Balok komposit vs balok biasa - afret nobelAfret Nobel
Dokumen tersebut membandingkan struktur baja yang menggunakan balok biasa dan balok komposit. Analisis menunjukkan bahwa penggunaan balok komposit dapat mereduksi berat baja, mengurangi tinggi balok, meningkatkan kekakuan lantai, dan memperpanjang rentang balok.
Dokumen ini membahas tentang sifat mekanis dan komposisi baja serta kapasitas produksi industri baja di Indonesia. Baja adalah logam paduan berbasis besi dengan kandungan karbon 0,2-2,1%. Sifat mekanis baja yang digunakan dalam perencanaan harus memenuhi standar tegangan leleh dan putus. Saat ini kapasitas produksi slab di Indonesia belum meningkat sejak 2004, namun produksi plate dan lembaran mengalami peningkatan.
Dokumen tersebut membahas tentang perancangan struktur baja, mulai dari tujuan pembelajaran, kelebihan dan kelemahan baja sebagai material struktur, sejarah penggunaan besi dan baja, serta jenis profil baja yang umum digunakan.
Balok komposit vs balok biasa - afret nobelAfret Nobel
Dokumen tersebut membandingkan struktur baja yang menggunakan balok biasa dan balok komposit. Analisis menunjukkan bahwa penggunaan balok komposit dapat mereduksi berat baja, mengurangi tinggi balok, meningkatkan kekakuan lantai, dan memperpanjang rentang balok.
Dokumen ini membahas tentang sifat mekanis dan komposisi baja serta kapasitas produksi industri baja di Indonesia. Baja adalah logam paduan berbasis besi dengan kandungan karbon 0,2-2,1%. Sifat mekanis baja yang digunakan dalam perencanaan harus memenuhi standar tegangan leleh dan putus. Saat ini kapasitas produksi slab di Indonesia belum meningkat sejak 2004, namun produksi plate dan lembaran mengalami peningkatan.
Dokumen tersebut membahas tentang perancangan struktur baja, mulai dari tujuan pembelajaran, kelebihan dan kelemahan baja sebagai material struktur, sejarah penggunaan besi dan baja, serta jenis profil baja yang umum digunakan.
Dokumen tersebut membahas perencanaan struktur gording atap bangunan. Pertama, dilakukan perhitungan beban mati, hidup, air hujan dan angin yang bekerja pada dua potongan atap dengan kemiringan berbeda. Kemudian, dilakukan kombinasi pembebanan berdasarkan standar untuk mendapatkan beban terbesar yang akan digunakan dalam perencanaan. Profil baja CNP16 dipilih untuk menopang gording berdasarkan kontrol bent
Dokumen tersebut membahas tentang struktur statis tertentu pada mekanika struktur, dimana struktur tersebut dapat diselesaikan menggunakan persamaan keseimbangan berupa jumlah gaya horizontal, vertikal dan momen yang sama dengan nol. Contoh struktur statis tertentu adalah balok diatas dua perletakan dengan jumlah reaksi yang tidak diketahui maksimal tiga. Dokumen juga menjelaskan tentang gaya-gaya dalam sepert
Dokumen tersebut menjelaskan pengujian lengkung pada bahan. Pengujian lengkung adalah proses pembebanan pada suatu bahan di tengah-tengahnya yang ditahan di dua tumpuan sehingga mengalami deformasi akibat dua gaya berlawanan. Dokumen tersebut juga menjelaskan metode pengujian lengkung tiga titik dan empat titik beserta rumus-rumus yang digunakan untuk menghitung tegangan dan modulus elastisitas.
Modul kuliah membahas tentang elemen batang tekan dalam struktur baja, termasuk tekuk elastis, panjang tekuk, batas kelangsingan, dan pengaruh tegangan sisa."
Dokumen tersebut membahas tentang kelelahan logam dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara ringkas, kelelahan logam dipengaruhi oleh jenis dan besar beban, kondisi material, proses pengerjaan, temperatur operasi, dan lingkungan. Kelelahan logam diawali dengan retak mikro dan berlanjut dengan penjalaran retakan hingga terjadi patah.
