SlideShare a Scribd company logo
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 
Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 1 24 
Universitas Negeri Makassar
Perkembangan Kurikulum di Indonesia 
1947 
Rencana Pelajaran → 
Dirinci dalam Rencana 
Pelajaran Terurai 
1968 
Kurikulum 
Sekolah Dasar 
1945 1955 1965 1975 1985 1995 2005 2015 
1964 
Rencana 
Pendidikan 
Sekolah Dasar 
1975 
Kurikulum 
Sekolah Dasar 
1973 
Kurikulum Proyek 
Perintis Sekolah 
Pembangunan 
(PPSP) 
1994 
Kurikulum 1994 
1984 
Kurikulum 1984 
2004 
Rintisan 
Kurikulum 
Berbasis 
Kompetensi 
(KBK) 
2006 
Kurikulum 
Tingkat Satuan 
Pendidikan 
(KTSP) 
1997 
Revisi Kurikulum 1994 
2013 
‘Kurikulum 2013’ 
2 
Materi pengetahuan Produk
UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003: SNP 
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai 
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai 
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai 
tujuan pendidikan tertentu. 
TUJUAN 
ISI 
BAHAN PELAJARAN 
KEGIATAN 
PEMBELAJARAN 
Pedoman 
penyelenggaraan 
kegiatan 
pembelajaran 
3
Landasan Yuridis 
4 
UNDANG-UNDANG SISDIKNAS 
PP 32 TAHUN 2013(Perubahan SNP) 
PERATURAN MENDIKBUD 
NOMOR 54, 65, 66, 67, 68, 69, 70 
TAHUN 2013 
NO. Nomor PERMENDIKBUD URIAN 
1. 54 Standar Kompetensi Lulusan Dikdasmen. 
2. 65 Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. 
3. 66 Standar Penilaian Pendidikan. 
4. 67 Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum SD/MI 
5. 68 Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum SMP 
6. 69 Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum SMA 
7. 70 Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum SMK 
8. 71 Buku Teks Pelajaran Dan Buku Panduan Guru Untuk 
Pendidikan Dasar Dan Menengah.
KOMPONEN UTAMA KURIKULUM 2013 
KURIKULUM 2013 
KERANGKA 
DASAR 
STRUKTUR 
KURIKULUM 
SILABUS 
RPP 
PENGEMBANGAN 
• Rasional 
• Elemen Perubahan 
RANCANGAN 
IMPLEMENTASI 
• Guru, KS, PS 
• Buku Guru dan Siswa 
Landasan 
1. Filosofis (pendidikan akar budaya 
bangsa, mengembangkan kecerdasan) 
2. Teoritis (pend. Berdasarkan standar 
dan Kurikulum berbasis Kompetensi 
3. Yuridis (UUD 45, UUSPN, PP SNP) 
MONEV 
1. SD/MI 
2. SMP/MTs 
3. SMA/MA 
4. SMK.MAK 
1. Identitas sekolahyaitunamasatuanpendidikan 
2. Identitas mata pelajaran atau tema/subtema 
3. Kelas/semester 
4. Materi pokok 
5. Alokasi waktu 
6. Tujuan pembelajaran 
7. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi 
8. Materi pembelajaran 
9. Metode pembelajaran 
10. Media pembelajaran 
11. Sumber belajar 
12. Langkah-langkah pembelajaran 
13. Penilaian hasil pembelajaran 
1. Kompetensi inti; 
2. Kompetensi dasar; 
3. materi pembelajaran; 
4. kegiatan pembelajaran; 
5. penilaian; 
6. alokasi waktu; dan 
7. sumber belajar. 
PROSES 
PEMBELAJAR-AN
RASIONAL KURIKULUM 2013 
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN 
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
7 
Reformasi Pendidikan Mengacu pada 8 Standar 
STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 
Peningkatan Kualifikasi & Sertifikasi, Pembayaran Tunjangan Sertifikasi, Uji 
Kompetensi dan Pengukuran Kinerja 
STANDAR SARANA-PRASARANA 
Rehab Gedung Sekolah, RKB, Penyediaan Lab dan Perpustakaan, 
Penyediaan Buku 
STANDAR PEMBIAYAAN 
BOS, Bantuan Siswa Miskin, BOPTN/Bidik Misi (di PT) 
STANDAR PENGELOLAAN 
Manajemen Berbasis Sekolah 
STANDAR ISI 
STANDAR 
KOMPETENSI 
LULUSAN 
STANDAR (PROSES) 
PENILAIAN 
STANDAR PROSES 
(PEMBELAJARAN) 
PESERTA DIDIK 
LULUSAN 
KURIKULUM 2013
Perkembangan Penduduk sebagai Modal 
SDM 
Usia Produktif 
(2020-2035) 
Melimpah 
Kompeten 
Tidak 
Kompeten 
Modal 
Pembangunan 
Transformasi 
melalui 
Pendidikan 
Beban 
Pembangunan 
 Kurikulum 
 PTK 
 Sarpras 
 Pendanaan 
 Pengelolaan 
8
PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013 
KBK 2004 
KTSP 2006 
KURIKULUM 
2013 
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL 
4. Penyesuaian Beban 
3. Penguatan Proses 
2. Pendalaman dan 
Perluasan Materi 
1. Penataan Pola 
Pikir dan Tata 
Kelola 
TANTANGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL 
9
Penyempurnaan Pola Pikir Perumusan Kurikulum 
No KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 2013 
1 
Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari 
Standar Isi 
Standar Kompetensi Lulusan 
diturunkan dari kebutuhan 
2 
Standar Isi dirumuskan berdasarkan Tujuan Mata 
Pelajaran (Standar Kompetensi Lulusan Mata 
Pelajaran) yang dirinci menjadi Standar 
Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata 
Pelajaran 
Standar Isi diturunkan dari Standar 
Kompetensi Lulusan melalui 
Kompetensi Inti yang bebas mata 
pelajaran 
3 
Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk 
sikap, pembentuk keterampilan, dan pembentuk 
pengetahuan 
Semua mata pelajaran harus 
berkontribusi terhadap 
pembentukan sikap, keterampilan, 
dan pengetahuan, 
4 Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran 
Mata pelajaran diturunkan dari 
kompetensi yang ingin dicapai 
5 
Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, 
seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah 
Semua mata pelajaran diikat oleh 
kompetensi inti (tiap kelas) 
10
Penyempurnaan Pola Pikir 
1 Berpusat pada Guru Berpusat pada Siswa 
2 Satu Arah Interaktif 
3 Isolasi Lingkungan Jejaring 
4 Pasif Aktif-Menyelidiki 
5 Maya/Abstrak Konteks Dunia Nyata 
6 Pribadi Pembelajaran Berbasis Tim 
7 
Luas (semua materi 
diajarkan) 
Perilaku Khas Memberdayakan 
Kaidah Keterikatan 
8 
Stimulasi Rasa Tunggal 
(beberapa panca indera) 
Stimulasi ke Segala Penjuru 
(semua Panca indera) 
9 
Menuju 
Alat Tunggal (papan tulis) Alat Multimedia (berbagai 
peralatan teknologi pendidikan) 
10 Hubungan Satu Arah Kooperatif 
11
Penyempurnaan Pola Pikir (lanjutan) 
11 Produksi Masa (siswa 
memperoleh dokumen yg 
sama) 
Kebutuhan Pelanggan (siswa 
mendapat dokumen sesuai dgn 
ketertarikan sesuai potensinya) 
12 Usaha Sadar Tunggal 
(mengikuti cara yang 
seragam) 
Jamak (keberagaman inisiatif 
individu siswa) 
13 Satu Ilmu Pengetahuan 
Bergeser (mempelajari 
satu sisi pandang ilmu) 
Pengetahuan Disiplin Jamak 
(pendekatan multidisiplin) 
14 Kontrol Terpusat 
(kontrol oleh guru) 
Otonomi dan Kepercayaan 
(siswa diberi tanggungjawab) 
15 Pemikiran Faktual Kritis (membutuhkan pemikiran 
kreatif) 
16 Penyampaian Pengetahuan 
(pemindahan ilmu dari 
guru ke siswa) 
Pertukaran Pengetahuan (antara 
guru dan siswa, siswa dan siswa 
lainnya) 
Menuju 
12
Langkah Penguatan Proses 
Proses Karakteristik Penguatan 
Pembelajaran 
Menggunakan pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya, 
mencoba, menalar,.... 
Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak 
pembelajaran untuk semua mata pelajaran. 
Menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberi tahu 
[discovery learning]. 
Menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi, 
pembawa pengetahuan dan berfikir logis, sistematis, dan kreatif. 
Penilaian 
Mengukur tingkat berpikir siswa mulai dari rendah sampai tinggi. 
Menekankan pada pertanyaan yang membutuhkan pemikiran 
mendalam [bukan sekedar hafalan]. 
Mengukur proses kerja siswa, bukan hanya hasil kerja siswa. 
Menggunakan portofolio pembelajaran siswa. 
13
Langkah Penyesuaian Beban Guru dan Murid SD 
Pelaku Beban Penyelesaian 
Guru 
Menyusun Silabus. 
Disediakan buku pegangan guru 
Mencari buku yang sesuai. 
Mengajar beberapa mata pelajaran 
dengan cara berbeda. 
Pendekatan tematik terpadu 
menggunakan satu buku untuk 
semua mata pelajaran sehingga 
dapat selaras dengan 
kemampuan Bahasa Indonesia 
sebagai alat komunikasi dan 
carrier of knowledge. 
Mengajar banyak mata pelajaran. 
Menggunakan bahasa Indonesia sebagai 
penghela mata pelajaran yang lain 
sehingga selaras. 
Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai 
penggerak pembahasan. 
Murid 
Mempelajari banyak mapel. 
Mempelajarai mata pelajaran dengan cara 
berbeda. 
Membeli buku. Penyedian buku teks oleh 
Membeli lembar kerja siswa. pemerintah/daerah. 
14
Keseimbangan antara Sikap, Keterampilan dan 
Pengetahuan untuk Membangun 
Soft Skills dan Hard Skills1 
PT 
SMA/SMK 
SMP 
SD 
Sumber: Marzano (1985), Bruner (1960). 
15
ELEMEN PERUBAHAN KURIKULUM 2013 
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN 
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Pola Pikir KBK 2004 dan KTSP 2006 
Kerah 
Lengan Kiri 
Muka Kiri 
Saku 
Lengan Kanan 
Muka Kanan 
Belakang 
19
Kemeja Lengan Panjang Warna Biru 
Ukuran M (Bahu: 38 cm; Dada: 92 cm; Pinggang 86 cm; Panjang 83 cm; Lengan 
58 cm) 
58 cm 
38 cm 
83 cm 
92 cm 
86 cm 
Lengan Kiri Muka Kiri Belakang Muka Kanan Lengan Kanan 
saku 
kerah 
Pola Pikir Kurikulum 2013 
20
21 
Elemen Perubahan 
Standar 
Kompetensi Lulusan 
Standar Proses 
Elemen Perubahan 
Standar Isi Standar Penilaian
22 
Elemen Perubahan 
Elemen 
Deskripsi 
SD SMP SMA SMK 
Kompetensi 
Lulusan 
Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills 
yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan 
pengetahuan 
Kedudukan 
mata 
pelajaran (ISI) 
Kompetensi yang semula diturunkan dari matapelajaran berubah 
menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi. 
Pendekatan 
(ISI) 
Kompetensi dikembangkan melalui: 
Tematik terpadu 
dalam semua 
mata pelajaran 
Mata 
pelajaran 
Mata pelajaran Vokasinal
23 
Elemen 
Deskripsi 
SD SMP SMA SMK 
Struktur 
Kurikulum 
(Mata pelajaran 
dan alokasi 
waktu) 
(ISI) 
• Holistik berbasis 
sains (alam, 
sosial, dan 
budaya) 
• Jumlah 
matapelajaran 
dari 10 menjadi 6 
• Jumlah jam 
bertambah 4 
JP/minggu akibat 
perubahan 
pendekatan 
pembelajaran 
• TIK menjadi media 
semua 
matapelajaran 
• Pengembangan diri 
terintegrasi pada 
setiap 
matapelajaran dan 
ekstrakurikuler 
• Jumlah 
matapelajaran dari 
12 menjadi 10 
• Jumlah jam 
bertambah 6 
JP/minggu akibat 
perubahan 
pendekatan 
pembelajaran 
• Perubahan 
sistem: ada 
matapelajaran 
wajib dan ada 
matapelajaran 
pilihan 
• Terjadi 
pengurangan 
matapelajaran 
yang harus 
diikuti siswa 
• Jumlah jam 
bertambah 1 
JP/minggu 
akibat 
perubahan 
pendekatan 
pembelajaran 
• Penambahan jenis 
keahlian 
berdasarkan 
spektrum 
kebutuhan (6 
program keahlian, 
40 bidang keahlian, 
121 kompetensi 
keahlian) 
• Pengurangan 
adaptif dan 
normatif, 
penambahan 
produktif 
• produktif 
disesuaikan 
dengan trend 
perkembangan di 
Industri 
Elemen Perubahan
24 
Elemen Perubahan 
Elemen 
Deskripsi 
SD SMP SMA SMK 
Proses 
pembelajar-an 
• Standar Proses yang semula terfokus pada Eksplorasi, Elaborasi, dan 
Konfirmasi dilengkapi dengan Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, 
Menyimpulkan, dan Mencipta. 
• Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah 
dan masyarakat 
• Guru bukan satu-satunya sumber belajar. 
• Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan 
• Tematik dan 
terpadu 
• IPA dan IPS 
masing-masing 
diajarkan 
secara 
terpadu 
• Adanya mata 
pelajaran wajib 
dan pilihan 
sesuai dengan 
bakat dan 
minatnya 
• Kompetensi 
keterampilan yang 
sesuai dengan standar 
industri
25 
Elemen 
Deskripsi 
SD SMP SMA SMK 
Penilaian hasil 
belajar 
• Penilaian berbasis kompetensi 
• Pergeseran dari penilain melalui tes [mengukur kompetensi pengetahuan 
berdasarkan hasil saja], menuju penilaian otentik [mengukur semua kompetensi 
sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil] 
• Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar 
didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal) 
• Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL 
• Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama 
penilaian 
Ekstrakurikuler • Pramuka (wajib) 
• UKS 
• PMR 
• Bahasa Inggris 
• Pramuka 
(wajib) 
• OSIS 
• UKS 
• PMR 
• Dll 
• Pramuka 
(wajib) 
• OSIS 
• UKS 
• PMR 
• Dll 
• Pramuka (wajib) 
• OSIS 
• UKS 
• PMR 
• Dll 
Elemen Perubahan
KTSP 2006 Kurikulum 2013 Ket 
Mata pelajaran tertentu 
mendukung kompetensi 
tertentu 
Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi 
[sikap, keterampilan, pengetahuan] 
Semua 
Jenjang 
Mata pelajaran dirancang 
berdiri sendiri dan memiliki 
kompetensi dasar sendiri 
Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain 
dan memiliki kompetensi dasar yang diikat oleh 
kompetensi inti tiap kelas 
Semua 
Jenjang 
Bahasa Indonesia sejajar 
dengan mapel lain 
Bahasa Indonesia sebagai penghela mapel lain [sikap 
dan keterampilan berbahasa} 
SD 
Tiap mata pelajaran 
diajarkan dengan 
pendekatan berbeda 
Semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan 
yang sama [saintifik] melalui mengamati, menanya, 
mencoba, menalar,.... 
Semua 
Jenjang 
Tiap jenis konten 
pembelajaran diajarkan 
terpisah [separated 
curriculum] 
Bermacam jenis konten pembelajaran diajarkan terkait 
dan terpadu satu sama lain [cross curriculum atau 
integrated curriculum] 
SD 
Konten ilmu pengetahuan diintegrasikan dan dijadikan 
penggerak konten pembelajaran lainnya 
SD 
Perbedaan Esensial Kurikulum 2013 
26
KTSP 2006 Kurikulum 2013 Ket 
Tematik untuk kelas I – III 
[belum integratif] 
Tematik Integratif untuk Kelas I – VI SD 
TIK adalah mata 
pelajaran sendiri 
TIK merupakan sarana pembelajaran, dipergunakan 
sebagai media pembelajaran mata pelajaran lain 
SMP 
Bahasa Indonesia 
sebagai pengetahuan 
Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan 
carrier of knowledge 
SMP/ 
SMA/SMK 
Untuk SMA, ada 
penjurusan sejak kelas XI 
Tidak ada penjurusan di SMA. Ada mata pelajaran 
wajib, peminatan, antar minat, dan pendalaman 
minat 
SMA/SMK 
SMA dan SMK tanpa 
kesamaan kompetensi 
SMA dan SMK memiliki mata pelajaran wajib yang 
sama terkait dasar-dasar pengetahuan, keterampilan, 
dan sikap. 
SMA/SMK 
Penjurusan di SMK 
sangat detil [sampai 
keahlian] 
Penjurusan di SMK tidak terlalu detil [sampai bidang 
studi], didalamnya terdapat pengelompokkan 
peminatan dan pendalaman 
SMA/SMK 
Perbedaan Esensial Kurikulum 2013 
27
Perubahan untuk Semua Mata Pelajaran 
No Implementasi 
Kurikulum Lama 
Kurikulum Baru 
1 
Materi disusun untuk 
memberikan 
pengetahuan kepada 
siswa 
Materi disusun seimbang mencakup kompetensi 
sikap, pengetahuan, dan keterampilan 
2 
Pendekatan 
pembelajaran adalah 
siswa diberitahu tentang 
materi yang harus 
dihafal [siswa diberi 
tahu]. 
Pendekatan pembelajaran berdasarkan 
pengamatan, pertanyaan, pengumpulan data, 
penalaran, dan penyajian hasilnya melalui 
pemanfaatan berbagai sumber-sumber belajar 
[siswa mencari tahu] 
3 
Penilaian pada 
pengetahuan melalui 
ulangan dan ujian 
Penilaian otentik pada aspek kompetensi sikap, 
pengetahuan, dan keterampilan berdasarkan 
portofolio. 
28
Perubahan pada Ilmu Pengetahuan Sosial 
No Implementasi 
Kurikulum Lama 
Kurikulum Baru 
1 
Materi disajikan terpisah 
menjadi Geografi, Sejarah, 
Ekonomi, Sosiologi 
Materi disajikan terpadu, tidak dipisah dalam kelompok 
Geografi, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi. 
2 
Tidak ada platform, semua 
kajian berdiri sejajar 
Menggunakan Geografi sebagai platform kajian dengan 
pertimbangan semua kejadian dan kegiatan terikat dengan 
lokasi. Tujuannya adalah menekankan pentingnya 
konektivitas ruang dalam memperkokoh NKRI. Kajian 
sejarah, sosiologi, budaya, dan ekonomi disajikan untuk 
mendukung terbentuknya konektivitas yang lebih kokoh. 
3 
Diajarkan oleh guru 
berbeda (team teaching) 
dengan sertifikasi 
berdasarkan mata kajian 
Diajarkan oleh satu orang guru yang memberikan 
wawasan terpadu antar mata kajian tersebut sehingga 
siswa dapat memahami pentingnya keterpaduan antar 
mata kajian tersebut sebelum mendalaminya secara 
terpisah dan lebih mendalam pada jenjang selanjutnya 
29
Perubahan pada Ilmu Pengetahuan Alam 
No Implementasi 
Kurikulum Lama 
Kurikulum Baru 
1 Materi disajikan terpisah antara 
Fisika, Kimia, dan Biologi 
Materi disajikan terpadu, tidak dipisah dalam kelompok Fisika, 
Kimia, Biologi 
2 Tidak ada platform, semua 
kajian berdiri sejajar 
Menggunakan Biologi sebagai platform kajian dengan 
pertimbangan semua kejadian dan fenomena alam terkait dengan 
benda beserta interaksi diantara benda-benda tersebut. 
Tujuannya adalah menekankan pentingnya interaksi biologi, fisika, 
kimia dan kombinasinya dalam membentuk ikatan yang stabil. 
3 Materi ilmu bumi dan anta-riksa 
masih belum memadai 
[sebagian dibahas di IPS] 
Diperkaya dengan materi ilmu bumi dan antariksa sesuai dengan 
standar internasional 
4 Materi kurang mendalam dan 
cenderung hafalan 
Materi diperkaya dengan kebutuhan siswa untuk berfikir kritis 
dan analitis sesuai dengan standar internasional 
5 Diajarkan oleh guru berbeda 
(team teaching) dengan 
sertifikasi berdasarkan mata 
kajian 
Diajarkan oleh satu orang guru yang memberikan wawasan 
terpadu antar mata kajian tersebut sehingga siswa dapat 
memahami pentingnya keterpaduan antar mata kajian tersebut 
sebelum mendalaminya secara terpisah dan lebih mendalam 
pada jenjang selanjutnya 30
Perubahan pada Matematika 
No Implementasi 
Kurikulum Lama 
Kurikulum Baru 
1 Langsung masuk ke materi abstrak 
Mulai dari pengamatan permasalahan konkret, kemudian 
ke semi konkret, dan akhirnya abstraksi permasalahan 
2 
Banyak rumus yang harus dihafal 
untuk menyelesaikan 
permasalahan (hanya bisa 
menggunakan) 
Rumus diturunkan oleh siswa dan permasalahan yang 
diajukan harus dapat dikerjakan siswa hanya dengan 
rumus-rumus dan pengertian dasar (tidak hanya bisa 
mnggunakan tetapi juga memahami asal-usulnya) 
3 
Permasalahan matematika selalu 
diasosiasikan dengan [direduksi 
menjadi] angka 
Perimbangan antara matematika dengan angka dan tanpa 
angka [gambar, grafik, pola, dsb] 
4 
Tidak membiasakan siswa untuk 
berfikir kritis [hanya mekanistis] 
Dirancang supaya siswa harus berfikir kritis untuk 
menyelesaikan permasalahan yang diajukan 
5 
Metode penyelesaian masalah 
yang tidak terstruktur 
Membiasakan siswa berfikir algoritmis 
6 
Data dan statistik dikenalkan di 
kelas IX saja 
Memperluas materi mencakup peluang, pengolahan data, 
dan statistik sejak kelas VII serta materi lain sesuai dengan 
standar internasional 
7 Matematika adalah eksak Mengenalkan konsep pendekatan dan perkiraan 31
Perubahan pada Bahasa Indonesia/Inggris 
No Implementasi 
Kurikulum Lama 
Kurikulum Baru 
1 
Materi yang diajarkan 
ditekankan pada 
tatabahasa/struktur bahasa 
Materi yang dijarkan ditekankan pada kompetensi 
berbahasa sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan 
gagasan dan pengetahuan 
2 
Siswa tidak dibiasakan 
membaca dan memahami 
makna teks yang disajikan 
Siswa dibiasakan membaca dan memahami makna teks 
serta meringkas dan menyajikan ulang dengan bahasa 
sendiri 
3 
Siswa tidak dibiasakan 
menyusun teks yang 
sistematis, logis, dan efektif 
Siswa dibiasakan menyusun teks yang sistematis, logis, 
dan efektif melalui latihan-latihan penyusunan teks 
4 
Siswa tidak dikenalkan 
tentang aturan-aturan teks 
yang sesuai dengan 
kebutuhan 
Siswa dikenalkan dengan aturan-aturan teks yang sesuai 
sehingga tidak rancu dalam proses penyusunan teks 
(sesuai dengan situasi dan kondisi: siapa, apa, dimana) 
5 
Kurang menekankan pada 
pentingnya ekspresi dan 
spontanitas dalam 
berbahasa 
Siswa dibiasakan untuk dapat mengekspresikan dirinya 
dan pengetahuannya dengan bahasa yang meyakinkan 
secara spontan 32
Perubahan pada 
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran 
No Implementasi 
Kurikulum Lama 
Kurikulum Baru 
1 
Materi disajikan 
berdasarkan empat pilar 
dengan pembahasan yang 
terpisah-pisah 
Materi disajikan tidak berdasarkan pada 
pengelompokkan menurut empat pilar kebangsaan 
tetapi berdasarkan keterpaduan empat pilar dalam 
pembentukan karakter bangsa 
2 
Materi disajikan 
berdasarkan pasokan yang 
ada pada empat pilar 
kebangsaan 
Materi disajikan berdasarkan kebutuhan untuk menjadi 
warga negara yang bertanggung jawab (taat norma, 
asas, dan aturan) 
3 
Tidak ada penekanan pada 
tindakan nyata sebagai 
warga negara yang baik 
Adanya kompetensi yang dituntut dari siswa untuk 
melakukan tindakan nyata sebagai warga negara yang 
baik 
4 
Pancasila dan 
Kewarganegaraan disajikan 
sebagai pengetahuan yang 
harus dihafal 
Pancasila dan Kewarganegaraan bukan hanya 
pengetahuan, tetapi ditunjukkan melalui tindakan nyata 
dan sikap keseharian. 
33
Proses yang Mendukung Kreativitas 
PROSES 
PEMBELAJARAN 
PROSES PENILAIAN 
Pendekatan saintifik dan 
kontekstual 
Kemampuan kreativitas diperoleh melalui: 
 Observing [mengamati] 
 Questioning [menanya] 
 Associating [menalar] 
 Experimenting [mencoba] 
 Networking [Membentuk jejaring] 
Penilaian Otentik 
 penilaian berbasis portofolio 
 pertanyaan yang tidak memiliki jawaban tunggal, 
 memberi nilai bagi jawaban nyeleneh, 
 menilai proses pengerjaannya bukan hanya 
hasilnya, 
 penilaian spontanitas/ekspresif, 
 dll 
34
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) 
KOMPETENSI INTI (KI) 
KOMPETENSI DASAR (KD) 
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN 
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UU 20/2003 Sisdiknas 
Perpres 5/2010 RPJMN 
PP 19/2005 SNP 
PP 32/2013 Perubahan SNP 
Standar Isi 
Standar Proses 
Standar Penilaian 
… 
KERANGKA DASAR 
KURIKULUM 
STRUKTUR KURIKULUM 
NASIONAL 
Muatan lokal 
KTSP 
Kompetensi Inti, 
Kompetensi Dasar, 
Muatan Pembelajaran, 
Mata pelajaran, 
Beban belajar 
PAUD 
DIKDAS 
DIKMEN 
PNF 
SILABUS 
DOKUMEN 
KURIKULUM 
SKL 
Dokumen Kurikulum 
satuan/program 
pendidikan 
Dokumen Kurikulum 
mapel 
Pedoman implementasi 
Buku Teks Pelajaran 
Buku Panduan Guru 
Dokumen Kurikulum lain 
Kompetensi inti 
Kompetensi dasar 
Materi pembelajaran 
Kegiatan pembelajaran 
Penilaian 
Alokasi waktu 
Sumber belajar. 
Alur Pengembangan Kurikulum (PP 32 th 2013)
STRUKTUR 
KURIKULUM 
Pengembangan 
kepribadian 
Program kecakapan hidup 
Kurikulum satuan/ program 
pendidikan 
Kurikulum mata pelajaran 
pedoman implementasi 
Buku Teks Pelajaran 
Buku Panduan Guru. 
Mulok dikmen 
Mulok, KTSP, RPP dan KBM 
STANDAR 
KOMPETENSI 
LULUSAN 
PAUD 
DIKDAS 
DIKMEN 
PNF 
Muatan umum: nasional, lokal 
Muatan umum : nasional, lokal 
Peminatan akademik 
Peminatan kejuruan 
Peminatan lintas minat/ penalaman 
minat 
SIKAP KETERAMPI`LAN PENGETAHUAN 
Kompetensi inti 
Kompetensi 
Dasar 
PENGELOLAAN 
KURIKULUM 
Pemerintah 
Provinsi 
Kab/kota 
Satuan pend 
Mulok dikdas`
38 
Standar Kompetensi Lulusan 
SIKAP 
KETERAMPILAN 
PENGETAHUAN 
 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap 
 Orang yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan 
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan 
lingkungan sosial dan alam 
 Serta dalam menempatkan dirinya sebagai cerminan bangsa 
dalam pergaulan dunia 
 Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif 
dalam ranah abstrak dan konkret 
 Terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di 
sekolah sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. 
 Memiliki pengetahuan Prosedural dan metakognitif dalam ilmu 
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, humaniora, dengan 
wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban 
 Terkait penyebab fenomena dan kejadian yang tampak mata 
yang mencakup penyebab, alternatif solusi, kendala dan solusi 
akhir
Standar Kompetensi Lulusan 
DOMAIN ELEMEN SD SMP SMA-SMK 
SIKAP 
Proses Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan 
Individu 
BERIMAN, BERAKHLAK MULIA (JUJUR, DISIPLIN, TANGGUNG JAWAB, 
PEDULI, SANTUN), RASA INGIN TAHU, ESTETIKA, PERCAYA DIRI, 
MOTIVASI INTERNAL 
Sosial TOLERANSI, GOTONG ROYONG, KERJASAMA, DAN MUSYAWARAH 
Alam 
POLA HIDUP SEHAT, RAMAH LINGKUNGAN, PATRIOTIK, DAN CINTA 
PERDAMAIAN 
KETERAMPILAN 
Proses 
Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar + 
