SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
Untung Samodro, ST, MPd.
DEFINISI
 Persamaan diferensial adalah persamaan yang
melibatkan variabel-variabel tak bebas dan
derivatif-derivatifnya terhadap variabel-variabel
bebas.
 Contoh persamaan diferensial:
0
)
4
(
4
10
3
)
3
(
sin
)
2
(
0
6
)
1
(
2
2
2
2
2
2
2
2
2










y
V
x
V
Q
dt
dQ
dt
Q
d
x
e
y
dx
dy
x
dx
y
d
x
x




 Persamaan diferensial sangat penting di dalam
matematika untuk rekayasa sebab banyak hukum dan
hubungan fisik muncul secara matematis dalam bentuk
persamaan diferensial.
 Persamaan diferensial (disingkat PD) diklasifikasikan
dalam dua kelas yaitu biasa dan parsial.
 Persamaan Diferensial Biasa (ordinary differential
equation) disingkat PDB adalah suatu persamaan
diferensial yang hanya mempunyai satu variabel bebas.
Jika y(x) adalah suatu fungsi satu variabel, maka x
dinamakan variabel bebas dan y dinamakan variabel
tak bebas. Persamaan (1), (2), (3) adalah contoh PDB.
 Persamaan Diferensial Parsial (disingkat PDP)
adalah suatu persamaan diferensial yang
mempunyai dua atau lebih variabel bebas.
Persamaan (4) adalah contoh PDP (yang dibahas
pada buku Matematika Teknik I jilid lanjutan)
 Orde persamaan diferensial ditentukan oleh
turunan tertinggi dalam persamaan tersebut,
contoh:
 Persamaan di atas dapat ditulis dg notasi lain yaitu:
0
0
sin
0
4
3
3
2
2
2
2







x
e
dx
dy
y
dx
y
d
x
y
dx
y
d
xy
y
dx
dy
x
0
0
sin
0
4
2
2














x
e
y
y
y
x
y
y
xy
y
y
x
 Derajat (degree) dari suatu persamaan diferensial
adalah pangkat tertinggi dari turunan tertinggi suatu
persamaan diferensial, contoh:
 Syarat tambahan pada persamaan diferensial, untuk
satu nilai variabel bebas yang mempunyai satu atau
lebih nilai syarat disebut syarat awal (initial
conditions). PD dengan syarat awal dikatakan sebagai
suatu masalah nilai awal (initial-value problem). Jika
syarat yang diberikan pada PD lebih dari satu nilai
variabel bebas, disebut syarat batas dan merupakan
PD dengan masalah nilai batas (boundary-value
problem).
  0
)
(
3
1
4
3
2
2
2














y
y
y
x
dx
y
d
dx
dy
 Contoh:
 adalah PD dengan masalah nilai awal karena dua
syarat pada x yang sama yaitu x=2
 adalah PD dengan masalah nilai batas karena dua
syarat pada x yang berbeda yaitu x=1 dan x=2
5
)
2
(
;
1
)
2
(
;
23
4 





 y
y
e
y
y x
5
)
2
(
;
1
)
1
(
;
23
4 





 y
y
e
y
y x
LINIERITAS DAN HOMOGENITAS
LINIERITAS DAN HOMOGENITAS
 Persamaan diferensial biasa orde-n dikatakan linier bila
dapat dinyatakan dalam bentuk:
 dengan a0(x)≠ 0
 Jika tidak maka persamaan diferensial dikatakan tidak
linier.
1. Jika koefisien a0(x), a1(x),... an(x) konstan maka
disebut persamaan diferensial linier dengan koefisien
konstan, jika tidak disebut persamaan differensial linier
dengan koefisien variable.
2. Jika F(x) = 0, maka disebut persamaan differensial
linier homogen, jika F(x) ≠ 0 disebut tidak homogen.
)
(
)
(
)
(
...
)
(
)
( 1
)
1
(
1
)
(
0 x
F
y
x
a
y
x
a
y
x
a
y
x
a n
n
n
n





 

 Contoh:
Persamaan Diferensial Klasifikasi Persamaan Diferensial
2y’’’ + 5y’ + 2xy = cos(x) PD Linier, PD biasa, PD-orde 3
2yy’’’ + 5y’ + 2xy = cos(x) PD non Linier
PD non Linier disebabkan adanya
suku cos(z)
)
cos(z
dy
dz
dx
dz


