2. Asma
Penyakit heterogen yg biasanya memiliki karakteristik inflamasi sal
napas. Ditandai dgn riw gejala pernapasan spt mengi, sesak
napas, dada terasa berat dan batuk yg bervariasi dl wktu dan
intensitas, disertai variasi hambatan aliran udara
Asma di jumpai pd 1-18% populasi diberbagai negara maju dan
berkembang
Di indonesia : Prevalens pd anak 2-30%
Prevalens pd dewasa 7,7 %
3. Status asmatikus
Suatu kondisi tjdnya serangan asma berat yg tdk berespon thd
pengobatan asma pd umumnya
4. Patogenesis
Respon imun pd asma
1. Ggn inflamasi kronik sal napas
2. Mediator2 inflamasi dan remodeling sal napas
3. Melibatkan respon imun innate dan adaptif
Innate immunity (sistem kekebalan alami) : sistem imun
bawaan yang bersifat fisik, spt kulit, selaput lendir dan rambut
hidung yang berfungsi sbg pertahanan terdepan dari benda2
asing yg masuk kedalam tubuh
Adaptif immunity (sistem kekebalan yg didapat) : mekanisme
pertahanan tubuh berupa perlawanan thd antigen tertentu, sistem
imun ini terutama diperankan oleh limfosit B dan limfosit T
5. Pengelompokan penyakit secara demografis, klinis maupun
karakteristik patofisiologi yang dapat diamati fenotif
1). Asma alergi
Fenotif asma yg paling mudah dikenali, dimulai sejak masa kanak2,
berhub dgn alergi dl keluarga spt eksim, rhinitis alergi, makanan dan
obat2an
2). Asma non alergi
Fenotif ini memiliki respon yang kurang baik dgn steroid
3)Asma awitan (onset) lambat
Fenotif ini mengalami serangan asma pertama kali pd usia dewasa
dan cenderung tidak memiliki riw alergi
6. 4 ).Asma dgn obstruksi sal napas menetap
Asma dgn gejala dlm waktu yg lama yg mybb tjd obstruksi sal napas
yg menetap remodelling
5). Asma dgn obesitas
BBrp pasien asma dgn obesitas memiliki keluhan pernapasan yg
menonjol.
7. Bakat yang diturunkan :
Asma
Atopi/Alergik
Hipereaktifitas bronkus
Inflamasi saluran napas
Faktor yang memodifikasi penyakit
genetik
Pengaruh lingkungan:
Alergen
Infeksi pernapasan
Asap rokok/polusi udara
Diet
Status sosioekonomi
Asimptomatik atau asma dini
Manifestasi klinis asma
(perubahan irreversible pada
struktur dan fungsi saluran napas)
8.
9. 1. Diagnosis
Gejala berikut adalah karakteristik asma
Lebih dari 1 gejala (mengi, sesak, batuk, dada terasa berat)
Gejala umumnya lbh berat pd malam hari
Gejala bervariasi mnrt waktu dan intensitas
Gejala dicetuskan oleh infeksi virus, aktivitas fisis, pajanan
alergen, perubahan cuaca, emosi, serta iritan spt asap rokok
atau bau menyengat
10. Gejala yang mengurangi kecurigaan terhadap asma :
1. Batuk tanpa disertai gejala pernapasan lain
2. Produksi sputum kronik
3. Nyeri dada
4. Inspirasi dengan suara napas yang cukup keras dipicu oleh aktifitas
fisis
Variabilitas perbaikan dan/atau perburukan gejala maupun fungsi
paru yang dapat diidentifikasi, baik dalam satu hari yang sama, dalam
bebrapa hari kunjungan atau melalui pemeriksaan variabilitas
11. 2. Pemeriksaan fisis
Seringkali normal
Mengi saat ekspirasi
Silent chest eksaserbasi berat ( penurunan aliran udara yg
ckp bermakna)
3. Pemeriksaan penunjang
Ditandai hambatan aliran udara
Spirometri penurunan rasio VEP1/KVP. Bila < 75%
obstruksi
Foto toraks normal/hiperinflasi
12. Klasifikasi derajat berat asma berdasarkan
gejala klinis
Derajat
asma
Gejala Gejala malam Faal paru
Intermiten Gejala <1x/minggu
Tanpa gejala diluar serangan
Serangan singkat
Bulanan
2x sebulan
APE >80%
VEP1> 80% nilai prediksi
APE> 80% nilai terbaik
Variabilitas APE >20%
Persisten
ringan
Gejala > 1x perminggu
Tetapi <1x/hari
Serangan dapat mengganggu
aktifitas dan tidur
Mingguan
>2x sebulan
APE >80%
VEP1 >80% nilai prediksi
APE >80% nilai terbaik
Variabilitas APE 20-30%
Persisten
sedang
Gejala setiap hari
Serangan menganggu
aktifitas dan tidur
Membutuhkan bronkodilator
setiap hari
Harian
>
1x/minggu
APE 60-80%
VEP1 60- 80% nilai prediksi
APE 60- 80% nilai terbaik
Variabilitas APE >30%
Persisten
berat
Gejala terus menerus
Sering kambuh
Aktifitas fisis terbatas
Kontinyu
Sering
APE <60%
VEP1 <60% nilai prediksi
APE> <60%nilai terbaik
Variabilitas APE >30%
13. Derajat berat asma
Intermiten Persisten ringan Persisten sedang Persisten berat
Gejala Bulanan:
• <1x sepekan
• Gejala (-) diluar
serangan
• Serangan singkat
Setiap pekan:
• >1x sepekan
• <1x perhari
• Serangan
mengganggu
aktifitas dan tidur
Harian :
• Setiap hari
• Butuh
bronkodilator
tiap hari
• Serangan
menganggu
aktifitas dan
tidur
Terus menerus :