Mencipta 
Abstrak MEMBACA, MENULIS, MENGHITUNG, MENGGAMBAR, MENGARANG 
Konkret 
MENGGUNAKAN, MENGURAI, MERANGKAI, MEMODIFIKASI, 
MEMBUAT, MENCIPTA 
PENGETAHUAN 
Proses 
Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa + 
Mengevaluasi 
Obyek ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, SENI, DAN BUDAYA 
Subyek MANUSIA, BANGSA, NEGARA, TANAH AIR, DAN DUNIA 
39
Standar Kompetensi Lulusan 
DOMAIN SD SMP SMA-SMK 
SIKAP 
Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan 
PRIBADI YANG BERIMAN, BERAKHLAK MULIA, PERCAYA DIRI, DAN 
BERTANGGUNG JAWAB DALAM BERINTERAKSI SECARA EFEKTIF DENGAN 
LINGKUNGAN SOSIAL, ALAM SEKITAR, SERTA DUNIA DAN PERADABANNYA 
KETERAMPILAN 
Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar + 
Mencipta 
PRIBADI YANG BERKEMAMPUAN PIKIR DAN TINDAK YANG EFEKTIF DAN 
KREATIF DALAM RANAH ABSTRAK DAN KONKRET 
PENGETAHUAN 
Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa + Mengevaluasi 
PRIBADI YANG MENGUASAI ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, SENI, 
BUDAYA DAN BERWAWASAN KEMANUSIAAN, KEBANGSAAN, 
KENEGARAAN, DAN PERADABAN 
40
Prosedur Penyusunan Kompetensi Dasar Baru 
SK-KD Lama Mapel 
per kelas SKL Baru 
• Mempertahankan SK KD 
lama yang sesuai dengan SKL 
Baru 
• Merevisi SK KD lama 
disesuaikan dengan SKL Baru 
• Menyusun SK KD Baru 
Evaluasi 
Sumber Kompetensi 
[Mapel per kelas] 
Kompetensi Inti 
Kompetensi Dasar Baru 
41
SKL dan KI Sekolah Dasar Kelas I 
42 
Standar Kompetensi Lulusan Kompetensi Inti Kelas I 
Memiliki [melalui menerima, menjalankan, menghargai, 
menghayati, mengamalkan] perilaku yang mencerminkan 
sikap orang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan 
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif 
dengan lingkungan sosial dan alam , di sekitar rumah, 
sekolah, dan tempat bermain 
Menerima dan menjalankan ajaran agama dan 
kepercayaan yang dianutnya. 
Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung 
jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam 
berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru. 
Memiliki [melalui mengamati, menanya, mencoba, 
mengolah, menyaji, menalar, mencipta] kemampuan pikir 
dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak 
dan konkret terkait dengan yang ditugaskan kepadanya. 
Menyajikan pengetahuan faktual dalam 
bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang 
estetis, dalam gerakan yang mencerminkan 
anak sehat, dan dalam tindakan yang 
mencerminkan perilaku anak beriman dan 
berakhlak mulia. 
Memiliki [melalui mengetahui, memahami, menerapkan, 
menganalisis, mengevaluasi] pengetahuan faktual dan 
konseptual dalam ilmu pengetahuan, teknologi,seni, 
budaya, humaniora, dengan wawasan kebangsaan, 
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan 
kejadian di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat 
bermain 
Memahami pengetahuan faktual dengan cara 
mengamati berdasarkan rasa ingin tahu 
tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan 
kegiatannya, dan benda-benda yang 
dijumpainya di rumah dan di sekolah
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN – DOMAIN SIKAP 
SD SMP SMA/SMK DIKTI-SARJANA 
Memiliki perilaku yang 
mencerminkan sikap 
Memiliki perilaku 
yang mencerminkan 
sikap 
Memiliki perilaku 
yang mencerminkan 
sikap 
Memiliki perilaku yang 
mencerminkan sikap 
Orang beriman, 
berakhlak mulia, 
percaya diri, dan 
bertanggung jawab 
dalam berinteraksi 
secara efektif dengan 
lingkungan sosial dan 
alam 
Orang beriman, 
berakhlak mulia, 
percaya diri, dan 
bertanggung jawab 
dalam berinteraksi 
secara efektif dengan 
lingkungan sosial dan 
alam 
Orang beriman, 
berakhlak mulia, 
percaya diri, dan 
bertanggung jawab 
dalam berinteraksi 
secara efektif dengan 
lingkungan sosial dan 
alam 
Orang beriman, berakhlak 
mulia, mandiri, kreatif, 
bertanggung jawab , 
berbudaya, dan 
berinteraksi secara efektif 
dengan lingkungan sosial 
dan alam 
Di sekitar rumah, 
sekolah, dan tempat 
bermain 
Dalam jangkauan 
pergaulan dan 
keberadaannya 
Serta dalam 
menempatkan dirinya 
sebagai cerminan 
bangsa dalam 
pergaulan dunia 
Serta berkontribusi aktif 
dalam kehidupan 
berbangsa dan bernegara 
termasuk berperan dalam 
pergaulan dunia dengan 
menjunjung tinggi 
penegakan hukum 
43
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN – DOMAIN KETERAMPILAN 
SD SMP SMA/SMK DIKTI-SARJANA 
Memiliki kemampuan 
pikir dan tindak yang 
efektif dan kreatif 
dalam ranah abstrak 
dan konkret 
Memiliki kemampuan 
pikir dan tindak yang 
efektif dan kreatif 
dalam ranah abstrak 
dan konkret 
Memiliki kemampuan 
pikir dan tindak yang 
efektif dan kreatif 
dalam ranah abstrak 
dan konkret 
Memiliki kemampuan 
pikir dan tindak yang 
efektif, kreatif dan 
inovatif dalam ranah 
abstrak dan konkret 
Terkait dengan yang 
ditugaskan 
kepadanya. 
Terkait dengan yang 
dipelajari di sekolah 
Terkait dengan 
pengembangan dari 
yang dipelajarinya di 
sekolah 
Terkait dengan 
pengembangan dir 
sesuai dengan bakat, 
minat, dan 
kemampuannya. 
(Sesuai dengan apa 
yang dipelajari di 
sekolah yang 
ditugaskan 
kepadanya.) 
(Sesuai dengan yang 
dipelajari di sekolah 
dan dari berbagai 
sumber lainnya yang 
sama dalam sudut 
pandang /teori) 
(Dari berbagai 
sumber berbeda 
dalam informasi dan 
sudut pandang/teori 
yang dipelajarinya di 
sekolah, masyarakat, 
dan belajar mandiri) 
Serta mampu 
memberikan petunjuk 
dalam memilih 
berbagai alternatif 
solusi secara mandiri 
dan/ atau kelompok 
44
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN – DOMAIN PENGETAHUAN 
SD SMP SMA/SMK DIKTI-SARJANA 
Memiliki 
pengetahuan 
Faktual dan 
konseptual dalam 
Memiliki 
pengetahuan 
Faktual, konseptual 
dan prosedural dalam 
Memiliki 
pengetahuan 
Prosedural dan 
metakognitif dalam 
Memiliki pengetahuan 
Prosedural dan 
metakognitif dalam 
Ilmu pengetahuan, 
teknologi, seni, 
budaya, humaniora, 
dengan wawasan 
kebangsaan, 
kenegaraan, dan 
peradaban 
Ilmu pengetahuan, 
teknologi, seni, 
budaya, humaniora, 
dengan wawasan 
kebangsaan, 
kenegaraan, dan 
peradaban 
Ilmu pengetahuan, 
teknologi, seni, 
budaya, humaniora, 
dengan wawasan 
kebangsaan, 
kenegaraan, dan 
peradaban 
Konsep teoritis bidang 
pengetahuan tertentu 
secara umum dan 
khusus serta 
mendalam dengan 
wawasan kebangsaan, 
kenegaraan, dan 
peradaban 
Terkait fenomena 
dan kejadian di 
lingkungan rumah, 
sekolah, dan tempat 
bermain 
Terkait fenomena dan 
kejadian yang tampak 
mata 
Terkait penyebab 
fenomena dan 
kejadian 
Terkait dg fenomena 
dan kejadian yang 
mencakup penyebab, 
alternatif solusi, 
kendala dan solusi 
akhir 
45
Contoh Perumusan Kompetensi Dasar dari Kompetensi Inti 
untuk PPKN Kelas I SD DASAR 
Kompetensi Inti KD lama (KTSP 2006) Rumusan Kompetensi Dasar 
1. Menerima dan 
menjalankan 
ajaran agama yang 
dianutnya. 
1. Menjelaskan perbedaan jenis kelamin, 
agama, dan suku bangsa 
2.Memberikan contoh hidup rukun 
melalui kegiatan di rumah dan di 
sekolah 
3. Menerapkan hidup rukun di rumah dan 
di sekolah 
4. Menjelaskan pentingnya tata tertib di 
rumah dan di sekolah 
5. Melaksanakan tata tertib di rumah dan 
di sekolah 
6. Menjelaskan hak anak untuk bermain, 
belajar dengan gembira dan didengar 
pendapatnya 
7. Melaksanakan hak anak di rumah dan di 
sekolah 
8.Mengikuti tata tertib di rumah dan di 
sekolah 
9. Melaksanakan aturan yang berlaku di 
masyarakat 
1. Menerima keberagaman karakteristik 
individu (agama, suku, fisik, psikis) 
sebagai anugerah Tuhan 
2. Memiliki perilaku 
jujur, disiplin, 
tanggung jawab, 
santun, peduli, dan 
percaya diri dalam 
berinteraksi 
dengan keluarga, 
teman, dan guru. 
1.Menunjukkan perilaku baik (jujur, 
disiplin, tanggung jawab, santun, 
peduli/kasih sayang, dan percaya 
diri) dalam berinteraksi dengan 
keluarga, teman, dan guru, sebagai 
perwujudan nilai dan moral 
Pancasila. 
2.Memiliki sikap dan perilaku patuh 
pada tata tertib dan aturan yang 
berlaku dalam kehidupan sehari-hari 
di rumah dan sekolah. 
3. Memiliki sikap toleran terhadap 
keberagaman karakteristik individu 
(agama, suku, fisik, psikis) di rumah 
dan sekolah. 
4.Menunjukkan perilaku kebersamaan 
dalam keberagaman di rumah dan 
sekolah 46
STRATEGI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN 
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Implementasi Kurikulum 
Implementasi kurikulum adalah usaha bersama antara 
Pemerintah dengan pemerintah daerah provinsi dan pemerintah 
daerah kabupaten/kota. 
1. Pemerintah bertanggungjawab dalam mempersiapkan guru 
dan kepala sekolah untuk melaksanakan kurikulum. 
2. Pemerintah bertanggungjawab dalam melakukan evaluasi 
pelaksanaan kurikulum secara nasional. 
3. Pemerintah provinsi bertanggungjawab dalam melakukan 
supervisi dan evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum di 
propinsi terkait. 
4. Pemerintah kabupaten/kota bertanggungjawab dalam 
memberikan bantuan profesional kepada guru dan kepala 
sekolah dalam melaksanakan kurikulum di kabupaten/kota 
terkait. 
48
Strategi Implementasi Kurikulum 
 Pelaksanaan kurikulum di seluruh sekolah dan jenjang 
pendidikan yaitu: 
• Juli 2013 : Kelas I, IV, VII, dan X 
• Juli 2014 : Kelas I, II, IV, V, VII, VIII, X, dan XI 
• Juli 2015 : kelas I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, dan XII 
 Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dari tahun 
2013 - 2015 
49
50 
Strategi Implementasi Kurikulum 
 Pengembangan buku siswa dan buku pegangan guru 
dari tahun 2012 – 2014 
 Pengembangan manajemen, kepemimpinan, sistem 
administrasi, dan pengembangan budaya sekolah 
(budaya kerja guru) terutama untuk SMA dan SMK, 
dimulai dari bulan Januari – Desember 2013 
 Pendampingan dalam bentuk Monitoring dan Evaluasi 
untuk menemukan kesulitan dan masalah implementasi 
dan upaya penanggulangan: Juli 2013 – 2016
51 
Strategi Diklat Guru Kelas/Mapel, Kepala Sekolah, Pegawas 
KEBIJAKAN IMPLEMENTASI 
KURIKULUM 2013 
DPR, DPRD, GUBERNUR, BUPATI/WALIKOTA, DEWAN PENDIDIKAN, 
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI, KABUPATEN/KOTA, MASYARAKAT 
GURU 
KEPALA 
SEKOLAH 
PENGAWAS 
DIKLAT KURIKULUM 
2013 
SD, SMP, SMA, SMK
Rencana Implementasi 
Pelatihan Guru 
PELAKSANAAN 
Persiapan 
Pelatih Nasional 
Guru Inti 
Guru 
EVALUASI 
Pendampingan 
PERSIAPAN (Jan-Jun) IMPLEMENTASI (Jul) 
52
Pelaksanaan Kurikulum 2013 
Implementasi di SD, SMP, SMA, dan SMK 
IMPLEMENTASI (mulai Juli 2013) 
PENDAMPINGAN 
Guru Inti 
53 
Kepala Sekolah Pengawas
KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC 
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN 
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
55 
Langkah-Langkah Pembelajaran 
Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, 
pengetahuan, dan keterampilan. 
Sikap 
(Tahu Mengapa) 
Keterampilan 
(Tahu Bagaimana) 
Pengetahuan 
(Tahu Apa) 
Produktif 
Inovatif 
Kreatif 
Afektif 
Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, 
dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan 
yang terintegrasi.
 Ranah sikap menggamit/menghubungkan /mengaitkan 
transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik 
“tahu mengapa.” 
 Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau 
materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. 
 Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau 
materi ajar agar peserta didik “tahu apa.” 
 Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara 
kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) 
dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan 
untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang 
meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan 
keterampilan. 
56 
Langkah-Langkah Pembelajaran (lanjutan)
 Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik 
modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan 
pendekatan ilmiah. 
 Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran 
sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, 
menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata 
pelajaran. 
57 
Langkah-Langkah Pembelajaran (lanjutan)
58 
Langkah-Langkah Pembelajaran 
Observing 
(mengamati) 
Questioning 
(menanya) 
Associating 
(menalar) 
Experimen-ting 
(mencoba) 
Networking 
(membentuk 
Jejaring) 
Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK 
(PROJECT BASED LEARNING) 
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN 
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Definisi/Konsep 
 Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) 
adalah metoda pembelajaran yang menggunakan 
proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan 
eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi 
untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. 
 Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar 
yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam 
mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru 
berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.
Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek 
o Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk 
belajar, mendorong kemampuan mereka untuk 
melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk 
dihargai. 
o Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. 
o Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil 
memecahkan problem-problem yang kompleks. 
o Meningkatkan kolaborasi. 
o Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan 
mempraktikkan keterampilan komunikasi. 
o Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam 
mengelola sumber.
Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek 
o Memberikan pengalaman kepada peserta didik 
pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, 
dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain 
seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas. 
o Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan 
peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk 
berkembang sesuai dunia nyata. 
o Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil 
informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, 
kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata. 
o Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, 
sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati 
proses pembelajaran.
Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek 
 Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah. 
 Membutuhkan biaya yang cukup banyak 
 Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas 
tradisional, di mana instruktur memegang peran utama di 
kelas. 
 Banyaknya peralatan yang harus disediakan. 
 Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan 
pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan. 
 Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja 
kelompok. 
 Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok 
berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami 
topik secara keseluruhan
Langkah-Langkah Operasional 
1 
PENENTUAN 
PERTANYAAN 
MENDASAR 
2 
MENYUSUN 
PERECANAAN PROYEK 
3 
MENYUSUN JADUAL 
4 
MONITORING 
5 
MENGUJI HASIL 
6 
EVALUASI 
PENGALAMAN
SISTEM PENILAIAN 
 Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap 
suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu 
tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari 
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, 
pengolahan dan penyajian data. 
 Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui 
pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan 
penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta 
didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
SISTEM PENILAIAN 
Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan 
yaitu: 
 Kemampuan pengelolaan 
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan 
mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan. 
 Relevansi 
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap 
pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran. 
 Keaslian 
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, 
dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan 
dukungan terhadap proyek peserta didik.
MODEL PEMBELAJARAN 
BERBASIS MASALAH 
(PROBLEM BASED LEARNING) 
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN 
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Definisi/Konsep 
 Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah 
pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah 
kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk 
belajar. 
 Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis 
masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk 
memecahkan masalah dunia nyata (real world) 
68
KELEBIHAN PBL 
 1) Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna. 
Peserta didik/mahapeserta didik yang belajar 
memecahkan suatu masalah maka mereka akan 
menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau 
berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. 
Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas 
ketika peserta didik/mahapeserta didik berhadapan 
dengan situasi di mana konsep diterapkan 
69
KELEBIHAN PBL 
 (2) Dalam situasi PBL, peserta didik/mahapeserta 
didik mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan 
secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks 
yang relevan 
 (3) PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, 
menumbuhkan inisiatif peserta didik/mahapeserta didik 
dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan 
dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam 
bekerja kelompok. 
70
Langkah-langkah Operasional dalam 
Proses Pembelajaran 
1. Konsep Dasar (Basic Concept) 
Fasilitator memberikan konsep dasar, petunjuk, 
referensi, atau link dan skill yang diperlukan dalam 
pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar 
peserta didik lebih cepat masuk dalam atmosfer 
pembelajaran dan mendapatkan ‘peta’ yang akurat 
tentang arah dan tujuan pembelajaran 
71
Langkah-langkah Operasional dalam 
Proses Pembelajaran 
2. Pendefinisian Masalah (Defining the 
Problem) 
Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan skenario 
atau permasalahan dan peserta didik melakukan 
berbagai kegiatan brainstorming dan semua anggota 
kelompok mengungkapkan pendapat, ide, dan 
tanggapan terhadap skenario secara bebas, sehingga 
dimungkinkan muncul berbagai macam alternatif 
pendapat 
72
Langkah-langkah Operasional dalam 
Proses Pembelajaran 
. Pembelajaran Mandiri (Self Learning) 
Peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat 
memperjelas isu yang sedang diinvestigasi. Sumber yang 
dimaksud dapat dalam bentuk artikel tertulis yang tersimpan 
di perpustakaan, halaman web, atau bahkan pakar dalam 
bidang yang relevan. 
Tahap investigasi memiliki dua tujuan utama, yaitu: (1) agar 
peserta didik mencari informasi dan mengembangkan 
pemahaman yang relevan dengan permasalahan yang telah 
didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkan dengan 
satu tujuan yaitu dipresentasikan di kelas dan informasi 
tersebut haruslah relevan dan dapat dipahami. 
73
Langkah-langkah Operasional dalam 
Proses Pembelajaran 
4. Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge) 
Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan 
pendalaman materi dalam langkah pembelajaran 
mandiri, selanjutnya pada pertemuan berikutnya 
peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya untuk 
mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi dari 
permasalahan kelompok. Pertukaran pengetahuan ini 
dapat dilakukan dengan cara peserrta didik berkumpul 
sesuai kelompok dan fasilitatornya. 
74
Langkah-langkah Operasional dalam 
Proses Pembelajaran 
5. Penilaian (Assessment) 
Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek 
pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap 
(attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan 
yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang 
dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian 
tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan. 
Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari 
penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software, 
hardware, maupun kemampuan perancangan dan 
pengujian. 
75
Contoh Penerapan 
Sebelum memulai proses belajar-mengajar di dalam kelas, 
peserta didik terlebih dahulu diminta untuk 
mengobservasi suatu fenomena terlebih dahulu. 
Kemudian peserta didik diminta mencatat masalah-masalah 
yang muncul. 
Setelah itu tugas guru adalah meransang peserta didik 
untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang 
ada. Tugas guru adalah mengarahkan peserta didik 
untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan 
mendengarkan pendapat yang berbeda dari mereka. 
76
Contoh Penerapan 
Memanfaatkan lingkungan peserta didik untuk memperoleh 
pengalaman belajar. Guru memberikan penugasan yang 
dapat dilakukan di berbagai konteks lingkungan peserta 
didik, antara lain di sekolah, keluarga dan masyarakat. 
Penugasan yang diberikan oleh guru memberikan kesempatan 
bagi peserta didik untuk belajar diluar kelas. Peserta didik 
diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung 
tentang apa yang sedang dipelajari. Pengalaman belajar 
merupakan aktivitas belajar yang harus dilakukan peserta 
didik dalam rangka mencapai penguasaan standar 
kompetensi, kemampuan dasar dan materi pembelajaran. 
77
Contoh Penerapan 
78 
Tahapan-Tahapan Model PBL 
FASE-FASE PERILAKU GURU 
Fase 1 
Orientasi peserta didik kepada 
masalah 
 Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan 
logistik yg dibutuhkan 
 Memotivasi peserta didik untuk terlibat aktif 
dalam pemecahan masalah yang dipilih 
Fase 2 
Mengorganisasikan peserta didik 
Membantu peserta didik mendefinisikan 
danmengorganisasikan tugas belajar yang 
berhubungan dengan masalah tersebut 
Fase 3 
Membimbing penyelidikan individu 
dan kelompok 
Mendorong peserta didik untuk mengumpulkan 
informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen 
untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan 
masalah 
Fase 4 
Mengembangkan dan menyajikan 
hasil karya 
Membantu peserta didik dalam merencanakan 
dan menyiapkan karya yang sesuai seperti 
laporan, model dan berbagi tugas dengan teman 
Fase 5 
Menganalisa dan mengevaluasi proses 
pemecahan masalah 
Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang 
telah dipelajari /meminta kelompok presentasi 
hasil kerja
SISTEM PENILAIAN 
 Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan 
(knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian 
terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh 
kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir 
semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, 
dan laporan. 
 Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat 
bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun 
kemampuan perancangan dan pengujian. Sedangkan penilaian 
terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu 
keaktifan dan partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama 
dalam tim, dan kehadiran dalam pembelajaran. Bobot penilaian 
untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh guru mata pelajaran 
yang bersangkutan. 
79
SISTEM PENILAIAN 
Penilaian pembelajaran dengan PBL dilakukan dengan 
authentic assesment. Penilaian dapat dilakukan dengan 
portfolio yang merupakan kumpulan yang sistematis pekerjaan-pekerjaan 
peserta didik yang dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam 
kurun waktu tertentu dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran. 
