Presented by Mrs. Muktiati, SKM. MKES. Manpower Office of Central Java, at SVLK training for furniture and handicraft producers in Jepara and Kota Pasuruan, 16-17 September 2020.
The presenter discussed the fourth SVLK principle in this session, which is about workforce and occupational health and safety. The presenter discussed the legal framework and the practical examples related to occupational health and safety.
Presented by Mrs. Muktiati, SKM. MKES. Manpower Office of Central Java, at SVLK training for furniture and handicraft producers in Jepara and Kota Pasuruan, 16-17 September 2020.
The presenter discussed the fourth SVLK principle in this session, which is about workforce and occupational health and safety. The presenter discussed the legal framework and the practical examples related to occupational health and safety.
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfBrigittaBelva
Berada dalam kerangka Mata Kuliah Riset Periklanan, tim peneliti menganalisis penggunaan pendekatan "fear appeal" atau memicu rasa takut dalam kampanye #TogetherPossible yang dilakukan oleh World Wide Fund (WWF) untuk mengedukasi masyarakat tentang isu lingkungan.
Analisis dilakukan dengan metode kualitatif, meliputi analisis konten media sosial WWF, observasi, dan analisis naratif. Tidak hanya itu, penelitian ini juga memberikan strategi nyata untuk meningkatkan keterlibatan dan dampak kampanye serupa di masa depan.
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
1. K3 PTP.ppt
1.
2.
3. 1. Pelaksanaan dan pengawasan K3 Mekanik merupakan
fungsi Negara.
2. Besarnya angka kecelakaan kerja akibat pemakaian
PTP dan PAA.
3. PTP dan PAA merupakan aspek penting dalam proses
produksi
• Peningkatan Jumlah peralatan/mesin/pesawat.
• Perkembangan jenis peralatan/mesin/pesawat.
• Maraknya peralatan/mesin/pesawat buatan sendiri.
• Maraknya modifikasi peralatan/mesin/pesawat.
4. • Undang-undang No.1 Tahun 1970
• Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 38
Tahun 2016 ttg PTP
• Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 8
Tahun 2020 ttg PAA
5. • Melindungi tenaga pekerja atas keselamatan
dalam bekerja
• Terjaminnya orang lain di tempat kerja
• Sumber produksi dapat dipakai dengan aman
dan efesien
PRINSIP DASAR KESELAMATAN KERJA
6. PEMBINAAN DAN
PENGAWASAN
SUMBER BAHAYA
• Terjungkit/terguling
• Terjepit / terpotong
• Peledakan / kebakaran
• Tertimpa/ tertimbun
• Roboh
• PAK
• Bagian bergerak
• Bagian yang mempunyai peran
• Bagian yang menanggung beban
• Gas buang, suhu tinggi
• Kebisingan, debu
• Kemampuan/ ketrampilan
Peralatan
Operator
Kecelakaan
Potensi Bahaya
Penanggulangan
dan Pencegahan
Analisa
K3 MEKANIK
7. POTENSI BAHAYA TERKAIT DENGAN PERALATAN
PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI
1. Terjungkit/terguling
2. Terjepit/terpotong
3. Terkena peledakan
4. Terkena mesin roboh
5. Tertimpa/tertimbun
6. Terkena radiasi
7. Penyakit akibat kerja
8. Tersengat aliran listrik
9. Mengalami Luka Bakar
10. Tekena percikan besi cair
11. ….
12. • Pengerak mula
• Mesin Perkakas dan produksi
• Transmisi tenaga mekanik; dan
• Tanur (furnace)
13. a. Pelat nama atau Name Plate (Pasal 15)
b. Alat pengaman (safety device) (pasal tersebar)
c. Alat perlindungan (safety guard) untuk pekerjaan yang menimbulkan
sisa operasi berupa serbuk, serpih, debu, gas, bunga api. (pasal 20)
Contoh alat perlindungan
Dust Collector : untuk yang menghasilkan gas, debu, serbuk, dan
serpihan
Safety Guarding : untuk yang menghasilkan bungan api, geram, dan
serpihan
d. Grounding (pembumian)
e. memiliki rem dan pengunci (pasal 18)
14. • Berfungsi sebagai pengerak awal atau
sumber tenaga awal
• mengubah suatu bentuk energi menjadi
tenaga mekanik dan digunakan untuk
menggerakan pesawat atau mesin. .
Contoh :
Motor Diesel, Motor Otto, Turbin, kincir angin
24. A. Name Plate (Pasal 15)
B. Alat pengaman (safety Device)
1) Governor (Pasal31)
2) Regulator (Pasal 34) Untuk motor bakar, harus memiliki
pengatur untuk mengurangin panas mesin (regulator) yang
berfungsi otomatis
3) Emergency stop (Pasal 34)
4) Memiliki rem dan pengunci (pasal 18)
C. Grounding
25. E. Alat perlindungan
1) Safety Guarding untuk Flywheel
2) Isolasi panas untuk pembuangan
F. Pondasi harus mampu meredam getaran pengerak mula
(Pasal 30)
G. Memiliki sistim pengendali (pasal 37)
H. saluran pembuangan harus menjamin pembuangan
aman(pasal 36)
26. KEWENANGAN OPERATOR PENGGERAK MULA
a. Operator kelas II
mengoperasikan penggerak mula sesuai dengan jenis dan kapasitas sama atau
lebih kecil dari 214,47 hp 200 KVA
b. Operator kelas I
mengoperasikan penggerak mula sesuai dengan jenis dan lebih besar dari 214,47
hp > 200 KVA
Mengawasi dan membimbing kegiatan operator Kelas II.
