Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran keterampilan menyimak dan berbicara. Ia menjelaskan pengertian dan tahapan menyimak, jenis-jenis menyimak, serta faktor yang mempengaruhinya. Dokumen ini juga membahas tentang pengertian berbicara, faktor yang mempengaruhinya, dan beberapa metode berbicara seperti berbicara satu arah dan dua arah.
Tugas individu perspektif pendidikan Modul 10Septi Dewi
SARANA PRASARANA DAN KETERJANGKAUAN WILAYAH
Seperti yang telah kita ketahui bersama, selain terbatasnya tenaga guru, kendala proses belajar-mengajar yang selama ini ditemukan adalah kurang memadainya sarana dan prasarana penunjang yang ada. Bagi yang kebetulan mengajar di daerah yang secara geografis terpencil, mungkin saat ini Anda merasakan bahwa apa yang disampaikan merupakan kenyataan yang setiap hari Anda temukan. Bagi yang mengajar di tempat yang telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang, berikut adalah contoh yang layak untuk direnungkan bagaimana proses pembelajaran yang semestinya dilakukan. Untuk memperjelas pemahaman Anda, perhatikan contoh-contoh berikut ini
METODE PEMBELAJARAN
Beberapa guru mengajarkan bukan bidang yang dikuasainya. Misalnya guru Agama mengajarkan Bahasa Inggris
Masih banyak guru yang mengajar hanya menggunakan model yang itu-itu saja, karena kurang menguasai berbagai model pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan anak
Guru mengajar lebih senang dengan caranya sendiri dan kurang memperhatikan yang disenangi anak
Ketidakmerataan Guru
Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual adalah salah satu strategi pembelajaran yang berhubungan dengan:
PAKEM
Pembelajaran Kooperatif dan Kolaboratif
Tujuan pembelajaran ini adalah hasil belajar akademik siswa meningkat, siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya dan pengembangan keterampilan sosial
PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT
BADAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MALIGANO
KECAMATAN MALIGANO KABUPATEN MUNA
PERIODE JULI 2016
Karya Tulis
Tugas individu perspektif pendidikan Modul 10Septi Dewi
SARANA PRASARANA DAN KETERJANGKAUAN WILAYAH
Seperti yang telah kita ketahui bersama, selain terbatasnya tenaga guru, kendala proses belajar-mengajar yang selama ini ditemukan adalah kurang memadainya sarana dan prasarana penunjang yang ada. Bagi yang kebetulan mengajar di daerah yang secara geografis terpencil, mungkin saat ini Anda merasakan bahwa apa yang disampaikan merupakan kenyataan yang setiap hari Anda temukan. Bagi yang mengajar di tempat yang telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang, berikut adalah contoh yang layak untuk direnungkan bagaimana proses pembelajaran yang semestinya dilakukan. Untuk memperjelas pemahaman Anda, perhatikan contoh-contoh berikut ini
METODE PEMBELAJARAN
Beberapa guru mengajarkan bukan bidang yang dikuasainya. Misalnya guru Agama mengajarkan Bahasa Inggris
Masih banyak guru yang mengajar hanya menggunakan model yang itu-itu saja, karena kurang menguasai berbagai model pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan anak
Guru mengajar lebih senang dengan caranya sendiri dan kurang memperhatikan yang disenangi anak
Ketidakmerataan Guru
Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual adalah salah satu strategi pembelajaran yang berhubungan dengan:
PAKEM
Pembelajaran Kooperatif dan Kolaboratif
Tujuan pembelajaran ini adalah hasil belajar akademik siswa meningkat, siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya dan pengembangan keterampilan sosial
PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT
BADAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MALIGANO
KECAMATAN MALIGANO KABUPATEN MUNA
PERIODE JULI 2016
Karya Tulis
dari berbagai sumber
HTTP://WWW.M-EDUKASI.WEB.ID/2012/06/LANGKAH-LANGKAH-PENGGUNAAN-MEDIA.HTML
HTTP://WWW.M-EDUKASI.WEB.ID/2013/02/PEMILIHAN-MODEL-PEMBELAJARAN-SEBAGAI.HTML
HTTP://WWW.M-EDUKASI.WEB.ID/2012/06/LANGKAH-LANGKAH-PENGGUNAAN-MEDIA.HTML
HTTP://WWW.M-EDUKASI.WEB.ID/2012/06/KELEBIHAN-MUTIMEDIA-DALAM-PEMBELAJARAN.HTML
http://belajarpsikologi.com/pengertian-media-pembelajaran/
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/04/10-fungsi-media-pembelajaran.html
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/04/ciri-media-pembelajaran.html
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/04/ciri-media-pembelajaran.html
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/01/prinsip-memilih-media-pembelajaran.html
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama satuan pendidikan : SMA …
Mata pelajaran : Bahasa Inggris
Kelas/semester : XII/2
Materi pokok : Lagu
Alokasi waktu : 2X 2 JP
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi:
1.1. Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar Komunikasi internasional yang diwujudkan dalam semangat belajar.