Penilaian dalam pendekatan PBL dilakukan dengan cara evaluasi diri (self-assessment) 
dan peer-assessment. 
 Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri 
terhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada 
tujuan yang ingin dicapai (standard) oleh pebelajar itu sendiri dalam 
belajar. 
 Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk 
memberikan penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas 
yang telah dilakukannya sendiri maupun oleh teman dalam 
kelompoknya 
80
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN 
(DISCOVERY LEARNING) 
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN 
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Definisi/Konsep 
 Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang 
didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila 
pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk 
finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri. 
 Sebagai strategi belajar, Discovery Learning mempunyai 
prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem 
Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga 
istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada 
ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak 
diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa pada 
discovery masalah yang diperhadapkan kepada siswa 
semacam masalah yang direkayasa oleh guru
Definisi/Konsep 
 Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning guru berperan sebagai 
pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara 
aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan 
kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini ingin merubah 
kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented menjadi student oriented. 
 Dalam Discovery Learning, hendaknya guru harus memberikan kesempatan 
muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientis, historin, atau 
ahli matematika. Bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi siswa 
dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, 
membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, 
mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan.
Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan 
 Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan 
keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha 
penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang 
tergantung bagaimana cara belajarnya. 
 Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan 
ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer. 
 Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa 
menyelidiki dan berhasil. 
 Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan 
sesuai dengan kecepatannya sendiri. 
 Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri 
dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.
Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan 
 Metode ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, 
karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang 
lainnya. 
 Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif 
mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak 
sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi diskusi. 
 Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena 
mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti. 
 Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik; 
 Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada 
situasi proses belajar yang baru;
Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan 
 Mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri; 
 Mendorong siswa berfikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri; 
 Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik; Situasi proses 
belajar menjadi lebih terangsang; 
 Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada 
pembentukan manusia seutuhnya; 
 Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa; 
 Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis 
sumber belajar; 
 Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.
Kelemahan Model Pembelajaran Penemuan 
 Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk 
belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan 
abstrak atau berfikir atau mengungkapkan hubungan antara 
konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya 
akan menimbulkan frustasi. 
 Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, 
karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka 
menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya. 
 Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar 
berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan 
cara-cara belajar yang lama.
Kelemahan Pembelajaran Penemuan 
 Pengajaran discovery lebih cocok untuk 
mengembangkan pemahaman, sedangkan 
mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan 
emosi secara keseluruhan kurang mendapat 
perhatian. 
 Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang 
fasilitas untuk mengukur gagasan yang 
dikemukakan oleh para siswa 
 Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk 
berfikir yang akan ditemukan oleh siswa karena 
telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.
Langkah-Langkah Operasional 
1. Langkah Persiapan 
a. Menentukan tujuan pembelajaran 
b. Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, 
minat, gaya belajar, dan sebagainya) 
c. Memilih materi pelajaran. 
d. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara 
induktif (dari contoh-contoh generalisasi) 
e. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, 
ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa 
f. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke 
kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, 
ikonik sampai ke simbolik 
g. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa
Langkah-Langkah Operasional 
2. Pelaksanaan 
a. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan) 
Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada 
sesuatu yang menimbulkan kebingungannya, kemudian 
dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul 
keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru 
dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan 
pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar 
lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. 
Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan 
kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan 
membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan.
Langkah-Langkah Operasional 
b. Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah) 
Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru 
memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi 
sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan 
dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan 
dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara 
atas pertanyaan masalah)
Langkah-Langkah Operasional 
c. Data collection (Pengumpulan Data). 
Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi 
kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan 
informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk 
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah, 
2004:244). Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab 
pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis, 
dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk 
mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan, 
membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan 
nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
Langkah-Langkah Operasional 
d. Data Processing (Pengolahan Data) 
Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan 
kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh 
para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan 
sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan, 
wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, 
diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung 
dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat 
kepercayaan tertentu
Langkah-Langkah Operasional 
e. Verification (Pembuktian) 
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat 
untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang 
ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan 
dengan hasil data processing (Syah, 2004:244). Verification 
menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan berjalan 
dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan 
kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan 
atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai 
dalam kehidupannya.
Langkah-Langkah Operasional 
f. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi) 
Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses 
menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip 
umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang 
sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 
2004:244). Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan 
prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi
SISTEM PENILAIAN 
 Dalam Model Pembelajaran Discovery Learning, penilaian 
dapat dilakukan dengan menggunakan tes maupun non tes. 
 Penilaian yang digunakan dapat berupa penilaian kognitif, 
proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa. Jika bentuk 
penialainnya berupa penilaian kognitif, maka dalam model 
pembelajaran discovery learning dapat menggunakan tes 
tertulis. Jika bentuk penilaiannya menggunakan penilaian 
proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa maka 
pelaksanaan penilaian dapat dilakukan dengan pengamatan.
Terima Kasih
KONSEP PENILAIAN AUTENTIK 
PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR 
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN 
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
A. Definisi 
1. Penilaian autentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran yang 
bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk 
ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. 
2. Istilah Assessment merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, 
pengujian, atau evaluasi. 
3. Istilah autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau 
reliabel. 
4. Secara konseptual penilaian autentik lebih bermakna secara 
signifikan dibandingkan dengan tes pilihan ganda terstandar sekali 
pun. 
5. Ketika menerapkan penilaian autentik untuk mengetahui hasil dan 
prestasi belajar peserta didik, guru menerapkan kriteria yang 
berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan 
mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah. 
99
B. Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013 
1. Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap 
pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan 
tuntutan Kurikulum 2013. 
2. Penilaian tersebut mampu menggambarkan peningkatan hasil 
belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, 
menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. 
3. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks 
atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk 
menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang 
lebih autentik. 
4. Penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan tematik 
terpadu dalam pembejajaran, khususnya jenjang sekolah dasar 
atau untuk mata pelajaran yang sesuai. 
100
B. Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013 
(lanjutan) 
5. Penilaian autentik sering dikontradiksikan dengan penilaian 
yang menggunakan standar tes berbasis norma, pilihan ganda, 
benar-salah, menjodohkan, atau membuat jawaban singkat. 
6. Tentu saja, pola penilaian seperti ini tidak diantikan dalam 
proses pembelajaran, karena memang lazim digunakan dan 
memperoleh legitimasi secara akademik. 
7. Penilaian autentik dapat dibuat oleh guru sendiri, guru secara 
tim, atau guru bekerja sama dengan peserta didik. 
8. Dalam penilaian autentik, seringkali pelibatan siswa sangat 
penting. Asumsinya, peserta didik dapat melakukan aktivitas 
belajar lebih baik ketika mereka tahu bagaimana akan dinilai. 
101
9. Peserta didik diminta untuk merefleksikan dan mengevaluasi 
kinerja mereka sendiri dalam rangka meningkatkan 
pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan pembelajaran 
serta mendorong kemampuan belajar yang lebih tinggi. 
10. Pada penilaian autentik guru menerapkan kriteria yang 
berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, kajian keilmuan, 
dan pengalaman yang diperoleh dari luar sekolah. 
11. Penilaian autentik mencoba menggabungkan kegiatan guru 
mengajar, kegiatan siswa belajar, motivasi dan keterlibatan 
peserta didik, serta keterampilan belajar. 
12. Karena penilaian itu merupakan bagian dari proses 
pembelajaran, guru dan peserta didik berbagi pemahaman 
tentang kriteria kinerja. 
102 
B. Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013 
(lanjutan)
13. Dalam beberapa kasus, peserta didik bahkan berkontribusi untuk 
mendefinisikan harapan atas tugas-tugas yang harus mereka lakukan. 
14. Penilaian autentik sering digambarkan sebagai penilaian atas 
perkembangan peserta didik, karena berfokus pada kemampuan 
mereka berkembang untuk belajar bagaimana belajar tentang subjek. 
15. Penilaian autentik harus mampu menggambarkan sikap, keterampilan, 
dan pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta 
didik, bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya, dalam hal apa 
mereka sudah atau belum mampu menerapkan perolehan belajar, dan 
sebagainya. 
16. Atas dasar itu, guru dapat mengidentifikasi materi apa yang sudah layak 
dilanjutkan dan untuk materi apa pula kegiatan remedial harus 
dilakukan. 
103 
B. Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013 
(lanjutan)
C. Penilaian Autentik dan Pembelajaran Autentik 
1. Penilaian autentik mengharuskan pembelajaran yang autentik 
pula. 
2. Menurut Ormiston, belajar autentik mencerminkan tugas dan 
pemecahan masalah yang diperlukan dalam kenyataannya di 
luar sekolah. 
3. Penilaian autentik terdiri dari berbagai teknik penilaian. 
Pertama, pengukuran langsung keterampilan peserta didik yang 
berhubungan dengan hasil jangka panjang pendidikan seperti 
kesuksesan di tempat kerja. Kedua, penilaian atas tugas-tugas 
yang memerlukan keterlibatan yang luas dan kinerja yang 
kompleks. Ketiga, analisis proses yang digunakan untuk 
menghasilkan respon peserta didik atas perolehan sikap, 
keterampilan, dan pengetahuan yang ada. 
104
C. Penilaian Autentik dan Pembelajaran Autentik 
(lanjutan) 
4. Penilaian autentik akan bermakna bagi guru untuk 
menentukan cara-cara terbaik agar semua siswa dapat 
mencapai hasil akhir, meski dengan satuan waktu yang 
berbeda. 
5. Konstruksi sikap, keterampilan, dan pengetahuan dicapai 
melalui penyelesaian tugas di mana peserta didik telah 
memainkan peran aktif dan kreatif. 
6. Keterlibatan peserta didik dalam melaksanakan tugas sangat 
bermakna bagi perkembangan pribadi mereka. 
105
7. Dalam pembelajaran autentik, peserta didik diminta 
mengumpulkan informasi dengan pendekatan scientific, 
memahami aneka fenomena atau gejala dan hubungannya satu 
sama lain secara mendalam, serta mengaitkan apa yang 
dipelajari dengan dunia nyata yang ada di luar sekolah. 
8. Guru dan peserta didik memiliki tanggung jawab atas apa yang 
terjadi. Peserta didik pun tahu apa yang mereka ingin pelajari, 
memiliki parameter waktu yang fleksibel, dan 
bertanggungjawab untuk tetap pada tugas. 
9. Penilaian autentik pun mendorong peserta didik 
mengkonstruksi, mengorganisasikan, menganalisis, mensintesis, 
menafsirkan, menjelaskan, dan mengevaluasi informasi untuk 
kemudian mengubahnya menjadi pengetahuan baru. 
106 
C. Penilaian Autentik dan Pembelajaran Autentik 
(lanjutan)
Pada pembelajaran autentik, guru harus menjadi “guru autentik.” Peran 
guru bukan hanya pada proses pembelajaran, melainkan juga pada 
penilaian. Untuk bisa melaksanakan pembelajaran autentik, guru harus 
memenuhi kriteria tertentu: 
1. Mengetahui bagaimana menilai kekuatan dan kelemahan peserta 
didik serta desain pembelajaran. 
2. Mengetahui bagaimana cara membimbing peserta didik untuk 
mengembangkan pengetahuan mereka sebelumnya dengan cara 
mengajukan pertanyaan dan menyediakan sumber daya memadai 
bagi peserta didik untuk melakukan akuisisi pengetahuan. 
3. Menjadi pengasuh proses pembelajaran, melihat informasi baru, 
dan mengasimilasikan pemahaman peserta didik. 
4. Menjadi kreatif tentang bagaimana proses belajar peserta didik 
dapat diperluas dengan menimba pengalaman dari dunia di luar 
tembok sekolah. 
107 
C. Penilaian Autentik dan Pembelajaran Autentik 
(lanjutan)
D. Jenis-jenis Penilaian Autentik 
1. Penilaian Kinerja 
2. Penilaian Proyek 
3. Penilaian Portofolio 
4. Penilaian Tertulis 
108
1. Penilaian Kinerja 
Penilaian autentik sebisa mungkin melibatkan parsisipasi peserta 
didik, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan 
dinilai. Guru dapat melakukannya dengan meminta para peserta 
didik menyebutkan unsur-unsur proyek/tugas yang akan mereka 
gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya. 
Berikut ini cara merekam hasil penilaian berbasis kinerja. 
1. Daftar cek (checklist). 
2. Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records). 
3. Skala penilaian (rating scale). 
4. Memori atau ingatan (memory approach). 
109
2. Penilaian Proyek 
Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian 
terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut 
periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi 
yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan 
data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. 
Berikut ini tiga hal yang perlu diperhatian guru dalam penilaian proyek. 
1. Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan 
mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna 
atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan. 
2. Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan 
pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang 
dibutuhkan oleh peserta didik. 
3. Keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan 
oleh peserta didik. 
110
3. Portofolio 
Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan 
artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai 
hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa 
berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan 
atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi 
peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa 
dimensi. 
111
Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah 
seperti berikut ini. 
1. Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio. 
2. Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio 
yang akan dibuat. 
3. Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di 
bawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran. 
4. Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada 
tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya. 
5. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu. 
6. Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas 
bersama dokumen portofolio yang dihasilkan. 
7. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil 
penilaian portofolio. 
112 
3. Portofolio (lanjutan)
4. Penilaian Tertulis 
 Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut 
peserta didik mampu mengingat, memahami, 
mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, 
mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi 
yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian 
sebisa mungkin bersifat komprehensif, sehingga mampu 
menggambarkan ranah sikap, pengetahuan, dan 
keterampilan peserta didik. 
113
Contoh Penilaian Kinerja 
1. Kinerja dalam Menyelesaikan Tugas Kelompok 
No. 
Nama 
Peserta 
Didik 
Aspek 
Kerja Jml Nilai 
Keaktifan 
sama 
Meng-hargai 
pendapat 
Tangg 
jawab 
Keterangan Skor: 
1=Kurang 
2=Cukup 
3=Baik 
4=Sangat Baik
Contoh Penilaian Produk 
1. PRODUK GAMBAR BANGUN DATAR DAN BANGUN RUANG 
No. 
Nama 
Peserta 
Didik 
A s p e k 
Juml 
ah 
Skor 
Nilai 
Ketepatan 
menentu 
kan benda 
persegi 
Ketepatan 
meng-gambar 
persegi 
Banyak 
gambar 
yang 
dibuat 
Kerapi 
an
Contoh Tes Tertulis 
Serangga mempunyai 3 pasang kaki yang menjadi ciri 
utamanya. Gambar manakah di bawah ini yang 
“bukan” serangga?
STRUKTUR KURIKULUM SD 
No Komponen I II III IV V VI 
Kelompok A 
1 Pendidikan Agama dan Budi 
Pekerti 
4 4 4 4 4 4 
2 PPKN 5 5 6 5 5 5 
3 Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7 
4 Matematika 5 6 6 6 6 6 
5 IPA 3 3 3 
6 IPS 3 3 3 
Kelompok B 
7 Seni Budaya & Prakarya (termasuk 
muatan lokal*) 
4 4 4 5 5 5 
8 Pend. Jasmani, OR & Kes 
(termasuk muatan lokal). 
4 4 4 4 4 4 
Jumlah 30 32 34 36 36 36 
Catatan: 
1. Muatan lokal* dapat memuat Bahasa Daerah 
2. IPA dan IPS kelas I s.d. Kelas III diintegrasikan ke mata pelajaran lainnya 
117
No Komponen VII VIII IX 
Kelompok A 
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 
2 Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan 3 3 3 
3 Bahasa Indonesia 6 6 6 
4 Matematika 5 5 5 
5 Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5 
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4 
7 Bahasa Inggris 4 4 4 
Kelompok B 
8 Seni Budaya (termasuk mulok)* 3 3 3 
9 
Pend. Jasmani, OR & Kesehatan 
(termasuk mulok) 
* Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah 
3 3 3 
10 Prakarya (termasuk mulok) 2 2 2 
Jumlah 38 38 38 
118
119 
Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah 
Mata Pelajaran 
Kelas 
X XI XII 
Kelompok A (Wajib) 
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 
3 Bahasa Indonesia 4 4 4 
4 Matematika 4 4 4 
5 Sejarah Indonesia 2 2 2 
6 Bahasa Inggris 2 2 2 
Kelompok B (Wajib) 
7 Seni Budaya 2 2 2 
8 Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 3 3 3 
9 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2 
Jumlah jam pelajaran Kelompok A dan B per minggu 24 24 24 
Kelompok C Peminatan 
Matapelajaran peminatan akademik (untuk SMA) 18 20 20 
Matapelajaran peminatan akademik dan vokasi (untuk SMA) 24 24 24 
Jumlah Jam Pelajaran yang Harus Ditempuh per Minggu (SMA) 42 44 44 
Jumlah Jam Pelajaran yang Harus Ditempuh per Minggu (SMK) 48 48 48
Struktur Kurikulum Peminatan SMA 
MATA PELAJARAN 
Kelas 
X XI XII 
Kelompok A dan B (Wajib) 24 24 24 
Kelompok C (Peminatan) 
Peminatan Matematika dan Iilmu Alam 
I 1 Matematika 3 4 4 
2 Biologi 3 4 4 
3 Fisika 3 4 4 
4 Kimia 3 4 4 
Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial 
II 1 Geografi 3 4 4 
2 Sejarah 3 4 4 
3 Sosiologi & Antropologi 3 4 4 
4 Ekonomi 3 4 4 
Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya 
III 1 Bahasa dan Sastra Indonesia 3 4 4 
2 Bahasa dan Sastra Inggeris 3 4 4 
3 Bahasa dan Sastra Asing lainnya 3 4 4 
4 Antropologi 3 4 4 
Mata Pelajaran Pilihan 
Pilihan Lintas Kelompok Peminatan atau Pendalaman Minat 6 4 4 
Jumlah Jam Pelajaran Yang Tersedia per minggu 68 72 72 
Jumlah Jam Pelajaran Yang harus Ditempuh per minggu 42 44 44
MATA PELAJARAN 
KELAS 
X XI XII 
Kelompok A (Wajib) 
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 
3. Bahasa Indonesia 4 4 4 
4. Matematika 4 4 4 
5. Sejarah Indonesia 2 2 2 
6. Bahasa Inggris 2 2 2 
Kelompok B (Wajib) 
7. Seni Budaya 2 2 2 
8. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2 
9. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 3 3 3 
Jumlah kelompok A dan B 24 24 24 
Kelompok C (Peminatan) 
Matapelajaran peminatan akademik dan vokasi 24 24 24 
TOTAL 48 48 48 
121

