SlideShare a Scribd company logo
WALKTHROUGH SURVEY
PT. RADIAN PUTRA METROPOLINDO
PRATAMA
DITINJAU DARI SISI KESEHATAN DAN
ERGONOMI
dr. Adlina Zahra
dr. Afni Apla
dr. Aranda Amagasa
dr. Denny Takbir F
dr. Dhita Hestivana
dr. Ediar
dr. Elisabeth Pauline Tifany
Laporan Kunjungan
Jakarta, 5 Juli 2018
dr. Gary Tahalele
dr. Khoirul Maarif S
dr. M. Satria Erlangga
dr. Rudy Ardian
dr. Sholehudin W.P
dr. Theresia Amanda
dr. Theresia Harum
PENDAHULUAN
Tenaga Kerja
Bekerja
dengan
ergonomis +
Pelayanan
Kesehatan
Produktivitas
↑↑
DASAR HUKUM
• UU No.I tahun 1970 tentang kesehatan dan keselamatan kerja
• UU No 13 tahun 2003 pasal 86 dan 87 tentang ketenagakerjaan
• UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan
• UU No 3 tahun 1992 tentang jaminan sosial tenaga kerja
• Permenakertrans No.03/Men/1982 tentang pelayanan kesehatan kerja
• Kepres RI No.22 tahun 1993 tentang penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan
kerja
• Kepmenakertrans No.68 tahun 2004 tentang pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di
tempat kerja
• Permenakertrans No.11/Men/VI/2005 tentang pencegahan penyalahgunaan narkoba, psikotropika
dan zat adiktif lainnya di tempat kerja
• Permenakertrans No.01/Men/1976 tentang kewajiban pelatihan hiperkes bagi dokter perusahaan
• Permenakertrans No.01/Men/1979 tentang kewajiban pelatihan hiperkes bagi paramedic
perusahaan
• Permenakertrans No.Per 02/Men/1980 tentang pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dalam
penyelanggaraan keselamatan kerja
• Permenakertrans No.Per 03/Men/1983 tentang pelayanan kesehatan kerja.
• SE.Menakertrans No.SE.01/Men/1979 tentang pengadaan kantin dan ruang makan
• SE.Dirjen binawas No.SE.86/BW/1989 tentang perusahaan catering yang mengelola makanan
bagi tenaga kerja
• Permenakertrans No.Per 05/MEN/VIII/2008 tentang pertolongan pertama pada kecelakaan di
tempat kerja.
PROFIL PERUSAHAAN
PT Radian Putra
Metropolindo
Pratama
Pengerjaan
logam, webbing,
bordir komputer
Sejak 2008.
Di PIK,
Pulogadung.
Jumlah Pekerja:
200 orang
Waktu Kerja:
• I : 07.00 – 10.00
• II : 19.00 – 07.00
• * Jika order banyak
VISI & MISI PERUSAHAAN
Visi
• Menjadi perusahaan
logam, konveksi dan
bordir computer terbaik di
Indonesia, menjadi
perusahaan yang semua
pekerjaannya dapat
diterima disemua lini
lingkungan pemerintahan
dan swasta, serta dapat
menjadi perusahaan yang
dapat diterima diseluruh
Indonesia dan
Internasional yang dapat
mengekspansi ke
berbagai negara.
Misi
• Berorientasi pada
kepuasan pelanggan
• Menjadikan kebijaksanaan
mutu sebagai kesadaran
dan tanggung jawab
seluruh pekerja
• Untuk menciptakan
lapangan kerja bagi
penduduk sekitar,
terutama penduduk dalam
lingkungan sekitar pabrik
ALUR PRODUKSI
ALUR PRODUKSI
TEORI : ERGONOMI
Penerapan ilmu biologi manusia
sejalan dengan ilmu rekayasa
untuk mencapai penyesuaian
bersama antara pekerjaan dan
manusia secara optimum agar
bermanfaat demi efisiensi dan
kesejahteraan
Tujuan Ergonomi:
• Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental,
dengan meniadakan beban kerja tambahan (fisik dan
mental), mencegah penyakit akibat kerja, dan
meningkatkan kepuasan kerja
• Meningkatkan kesejahteraan sosial dengan jalan
meningkatkan kualitas kerjasama sesama pekerja,
pengorganisasian yang lebih baik dan menghidupkan
sistem kebersamaan dalam tempat kerja,
• Berkontribusi di dalam keseimbangan rasional antara
aspek-aspek teknik, ekonomi, antropologi dan budaya
dari sistem manusia-mesin untuk tujuan meningkatkan
efisiensi sistem manusia-mesin.
Manfaat Ergonomi:
• Menurunnya angka kesakitan akibat kerja
• Menurunnya kecelakaan kerja
• Biaya pengobatan dan kompensasi berkurang
• Stress akibat kerja berkurang
• Produktivitas membaik
• Alur kerja bertambah baik,
• Rasa aman karena bebas dari gangguan
cedera
• Kepuasan kerja meningkat.
APLIKASI ERGONOMI
• Posisi duduk dimana kaki tidak terbebani dengan
berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja;
posisi berdiri dimana posisi tulang belakang
vertikal dan berat badan tertumpu secara
seimbang pada dua kaki.
Posisi Kerja
• Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja
sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai
dengan ukuran anthropometrinya. Harus
dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur.
Proses Kerja
APLIKASI ERGONOMI
• Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan
aktivitas kerja. Sedangkan simbol yang berlaku
secara internasional lebih banyak digunakan
daripada kata-kata.
Tata Letak Tempat Kerja
• Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban
yakni, dengan kepala, bahu, tangan, punggung, dll.
Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan
cedera tulang punggung, jaringan otot dan
persendian akibat gerakan yang berlebihan.
Mengangkat Beban
TEORI : KESEHATAN KERJA
 UU Kesehatan 1992 Pasal 23 :
 Kesehatan kerja adalah upaya penyeserasian antara
kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja agar
setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di
sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang
optimal
Aplikasi
Promotif Preventif Kuratif Rehabilitatif
COMMON WORK-RELATED MSDS
− Discomfort
− Pain
− Numbness
− Loss of motion/flexibility
− Spasticity
− Stiff joints
− Burning
− Swelling
− Tingling
− Inflammation
− Throbbing
− Paralysis
Musculoskeletal Disorders (MSDs)
Affect the muscles, nerves, blood vessels,
ligaments, and tendons
• Symptoms
COMMON WORK-RELATED MSDS
 Common MSD disorders:
 Carpal Tunnel Syndrome
 Tennis Elbow
 Bursitis
 Ischemia
 De Quervain’s
 Sciatica
 Herniated Discs
 Neck strain/disability
 Tendinitis
 Rotator Cuff
 Neuritis
 Reynaud’s Syndrome
 Trigger Finger
 Thoracic Outlet Syndrome
 Epicondylitis
 Back strain/disability
Most commonly
affected areas:
 Back
 Arms, Elbows,
and Shoulders
 Neck
 Hands, Wrists,
and Fingers
 Knees, Ankles,
and Feet
COMMON WORK-RELATED MSDS
This chart shows a distribution of injuries and illnesses to body parts due to MSDs using statistics from the Bureau of Labor
Statistics, FY2014.
PELAKSANAAN
• Pengamatan tempat kerja (walkthrough
survey) di PT. Radian Putra Metropolindo
Pratama ini dilakukan pada hari Kamis, 5 Juli
2018 pada pukul 09.30 hingga 11.00 WIB.
Tanggal dan waktu pengamatan
• Pengamatan dilakukan di PT. Radian Putra
Metropolindo Pratama yang beralamatkan di
Jl. Raya Penggilingan PIK Blok B, Barak Kerja
No. 109 – 113 Cakung Jakarta Timur DKI
Jakarta, 13940, Indonesia.
Lokasi Pengamatan
HASIL PENGAMATAN DAN
PEMECAHAN MASALAH
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan
Tidak Terdapat
Unit Pelayanan
Kesehatan
Tidak ada
penanggung
jawab terhadap
pelayanan
kesehatan
Belum Ada
- UU No. 24 tahun
2011 tentang BPJS
- UU No. 40 tahun
2004 tentang Sistem
Jaminan Nasional
Menunjuk
dokter
perusahaan
menjadi
dokter
penanggung
jawab
pelayanan
kesehatan
kerja
Tenaga kerja
terdaftar dalam
BPJS Kesehatan
dan
Ketenagakerjaan
Kesehatan tenaga
kerja dijamin oleh
perusahaan
-
Langkah
yang diambil
pihak
perusahaan
sudah tepat
Unit Kerja
Hasil
Pengamatan
Dampak Yang
Dapat Terjadi
Upaya
Perusahaan
Standar/PP
