SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
.1 Prinsip Pembelajaran 
Pengertian Prinsip Pembelajaran 
Prinsip dikatakan juga landasan. Prinsip pembelajaran menurut Larsen dan Freeman 
(1986 dalam Supani dkk. 1997/1998) adalah represent the theoretical framework of the 
method. Prinsip pembelajaran adalah kerangka teoretis sebuah metode pembelajaran. 
Kerangka teoretis adalah teori-teori yang mengarahkan harus bagaimana sebuah metode 
dilihat dari segi 1) bahan yang akan dibelajarkan, 2) prosedur pembelajaran (bagaimana 
siswa belajar dan bagaimana guru mengajarkan bahan), 3) gurunya, dan 4) siswanya. 
Kata media berasal dari bahasa latin yaitu jamak dari kata medium yang secara 
harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar 
pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2002: 6) . (http://um.ac.id) 
Secara umum media pembelajaran dalam pendidikan disebut media, yaitu berbagai 
jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk berpikir, 
menurut Gagne (dalam Sadiman, 2002: 6). Sedangkan menurut Brigs (dalam 
Sadiman, 2002: 6) media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta 
merangsang siswa untuk belajar. (http://ksupointer.com) Jadi, media merupakan 
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim dan 
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian 
sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman, 2002: 6). 
Menurut Latuheru (dalam Hamdani, 2005: menyatakan bahwa media pembelajaran 
adalah bahan, alat atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar 
dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat 
berlangsung secara tepat guna dan berdayaguna. 
Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah diberikan, maka media pembelajaran 
merupakan segala sesuatu yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran agar dapat 
merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian siswa sehingga proses interaksi 
komunikasi edukasi antara guru (atau pembuat media) dan siswa dapat berlangsung 
secara tepat guna dan berdayaguna. 
Kata media berasal dari kata medium yang secara harfiah artinya perantara atau pengantar. Banyak pakar 
tentang media pembelajaran yang memberikan batasan tentang pengertian media. Menurut EACT yang 
dikutip oleh Rohani (1997 : 2) “media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran 
informasi”. Sedangkan pengertian media menurut Djamarah (1995 : 136) adalah “media adalah alat bantu apa 
saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai Tujuan pembelajaran”. 
Selanjutnya ditegaskan oleh Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) yaitu : 
“media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima 
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi 
proses belajar”. 
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala 
sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan 
kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses 
belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, 
manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan. 
Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk 
menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya.
Kemudian menurut National Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media 
pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, 
termasuk teknologi perangkat keras. 
media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat 
merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong 
terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. 
Read more: MEDIA PEMBELAJARAN >> Pengertian Media Pembelajaran | 
belajarpsikologi.com 
Read more: MEDIA PEMBELAJARAN >> Pengertian Media Pembelajaran | 
belajarpsikologi.com 
Dalam tahun-tahun belakangan ini telah terjadi pergeseran 
paradigma dalam pembelajaran ke arah paradigma 
konstruktivisme. Menurut pandangan ini bahwa pengetahuan 
tidak begitu saja bisa ditransfer oleh guru ke pikiran siswa, tetapi 
pengetahuan tersebut dikonstruksi di dalam pikiran siswa itu 
sendiri. Guru bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi 
siswa (teacher centered), tetapi yang lebih diharapkan adalah 
bahwa pembelajaran berpusat pada siswa (student centered). 
Dalam kondisi seperti ini, guru atau pengajar lebih banyak 
berfungsi sebagai fasilitator pembelajaran. Jadi, siswa atau 
pebelajar sebaiknya secara aktif berinteraksi dengan sumber 
belajar, berupa lingkungan. Lingkungan yang dimaksud (menurut 
Arsyad, 2002) adalah guru itu sendiri, siswa lain, kepala sekolah, 
petugas perpustakaan, bahan atau materi ajar (berupa buku, 
modul, selebaran, majalah, rekaman video, atau audio, dan yang 
sejenis), dan berbagai sumber belajar serta fasilitas (OHP, 
perekam pita audio dan video, radio, televisi, komputer, 
perpustakaan, laboratorium, pusat-pusat sumber belajar, 
termasuk alam sekitar). 
Bertitik tolak dari kenyataan tersebut di atas, maka proses belajar 
mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses komunikasi, yaitu 
proses penyampaian pesan (isi atau materi ajar) dari sumber 
pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan 
(siswa/pebelajar atau mungkin juga guru). Penyampaian pesan ini 
bisa dilakukan melalui simbul-simbul komunikasi berupa simbul-simbul 
verbal dan non-verbal atau visual, yang selanjutya 
ditafsirkan oleh penerima pesan (Criticos, 1996). Adakalanya 
proses penafsiran tersebut berhasil dan terkadang mengalami
kegagalan. Kegagalan ini bisa saja disebabkan oleh beberapa 
faktor, misalnya adanya hambatan psikologis (yang menyangkut 
minat, sikap, kepercayaan, inteligensi, dan 
pengetahuan), hambatan fisikberupa kelelahan, keterbatasan 
daya alat indera, dan kondisi kesehatan penerima pesan. Faktor 
lain yang juga berpengaruh adalah hambatan kultural (berupa 
perbedaan adat istiadat, norma-norma sosial, kepercayaan dan 
nilai-nilai panutan), dan hambatan lingkungan yaitu hambatan 
yang ditimbulkan oleh situasi dan kondisi keadaan sekitar 
(Sadiman, dkk., 1990). 
Untuk mengatasi kemungkinan hambatan-hambatan yang terjadi 
selama proses penafsiran dan agar pembelajaran dapat 
berlangsung secara efektif, maka sedapat mungkin dalam 
penyampaian pesan (isi/materi ajar) dibantu dengan 
menggunakan media pembelajaran. Diharapkan dengan 
pemanfaatan sumber belajar berupa media pembelajaran, proses 
komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung lebih 
efektif (Gagne, 1985) dan efisien. 
Perkembangan ilmu dan teknologi semakin mendorong usaha-usaha 
ke arah pembaharuan dalam memanfaatkan hasil-hasil 
teknologi dalam pelaksanaan pembelajaran. Dalam 
melaksanakan tugasnya, guru (pengajar) diharapkan dapat 
menggunakan alat atau bahan pendukung proses pembelajaran, 
dari alat yang sederhana sampai alat yang canggih (sesuai 
dengan perkembangan dan tuntutan jaman). Bahkan mungkin 
lebih dari itu, guru diharapkan mampu mengembangkan 
keterampilan membuat media pembelajarannya sendiri. Oleh 
karena itu, guru (pengajar) harus memiliki pengetahuan dan 
pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran, yang 
meliputi (Hamalik, 1994): (i) media sebagai alat komunikasi agar 
lebih mengefektifkan proses belajar mengajar; (ii) fungsi media 
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan; (iii) hubugan antara 
metode mengajar dengan media yang digunakan; (iv) nilai atau 
manfaat media dalam pengajaran; (v) pemilihan dan penggunaan 
media pembelajaran; (vi) berbagai jenis alat dan teknik media 
pembelajaran; dan (vii) usaha inovasi dalam pengadaan media 
pembelajaran.
Berdasarkan deskripsi di atas, maka media adalah bagian yang 
sangat penting dan tidak terpisahkan dari proses pembelajaran, 
terutama untuk mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri. Oleh 
karena itu, lebih jauh perlu dibahas tentang arti, posisi, fungsi, 
klasifikasi, dan karakteristik beberapa jenis media, untuk 
mendapatkan gambaran dan pemahaman sebelum menggunakan 
atau mungkin memproduksi media pembelajaran. 
ARTI, POSISI DAN FUNGSI MEDIA 
PEMBELAJARAN 
Media (bentuk jamak dari kata medium), merupakan kata yang 
berasal dari bahasa latinmedius, yang secara harfiah berarti 
‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’ (Arsyad, 2002; Sadiman, 
dkk., 1990). Oleh karena itu, media dapat diartikan sebagai 
perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima 
pesan. Media dapat berupa sesuatu bahan(software) dan/atau 
alat (hardware). Sedangkan menurut Gerlach & Ely (dalam 
Arsyad, 2002), bahwa media jika dipahami secara garis besar 
adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi, 
yang menyebabkan siswa mampu memperoleh pengetahuan, 
keterampilan, atau sikap. Jadi menurut pengertian ini, guru, teman 
sebaya, buku teks, lingkungan sekolah dan luar sekolah, bagi 
seorang siswa merupakan media. Pengertian ini sejalan dengan 
batasan yang disampaikan oleh Gagne (1985), yang menyatakan 
bahwa media merupakan berbagai jenis komponen dalam 
lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar. 
Banyak batasan tentang media, Association of Education and 
Communication Technology (AECT) memberikan pengertian 
tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang 
digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi. Dalam hal 
ini terkandung pengertian sebagai medium (Gagne, et al., 1988) 
atau mediator, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua 
pihak utama dalam proses belajar -siswa dan isi pelajaran. 
Sebagai mediator, dapat pula mencerminkan suatu pengertian 
bahwa dalam setiap sistem pengajaran, mulai dari guru sampai 
kepada peralatan yang paling canggih dapat disebut sebagai 
media. Heinich, et.al., (1993) memberikan istilah medium, yang 
memiliki pengertian yang sejalan dengan batasan di atas yaitu
sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan 
penerima. 
Dalam dunia pendidikan, sering kali istilah alat bantu atau media 
komunikasi digunakan secara bergantian atau sebagai pengganti 
istilah media pendidikan (pembelajaran). Seperti yang 
dikemukakan oleh Hamalik (1994) bahwa dengan penggunaan 
alat bantu berupa media komunikasi, hubungan komunikasi akan 