1.1.1. Merasa senang dalam mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar komunikasi internasional.
1.1.2. Bersemangat dalam melaksanakan setiap kegiatan pada pembelajaran bahasa Inggris
2.1. Menunjukkan perilaku santun dan peduli dalam melaksanakan Komunikasi interpersonal dengan guru dan teman.
2.1.1. Menyapa guru dan teman menggunakan bahasa Inggris dengan santun.
2.1.2. Menunjukkan perilaku santun dalam menyanyikan sebuah lagu
2.2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan Komunikasi transaksional dengan guru dan teman.
2.2.1. Berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
2.2.2. Menyelesaikan tugas bahasa Inggris mengenai lagu tepat waktu
2.3. Menunjukkkan perilaku tanggung jawab, peduli, kerjasama, dan cinta damai, dalam melaksanakan komunikasi fungsional.
2.3.1. Menjawab sapaan guru dan teman menggunakan bahasa Inggris dengan santun dan benar.
2.3.2. Menyelesaikan tugas yang menjadi bagaiannya dalam kerja kelompok.
3.11. Memahami fungsi sosial dan unsur kebahasaan dalam lagu.
3.11.1 Mengidentifikasi fungsi sosial dalam lagu.
3.11.2 Menentukan tujuan komunikatif lagu.
3.11.3. Mengidentifikasi kata, ungkapan dan tata bahasa dalam karya seni berbentuk lagu.
3.11.4. Mengidentifikasi unsur kebahasaan dalam lagu.
3.11.5. Menjelaskan fungsi sosial dalam lagu.
3.11.6. Menjelaskan unsur kebahasaan dalam lagu.
3.11.7. Mengucapkan kosa kata dalam lagu dengan pengucapan yang benar.
3.11.8. Mengartikan kosa kata da
2. A. Pengertian menyimak
B. Pembelajaran keterampilan
menyimak
C. Pembelajaran keterampilan
berbicara
3. Menyimak
Tarigan (1989:) Menyimak adalah suatu
proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang
lisan dengan penuh perhatian,
pemahaman, apresiasi, serta interpretasi
untuk memperoleh informasi merangkap
mengenai isi, serta memahami makna
komunikasi yang tidak disampaikan oleh si
pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan
4. Tahapan Menyimak
1. tahap mendengar (hearing)
2. Tahap mengindentifikasi
(indetification)
3. tahap memahami (understanding)
4. tahap menginterpretasi (interpreting)
5. tahap mengevaluasi (evaluating)
6. tahap menanggapi (responding)
6. Jenis-jenis menyimak
1. Menyimak pasif: dilakukan dengan sengaja namun belum
sepenuhnya memperhatikan suara yang disimak hanya
sebagai pengiring atau pendamping kegiatan lain yang lebih
fokus.
2. Menyimak apresiatif: dilakukan dengan sengaja dengan
tujuan untuk dapat menikmati suatu hiburan atau pagelaran
maupun suatu penemuan dalam pemecahan masalah yang
baru, orisinil yang disajikan dengan sangat menarik dan
imajinatif.untuk menarik perhatian dan emosi penikmatnya
7. Jenis-jenis menyimak
3. Menyimak atentif pada jenis ini peserta dituntut untuk benar-benar
memahami dan berkonsentrasi penuh untuk dapat
memahami simakan.
4. Menyimak analistis ialah menyimak yang terjadi jika penyimak
mempertimbangkan pesan yang diterimanya serta
mempertentangkannya jika tidak sesuai dengan pengetahuan
dan pengalamannya
5. Menyimak kritis : menilai dengan teliti informasi dari pembicara
untuk menentukan kebenarannya
8. Menyimak SD
Tarigan (1983: 22) membagi jenis
mendengarkan atas dua jenis yaitu
(a) mendengarkan ekstensif, dan
(b) mendengarkan intensif.