Dokumen tersebut membahas tentang keseimbangan regangan pada balok beton bertulang. Terdapat tiga hal penting yaitu: 1) letak garis netral tergantung pada jumlah tulangan baja tarik, 2) keseimbangan regangan menempati posisi penting sebagai pembatas antara dua cara hancur yang berbeda, 3) standar menetapkan pembatasan jumlah penulangan agar tercapai daktilitas.
This document provides details on the structural design of a building, including load assumptions, member dimensions, and seismic load calculations according to SNI 1726:2012. It summarizes the seismic load calculations for two orthogonal directions and evaluates the structure's capacity through pushover analysis. Plastic hinges form at various displacement steps. The document concludes with a redesign of the structure according to SRPMK seismic provisions.
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan pondasi dangkal untuk bangunan gedung ringan. Pembahasan meliputi pengertian pondasi dangkal, asumsi desain, mekanisme keruntuhan pondasi, perhitungan geser, lentur, dan penjangkaran tulangan serta penentuan daya dukung kolom dan pondasi. Contoh perhitungan lengkap diberikan untuk pondasi bujursangkar dan persegi panjang yang mendukung kolom bertiang.
Dokumen tersebut membahas perencanaan struktur gording atap bangunan. Pertama, dilakukan perhitungan beban mati, hidup, air hujan dan angin yang bekerja pada dua potongan atap dengan kemiringan berbeda. Kemudian, dilakukan kombinasi pembebanan berdasarkan standar untuk mendapatkan beban terbesar yang akan digunakan dalam perencanaan. Profil baja CNP16 dipilih untuk menopang gording berdasarkan kontrol bent
Dokumen tersebut membahas tentang struktur statis tertentu pada mekanika struktur, dimana struktur tersebut dapat diselesaikan menggunakan persamaan keseimbangan berupa jumlah gaya horizontal, vertikal dan momen yang sama dengan nol. Contoh struktur statis tertentu adalah balok diatas dua perletakan dengan jumlah reaksi yang tidak diketahui maksimal tiga. Dokumen juga menjelaskan tentang gaya-gaya dalam sepert
Dokumen tersebut menjelaskan pengujian lengkung pada bahan. Pengujian lengkung adalah proses pembebanan pada suatu bahan di tengah-tengahnya yang ditahan di dua tumpuan sehingga mengalami deformasi akibat dua gaya berlawanan. Dokumen tersebut juga menjelaskan metode pengujian lengkung tiga titik dan empat titik beserta rumus-rumus yang digunakan untuk menghitung tegangan dan modulus elastisitas.
Modul kuliah membahas tentang elemen batang tekan dalam struktur baja, termasuk tekuk elastis, panjang tekuk, batas kelangsingan, dan pengaruh tegangan sisa."
Dokumen tersebut membahas tentang kelelahan logam dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara ringkas, kelelahan logam dipengaruhi oleh jenis dan besar beban, kondisi material, proses pengerjaan, temperatur operasi, dan lingkungan. Kelelahan logam diawali dengan retak mikro dan berlanjut dengan penjalaran retakan hingga terjadi patah.
Dokumen tersebut membahas tentang keseimbangan regangan pada balok beton bertulang. Terdapat tiga hal penting yaitu: 1) letak garis netral tergantung pada jumlah tulangan baja tarik, 2) keseimbangan regangan menempati posisi penting sebagai pembatas antara dua cara hancur yang berbeda, 3) standar menetapkan pembatasan jumlah penulangan agar tercapai daktilitas.
This document provides details on the structural design of a building, including load assumptions, member dimensions, and seismic load calculations according to SNI 1726:2012. It summarizes the seismic load calculations for two orthogonal directions and evaluates the structure's capacity through pushover analysis. Plastic hinges form at various displacement steps. The document concludes with a redesign of the structure according to SRPMK seismic provisions.
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan pondasi dangkal untuk bangunan gedung ringan. Pembahasan meliputi pengertian pondasi dangkal, asumsi desain, mekanisme keruntuhan pondasi, perhitungan geser, lentur, dan penjangkaran tulangan serta penentuan daya dukung kolom dan pondasi. Contoh perhitungan lengkap diberikan untuk pondasi bujursangkar dan persegi panjang yang mendukung kolom bertiang.