Pemecaha
n Masalah
PROGRAM KESEHATAN
Program
kesehatan
Promotif: tidak
ada penyuluhan
kesehatan.
Tidak adanya
poster atau
media iklan
lainnya mengenai
penggunaan
kesehatan kerja,
keselamatan
kerja, dan APD
yang baik
ditempat kerja.
Kemungkinan
terjadinya
kecelakaan kerja
dan penyakit
akibat kerja
dikemudian hari
memiliki peluang
tinggi.
Belum ada
Keputusan
Direktur Jendral
Pembinaan
Pengawasan
Ketenagakerjaa
n
No.Kep.22/DJP
PK/V/2008
Dilakukan
pembinaan
kesehatan kerja
kepada tenaga
kerja minimal 1
bulan sekali
Dilakukan
pemasangan media
iklan berupa poster
atau sejenisnya
untuk
mengingatkan tega
kerja akan
pentingnya
kesehatan dan
keselamatan dalam
bekerja.
Unit Kerja
Hasil
Pengamatan
Dampak Yang
Dapat Terjadi
Upaya
Perusahaan
Standar/PP
Pemecahan
Masalah
PROGRAM KESEHATAN
Program
Kesehatan
Preventif : dokter
perusahaan tidak
melakukan
pemantauan
lingkungan kerja
secara berkala.
Penggunaan
APD tidak
berjalan dengan
baik
diperusahaan.
Dapat terjadi
kecelakaan kerja
sewaktu-waktu
diperusahaan.
Belum ada
PP No.50 Tahun
2012 tentang
Penerapan Sistem
Manajemen
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
(SMK3)
Melengkapi
sarana APD
bagi tenaga
kerja dan
memberi
peringatan bagi
tenaga kerja
yang tidak
menggunakan
APD pada saat
bekerja.
Unit Kerja
Hasil
Pengamatan
Dampak Yang
Dapat Terjadi
Upaya
Perusahaan
Standar/PP
Pemecahan
Masalah
PROGRAM KESEHATAN
Program
Kesehatan
Kuratif: karyawan
yang memiliki
keluhan
kesehatan ringan
membeli obat
mandiri ke
warung.
Terkecuali
keluhan sudah
semakin
memberat
karyawan berobat
ke klinik atau RS
terdekat dengan
menggunakan
BPJS.
Para tenaga kerja
tidak
mendapatkan
fasilitas
kesehatan yang
baik
-
PP No.50 Tahun
2012 tentang
Penerapan Sistem
Manajemen
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
(SMK3
Meningkatkan
upaya kuratif
agar karyawan
dapat
berkonsultasi
dahulu kepada
dokter sebelum
mengkonsumsi
obat.
Unit Kerja
Hasil
Pengamatan
Dampak Yang
Dapat Terjadi
Upaya
Perusahaan
Standar/PP
Pemecahan
Masalah
PROGRAM KESEHATAN
Program
Kesehatan
Rehabilitatif:
untuk pekerja
yang mengalami
keluhan
kesehatan yang
membutuhkan
waktu untuk
istirahat, maka
akan diberikan
surat keterangan
istirahat oleh
dokter dan
diupayakan
dapat bekerja
kembali
dilingkungan
sebelumnya.
- -
Peraturan
Pemerintah No.43
tahun1998 tentang
Upaya Peningkatan
Kesejahteraan
Sosial Penyandang
Cacat.
Program
rehabilitasi
sudah berjalan
dengan
seharusnya.
Unit Kerja
Hasil
Pengamatan
Dampak Yang
Dapat Terjadi
Upaya
Perusahaan
Standar/PP
Pemecahan
Masalah
PENCEGAHAN HIV/AIDS DAN NARKOBA
Pencegahan
HIV, AIDS, dan
Narkoba
Perusahaan
belum
mengadakan
program
pencegahan HIV,
AIDS dan
narkoba
Tingkat
kesadaran dan
pengetahuan
tenaga kerja
rendah
Belum ada
PER.11/MEN/VI/2005
tentang Pencegahan
dan penanggulangan
Penyalahgunaan dan
Peredaran Gelap
Narkotika,
Psikotropika dan Zat
Adiktif Lainnya di
tempat kerja
Kep. 68/MEN/2004
tentang Pencegahan
dan penanggulangan
HIV, AIDSdi tempat
kerja
Menjadwalkan
dan melakukan
penyuluhan
tentang narkoba
dan HIV secara
berkala
Menerapkan
prosedur K3
khusus untuk
pencegahan dan
penanggulan
HIV/AIDS
Unit Kerja
Hasil
Pengamatan
Dampak Yang
Dapat Terjadi
Upaya
Perusahaan
Standar/PP
Pemecahan
Masalah
PEMERIKSAAN KESEHATAN (MCU)
Pemeriksaan
kesehatan
(Medical
Check Up)
Dari keterangan
tenaga kerja,
tidak ada
pemeriksaan
Medical Check
Up awal dan
berkala
Penyakit akibat
kerja sulit untuk
dicegah sedini
mungkin
Belum ada
Peraturan Menteri
Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi No.
Per.02/MEN/1980
Pasal 5
Re-sosialisasi
tentang
pentingnya
memeriksakan
kesehatan
kepada
karyawan
walaupun tidak
dirasakan
adanya keluhan
yang berarti
Tidak ada
pemeriksaan
kesehatan
khusus bagi
karyawan
dengan
kebutuhan atau
butuh perhatian
khusus, seperti:
audiometri,
spirometri,
pemeriksaan
mata dll
Kemungkinan
tenaga kerja
mengalami PAK
dalam pabrik ini
sangat tinggi
Belum ada
Peraturan Menteri
Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi No.
Per.02/MEN/1980
Pasal 5
Perlu perhatian
khusus bagi
karyawan yang
sudah bekerja
dengan lama
dan dengan
paparan khusus
(contoh :
pencahayaan
atau bising)
Unit Kerja
Hasil
Pengamatan
Dampak Yang
Dapat Terjadi
Upaya
Perusahaan
Standar/PP
Pemecahan
Masalah
ERGONOMI
Kesesuaian
pekerja
dengan alat
(Ergonomi)
Semua kursi tidak
memiliki sandaran
meskipun jam kerja yang
lama dengan posisi yang
statis
Musculoskeletal disorder Belum ada
UU No.1 Th.
1970 tentang
keselamatan
kerja
Pengadaan alat
kerja yang sesuai
dengan prinsip-
prinsip ergonomi
Kursi berupa kursi plastik
dengan letak yang
kadang lebih rendah
dibandingkan meja
Kursi yang dapat diatur
tingginya akan membuat
pekerja bisa mencari
posisi yang nyaman
Belum ada
UU RI No.13
Th. 2001
Tentang
Ketenagakerja
an
Pengadaan alat
kerja yang sesuai
dengan prinsip-
prinsip ergonomi.
Unit Kerja Hasil Pengamatan
Dampak Yang Dapat
Terjadi
Upaya
Perusahaan
Standar/PP
Pemecahan
Masalah
ERGONOMI
Kesesuaian
pekerja
dengan alat
(Ergonomi)
Tinggi meja
tempat kerja
terlalu rendah
pada pekerja
dengan posisi
berdiri
Posisi yang tidak
ergonomis akan cepat
membuat lelah dan
dapat menyebabkan
penyakit akibat kerja
yang pada akhirnya
menurunkan
produktivitas
Para tenaga kerja
kesulitan mencari kotak
P3K jika terjadi penyakit
kecelakaan akibat kerja
Belum ada
penggantian
dengan meja
yang sesuai
dengan tinggi
pekerjaan
PPNo. 50 Th 2012
tentang penerapan
SMK3
Diadakan
penyuluhan atau
pelatihan
mengenai
ergonomi serta
posisi dan
postur kerja
yang ergonomis
dan manfaat
ergonomi pada
tenaga kerja
Pekerja
mengangkat
barang dengan
posisi yang tidak
ergonomis
Belum pernah
dilakukan
penyuluhan
bagaimana
posisi yang
ergonomics
dalam
melakukan
pekerjaan -
Pekerja tidak
mengetahui
mengenai postur
kerja yang
ergonomis
Penyakit akibat kerja
yang berhubungan
dengan ergonomi
Permenakertrans no.
PER. 03/MEN/1982
tentang pelayanan
kesehatan kerja
Unit Kerja
Hasil
Pengamatan
Dampak Yang
Dapat Terjadi
Upaya
Perusahaan
Standar/PP
Pemecahan
Masalah
ERGONOMI
Unit kerja : kesesuaian alat dengan pekerja
 Hasil pengamatan :
Beberapa pekerja bekerja dengan posisi berdiri dan
duduk yang tidak fisiologis (awkward posture)
 Dampak yang dapat terjadi :
Bekerja dengan awkward posture dan repetitive
work akan cepat membuat lelah dan dapat
menimbulkan penyakit akibat kerja.
 Pemecahan masalah :
pengadaan alat/kursi untuk para pekerja
beristirahat sejenak dan melakukan stretching secara
berkala
Unit kerja : kesesuaian alat dengan pekerja
 Hasil pengamatan :
Beberapa pekerja bekerja dengan posisi duduk di lantai,
tanpa
menggunakan kursi ataupun alas duduk.
 Dampak yang dapat terjadi :
posisi bekerja yang tidak sesuai akan cepat membuat
lelah dan dapat
menimbulkan penyakit akibat kerja.
 Pemecahan masalah :
Pengadaan alat/kursi, untuk seluruh para pekerja
dengan posisi yang
ergonomis.
“fitting the job to the worker,” including:
Work stations
Tools
Equipment
SARAN
 Overexertion
 Memperbaiki sistem sirkulasi udara di ruangan
 Bodily reaction
 Memberikan kursi dan sandaran yang sesuai dengan
masing masing pekerja
 Repetitive motion