More Related Content

What's hot

Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Hafiza .h
 
2. strategi konsep kurikulum 2013
2. strategi konsep kurikulum 20132. strategi konsep kurikulum 2013
2. strategi konsep kurikulum 2013Asep Hidayat
 
Perbedaan beberapa kurikulum
Perbedaan beberapa kurikulumPerbedaan beberapa kurikulum
Perbedaan beberapa kurikulumWhyda Kasim
 
1.2 elemen perubahan kurikulum rev
1.2 elemen perubahan kurikulum rev1.2 elemen perubahan kurikulum rev
1.2 elemen perubahan kurikulum revAmrizal Ahmad
 
STANDAR PROSES KURIKULUM 2013
STANDAR PROSES KURIKULUM 2013STANDAR PROSES KURIKULUM 2013
STANDAR PROSES KURIKULUM 2013
hasanah sn
 
Konsep kurikulum 2013
Konsep kurikulum 2013Konsep kurikulum 2013
Konsep kurikulum 2013
rizkiyolanda
 
Pengembangan Kurikulum dalam Proses Pembeajaran (KTSP vs Kurikulum 2013)
Pengembangan Kurikulum dalam Proses Pembeajaran (KTSP vs Kurikulum 2013)Pengembangan Kurikulum dalam Proses Pembeajaran (KTSP vs Kurikulum 2013)
Pengembangan Kurikulum dalam Proses Pembeajaran (KTSP vs Kurikulum 2013)
weniananta
 
Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulum Berbasis KompetensiKurikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulum Berbasis Kompetensi
Sifa Siti Mukrimah
 
Butir butir penting implementasi kurikulum (utama)
Butir butir penting implementasi kurikulum (utama)Butir butir penting implementasi kurikulum (utama)
Butir butir penting implementasi kurikulum (utama)
Anan Nur
 
1. lk 1.1 analisis kurikulum 2013
1.  lk 1.1 analisis kurikulum 20131.  lk 1.1 analisis kurikulum 2013
1. lk 1.1 analisis kurikulum 2013Sukowibowo
 
Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan Kurikulum 2013Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan Kurikulum 2013
Kreshna Aditya
 
Tabel perbandingan-kurikulum-2004-kbk-kurikulum-2006-ktsp-dan-kurikulum-2013-...
Tabel perbandingan-kurikulum-2004-kbk-kurikulum-2006-ktsp-dan-kurikulum-2013-...Tabel perbandingan-kurikulum-2004-kbk-kurikulum-2006-ktsp-dan-kurikulum-2013-...
Tabel perbandingan-kurikulum-2004-kbk-kurikulum-2006-ktsp-dan-kurikulum-2013-...
DyanSinaga3
 
Bahan uji publik kurikulum 2013
Bahan uji publik kurikulum 2013Bahan uji publik kurikulum 2013
Bahan uji publik kurikulum 2013Rohadi Rohadi
 
1. kurikulum 2013
1. kurikulum 20131. kurikulum 2013
1. kurikulum 2013
razanputra
 
Elemen perubahan kurikulum 2013
Elemen perubahan kurikulum 2013Elemen perubahan kurikulum 2013
Elemen perubahan kurikulum 2013
Raehana Tuqalby
 
7. materi mpls pengenalan kurikulum 2013
7. materi mpls pengenalan kurikulum 20137. materi mpls pengenalan kurikulum 2013
7. materi mpls pengenalan kurikulum 2013
PId PId AJ AJ
 
03. penyesuaian pola pikir
03. penyesuaian pola pikir03. penyesuaian pola pikir
03. penyesuaian pola pikir
Jati Mulyahadi
 
Silabus dan pelaksanaan penyusunan ktsp
Silabus dan pelaksanaan penyusunan ktspSilabus dan pelaksanaan penyusunan ktsp
Silabus dan pelaksanaan penyusunan ktsp
Utami Putri
 
Bahan ujipublik kurikulum2013
Bahan ujipublik kurikulum2013Bahan ujipublik kurikulum2013
Bahan ujipublik kurikulum2013
Setiawan Wibowo
 

What's hot (20)

Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
 
2. strategi konsep kurikulum 2013
2. strategi konsep kurikulum 20132. strategi konsep kurikulum 2013
2. strategi konsep kurikulum 2013
 
Perbedaan beberapa kurikulum
Perbedaan beberapa kurikulumPerbedaan beberapa kurikulum
Perbedaan beberapa kurikulum
 
1.2 elemen perubahan kurikulum rev
1.2 elemen perubahan kurikulum rev1.2 elemen perubahan kurikulum rev
1.2 elemen perubahan kurikulum rev
 
STANDAR PROSES KURIKULUM 2013
STANDAR PROSES KURIKULUM 2013STANDAR PROSES KURIKULUM 2013
STANDAR PROSES KURIKULUM 2013
 
Konsep kurikulum 2013
Konsep kurikulum 2013Konsep kurikulum 2013
Konsep kurikulum 2013
 
Pengembangan Kurikulum dalam Proses Pembeajaran (KTSP vs Kurikulum 2013)
Pengembangan Kurikulum dalam Proses Pembeajaran (KTSP vs Kurikulum 2013)Pengembangan Kurikulum dalam Proses Pembeajaran (KTSP vs Kurikulum 2013)
Pengembangan Kurikulum dalam Proses Pembeajaran (KTSP vs Kurikulum 2013)
 
Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulum Berbasis KompetensiKurikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulum Berbasis Kompetensi
 
Butir butir penting implementasi kurikulum (utama)
Butir butir penting implementasi kurikulum (utama)Butir butir penting implementasi kurikulum (utama)
Butir butir penting implementasi kurikulum (utama)
 
1. lk 1.1 analisis kurikulum 2013
1.  lk 1.1 analisis kurikulum 20131.  lk 1.1 analisis kurikulum 2013
1. lk 1.1 analisis kurikulum 2013
 
Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan Kurikulum 2013Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan Kurikulum 2013
 
10 pengelolaan ktsp
10 pengelolaan ktsp10 pengelolaan ktsp
10 pengelolaan ktsp
 
Tabel perbandingan-kurikulum-2004-kbk-kurikulum-2006-ktsp-dan-kurikulum-2013-...
Tabel perbandingan-kurikulum-2004-kbk-kurikulum-2006-ktsp-dan-kurikulum-2013-...Tabel perbandingan-kurikulum-2004-kbk-kurikulum-2006-ktsp-dan-kurikulum-2013-...
Tabel perbandingan-kurikulum-2004-kbk-kurikulum-2006-ktsp-dan-kurikulum-2013-...
 
