SlideShare a Scribd company logo
KEADILAN BERDASARKAN KAIDAH KETUHANAN DAN
KEADILAN BERDASARKAN NILAI-NILAI
PANCASILA DAN UNDANG-UNDANG
OLEH : TRI HERMINTADI, SH, MH1

I.

PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Keadilan adalah kata kunci yang menentukan tidaknya manusia
di muka bumi. Tanpa keadilan manusia pasti hancur. Karena itu tugas utama
pokok manusia adalah menegakkan keadilan. Adil terhadap diri, keluarga dan
masyarakatnya, Allah Taala meningkatkan manusia agar tidak keluar dari
prinsip keadilan, sebab keluar dari prinsip keadilan adalah kezhaliman.
Sebaliknya istiqamah menegakkan keadilan adalah taqwa.
Menegakkan keadilan adalah kewajiban setiap manusia. Keadilan adalah
risalah universal yang harus diperjuangkan oleh setiap manusia. Keadilan adalah
satu-satunya jalan selamat menuju kebahagiaan hidup dan kedamaian. Seorang
yang paham akan makna keadilan pasti beriman kepada Allah dan kekafiran
identik dengan kezhaliman.
Suatu keadilan akan tegak dengan kerja nyata dan harus ada sinergi yang
kompak antar hamba Allah yang bertekad menegakkan ajaran-Nya. Sinergi
kolosal ini pasti membutuhkan pengorbanan. Sejarah mencatat bahwa tidak
sedikit jiwa-jiwa suci para sahabat yang berguguran di medan pertempuran,
melawan tirani dan kezhaliman.
Bila kita renungkan bahwa setiap perjuangan menegakkan keadilan pasti
butuh pengorbanan. Bahwa untuk mencapai surga tidak mungkin dengan hanya
mengkhayal, melainkan harus bergerak dengan penuh pengorbanan, baik harta
maupun jiwa.
Keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa secara fitriah, setiap
manusia pasti menyukainya, sebagai bukti tentang kebenaran hal tersebut dapat

1

Penulis adalah Peneliti pada Puslitbang Kumdil MARI

1
di lihat bahkan pada kenyataan di seputar orang-orang yang zhalim. Orangorang zhalim senantiasa membuat-buat berbagai alasan demi membenarkan dan
mengabsahkan kezalimannya, seraya berusaha menunjukan perbuatannya
tersebut sebagai sesuatu yang adil.
Dalam masalah keadilan persoalan perbedaan antara keadilan distributif
dan keadilan commutatif persoalan ini menyangkut hak seseorang yang perlu di
perhatikan, yang di maksud dengan distributive justice (keadilan yang membagi)
suatu keadilan yang memberikan kepada seseorang apa yang menjadi haknya
dengan perkataan lain orang itu di berikan bagian menurut jasanya. Dalam hal
ini bukannya kesamaan yang di tuntut melainkan kesebandingan orang yang
jasanya sama mendapat kesamaan bagian dan orang yang jasanya tidak sama
tentunya tidak dapat kesamaan bagian.
Ucapan semacam ini terlontar tanpa sadar. Sekalipun kalimat itu tidak di
ungkapkan, tapi hati mereka tetap menyukai cara pembagian yang adil. Kalau
saja salah seorang dari mereka hendak mangambil bagian lebih banyak, tentu
yang lain akan marah dan tidak merelakannya. Jarang kita jumpai masyarakat
yang tidak berbicara tentang undang-undang keadilan. Begitu pula amat sedikit
sekali

lembaga-lembaga sosial-politik

yang tidak

menyatakan

dirinya

melindungi hak-hak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas maka penulis dalam
penulisan makalah ini merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana bentuk keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dan
Keadilan Berdasarkan Nilai-nilai Pancasila dan undang-undang ?
2. Bagaimana hubungan timbal balik antara keadilan menurut Ketuhanan Yang
Maha Esa dan keadila sosial bagi seluruh rakyat ?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang penulisan dan rumusan masalah tersebut di
atas maka tujuan penulisan makalah Filsafat Hukum ini adalah sebagai berikut :

2
1. Untuk mengetahui dan menjelaskan serta menganalisa bagaimana bentuk
Keadilan Ketuhanan Yang Maha Esa dan Keadilan Berdasarkan Nilai-nilai
Pancasila dan undang-undang.
2. Untuk mengetahui dan menjelaskan serta menganalisa hubungan timbal
balik antara keadilan menurut Ketuhan Yang Maha Esa dan Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat.
II. PEMBAHASAN
A. Keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dan Keadilan Berdasarkan
Nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang.
Dalam Islam, seluruh pos penting kehidupan sosial harus diletakan di
bawah tanggung jawab orang-orang yang adil, yang dalam kehidupan sosial
tidak memiliki riwayat hidup yang buruk dan di kenal memiliki kelayakan
serta kesucian diri.
Dalam sebuah pengadilan, seorang Hakim, para Saksi, dan seluruh
pegawai yang bekerja disitu harus terdiri dari orang-orang yang adil dalam
berbicara dan mencatat. Imam shalat Jumat dan shalat jemaah haruslah
seorang yang adil.
Dalam Islam menjadikan prinsip keadilan sebagai syarat utama dalam
kehidupan bermasyarakat serta terhadap berbagai persoalan yang terkait
dalam hukum, kehidupan sosial, keluarga dan perekonomian.
Manusia sebagai mahluk yang berbeda dengan mahluk yang lain hidup
dengan dua alam yang berbeda, alam hayawani, syuhudi, materi dan alam
rohani, ghaibi, aqli. Kedua alam ini mempunyai tingkatan thawaf dan
ketundukan yang berbeda sesuai dengan peraturan yang berlaku pada kedua
alam itu.
Pada alam hayawani terdapat dua macam peraturan dan manusia harus
tunduk padanya. Kalau tidak tunduk, maka manusia akan musanah dan
tersesat. Peraturan yang pertama sifatnya dharuri, (niscaya dan pasti),
misalnya : manusia lahir kedunia harus lewat ibunya, manusia harus