Praktikum ini menguji lendutan pada batang logam yang diujikan dengan beban di ujungnya. Mahasiswa mengukur lendutan batang dengan menggunakan metode diagram momen dan integrasi, serta membandingkan hasil uji coba pada bahan yang berbeda.
Dokumen ini memberikan panduan lengkap untuk melakukan perhitungan struktur baja gording dan sagrod dengan menggunakan Microsoft Excel. Terdiri dari delapan langkah perhitungan yang mencakup data bahan dan profil baja, beban yang bekerja, momen dan gaya geser, tahanan momen lentur dan geser serta validasi keamanan struktur.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai data geometri, profil baja, pembebanan, dan perhitungan gempa untuk analisis jembatan rangka baja. Data geometri mencakup jenis, lebar, dan tinggi jembatan serta profil baja yang digunakan. Pembebanan meliputi beban mati, hidup, angin, serta gempa yang dihitung berdasarkan standar nasional.
Dokumen tersebut membahas perencanaan struktur kayu untuk atap, termasuk perhitungan beban mati, hidup, hujan, dan angin yang bekerja pada struktur atap. Disebutkan pula kombinasi beban yang digunakan dalam perencanaan struktur.
Modul kuliah membahas tentang elemen batang tekan, teori tekuk EULER, pengaruh panjang dan perletakan batang terhadap panjang tekuk, serta pengaruh tegangan sisa pada batang tekan."
Dokumen tersebut membahas tentang dinamika rotasi dan kesetimbangan, termasuk definisi benda tegar, momen gaya dan momen inersia, hukum kekekalan energi gerak rotasi, momentum sudut, dan kesetimbangan benda tegar. Juga dibahas tentang titik berat pada berbagai bentuk benda.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang percobaan bandul fisis untuk menentukan percepatan gravitasi. Terdapat penjelasan teori bandul fisis, rumus-rumus yang digunakan, langkah-langkah percobaan, dan format tabel untuk merekam data hasil pengamatan.
Dokumen tersebut membahas tentang integral tak tentu dan integral tertentu. Integral tak tentu merupakan proses untuk menentukan fungsi F(x) jika turunannya F'(x) diketahui, sedangkan integral tertentu digunakan untuk menghitung luas daerah dan volume benda putar dengan menggunakan rumus integral. Dokumen ini juga berisi contoh-contoh soal dan penyelesaiannya.
[/ringkasan]
1. Struktur statis tak tentu adalah struktur dimana jumlah komponen reaksi perletakan melebihi persamaan keseimbangan statika.
2. Metode Clapeyron digunakan untuk menganalisis struktur statis tak tentu dengan menghitung rotasi dan momen pada tiap titik struktur.
3. Hasil analisis berupa bidang momen, bidang lintang, dan reaksi perletakan struktur.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
2 perilaku-komponen-struktur-lentur-profil-i
1. PERILAKU KOMPONEN
STRUKTUR LENTUR PROFIL I
BERDASARKAN FORMULA AISC
A. PENDAHULUAN.
Ada dua kegagalan yang dapat terjadi pada komponen struktur lentur profil I
yang mengelami lentur. Kegagalan pertama profil akan mengalami lateral-torsional
buckling
(tekuk lateral) yang diakibatkan adanya displacemen dan rotasi di tengah
bentang, namun hal ini tidak mengalami perubahan bentuk. Kegagalan kedua, profil akan
mengalami local buckling (tekuk lokal) pada sayap tekan dan juga pada pelat badan,
sehingga mengakibatkan berubahnya bentuk profil, hal ini diakibatkan oleh adanya rasio
kelangsingan yang relatif sangat besar antara tinggi pelat badan terhadap tebalnya. Hal
tersebut dapat diatasi dengan cara memasang pertambatan lateral diantara kedua
tumpuannya.
Dengan adanya kegagalan tersebut mengakibatkan perencanaannya menjadi
tambah rumit dan menyita cukup waktu.