Bahan uji publik kurikulum 2013
Bahan uji publik kurikulum 2013Bahan uji publik kurikulum 2013
Bahan uji publik kurikulum 2013
 
1. kurikulum 2013
1. kurikulum 20131. kurikulum 2013
1. kurikulum 2013
 
Elemen perubahan kurikulum 2013
Elemen perubahan kurikulum 2013Elemen perubahan kurikulum 2013
Elemen perubahan kurikulum 2013
 
7. materi mpls pengenalan kurikulum 2013
7. materi mpls pengenalan kurikulum 20137. materi mpls pengenalan kurikulum 2013
7. materi mpls pengenalan kurikulum 2013
 
03. penyesuaian pola pikir
03. penyesuaian pola pikir03. penyesuaian pola pikir
03. penyesuaian pola pikir
 
Silabus dan pelaksanaan penyusunan ktsp
Silabus dan pelaksanaan penyusunan ktspSilabus dan pelaksanaan penyusunan ktsp
Silabus dan pelaksanaan penyusunan ktsp
 
Bahan ujipublik kurikulum2013
Bahan ujipublik kurikulum2013Bahan ujipublik kurikulum2013
Bahan ujipublik kurikulum2013
 

Viewers also liked

Penjelasan kurikulum 2013
Penjelasan kurikulum 2013Penjelasan kurikulum 2013
Penjelasan kurikulum 2013
gustini12linda
 
Penjelasan mendikbud mengenai kurikulum 2013
Penjelasan mendikbud mengenai kurikulum 2013Penjelasan mendikbud mengenai kurikulum 2013
Penjelasan mendikbud mengenai kurikulum 2013PGSD-S1
 
файлы и файловая система
файлы и файловая системафайлы и файловая система
файлы и файловая система
sviridovane
 
THE RELATIONSHIP BETWEEN CLIMATE CHANGE AND ENERGY; THE CASE OF GHANA. DISCUSS.
THE RELATIONSHIP BETWEEN CLIMATE CHANGE AND ENERGY; THE CASE OF GHANA. DISCUSS.THE RELATIONSHIP BETWEEN CLIMATE CHANGE AND ENERGY; THE CASE OF GHANA. DISCUSS.
THE RELATIONSHIP BETWEEN CLIMATE CHANGE AND ENERGY; THE CASE OF GHANA. DISCUSS.
williamson20032001
 
Федоров
ФедоровФедоров
Kedaulatan wilayah 01
Kedaulatan wilayah 01Kedaulatan wilayah 01
Kedaulatan wilayah 01ahmad akhyar
 
Timeline of the American Colonies and Britain from c.1774 to 1776
Timeline of the American Colonies and Britain from c.1774 to 1776Timeline of the American Colonies and Britain from c.1774 to 1776
Timeline of the American Colonies and Britain from c.1774 to 1776
Jonti Cole
 
An pham day hoc du an
An pham day hoc du anAn pham day hoc du an
An pham day hoc du an
Viet_Anh_0709
 
Facebook az új mass médium - AllThingsFacebook'14 Budapest
Facebook az új mass médium - AllThingsFacebook'14 BudapestFacebook az új mass médium - AllThingsFacebook'14 Budapest
Facebook az új mass médium - AllThingsFacebook'14 Budapest
Ákos Szabó
 
Iad1 alam pikiran manusia
Iad1 alam pikiran manusia Iad1 alam pikiran manusia
Iad1 alam pikiran manusia
ahmad akhyar
 
2.C. La Empresa Social y Segura
2.C. La Empresa Social y Segura2.C. La Empresa Social y Segura
2.C. La Empresa Social y SeguraEsteban Rojano
 
Fruit & tree
Fruit & treeFruit & tree
Reconocimiento
ReconocimientoReconocimiento
Reconocimiento
Julian Saavedra
 
1.C. Crecimiento Económico
1.C. Crecimiento Económico1.C. Crecimiento Económico
1.C. Crecimiento EconómicoEsteban Rojano
 

Viewers also liked (20)

Penjelasan kurikulum 2013
Penjelasan kurikulum 2013Penjelasan kurikulum 2013
Penjelasan kurikulum 2013
 
Penjelasan mendikbud mengenai kurikulum 2013
Penjelasan mendikbud mengenai kurikulum 2013Penjelasan mendikbud mengenai kurikulum 2013
Penjelasan mendikbud mengenai kurikulum 2013
 
файлы и файловая система
файлы и файловая системафайлы и файловая система
файлы и файловая система
 
THE RELATIONSHIP BETWEEN CLIMATE CHANGE AND ENERGY; THE CASE OF GHANA. DISCUSS.
THE RELATIONSHIP BETWEEN CLIMATE CHANGE AND ENERGY; THE CASE OF GHANA. DISCUSS.THE RELATIONSHIP BETWEEN CLIMATE CHANGE AND ENERGY; THE CASE OF GHANA. DISCUSS.
THE RELATIONSHIP BETWEEN CLIMATE CHANGE AND ENERGY; THE CASE OF GHANA. DISCUSS.
 
Федоров
ФедоровФедоров
Федоров
 
Perangkat keras komputer
Perangkat keras komputerPerangkat keras komputer
Perangkat keras komputer
 
Benefits of vitamin C
Benefits of vitamin CBenefits of vitamin C
Benefits of vitamin C
 
Kedaulatan wilayah 01
Kedaulatan wilayah 01Kedaulatan wilayah 01
Kedaulatan wilayah 01
 
Untitled Presentation
Untitled PresentationUntitled Presentation
Untitled Presentation
 
Untitled Presentation
Untitled PresentationUntitled Presentation
Untitled Presentation
 
Untitled Presentation
Untitled PresentationUntitled Presentation
Untitled Presentation
 
Timeline of the American Colonies and Britain from c.1774 to 1776
Timeline of the American Colonies and Britain from c.1774 to 1776Timeline of the American Colonies and Britain from c.1774 to 1776
Timeline of the American Colonies and Britain from c.1774 to 1776
 
An pham day hoc du an
An pham day hoc du anAn pham day hoc du an
An pham day hoc du an
 
Facebook az új mass médium - AllThingsFacebook'14 Budapest
Facebook az új mass médium - AllThingsFacebook'14 BudapestFacebook az új mass médium - AllThingsFacebook'14 Budapest
Facebook az új mass médium - AllThingsFacebook'14 Budapest
 
ApoOrv Garg_Resume_2015
ApoOrv Garg_Resume_2015ApoOrv Garg_Resume_2015
ApoOrv Garg_Resume_2015
 
Iad1 alam pikiran manusia
Iad1 alam pikiran manusia Iad1 alam pikiran manusia
Iad1 alam pikiran manusia
 
2.C. La Empresa Social y Segura
2.C. La Empresa Social y Segura2.C. La Empresa Social y Segura
2.C. La Empresa Social y Segura
 
Fruit & tree
Fruit & treeFruit & tree
Fruit & tree
 
Reconocimiento
ReconocimientoReconocimiento
Reconocimiento
 
1.C. Crecimiento Económico
1.C. Crecimiento Económico1.C. Crecimiento Económico
1.C. Crecimiento Económico
 

Similar to Informasi kurikulum 2013

rasional kurikulum 2013
 rasional kurikulum 2013  rasional kurikulum 2013
rasional kurikulum 2013
Fatullah Fatullah
 
Rasional kurikulum 2013 rev
Rasional kurikulum 2013 revRasional kurikulum 2013 rev
Rasional kurikulum 2013 revpurdiyanto -
 
0. sosialisasi kurikulum 2013 (ringkasan pur)
0. sosialisasi kurikulum 2013 (ringkasan pur)0. sosialisasi kurikulum 2013 (ringkasan pur)
0. sosialisasi kurikulum 2013 (ringkasan pur)Purwanta Agung
 
1.1 rasional kurikulum 2013
1.1 rasional kurikulum 20131.1 rasional kurikulum 2013
1.1 rasional kurikulum 2013
SMK NEGERI 1 BANGKINANG
 
Bahan uji publik kurikulum 2013
Bahan uji publik kurikulum 2013Bahan uji publik kurikulum 2013
Bahan uji publik kurikulum 2013
Pristiadi Utomo
 
1. penjelasan mendikbud kur 2013 kpd nara sumber pelatihan (260613)
1. penjelasan mendikbud kur 2013 kpd nara sumber pelatihan (260613)1. penjelasan mendikbud kur 2013 kpd nara sumber pelatihan (260613)
1. penjelasan mendikbud kur 2013 kpd nara sumber pelatihan (260613)Iepank Iep
 
1.1 rasional kurikulum_2013_rev
1.1 rasional kurikulum_2013_rev1.1 rasional kurikulum_2013_rev
1.1 rasional kurikulum_2013_rev
Ibnu Fajar
 
Informasikurikulum2013
Informasikurikulum2013Informasikurikulum2013
Informasikurikulum2013gustini12linda
 
Kurikulum 2013 Produktif
Kurikulum 2013 ProduktifKurikulum 2013 Produktif
Kurikulum 2013 Produktif
Andi Saputro
 
1. penjelasan mendikbud kurikulum 2013
1. penjelasan mendikbud kurikulum 2013 1. penjelasan mendikbud kurikulum 2013
1. penjelasan mendikbud kurikulum 2013 Nia Piliang
 
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)Sofyan Saputra
 
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budayaSofyan Saputra
 
1.1 rasional kurikulum 2013 rev
1.1 rasional kurikulum 2013 rev1.1 rasional kurikulum 2013 rev
1.1 rasional kurikulum 2013 revZo Ri
 
1.1 rasional kurikulum 2013 rev
1.1 rasional kurikulum 2013 rev1.1 rasional kurikulum 2013 rev
1.1 rasional kurikulum 2013 revZo Ri
 
Bahan uji kurikulum 2013
Bahan uji kurikulum 2013Bahan uji kurikulum 2013
Bahan uji kurikulum 2013
Syaikhuna Al-Asyhi
 
Kerangka dasar kurikulum 2013
Kerangka dasar kurikulum 2013Kerangka dasar kurikulum 2013
Kerangka dasar kurikulum 2013Ifik Firdaus
 
Bahan ujipublik kurikulum2013
Bahan ujipublik kurikulum2013Bahan ujipublik kurikulum2013
Bahan ujipublik kurikulum2013Rizki Amaliyah
 
3. kerangka dasar dan struktur kurikulum
3. kerangka dasar dan struktur kurikulum3. kerangka dasar dan struktur kurikulum
3. kerangka dasar dan struktur kurikulumJulak Laraw
 

Similar to Informasi kurikulum 2013 (20)

rasional kurikulum 2013
 rasional kurikulum 2013  rasional kurikulum 2013
rasional kurikulum 2013
 
Rasional kurikulum 2013 rev
Rasional kurikulum 2013 revRasional kurikulum 2013 rev
Rasional kurikulum 2013 rev
 
0. sosialisasi kurikulum 2013 (ringkasan pur)
0. sosialisasi kurikulum 2013 (ringkasan pur)0. sosialisasi kurikulum 2013 (ringkasan pur)
0. sosialisasi kurikulum 2013 (ringkasan pur)
 
1.1 rasional kurikulum 2013
1.1 rasional kurikulum 20131.1 rasional kurikulum 2013
1.1 rasional kurikulum 2013
 
Bahan uji publik kurikulum 2013
Bahan uji publik kurikulum 2013Bahan uji publik kurikulum 2013
Bahan uji publik kurikulum 2013
 
1. penjelasan mendikbud kur 2013 kpd nara sumber pelatihan (260613)
1. penjelasan mendikbud kur 2013 kpd nara sumber pelatihan (260613)1. penjelasan mendikbud kur 2013 kpd nara sumber pelatihan (260613)
1. penjelasan mendikbud kur 2013 kpd nara sumber pelatihan (260613)
 
1.1 rasional kurikulum_2013_rev
1.1 rasional kurikulum_2013_rev1.1 rasional kurikulum_2013_rev
1.1 rasional kurikulum_2013_rev
 
Informasikurikulum2013
Informasikurikulum2013Informasikurikulum2013
Informasikurikulum2013
 
Kurikulum 2013 Produktif
Kurikulum 2013 ProduktifKurikulum 2013 Produktif
Kurikulum 2013 Produktif
 
1. penjelasan mendikbud kurikulum 2013
1. penjelasan mendikbud kurikulum 2013 1. penjelasan mendikbud kurikulum 2013
1. penjelasan mendikbud kurikulum 2013
 
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
 
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
 
1.1 rasional kurikulum 2013 rev
1.1 rasional kurikulum 2013 rev1.1 rasional kurikulum 2013 rev
1.1 rasional kurikulum 2013 rev
 
1.1 rasional kurikulum 2013 rev
1.1 rasional kurikulum 2013 rev1.1 rasional kurikulum 2013 rev
1.1 rasional kurikulum 2013 rev
 
Bahanujipublik kurikulum2013
Bahanujipublik kurikulum2013Bahanujipublik kurikulum2013
Bahanujipublik kurikulum2013
 
Bahan uji kurikulum 2013
Bahan uji kurikulum 2013Bahan uji kurikulum 2013
Bahan uji kurikulum 2013
 
Kerangka dasar kurikulum 2013
Kerangka dasar kurikulum 2013Kerangka dasar kurikulum 2013
Kerangka dasar kurikulum 2013
 
IPA KELOMPOK 6.pptx
IPA KELOMPOK 6.pptxIPA KELOMPOK 6.pptx
IPA KELOMPOK 6.pptx
 
Bahan ujipublik kurikulum2013
Bahan ujipublik kurikulum2013Bahan ujipublik kurikulum2013
Bahan ujipublik kurikulum2013
 
3. kerangka dasar dan struktur kurikulum
3. kerangka dasar dan struktur kurikulum3. kerangka dasar dan struktur kurikulum
3. kerangka dasar dan struktur kurikulum
 

More from ahmad akhyar

Akhyar pulsa agenn a
Akhyar pulsa agenn aAkhyar pulsa agenn a
Akhyar pulsa agenn a
ahmad akhyar
 
Akhyar pulsa agen
Akhyar pulsa agenAkhyar pulsa agen
Akhyar pulsa agen
ahmad akhyar
 
Akhyar pulsa agen
Akhyar pulsa agenAkhyar pulsa agen
Akhyar pulsa agen
ahmad akhyar
 
Akhyar pulsa agenn bos
Akhyar pulsa agenn bosAkhyar pulsa agenn bos
Akhyar pulsa agenn bos
ahmad akhyar
 
Penanganan perbatasan maritim
Penanganan perbatasan maritimPenanganan perbatasan maritim
Penanganan perbatasan maritimahmad akhyar
 
Menetapkan batas kedaulatan wilayah udara
Menetapkan batas kedaulatan wilayah udaraMenetapkan batas kedaulatan wilayah udara
Menetapkan batas kedaulatan wilayah udaraahmad akhyar
 
Penyelesaian sengketa perbatasan2
Penyelesaian sengketa perbatasan2Penyelesaian sengketa perbatasan2
Penyelesaian sengketa perbatasan2ahmad akhyar
 
Makalah batas wilayah laut indonesia
Makalah batas wilayah laut indonesiaMakalah batas wilayah laut indonesia
Makalah batas wilayah laut indonesiaahmad akhyar
 
Kedaulatan ryang udara negara
Kedaulatan ryang udara negaraKedaulatan ryang udara negara
Kedaulatan ryang udara negaraahmad akhyar
 
Kedaulatan negara di ruang udara a2
Kedaulatan negara di ruang udara a2Kedaulatan negara di ruang udara a2
Kedaulatan negara di ruang udara a2ahmad akhyar
 
Konvensi pbb tentang laut lepas
Konvensi pbb tentang laut lepasKonvensi pbb tentang laut lepas
Konvensi pbb tentang laut lepasahmad akhyar
 
Geopolitik indonesia a2
Geopolitik indonesia a2Geopolitik indonesia a2
Geopolitik indonesia a2ahmad akhyar
 
Pembangunan hukum kelautan
Pembangunan hukum kelautan Pembangunan hukum kelautan
Pembangunan hukum kelautan
ahmad akhyar
 
