Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Pengantar Perkerasan Jalan: Klasifikasi Jalan Berdasarkan Fungsi, Sistem, Status, Kelas dan Spesifikasi
1. Pengantar
Perkerasan Jalan
Dr. Ir. Aji Suraji, M.Sc.
Dosen Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Widyagama Malang
Pengantar
Perkerasan Jalan
MK: Perkerasan Jalan
2. Definisi Jalan
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian
jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang
diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di
atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta
di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan
kabel. (UU 38/2004 tentang Jalan)
Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum
Jalan khusus adalah jalan yang dibangun oleh instansi, badan usaha,
perseorangan, atau kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri
Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan
jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan
membayar tol
Jalan bebas hambatan adalah jalan umum untuk lalu lintas menerus
dengan pengendalian jalan masuk secara penuh dan tanpa adanya
persimpangan sebidang serta dilengkapi dengan pagar ruang milik
jalan.
3. Pengertian perkerasan jalan
Pengertian perkerasan jalan adalah suatu
lapisan yang terletak diatas tanah dasar
yang telah mendapatkan pemadatan
(diperkeras), yang berfungsi untuk memikul
beban lalu lintas kemudian menyebarkan
beban, baik ke arah horisontal maupun
vertikal dan akhirnya meneruskan beban ke
tanah dasar (Subgrade) sehingga beban
pada tanah dasar tidak melampaui daya
dukung tanah yang diijinkan.
4. Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)
Perkerasan lentur terbuat dari bahan
batuan dari berbagai fraksi membentuk
gradasi batuan yang sesuai dengan
persyaratan dan diikat oleh bahan
pengikat aspal.
5. Perkerasan Kaku/Tegar (Rigid Pavement)
Perkerasan Tegar (Rigid Pavement)
Perkerasan tegar adalah perkerasan yang
terdiri dari komponen batuan (Agregate)
kerikil dan pasir yang dicampur
dan diikat oleh bahan pengikat Semen
Portland (PC).
6. Klasifikasi jalan berdasarkan
peruntukannya
Jalan sesuai dengan peruntukannya terdiri
atas jalan umum dan jalan khusus.
Jalan umum dikelompokkan menurut sistem,
fungsi, status, dan kelas
Jalan khusus bukan diperuntukkan bagi lalu
lintas umum dalam rangka distribusi barang
dan jasa yang dibutuhkan.
7. Klasifikasi jalan berdasarkan Sistem jaringan
jalan
Sistem jaringan jalan terdiri atas sistem jaringan
jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder
Sistem jaringan jalan primer merupakan sistem
jaringan jalan dengan peranan pelayanan
distribusi barang dan jasa untuk pengembangan
semua wilayah di tingkat nasional, dengan
menghubungkan semua simpul jasa distribusi
yang berwujud pusat-pusat kegiatan.
Sistem jaringan jalan sekunder merupakan
sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan
distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di
dalam kawasan perkotaan.
8. Klasifikasi Jalan umum menurut
fungsinya
Jalan umum menurut fungsinya dikelompokkan ke dalam jalan
arteri, jalan kolektor, jalan lokal, dan jalan lingkungan.
Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani
angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-
rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna
Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani
angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak
sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk
dibatasi.
Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani
angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan
rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi
Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani
angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan
rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi
9. Klasifikasi jalan umum berdasarkan
statusnya
Jalan umum menurut statusnya dikelompokkan ke dalam jalan nasional,
jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota, dan jalan desa.
Jalan nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem
jaringan jalan primer yang menghubungkan antaribukota provinsi, dan
jalan strategis nasional, serta jalan tol.
Jalan nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem
jaringan jalan primer yang menghubungkan antaribukota provinsi, dan
jalan strategis nasional, serta jalan tol.
Jalan kabupaten/Kota merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan
primer, yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota
kecamatan, antar ibukota kecamatan, ibukota kabupaten/kota dengan
pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam
sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan
strategis kabupaten/kota
Jalan desa merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan
dan/atau antar permukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan.
10. Klasifikasi jalan umum berdasarkan
spesifikasi penyediaan prasarana jalan
Pengaturan kelas jalan berdasarkan spesifikasi
penyediaan prasarana jalan dikelompokkan
atas jalan bebas hambatan, jalan raya, jalan
sedang, dan jalan kecil
jalan bebas hambatan: tanpa ada gangguan
lalu lintas (uninterrupted traffic/full control
access).
jalan raya: jalan dengan tipe 4 lajur 2 arah,
jalan sedang: jalan dengan lebar 7-6 m,
jalan kecil: jalan dengan lebar 6 m
11. Klasifikasi jalan umum berdasarkan
Kelas jalan
Klasifikasi jalan umum berdasarkan Kelas jalan dibedakan atas Jalan kelas I
jalan Kelas II, dan Jalan Kelas III
12. Bagian-bagian jalan
Bagian-bagian jalan meliputi ruang manfaat
jalan, ruang milik jalan, dan ruang pengawasan
jalan.
Ruang manfaat (Rumaja) jalan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi badan jalan,
saluran tepi jalan, dan ambang pengamannya.
Ruang milik jalan (Rumija) sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi ruang manfaat
jalan dan sejalur tanah tertentu di luar ruang
manfaat jalan.
Ruang pengawasan jalan (Ruwasja) sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) merupakan ruang
tertentu di luar ruang milik jalan yang ada di
bawah pengawasan penyelenggara jalan.