SlideShare a Scribd company logo
1 of 58
Download to read offline
What Enzymes Do.... 
• Fungsi terpenting dari protein 
adalah sebagai katalis. 
• Hampir semua reaksi kimia 
dalam mahluk hidup dikatalis 
oleh biokatalis/enzim. 
• Enzim adalah katalis yang 
meningkatkan laju reaksi 103 
sampai 1017 lebih cepat tanpa 
ikut bereaksi atau berubah 
Semua enzim adalah protein kecuali 
molekul RNA catalytic
• Reaksi degradasi sukrosa adalah endorgenik 
• Sukrosa dapat disimpan di dapur dan tidak bereaksi walau 
ada oksigen. 
• Dalam sel sukrosa dengan segera terurai menjadi CO2 dan 
H2O melalui reaksi yang dikatalis oleh enzim 
C12H22O11 + 12O2 
12CO2 + 11H2O
Karakteristik reaksi enzimatik 
• Mampu meningkatkan laju reaksi secara fenomenal ( faktor 
106). Contoh Urease : 
– Uncatalyzed rate: 3x10 -10/sec 
– Catalyzed rate: 3x104/sec 
– Ratio is 1x1014 ! 
• Enzim bekerja ssaannggaatt ssppeessiiffiikk 
• Stereospecificity - many enzymes act upon only one 
stereoisomer of a substrate 
• Reaction specificity - enzyme product yields are essentially 
100% (there is no formation of wasteful byproducts) 
• Enzim dapat dikontrol /diatur penggunaannya
komposisi enzim 
• Ada dua jenis enzim : 
– enzim sederhana 
– enzim terkonjugasi 
apoenzyme 
/ approtein 
apoenzyme + cofactor holoenzyme. 
approtein 
Cofactor : 
(active) 
Bagian protein pada 
enzim 
gugus prosthetic + 
koenzim 
(inactive) 
• Kofaktor selalu menjadi bagian pada sisi aktif. 
• Gugus prosthetic adalah coenzyme atau ion metal yang 
terikat pada apoenzyme. FAD, metal, etc. 
• Essential group pada sisi aktif : gugus pengikat + gugus 
pengkatalis.
Jenis kofactor 
• 2 jenis coenzymes 
(1) Cosubstrates are altered during the 
reaction and regenerated by another 
enzyme 
(2) Prosthetic groups terikat pada 
protein selama reaksi berlangsung dan 
terikat secara kovalen dalam enzim 
• Enzymes membutuhkan ion logam agar 
dapat berfungsi secara penuh : 
(1) Metal-activated enzymes have an 
absolute requirement or are stimulated 
by metal ions (examples: K+, Ca2+, Mg2+) 
(2) Metalloenzymes mengandung ion 
logam yang terikat pada sisi aktif 
enzim (cth: iron, zinc, copper, cobalt )
Sisi aktif / Active site 
• Enzim mengikat satu atau lebih ligand yang disebut 
substrat, dan produk dari reaksi enzimatik disebut 
produk. 
• Active site/ Sisi aktif adalah daerah dalam enzim tempat 
terjadinya pengikatan substrat menghasilkan kompleks 
enzim-substrat dan akhirnya mmeennjjaaddii pprroodduukk ((ddaaeerraahh 
terjadinya reaksi antara enzim dengan substrat) 
• Sisi aktif sering berbentuk cleft atau crevice pada 
permukaan protein. Dimana substrat dapat terikat oleh 
beberapa interaksi lemah.
Active Site of 
Carboxypeptidase 
Active Site of 
chemotrypsin
Tatanama dan klasifikasi 
International Union of Biochemistry (IUB) = sistem 
tatanama enzim berdasarkan mekanisme reaksi. 
1. tatanama enzim: 
Nama substrat+ jenis reaksi yang dikatalis +akhiran–ase. 
2. jenis reaksi yang dikatalis enzim terdapat 6 kelas dan 4- 
1133 ssuubbkkeellaass.. 
3. informasi tambahan diberikan dalam tanda kurung, cth: 
L-malate + NAD+ pyruvate + CO2 + NADH + H+ 
nama enzim : NAD+ oxidaoreductase (decarboxylating). 
4. setiap enzim punya code number (EC) yang 
menunjukkan kelas, sukelas dan subsubkelas cth 
1.1.1.37 L-malate
Klasifikasi Enzim 
Berdasarkan mekanisme reaksinya terdapat 6 kelas: 
• (1) Oxidoreductases: LDH, Cytochrome C, etc. 
• (2) Transferases: methyl transferase. 
• (3) HHyyddrroollaasseess:: aammyyllaassee 
• (4) Lyases removing a group to form a double bond, 
or reverse reaction. 
• (5) Isomerase to catalyze the intertransfer of isomers. 
• (6) Ligase. catalyzing two substrates link to form one 
compound.
The Six Classes of Enzymes 
1. Oxidoreductases (dehydrogenases) 
• Mengkatalisis reaksi redox
2. Transferases 
• Mengkatalis reaksi transfer gugus 
fungsi
3. Hydrolases 
• Mengkatalis reaksi hidrolisis dimana air 
sebagai penerima gugus yang dipindah
4. Lyases 
• Mengkatalis lysis dari substrat, menghasilkan 
ikatan rangkap pada eliminasi non oksidatif 
• Lawan dari sinthase
5. Isomerases 
• Mengkatalis reaksi isomerization
6. Ligases (synthetases) 
• Mengkatalis ligation, or joining of two substrates 
• Synthases mengkatalis reaksi addisi pada 
ikatan rangkap (kebalikan reaksi dari lyase) 
•• Membutuhkan enegi kimia (e.g. ATP)
Activation energy 
• Agar reaksi terjadi 2 molekul harus memiliki arah orientasi 
dan energi minimum yang disebut energi aktifasi
Enzim 
• Enzim mempercepat reaksi dengan menurunkan energi 
aktifasi melalui jalur/mekanisme lain membentuk senyawa 
antara (intermediet) 
• Katalis tidak mempengaruhi kesetimbangan reaksi 
• Enzim tidak ikut bereaksi dan dapat ditemukan pada akhir 
rreeaakkssii 
intermediate
Model pengikatan enzim terhadap substrat 
Model lock and key 
• Teori oleh Emil Fischer (1984 ) 
• bahwa enzymes merupakan 
struktur komplementer terhadap 
substrat sehingga dapat tepat 
masuk seperti kunci dan gembok 
Model induced-fit. 
• Substrat menginduksi 
perubahan konformasi 
dari enzim 
• substrat yang cukup 
energi akan terikat dan 
menginduksi protein 
membentuk keadaan 
transisi 
substrate 
enzyme 
Complex of 
substrate-enzyme
Kinetika enzim 
• Laju dari reaksi biokimia adalah perubahan konsentrasi 
reaktan atau produk dalam waktu tertentu 
• Umumnya jika konsentrasi substrat dinaikkan maka vi 
juga akan meningkat sampai akhirnya mencapai Vmax 
First order rate equation 
• Untuk reaksi nonenzimatik umumnya mengikuti orde 1 
conversion of substrate (S) to product (P) : 
(k is expressed in reciprocal time units (s-1)) 
D[P] / Dt = v = k[S]
Second order reaction 
S1 + S2 P1 + P2 
• Laju reaksi ditentuka oleh konsentrasi dari kedua 
substrat 
