Tasawuf adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihkan akhlaq, membangun dhohir dan batin, untuk memperoleh kebahagiaan abadi.
Tasawuf adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihkan akhlaq, membangun dhohir dan batin, untuk memperoleh kebahagiaan abadi.
Pandangan kesantunan dalam kajian pragmatik diuraikan oleh beberapa ahli. Diantaranya adalah Leech, Robin Lakoff, Bowl dan Levinson. Prinsip kesantunan memiliki beberapa maksim, yaitu maksim kebijaksanaan (tact maxim), maksim penerimaan (approbation maxim), maksim kerendah hatian (modesty maxim), dan maksim kesimpatian (sympathy maxim). Prinsip kesopanan ini berhubungan dengan dua peserta percakapan, yakni diri sendiri (self) dan orang lain (other). Diri sendiri adalah penutur, dan orang lain adalah lawan tutur (Dewa Putu Wijana, 1996).
Maksim merupakan kaidah kebahasaan di dalam interaksi lingual; kaidah-kaidah yang mengatur tindakannya, penggunaan bahasanya, dan interpretasi-interpretasinya terhadap tindakan dan ucapan lawan tuturnya. Selain itu maksim juga disebut sebagai bentuk pragmatik berdasarkan prinsip kerja sama dan prinsip kesopanan. Maksim-maksim tersebut menganjurkan agar kita mengungkapkan keyakinan-keyakinan dengan sopan dan menghindari ujaran yang tidak sopan
Pandangan kesantunan dalam kajian pragmatik diuraikan oleh beberapa ahli. Diantaranya adalah Leech, Robin Lakoff, Bowl dan Levinson. Prinsip kesantunan memiliki beberapa maksim, yaitu maksim kebijaksanaan (tact maxim), maksim penerimaan (approbation maxim), maksim kerendah hatian (modesty maxim), dan maksim kesimpatian (sympathy maxim). Prinsip kesopanan ini berhubungan dengan dua peserta percakapan, yakni diri sendiri (self) dan orang lain (other). Diri sendiri adalah penutur, dan orang lain adalah lawan tutur (Dewa Putu Wijana, 1996).
Maksim merupakan kaidah kebahasaan di dalam interaksi lingual; kaidah-kaidah yang mengatur tindakannya, penggunaan bahasanya, dan interpretasi-interpretasinya terhadap tindakan dan ucapan lawan tuturnya. Selain itu maksim juga disebut sebagai bentuk pragmatik berdasarkan prinsip kerja sama dan prinsip kesopanan. Maksim-maksim tersebut menganjurkan agar kita mengungkapkan keyakinan-keyakinan dengan sopan dan menghindari ujaran yang tidak sopan
SKRIPSI BAHASA ARAB tentang hubungan antara lingkungan dan muhadasah dalam bahasa arab
SKRIPSI BAHASA ARAB tentang hubungan antara lingkungan dan muhadasah dalam bahasa arab
SKRIPSI BAHASA ARAB tentang hubungan antara lingkungan dan muhadasah dalam bahasa arab
Rpp bahasa arab kelas X 1 - 2. K 2013
Rpp bahasa arab kelas X 1 - 2. K 2013
Rpp bahasa arab kelas X 1 - 2. K 2013
Rpp bahasa arab kelas X 1 - 2. K 2013
Ini materi yang saya dapat dari dosen PKI (Penulisan Karya Ilmiah) saya ketika masih kuliah. di slidenya tidak ada keterangan penulisnya. jadi saya anggap ini anonim. overall isinya cakep banget buat kamu-kamu yang kuliah jurusan bahasa.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
Metode pembelajaran istima' wal kalam
1. METODE PEMBELAJARAN ISTIMA’ WAL KALAM
Kelompok 7:
Robithu Zulfahmi (33)
Sheena Mulankova (34)
Sherlly Mellynda. K (35)
Sulthan Aidhar. M (36)
Vini Fakhriyani. U (37)
2. Metode Pembelajaran Istima’ (Listening)
A. Konsep Menyimak (mendengarkan)
1. Pengertian Menyimak
Keterampilan menyimak merupakan bagian dari keterampilan berbahasa yang
sangat esensial, sebab keterampilan menyimak merupakan dasar untuk menguasai
suatu bahasa. Mendengarkan atau menyimak merupakan proses menangkap pesan
atau gagasan yang disajikan melalui ujaran. Mendengarkan adalah salah satu
keterampilan berbahasa yang sangat penting, disamping membaca, berbicara, dan
menulis. Komunikasi tidak akan dapat berlangsung dengan lancar tanpa
keterampilan Mendengarkan.
“Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi
bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang
terkandung di dalamnya”. (Dante Damawansa)
Selanjutnya “menyimak adalah suatu proses penulisan bahasa yang dimaknai
ke dalam pikiran (Listening the process by which spoken language is converted to
meaning in the mind). Jika demikian, maka menyimak adalah proses bahasa yang
terdiri dari bunyi-bunyi yang dimaknai atau dipahami yang diproses lewat pikiran
atau syaraf pendengaran seseorang”.(Urbana)
3. Sebagai salah satu keterampilan reseptif, keterampilan menyimak menjadi
unsur yang harus lebih dahulu di kuasai oleh pelajar. Memang secara alamiah
manusia memahami bahasa orang lain lewat pendengaran, maka dalam pandangan
konsep tersebut, keterampilan berbahasa asing yang harus didahulukan adalah
menyimak, sedangkan membaca adalah kemampuan memahami yang berkembang
pada tahap selanjutnya.
2. Tujuan Menyimak
a. Mengetahui bunyi pelafalan bahasa arab dan dapat membedakannya yang
meliputi perbedaan fhonnetik yang diucapkan ketika menggunakanya dalam
muhadatsah pada umumnya dan mengucapkannya dengan baik.
b. Mengetahui perbedaan harkat yang panjang dan yang pendek serta
membedakannya.
c. Membedakan antara huruf-huruf yang berdekatan dalam pengucapannya.
d. Mengetahui segala penempatan huruf yang berangkap ,tasydid, tanwin dan dapat
membedakannya.
e. Mengetahui perhubungan antar rumus fhonetik dan rumus teks.
f. Mendengarkan bahasa arab bukan menelaah pola gramatikal dalam susunan
bahasa.
4. g. Mendengarkan kalimat dan mengerti kesalahan dalam jalannya alur muhadasah
pada umumnya.
h. Menemukan beberapa ibarat dari ma’na yang berbeda-beda dari pemindahan
kosa kata dan pemindahanya didalam satu kalimat ( ma’na istiqoqyi)
i. Memahami penggunaan shigat kalam yang digunakan dalam susunan kalimat
yang digunakan dalam menunjukan ma’na.
j. Memahami penggunaan mu’anas ,mudzakar ,bilangan, beberapa waktu dan
beberapa kata predikat dalam menunjukan suatu ma’na.
k. Memahami beberapa ma’na yang dari segi perbedaannya didalam bahasa arab.
l. Menemukan asal kosa kata huruf ditunjukkan dalam bahasa arab dari bahasa
lainnya pada bahasa yang digunakan oleh seorang pelajar di dalam bahasa
negaranya.
m. Mengetahui segala hal yang dikatakan orang yang berbicara dari baik dan
benarnya suatu perkataan.
n. Menemukan macam perkataan pekerjaan dalam wacana secara tepat dan dapat
menjawab dengan benar.
o. Mengambil segala manfaat dari setiap aspek pada pengaplikasian sehari-hari
dalam bahasa arab, dan memungkinkan dapat menerjemahkan dari beberapa tujuan
terhadap psikologi seseorang.
5. B. Fase Menyimak
Untuk situasi seperti di Indonesia materi menyimak bahasa asing ( khususnya
bahasa arab ) bisa disajikan dalam empat fase sebagai berikut:
1. Fase pengenalan
Pada pase ini dikenalkan bunyi-bunyi huruf arab baik yang tunggal maupun
yang sudah disambung dengan huruf lain, dalam kata-kata. Ada beberapa aspek
bunyi yang sampai saat ini terkadang menjadi masalah. Menurut hasan dan
swailih dalam mudzakarat al-daurat at-tarbawiyah diantara aspek-aspek itu
adalah:
a. Bunyi harkat pendek dan harkat panjang
علم – عالم
b. Bunyi huruf-huruf yang sepintas mirip
س-ص ، ح- هـ ، أ-ع
c. Bunyi huruf yang bertasydid
استقـ ر - يستقـ ر
d. Bunyi huruf bertanwin
هذا كتابٌ جديدٌ، هو تلميدٌ
6. 2. Fase pemahaman permulaan
Pada fase ini pelajar diajak untuk memahami pembicaraan sederhana yang di
lontarkan oleh guru tanpa respon lisan, tetapi dengan perbuatan.
a. Melakukan perintah secara fisik
اجلس = duduklah
b. Bereaksi pada seruan
أرجوكم أن تسمعوا اليه = harap semua menyimaknya
3. Fase pemahaman pertengahan
Fase ini pelajar di beri pertanyaan- pertanyaan secara lisan atau tertulis,
sementara kegiatan yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut: guru membacakan
bacaan pendek atau memutar rekaman . setalah itu guru memberikan pertanyaan
mengenai isi bacaan atau rekaman tersebut.