3
melewati fase-fase perkembangan fisik yang alami, bayi, remaja menjadi
orang tua dan sebagainya.
Semua itu merupakan peraturan yang telah Allah tetapkan dan manusia
harus mengikutinya secara ijbari (determinis). Menyalahi peraturan ini
manusia tidak akan ada, dan peraturan yang kedua sifatnya ikhtiyari,
misalnya : makan, minum, nikah dan segala perbuatan yang manusia dengan
leluasa untuk melakukan atau meninggalkannya.
Allah menjelaskan tentang haqiqat keberadaan mereka dalam firmanNya,
“Semua peraturan Allah yang berlaku di alam ini dan pada umat manusia di
tegakan dengan adil dan seimbang, “Allah menyatakan bahwasanya tidak
ada Tuhan selain Dia yang menegakan keadilan” (QS. Ali Imran, 3:18). Dia
adil ketika membuat semua peraturan yang ada, karena alasan yang telah
disebutkan pada tulisan pertama terdahulu.
Dalam Al-Quran dinyatakan bahwa secara fitrah, Kami (maksudnya
Allah) telah mengaugerahi manusia berbagai kemampuan untuk mengetahui
dan membedakan mana yang baik dan mana yang buruk”……maka Allah
mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaan”.
B. Hubungan timbal balik antara keadilan menurut Ketuhanan Yang Maha Esa
dan Keadilan social bagi seluruh rakyat.
Islam merupakan agama yang adil dan seimbang, sekaligus jalan yang
lurus, juga memperhatikan perkembangan maknawi dan rohani seseorang.
Adanya (kewajiban) shalat pasti disertai adanya (kewajiban) zakat.
Kecintaan serta hubungan dekat dengan para wali Allah pasti diiringi dengan
keterlepasan dan penjauhan diri (tabarri) dari musuh-musuh Allah.
Islam juga mengutamakan amal. Himbauan Islam kepada keimanan dan
keislaman, niscaya dibarengi dengan anjuran untuk beramal saleh, perintah
untuk bertawakal lepada Allah akan senantiasa beriringan dengan perintah
untuk bekerja dan berusaha keras.
Penghargaan terhadap milik pribadi pasti akan diiringi dengan
pelarangan untuk membuat kerugian dan penyalah gunaan dari kepemilikan

4
tersebut. Sekarang ini, banyak slogan yang begitu memikat yang bergaung di
tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Namun, apabila slogan-slogan tersebut tidak ditopang oleh suatu prinsip
yang kokoh, maka semua itu tidak lebih dari “sebuah bentuk tanpa isi”.
Ungkapan ”keadilan sosial” adalah salah satunya. Kita menyaksikan
bahwasanya hampir seluruh rezim yang berkuasa di dunia ini senantiasa
menggembar-gemborkan slogan tersebut. Seraya menyatakan dirinya
sebagai pendukung keadilan sosial.
Dalam Islam, problem persamaan

dan penyamarataan memliki akar

yang cukup mendalam yaitu: Pertama, Seluruh perbuatan, ucapan, dan
bahkan pemikiran kita di bawah pengawasan-Nya. Dalam hal ini, Tuhan
memperhatikan diri kita. Kelak, semua kita akan diadili di hadapan
mahkamah-Nya yang adil. Kedua, Kita semua berasal dari tanah, dan
akhirnya akan kembali ke tanah. Di antara butiran-butiran tanah, tidak
terdapat perbedaan apapun. Kalau memang demikian, lantas mengapa saya
menjadi berbeda (lebih istimewa) dari yang lain. Ketiga, segenap manusia
merupakan hamba-hamba Allah, dan bersahabat dengan mereka merupakan
sesuatu yang diridhai-Nya. Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling
menggemari kebaikan. Keempat, Seluruh keberadaan di jagat alam ini tidak
dapat melampaui batasan, ketentuan, serta hak yang telah di tetapkan sang
Pencipta.
Penafsiran serta pemahaman terhadap eksistensi alam dan manusia
semacam inilah yang dilandasi ”pandangan Dunia Illahi”. Semua itu
merupakan sarana yang paling kondusif dalam penciptaan keadilan, dan
faktor yang sanggup merusak dan memporakporandakan sarana tersebut tak
lain adalah dari segenap tuntutan hawa nafsu.
Al-Qur’an mengatakan bahwa Tuhan telah menciptakan manusia
berbeda-beda dan menjadikan mereka berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
agar mereka dapat saling mengenal satu sama lain.