melakukan peregangan secara berkala
GIZI KERJA
Program
pemenuhan
gizi tenaga
kerja, kantin,
atau ruang
makan
Tidak disediakan
makan untuk
tenaga kerja,
uang makan
dimasuukan
kedalam gaji
sehingga tenaga
kerja membawa
sendiri atau
dapat membeli
makanan yang
dapat tersedia di
kantin kerja
Karena makanan yang
tidak disediakan oleh
catering perusahaan
sehingga ada
kemungkinan nutrisi
yang dapat oleh setiap
pekerja tidak sesuai
dengan kebutuhan
kalori sesuai dengan
pekerjaanya yang dapat
menyebabkan
berkurangnya
produktivitas tenaga
kerja
Belum ada
Surat Edaran Menteri
Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. SE.
01/Men/1979 tentang
pengadaan kantin
dan ruang makan
Menyediakan
makanan bagi
tenaga kerja,
uang makan
tidak
dimasukkan ke
dalam gaji
karena tidak
semua tenaga
kerja
mrnggunakan
uang tersebut
untuk membeli
makanan yang
sesuai dengan
kebutuhan gizi
Unit Kerja
Hasil
Pengamatan
Dampak Yang
Dapat Terjadi
Upaya
Perusahaan
Standar/PP
Pemecahan
Masalah
10 PENYAKIT TERSERING
10 Penyakit
tersering
pada
perusahaan
Dari hasil tanya
jawab dengan
pekerja,
didapatkan
beberapa
penyakit yang
sering terjadi
pada pekerja
antara lain:
myalgia, ISPA,
sakit kepala,
alergi, maag,
diare, demam,
sakit perut, sakit
gigi dan keluhan
telinga
Produktivitas pekerja
dapat menurun bla
pekerja sering sakit
Belum ada
Permenakertrans No
Per. 01/Men/1981
tentang kewajiban
lapor penyakit akibat
kerja
Keputusan menteri
tenaga kerja No. 333
tahun 1989 tentang
diagnosis dan laporan
penyakit akibat kerja
Program
pelayanan
kesehatan
promotif dan
preventif harus
lebih
diupayakan
Unit Kerja
Hasil
Pengamatan
Dampak Yang
Dapat Terjadi
Upaya
Perusahaan
Standar/PP
Pemecahan
Masalah
PENYAKIT AKIBAT KERJA
Penyakit
Akibat Kerja
yang Terjadi
Tidak ada data
rinci mengenai
PAK yang terjadi,
karena
keterbatasan
SDM
Tidak adanya bukti
otentik bahwa program
P2K3 telah
dilaksanakan
Belum ada
UU no. 1 th 1970
tentang keselamatan
kerja
Memulai rekap
data dalam hal
PAK yang
terjadi sehingga
tindakan yang
sesuai dapat
dilakukan sedini
mungkin
Unit Kerja
Hasil
Pengamatan
Dampak Yang
Dapat Terjadi
Upaya
Perusahaan
Standar/PP
Pemecahan
Masalah
P3K
P3K
Tidak terdapat
ruang P3K.
Terdapat kotak P3K
(jumlah tidak
diketahui) yang
seluruhnya
disimpan di dalam
gudang
Keterlambatan atau
hambatan dalam
pertolongan pertama
pada kecelakaan
Belum ada
Peraturan menteri
tenaga kerja dan
transmigrasi Republik
Indonesia Nomor:
PER.15/MEN/VIII/2008
tentang Pertolongan
Pertama Pada
Kecelakaan Di Tempat
Kerja
Pada kunjungan
kali ini, peneliti
tidak dapat
mengakses unit
P3K di gudang.
Diharapkan pada
inspeksi
berikutnya lebih
diperhatikan
tentang
pengadaan ruang
P3K dan juga
jenis kotak P3K
yang ada
Terdapat panitia
K3, dimana usaha
K3 seluruhnya
dilakukan anggota
kepanitiaan
tersebut, yang juga
merangkap dari
pekerja pabrik
Dapat terjadi
keterlambatan, kesalahan
ataupun kekeliruan dalam
memberikan pertolongan
pertama pada kecelakaan
kerja
Belum ada
Mengisi unit P3K
dengan unit yang
terlatih, memiliki
sertifikat
pelatihan, serta
memberikan
pelatihan K3
secara berkala
kepada seluruh
pekerja
Unit Kerja
Hasil
Pengamatan
Dampak Yang
Dapat Terjadi
Upaya
Perusahaan
Standar/PP
Pemecahan
Masalah
PERSONIL KESEHATAN
Personil
kesehatan
Tidak terdapat
fasilitas kesehatan
seperti klinik
dengan tenaga
kesehatannya.
Klinik terdekat
berjarak beberapa
ratus meter.
Rumah sakit
terdekat lebih jauh
lagi.
Tidak ada pelayanan
kesehatan yang
memadai karena tidak
adanya tenaga
kesehatan dengan
akses cepat
Belum ada
- Peraturan menteri
tenaga kerja nomor
per 03/men/1982
tentang pelayanan
kesehatan kerja
- UU nomor 1 tahun
1970 tentang
keselamatan kerja
Langkah yang
diambil oleh
pihak
perusahaan
hendaklah
mengadakan
tenaga
kesehatan guna
memberikan
pelayanan
kesehatan yang
baik kepada para
tenaga kerja
Unit
Kerja
Hasil
Pengamatan
Dampak Yang
Dapat Terjadi
Upaya
Perusahaa
n
Standar/PP
Pemecahan
Masalah
KESIMPULAN
 Fasilitas pelayanan kesehatan dan keselamatan kerja sangat
minimal, sebetulnya dengan adanya unit panitia K3 di dalam
lingkungan perusahan sudah sangat baik, namun demikian bentuk
pelayanan kesehatan belumlah optimal.
 Dari aspek pelayanan kesehatan, fungsi promotif belum dijalankan
dan fungsi preventif yang dijalankan belum dilakukan secara optimal,
hal ini dapat dilihat dari lingkungan kerja dengan fasilitas kesehatan
yang kurang memadai dan juga ketidak patuhan tenaga kerja dalam
penggunaan APD. Untuk pelayanan kuratif dan rehabilitative juga
kurang.
 Dari aspek pencegahan HIV, AIDS, dan narkoba, perusahaan masih
belum menjalankan program apapun yang terkait.
 Dari aspek pemeriksaan kesehatan. Perusahaan tidak menjalankan
pemeriksaan awal untuk menyaring tenaga kerja yang masuk.
Pemeriksaan berkala dan khusus masih belum dilakukan.
KESIMPULAN
 Dari aspek ergonomi, kursi, sikap bekerja, cara kerja masih
belum sesuai dengan prinsip ergonomis.
 Dari aspek pemenuhan gizi pekerja, pekerja hanya diberi
uang makan yang sudah termasuk dalam gaji bulanan.
Perusahaan tidak memiliki kantin maupun ruang makan.
 Beberapa penyakit yang sering terjadi antara lain myalgia,
gastritis, diabetes mellitus, dan ISPA.
 Belum ada data terhadap penyakit akibat kerja selama ini.
Kecelakaan kerja terjadi sekali satu tahun yang lalu, namun
tidak ada lagi data yang lebih jauh atau terjamin
 Perusahaan tidak memiliki ruang P3K, terdapat kotak P3K
yang disimpan di gudang, dan memiliki panitia K3 yang terdiri
dari pekerja di pabrik tersebut
SARAN
 Mempekerjakan tenaga kesehatan yang terlatih menjadi
penanggung jawab pelayanan kesehatan dan keselamatan
kerja dan diupayakan pengadaan serta perbaikan fasilitas
kesehatan
 Dilakukan pembinaan kesehatan dan keselamatan kerja
kepada tenaga kerja minimal 1 bulan sekali.
 Dilakukan pemasangan media iklan berupa poster atau
sejenisnya untuk mengingatkan tenaga kerja akan pentingnya
kesehatan dan keselamatan dalam bekerja serta melengkapi
sarana APD bagi tenaga kerja
 Melakukan peregangan disela sela waktu bekerja
 Menjadwalkan dan melakukan penyuluhan tentang narkoba
dan HIV secara berkala
SARAN
 Re-sosialisasi tentang pentingnya memeriksaan kesehatan kepada
para karyawan
 Pengadaaan alat kerja yang sesuai dengan prinsip-prinsip ergonomi
 Menyediakan makanan untuk tenaga kerja
 Perlu disediakan ruang makan atau kantin untuk makan agar tenaga
kerja dapat makan dan beristirahat di tempat yang seharusnya
 Program pelayanan kesehatan promotive dan preventif harus lebih
diupayakan
 Memulai rekap data dalam hal PAK yang terjadi sehingga tindakan
yang sesuai dapat dilakukan sedini mungkin.
 Mengisi unit P3K dengan unit yang terlatih dan memiliki sertifikat
pelatihan
 Mengadakan tenaga kesehatan guna membantu perusahaan untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang baik kepada para tenaga
kerja
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Formulir ceklist pengamatan pencucian peralatan masak
Formulir ceklist pengamatan pencucian peralatan masakFormulir ceklist pengamatan pencucian peralatan masak
Formulir ceklist pengamatan pencucian peralatan masak
Feny Kartika
 