Untuk mempermudah para praktisi, maka pada makalah ini akan dihitung
kapasitas momen dengan metode ASD (Allowable Stress Design) untuk semua profil I
yang ada dalam tabel AISC., kemudian dibuat grafiknya, namun hanya sebatas balok yang
mengalami lentur saja.
B. STRUKTUR TERLENTUR.
Komponen struktur yang mengalami lentur banyak dijumpai sebagai gelagar
(girder), balok lantai (floor beam), balok anak (joist), gording dan masih banyak lagi
komponen lentur yang lain 2). Gelagar (girder), yaitu balok utama yang berpenampang
tinggi dan biasanya sebagai tumpuan balok-balok lain. Sebagai contoh struktur yang
mengalami lentur adalah balok sederhana (simple beam) yang menerima beban transversal
terdistribusi merata (gambar 1.a). Akibat beban tersebut pada balok bekerja momen
(gambar 1.b) dan gaya geser (gambar 1.c).
2. tekan
(a)
L/2
L/2
(d)
(e)
(b)
(c)
Gambar 1. Balok sederhana yang menerima beban terdistribusi merata.
Akibat momen, penampang balok mengalami tegangan lentur (bending stress),
akibat gaya geser penampang balok mengalami tegangan geser. Dalam keadaan
penampang balok masih elastis distribusi tegangan lentur masih linier (gambar 1.e).
Tegangan maksimum terjadi pada serat terluar yang letaknya y dari garis netral adalah :
fb = ±
M. y
I
(1)
dengan M adalah momen pada penampang yang ditinjau dan I adalam momen
inersia. Tanda positif menunjukan tegangan tarik, dan tanda negatif menunjukan tegangan
tekan. Jika S = I/y, dengan S adalah modulus potongan (section modulus) maka
persamaan (1) tersebut didapat
fb = ±
M.
S
(2)
Karena pada balok terlentur mengalami tarik dan tekan, maka balok dapat
dipandang sebagai gabungan komponen tarik dan komponen tekan. Pada bagian tekan
balok akan mengalami lateral-torsional buckling (tekuk lateral-puntir) seperti yang dapat
dilihat pada (gambar 2) 3).
δ θ
∆
(a)
(b)
(c)
3. Gambar 2. Tiga posisi potongan profil yang mengalami laterat-torsional buckling.
Disamping itu dapat juga mengalami local buckling (tekuk lokal) pada badan profil,
seperti yang terlihat pada gambar 3.
(b)
(a)
Gambar 3. lokal buckling pada balok (a) sayap tertekan (b) badan tertekan.
C. TEGANGAN IJIN LENTUR DAN KEKOMPAKAN.
Tegangan ijin lentur profil W secara umum dapat dikemukakan bahwa nilainya
bergantung kepada kekompakan (compactines) penampangnya, panjang dukungandukungan lateral dan arah pelenturan.
Kapasitas lentur balok (bending capacity of beam) diekspresikan dalam pernyataan
tegangan ijin lentur (Fb), dengan formulasi tegangan leleh atau tegangan kritis dibagi
faktor aman. Penampang balok digolongkan ke dalam tiga kekompakan yaitu penampang
kompak, kompak parsial (kompak sebagiana), dan tidak kompak.
a. Balok dikatakan kompak jika memenuhi persyaratan berikut ini :
1. Sayap dihubungkan menerus dengan badan.
2. Rasio kelangsingan elemen sayap (b / 2tf) memenuhi persamaan (3)
b
65
≤
2 tf
Fy
3. Rasio kelangsingan sayap yang diperkaku lebih kecil dari 190/
4. Rasio tinggi badan dengan tebal badan sebagai berikut :
(3a)
Fy
.
4. d
640
375fa
=
1 −
tw
Fy
Fy
fa
≤ 0,16
Fy
untuk
(3b)
d
257
=
tw
Fy
fa
untuk Fy ≥ 0,16
dengan :
(3c)
d = tinggi penampang, tw = tebal badan,
bf = lebar sayap
fa = tegangan tekan,
tf = tebal sayap.
