Peran Guru Pendidikan Dasar dalam MendukungGLSHeru Supanji
a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
b. Agenda Nawacita Nomor 5, 6, 8
Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia (5), Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing (6), Melakukan
revolusi karakter bangsa (8).
c. RPJMN 2015-2019
Kurikulum juga perlu diselaraskan dengan kebutuhan keterampilan abad ke-21 yang ditandai oleh kesadaran global,
penumbuhan kreativitas dan inovasi, serta berbagai macam kemampuan.
d. Arahan Khusus Presiden kepada Mendikbud untuk memperkuat pendidikan karakter dan budaya
literasi masyarakat melalui gerakan literasi nasional
e. Peraturan Mendikbud Nomor 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti
Peran Guru Pendidikan Dasar dalam MendukungGLSHeru Supanji
a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
b. Agenda Nawacita Nomor 5, 6, 8
Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia (5), Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing (6), Melakukan
revolusi karakter bangsa (8).
c. RPJMN 2015-2019
Kurikulum juga perlu diselaraskan dengan kebutuhan keterampilan abad ke-21 yang ditandai oleh kesadaran global,
penumbuhan kreativitas dan inovasi, serta berbagai macam kemampuan.
d. Arahan Khusus Presiden kepada Mendikbud untuk memperkuat pendidikan karakter dan budaya
literasi masyarakat melalui gerakan literasi nasional
e. Peraturan Mendikbud Nomor 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti
Makalah pengembangan kurikulum (power point) kholikul anwar iii b staim taKholikul Anwar
Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah upaya sadar dan terancana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal memahami, mengahayati, hingga mengimani ajaran agama Islam dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungnya dengan kerukunan antar umat beragama, sehingga terwujud persatuan dan kesatuan bangsa.Pengertian tersebut, menunjukkan jika peranan PAI dalam membentuk karakter siswa memang besar sekali dan perlu perhatian serius. Namun, hingga saat ini keberadaan PAI seakan hanya menjadi formalitas saja. Hal ini karena pembelajarannya hanya seputar pada ranah kecerdasan kognitif siswa. Sehingga, dalam praktiknya siswa belum bisa mengamalkan nilai-nilai islam secara benar dan menyeluruh sesuai yang di ajarakan oleh baginda Nabi S.A.W.
Makalah pengembangan kurikulum (power point) kholikul anwar iii b staim taKholikul Anwar
Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah upaya sadar dan terancana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal memahami, mengahayati, hingga mengimani ajaran agama Islam dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungnya dengan kerukunan antar umat beragama, sehingga terwujud persatuan dan kesatuan bangsa.Pengertian tersebut, menunjukkan jika peranan PAI dalam membentuk karakter siswa memang besar sekali dan perlu perhatian serius. Namun, hingga saat ini keberadaan PAI seakan hanya menjadi formalitas saja. Hal ini karena pembelajarannya hanya seputar pada ranah kecerdasan kognitif siswa. Sehingga, dalam praktiknya siswa belum bisa mengamalkan nilai-nilai islam secara benar dan menyeluruh sesuai yang di ajarakan oleh baginda Nabi S.A.W.
Kebijakan Penerapan Kurikulum 13 Bahasa Jawa Aris Nurwanto
BERISIKAN TENTANG KEBIJAKAN PENERAPAN K 13 DAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 57 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG BAHASA, SASTRA, DAN AKSARA JAWA
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
RASIONAL KURIKULUM 2013
PPT - 1.1
2. Kurikulum menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
Pasal 1 Ayat (19) adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan
Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah
dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara
terpadu.
2
3. Standar Isi
Pendekatan dalam Penyusunan SKL
pada KBK 2004 dan KTSP 2006
Mapel 1
SKL Mapel 1
SK-KD Mapel
1
Mapel 2
SKL Mapel 2
SK-KD Mapel
2
Mapel 3
SKL Mapel 3
SK-KD Mapel
3
Mapel n
SKL Mapel n
SK-KD Mapel
n
....
....
....
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Satuan Pendidikan
SK-KD: Standar Kompetensi (Strand/Bidang) dan Kompetensi Dasar 3
4. Tantangan Internal
Tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 Standar
Nasional Pendidikan yang meliputi Standar Pengelolaan,
Standar Biaya, Standar Sarana Prasarana, Standar
Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Isi, Standar
Proses, Standar Penilaian, dan Standar Kompetensi
Lulusan.