PENYAKIT AKIBAT KERJA 10.ppt
PENYAKIT AKIBAT KERJA 10.pptPENYAKIT AKIBAT KERJA 10.ppt
PENYAKIT AKIBAT KERJA 10.ppt
ssuseraa4a911
 
Pengantar Fisioterapi
Pengantar FisioterapiPengantar Fisioterapi
Pengantar Fisioterapi
Darwis Yang Terbuang
 
Bidai.ppt
Bidai.pptBidai.ppt
Penyakit akibat kerja
Penyakit akibat kerjaPenyakit akibat kerja
Penyakit akibat kerjaAdjie Bara
 
Dasar k3
Dasar k3Dasar k3
Dasar k3
Herry Prakoso
 
SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...
SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...
SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...
Muhamad Imam Khairy
 
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat Kerja
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat KerjaSNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat Kerja
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat Kerja
Muhamad Imam Khairy
 
noise induced hearing loss
noise induced hearing lossnoise induced hearing loss
noise induced hearing loss
Letitia Kale
 
Lapsus varicella
Lapsus varicellaLapsus varicella
Lapsus varicella
Usqi Krizdiana
 
Luka Bakar
Luka BakarLuka Bakar
8.1 BIOMEKANIKA
8.1 BIOMEKANIKA 8.1 BIOMEKANIKA
PEMERIKSAAN SENSIBILITAS
PEMERIKSAAN SENSIBILITASPEMERIKSAAN SENSIBILITAS
PEMERIKSAAN SENSIBILITAS
syelawati sw
 
Cara pembacaan audiometri
Cara pembacaan audiometriCara pembacaan audiometri
Cara pembacaan audiometri
Andi Kristian
 
Workshop tuli akibat bising
Workshop tuli akibat bisingWorkshop tuli akibat bising
Workshop tuli akibat bising
Anna Suraya
 
Kmk no. 715 ttg persyaratan hygiene sanitasi jasaboga
Kmk no. 715 ttg persyaratan hygiene sanitasi jasabogaKmk no. 715 ttg persyaratan hygiene sanitasi jasaboga
Kmk no. 715 ttg persyaratan hygiene sanitasi jasaboga
IKAMAGI (Ikatan Keluarga Mahasiswa Diploma Gizi Indonesia)
 
Confined Space - Ruang Terbatas
Confined Space - Ruang TerbatasConfined Space - Ruang Terbatas
Confined Space - Ruang Terbatas
Lany Aprili Sulistiani
 
faktor fisik lingkungan kerja
faktor fisik lingkungan kerjafaktor fisik lingkungan kerja
faktor fisik lingkungan kerja
nur efa aripka
 
Integrasi SMK3 dan ISO dan OHSAS
Integrasi SMK3 dan ISO dan OHSASIntegrasi SMK3 dan ISO dan OHSAS
Integrasi SMK3 dan ISO dan OHSAS
Al Marson
 

What's hot (20)

Formulir ceklist pengamatan pencucian peralatan masak
Formulir ceklist pengamatan pencucian peralatan masakFormulir ceklist pengamatan pencucian peralatan masak
Formulir ceklist pengamatan pencucian peralatan masak
 
PENYAKIT AKIBAT KERJA 10.ppt
PENYAKIT AKIBAT KERJA 10.pptPENYAKIT AKIBAT KERJA 10.ppt
PENYAKIT AKIBAT KERJA 10.ppt
 
Pengantar Fisioterapi
Pengantar FisioterapiPengantar Fisioterapi
Pengantar Fisioterapi
 
Bidai.ppt
Bidai.pptBidai.ppt
Bidai.ppt
 
Penyakit akibat kerja
Penyakit akibat kerjaPenyakit akibat kerja
Penyakit akibat kerja
 
Dasar k3
Dasar k3Dasar k3
Dasar k3
 
SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...
SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...
SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...
 
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat Kerja
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat KerjaSNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat Kerja
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat Kerja
 
noise induced hearing loss
noise induced hearing lossnoise induced hearing loss
noise induced hearing loss
 
Lapsus varicella
Lapsus varicellaLapsus varicella
Lapsus varicella
 
Luka Bakar
Luka BakarLuka Bakar
Luka Bakar
 
8.1 BIOMEKANIKA
8.1 BIOMEKANIKA 8.1 BIOMEKANIKA
8.1 BIOMEKANIKA
 
PEMERIKSAAN SENSIBILITAS
PEMERIKSAAN SENSIBILITASPEMERIKSAAN SENSIBILITAS
PEMERIKSAAN SENSIBILITAS
 
Cara pembacaan audiometri
Cara pembacaan audiometriCara pembacaan audiometri
Cara pembacaan audiometri
 
Workshop tuli akibat bising
Workshop tuli akibat bisingWorkshop tuli akibat bising
Workshop tuli akibat bising
 
Kmk no. 715 ttg persyaratan hygiene sanitasi jasaboga
Kmk no. 715 ttg persyaratan hygiene sanitasi jasabogaKmk no. 715 ttg persyaratan hygiene sanitasi jasaboga
Kmk no. 715 ttg persyaratan hygiene sanitasi jasaboga
 
Confined Space - Ruang Terbatas
Confined Space - Ruang TerbatasConfined Space - Ruang Terbatas
Confined Space - Ruang Terbatas
 
faktor fisik lingkungan kerja
faktor fisik lingkungan kerjafaktor fisik lingkungan kerja
faktor fisik lingkungan kerja
 
Integrasi SMK3 dan ISO dan OHSAS
Integrasi SMK3 dan ISO dan OHSASIntegrasi SMK3 dan ISO dan OHSAS
Integrasi SMK3 dan ISO dan OHSAS
 
icdx
 icdx icdx
icdx
 

Similar to 128073_PPT Ergonomi B klpk 2 REVISED.ppt

Presentasi_Makalah_Ergonomi_Kelas_B_baru_[Autosaved][1].pptx
Presentasi_Makalah_Ergonomi_Kelas_B_baru_[Autosaved][1].pptxPresentasi_Makalah_Ergonomi_Kelas_B_baru_[Autosaved][1].pptx
Presentasi_Makalah_Ergonomi_Kelas_B_baru_[Autosaved][1].pptx
DickyZ1
 
keselamatan kerja.pptx
keselamatan kerja.pptxkeselamatan kerja.pptx
keselamatan kerja.pptx
SekarAmandaPutri
 
