SlideShare a Scribd company logo
KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN
KERJA ( K 3 )
Pengertian K3
Upaya atau pemikiran yang ditujukan :
1. Agar setiap pekerja dan orang lain ditempat kerja dalam
keadaan sehat dan aman.
2. Untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani
dan rohani tenaga kerja khususnya dan manusia pada
umumnya.
Urgensi
1. Pekerja merupakan aset yang berharga bagi perusahaan.
2. Peningkatan produksi
Tujuan dan sasaran
1. Melindungi tenaga kerja dan setiap orang lain di tempat kerja
agar selamat dan sehat.
2. Sumber-sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara
efisien.
3. Proses produksi dapat berjalan dengan lancar tanpa hambatan.
Kecelakaan kerja
Kecelakaan : Peristiwa atau kejadian yang tidak diduga
sebelumnya dan tidak dikehendaki karena
menimbulkan kerugian.
Kecelakaan Kerja : Kecelakaan yang terjadi ditempat kerja atau
dalam hubungan dengan pekerjaan.
Sebab-sebab kecelakaan :
- Tindakan yang tidak aman (unsafe Action / Sub standart action).
- Kondisi tidak aman (unsafe condition / Sub standart condition).
- God Will (Nasib)
1. Tindakan yang tidak aman (Unsafe Action )
a. Mengoperasikan mesin / peralatan bukan wewenangnya.
b. Tidak sesuai dengan kegunaannya
c. Lalai / ceroboh
d. Bergurau.
e. Acuh / masa bodoh.
f. Mabuk.
g. Kegagalan dalam menggunakan APD (alat pelindung diri)
h. Tidak mentaati prosedur / peraturan.
2. Unsafe Condition
a. Mesin / perkakas tanpa pelindung
b. Peralatan rusak / tidak standard
c. Tempat kerja licin / kotor, bising
d. Tata letak peralatan jelek
e. Suhu udara terlalu panas / terlalu dingin
f. Sumber penerangan tidak sesuai
g. Lingkungan kerja / ventilasi tidak baik
h. Dan sebagainya
Akibat kecelakaan
Kerugian : - Tenaga kerja
- peralatan / material
- waktu
- kepercayaan masyarakat
Pencegahan Kecelakaan :
a. Peraturan per Undangan
b. Standarisasi
c. Penelitian teknis, medis, psikologis, statistik
d. Pendidikan dan pelatihan
e. Ceramah / pertemuan keselamatan kerja
f. Penggairahan / motivasi
g. Asuransi
Jenis-jenis bahaya :
- Mekanik : terjepit, terpotong dsb
- Fisik : terbentur, terjatuh, suhu ekstrim dsb
- Kimia : paparan B3, kekurangan oksigen
- Listrik
- Kebakaran
- Biologis : penyakit menular dsb
Cara menghadapi bahaya
a. Hilangkan sedini mungkin
b. Pasang alat pengaman pada mesin
c. Pasang alat pelindung pada personil
OSHA Requirement for PPE
a. Aplikasi : APD harus tersedia, digunakan dan dirawat
kebersihan dan kondisinya dimanapun ada potensi bahaya.
b. Pemilik : Pegawai bertanggung jawab untuk meyakinkan
bahwa kondisi APD layak digunakan dan senantiasa
dirawat
c. Design : semua APD harus didisain dan kontruksinya aman
untuk melaksanakan pekerjaan.
OSHA Requirement for eye protection
a. Kuat, tahan lama, beratnya ringan
b. Tahan benturan, tahan panas
c. Mudah dibersihkan
Sumber bahaya yang dapat mengenai mata muka
- Percikan bahan kimia yang korosif atau toxic, cairan panas, -
butiran-butiran logam
- Benda-benda beterbangan seperti kayu, metal, batu
- Fumes (uap), gas dsb
- Radiasi
KATA PENGANTAR
Peningkatan kegiatan operasi Pemboran, work over
dan well service dari operasi pencarian Migas dan Sumber
Daya Panas Bumi akan mencapai keberhasilan yang tinggi
sejalan dengan rendahnya angka kecelakaan kerja yang
terjadi.
Rendahnya angka kecelakaan tersebut disebabkan
karena tingkat pengetahuan, ketrampilan kerja dan kepedulian
akan norma-norma keselamatan/kesehatan kerja dari
penyelenggara kerja sudah tinggi dan terpenuhi.
Diktat ini dirangkum sebagai panduan dan pemenuhan
akan kebutuhan tersebut. Kritik dan saran membangun tetap
diharapkan untuk kesempurnaan diktat ini
BAB IV
FAKTOR PENUNJANG KESELAMATAN DAN
KESEHATAN
KERJA KEGIATAN PEMBORAN
A. PERALATAN KESELAMATAN KERJA PERORANGAN
1. TOPI KESELAMATAN KERJA ( SAFETY HAT )
Dalam melakukan pekerjaan, seluruh regu pemboran harus
menggunakan topi keselamatan kerja yang memenuhi persyaratan.
Penggunaan safety hat ini dianjurkan bagi pekerja-pekerja yang besar
kemungkinan mendapat kecelakaan pada bagian kepala akibat dari
benda yang jatuh atau benturan pada peralatan instalasi pemboran.
Pengujian Safety Helmet
1. Uji Kekuatan :
Helmet dipasang pada kepala
buatan kemudian besi dijatuhkan
yang dapat memberi benturan 4kg
– 8 kg, lekukan yang terjadi tidak
boleh melebihi jarak antara helmet
dengan anyaman penyangga
2. Uji Kekakuan
Tepi helmet ditekan dengan gaya
90 N selama 8 – 10 detik, lekukan
tidak boleh melebihi 5 mm
2. SEPATU KESELAMATAN KERJA (SAFETY SHOES)
Sepatu keselamatan harus digunakan selama yang
bersangkutan berada pada tempat pekerjaan.
Pekerjaan di lantai bor agar menggunakan sepatu
safety yang kuat dan memenuhi syarat keselamatan
kerja, bentuknya tinggi tanpa menggunakan tali dengan
besi pada ujung kaki serta bagian bawah terbuat dari
karet yang anti slip dan tahan minyak.
Sepatu yang telah rusak agar cepat diganti.
3. ALAT PELINDUNG MATA (EYE PROTECTOR)
Alat pelindung ini harus dipakai pada
pekerjaan-pekerjaan antara lain mengelas,
mengerik cat, menggerinda atau pekerjaan lain
yang dapat mengakibatkan bahaya pada mata
baik oleh cahaya maupun masuknya partikel-
partikel kecil
Alat pelindung mata
Berfungsi untuk melindungi mata
dari :
a. Sinar infra merah atau ultra
violet pada pekerjaan
pengelasan
b. Butiran benda keras pada pekerjaan
logam
c. Butiran debu atau butiran padat
lainnya
4. SARUNG TANGAN (HAND GLOVES)
Semua pekerja dilantai bor maupun di menara
bor wajib menggunakan sarung tangan yang
terbuat dari katun agar waktu memegang alat-
alat lebih kuat (tidak licin), mencegah luka bila
memegang permukaan yang kasar atau panas
dan dapat pula sarung tangan yang terbuat dari
kulit, karet atau plastik.
Sarung tangan (Gloves)
digunakan untuk melindungi jari tangan
sampai batas dibawah siku terhadap
bahaya :
a. Bahaya panas terbuat dari kulit
b. Bahaya radiasi mengion terbuat dari
Pb
c. Bahaya bahan kimia terbuat dari PVC
d. Bahaya benda tajam terbuat dari kulit
e. Bahaya listrik terbuat dari karet
f. Untuk pekerjaan ringan terbuat dari
katun
5. PAKAIAN KERJA (COVER ALL)
Pekerja bor harus menggunakan pakaian kerja dengan ukuran yang pas
dengan ukuran badanya (tidak longgar dan tidak ketat), warna pakaian
sebaiknya yang menyolok (misal : merah, hijau, biru muda) dengan bahan
terbuat dari katun.
Guna pakaian kerja antara lain untuk menghindari panas
matahari, sengatan serangga, tanaman beracun, goresan benda-
benda kasar dan kontak dengan bahan kimia lumpur secara
langsung.
Pakaian yang robek dan kotor hendaknya diganti dengan yang
baik karena dapat membahayakan.
Bila menangani alat yang berputar hendaknya tidak memakai
baju lengan panjang.
6. PELINDUNG TELINGA (EAR PROTECTOR)
 Pelindung telinga dipakai pada daerah
yang mempunyai tingkat kebisingan
di atas 85 db, misalnya disekitar
mesin-mesin pada instalasi pemboran
lepas pantai, generator, kompressor
dan lain-lain.
Alat ini digunakan untuk meredam suara
yang tidak dikehendaki (bising)
Alat ini ada dua jenis :
a. Ear Plug
b. Ear Muff
7. PELINDUNG PERNAPASAN (MASKER) DAN
ALAT BANTU PERNAPASAN (BREATHING
APPARATUS)
Alat ini harus dipakai bila bekerja
pada daerah yang berdebu, contoh
pada tempat penampung lumpur,
cementing atau zat kimia.
Pada daerah panas bumi selain
masker diperlukan pula alat bantu
pernapasan (Breathing apparatus)
yang harus sesuai dengan
banyaknya pekerja dilantai bor
yang tetap bekerja bila gas H2S
timbul.
8. SABUK PENGAMAN (SAFETY BELT)
Sabuk pengaman digunakan
oleh pekerja yang berada
pada tempat yang tinggi
dimana ada resiko jatuh.
Dalam melaksanakan
pekerjaan di Monkey Board,
derrickman harus selalu
menggunakan sabuk
pengaman.
9. TALI LARI (ESCAPE LINE) DAN KURSI
LARI (ESCAPE CHAIR)
 Tali lari adalah tali yang dipasang dari monkey board
kebawah untuk membantu derrickman untuk
menyelamatkan diri bila terjadi keadaan yang
membahayakan di dalam pelaksanaan pemboran.
Tali ini dilengkapi dengan kursi yang digantung pada tali dan
digunakan didalam melakukan tindakan penyelamatan.
Agar tali dapat berfungsi dengan baik maka panjang tali
sekurang-kurangnya dua kali tinggi monkey board dari tanah.
Ujung dari tali di bawah diikat dengan tiang berbentuk gawang
setinggi 2 meter.
Sebelum pemboran dilaksanakan kondisi tali lari dan kursi lari
agar diperiksa lebih dahulu dan bila perlu dilakukan percobaaan
dengan beban.
10. SABUK PENGAMAN NAIK TANGGA (CLIMBING
BELT) DAN SAFETY LINE PADA COUNTER WEIGHT
Digunakan sebagai alat bantu untuk direckman naik/turun
tangga menara atau dapat pula digunakan bila keadaan darurat
terjadi terutama pada instalasi pemboran lepas pantai.
11. PELINDUNG DADA
Peralatan pelindung dada pada pekerjaan las maupun
pencampuran bahan kimia. Alat ini diikatkan pada leher dan
punggung dan biasanya terbuat dari karet atau kulit.
12. PAKAIAN TAHAN API (FIRE SUIT) DAN SELIMUT
TAHAN API (FIRE BLANKET)
Pakaian tahan api terbuat dari asbes yang digunakan dalam
pekerjaan pemadaman api, sedangkan selimut tahan api
digunakan untuk memadamkan api yang membakar pada tubuh
pekerja.
B. PEMELIHARAAN TEMPAT KERJA
Sebagian besar kecelakaan yang terjadi dikegiatan
pemboran umumnya bisa dihindari minimum dikurangi
dengan pemeliharaan tempat kerja yang baik, oleh sebab itu
segala bentuk pemeliharaan sangat dianjurkan dalam upaya
meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
ADAPUN HAL-HAL YANG PERLU MENDAPAT
PEMELIHARAAN ANTARA LAIN :
1. Semua barang yang ditempatkan agar ditempatkan pada
rak untuk menghindari kemungkinan jatuh dan disusun
dengan rapi.
2. TEMPAT LALU LALANG
a. Tempat lalu lalang agar
dipelihara sehingga tidak
becek, tidak licin dan bebas
dari hambatan-hambatan.
b. Seluruh tempat lalu lalang
yang membahayakan agar
dilengkapi dengan pegangan
(hand rail)
3. CECERAN MINYAK
a. Tumpahan minyak yang berada pada lantai bor, dek,
ruang akomodasi atau tempat lain agar dibersihkan
secepatnya terutama pada mesin-mesin generator.
b. Minyak atau bahan bakar cair dan gas yang mudah
terbakar agar disimpan cukup jauh dari nyala api.
c. Cat dan minyak agar ditaruh di dalam ruang khusus
yang berventilasi
d. Minyak dilarang dibuang kedalam air demikian pula minyak
yang berasal dari uji produksi.
4. MENGGUNAKAN DAN MENYIMPAN ALAT
a. Alat-alat tidak diperkenankan untuk ditinggalkan ditempat
pekerjaan, tetapi harus disimpan dalam gudang atau tempatnya.
b. Alat-alat yang telah rusak agar diperbaiki atau diganti dengan
yang baru.
c. Kewajiban pekerja adalah :
- Memeriksa sebelum dan sesudah alat digunakan dan melakukan
tindakan pemeliharaan bila perlu.
- Letakkan alat-alat ditempat yang benar.
- Laporkan peralatan yang rusak.
C. KERJA TANGAN
1. Teknik Mengangkat
a. Kedua kaki harus dibuka dengan letak barang berada
ditengah-tengah kaki.
b. Pegang benda itu dengan telapak tangan bukan dengan jari.
c. Siku dan lengan dimasukkan agar lebih kuat.
d. Pusatkan berat badan pada kedua kaki, gunakan kekuatan
kaki untuk mengangkat, bukan dengan bagian belakang
badan.
2. Rencanakan Arah
Sebelum mengangkat barang lebih dahulu tentukan arah
kemana barang tersebut akan dibawa. Rencanakan jalan yang
bebas dari hambatan.
3. Jika barang terlalu sulit untuk diangkat sendiri mintalah
bantuan atau gunakan mesin pengangkat.
D. MESIN PENGANGKAT
1. CRANE
a. Hanya operator crane yang mempunyai izin boleh
mengoperasikan crane.
b. Daerah dalam jangkauan crane pada saat bekerja harus bebas
dari orang yang berada di bawahnya.
c. Gunakan tali kait untuk menghentikan benda yang terayun
pada saat diangkat bila hendak diturunkan.
d. Hanya seorang yang dikenali operator dapat memberikan
isyarat menurut cara-cara yang bisa digunakan untuk
menaikan atau menurunkan barang.
Sebelum pengangkatan, taksir dahulu beban yang akan
diangkat agar tidak melebhi kapasitas angkat yang diijinkan.
f. Benda yang diangkat harus terikat kuat pada kawat
pengangkat sehingga tidak ada kemungkinan jatuh.
g. Hindari pada waktu mengangkat tali pengangkat terpintal.
h. Hindari sentakan-sentakan pada waktu menurunkan/menaikan
barang/orang.
i. Jangan tinggalkan muatan tergantung bila mesin crane tidak
terjaga.
j. Pada instalasi lepas pantai orang yang naik untuk dipindahkan
dengan crane melalui “personnel basket” harus selalu
menghadap ke dalam dan tangan berpegang pada tali basket
dan memakai pelampung.
k. Pimpinan pemborang agar selalu memberikan informasi cara
kerja yang selamat dalam pengoperasian crane.
2. Forklift
a. Hanya orang yang mempunyai izin boleh mengoperasikan
forklift.
b. Operator hqarus berhati-hati dengan permukaan tanah yang tidak
rata.
c. Bila forklift dalam keadaan tidak digunakan garpu boleh
diturunkan ke tanah.
d. Perhatikan/taksir berat benda lebih dahulu sebelum diangkat.
E. MESIN-MESIN
Tujuan penjagaan dan pemeliharaan mesin-mesin adalah untuk
menghindari adanya kecelakaan pada kerja yang disebabkan
oleh bagian tertentu yang berputar, yang dapat mengakibatkan
pakaian tertangkap dan berbelit atau peralatan yang tertangkap.
Alat-alat yang membutuhkan pelindung antara lain :
- Alat-alat yang berputar seperti flywheel, pulley,
sahfting dan clutch.
- Alat-alat pemotong seperti gergaji, latch dan roda
pengisap.
- Tempat-tempat pergeseran seperti gear, V-belt dan
lain-lain.
F. RUANG TERTUTUP/TANGKI
1. Setiap pekerjaan didalam ruang tertutup/tangki harus mendapat
izin dari pengawas pekerjaan.
2. Ruang tertutup/tangki harus diuji dahulu kandungan oksigen bila
pekerja akan masuk untuk bekerja.
3. Pengukuran kadar oksigen harus dilakukan secara berkala pada
saat orang yang bekerja berada di dalam.
4. Ruang tertutup/tangki agar dilengkapi dengan tand/papan
peringatan.
5. Dilarang menganginkan oksigen pada ruang tertutup dimana
orang sedang bekerja dengan api.
6. Bila perlu maka dapat digunakan alat bantu pernapasan
(Breathing Apparatus) untuk bekerja.
7. Bila ada pekerjaan las harus selalu dilakukan penganginan
dengan udara.
8. Untuk ruang tertutup yang cukup dalam dan besar maka petugas
yang bekerja didalamnya selain memerlukan safety belt dan
safety line juga harus ditemani dengan pekerja di luar lubang
yang mengawasi selama pekerjaan berlangsung.
9. Untuk ruang tertutup yang besar kalau perlu dapat digunakan
lampu yang kedap terhadap gas.
10.Hanya peralatan-peralatan yang telah diperiksa dapat digunakan
dalam bekerja pada ruang tertutup/tangki.
11.Untuk ruang tertutup yang besar sekurang-kurangnya harus dua
orang yang bekerja didalamnya.
G. MENCEGAH BAHAYA KEBAKARAN
1. DI LANTAI BOR
a. Lantai bor agar dijaga dari adanya bahan yang mudah terbakar
seperti ceceran minyak dan sampah-sampah kering.
b. V-door agar dilapisi dengan kayu atau dilengkapi dengan water
sprayer untuk mencegah timbulnya bunga api.
c. Lampu-lampu yang digunakan agar dipilih yang kedap gas.
d. Instalasi listrik yang ada agar dijaga sehingga tidak
mengakibatkan adanya hubungan arus pendek (korstluiting).
e. Seluruh pekerja dilantai bor tidak diizinkan untuk membawa
korek api.
f. Di lantai bor agar diletakkan pemadam api ringan dan selimut
tahan api (fire blanket)
g. Papan peringatan dilarang merokok agar dipasang dilantai
bor.
2. DIRUANG AKOMODASI.
a. Pada ruang akomodasi baik dikamar tidur maupun didapu,
ruang kantor, ruang rekreasi, mess dan ruang radio agar
disediakan pemadam api ringan secukupnya yang harus
diperiksa secara berkala. Pada instalasi pemboran lepas
pantai, ruang akomodasi agar dipasang smoke detector dan
water sprinkler.
b. Instalasi listrik agar diperiksa secara berkala terhadap
kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi.
c. Kebersihan diseluruh ruang agar selalu dipelihara.
d. Untuk instalasi pemboran lepas pantai agar
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Pada ruang akomodasi agar juga dilengkapi dengan
pelampung (live vest)
yang sesuai dengan jumlah penghuninya.
- Disetiap jalan antar ruang agar dipasang petunjuk
keadaan darurat (station bill).
e. Setiap pekerja agar diberikan latihan cara mengahadapi