5
Para ahli hukum Muslim berargumen bahwa ungkapan ”saling mengenal
satu sama lain” menunjukan perlunya kerja sama sosial dan tolongmenolong untuk mencapai keadilan (Q.S.49:13)
Jika hukum Tuhan lebih di dahulukan dari pada keadilan, maka
masyarakat yang adil bukan lagi merupakan persoalan tentang hak berbicara
dan berkumpul, atau hak untuk menggali berbagai sarana menuju keadilan,
tapi semata tentang penerapan hukum Tuhan dan apapun yang di tuntut oleh
keadilan pada kenyataannya ia juga merupakan tuntutan Tuhan.
Di dalam perintah untuk memberi maaf, terdapat pula perintah untuk
melaksanakan hukuman (qishash) secara tegas dan tidak memperdulikan
belas kasihan. Suatu ketika, serombongan orang melaporkan kepada imam
bahwa si fulan mengerjakan salatnya secara acuh tak acuh. Imam
bertanya, ”Bagaimanakah cara berpikirnya?”. Artinya, apabila ibadah
individual seseorang telah sempurna, pasti dirinya akan jeli dalam berpikir.
Manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi ini diharapkan untuk
menyerap sifat-sifat Allah dan meneladani akhlak-akhlak-Nya. Nah, oleh
karena sifat dan akhlak Allah yang paling dominan dan menonjol adalah
sifat kemahaadilan-Nya, maka manusiapun harus dapat menyerap dan
meneladani sifat adilnya Allah Ta’ala.
Berbicara tentang keadilan manusia, dapat kita bahas dari dua sisi;
individual dan sosial. Added values (nilai tambahan) yang ada pada manusia
dan tidak ada pada spesies makhluk lainnya terletak pada alam rohaninya,
maka pembahasan tentangnya lebih sering disoroti oleh Islam ketimbang
alam materinya.
Seperti yang telah disebutkan tadi, bahwa alam rohani manusia
mempunyai seperangkat peraturan yang adil dan seimbang, dan bahwasanya
mengikuti peraturan tersebut merupakan ketundukan manusia pada peraturan
tersebut serta tidak mengikutinya akan mengakibatkan tersesat, kehilangan
arah dan mati.
Disiplin ilmu akhlak, orang yang konsisten dan komitmen dengan ajaran
Islam secara utuh di sebut adil. Adil berarti orang yang tunduk dan
6
mengikuti peraturan Allah yang berlaku di alam rohani-Nya. Para guru,
akhlak dalam mendefinisikan keadilan berkata, ”Keadilan adalah sebuah
kebiasaan intemal yang kuat (masalah, karakter) dalam diri seseorang yang
selalu mendorongnya untuk berkomitmen dengan taqwa”.
Menurut Islam seseorang yang adil secara individual adalah
seorang yang tunduk, thawaf dan mengikuti peraturan Allah Ta’ala secara
ketat, dan keadilan akhlak individual akan tercapai hanya dengan mengikuti
Agama Islam secara ketat, dan konsisten.
Keadilan manusia sebagai mahluk sosial sisi lain dari kehidupan
manusia adalah kehidupan eksternal dan kehidupan interaktif dengan dunia
luarnya. Dunia ekstemal merupakan tempat ujian keadilan individual
manusia. Oleh karena itu keadilan individual sangat penting untuk
ditegakkan sebelum seseorang ingin mulai berkecimpung dalam dunia sosial.
Sulit untuk dipercaya bahwa seseorang berlaku adil di tengah masyarakatnya
sementara pada dirinya belum ditegakkan keadilan individual.
Islam sebagai agama yang komprehensif tidak hanya mengatur
masalah-masalah ritual-ubudiyyah saja, tetapi juga mengatur kehidupan
kolektif baik dalam bentuk keluarga, organisasi dann negara. Dalam
kehidupan kolektif yang interaktif keadilan dan keseimbangan sangat
dibutuhkan, karena tanpa keadilan kehidupan itu akan rusak, timpang, kacau,
dan akan dikotori dengan monopoli, dominasi serta kepentingan-kepentingan
pribadi.
Dari keterangan di atas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa keadilan
sosial dan hukum akan tegak dengan dua syarat yaitu : peraturan atau
undang-undang yang berlaku adalah peraturan dan undang-undang yang adil.
Dan tidak ada peraturan yang lebih adil dari per-aturan yang datang dari
Allah Ta’ala. ”Tidakkah Allah penegak hukum yang paling adil” (Qs. Al-Tin,
95: 8) dan ”Dialah sebaik-baiknya hakim (penguasa)” (Qs. Al-A’raf, 7: 87).
Nilai-nilai penting suatu kadilan dalam berbagai riwayat, Rasulullah saw
pernah bersabdah, ”Adil satu jam lebih baik dari melakukan salat pada

7
malam keadilan dalam kehidupan masyarakat. Tugas maksud tersebut: hari
dan berpuasa pada siang hari selama tujuh puluh tahun.”
Pada saat setiap individu masyarakat berakhlak dan berpola pikir Ilahilah,
maka masyarakat itu sendirilah yang nantinya bangkit menegakan keadilan
serta membentuk tatanan kehidupan yang adil.
”Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa
bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka al-Kitab
dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan”.
III. KESIMPULAN
Dalam kehidupan kolektif yang interaktif keadilan dan keseimbangan
sangat dibutuhkan, karena tanpa keadilan kehidupan itu akan rusak, timpang,
kacau, dan akan di kotori dengan monopoli, dominasi serta kepentingankepentingan pribadi. Untuk menciptakan kehidupan sosial yang aman, damai
dan harmonis dibutuhkan seperangkat peraturan yang adil dan seimbang.
Sesuai dengan sifat ke-mahaadilan-Nya, Allah telah menurunkan kepada
umat manusia peraturan yang adil yaitu Islam. Di samping itu, peratura Ilahi itu
saja tidak cukup, perlu ada orang-orang yang menjalankannya dengan benar.
Oleh karena itu, sepanjang sejarah manusia Allah mengutus figur-figur
yang mampu memberlakukan peraturan-Nya dengan benar sebagai contoh yang
harus diteladani mereka itu adalah para Nabi dan para Imam yang meneruskan
tugas para Nabi dan Imam yang dipercayai oleh Allah untuk menjalankan
peraturan-Nya atas umat manusia dengan benar.

8
IV. DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan Terjemahan Jakarta: CV. Katoda Jakarta, 1995
Bahan Penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4).
Oesman, Rasjidi. Filsafat Hukum Yakarta : Pamator Presindo 1993.
Pengantar Pola Pikir Ilmiah Islami Jakarta : Universitas Islam Jakarta 1998.
Faiz Almath, Muhammad. Seribu Seratus Hadis Terpilih, Jakarta : Gema Insani
Press. 1993
Zuhdi, Masjfuk. Masail Fiqhiyah. Malang : Ikrar Mandiri Abadi, 1998.
Internet : http.//id.wikipedia.com
Internet : http//aljawad.tripod.com

ooooo000ooooo

9
BIODATA PENULIS
Nama

:

Tri Hermintadi, SH.