• Persamaan laju: v = k[S1]1[S2]1 
Pseudo first oorrddeerr rreeaaccttiioonn 
• Jika konsentrasi salah satu reaktan sangat tinggi sehingga 
dapat dianggap konstan, reaksi menjadi berorde 0 terhadap 
reaktan tersebut 
• Pada keadaan ini reaksi disebut pseudo first-order 
v = k[S1]1[S2]0 = k’[S1]1
Enzyme-substrate complex (ES) 
• Enzyme-substrate complex (ES) - complex yang 
terbentuk jika substrat terikat pada sisi aktif enzim 
k1 k2 
E + S ES E + P 
k-1 
• Pada saat [S]  [E], semua enzim mengikat molekul 
substrat (enzyme is saturated with substrate) 
• Pada keadaan ini laju reaksi bergantung pada hanya 
konsentrasi [E], dan reaksi ini mengikuti pseudo-first 
order 
• k1 and k-1 represent rapid noncovalent association 
/dissociation of substrate from enzyme active site 
• k2 = rate constant for formation of product from ES
• points A dan B, peningkatan atau penurunan [S] akan 
meningkatkan atau menurunkan jumlah kompleks ES yang 
tentunya juga vi 
• point C, semua enzim terdapat dalam bentuk kompleks ES 
(enzim mengalami kejenuhan). Karena tidak ada enzim bebas 
yang tersisa untuk membentuk ES, maka menaikkan konstrasi 
[S] tidak akan mingkatkan laju reaksi.
Kurva hubungan vi versus [S] 
Michaelis constant 
(Km) equals the 
concentration of 
substrate needed for 
1/2 maximum 
velocity 
• curve is a rectangular hyperbola 
• Pada [S] rendah: laju reaksi orde 1 terhadap S 
• Pada [S] tinggi: the reaction rate is independent of [S] (zero 
order with respect to S) 
• Maximum velocity (Vmax) is reached when an enzyme is 
saturated with substrate (high [S])
Initial velocity (voatau Vi ) 
• Laju reaksi pada saat reaksi 
enzimatik dimulai vo (initial 
velocity) 
• vo adalah slope pada kurva 
• Laju akan naik 2 kali lipat jika 
jumlah enzi digandakan 
Understanding Vmax 
The theoretical maximal velocity 
• Vmax adalah konstanta laju maksimal teroritis - but it is 
NEVER achieved in reality 
• Vmax dicapai bila semua enzyme berikatan dengan substrat
Understanding Km 
The kinetic activator constant 
• Km adalah konstanta Michaelis-Menten yang 
diturunkan dari persamaan laju 
• Km = [S] kalau vo = 1/2 Vmax 
• Harga K m menunjukkan besarnya afinitas enzim 
terhadap substrat: 
– Harga Km kecil = enzim terikat kuat dengan substrat 
– Harga Km tinggi = ikatan lemah
The turnover number kcat 
Mengukur aktifitas katalitik 
• kcat, (the turnover number) adalah jumlah molekul substrat 
yang berubah menjadi produk per enzim per unit waktu, 
ketika E jenuh dengan substrat. 
• Jika mengikuti model M-M maka, k2 = kcat = Vmax/Et 
The catalytic efficiency kcat/Km 
• kcat/Km adalah konstanta laju reaksi berorde 2 
• Mengukur bagaimana kemampuan enzim pada saat 
konsentrasi substrat rendah
Catalytic constant (kcat) 
• kcat dapat diukur ketika enzim jenuh 
terhadap S (daerah A) sehingga 
berorde 1 pada perubahan ES 
menjadi E + P 
• Pada konsentrasi S rendah reaksi 
E + S  E + P mengikuti orde 2 
(daerah B) dengan Ratio kcat /Km 
Rate of Conversion 
Catalytic Efficiency 
Orde 0 terhadap S 
Orde 1 terhadap S
The Michaelis-Menten Equation 
• Ditemukan oleh Louis Michaelis dan Maude Menten's 
• Dasarnya: terbentuknya kompleks enzyme-substrate 
k1 
k2 
k3 
S + E ES E + P 
• Asumsi bahwa total E adalah kompleks ES dan E bebas 
[Et] =[ES] + [E] 
• Asumsi bahwa kompleks ES berada dalam kesetimbangan 
(steady state) dengan enzim bebas 
Rate of ES formation = Rate of ES decomposition 
v= 
Vmax [S] 
Km + [S]
Laju reaksi enzimatis bergantung pada perubahan ES 
menjadi E + P vo = k2[ES] 
k1 
k2 
k3 
S + E ES E + P 
K = rate constant for ES formation 
1K2= rate constant for ES dissociation 
K3= rate constant for product formation 
and release from the active site 
ES formation = K1 [E] [S] 
= K1 ( [Et] - [ES] ) [S] (3) 
ES dissociation = K2 [ES ]+ K3 [ES] (4)
Rate of ES formation = Rate of ES decomposition 
K1 ( [Et] - [ES] ) [S] = K2 [ES ]+ K3 [ES] 
( [Et] - [ES] ) [S] K2+ K3 
= 
[ES] K1 
Konstanta Michaelis - Menten Km : 
K2+ K3 
K1 
( [Et] - [ES] ) [S] 
[ ES] 
Km= 
Km=
Km [ES] = [Et] [S] – [ES] [S] 
Km [ES] + [ES] [S] = [Et] [S] 
[ES] ( Km + [S] ) = [Et] [S] 
[Et] [S] 
[ES] = (55)) 
Km+[S] 
Since V= K3 [ES], from ( 5 ) 
[Et] [S] 
V= K3 (6) 
Km+[S]
When the [S] is much higher than the enzymes, all enzymes 
form [ES], that is, [Et]= [ES], and maximum velocity ( Vmax ) 
can attain. 
Vmax = K3 [ES] = K3 [Et] (7) 
Vmax 
K3 
= [E] 
Vmax [E] [S] Vmax [S] 
V= = 
[E] Km+[S] Km+[S]
Linear Plots of the Michaelis-Menten Equation 
Lineweaver-Burk Double-reciprocal plot 
The double-reciprocal Lineweaver-Burk plot 
is a linear transformation of the Michaelis- 
Menten plot 
(1/vo versus 1/[S]) 
Vmax 
1 
v 
= 
Km . 1 
[S] 
+ 
1 
Vmax 
y = mx + b
Vmax 
Slope 
1 
v 
= 
Km . 1 
[S] 
+ 
1 
Vmax 
(intercept on the vertical axis) 
(intercept on the horizontal axis)
Factors affect the rates of enzyme-catalyzed 
reactions 
Temperatur 
• Pada T rendah: kenaikan T 
meningkatkan laju reaksi enzimatik 
karena energi kinetik molekul 
meningkat. 
• Pada T tinggi: energi kinetik melebihi 
Enzyme activity 
kekuatan ikatan yang 
mempertahankan struktur tersier 
denaturasi 
• Optimum temperatur: Temperature 
at which it operates at maximal 
efficiency. Biasanya 37 oC sampai 
dengan 45-55 oC kecuali 
microorganisms yang hidup di suhu 
tinggi/hyperthermal 
Temperature ( °C )
pH 
• Jika aktifitas enzim diukur pada beberapa nilai pH didapat 
grafik dibawah 
• pH optimal (pH dimana aktifitas enzim paling maskimal) 
biasanya pada rentang pH 5 sampai 9. kecuali beberapa 
enzim tertentu spt pepsin 
• Rantai ssaammppiinngg aassaamm aammiinnoo 
pada sisi aktif bertindak 
sebagai asam atau basa lemah 
dalam reaksi katalitik yang 
fungsinya bergantung pada 
beberapa keadaan ionisasi 
