SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
Teknik Pembuatan Akta Kontrak
(kontrak outentik) pada
umumnya
M.Sigit Gunawan
I. Bentuk-Bentuk Kontrak Bisnis:
1. Perjanjian lisan :
Perjanjian yang diadakan secara lisan apabila
memnuhi pasal 1320 KUHPerdata sah dan
mempunyai akibat hukum. Kelemahannya adalah
apabila timbul sengketa dari para pihak maka
akan sulit dalam hal pembuktian karena tidak
adanya bukti tertulis.
2.Perjanjian tertulis (Akta):
a. Akta di bawah tangan;
b. Akta Outentik.
Akta Di Bawah Tangan:
A. Akta dibawah tangan biasa
Dalam akta atau perjanjian seperti ini masing-masing pihak
mempunyai keleluasaan menentukan isi perjanjian.
B. Akta dibawah tangan yang standar (perjanjian
standar/baku, standaard contract/ take it or leave it
contract).
Dalam akta atau perjanjian ini, perjanjian telah dibakukan
(distandarisasi) oleh salah satu pihak, biasanya oleh mereka
yang mempunyai kedudukan lebih unggul (ekonomi, sosial,
psikologis dll). Ada salah satu pihak dalam hal ini tidak
mempunyai kebebasan menentukan isi perjanjian.
DILAKUKAN LEGALISASI / DIMINTAKAN LEGALITAS
KPD PEJABAT UMUM, SESUAI DENGAN MATERI
DAN KEPENTINGANNYA.  NOTARIS, KETUA
PENGADILAN,.
AKTA DI BAWAH TANGAN ( PSL. 1869 )
BENTUK : TIDAK FORMAL ( BENTUKNYA BEBAS )
DIBUAT DAN DITANDA TANGANI PARA PIHAK
MEMPUNYAI KEKUATAN PEMBUKTIAN SEMPURNA SBG. AKTA OTENTIK
( BILA DIAKUI / TIDAK DISANGKAL OLEH PENANDATANGAN )
APABILA DISANGKAL, YANG MENGAJUKAN AKTA TERSEBUT SEBAGAI
BUKTI HARUS MEMBUKTIKAN KEBENARANNYA
( MELALUI BUKTI & SAKSI-SAKSI )
AKTA DIBAWAH
TANGAN DAPAT
“DITINGKATKAN”
KEKUATAN
PEMBUKTIANNYA
SEBAGAIMANA
AKTA OTENTIK :
DIBUAT DGN CARA YG MEMENUHI
PERSYARATAN SBG AKTA OTENTIK,
DISARANKAN BAGI CONTRACT DRAFTER
AGAR MEMPERHATIKAN HAL INI.( Formalis
causa)
Tidak dimungkinkan lagi adanya penyangkalan .
Setelah dilegalisasi :
Nama / Penyebutan akta tersebut tetap saja sebagai Akta
Dibawah Tangan, namun kekuatan hukumnya adalah sama
dengan Akta Otentik
Pembuatan Akta Dibawah Tangan Dibuat dan ditangani
Oleh seseorang saja
(secara sepihak)
Oleh pihak pihak
Surat Pernyataan, Surat persetujuan, Surat
Penunjukan, Surat pengakuan, dsb.
Jual Beli, Sewa menyewa, Pinjam meminjam
dsb
•Perjanjian Perdamaian ( Psl. 1851)
•Perjanjian Pembayaran ( Psl. 1610 )
Perikatan yang diharuskan dibuat secara tertulis ,
( “boleh” dengan Akta Dibawah tangan ) ialah :
VI. LEGALISASI:
• Adalah Penanda tanganan dokumen di bawah
tangan, yang harus dilakukan dihadapan
notaris oleh penghadap, berarti notaris
memastikan/menjamin kebenaran tanda
tangan dari penghadap dan tanggal penanda
tanganan dokumen tersebut. Yang kemudian
dicatat dalam buku khusus.
VII. WAARMERKING:
• Adalah pencatatan dalam buku daftar khusus
atas asli dokumen dibawah tangan yang sudah
ditanda tangani oleh para pihak.
Jadi notaris tidak menjamin keaslian tanda
tangan dan kebenaran tanggal penanda
tanganan.
Akta Outentik:
Berdasarkan Pasal 1868 KUH Perdata:
Akta Otentik adalah suatu akta yang di dalam bentuk
yang ditentukan oleh undang-undang, dibuat oleh atau
dihadapan pegawai-pegawai umum yang berkuasa untuk
itu di tempat dimana akta dibuatnya.
Akta outentik mempunyai kekuatan pembuktian yang
sempurna. Hal itu berarti bahwa setiap orang harus
menganggap apa yang tercantum dalam akta sebagai
sesuatu yang benar, kecuali para pihak membuktikan
sebaliknya.
Akta otentik adalah akta yang dibuat
dan dipersiapkan oleh notaris atau
pejabat resmi lainnya (misalnya
Camat selaku Pejabat Pembuat Akta
Tanah) untuk kepentingan pihak-
pihak dalam kontrak ( Pasal 1868 KUH
Perdata )
• Perbedaan pokok antara akta otentik dengan