Materi hukum laut 02
Materi hukum laut 02 Materi hukum laut 02
Materi hukum laut 02
ahmad akhyar
 
Dasar hukum laut indonesia
Dasar hukum laut indonesia Dasar hukum laut indonesia
Dasar hukum laut indonesia
ahmad akhyar
 
Batas maritim antar negara
Batas maritim antar negara Batas maritim antar negara
Batas maritim antar negara
ahmad akhyar
 

More from ahmad akhyar (20)

Akhyar pulsa agenn a
Akhyar pulsa agenn aAkhyar pulsa agenn a
Akhyar pulsa agenn a
 
Akhyar pulsa agen
Akhyar pulsa agenAkhyar pulsa agen
Akhyar pulsa agen
 
Akhyar pulsa agen
Akhyar pulsa agenAkhyar pulsa agen
Akhyar pulsa agen
 
Akhyar pulsa agenn bos
Akhyar pulsa agenn bosAkhyar pulsa agenn bos
Akhyar pulsa agenn bos
 
Akhyar pulsa
Akhyar pulsa Akhyar pulsa
Akhyar pulsa
 
Penanganan perbatasan maritim
Penanganan perbatasan maritimPenanganan perbatasan maritim
Penanganan perbatasan maritim
 
Menetapkan batas kedaulatan wilayah udara
Menetapkan batas kedaulatan wilayah udaraMenetapkan batas kedaulatan wilayah udara
Menetapkan batas kedaulatan wilayah udara
 
Penyelesaian sengketa perbatasan2
Penyelesaian sengketa perbatasan2Penyelesaian sengketa perbatasan2
Penyelesaian sengketa perbatasan2
 
Makalah batas wilayah laut indonesia
Makalah batas wilayah laut indonesiaMakalah batas wilayah laut indonesia
Makalah batas wilayah laut indonesia
 
Laut lepas 02
Laut lepas 02Laut lepas 02
Laut lepas 02
 
Kedaulatan ryang udara negara
Kedaulatan ryang udara negaraKedaulatan ryang udara negara
Kedaulatan ryang udara negara
 
Laut lepas 01
Laut lepas 01Laut lepas 01
Laut lepas 01
 
Laut lepas 04
Laut lepas 04Laut lepas 04
Laut lepas 04
 
Kedaulatan negara di ruang udara a2
Kedaulatan negara di ruang udara a2Kedaulatan negara di ruang udara a2
Kedaulatan negara di ruang udara a2
 
Konvensi pbb tentang laut lepas
Konvensi pbb tentang laut lepasKonvensi pbb tentang laut lepas
Konvensi pbb tentang laut lepas
 
Geopolitik indonesia a2
Geopolitik indonesia a2Geopolitik indonesia a2
Geopolitik indonesia a2
 
Pembangunan hukum kelautan
Pembangunan hukum kelautan Pembangunan hukum kelautan
Pembangunan hukum kelautan
 
Materi hukum laut 02
Materi hukum laut 02 Materi hukum laut 02
Materi hukum laut 02
 
Dasar hukum laut indonesia
Dasar hukum laut indonesia Dasar hukum laut indonesia
Dasar hukum laut indonesia
 
Batas maritim antar negara
Batas maritim antar negara Batas maritim antar negara
Batas maritim antar negara
 

Recently uploaded

Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 

Recently uploaded (20)

Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 

Informasi kurikulum 2013

  • 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
  • 2. Perkembangan Kurikulum di Indonesia 1947 Rencana Pelajaran → Dirinci dalam Rencana Pelajaran Terurai 1968 Kurikulum Sekolah Dasar 1945 1955 1965 1975 1985 1995 2005 2015 1964 Rencana Pendidikan Sekolah Dasar 1975 Kurikulum Sekolah Dasar 1973 Kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) 1994 Kurikulum 1994 1984 Kurikulum 1984 2004 Rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 1997 Revisi Kurikulum 1994 2013 ‘Kurikulum 2013’ 2 Materi pengetahuan Produk
  • 3. UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003: SNP Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. TUJUAN ISI BAHAN PELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN Pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran 3
  • 4. Landasan Yuridis 4 UNDANG-UNDANG SISDIKNAS PP 32 TAHUN 2013(Perubahan SNP) PERATURAN MENDIKBUD NOMOR 54, 65, 66, 67, 68, 69, 70 TAHUN 2013 NO. Nomor PERMENDIKBUD URIAN 1. 54 Standar Kompetensi Lulusan Dikdasmen. 2. 65 Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. 3. 66 Standar Penilaian Pendidikan. 4. 67 Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum SD/MI 5. 68 Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum SMP 6. 69 Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum SMA 7. 70 Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum SMK 8. 71 Buku Teks Pelajaran Dan Buku Panduan Guru Untuk Pendidikan Dasar Dan Menengah.
  • 5. KOMPONEN UTAMA KURIKULUM 2013 KURIKULUM 2013 KERANGKA DASAR STRUKTUR KURIKULUM SILABUS RPP PENGEMBANGAN • Rasional • Elemen Perubahan RANCANGAN IMPLEMENTASI • Guru, KS, PS • Buku Guru dan Siswa Landasan 1. Filosofis (pendidikan akar budaya bangsa, mengembangkan kecerdasan) 2. Teoritis (pend. Berdasarkan standar dan Kurikulum berbasis Kompetensi 3. Yuridis (UUD 45, UUSPN, PP SNP) MONEV 1. SD/MI 2. SMP/MTs 3. SMA/MA 4. SMK.MAK 1. Identitas sekolahyaitunamasatuanpendidikan 2. Identitas mata pelajaran atau tema/subtema 3. Kelas/semester 4. Materi pokok 5. Alokasi waktu 6. Tujuan pembelajaran 7. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi 8. Materi pembelajaran 9. Metode pembelajaran 10. Media pembelajaran 11. Sumber belajar 12. Langkah-langkah pembelajaran 13. Penilaian hasil pembelajaran 1. Kompetensi inti; 2. Kompetensi dasar; 3. materi pembelajaran; 4. kegiatan pembelajaran; 5. penilaian; 6. alokasi waktu; dan 7. sumber belajar. PROSES PEMBELAJAR-AN
  • 6. RASIONAL KURIKULUM 2013 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
  • 7. 7 Reformasi Pendidikan Mengacu pada 8 Standar STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Peningkatan Kualifikasi & Sertifikasi, Pembayaran Tunjangan Sertifikasi, Uji Kompetensi dan Pengukuran Kinerja STANDAR SARANA-PRASARANA Rehab Gedung Sekolah, RKB, Penyediaan Lab dan Perpustakaan, Penyediaan Buku STANDAR PEMBIAYAAN BOS, Bantuan Siswa Miskin, BOPTN/Bidik Misi (di PT) STANDAR PENGELOLAAN Manajemen Berbasis Sekolah STANDAR ISI STANDAR KOMPETENSI LULUSAN STANDAR (PROSES) PENILAIAN STANDAR PROSES (PEMBELAJARAN) PESERTA DIDIK LULUSAN KURIKULUM 2013
  • 8. Perkembangan Penduduk sebagai Modal SDM Usia Produktif (2020-2035) Melimpah Kompeten Tidak Kompeten Modal Pembangunan Transformasi melalui Pendidikan Beban Pembangunan  Kurikulum  PTK  Sarpras  Pendanaan  Pengelolaan 8
  • 9. PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013 KBK 2004 KTSP 2006 KURIKULUM 2013 TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL 4. Penyesuaian Beban 3. Penguatan Proses 2. Pendalaman dan Perluasan Materi 1. Penataan Pola Pikir dan Tata Kelola TANTANGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL 9
  • 10. Penyempurnaan Pola Pikir Perumusan Kurikulum No KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 2013 1 Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari kebutuhan 2 Standar Isi dirumuskan berdasarkan Tujuan Mata Pelajaran (Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran) yang dirinci menjadi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan melalui Kompetensi Inti yang bebas mata pelajaran 3 Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk keterampilan, dan pembentuk pengetahuan Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan, 4 Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai 5 Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti (tiap kelas) 10
  • 11. Penyempurnaan Pola Pikir 1 Berpusat pada Guru Berpusat pada Siswa 2 Satu Arah Interaktif 3 Isolasi Lingkungan Jejaring 4 Pasif Aktif-Menyelidiki 5 Maya/Abstrak Konteks Dunia Nyata 6 Pribadi Pembelajaran Berbasis Tim 7 Luas (semua materi diajarkan) Perilaku Khas Memberdayakan Kaidah Keterikatan 8 Stimulasi Rasa Tunggal (beberapa panca indera) Stimulasi ke Segala Penjuru (semua Panca indera) 9 Menuju Alat Tunggal (papan tulis) Alat Multimedia (berbagai peralatan teknologi pendidikan) 10 Hubungan Satu Arah Kooperatif 11
  • 12. Penyempurnaan Pola Pikir (lanjutan) 11 Produksi Masa (siswa memperoleh dokumen yg sama) Kebutuhan Pelanggan (siswa mendapat dokumen sesuai dgn ketertarikan sesuai potensinya) 12 Usaha Sadar Tunggal (mengikuti cara yang seragam) Jamak (keberagaman inisiatif individu siswa) 13 Satu Ilmu Pengetahuan Bergeser (mempelajari satu sisi pandang ilmu) Pengetahuan Disiplin Jamak (pendekatan multidisiplin) 14 Kontrol Terpusat (kontrol oleh guru) Otonomi dan Kepercayaan (siswa diberi tanggungjawab) 15 Pemikiran Faktual Kritis (membutuhkan pemikiran kreatif) 16 Penyampaian Pengetahuan (pemindahan ilmu dari guru ke siswa) Pertukaran Pengetahuan (antara guru dan siswa, siswa dan siswa lainnya) Menuju 12
  • 13. Langkah Penguatan Proses Proses Karakteristik Penguatan Pembelajaran Menggunakan pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar,.... Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak pembelajaran untuk semua mata pelajaran. Menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberi tahu [discovery learning]. Menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi, pembawa pengetahuan dan berfikir logis, sistematis, dan kreatif. Penilaian Mengukur tingkat berpikir siswa mulai dari rendah sampai tinggi. Menekankan pada pertanyaan yang membutuhkan pemikiran mendalam [bukan sekedar hafalan]. Mengukur proses kerja siswa, bukan hanya hasil kerja siswa. Menggunakan portofolio pembelajaran siswa. 13
  • 14. Langkah Penyesuaian Beban Guru dan Murid SD Pelaku Beban Penyelesaian Guru Menyusun Silabus. Disediakan buku pegangan guru Mencari buku yang sesuai. Mengajar beberapa mata pelajaran dengan cara berbeda. Pendekatan tematik terpadu menggunakan satu buku untuk semua mata pelajaran sehingga dapat selaras dengan kemampuan Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan carrier of knowledge. Mengajar banyak mata pelajaran. Menggunakan bahasa Indonesia sebagai penghela mata pelajaran yang lain sehingga selaras. Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak pembahasan. Murid Mempelajari banyak mapel. Mempelajarai mata pelajaran dengan cara berbeda. Membeli buku. Penyedian buku teks oleh Membeli lembar kerja siswa. pemerintah/daerah. 14
  • 15. Keseimbangan antara Sikap, Keterampilan dan Pengetahuan untuk Membangun Soft Skills dan Hard Skills1 PT SMA/SMK SMP SD Sumber: Marzano (1985), Bruner (1960). 15
  • 16. ELEMEN PERUBAHAN KURIKULUM 2013 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
  • 17.
  • 18.
  • 19. Pola Pikir KBK 2004 dan KTSP 2006 Kerah Lengan Kiri Muka Kiri Saku Lengan Kanan Muka Kanan Belakang 19
  • 20. Kemeja Lengan Panjang Warna Biru Ukuran M (Bahu: 38 cm; Dada: 92 cm; Pinggang 86 cm; Panjang 83 cm; Lengan 58 cm) 58 cm 38 cm 83 cm 92 cm 86 cm Lengan Kiri Muka Kiri Belakang Muka Kanan Lengan Kanan saku kerah Pola Pikir Kurikulum 2013 20
  • 21. 21 Elemen Perubahan Standar Kompetensi Lulusan Standar Proses Elemen Perubahan Standar Isi Standar Penilaian
  • 22. 22 Elemen Perubahan Elemen Deskripsi SD SMP SMA SMK Kompetensi Lulusan Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan Kedudukan mata pelajaran (ISI) Kompetensi yang semula diturunkan dari matapelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi. Pendekatan (ISI) Kompetensi dikembangkan melalui: Tematik terpadu dalam semua mata pelajaran Mata pelajaran Mata pelajaran Vokasinal
  • 23. 23 Elemen Deskripsi SD SMP SMA SMK Struktur Kurikulum (Mata pelajaran dan alokasi waktu) (ISI) • Holistik berbasis sains (alam, sosial, dan budaya) • Jumlah matapelajaran dari 10 menjadi 6 • Jumlah jam bertambah 4 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran • TIK menjadi media semua matapelajaran • Pengembangan diri terintegrasi pada setiap matapelajaran dan ekstrakurikuler • Jumlah matapelajaran dari 12 menjadi 10 • Jumlah jam bertambah 6 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran • Perubahan sistem: ada matapelajaran wajib dan ada matapelajaran pilihan • Terjadi pengurangan matapelajaran yang harus diikuti siswa • Jumlah jam bertambah 1 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran • Penambahan jenis keahlian berdasarkan spektrum kebutuhan (6 program keahlian, 40 bidang keahlian, 121 kompetensi keahlian) • Pengurangan adaptif dan normatif, penambahan produktif • produktif disesuaikan dengan trend perkembangan di Industri Elemen Perubahan
  • 24. 24 Elemen Perubahan Elemen Deskripsi SD SMP SMA SMK Proses pembelajar-an • Standar Proses yang semula terfokus pada Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi dilengkapi dengan Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta. • Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat • Guru bukan satu-satunya sumber belajar. • Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan • Tematik dan terpadu • IPA dan IPS masing-masing diajarkan secara terpadu • Adanya mata pelajaran wajib dan pilihan sesuai dengan bakat dan minatnya • Kompetensi keterampilan yang sesuai dengan standar industri
  • 25. 25 Elemen Deskripsi SD SMP SMA SMK Penilaian hasil belajar • Penilaian berbasis kompetensi • Pergeseran dari penilain melalui tes [mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja], menuju penilaian otentik [mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil] • Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal) • Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL • Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian Ekstrakurikuler • Pramuka (wajib) • UKS • PMR • Bahasa Inggris • Pramuka (wajib) • OSIS • UKS • PMR • Dll • Pramuka (wajib) • OSIS • UKS • PMR • Dll • Pramuka (wajib) • OSIS • UKS • PMR • Dll Elemen Perubahan
  • 26. KTSP 2006 Kurikulum 2013 Ket Mata pelajaran tertentu mendukung kompetensi tertentu Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi [sikap, keterampilan, pengetahuan] Semua Jenjang Mata pelajaran dirancang berdiri sendiri dan memiliki kompetensi dasar sendiri Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain dan memiliki kompetensi dasar yang diikat oleh kompetensi inti tiap kelas Semua Jenjang Bahasa Indonesia sejajar dengan mapel lain Bahasa Indonesia sebagai penghela mapel lain [sikap dan keterampilan berbahasa} SD Tiap mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan berbeda Semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang sama [saintifik] melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar,.... Semua Jenjang Tiap jenis konten pembelajaran diajarkan terpisah [separated curriculum] Bermacam jenis konten pembelajaran diajarkan terkait dan terpadu satu sama lain [cross curriculum atau integrated curriculum] SD Konten ilmu pengetahuan diintegrasikan dan dijadikan penggerak konten pembelajaran lainnya SD Perbedaan Esensial Kurikulum 2013 26
  • 27. KTSP 2006 Kurikulum 2013 Ket Tematik untuk kelas I – III [belum integratif] Tematik Integratif untuk Kelas I – VI SD TIK adalah mata pelajaran sendiri TIK merupakan sarana pembelajaran, dipergunakan sebagai media pembelajaran mata pelajaran lain SMP Bahasa Indonesia sebagai pengetahuan Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan carrier of knowledge SMP/ SMA/SMK Untuk SMA, ada penjurusan sejak kelas XI Tidak ada penjurusan di SMA. Ada mata pelajaran wajib, peminatan, antar minat, dan pendalaman minat SMA/SMK SMA dan SMK tanpa kesamaan kompetensi SMA dan SMK memiliki mata pelajaran wajib yang sama terkait dasar-dasar pengetahuan, keterampilan, dan sikap. SMA/SMK Penjurusan di SMK sangat detil [sampai keahlian] Penjurusan di SMK tidak terlalu detil [sampai bidang studi], didalamnya terdapat pengelompokkan peminatan dan pendalaman SMA/SMK Perbedaan Esensial Kurikulum 2013 27
  • 28. Perubahan untuk Semua Mata Pelajaran No Implementasi Kurikulum Lama Kurikulum Baru 1 Materi disusun untuk memberikan pengetahuan kepada siswa Materi disusun seimbang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan 2 Pendekatan pembelajaran adalah siswa diberitahu tentang materi yang harus dihafal [siswa diberi tahu]. Pendekatan pembelajaran berdasarkan pengamatan, pertanyaan, pengumpulan data, penalaran, dan penyajian hasilnya melalui pemanfaatan berbagai sumber-sumber belajar [siswa mencari tahu] 3 Penilaian pada pengetahuan melalui ulangan dan ujian Penilaian otentik pada aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan berdasarkan portofolio. 28
  • 29. Perubahan pada Ilmu Pengetahuan Sosial No Implementasi Kurikulum Lama Kurikulum Baru 1 Materi disajikan terpisah menjadi Geografi, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi Materi disajikan terpadu, tidak dipisah dalam kelompok Geografi, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi. 2 Tidak ada platform, semua kajian berdiri sejajar Menggunakan Geografi sebagai platform kajian dengan pertimbangan semua kejadian dan kegiatan terikat dengan lokasi. Tujuannya adalah menekankan pentingnya konektivitas ruang dalam memperkokoh NKRI. Kajian sejarah, sosiologi, budaya, dan ekonomi disajikan untuk mendukung terbentuknya konektivitas yang lebih kokoh. 3 Diajarkan oleh guru berbeda (team teaching) dengan sertifikasi berdasarkan mata kajian Diajarkan oleh satu orang guru yang memberikan wawasan terpadu antar mata kajian tersebut sehingga siswa dapat memahami pentingnya keterpaduan antar mata kajian tersebut sebelum mendalaminya secara terpisah dan lebih mendalam pada jenjang selanjutnya 29
  • 30. Perubahan pada Ilmu Pengetahuan Alam No Implementasi Kurikulum Lama Kurikulum Baru 1 Materi disajikan terpisah antara Fisika, Kimia, dan Biologi Materi disajikan terpadu, tidak dipisah dalam kelompok Fisika, Kimia, Biologi 2 Tidak ada platform, semua kajian berdiri sejajar Menggunakan Biologi sebagai platform kajian dengan pertimbangan semua kejadian dan fenomena alam terkait dengan benda beserta interaksi diantara benda-benda tersebut. Tujuannya adalah menekankan pentingnya interaksi biologi, fisika, kimia dan kombinasinya dalam membentuk ikatan yang stabil. 3 Materi ilmu bumi dan anta-riksa masih belum memadai [sebagian dibahas di IPS] Diperkaya dengan materi ilmu bumi dan antariksa sesuai dengan standar internasional 4 Materi kurang mendalam dan cenderung hafalan Materi diperkaya dengan kebutuhan siswa untuk berfikir kritis dan analitis sesuai dengan standar internasional 5 Diajarkan oleh guru berbeda (team teaching) dengan sertifikasi berdasarkan mata kajian Diajarkan oleh satu orang guru yang memberikan wawasan terpadu antar mata kajian tersebut sehingga siswa dapat memahami pentingnya keterpaduan antar mata kajian tersebut sebelum mendalaminya secara terpisah dan lebih mendalam pada jenjang selanjutnya 30
  • 31. Perubahan pada Matematika No Implementasi Kurikulum Lama Kurikulum Baru 1 Langsung masuk ke materi abstrak Mulai dari pengamatan permasalahan konkret, kemudian ke semi konkret, dan akhirnya abstraksi permasalahan 2 Banyak rumus yang harus dihafal untuk menyelesaikan permasalahan (hanya bisa menggunakan) Rumus diturunkan oleh siswa dan permasalahan yang diajukan harus dapat dikerjakan siswa hanya dengan rumus-rumus dan pengertian dasar (tidak hanya bisa mnggunakan tetapi juga memahami asal-usulnya) 3 Permasalahan matematika selalu diasosiasikan dengan [direduksi menjadi] angka Perimbangan antara matematika dengan angka dan tanpa angka [gambar, grafik, pola, dsb] 4 Tidak membiasakan siswa untuk berfikir kritis [hanya mekanistis] Dirancang supaya siswa harus berfikir kritis untuk menyelesaikan permasalahan yang diajukan 5 Metode penyelesaian masalah yang tidak terstruktur Membiasakan siswa berfikir algoritmis 6 Data dan statistik dikenalkan di kelas IX saja Memperluas materi mencakup peluang, pengolahan data, dan statistik sejak kelas VII serta materi lain sesuai dengan standar internasional 7 Matematika adalah eksak Mengenalkan konsep pendekatan dan perkiraan 31
  • 32. Perubahan pada Bahasa Indonesia/Inggris No Implementasi Kurikulum Lama Kurikulum Baru 1 Materi yang diajarkan ditekankan pada tatabahasa/struktur bahasa Materi yang dijarkan ditekankan pada kompetensi berbahasa sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan dan pengetahuan 2 Siswa tidak dibiasakan membaca dan memahami makna teks yang disajikan Siswa dibiasakan membaca dan memahami makna teks serta meringkas dan menyajikan ulang dengan bahasa sendiri 3 Siswa tidak dibiasakan menyusun teks yang sistematis, logis, dan efektif Siswa dibiasakan menyusun teks yang sistematis, logis, dan efektif melalui latihan-latihan penyusunan teks 4 Siswa tidak dikenalkan tentang aturan-aturan teks yang sesuai dengan kebutuhan Siswa dikenalkan dengan aturan-aturan teks yang sesuai sehingga tidak rancu dalam proses penyusunan teks (sesuai dengan situasi dan kondisi: siapa, apa, dimana) 5 Kurang menekankan pada pentingnya ekspresi dan spontanitas dalam berbahasa Siswa dibiasakan untuk dapat mengekspresikan dirinya dan pengetahuannya dengan bahasa yang meyakinkan secara spontan 32
  • 33. Perubahan pada Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran No Implementasi Kurikulum Lama Kurikulum Baru 1 Materi disajikan berdasarkan empat pilar dengan pembahasan yang terpisah-pisah Materi disajikan tidak berdasarkan pada pengelompokkan menurut empat pilar kebangsaan tetapi berdasarkan keterpaduan empat pilar dalam pembentukan karakter bangsa 2 Materi disajikan berdasarkan pasokan yang ada pada empat pilar kebangsaan Materi disajikan berdasarkan kebutuhan untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab (taat norma, asas, dan aturan) 3 Tidak ada penekanan pada tindakan nyata sebagai warga negara yang baik Adanya kompetensi yang dituntut dari siswa untuk melakukan tindakan nyata sebagai warga negara yang baik 4 Pancasila dan Kewarganegaraan disajikan sebagai pengetahuan yang harus dihafal Pancasila dan Kewarganegaraan bukan hanya pengetahuan, tetapi ditunjukkan melalui tindakan nyata dan sikap keseharian. 33
  • 34. Proses yang Mendukung Kreativitas PROSES PEMBELAJARAN PROSES PENILAIAN Pendekatan saintifik dan kontekstual Kemampuan kreativitas diperoleh melalui:  Observing [mengamati]  Questioning [menanya]  Associating [menalar]  Experimenting [mencoba]  Networking [Membentuk jejaring] Penilaian Otentik  penilaian berbasis portofolio  pertanyaan yang tidak memiliki jawaban tunggal,  memberi nilai bagi jawaban nyeleneh,  menilai proses pengerjaannya bukan hanya hasilnya,  penilaian spontanitas/ekspresif,  dll 34
  • 35. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KOMPETENSI INTI (KI) KOMPETENSI DASAR (KD) BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
  • 36. UU 20/2003 Sisdiknas Perpres 5/2010 RPJMN PP 19/2005 SNP PP 32/2013 Perubahan SNP Standar Isi Standar Proses Standar Penilaian … KERANGKA DASAR KURIKULUM STRUKTUR KURIKULUM NASIONAL Muatan lokal KTSP Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Muatan Pembelajaran, Mata pelajaran, Beban belajar PAUD DIKDAS DIKMEN PNF SILABUS DOKUMEN KURIKULUM SKL Dokumen Kurikulum satuan/program pendidikan Dokumen Kurikulum mapel Pedoman implementasi Buku Teks Pelajaran Buku Panduan Guru Dokumen Kurikulum lain Kompetensi inti Kompetensi dasar Materi pembelajaran Kegiatan pembelajaran Penilaian Alokasi waktu Sumber belajar. Alur Pengembangan Kurikulum (PP 32 th 2013)
  • 37. STRUKTUR KURIKULUM Pengembangan kepribadian Program kecakapan hidup Kurikulum satuan/ program pendidikan Kurikulum mata pelajaran pedoman implementasi Buku Teks Pelajaran Buku Panduan Guru. Mulok dikmen Mulok, KTSP, RPP dan KBM STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PAUD DIKDAS DIKMEN PNF Muatan umum: nasional, lokal Muatan umum : nasional, lokal Peminatan akademik Peminatan kejuruan Peminatan lintas minat/ penalaman minat SIKAP KETERAMPI`LAN PENGETAHUAN Kompetensi inti Kompetensi Dasar PENGELOLAAN KURIKULUM Pemerintah Provinsi Kab/kota Satuan pend Mulok dikdas`
  • 38. 38 Standar Kompetensi Lulusan SIKAP KETERAMPILAN PENGETAHUAN  Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap  Orang yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam  Serta dalam menempatkan dirinya sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia  Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret  Terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.  Memiliki pengetahuan Prosedural dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, humaniora, dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban  Terkait penyebab fenomena dan kejadian yang tampak mata yang mencakup penyebab, alternatif solusi, kendala dan solusi akhir
  • 39. Standar Kompetensi Lulusan DOMAIN ELEMEN SD SMP SMA-SMK SIKAP Proses Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan Individu BERIMAN, BERAKHLAK MULIA (JUJUR, DISIPLIN, TANGGUNG JAWAB, PEDULI, SANTUN), RASA INGIN TAHU, ESTETIKA, PERCAYA DIRI, MOTIVASI INTERNAL Sosial TOLERANSI, GOTONG ROYONG, KERJASAMA, DAN MUSYAWARAH Alam POLA HIDUP SEHAT, RAMAH LINGKUNGAN, PATRIOTIK, DAN CINTA PERDAMAIAN KETERAMPILAN Proses Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar + Mencipta Abstrak MEMBACA, MENULIS, MENGHITUNG, MENGGAMBAR, MENGARANG Konkret MENGGUNAKAN, MENGURAI, MERANGKAI, MEMODIFIKASI, MEMBUAT, MENCIPTA PENGETAHUAN Proses Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa + Mengevaluasi Obyek ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, SENI, DAN BUDAYA Subyek MANUSIA, BANGSA, NEGARA, TANAH AIR, DAN DUNIA 39
  • 40. Standar Kompetensi Lulusan DOMAIN SD SMP SMA-SMK SIKAP Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan PRIBADI YANG BERIMAN, BERAKHLAK MULIA, PERCAYA DIRI, DAN BERTANGGUNG JAWAB DALAM BERINTERAKSI SECARA EFEKTIF DENGAN LINGKUNGAN SOSIAL, ALAM SEKITAR, SERTA DUNIA DAN PERADABANNYA KETERAMPILAN Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar + Mencipta PRIBADI YANG BERKEMAMPUAN PIKIR DAN TINDAK YANG EFEKTIF DAN KREATIF DALAM RANAH ABSTRAK DAN KONKRET PENGETAHUAN Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa + Mengevaluasi PRIBADI YANG MENGUASAI ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, SENI, BUDAYA DAN BERWAWASAN KEMANUSIAAN, KEBANGSAAN, KENEGARAAN, DAN PERADABAN 40
  • 41. Prosedur Penyusunan Kompetensi Dasar Baru SK-KD Lama Mapel per kelas SKL Baru • Mempertahankan SK KD lama yang sesuai dengan SKL Baru • Merevisi SK KD lama disesuaikan dengan SKL Baru • Menyusun SK KD Baru Evaluasi Sumber Kompetensi [Mapel per kelas] Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Baru 41
  • 42. SKL dan KI Sekolah Dasar Kelas I 42 Standar Kompetensi Lulusan Kompetensi Inti Kelas I Memiliki [melalui menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, mengamalkan] perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam , di sekitar rumah, sekolah, dan tempat bermain Menerima dan menjalankan ajaran agama dan kepercayaan yang dianutnya. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru. Memiliki [melalui mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, mencipta] kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret terkait dengan yang ditugaskan kepadanya. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. Memiliki [melalui mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi] pengetahuan faktual dan konseptual dalam ilmu pengetahuan, teknologi,seni, budaya, humaniora, dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah
  • 43. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN – DOMAIN SIKAP SD SMP SMA/SMK DIKTI-SARJANA Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap Orang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam Orang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam Orang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam Orang beriman, berakhlak mulia, mandiri, kreatif, bertanggung jawab , berbudaya, dan berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam Di sekitar rumah, sekolah, dan tempat bermain Dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya Serta dalam menempatkan dirinya sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia Serta berkontribusi aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk berperan dalam pergaulan dunia dengan menjunjung tinggi penegakan hukum 43
  • 44. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN – DOMAIN KETERAMPILAN SD SMP SMA/SMK DIKTI-SARJANA Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif, kreatif dan inovatif dalam ranah abstrak dan konkret Terkait dengan yang ditugaskan kepadanya. Terkait dengan yang dipelajari di sekolah Terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah Terkait dengan pengembangan dir sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. (Sesuai dengan apa yang dipelajari di sekolah yang ditugaskan kepadanya.) (Sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan dari berbagai sumber lainnya yang sama dalam sudut pandang /teori) (Dari berbagai sumber berbeda dalam informasi dan sudut pandang/teori yang dipelajarinya di sekolah, masyarakat, dan belajar mandiri) Serta mampu memberikan petunjuk dalam memilih berbagai alternatif solusi secara mandiri dan/ atau kelompok 44
  • 45. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN – DOMAIN PENGETAHUAN SD SMP SMA/SMK DIKTI-SARJANA Memiliki pengetahuan Faktual dan konseptual dalam Memiliki pengetahuan Faktual, konseptual dan prosedural dalam Memiliki pengetahuan Prosedural dan metakognitif dalam Memiliki pengetahuan Prosedural dan metakognitif dalam Ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, humaniora, dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban Ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, humaniora, dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban Ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, humaniora, dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban Konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum dan khusus serta mendalam dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban Terkait fenomena dan kejadian di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain Terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata Terkait penyebab fenomena dan kejadian Terkait dg fenomena dan kejadian yang mencakup penyebab, alternatif solusi, kendala dan solusi akhir 45
  • 46. Contoh Perumusan Kompetensi Dasar dari Kompetensi Inti untuk PPKN Kelas I SD DASAR Kompetensi Inti KD lama (KTSP 2006) Rumusan Kompetensi Dasar 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 1. Menjelaskan perbedaan jenis kelamin, agama, dan suku bangsa 2.Memberikan contoh hidup rukun melalui kegiatan di rumah dan di sekolah 3. Menerapkan hidup rukun di rumah dan di sekolah 4. Menjelaskan pentingnya tata tertib di rumah dan di sekolah 5. Melaksanakan tata tertib di rumah dan di sekolah 6. Menjelaskan hak anak untuk bermain, belajar dengan gembira dan didengar pendapatnya 7. Melaksanakan hak anak di rumah dan di sekolah 8.Mengikuti tata tertib di rumah dan di sekolah 9. Melaksanakan aturan yang berlaku di masyarakat 1. Menerima keberagaman karakteristik individu (agama, suku, fisik, psikis) sebagai anugerah Tuhan 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru. 1.Menunjukkan perilaku baik (jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli/kasih sayang, dan percaya diri) dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru, sebagai perwujudan nilai dan moral Pancasila. 2.Memiliki sikap dan perilaku patuh pada tata tertib dan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan sekolah. 3. Memiliki sikap toleran terhadap keberagaman karakteristik individu (agama, suku, fisik, psikis) di rumah dan sekolah. 4.Menunjukkan perilaku kebersamaan dalam keberagaman di rumah dan sekolah 46