NIP

:

5000

Pangkat/Gol

:

(III/d)

Jabatan

:

Peneliti pada Mahkamah Agung RI

Satker

:

Mahkamah Agung RI

Judul Artikel

:

“Keadilan

Berdasarkan

Kaidah

Ketuhanan Dan Keadilan Berdasarkan Nilai-Nilai Pancasila
Dan Undang-Undang”

10

More Related Content

What's hot

Toleransi antar umat beragama
Toleransi antar umat beragamaToleransi antar umat beragama
Toleransi antar umat beragama
shavia maulidina zein
 
Toleransi antar umat beragama
Toleransi antar umat beragamaToleransi antar umat beragama
Toleransi antar umat beragama
HehePangibulan2
 
Demokrasi dalam ajaran islam
Demokrasi dalam ajaran islamDemokrasi dalam ajaran islam
Demokrasi dalam ajaran islam
Kartika Dwi Rachmawati
 
Presentasi Kerukunan Antar Umat Beragama
Presentasi Kerukunan Antar Umat BeragamaPresentasi Kerukunan Antar Umat Beragama
Presentasi Kerukunan Antar Umat Beragama
Lia Oktaviani
 
Makalah toleransi beragama
Makalah toleransi beragamaMakalah toleransi beragama
Makalah toleransi beragama
Wahiid Sayy'a
 
Teloeransi antar umat beragama 2
Teloeransi antar umat beragama 2Teloeransi antar umat beragama 2
Teloeransi antar umat beragama 2
Operator Warnet Vast Raha
 
Menjadi manusia yang baik
Menjadi manusia yang baikMenjadi manusia yang baik
Menjadi manusia yang baikadlanlubis
 
Kerukunan umat beragama
Kerukunan umat beragamaKerukunan umat beragama
Kerukunan umat beragama
Mushoddik Indisav
 
Fungsi profetik agama dalam hukum islam
Fungsi profetik agama dalam hukum islamFungsi profetik agama dalam hukum islam
Fungsi profetik agama dalam hukum islammushif
 
Moralitas
Moralitas Moralitas
Moralitas
yesica trs
 
ARTIKEL PKN : Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari hari by Ri...
ARTIKEL PKN :  Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari hari by Ri...ARTIKEL PKN :  Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari hari by Ri...
ARTIKEL PKN : Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari hari by Ri...
Ricky Suadma
 
Pendidikan Agama Islam "Bersatu Dalam Keragaman dan Demokrasi"
Pendidikan Agama Islam "Bersatu Dalam Keragaman dan Demokrasi"Pendidikan Agama Islam "Bersatu Dalam Keragaman dan Demokrasi"
Pendidikan Agama Islam "Bersatu Dalam Keragaman dan Demokrasi"
Syifa Sahaliya
 
Demokrasi dalam perspektif islam
Demokrasi dalam perspektif islamDemokrasi dalam perspektif islam
Demokrasi dalam perspektif islam
Tita Sobandi
 
Hubungan agama dan negara
Hubungan agama dan negaraHubungan agama dan negara
Hubungan agama dan negara
Islamic University of Indonesia
 
Hubungan agama dan negara
Hubungan agama dan negaraHubungan agama dan negara
Hubungan agama dan negara
Pia Rohdina
 
Kerukunan Antar Umat Beragama
Kerukunan Antar Umat BeragamaKerukunan Antar Umat Beragama
Kerukunan Antar Umat Beragama
Yopi Adie
 
Pai demokrasi dlm islam
Pai demokrasi dlm islamPai demokrasi dlm islam
Pai demokrasi dlm islam
Kartika Dwi Rachmawati
 
kerukunan umat beragama
kerukunan umat beragamakerukunan umat beragama
kerukunan umat beragama
Lya youli
 
91538642 makalah-keadilan
91538642 makalah-keadilan91538642 makalah-keadilan
91538642 makalah-keadilan
Operator Warnet Vast Raha
 
Ham Menurut Iman Kristen
Ham Menurut Iman Kristen Ham Menurut Iman Kristen
Ham Menurut Iman Kristen
Nariaki Adachi
 

What's hot (20)

Toleransi antar umat beragama
Toleransi antar umat beragamaToleransi antar umat beragama
Toleransi antar umat beragama
 
Toleransi antar umat beragama
Toleransi antar umat beragamaToleransi antar umat beragama
Toleransi antar umat beragama
 
Demokrasi dalam ajaran islam
Demokrasi dalam ajaran islamDemokrasi dalam ajaran islam
Demokrasi dalam ajaran islam
 
Presentasi Kerukunan Antar Umat Beragama
Presentasi Kerukunan Antar Umat BeragamaPresentasi Kerukunan Antar Umat Beragama
Presentasi Kerukunan Antar Umat Beragama
 
Makalah toleransi beragama
Makalah toleransi beragamaMakalah toleransi beragama
Makalah toleransi beragama
 
Teloeransi antar umat beragama 2
Teloeransi antar umat beragama 2Teloeransi antar umat beragama 2
Teloeransi antar umat beragama 2
 
Menjadi manusia yang baik
Menjadi manusia yang baikMenjadi manusia yang baik
Menjadi manusia yang baik
 
Kerukunan umat beragama
Kerukunan umat beragamaKerukunan umat beragama
Kerukunan umat beragama
 
Fungsi profetik agama dalam hukum islam
Fungsi profetik agama dalam hukum islamFungsi profetik agama dalam hukum islam
Fungsi profetik agama dalam hukum islam
 
Moralitas
Moralitas Moralitas
Moralitas
 
ARTIKEL PKN : Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari hari by Ri...
ARTIKEL PKN :  Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari hari by Ri...ARTIKEL PKN :  Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari hari by Ri...
ARTIKEL PKN : Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari hari by Ri...
 