bahaya kebakaran.
3. GUDANG CAT DAN BAHAN KIMIA
Untuk menghindari adanya bahaya kebakaran pada
gudang cat dan bahan kimia, bahan-bahan tersebut
penempatannya harus di gudang khusus yang
berventilasi dilengkapi dengan pemadam api ringan,
jenis dry powder.
4.MESIN-MESIN
Didekat mesin-mesin apabila tidak tersedia fire
hydrant agar diletakkan pemadam api ringan
secukupnya dan sebaiknya ditanahkan (di pasang
grounding).
5. TEMPAT-TEMPAT LAIN
Tempat-tempat lain dalam instalasi pemboran
lepas pantai yang dapat menimbulkan bahaya
kebakaran seperti warehouse dan ruang kontrol
agar dilengkapi dengan pemadam api ringan.
H. ALAT-ALAT LISTRIK
a. Seluruh alat-alat listrik dengan kabelnya agar diperiksa
secara berkala terhadap kemungkinan terjadinya
hubungan pendek.
b. Setiap pekerjaan perbaikan listrik agar memperhatikan
syarat-syarat keselamatan, misalnya dengan mematikan
arus listrik lebih dahulu, menggunakan peralatan khusus
bersifat isolator dan sebagainya.
c. Hanya orang yang telah mendapat izin yang boleh
melakukan pekerjaan listrik.
d. Sebelum bekerja agar dipersiapkan prosedur pekerjaan
dilengkapi dengan uraian peralatan-peralatan yang
digunakan dan telah di tes lebih dahulu tahanannya.
e. Gunakan sepatu yang bersifat isolator di dalam bekerja
dengan listrik tegangan tinggi dan jangan bekerja ditempat
yang basah atau pada saat hujan turun.
f. Bila mengerjakan pekerjaan perbaikan ditempat yang tingi
agar menggunakan sabuk pengaman (safety belt) dan
pelindung dada (apron).
I. PETI PENYIMPANAN BAHAN PELEDAK DAN
ZAT RADIOAKTIF
Bahan peledak dan radioaktif adalah bahan-
bahan yang berbahaya yang sangat diperlukan
dalam kegiatan pemboran antara lain untuk
kepentingan perforasi, logging, pemotongan pipa
selubung dan pekerjaan sejenis. Berhubung sifat
fisik dan kimianya yang dapat membahayakan
orang maka penempatannya harus diperhatikan
syarat-syarat keselamatan kerja.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada penyimpanan
bahan peledak dan zat radioaktif di instalasi
pemboran :
1. INSTALASI PEMBORAN DARATAN (ONSHORE)
a. Gudang sementara yang dapat berupa container
agar dibuat sejauh minimal 50 meter dari lokasi
pemboran dan memperhatikan syarat-syarat
gudang bahan peledak/zat radioaktif.
b. Gudang agar dilengkapi dengan pemadam api
ringan secukupnya.
c. Gudang harus dijaga terhadap kemungkinan adanya
pencurian.
d. Memagari gudang dengan baik dan aman.
e. Memasang papan peringatan yang cukup besar
dengan warna dasar merah dengan huruf/tulisan
berwarna putih.
f. Lokasi gudang agar dilengkapi dengan lampu sorot untuk
memudahkan pengawasan dimalam hari.
g. Lokasi gudang agar bersih dari bahan-bahan yang mudah
terbakar.
h. Gudang agar dilengkapi dengan penangkal petir.
i. Untuk mengotrol jumlah bahan peledak yang ada di gudang
agar dilengkapi dengan buku stock (buku persediaan).
j. Gudang agar dilengkapi dengan thermometer.
k. Gudang agar dijaga siang dan malam.
2. INSTALASI PEMBORAN LEPAS PANTAI
(OFFSHORE)
a. Gudang sementara yang dapat berupa container
agar diletakkan pada tempat yang memenuhi
syarat-syarat antara lain :
- Cukup aman dari lalu lalang pekerja yang dapat
memungkinkan terjadinya sentuhan/senggolan.
- Cukup jauh dari mesin-mesin atau generator yang
dapat menimbulkan panas
- Tidak terletak dekat dengan pergerakkan crane.
- Tidak menyulitkan di dalam pengisian maupun
pengambilan.
- Untuk container bahan peledak agar ditempatkan pada
tempat yang mudah untuk dibuang kelaut bila terjadi hal-
hal yang tidak diinginkan, sedangkan container zat
radioaktif agar dilengkapi dengan rantai untuk mencegah
hilangnya container bila instalasi pemboran tenggelam.
b. Container sebaiknya terletak dalam jangkauan fire hydrant.
c. Container agar dijaga terhadap kemungkinan adanya
pencurian.
d. Di dekat container agar dipasang papan peringatan yang
cukup besar dengan warna dasar merah dengan huruf
(tulisan) berwarna putih.
e. Untuk mengontrol jumlah bahan peledak yang ada agar
dilengkapi dengan buku stock (buku persedian).
f. Container bahan peledak agar dilengakpi dengan
thermometer.
J. PEKERJAAN LAS
Pekerjaan las termasuk salah satu pekerjaan yang
banyak dilakukan sebagai suatu pekerjaan penunjang
di dalam kegiatan pemboran. Mengingat pekerjaan ini
termasuk kategori pekerjaan yang berbahaya, maka
tidakan keselamatan perlu dilakukan di dalam
melaksanakan pekerjaan ini.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pekerjaan las :
1. Setiap juru las yang bekerja harus memiliki surat
izin/sertifikasi dari instansi perintah yang berwenang.
2. Pada pekerjaan las dilapangan harus mendapat izin
dahulu dari bagian keselamatan kerja dan pimpinan
pekerja setempat.
3. Setiap pekerjaan las agar dilengkapi dengan prosedur yang
lengkap dengan memperhatikan segi keselamatan dan
kesehatan kerja.
4. Semua pekerja las agar selalu menggunakan kca mata las
(goggle) pada saat bekerjadan pelindung dada (apron).
5. Pakaian yang berminyak tidak diizinkan untuk digunakan
dalam pekerjaan las.
6. Sebelum pekerjaan dimulai agar diletakkan dahulu
pemadam
api ringan jenis CO didekat tempat pekerjaan.
7. Lokasi pekerjaan agar diberikan papan peringatan yang
jelas.
8. Semua tabung-tabung gas yang digunakan agar
ditempatkan
terlindung dari panar matahari.
9. Tabung-tabung gas yang telah kosong agar diberi tanda
khusus untuk membedakan dengan yang masih berisi.
10. Tabung-tabung gas agar diletakkan terhindar dari
kemungkinan menjadi penghantar listrik.
11. Peralatan las yang mengalami kerusakan/kebocoran
agar segera diperbaiki/diganti.
12. Bila mengelas pada bagian yang tinggi, bunga api
yang berjatuhan agar dihindarkan dari bahan-bahan
yang mudah terbakar.
13. Bila mengelas pada ruangan tertutup agar
diperhatikan arah angin dan dilarang menggunakan
oksigen untuk peranginan/menghembus.
K. TABUNG GAS BERTEKANAN TINGGI
Didalam menunjang kegiatan pemboran penggunaan gas
bertekanan tinggi sering kali diketemukan yaitu antara lain
digunakan untuk mengelas, test pneumatic, pengisian alat bantu
pernapasan dan lain-lain.
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada pemakaian tabung
gas bertekanan tinggi perlu dipehatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Tabung-tabung agar diletakkan dengan posisi berdiri dan diikat
pada tempat khusus yang disediakan.
2. Tempat penyimpanan agar selalu bersih terutama dari ceceran
minyak dan grease.
3. Tabung-tabung agar diberi warna (kode) yang menjelaskan isi
tabung.
4. Manometer yang digunakan agar secara berkala dilakukan
kalibrasi.
3. Tabung-tabung agar diberi warna (kode) yang
menjelaskan isi tabung.
4. Manometer yang digunakan agar secara berkala
dilakukan kalibrasi.
5. Label pengecekan terhadap ketebalan tabung agar
ditulis dengan jelas pada tabung.
6. Penempatan tabung agar diatur sehingga tidak terdapat
kontak panar dari matahari maupun sumber lain.
7. Pada waktu penyambungan dengan selang-selang karet
hindarilah kebocoran yang mungkin terjadi, bila perlu
gunakanlah pengaman untuk mencegah sambungan
lepas secara tidak sengaja.
L. KESEHATAN KERJA DAN PEMELIHARAAN
LINGKUNGAN
1. KESEHATAN KERJA.
Untuk selalu menjaga kelangsungan kerja yang
baik, maka masalah kesehatan kerja personil pemboran
harus selalu diperhatikan dan dipelihara. Disamping upaya
yang dilakukan oleh perusahaan, maka perhatian dari
pekerja sendiripun tidak kurang pentingnya dalam usaha
meningkatkan produktifitas dari waktu ke waktu. Di dalam
pemboran baik didarat maupun di lepas pantai hal-hal yang
harus diperhatikan oleh setiap pekerja untuk memelihara
kesehatan lingkungan dan dirinya antara lain :
a. Seluruh tempat kerja harus keadaan bersih terutama
dari kotoran sampah, genangan air, ceceran minyak
dan zat kimia, lumpur dan lain-lainnya.
b. Seluruh peralatan yang tidak digunakan agar
ditempatkan pada tempatnya dengan susunan yang rapi
sehingga mudah mengambilnya.
c. Barang-barang/peralatan-peralatan yang ada agar
ditempatkan sesuai dengan tempat yang telah
disediakan.
d. Seluruh pekerja tidak diperkenankan menggunakan
pakaian yang telah kotor. Pakaian harus bersih dari
kotoran-kotoran minyak dan zat kimia yang dapat
membahayakan bagi tubuh.
e. Gunakanlah alat pernapasan yang baik bila
mengerjakan pengecatan dengan menggunakan
semprot, menyemprot serangga, mengambil contoh
minyak atau masuk ketempat berdebu atau beruap
yang berbahaya.
f. Lindungilah mata dengan menggunakan alat khusus
atau kaca mata bila bekerja pada tempat dimana
kemungkinan partikel-partikel kecil dapat masuk
kedalam mata.
g. Gunakanlah sabun dan air yang bersih untuk
membersihkan anggota badan yang kotor terutama dari
minyak dan lumpur. Hindari penggunaan bensin untuk
membersihkan bagian tubuh yang berminyak.
h. Jangan sekali-kali menempatkan makanan pada tempat
penyimpanan bahan beracun seperti penempatan kotak makanan
didekat obat nyamuk cair.
i. Perhatikan batas waktu penggunaan makanan kaleng dan taatilah
dengan seksama.
j. Air yang digunakan untuk mandi dan minum bila diambil dari
air sungai atau air alut agar diperiksa secara berkala di
laboratorium untuk menghindari kemungkinan adanya bahan-
bahan berbahaya yang terlarut.
k. Kebersihan ruang akomodasi terutama pada ruang tidur, dapur
dan kamar mandi harus dijaga, bila perlu harus dilakukan
penyemprotan zat kimia secara berkala untuk membasmi
serangga dan binatang kecil lainnya yang dapat menimbulkan
penyakit.
l. Saluran air buangan dari toilet agar dibuat sebaik mungkin dan
memenuhi syarat kesehatan.
m. Tenaga medis/dokter/mantri harus ada di instalasi pemboran dan
selalu siap melakukan pertolongan bila diperlukan.
n. Seluruh pekerja pemboran agar mengurangi kebiasaan yang tidak
baik untuk menghindari penyakit yang dapat timbul misalnya
merokok, tidur larut malam, minum air yang belum dimasak, minum
minuman keras di instalasi pemboran dan lain sebagainya.
o. Segera lakukan pemeriksaan kesehatan dokter apabila dirasakan
adanya gangguan kesehatan untuk mencegah penyakit yang serius.
p. Ciptakan suasana tempat kerja selalu menyehatkan dan
menyenangkan serta aman untuk mempertinggi produtifitas kerja.
2. PEMELIHARAAN LINGKUNGAN
a. Lokasi pemboran pada instalasi pemboran darat agar
selalu dipelihara dari kemungkinan adanya genangan
air (becek).
b. Sampah-sampah agar dibuang pada tempat yang telah
ditentukan, jangan sekali-kali membuang sampah
kelaut atau kesungai.
c. Pembuatan mud pit agar diperhatikan kondisi
lingkungannya. Dilarang membuanglumpur bor atau
zat kimia kedalam sungai.
d. Instalasi pemboran lepas pantai agar dilengkapi denga
dispersant untuk menetralisir ceceran minyak yang
jatuh ke laut.
e. Konsentrasi minyak dalam air buangan harus dijaga tidak
melebihi 25 ppm dengan menggunakan oil catcher atau zat
kimia tertentu.
f. Hindari penebangan pohon secara liar yang dapat
mengakibatkan rusaknya lingkungan.
g. Hindari pengotoran udara yang timbul dari motor-motor maupun
abu dari zat kimia yang digunakan.
h. Kotoran bekas zat radioaktif yang berbahaya tidak dibenarkan
dibuang ke sungai.
M. PERALATAN PENYELAMAT PADA
INSTALASI PEMBORAN LEPAS PANTAI
Di dalam kegiatan pemboran lepas pantai masalah keselamatan dan
kesehatan kerja yang dihadapi lebih berat dibandingkan pada
kegiatan pemboran daratan, karena masalah yang dihadapi
dalam kegiatan tersebut memilki tingkat kemungkinan yang
lebih tinggi. Oleh karena itu sarana penyelamat yang ada lebih
kompleks dibandingkan kegiatan pemboran daratan.
Adapun bentuk bahaya yang dihadapi umumnya dapat
berupa antara lain semburan liar (blow out), kebakaran,
tenggelam ataupun kecelakaan lain yang akibatnya
fatal. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
korban yang banyak, maka selain dibutuhkan
penggunaan tenaga kerja yang cakap, sarana
keselamatan kerja yang ada harus mampu dan cukup
mendukung segala tindakan penyelamatan dalam
keadaan darurat.
Usaha penyelamatan yang mungkin dapat dilakukan
selain mengatasi/menanggulangi kecelakaan yang
terjadi dapat pula berupa tindak evakuasi untuk
menyelamatkan diri.
Sarana penyelamatan yang diperlukan antara lain :
1. PELAMPUNG KERJA (LIFE VEST)
1. PELAMPUNG KERJA (LIFE
VEST)
Jumlah yang tersedia sekurang-
kurangnya harus sama dengan
jumlah personil yang ada. Alat ini
digunakan bila bekerja pada tempat
yang ada kemungkinan jatuh
kedalam air, disamping itu di ruang
akomodasi (kamar tidur) harus
disediakan juga live vest sesuai
dengan jumlah tempat tidur
sedangkan jumlah life vest
keseluruhan minimum 150 % dari
jumlah penghuni instalasi pemboran.
2. SEKOCI PENOLONG (LIFE BOAT)
Alat ini digunkan bila ada yang terjatuh ke air dan membutuhkan
pertolongan dimana dikuatirkan korban memerlukan
pertolongan dari orang lain. Selain itu alat ini dapat dipakai
sebagai sarana evakuasi dan penempatannya digantung pada
bagian pinggir instalasi pemboran.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada pengoperasian life
boat adalah sebagai berikut :
a. Prosedur penggunaan agar diletakkan didekat tempat pemuatan
life boat dan dibagian dalam life boat.
b. Anting penggantung dan peralatan release agar secara berkala
diperiksa, sehingga tidak terjadi kemacetan dalam
pengoperasiannya.
c. Sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali life boat agar
dicoba di atas air laut sekaligus untuk menguji mesinnya.
Di life boat agar selalu dipelihara sebagai layaknya barang
baru serta agar dilengkapi dengan senter, radio, air dan
ransum.
3. LIFE RING
Pada tepi deck biasanya diletakkan life ring yang digunakan
juga untuk pertolongan bila ada korban yang terjatuh ke
dalam air.
Beberapa life ring perlu dilengkapi dengan lampu untuk
menolong korban yang jatuh pada malam hari. Selain itu ada
pula jenis yang dilengkapi dengan tali yang digunakan untuk
menarik korban bila terseret arus air.
5. CAPSUL PERTOLONGAN (LIFE CAPSUL)
Biasanya terdapat 2 (dua) buah diinstalasi
pemboran jack up yang digunakan untuk melakukan
tindakan evakuasi bila terjadi dalam keadaan darurat.
Didalam keadaan darurat setiap personil yang ada
harus sudah mengetahui alat-alat pertolongan sehingga
tidak terjadi kepanikan. Seperti pada life raft, peralatan
ini juga dilengkapi dengan makanan ringan, peralatan-
peralatan kecil, senter dan lain-lain yang dapat
digunakan maksimal 7 hari, peralatan ini secara
berkala harus digunakan untuk melatih personil yag
ada, guna membiasakan bila kejadian darurat terjadi.
N. SARANA PENTING LAINNYA PADA OPERASI PEMBORAN
LEPAS PANTAI
1. KERANJANG ANGKAT (PERSONIL BASKET)
Peralatan ini digunakan untuk memindahkan orang atau barang tertentu
dari stand by boat ke instalansi pemboran atau sebaliknya.
Peralatan ini dioperasikan dengan menggunakan crane.
Beberapa persyaratan pada pengoperasian personel basket :
Hanya operator crane yang mempunyai izin dapat mengoperasikan
personel basket.
Dalam udara normal hanya 4 (empat) orang pekerja yang dapat diangkat,
sedangkan pada udara buruk (kurang baik) jumlah ini agar dikurangi.
Setiap pekerja yang diangkat harus menggunakan pelampung,
berpegangan pada tali dan dengan posisi melihat kedalaman
personel basket.
Pekerja yang diangkat tidak boleh membawa barang. Semua
barang bawaan diletakkan ditengah-tengah personel basket
dan pekerja agar menjaga keseimbangan gerak personel
basket.
Bagi pekerja yang belum berpengalaman agar ditemani oleh
pekerja yang telah berpengalaman dalam menaiki personel
basket.
Setiap pergerakan personel basket harus dapat diikuti dengan
jelas dari pandangan crane operator.
Tempat turun basket dari stand by boat harus merupakan
permukaan yang cukup aman.
2. KOMUNIKASI
Sarana komunikasi merupakan peralatan yang diperlukan
selama pekerjaan pemboran berlangsung karena lokasi
pekerjaan yang umumnya jauh (terpencil). Untuk menunjang
faktor keselamatan kerja bila terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan pada pemboran ataupun keperluan-keperluan
lainnya maka hal-hal berikut ini harus diperhatikan, yaitu :
a. Sekurang-kurangnya harus 2 (dua) orang mengetahui cara