SOLUSI (PENYELESAIAN) PDB
Beberapa jenis solusi PD akan dijabarkan sebagai berikut:
1. Solusi PD bentuk eksplisit yaitu solusi PD dengan
fungsi yang mana variabel bebas dan variabel tak
bebas dapat dibedakan dengan jelas. Solusi eksplisit
dinyatakan dalam bentuk y = f(x). Contoh solusi/ fungsi
eksplisit: y = x2 + 5x + 4
2. Solusi PD bentuk implisit yaitu solusi PD dengan
fungsi yang mana variabel bebas dengan variabel tak
bebas tidak dapat dibedakan secara jelas. Fungsi
implisit ditulis dalam bentuk f(x,y) = 0. Contoh
solusi/fungsi implisit:
x2 + y2 = 25 atau x2 + y2 - 25 = 0
Penyelesaian implisit dan penyelesaian eksplisit,
keduanya secara singkat biasa disebut penyelesaian
PDB.
Solusi Persamaan Diferensial Biasa (PDB) terbagi dalam
tiga jenis solusi yaitu:
1. Solusi Umum (Penyelesaian Umum): solusi PDB yang
masih mengandung konstanta sebarang misalnya c.
Contoh PD mempunyai penyelesaian
umum y = cx3
2. Solusi Khusus/Partikulir (Penyelesaian
Khusus/Partikulir): solusi yang tidak mengandung
konstanta variabel karena terdapat syarat awal pada
suatu PDB.
Contoh PD dengan syarat x(0) = 4,
mempunyai penyelesaian khusus y = x3 + 4
x
y
dx
dy 3

2
3x
dx
dy

3. Solusi Singular (Penyelesaian Singular): solusi
yang tidak diperoleh dari hasil mensubstitusikan
suatu nilai konstanta pada solusi umumnya.
Contoh: y = cx + c2 diketahui sebagai solusi umum
dari PDB: (y’)2 + xy’ = y , tetapi disisi lain PDB
tersebut mempunyai penyelesaian lain:
, penyelesaian ini disebut sebagai penyelesaian
singular.
2
4
1
x
y 

METODE PENYELESAIAN
Metode yang digunakan untuk mencari solusi (menyelesaikan)
Persamaan Diferensial antara lain:
 1. Metode Analitik: Metoda ini menghasilkan dua bentuk solusi yaitu
bentuk eksplisit dan implisit. Untuk masalah-masalah yang komplek
metode analitik ini jarang digunakan karena memerlukan analisis
yang cukup rumit.
 2. Metode Kualitatif: Solusi PDB didapatkan dengan perkiraan pada
pengamatan pola medan gradien. Metode ini memberikan gambaran
secara geometris dari solusi PDB. Metode ini meskipun dapat
memberikan pemahaman kelakuan solusi suatu PDB namun fungsi
asli dari solusinya tidak diketahui dan metode ini tidak digunakan
untuk kasus yang komplek.
 3. Metode Numerik. Solusi yang diperoleh dari metode ini adalah
solusi hampiran (solusi pendekatan/aproksimasi). Dengan bantuan
program komputer, metode ini dapat menyelesaikan PDB dari tingkat
sederhana sampai pada masalah yang komplek.
Ketiga metode tersebut dapat diselesaikan dengan software MATLAB.
PEMBENTUKAN PERSAMAAN
DIFERENSIAL
 Secara matematis, persamaan diferensial muncul jika
ada konstanta sembarang dieliminasikan dari suatu
fungsi tertentu yang diberikan.
 Contoh:
Bentuklah persamaan diferensial dari fungsi berikut:
Penyelesaian:
x
A
x
y 

2
2
1
1
1
x
A
Ax
dx
dy
Ax
x
x
A
x
y










 dari fungsi yang diberikan (soal) konstanta sembarang A
adalah:
 Sehingga
 Sehingga
)
( x
y
x
A
x
y
x
A





x
y
x
x
x
y
x
x
x
y
x
x
y
x
Ax
dx
dy












 
2
)
(
1
)
(
1
1 2
2
x
y
x
dx
dy
x
x
y
x
dx
dy 




2
2
 Satu contoh lagi, bentuklah persamaan diferensial
untuk
Penyelesaian:
substitusikan konstanta A ke:
sehingga
Bx
Ax
y 
 2
2
2
2
2
2
1
2
2
dx
y
d
A
A
dx
y
d
B
Ax
dx
dy