Fy = tegangan leleh,
b. Balok dikatakan kompak parsial (kompak sebagian) jika rasio kelangsingan sayap
memenuhi pertidaksamaan (3d)
65 bf
95
≤
Fy 2 tf
Fy
(3d)
bf
95
≥
2 tf
Fy
(3e)
c. Balok dikatakan tidak kompak jika
y
Pertambatan Lateral
Pertambatan Lateral
x
Gambar 4. Balok dengan pertambatan lateral.
D. PERTAMBATAN LATERAL.
Untuk mencegah peristiwa lateral-torsional buckling dan local buckling maka
pada bagian penampang yang mengalami tegangan tekan dapat dipasang pertambatan
lateral (dukungan lateral / lateral support) seperti yang dapat dilihat pada (gambar 4).
Tegangan lentur ijin balok-balok dengan dukungan lateral dipasang di tempattempat tertentu bergantung kepada panjang bagian yang tak terdukung dan gradien
momen. Semakin panjang bagian tak terdukung semakin rendah tegangan ijinnya, begitu
pula kapasitas momennya.
Ada beberapa kasus letak pemasangan pertambatan lateral, seperti yang dapat
dilihat beberapa kasus dibawah ini, atau secara ringkas dapat dilihat pada gambar (5).
Kasus 1 : L < Lc.
5. Balok dianggap mempunyai pertambatan lateral memadai melentur kearah tegak
lurus sumbu x jika panjang bagian tanpa pertambatan lateral (L) lebih kecil dari panjang
kritis (Lc). Panjang Lc (yaitu, panjang tanpa pertambatan lateral maksimum agar batang
dapat diperlakukan sebagai
“Penampang kompak”)
adalah
harga
terkecil
dari
persamaan (4)
Lc =
76. bf
dan
Fy
Lc =
20.000
d
Fy
Af
(4)
Sehingga tegangan ijin lentur (Fb) dapat dihitung dengan persamaan (5) dan
Kapasitas momennya (Mu) dapat dihitung dengan persamaan (6).
Fb = 0,66 Fy
Mu = 0,66 Fy Sx
dengan :
(5)
(6)
bf = lebar sayap(in).
d
= tinggi balok keseluruhan (in).
Fy = tegangan leleh (Ksi).
Sx = Modulus Elastisitas (in.3).
Kasus 2 : Lc < L < Lu
Jika kapasitas momen maksimum Mu yang dapat dicapai berkisar antara My dan
Mp, maka harga panjang tanpa pertambatan lateral (Lu) diambil nilai terbesar dari
persamaan (7).
Lu =
20.000
d
Fy
Af
dan Lu = rT
102.000
Fy
(7)
dengan : Lu = Jarak pertambatan lateral (in).
d
= tinggi balok keseluruhan (in).
Af = luas sayap (in2).
rT
= jari-jari inersia
Fy = tegangan leleh (Ksi).
Sehingga tegangan ijin lentur (Fb) yang dapat dihitung dengan persamaan (8) dan
Kapasitas momennya (Mu) dapat dihitung dengan persamaan (9).
6. Fb = 0,60 Fy
(8)
Mu = 0,60 Fy Sx
(9)
Kasus 3 : Lu < L < Lr
Jika jarak pertambatan lateral dipasang (L) dipasang antara Lu dan Lr, dengan Lr
didapat dari persamaan (10), maka tegangan ijin lentur (Fb) dapat dihitung dengan
persamaan (11) dan Kapasitas momennya (Mu) diambil nilai terbesar dari persamaan
(12). Kasus ini akan didapat kekuatan Mu < My.
510.000. Cb
Fy
Lr = rT
12000. Cb
Fb =
L. d
Af
dan
12000. Cb.Sx
Mu =
L. d
Af
dan
2
L
Fy
rt
2
Fb = −
Fy
3
1530.103 . Cb
2
L
Fy
rt
2
Mu = −
Fy. Sx
3
1530.10 3 . Cb
(10)
(11)
(12)
Kasus 4 : L > Lr
Jika L lebih besar dari Lr, maka tegangan ijin lentur (Fb) dapat dihitung dengan
12000. Cb
Fb diambil nilai terbesar dari persamaan
persamaan (13) dan Kapasitas momennya (Mu) =
Mu
L. d
Mu = 0,66 Fs Sx
(14).