menggunakan sarana komunikasi (radio) yang ada yaitu radio
operator dan barge master. Dalam operasi lebih baik pula
toolpusher dan company man mengetahui cara menggunakan
radio tersebut.
b. Sarana radio agar setidak-tidaknya berhubungan dengan shore
base, supply boat/stand by boat dan helikopter.
c. Apabila radio dalam keadaan rusak komunikasi antara rig dan
supply boat/stand by boat dapat menggunakan isyarat-isyarat
yang telah disetujui/diketahui.
d. Antena radio agar tidak mengganggu kepada gerak crane
maupun penerbangan helikopter.
3. STATION BILL
Setiap instalasi pemboran lepas pantai harus memiliki Station
bill yaitu petunjuk cara-cara menyelamatkan diri di dalam
keadaan darurat. Station bill sebaiknya dibuat selain dalam
bahasa Inggris juga dalam bahasa Indonesia.
Hal-hal yang penting dan harus diperhatikan adalah :
a. Station bill agar ditempatkan pada seluruh ruang akomodasi
terutama kamar tidur, ruang rekreasi, ruang makan dan ruang
radio operator serta lantai bor.
b. Setiap pekerja harus sudah mengetahui sarana penyelamatnya
bila keadaan darurat terjadi.
c. Sebaiknya station bill menjelaskan pula hal-hal yang harus
dilakukan oleh pekerja dalam melakukan tindakan
penyelamatan termasuk denah penyelamat.
4. SCRAMBLE NET DAN KNOTTED ROPE
Pada instalasi pemboran lepas pantai jenis drill ship, kedua
peralatan ini sering dipakai, tetapi pada instalasi jack up kadang-
kadang diketemukan pula penggunaannya. Peralatan ini
dipergunakan untuk naik/turun ke/dari kapal/instalasi pemboran.
Scramble Net berupa jaringan yang terbuat dari tambang,
sedangkan Kotted Rope adalah tambang yang diberi ikatan-
ikatan sebagai tempat berpegang untuk naik dan turun.
5. PEKERJAAN DI ATAS AIR
Setiap pekerjaan di atas air laut baik untuk mengecat,
membersihkan, mereparasi ataupun pekerjaan lainnya harus
dilakukan dengan menggunakan pelampung atau bila perlu
menggunakan safety line. Pekerjaan ini harus mendapatkan izin
dari pengawas. Untuk itu stand by boat harus diusahakan berada
didekat pekerja serta adanya pengawas di atas deck yang terus
menerus mengawasinya bila terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.
6. GUDANG CAT DAN BAHAN YANG MUDAH
TERBAKAR.
a. Cat, thiner dan minyak yang mudah terbakar agar
ditempatkan pada tempat/gudang yang khusus.
b. Gudang ini agar selalu dalam keadaan tertutup.
c. Gudang ini agar dilengkapi dengan racun api secukupnya dari
jenis CO atau powder yang diletakkan diluar gudang.
d. Tanda peringatan/larangan membuat api agar dipasang
dengan cukup jelas.
e. Lokasi gudang agar diusahakan sejauh mungkin dari lubang
sumur bor dan cukup jauh dari pekerjaan-pekerjaan yang
menggunakan api.
f. Harus diusahakan gudang dalam keadaan bersih dari sampah-
sampah
7. EMERGENCY ALARM
Penggunaan alarm, tiupan horn atau bel sebagai
tanda bahay merupakan keharusan pada instalasi
pemboran lepas pantai. Tetapi sering pula peralatan ini
dipasanga pada instalasi pemboran daratan yang cukup
besar. Agar seluruh pekerja mengetahui tanda bahaya
yang dibunyikan mak penjelasan tentang hal ini harus
diberikan/dicantumkan pada station bill. Umumnya
setiap instalasi pemboran lepas pantai/drilling
kontraktor berbeda dalam penggunaan nada alarm yang
dipakai.
Berikut adalah suatu contoh penggunaan alarm
pada instalasi pemboran lepas pantai :
a. Kebakaran dan Kebocoran Gas
Bunyi alarm selama 2 detik berulang-ulang dengan internal 2 detik selama 1 menit.
2 detik 2 detik 2 detik
!-------!-------!…………!……….!-------!-------!……..!……..! dst
1 menit
<----------------------------------------------------------------------->
b. Orang Jatuh Ke Laut
Bunyi alarm selama 12 detik berulang-ulang dengan internal 12 detik selama 1
menit.
12 detik 12 detik 12 detik
!-------!-------!…………!……….!-------!-------!……..!……..! dst
1 menit
<----------------------------------------------------------------------->
c. Meninggalkan Instalasi Pemboran Lepas Pantai
Bunyi alarm secara kontinue selama 1 menit
1 menit
<------------------------------------------------------------>
d. Akhir Dari Suatu Latihan/Pembatalan Alarm
Bunyi alarm selama 5 menit dan pengumuman bahwa
segalanya sudah selesai.
5 menit
<-------------------------------------------------------------->
+ pengumuman
8. D I S P E R S A N T
Untuk menghindari terjadinya pencemaran air laut
yang diakibatkan adanya kegiatan pemboran di daerah
lepas pantai, maka salah satu persyaratan yang harus
dimiliki oleh instalasi pemboran lepas pantai adalah
tersedianya dispersant dalam jumlah yang memadai
yang dapat digunakan sebagai penanggulangan dini
bila terdapat adanya ceceran minyak di atas permukaan
laut.
Dispersant merupakan kewajiban perusahaan
minyak untuk menyediakannya, yang berfungsi untuk
mencerai beraikan lapisan minyak di atas permukaan
air laut menjadi butir-butir kecil yang dapat
dimanfaatkan oleh jasat renik laut (plankton).
Di dalam instalasi pemboran lepas pantai penggunaan dispersant
atau pompa foam dengan tekanan yang tidak terlalu besar yang
dapat dilakukan oleh supply boat yang ada, jumlah minyak yang
dibuang ke air laut tidak boleh melebihi 25 ppm, sehingga
diperlukan treatment khusus sebelum membuang air limbah
kedalam laut.
Usaha pencegahan pencemaran air laut lebih ketat
dilakukan apabila pemboran dilkukan di selat yang sempit atau
dipinggir pantai.
Adapun macam dispersant yang sering dipakai adalah Corexit,
Gold Crew, Osda, Magnus, Maritex, Gamlaotox, Neos, Surflo,
Shell dan lain sebagainya. Apabila pencemaran air laut yang
terjadi oleh minyak sedemikian parahnya sehingga tidak dapat
ditanggulangi dengan dispersant, misalnya pada kejadian
semburan liar (blow out), maka diperlukan oil boom untuk
memblokir minyak yang tumpah dan menyedotnya dengan oil
skimmer.
O. HELIDECK, HELIKOPTER DAN KESELAMATAN
PENERANGAN
Untuk mempermudah transportasi bagi logistik maupun
pekerja di pemboran, seringkali suatu intalasi dilengkapi
dengan helikopter yang membutuhkan helideck secra khusus.
Syarat keselamatan kerja yang diperlukan antara lain :
1. Helideck harus selalu dijaga kebersihannya dan tidak
dibenarkan meletakkan barang di atas helideck.
2. Helideck agar dilengkapi dengan net dan emergency crash kit
serta alat-alat pemadam api.
3. Untuk instalasi lepas pantai helideck agar dilengkapi dengan
lampu-lampu navigasi.
4. Dilarang berada di helideck pada saat helikopter hendak
mendarat/berangkat.
5. Pada saat helikopter akan berangkat/mendarat, orang yang
bertugas harus stand by dengan peralatan yang
dibutuhkan, menghitung jumlah penumpang, mengisi
bahan bakar dan mengawasi keselamatan (keamanan dan
bahaya kebakaran)
6. Hanya orang yang terdaftar diizinkan naik helikopter.
7. Dilarang mendekati helikopter sebelum ada tanda aman
dari pilot.
8. Dilarang mendekati helikopter dari bagian belakang, harus
melalui bagian depan.
9. Pasanglah sabuk pengaman selama duduk di helikopter.
10. Bila melintasi daerah air (laut), gunakan life vest
(pelampung) selama dalam penerbangan.
11. Perhatikanlah dan taatilah tanda larangan “No Smoking”.
12. Barang-barang bawaan agar tidak diletakkan pada ruang
penumpang, tetapi pada bagasi.
13. Tidak boleh meninggalkan tempat duduk sebelum ada
perintah aman dari pilot.
14. Naik dan turun hanya dibenarkan bila putaran motor
helikopter sudah rendah.
15. Hindari membawa barang yang panjang yang dapat
mengakibatkan kontak dengan motor.
16. Dalam keadaan darurat ikutilah perintah dari pilot.
17. Pekerja pembantu heliped agar mengenakan saran
keselamatan kerja.
P. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN.
Tindakan melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan
adalah merupakan tindakan darurat yang dilakukanditempat
pekerjaan guna menolong korban kecelakaa untuk mencegah
kematian atau bertambah parahnya korban kecelakaan sampai
diperoleh pertolongan dokter.
Mengingat pentingnya pertolongan ini maka kepada seluruh
anggota regu pemboran perlu mengetahui tindakan-tindakan
yang harus dan yang tidak boleh dilakukan pertama kali
sebelum dokter datang terhadap korban.
Tindakan yang tepat pada korban seringkali menolong keadaan
korban menjadi lebih baik atau tidak mengakibatkan parahnya
keadaan korban.
Dalam buku ini akan dijelaskan beberapa kasus yang mungkin
dihadapi oleh regu pemboran baik daratan maupun lepas pantai
dan cara melakukan pertolongan pertama.
1. UMUM
a. Pastikan bagian tubuh yang mengalami cidera/luka.
b. Hentikan pendarahan yang ada secepat mungkin.
c. Letakkan pasien pada posisi berbaring
d. Beri pertolongan dengan menggerak-gerakan badan
bila diperlukan.
e. Pasien yang tidak sadar tidak dibenarkan diberi
minum.
2. CARA MENGHENTIKAN PENDARAHAN
a. Titik-titik pada badan untuk mengontrol pendarahan
:
– Sisi kepala (pelipis).
– Dagu.
– Dibalik tulang selangka.
– Ketiak
– Sisi dalam lengan baigan atas
– Pergelangan tangan bagian dalam.
– Bagian muka tangn samping paha
– Lutut bagian belakang.
b.Pendarahan dari pembuluh darah
Darah mengalir terus menerus dengan warna
merah tua, letakkan kompres rapat-rapat untuk
membantu pembekuan darah.
c. Pendarahan dalam
Ciri-ciri muka pucat, pingsan, merasa haus, lemas dan denyut
nadi cepat, baringkan dengan posisi kepala lebih rendah (bila
pendarahan dikepala, letak kepal ditinggikan). Tempelkan
kompres es pada bagian yang diduga mengalami luka dalam.
d. Pendarahan dari nadi
Aliran darah merah keluar dengan cepat. Tekan ibu jari titik-
titik pada badan untuk mengontrol pendarahan. (lihat 1).
e. Pendarahan Yang Lain
Tutup luka dengan kain perban yang steril dengan rapat.
3. PERNAPASAN BUATAN.
a. Cara dada ditekan, lengan diangkat.
– Langkah-langkah pertolongan.
– Letakkan pasien terlentang.
– Penolong berlutut disebelah kepala dan memegang
pergelangan tangan korban.
– Taruh tangan korban keluar dan keatas (membuat gerakan
bernafas).
– Lipat tangan pasien diperut dan diberi tekanan.
– Istirahat.
– Lakukan c s/d e 15 kali dala satu menit.
b. Menekan sambil telungkup
Langkah-langkah pertolongan
– Letakkan korban telungkup dengan kedua tangan
menjulur kedepan.
– Tangan penolong diletakkan pada pinggang korban.
– Beri tekanan pada pinggang korban.
– Lakukan b s/d d 15 kali dalam satu menit.
c. Menekan bagian punggung, tangan di angkat
Langkah-langkah pertolongan
– Letakkan korban telungkup dengan kedua tangan tidak
terjulur.
– Penolong berada didepan kepala dengan posisi tangan
pada punggung korban.
- Beri tekanan pada punggung
- Gerakkan tangan korban keatas (membuat gerakan
bernafas).
- Istirahat.
- Lakukan prosedur itu 12 kali dalam satu menit.
b. Sistim mulut ke mulut
Cara ini tidak hanya dilakukan pada korban tenggelam
di air, tetapi juga pada korban aliran listrik, keracunan
gas dan sesak nafas. Untuk menghindari kontak
langsung dengan mulut korban dapat diletakkan sapu
tangan yang bersih pada mulut korban yang tidak
mengalami aliran udara.
Langkah-langkah pertolongan :
- Korban diletakkan berbaring.
- Angkat bagian leher dan kepala ditengadahkan kebelakang
supaya udara dapat mengalir dengan bebas.
- Tutup lubang hidung korban dan mulut penolong diletakkan
pada mulut korban dengan melakukan tiupan udara kedalam.
- Hentikan tiupan dan telinga penolong didekatkan pada mulut
korban untuk mendengar ada tidaknya aliran udara.
- Lakukan prosedur itu 12 s/d 20 kali dalam satu menit
4.CIDERA
Bagi korban yang tidak sadar setelah terjadinya
kecelakaan di daerah kepala usaha pertolongan
yang harus dilakukan adalah dengan anggapan
pasien mengalami keretakan tengkorak atau gegar
otak.
Tanda-tanda :
Pusing yang amat sangat atau tidak sadar,
bengkak atau luka pada kepala, kemungkinan ada
pendarahan dari mulut, telinga atau hidung.
Kemungkinan biji hitam mata tidak sama besar.
Langkah-langkah pertolongan :
- Baringkan korban, bila darah keluar letak kepala agak
ditinggikan.
- Bila muka pucat, kepala diletakkan lebih rendah atau
datar dengan perban.
- Bagian yang luka agar segera dibalut dengan perban.
- Jangan diberi obat yang merangsang.
- Badan korban diselimuti tetapi hindari jangan terlalu
panas.
- Memindahkan korban agar dalam keadaan terbaring.
5. BENDA ASING DALAM MATA
Benda asing yang tertinggal di dalam mata dapat
dikeluarkan antara lain dengan membuka kelopak
mata, kemudian dibasuh/disemprot dengan air
secukupnya. Bila benda asing tersangkut dibagian atas
mata, jangan mencoba untuk mengeluarkannya karena
ada kemungkinan benda tersebut tertekan pada biji
mata yang mengakibatkan keadaan lebih parah.
Usahakan tidak mengusap-usap mata bila ada benda
asing didalamnya. Bila hal-hal tersebut tidak dapat
membantu segera kompres mata dengan perban dan
bawa korban ke dokter.
6.MATA TERKENA BAHAN KIMIA
Cuci mata dengan air dingin secara bebas dan sesudah
itu berikan kapas steril dan dibalut, kemudian bawalah
korban segera ke dokter.
7. LUKA-LUKA
Luka-luka yang sedikit dapat ditutup dengan kapas
steril dan kemudian dibalut. Pada luka-luka yang
berdarah jika tidak terlalu parah tekanan kapas/perban
akan dapat menghentikan pendarahan. Untuk setiap
pendarahan luar yang tidak parah gunakan antiseptik
yang tersedia.
8. LUKA GIGITAN ULAR
Korban haus berbaring dan tinggal diam, kecuali kalau racun
jenis ular itu menyebabkan kesulitan bernafas, maka korban
harus diletakkan dalam posisi duduk. Harus dilakukan
penggoresan dibagian kulit pada sasaran gigi bisa. Suatu
lingkaran goresan tambahan yang mengelilingi anggota badan
yang digigit kadang-kadang diperlukan jika terjadi
pembengkaan yang meluas. Pengisapan perlu dilakukan segera
sebelum pertolongan dokter datang. Bagian atas dan anggota
badan yang luka sebaiknya diikat kuat-kuat dengan pita untuk
mencegah menjalarnya racun dengan cepat.
Letak pita lebih kurang 5 cm diatas luka yang mengarah ke
jantung. Usahakan korban secepatnya mendapat perawatan
dokter.
9. TERBAKAR ATAU TERSIRAM AIR PANAS
Apabila korban tidak parah, berikan salep untuk luka bakar yang
terbakar atau menggunakan cairan soda kue.
Pada luka terbakar ini selanjutnya ditutup dengan kapas yang
mengandung vaselin steril untuk mencegah infeksi melalui
udara. Bila korban agak parah, bagian yang terbakar langsung
ditutup dengan kapas steril yang diberi cairan soda kue yang
tidak panas.
10. TANAMAN BERACUN
Setelah tersentuh, cucilah bagian yang terkena dengan
menggunakan sabun dengan alkohol. Pakailah air dingin, dan
cara membasuhnya selalu mengarah keujung kaki dan tangan.
Jangan menggosok-gosok bagian yang tersentuh dengan tangan,
kemudian keringkan bagian tersebut. Bila alkohol tersedia
cukup, basahkan sebanyak-banyaknya bagian-bagian yang
terkena racun itu.
11. PINGSAN KARENA PANAS MATAHARI
Tanda-tanda :
Sakit kepala dan pusing-pusing, muka merah, kulit
panas dan kering tanpa berkeringat, suhu badan
meninggi, sukar bernafas dan kadang-kadang tidak
sadar.
Langkah-langkah pertolongan :
Pindahkan korban ke tempat yang sejuk dan rebahkan,
letakkan kepala lebih tinggi dari badan. Tanggalkan
pakaiannya yang mengakibatkan kepanasan dan alirkan
udara segar sebanyak-banyaknya dengan pengipasan.
Shock fisik dapat mengakibatkan kematian. Umumnya,
setiap kejutan melalui syaraf jika cukup kuat bisa
mengakibatkan shock.
Shock emosi timbul bila ada dorongn di otak. Shock
karena luka berat dapat berupa pukulan yang terjadi pada
bagian tubuh, misalnya kemaluan yang menggencet atau
memutuskan saluran syaraf di dalam tubuh
12. TINDAKAN APABILA BADAN/PAKAIAN
TERBAKAR
Berhenti bekerja, jatuhkan badan dan berguling-gulinglah.
Hilangkan segera bagian yang terbakar yang kontak langsung
dengan tubuh. Penyingkir api segera dapat mencegah
pengelembungan atau luka hangus dan mengurangi rasa sakit.
Jangan menggunakan mentega atau sembarang salep.
Segera panggil dokter untuk mencegah keadaan lebih parah.
13. KOTAK OBAT DASAR DAN TANDU
Disarankan ditempat pekerjaan tersedia kotak obat-obatan yang
cukup memadai serta perlengkapan pertolongan pertama pada
kecelakaan yang dapat digunakan dengan cepat bila diperlukan