• Terus menerus
• Sering kambuh
• Aktifitas fisis
terbatas
Malam ≤2x/bulan > 2x/bulan >1x sepekan Sering
VEP1 ≥ 80% prediksi ≥ 80% prediksi 60-80% prediksi ≤ 60% prediksi
APE ≥ 80% terbaik ≥ 80% prediksi 60-80% terbaik ≤ 60% terbaik
Variabilitas < 20% 20-30 % > 30% > 30%
14. Derajat kontrol asma
Dinilai dari 4 pertanyaan
1. Apakah ada gejala siang hari > 2xpekan
2. Apakah ada terbangun mlm hari krn asma?
3. Apakah pengunaan pelega >2x/pekan?
4. Apakah ada keterbatasan aliran udara?
Terkontrol baik tdk ada ke 4 gjl
Terkontrol sbgian mengalami 1-2 gjl
Tdk terkontrol bila mengalami 3-4 gjl
15. Derajat berat eksaserbasi
Ringan sedang Berat Mengancam jiwa
Berbicara Frasa Kata perkata
Penurunan kesadaran,
silent chest, pernapasan
paradoksal
Posisi Duduk Duduk membungkuk
Kesadaran Tidak agitasi Agitasi
Frekuensi napas Meningkat, < 30x/mnt > 30x/ mnt
Otot bantu napas Tidak ada Ada
Frekuensi nadi 100-120x/ mnt > 120x/ mnt
Saturasi <90-95% < 90%
APE > 50% nilai prediksi < 50% nilai prediksi
16. Penatalaksanaan
mengontrol penyakit spy asma mnjd terkontrol
Fungsi paru normal VEP1 dan/atau APE >80% prediksi atau
terbaik
Pengontrol (controller)
Terapi asma jangka panjang u mengontrol asma
Diberikan tiap hari
Disebut terapi pencegahan
17. Pengontrol (Controller)
1. Kortikosteroid inhalasi
2. Kortikosteroid sistemik
3. Sodium kromoglikat
4. Nedokromil sodium
5. Metilsantin
6. Agonis β2 kerja lama inhalasi
7. Agonis β2 kerja lama oral
8. Leukotrien modifiers atau antagonis leukotriens
9. Antimuskarinik/antikolinergik kerja lama
10.Anti IgE
18. Pelega (reliefer)
Prinsip : dilatasi sal napas mll relaksasi otot polos
Memperbaiki atau menghambat bronkonstriksi tetapi tdk
memperbaiki inflamasi sal napas atau menurunkan
hiperreaktifitas bronkus
Reliefer
1. Agonis β2 kerja singkat
2. Kortikosteroid sistemik
3. Antimuskarinik/antikolinergik kerja singkat
4. Aminofilin
5. Adrenalin
19. Pemberian medikasi
1. Lgsg ke target organ (sal napas)
2. Dosis kecil
3. Mula kerja (awitan) cepat
4. ES sistemik minimal
Macam2 cara pemberian obat ihalasi
1) Inhalasi dosis terukur (IDT)/ metered dose inhalaler (MDI)
2) IDT dgn alat bantu (spacer)
3) Breath actuated MDI
4) Dry powder inhaler (DPI)
5) Nebulisasi
20. Awitan dan durasi kerja Agonis β2
Awitan Durasi singkat Durasi lama
Cepat Fenoterol
Prokaterol
Salbutamol/Albuterol
Terbutalin
Formoterol
lambat Salmeterol
21. Manajemen asma eksaserbasi akut
Asma eksasebasi akut adl
Episode asma yg ditandai dgn peningkatan gejala sesak
napas, batuk, mengi, atau dada terasa berat dan penurunan
fungsi paru scr progresif
23. Manajemen Eksaserbasi asma
INITIALASSESMENT
A.Airway B.Breathing C.Circulation
Are any the following present?
…Confusion, silent chest
FurtherTRIAGE BY CLINICAL STATUS Consult ICU, start SABA and O2 and prepare patient for
intubations
MILD or MODERATE
Talks in phrases
Prefers sitting to lying
Not agitasi
Respiratory rate increase
Accessory muscles not used
Pulse rate 100-120 bpm
O2 saturation (on air) 90-95%
PEF >50% predicted or best
SEVERE
Talks in words
Sits hunched forwards
Agitasi
Respiratory rate >30x/mnt
Accessory muscles being used
Pulse rate >120 bpm
O2 saturation (on air) <90%
PEF <50% predicted or best
If continuing deterioration, treat as severe and re-assess for ICU
ASSESS CLINICAL PROGRESS FREQUENTLY
MEASURE LUNG FUNCTION
In all patients one hour after initial treatment
FEV1or PEF 60-80% of predicted or personal best and
symptom improved
MODERATE
Consider for discharge planing
FEV1 or PEF< 60% of predicted or
Personal best or lack of clinical response
SEVERE
Continue treatment as above and reases frequently
SABA
Consider ipratropium bromide
ControlledO2 to maintain
saturation 93-95% (children 94-98%)
Oral cocticosteroids
SABA
Ipratropium bromide
ControlledO2 to maintain
saturation 93-95% (children 94-98%)
Oral or IV KS
Onsider IV magnesium
Consider high dose ICS
No Yes