dapat berjalan dengan lancar dan dengan hasil yang maksimal. 
Batasan media seperti ini juga dikemukakan oleh Reiser dan 
Gagne (dalam Criticos, 1996; Gagne, et al., 1988), yang secara 
implisit menyatakan bahwa media adalah segala alat fisik yang 
digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran. Dalam 
pengertian ini, buku/modul, tape recorder, kaset, video recorder, 
camera video, televisi, radio, film, slide, foto, gambar, dan 
komputer adalah merupakan media pembelajaran. Menurut 
National Education Association -NEA (dalam Sadiman, dkk., 
1990), media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik yang 
tercetak maupun audio visual beserta peralatannya. 
Berdasarkan batasan-batasan mengenai media seperti tersebut di 
atas, maka dapat dikatakan bahwa media pembelajaran adalah 
segala sesuatu yang menyangkut softwaredan hardware yang 
dapat digunakan untuk meyampaikan isi materi ajar dari sumber 
belajar ke pebelajar (individu atau kelompok), yang dapat 
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat pebelajar 
sedemikian rupa sehingga proses belajar (di dalam/di luar kelas) 
menjadi lebih efektif. 
Posisi Media Pembelajaran 
Bruner (1966) mengungkapkan ada tiga tingkatan utama modus 
belajar, seperti: enactive(pengalaman 
langsung), iconic (pengalaman piktorial atau gambar), 
dan symbolic(pengalaman abstrak). Pemerolehan pengetahuan 
dan keterampilan serta perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi 
karena adanya interaksi antara pengalaman baru dengan 
pengalaman yang telah dialami sebelumnya melalui proses 
belajar. Sebagai ilustrasi misalnya, belajar untuk memahami apa 
dan bagaimana mencangkok. Dalam tingkatan pengalaman 
langsung, untuk memperoleh pemahaman pebelajar secara
langsung mengerjakan atau membuat cangkokan. Pada tingkatan 
kedua, iconic, pemahaman tentang mencangkok dipelajari melalui 
gambar, foto, film atau rekaman video. Selanjutnya pada 
tingkatan pengalaman abstrak, siswa memahaminya lewat 
membaca atau mendengar dan mencocokkannya dengan 
pengalaman melihat orang mencangkok atau dengan 
pengalamannya sendiri. 
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam proses belajar mengajar 
sebaiknya diusahakan agar terjadi variasi aktivitas yang 
melibatkan semua alat indera pebelajar. Semakin banyak alat 
indera yang terlibat untuk menerima dan mengolah informasi (isi 
pelajaran), semakin besar kemungkinan isi pelajaran tersebut 
dapat dimengerti dan dipertahankan dalam ingatan pebelajar. Jadi 
agar pesan-pesan dalam materi yang disajikan dapat diterima 
dengan mudah (atau pembelajaran berhasil dengan baik), maka 
pengajar harus berupaya menampilkan stimulus yang dapat 
diproses dengan berbagai indera pebelajar. Pengertian stimulus 
dalam hal ini adalah suatu “perantara” yang menjembatani antara 
penerima pesan (pebelajar) dan sumber pesan (pengajar) agar 
terjadi komunikasi yang efektif. 
Media pembelajaran merupakan suatu perantara seperti apa yang 
dimaksud pada pernyataan di atas. Dalam kondisi ini, media yang 
digunakan memiliki posisi sebagai alat bantu dalam kegiatan 
pembelajaran, yaitu alat bantu mengajar bagi guru (teaching 
aids). Misalnya alat-alat grafis, photografis, atau elektronik untuk 
menangkap, memproses, dan menyususn kembali informasi 
visual atau verbal. Sebagai alat bantu dalam mengajar, media 
diharapkan dapat memberikan pengalaman kongkret, motivasi 
belajar, mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. 
Sehingga alat bantu yang banyak dan sering digunakan adalah 
alat bantu visual, seperti gambar, model, objek tertentu, dan alat-alat 
visual lainnya. Oleh karena dianggap sebagai alat bantu, guru 
atau orang yang membuat media tersebut kurang memperhatikan 
aspek disainnya, pengembangan pembelajarannya, dan 
evaluasinya. 
Dengan kemajuan teknologi di berbagai bidang, misalnya dalam 
teknologi komunikasi dan informasi pada saat ini, media 
pembelajaran memiliki posisi sentral dalam proses belajar dan
bukan semata-mata sebagai alat bantu. Media pembelajaran 
memainkan peran yang cukup penting untuk mewujudkan 
kegiatan belajar menjadi lebih efektif dan efisien. Dalam posisi 
seperti ini, penggunaan media pembelajaran dikaitkan dengan 
apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media, yang mungkin 
tidak mampu dilakukan oleh guru (atau guru melakukannya 
kurang efisien). Dengan kehadiran media pembelajaran maka 
posisi guru bukan lagi sebagai satu-satunya sumber belajar, tetapi 
sebagai fasilitator. Bahkan pada saat ini media telah diyakini 
memiliki posisi sebagai sumber belajar yang menyangkut 
keseluruhan lingkungan di sekitar pebelajar. 
Definisi MEDIA PEMBELAJARAN, Media berasal dari kata “Medium” yang 
berasal dari bahasa latin “Medius” yang berarti “tengah” atau “sedang”. 
Pengertian media mengarah pada sesuatu yang mengantar/meneruskan informasi 
(pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan (Latuheru, 1988:9). 
Menurut McLuhan (dalam Sihkabuden, 1985:2) media merupakan suatu sarana 
atau channel sebagai perantara antara pemberi pesan kepada penerima pesan. 
Blacks dan Horalsen (dalam Sihkabuden, 1999:1) juga mempunyai pendapat 
tentang media. Menurut mereka, media adalah saluran komunikasi atau medium 
yang digunakan untuk membawa atau menyampaikan suatu pesan dimana 
medium itu merupakan jalan atau alat dengan suatu pesan berjalan antara 
komunitor ke komunikan. Dengan berpedoman pada pendapat di atas maka dapat 
disimpulkan bahwa media adalah suatu alat atau sarana atau perangkat. Dalam hal 
ini bisa berupa SOFTWARE ATAU HARDWARE. Perangkat lunak (software) 
berisi pesan atau informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan 
menggunakan peralatan. Sedangkan peralatan atau perangkat keras (hardware) 
sendiri merupakan sarana untuk dapat menampilkan pesan yang terkandung. 
Definisi pembelajaran dapat diartikan sebagai upaya untuk membelajarkan 
pebelajar. mssembelajarkan berarti usaha untuk membuat seseorang belajar. 
Dalam upaya pembelajaran terjadi komunikasi antara pebelajar dengan guru, 
pembelajar atau pengajar. Proses ini merupakan bagian proses komunikasi antar 
manusia (dalam hal ini adalah antara pebelajar dan pembelajar). Dari kedua 
definisi tersebut maka dapat diartikan bahwa media pembelajaran adalah segala 
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada 
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat 
pebelajar yang menjurus kearah terjadinya proses belajar..... Baca Selengkapnya 
di : HTTP://WWW.M-EDUKASI.WEB.ID/2012/04/PENGERTIAN-MEDIA-PEMBELAJARAN. 
HTML 
Copyright www.m-edukasi.web.id Media Pendidikan Indonesia
Dengan demikian, prinsip pembelajaran bahasa adalah kerangka teoretis, petunjuk-petunjuk 
teoretis bagi penyusunan sebuah metode pembelajaran bahasa dalam hal : 
1) pemilihan dan peyusunan bahan pembelajaran bahasa yang akan dibelajarkan; 
2) pengaturan proses belajar mengajarnya: bagaimana mengajarkan dan 
mempelajarinya, hal-hal yang berhubungan dengan pendekatan, teknik, media, dan 
sebagainya; 
3) guru yang akan mengajarkannya, persyaratan yang harus dimiliki, serta aktivitas yang 
harus dilaksanakan; 
4) siswa yang mempelajarinya, berkenaan dengan aktivitasnya; dan 
5) Hal-hal lain yang terlibat dalam proses belajar mengajar. 
2. Sumber Prinsip Pembelajaran 
Prinsip pembelajaran bersumber pada teori-teori yang berkembang pada bidang yang 
relevan. Prinsip pembelajaran bahasa berarti bersumber pada teori-teori yang relevan 
dengan pembelajaran bahasa, seperti: 1) teori belajar, 2) teori belajar bahasa, 3) teori 
bahasa, dan 4) teori psikologi. 
3. Fungsi Prinsip Pembelajaran 
Istilah fungsi berasal dari bahasa Inggris function yang memiliki banyak arti di 
antaranya: jabatan, kedudukan, kegiatan, dan sebagainya. Fungsi atau peran adalah 
jabatan, kedudukan, atau kegiatam. Jadi, prinsip pembelajaran bahasa berfungsi sebagai 
kerangka teori dan pedoman pelaksanaan bagi komponen-komponen pengajaran bahasa. 
Sebagai pedoman/kerangka teori, setiap butir prinsip pengajaran bahasa memberikan 
arah yang harus ditempuh dalam pelaksanaan pengajaran. 
4. Macam-macam Prinsip Pembelajaran 
Prinsip pembelajaran dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu 1) prinsip umum dan 2) 
prinsip khusus (lihat Supani, dkk. 1997/1998). 
a. Prinsip umum, yaitu prinsip pembelajaran yang dapat diberlakukan/berlaku untuk 
semua mata pelajaran di suatu sekolah/program pendidikan. Prinsip-prinsip umum 
pembelajaran di antaranya sebagai berikut. 
1) Prinsip motivasi, yaitu dalam belajar diperlukan motif-motif yang dapat mendorong 
siswa untuk belajar. Dengan prinsip ini, guru harus berperan sebagai motivator siswa 
dalam belajar. 
2) Prinsip belajar sambil bekerja/mengalami, yaitu dalam mempelajari sesuatu, apalagi 
yang berhubungan dengan keterampilan haruslah melalui pengalaman langsung, seperti 
belajar menulis siswa harus menulis, belajar berpidato harus melalui praktik berpidato. 
3) Prinsip pemecahan masalah, yaitu dalam belajar siswa perlu dihadapkan pada situasi-situasi 
bermasalah dan guru membimbing siswa untuk memecahkannya. 
4) Prinsip perbedaan individual, yaitu setiap siswa memiliki perbedaan-perbedaan dalam 
berbagai hal, seperti intelegensi, watak, latar belakang keluarga, ekonomi, sosial, dan 
lain-lain. Dengan demikian, guru dalam kegiatan pembelajaran dituntut 
memperhitungkan perbedaa-perbedaan itu. 
b. Prinsip khusus, yaitu prinsip-prinsip pembelajaran yang hanya berlaku untuk satu 
mata pelajaran tertentu, seperti pembelajaran bahasa Indonesia. Setiap mata pelajaran 
memiliki banyak prinsip khusus. Prinsip-prinsip khusus pembelajaran bahasa Indonesia 
di antaranya sebagai berikut. 
1) Ajarkan bahasa, bukan tentang bahasa, yaitu pembelajaran bahasa merupakan 
aktivitas membina siswa mempergunakan bahasa sebagai alat komunikasi sebagai 
penutur bahasa. Artinya, siswa dilatih keterampilan berbahasa yang hanya dikuasai 
melalui praktik berbahasa. Jadi, pembelajaran bahasa merupakan kegiatan untuk 
menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi yang harus dilakukan melalui praktik 