Af
2
Mu = 0,60 Fs Sx .
170000. Cb.
12000. Cb
Fb =
Mu =
Lc
L. d
Af
12000. Cb. Sx
L. d
Af
dan
dan
Lu
Lr
Panjang tanpa sokongan samping
L
2
Fy r
L
(13)
t
2 −
Mu = T
Fy .Sx
r
3
3 1530 .10 .Cb
170000. Cb. Sx
Mu =
2
L
(14)
170000.Cb.Sx
Mu =
rT
2
L
r
T
Fb =
7. Gambar 5. Kapasitas momen dengan pertambatan lateral
E. HASIL.
Dari rumus yang telah diuraikan di atas, digunakan untuk menghitung beberapa
profil I yang sering dipakai dilapangan kemudian digambarkan grafiknya seperti yang
terlihat pada lampiran. Sebagai bahan pertimbangan apakah grafik tersebut dapat
digunakan atau tidak, maka akan dicoba satu contoh antara analitis dan grafis dibawah
ini.
Contoh :
Hitung Kapasitas Momen dengan analitis dan dengan menggunakan grafik untuk Profil
W14 x 30 yang mempunyai mutu baja A36 dan nilai Cb = 1, jika pertambatan lateral
dipasang pada jarak 6 feet, 8 feet, 15 feet dan 20 feet.
Penyelesaian :
Data Profil W14 x 30 (bf = 6,73 inc., d/Af = 5,34, r T = 1,74 inc., Sx = 42 inc.3)
a. Dengan analitis.
* Lc diambil nilai terkecil dari
8. Lc =
Lc =
76. bf
Fy
=
76( 6,73)
= 7 ,1 feet.
36 (12 )
20.000
20.000
= 8,7 feet.
d
=
Fy (5,34 ) 36(12 )
Af
didapat Lc = 7,1 feet.
* Lu diambil nilai terbesar dari
Lu =
20.000
20.000
= 8,7 feet.
d
=
Fy (5,34 ) 36(12 )
Af
Lu = rT
102.000
Fy
=
1,74
12
102.000
= 7 ,7 feet
36
didapat Lu = 8,7 feet
* Lr dihitung dari
Lr = rT
510.000. Cb
Fy
=
1,74
12
510.000.1
= 17 ,3 feet.
36
* Kapasitas momen untuk jarak pertambatan lateral 6 feet (6 feet < Lc = 7,1 feet).
Mu = 0,66 Fy Sx = 0,66 (36) 42 / 12 = 83,16 Kft.
* Kapasitas Momen untuk jarak pertambatan lateral sebesar 8 feet (Lc=7,1 < 8 <
Lu=8,7).
Mu = 0,60 Fy Sx = 0,60 (36) 42 / 12 = 75,60 Kft.
* Kapasitas Momen untuk jarak pertambatan lateral sebesar 15 feet (karena Lu < 15 <
Lr), maka Mu diambil nilai terbesar dari
Mu =
12000. Cb. Sx
12000(1) 42
L. d
=
= 43,63 Kft.
15(5,34 )12 (12 )
Af
2
L
Fy
rt
2
Mu = −
Fy.Sx
3
1530.10 3 . Cb
=
2
15(12)
36
2 − 1,74
3
1530.000(1)
( 42) / 12
36
= 52,27 Kft.
9. sehingga didapat Mu = 52,27 Kft.
* Kapasitas Momen untuk jarak pertambatan lateral sebesar 20 feet (karena 20 >
Lr=17,3) maka Mu diambil nilai terbesar dari
Mu =
Mu =
12000. Cb. Sx
12000(1) 42
L. d
=
= 32,77 Kft.
20(5,34 )12 (12 )
Af
170000. Cb. Sx
L
rT
2
170000(1) 42
= 20
2
144 (12 )
1,74
= 31,27 Kft.
sehingga didapat Mu = 32,77 Kft.
b. Dengan menggunakana grafik.