B
Ax
dx
dy

 2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
dx
y
d
x
dx
dy
B
B
dx
y
d
x
B
x
dx
y
d
dx
dy






dengan mensubstitusikan A dan B pada
persamaan:
kita dapatkan:
Hasil akhir penyelesaian di atas adalah persamaan
diferensial orde dua.
Bx
Ax
y 
 2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
2
1
dx
y
d
x
dx
dy
x
dx
y
d
x
dx
dy
x
dx
y
d
x
x
dx
y
d
x
dx
dy
x
dx
y
d
y
















 Jadi fungsi dengan satu konstanta sembarang
menghasilkan persamaan diferensial orde satu,
sedangkan fungsi dengan dua konstanta
sembarang menghasilkan persamaan diferensial
orde dua.
Sehingga berlaku kaidah:
 Fungsi yang mempunyai n buah konstanta
sembarang akan menghasilkan Persamaan
Diferensial orde ke-n
   
 
 
3
2
2
2
2
2
.
8
3
sin
2
.
7
2
sin
.
6
cos
tan
.
5
2
2
2
.
4
0
)
1
(
)
1
(
2
.
3
0
10
.
2
3
.
1
y
t
t
y
dx
dy
e
t
y
y
y
t
x
dt
dx
r
d
dr
dx
xdx
ydy
dy
x
dx
y
x
y
dx
dy
dx
y
d
x
dx
dy
t



























Klasifikasikan Persamaan Diferensial berikut
sebagai:
 PDB atau PDP
 PD Linier atau non-Linier
 nyatakan variabel bebas dan takbebasnya
 
)
3
2
(
)
3
1
(
.
15
0
.
14
1
.
13
0
2
)
(
.
12
0
.
11
)
(
.
10
3
cos
2
9
2
5
.
9
2
)
4
(
2
2
2
2
2
x
y
y
x
dy
dx
y
t
y
x
y
t
y
y
y
y
y
xt
t
u
x
u
p
b
ap
dt
dp
t
x
dt
dx
dt
x
d





































SEKIAN DAN TERIMA KASIH
http://matematikatekniksamodro.blogspot.com/

More Related Content

Similar to 1 - Konsep Dasar Persamaan Diferensial - MatTek I.pptx

Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertamaPersamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertamadwiprananto
 
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsistenMenentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsistenBAIDILAH Baidilah
 
Bab v persamaan-diferensial-parsial
Bab v persamaan-diferensial-parsialBab v persamaan-diferensial-parsial
Bab v persamaan-diferensial-parsialfekissombolayuk
 
Kontrak Perkuliahan PD
Kontrak Perkuliahan PDKontrak Perkuliahan PD
Kontrak Perkuliahan PDAwatifAtif
 
PDB Orde Satu
PDB Orde SatuPDB Orde Satu
PDB Orde Satubagus222
 
1 konsep dasar dan gagasan persamaan dif. orde 1
1   konsep dasar dan gagasan persamaan dif. orde 11   konsep dasar dan gagasan persamaan dif. orde 1
1 konsep dasar dan gagasan persamaan dif. orde 1Ariy Anto
 
Kuliah 3 matematika teknik i
Kuliah 3 matematika teknik iKuliah 3 matematika teknik i
Kuliah 3 matematika teknik iSamuel Bojes
 
Fisika Dasar I Persamaan Diferensial Firdayanti
Fisika Dasar I Persamaan Diferensial FirdayantiFisika Dasar I Persamaan Diferensial Firdayanti
Fisika Dasar I Persamaan Diferensial Firdayantifirdayanti8
 
Fisika pd firdayanti
Fisika pd firdayantiFisika pd firdayanti
Fisika pd firdayantitasinit
 
Fisika Dasar Ardi Mawardi
Fisika Dasar Ardi MawardiFisika Dasar Ardi Mawardi
Fisika Dasar Ardi Mawardifirdayanti8
 
Persamaan diferensial linear tak homogen
Persamaan diferensial  linear tak homogenPersamaan diferensial  linear tak homogen
Persamaan diferensial linear tak homogenZulfadli Siregar
 