menggunakan bahasa. Bukan sebaliknya, pembelajaran bahasa adalah aktivitas 
mempelajari teori atau pengetahuan tentang bahasa. 
2) Bahasa target bukan sekedar objek pembelajaran, tetapi juga wahana komunikasi 
dalam proses pembelajaran atau di kelas. Artinya, kegiatan pembelajaran tidak semata-
mata ditujukan untuk mengenal dan menguasai bahasa target. Akan tetapi, proses 
pembelajaran harus menjadikan bahasa itu sebagai wahana dalam berkomunikasi, yaitu 
dengan menggunakan bahasa target dalam setiap kesempatan berkomunikasi tentang 
topik-topik di luar bahasa (pendekatan komunikatif). 
3) Sejauh mungkin gunakan bahasa otentik yang digunakan dalam konteks nyata sebagai 
sumber bahan ajar, seperti bahasa di surat kabar, bahasa nyata dalam kehidupan. 
4) Setiap bahasa memiliki sistem bahasanya sendiri. Untuk itu, dalam mempelajari 
bahasa kedua harus menjaga jangan sampai terjadi interferensi (pengaruh) bahasa 
pertamanya terhadap bahasa kedua yang dipelajari. 
a. Jenis – jenis Media pembelajaran 
Banyak sekali jenis media yang sudah dikenal dan digunakan dalam penyampaian informasi dan pesan – 
pesan pembelajaran. Setiap jenis atau bagian dapat pula dikelompokkan sesuai dengan karakteristik dan sifat 
– sifat media tersebut. Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang baku dalam mengelompokkan media. Jadi 
banyak tenaga ahli mengelompokkan atau membuat klasifikasi media akan tergantung dari sudut mana 
mereka memandang dan menilai media tersebut. 
Penggolongan media pembelajaran menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Rohani (1997 : 16) yaitu : 
1. Gambar diam, baik dalam bentuk teks, bulletin, papan display, slide, film strip, atau overhead proyektor. 
2. Gambar gerak, baik hitam putih, berwarna, baik yang bersuara maupun yang tidak bersuara. 
3. Rekaman bersuara baik dalam kaset maupun piringan hitam. 
4. Televisi 
5. Benda – benda hidup, simulasi maupun model. 
6. Instruksional berprograma ataupun CAI (Computer Assisten Instruction). 
Penggolongan media yang lain, jika dilihat dari berbagai sudut pandang adalah sebagai berikut : 
1. Dilihat dari jenisnya media dapat digolongkan menjadi media Audio, media Visual dan media Audio 
Visual. 
2. Dilihat dari daya liputnya media dapat digolongkan menjadi media dengan daya liput luas dan serentak, 
media dengan daya liput yang terbatas dengan ruang dan tempat dan media pengajaran individual. 
3. Dilihat dari bahan pembuatannya media dapat digolongkan menjadi media sederhana (murah dan mudah 
memperolehnya) dan media komplek. 
4. Dilihat dari bentuknya media dapat digolongkan menjadi media grafis (dua dimensi), media tiga dimensi, 
dan media elektronik.
b. Manfaat media pembelajaran 
Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar dan pembelajaran adalah suatu kenyataan yang 
tidak bisa kita pungkiri keberadaannya. Karena memang gurulah yang menghendaki untuk memudahkan 
tugasnya dalam menyampaikan pesan – pesan atau materi pembelajaran kepada siswanya. Guru sadar bahwa 
tanpa bantuan media, maka materi pembelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh siswa, terutama 
materi pembelajaran yang rumit dan komplek. 
Setiap materi pembelajaran mempunyai tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada bahan 
pembelajaran yang tidak memerlukan media pembelajaran, tetapi dilain sisi ada bahan pembelajaran yang 
memerlukan media pembelajaran. Materi pembelajaran yang mempunyai tingkat kesukaran tinggi tentu sukar 
dipahami oleh siswa, apalagi oleh siswa yang kurang menyukai materi pembelajaran yang disampaikan. 
Secara umum manfaat media pembelajaran menurut Harjanto (1997 : 245) adalah : 
1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis ( tahu kata – katanya, tetapi tidak tahu 
maksudnya) 
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera. 
3) Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif siswa. 
4) Dapat menimbulkan persepsi yang sama terhadap suatu masalah. 
Selanjutnya menurut Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) yaitu : 
1) Membuat konkrit konsep yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan peredaran darah. 
2) Membawa obyek yang berbahaya atau sukar didapat di dalam lingkungan belajar. 
3) Manampilkan obyek yang terlalu besar, misalnya pasar, candi. 
4) Menampilkan obyek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang. 
5) Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat. 
6) Memungkinkan siswa dapat berinteraksi langsung dengan lingkungannya. 
7) Membangkitkan motivasi belajar 
8) Memberi kesan perhatian individu untuk seluruh anggota kelompok belajar. 
9) Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan. 
10) Menyajikan informasi belajar secara serempak (mengatasi waktu dan ruang) 
11) Mengontrol arah maupun kecepatan belajar siswa.
c. Prinsip – prinsip memilih media pembelajaran 
Setiap media pembelajaran memiliki keunggulan masing – masing, maka dari itulah guru diharapkan dapat 
memilih media yang sesuai dengan kebutuhan atau tujuan pembelajaran. Dengan harapan bahwa penggunaan 
media akan mempercepat dan mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran. 
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran, yaitu : 
1) Harus adanya kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media pembelajaran. Apakah pemilihan 
media itu untuk pembelajaran, untuk informasi yang bersifat umum, ataukah sekedar hiburan saja mengisi 
waktu kosong. Lebih khusus lagi, apakah untuk pembelajaran kelompok atau individu, apakah sasarannya 
siswa TK, SD, SLTP, SMU, atau siswa pada Sekolah Dasar Luar Biasa, masyarakat pedesaan ataukah 
masyarakat perkotaan. Dapat pula tujuan tersebut akan menyangkut perbedaan warna, gerak atau suara. 
Misalnya proses kimia (farmasi), atau pembelajaran pembedahan (kedokteran). 
2) Karakteristik Media Pembelajaran. Setiap media pembelajaran mempunyai karakteristik tertentu, baik 
dilihat dari keunggulannya, cara pembuatan maupun cara penggunaannya. Memahami karakteristik media 
pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya pemilihan media 
pembelajaran. Disamping itu memberikan kemungkinan pada guru untuk menggunakan berbagai media 
pembelajaran secara bervariasi 
3) Alternatif Pilihan, yaitu adanya sejumlah media yang dapat dibandingkan atau dikompetisikan. Dengan 
demikian guru bisa menentukan pilihan media pembelajaran mana yang akan dipilih, jika terdapat beberapa 
media yang dapat dibandingkan. 
Selain yang telah penulis sampaikan di atas, prinsip pemilihan media pembelajaran menurut Harjanto (1997 : 
238) yaitu: 
Tujuan, Keterpaduan (validitas),Keadaan peserta didik, Ketersediaan,Mutu teknis, Biaya 
Selanjutnya yang perlu kita ingat bersama bahwa tidak ada satu mediapun yang sifatnya bisa menjelaskan 
semua permasalahan atau materi pembelajaran secara tuntas. 
Prinsip-prinsip Belajar 
Posted on April 26, 2011 | 3 Comments 
“Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman “(Hamalik, 
2003:36). Sedangkan menurut Morgan (Sagala, 2006:13). Belajar adalah setiap perubahan 
yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau 
pengalaman. 
Berdasarkan Hamalik dan Morgan di atas, penulis menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu 
perubahan perilaku pada diri siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. 
Dalam proses belajar ada prinsip belajar yang harus dipegang agar kegiatan belajar tersebut 
terarah dan baik. Menurut Sagala (2006:53), Prinsip-prinsip belajar sebagaimana berikut ini: 
1. Law of Effect
2. Spread of Effect 
3. Law of Exercise 
4. Law of Readiness 
5. Law of Primacy 
6. Law of Intencity 
7. Law of Recency 
8. Fenomena Kejenuhan 
9. Belonging ness 
Adapun pengertian prinsip belajar di atas adalah sebagai berikut: 
a. Law of effect 
Yaitu berupa hubungan timbal balik antara rangsang yang diberikan guru kemudian siswa 
memberikan reaksi, sebaiknya suasana belajar dalam keadaan yang nyaman dan 
menyenangkan, supaya siswa lebih semangat dan mendapatkan hasil yang memuaskan. 
b. Spread of Effect 
Yaitu suatu respon yang diberikan siswa terhadap hasil pembelajaran 
c. Law of Exercise 
Yaitu hubungan timbal balik antara rangsang dan respon, harus sering dilatih maka hasil 
belajar akan lebih optimal. 
d. Law of Readiness 
Yaitu suatu keadaan dimana siswa dalam keadaan siap untuk belajar sehingga proses 
pembelajaran lebih mudah dipahami oleh siswa. 
e. Law of Primacy 
Yaitu keadaan dimana siswa mendapatkan hasil belajar yang memuaskan, sehingga siswa 
merasa puas atau senang 
f. Law of Intencity 
Memberikan penjelasan yang lebih terperinci apabila diupayakan melalui upaya yang 
dinamis. 
g. Law of Recency 
Yaitu sesuatu pelajaran yang baru dipelajari dan mengesankan akan lebih mudah 
h. Fenomena Kejen 
Yaitu suatu pelajaran bosan pendidik dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran 
i. Belonging ness 
Keterkaitan bahan yang dipelajari pada situasi belajar, akan mempermudah berubahnya 
tingkah laku. 
Menurut Wittig (Muhibbin, 2005:114) proses belajar berlangsung dalam tiga tahapan, yaitu: 
a. Aquisition (tahapan perolehan/penerimaan informasi) 
b. Stoge ( tahap penyimpanan informasi)
c. Retrieval (tahap mendapatkan kembali informasi) 
Maksud dari tiga tahapan proses di atas adalah sebagai berikut: 
1. Aquisition (tahapan perolehan/penerimaan informasi) 
Tahapan ini adalah mulainya siswa menerima pengetahuan atau informasi yang kemudian 
merespon informasi atau pengetahuan tersebut, sehingga dapat menimbulkan pemahaman dan 
perubahan prilaku pada diri siswa. 
2. Stoge ( tahap penyimpanan informasi) 
Tahapan ini adalah kelanjutan dari tahapan Acquisition, yaitu setelah siswa mendapatkan 
informasi atau pengetahuan maka secara otomatis siswa tersebut akan menyampaikan 
pemahaman dan perubahan prilaku yang telah terjadi pada diri siswa tersebut. 
3. Retrieval (tahap mendapatkan kembali informasi) 
Proses retrieval adalah proses dimana siswa tersebut merespon masalah yang dihadapi dengan 
mengungkapkan dan memproduksi kembali atau dengan kata lain mengingat kembali apa 
yang tersimpan dalam memori baik berupa informasi, simbol pemahaman ataupun perilaku 
tertentu