akta di bawah tangan adalah cara pembuatan
atau terjadinya akta tersebut.
• Suatu akta otentik ialah suatu akta yang dibuat
dalam bentuk yang ditentukan undang-undang
oleh atau dihadapan pejabat umum yang
berwenang untuk itu (seperti Notaris, Hakim
(akta perdamaian), Pegawai Pencatat Sipil
(akta Kelahiran)),di tempat akta itu dibuat.(
Pasal 1868 KUHPerdata)
Akta Outentik (…Ljt.):
• Psl 1870 BW
Suatu akta outentik memberikan diantara
para pihak beserta ahli waris-ahli warisnya
atau orang-orangnya yang mendapat hak dari
mereka, suatu bukti yang sempurna tentang
apa yang dimuat di dalamnya.
Notaris:
Pasal 1 ayat 1 UUJN
Notaris adalah Pejabat Umum yang berwenang untuk membuat
Akta outentik dan kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud
dalam Undang-undang ini.
Kewenangan Notaris (Pasal 15).
1. Notaris berwenang membuat akta otentik mengenai semua
perbuatan, perjanjian, dan ketetapan yang diharuskan oleh
peraturan perundang-undangan dan/atau yang dikehendaki
oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta otentik,
menjamin kepastian tanggal pembuatan akta, menyimpan akta,
memberikan grosse, salinan dan kutipan akta, semuanya
itu sepanjang pembuatan akta-akta itu tidak juga ditugaskan
atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang
ditetapkan oleh undang-undang.
Kewenangan Notaris:
Notaris berwenang pula :
a. Mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal surat di bawah
tangan dengan mendaftar dalam buku khusus;
b. Membukukan surat-surat dibawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus;
c. Membuat kopi dari asli surat-surat dibawah tangan berupa salinan yang memuat
uraian sebagaimana ditulis dan digambarkan dalam surat yang bersangkutan;
d. Melakukan pengesahan kecocokan fotokopi dengan durat aslinya;
e. Memberikan penyuluhan hukum sehubungan dengan pembuatan akta;
f. Membuat akta yang berkaitan dengan pertanahan akta; atau
g. Membuat akta risalah lelang.
Selain kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), Notaris
mempunyai kewenangan lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.
II. Proses Pembuatan Kontak Otentik:
•Negosiasi
•MOU
•Checking & pemenuhan kelengkapan
dokumen
•Appraisal Contract
•Pengikatan Jaminan
•Otorisasi/Legalisasi
•Waarmerking, dll.
Pra Kontraktual
•Kesepakatan para pihak dan serah
terima (ijab dan kabul)
•Pelaksanaan Hak & Kewajiban
•Pengawasan Kontrak
•Berakhirnya Kontrak
•Roya (Utk Pengikatan dengan Hak
Tanggungan)
•Penyerahan Jaminan
Kontraktual
• Perpanjangan Kredit
• Penurunan/penambahan
plafond Kredit
• Penukaran Jaminan
• Peminjaman Jaminan
• Persiapan Eksekusi
Postkontraktual
Fungsi Akta :
• Fungsi formil (formalitas causa)
Akta sebagai fungsi formil artinya bahwa suatu perbuatan hukum
akan menjadi lebih lengkap apabila dibuat suatu akta.
Sebagai contoh perbuatan hukum yang harus dituangkan dalam
bentuk akta sebagai syarat formil adalah perbuatan hukum
disebutkan dalam Pasal 1767 KUHPerdata mengenai perjanjian
hutang piutang. Minimal terhadap perbuatan hukum yang
disebutkan dalam Pasal 1767 KUHPerdata, disyaratkan adanya akta
bawah tangan. Fungsi akta lainnya yang juga merupakan fungsi
akta yang paling penting adalah akta sebagai alat pembuktian.
Dibuatnya akta oleh para pihak yang terikat dalam suatu perjanjian
ditujukan untuk pembuktian di kemudian hari
• Fungsi sebagai alat bukti (probationis causa
Fungsi akta lainnya yang juga merupakan fungsi akta yang paling
penting adalah akta sebagai alat pembuktian.
Dibuatnya akta oleh para pihak yang terikat dalam suatu perjanjian
ditujukan untuk pembuktian di kemudian hari
