Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis dan cara pembalutan luka, termasuk tujuan dan alat yang digunakan. Beberapa jenis pembalut yang dijelaskan adalah kain kasa steril, pembalut cepat, pembalut gulung, dan kain segitiga. Dokumen ini juga menjelaskan cara pemasangan pembalut secara umum dan khusus untuk berbagai bagian tubuh.
Presentasi ini saya bawakan di muka seminar Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang diselenggarakan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kota Yogyakarta, 29 Januari 2013. Semoga bermanfaat....!
Presentasi ini saya bawakan di muka seminar Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang diselenggarakan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kota Yogyakarta, 29 Januari 2013. Semoga bermanfaat....!
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. TUJUAN:
Mencegah atau menghindari terjadinya
pencemaran kuman ke dalam suatu luka
MAKSUD:
1. Menahan kain penutup luka
2. Agar bagian yang sakit tidak bergerak
3. Untuk menekan bagian yang luka
4. Untuk mencegah pergerakan tulang
5. Penunjang Bidai
6. Menaikkan suhu tubuh yang dibalut
4. Kain kasa yang sudah di
sterilkan
Kain ini berlapis dua
Besarnya bermacam macam
dan di bungkus tersendiri
5. Pembalut ini terbagi dua bagian
1. Bagian tengah dibuat segiempat
dari kain kasa yang biasanya
memakai tanda silang
2. Bagian pinggir kiri dan kanan
seperti pembalut gulung
6. Terbuat dari kain karena tidak
mudah molor, seperti kain kasa,
kain triko, dan karet.
Pembalut gulung ini dapat
mengikuti bagian (alur) tubuh
yang sakit.
Dan mudah digunakan
8. Beberapa Pokok Penting dalam Pembalutan
1. Balutan harus rapi
2. Balutan harus menutupi luka
3. Balutan dipasang tdk terlalu longgar atau terlalu erat karena
pembalut akan bergeser terutama pada bag tubuh yg bergerak, utk
itu dpt diperkuat dgn plester
4. Balutan dipasang pd anggota tubuh pd posisi spt saat akan di
angkat/dlm perjln
5. Bgn anggota tubuh yg dibalut hendaknya tetap terbuka utk
mengawasi perub yg bisa terjadi akibat pembalutan yg terlalu erat
yaitu:
- Pucat atau sianosis
- Nyeri yg timbul beberapa menit stlh dibalut
- Teraba dingin, terasa kebal dan kesemutan
Bila terjadi hal-hal tsb pembalut hrs segera di buka dan diperbaiki
6. Digunakan simpul yg rata, tdk menekan kulit dan simpul
tdk dibuat di atas bgn yg sakit
9. Bentuk anggota tubuh yg akan
dibalut
Bentuk bulat Kepala
Bentuk silinder Leher, lengan atas, jari
tangan
dan tubuh
Bentuk Kerucut Lengan bawah, tungkai atas
Bentuk persendian yang tak teratur
10.
11. Lapisan kasa menutup
luka, dan pembalut
gulung mengikatkan
kain kasa pada
tempatnya
Bagian kasa yang
menutup luka tidak
boleh tersentuh
tangan atau benda
lain
12. Pembalut harus dipasang
sedemikian rupa
sehingga menekan luka
dengan sama rata.
Pembalut tidak boleh
longgar sampai bergeser
dari luka
Pembalut Tidak boleh
terlalu kencang/erat
Pembalut dimulai dan
diakhiri dengan cara
melingkar
Gulungan yang besar
menghadap keluar
13. kembangkan kain
segitiga
letakkan telapak tangan
yang sakit di atas tengah
kain segitiga dengan jari
menunjuk kepuncak
kain segitiga lalu dilipat
pada ujung jari tengah,
ujung kain segitiga
melewati /melampaui
sisi panjang.
Silangkan kedua ujung
pembalut di punggung
pergelangan tangan
kemudian dililitkan lalu
disimpulkan
14. Sisi panjang dilipat lebih
kurang 5 cm.
Kain segitiga diletakkan
pada bagian dada yang
luka sementara
puncaknya disangkutkan
diatas bahu disebelah
yang luka .
Kedua ujung pembalut
ditarik dibawah ketiak
kebelakang dan
disimpulkan.
Ujung simpulan yang
panjang di ikatkan
dengan puncak kain
segitiga
15. Sisi panjang dilipat kurang
lebih 5cm, kemudian dililitkan
pada dahi diatas alis mata
sehingga kepala tertutup.
Kedua ujung bersilang
dibelakang kepala dan
menekan puncak segitiga pada
belakang kepala.
kedua ujung kain segitiga
disimpulkan pada dahi
Puncak segitiga yang ditekan
sisi panjang ditarik sedikit
kebawah agar pembalut
penutup kepala lebih
erat/keras
Puncak kain dilipatkan keatas
dan menutupi persilangan
kain segitiga serta disematkan
dengan peniti.
16. Sisi panjang dilipat
kurang lebih 10 cm.
Kain segitiga
menutupi lutut dari
muka dengan
puncaknya diatas.
Kedua ujungnya
disilangkan dilipatan
lutut, dan dililitkan
sedemikian rupa pada
bagian paha
17. Menekan dengan jari tangan
Penekanan dengan kain
bersih/sapu tangan pada luka
Balut tekan
Torniket
18. Pembuluh darah yang
terdekat pada
permukaan pada kulit
ditekan dengan jari
antara kulit dan tulang
19. Saputangan yang sudah
disterilkan atau yang
belum dipakai lipatan
bagian dalamnya
dianggap bersih
Letakkan bagian yang
bersih tersebut langsung
diatas luka dan tekan
Perdarahan dapat
berhenti dan pencemaran
oleh kuman dapat
dihindarkan
20. Setelah perdarahan
dihentikan dipasang
pembalut tekan dengan
cara
1. Gulunglah sekepal kapas
sampai padat
2. Letakkan gulungan
kapas diatas bekas jari
menekan luka
3. gulungan itu di ikat
sekuat mungkin dengan
pembalut gulung atau
dengan dasi besar pada
kain segitiga
21. Pemasangan torniket hanya
pada keadaan tertentu, yaitu
bila anggota badan atas
(lengan) atau anggota badan
bawah (kaki) terputus
22. Tutup ujung tungkai yang
terputus dengan kain
yang bersih
Bagian yang putus di
masukkan kedalam
kantong plastik,
kemudian kantong
plastik yang berisi es di
masukkan kedalam
kantong tempat bagian
tubuh yang putus
selanjutnya di bawa
kerumah sakit bersama
korban
23. Bidai adalah Alat yang dipakai
untuk mempertahankan
kedudukan tulang yang patah.
Tujuannya
untuk mencegah pergerakan
tulang yang patah.
24. Sarat :
1.Bidai harus dapat
mempertahankan dua sendi
tulang di depan tulang yang
patah.
2.Tidak boleh terlalu kencang/
ketat, karena akan merusak
jaringan tubuh.
25. Alat:
1. Anggota badan sendiri
2. Papan, bambu, dahan
3. Karton, majalah, kain segitiga
4. Air splint
5. Vakum matras