Persamaan differensial
Persamaan differensialPersamaan differensial
Persamaan differensialSyifhaHasipah
 

Similar to 1 - Konsep Dasar Persamaan Diferensial - MatTek I.pptx (20)

Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertamaPersamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
 
Bab iii mtk 1
Bab iii mtk 1Bab iii mtk 1
Bab iii mtk 1
 
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsistenMenentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
 
persamaan differensial
persamaan differensialpersamaan differensial
persamaan differensial
 
Bab v persamaan-diferensial-parsial
Bab v persamaan-diferensial-parsialBab v persamaan-diferensial-parsial
Bab v persamaan-diferensial-parsial
 
sasasada
sasasadasasasada
sasasada
 
Kontrak Perkuliahan PD
Kontrak Perkuliahan PDKontrak Perkuliahan PD
Kontrak Perkuliahan PD
 
PDB Orde Satu
PDB Orde SatuPDB Orde Satu
PDB Orde Satu
 
Pde1
Pde1Pde1
Pde1
 
1 konsep dasar dan gagasan persamaan dif. orde 1
1   konsep dasar dan gagasan persamaan dif. orde 11   konsep dasar dan gagasan persamaan dif. orde 1
1 konsep dasar dan gagasan persamaan dif. orde 1
 
MODUL 6.ppt
MODUL 6.pptMODUL 6.ppt
MODUL 6.ppt
 
Makalah fobeneus
Makalah fobeneusMakalah fobeneus
Makalah fobeneus
 
Kuliah 3 matematika teknik i
Kuliah 3 matematika teknik iKuliah 3 matematika teknik i
Kuliah 3 matematika teknik i
 
Fisika Dasar I Persamaan Diferensial Firdayanti
Fisika Dasar I Persamaan Diferensial FirdayantiFisika Dasar I Persamaan Diferensial Firdayanti
Fisika Dasar I Persamaan Diferensial Firdayanti
 
Fisika pd firdayanti
Fisika pd firdayantiFisika pd firdayanti
Fisika pd firdayanti
 
Fisika. Hasnur
Fisika. HasnurFisika. Hasnur
Fisika. Hasnur
 
Fisika Dasar Ardi Mawardi
Fisika Dasar Ardi MawardiFisika Dasar Ardi Mawardi
Fisika Dasar Ardi Mawardi
 
Persamaan diferensial linear tak homogen
Persamaan diferensial  linear tak homogenPersamaan diferensial  linear tak homogen
Persamaan diferensial linear tak homogen
 
Persamaan differensial
Persamaan differensialPersamaan differensial
Persamaan differensial
 
pp 1.ppt
pp 1.pptpp 1.ppt
pp 1.ppt
 

Recently uploaded

ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 

Recently uploaded (20)

ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 

1 - Konsep Dasar Persamaan Diferensial - MatTek I.pptx

  • 2. DEFINISI  Persamaan diferensial adalah persamaan yang melibatkan variabel-variabel tak bebas dan derivatif-derivatifnya terhadap variabel-variabel bebas.  Contoh persamaan diferensial: 0 ) 4 ( 4 10 3 ) 3 ( sin ) 2 ( 0 6 ) 1 ( 2 2 2 2 2 2 2 2 2           y V x V Q dt dQ dt Q d x e y dx dy x dx y d x x    
  • 3.  Persamaan diferensial sangat penting di dalam matematika untuk rekayasa sebab banyak hukum dan hubungan fisik muncul secara matematis dalam bentuk persamaan diferensial.  Persamaan diferensial (disingkat PD) diklasifikasikan dalam dua kelas yaitu biasa dan parsial.  Persamaan Diferensial Biasa (ordinary differential equation) disingkat PDB adalah suatu persamaan diferensial yang hanya mempunyai satu variabel bebas. Jika y(x) adalah suatu fungsi satu variabel, maka x dinamakan variabel bebas dan y dinamakan variabel tak bebas. Persamaan (1), (2), (3) adalah contoh PDB.
  • 4.  Persamaan Diferensial Parsial (disingkat PDP) adalah suatu persamaan diferensial yang mempunyai dua atau lebih variabel bebas. Persamaan (4) adalah contoh PDP (yang dibahas pada buku Matematika Teknik I jilid lanjutan)
  • 5.  Orde persamaan diferensial ditentukan oleh turunan tertinggi dalam persamaan tersebut, contoh:  Persamaan di atas dapat ditulis dg notasi lain yaitu: 0 0 sin 0 4 3 3 2 2 2 2        x e dx dy y dx y d x y dx y d xy y dx dy x 0 0 sin 0 4 2 2               x e y y y x y y xy y y x
  • 6.  Derajat (degree) dari suatu persamaan diferensial adalah pangkat tertinggi dari turunan tertinggi suatu persamaan diferensial, contoh:  Syarat tambahan pada persamaan diferensial, untuk satu nilai variabel bebas yang mempunyai satu atau lebih nilai syarat disebut syarat awal (initial conditions). PD dengan syarat awal dikatakan sebagai suatu masalah nilai awal (initial-value problem). Jika syarat yang diberikan pada PD lebih dari satu nilai variabel bebas, disebut syarat batas dan merupakan PD dengan masalah nilai batas (boundary-value problem).   0 ) ( 3 1 4 3 2 2 2               y y y x dx y d dx dy
  • 7.  Contoh:  adalah PD dengan masalah nilai awal karena dua syarat pada x yang sama yaitu x=2  adalah PD dengan masalah nilai batas karena dua syarat pada x yang berbeda yaitu x=1 dan x=2 5 ) 2 ( ; 1 ) 2 ( ; 23 4        y y e y y x 5 ) 2 ( ; 1 ) 1 ( ; 23 4        y y e y y x
  • 9. LINIERITAS DAN HOMOGENITAS  Persamaan diferensial biasa orde-n dikatakan linier bila dapat dinyatakan dalam bentuk:  dengan a0(x)≠ 0  Jika tidak maka persamaan diferensial dikatakan tidak linier. 1. Jika koefisien a0(x), a1(x),... an(x) konstan maka disebut persamaan diferensial linier dengan koefisien konstan, jika tidak disebut persamaan differensial linier dengan koefisien variable. 2. Jika F(x) = 0, maka disebut persamaan differensial linier homogen, jika F(x) ≠ 0 disebut tidak homogen. ) ( ) ( ) ( ... ) ( ) ( 1 ) 1 ( 1 ) ( 0 x F y x a y x a y x a y x a n n n n        
  • 10.  Contoh: Persamaan Diferensial Klasifikasi Persamaan Diferensial 2y’’’ + 5y’ + 2xy = cos(x) PD Linier, PD biasa, PD-orde 3 2yy’’’ + 5y’ + 2xy = cos(x) PD non Linier PD non Linier disebabkan adanya suku cos(z) ) cos(z dy dz dx dz  
  • 12. Beberapa jenis solusi PD akan dijabarkan sebagai berikut: 1. Solusi PD bentuk eksplisit yaitu solusi PD dengan fungsi yang mana variabel bebas dan variabel tak bebas dapat dibedakan dengan jelas. Solusi eksplisit dinyatakan dalam bentuk y = f(x). Contoh solusi/ fungsi eksplisit: y = x2 + 5x + 4 2. Solusi PD bentuk implisit yaitu solusi PD dengan fungsi yang mana variabel bebas dengan variabel tak bebas tidak dapat dibedakan secara jelas. Fungsi implisit ditulis dalam bentuk f(x,y) = 0. Contoh solusi/fungsi implisit: x2 + y2 = 25 atau x2 + y2 - 25 = 0