Pendidikan Agama Islam "Bersatu Dalam Keragaman dan Demokrasi"
Pendidikan Agama Islam "Bersatu Dalam Keragaman dan Demokrasi"Pendidikan Agama Islam "Bersatu Dalam Keragaman dan Demokrasi"
Pendidikan Agama Islam "Bersatu Dalam Keragaman dan Demokrasi"
 
Demokrasi dalam perspektif islam
Demokrasi dalam perspektif islamDemokrasi dalam perspektif islam
Demokrasi dalam perspektif islam
 
Hubungan agama dan negara
Hubungan agama dan negaraHubungan agama dan negara
Hubungan agama dan negara
 
Hubungan agama dan negara
Hubungan agama dan negaraHubungan agama dan negara
Hubungan agama dan negara
 
Kerukunan Antar Umat Beragama
Kerukunan Antar Umat BeragamaKerukunan Antar Umat Beragama
Kerukunan Antar Umat Beragama
 
Pai demokrasi dlm islam
Pai demokrasi dlm islamPai demokrasi dlm islam
Pai demokrasi dlm islam
 
kerukunan umat beragama
kerukunan umat beragamakerukunan umat beragama
kerukunan umat beragama
 
91538642 makalah-keadilan
91538642 makalah-keadilan91538642 makalah-keadilan
91538642 makalah-keadilan
 
Ham Menurut Iman Kristen
Ham Menurut Iman Kristen Ham Menurut Iman Kristen
Ham Menurut Iman Kristen
 

Similar to 139516292 keadilan-berdasarkan-kaidah-ketuhanan

Presentasi sej pemikiran islam
Presentasi   sej pemikiran islamPresentasi   sej pemikiran islam
Presentasi sej pemikiran islamNi'matul Kediri
 
Rukun al fahmu pt 2
Rukun al fahmu pt 2Rukun al fahmu pt 2
Rukun al fahmu pt 2
Amiruddin Ahmad
 
Materi akhl ak sosial
Materi  akhl ak sosialMateri  akhl ak sosial
Materi akhl ak sosial
Universitas Muhammadiyah Berau
 
11. AKHLAk Sosial.pptx
11. AKHLAk Sosial.pptx11. AKHLAk Sosial.pptx
11. AKHLAk Sosial.pptx
windajubaidah2
 
Chapter 3 syariah dalam kehidupan muslim
Chapter 3   syariah dalam kehidupan muslimChapter 3   syariah dalam kehidupan muslim
Chapter 3 syariah dalam kehidupan muslimFazd Alias
 
ppt_HUKUM_HAM_DAN_DEMOKRASI_DALAM_ISLAM.pptx
ppt_HUKUM_HAM_DAN_DEMOKRASI_DALAM_ISLAM.pptxppt_HUKUM_HAM_DAN_DEMOKRASI_DALAM_ISLAM.pptx
ppt_HUKUM_HAM_DAN_DEMOKRASI_DALAM_ISLAM.pptx
Ilham677614
 
Bab iii-keterbukaan-keadilan
Bab iii-keterbukaan-keadilanBab iii-keterbukaan-keadilan
Bab iii-keterbukaan-keadilan
Rezz Jb
 
Tugas pancasila
Tugas pancasilaTugas pancasila
Tugas pancasila
Shon Tp
 
Tata susila 4 ppt kb 4 ok
Tata susila 4 ppt kb 4 okTata susila 4 ppt kb 4 ok
Tata susila 4 ppt kb 4 ok
Istna Zakia Iriana
 
penyebab manusia menaati hukum
penyebab manusia menaati hukumpenyebab manusia menaati hukum
penyebab manusia menaati hukum
mochammad fathor rosi
 
Makalah shi
Makalah shiMakalah shi
Makalah shi
Makalah shiMakalah shi
Bab4
Bab4Bab4
Agro.agama
Agro.agamaAgro.agama
Agro.agama
Nur Chawhytz
 
Sistem Sosial dan Keadilan Ekonomi dalam Islam.pdf
Sistem Sosial dan Keadilan Ekonomi dalam Islam.pdfSistem Sosial dan Keadilan Ekonomi dalam Islam.pdf
Sistem Sosial dan Keadilan Ekonomi dalam Islam.pdf
MohalliAhmad1
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
Bab iBab i
Bab i
Bab iBab i
Bab 1
Bab 1Bab 1
Makalah agama islam
Makalah agama islamMakalah agama islam
Makalah agama islam
Pujiati Puu
 

Similar to 139516292 keadilan-berdasarkan-kaidah-ketuhanan (20)

Presentasi sej pemikiran islam
Presentasi   sej pemikiran islamPresentasi   sej pemikiran islam
Presentasi sej pemikiran islam
 
Rukun al fahmu pt 2
Rukun al fahmu pt 2Rukun al fahmu pt 2
Rukun al fahmu pt 2
 
Materi akhl ak sosial
Materi  akhl ak sosialMateri  akhl ak sosial
Materi akhl ak sosial
 
11. AKHLAk Sosial.pptx
11. AKHLAk Sosial.pptx11. AKHLAk Sosial.pptx
11. AKHLAk Sosial.pptx
 
Chapter 3 syariah dalam kehidupan muslim
Chapter 3   syariah dalam kehidupan muslimChapter 3   syariah dalam kehidupan muslim
Chapter 3 syariah dalam kehidupan muslim
 
ppt_HUKUM_HAM_DAN_DEMOKRASI_DALAM_ISLAM.pptx
ppt_HUKUM_HAM_DAN_DEMOKRASI_DALAM_ISLAM.pptxppt_HUKUM_HAM_DAN_DEMOKRASI_DALAM_ISLAM.pptx
ppt_HUKUM_HAM_DAN_DEMOKRASI_DALAM_ISLAM.pptx
 
Bab iii-keterbukaan-keadilan
Bab iii-keterbukaan-keadilanBab iii-keterbukaan-keadilan
Bab iii-keterbukaan-keadilan
 
Tugas pancasila
Tugas pancasilaTugas pancasila
Tugas pancasila
 
Tata susila 4 ppt kb 4 ok
Tata susila 4 ppt kb 4 okTata susila 4 ppt kb 4 ok
Tata susila 4 ppt kb 4 ok
 
penyebab manusia menaati hukum
penyebab manusia menaati hukumpenyebab manusia menaati hukum
penyebab manusia menaati hukum
 