• Selain berfungsi untuk interaksi 
dalam mempertahankan 
struktur protein
Konsentrasi Substrate 
• Laju awal dari reaksi enzimatis berbanding lurus 
dengan konsentrasi enzim. 
Konsentrasi inhibitor 
• Aktifitas enzim dapat dihambat ddeennggaann iinnhhiibbiittoorr
Obat adalah inhibitor enzim 
• Aspirin (acetylsalicylate) menghambat kinerja enzim yang 
mengkatalis tahap 1 dari sintesis prostaglandins, suatu 
senyawa yang terlibat dalam banyak proses termasuk 
penghasil rasa sakit 
Etanol sebagai competitive inhibitor 
• Infusion etanol intravenous adalah terapi medis pada 
korban miras (metanol). 
• Metanol berbahaya karena dapat diubah oleh Enzim 
alcohol dehydrogenase pada Liver menjadi formaldehid, 
yang merusak jaringan tubuh termasuk kebutaan. 
• Ethanol bersaing dengan metanol untuk terikat pada 
alcohol dehydrogenase menjadi acetaldehyde yang lebih 
aman dibanding formaldehid.
Enzyme inhibition 
• Aktifitas enzim dapat dihambat dengan inhibitor 
• Inhibition dapat bersifat irreversible atau reversible. 
• Irreversible inhibitors terikat secara kovalen pada sisi aktif 
enzim cth alkylation atau acylation pada sisi aktif enzim. 
enzymes containing free sulfhydryl groups can react with 
alkylating agents such as iodoacetate aanndd hheeaavvyy mmeettaallss.. 
– Specifik inhibitor: terikat secara spesifik pada asam amino tertentu 
pada sisi aktif enzim. Cth senyawa phosphor organik dapat terikat 
pada–OH dari serine. 
– Non specific inhibitor: tidak hanya mengikat gugus esensial saja 
cth Hg2+, Ag2+ and As3+ . 
• Reversible inhibition: dapat terpisah dari enzim karena 
terikat melalui ikatan noncovalent.
Jenis inhibisi 
Bentuk inhibisi reversible : 
• Competitive inhibition - inhibitor (I) terikat hanya 
pada E, bukan ES 
• Noncompetitive inhibition - inhibitor (I) terikat baik 
pada E dan ES 
• Uncompetitive inhibition - inhibitor ((II)) tteerriikkaatt hhaannyyaa 
pada ES, bukan E. 
• Inhibition constant (Ki) is a dissociation constant 
EI E + I
A. Competitive Inhibition 
• Inhibitor terikat hanya pada free enzyme (E) bukan (ES) 
• Substrat tidak dapat terikat pada E jika I sudah berada pada 
sisi aktif enzim (S dan I “bersaing” untuk mengikat sisi aktif E) 
• Competitive inhibitors memiliki struktur yang mirip dengan 
substrate
Competitive inhibition. 
• Vmax sama dengan tanpa I 
• (penambahan konsentrasi S masih dapat menjenuhkan 
enzyme meskipun dengan kehadiran I) 
• Nilai Km (Km 
app) dengan adanya I lebih besar dari KM (ada I)
E + S E + P 
+ 
I 
v= 
Vmax [S] 
[I] 
ES 
Ki 
EI )£) 
Vmax 
1 
v 
= 
Km (1+ + [S] 
[I] 
Ki 
Km 1 
[S] 
+ 
1 
Vmax 
(1+ 
Ki 
) £)
B. Uncompetitive Inhibition 
• Uncompetitive inhibitors terikat pada ES dan bukan 
E sehingga menurunkan baik ES maupun P 
• Tipe inhibisi ini hanya terjadi pada reaksi 
multisubstrate
Uncompetitive inhibition 
E + S ES E + P 
• Vmax turun karena perubahan beberapa E ke ESI 
• Km (Km 
app) turun 
• Lines on double-reciprocal plots are parallel 
+ 
I 
Ki 
ESI
1 
m = + + 
[ ] 
[ ] 
) 
I 
K 
(1 
1 
V 
S 
K 
V 
1 
v 
max max i 
JJaaddii ppaaddaa [[SS]] ttiinnggggii VV mendekati Vmax/α. 
0 Jadi, inhibitor uncompetitive menurunkan 
Vmax.
C. Noncompetitive Inhibition 
• Noncompetitive inhibitors terikat baik pada E dan ES 
menghasilkan kompleks EI dan EIS 
• Inhibitors tidak terikat pada sisi yang sama yang diikat oleh S 
• Struktur I tidak memiliki kemiripan dengan S
Noncompetitive inhibition/mixed inhibitor 
• Vmax turun karena perubahan beberapa E ke ESI 
• Km tetap 
• Inhibisi tidak dapat diatasi dengan penambahan S 
• Lines on double-reciprocal plot intersect on x axis
• plot 1/V versus 1/[S] dengan adanya I 
akan berintersect ppaaddaa ttiittiikk yyaanngg ssaammaa 
di horizontal axis, -1/Km. 
• Pada inhibition noncompetitive harga 
konstanta dissociation untuk ES dan EIS 
diasumsikan sama
Why can't you put 
pineapple chunks in Jello? 
• Pineapple contains a plant enzyme called 
bromelin that breaks down proteins. Bromelin 
is used in many meat tenderizers ffoorr tthhiiss 
purpose 
• Jello is a protein mesh with trapped pockets of 
liquid; the bromelin cuts the protein chains and 
keeps the gelatin from jelling properly.
Example Inhibitor 
• White skin can be produced by 
inhibiting the formation of 
melanin by blocking the work 
of the melanin-ffoorrmmiinngg eennzzyymmee 
tyrosinase enzyme (tyrosinase 
inhibitors) which is a 
compound that can inhibit 
melanin production.
Mekanisme 
• Proximity effect dan orientation arrange: 
– Agar terjadi reaksi, substrat harus masuk mendekati sisi 
aktif yang memiliki gugus fungsi katalitik 
– Substrat harus memposisikan diri/berorientasi sehingga 
dapat meninduksi konformasi dari enzim 
• Multielement catalysis (Acid-BBaassee ccaattaallyyssiiss )) :: 
– terjadi transfer proton 
– Sisi aktif enzim mengandung gugus fungsi yang dapat 
bertindak sebagai donor atau acceptor proton. 
• Effek permukaan : 
– Kekuatan interaksi elektrostatik berhubungan dengan 
kapasitas pelarut untuk mereduksi gaya antaraksi antar 
gugus fungsi
Enzymes 
E + S ES → E + P
SSuuccrraassee SSMMuucceerrccaahhssaaeennMMiissmmeecchhaanniissmm
Chymotrypsin 
• Bovine pancreatic chymotrypsin (Mr 
25,191) is a protease yang mengkatalis 
pemututsan hidrolitik dari ikatan 
peptida. 
• Merupakan katalis acid-base 
• Tidak mengkatalis serangan langsung 
It does not catalyze a direct attack of 
water on the peptide bond; instead, a 
transient covalent acyl-enzyme 
intermediate is formed. 
• In the acylation phase, the peptide 
bond is cleaved and an ester linkage is 
formed between the peptide carbonyl 
carbon and the enzyme. 
• In the deacylation phase, the ester 
linkage is hydrolyzed and the 
nonacylated enzyme regenerated.