27.
28. Mesin Perkakas dan produksi
Digunakan untuk membuat, menyiapkan atau membentuk
memotong, mengepres, menarik, menempa, menghancur,
menggiling, menumbuk, merakit, dan/atau memproduksi
barang, bahan, dan produk teknis.
Contoh:
Mesin Produksi : Mesin Pintal, Mesin Pon
Mesin Perkakas : Mesin Bubut, Mesin Bor, Mesin Frais
32. a.penutup/pelindung untuk bagian berputar
b.Dust collector
c. Pembuangan cairan pendingin diatur
d.Roda asah harus dipasang dengan 2 flensa
e.Diameter flensa tidak kurang dari 1/3 diameter roda asah
f. Diameter roda asah >50mm, harus dilengkapi dengan alat
perlindungan
g.Bagian yang terexpose hanya 90O dari total roda asah
h.Poros roda asah harus terbuat dari baja
i. Penahan benda kerja harus kuat, dengan celah max 3 mm
j. Kecepatan putaran harus tertulis dalam name plate
33.
34.
35. a.Penghenti darurat
b.Alat bantu– untuk mengindari angota tubuh masuk area
operasi
c. Dilengkapi sensor – untuk mengindari mesin beroperasi saat
angota tubuh masuk area operasi
d.Mesin dengan tenaga pnumatik/hidrolik, harus ada katup2
pengaman
e.Palu tempa harus ditempatkan pada bantalan penganjal, bila
sedang tdk beroprasi
f. Perbaikan dan pengantian palu, palu harus diganjal.
36.
37.
38. a.Penghenti darurat
b.Alat bantu– untuk mengindari angota tubuh masuk area operasi
c. Dilengkapi sensor – untuk mengindari mesin beroperasi saat
angota tubuh masuk area operasi
d.Mesin dengan tenaga pnumatik/hidrolik, harus ada katup2
pengaman
39.
40.
41. a. Penghenti darurat
b. Alat bantu– untuk mengindari angota tubuh masuk area
operasi
c. Dilengkapi sensor – untuk mengindari mesin beroperasi
saat angota tubuh masuk area operasi
d. Mesin dengan tenaga pnumatik/hidrolik, harus ada
katup2 pengaman
e. Pengisi benda kerja harus dilengkapi alat perlindungan
f. Langkah operasi tidak max 6mm
g. Titik operasi harus tertutup dengan alat perlindungan
42.
43.
44. a.Memiliki dust collector
b.Alat bantu meletakkan benda kerja
c. Alat perlindungan pada corong pengisi
d.Bila digerakan dengan abuk, harus ada alat penggeser sabuk
yang dapt menghentikan mesin
e.Memiliki alat pengnenti motor pengerak
45.
46.
47. a.Memiliki dust collector
b.Alat bantu meletakkan benda kerja
c. Alat perlindungan pada corong pengisi
d.Pengisi berbentuk roll harus diberi alat perlindungan
e.Bila digerakan dengan abuk, harus ada alat penggeser sabuk
yang dapt menghentikan mesin
f. Memiliki alat pengnenti motor pengerak
g.Ruang pengiling untuk bahan yang mudah terbakar, harus
mengunakan bahan yang tdk mudah terbakar
h.Memiliki alat pemisah magnetik untuk memisahkan bahan yang
mudah terbakar dengan bahan logam untuk dimasukan masuk
ke ruang giling
48. a.Memiliki dust collector
b.Alat bantu meletakkan benda kerja
c. Alat perlindungan pada corong pengisi
d.Pengisi berbentuk roll harus diberi alat perlindungan
e.Bila digerakan dengan abuk, harus ada alat penggeser sabuk yang
dapt menghentikan mesin
f. Memiliki alat pengnenti motor pengerak
g.Ruang penumbuk untuk bahan yang mudah terbakar, harus
mengunakan bahan yang tdk mudah terbakar
h.Memiliki alat pemisah magnetik untuk memisahkan bahan yang
mudah terbakar dengan bahan logam untuk dimasukan masuk ke
ruang tumbuk.
49.
50. a.Memiliki ruang bebas min 60 cm
b.Dilengkapi cairan pendingin otomatis
c. Pembuangan cairan pendingin harus diatur
d.Pembuangan limbah sisa operasi harus diatur
51.