• Dalam Undang-undang No.13 tahun 1985 tentang Bea
Meterei disebutkan bahwa terhadap surat perjanjian dan
surat-surat lainnya yang dibuat dengan tujuan untuk
digunakan sebagai alat pembuktian mengenai perbuatan,
kenyataan atau keadaan yang bersifat perdata maka
dikenakan atas dokumen tersebut bea meterei.
• Dengan tiadanya materai dalam suatu surat perjanjian
(misalnya perjanjian jual beli) tidak berarti perbuatan
hukumnya (perjanjian jual beli) tidak sah, melainkan hanya
tidak memenuhi persyaratan sebagai alat pembuktian.
Sedangkan perbuatan hukumnya sendiri tetap sah karena
sah atau tidaknya suatu perjanjian itu bukan ada tidaknya
materai, tetapi ditentukan oleh Pasal 1320 KUHPerdata.
Tiga Macam Kekuatan Akta Otentik:
1. Membuktikan antara para pihak, bahwa mereka sudah
menerangkan apa yang ditulis dalam akte tadi (kekuatan
pembuktian formil);
2. Membuktikan antara para pihak yang bersangkutan, bahwa
sungguh-sungguh peristiwa yang disebutkan disitu telah
terjadi (kekuatan pembuktian materiel atau yang dinamakan
kekuatan pembuktian mengikat);
3. Membuktikan tidak saja antara para pihak yang bersangkutan
tetapi juga terhadap pihak ketiga, bahwa pada tanggal
tersebut dalam akte ke dua belah pihak tersebut sudah
menghadap di muka pegawai umum (notaris) dan menerangkan
apa yang ditulis dalam akte tersebut. Kekuatan yang kedua
tersebut itu sebagaimana sudah diuraikan di atas ,
dinamakan kekuatan mengikat yang pada hakekatnya
bertujuan menetapkan kedudukan antara para pihak satu
sama lain pada kedudukan yang teruraikan dalam akte.
Kekuatan poin ini dinamakan kekuatan pembuktian
keluar (artinya ialah terhadap pihak ke-tiga)
III. Hal-hal pokok yang seharusnya dimuat
dalam pembuatan Perjanjian Outentik:
• Judul;
• Kalimat Pembuka;
• Identitas Para Pihak (Komparisi);
• Premise/Recital;
• Isi;
• Penutup.
IV. Struktur Akta:
– (1) Kepala / Awal Akta
– (2) Komparisi
– (3) Kapasitas Penghadap
– (4) Premise
– (5) Isi / Badan Akta
– (6) Akhir Akta
V. JENIS AKTA:
A. Relaas Akta / Akta Berita Acara
Adalah akta yang dibuat oleh notaris, berdasarkan
apa yang didengar, dilihat fakta dan data. Biasanya
relaas akta dibuat berkenaan dengan kehadiran orang
banyak, oleh karenanya minuta cukup ditanda tangani
oleh salah satu yang hadir,
notaris dan saksi-saksi.
Ciri khasnya adalah “Berdasarkan permintaan ………”
JENIS AKTA:
B. Partai Akta / Akta Para Pihak.
Akta yang dibuat dihadapan notaris,
berdasarkan keterangan dan data yang
diberikan oleh penghadap.
Ciri khasnya adalah “Menurut keterangannya
………”
VIII. Pencocokan Foto Copy / Foto
copy sesuai aslinya.
• Adalah suatu foto copy dari dokumen yang
diberi kata kata “ foto copy ini setelah
dicocokan adalah sesuai dengan aslinya yang
diperlihatkan kepada saya, notaris” .
IX. Renvooi.
• Catatan Koreksi dipinggir minuta akta dan
harus di paraf oleh penghadap/para pihak.
Macam-macam renvoi
Tambahan
Coretan
Coretan dengan penggantiannya
X. Saksi dalam Akta
• Saksi instrumentair/saksi dalam akta notaris,
minimal harus 2 orang.
PERJANJIAN KREDIT
SYARAT SAHNYA
PERJANJIAN
Syarat Sahnya
Perjanjian
Sepakat
Cakap
Hal tertentu
Causa Halal
Dapat Dibatalkan (Voidable)
Batal Demi Hukum (Null & void)
Berdasarkan Pasal 1320 KUH Perdata
Asas-asas dalam Pembuatan
Kontrak Otentik:
• Berdasarkan Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata:
“Semua Perjanjian yang dibuat oleh para pihak
berlaku sebagai undang-undang bagi para pihak
yang membuatnya”.
1. Asas Kebebasan Berkontrak;
2. Asas Konsensualisme;
3. Asas Pacta Suntservanda;
4. Asas Itikad Baik (Berdasarkan Pasal 1338 ayat
(3) KUH Perdata: Perjanjian dilaksanakan
dengan itikad baik).