More Related Content

What's hot

Analilis Melalui Pengendapan
Analilis Melalui PengendapanAnalilis Melalui Pengendapan
Analilis Melalui Pengendapanhengkinugraha
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriRidha Faturachmi
 
Laporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar IonLaporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar IonErnalia Rosita
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan MikrobaITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan MikrobaFransiska Puteri
 
Ppt.termodinamika entropi-dan-hk-kedua
Ppt.termodinamika entropi-dan-hk-keduaPpt.termodinamika entropi-dan-hk-kedua
Ppt.termodinamika entropi-dan-hk-keduaHusain Anker
 
Laporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanaLaporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanawd_amaliah
 
53678527 sintesis-asam-oksalat
53678527 sintesis-asam-oksalat53678527 sintesis-asam-oksalat
53678527 sintesis-asam-oksalatAsep Nazmi
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetriwd_amaliah
 
Laporan praktikum kimfis kel ix
Laporan praktikum kimfis kel ixLaporan praktikum kimfis kel ix
Laporan praktikum kimfis kel ixDede Suhendra
 
05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt
05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt
05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-pptwahyuddin S.T
 
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURDISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURLinda Rosita
 
modul persamaan laju reaksi
 modul persamaan laju reaksi modul persamaan laju reaksi
modul persamaan laju reaksidody
 
Atomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption SpectrophotometerAtomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption SpectrophotometerYusrizal Azmi
 
Laporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam aminoLaporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam aminoPujiati Puu
 
Analisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomAnalisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomqlp
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaasterias
 
analisis titrimetri (kimia analisi dasar)
analisis titrimetri (kimia analisi dasar)analisis titrimetri (kimia analisi dasar)
analisis titrimetri (kimia analisi dasar)gitaagustina13
 

What's hot (20)

Alkalimetri
AlkalimetriAlkalimetri
Alkalimetri
 
Analilis Melalui Pengendapan
Analilis Melalui PengendapanAnalilis Melalui Pengendapan
Analilis Melalui Pengendapan
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum Asidimetri
 
Laporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar IonLaporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar Ion
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan MikrobaITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
 
Ppt.termodinamika entropi-dan-hk-kedua
Ppt.termodinamika entropi-dan-hk-keduaPpt.termodinamika entropi-dan-hk-kedua
Ppt.termodinamika entropi-dan-hk-kedua
 
Laporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanaLaporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhana
 
53678527 sintesis-asam-oksalat
53678527 sintesis-asam-oksalat53678527 sintesis-asam-oksalat
53678527 sintesis-asam-oksalat
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetri
 
Laporan praktikum kimfis kel ix
Laporan praktikum kimfis kel ixLaporan praktikum kimfis kel ix
Laporan praktikum kimfis kel ix
 
Sentrifugasi
SentrifugasiSentrifugasi
Sentrifugasi
 
05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt
05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt
05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt
 
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURDISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
 
modul persamaan laju reaksi
 modul persamaan laju reaksi modul persamaan laju reaksi
modul persamaan laju reaksi
 
Atomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption SpectrophotometerAtomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption Spectrophotometer
 
Laporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam aminoLaporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam amino
 
Analisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomAnalisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atom
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhana
 
analisis titrimetri (kimia analisi dasar)
analisis titrimetri (kimia analisi dasar)analisis titrimetri (kimia analisi dasar)
analisis titrimetri (kimia analisi dasar)
 
Redoks Bromometri
Redoks BromometriRedoks Bromometri
Redoks Bromometri
 

Similar to ENZIM

Kinetika Enzim untuk mahasiswa kesehatan
Kinetika Enzim untuk mahasiswa kesehatanKinetika Enzim untuk mahasiswa kesehatan
Kinetika Enzim untuk mahasiswa kesehatanshandy83
 
enzim-1.ppt
enzim-1.pptenzim-1.ppt
enzim-1.ppthidnisa
 
2. ENZIM_DAN_KOENZIM_pptx.pptx
2. ENZIM_DAN_KOENZIM_pptx.pptx2. ENZIM_DAN_KOENZIM_pptx.pptx
2. ENZIM_DAN_KOENZIM_pptx.pptxranibenawa1
 
metabolisme-21.ppt
metabolisme-21.pptmetabolisme-21.ppt
metabolisme-21.pptzhulianiDova
 
metabolisme-21.ppt
metabolisme-21.pptmetabolisme-21.ppt
metabolisme-21.pptAstiKasari4
 
Kimbio2 1b pengantar metabolisme 2014
Kimbio2 1b pengantar metabolisme 2014Kimbio2 1b pengantar metabolisme 2014
Kimbio2 1b pengantar metabolisme 2014Salman Muhamad
 
Karakteristik enzim
Karakteristik enzimKarakteristik enzim
Karakteristik enzimrudysitorus
 
Dasar Bioenergetika Blok 2 KG UuuuuMY.pdf
Dasar Bioenergetika Blok 2 KG UuuuuMY.pdfDasar Bioenergetika Blok 2 KG UuuuuMY.pdf
Dasar Bioenergetika Blok 2 KG UuuuuMY.pdfNindhta
 
4 biology energy and metabolisms
4 biology energy and metabolisms4 biology energy and metabolisms
4 biology energy and metabolismsNur Hidayat
 
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzim
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzimEnzim ,klasifikasi dan fungsi enzim
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzimadeputra93
 

Similar to ENZIM (20)

Enzyme.pdf
Enzyme.pdfEnzyme.pdf
Enzyme.pdf
 
Kinetika Enzim untuk mahasiswa kesehatan
Kinetika Enzim untuk mahasiswa kesehatanKinetika Enzim untuk mahasiswa kesehatan
Kinetika Enzim untuk mahasiswa kesehatan
 
enzim-1.ppt
enzim-1.pptenzim-1.ppt
enzim-1.ppt
 
Teknologi enzim
Teknologi enzimTeknologi enzim
Teknologi enzim
 
2. ENZIM_DAN_KOENZIM_pptx.pptx
2. ENZIM_DAN_KOENZIM_pptx.pptx2. ENZIM_DAN_KOENZIM_pptx.pptx
2. ENZIM_DAN_KOENZIM_pptx.pptx
 
8. Enzyme.ppt
8. Enzyme.ppt8. Enzyme.ppt
8. Enzyme.ppt
 
metabolisme-21.ppt
metabolisme-21.pptmetabolisme-21.ppt
metabolisme-21.ppt
 
metabolisme-21.ppt
metabolisme-21.pptmetabolisme-21.ppt
metabolisme-21.ppt
 
Kimbio2 1b pengantar metabolisme 2014
Kimbio2 1b pengantar metabolisme 2014Kimbio2 1b pengantar metabolisme 2014
Kimbio2 1b pengantar metabolisme 2014
 
Karakteristik enzim
Karakteristik enzimKarakteristik enzim
Karakteristik enzim
 
Biokimia enzim
Biokimia enzimBiokimia enzim
Biokimia enzim
 
Bab 2 metabolisme
Bab 2 metabolismeBab 2 metabolisme
Bab 2 metabolisme
 
Metabolisme.ppt
Metabolisme.pptMetabolisme.ppt
Metabolisme.ppt
 
Dasar Bioenergetika Blok 2 KG UuuuuMY.pdf
Dasar Bioenergetika Blok 2 KG UuuuuMY.pdfDasar Bioenergetika Blok 2 KG UuuuuMY.pdf
Dasar Bioenergetika Blok 2 KG UuuuuMY.pdf
 
4 biology energy and metabolisms
4 biology energy and metabolisms4 biology energy and metabolisms
4 biology energy and metabolisms
 
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzim
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzimEnzim ,klasifikasi dan fungsi enzim
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzim
 
Enzim dan metabolism sel
Enzim dan metabolism selEnzim dan metabolism sel
Enzim dan metabolism sel
 
Respirasi sel
Respirasi selRespirasi sel
Respirasi sel
 
Elektrokimia
ElektrokimiaElektrokimia
Elektrokimia
 
Elektrokimia
ElektrokimiaElektrokimia
Elektrokimia
 

Recently uploaded

Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanAprissiliaTaifany1
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 

Recently uploaded (10)

Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 

ENZIM

  • 1. What Enzymes Do.... • Fungsi terpenting dari protein adalah sebagai katalis. • Hampir semua reaksi kimia dalam mahluk hidup dikatalis oleh biokatalis/enzim. • Enzim adalah katalis yang meningkatkan laju reaksi 103 sampai 1017 lebih cepat tanpa ikut bereaksi atau berubah Semua enzim adalah protein kecuali molekul RNA catalytic
  • 2. • Reaksi degradasi sukrosa adalah endorgenik • Sukrosa dapat disimpan di dapur dan tidak bereaksi walau ada oksigen. • Dalam sel sukrosa dengan segera terurai menjadi CO2 dan H2O melalui reaksi yang dikatalis oleh enzim C12H22O11 + 12O2 12CO2 + 11H2O
  • 3. Karakteristik reaksi enzimatik • Mampu meningkatkan laju reaksi secara fenomenal ( faktor 106). Contoh Urease : – Uncatalyzed rate: 3x10 -10/sec – Catalyzed rate: 3x104/sec – Ratio is 1x1014 ! • Enzim bekerja ssaannggaatt ssppeessiiffiikk • Stereospecificity - many enzymes act upon only one stereoisomer of a substrate • Reaction specificity - enzyme product yields are essentially 100% (there is no formation of wasteful byproducts) • Enzim dapat dikontrol /diatur penggunaannya
  • 4. komposisi enzim • Ada dua jenis enzim : – enzim sederhana – enzim terkonjugasi apoenzyme / approtein apoenzyme + cofactor holoenzyme. approtein Cofactor : (active) Bagian protein pada enzim gugus prosthetic + koenzim (inactive) • Kofaktor selalu menjadi bagian pada sisi aktif. • Gugus prosthetic adalah coenzyme atau ion metal yang terikat pada apoenzyme. FAD, metal, etc. • Essential group pada sisi aktif : gugus pengikat + gugus pengkatalis.
  • 5. Jenis kofactor • 2 jenis coenzymes (1) Cosubstrates are altered during the reaction and regenerated by another enzyme (2) Prosthetic groups terikat pada protein selama reaksi berlangsung dan terikat secara kovalen dalam enzim • Enzymes membutuhkan ion logam agar dapat berfungsi secara penuh : (1) Metal-activated enzymes have an absolute requirement or are stimulated by metal ions (examples: K+, Ca2+, Mg2+) (2) Metalloenzymes mengandung ion logam yang terikat pada sisi aktif enzim (cth: iron, zinc, copper, cobalt )
  • 6.
  • 7. Sisi aktif / Active site • Enzim mengikat satu atau lebih ligand yang disebut substrat, dan produk dari reaksi enzimatik disebut produk. • Active site/ Sisi aktif adalah daerah dalam enzim tempat terjadinya pengikatan substrat menghasilkan kompleks enzim-substrat dan akhirnya mmeennjjaaddii pprroodduukk ((ddaaeerraahh terjadinya reaksi antara enzim dengan substrat) • Sisi aktif sering berbentuk cleft atau crevice pada permukaan protein. Dimana substrat dapat terikat oleh beberapa interaksi lemah.
  • 8. Active Site of Carboxypeptidase Active Site of chemotrypsin
  • 9. Tatanama dan klasifikasi International Union of Biochemistry (IUB) = sistem tatanama enzim berdasarkan mekanisme reaksi. 1. tatanama enzim: Nama substrat+ jenis reaksi yang dikatalis +akhiran–ase. 2. jenis reaksi yang dikatalis enzim terdapat 6 kelas dan 4- 1133 ssuubbkkeellaass.. 3. informasi tambahan diberikan dalam tanda kurung, cth: L-malate + NAD+ pyruvate + CO2 + NADH + H+ nama enzim : NAD+ oxidaoreductase (decarboxylating). 4. setiap enzim punya code number (EC) yang menunjukkan kelas, sukelas dan subsubkelas cth 1.1.1.37 L-malate
  • 10. Klasifikasi Enzim Berdasarkan mekanisme reaksinya terdapat 6 kelas: • (1) Oxidoreductases: LDH, Cytochrome C, etc. • (2) Transferases: methyl transferase. • (3) HHyyddrroollaasseess:: aammyyllaassee • (4) Lyases removing a group to form a double bond, or reverse reaction. • (5) Isomerase to catalyze the intertransfer of isomers. • (6) Ligase. catalyzing two substrates link to form one compound.
  • 11. The Six Classes of Enzymes 1. Oxidoreductases (dehydrogenases) • Mengkatalisis reaksi redox
  • 12. 2. Transferases • Mengkatalis reaksi transfer gugus fungsi
  • 13. 3. Hydrolases • Mengkatalis reaksi hidrolisis dimana air sebagai penerima gugus yang dipindah
  • 14. 4. Lyases • Mengkatalis lysis dari substrat, menghasilkan ikatan rangkap pada eliminasi non oksidatif • Lawan dari sinthase
  • 15. 5. Isomerases • Mengkatalis reaksi isomerization
  • 16. 6. Ligases (synthetases) • Mengkatalis ligation, or joining of two substrates • Synthases mengkatalis reaksi addisi pada ikatan rangkap (kebalikan reaksi dari lyase) •• Membutuhkan enegi kimia (e.g. ATP)
  • 17. Activation energy • Agar reaksi terjadi 2 molekul harus memiliki arah orientasi dan energi minimum yang disebut energi aktifasi
  • 18. Enzim • Enzim mempercepat reaksi dengan menurunkan energi aktifasi melalui jalur/mekanisme lain membentuk senyawa antara (intermediet) • Katalis tidak mempengaruhi kesetimbangan reaksi • Enzim tidak ikut bereaksi dan dapat ditemukan pada akhir rreeaakkssii intermediate
  • 19. Model pengikatan enzim terhadap substrat Model lock and key • Teori oleh Emil Fischer (1984 ) • bahwa enzymes merupakan struktur komplementer terhadap substrat sehingga dapat tepat masuk seperti kunci dan gembok Model induced-fit. • Substrat menginduksi perubahan konformasi dari enzim • substrat yang cukup energi akan terikat dan menginduksi protein membentuk keadaan transisi substrate enzyme Complex of substrate-enzyme
  • 20. Kinetika enzim • Laju dari reaksi biokimia adalah perubahan konsentrasi reaktan atau produk dalam waktu tertentu • Umumnya jika konsentrasi substrat dinaikkan maka vi juga akan meningkat sampai akhirnya mencapai Vmax First order rate equation • Untuk reaksi nonenzimatik umumnya mengikuti orde 1 conversion of substrate (S) to product (P) : (k is expressed in reciprocal time units (s-1)) D[P] / Dt = v = k[S]