4. Fase pemahaman lanjutan
Pada fase ini para pelajar diberi latihan untuk mendengarkan berita-berita
dari radio atau televisi, setelah itu mereka ditugaskan untuk membuat ringkasan
berbahasa arab yang mereka kuasai tentang inti pembicaraan”. (Acep Hermawan,
2011: 132)
7. C. Jenis-jenis menyimak
1. Menyimak Ekstensif
Menyimak ekstensif memiliki beberapa tipe sebagi berikut:
a. Menyimak sekunder
Menyimak sekunder yaitu kegiatan menyimak yang dilakukan ketika kita
sedang mendengar suatu berita yang dianggap penting
b. Menyimak sosial
Menyimak sosial yaitu kegiatan menyimak yang menekankan pada faktor-faktor
sosial dan tingkatan dalam masyarakat
c. Menyimak estetika
Menyimak estetika yaitu menyimak apresiatif untuk menikmati dan
menghayati suatu bahan simakan, biasanya berhubungan dengan bahan simakan
sastra
d. Menyimak pasif
Menyimak pasif yaitu kegiatan menyimak yang mendengarkan suatu bahasan
tanpa upaya sadar. Misalnya orang yang menyimak dan mendengarkan
pembicaraan dalam bahasa asing, sehingga lama-lama akan paham dan dapat
menggunakan bahasa tersebut. Jenis kegiatan menyimak ekstensif yang berkaitan
dengan hal-hal umum dan bebas terhadap suatu bahasa tanpa bimbingan guru.
(Tarigan 1994:35 )
8. 2. Menyimak Intensif
Ada beberapa jenis kegiatan menyimak intensif, diantaranya adalah:
a. Menyimak kritis
Menyimak kritis adalah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan
sungguh sungguh untuk memberikan penilaian secara obyektif. Caranya adalah
dengan:
a) mengamati ketepatan ujaran pembicara
b) mencari jawaban atas pertanyaan mengapa menyimak
c) dapatkah penyimak membedakan antara fakta dan opini menyimak
d) dapatkah mengambil kesimpulan dari hasil menyimak
e) dapatkah penyimak menafsirkan idiom, ungkapan, atau majas dalam bahan
simakan.
9. b. Menyimak konsentratif
Menyimak konsentratif adalah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh
perhatian untuk memperoleh pemahaman yang baik terhadap informasi yang
diperdengarkan. Tujuannya adalah:
a) mengikuti petunjuk-petunjuk
b) mencari hubungan antar unsur
c) mencari hubungan kuantitas dan kualitas dalam sutau komponen
d) mencari butir-butir informasi penting
e) mencari urutan penyajian bahan simakan
f) mencari gagasan utama bahan simakan.
c. Menyimak Eksploratif
Menyimak eksploratif adalah kegiatan menyimak untuk mencari informasi-infromasi
baru, tujuannya adalah:
a) menemukan gagasan baru
b) menemukan informasi baru
c) menemukan topik baru
d) menemukan unsur-unsur bahasa yang bersifat baru
10. d. Menyimak Introgatif
Menyimak yang bertujuan memperoleh informasi dengan mengajukan
pertanyaan yang diarahkan pada pemerolehan informasi Menyimak Kreatif
Menyimak kreatif adalah menyimak yang bertujuan mengembangkan daya imajinasi
dan kreativitas pembelajar.
D. Metode Pembelajaran Menyimak (Istima)
Pembelajaran menyimak ada dua macam, yaitu: pertama, menyimak untuk
keperluan pengulangan. Menyimak dalam model ini menuntut mahasiswa untuk
menyimak teks kemudian mengulang dari apa yang didengarnya. Kedua, menyimak
untuk keperluan memahami teks dengan baik, dapat membedakan mana ide pokok
dan mana ide tambahan, dapat memahami alur cerita dalam teks dan sebagainya.
Strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran menyimak adalah sebagai berikut:
1. Ta’lim Muta’awin
Strategi ini memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk saling berbagi hasil
belajar dari materi yang sama dengan cara berbeda dengan membandingkan catatan
hasil belajar.
11. 2. Talkhis Magza
Metode ini dapat menguji kemampuan menyimak mahasiswa terhadap isi cerita.
Jawaban mahasiswa terhadap pertanyaan (apa, bagaimana, mengapa, kapan, dimana)
yang kemudian disintesiskan ke dalam suatu kalimat singkat, padat, dan jelas sehingga
dapat menumbuhkan proses berfikir kreatif kritis terhadap topik yang diberikan.
3. Istima’ Mutabadil
Metode ini dapat mengiringi mahasiswa untuk tetap konsentrasi dan terfokus
pada materi perkuliahan yang sedang disampaikan. Ia berguna untuk membentuk
kelompok-kelompok yang bertanggung jawab pada tugas yang terkait dengan materi.