More Related Content

Similar to 15-Teknik Pembuatan Akta Kontrak (kontrak outentik).ppt

Hukum perjanjian
Hukum perjanjianHukum perjanjian
Hukum perjanjianhylmihalim
 
HKI dan Hukum Perjanjian
HKI dan Hukum PerjanjianHKI dan Hukum Perjanjian
HKI dan Hukum Perjanjianpsetiadharma
 
1591504476264_Presentation+12+Hukum+Perdata.pptx
1591504476264_Presentation+12+Hukum+Perdata.pptx1591504476264_Presentation+12+Hukum+Perdata.pptx
1591504476264_Presentation+12+Hukum+Perdata.pptxakhedy1
 
Hukum Perikatan
Hukum PerikatanHukum Perikatan
Hukum PerikatanDiarta
 
Pengertian dan ruang lingkup hukum perikatan copy
Pengertian dan ruang lingkup hukum perikatan   copyPengertian dan ruang lingkup hukum perikatan   copy
Pengertian dan ruang lingkup hukum perikatan copyIAIN Ponorogo
 
5. sahnya perikatan
5. sahnya perikatan5. sahnya perikatan
5. sahnya perikatanLukman Az
 
Uu nomor-2-tahun-2014-ttg-perubahan-uu-no-30-tahun-2004-ttg-jabatan-notaris
Uu nomor-2-tahun-2014-ttg-perubahan-uu-no-30-tahun-2004-ttg-jabatan-notarisUu nomor-2-tahun-2014-ttg-perubahan-uu-no-30-tahun-2004-ttg-jabatan-notaris
Uu nomor-2-tahun-2014-ttg-perubahan-uu-no-30-tahun-2004-ttg-jabatan-notariswanmarsella
 
1,hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
1,hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 20191,hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
1,hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019riskiariyani2976
 
1,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,hukum civil,universitas mercu buana,2019
1,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,hukum civil,universitas mercu buana,20191,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,hukum civil,universitas mercu buana,2019
1,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,hukum civil,universitas mercu buana,2019An Nisa Rizki Yulianti
 
UU Nomor 2 Tahun 2014
UU Nomor 2 Tahun 2014UU Nomor 2 Tahun 2014
UU Nomor 2 Tahun 2014Parja Negara
 
Hukum Pembuktian dan Daluwarsa.ppt
Hukum Pembuktian dan Daluwarsa.pptHukum Pembuktian dan Daluwarsa.ppt
Hukum Pembuktian dan Daluwarsa.pptRizalNotarius
 
MOU_AGREEMENT.pptx
MOU_AGREEMENT.pptxMOU_AGREEMENT.pptx
MOU_AGREEMENT.pptxKukuhDt
 
Hukum Bisnis, M.2_Final (1).pptx
Hukum Bisnis, M.2_Final (1).pptxHukum Bisnis, M.2_Final (1).pptx
Hukum Bisnis, M.2_Final (1).pptxQoirulBagas1
 

Similar to 15-Teknik Pembuatan Akta Kontrak (kontrak outentik).ppt (20)