Dalam menggunakan grafik ini tidak perlu menghitung Lu, Lc, dan Lr terlebih
dahulu, sebab rumus-rumus yang digunakan sudah disesuaikan. Sehingga dari grafik
untuk profil W14x30 di dapat kapasitas momennya.
* Untuk L = 6 feet, maka didapat Mu = 83,2 Kft.
* Untuk L = 8 feet, maka didapat Mu = 75,5 Kft.
* Untuk L = 15 feet, maka didapat Mu = 52,0 Kft.
* Untuk L = 20 feet, maka didapat Mu = 33,0 Kft.
E. PEMBAHASAN.
Dari contoh yang terdapat pada sub bab D dapat dihitung prosentase kesalahan
yang terjadi sebagai berikut:
L (ft)
Mu dengan analitis
Mu dengan grafis
Prosentase Kesalahan (%)
6
83,16
83,2
- 0,0481
8
75,60
75,5
0,1325
15
52,27
52,0
0,5192
20
32,77
33,0
0,7019
Prosentase kesalahan rata-rata (%)
0,3264
10. dari hasil perhitungan prosentase kesalahannya, maka didapat kesalahan rata-rata sebesar
0,3264 %. Kesalahan ini diakibatkan oleh adanya skala grafik yang terlalu kecil, sehingga
mengakibatkan pembacaan yang tidak tepat betul. Disamping itu pengujiannya hanya satu
contoh soal.
Menurut ilmu statistika bahwa prosentase kesalahan yang lebih kecil dari 2 % maka
kesalahan sebesar itu masih dalam batas yang wajar.
Semakin pendek jarak pertambatan lateral maka akan semakin kecil defleksi yang
terjadi. Jika defleksinya semakin kecil maka kapasitas momennya semakin meningkat.
Untuk memperkecil defleksi ini dapat dipasang pertambatan lateral, sehingga terlihat
bahwa dalam grafik yang dihasilkan, dapat dibaca bahwa semakin pendek jarak
pertambatan lateral, maka semakin meningkat kapasitas momennya, atau sebaliknya
semakin panjang jarak pertambatan lateralnya maka kapasitas momennya akan semakin
menurun.
F. KESIMPULAN.
Dari hasil kajian ini (balok yang mengalami local buckling dan lateral-torsional
buckling) dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Karena prosentase kesalahan yang terjadi lebih kecil dari 2 %, maka grafik yang
terdapat dalam lampiran ini dapat digunakan untuk menghitung kapasitas momen atau
jarak pertambatan lateral.
2. Semakin panjang jarak pertambatan lateralnya, maka semakin menurun kapasitas
momennya.
G. DAFTAR PUSTAKA
1. AISC, Manual of Steel Construction, Ninth Edition, 1989, American Institute of Steel
Construction, Inc., Chicago.
2. Fathurrahman, MT., Ir., Bahan Kuliah Konstruksi Baja Lanjut, 2001, Magister
Teknik Sipil, Yogyakarta.
3. Louis, F. G., Load and Resistance Factor Design of Steel Structures, 1994, PrenticeHall. Inc., New Jersey.
4. Padosbajayo, Bahan Kuliah Pengetahuan Dasar Struktur Baja, 1994, Naviri,
Yogyakarta.
11. 5. Salmon, C. G., Steel Structure : Design and Behavior, 2nd edition, 1980, Harper &
Row Publishers Inc., Madison.
6. Suharyanto, Stabilitas Balok dan Kolom Baja Tampang I Terhadap Buckling, 2000,
Makalah Seminar Nasional Konstruksi Baja Indonesia Pada Millenium Ke-3,
Janabadra, Yogyakarta.Perhitungan Kapasitas Momen Profil W14
Grafik
untuk Cb =1 dan Fy = 36
410
W14x132
W14x120
360
W14x109
W14x99
310
Kapasitas Momen (Kip-feet)
W14x90
260
W14x82
210
W14x74
W14x68
W14x61
160
110
60
8
10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52 54
Jarak Pertambatan Lateral (feet)