1. Mendengarkan Ekstensif: adalah proses
mendengarkan yang dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari, seperti: mendengarkan
siaran radio, televisi, percakapan orang di
pasar, pengumuman, dan sebagainya. Ada
empat jenis kegiatan mendengarkan ekstensif
yang meliputi mendengarkan sekunder,
sosial, estetika, dan pasif.
9. Menyimak SD
Empat jenis kegiatan mendengarkan:
1) Mendengarkan sekunder: proses mendengarkan
yang terjadi secara kebetulan. Misalnya,
seseorang sedang membaca suatu bacaan sambil
mendengarkan percakapan orang lain, siaran
radioatau yang lainnya.
2) Mendengarkan sosial proses mendengarkan yang
dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupan
sosial atau di tempat umum seperti di pasar,
terminal, stasiun, kantor pos, atau di tempat yang
umum lainnya.
10. Menyimak SD
3) Mendengarkan estetika atau mendengarkan
apresiatif yaitu proses mendengarkan untuk
menikmati dan menghayati keindahan misalnya;
mendengarkan pembacaan puisi, rekaman drama,
cerita, lagu, dan yang sejenisnya.
4) Mendengarkan pasif adalah proses
mendengarkan suatu yang dilakukan tanpa
sadar. Misalnya, kita tinggal di suatu daerah
yang menggunakan bahasa daerah.
11. Menyimak SD
2. Mendengarkan intensif adalah
prosesmen dengarkan yang
dilakukan dengan sungguh-sungguh
dengan konsentrasi
yang tinggi untuk menangkap,
memahami, dan mengingat
informasinya.
12. Menyimak SD
3. Mendengarkan estetika atau mendengarkan
apresiatif yaitu proses mendengarkan untuk
menikmati dan menghayati keindahan misalnya;
mendengarkan pembacaan puisi, rekaman drama,
cerita, lagu, dan yang sejenisnya.
4. Mendengarkan pasif adalah proses
mendengarkan suatu yang dilakukan tanpa sadar.
Misalnya, kita tinggal di suatu daerah yang
menggunakan bahasa daerah.
13. Berbicara
Berbicara dapat diartikan berkomunikasi antara
sesama manusia, mengatakan pendapat,
menyampaikan maksud dan pesan, mengungkapkan
perasaan, dalam segala kondisi emosional dan lain
sebagainya.
Dalam pembelajaran kegiatan berbicara memegang
peranan penting. guru yang menjelaskan materi
lebih banyak menggunakan bahasa lisan. siswa
dalam menjawab pertanyaan, sering dilakukan
secara lisan
14. Faktor yang mempengaruhi berbicara
1. Kebahasaan
a. ketepatan ucapan,
b. penempatan tekanan (nada),
c. pilihan kata (diksi),
d. ketepatan sasaran pembicaraan
15. Faktor yang mempengaruhi berbicara
2. Non Kebahasaan
a. Sikap yang wajar, tenang, dan tidak kaku;
b. Pandangan harus diarahkan kepada lawan
bicara;
c. Kesediaan menghargai pendapat orang lain;
d. Gerak-gerik dan mimik yang tepat;
e. Kenyaringan suara;
f. Kelancaran;
g. Relevansi/penalaran;
h. Penguasaan topik.
16. Bebicara Dua Arah
Diskusi: komunikasi dua arah, berpikir bersama
Manfaat:
1. Melaksanakan sikap demokratis
2. Melatih toleransi
3. Mengembangkan kebebasan pribadi
4. Menambah pengetahuan
5. Menguji kebenaran pemikiran
17. Bebicara Satu Arah
Beberapa metode pidato:
1. Metode serta-merta / impromptu: mendadak,
improvisasi, tanpa persiapan
2. Metode menghafal: ditulis secara lengkap dan
dihafalkan
3. Metode naskah: membaca naskah yang sudah
dipersiapkan, dipakai dalam suasana yang
sangat formal
4. Metode ekstemporan: metode jalan tengah atau
menggabungkan berbagai metode.
18. Berbicara Efektif
Menjadi Pembicara Efektif Mencakup Tiga Hal:
1. Sikap pembicara: wajar , tidak kaku, tidak
angkuh, tidak pesimis, ekspresi wajah sesuai
situasi, kontak dengan audiens,
memperhatikan etika dan sopan
santun.