antara lain disediakan pula tandu.
BAB V
PEDOMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
BAGI REGU PEMBORAN
A. ORGANISASI PEKERJAAN PEMBORAN
DALAM PANDANGAN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
Untuk melaksanakan suatu pekerjaan pemboran,
perusahaan minyak (Oil Company) biasanya
memberikan pekerjaan pemboran teresebut kepada
kontraktor pemboran (drilling Contractor) setelah
melalui suatu penilaian. Tetapi di Indonesia pekerjaan
tersebut dapat pula dilakukan oleh perusahaan minyak
itu bila mempunyai instalasi pemboran sendiri.
Apabila perusahaan menggunakan instalasi
pemboran milik kontraktor perusahaan akan
menugaskan seorang atau lebih pengawas (Company
Man), yang menjabat sebagai drilling supervisor
dengan tugas mengawasi pekerjaan kontraktor
pemboran dan tugas lain sesuai dengan kontrak yang
telah disetujui. Mengingat pekerjaan pemboran
mempunyai resiko kecelakaan yang tinggi. Setiap
orang sampai dengan tingkat manajer, harus
memahami masalah keselamatan dan kesehatan kerja
dalam ruang lingkup pekerjaan dan tanggung jawabnya
dengan baik. Kontraktor pemboran harus berusaha
memperkecil/menekan kemungkinan kecelakaan yang
terjadi, karena akan dapat mempengaruhi biaya premi
asuransi yang harus dibayar.
1. BEBERAPA TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR
PEMBORAN DALAM MASALAH
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
a Mempersiapkan perlengkapan dan peralatan pemboran yang
baik dan aman serta kondisi tempat kerja yang baik dengan
memenuhi syarat-syarat kesehatan.
b. Mengembangkan cara-cara kerja yang aman dengan
mempersiapkan prosedur untuk setiap pekerjaan.
c. Memelihara kondisi instalasi pemboran, mengadakan inspeksi
dan memelihara seluruh perlengkapan yang digunakan.
d. Mengadakan pendidikan dan latihan masalah keselamatan dan
kesehatan kerja seluruh pekerja pemboran.
e. Menjalankan pengawasan mulai manajer, superitendent, toolpusher
dan driller. Untuk memenuhi keperluan mereka dalam melaksanakan
seluruh program keselamatan dan kesehatan kerja.
f. Mengadakan investigasi dari setiap kecelakaan yang terjadi dan
melaporkan kepada pihak yang berwenang.
g. Memberikan dorongan kepada setiap pekerja untuk memperbaiki
prestasi keselamatan dan kesehatan kerja Perusahaan dan mencegah
kecelakaan yang mungkin dapat terjadi.
2. TANGGUNG JAWAB DRILLING SUPERINTENDENT
DALAM MASALAH KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA.
Drilling Superintendent adalah merupakan orang tertinggi dari
pemboran dilapangan yang memimpin dan mengawasi beberapa buah
instalasi pemboran. Selain itu ia bertugas mengawasi toolpusher,
seluruh pekerja pemboran dan pekerja-pekerja lain yang menunjang
pemboran seperti juru mesin, juru las dan petugas lapangan lainnya.
Selain tiu Drilling Superintendent bertugas mengadakan kontak
dengan perusahaan pemakai.
Ruang lingkup keselamatan dan kesehatan kerja yang diawasi
adalah :
a. Menekan kepada Toolpusher dan semua pekerja mengenai
program keselamatan dan kesehatan kerja dari perusahaan didalam
praktek lapangan.
b. Memberikan informasi kepada Toolpusher tentang perlindungan
dari komponen-komponen instalasi pemboran dan penerapan
praktek keselamatan dan kesehatan kerja.
c. Bekerja sama dengan ahli keselamatan dan kesehatan kerja di
dalam memperbaiki prosedur-prosedur, perencanaan dan
penggunaan peralatan.
d. Meminta Toolpusher agar mengadakan inspeksi bulanan pada
peralatan agar hal-hal yang membahayakan dapat
diperkecil/dihilangkan.
e. Memperhatikan standar keselamatan dan kesehatan kerja bila ada
pergantian peralatan dan prosedur.
f. Memonitor tanggung jawab driller untuk melatih driller dan pekerja
bor lainnya dalam latihan keselamatan kerja.
g. Mengadakan penyelidikan yang serius bersama Toolpusher mengenai
kecelakaan-kecelakaan yang terjadi.
3. TANGGUNG JAWAB AHLI PENGENDALI PEMBORAN
(TOOLPUSHER)
Toolpusher adalah pengawas dari satu atau lebih rig, tergantung
pada besar rig masalah yang dihadapi atau kepentingan dari lokasi
sumur yang dibuat.
Toolpusher merupakan pegawai drilling kontraktor yang bertugas
melakukan koordinasi kerja pada rig dalam kegiatan pemboran.
Adapun ruang lingkup pekerjaan toolopusher adalah sebagai berikut :
a. Mengembangkan drilling safety yang tepat dengan memperhatikan
pelaksanaan dari program safety dalam kegiatan pemboran.
b. Menyaksikan penegakan, pembongkaran maupun pemindahan rig
pada lokasi yang baru.
c. Merencanakan dan menjadwalkan pengurusan barang-barang yang
akan digunakan untuk kegiatan pemboran seperti komponen rig,
bahan bakar, lumpur bor, pahat dan lain sebagainya.
d. Memimpin dan mengkoordinasikan seluruh aktivitas kegiatan
pemboran dan selalu berhubungan dengn operator ataupun perusahaan
minyak dan menyewa rig sesuai dengan keperluannya.
e. Membantu driller di dalam memecahkan problem operasi dan
memanggil ahli yang berpengalaman bila terjadi problem drilling
yang serius. Misalnya gas kick, blow out atau masalah dalam lubang
bor hingga perlu adanya perubahan rencana pemboran dan lain-lain.
f. Menentukan metode pemboran yang optimum didasarkan pada
pengalaman ataupun hasil evaluasi dari sumur-sumur terdekat.
g. Memelihara dan menanggapi informasi yang ada pada perlengkapan
rig dan memperhatikan ulah drill stem test. Informasi ini dapat
digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan keharmonisan operasi
pemboran.
h. Melatih dan membantu driller dalam memberikan training pada crew
dalam cara kerja yang aman, sempurna serta menunjukkan cara
pemeliharaan alat-alat pemboran.
i. Bertanggung jawab secara langsung mengenai penempatan tenaga
kerja di instalasi pemboran.
j. Seorang Toolpusher biasanya mempelajari pekerjaannya melalui
latihan yang diperoleh ditempat pekerjaannya secara langsung melalui
tingkatan yang paling rendah. Pengalaman-pengalaman tertentu
sangat dibutuhkan seorang Toolpusher, sehingga dalam segala
keadaan dapat megatasi berbagai persoalan yang mungkin timbul
selam pemboran berlangsung.
4. TANGGUNG JAWAB JURU BOR (DRILLER)
Driller bertanggung jawab terhadap instalasi pemboran dan pekerja
pemboran dan terhadap operasi pemboran selama ia melaksanakan
tugasnya.
Adapun ruang lingkup pekerjaan driller antara lain sebagai berikut :
a. Mengembangkan program keselamatan kerja kepada seluruh pekerja
dan memperhatikan pelaksanaan program tersebut di dalam/di luar
kegiatan pemboran.
b. Mengoperasikan peralatan angkut dan peralatan pemboran. Untuk
mengontrol seluruh kegiatan, driller melakukannya dari drilling
console, yang dilengkapi dengan brakes, throttles, clutches dan
berbagai alat ukur. Driller harus mampu menaik/turunkan drillstring,
casing, menyambung pipa bor, mengontrol lumpur dan pompanya,
mengatur kecepatan rotary table, mengukur weigth on bit dan lain
sebagainya.
c. Memilih pahat pemboran yang tepat sesuai dengan formasi yang akan
ditembus.
d. Mengontrol pompa lumpur untuk mendapatkan sirkulasi yang
sempurna sehingga fluida pemboran akan tetap dingin dan melumasi
pahat bor serta membersihkan serpih pemboran dari lubang bor.
e. Memilih kecepatan sirkulasi yang relatif konstan. Bila kecepatan ini
berubah, hal ini dapat merupakan petunjuk adanya masalah di dalam
lubang bor, misalnya gas kick, hilangnya sirkulasi dan lain
sebagainya.
f. Mengontrol karakteristik lumpur pemboran dan
mempersiapkan zat kimia yang dibutuhkan untuk
melakukan treatment pada lumpur pemboran. Dalam
pekerjaan ini driller dibantu oleh derrickman. Bila terjadi
blow out atau loss circulation, driller harus menentukan
pengaturan lumpur bor dibantu oleh mud engineer.
g. Menjalankan dan membantu dalam memasukkan
peralatan-peralatan khusus di dalam lubang bor antara lain
pada operasi logging, testing, corring, fisshing dan lain
sebagainya.
h. Melatih seluruh pekerja agar selalu bekerja secara aman
dan memperhatikan secara sungguh-sungguh terhadap alat-
alat yang ada.
5. TANGGUNG JAWAB OPERATOR MENARA BOR
(DERRICKMAN)
Derrickman adalah orang yang bekerja di monkey board dan
mengerjakan segala sesuatu dibagian atas menara bor. Selain
menangani pipa-pipa pemboran sesuai dengan tempat kerjanya,
derrickman juga bertanggung jawab terhadap karakteristik fluida
pemboran, kecepatan sirkulasi lumpur dan mengurus peralatan pompa
lumpur.
Adapun ruang lingkup pekerjaannya adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan seluruh pekerjaan dengan selalu memperhatikan
syarat-syarat keselamatan kerja ditempat bekerja yang tinggi
antara lain dengan menggunakan safety belt.
b. Dalam pekerjaan trip pipa-pipa pemboran tugas derrickman
adalah menyususn pipa pada tempatnya.
c. Dalam pamasangan casing, derrickman bekerja diluar
stabbing
board. Tugasnya dalam hal ini adalah membariskan setiap
joint dan pipa-pipa bila telah dipasang pada pasangannya
dimeja putar.
d. Menangani segala persoalan diatas menara seperti
pelumasan peralatan pengangkutan, mengikat drilling line
dan memperbaiki kerusakan kecil yang ada di menara bor.
e. Dengan bantuan driller, seorang derrickman harus
memperbaiki lumpur bor da memlihar pompa lumpur.
f. Bila tidak ada tenaga mekanik, seorang derrickman juga
bertanggung jawab untuk membantu driller dalam
pemeliharaan alat-alat instalasi pemboran.
g. Membantu pekerjaan-pekerjaan driller yang lain sesuai kebutuhan.
Biasanya jabatan derrickman diperoleh dari posisi ratary helper
atau pekerjaan lainnya, seperti mekanik, motorman, electrician,
dan lain-lain, melalui pengalamannya seorang derrickman dapat
dipromosikan menjadi driller.
6. TANGGUNG JAWAB OPERATOR LANTAI BOR
(ROTARY HELPER)
Rotary helper merupakan jabatan yang paling rendah dalam
suatu regu bor. Jabatan ini kadang-kadang disebut floorman
atau rougneck. Dalam pekerjaannya, seorang rotary helper
bertugas membantu driller atau derrickman dan pekerjaan
umu lainnya di lantai bor. Kadang-kadang rotary helper
bertugas pula dalam perbaikan-perbaikan kecil peralatan.
Adapun ruang lingkup pekerjaan rotary helper adalah
sebagai berikut :
a. Melaksanakan segala pekerjaan dengan cara-cara yang
aman , lengkap dengan sarana keselamatan kerja yang
dibutuhkan.
b. Dalam pekerjaan menaikkan dan menurunkan drill string, 2 atau 3
orang rotary helper harus siap menanganinya. Tugas itu antara lain
memegang ujung drill string ketika menyambung pipa atau
melepaskannya. Dalam pekerjaan ini 1 orang rotary helper harus
memegang kunci pipa yang diperlukan, yang lain ikut memutar kunci
pipa dan mengarahkannya ke lubang bor.
c. Dalam pemasangan casing, rotary helper mempunyai tugas yang
sama dalam penanganan drill string, disamping itu perlu membantu
regu pemasang casing bila diperlukan.
d. Membantu derrickman dalam mencampur lumpur bor (clay, zat
kimia, material untuk menaikkan spesific grafity atau lost circulation
materials).
e. Membantu perawatan dan perbaikan bila diperlukan pada mesin-
mesin atau perlengkapan instalasi lainnya.
f. Melumasi mesin-mesin, membersihkan lantai bor, mengecat,
menempatkan alat-alat bor, menyusun pipa bor dirak dan lain
sebagainya.
B. BEBERAPA TUGAS POKOK REGU BOR MENURUT
KETETAPAN PEMERINTAH
1. TOOLPUSHER (AHLI PENGENDALI PEMBORAN)
Yaitu petugas perusahaan atau wakilnya yang memegang
tanggung jawab dilokasi pemboran, atas perencanaan, koordinasi
pelaksanaan kerja pemboran, teknik pemboran serta kelancaran kerja
mesin/peralatan pemboran dan petugas perusahaan perminyakkan dan
gas bumi atau sumber daya panas bumi/wakilnya yang memegang
tanggung jawab atas pengawasan pelaksanaan program dan koordinasi
di lokasi pemboran.
2. DRILLER (JURU BOR
Yaitu pekerja atau pekerja pengganti yang mempunyai tugas utama
mengoperasikan dan mengendalikan perangkat peralatan pemboran
serta bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan selama kerja
(shift) yang bersangkutan.
3. DERRICKMAN (OPERATOR MENARA BOR)
Yaitu pekerja atau pekerja pengganti yang mempunyai tugas utama
melakukan pekerjaan-pekerjaan di lantai sisir sandar (mankey board)
dan atau di lantai puncak menara (crown desk).
4. ROTARY HELPER (OPERATOR LANTAI BOR)
Yaitu pekerja yang mempunyai tugas utama mengoperasikan
peralatan-peralatan di lantai bor dalam rangka membantu tugas juru
bor.
C. TANGGUNG JAWAB REGU BOR DI BIDANG
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
1. TANGGUNG JAWAB DRILLER (JURU BOR)
a. Melakukan inspeksi keselamatan kerja di seluruh bagian peralatan
instalasi pemboran dan memperhatikan bagian-bagian penting yang
perlu dilumasi.
b. Menjelaskan kepada seluruh pekerja mengenai pekerjaannya dan
memperhatikan cara kerja mereka.
c. Driller tidak diperkenankan melepas kelly bila pompa dalam keadaan
berjalan.
d. Setiap pekerja harus mengetahui cara memberhentikan drawwork
dalam keadaan darurat.
e. Driller harus memegang brake bila derrickman sedang
melumasi crown block.
f. Memperhatikan seluruh pekerjaan dan pekerja yang
menggunakan tangan agar mengikuti aturan kerja yang
aman.
g. Memeriksa kondisi tali pada catline dan perlatan yang
dipakai oleh semua pekerja.
h. Sebelum memulai bekerja dengan drawwork perhatikan
bahwa tidak ada pekerja di dekatnya.
i. Singkirkan semua peralatan yang tidak perlu pada control
panel dan brake
j. Jangan biarkan pekerja berdiri di bawah hoist bila peralatan
itu sedang bekerja.
k. Jangan mengangkat rangkaian pipa bor ke lubang bor pada saat
kerjaan swabbing dengan cepat.
l. Selidiki secara cermat setiap kecelakaan yang terjadi.
m. Perhatikan persediaan barang-barang keperluan pemboran untuk
kelancaran kerja.
2. TANGGUNG JAWAB DERRICKMAN (OPERATOR
MENARA BOR)
a. Setiap pekerja menggunakan sarana keselamatan kerja
perorangan yang lengkap.
b. Gunakan selalu safety belt bila sedang bekerja diatas
menara bor.
c. Pada waktu menaiki tangga menara bor perhatikan harus
selalu keatas.
d. Periksa bagian-bagian dari menara bor ataupun crown
block dan drilling line (tali bor) yang mengalami kerusakan
dan lakukan perbaikan dengan segera.
e. Bagian yang perlu dilumasi agar secara teratur diperiksa
minyak pelumas atau vet-nya.
f. Periksa kondisi peralatan yang digunakan dan jangan sekali-kali
membawa peralatan di dalam kantong baju bila bekerja di menara bor
atau menaiki tangga.
g. Perhatikan selalu isyarat-isyarat yang di berikan oleh driller dalam
melaksanakan pekerjaan.
h. Periksa keadaan tali lari (escape line) dan kursinya apakah selalu siap
dipakai. Bila perlu lakukan percobaan dengan beban untuk memeriksa
keadaan tali.
i. Jaga kebersihan monkey board agar tidak licin, yang dapat
membahayakan diri sendiri.
j. Perhatikan selalu cara kerja yang baik dan aman.
3. TANGGUNG JAWAB ROTARY HELPER (OPERATOR
LANTAI BOR)
a. Harus selalu menggunakan sarung tangan dalam menggunakan kunci-
kunci pipa.
b. Gunakan palu yang khusus untuk membuka dan menutup kunci pipa
yang terbuat dari tembaga.
c. Pelihara lantai bor agar tidak licin
d. Periksa keadaan tali yang digunakan untuk mengangkat atau
menurunkan peralatan bor agar selalu dalam keadaan baik.
e. Periksa kunci-kunci pipa terhadap keausan dan perlu tidaknya untuk
dilumasi.
f. Jangan berdiri diatas meja putar.
g. Perhatikan selalu gerakan dari kunci-kunci pipa, berdirilah pada
jarak yang aman dari putaran kunci.
h. Hati-hati terhadap kemungkinan tangan terjepit pipa bor dan kunci
pipa.
+
D. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KEGIATAN
PEMBORAN
1. MASA PERSIAPAN INSTALASI PEMBORAN (RIG UP)
a. Setiap pekerja harus bekerja sesuai dengan tanggung jawab yang telah
ditentukan.
b. Jangan bekerja tergesa-gesa dang jangan membawa barang terlalu
berat.
c. Perhatikan setiap pekerjaan kawan dan pekerjaan diri sendiri yang
dapat membahayakan.
d. Amankan meja putar dari kemungkinan timbulnya bahaya.
e. Jangan berdiri/berjalan dibawah beban yang bergerak pada crane.
f. Beban pada catline jangan sampai berlebihan.
g. Semua peralatan yang diangkat agar diikat dengan kuat.
h. Bila meletakkan stanpipe gunakan pengikat yang aman.
i. Periksa kondisi tali penggantung kunci pipa (tonghanger).