Makalah aspk hukum
Makalah aspk hukumMakalah aspk hukum
Makalah aspk hukum
 
Hukum perjanjian
Hukum perjanjianHukum perjanjian
Hukum perjanjian
 
HKI dan Hukum Perjanjian
HKI dan Hukum PerjanjianHKI dan Hukum Perjanjian
HKI dan Hukum Perjanjian
 
1591504476264_Presentation+12+Hukum+Perdata.pptx
1591504476264_Presentation+12+Hukum+Perdata.pptx1591504476264_Presentation+12+Hukum+Perdata.pptx
1591504476264_Presentation+12+Hukum+Perdata.pptx
 
PERTEMUAN 12.ppt
PERTEMUAN 12.pptPERTEMUAN 12.ppt
PERTEMUAN 12.ppt
 
Hukum Perjanjian
Hukum PerjanjianHukum Perjanjian
Hukum Perjanjian
 
Jenis jenis kontrak
Jenis jenis kontrakJenis jenis kontrak
Jenis jenis kontrak
 
Hukum Perikatan
Hukum PerikatanHukum Perikatan
Hukum Perikatan
 
Pengertian dan ruang lingkup hukum perikatan copy
Pengertian dan ruang lingkup hukum perikatan   copyPengertian dan ruang lingkup hukum perikatan   copy
Pengertian dan ruang lingkup hukum perikatan copy
 
Hukum Perjanjian
Hukum PerjanjianHukum Perjanjian
Hukum Perjanjian
 
5. sahnya perikatan
5. sahnya perikatan5. sahnya perikatan
5. sahnya perikatan
 
Uu nomor-2-tahun-2014-ttg-perubahan-uu-no-30-tahun-2004-ttg-jabatan-notaris
Uu nomor-2-tahun-2014-ttg-perubahan-uu-no-30-tahun-2004-ttg-jabatan-notarisUu nomor-2-tahun-2014-ttg-perubahan-uu-no-30-tahun-2004-ttg-jabatan-notaris
Uu nomor-2-tahun-2014-ttg-perubahan-uu-no-30-tahun-2004-ttg-jabatan-notaris
 
1,hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
1,hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 20191,hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
1,hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
 
1,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,hukum civil,universitas mercu buana,2019
1,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,hukum civil,universitas mercu buana,20191,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,hukum civil,universitas mercu buana,2019
1,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,hukum civil,universitas mercu buana,2019
 
UU Nomor 2 Tahun 2014
UU Nomor 2 Tahun 2014UU Nomor 2 Tahun 2014
UU Nomor 2 Tahun 2014
 
Hukum Pembuktian dan Daluwarsa.ppt
Hukum Pembuktian dan Daluwarsa.pptHukum Pembuktian dan Daluwarsa.ppt
Hukum Pembuktian dan Daluwarsa.ppt
 
MOU_AGREEMENT.pptx
MOU_AGREEMENT.pptxMOU_AGREEMENT.pptx
MOU_AGREEMENT.pptx
 
HUKUM KONTRAK
HUKUM KONTRAKHUKUM KONTRAK
HUKUM KONTRAK
 
surat kuasa.pptx
surat kuasa.pptxsurat kuasa.pptx
surat kuasa.pptx
 
Hukum Bisnis, M.2_Final (1).pptx
Hukum Bisnis, M.2_Final (1).pptxHukum Bisnis, M.2_Final (1).pptx
Hukum Bisnis, M.2_Final (1).pptx
 

Recently uploaded

MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxadesofyanelabqory
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxendang nainggolan
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxEkoPriadi3
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxFeniannisa
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptxYudisHaqqiPrasetya
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxFucekBoy5
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdfAgungIstri3
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 

Recently uploaded (12)

MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 

15-Teknik Pembuatan Akta Kontrak (kontrak outentik).ppt

  • 1. Teknik Pembuatan Akta Kontrak (kontrak outentik) pada umumnya M.Sigit Gunawan
  • 2. I. Bentuk-Bentuk Kontrak Bisnis: 1. Perjanjian lisan : Perjanjian yang diadakan secara lisan apabila memnuhi pasal 1320 KUHPerdata sah dan mempunyai akibat hukum. Kelemahannya adalah apabila timbul sengketa dari para pihak maka akan sulit dalam hal pembuktian karena tidak adanya bukti tertulis. 2.Perjanjian tertulis (Akta): a. Akta di bawah tangan; b. Akta Outentik.
  • 3. Akta Di Bawah Tangan: A. Akta dibawah tangan biasa Dalam akta atau perjanjian seperti ini masing-masing pihak mempunyai keleluasaan menentukan isi perjanjian. B. Akta dibawah tangan yang standar (perjanjian standar/baku, standaard contract/ take it or leave it contract). Dalam akta atau perjanjian ini, perjanjian telah dibakukan (distandarisasi) oleh salah satu pihak, biasanya oleh mereka yang mempunyai kedudukan lebih unggul (ekonomi, sosial, psikologis dll). Ada salah satu pihak dalam hal ini tidak mempunyai kebebasan menentukan isi perjanjian.
  • 4. DILAKUKAN LEGALISASI / DIMINTAKAN LEGALITAS KPD PEJABAT UMUM, SESUAI DENGAN MATERI DAN KEPENTINGANNYA.  NOTARIS, KETUA PENGADILAN,. AKTA DI BAWAH TANGAN ( PSL. 1869 ) BENTUK : TIDAK FORMAL ( BENTUKNYA BEBAS ) DIBUAT DAN DITANDA TANGANI PARA PIHAK MEMPUNYAI KEKUATAN PEMBUKTIAN SEMPURNA SBG. AKTA OTENTIK ( BILA DIAKUI / TIDAK DISANGKAL OLEH PENANDATANGAN ) APABILA DISANGKAL, YANG MENGAJUKAN AKTA TERSEBUT SEBAGAI BUKTI HARUS MEMBUKTIKAN KEBENARANNYA ( MELALUI BUKTI & SAKSI-SAKSI ) AKTA DIBAWAH TANGAN DAPAT “DITINGKATKAN” KEKUATAN PEMBUKTIANNYA SEBAGAIMANA AKTA OTENTIK : DIBUAT DGN CARA YG MEMENUHI PERSYARATAN SBG AKTA OTENTIK, DISARANKAN BAGI CONTRACT DRAFTER AGAR MEMPERHATIKAN HAL INI.( Formalis causa)
  • 5. Tidak dimungkinkan lagi adanya penyangkalan . Setelah dilegalisasi : Nama / Penyebutan akta tersebut tetap saja sebagai Akta Dibawah Tangan, namun kekuatan hukumnya adalah sama dengan Akta Otentik Pembuatan Akta Dibawah Tangan Dibuat dan ditangani Oleh seseorang saja (secara sepihak) Oleh pihak pihak Surat Pernyataan, Surat persetujuan, Surat Penunjukan, Surat pengakuan, dsb. Jual Beli, Sewa menyewa, Pinjam meminjam dsb
  • 6. •Perjanjian Perdamaian ( Psl. 1851) •Perjanjian Pembayaran ( Psl. 1610 ) Perikatan yang diharuskan dibuat secara tertulis , ( “boleh” dengan Akta Dibawah tangan ) ialah :
  • 7. VI. LEGALISASI: • Adalah Penanda tanganan dokumen di bawah tangan, yang harus dilakukan dihadapan notaris oleh penghadap, berarti notaris memastikan/menjamin kebenaran tanda tangan dari penghadap dan tanggal penanda tanganan dokumen tersebut. Yang kemudian dicatat dalam buku khusus.
  • 8. VII. WAARMERKING: • Adalah pencatatan dalam buku daftar khusus atas asli dokumen dibawah tangan yang sudah ditanda tangani oleh para pihak. Jadi notaris tidak menjamin keaslian tanda tangan dan kebenaran tanggal penanda tanganan.
  • 9. Akta Outentik: Berdasarkan Pasal 1868 KUH Perdata: Akta Otentik adalah suatu akta yang di dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang, dibuat oleh atau dihadapan pegawai-pegawai umum yang berkuasa untuk itu di tempat dimana akta dibuatnya. Akta outentik mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna. Hal itu berarti bahwa setiap orang harus menganggap apa yang tercantum dalam akta sebagai sesuatu yang benar, kecuali para pihak membuktikan sebaliknya.
  • 10. Akta otentik adalah akta yang dibuat dan dipersiapkan oleh notaris atau pejabat resmi lainnya (misalnya Camat selaku Pejabat Pembuat Akta Tanah) untuk kepentingan pihak- pihak dalam kontrak ( Pasal 1868 KUH Perdata )