More Related Content

What's hot

Makalah Kedudukan Media dalam Pembelajaran
Makalah Kedudukan Media dalam PembelajaranMakalah Kedudukan Media dalam Pembelajaran
Makalah Kedudukan Media dalam PembelajaranWaQhyoe Arryee
 
Hafsa shabrina 1172020092
Hafsa shabrina 1172020092Hafsa shabrina 1172020092
Hafsa shabrina 1172020092HafsaShabrina
 
Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 2
Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 2Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 2
Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 2Mahasiswa
 
Tugas uas bahasa indonesia semester 2
Tugas uas bahasa indonesia  semester 2Tugas uas bahasa indonesia  semester 2
Tugas uas bahasa indonesia semester 2indahdiend
 
Tower of Hanoi (Media Pembelajaran)
Tower of Hanoi (Media Pembelajaran)Tower of Hanoi (Media Pembelajaran)
Tower of Hanoi (Media Pembelajaran)Irma Retna
 
1. kontrak silabus dan sap perkembangan anak 1
1. kontrak silabus dan sap perkembangan anak 11. kontrak silabus dan sap perkembangan anak 1
1. kontrak silabus dan sap perkembangan anak 1Masriqon Masriqon
 
Makalah Pemanfaatan dan Penggunaan Media Pembelajaran
Makalah Pemanfaatan dan Penggunaan Media Pembelajaran Makalah Pemanfaatan dan Penggunaan Media Pembelajaran
Makalah Pemanfaatan dan Penggunaan Media Pembelajaran Dewi Zulaeva
 
Buku ajar media pembelajaran
Buku ajar media pembelajaranBuku ajar media pembelajaran
Buku ajar media pembelajaranbagibagiilmu
 
UTS Media Pembelajaran Matematika
UTS Media Pembelajaran MatematikaUTS Media Pembelajaran Matematika
UTS Media Pembelajaran MatematikaWebby Rahmawati
 
Membuat media pembelajaran yang menarik
Membuat media pembelajaran yang menarikMembuat media pembelajaran yang menarik
Membuat media pembelajaran yang menarikf' yagami
 

What's hot (17)

Makalah Kedudukan Media dalam Pembelajaran
Makalah Kedudukan Media dalam PembelajaranMakalah Kedudukan Media dalam Pembelajaran
Makalah Kedudukan Media dalam Pembelajaran
 
Hafsa shabrina 1172020092
Hafsa shabrina 1172020092Hafsa shabrina 1172020092
Hafsa shabrina 1172020092
 
Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 2
Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 2Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 2
Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 2
 
Proposal deddy
Proposal deddyProposal deddy
Proposal deddy
 
Bab i[1]
Bab i[1]Bab i[1]
Bab i[1]
 
Sumber belajar
Sumber belajarSumber belajar
Sumber belajar
 
Tugas uas bahasa indonesia semester 2
Tugas uas bahasa indonesia  semester 2Tugas uas bahasa indonesia  semester 2
Tugas uas bahasa indonesia semester 2
 
Tower of Hanoi (Media Pembelajaran)
Tower of Hanoi (Media Pembelajaran)Tower of Hanoi (Media Pembelajaran)
Tower of Hanoi (Media Pembelajaran)
 
Sumber belajar
Sumber belajarSumber belajar
Sumber belajar
 
1. kontrak silabus dan sap perkembangan anak 1
1. kontrak silabus dan sap perkembangan anak 11. kontrak silabus dan sap perkembangan anak 1
1. kontrak silabus dan sap perkembangan anak 1
 
Makalah Pemanfaatan dan Penggunaan Media Pembelajaran
Makalah Pemanfaatan dan Penggunaan Media Pembelajaran Makalah Pemanfaatan dan Penggunaan Media Pembelajaran
Makalah Pemanfaatan dan Penggunaan Media Pembelajaran
 
Coba coba
Coba cobaCoba coba
Coba coba
 
Buku ajar media pembelajaran
Buku ajar media pembelajaranBuku ajar media pembelajaran
Buku ajar media pembelajaran
 
UTS Media Pembelajaran Matematika
UTS Media Pembelajaran MatematikaUTS Media Pembelajaran Matematika
UTS Media Pembelajaran Matematika
 