KESEHATAN DAN ERGONOMI PROGRAM KESEHATAN
KESEHATAN DAN ERGONOMI PROGRAM KESEHATANKESEHATAN DAN ERGONOMI PROGRAM KESEHATAN
KESEHATAN DAN ERGONOMI PROGRAM KESEHATAN
akhierzanetti
 
Pengawasan Kesehatan Kerja
Pengawasan Kesehatan KerjaPengawasan Kesehatan Kerja
Pengawasan Kesehatan Kerja
Al Marson
 
01 konsep dasar k3 new.ppt
01 konsep dasar k3 new.ppt01 konsep dasar k3 new.ppt
01 konsep dasar k3 new.ppt
aestheticaislamy1
 
B2 - Kesehatan.pptx
B2 - Kesehatan.pptxB2 - Kesehatan.pptx
B2 - Kesehatan.pptx
farid298167
 
B2 - Kesehatan.pptx
B2 - Kesehatan.pptxB2 - Kesehatan.pptx
B2 - Kesehatan.pptx
farid298167
 
Pengawasan Kesehatan Kerja Berdasarkan Regulasi
Pengawasan Kesehatan Kerja Berdasarkan RegulasiPengawasan Kesehatan Kerja Berdasarkan Regulasi
Pengawasan Kesehatan Kerja Berdasarkan Regulasi
AnggiKarniadi
 
K3 & GP2SP PKM Magepanga.pptx
K3 & GP2SP PKM Magepanga.pptxK3 & GP2SP PKM Magepanga.pptx
K3 & GP2SP PKM Magepanga.pptx
AgnesDuaNurak
 
PENGARUH ERGONOMI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI RUMAH SAKIT
 PENGARUH ERGONOMI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI RUMAH SAKIT PENGARUH ERGONOMI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI RUMAH SAKIT
PENGARUH ERGONOMI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI RUMAH SAKIT
Fera Rausanni Ilma
 
akupresur mandiri di tempat kerja
akupresur mandiri di tempat kerja akupresur mandiri di tempat kerja
akupresur mandiri di tempat kerja
Ian Al Fatih
 
541716764-Pelayanan-Kesehatan-Kerja-Peraturan.ppt
541716764-Pelayanan-Kesehatan-Kerja-Peraturan.ppt541716764-Pelayanan-Kesehatan-Kerja-Peraturan.ppt
541716764-Pelayanan-Kesehatan-Kerja-Peraturan.ppt
frehanyaq1
 
Kesehatan dan keselamatan kerja
Kesehatan dan keselamatan kerjaKesehatan dan keselamatan kerja
Kesehatan dan keselamatan kerja
Rosita Yuliana
 
Tugas dan fungsi Paramedis K3.pdf
Tugas dan fungsi Paramedis K3.pdfTugas dan fungsi Paramedis K3.pdf
Tugas dan fungsi Paramedis K3.pdf
EmirMahfuddin1
 
Rikes, yankes, gizi
Rikes, yankes, giziRikes, yankes, gizi
Rikes, yankes, gizi
Krismadies Rizal
 
01 konsep dasar k3 REV.ppt
01 konsep dasar k3 REV.ppt01 konsep dasar k3 REV.ppt
01 konsep dasar k3 REV.ppt
aestheticaislamy1
 
Kesehatan kerja-1
Kesehatan kerja-1Kesehatan kerja-1
Kesehatan kerja-1
Joko Isnanto
 
Panduan kesehatan-dan-keselamatan-kerja-rumah-sakit-k3rs
Panduan kesehatan-dan-keselamatan-kerja-rumah-sakit-k3rsPanduan kesehatan-dan-keselamatan-kerja-rumah-sakit-k3rs
Panduan kesehatan-dan-keselamatan-kerja-rumah-sakit-k3rs
IrmaRizkyUtami
 
Dasar kopetensi keahlian multimedia
Dasar kopetensi keahlian multimediaDasar kopetensi keahlian multimedia
Dasar kopetensi keahlian multimedia
Christian Pangkey Geo
 
Dasar kopetensi keahlian multimedia
Dasar kopetensi keahlian multimediaDasar kopetensi keahlian multimedia
Dasar kopetensi keahlian multimedia
Christian Pangkey Geo
 

Similar to 128073_PPT Ergonomi B klpk 2 REVISED.ppt (20)

Presentasi_Makalah_Ergonomi_Kelas_B_baru_[Autosaved][1].pptx
Presentasi_Makalah_Ergonomi_Kelas_B_baru_[Autosaved][1].pptxPresentasi_Makalah_Ergonomi_Kelas_B_baru_[Autosaved][1].pptx
Presentasi_Makalah_Ergonomi_Kelas_B_baru_[Autosaved][1].pptx
 
keselamatan kerja.pptx
keselamatan kerja.pptxkeselamatan kerja.pptx
keselamatan kerja.pptx
 
KESEHATAN DAN ERGONOMI PROGRAM KESEHATAN
KESEHATAN DAN ERGONOMI PROGRAM KESEHATANKESEHATAN DAN ERGONOMI PROGRAM KESEHATAN
KESEHATAN DAN ERGONOMI PROGRAM KESEHATAN
 
Pengawasan Kesehatan Kerja
Pengawasan Kesehatan KerjaPengawasan Kesehatan Kerja
Pengawasan Kesehatan Kerja
 
01 konsep dasar k3 new.ppt
01 konsep dasar k3 new.ppt01 konsep dasar k3 new.ppt
01 konsep dasar k3 new.ppt
 
B2 - Kesehatan.pptx
B2 - Kesehatan.pptxB2 - Kesehatan.pptx
B2 - Kesehatan.pptx
 
B2 - Kesehatan.pptx
B2 - Kesehatan.pptxB2 - Kesehatan.pptx
B2 - Kesehatan.pptx
 
Pengawasan Kesehatan Kerja Berdasarkan Regulasi
Pengawasan Kesehatan Kerja Berdasarkan RegulasiPengawasan Kesehatan Kerja Berdasarkan Regulasi
Pengawasan Kesehatan Kerja Berdasarkan Regulasi
 
K3 & GP2SP PKM Magepanga.pptx
K3 & GP2SP PKM Magepanga.pptxK3 & GP2SP PKM Magepanga.pptx
K3 & GP2SP PKM Magepanga.pptx
 
PENGARUH ERGONOMI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI RUMAH SAKIT
 PENGARUH ERGONOMI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI RUMAH SAKIT PENGARUH ERGONOMI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI RUMAH SAKIT
PENGARUH ERGONOMI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI RUMAH SAKIT
 
akupresur mandiri di tempat kerja
akupresur mandiri di tempat kerja akupresur mandiri di tempat kerja
akupresur mandiri di tempat kerja
 
541716764-Pelayanan-Kesehatan-Kerja-Peraturan.ppt
541716764-Pelayanan-Kesehatan-Kerja-Peraturan.ppt541716764-Pelayanan-Kesehatan-Kerja-Peraturan.ppt
541716764-Pelayanan-Kesehatan-Kerja-Peraturan.ppt
 
Kesehatan dan keselamatan kerja
Kesehatan dan keselamatan kerjaKesehatan dan keselamatan kerja
Kesehatan dan keselamatan kerja
 
Tugas dan fungsi Paramedis K3.pdf
Tugas dan fungsi Paramedis K3.pdfTugas dan fungsi Paramedis K3.pdf
Tugas dan fungsi Paramedis K3.pdf
 
Rikes, yankes, gizi
Rikes, yankes, giziRikes, yankes, gizi
Rikes, yankes, gizi
 
01 konsep dasar k3 REV.ppt
01 konsep dasar k3 REV.ppt01 konsep dasar k3 REV.ppt
01 konsep dasar k3 REV.ppt
 
Kesehatan kerja-1
Kesehatan kerja-1Kesehatan kerja-1
Kesehatan kerja-1
 
Panduan kesehatan-dan-keselamatan-kerja-rumah-sakit-k3rs
Panduan kesehatan-dan-keselamatan-kerja-rumah-sakit-k3rsPanduan kesehatan-dan-keselamatan-kerja-rumah-sakit-k3rs
Panduan kesehatan-dan-keselamatan-kerja-rumah-sakit-k3rs
 
Dasar kopetensi keahlian multimedia
Dasar kopetensi keahlian multimediaDasar kopetensi keahlian multimedia
Dasar kopetensi keahlian multimedia
 