Makalah shi
Makalah shiMakalah shi
Makalah shi
 
Makalah shi
Makalah shiMakalah shi
Makalah shi
 
Bab4
Bab4Bab4
Bab4
 
Agro.agama
Agro.agamaAgro.agama
Agro.agama
 
Sistem Sosial dan Keadilan Ekonomi dalam Islam.pdf
Sistem Sosial dan Keadilan Ekonomi dalam Islam.pdfSistem Sosial dan Keadilan Ekonomi dalam Islam.pdf
Sistem Sosial dan Keadilan Ekonomi dalam Islam.pdf
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Makalah agama islam
Makalah agama islamMakalah agama islam
Makalah agama islam
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
Operator Warnet Vast Raha
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
Operator Warnet Vast Raha
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
Operator Warnet Vast Raha
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Operator Warnet Vast Raha
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
Operator Warnet Vast Raha
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
Operator Warnet Vast Raha
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
Operator Warnet Vast Raha
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
Operator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

139516292 keadilan-berdasarkan-kaidah-ketuhanan

  • 1. KEADILAN BERDASARKAN KAIDAH KETUHANAN DAN KEADILAN BERDASARKAN NILAI-NILAI PANCASILA DAN UNDANG-UNDANG OLEH : TRI HERMINTADI, SH, MH1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Keadilan adalah kata kunci yang menentukan tidaknya manusia di muka bumi. Tanpa keadilan manusia pasti hancur. Karena itu tugas utama pokok manusia adalah menegakkan keadilan. Adil terhadap diri, keluarga dan masyarakatnya, Allah Taala meningkatkan manusia agar tidak keluar dari prinsip keadilan, sebab keluar dari prinsip keadilan adalah kezhaliman. Sebaliknya istiqamah menegakkan keadilan adalah taqwa. Menegakkan keadilan adalah kewajiban setiap manusia. Keadilan adalah risalah universal yang harus diperjuangkan oleh setiap manusia. Keadilan adalah satu-satunya jalan selamat menuju kebahagiaan hidup dan kedamaian. Seorang yang paham akan makna keadilan pasti beriman kepada Allah dan kekafiran identik dengan kezhaliman. Suatu keadilan akan tegak dengan kerja nyata dan harus ada sinergi yang kompak antar hamba Allah yang bertekad menegakkan ajaran-Nya. Sinergi kolosal ini pasti membutuhkan pengorbanan. Sejarah mencatat bahwa tidak sedikit jiwa-jiwa suci para sahabat yang berguguran di medan pertempuran, melawan tirani dan kezhaliman. Bila kita renungkan bahwa setiap perjuangan menegakkan keadilan pasti butuh pengorbanan. Bahwa untuk mencapai surga tidak mungkin dengan hanya mengkhayal, melainkan harus bergerak dengan penuh pengorbanan, baik harta maupun jiwa. Keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa secara fitriah, setiap manusia pasti menyukainya, sebagai bukti tentang kebenaran hal tersebut dapat 1 Penulis adalah Peneliti pada Puslitbang Kumdil MARI 1
  • 2. di lihat bahkan pada kenyataan di seputar orang-orang yang zhalim. Orangorang zhalim senantiasa membuat-buat berbagai alasan demi membenarkan dan mengabsahkan kezalimannya, seraya berusaha menunjukan perbuatannya tersebut sebagai sesuatu yang adil. Dalam masalah keadilan persoalan perbedaan antara keadilan distributif dan keadilan commutatif persoalan ini menyangkut hak seseorang yang perlu di perhatikan, yang di maksud dengan distributive justice (keadilan yang membagi) suatu keadilan yang memberikan kepada seseorang apa yang menjadi haknya dengan perkataan lain orang itu di berikan bagian menurut jasanya. Dalam hal ini bukannya kesamaan yang di tuntut melainkan kesebandingan orang yang jasanya sama mendapat kesamaan bagian dan orang yang jasanya tidak sama tentunya tidak dapat kesamaan bagian. Ucapan semacam ini terlontar tanpa sadar. Sekalipun kalimat itu tidak di ungkapkan, tapi hati mereka tetap menyukai cara pembagian yang adil. Kalau saja salah seorang dari mereka hendak mangambil bagian lebih banyak, tentu yang lain akan marah dan tidak merelakannya. Jarang kita jumpai masyarakat yang tidak berbicara tentang undang-undang keadilan. Begitu pula amat sedikit sekali lembaga-lembaga sosial-politik yang tidak menyatakan dirinya melindungi hak-hak. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas maka penulis dalam penulisan makalah ini merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana bentuk keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dan Keadilan Berdasarkan Nilai-nilai Pancasila dan undang-undang ? 2. Bagaimana hubungan timbal balik antara keadilan menurut Ketuhanan Yang Maha Esa dan keadila sosial bagi seluruh rakyat ? C. Tujuan Penulisan Berdasarkan latar belakang penulisan dan rumusan masalah tersebut di atas maka tujuan penulisan makalah Filsafat Hukum ini adalah sebagai berikut : 2