Bab i modul media
Bab i modul mediaBab i modul media
Bab i modul media
 
Membuat media pembelajaran yang menarik
Membuat media pembelajaran yang menarikMembuat media pembelajaran yang menarik
Membuat media pembelajaran yang menarik
 
Pengembangan Bahan Ajar
Pengembangan Bahan AjarPengembangan Bahan Ajar
Pengembangan Bahan Ajar
 

Similar to OPTIMALKAN PEMBELAJARAN

Modul Pengertian, Fungsi, dan Manfaat Media Pembelajaran
Modul Pengertian, Fungsi, dan Manfaat Media PembelajaranModul Pengertian, Fungsi, dan Manfaat Media Pembelajaran
Modul Pengertian, Fungsi, dan Manfaat Media PembelajaranMuhamadNurAlAmin
 
Media Pengajaran dalam Pendidikan islam
Media Pengajaran dalam Pendidikan islamMedia Pengajaran dalam Pendidikan islam
Media Pengajaran dalam Pendidikan islamSummer Rain
 
Makalah media pembelajaran pai tatik latifatun n dkk
Makalah media pembelajaran pai tatik latifatun n dkkMakalah media pembelajaran pai tatik latifatun n dkk
Makalah media pembelajaran pai tatik latifatun n dkkAde Mufti Kholil
 
Makalah_pengembangan_media_pembelajaran.docx
Makalah_pengembangan_media_pembelajaran.docxMakalah_pengembangan_media_pembelajaran.docx
Makalah_pengembangan_media_pembelajaran.docxMRafli21
 
Media Pembelajaran PPT 1
Media Pembelajaran PPT 1Media Pembelajaran PPT 1
Media Pembelajaran PPT 1elzavebrian
 
Media pembalajaran berbasis teknologi informasi
Media pembalajaran berbasis teknologi informasiMedia pembalajaran berbasis teknologi informasi
Media pembalajaran berbasis teknologi informasiIrviana Rozi
 
media dan sumber belajar
media dan sumber belajar media dan sumber belajar
media dan sumber belajar MeliMeli45
 
media dan sumber belajar ( meli).pdf
media dan sumber belajar ( meli).pdfmedia dan sumber belajar ( meli).pdf
media dan sumber belajar ( meli).pdfMeliMeli45
 
Makalah Media Pembelajaran Matematika
Makalah Media Pembelajaran MatematikaMakalah Media Pembelajaran Matematika
Makalah Media Pembelajaran MatematikaGita Setiawan
 
Konsep Media dan Kedudukannya dalam Pembelajaran
Konsep Media dan Kedudukannya dalam PembelajaranKonsep Media dan Kedudukannya dalam Pembelajaran
Konsep Media dan Kedudukannya dalam Pembelajarandindinamuiz
 
Harun makalah kantasia
Harun makalah kantasiaHarun makalah kantasia
Harun makalah kantasiaharun_tarbiyah
 
Presentasi Hakikat media pembelajaran.pptx
Presentasi  Hakikat media pembelajaran.pptxPresentasi  Hakikat media pembelajaran.pptx
Presentasi Hakikat media pembelajaran.pptxoperatorsttmamasa
 
Jenis-jenis dan Kriteria Media Pembelajaran
Jenis-jenis dan Kriteria Media PembelajaranJenis-jenis dan Kriteria Media Pembelajaran
Jenis-jenis dan Kriteria Media Pembelajaranyayansafitri97
 
Artikel.docx
Artikel.docxArtikel.docx
Artikel.docxhanzhor10
 
Pengertian media, sumber belajar dan alat peraga
Pengertian media, sumber belajar dan alat peragaPengertian media, sumber belajar dan alat peraga
Pengertian media, sumber belajar dan alat peragaambarlestari
 
Media_Pembelajaran_dalam_Pendidikan_agam.docx
Media_Pembelajaran_dalam_Pendidikan_agam.docxMedia_Pembelajaran_dalam_Pendidikan_agam.docx
Media_Pembelajaran_dalam_Pendidikan_agam.docxMohammadFarhanRosyad
 

Similar to OPTIMALKAN PEMBELAJARAN (20)

Media pembelajaran
Media pembelajaranMedia pembelajaran
Media pembelajaran
 
Modul Pengertian, Fungsi, dan Manfaat Media Pembelajaran
Modul Pengertian, Fungsi, dan Manfaat Media PembelajaranModul Pengertian, Fungsi, dan Manfaat Media Pembelajaran
Modul Pengertian, Fungsi, dan Manfaat Media Pembelajaran
 
Media Pengajaran dalam Pendidikan islam
Media Pengajaran dalam Pendidikan islamMedia Pengajaran dalam Pendidikan islam
Media Pengajaran dalam Pendidikan islam
 
Makalah media pembelajaran pai tatik latifatun n dkk
Makalah media pembelajaran pai tatik latifatun n dkkMakalah media pembelajaran pai tatik latifatun n dkk
Makalah media pembelajaran pai tatik latifatun n dkk
 
Makalah_pengembangan_media_pembelajaran.docx
Makalah_pengembangan_media_pembelajaran.docxMakalah_pengembangan_media_pembelajaran.docx
Makalah_pengembangan_media_pembelajaran.docx
 
Media Pembelajaran PPT 1
Media Pembelajaran PPT 1Media Pembelajaran PPT 1
Media Pembelajaran PPT 1
 
Media pembalajaran berbasis teknologi informasi
Media pembalajaran berbasis teknologi informasiMedia pembalajaran berbasis teknologi informasi
Media pembalajaran berbasis teknologi informasi
 
Sumber belajar
Sumber belajarSumber belajar
Sumber belajar
 
media dan sumber belajar
media dan sumber belajar media dan sumber belajar
media dan sumber belajar
 
media dan sumber belajar ( meli).pdf
media dan sumber belajar ( meli).pdfmedia dan sumber belajar ( meli).pdf
media dan sumber belajar ( meli).pdf
 
Makalah Media Pembelajaran Matematika
Makalah Media Pembelajaran MatematikaMakalah Media Pembelajaran Matematika
Makalah Media Pembelajaran Matematika
 
Analisis ku .docx
Analisis ku .docxAnalisis ku .docx
Analisis ku .docx
 
Konsep Media dan Kedudukannya dalam Pembelajaran
Konsep Media dan Kedudukannya dalam PembelajaranKonsep Media dan Kedudukannya dalam Pembelajaran
Konsep Media dan Kedudukannya dalam Pembelajaran
 
Harun makalah kantasia
Harun makalah kantasiaHarun makalah kantasia
Harun makalah kantasia
 
Presentasi Hakikat media pembelajaran.pptx
Presentasi  Hakikat media pembelajaran.pptxPresentasi  Hakikat media pembelajaran.pptx
Presentasi Hakikat media pembelajaran.pptx
 
Jenis-jenis dan Kriteria Media Pembelajaran
Jenis-jenis dan Kriteria Media PembelajaranJenis-jenis dan Kriteria Media Pembelajaran
Jenis-jenis dan Kriteria Media Pembelajaran
 
Artikel.docx
Artikel.docxArtikel.docx
Artikel.docx
 
Pengertian media, sumber belajar dan alat peraga
Pengertian media, sumber belajar dan alat peragaPengertian media, sumber belajar dan alat peraga
Pengertian media, sumber belajar dan alat peraga
 
Media pem (desi)
Media pem (desi)Media pem (desi)
Media pem (desi)
 
Media_Pembelajaran_dalam_Pendidikan_agam.docx
Media_Pembelajaran_dalam_Pendidikan_agam.docxMedia_Pembelajaran_dalam_Pendidikan_agam.docx
Media_Pembelajaran_dalam_Pendidikan_agam.docx
 