19. Berbicara Efektif
2. Struktur pembicaraan
Pendahuluan: salam/sapaan untuk audiens,
ucapan terimakasih, orientasi umum
pembicaraan untuk mengajak hadirin menyimak
materi. Inti pembicaraan: penyampaian ide-ide
secara rinci, menarik dan sistematis. Penutup:
simpulan/rangkuman ide- ide agar diingat,
anjuran/ajakan, salam penutup.
3. Bahasa: baik dan benar, juga mencakup kefasihan,
lafal, intonasi, kecepatan berbicara, pilihan kata, tata
kalimat.
20. Berbicara Efektif
Beberapa tambahan untuk menjadi pembicara yang
baik:
1. Kuasai masalah.
2. Kuasai alat bantu: bagan, slide, video, alat,
peraga, dll.
3. Pelajari situasi dan kondisi tempat presentasi
4. Perhatikan latar belakang peserta / pendengar.
5. Jaga tata krama / bahasa tubuh.
6. Antisipasi pertanyaan bila ada sesi tanya
jawab.
21. Membangun Diskusi yang Partisipatif
Tugas ketua atau moderator (fasilitator)
1. Sebelum diskusi: berunding dengan peserta tentang
masalah, waktu, aturan main, target, memfasilitasi tugas.
2. Pada pembukaan: memotivasi suasana demokratis,
menjelaskan sasaran dengan jelas dan ringkas.
3. Pada saat diskusi : mengatur lalu lintas diskusi sehingga:
- tiap peserta berpartisipasi dan bertanggung jawab
- ada interaksi antarpeserta
- peserta tidak berbicara berkepanjangan
- moderator tidak memonopoli pendapat/
pembicaraan
22. Membangun Diskusi yang Partisipatif
- tidak berat sebelah
- mengenali tipe watak peserta dan mencari solusinya
- memperhatikan waktu
- menjaga agar diskusi tidak menyimpang dari fokus
- sabar, menghargai perbedaan pendapat untuk
mengembangkan alternatif dan pengembangan pemikiran.
4. Pada saat penutup
- menarik intisari pembicaraan, membuat kesimpulan dan
mengaitkan kembali dengan target awal.
- mengucapkan terima kasih
Tugas Peserta Diskusi
- mempersiapkan materi pembicaraan
- aktif dalam diskusi dan ikut mengembangkan pemikiran
- bertanggung jawab terhadap proses diskusi
- membantu ketua bila diskusi macet / kurang fokus bahkan
menemui jalan buntu.
23. Beberapa Contoh Berbicara Dua Arah
1. Diskusi dengan buzz grup: ada diskusi dalam kelompok besar
(pleno) dan dibagi lagi dalam kelompok kecil-kecil.
2. Diskusi panel: diskusi antara beberapa panelis (4-6 orang),
dipandu oleh moderator, dihadiri oleh banyak peserta. Ciri:
- bertujuan memberi pemahaman kepada peserta
- pendapat panelis lebih dominan
- peserta menanggapi seizin moderator
3. Seminar: pertemuan / persidangan untuk membahas suatu
masalah (berbagai disiplin ilmu atau masalah sosial dalam
masyarakat) di bawah pimpinan ketua sidang.
Ciri: ada tukar pikiran antara pemrasaran dan peserta
24. Beberapa Contoh Berbicara Dua Arah
4. Simposium pertemuan untuk mendiskusikan sekumpulan pendapat
mengenai topik tertentu dari beberapa pakar, disusul pertanyaan dari
peserta, dipandu oleh seorang moderator. Ciri:
- pembicara adalah para ahli dengan pandangan yang berbeda
- pembicara diberi kesempatan berbicara selama 5-20 menit bergantian.
- selanjutnya peserta diberi kesempatan memberikan tanggapan
untuk salah satu pakar
- diskusi terjadi antara peserta dan pembicara bukan antar pembicara.
5. Debat: pembicaraan dua pihak yang berbeda pendapat dalam sebuah
organisasi seblum diadakan pemungutan suara untuk menentukan
kebijakan. Tujuannya agar pihak yang tidak setuju dapat berubah sikap.
Syarat: - mempunyai keahlian untuk secara cepat menangkap pokok
pikiran dan arah pikiran pihak lain
- cepat merumuskan argumen yang logis.