  • 13. Penyelesaian implisit dan penyelesaian eksplisit, keduanya secara singkat biasa disebut penyelesaian PDB. Solusi Persamaan Diferensial Biasa (PDB) terbagi dalam tiga jenis solusi yaitu: 1. Solusi Umum (Penyelesaian Umum): solusi PDB yang masih mengandung konstanta sebarang misalnya c. Contoh PD mempunyai penyelesaian umum y = cx3 2. Solusi Khusus/Partikulir (Penyelesaian Khusus/Partikulir): solusi yang tidak mengandung konstanta variabel karena terdapat syarat awal pada suatu PDB. Contoh PD dengan syarat x(0) = 4, mempunyai penyelesaian khusus y = x3 + 4 x y dx dy 3  2 3x dx dy 
  • 14.
  • 15. 3. Solusi Singular (Penyelesaian Singular): solusi yang tidak diperoleh dari hasil mensubstitusikan suatu nilai konstanta pada solusi umumnya. Contoh: y = cx + c2 diketahui sebagai solusi umum dari PDB: (y’)2 + xy’ = y , tetapi disisi lain PDB tersebut mempunyai penyelesaian lain: , penyelesaian ini disebut sebagai penyelesaian singular. 2 4 1 x y  
  • 16.
  • 18. Metode yang digunakan untuk mencari solusi (menyelesaikan) Persamaan Diferensial antara lain:  1. Metode Analitik: Metoda ini menghasilkan dua bentuk solusi yaitu bentuk eksplisit dan implisit. Untuk masalah-masalah yang komplek metode analitik ini jarang digunakan karena memerlukan analisis yang cukup rumit.  2. Metode Kualitatif: Solusi PDB didapatkan dengan perkiraan pada pengamatan pola medan gradien. Metode ini memberikan gambaran secara geometris dari solusi PDB. Metode ini meskipun dapat memberikan pemahaman kelakuan solusi suatu PDB namun fungsi asli dari solusinya tidak diketahui dan metode ini tidak digunakan untuk kasus yang komplek.  3. Metode Numerik. Solusi yang diperoleh dari metode ini adalah solusi hampiran (solusi pendekatan/aproksimasi). Dengan bantuan program komputer, metode ini dapat menyelesaikan PDB dari tingkat sederhana sampai pada masalah yang komplek. Ketiga metode tersebut dapat diselesaikan dengan software MATLAB.
  • 20.  Secara matematis, persamaan diferensial muncul jika ada konstanta sembarang dieliminasikan dari suatu fungsi tertentu yang diberikan.  Contoh: Bentuklah persamaan diferensial dari fungsi berikut: Penyelesaian: x A x y   2 2 1 1 1 x A Ax dx dy Ax x x A x y          
  • 21.  dari fungsi yang diberikan (soal) konstanta sembarang A adalah:  Sehingga  Sehingga ) ( x y x A x y x A      x y x x x y x x x y x x y x Ax dx dy               2 ) ( 1 ) ( 1 1 2 2 x y x dx dy x x y x dx dy      2 2
  • 22.  Satu contoh lagi, bentuklah persamaan diferensial untuk Penyelesaian: substitusikan konstanta A ke: sehingga Bx Ax y   2 2 2 2 2 2 1 2 2 dx y d A A dx y d B Ax dx dy      B Ax dx dy   2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 dx y d x dx dy B B dx y d x B x dx y d dx dy      
  • 23. dengan mensubstitusikan A dan B pada persamaan: kita dapatkan: Hasil akhir penyelesaian di atas adalah persamaan diferensial orde dua. Bx Ax y   2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 dx y d x dx dy x dx y d x dx dy x dx y d x x dx y d x dx dy x dx y d y                
  • 24.  Jadi fungsi dengan satu konstanta sembarang menghasilkan persamaan diferensial orde satu, sedangkan fungsi dengan dua konstanta sembarang menghasilkan persamaan diferensial orde dua. Sehingga berlaku kaidah:  Fungsi yang mempunyai n buah konstanta sembarang akan menghasilkan Persamaan Diferensial orde ke-n
  • 25.         3 2 2 2 2 2 . 8 3 sin 2 . 7 2 sin . 6 cos tan . 5 2 2 2 . 4 0 ) 1 ( ) 1 ( 2 . 3 0 10 . 2 3 . 1 y t t y dx dy e t y y y t x dt dx r d dr dx xdx ydy dy x dx y x y dx dy dx y d x dx dy t                            Klasifikasikan Persamaan Diferensial berikut sebagai:  PDB atau PDP  PD Linier atau non-Linier  nyatakan variabel bebas dan takbebasnya   ) 3 2 ( ) 3 1 ( . 15 0 . 14 1 . 13 0 2 ) ( . 12 0 . 11 ) ( . 10 3 cos 2 9 2 5 . 9 2 ) 4 ( 2 2 2 2 2 x y y x dy dx y t y x y t y y y y y xt t u x u p b ap dt dp t x dt dx dt x d                                     
  • 26. SEKIAN DAN TERIMA KASIH http://matematikatekniksamodro.blogspot.com/