Recently uploaded

PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 

OPTIMALKAN PEMBELAJARAN

  • 1. .1 Prinsip Pembelajaran Pengertian Prinsip Pembelajaran Prinsip dikatakan juga landasan. Prinsip pembelajaran menurut Larsen dan Freeman (1986 dalam Supani dkk. 1997/1998) adalah represent the theoretical framework of the method. Prinsip pembelajaran adalah kerangka teoretis sebuah metode pembelajaran. Kerangka teoretis adalah teori-teori yang mengarahkan harus bagaimana sebuah metode dilihat dari segi 1) bahan yang akan dibelajarkan, 2) prosedur pembelajaran (bagaimana siswa belajar dan bagaimana guru mengajarkan bahan), 3) gurunya, dan 4) siswanya. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2002: 6) . (http://um.ac.id) Secara umum media pembelajaran dalam pendidikan disebut media, yaitu berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk berpikir, menurut Gagne (dalam Sadiman, 2002: 6). Sedangkan menurut Brigs (dalam Sadiman, 2002: 6) media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. (http://ksupointer.com) Jadi, media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim dan penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman, 2002: 6). Menurut Latuheru (dalam Hamdani, 2005: menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdayaguna. Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah diberikan, maka media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran agar dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian siswa sehingga proses interaksi komunikasi edukasi antara guru (atau pembuat media) dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdayaguna. Kata media berasal dari kata medium yang secara harfiah artinya perantara atau pengantar. Banyak pakar tentang media pembelajaran yang memberikan batasan tentang pengertian media. Menurut EACT yang dikutip oleh Rohani (1997 : 2) “media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi”. Sedangkan pengertian media menurut Djamarah (1995 : 136) adalah “media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai Tujuan pembelajaran”. Selanjutnya ditegaskan oleh Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) yaitu : “media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar”. Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan. Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya.
  • 2. Kemudian menurut National Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Read more: MEDIA PEMBELAJARAN >> Pengertian Media Pembelajaran | belajarpsikologi.com Read more: MEDIA PEMBELAJARAN >> Pengertian Media Pembelajaran | belajarpsikologi.com Dalam tahun-tahun belakangan ini telah terjadi pergeseran paradigma dalam pembelajaran ke arah paradigma konstruktivisme. Menurut pandangan ini bahwa pengetahuan tidak begitu saja bisa ditransfer oleh guru ke pikiran siswa, tetapi pengetahuan tersebut dikonstruksi di dalam pikiran siswa itu sendiri. Guru bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi siswa (teacher centered), tetapi yang lebih diharapkan adalah bahwa pembelajaran berpusat pada siswa (student centered). Dalam kondisi seperti ini, guru atau pengajar lebih banyak berfungsi sebagai fasilitator pembelajaran. Jadi, siswa atau pebelajar sebaiknya secara aktif berinteraksi dengan sumber belajar, berupa lingkungan. Lingkungan yang dimaksud (menurut Arsyad, 2002) adalah guru itu sendiri, siswa lain, kepala sekolah, petugas perpustakaan, bahan atau materi ajar (berupa buku, modul, selebaran, majalah, rekaman video, atau audio, dan yang sejenis), dan berbagai sumber belajar serta fasilitas (OHP, perekam pita audio dan video, radio, televisi, komputer, perpustakaan, laboratorium, pusat-pusat sumber belajar, termasuk alam sekitar). Bertitik tolak dari kenyataan tersebut di atas, maka proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan (isi atau materi ajar) dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan (siswa/pebelajar atau mungkin juga guru). Penyampaian pesan ini bisa dilakukan melalui simbul-simbul komunikasi berupa simbul-simbul verbal dan non-verbal atau visual, yang selanjutya ditafsirkan oleh penerima pesan (Criticos, 1996). Adakalanya proses penafsiran tersebut berhasil dan terkadang mengalami
  • 3. kegagalan. Kegagalan ini bisa saja disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya adanya hambatan psikologis (yang menyangkut minat, sikap, kepercayaan, inteligensi, dan pengetahuan), hambatan fisikberupa kelelahan, keterbatasan daya alat indera, dan kondisi kesehatan penerima pesan. Faktor lain yang juga berpengaruh adalah hambatan kultural (berupa perbedaan adat istiadat, norma-norma sosial, kepercayaan dan nilai-nilai panutan), dan hambatan lingkungan yaitu hambatan yang ditimbulkan oleh situasi dan kondisi keadaan sekitar (Sadiman, dkk., 1990). Untuk mengatasi kemungkinan hambatan-hambatan yang terjadi selama proses penafsiran dan agar pembelajaran dapat berlangsung secara efektif, maka sedapat mungkin dalam penyampaian pesan (isi/materi ajar) dibantu dengan menggunakan media pembelajaran. Diharapkan dengan pemanfaatan sumber belajar berupa media pembelajaran, proses komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung lebih efektif (Gagne, 1985) dan efisien. Perkembangan ilmu dan teknologi semakin mendorong usaha-usaha ke arah pembaharuan dalam memanfaatkan hasil-hasil teknologi dalam pelaksanaan pembelajaran. Dalam melaksanakan tugasnya, guru (pengajar) diharapkan dapat menggunakan alat atau bahan pendukung proses pembelajaran, dari alat yang sederhana sampai alat yang canggih (sesuai dengan perkembangan dan tuntutan jaman). Bahkan mungkin lebih dari itu, guru diharapkan mampu mengembangkan keterampilan membuat media pembelajarannya sendiri. Oleh karena itu, guru (pengajar) harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran, yang meliputi (Hamalik, 1994): (i) media sebagai alat komunikasi agar lebih mengefektifkan proses belajar mengajar; (ii) fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan; (iii) hubugan antara metode mengajar dengan media yang digunakan; (iv) nilai atau manfaat media dalam pengajaran; (v) pemilihan dan penggunaan media pembelajaran; (vi) berbagai jenis alat dan teknik media pembelajaran; dan (vii) usaha inovasi dalam pengadaan media pembelajaran.
  • 4. Berdasarkan deskripsi di atas, maka media adalah bagian yang sangat penting dan tidak terpisahkan dari proses pembelajaran, terutama untuk mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri. Oleh karena itu, lebih jauh perlu dibahas tentang arti, posisi, fungsi, klasifikasi, dan karakteristik beberapa jenis media, untuk mendapatkan gambaran dan pemahaman sebelum menggunakan atau mungkin memproduksi media pembelajaran. ARTI, POSISI DAN FUNGSI MEDIA PEMBELAJARAN Media (bentuk jamak dari kata medium), merupakan kata yang berasal dari bahasa latinmedius, yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’ (Arsyad, 2002; Sadiman, dkk., 1990). Oleh karena itu, media dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media dapat berupa sesuatu bahan(software) dan/atau alat (hardware). Sedangkan menurut Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2002), bahwa media jika dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi, yang menyebabkan siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Jadi menurut pengertian ini, guru, teman sebaya, buku teks, lingkungan sekolah dan luar sekolah, bagi seorang siswa merupakan media. Pengertian ini sejalan dengan batasan yang disampaikan oleh Gagne (1985), yang menyatakan bahwa media merupakan berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar. Banyak batasan tentang media, Association of Education and Communication Technology (AECT) memberikan pengertian tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi. Dalam hal ini terkandung pengertian sebagai medium (Gagne, et al., 1988) atau mediator, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar -siswa dan isi pelajaran. Sebagai mediator, dapat pula mencerminkan suatu pengertian bahwa dalam setiap sistem pengajaran, mulai dari guru sampai kepada peralatan yang paling canggih dapat disebut sebagai media. Heinich, et.al., (1993) memberikan istilah medium, yang memiliki pengertian yang sejalan dengan batasan di atas yaitu
  • 5. sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Dalam dunia pendidikan, sering kali istilah alat bantu atau media komunikasi digunakan secara bergantian atau sebagai pengganti istilah media pendidikan (pembelajaran). Seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (1994) bahwa dengan penggunaan alat bantu berupa media komunikasi, hubungan komunikasi akan dapat berjalan dengan lancar dan dengan hasil yang maksimal. Batasan media seperti ini juga dikemukakan oleh Reiser dan Gagne (dalam Criticos, 1996; Gagne, et al., 1988), yang secara implisit menyatakan bahwa media adalah segala alat fisik yang digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran. Dalam pengertian ini, buku/modul, tape recorder, kaset, video recorder, camera video, televisi, radio, film, slide, foto, gambar, dan komputer adalah merupakan media pembelajaran. Menurut National Education Association -NEA (dalam Sadiman, dkk., 1990), media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik yang tercetak maupun audio visual beserta peralatannya. Berdasarkan batasan-batasan mengenai media seperti tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang menyangkut softwaredan hardware yang dapat digunakan untuk meyampaikan isi materi ajar dari sumber belajar ke pebelajar (individu atau kelompok), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat pebelajar sedemikian rupa sehingga proses belajar (di dalam/di luar kelas) menjadi lebih efektif. Posisi Media Pembelajaran Bruner (1966) mengungkapkan ada tiga tingkatan utama modus belajar, seperti: enactive(pengalaman langsung), iconic (pengalaman piktorial atau gambar), dan symbolic(pengalaman abstrak). Pemerolehan pengetahuan dan keterampilan serta perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi karena adanya interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang telah dialami sebelumnya melalui proses belajar. Sebagai ilustrasi misalnya, belajar untuk memahami apa dan bagaimana mencangkok. Dalam tingkatan pengalaman langsung, untuk memperoleh pemahaman pebelajar secara