  • 21. Second order reaction S1 + S2 P1 + P2 • Laju reaksi ditentuka oleh konsentrasi dari kedua substrat • Persamaan laju: v = k[S1]1[S2]1 Pseudo first oorrddeerr rreeaaccttiioonn • Jika konsentrasi salah satu reaktan sangat tinggi sehingga dapat dianggap konstan, reaksi menjadi berorde 0 terhadap reaktan tersebut • Pada keadaan ini reaksi disebut pseudo first-order v = k[S1]1[S2]0 = k’[S1]1
  • 22. Enzyme-substrate complex (ES) • Enzyme-substrate complex (ES) - complex yang terbentuk jika substrat terikat pada sisi aktif enzim k1 k2 E + S ES E + P k-1 • Pada saat [S] [E], semua enzim mengikat molekul substrat (enzyme is saturated with substrate) • Pada keadaan ini laju reaksi bergantung pada hanya konsentrasi [E], dan reaksi ini mengikuti pseudo-first order • k1 and k-1 represent rapid noncovalent association /dissociation of substrate from enzyme active site • k2 = rate constant for formation of product from ES
  • 23. • points A dan B, peningkatan atau penurunan [S] akan meningkatkan atau menurunkan jumlah kompleks ES yang tentunya juga vi • point C, semua enzim terdapat dalam bentuk kompleks ES (enzim mengalami kejenuhan). Karena tidak ada enzim bebas yang tersisa untuk membentuk ES, maka menaikkan konstrasi [S] tidak akan mingkatkan laju reaksi.
  • 24. Kurva hubungan vi versus [S] Michaelis constant (Km) equals the concentration of substrate needed for 1/2 maximum velocity • curve is a rectangular hyperbola • Pada [S] rendah: laju reaksi orde 1 terhadap S • Pada [S] tinggi: the reaction rate is independent of [S] (zero order with respect to S) • Maximum velocity (Vmax) is reached when an enzyme is saturated with substrate (high [S])
  • 25. Initial velocity (voatau Vi ) • Laju reaksi pada saat reaksi enzimatik dimulai vo (initial velocity) • vo adalah slope pada kurva • Laju akan naik 2 kali lipat jika jumlah enzi digandakan Understanding Vmax The theoretical maximal velocity • Vmax adalah konstanta laju maksimal teroritis - but it is NEVER achieved in reality • Vmax dicapai bila semua enzyme berikatan dengan substrat
  • 26. Understanding Km The kinetic activator constant • Km adalah konstanta Michaelis-Menten yang diturunkan dari persamaan laju • Km = [S] kalau vo = 1/2 Vmax • Harga K m menunjukkan besarnya afinitas enzim terhadap substrat: – Harga Km kecil = enzim terikat kuat dengan substrat – Harga Km tinggi = ikatan lemah
  • 27. The turnover number kcat Mengukur aktifitas katalitik • kcat, (the turnover number) adalah jumlah molekul substrat yang berubah menjadi produk per enzim per unit waktu, ketika E jenuh dengan substrat. • Jika mengikuti model M-M maka, k2 = kcat = Vmax/Et The catalytic efficiency kcat/Km • kcat/Km adalah konstanta laju reaksi berorde 2 • Mengukur bagaimana kemampuan enzim pada saat konsentrasi substrat rendah
  • 28. Catalytic constant (kcat) • kcat dapat diukur ketika enzim jenuh terhadap S (daerah A) sehingga berorde 1 pada perubahan ES menjadi E + P • Pada konsentrasi S rendah reaksi E + S E + P mengikuti orde 2 (daerah B) dengan Ratio kcat /Km Rate of Conversion Catalytic Efficiency Orde 0 terhadap S Orde 1 terhadap S
  • 29. The Michaelis-Menten Equation • Ditemukan oleh Louis Michaelis dan Maude Menten's • Dasarnya: terbentuknya kompleks enzyme-substrate k1 k2 k3 S + E ES E + P • Asumsi bahwa total E adalah kompleks ES dan E bebas [Et] =[ES] + [E] • Asumsi bahwa kompleks ES berada dalam kesetimbangan (steady state) dengan enzim bebas Rate of ES formation = Rate of ES decomposition v= Vmax [S] Km + [S]
  • 30. Laju reaksi enzimatis bergantung pada perubahan ES menjadi E + P vo = k2[ES] k1 k2 k3 S + E ES E + P K = rate constant for ES formation 1K2= rate constant for ES dissociation K3= rate constant for product formation and release from the active site ES formation = K1 [E] [S] = K1 ( [Et] - [ES] ) [S] (3) ES dissociation = K2 [ES ]+ K3 [ES] (4)
  • 31. Rate of ES formation = Rate of ES decomposition K1 ( [Et] - [ES] ) [S] = K2 [ES ]+ K3 [ES] ( [Et] - [ES] ) [S] K2+ K3 = [ES] K1 Konstanta Michaelis - Menten Km : K2+ K3 K1 ( [Et] - [ES] ) [S] [ ES] Km= Km=
  • 32. Km [ES] = [Et] [S] – [ES] [S] Km [ES] + [ES] [S] = [Et] [S] [ES] ( Km + [S] ) = [Et] [S] [Et] [S] [ES] = (55)) Km+[S] Since V= K3 [ES], from ( 5 ) [Et] [S] V= K3 (6) Km+[S]
  • 33. When the [S] is much higher than the enzymes, all enzymes form [ES], that is, [Et]= [ES], and maximum velocity ( Vmax ) can attain. Vmax = K3 [ES] = K3 [Et] (7) Vmax K3 = [E] Vmax [E] [S] Vmax [S] V= = [E] Km+[S] Km+[S]
  • 34. Linear Plots of the Michaelis-Menten Equation Lineweaver-Burk Double-reciprocal plot The double-reciprocal Lineweaver-Burk plot is a linear transformation of the Michaelis- Menten plot (1/vo versus 1/[S]) Vmax 1 v = Km . 1 [S] + 1 Vmax y = mx + b
  • 35. Vmax Slope 1 v = Km . 1 [S] + 1 Vmax (intercept on the vertical axis) (intercept on the horizontal axis)
  • 36.
  • 37. Factors affect the rates of enzyme-catalyzed reactions Temperatur • Pada T rendah: kenaikan T meningkatkan laju reaksi enzimatik karena energi kinetik molekul meningkat. • Pada T tinggi: energi kinetik melebihi Enzyme activity kekuatan ikatan yang mempertahankan struktur tersier denaturasi • Optimum temperatur: Temperature at which it operates at maximal efficiency. Biasanya 37 oC sampai dengan 45-55 oC kecuali microorganisms yang hidup di suhu tinggi/hyperthermal Temperature ( °C )
  • 38. pH • Jika aktifitas enzim diukur pada beberapa nilai pH didapat grafik dibawah • pH optimal (pH dimana aktifitas enzim paling maskimal) biasanya pada rentang pH 5 sampai 9. kecuali beberapa enzim tertentu spt pepsin • Rantai ssaammppiinngg aassaamm aammiinnoo pada sisi aktif bertindak sebagai asam atau basa lemah dalam reaksi katalitik yang fungsinya bergantung pada beberapa keadaan ionisasi • Selain berfungsi untuk interaksi dalam mempertahankan struktur protein