  • 3. 1. Untuk mengetahui dan menjelaskan serta menganalisa bagaimana bentuk Keadilan Ketuhanan Yang Maha Esa dan Keadilan Berdasarkan Nilai-nilai Pancasila dan undang-undang. 2. Untuk mengetahui dan menjelaskan serta menganalisa hubungan timbal balik antara keadilan menurut Ketuhan Yang Maha Esa dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat. II. PEMBAHASAN A. Keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dan Keadilan Berdasarkan Nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang. Dalam Islam, seluruh pos penting kehidupan sosial harus diletakan di bawah tanggung jawab orang-orang yang adil, yang dalam kehidupan sosial tidak memiliki riwayat hidup yang buruk dan di kenal memiliki kelayakan serta kesucian diri. Dalam sebuah pengadilan, seorang Hakim, para Saksi, dan seluruh pegawai yang bekerja disitu harus terdiri dari orang-orang yang adil dalam berbicara dan mencatat. Imam shalat Jumat dan shalat jemaah haruslah seorang yang adil. Dalam Islam menjadikan prinsip keadilan sebagai syarat utama dalam kehidupan bermasyarakat serta terhadap berbagai persoalan yang terkait dalam hukum, kehidupan sosial, keluarga dan perekonomian. Manusia sebagai mahluk yang berbeda dengan mahluk yang lain hidup dengan dua alam yang berbeda, alam hayawani, syuhudi, materi dan alam rohani, ghaibi, aqli. Kedua alam ini mempunyai tingkatan thawaf dan ketundukan yang berbeda sesuai dengan peraturan yang berlaku pada kedua alam itu. Pada alam hayawani terdapat dua macam peraturan dan manusia harus tunduk padanya. Kalau tidak tunduk, maka manusia akan musanah dan tersesat. Peraturan yang pertama sifatnya dharuri, (niscaya dan pasti), misalnya : manusia lahir kedunia harus lewat ibunya, manusia harus 3
  • 4. melewati fase-fase perkembangan fisik yang alami, bayi, remaja menjadi orang tua dan sebagainya. Semua itu merupakan peraturan yang telah Allah tetapkan dan manusia harus mengikutinya secara ijbari (determinis). Menyalahi peraturan ini manusia tidak akan ada, dan peraturan yang kedua sifatnya ikhtiyari, misalnya : makan, minum, nikah dan segala perbuatan yang manusia dengan leluasa untuk melakukan atau meninggalkannya. Allah menjelaskan tentang haqiqat keberadaan mereka dalam firmanNya, “Semua peraturan Allah yang berlaku di alam ini dan pada umat manusia di tegakan dengan adil dan seimbang, “Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia yang menegakan keadilan” (QS. Ali Imran, 3:18). Dia adil ketika membuat semua peraturan yang ada, karena alasan yang telah disebutkan pada tulisan pertama terdahulu. Dalam Al-Quran dinyatakan bahwa secara fitrah, Kami (maksudnya Allah) telah mengaugerahi manusia berbagai kemampuan untuk mengetahui dan membedakan mana yang baik dan mana yang buruk”……maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaan”. B. Hubungan timbal balik antara keadilan menurut Ketuhanan Yang Maha Esa dan Keadilan social bagi seluruh rakyat. Islam merupakan agama yang adil dan seimbang, sekaligus jalan yang lurus, juga memperhatikan perkembangan maknawi dan rohani seseorang. Adanya (kewajiban) shalat pasti disertai adanya (kewajiban) zakat. Kecintaan serta hubungan dekat dengan para wali Allah pasti diiringi dengan keterlepasan dan penjauhan diri (tabarri) dari musuh-musuh Allah. Islam juga mengutamakan amal. Himbauan Islam kepada keimanan dan keislaman, niscaya dibarengi dengan anjuran untuk beramal saleh, perintah untuk bertawakal lepada Allah akan senantiasa beriringan dengan perintah untuk bekerja dan berusaha keras. Penghargaan terhadap milik pribadi pasti akan diiringi dengan pelarangan untuk membuat kerugian dan penyalah gunaan dari kepemilikan 4
  • 5. tersebut. Sekarang ini, banyak slogan yang begitu memikat yang bergaung di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Namun, apabila slogan-slogan tersebut tidak ditopang oleh suatu prinsip yang kokoh, maka semua itu tidak lebih dari “sebuah bentuk tanpa isi”. Ungkapan ”keadilan sosial” adalah salah satunya. Kita menyaksikan bahwasanya hampir seluruh rezim yang berkuasa di dunia ini senantiasa menggembar-gemborkan slogan tersebut. Seraya menyatakan dirinya sebagai pendukung keadilan sosial. Dalam Islam, problem persamaan dan penyamarataan memliki akar yang cukup mendalam yaitu: Pertama, Seluruh perbuatan, ucapan, dan bahkan pemikiran kita di bawah pengawasan-Nya. Dalam hal ini, Tuhan memperhatikan diri kita. Kelak, semua kita akan diadili di hadapan mahkamah-Nya yang adil. Kedua, Kita semua berasal dari tanah, dan akhirnya akan kembali ke tanah. Di antara butiran-butiran tanah, tidak terdapat perbedaan apapun. Kalau memang demikian, lantas mengapa saya menjadi berbeda (lebih istimewa) dari yang lain. Ketiga, segenap manusia merupakan hamba-hamba Allah, dan bersahabat dengan mereka merupakan sesuatu yang diridhai-Nya. Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling menggemari kebaikan. Keempat, Seluruh keberadaan di jagat alam ini tidak dapat melampaui batasan, ketentuan, serta hak yang telah di tetapkan sang Pencipta. Penafsiran serta pemahaman terhadap eksistensi alam dan manusia semacam inilah yang dilandasi ”pandangan Dunia Illahi”. Semua itu merupakan sarana yang paling kondusif dalam penciptaan keadilan, dan faktor yang sanggup merusak dan memporakporandakan sarana tersebut tak lain adalah dari segenap tuntutan hawa nafsu. Al-Qur’an mengatakan bahwa Tuhan telah menciptakan manusia berbeda-beda dan menjadikan mereka berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar mereka dapat saling mengenal satu sama lain. 5