  • 6. langsung mengerjakan atau membuat cangkokan. Pada tingkatan kedua, iconic, pemahaman tentang mencangkok dipelajari melalui gambar, foto, film atau rekaman video. Selanjutnya pada tingkatan pengalaman abstrak, siswa memahaminya lewat membaca atau mendengar dan mencocokkannya dengan pengalaman melihat orang mencangkok atau dengan pengalamannya sendiri. Berdasarkan uraian di atas, maka dalam proses belajar mengajar sebaiknya diusahakan agar terjadi variasi aktivitas yang melibatkan semua alat indera pebelajar. Semakin banyak alat indera yang terlibat untuk menerima dan mengolah informasi (isi pelajaran), semakin besar kemungkinan isi pelajaran tersebut dapat dimengerti dan dipertahankan dalam ingatan pebelajar. Jadi agar pesan-pesan dalam materi yang disajikan dapat diterima dengan mudah (atau pembelajaran berhasil dengan baik), maka pengajar harus berupaya menampilkan stimulus yang dapat diproses dengan berbagai indera pebelajar. Pengertian stimulus dalam hal ini adalah suatu “perantara” yang menjembatani antara penerima pesan (pebelajar) dan sumber pesan (pengajar) agar terjadi komunikasi yang efektif. Media pembelajaran merupakan suatu perantara seperti apa yang dimaksud pada pernyataan di atas. Dalam kondisi ini, media yang digunakan memiliki posisi sebagai alat bantu dalam kegiatan pembelajaran, yaitu alat bantu mengajar bagi guru (teaching aids). Misalnya alat-alat grafis, photografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyususn kembali informasi visual atau verbal. Sebagai alat bantu dalam mengajar, media diharapkan dapat memberikan pengalaman kongkret, motivasi belajar, mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Sehingga alat bantu yang banyak dan sering digunakan adalah alat bantu visual, seperti gambar, model, objek tertentu, dan alat-alat visual lainnya. Oleh karena dianggap sebagai alat bantu, guru atau orang yang membuat media tersebut kurang memperhatikan aspek disainnya, pengembangan pembelajarannya, dan evaluasinya. Dengan kemajuan teknologi di berbagai bidang, misalnya dalam teknologi komunikasi dan informasi pada saat ini, media pembelajaran memiliki posisi sentral dalam proses belajar dan
  • 7. bukan semata-mata sebagai alat bantu. Media pembelajaran memainkan peran yang cukup penting untuk mewujudkan kegiatan belajar menjadi lebih efektif dan efisien. Dalam posisi seperti ini, penggunaan media pembelajaran dikaitkan dengan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media, yang mungkin tidak mampu dilakukan oleh guru (atau guru melakukannya kurang efisien). Dengan kehadiran media pembelajaran maka posisi guru bukan lagi sebagai satu-satunya sumber belajar, tetapi sebagai fasilitator. Bahkan pada saat ini media telah diyakini memiliki posisi sebagai sumber belajar yang menyangkut keseluruhan lingkungan di sekitar pebelajar. Definisi MEDIA PEMBELAJARAN, Media berasal dari kata “Medium” yang berasal dari bahasa latin “Medius” yang berarti “tengah” atau “sedang”. Pengertian media mengarah pada sesuatu yang mengantar/meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan (Latuheru, 1988:9). Menurut McLuhan (dalam Sihkabuden, 1985:2) media merupakan suatu sarana atau channel sebagai perantara antara pemberi pesan kepada penerima pesan. Blacks dan Horalsen (dalam Sihkabuden, 1999:1) juga mempunyai pendapat tentang media. Menurut mereka, media adalah saluran komunikasi atau medium yang digunakan untuk membawa atau menyampaikan suatu pesan dimana medium itu merupakan jalan atau alat dengan suatu pesan berjalan antara komunitor ke komunikan. Dengan berpedoman pada pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa media adalah suatu alat atau sarana atau perangkat. Dalam hal ini bisa berupa SOFTWARE ATAU HARDWARE. Perangkat lunak (software) berisi pesan atau informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan menggunakan peralatan. Sedangkan peralatan atau perangkat keras (hardware) sendiri merupakan sarana untuk dapat menampilkan pesan yang terkandung. Definisi pembelajaran dapat diartikan sebagai upaya untuk membelajarkan pebelajar. mssembelajarkan berarti usaha untuk membuat seseorang belajar. Dalam upaya pembelajaran terjadi komunikasi antara pebelajar dengan guru, pembelajar atau pengajar. Proses ini merupakan bagian proses komunikasi antar manusia (dalam hal ini adalah antara pebelajar dan pembelajar). Dari kedua definisi tersebut maka dapat diartikan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat pebelajar yang menjurus kearah terjadinya proses belajar..... Baca Selengkapnya di : HTTP://WWW.M-EDUKASI.WEB.ID/2012/04/PENGERTIAN-MEDIA-PEMBELAJARAN. HTML Copyright www.m-edukasi.web.id Media Pendidikan Indonesia
  • 8. Dengan demikian, prinsip pembelajaran bahasa adalah kerangka teoretis, petunjuk-petunjuk teoretis bagi penyusunan sebuah metode pembelajaran bahasa dalam hal : 1) pemilihan dan peyusunan bahan pembelajaran bahasa yang akan dibelajarkan; 2) pengaturan proses belajar mengajarnya: bagaimana mengajarkan dan mempelajarinya, hal-hal yang berhubungan dengan pendekatan, teknik, media, dan sebagainya; 3) guru yang akan mengajarkannya, persyaratan yang harus dimiliki, serta aktivitas yang harus dilaksanakan; 4) siswa yang mempelajarinya, berkenaan dengan aktivitasnya; dan 5) Hal-hal lain yang terlibat dalam proses belajar mengajar. 2. Sumber Prinsip Pembelajaran Prinsip pembelajaran bersumber pada teori-teori yang berkembang pada bidang yang relevan. Prinsip pembelajaran bahasa berarti bersumber pada teori-teori yang relevan dengan pembelajaran bahasa, seperti: 1) teori belajar, 2) teori belajar bahasa, 3) teori bahasa, dan 4) teori psikologi. 3. Fungsi Prinsip Pembelajaran Istilah fungsi berasal dari bahasa Inggris function yang memiliki banyak arti di antaranya: jabatan, kedudukan, kegiatan, dan sebagainya. Fungsi atau peran adalah jabatan, kedudukan, atau kegiatam. Jadi, prinsip pembelajaran bahasa berfungsi sebagai kerangka teori dan pedoman pelaksanaan bagi komponen-komponen pengajaran bahasa. Sebagai pedoman/kerangka teori, setiap butir prinsip pengajaran bahasa memberikan arah yang harus ditempuh dalam pelaksanaan pengajaran. 4. Macam-macam Prinsip Pembelajaran Prinsip pembelajaran dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu 1) prinsip umum dan 2) prinsip khusus (lihat Supani, dkk. 1997/1998). a. Prinsip umum, yaitu prinsip pembelajaran yang dapat diberlakukan/berlaku untuk semua mata pelajaran di suatu sekolah/program pendidikan. Prinsip-prinsip umum pembelajaran di antaranya sebagai berikut. 1) Prinsip motivasi, yaitu dalam belajar diperlukan motif-motif yang dapat mendorong siswa untuk belajar. Dengan prinsip ini, guru harus berperan sebagai motivator siswa dalam belajar. 2) Prinsip belajar sambil bekerja/mengalami, yaitu dalam mempelajari sesuatu, apalagi yang berhubungan dengan keterampilan haruslah melalui pengalaman langsung, seperti belajar menulis siswa harus menulis, belajar berpidato harus melalui praktik berpidato. 3) Prinsip pemecahan masalah, yaitu dalam belajar siswa perlu dihadapkan pada situasi-situasi bermasalah dan guru membimbing siswa untuk memecahkannya. 4) Prinsip perbedaan individual, yaitu setiap siswa memiliki perbedaan-perbedaan dalam berbagai hal, seperti intelegensi, watak, latar belakang keluarga, ekonomi, sosial, dan lain-lain. Dengan demikian, guru dalam kegiatan pembelajaran dituntut memperhitungkan perbedaa-perbedaan itu. b. Prinsip khusus, yaitu prinsip-prinsip pembelajaran yang hanya berlaku untuk satu mata pelajaran tertentu, seperti pembelajaran bahasa Indonesia. Setiap mata pelajaran memiliki banyak prinsip khusus. Prinsip-prinsip khusus pembelajaran bahasa Indonesia di antaranya sebagai berikut. 1) Ajarkan bahasa, bukan tentang bahasa, yaitu pembelajaran bahasa merupakan aktivitas membina siswa mempergunakan bahasa sebagai alat komunikasi sebagai penutur bahasa. Artinya, siswa dilatih keterampilan berbahasa yang hanya dikuasai melalui praktik berbahasa. Jadi, pembelajaran bahasa merupakan kegiatan untuk menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi yang harus dilakukan melalui praktik menggunakan bahasa. Bukan sebaliknya, pembelajaran bahasa adalah aktivitas mempelajari teori atau pengetahuan tentang bahasa. 2) Bahasa target bukan sekedar objek pembelajaran, tetapi juga wahana komunikasi dalam proses pembelajaran atau di kelas. Artinya, kegiatan pembelajaran tidak semata-