Tantangan internal lainnya terkait dengan faktor
perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari
pertumbuhan penduduk usia produktif.
4
5. 5
STANDAR PENGELOLAAN
Manajemen Berbasis Sekolah
STANDAR PEMBIAYAAN
BOS, Bantuan Siswa Miskin, BOPTN/Bidik Misi (di PT)
STANDAR SARANA-PRASARANA
Rehab Gedung Sekolah, RKB, Penyediaan Lab dan Perpustakaan,
Penyediaan Buku
STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Peningkatan Kualifikasi & Sertifikasi, Pembayaran Tunjangan Sertifikasi, Uji
Kompetensi dan Pengukuran Kinerja
STANDAR ISI
STANDAR
KOMPETENSI
LULUSAN
STANDAR (PROSES)
PENILAIAN
STANDAR PROSES
(PEMBELAJARAN)
PESERTADIDIK
LULUSAN
KURIKULUM 2013
Reformasi Pendidikan Mengacu pada 8 Standar
6. Perkembangan Penduduk sebagai Modal
SDM
Usia Produktif
(2020-2035)
Melimpah
Kompeten
Tidak
Kompeten
Beban
Pembangunan
Modal
Pembangunan
Transformasi
melalui
Pendidikan
Kurikulum
PTK
Sarpras
Pendanaan
Pengelolaan
6
7. Tantangan Eksternal
Tantangan Masa Depan
• Globalisasi: WTO, ASEAN Community, APEC, CAFTA
• Masalah lingkungan hidup.
• Kemajuan teknologi informasi.
• Konvergensi ilmu dan teknologi.
• Ekonomi berbasis pengetahuan.
• Kebangkitan industri kreatif dan budaya.
• Pergeseran kekuatan ekonomi dunia.
• Pengaruh dan imbas teknosains.
• Mutu, investasi dan transformasi pada sektor pendidikan.
• Materi TIMSS dan PISA.
7
8. Tantangan Eksternal
Kompetensi Masa Depan
• Kemampuan berkomunikasi.
• Kemampuan berpikir jernih dan kritis.
• Kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan.
• Kemampuan menjadi warga negara yang bertanggungjawab.
• Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap
pandangan yang berbeda.
• Kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal.
• Memiliki minat luas dalam kehidupan.
• Memiliki kesiapan untuk bekerja.
• Memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya.
• Memiliki rasa tanggungjawab terhadap lingkungan.
8
9. Fenomena Negatif yang Mengemuka
• Perkelahian pelajar
• Narkoba
• Korupsi
• Plagiarisme
• Kecurangan dalam Ujian (Nyontek)
• Gejolak masyarakat (social unrest)
Persepsi Masyarakat
• Terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif
• Beban siswa terlalu berat
• Kurang bermuatan karakter
Perkembangan Pengetahuan dan Pedagogi
• Neurologi
• Psikologi
• Observation based [discovery] learning dan Collaborative Learning
Tantangan Eksternal
9
10. PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013
KBK 2004
KTSP 2006
KURIKULUM
2013
1. Penataan Pola
Pikir dan Tata
Kelola
2. Pendalaman dan
Perluasan Materi
3. Penguatan Proses
4. Penyesuaian Beban
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
TANTANGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL
1010
11. Penyempurnaan Pola Pikir Perumusan Kurikulum
No KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 2013
1
Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari
Standar Isi
Standar Kompetensi Lulusan
diturunkan dari kebutuhan
2
Standar Isi dirumuskan berdasarkan Tujuan
Mata Pelajaran (Standar Kompetensi Lulusan
Mata Pelajaran) yang dirinci menjadi Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata
Pelajaran
Standar Isi diturunkan dari
Standar Kompetensi Lulusan
melalui Kompetensi Inti yang
bebas mata pelajaran
3
Pemisahan antara mata pelajaran
pembentuk sikap, pembentuk keterampilan,
dan pembentuk pengetahuan
Semua mata pelajaran harus
berkontribusi terhadap
pembentukan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan,
4 Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran
Mata pelajaran diturunkan dari
kompetensi yang ingin dicapai
5
Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain,
seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah
Semua mata pelajaran diikat
oleh kompetensi inti (tiap kelas)
11
12. Penyempurnaan Pola Pikir
1 Berpusat pada Guru Berpusat pada Siswa