4. Istima’ al-Aghani
Metode ini membantu mahasiswa untuk selalu tanggap dengan cermat, dan tepat
dalam memahami dan memaknai syair dan dinyanyikan.
5. Istima’ al-Ma’lumat au al-Akhbar
Pada metode ini, konsentrasi mahasiswa akan terfokus untuk tetap utuh meskipun
dalam rentang waktu yang cukup lama.Mahasiswa dapat menyimak dengan seksama
sebuah informasi sambil mendalami, keruntutan bahasanya, dan tingkat
komunikasinya.
6. Istima’ al-Musykilat
Metode ini digunakan untuk meningkatkan rasa empati mahasiswa pada
sesamanya. Mahasiswa dapat memahami keluh kesah mahasiswa yang lain dan
menawarkan solusi edukatif dalam penyelesaiannya.
12. Metode pembelajaran Al Kalam
A. Aktivitas Maharah Al Kalam
Keterampilan berbicara (maharah al kalam / speaking skill) adalah
kemampuan mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengespresikan pikiran berupa ide,pendapat,ke inginan,atau perasaan kepada
mitra bicara. secara umum keterampilan berbicara betujuan agar para pelajar
mampu berkomunikasi lisan secara baik dan wajar dengan bahasa yang mereka
pelajari.
Dalam mencapai kepandaian berkomunikasi diperlukan aktivitas-aktivitas,
yakni:
1. Latihan Prakomunikatif
Pada latihan ini, keterlibatan guru lebih banyak dari pada murid
2. Latihan Komunikatif
Pada latihan ini, lebih mengandalkan kreativitas para pelajar
13. B. Teknik Latihan Prakomunikatif
Latihan pra komunikatif tidak berarti bahwa latihan-latihan yang dilakukan belum
komunikatif, tetapi dimaksudkan untuk membekali para pelajar dengan kemampuan
dasar dalam berbicara yang sangat diperlukan ketika terjun di lapangan, seperti latihan
penerapan pola dialog, kosa kata, kaidah, mimik muka, dan sebagainya. Pada tahap ini,
keterlibatan guru dalam latihan cukup banyak, karena tentu saja setiap unsur kemampuan
yang diajarkan perlu diberi contoh.
Ada beberapa teknik yang mungkin dilakukan dalam latihan prakomunikatif, yaitu:
1. Dialog ( al hiwar)
2. Praktek pola
3. Karangan lisan
Adapun untuk dialog, bisa menggunakan teknik berikut:
a. Hafalan dialog
Teknik ini merupakan latihan meniru dan menghafalkan dialog-dialog mengenai
berbagai macam situasi dan kesempatan.
b. Dialog melalui gambar
Teknik ini diberikan agar para pelajar dapat memahami fakta melalui gambar yang
diungkapkan secara lisan sesuai tingkatan mereka.
c. Dialog terpimpin
Teknik ini diberikan agar para pelajar mampu melengkapi pembicaraan sesuai
dengan situasi tertentu yang di latihkan.
14. d. Dramatisasi tinadakan
Teknik ini diberikan agar para pelajar dapat mengungkapkan suatu aktivitas
secara lisan.
C. Teknik Praktek Pola
Teknik ini terdiri dari pengungkapan pola-pola kalimat yang harus diulang-ulang
secara lisan dalam bentuk tertentu sebagaimana tang diperintahkan. Dengan
kata lain, praktek pola adalah bentuk latihan praktek penyempurnaan kalimat
tertentu yang didahului oleh soal-soal yang tidak lengkap, acak, atau penambahan
yang sudah lengkap.
Yang termasuk praktek pola adalah :
a. Penambahan ( al tazyid )
b. Penyisipan ( al takhlil )
c. Substitusi ( al tabdil )
d. Integrasi ( al tadmij )
e. Menyusun ( al tartib )
f. Melengkapi kalimat ( takmil al jumlah )
Teknik karangan lisan bisa menggunakan metode muhadatsah.
15. D. Teknik Latihan Komunikatif
Latihan komunikatif adalah latihan yang lebih mengandalkan kreativitas
para pelajar dalam melakukan latihan. Pada tahap ini keterlibatan guru secara
langsung mulai dikurangi untuk memberi kesempatan kepada merega agar bisa
mengembangkan kemampuan mereka. Para pelajar pada tahap ini ditekankan
untuk lebih banyak berbicara dari pada guru. Sedangkan penyajian latihan
diberikan secara bertahap, dan dianjurkan agar materi latihan dipilih sesuai
dengan kondisi kelas.
Adapun metode yang dapat digunakan dalam latihan komunikatif adalah:
a. Percakapan kelompok
b. Bermain peran
c. Praktek ungkapan sosial
d. Praktek lapangan
e. Problem solving