52. a.Memiliki ruang bebas min 60 cm
b.Dilengkapi cairan pendingin otomatis
c.Pembuangan cairan pendingin harus diatur
d.Pembuangan limbah sisa operasi harus
diatur
56. Transmisi tenaga mekanik
Berfungsi memindahkan daya atau gerak mekanik dari satu
mesin ke mesin lainnya
Contoh :
Transmisi Sabuk, Transmisi Rantai, transmisi roda gigi
61. Perlengkapan yang harus dimiliki tanur
1. Sistem pendingin
2. Proteksi thd pencemaran lingkungan
3. Tangga /peralatan lainnya tahan terhadap api
4. Pelataran/ tempat kerja harus aman bagi pekerja
Tangga dan pelataran harus dilengkapi pagar
pengaman dan toeboard
63. Syarat Komponen tanur
1.Cerobong – dpt menjamin pembuangan yang sempurna
2.Pintu – dilengkapi bobot imbang & tahan temperatur tinggi
3.Pipa penyalur gas – dilengkapi katup pengaman, dan
pengaman ledakan
4.pengendali - harus dikendalikan dr jarak jauh, dan mampu
memberikan informasi secara akurat.
65. Syarat operasi tanur
1. Penyalaan brander harus secara aman
2. Tenaga kerja dilarang memasuki area dengan temperatur
> 500C
3. APD untuk tenaga kerja harus sesuai peraturan
perundangan
4. Operator dilarang meningalkan ruang operasi selama
tanur beroperasi
66. OPERATOR KELAS I
TANUR KAPASITAS 50 TON
OPERATOR KELAS II
TANUR KAPASITAS < 50 TON
67.
68. a. Operator PTP
Bertugas mengoperasikan PTP
b. Teknisi PTP
Bertugas melakukan perawatan, perbaikan dan membantu
riksa uji PTP
c. Ahli K3 Bidang PTP
Bertugas melakukan pemeriksaan dan pengujian PTP
d. Pengawas KK Spesialis PTP
Bertugas melakukan pemeriksaan dan pengujian PTP
69. Persyaratan Umum
1. Setiap PTP sebelum dapat dioperasikan harus memenuhi
persyaratan K3, yaitu
A. Syarat administratif, dan
B. Syarat teknis
Riksa uji dilakukan oleh Pengawas Spesialis PTP
70. Syarat Admin Syarat Teknis Memenuh
i
Surat Keterangan
Stiker Pemeriksaan
dan Pengujian
Tidak Memenuhi
1. Perubahan/perbaikan
2. Pelarangan
71. 1. Gambar Konstruksi/instalasi
2. Perhitungan Kekuatan Konstruksi
3. Sertifikat bahan
4. Gambar konstruksi alat perlindungan
5. Gambar konstruksi fondasi
6. Perhitungan kekuatan fondasi
73. 1. Bahan dan konstruksi harus kuat dan memenuhi
syarat Perhitungan Kekuatan Konstruksi
2. Memiliki Sertifikat bahan
3. Memiliki name plate
4. bagian yang bergerak dan berbahaya harus
dipasang alat perlindungan
74. 1. Tombol penghenti harus mudah di capai operator
2. Mesin yang berputar harus dilengkapi dengan
pengunci atau rem
3. Memiliki emergency stop
4. Memiliki alat Pengaman & alat perlindungan
5. Kelistrikan sesuai puil
75. 1. Perawatan/ perbaikan PTP harus dalam kondisi
mati
2. Harus diberi tanda pada Pesawat yang sedang
dilakukan Perawatan/perbaikan
3. Dilarang mencuci atau membersihkan dengan
cairan yang mudah terbakar dan beracun
4. Pelumasan, pembersihan pesawat atau mesin dan
pemasangan dilakukan pada saat mesin mati
kecuali dapat dilakukan dengan aman
78. 1. Pre dan post check
2. Dilarang memindahkan/menonaktifkan alat
pengaman dan alat perlindungan selama pesawat
dioperasikan.
3. Operator dilarang meningalkan PTP pada saat
sedang beroperasi
4. Pengoperasian berdasarkan SOP
5. SOP Pekerjaan-pekerjaan khusus harus memiliki
JSA
79. 1. Memiliki pencahayaan yang cukup
2. Pesawat yang menghasilkan/menimbulkan debu
harus dipasangi dust collector
3. Ruang kerja harus mampu memberikan
perlindungan terhadap panas, debu, dan kebisingan
81. 5. Harus memiliki
pondasi tersendiri yang
mampu meredam
rambatan getaran ke
pondasi/dinding
bangunan
82. 1. Riksa Uji
• Riksa Uji Pertama dilakukan sebelum alat dapat
dioperasikan.
• Pemeriksaan berkala 1 tahun 1 kali
• Pengujian berkala 5 tahun 1 kali
• Pengujian khusus apabila tejadi perbaikan, modifikasi,
atau kecelakaan
83. Menunjukan
1. PTP memenuhi syarat/tidak memenuhi syarat
2. Hasil pemeriksaan dan pengujian
3. Data teknis PTP
4. Identitas alat dan kepemilikan alat
84.
85.
86. Menunjukan
1. Telah dilakukan Pemeriksaan atau belum
2. Boleh atau tidak alat tersebut dioperasikan
3. Tanggal Pemeriksaan dan Pengujian
4. Pengawas Spesilais yang Memeriksa dan menguji