  • 11. • Perbedaan pokok antara akta otentik dengan akta di bawah tangan adalah cara pembuatan atau terjadinya akta tersebut. • Suatu akta otentik ialah suatu akta yang dibuat dalam bentuk yang ditentukan undang-undang oleh atau dihadapan pejabat umum yang berwenang untuk itu (seperti Notaris, Hakim (akta perdamaian), Pegawai Pencatat Sipil (akta Kelahiran)),di tempat akta itu dibuat.( Pasal 1868 KUHPerdata)
  • 12. Akta Outentik (…Ljt.): • Psl 1870 BW Suatu akta outentik memberikan diantara para pihak beserta ahli waris-ahli warisnya atau orang-orangnya yang mendapat hak dari mereka, suatu bukti yang sempurna tentang apa yang dimuat di dalamnya.
  • 13. Notaris: Pasal 1 ayat 1 UUJN Notaris adalah Pejabat Umum yang berwenang untuk membuat Akta outentik dan kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang ini. Kewenangan Notaris (Pasal 15). 1. Notaris berwenang membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan dan/atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta otentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan akta, menyimpan akta, memberikan grosse, salinan dan kutipan akta, semuanya itu sepanjang pembuatan akta-akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh undang-undang.
  • 14. Kewenangan Notaris: Notaris berwenang pula : a. Mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus; b. Membukukan surat-surat dibawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus; c. Membuat kopi dari asli surat-surat dibawah tangan berupa salinan yang memuat uraian sebagaimana ditulis dan digambarkan dalam surat yang bersangkutan; d. Melakukan pengesahan kecocokan fotokopi dengan durat aslinya; e. Memberikan penyuluhan hukum sehubungan dengan pembuatan akta; f. Membuat akta yang berkaitan dengan pertanahan akta; atau g. Membuat akta risalah lelang. Selain kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), Notaris mempunyai kewenangan lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.
  • 15. II. Proses Pembuatan Kontak Otentik: •Negosiasi •MOU •Checking & pemenuhan kelengkapan dokumen •Appraisal Contract •Pengikatan Jaminan •Otorisasi/Legalisasi •Waarmerking, dll. Pra Kontraktual •Kesepakatan para pihak dan serah terima (ijab dan kabul) •Pelaksanaan Hak & Kewajiban •Pengawasan Kontrak •Berakhirnya Kontrak •Roya (Utk Pengikatan dengan Hak Tanggungan) •Penyerahan Jaminan Kontraktual • Perpanjangan Kredit • Penurunan/penambahan plafond Kredit • Penukaran Jaminan • Peminjaman Jaminan • Persiapan Eksekusi Postkontraktual
  • 16. Fungsi Akta : • Fungsi formil (formalitas causa) Akta sebagai fungsi formil artinya bahwa suatu perbuatan hukum akan menjadi lebih lengkap apabila dibuat suatu akta. Sebagai contoh perbuatan hukum yang harus dituangkan dalam bentuk akta sebagai syarat formil adalah perbuatan hukum disebutkan dalam Pasal 1767 KUHPerdata mengenai perjanjian hutang piutang. Minimal terhadap perbuatan hukum yang disebutkan dalam Pasal 1767 KUHPerdata, disyaratkan adanya akta bawah tangan. Fungsi akta lainnya yang juga merupakan fungsi akta yang paling penting adalah akta sebagai alat pembuktian. Dibuatnya akta oleh para pihak yang terikat dalam suatu perjanjian ditujukan untuk pembuktian di kemudian hari • Fungsi sebagai alat bukti (probationis causa Fungsi akta lainnya yang juga merupakan fungsi akta yang paling penting adalah akta sebagai alat pembuktian. Dibuatnya akta oleh para pihak yang terikat dalam suatu perjanjian ditujukan untuk pembuktian di kemudian hari