j. Periksa kondisi seluruh anak tangga dan hand rail dan periksa pula
semua alat pelindung mesin (guard).
k. Ikat kelly dengan kuat sehingga aman terhadap kemungkinan terlepas
pada saat membuat rat hole dan mouse hole.
l. Periksa seluruh cluthes sebelum mesin dioperasikan dan yakinkan
bahwa peralatan tersebut dapat bekerja sempurna.
m. Pada saat awal drilling agar mengoperasikan rig secara berhati-hati.
n. Seluruh anggota regu bor harus memperhatikan hal-hal yang dapat
membahayakan pada seluruh peralatan yang ada.
2. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PADA SAAT PEMBORAN BERLANGSUNG
A. DILANTAI BOR
- Lantai bor agar bersih dan tidak licin, peralatan yang tidak
perlu agar disimpan ditempatnya.
- Penggunaan catline agar memperhatikan batas maksimal
beban yang diizinkan.
- Hati-hati dalam mengangkat pipa di V door, berdirilah pada
jarak yang aman.
- Semua tali dan sambungan-sambungannya agar diperiksa
dengan teliti.
- BOP dan perlengkapannya agar selalu siap pakai.
- Hentikan setiap kebocoran saluran-saluran lumpur bor
- Periksa seluruh baut-baut yang mungkin dapat
menimbulkan bahaya
- Jangan berdiri di atas rotary table pada saat berputar.
- Periksa seluruh bagian yang berputar dari rotary table
terhadap kemungkinan adanya bahaya.
B. DI MENARA BOR
- Derrickman harus selalu menggunakan sabuk pengaman
(safety belt) yang terikat di monkey board.
- Driller dan derrickman harus saling memperhatikan pada
saat pekerjaan trip agar dapat berlangsung dengan aman.
- Peralatan yang tidak dipakai agar selalu diamankan untuk
menghindarkan jatuhnya peralatan tersebut.
- Bagian-bagian peralatan yang lepas atau hilang segera diperbaiki atau
diganti
- Jangan sekali-kali membawa peralatan di kantong baju.
- Tali-tali yang tidak digunakan agar disingkirkan.
- Perhatikan ikatan-ikatan sebelum mengangkat pipa.
- Dalam memanjat ke atas monkey board, perhatikan anak tangga
berikutnya.
- Tidak diperkenankan orang lain untuk berdiri di monkey board bila
pekerjaan telah berjalan.
- Peralatan yang diangkat atau diturunkan aar terikat dengan keras.
- Kabel-kabel rig agar diperiksa secara berkala.
- Elevator harus selalu dalam keadaan baik.
3. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA
PEKERJAAN UJI KANDUNG LAPISAN (DRILL STEM
TEST=DST)
Uji kandung lapisan (Drill Stem Test) atau disebut juga dengan
test produksi adalah merupakan usaha yang dilakukan untuk
mengetahui potensi dari suatu lapisan untuk mengetahui potensi dari
suatu lapisan untuk memproduksikan minyak.
Usaha ini dikerjakan setelah lapisan yang dimaksud diperforasi.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada kegiatan ini adalah :
a. Amankan lokasi terhadap kemungkinan timbulnya api.
b. Periksa kondisi alat pencegah semburan liar (BOP) dan Choke line.
c. Lubang bor harus selalu dipenuhi oleh lumpur pada saat pekerjaan
berlangsung.
D Yakinkan bahwa turun dan naiknya permukaan lumpur hanya
disebabkan oleh ada/tidaknya rangkaian pipa bor.
e. Matika semua lampu yang tidak kedap gas.
f. Matikan semua heater dan alat-alat sejenis dan juga generator.
g. Periksa keadaan semua alat pemadam api yang tersedia.
h. Jangan melakukan uji kandung lapisan pada saat hujan dengan petir.
i. Derrickman agar tidak berdiri di monkey board pada saat pekerjaan
ini dilakukan
j. Perhatikan agar lebih besar pada saat peralatan DST dibuka terutama
bila gas dan minyak telah keluar.
k. Perhatikan kondisi lumpur bor untuk mencegah blow out yang
mungkin terjadi.
l Periksa keadaan kawat-kawat listrik pada motor rig yang belum
terisolasi dengan baik.
m Periksa blower, water conection sebelum pekerjaan dilakukan.
4. PENGOPERASIAN POMPA LUMPUR BOR DAN
TEMPAT PENCAMPURAN LUMPUR
a. Pada Perbaikan pompa lumpur agar posisi drawwork clucth dalam posisi
bebas.
b. Lepaskan tekanan yang ada disaluran lumpur sebelum memulai reparasi
pompa.
c. Perhatikan prosedur reparasi yang ada.
d. Gunakanlah tangan untuk memutar popma dan jangan menggunakan listrik
pda saat diperbaiki.
e. Gunakan peralatan yang tepat dan baik pada saat membongkar pompa.
f. Perhatikan keadaan sekitar pompa bila mulai menghidupkannya.
g. Di dekat pompa lumpur agar tersedia alat pemadam api ringan.
h. Pekerja-pekerja lumpur bor agar selalu menggunakan alat-alat pelindung
pernapasan (masker) yang baik bila sedang bekerja. Lengkapi pula tempat
pencampuran lumpur tanda peringatan untuk menggunakan alat pelindung
pernapasan.
i. Kebersihan disekitar mud hopper agar selalu dipelihara terutama dari
tumpahan barite dan chemical agent serta sampah pembungkusnya.
5. PENGECATAN DAN PEMERIKSAAN MENARA
BOR
a. Gunakan sabuk pengaman bila bekerja pada ketinggian
(menara bor)
b. Periksa perlatan atas menara secara teratur dan perbaiki
bila ada yang tida benar atau rusak.
c. Gunakan tangga yang baik untuk naik dan jangan bekerja
diatas menara bila tertiup angin kencang.
d. Mengecat di ruang tertutup agar menggunakan masker dan
perhatikan ventilasi tempat bekerja untuk menghindari
bahaya uap tinner.
e. Gunakan kaca mata bila pengecatan dilakukan dengan
penyemprotan.
6. MELETAKKAN/MENYUSUN DRILL PIPE (PIPA BOR)
a. Perhatikan selalu kondisi kekuatan rak pipa pemboran untuk menahan
beban
b. Perhatikan kondisi tali pengangkat apakah ada bagian yang rusak yang
dapat mengakibatkan jatuhnya pipa.
c. Hati-hati dalam membuka dan menutup kait elevator untuk mencegah
terjepitnya tangan.
d. Perhatikan gerakan pipa ketika akan diangkat atau diturunkan.
Hindari terhadap ayunan yang mungkin terjadi.
e. Kait elevator agar terikat dengan kuat pada saat akan mengangkat
pipa.
f. Susunlah pipa dengan baik dan bila perlu pasang pengaman di tempat-
tempat tertentu.
7. MEMOTONG TALI PEMBORAN DAN MENGECAT
a. Gunakan tali yang cukup kuat untuk mengayunkan block
periksa ikatannya agar selalu kuat.
b. Bersihkan selalu minyak-minyak yang ada di dead line.
c. Jangan meluncurkan drilling line melalui weight indikator.
d. Sebelum memotong periksa keadaan tali apakah masih terpilih
dengan baik.
e. Perhatikan kondisi tali yang telah pecah pada saat menarik dari
drum.
f. Gunakan kaca mata pelindung ketika memotong tali bila
menggunakan las.
g. Pada saat pemasangan pelindung drum kembali periksa apakah
seluruh baut telah terpasang dengan kuat.
h. Gunakan cutter yang baik dan aman untuk memotong drilling line.
i. Jangan mengecat dekat api.
j. Gunakan safety belt bila mengecat di tempat ketinggian dan gunakan
tangga yang telah terikat kuat.
k. Bila menggunakan kuas untuk mengecat mesin hati-hati terhadap
bagian yang berputar.
l. Gunakan selalu masker dan perhatikan ventilasi udara bila mengecat
pada ruang tertutup.
m.Spray gun hanya boleh digunakan dengan udara bertekanan
(comprresion air).
8. MOTOR-MOTOR
a. Dilarang mengerjakan perbaikan/reparasi pada saat motor-motor
dalam keadaan hidup.
b. Dilarang merokok ketika melaksanakan pengisian bahan bakar motor
atau pada saat mengisi bahan bakar. Perhatikan pula lampu-lampu
didekatnya yang tidak kedap gas.
c. Perhatikan kondisi baut-baut pada fan, clutch dan pulley guard.
d. Jangan mencuci generator dan peralatan listrik dengan air.
e. Jangan membuka penutup radiator pada saat temperatur masih tinggi
dengan tangan telanjang.
f. Pelihara kebersihan sekitar mesin-mesin. Hindari adanya ceceran
minyak di lantai. Tempatkan semua peralatan pada tempatnya.
g. Hanya petugas yang telah mendapat izin dari toolpusher
yang diizinkan untuk menangani motor-motor.
h. Perhatikan alat-alat pelindung dari bagian yang berputar.
i. Sediakan alat pemadan api ringan di dekat mesin-mesin
dari CO atau dry powder.
j. Periksa secara teratur level minyak pelumas juga
temperatur dan tekanannya.
k. Setiap pekerjaan listrik agar switch terpasang pada posisi
“OFF” dan terkunci dengan baik.
l. Perhatikan kabel-kabel yang telah terbuka dan berikan
isolasi dengan baik
9. CEMENTING
a. Semua katup pada transfer line harus dalam keadaan
tertutup bila storage silo dinaikkan tekanannya.
b. Lubang di dasar silo harus tertutup kuat bila tekanannya
dinaikkan.
c. Sebaiknya 1 (satu) jam sebelum cement job, storage silo
dialirkan udara untuk mempermudah pengaliran cement
pada transfer line.
d. Bersihkan transfer line menuju surge tank sebelum
melakukan transfer cement.
e. Lubang angin pada surge tank harus bersih sebelum mulai
transfer cement saluran pembuangan harus dalam keadaan
tertutup.
f. Seluruh pekerja harus memenuhi syarat keahlian pada posisi masing-
masing. Setiap pekerja harus dapat menerima dan menyampaikan
isyarat kepada operator silo sebelum muali transfer cement.
g. Pekerja pada katup pembuangan harus menggunakan peralatan
keselamatan kerja seperti goggles dan masker.
h. Setelah selesai cementing seluruh transfer line harus tetap bersih dan
tidak ada tekanan pada saluran-saluran tersebut.
10. RUNNING CASING
a. Gunakan selalu tag line dalam pekerjaan pengangkatan
casing.
b. Bila casing pada V-door semua personel yang tidak
berkepentingan tidak boleh berada didekatnya.
c. Periksa semua peralatan seperti air tuggers, slings,
tongs, elevator, stabbing board, riding belt dan lain-lainnya
sebelum memulai pekerjaan.
d. Hanya satu orang yang dikenal oleh crane operator dapat
memberikan isyarat-isyarat.
e. Sebaiknya dilaksanakan safety meeting sebelum pekerjaan
dimulai untuk memastikan cara kerja yang aman
dilanjutkan dengan pengisian check list
f. Assisten driller harus memeriksa kondisi peralatan dan
memastikannya dalam keadaan baik dan siap pakai.
g. Tugger line harus dalam keadaan sempurna terikat sebelum
pengangkatan joint.
h. Seluruh lantai bor harus dalam keadaan bersih dari peralatan-peralatan
yang tidak beguna.
i. Pandangan driller maupun cat head operator tidak boleh tertutup oleh
pekerja ataupun peralatan yang ada. Cat head harus orang yang
berpengalaman.
j. Seluruh pekerja harus menggunakan saran keselamatan kerja yang
dibutuhkan dan perhatikan tangan terhadap semua gerakan perlatan.
k. Perhatikan pada catwalk ketika casing diangkat melalui V-door.
l. Hati-hati terhadap kemungkinan terjadinya ayunan casing pada saat
diangkat dan perhatikan setiap adanya pembebanan.
m. Bila membuka casing protector agar menggunakan kaca mata
pengaman, dan seluruh peralatan yang digunakan agar dibersihkan
kembali.
n. Dalam pemindahan casing agar diperhatikan keadaan ulir pada
waktu mengangkat dari catwalk ke lantai bor maupun pada waktu
pemasangan.
o. Casing hanger agar diperiksa sebelum digunakan.
11.ACIDIZING (PENGASAMAN)
Penggunaan asam sering kali dipakai terutama HCl untuk
memperbesar permeabilitas lapisan minyak berupa reef atau limestone
(batu kapur). Mengingat bahaya HCl pekat yang dapat timbul pada
pekerjaan ini, maka hal-hal yang harus diperhatikan antara lain :
a. Pekerja agar hati-hati dalam penempatan dan penggunaannya agar
tidak menyentuh langsung dengan asam yang berbahaya.
b. Bila pencampuran asam dilakukan di ruang tertutup agar disediakan
blower atau exhaust fan.
c. Sediakan air untuk membersihkan lantai maupun pencuci mata dekat
lokasi pencampuran.
d. Gunakan baju kerja yang menutupi badan dengan baik, sepatu, kaca
mata dan sarung tangan selama bekerja.
12. PENCAMPURAN BAHAN KIMIA, COUSTIC SODA
a. Gunakan pakaian pelindung, kaca mata, apron dan sarung tangan
karet.
b. Gunakan masker selama bekerja.
c. Jangan sekali-kali menyapu muka dengan tangan yang kemungkinan
tercemar bahan kimia.
d. Tempatkan bahan kimia secara khusus jangan dicampur dengan/di
dekat makanan.
e. Tangani kantong zat kimia dengan berhati-hati, hindari kebocoran bila
akan diangkat.
f. Di tempat pencampuran agar disediakan tempat untuk membasuh
mata.
g. Setiap pekerja agar memahami bahaya yang dapat ditimbulkan oleh
swetiap zat kimia yang digunakan.
h. Lokasi pencampuran agar selalu dalam keadaan kering.
i. Bila terjadi kontaminasi dengan zat kimia, ambil tindakan segera
untuk memperkecil akibat yang timbul. Bila mata yang terkena cuci
segera dengan air.
j. Dalam mencampur masukkan air pada caustic soda bukan sebaliknya
caustic soda ke dalam air.
k. Kantong bekas caustic soda agar segera dimusnahkan.
13. FRACTURING FORMASI
Pekerjaan ini dilakukan dengan tujuan untuk mempertinggi
permeabilitas dari suatu lapisan dengan menggunakan cara penembakan
formasi untuk memperbesar produksi. Hal-hal yang harus diperhatikan
antara lain :
a. Larangan merokok dan membuat api agar ditaati di atas dan di bawah
menara bor.
b. Hanya orang yang mempunyai kepentingan dengan pekerjaan yang
diizinkan berada di lokasi.
c. Hati-hati dalam menempatkan peralatan kerja yang dekat dengan bahan
bakar. Kendaraan yang lain agar diparkir pada jarak yang cukup aman.
d. Semua sambungan pipa dan pipanya agar diuji lebih dahulu sebelum
dipakai dengan tekanan yang lebih besar dari tekanan kerja.
e. Alat pencatat tekanan agar ditempatkan sejauh mungkin dari kepala
sumur.
f. Setiap jalur pembuang agar dilengkapi dengan check valve.
g. Setiap pompa harus dilengkapi dengan katup pengaman. Saluran
pembuangan agar mengarah ke tempat yang aman.
14. PERFORASI
Pekerjaan perforasi dilakukan setelah cementing dilakukan
dan sumur siap dilakukan uji kandung lapisan.. hal-hal
yang harus diperhatikan pada pekerjaan ini antara lain :
a. Seluruh pekerja agar betulbetul mentaati larangan
merokok dan membuat api selam pekerjaan ini
berlangsung.
b. Pekerjaan ini dilakukan pada siang hari dan dalam keadaan
tidak hujan.
c. Semua peralatan mesin agar ditanahkan.
d. Pekerja menara agar membantu persiapan pekerja perforasi
untuk membongkar/mempersiapkan peralatan.
e. Selam pekerjaan berlangsung pekerja yang tidak menangani pekerjaan
agar tidak berada di lantai bor.
f. Dilarang memperbaiki instalasi listrik pada saat perforasi sedang
berjalan, atau menghidupkan generator listrik.
g. Semua alat-alat radio agar dimatikan selama pekerjaan perforasi.
h. Bahan peledak agar diamankan sebelum dan setelah pekerjaan selesai.
15. USAHA MENCEGAH KECELAKAAN PADA KEGIATAN
PEMBORAN
Berdasarkan hasil monitoring yang telah dilakukan terhadap
berbagai kecelakaan yang terjadi pada kegiatan pemboran
diperoleh kesimpulan bahwa suatu kecelakaan dapat terjadi karena
2 ( dua) hal, yaitu tindakan yang tidak tepat (unsafe action) dan
lingkungan kerja yang tidak baik (unsafe condition).
Untuk mengatasi/mengurangi terjadinya kecelakaan tersebut
didalam seluruh aspek kegiatan pemboran maka kepada semua
anggota regu bor dan pimpinan harus memperhatikan beberapa hal
sebagai berikut :
1. Seluruh pekerja bor agar selalu menggunakan sarana keselamatan
kerja perseorangan ketika melakukan pekerjaannya yang sesuai
dengan kondisi pekerjaan dan mengikuti peraturan yang ada.
2. Seluruh pekerja bor harus mengerjakan pekerjaannya sesuai dengan
prosedur yang ada dengan memperhatikan syarat-syarat keselamatan
kerja
3. Tidak dibenarkan pekerja mengerjakan pekerjaan yang bukan menjadi
tanggung jawabnya.
4. Setiap memulai pekerjaan agar selalu memriksa kondisi dan alat-alat
yang digunakan dan hanya memakai alat-alat yang tepat untuk
pekerjaannya.
5. Setiap mulai bekerja sebaiknya pimpinan kerja bor mengadakan
pengarahan keselamatan kerja (safety talk) yang berkaitan langsung
dengan pekerjaan yang akan dilakukan.
6. Setiap pekerja bor agar selalu memperhatikan kondisi tidak aman yang
ada didalam pekerjaannya dan melaporkan kepada atasanya.
7. Setiap pekerja bor harus mengetahui pekerjaannya dengan bai
sehingga dapat mengurangi terjadinya kecelakaan.
8. Setiap pekerja bor harus mematuhi segala larangan dan mengikuti
anjuran yang ada pada tempat pekerjaannya.
9. Anggota regu bor yang dalam keadaan sakit tidak dibenarkan bekerja.
10.Seluruh anggot regu bor harus mengetahui cara menanggulangi
adanya kebakaran dan cara menggunakan alat-alat keselamatan
kerjanya apabila terjadi keadaan darurat.
11.Secara teratur anggota regu bor harus mengikuti program training dan
latihan yang menyangkut keselamatan dan kesehatan kerja baik yang
diadakan perusahaan maupun pemerintah.
Pengantar K3.ppt