Dasar kopetensi keahlian multimedia
Dasar kopetensi keahlian multimediaDasar kopetensi keahlian multimedia
Dasar kopetensi keahlian multimedia
 

Recently uploaded

Proses terbentuknya (genesa) batu Gamping
Proses terbentuknya (genesa) batu GampingProses terbentuknya (genesa) batu Gamping
Proses terbentuknya (genesa) batu Gamping
RonaMentari2
 
13. Melakukan Investigasi Kecelakaan Kerja.pptx
13. Melakukan Investigasi Kecelakaan Kerja.pptx13. Melakukan Investigasi Kecelakaan Kerja.pptx
13. Melakukan Investigasi Kecelakaan Kerja.pptx
noviardi261188
 
Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
MuhammadIkmalWiawan
 
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan KomputerMateri 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
MuhammadZidan94
 
UJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
UJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptxUJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
UJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
priyantifitri
 
Materi Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRON
Materi Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRONMateri Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRON
Materi Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRON
haikal136839
 

Recently uploaded (6)

Proses terbentuknya (genesa) batu Gamping
Proses terbentuknya (genesa) batu GampingProses terbentuknya (genesa) batu Gamping
Proses terbentuknya (genesa) batu Gamping
 
13. Melakukan Investigasi Kecelakaan Kerja.pptx
13. Melakukan Investigasi Kecelakaan Kerja.pptx13. Melakukan Investigasi Kecelakaan Kerja.pptx
13. Melakukan Investigasi Kecelakaan Kerja.pptx
 
Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
 
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan KomputerMateri 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
 
UJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
UJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptxUJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
UJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
 
Materi Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRON
Materi Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRONMateri Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRON
Materi Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRON
 