  • 17. • Dalam Undang-undang No.13 tahun 1985 tentang Bea Meterei disebutkan bahwa terhadap surat perjanjian dan surat-surat lainnya yang dibuat dengan tujuan untuk digunakan sebagai alat pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan atau keadaan yang bersifat perdata maka dikenakan atas dokumen tersebut bea meterei. • Dengan tiadanya materai dalam suatu surat perjanjian (misalnya perjanjian jual beli) tidak berarti perbuatan hukumnya (perjanjian jual beli) tidak sah, melainkan hanya tidak memenuhi persyaratan sebagai alat pembuktian. Sedangkan perbuatan hukumnya sendiri tetap sah karena sah atau tidaknya suatu perjanjian itu bukan ada tidaknya materai, tetapi ditentukan oleh Pasal 1320 KUHPerdata.
  • 18. Tiga Macam Kekuatan Akta Otentik: 1. Membuktikan antara para pihak, bahwa mereka sudah menerangkan apa yang ditulis dalam akte tadi (kekuatan pembuktian formil); 2. Membuktikan antara para pihak yang bersangkutan, bahwa sungguh-sungguh peristiwa yang disebutkan disitu telah terjadi (kekuatan pembuktian materiel atau yang dinamakan kekuatan pembuktian mengikat); 3. Membuktikan tidak saja antara para pihak yang bersangkutan tetapi juga terhadap pihak ketiga, bahwa pada tanggal tersebut dalam akte ke dua belah pihak tersebut sudah menghadap di muka pegawai umum (notaris) dan menerangkan apa yang ditulis dalam akte tersebut. Kekuatan yang kedua tersebut itu sebagaimana sudah diuraikan di atas , dinamakan kekuatan mengikat yang pada hakekatnya bertujuan menetapkan kedudukan antara para pihak satu sama lain pada kedudukan yang teruraikan dalam akte. Kekuatan poin ini dinamakan kekuatan pembuktian keluar (artinya ialah terhadap pihak ke-tiga)
  • 19. III. Hal-hal pokok yang seharusnya dimuat dalam pembuatan Perjanjian Outentik: • Judul; • Kalimat Pembuka; • Identitas Para Pihak (Komparisi); • Premise/Recital; • Isi; • Penutup.
  • 20. IV. Struktur Akta: – (1) Kepala / Awal Akta – (2) Komparisi – (3) Kapasitas Penghadap – (4) Premise – (5) Isi / Badan Akta – (6) Akhir Akta
  • 21. V. JENIS AKTA: A. Relaas Akta / Akta Berita Acara Adalah akta yang dibuat oleh notaris, berdasarkan apa yang didengar, dilihat fakta dan data. Biasanya relaas akta dibuat berkenaan dengan kehadiran orang banyak, oleh karenanya minuta cukup ditanda tangani oleh salah satu yang hadir, notaris dan saksi-saksi. Ciri khasnya adalah “Berdasarkan permintaan ………”
  • 22. JENIS AKTA: B. Partai Akta / Akta Para Pihak. Akta yang dibuat dihadapan notaris, berdasarkan keterangan dan data yang diberikan oleh penghadap. Ciri khasnya adalah “Menurut keterangannya ………”
  • 23. VIII. Pencocokan Foto Copy / Foto copy sesuai aslinya. • Adalah suatu foto copy dari dokumen yang diberi kata kata “ foto copy ini setelah dicocokan adalah sesuai dengan aslinya yang diperlihatkan kepada saya, notaris” .
  • 24. IX. Renvooi. • Catatan Koreksi dipinggir minuta akta dan harus di paraf oleh penghadap/para pihak. Macam-macam renvoi Tambahan Coretan Coretan dengan penggantiannya
  • 25. X. Saksi dalam Akta • Saksi instrumentair/saksi dalam akta notaris, minimal harus 2 orang.
  • 26. PERJANJIAN KREDIT SYARAT SAHNYA PERJANJIAN Syarat Sahnya Perjanjian Sepakat Cakap Hal tertentu Causa Halal Dapat Dibatalkan (Voidable) Batal Demi Hukum (Null & void) Berdasarkan Pasal 1320 KUH Perdata
  • 27. Asas-asas dalam Pembuatan Kontrak Otentik: • Berdasarkan Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata: “Semua Perjanjian yang dibuat oleh para pihak berlaku sebagai undang-undang bagi para pihak yang membuatnya”. 1. Asas Kebebasan Berkontrak; 2. Asas Konsensualisme; 3. Asas Pacta Suntservanda; 4. Asas Itikad Baik (Berdasarkan Pasal 1338 ayat (3) KUH Perdata: Perjanjian dilaksanakan dengan itikad baik).