More Related Content

What's hot

Safety Awareness Traning.pptx
Safety Awareness Traning.pptxSafety Awareness Traning.pptx
Safety Awareness Traning.pptx
BUDIGINANJAR
 
KESELAMATAN RADIASI
KESELAMATAN RADIASIKESELAMATAN RADIASI
KESELAMATAN RADIASImila amalia
 
Rancangan Kebutuhan Dan Penempatan APAR Gedung Kantor SETDA Kab. Kepl. Talaud
Rancangan Kebutuhan Dan Penempatan APAR Gedung Kantor SETDA Kab. Kepl. TalaudRancangan Kebutuhan Dan Penempatan APAR Gedung Kantor SETDA Kab. Kepl. Talaud
Rancangan Kebutuhan Dan Penempatan APAR Gedung Kantor SETDA Kab. Kepl. Talaud
YOHANIS SAHABAT
 
Fire drill - Latihan pemadam kebakaran
Fire drill - Latihan pemadam kebakaranFire drill - Latihan pemadam kebakaran
Fire drill - Latihan pemadam kebakaran
Riyanto Simbardjojo
 
Alat Pelindung Diri - K3
Alat Pelindung Diri - K3Alat Pelindung Diri - K3
Alat Pelindung Diri - K3
Al Marson
 
Presentation Apar
Presentation AparPresentation Apar
Presentation Apar
Robi Ananda
 
Materi pelatihan apar 1
Materi pelatihan apar 1Materi pelatihan apar 1
Materi pelatihan apar 1Eko Kiswanto
 
PERTOLONGAN PERTAMA GIGITAN ULAR.pptx
PERTOLONGAN PERTAMA GIGITAN ULAR.pptxPERTOLONGAN PERTAMA GIGITAN ULAR.pptx
PERTOLONGAN PERTAMA GIGITAN ULAR.pptx
Lelitasari Danukusumo
 
Pertolongan pertama pada kecelakaan di tempat kerja
Pertolongan pertama pada kecelakaan di tempat kerjaPertolongan pertama pada kecelakaan di tempat kerja
Pertolongan pertama pada kecelakaan di tempat kerja
Rian Anas
 
Cara pemakaian scba
Cara pemakaian scbaCara pemakaian scba
Cara pemakaian scba
Winarso Arso
 
Dasar-Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).pptx
Dasar-Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).pptxDasar-Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).pptx
Dasar-Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).pptx
salman669792
 
Materi pelatihan apar 2
Materi pelatihan apar 2Materi pelatihan apar 2
Materi pelatihan apar 2
Eko Kiswanto
 
Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3).pptx
Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3).pptxPengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3).pptx
Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3).pptx
yayanlonga1
 
4. gas detektor
4. gas detektor4. gas detektor
4. gas detektor
Winarso Arso
 
8. alat pemadaman kebakaran
8. alat pemadaman kebakaran8. alat pemadaman kebakaran
8. alat pemadaman kebakaran
Winarso Arso
 
Hot work permit
Hot work permitHot work permit
Hot work permit
HenyPamungkasPutri
 
6. alat pelindung pernafasan
6. alat pelindung pernafasan6. alat pelindung pernafasan
6. alat pelindung pernafasan
Winarso Arso
 
Standart penilaian audit 5 r
Standart penilaian audit 5 rStandart penilaian audit 5 r
Standart penilaian audit 5 r
Budi Handoyo
 
Alat pelindung diri
Alat pelindung diriAlat pelindung diri
Alat pelindung diri
Tety Indriyati
 
Safety induction
Safety inductionSafety induction
Safety induction
rindhamareta
 

What's hot (20)

Safety Awareness Traning.pptx
Safety Awareness Traning.pptxSafety Awareness Traning.pptx
Safety Awareness Traning.pptx
 
KESELAMATAN RADIASI
KESELAMATAN RADIASIKESELAMATAN RADIASI
KESELAMATAN RADIASI
 
Rancangan Kebutuhan Dan Penempatan APAR Gedung Kantor SETDA Kab. Kepl. Talaud
Rancangan Kebutuhan Dan Penempatan APAR Gedung Kantor SETDA Kab. Kepl. TalaudRancangan Kebutuhan Dan Penempatan APAR Gedung Kantor SETDA Kab. Kepl. Talaud
Rancangan Kebutuhan Dan Penempatan APAR Gedung Kantor SETDA Kab. Kepl. Talaud
 
Fire drill - Latihan pemadam kebakaran
Fire drill - Latihan pemadam kebakaranFire drill - Latihan pemadam kebakaran
Fire drill - Latihan pemadam kebakaran
 
Alat Pelindung Diri - K3
Alat Pelindung Diri - K3Alat Pelindung Diri - K3
Alat Pelindung Diri - K3
 
Presentation Apar
Presentation AparPresentation Apar
Presentation Apar
 
Materi pelatihan apar 1
Materi pelatihan apar 1Materi pelatihan apar 1
Materi pelatihan apar 1
 
PERTOLONGAN PERTAMA GIGITAN ULAR.pptx
PERTOLONGAN PERTAMA GIGITAN ULAR.pptxPERTOLONGAN PERTAMA GIGITAN ULAR.pptx
PERTOLONGAN PERTAMA GIGITAN ULAR.pptx
 
Pertolongan pertama pada kecelakaan di tempat kerja
Pertolongan pertama pada kecelakaan di tempat kerjaPertolongan pertama pada kecelakaan di tempat kerja
Pertolongan pertama pada kecelakaan di tempat kerja
 
Cara pemakaian scba
Cara pemakaian scbaCara pemakaian scba
Cara pemakaian scba
 
Dasar-Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).pptx
Dasar-Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).pptxDasar-Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).pptx
Dasar-Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).pptx
 
Materi pelatihan apar 2
Materi pelatihan apar 2Materi pelatihan apar 2
Materi pelatihan apar 2
 
Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3).pptx
Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3).pptxPengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3).pptx
Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3).pptx
 
4. gas detektor
4. gas detektor4. gas detektor
4. gas detektor
 
8. alat pemadaman kebakaran
8. alat pemadaman kebakaran8. alat pemadaman kebakaran
8. alat pemadaman kebakaran
 
Hot work permit
Hot work permitHot work permit
Hot work permit
 
6. alat pelindung pernafasan
6. alat pelindung pernafasan6. alat pelindung pernafasan
6. alat pelindung pernafasan
 
Standart penilaian audit 5 r
Standart penilaian audit 5 rStandart penilaian audit 5 r
Standart penilaian audit 5 r
 
Alat pelindung diri
Alat pelindung diriAlat pelindung diri
Alat pelindung diri
 
Safety induction
Safety inductionSafety induction
Safety induction
 

Similar to Pengantar K3.ppt

5. alat pelindung diri
5. alat pelindung diri5. alat pelindung diri
5. alat pelindung diri
Winarso Arso
 
Alat pelindungan diri
Alat pelindungan diriAlat pelindungan diri
Alat pelindungan diri
SitiFauriah
 
K3 (keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja
K3 (keamanan, kesehatan dan keselamatan kerjaK3 (keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja
K3 (keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja
putrisagut
 
SUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).ppt
SUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).pptSUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).ppt
SUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).ppt
wartonowartono11
 
5. alat pelindung diri
5. alat pelindung diri5. alat pelindung diri
5. alat pelindung diri
Winarso Arso
 
Alat pelindung diri
Alat pelindung diriAlat pelindung diri
Alat pelindung diri
Tasya Juliandita
 
Modul keselamatan-dan-kesehatan-kerja
Modul keselamatan-dan-kesehatan-kerjaModul keselamatan-dan-kesehatan-kerja
Modul keselamatan-dan-kesehatan-kerja
Syaifi Al-Mahfudzi
 
INDUKSI OFN NEW.pptx
INDUKSI OFN NEW.pptxINDUKSI OFN NEW.pptx
INDUKSI OFN NEW.pptx
LerPe1
 
Keselamatan kerja
Keselamatan kerja Keselamatan kerja
Keselamatan kerja
ANN Novianti
 
Alat Pelindung Diri Petugas Klorin
Alat Pelindung Diri Petugas KlorinAlat Pelindung Diri Petugas Klorin
Alat Pelindung Diri Petugas Klorin
amalia shufiana
 
Modul 1-alat-pelindung-diri2
Modul 1-alat-pelindung-diri2Modul 1-alat-pelindung-diri2
Modul 1-alat-pelindung-diri2
Nur Fitriani
 
materi pemeliharaan apd untuk mata kuliah k3ll
materi pemeliharaan apd untuk mata kuliah k3llmateri pemeliharaan apd untuk mata kuliah k3ll
materi pemeliharaan apd untuk mata kuliah k3ll
EightNation
 
ALAT PELINDUNG DIRI yang dimana dapat melaksanakan kegiatan bekerja dengan ba...
ALAT PELINDUNG DIRI yang dimana dapat melaksanakan kegiatan bekerja dengan ba...ALAT PELINDUNG DIRI yang dimana dapat melaksanakan kegiatan bekerja dengan ba...
ALAT PELINDUNG DIRI yang dimana dapat melaksanakan kegiatan bekerja dengan ba...
ImamFauzi772570
 
Makalah mesin
Makalah mesinMakalah mesin
Makalah mesin
Wakhid Lawu
 
Power Point Dasar - Dasar Konstruksi Bangunan Keselamatan dan Kesehatan Kerja...
Power Point Dasar - Dasar Konstruksi Bangunan Keselamatan dan Kesehatan Kerja...Power Point Dasar - Dasar Konstruksi Bangunan Keselamatan dan Kesehatan Kerja...
Power Point Dasar - Dasar Konstruksi Bangunan Keselamatan dan Kesehatan Kerja...
JuntanTampubolon
 
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan Keselamatan KerjaKesehatan dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Ahmad Faozi
 
Prosedur keselamatan dan kesehatan kerja
Prosedur keselamatan dan kesehatan kerjaProsedur keselamatan dan kesehatan kerja
Prosedur keselamatan dan kesehatan kerja
duhitzrof
 
Ppt kesehatan dan keselamatan kerja di pertambangan
Ppt kesehatan  dan keselamatan kerja di pertambanganPpt kesehatan  dan keselamatan kerja di pertambangan
Ppt kesehatan dan keselamatan kerja di pertambangan
Dhieta Vida
 
MENGURUS KESELAMATAN DI TEMPAT KERJA : Mengurus Keselamatan Diri
MENGURUS KESELAMATAN DI TEMPAT KERJA : Mengurus Keselamatan DiriMENGURUS KESELAMATAN DI TEMPAT KERJA : Mengurus Keselamatan Diri
MENGURUS KESELAMATAN DI TEMPAT KERJA : Mengurus Keselamatan Diri
Mee Ruu
 

Similar to Pengantar K3.ppt (20)

5. alat pelindung diri
5. alat pelindung diri5. alat pelindung diri
5. alat pelindung diri
 
Alat pelindungan diri
Alat pelindungan diriAlat pelindungan diri
Alat pelindungan diri
 
K3 (keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja
K3 (keamanan, kesehatan dan keselamatan kerjaK3 (keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja
K3 (keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja
 
SUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).ppt
SUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).pptSUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).ppt
SUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).ppt
 
5. alat pelindung diri
5. alat pelindung diri5. alat pelindung diri
5. alat pelindung diri
 
Alat pelindung diri
Alat pelindung diriAlat pelindung diri
Alat pelindung diri
 
Modul keselamatan-dan-kesehatan-kerja
Modul keselamatan-dan-kesehatan-kerjaModul keselamatan-dan-kesehatan-kerja
Modul keselamatan-dan-kesehatan-kerja
 
INDUKSI OFN NEW.pptx
INDUKSI OFN NEW.pptxINDUKSI OFN NEW.pptx
INDUKSI OFN NEW.pptx
 
Keselamatan kerja
Keselamatan kerja Keselamatan kerja
Keselamatan kerja
 
Alat Pelindung Diri Petugas Klorin
Alat Pelindung Diri Petugas KlorinAlat Pelindung Diri Petugas Klorin
Alat Pelindung Diri Petugas Klorin
 
Modul 1-alat-pelindung-diri2
Modul 1-alat-pelindung-diri2Modul 1-alat-pelindung-diri2
Modul 1-alat-pelindung-diri2
 
materi pemeliharaan apd untuk mata kuliah k3ll
materi pemeliharaan apd untuk mata kuliah k3llmateri pemeliharaan apd untuk mata kuliah k3ll
materi pemeliharaan apd untuk mata kuliah k3ll
 
ALAT PELINDUNG DIRI yang dimana dapat melaksanakan kegiatan bekerja dengan ba...
ALAT PELINDUNG DIRI yang dimana dapat melaksanakan kegiatan bekerja dengan ba...ALAT PELINDUNG DIRI yang dimana dapat melaksanakan kegiatan bekerja dengan ba...
ALAT PELINDUNG DIRI yang dimana dapat melaksanakan kegiatan bekerja dengan ba...
 
Makalah mesin
Makalah mesinMakalah mesin
Makalah mesin
 
Power Point Dasar - Dasar Konstruksi Bangunan Keselamatan dan Kesehatan Kerja...
Power Point Dasar - Dasar Konstruksi Bangunan Keselamatan dan Kesehatan Kerja...Power Point Dasar - Dasar Konstruksi Bangunan Keselamatan dan Kesehatan Kerja...
Power Point Dasar - Dasar Konstruksi Bangunan Keselamatan dan Kesehatan Kerja...
 