  • 9. mata ditujukan untuk mengenal dan menguasai bahasa target. Akan tetapi, proses pembelajaran harus menjadikan bahasa itu sebagai wahana dalam berkomunikasi, yaitu dengan menggunakan bahasa target dalam setiap kesempatan berkomunikasi tentang topik-topik di luar bahasa (pendekatan komunikatif). 3) Sejauh mungkin gunakan bahasa otentik yang digunakan dalam konteks nyata sebagai sumber bahan ajar, seperti bahasa di surat kabar, bahasa nyata dalam kehidupan. 4) Setiap bahasa memiliki sistem bahasanya sendiri. Untuk itu, dalam mempelajari bahasa kedua harus menjaga jangan sampai terjadi interferensi (pengaruh) bahasa pertamanya terhadap bahasa kedua yang dipelajari. a. Jenis – jenis Media pembelajaran Banyak sekali jenis media yang sudah dikenal dan digunakan dalam penyampaian informasi dan pesan – pesan pembelajaran. Setiap jenis atau bagian dapat pula dikelompokkan sesuai dengan karakteristik dan sifat – sifat media tersebut. Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang baku dalam mengelompokkan media. Jadi banyak tenaga ahli mengelompokkan atau membuat klasifikasi media akan tergantung dari sudut mana mereka memandang dan menilai media tersebut. Penggolongan media pembelajaran menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Rohani (1997 : 16) yaitu : 1. Gambar diam, baik dalam bentuk teks, bulletin, papan display, slide, film strip, atau overhead proyektor. 2. Gambar gerak, baik hitam putih, berwarna, baik yang bersuara maupun yang tidak bersuara. 3. Rekaman bersuara baik dalam kaset maupun piringan hitam. 4. Televisi 5. Benda – benda hidup, simulasi maupun model. 6. Instruksional berprograma ataupun CAI (Computer Assisten Instruction). Penggolongan media yang lain, jika dilihat dari berbagai sudut pandang adalah sebagai berikut : 1. Dilihat dari jenisnya media dapat digolongkan menjadi media Audio, media Visual dan media Audio Visual. 2. Dilihat dari daya liputnya media dapat digolongkan menjadi media dengan daya liput luas dan serentak, media dengan daya liput yang terbatas dengan ruang dan tempat dan media pengajaran individual. 3. Dilihat dari bahan pembuatannya media dapat digolongkan menjadi media sederhana (murah dan mudah memperolehnya) dan media komplek. 4. Dilihat dari bentuknya media dapat digolongkan menjadi media grafis (dua dimensi), media tiga dimensi, dan media elektronik.
  • 10. b. Manfaat media pembelajaran Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar dan pembelajaran adalah suatu kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri keberadaannya. Karena memang gurulah yang menghendaki untuk memudahkan tugasnya dalam menyampaikan pesan – pesan atau materi pembelajaran kepada siswanya. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka materi pembelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh siswa, terutama materi pembelajaran yang rumit dan komplek. Setiap materi pembelajaran mempunyai tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pembelajaran yang tidak memerlukan media pembelajaran, tetapi dilain sisi ada bahan pembelajaran yang memerlukan media pembelajaran. Materi pembelajaran yang mempunyai tingkat kesukaran tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa, apalagi oleh siswa yang kurang menyukai materi pembelajaran yang disampaikan. Secara umum manfaat media pembelajaran menurut Harjanto (1997 : 245) adalah : 1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis ( tahu kata – katanya, tetapi tidak tahu maksudnya) 2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera. 3) Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif siswa. 4) Dapat menimbulkan persepsi yang sama terhadap suatu masalah. Selanjutnya menurut Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) yaitu : 1) Membuat konkrit konsep yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan peredaran darah. 2) Membawa obyek yang berbahaya atau sukar didapat di dalam lingkungan belajar. 3) Manampilkan obyek yang terlalu besar, misalnya pasar, candi. 4) Menampilkan obyek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang. 5) Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat. 6) Memungkinkan siswa dapat berinteraksi langsung dengan lingkungannya. 7) Membangkitkan motivasi belajar 8) Memberi kesan perhatian individu untuk seluruh anggota kelompok belajar. 9) Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan. 10) Menyajikan informasi belajar secara serempak (mengatasi waktu dan ruang) 11) Mengontrol arah maupun kecepatan belajar siswa.
  • 11. c. Prinsip – prinsip memilih media pembelajaran Setiap media pembelajaran memiliki keunggulan masing – masing, maka dari itulah guru diharapkan dapat memilih media yang sesuai dengan kebutuhan atau tujuan pembelajaran. Dengan harapan bahwa penggunaan media akan mempercepat dan mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran, yaitu : 1) Harus adanya kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media pembelajaran. Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran, untuk informasi yang bersifat umum, ataukah sekedar hiburan saja mengisi waktu kosong. Lebih khusus lagi, apakah untuk pembelajaran kelompok atau individu, apakah sasarannya siswa TK, SD, SLTP, SMU, atau siswa pada Sekolah Dasar Luar Biasa, masyarakat pedesaan ataukah masyarakat perkotaan. Dapat pula tujuan tersebut akan menyangkut perbedaan warna, gerak atau suara. Misalnya proses kimia (farmasi), atau pembelajaran pembedahan (kedokteran). 2) Karakteristik Media Pembelajaran. Setiap media pembelajaran mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari keunggulannya, cara pembuatan maupun cara penggunaannya. Memahami karakteristik media pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya pemilihan media pembelajaran. Disamping itu memberikan kemungkinan pada guru untuk menggunakan berbagai media pembelajaran secara bervariasi 3) Alternatif Pilihan, yaitu adanya sejumlah media yang dapat dibandingkan atau dikompetisikan. Dengan demikian guru bisa menentukan pilihan media pembelajaran mana yang akan dipilih, jika terdapat beberapa media yang dapat dibandingkan. Selain yang telah penulis sampaikan di atas, prinsip pemilihan media pembelajaran menurut Harjanto (1997 : 238) yaitu: Tujuan, Keterpaduan (validitas),Keadaan peserta didik, Ketersediaan,Mutu teknis, Biaya Selanjutnya yang perlu kita ingat bersama bahwa tidak ada satu mediapun yang sifatnya bisa menjelaskan semua permasalahan atau materi pembelajaran secara tuntas. Prinsip-prinsip Belajar Posted on April 26, 2011 | 3 Comments “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman “(Hamalik, 2003:36). Sedangkan menurut Morgan (Sagala, 2006:13). Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Berdasarkan Hamalik dan Morgan di atas, penulis menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan perilaku pada diri siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Dalam proses belajar ada prinsip belajar yang harus dipegang agar kegiatan belajar tersebut terarah dan baik. Menurut Sagala (2006:53), Prinsip-prinsip belajar sebagaimana berikut ini: 1. Law of Effect
  • 12. 2. Spread of Effect 3. Law of Exercise 4. Law of Readiness 5. Law of Primacy 6. Law of Intencity 7. Law of Recency 8. Fenomena Kejenuhan 9. Belonging ness Adapun pengertian prinsip belajar di atas adalah sebagai berikut: a. Law of effect Yaitu berupa hubungan timbal balik antara rangsang yang diberikan guru kemudian siswa memberikan reaksi, sebaiknya suasana belajar dalam keadaan yang nyaman dan menyenangkan, supaya siswa lebih semangat dan mendapatkan hasil yang memuaskan. b. Spread of Effect Yaitu suatu respon yang diberikan siswa terhadap hasil pembelajaran c. Law of Exercise Yaitu hubungan timbal balik antara rangsang dan respon, harus sering dilatih maka hasil belajar akan lebih optimal. d. Law of Readiness Yaitu suatu keadaan dimana siswa dalam keadaan siap untuk belajar sehingga proses pembelajaran lebih mudah dipahami oleh siswa. e. Law of Primacy Yaitu keadaan dimana siswa mendapatkan hasil belajar yang memuaskan, sehingga siswa merasa puas atau senang f. Law of Intencity Memberikan penjelasan yang lebih terperinci apabila diupayakan melalui upaya yang dinamis. g. Law of Recency Yaitu sesuatu pelajaran yang baru dipelajari dan mengesankan akan lebih mudah h. Fenomena Kejen Yaitu suatu pelajaran bosan pendidik dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran i. Belonging ness Keterkaitan bahan yang dipelajari pada situasi belajar, akan mempermudah berubahnya tingkah laku. Menurut Wittig (Muhibbin, 2005:114) proses belajar berlangsung dalam tiga tahapan, yaitu: a. Aquisition (tahapan perolehan/penerimaan informasi) b. Stoge ( tahap penyimpanan informasi)
  • 13. c. Retrieval (tahap mendapatkan kembali informasi) Maksud dari tiga tahapan proses di atas adalah sebagai berikut: 1. Aquisition (tahapan perolehan/penerimaan informasi) Tahapan ini adalah mulainya siswa menerima pengetahuan atau informasi yang kemudian merespon informasi atau pengetahuan tersebut, sehingga dapat menimbulkan pemahaman dan perubahan prilaku pada diri siswa. 2. Stoge ( tahap penyimpanan informasi) Tahapan ini adalah kelanjutan dari tahapan Acquisition, yaitu setelah siswa mendapatkan informasi atau pengetahuan maka secara otomatis siswa tersebut akan menyampaikan pemahaman dan perubahan prilaku yang telah terjadi pada diri siswa tersebut. 3. Retrieval (tahap mendapatkan kembali informasi) Proses retrieval adalah proses dimana siswa tersebut merespon masalah yang dihadapi dengan mengungkapkan dan memproduksi kembali atau dengan kata lain mengingat kembali apa yang tersimpan dalam memori baik berupa informasi, simbol pemahaman ataupun perilaku tertentu