yang erat dengan –poet dan -poem. Mengenai kata poet, Coulter (dalam Tarigan, 1986:4) menjelaskan bahwa kata poet berasal dari Yunani yang berarti membuat atau mencipta. Dalam bahasa Yunani sendiri, kata poet berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang sekaligus merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi.
Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang diungkapkan dengan menggunakan bahasa yang padat, indah, dan kaya makna.
Puisi Lama adalah karya sastra yang harus dilestarikan oleh bangsa Indonesia sendiri. Puisi Lama terdiri dari Pantun, Syair, Talibun, Karmina, Seloka, Gurindam
Old Poetry is a literary work that must be preserved by the Indonesian nation itself. Old Poetry consists of a Pantun, Syair, Talibun, Karmina, Seloka, Gurindam
Please Subribe me
Email: fadrymuhammad50@gmail.com
puisi Analisis Unsur Intrinsik Puisi “Pahlawan Tak Dikenal”
Pahlawan Tak Dikenal
Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang
Dia tidak ingat bilamana dia datang
Kedua lengannya memeluk senapan
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang
Wajah sunyi setengah tengadah
Menangkap sepi padang senja
Dunia tambah beku di tengah derap dan suara menderu
Dia masih sangat muda
Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun
Orang-orang ingin kembali memandangnya
Sambil merangkai karangan bunga
Tapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya
Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata: aku sangat muda
1955
Karya : Toto Sudarto Bachtiar
Struktur fisik (metode puisi )
a. Diksi
Diksi yang digunakan adalah kata-kata yang bermakna denotasi dan konotasi.
b. Larik
“Pahlawan Tak Dikenal” tediri atas dua puluh larik. Larik-larik tersebut saling berhubungan membentuk lima bait.
c. Bait
Puisi “Pahlawan Tak Dikenal” terdiri atas lima bait. Bait pertama, kedua, ketiga, keempat dan kelima terdiri atas empat larik.
d. Pertautan bait
Bait-bait yang terdapat dalam puisi saling berhubungan dalam kepahlawanan seseorang yang masih muda.
e. Pengimajian
Bait pertama, kedua, keempat, dan kelima menggunakan imaji penglihatan karena “apa” yang diungkapan pada bait tersebut seakan-akan dapat dilihat. Bait ketiga menggunakan imaji pendengaran karena “apa” yang diungkap seakan-akan dapat didengar.
f. Rima
sBait pertama, ketiga, dan keempat memiliki bunyi akhir baris yang tidak sama. Bait kedua memiliki persamaan bunyi ng di akhir baris. Bait kelima, baris pertama dan kedua memiliki persamaan bunyi ng, sedangkan baris ketiga dan keempat memiliki persamaan bunyi a.
Struktur batin ( isi puisi )
a. Tema
Puisi “Pahlawan Tak Dikenal” menggambarkan kepahlawanan seorang pejuang yang gugur saat usianya masih muda demi membela tanah air. Jadi, tema puisi tersebut perjuangan dan kepahlawanan.
b. Perasaan
Perasaan penyair dalam puisi yaitu terharu, penyair terharu melihat seorang pahlawan yang rela mati demi negara.
C. Nada
Puisi “Pahlawan Tak Dikenal” memiliki nada kepahlawanan dan perjuangan
d. Amanat
Amanat puisi “Pahlawan Tak Dikenal” menyuruh kita atau pembaca untuk menghargai jasa pahlawan.
Analisis Unsur Intrinsik Puisi “Pahlawan Tak Dikenal”
Pahlawan Tak Dikenal
Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang
Dia tidak ingat bilamana dia datang
Kedua lengannya memeluk senapan
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang
Wajah sunyi sete
puisi lama dan puisi baru (bahasa indonesia)Student
dalam power point yang ini dilengkapi dengan ciri cirin perbedaan dan pengertian dan hal lainnya, jadi yu beca teman. ini untuk semua kalangan terutama kelas XII
Pengertian Puisi
Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang artinya berati penciptaan. Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini adalah poetry yang erat dengan –poet dan -poem. Mengenai kata poet, Coulter (dalam Tarigan, 1986:4) menjelaskan bahwa kata poet berasal dari Yunani yang berarti membuat atau mencipta. Dalam bahasa Yunani sendiri, kata poet berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang sekaligus merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi.
Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang diungkapkan dengan menggunakan bahasa yang padat, indah, dan kaya makna.
Puisi Lama adalah karya sastra yang harus dilestarikan oleh bangsa Indonesia sendiri. Puisi Lama terdiri dari Pantun, Syair, Talibun, Karmina, Seloka, Gurindam
Old Poetry is a literary work that must be preserved by the Indonesian nation itself. Old Poetry consists of a Pantun, Syair, Talibun, Karmina, Seloka, Gurindam
Please Subribe me
Email: fadrymuhammad50@gmail.com
puisi Analisis Unsur Intrinsik Puisi “Pahlawan Tak Dikenal”
Pahlawan Tak Dikenal
Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang
Dia tidak ingat bilamana dia datang
Kedua lengannya memeluk senapan
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang
Wajah sunyi setengah tengadah
Menangkap sepi padang senja
Dunia tambah beku di tengah derap dan suara menderu
Dia masih sangat muda
Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun
Orang-orang ingin kembali memandangnya
Sambil merangkai karangan bunga
Tapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya
Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata: aku sangat muda
1955
Karya : Toto Sudarto Bachtiar
Struktur fisik (metode puisi )
a. Diksi
Diksi yang digunakan adalah kata-kata yang bermakna denotasi dan konotasi.
b. Larik
“Pahlawan Tak Dikenal” tediri atas dua puluh larik. Larik-larik tersebut saling berhubungan membentuk lima bait.
c. Bait
Puisi “Pahlawan Tak Dikenal” terdiri atas lima bait. Bait pertama, kedua, ketiga, keempat dan kelima terdiri atas empat larik.
d. Pertautan bait
Bait-bait yang terdapat dalam puisi saling berhubungan dalam kepahlawanan seseorang yang masih muda.
e. Pengimajian
Bait pertama, kedua, keempat, dan kelima menggunakan imaji penglihatan karena “apa” yang diungkapan pada bait tersebut seakan-akan dapat dilihat. Bait ketiga menggunakan imaji pendengaran karena “apa” yang diungkap seakan-akan dapat didengar.
f. Rima
sBait pertama, ketiga, dan keempat memiliki bunyi akhir baris yang tidak sama. Bait kedua memiliki persamaan bunyi ng di akhir baris. Bait kelima, baris pertama dan kedua memiliki persamaan bunyi ng, sedangkan baris ketiga dan keempat memiliki persamaan bunyi a.
Struktur batin ( isi puisi )
a. Tema
Puisi “Pahlawan Tak Dikenal” menggambarkan kepahlawanan seorang pejuang yang gugur saat usianya masih muda demi membela tanah air. Jadi, tema puisi tersebut perjuangan dan kepahlawanan.
b. Perasaan
Perasaan penyair dalam puisi yaitu terharu, penyair terharu melihat seorang pahlawan yang rela mati demi negara.
C. Nada
Puisi “Pahlawan Tak Dikenal” memiliki nada kepahlawanan dan perjuangan
d. Amanat
Amanat puisi “Pahlawan Tak Dikenal” menyuruh kita atau pembaca untuk menghargai jasa pahlawan.
Analisis Unsur Intrinsik Puisi “Pahlawan Tak Dikenal”
Pahlawan Tak Dikenal
Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang
Dia tidak ingat bilamana dia datang
Kedua lengannya memeluk senapan
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang
Wajah sunyi sete
Analisis Puisi “O” karya Sutardji Calzoum BachriMuhammad Yossi
It's my presentation about analytical of "Puisi Lama" in Indonesian Literature subject in my Senior High School. It contains the physical structure of the poem, 'batin' stucture of the poem, and the interpretation of the poem. Hope u can learn from my slides.
Analisis pengalaman pengalaman yang tercermin dalam puisi angkatan balai pust...DEPDIKNASBUD
JUARA 2 SKRIPSI TERBAIK JURUSAN BAHASA INDONESIA STKIP SEBELAS APRIL SUMEDANG DAN 20 BESAR SKRIPSI TERBAIK KEMENDIKNASBUD 2011 UNTUK TOPIK BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. Standar Kompetensi
Memahami buku kumpulan puisi kontemporer
dan karya sastra yang dianggap penting pada tiap
periode.
Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi tema dan ciri-ciri puisi
kontemporer melalui kegiatan membaca buku
kumpulan puisi kontemporer.
Indikator
• Mengidentifikasi tema puisi kontemporer.
• Mengidentifikasi ciri-ciri puisi kontemporer.
• Menjelaskan maksud isi puisi kontemporer.
3. Tujuan Pembelajaran
1. Mengungkapkan konsep puisi kontemporer.
2. Mengungkapkan latar belakang lahirnya puisi
kontemporer.
3. Mengungkapkan ciri-ciri puisi kontemporer.
4. Mengungkapkan jenis puisi kontemporer.
5. Membaca kumpulan puisi kontemporer.
6. Mengidentifikasi tema dan ciri-ciri puisi kontemporer.
7. Menjelaskan maksud isi puisi kontemporer.
8. Mendiskusikan tema dan ciri-ciri puisi kontemporer.
9. Membuat puisi kontemporer.
4. Apa sih pengetian puisi
kontemporer?
Puisi kontemporer dapat diartikan
sebagai puisi yang lahir dalam kurun
waktu terakhir. Puisi kontemporer
berusaha lari dari ikatan konvensional
puisi itu sendiri. Puisi kontemporer
seringkali memakai kata-kata yang
kurang memperhatikan santun
bahasa, memakai kata-kata makian
kasar, ejekan, dan lain-lain.
5. Latar Belakang
Puisi kontemporer muncul
sekitar tahu 1970-an.
Pemrakarsanya yang terkenal
antar lain Sutarji Calzoum,
Damanto Yatman, Taufik
Ismail, Abdul Hadi, Ibrahim
Sattah dan Hamid Jabbar.
Puisi kontemporer dibuat bukan
untuk mencari sensasi atau ingin
tampil beda belaka. Tapi memiliki
maksud-maksud antara lain adalah
mendobrak cara penulisan puisi
konvensional serta menyampaikan
kritik yang dimaksudkan untuk
mengajak pembaca melakukan
refleksi yang pada akhirnya
pembaca melakukan perbaikan.
Puisi kontemporer tetap
mengandung pesan-pesan moral
yang justru memiliki ‘nilai lebih’
karena temanya berisi tentang
kehidupan di dalam masyarakat.
6. Unsur-unsur Puisi Kontemporer
1. Unsur bunyi; meliputi penempatan persamaan bunyi (rima)
pada tempat-tempat tertentu untuk menghidupkan kesan
dipadu dengan repetisi atau pengulangan-pengulangannya.
2. Tipografi; meliputi penyusunan baris-baris puisi berisi kata
atau suku kata yang disusun sesuai dengan gambar (pola)
tertentu.
3. Enjambemen; meliputi pemenggalan atau perpindahan baris
puisi untuk menuju baris berikutnya.
4. Kelakar (parodi); meliputi penambahan unsur hiburan ringan
sebagai pelengkap penyajian puisi yang pekat dan penuh
perenungan (kontemplatif).
7. Ciri-ciri Puisi Kontemporer
1. Bebas menggunakan unsur bahasa baik daerah
atau bahasa asing.
2. Berpijak pada bahasa inkonvensional.
3. Menggarap tipografi secara cermat.
4. Menolak kata yang menjadi media ekspresinya.
5. Memakai kata-kata yang tidak mudah
dimengerti, kata-kata yang dibolak-balikan.
6. Menampilkan kata sedikit mungkin.
7. Berpatokan pada simbol-simbol tanpa kata.
8. Jenis-jenis puisi kontemporer
Puisi Tanpa Kata
Puisi Mini Kata
Puisi Multi Lingual
Puisi Tipografi
Puisi Supra Kata
Puisi Idiom Baru
Puisi Mbeling
Puisi Konkret
Puisi Mantra
9. Contoh Puisi
Kontemporer
do
tapi tak
doremifasolasido
tapi tak
doremifasolasi
tapi tak
doremifasola
tapi tak
doremifaso
tapi tak
doremifa
tapi tak
doremi
tapi tak
dore
tapi tak
do
tidak tak
remifasolasido
hanya do
tak tapi bunyi
do adalah padada nada
Hikayat