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan Keselamatan KerjaKesehatan dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
 
Prosedur keselamatan dan kesehatan kerja
Prosedur keselamatan dan kesehatan kerjaProsedur keselamatan dan kesehatan kerja
Prosedur keselamatan dan kesehatan kerja
 
Sopianda k4
Sopianda k4Sopianda k4
Sopianda k4
 
Ppt kesehatan dan keselamatan kerja di pertambangan
Ppt kesehatan  dan keselamatan kerja di pertambanganPpt kesehatan  dan keselamatan kerja di pertambangan
Ppt kesehatan dan keselamatan kerja di pertambangan
 
MENGURUS KESELAMATAN DI TEMPAT KERJA : Mengurus Keselamatan Diri
MENGURUS KESELAMATAN DI TEMPAT KERJA : Mengurus Keselamatan DiriMENGURUS KESELAMATAN DI TEMPAT KERJA : Mengurus Keselamatan Diri
MENGURUS KESELAMATAN DI TEMPAT KERJA : Mengurus Keselamatan Diri
 

Recently uploaded

ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
narayafiryal8
 
PROYEK PEMBANGUNAN TRANSMISI 150 KV PLN
PROYEK PEMBANGUNAN TRANSMISI 150 KV  PLNPROYEK PEMBANGUNAN TRANSMISI 150 KV  PLN
PROYEK PEMBANGUNAN TRANSMISI 150 KV PLN
tejakusuma17
 
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
benediktusmaksy
 
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdfPROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
afifsalim12
 
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptxPaparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
RifkiAbrar2
 
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu indukSistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
ssuser0b6eb8
 
Perencanaan Anggaran Biaya dan penjadwalan
Perencanaan Anggaran Biaya dan penjadwalanPerencanaan Anggaran Biaya dan penjadwalan
Perencanaan Anggaran Biaya dan penjadwalan
MarvinPatrick1
 
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptxBAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
ssuser5e48eb
 
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
ymikhael4
 

Recently uploaded (9)

ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
 
PROYEK PEMBANGUNAN TRANSMISI 150 KV PLN
PROYEK PEMBANGUNAN TRANSMISI 150 KV  PLNPROYEK PEMBANGUNAN TRANSMISI 150 KV  PLN
PROYEK PEMBANGUNAN TRANSMISI 150 KV PLN
 
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
 
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdfPROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
 
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptxPaparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
 
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu indukSistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
 
Perencanaan Anggaran Biaya dan penjadwalan
Perencanaan Anggaran Biaya dan penjadwalanPerencanaan Anggaran Biaya dan penjadwalan
Perencanaan Anggaran Biaya dan penjadwalan
 
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptxBAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
 