128073_PPT Ergonomi B klpk 2 REVISED.ppt

  • 1. WALKTHROUGH SURVEY PT. RADIAN PUTRA METROPOLINDO PRATAMA DITINJAU DARI SISI KESEHATAN DAN ERGONOMI dr. Adlina Zahra dr. Afni Apla dr. Aranda Amagasa dr. Denny Takbir F dr. Dhita Hestivana dr. Ediar dr. Elisabeth Pauline Tifany Laporan Kunjungan Jakarta, 5 Juli 2018 dr. Gary Tahalele dr. Khoirul Maarif S dr. M. Satria Erlangga dr. Rudy Ardian dr. Sholehudin W.P dr. Theresia Amanda dr. Theresia Harum
  • 3. DASAR HUKUM • UU No.I tahun 1970 tentang kesehatan dan keselamatan kerja • UU No 13 tahun 2003 pasal 86 dan 87 tentang ketenagakerjaan • UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan • UU No 3 tahun 1992 tentang jaminan sosial tenaga kerja • Permenakertrans No.03/Men/1982 tentang pelayanan kesehatan kerja • Kepres RI No.22 tahun 1993 tentang penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja • Kepmenakertrans No.68 tahun 2004 tentang pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja • Permenakertrans No.11/Men/VI/2005 tentang pencegahan penyalahgunaan narkoba, psikotropika dan zat adiktif lainnya di tempat kerja • Permenakertrans No.01/Men/1976 tentang kewajiban pelatihan hiperkes bagi dokter perusahaan • Permenakertrans No.01/Men/1979 tentang kewajiban pelatihan hiperkes bagi paramedic perusahaan • Permenakertrans No.Per 02/Men/1980 tentang pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dalam penyelanggaraan keselamatan kerja • Permenakertrans No.Per 03/Men/1983 tentang pelayanan kesehatan kerja. • SE.Menakertrans No.SE.01/Men/1979 tentang pengadaan kantin dan ruang makan • SE.Dirjen binawas No.SE.86/BW/1989 tentang perusahaan catering yang mengelola makanan bagi tenaga kerja • Permenakertrans No.Per 05/MEN/VIII/2008 tentang pertolongan pertama pada kecelakaan di tempat kerja.
  • 4. PROFIL PERUSAHAAN PT Radian Putra Metropolindo Pratama Pengerjaan logam, webbing, bordir komputer Sejak 2008. Di PIK, Pulogadung. Jumlah Pekerja: 200 orang Waktu Kerja: • I : 07.00 – 10.00 • II : 19.00 – 07.00 • * Jika order banyak
  • 5. VISI & MISI PERUSAHAAN Visi • Menjadi perusahaan logam, konveksi dan bordir computer terbaik di Indonesia, menjadi perusahaan yang semua pekerjaannya dapat diterima disemua lini lingkungan pemerintahan dan swasta, serta dapat menjadi perusahaan yang dapat diterima diseluruh Indonesia dan Internasional yang dapat mengekspansi ke berbagai negara. Misi • Berorientasi pada kepuasan pelanggan • Menjadikan kebijaksanaan mutu sebagai kesadaran dan tanggung jawab seluruh pekerja • Untuk menciptakan lapangan kerja bagi penduduk sekitar, terutama penduduk dalam lingkungan sekitar pabrik
  • 8. TEORI : ERGONOMI Penerapan ilmu biologi manusia sejalan dengan ilmu rekayasa untuk mencapai penyesuaian bersama antara pekerjaan dan manusia secara optimum agar bermanfaat demi efisiensi dan kesejahteraan
  • 9. Tujuan Ergonomi: • Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental, dengan meniadakan beban kerja tambahan (fisik dan mental), mencegah penyakit akibat kerja, dan meningkatkan kepuasan kerja • Meningkatkan kesejahteraan sosial dengan jalan meningkatkan kualitas kerjasama sesama pekerja, pengorganisasian yang lebih baik dan menghidupkan sistem kebersamaan dalam tempat kerja, • Berkontribusi di dalam keseimbangan rasional antara aspek-aspek teknik, ekonomi, antropologi dan budaya dari sistem manusia-mesin untuk tujuan meningkatkan efisiensi sistem manusia-mesin.
  • 10. Manfaat Ergonomi: • Menurunnya angka kesakitan akibat kerja • Menurunnya kecelakaan kerja • Biaya pengobatan dan kompensasi berkurang • Stress akibat kerja berkurang • Produktivitas membaik • Alur kerja bertambah baik, • Rasa aman karena bebas dari gangguan cedera • Kepuasan kerja meningkat.
  • 11. APLIKASI ERGONOMI • Posisi duduk dimana kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja; posisi berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki. Posisi Kerja • Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur. Proses Kerja
  • 12. APLIKASI ERGONOMI • Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan simbol yang berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata. Tata Letak Tempat Kerja • Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu, tangan, punggung, dll. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan. Mengangkat Beban
  • 13. TEORI : KESEHATAN KERJA  UU Kesehatan 1992 Pasal 23 :  Kesehatan kerja adalah upaya penyeserasian antara kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal Aplikasi Promotif Preventif Kuratif Rehabilitatif
  • 14. COMMON WORK-RELATED MSDS − Discomfort − Pain − Numbness − Loss of motion/flexibility − Spasticity − Stiff joints − Burning − Swelling − Tingling − Inflammation − Throbbing − Paralysis Musculoskeletal Disorders (MSDs) Affect the muscles, nerves, blood vessels, ligaments, and tendons • Symptoms
  • 15. COMMON WORK-RELATED MSDS  Common MSD disorders:  Carpal Tunnel Syndrome  Tennis Elbow  Bursitis  Ischemia  De Quervain’s  Sciatica  Herniated Discs  Neck strain/disability  Tendinitis  Rotator Cuff  Neuritis  Reynaud’s Syndrome  Trigger Finger  Thoracic Outlet Syndrome  Epicondylitis  Back strain/disability
  • 16. Most commonly affected areas:  Back  Arms, Elbows, and Shoulders  Neck  Hands, Wrists, and Fingers  Knees, Ankles, and Feet COMMON WORK-RELATED MSDS This chart shows a distribution of injuries and illnesses to body parts due to MSDs using statistics from the Bureau of Labor Statistics, FY2014.
  • 17. PELAKSANAAN • Pengamatan tempat kerja (walkthrough survey) di PT. Radian Putra Metropolindo Pratama ini dilakukan pada hari Kamis, 5 Juli 2018 pada pukul 09.30 hingga 11.00 WIB. Tanggal dan waktu pengamatan • Pengamatan dilakukan di PT. Radian Putra Metropolindo Pratama yang beralamatkan di Jl. Raya Penggilingan PIK Blok B, Barak Kerja No. 109 – 113 Cakung Jakarta Timur DKI Jakarta, 13940, Indonesia. Lokasi Pengamatan
  • 19. FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tidak Terdapat Unit Pelayanan Kesehatan Tidak ada penanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan Belum Ada - UU No. 24 tahun 2011 tentang BPJS - UU No. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Nasional Menunjuk dokter perusahaan menjadi dokter penanggung jawab pelayanan kesehatan kerja Tenaga kerja terdaftar dalam BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan Kesehatan tenaga kerja dijamin oleh perusahaan - Langkah yang diambil pihak perusahaan sudah tepat Unit Kerja Hasil Pengamatan Dampak Yang Dapat Terjadi Upaya Perusahaan Standar/PP Pemecaha n Masalah
  • 20. PROGRAM KESEHATAN Program kesehatan Promotif: tidak ada penyuluhan kesehatan. Tidak adanya poster atau media iklan lainnya mengenai penggunaan kesehatan kerja, keselamatan kerja, dan APD yang baik ditempat kerja. Kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dikemudian hari memiliki peluang tinggi. Belum ada Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaa n No.Kep.22/DJP PK/V/2008 Dilakukan pembinaan kesehatan kerja kepada tenaga kerja minimal 1 bulan sekali Dilakukan pemasangan media iklan berupa poster atau sejenisnya untuk mengingatkan tega kerja akan pentingnya kesehatan dan keselamatan dalam bekerja. Unit Kerja Hasil Pengamatan Dampak Yang Dapat Terjadi Upaya Perusahaan Standar/PP Pemecahan Masalah
  • 21. PROGRAM KESEHATAN Program Kesehatan Preventif : dokter perusahaan tidak melakukan pemantauan lingkungan kerja secara berkala. Penggunaan APD tidak berjalan dengan baik diperusahaan. Dapat terjadi kecelakaan kerja sewaktu-waktu diperusahaan. Belum ada PP No.50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Melengkapi sarana APD bagi tenaga kerja dan memberi peringatan bagi tenaga kerja yang tidak menggunakan APD pada saat bekerja. Unit Kerja Hasil Pengamatan Dampak Yang Dapat Terjadi Upaya Perusahaan Standar/PP Pemecahan Masalah
  • 22. PROGRAM KESEHATAN Program Kesehatan Kuratif: karyawan yang memiliki keluhan kesehatan ringan membeli obat mandiri ke warung. Terkecuali keluhan sudah semakin memberat karyawan berobat ke klinik atau RS terdekat dengan menggunakan BPJS. Para tenaga kerja tidak mendapatkan fasilitas kesehatan yang baik - PP No.50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3 Meningkatkan upaya kuratif agar karyawan dapat berkonsultasi dahulu kepada dokter sebelum mengkonsumsi obat. Unit Kerja Hasil Pengamatan Dampak Yang Dapat Terjadi Upaya Perusahaan Standar/PP Pemecahan Masalah
  • 23. PROGRAM KESEHATAN Program Kesehatan Rehabilitatif: untuk pekerja yang mengalami keluhan kesehatan yang membutuhkan waktu untuk istirahat, maka akan diberikan surat keterangan istirahat oleh dokter dan diupayakan dapat bekerja kembali dilingkungan sebelumnya. - - Peraturan Pemerintah No.43 tahun1998 tentang Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat. Program rehabilitasi sudah berjalan dengan seharusnya. Unit Kerja Hasil Pengamatan Dampak Yang Dapat Terjadi Upaya Perusahaan Standar/PP Pemecahan Masalah
  • 24. PENCEGAHAN HIV/AIDS DAN NARKOBA Pencegahan HIV, AIDS, dan Narkoba Perusahaan belum mengadakan program pencegahan HIV, AIDS dan narkoba Tingkat kesadaran dan pengetahuan tenaga kerja rendah Belum ada PER.11/MEN/VI/2005 tentang Pencegahan dan penanggulangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya di tempat kerja Kep. 68/MEN/2004 tentang Pencegahan dan penanggulangan HIV, AIDSdi tempat kerja Menjadwalkan dan melakukan penyuluhan tentang narkoba dan HIV secara berkala Menerapkan prosedur K3 khusus untuk pencegahan dan penanggulan HIV/AIDS Unit Kerja Hasil Pengamatan Dampak Yang Dapat Terjadi Upaya Perusahaan Standar/PP Pemecahan Masalah
  • 25. PEMERIKSAAN KESEHATAN (MCU) Pemeriksaan kesehatan (Medical Check Up) Dari keterangan tenaga kerja, tidak ada pemeriksaan Medical Check Up awal dan berkala Penyakit akibat kerja sulit untuk dicegah sedini mungkin Belum ada Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No. Per.02/MEN/1980 Pasal 5 Re-sosialisasi tentang pentingnya memeriksakan kesehatan kepada karyawan walaupun tidak dirasakan adanya keluhan yang berarti Tidak ada pemeriksaan kesehatan khusus bagi karyawan dengan kebutuhan atau butuh perhatian khusus, seperti: audiometri, spirometri, pemeriksaan mata dll Kemungkinan tenaga kerja mengalami PAK dalam pabrik ini sangat tinggi Belum ada Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No. Per.02/MEN/1980 Pasal 5 Perlu perhatian khusus bagi karyawan yang sudah bekerja dengan lama dan dengan paparan khusus (contoh : pencahayaan atau bising) Unit Kerja Hasil Pengamatan Dampak Yang Dapat Terjadi Upaya Perusahaan Standar/PP Pemecahan Masalah