  • 39.
  • 40. Konsentrasi Substrate • Laju awal dari reaksi enzimatis berbanding lurus dengan konsentrasi enzim. Konsentrasi inhibitor • Aktifitas enzim dapat dihambat ddeennggaann iinnhhiibbiittoorr
  • 41. Obat adalah inhibitor enzim • Aspirin (acetylsalicylate) menghambat kinerja enzim yang mengkatalis tahap 1 dari sintesis prostaglandins, suatu senyawa yang terlibat dalam banyak proses termasuk penghasil rasa sakit Etanol sebagai competitive inhibitor • Infusion etanol intravenous adalah terapi medis pada korban miras (metanol). • Metanol berbahaya karena dapat diubah oleh Enzim alcohol dehydrogenase pada Liver menjadi formaldehid, yang merusak jaringan tubuh termasuk kebutaan. • Ethanol bersaing dengan metanol untuk terikat pada alcohol dehydrogenase menjadi acetaldehyde yang lebih aman dibanding formaldehid.
  • 42. Enzyme inhibition • Aktifitas enzim dapat dihambat dengan inhibitor • Inhibition dapat bersifat irreversible atau reversible. • Irreversible inhibitors terikat secara kovalen pada sisi aktif enzim cth alkylation atau acylation pada sisi aktif enzim. enzymes containing free sulfhydryl groups can react with alkylating agents such as iodoacetate aanndd hheeaavvyy mmeettaallss.. – Specifik inhibitor: terikat secara spesifik pada asam amino tertentu pada sisi aktif enzim. Cth senyawa phosphor organik dapat terikat pada–OH dari serine. – Non specific inhibitor: tidak hanya mengikat gugus esensial saja cth Hg2+, Ag2+ and As3+ . • Reversible inhibition: dapat terpisah dari enzim karena terikat melalui ikatan noncovalent.
  • 43. Jenis inhibisi Bentuk inhibisi reversible : • Competitive inhibition - inhibitor (I) terikat hanya pada E, bukan ES • Noncompetitive inhibition - inhibitor (I) terikat baik pada E dan ES • Uncompetitive inhibition - inhibitor ((II)) tteerriikkaatt hhaannyyaa pada ES, bukan E. • Inhibition constant (Ki) is a dissociation constant EI E + I
  • 44. A. Competitive Inhibition • Inhibitor terikat hanya pada free enzyme (E) bukan (ES) • Substrat tidak dapat terikat pada E jika I sudah berada pada sisi aktif enzim (S dan I “bersaing” untuk mengikat sisi aktif E) • Competitive inhibitors memiliki struktur yang mirip dengan substrate
  • 45. Competitive inhibition. • Vmax sama dengan tanpa I • (penambahan konsentrasi S masih dapat menjenuhkan enzyme meskipun dengan kehadiran I) • Nilai Km (Km app) dengan adanya I lebih besar dari KM (ada I)
  • 46. E + S E + P + I v= Vmax [S] [I] ES Ki EI )£) Vmax 1 v = Km (1+ + [S] [I] Ki Km 1 [S] + 1 Vmax (1+ Ki ) £)
  • 47. B. Uncompetitive Inhibition • Uncompetitive inhibitors terikat pada ES dan bukan E sehingga menurunkan baik ES maupun P • Tipe inhibisi ini hanya terjadi pada reaksi multisubstrate
  • 48. Uncompetitive inhibition E + S ES E + P • Vmax turun karena perubahan beberapa E ke ESI • Km (Km app) turun • Lines on double-reciprocal plots are parallel + I Ki ESI
  • 49. 1 m = + + [ ] [ ] ) I K (1 1 V S K V 1 v max max i JJaaddii ppaaddaa [[SS]] ttiinnggggii VV mendekati Vmax/α. 0 Jadi, inhibitor uncompetitive menurunkan Vmax.
  • 50. C. Noncompetitive Inhibition • Noncompetitive inhibitors terikat baik pada E dan ES menghasilkan kompleks EI dan EIS • Inhibitors tidak terikat pada sisi yang sama yang diikat oleh S • Struktur I tidak memiliki kemiripan dengan S
  • 51. Noncompetitive inhibition/mixed inhibitor • Vmax turun karena perubahan beberapa E ke ESI • Km tetap • Inhibisi tidak dapat diatasi dengan penambahan S • Lines on double-reciprocal plot intersect on x axis
  • 52. • plot 1/V versus 1/[S] dengan adanya I akan berintersect ppaaddaa ttiittiikk yyaanngg ssaammaa di horizontal axis, -1/Km. • Pada inhibition noncompetitive harga konstanta dissociation untuk ES dan EIS diasumsikan sama
  • 53. Why can't you put pineapple chunks in Jello? • Pineapple contains a plant enzyme called bromelin that breaks down proteins. Bromelin is used in many meat tenderizers ffoorr tthhiiss purpose • Jello is a protein mesh with trapped pockets of liquid; the bromelin cuts the protein chains and keeps the gelatin from jelling properly.
  • 54. Example Inhibitor • White skin can be produced by inhibiting the formation of melanin by blocking the work of the melanin-ffoorrmmiinngg eennzzyymmee tyrosinase enzyme (tyrosinase inhibitors) which is a compound that can inhibit melanin production.
  • 55. Mekanisme • Proximity effect dan orientation arrange: – Agar terjadi reaksi, substrat harus masuk mendekati sisi aktif yang memiliki gugus fungsi katalitik – Substrat harus memposisikan diri/berorientasi sehingga dapat meninduksi konformasi dari enzim • Multielement catalysis (Acid-BBaassee ccaattaallyyssiiss )) :: – terjadi transfer proton – Sisi aktif enzim mengandung gugus fungsi yang dapat bertindak sebagai donor atau acceptor proton. • Effek permukaan : – Kekuatan interaksi elektrostatik berhubungan dengan kapasitas pelarut untuk mereduksi gaya antaraksi antar gugus fungsi
  • 56. Enzymes E + S ES → E + P
  • 58. Chymotrypsin • Bovine pancreatic chymotrypsin (Mr 25,191) is a protease yang mengkatalis pemututsan hidrolitik dari ikatan peptida. • Merupakan katalis acid-base • Tidak mengkatalis serangan langsung It does not catalyze a direct attack of water on the peptide bond; instead, a transient covalent acyl-enzyme intermediate is formed. • In the acylation phase, the peptide bond is cleaved and an ester linkage is formed between the peptide carbonyl carbon and the enzyme. • In the deacylation phase, the ester linkage is hydrolyzed and the nonacylated enzyme regenerated.