2 Satu Arah Interaktif
3 Isolasi Lingkungan Jejaring
4 Pasif Aktif-Menyelidiki
5 Maya/Abstrak Konteks Dunia Nyata
6 Pribadi Pembelajaran Berbasis Tim
7
Luas (semua materi
diajarkan)
Perilaku Khas Memberdayakan
Kaidah Keterikatan
8
Stimulasi Rasa Tunggal
(beberapa panca indera)
Stimulasi ke Segala Penjuru
(semua Panca indera)
9
Alat Tunggal (papan tulis) Alat Multimedia (berbagai
peralatan teknologi pendidikan)
10 Hubungan Satu Arah Kooperatif
Menuju
12
13. Penyempurnaan Pola Pikir (lanjutan)
11 Produksi Masa (siswa
memperoleh dokumen yg
sama)
Kebutuhan Pelanggan (siswa
mendapat dokumen sesuai dgn
ketertarikan sesuai potensinya)
12 Usaha Sadar Tunggal
(mengikuti cara yang
seragam)
Jamak (keberagaman inisiatif
individu siswa)
13 Satu Ilmu Pengetahuan
Bergeser (mempelajari
satu sisi pandang ilmu)
Pengetahuan Disiplin Jamak
(pendekatan multidisiplin)
14 Kontrol Terpusat
(kontrol oleh guru)
Otonomi dan Kepercayaan
(siswa diberi tanggungjawab)
15 Pemikiran Faktual Kritis (membutuhkan pemikiran
kreatif)
16 Penyampaian Pengetahuan
(pemindahan ilmu dari
guru ke siswa)
Pertukaran Pengetahuan (antara
guru dan siswa, siswa dan siswa
lainnya)
Menuju
13
14. Pola Pikir Perumusan Kurikulum
No KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 2013
1 Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari
Standar Isi
Standar Kompetensi Lulusan
diturunkan dari kebutuhan
2 Standar Isi dirumuskan berdasarkan Tujuan Mata
Pelajaran (Standar Kompetensi Lulusan Mata
Pelajaran) yang dirinci menjadi Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Standar Isi diturunkan dari Standar
Kompetensi Lulusan melalui
Kompetensi Inti yang bebas mata
pelajaran
3 Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk
sikap, pembentuk keterampilan, dan pembentuk
pengetahuan
Semua mata pelajaran harus
berkontribusi terhadap
pembentukan sikap, keterampilan,
dan pengetahuan,
4 Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran Mata pelajaran diturunkan dari
kompetensi yang ingin dicapai
5 Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti
sekumpulan mata pelajaran terpisah
Semua mata pelajaran diikat oleh
kompetensi inti (tiap kelas)
14
15. Proses Karakteristik Penguatan
Pembelajaran
Menggunakan pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya,
mencoba, menalar,....
Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak
pembelajaran untuk semua mata pelajaran.
Menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberi tahu
[discovery learning].
Menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi,
pembawa pengetahuan dan berfikir logis, sistematis, dan kreatif.
Penilaian
Mengukur tingkat berpikir siswa mulai dari rendah sampai tinggi.
Menekankan pada pertanyaan yang membutuhkan pemikiran
mendalam [bukan sekedar hafalan].
Mengukur proses kerja siswa, bukan hanya hasil kerja siswa.
Menggunakan portofolio pembelajaran siswa.
Langkah Penguatan Proses
15
16. Pelaku Beban Penyelesaian
Guru
Menyusun Silabus.
Disediakan buku pegangan guru
Mencari buku yang sesuai.
Mengajar beberapa mata pelajaran
dengan cara berbeda.
Pendekatan tematik terpadu
menggunakan satu buku untuk
semua mata pelajaran sehingga
dapat selaras dengan
kemampuan Bahasa Indonesia
sebagai alat komunikasi dan
carrier of knowledge.
Mengajar banyak mata pelajaran.
Menggunakan bahasa Indonesia sebagai
penghela mata pelajaran yang lain
sehingga selaras.
Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai
penggerak pembahasan.
Murid
Mempelajari banyak mapel.
Mempelajarai mata pelajaran dengan cara
berbeda.
Membeli buku. Penyedian buku teks oleh
pemerintah/daerah.Membeli lembar kerja siswa.
Langkah Penyesuaian Beban Guru dan Murid SD
16
17. Keseimbangan antara Sikap, Keterampilan dan
Pengetahuan untuk Membangun
Soft Skills dan Hard Skills1
SD
SMP
SMA/SMK
PT
Sumber: Marzano (1985), Bruner (1960).
1717