  • 47. STRATEGI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
  • 48. Implementasi Kurikulum Implementasi kurikulum adalah usaha bersama antara Pemerintah dengan pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota. 1. Pemerintah bertanggungjawab dalam mempersiapkan guru dan kepala sekolah untuk melaksanakan kurikulum. 2. Pemerintah bertanggungjawab dalam melakukan evaluasi pelaksanaan kurikulum secara nasional. 3. Pemerintah provinsi bertanggungjawab dalam melakukan supervisi dan evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum di propinsi terkait. 4. Pemerintah kabupaten/kota bertanggungjawab dalam memberikan bantuan profesional kepada guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan kurikulum di kabupaten/kota terkait. 48
  • 49. Strategi Implementasi Kurikulum  Pelaksanaan kurikulum di seluruh sekolah dan jenjang pendidikan yaitu: • Juli 2013 : Kelas I, IV, VII, dan X • Juli 2014 : Kelas I, II, IV, V, VII, VIII, X, dan XI • Juli 2015 : kelas I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, dan XII  Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dari tahun 2013 - 2015 49
  • 50. 50 Strategi Implementasi Kurikulum  Pengembangan buku siswa dan buku pegangan guru dari tahun 2012 – 2014  Pengembangan manajemen, kepemimpinan, sistem administrasi, dan pengembangan budaya sekolah (budaya kerja guru) terutama untuk SMA dan SMK, dimulai dari bulan Januari – Desember 2013  Pendampingan dalam bentuk Monitoring dan Evaluasi untuk menemukan kesulitan dan masalah implementasi dan upaya penanggulangan: Juli 2013 – 2016
  • 51. 51 Strategi Diklat Guru Kelas/Mapel, Kepala Sekolah, Pegawas KEBIJAKAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DPR, DPRD, GUBERNUR, BUPATI/WALIKOTA, DEWAN PENDIDIKAN, DINAS PENDIDIKAN PROVINSI, KABUPATEN/KOTA, MASYARAKAT GURU KEPALA SEKOLAH PENGAWAS DIKLAT KURIKULUM 2013 SD, SMP, SMA, SMK
  • 52. Rencana Implementasi Pelatihan Guru PELAKSANAAN Persiapan Pelatih Nasional Guru Inti Guru EVALUASI Pendampingan PERSIAPAN (Jan-Jun) IMPLEMENTASI (Jul) 52
  • 53. Pelaksanaan Kurikulum 2013 Implementasi di SD, SMP, SMA, dan SMK IMPLEMENTASI (mulai Juli 2013) PENDAMPINGAN Guru Inti 53 Kepala Sekolah Pengawas
  • 54. KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
  • 55. 55 Langkah-Langkah Pembelajaran Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sikap (Tahu Mengapa) Keterampilan (Tahu Bagaimana) Pengetahuan (Tahu Apa) Produktif Inovatif Kreatif Afektif Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.
  • 56.  Ranah sikap menggamit/menghubungkan /mengaitkan transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa.”  Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”.  Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.”  Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 56 Langkah-Langkah Pembelajaran (lanjutan)
  • 57.  Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah.  Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran. 57 Langkah-Langkah Pembelajaran (lanjutan)
  • 58. 58 Langkah-Langkah Pembelajaran Observing (mengamati) Questioning (menanya) Associating (menalar) Experimen-ting (mencoba) Networking (membentuk Jejaring) Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran
  • 59. MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
  • 60. Definisi/Konsep  Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah metoda pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.  Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.
  • 61. Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek o Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai. o Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. o Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks. o Meningkatkan kolaborasi. o Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi. o Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber.
  • 62. Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek o Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas. o Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata. o Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata. o Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.
  • 63. Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek  Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.  Membutuhkan biaya yang cukup banyak  Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana instruktur memegang peran utama di kelas.  Banyaknya peralatan yang harus disediakan.  Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.  Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok.  Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhan
  • 64. Langkah-Langkah Operasional 1 PENENTUAN PERTANYAAN MENDASAR 2 MENYUSUN PERECANAAN PROYEK 3 MENYUSUN JADUAL 4 MONITORING 5 MENGUJI HASIL 6 EVALUASI PENGALAMAN
  • 65. SISTEM PENILAIAN  Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.  Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
  • 66. SISTEM PENILAIAN Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:  Kemampuan pengelolaan Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.  Relevansi Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.  Keaslian Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.
  • 67. MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
  • 68. Definisi/Konsep  Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar.  Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world) 68
  • 69. KELEBIHAN PBL  1) Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta didik/mahapeserta didik yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik/mahapeserta didik berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan 69
  • 70. KELEBIHAN PBL  (2) Dalam situasi PBL, peserta didik/mahapeserta didik mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan  (3) PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta didik/mahapeserta didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok. 70
  • 71. Langkah-langkah Operasional dalam Proses Pembelajaran 1. Konsep Dasar (Basic Concept) Fasilitator memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau link dan skill yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik lebih cepat masuk dalam atmosfer pembelajaran dan mendapatkan ‘peta’ yang akurat tentang arah dan tujuan pembelajaran 71
  • 72. Langkah-langkah Operasional dalam Proses Pembelajaran 2. Pendefinisian Masalah (Defining the Problem) Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan skenario atau permasalahan dan peserta didik melakukan berbagai kegiatan brainstorming dan semua anggota kelompok mengungkapkan pendapat, ide, dan tanggapan terhadap skenario secara bebas, sehingga dimungkinkan muncul berbagai macam alternatif pendapat 72
  • 73. Langkah-langkah Operasional dalam Proses Pembelajaran . Pembelajaran Mandiri (Self Learning) Peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas isu yang sedang diinvestigasi. Sumber yang dimaksud dapat dalam bentuk artikel tertulis yang tersimpan di perpustakaan, halaman web, atau bahkan pakar dalam bidang yang relevan. Tahap investigasi memiliki dua tujuan utama, yaitu: (1) agar peserta didik mencari informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan dengan permasalahan yang telah didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkan dengan satu tujuan yaitu dipresentasikan di kelas dan informasi tersebut haruslah relevan dan dapat dipahami. 73
  • 74. Langkah-langkah Operasional dalam Proses Pembelajaran 4. Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge) Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi dalam langkah pembelajaran mandiri, selanjutnya pada pertemuan berikutnya peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya untuk mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi dari permasalahan kelompok. Pertukaran pengetahuan ini dapat dilakukan dengan cara peserrta didik berkumpul sesuai kelompok dan fasilitatornya. 74
  • 75. Langkah-langkah Operasional dalam Proses Pembelajaran 5. Penilaian (Assessment) Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan. Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian. 75
  • 76. Contoh Penerapan Sebelum memulai proses belajar-mengajar di dalam kelas, peserta didik terlebih dahulu diminta untuk mengobservasi suatu fenomena terlebih dahulu. Kemudian peserta didik diminta mencatat masalah-masalah yang muncul. Setelah itu tugas guru adalah meransang peserta didik untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada. Tugas guru adalah mengarahkan peserta didik untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan pendapat yang berbeda dari mereka. 76
  • 77. Contoh Penerapan Memanfaatkan lingkungan peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar. Guru memberikan penugasan yang dapat dilakukan di berbagai konteks lingkungan peserta didik, antara lain di sekolah, keluarga dan masyarakat. Penugasan yang diberikan oleh guru memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar diluar kelas. Peserta didik diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung tentang apa yang sedang dipelajari. Pengalaman belajar merupakan aktivitas belajar yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka mencapai penguasaan standar kompetensi, kemampuan dasar dan materi pembelajaran. 77
  • 78. Contoh Penerapan 78 Tahapan-Tahapan Model PBL FASE-FASE PERILAKU GURU Fase 1 Orientasi peserta didik kepada masalah  Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yg dibutuhkan  Memotivasi peserta didik untuk terlibat aktif dalam pemecahan masalah yang dipilih Fase 2 Mengorganisasikan peserta didik Membantu peserta didik mendefinisikan danmengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut Fase 3 Membimbing penyelidikan individu dan kelompok Mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah Fase 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, model dan berbagi tugas dengan teman Fase 5 Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari /meminta kelompok presentasi hasil kerja
  • 79. SISTEM PENILAIAN  Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan.  Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian. Sedangkan penilaian terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama dalam tim, dan kehadiran dalam pembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan. 79
  • 80. SISTEM PENILAIAN Penilaian pembelajaran dengan PBL dilakukan dengan authentic assesment. Penilaian dapat dilakukan dengan portfolio yang merupakan kumpulan yang sistematis pekerjaan-pekerjaan peserta didik yang dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun waktu tertentu dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian dalam pendekatan PBL dilakukan dengan cara evaluasi diri (self-assessment) dan peer-assessment.  Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri terhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai (standard) oleh pebelajar itu sendiri dalam belajar.  Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk memberikan penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah dilakukannya sendiri maupun oleh teman dalam kelompoknya 80
  • 81. MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING) BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
  • 82. Definisi/Konsep  Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.  Sebagai strategi belajar, Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa pada discovery masalah yang diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru
  • 83. Definisi/Konsep  Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini ingin merubah kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented menjadi student oriented.  Dalam Discovery Learning, hendaknya guru harus memberikan kesempatan muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientis, historin, atau ahli matematika. Bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan.
  • 84. Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan  Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya.  Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.  Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil.  Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri.  Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.
  • 85. Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan  Metode ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.  Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi diskusi.  Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti.  Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik;  Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses belajar yang baru;
  • 86. Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan  Mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri;  Mendorong siswa berfikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri;  Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik; Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang;  Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada pembentukan manusia seutuhnya;  Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa;  Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar;  Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.
  • 87. Kelemahan Model Pembelajaran Penemuan  Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berfikir atau mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi.  Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya.  Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama.
  • 88. Kelemahan Pembelajaran Penemuan  Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang mendapat perhatian.  Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk mengukur gagasan yang dikemukakan oleh para siswa  Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berfikir yang akan ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.
  • 89. Langkah-Langkah Operasional 1. Langkah Persiapan a. Menentukan tujuan pembelajaran b. Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan sebagainya) c. Memilih materi pelajaran. d. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-contoh generalisasi) e. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa f. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik g. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa
  • 90. Langkah-Langkah Operasional 2. Pelaksanaan a. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan) Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan.
  • 91. Langkah-Langkah Operasional b. Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah) Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah)
  • 92. Langkah-Langkah Operasional c. Data collection (Pengumpulan Data). Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244). Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis, dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
  • 93. Langkah-Langkah Operasional d. Data Processing (Pengolahan Data) Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu
  • 94. Langkah-Langkah Operasional e. Verification (Pembuktian) Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing (Syah, 2004:244). Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.
  • 95. Langkah-Langkah Operasional f. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi) Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004:244). Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi
  • 96. SISTEM PENILAIAN  Dalam Model Pembelajaran Discovery Learning, penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes maupun non tes.  Penilaian yang digunakan dapat berupa penilaian kognitif, proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa. Jika bentuk penialainnya berupa penilaian kognitif, maka dalam model pembelajaran discovery learning dapat menggunakan tes tertulis. Jika bentuk penilaiannya menggunakan penilaian proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa maka pelaksanaan penilaian dapat dilakukan dengan pengamatan.
  • 98. KONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
  • 99. A. Definisi 1. Penilaian autentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. 2. Istilah Assessment merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau evaluasi. 3. Istilah autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel. 4. Secara konseptual penilaian autentik lebih bermakna secara signifikan dibandingkan dengan tes pilihan ganda terstandar sekali pun. 5. Ketika menerapkan penilaian autentik untuk mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta didik, guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah. 99
  • 100. B. Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013 1. Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. 2. Penilaian tersebut mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. 3. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih autentik. 4. Penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan tematik terpadu dalam pembejajaran, khususnya jenjang sekolah dasar atau untuk mata pelajaran yang sesuai. 100
  • 101. B. Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013 (lanjutan) 5. Penilaian autentik sering dikontradiksikan dengan penilaian yang menggunakan standar tes berbasis norma, pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan, atau membuat jawaban singkat. 6. Tentu saja, pola penilaian seperti ini tidak diantikan dalam proses pembelajaran, karena memang lazim digunakan dan memperoleh legitimasi secara akademik. 7. Penilaian autentik dapat dibuat oleh guru sendiri, guru secara tim, atau guru bekerja sama dengan peserta didik. 8. Dalam penilaian autentik, seringkali pelibatan siswa sangat penting. Asumsinya, peserta didik dapat melakukan aktivitas belajar lebih baik ketika mereka tahu bagaimana akan dinilai. 101
  • 102. 9. Peserta didik diminta untuk merefleksikan dan mengevaluasi kinerja mereka sendiri dalam rangka meningkatkan pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan pembelajaran serta mendorong kemampuan belajar yang lebih tinggi. 10. Pada penilaian autentik guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, kajian keilmuan, dan pengalaman yang diperoleh dari luar sekolah. 11. Penilaian autentik mencoba menggabungkan kegiatan guru mengajar, kegiatan siswa belajar, motivasi dan keterlibatan peserta didik, serta keterampilan belajar. 12. Karena penilaian itu merupakan bagian dari proses pembelajaran, guru dan peserta didik berbagi pemahaman tentang kriteria kinerja. 102 B. Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013 (lanjutan)
  • 103. 13. Dalam beberapa kasus, peserta didik bahkan berkontribusi untuk mendefinisikan harapan atas tugas-tugas yang harus mereka lakukan. 14. Penilaian autentik sering digambarkan sebagai penilaian atas perkembangan peserta didik, karena berfokus pada kemampuan mereka berkembang untuk belajar bagaimana belajar tentang subjek. 15. Penilaian autentik harus mampu menggambarkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik, bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya, dalam hal apa mereka sudah atau belum mampu menerapkan perolehan belajar, dan sebagainya. 16. Atas dasar itu, guru dapat mengidentifikasi materi apa yang sudah layak dilanjutkan dan untuk materi apa pula kegiatan remedial harus dilakukan. 103 B. Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013 (lanjutan)
  • 104. C. Penilaian Autentik dan Pembelajaran Autentik 1. Penilaian autentik mengharuskan pembelajaran yang autentik pula. 2. Menurut Ormiston, belajar autentik mencerminkan tugas dan pemecahan masalah yang diperlukan dalam kenyataannya di luar sekolah. 3. Penilaian autentik terdiri dari berbagai teknik penilaian. Pertama, pengukuran langsung keterampilan peserta didik yang berhubungan dengan hasil jangka panjang pendidikan seperti kesuksesan di tempat kerja. Kedua, penilaian atas tugas-tugas yang memerlukan keterlibatan yang luas dan kinerja yang kompleks. Ketiga, analisis proses yang digunakan untuk menghasilkan respon peserta didik atas perolehan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang ada. 104
  • 105. C. Penilaian Autentik dan Pembelajaran Autentik (lanjutan) 4. Penilaian autentik akan bermakna bagi guru untuk menentukan cara-cara terbaik agar semua siswa dapat mencapai hasil akhir, meski dengan satuan waktu yang berbeda. 5. Konstruksi sikap, keterampilan, dan pengetahuan dicapai melalui penyelesaian tugas di mana peserta didik telah memainkan peran aktif dan kreatif. 6. Keterlibatan peserta didik dalam melaksanakan tugas sangat bermakna bagi perkembangan pribadi mereka. 105
  • 106. 7. Dalam pembelajaran autentik, peserta didik diminta mengumpulkan informasi dengan pendekatan scientific, memahami aneka fenomena atau gejala dan hubungannya satu sama lain secara mendalam, serta mengaitkan apa yang dipelajari dengan dunia nyata yang ada di luar sekolah. 8. Guru dan peserta didik memiliki tanggung jawab atas apa yang terjadi. Peserta didik pun tahu apa yang mereka ingin pelajari, memiliki parameter waktu yang fleksibel, dan bertanggungjawab untuk tetap pada tugas. 9. Penilaian autentik pun mendorong peserta didik mengkonstruksi, mengorganisasikan, menganalisis, mensintesis, menafsirkan, menjelaskan, dan mengevaluasi informasi untuk kemudian mengubahnya menjadi pengetahuan baru. 106 C. Penilaian Autentik dan Pembelajaran Autentik (lanjutan)
  • 107. Pada pembelajaran autentik, guru harus menjadi “guru autentik.” Peran guru bukan hanya pada proses pembelajaran, melainkan juga pada penilaian. Untuk bisa melaksanakan pembelajaran autentik, guru harus memenuhi kriteria tertentu: 1. Mengetahui bagaimana menilai kekuatan dan kelemahan peserta didik serta desain pembelajaran. 2. Mengetahui bagaimana cara membimbing peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan mereka sebelumnya dengan cara mengajukan pertanyaan dan menyediakan sumber daya memadai bagi peserta didik untuk melakukan akuisisi pengetahuan. 3. Menjadi pengasuh proses pembelajaran, melihat informasi baru, dan mengasimilasikan pemahaman peserta didik. 4. Menjadi kreatif tentang bagaimana proses belajar peserta didik dapat diperluas dengan menimba pengalaman dari dunia di luar tembok sekolah. 107 C. Penilaian Autentik dan Pembelajaran Autentik (lanjutan)
  • 108. D. Jenis-jenis Penilaian Autentik 1. Penilaian Kinerja 2. Penilaian Proyek 3. Penilaian Portofolio 4. Penilaian Tertulis 108
  • 109. 1. Penilaian Kinerja Penilaian autentik sebisa mungkin melibatkan parsisipasi peserta didik, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Guru dapat melakukannya dengan meminta para peserta didik menyebutkan unsur-unsur proyek/tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya. Berikut ini cara merekam hasil penilaian berbasis kinerja. 1. Daftar cek (checklist). 2. Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records). 3. Skala penilaian (rating scale). 4. Memori atau ingatan (memory approach). 109
  • 110. 2. Penilaian Proyek Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Berikut ini tiga hal yang perlu diperhatian guru dalam penilaian proyek. 1. Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan. 2. Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik. 3. Keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik. 110
  • 111. 3. Portofolio Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi. 111
  • 112. Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini. 1. Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio. 2. Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat. 3. Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran. 4. Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya. 5. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu. 6. Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen portofolio yang dihasilkan. 7. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio. 112 3. Portofolio (lanjutan)
  • 113. 4. Penilaian Tertulis  Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehensif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. 113
  • 114. Contoh Penilaian Kinerja 1. Kinerja dalam Menyelesaikan Tugas Kelompok No. Nama Peserta Didik Aspek Kerja Jml Nilai Keaktifan sama Meng-hargai pendapat Tangg jawab Keterangan Skor: 1=Kurang 2=Cukup 3=Baik 4=Sangat Baik
  • 115. Contoh Penilaian Produk 1. PRODUK GAMBAR BANGUN DATAR DAN BANGUN RUANG No. Nama Peserta Didik A s p e k Juml ah Skor Nilai Ketepatan menentu kan benda persegi Ketepatan meng-gambar persegi Banyak gambar yang dibuat Kerapi an
  • 116. Contoh Tes Tertulis Serangga mempunyai 3 pasang kaki yang menjadi ciri utamanya. Gambar manakah di bawah ini yang “bukan” serangga?
  • 117. STRUKTUR KURIKULUM SD No Komponen I II III IV V VI Kelompok A 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4 2 PPKN 5 5 6 5 5 5 3 Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7 4 Matematika 5 6 6 6 6 6 5 IPA 3 3 3 6 IPS 3 3 3 Kelompok B 7 Seni Budaya & Prakarya (termasuk muatan lokal*) 4 4 4 5 5 5 8 Pend. Jasmani, OR & Kes (termasuk muatan lokal). 4 4 4 4 4 4 Jumlah 30 32 34 36 36 36 Catatan: 1. Muatan lokal* dapat memuat Bahasa Daerah 2. IPA dan IPS kelas I s.d. Kelas III diintegrasikan ke mata pelajaran lainnya 117
  • 118. No Komponen VII VIII IX Kelompok A 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 2 Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan 3 3 3 3 Bahasa Indonesia 6 6 6 4 Matematika 5 5 5 5 Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5 6 Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4 7 Bahasa Inggris 4 4 4 Kelompok B 8 Seni Budaya (termasuk mulok)* 3 3 3 9 Pend. Jasmani, OR & Kesehatan (termasuk mulok) * Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah 3 3 3 10 Prakarya (termasuk mulok) 2 2 2 Jumlah 38 38 38 118
  • 119. 119 Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah Mata Pelajaran Kelas X XI XII Kelompok A (Wajib) 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 3 Bahasa Indonesia 4 4 4 4 Matematika 4 4 4 5 Sejarah Indonesia 2 2 2 6 Bahasa Inggris 2 2 2 Kelompok B (Wajib) 7 Seni Budaya 2 2 2 8 Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 3 3 3 9 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2 Jumlah jam pelajaran Kelompok A dan B per minggu 24 24 24 Kelompok C Peminatan Matapelajaran peminatan akademik (untuk SMA) 18 20 20 Matapelajaran peminatan akademik dan vokasi (untuk SMA) 24 24 24 Jumlah Jam Pelajaran yang Harus Ditempuh per Minggu (SMA) 42 44 44 Jumlah Jam Pelajaran yang Harus Ditempuh per Minggu (SMK) 48 48 48
  • 120. Struktur Kurikulum Peminatan SMA MATA PELAJARAN Kelas X XI XII Kelompok A dan B (Wajib) 24 24 24 Kelompok C (Peminatan) Peminatan Matematika dan Iilmu Alam I 1 Matematika 3 4 4 2 Biologi 3 4 4 3 Fisika 3 4 4 4 Kimia 3 4 4 Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial II 1 Geografi 3 4 4 2 Sejarah 3 4 4 3 Sosiologi & Antropologi 3 4 4 4 Ekonomi 3 4 4 Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya III 1 Bahasa dan Sastra Indonesia 3 4 4 2 Bahasa dan Sastra Inggeris 3 4 4 3 Bahasa dan Sastra Asing lainnya 3 4 4 4 Antropologi 3 4 4 Mata Pelajaran Pilihan Pilihan Lintas Kelompok Peminatan atau Pendalaman Minat 6 4 4 Jumlah Jam Pelajaran Yang Tersedia per minggu 68 72 72 Jumlah Jam Pelajaran Yang harus Ditempuh per minggu 42 44 44
  • 121. MATA PELAJARAN KELAS X XI XII Kelompok A (Wajib) 1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4. Matematika 4 4 4 5. Sejarah Indonesia 2 2 2 6. Bahasa Inggris 2 2 2 Kelompok B (Wajib) 7. Seni Budaya 2 2 2 8. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2 9. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 3 3 3 Jumlah kelompok A dan B 24 24 24 Kelompok C (Peminatan) Matapelajaran peminatan akademik dan vokasi 24 24 24 TOTAL 48 48 48 121