  • 6. Para ahli hukum Muslim berargumen bahwa ungkapan ”saling mengenal satu sama lain” menunjukan perlunya kerja sama sosial dan tolongmenolong untuk mencapai keadilan (Q.S.49:13) Jika hukum Tuhan lebih di dahulukan dari pada keadilan, maka masyarakat yang adil bukan lagi merupakan persoalan tentang hak berbicara dan berkumpul, atau hak untuk menggali berbagai sarana menuju keadilan, tapi semata tentang penerapan hukum Tuhan dan apapun yang di tuntut oleh keadilan pada kenyataannya ia juga merupakan tuntutan Tuhan. Di dalam perintah untuk memberi maaf, terdapat pula perintah untuk melaksanakan hukuman (qishash) secara tegas dan tidak memperdulikan belas kasihan. Suatu ketika, serombongan orang melaporkan kepada imam bahwa si fulan mengerjakan salatnya secara acuh tak acuh. Imam bertanya, ”Bagaimanakah cara berpikirnya?”. Artinya, apabila ibadah individual seseorang telah sempurna, pasti dirinya akan jeli dalam berpikir. Manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi ini diharapkan untuk menyerap sifat-sifat Allah dan meneladani akhlak-akhlak-Nya. Nah, oleh karena sifat dan akhlak Allah yang paling dominan dan menonjol adalah sifat kemahaadilan-Nya, maka manusiapun harus dapat menyerap dan meneladani sifat adilnya Allah Ta’ala. Berbicara tentang keadilan manusia, dapat kita bahas dari dua sisi; individual dan sosial. Added values (nilai tambahan) yang ada pada manusia dan tidak ada pada spesies makhluk lainnya terletak pada alam rohaninya, maka pembahasan tentangnya lebih sering disoroti oleh Islam ketimbang alam materinya. Seperti yang telah disebutkan tadi, bahwa alam rohani manusia mempunyai seperangkat peraturan yang adil dan seimbang, dan bahwasanya mengikuti peraturan tersebut merupakan ketundukan manusia pada peraturan tersebut serta tidak mengikutinya akan mengakibatkan tersesat, kehilangan arah dan mati. Disiplin ilmu akhlak, orang yang konsisten dan komitmen dengan ajaran Islam secara utuh di sebut adil. Adil berarti orang yang tunduk dan 6
  • 7. mengikuti peraturan Allah yang berlaku di alam rohani-Nya. Para guru, akhlak dalam mendefinisikan keadilan berkata, ”Keadilan adalah sebuah kebiasaan intemal yang kuat (masalah, karakter) dalam diri seseorang yang selalu mendorongnya untuk berkomitmen dengan taqwa”. Menurut Islam seseorang yang adil secara individual adalah seorang yang tunduk, thawaf dan mengikuti peraturan Allah Ta’ala secara ketat, dan keadilan akhlak individual akan tercapai hanya dengan mengikuti Agama Islam secara ketat, dan konsisten. Keadilan manusia sebagai mahluk sosial sisi lain dari kehidupan manusia adalah kehidupan eksternal dan kehidupan interaktif dengan dunia luarnya. Dunia ekstemal merupakan tempat ujian keadilan individual manusia. Oleh karena itu keadilan individual sangat penting untuk ditegakkan sebelum seseorang ingin mulai berkecimpung dalam dunia sosial. Sulit untuk dipercaya bahwa seseorang berlaku adil di tengah masyarakatnya sementara pada dirinya belum ditegakkan keadilan individual. Islam sebagai agama yang komprehensif tidak hanya mengatur masalah-masalah ritual-ubudiyyah saja, tetapi juga mengatur kehidupan kolektif baik dalam bentuk keluarga, organisasi dann negara. Dalam kehidupan kolektif yang interaktif keadilan dan keseimbangan sangat dibutuhkan, karena tanpa keadilan kehidupan itu akan rusak, timpang, kacau, dan akan dikotori dengan monopoli, dominasi serta kepentingan-kepentingan pribadi. Dari keterangan di atas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa keadilan sosial dan hukum akan tegak dengan dua syarat yaitu : peraturan atau undang-undang yang berlaku adalah peraturan dan undang-undang yang adil. Dan tidak ada peraturan yang lebih adil dari per-aturan yang datang dari Allah Ta’ala. ”Tidakkah Allah penegak hukum yang paling adil” (Qs. Al-Tin, 95: 8) dan ”Dialah sebaik-baiknya hakim (penguasa)” (Qs. Al-A’raf, 7: 87). Nilai-nilai penting suatu kadilan dalam berbagai riwayat, Rasulullah saw pernah bersabdah, ”Adil satu jam lebih baik dari melakukan salat pada 7
  • 8. malam keadilan dalam kehidupan masyarakat. Tugas maksud tersebut: hari dan berpuasa pada siang hari selama tujuh puluh tahun.” Pada saat setiap individu masyarakat berakhlak dan berpola pikir Ilahilah, maka masyarakat itu sendirilah yang nantinya bangkit menegakan keadilan serta membentuk tatanan kehidupan yang adil. ”Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan”. III. KESIMPULAN Dalam kehidupan kolektif yang interaktif keadilan dan keseimbangan sangat dibutuhkan, karena tanpa keadilan kehidupan itu akan rusak, timpang, kacau, dan akan di kotori dengan monopoli, dominasi serta kepentingankepentingan pribadi. Untuk menciptakan kehidupan sosial yang aman, damai dan harmonis dibutuhkan seperangkat peraturan yang adil dan seimbang. Sesuai dengan sifat ke-mahaadilan-Nya, Allah telah menurunkan kepada umat manusia peraturan yang adil yaitu Islam. Di samping itu, peratura Ilahi itu saja tidak cukup, perlu ada orang-orang yang menjalankannya dengan benar. Oleh karena itu, sepanjang sejarah manusia Allah mengutus figur-figur yang mampu memberlakukan peraturan-Nya dengan benar sebagai contoh yang harus diteladani mereka itu adalah para Nabi dan para Imam yang meneruskan tugas para Nabi dan Imam yang dipercayai oleh Allah untuk menjalankan peraturan-Nya atas umat manusia dengan benar. 8
  • 9. IV. DAFTAR PUSTAKA Al-Qur’an dan Terjemahan Jakarta: CV. Katoda Jakarta, 1995 Bahan Penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4). Oesman, Rasjidi. Filsafat Hukum Yakarta : Pamator Presindo 1993. Pengantar Pola Pikir Ilmiah Islami Jakarta : Universitas Islam Jakarta 1998. Faiz Almath, Muhammad. Seribu Seratus Hadis Terpilih, Jakarta : Gema Insani Press. 1993 Zuhdi, Masjfuk. Masail Fiqhiyah. Malang : Ikrar Mandiri Abadi, 1998. Internet : http.//id.wikipedia.com Internet : http//aljawad.tripod.com ooooo000ooooo 9
  • 10. BIODATA PENULIS Nama : Tri Hermintadi, SH. NIP : 5000 Pangkat/Gol : (III/d) Jabatan : Peneliti pada Mahkamah Agung RI Satker : Mahkamah Agung RI Judul Artikel : “Keadilan Berdasarkan Kaidah Ketuhanan Dan Keadilan Berdasarkan Nilai-Nilai Pancasila Dan Undang-Undang” 10