  • 26. ERGONOMI Kesesuaian pekerja dengan alat (Ergonomi) Semua kursi tidak memiliki sandaran meskipun jam kerja yang lama dengan posisi yang statis Musculoskeletal disorder Belum ada UU No.1 Th. 1970 tentang keselamatan kerja Pengadaan alat kerja yang sesuai dengan prinsip- prinsip ergonomi Kursi berupa kursi plastik dengan letak yang kadang lebih rendah dibandingkan meja Kursi yang dapat diatur tingginya akan membuat pekerja bisa mencari posisi yang nyaman Belum ada UU RI No.13 Th. 2001 Tentang Ketenagakerja an Pengadaan alat kerja yang sesuai dengan prinsip- prinsip ergonomi. Unit Kerja Hasil Pengamatan Dampak Yang Dapat Terjadi Upaya Perusahaan Standar/PP Pemecahan Masalah
  • 27. ERGONOMI Kesesuaian pekerja dengan alat (Ergonomi) Tinggi meja tempat kerja terlalu rendah pada pekerja dengan posisi berdiri Posisi yang tidak ergonomis akan cepat membuat lelah dan dapat menyebabkan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya menurunkan produktivitas Para tenaga kerja kesulitan mencari kotak P3K jika terjadi penyakit kecelakaan akibat kerja Belum ada penggantian dengan meja yang sesuai dengan tinggi pekerjaan PPNo. 50 Th 2012 tentang penerapan SMK3 Diadakan penyuluhan atau pelatihan mengenai ergonomi serta posisi dan postur kerja yang ergonomis dan manfaat ergonomi pada tenaga kerja Pekerja mengangkat barang dengan posisi yang tidak ergonomis Belum pernah dilakukan penyuluhan bagaimana posisi yang ergonomics dalam melakukan pekerjaan - Pekerja tidak mengetahui mengenai postur kerja yang ergonomis Penyakit akibat kerja yang berhubungan dengan ergonomi Permenakertrans no. PER. 03/MEN/1982 tentang pelayanan kesehatan kerja Unit Kerja Hasil Pengamatan Dampak Yang Dapat Terjadi Upaya Perusahaan Standar/PP Pemecahan Masalah
  • 28.
  • 29. ERGONOMI Unit kerja : kesesuaian alat dengan pekerja  Hasil pengamatan : Beberapa pekerja bekerja dengan posisi berdiri dan duduk yang tidak fisiologis (awkward posture)  Dampak yang dapat terjadi : Bekerja dengan awkward posture dan repetitive work akan cepat membuat lelah dan dapat menimbulkan penyakit akibat kerja.  Pemecahan masalah : pengadaan alat/kursi untuk para pekerja beristirahat sejenak dan melakukan stretching secara berkala
  • 30. Unit kerja : kesesuaian alat dengan pekerja  Hasil pengamatan : Beberapa pekerja bekerja dengan posisi duduk di lantai, tanpa menggunakan kursi ataupun alas duduk.  Dampak yang dapat terjadi : posisi bekerja yang tidak sesuai akan cepat membuat lelah dan dapat menimbulkan penyakit akibat kerja.  Pemecahan masalah : Pengadaan alat/kursi, untuk seluruh para pekerja dengan posisi yang ergonomis.
  • 31.
  • 32.
  • 33.
  • 34.
  • 35.
  • 36.
  • 37. “fitting the job to the worker,” including: Work stations Tools Equipment
  • 38.
  • 39. SARAN  Overexertion  Memperbaiki sistem sirkulasi udara di ruangan  Bodily reaction  Memberikan kursi dan sandaran yang sesuai dengan masing masing pekerja  Repetitive motion melakukan peregangan secara berkala
  • 40. GIZI KERJA Program pemenuhan gizi tenaga kerja, kantin, atau ruang makan Tidak disediakan makan untuk tenaga kerja, uang makan dimasuukan kedalam gaji sehingga tenaga kerja membawa sendiri atau dapat membeli makanan yang dapat tersedia di kantin kerja Karena makanan yang tidak disediakan oleh catering perusahaan sehingga ada kemungkinan nutrisi yang dapat oleh setiap pekerja tidak sesuai dengan kebutuhan kalori sesuai dengan pekerjaanya yang dapat menyebabkan berkurangnya produktivitas tenaga kerja Belum ada Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. SE. 01/Men/1979 tentang pengadaan kantin dan ruang makan Menyediakan makanan bagi tenaga kerja, uang makan tidak dimasukkan ke dalam gaji karena tidak semua tenaga kerja mrnggunakan uang tersebut untuk membeli makanan yang sesuai dengan kebutuhan gizi Unit Kerja Hasil Pengamatan Dampak Yang Dapat Terjadi Upaya Perusahaan Standar/PP Pemecahan Masalah
  • 41. 10 PENYAKIT TERSERING 10 Penyakit tersering pada perusahaan Dari hasil tanya jawab dengan pekerja, didapatkan beberapa penyakit yang sering terjadi pada pekerja antara lain: myalgia, ISPA, sakit kepala, alergi, maag, diare, demam, sakit perut, sakit gigi dan keluhan telinga Produktivitas pekerja dapat menurun bla pekerja sering sakit Belum ada Permenakertrans No Per. 01/Men/1981 tentang kewajiban lapor penyakit akibat kerja Keputusan menteri tenaga kerja No. 333 tahun 1989 tentang diagnosis dan laporan penyakit akibat kerja Program pelayanan kesehatan promotif dan preventif harus lebih diupayakan Unit Kerja Hasil Pengamatan Dampak Yang Dapat Terjadi Upaya Perusahaan Standar/PP Pemecahan Masalah
  • 42. PENYAKIT AKIBAT KERJA Penyakit Akibat Kerja yang Terjadi Tidak ada data rinci mengenai PAK yang terjadi, karena keterbatasan SDM Tidak adanya bukti otentik bahwa program P2K3 telah dilaksanakan Belum ada UU no. 1 th 1970 tentang keselamatan kerja Memulai rekap data dalam hal PAK yang terjadi sehingga tindakan yang sesuai dapat dilakukan sedini mungkin Unit Kerja Hasil Pengamatan Dampak Yang Dapat Terjadi Upaya Perusahaan Standar/PP Pemecahan Masalah
  • 43. P3K P3K Tidak terdapat ruang P3K. Terdapat kotak P3K (jumlah tidak diketahui) yang seluruhnya disimpan di dalam gudang Keterlambatan atau hambatan dalam pertolongan pertama pada kecelakaan Belum ada Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi Republik Indonesia Nomor: PER.15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Di Tempat Kerja Pada kunjungan kali ini, peneliti tidak dapat mengakses unit P3K di gudang. Diharapkan pada inspeksi berikutnya lebih diperhatikan tentang pengadaan ruang P3K dan juga jenis kotak P3K yang ada Terdapat panitia K3, dimana usaha K3 seluruhnya dilakukan anggota kepanitiaan tersebut, yang juga merangkap dari pekerja pabrik Dapat terjadi keterlambatan, kesalahan ataupun kekeliruan dalam memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan kerja Belum ada Mengisi unit P3K dengan unit yang terlatih, memiliki sertifikat pelatihan, serta memberikan pelatihan K3 secara berkala kepada seluruh pekerja Unit Kerja Hasil Pengamatan Dampak Yang Dapat Terjadi Upaya Perusahaan Standar/PP Pemecahan Masalah
  • 44.
  • 45. PERSONIL KESEHATAN Personil kesehatan Tidak terdapat fasilitas kesehatan seperti klinik dengan tenaga kesehatannya. Klinik terdekat berjarak beberapa ratus meter. Rumah sakit terdekat lebih jauh lagi. Tidak ada pelayanan kesehatan yang memadai karena tidak adanya tenaga kesehatan dengan akses cepat Belum ada - Peraturan menteri tenaga kerja nomor per 03/men/1982 tentang pelayanan kesehatan kerja - UU nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja Langkah yang diambil oleh pihak perusahaan hendaklah mengadakan tenaga kesehatan guna memberikan pelayanan kesehatan yang baik kepada para tenaga kerja Unit Kerja Hasil Pengamatan Dampak Yang Dapat Terjadi Upaya Perusahaa n Standar/PP Pemecahan Masalah
  • 46. KESIMPULAN  Fasilitas pelayanan kesehatan dan keselamatan kerja sangat minimal, sebetulnya dengan adanya unit panitia K3 di dalam lingkungan perusahan sudah sangat baik, namun demikian bentuk pelayanan kesehatan belumlah optimal.  Dari aspek pelayanan kesehatan, fungsi promotif belum dijalankan dan fungsi preventif yang dijalankan belum dilakukan secara optimal, hal ini dapat dilihat dari lingkungan kerja dengan fasilitas kesehatan yang kurang memadai dan juga ketidak patuhan tenaga kerja dalam penggunaan APD. Untuk pelayanan kuratif dan rehabilitative juga kurang.  Dari aspek pencegahan HIV, AIDS, dan narkoba, perusahaan masih belum menjalankan program apapun yang terkait.  Dari aspek pemeriksaan kesehatan. Perusahaan tidak menjalankan pemeriksaan awal untuk menyaring tenaga kerja yang masuk. Pemeriksaan berkala dan khusus masih belum dilakukan.
  • 47. KESIMPULAN  Dari aspek ergonomi, kursi, sikap bekerja, cara kerja masih belum sesuai dengan prinsip ergonomis.  Dari aspek pemenuhan gizi pekerja, pekerja hanya diberi uang makan yang sudah termasuk dalam gaji bulanan. Perusahaan tidak memiliki kantin maupun ruang makan.  Beberapa penyakit yang sering terjadi antara lain myalgia, gastritis, diabetes mellitus, dan ISPA.  Belum ada data terhadap penyakit akibat kerja selama ini. Kecelakaan kerja terjadi sekali satu tahun yang lalu, namun tidak ada lagi data yang lebih jauh atau terjamin  Perusahaan tidak memiliki ruang P3K, terdapat kotak P3K yang disimpan di gudang, dan memiliki panitia K3 yang terdiri dari pekerja di pabrik tersebut
  • 48. SARAN  Mempekerjakan tenaga kesehatan yang terlatih menjadi penanggung jawab pelayanan kesehatan dan keselamatan kerja dan diupayakan pengadaan serta perbaikan fasilitas kesehatan  Dilakukan pembinaan kesehatan dan keselamatan kerja kepada tenaga kerja minimal 1 bulan sekali.  Dilakukan pemasangan media iklan berupa poster atau sejenisnya untuk mengingatkan tenaga kerja akan pentingnya kesehatan dan keselamatan dalam bekerja serta melengkapi sarana APD bagi tenaga kerja  Melakukan peregangan disela sela waktu bekerja  Menjadwalkan dan melakukan penyuluhan tentang narkoba dan HIV secara berkala
  • 49. SARAN  Re-sosialisasi tentang pentingnya memeriksaan kesehatan kepada para karyawan  Pengadaaan alat kerja yang sesuai dengan prinsip-prinsip ergonomi  Menyediakan makanan untuk tenaga kerja  Perlu disediakan ruang makan atau kantin untuk makan agar tenaga kerja dapat makan dan beristirahat di tempat yang seharusnya  Program pelayanan kesehatan promotive dan preventif harus lebih diupayakan  Memulai rekap data dalam hal PAK yang terjadi sehingga tindakan yang sesuai dapat dilakukan sedini mungkin.  Mengisi unit P3K dengan unit yang terlatih dan memiliki sertifikat pelatihan  Mengadakan tenaga kesehatan guna membantu perusahaan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang baik kepada para tenaga kerja