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
 

Pengantar K3.ppt

  • 1. KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN KERJA ( K 3 ) Pengertian K3 Upaya atau pemikiran yang ditujukan : 1. Agar setiap pekerja dan orang lain ditempat kerja dalam keadaan sehat dan aman. 2. Untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani dan rohani tenaga kerja khususnya dan manusia pada umumnya. Urgensi 1. Pekerja merupakan aset yang berharga bagi perusahaan. 2. Peningkatan produksi
  • 2. Tujuan dan sasaran 1. Melindungi tenaga kerja dan setiap orang lain di tempat kerja agar selamat dan sehat. 2. Sumber-sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara efisien. 3. Proses produksi dapat berjalan dengan lancar tanpa hambatan. Kecelakaan kerja Kecelakaan : Peristiwa atau kejadian yang tidak diduga sebelumnya dan tidak dikehendaki karena menimbulkan kerugian. Kecelakaan Kerja : Kecelakaan yang terjadi ditempat kerja atau dalam hubungan dengan pekerjaan.
  • 3. Sebab-sebab kecelakaan : - Tindakan yang tidak aman (unsafe Action / Sub standart action). - Kondisi tidak aman (unsafe condition / Sub standart condition). - God Will (Nasib) 1. Tindakan yang tidak aman (Unsafe Action ) a. Mengoperasikan mesin / peralatan bukan wewenangnya. b. Tidak sesuai dengan kegunaannya c. Lalai / ceroboh d. Bergurau. e. Acuh / masa bodoh. f. Mabuk. g. Kegagalan dalam menggunakan APD (alat pelindung diri) h. Tidak mentaati prosedur / peraturan.
  • 4. 2. Unsafe Condition a. Mesin / perkakas tanpa pelindung b. Peralatan rusak / tidak standard c. Tempat kerja licin / kotor, bising d. Tata letak peralatan jelek e. Suhu udara terlalu panas / terlalu dingin f. Sumber penerangan tidak sesuai g. Lingkungan kerja / ventilasi tidak baik h. Dan sebagainya
  • 5. Akibat kecelakaan Kerugian : - Tenaga kerja - peralatan / material - waktu - kepercayaan masyarakat Pencegahan Kecelakaan : a. Peraturan per Undangan b. Standarisasi c. Penelitian teknis, medis, psikologis, statistik d. Pendidikan dan pelatihan e. Ceramah / pertemuan keselamatan kerja f. Penggairahan / motivasi g. Asuransi
  • 6. Jenis-jenis bahaya : - Mekanik : terjepit, terpotong dsb - Fisik : terbentur, terjatuh, suhu ekstrim dsb - Kimia : paparan B3, kekurangan oksigen - Listrik - Kebakaran - Biologis : penyakit menular dsb Cara menghadapi bahaya a. Hilangkan sedini mungkin b. Pasang alat pengaman pada mesin c. Pasang alat pelindung pada personil
  • 7. OSHA Requirement for PPE a. Aplikasi : APD harus tersedia, digunakan dan dirawat kebersihan dan kondisinya dimanapun ada potensi bahaya. b. Pemilik : Pegawai bertanggung jawab untuk meyakinkan bahwa kondisi APD layak digunakan dan senantiasa dirawat c. Design : semua APD harus didisain dan kontruksinya aman untuk melaksanakan pekerjaan. OSHA Requirement for eye protection a. Kuat, tahan lama, beratnya ringan b. Tahan benturan, tahan panas c. Mudah dibersihkan
  • 8. Sumber bahaya yang dapat mengenai mata muka - Percikan bahan kimia yang korosif atau toxic, cairan panas, - butiran-butiran logam - Benda-benda beterbangan seperti kayu, metal, batu - Fumes (uap), gas dsb - Radiasi
  • 9. KATA PENGANTAR Peningkatan kegiatan operasi Pemboran, work over dan well service dari operasi pencarian Migas dan Sumber Daya Panas Bumi akan mencapai keberhasilan yang tinggi sejalan dengan rendahnya angka kecelakaan kerja yang terjadi. Rendahnya angka kecelakaan tersebut disebabkan karena tingkat pengetahuan, ketrampilan kerja dan kepedulian akan norma-norma keselamatan/kesehatan kerja dari penyelenggara kerja sudah tinggi dan terpenuhi. Diktat ini dirangkum sebagai panduan dan pemenuhan akan kebutuhan tersebut. Kritik dan saran membangun tetap diharapkan untuk kesempurnaan diktat ini
  • 10. BAB IV FAKTOR PENUNJANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KEGIATAN PEMBORAN A. PERALATAN KESELAMATAN KERJA PERORANGAN 1. TOPI KESELAMATAN KERJA ( SAFETY HAT ) Dalam melakukan pekerjaan, seluruh regu pemboran harus menggunakan topi keselamatan kerja yang memenuhi persyaratan. Penggunaan safety hat ini dianjurkan bagi pekerja-pekerja yang besar kemungkinan mendapat kecelakaan pada bagian kepala akibat dari benda yang jatuh atau benturan pada peralatan instalasi pemboran.
  • 11. Pengujian Safety Helmet 1. Uji Kekuatan : Helmet dipasang pada kepala buatan kemudian besi dijatuhkan yang dapat memberi benturan 4kg – 8 kg, lekukan yang terjadi tidak boleh melebihi jarak antara helmet dengan anyaman penyangga 2. Uji Kekakuan Tepi helmet ditekan dengan gaya 90 N selama 8 – 10 detik, lekukan tidak boleh melebihi 5 mm
  • 12. 2. SEPATU KESELAMATAN KERJA (SAFETY SHOES) Sepatu keselamatan harus digunakan selama yang bersangkutan berada pada tempat pekerjaan. Pekerjaan di lantai bor agar menggunakan sepatu safety yang kuat dan memenuhi syarat keselamatan kerja, bentuknya tinggi tanpa menggunakan tali dengan besi pada ujung kaki serta bagian bawah terbuat dari karet yang anti slip dan tahan minyak. Sepatu yang telah rusak agar cepat diganti.
  • 13. 3. ALAT PELINDUNG MATA (EYE PROTECTOR) Alat pelindung ini harus dipakai pada pekerjaan-pekerjaan antara lain mengelas, mengerik cat, menggerinda atau pekerjaan lain yang dapat mengakibatkan bahaya pada mata baik oleh cahaya maupun masuknya partikel- partikel kecil
  • 14. Alat pelindung mata Berfungsi untuk melindungi mata dari : a. Sinar infra merah atau ultra violet pada pekerjaan pengelasan b. Butiran benda keras pada pekerjaan logam c. Butiran debu atau butiran padat lainnya
  • 15. 4. SARUNG TANGAN (HAND GLOVES) Semua pekerja dilantai bor maupun di menara bor wajib menggunakan sarung tangan yang terbuat dari katun agar waktu memegang alat- alat lebih kuat (tidak licin), mencegah luka bila memegang permukaan yang kasar atau panas dan dapat pula sarung tangan yang terbuat dari kulit, karet atau plastik.
  • 16. Sarung tangan (Gloves) digunakan untuk melindungi jari tangan sampai batas dibawah siku terhadap bahaya : a. Bahaya panas terbuat dari kulit b. Bahaya radiasi mengion terbuat dari Pb c. Bahaya bahan kimia terbuat dari PVC d. Bahaya benda tajam terbuat dari kulit e. Bahaya listrik terbuat dari karet f. Untuk pekerjaan ringan terbuat dari katun
  • 17. 5. PAKAIAN KERJA (COVER ALL) Pekerja bor harus menggunakan pakaian kerja dengan ukuran yang pas dengan ukuran badanya (tidak longgar dan tidak ketat), warna pakaian sebaiknya yang menyolok (misal : merah, hijau, biru muda) dengan bahan terbuat dari katun. Guna pakaian kerja antara lain untuk menghindari panas matahari, sengatan serangga, tanaman beracun, goresan benda- benda kasar dan kontak dengan bahan kimia lumpur secara langsung. Pakaian yang robek dan kotor hendaknya diganti dengan yang baik karena dapat membahayakan. Bila menangani alat yang berputar hendaknya tidak memakai baju lengan panjang.
  • 18. 6. PELINDUNG TELINGA (EAR PROTECTOR)  Pelindung telinga dipakai pada daerah yang mempunyai tingkat kebisingan di atas 85 db, misalnya disekitar mesin-mesin pada instalasi pemboran lepas pantai, generator, kompressor dan lain-lain. Alat ini digunakan untuk meredam suara yang tidak dikehendaki (bising) Alat ini ada dua jenis : a. Ear Plug b. Ear Muff
  • 19. 7. PELINDUNG PERNAPASAN (MASKER) DAN ALAT BANTU PERNAPASAN (BREATHING APPARATUS) Alat ini harus dipakai bila bekerja pada daerah yang berdebu, contoh pada tempat penampung lumpur, cementing atau zat kimia. Pada daerah panas bumi selain masker diperlukan pula alat bantu pernapasan (Breathing apparatus) yang harus sesuai dengan banyaknya pekerja dilantai bor yang tetap bekerja bila gas H2S timbul.
  • 20. 8. SABUK PENGAMAN (SAFETY BELT) Sabuk pengaman digunakan oleh pekerja yang berada pada tempat yang tinggi dimana ada resiko jatuh. Dalam melaksanakan pekerjaan di Monkey Board, derrickman harus selalu menggunakan sabuk pengaman.
  • 21. 9. TALI LARI (ESCAPE LINE) DAN KURSI LARI (ESCAPE CHAIR)  Tali lari adalah tali yang dipasang dari monkey board kebawah untuk membantu derrickman untuk menyelamatkan diri bila terjadi keadaan yang membahayakan di dalam pelaksanaan pemboran.
  • 22. Tali ini dilengkapi dengan kursi yang digantung pada tali dan digunakan didalam melakukan tindakan penyelamatan. Agar tali dapat berfungsi dengan baik maka panjang tali sekurang-kurangnya dua kali tinggi monkey board dari tanah. Ujung dari tali di bawah diikat dengan tiang berbentuk gawang setinggi 2 meter. Sebelum pemboran dilaksanakan kondisi tali lari dan kursi lari agar diperiksa lebih dahulu dan bila perlu dilakukan percobaaan dengan beban.
  • 23. 10. SABUK PENGAMAN NAIK TANGGA (CLIMBING BELT) DAN SAFETY LINE PADA COUNTER WEIGHT Digunakan sebagai alat bantu untuk direckman naik/turun tangga menara atau dapat pula digunakan bila keadaan darurat terjadi terutama pada instalasi pemboran lepas pantai. 11. PELINDUNG DADA Peralatan pelindung dada pada pekerjaan las maupun pencampuran bahan kimia. Alat ini diikatkan pada leher dan punggung dan biasanya terbuat dari karet atau kulit. 12. PAKAIAN TAHAN API (FIRE SUIT) DAN SELIMUT TAHAN API (FIRE BLANKET) Pakaian tahan api terbuat dari asbes yang digunakan dalam pekerjaan pemadaman api, sedangkan selimut tahan api digunakan untuk memadamkan api yang membakar pada tubuh pekerja.
  • 24. B. PEMELIHARAAN TEMPAT KERJA Sebagian besar kecelakaan yang terjadi dikegiatan pemboran umumnya bisa dihindari minimum dikurangi dengan pemeliharaan tempat kerja yang baik, oleh sebab itu segala bentuk pemeliharaan sangat dianjurkan dalam upaya meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. ADAPUN HAL-HAL YANG PERLU MENDAPAT PEMELIHARAAN ANTARA LAIN : 1. Semua barang yang ditempatkan agar ditempatkan pada rak untuk menghindari kemungkinan jatuh dan disusun dengan rapi.
  • 25. 2. TEMPAT LALU LALANG a. Tempat lalu lalang agar dipelihara sehingga tidak becek, tidak licin dan bebas dari hambatan-hambatan. b. Seluruh tempat lalu lalang yang membahayakan agar dilengkapi dengan pegangan (hand rail)
  • 26. 3. CECERAN MINYAK a. Tumpahan minyak yang berada pada lantai bor, dek, ruang akomodasi atau tempat lain agar dibersihkan secepatnya terutama pada mesin-mesin generator. b. Minyak atau bahan bakar cair dan gas yang mudah terbakar agar disimpan cukup jauh dari nyala api. c. Cat dan minyak agar ditaruh di dalam ruang khusus yang berventilasi
  • 27. d. Minyak dilarang dibuang kedalam air demikian pula minyak yang berasal dari uji produksi. 4. MENGGUNAKAN DAN MENYIMPAN ALAT a. Alat-alat tidak diperkenankan untuk ditinggalkan ditempat pekerjaan, tetapi harus disimpan dalam gudang atau tempatnya. b. Alat-alat yang telah rusak agar diperbaiki atau diganti dengan yang baru. c. Kewajiban pekerja adalah : - Memeriksa sebelum dan sesudah alat digunakan dan melakukan tindakan pemeliharaan bila perlu. - Letakkan alat-alat ditempat yang benar. - Laporkan peralatan yang rusak.
  • 28. C. KERJA TANGAN 1. Teknik Mengangkat a. Kedua kaki harus dibuka dengan letak barang berada ditengah-tengah kaki. b. Pegang benda itu dengan telapak tangan bukan dengan jari. c. Siku dan lengan dimasukkan agar lebih kuat. d. Pusatkan berat badan pada kedua kaki, gunakan kekuatan kaki untuk mengangkat, bukan dengan bagian belakang badan. 2. Rencanakan Arah Sebelum mengangkat barang lebih dahulu tentukan arah kemana barang tersebut akan dibawa. Rencanakan jalan yang bebas dari hambatan. 3. Jika barang terlalu sulit untuk diangkat sendiri mintalah bantuan atau gunakan mesin pengangkat.
  • 29. D. MESIN PENGANGKAT 1. CRANE a. Hanya operator crane yang mempunyai izin boleh mengoperasikan crane. b. Daerah dalam jangkauan crane pada saat bekerja harus bebas dari orang yang berada di bawahnya. c. Gunakan tali kait untuk menghentikan benda yang terayun pada saat diangkat bila hendak diturunkan. d. Hanya seorang yang dikenali operator dapat memberikan isyarat menurut cara-cara yang bisa digunakan untuk menaikan atau menurunkan barang. Sebelum pengangkatan, taksir dahulu beban yang akan diangkat agar tidak melebhi kapasitas angkat yang diijinkan.
  • 30. f. Benda yang diangkat harus terikat kuat pada kawat pengangkat sehingga tidak ada kemungkinan jatuh. g. Hindari pada waktu mengangkat tali pengangkat terpintal. h. Hindari sentakan-sentakan pada waktu menurunkan/menaikan barang/orang. i. Jangan tinggalkan muatan tergantung bila mesin crane tidak terjaga. j. Pada instalasi lepas pantai orang yang naik untuk dipindahkan dengan crane melalui “personnel basket” harus selalu menghadap ke dalam dan tangan berpegang pada tali basket dan memakai pelampung. k. Pimpinan pemborang agar selalu memberikan informasi cara kerja yang selamat dalam pengoperasian crane.
  • 31. 2. Forklift a. Hanya orang yang mempunyai izin boleh mengoperasikan forklift. b. Operator hqarus berhati-hati dengan permukaan tanah yang tidak rata. c. Bila forklift dalam keadaan tidak digunakan garpu boleh diturunkan ke tanah. d. Perhatikan/taksir berat benda lebih dahulu sebelum diangkat. E. MESIN-MESIN Tujuan penjagaan dan pemeliharaan mesin-mesin adalah untuk menghindari adanya kecelakaan pada kerja yang disebabkan oleh bagian tertentu yang berputar, yang dapat mengakibatkan pakaian tertangkap dan berbelit atau peralatan yang tertangkap.
  • 32. Alat-alat yang membutuhkan pelindung antara lain : - Alat-alat yang berputar seperti flywheel, pulley, sahfting dan clutch. - Alat-alat pemotong seperti gergaji, latch dan roda pengisap. - Tempat-tempat pergeseran seperti gear, V-belt dan lain-lain. F. RUANG TERTUTUP/TANGKI 1. Setiap pekerjaan didalam ruang tertutup/tangki harus mendapat izin dari pengawas pekerjaan.
  • 33. 2. Ruang tertutup/tangki harus diuji dahulu kandungan oksigen bila pekerja akan masuk untuk bekerja. 3. Pengukuran kadar oksigen harus dilakukan secara berkala pada saat orang yang bekerja berada di dalam. 4. Ruang tertutup/tangki agar dilengkapi dengan tand/papan peringatan. 5. Dilarang menganginkan oksigen pada ruang tertutup dimana orang sedang bekerja dengan api. 6. Bila perlu maka dapat digunakan alat bantu pernapasan (Breathing Apparatus) untuk bekerja. 7. Bila ada pekerjaan las harus selalu dilakukan penganginan dengan udara. 8. Untuk ruang tertutup yang cukup dalam dan besar maka petugas yang bekerja didalamnya selain memerlukan safety belt dan safety line juga harus ditemani dengan pekerja di luar lubang yang mengawasi selama pekerjaan berlangsung.
  • 34. 9. Untuk ruang tertutup yang besar kalau perlu dapat digunakan lampu yang kedap terhadap gas. 10.Hanya peralatan-peralatan yang telah diperiksa dapat digunakan dalam bekerja pada ruang tertutup/tangki. 11.Untuk ruang tertutup yang besar sekurang-kurangnya harus dua orang yang bekerja didalamnya. G. MENCEGAH BAHAYA KEBAKARAN 1. DI LANTAI BOR a. Lantai bor agar dijaga dari adanya bahan yang mudah terbakar seperti ceceran minyak dan sampah-sampah kering. b. V-door agar dilapisi dengan kayu atau dilengkapi dengan water sprayer untuk mencegah timbulnya bunga api. c. Lampu-lampu yang digunakan agar dipilih yang kedap gas.
  • 35. d. Instalasi listrik yang ada agar dijaga sehingga tidak mengakibatkan adanya hubungan arus pendek (korstluiting). e. Seluruh pekerja dilantai bor tidak diizinkan untuk membawa korek api. f. Di lantai bor agar diletakkan pemadam api ringan dan selimut tahan api (fire blanket) g. Papan peringatan dilarang merokok agar dipasang dilantai bor. 2. DIRUANG AKOMODASI. a. Pada ruang akomodasi baik dikamar tidur maupun didapu, ruang kantor, ruang rekreasi, mess dan ruang radio agar disediakan pemadam api ringan secukupnya yang harus diperiksa secara berkala. Pada instalasi pemboran lepas pantai, ruang akomodasi agar dipasang smoke detector dan water sprinkler.
  • 36. b. Instalasi listrik agar diperiksa secara berkala terhadap kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi. c. Kebersihan diseluruh ruang agar selalu dipelihara. d. Untuk instalasi pemboran lepas pantai agar memperhatikan hal-hal sebagai berikut : - Pada ruang akomodasi agar juga dilengkapi dengan pelampung (live vest) yang sesuai dengan jumlah penghuninya. - Disetiap jalan antar ruang agar dipasang petunjuk keadaan darurat (station bill). e. Setiap pekerja agar diberikan latihan cara mengahadapi bahaya kebakaran.
  • 37. 3. GUDANG CAT DAN BAHAN KIMIA Untuk menghindari adanya bahaya kebakaran pada gudang cat dan bahan kimia, bahan-bahan tersebut penempatannya harus di gudang khusus yang berventilasi dilengkapi dengan pemadam api ringan, jenis dry powder. 4.MESIN-MESIN Didekat mesin-mesin apabila tidak tersedia fire hydrant agar diletakkan pemadam api ringan secukupnya dan sebaiknya ditanahkan (di pasang grounding).
  • 38. 5. TEMPAT-TEMPAT LAIN Tempat-tempat lain dalam instalasi pemboran lepas pantai yang dapat menimbulkan bahaya kebakaran seperti warehouse dan ruang kontrol agar dilengkapi dengan pemadam api ringan.
  • 39. H. ALAT-ALAT LISTRIK a. Seluruh alat-alat listrik dengan kabelnya agar diperiksa secara berkala terhadap kemungkinan terjadinya hubungan pendek. b. Setiap pekerjaan perbaikan listrik agar memperhatikan syarat-syarat keselamatan, misalnya dengan mematikan arus listrik lebih dahulu, menggunakan peralatan khusus bersifat isolator dan sebagainya. c. Hanya orang yang telah mendapat izin yang boleh melakukan pekerjaan listrik. d. Sebelum bekerja agar dipersiapkan prosedur pekerjaan dilengkapi dengan uraian peralatan-peralatan yang digunakan dan telah di tes lebih dahulu tahanannya.
  • 40. e. Gunakan sepatu yang bersifat isolator di dalam bekerja dengan listrik tegangan tinggi dan jangan bekerja ditempat yang basah atau pada saat hujan turun. f. Bila mengerjakan pekerjaan perbaikan ditempat yang tingi agar menggunakan sabuk pengaman (safety belt) dan pelindung dada (apron).
  • 41. I. PETI PENYIMPANAN BAHAN PELEDAK DAN ZAT RADIOAKTIF Bahan peledak dan radioaktif adalah bahan- bahan yang berbahaya yang sangat diperlukan dalam kegiatan pemboran antara lain untuk kepentingan perforasi, logging, pemotongan pipa selubung dan pekerjaan sejenis. Berhubung sifat fisik dan kimianya yang dapat membahayakan orang maka penempatannya harus diperhatikan syarat-syarat keselamatan kerja. Hal-hal yang harus diperhatikan pada penyimpanan bahan peledak dan zat radioaktif di instalasi pemboran :
  • 42. 1. INSTALASI PEMBORAN DARATAN (ONSHORE) a. Gudang sementara yang dapat berupa container agar dibuat sejauh minimal 50 meter dari lokasi pemboran dan memperhatikan syarat-syarat gudang bahan peledak/zat radioaktif. b. Gudang agar dilengkapi dengan pemadam api ringan secukupnya. c. Gudang harus dijaga terhadap kemungkinan adanya pencurian. d. Memagari gudang dengan baik dan aman. e. Memasang papan peringatan yang cukup besar dengan warna dasar merah dengan huruf/tulisan berwarna putih.
  • 43. f. Lokasi gudang agar dilengkapi dengan lampu sorot untuk memudahkan pengawasan dimalam hari. g. Lokasi gudang agar bersih dari bahan-bahan yang mudah terbakar. h. Gudang agar dilengkapi dengan penangkal petir. i. Untuk mengotrol jumlah bahan peledak yang ada di gudang agar dilengkapi dengan buku stock (buku persediaan). j. Gudang agar dilengkapi dengan thermometer. k. Gudang agar dijaga siang dan malam.
  • 44. 2. INSTALASI PEMBORAN LEPAS PANTAI (OFFSHORE) a. Gudang sementara yang dapat berupa container agar diletakkan pada tempat yang memenuhi syarat-syarat antara lain : - Cukup aman dari lalu lalang pekerja yang dapat memungkinkan terjadinya sentuhan/senggolan. - Cukup jauh dari mesin-mesin atau generator yang dapat menimbulkan panas - Tidak terletak dekat dengan pergerakkan crane. - Tidak menyulitkan di dalam pengisian maupun pengambilan.
  • 45. - Untuk container bahan peledak agar ditempatkan pada tempat yang mudah untuk dibuang kelaut bila terjadi hal- hal yang tidak diinginkan, sedangkan container zat radioaktif agar dilengkapi dengan rantai untuk mencegah hilangnya container bila instalasi pemboran tenggelam. b. Container sebaiknya terletak dalam jangkauan fire hydrant. c. Container agar dijaga terhadap kemungkinan adanya pencurian. d. Di dekat container agar dipasang papan peringatan yang cukup besar dengan warna dasar merah dengan huruf (tulisan) berwarna putih. e. Untuk mengontrol jumlah bahan peledak yang ada agar dilengkapi dengan buku stock (buku persedian). f. Container bahan peledak agar dilengakpi dengan thermometer.
  • 46. J. PEKERJAAN LAS Pekerjaan las termasuk salah satu pekerjaan yang banyak dilakukan sebagai suatu pekerjaan penunjang di dalam kegiatan pemboran. Mengingat pekerjaan ini termasuk kategori pekerjaan yang berbahaya, maka tidakan keselamatan perlu dilakukan di dalam melaksanakan pekerjaan ini. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pekerjaan las : 1. Setiap juru las yang bekerja harus memiliki surat izin/sertifikasi dari instansi perintah yang berwenang. 2. Pada pekerjaan las dilapangan harus mendapat izin dahulu dari bagian keselamatan kerja dan pimpinan pekerja setempat.
  • 47. 3. Setiap pekerjaan las agar dilengkapi dengan prosedur yang lengkap dengan memperhatikan segi keselamatan dan kesehatan kerja. 4. Semua pekerja las agar selalu menggunakan kca mata las (goggle) pada saat bekerjadan pelindung dada (apron). 5. Pakaian yang berminyak tidak diizinkan untuk digunakan dalam pekerjaan las. 6. Sebelum pekerjaan dimulai agar diletakkan dahulu pemadam api ringan jenis CO didekat tempat pekerjaan. 7. Lokasi pekerjaan agar diberikan papan peringatan yang jelas. 8. Semua tabung-tabung gas yang digunakan agar ditempatkan terlindung dari panar matahari. 9. Tabung-tabung gas yang telah kosong agar diberi tanda khusus untuk membedakan dengan yang masih berisi.
  • 48. 10. Tabung-tabung gas agar diletakkan terhindar dari kemungkinan menjadi penghantar listrik. 11. Peralatan las yang mengalami kerusakan/kebocoran agar segera diperbaiki/diganti. 12. Bila mengelas pada bagian yang tinggi, bunga api yang berjatuhan agar dihindarkan dari bahan-bahan yang mudah terbakar. 13. Bila mengelas pada ruangan tertutup agar diperhatikan arah angin dan dilarang menggunakan oksigen untuk peranginan/menghembus.
  • 49. K. TABUNG GAS BERTEKANAN TINGGI Didalam menunjang kegiatan pemboran penggunaan gas bertekanan tinggi sering kali diketemukan yaitu antara lain digunakan untuk mengelas, test pneumatic, pengisian alat bantu pernapasan dan lain-lain. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada pemakaian tabung gas bertekanan tinggi perlu dipehatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Tabung-tabung agar diletakkan dengan posisi berdiri dan diikat pada tempat khusus yang disediakan. 2. Tempat penyimpanan agar selalu bersih terutama dari ceceran minyak dan grease. 3. Tabung-tabung agar diberi warna (kode) yang menjelaskan isi tabung. 4. Manometer yang digunakan agar secara berkala dilakukan kalibrasi.
  • 50. 3. Tabung-tabung agar diberi warna (kode) yang menjelaskan isi tabung. 4. Manometer yang digunakan agar secara berkala dilakukan kalibrasi. 5. Label pengecekan terhadap ketebalan tabung agar ditulis dengan jelas pada tabung. 6. Penempatan tabung agar diatur sehingga tidak terdapat kontak panar dari matahari maupun sumber lain. 7. Pada waktu penyambungan dengan selang-selang karet hindarilah kebocoran yang mungkin terjadi, bila perlu gunakanlah pengaman untuk mencegah sambungan lepas secara tidak sengaja.
  • 51. L. KESEHATAN KERJA DAN PEMELIHARAAN LINGKUNGAN 1. KESEHATAN KERJA. Untuk selalu menjaga kelangsungan kerja yang baik, maka masalah kesehatan kerja personil pemboran harus selalu diperhatikan dan dipelihara. Disamping upaya yang dilakukan oleh perusahaan, maka perhatian dari pekerja sendiripun tidak kurang pentingnya dalam usaha meningkatkan produktifitas dari waktu ke waktu. Di dalam pemboran baik didarat maupun di lepas pantai hal-hal yang harus diperhatikan oleh setiap pekerja untuk memelihara kesehatan lingkungan dan dirinya antara lain :
  • 52. a. Seluruh tempat kerja harus keadaan bersih terutama dari kotoran sampah, genangan air, ceceran minyak dan zat kimia, lumpur dan lain-lainnya. b. Seluruh peralatan yang tidak digunakan agar ditempatkan pada tempatnya dengan susunan yang rapi sehingga mudah mengambilnya. c. Barang-barang/peralatan-peralatan yang ada agar ditempatkan sesuai dengan tempat yang telah disediakan. d. Seluruh pekerja tidak diperkenankan menggunakan pakaian yang telah kotor. Pakaian harus bersih dari kotoran-kotoran minyak dan zat kimia yang dapat membahayakan bagi tubuh.
  • 53. e. Gunakanlah alat pernapasan yang baik bila mengerjakan pengecatan dengan menggunakan semprot, menyemprot serangga, mengambil contoh minyak atau masuk ketempat berdebu atau beruap yang berbahaya. f. Lindungilah mata dengan menggunakan alat khusus atau kaca mata bila bekerja pada tempat dimana kemungkinan partikel-partikel kecil dapat masuk kedalam mata. g. Gunakanlah sabun dan air yang bersih untuk membersihkan anggota badan yang kotor terutama dari minyak dan lumpur. Hindari penggunaan bensin untuk membersihkan bagian tubuh yang berminyak.
  • 54. h. Jangan sekali-kali menempatkan makanan pada tempat penyimpanan bahan beracun seperti penempatan kotak makanan didekat obat nyamuk cair. i. Perhatikan batas waktu penggunaan makanan kaleng dan taatilah dengan seksama. j. Air yang digunakan untuk mandi dan minum bila diambil dari air sungai atau air alut agar diperiksa secara berkala di laboratorium untuk menghindari kemungkinan adanya bahan- bahan berbahaya yang terlarut. k. Kebersihan ruang akomodasi terutama pada ruang tidur, dapur dan kamar mandi harus dijaga, bila perlu harus dilakukan penyemprotan zat kimia secara berkala untuk membasmi serangga dan binatang kecil lainnya yang dapat menimbulkan penyakit.
  • 55. l. Saluran air buangan dari toilet agar dibuat sebaik mungkin dan memenuhi syarat kesehatan. m. Tenaga medis/dokter/mantri harus ada di instalasi pemboran dan selalu siap melakukan pertolongan bila diperlukan. n. Seluruh pekerja pemboran agar mengurangi kebiasaan yang tidak baik untuk menghindari penyakit yang dapat timbul misalnya merokok, tidur larut malam, minum air yang belum dimasak, minum minuman keras di instalasi pemboran dan lain sebagainya. o. Segera lakukan pemeriksaan kesehatan dokter apabila dirasakan adanya gangguan kesehatan untuk mencegah penyakit yang serius. p. Ciptakan suasana tempat kerja selalu menyehatkan dan menyenangkan serta aman untuk mempertinggi produtifitas kerja.
  • 56. 2. PEMELIHARAAN LINGKUNGAN a. Lokasi pemboran pada instalasi pemboran darat agar selalu dipelihara dari kemungkinan adanya genangan air (becek). b. Sampah-sampah agar dibuang pada tempat yang telah ditentukan, jangan sekali-kali membuang sampah kelaut atau kesungai. c. Pembuatan mud pit agar diperhatikan kondisi lingkungannya. Dilarang membuanglumpur bor atau zat kimia kedalam sungai. d. Instalasi pemboran lepas pantai agar dilengkapi denga dispersant untuk menetralisir ceceran minyak yang jatuh ke laut.
  • 57. e. Konsentrasi minyak dalam air buangan harus dijaga tidak melebihi 25 ppm dengan menggunakan oil catcher atau zat kimia tertentu. f. Hindari penebangan pohon secara liar yang dapat mengakibatkan rusaknya lingkungan. g. Hindari pengotoran udara yang timbul dari motor-motor maupun abu dari zat kimia yang digunakan. h. Kotoran bekas zat radioaktif yang berbahaya tidak dibenarkan dibuang ke sungai.
  • 58. M. PERALATAN PENYELAMAT PADA INSTALASI PEMBORAN LEPAS PANTAI Di dalam kegiatan pemboran lepas pantai masalah keselamatan dan kesehatan kerja yang dihadapi lebih berat dibandingkan pada kegiatan pemboran daratan, karena masalah yang dihadapi dalam kegiatan tersebut memilki tingkat kemungkinan yang lebih tinggi. Oleh karena itu sarana penyelamat yang ada lebih kompleks dibandingkan kegiatan pemboran daratan.
  • 59. Adapun bentuk bahaya yang dihadapi umumnya dapat berupa antara lain semburan liar (blow out), kebakaran, tenggelam ataupun kecelakaan lain yang akibatnya fatal. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya korban yang banyak, maka selain dibutuhkan penggunaan tenaga kerja yang cakap, sarana keselamatan kerja yang ada harus mampu dan cukup mendukung segala tindakan penyelamatan dalam keadaan darurat. Usaha penyelamatan yang mungkin dapat dilakukan selain mengatasi/menanggulangi kecelakaan yang terjadi dapat pula berupa tindak evakuasi untuk menyelamatkan diri. Sarana penyelamatan yang diperlukan antara lain :
  • 60. 1. PELAMPUNG KERJA (LIFE VEST) 1. PELAMPUNG KERJA (LIFE VEST) Jumlah yang tersedia sekurang- kurangnya harus sama dengan jumlah personil yang ada. Alat ini digunakan bila bekerja pada tempat yang ada kemungkinan jatuh kedalam air, disamping itu di ruang akomodasi (kamar tidur) harus disediakan juga live vest sesuai dengan jumlah tempat tidur sedangkan jumlah life vest keseluruhan minimum 150 % dari jumlah penghuni instalasi pemboran.
  • 61. 2. SEKOCI PENOLONG (LIFE BOAT) Alat ini digunkan bila ada yang terjatuh ke air dan membutuhkan pertolongan dimana dikuatirkan korban memerlukan pertolongan dari orang lain. Selain itu alat ini dapat dipakai sebagai sarana evakuasi dan penempatannya digantung pada bagian pinggir instalasi pemboran. Hal-hal yang harus diperhatikan pada pengoperasian life boat adalah sebagai berikut : a. Prosedur penggunaan agar diletakkan didekat tempat pemuatan life boat dan dibagian dalam life boat. b. Anting penggantung dan peralatan release agar secara berkala diperiksa, sehingga tidak terjadi kemacetan dalam pengoperasiannya.
  • 62. c. Sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali life boat agar dicoba di atas air laut sekaligus untuk menguji mesinnya. Di life boat agar selalu dipelihara sebagai layaknya barang baru serta agar dilengkapi dengan senter, radio, air dan ransum. 3. LIFE RING Pada tepi deck biasanya diletakkan life ring yang digunakan juga untuk pertolongan bila ada korban yang terjatuh ke dalam air. Beberapa life ring perlu dilengkapi dengan lampu untuk menolong korban yang jatuh pada malam hari. Selain itu ada pula jenis yang dilengkapi dengan tali yang digunakan untuk menarik korban bila terseret arus air.
  • 63. 5. CAPSUL PERTOLONGAN (LIFE CAPSUL) Biasanya terdapat 2 (dua) buah diinstalasi pemboran jack up yang digunakan untuk melakukan tindakan evakuasi bila terjadi dalam keadaan darurat. Didalam keadaan darurat setiap personil yang ada harus sudah mengetahui alat-alat pertolongan sehingga tidak terjadi kepanikan. Seperti pada life raft, peralatan ini juga dilengkapi dengan makanan ringan, peralatan- peralatan kecil, senter dan lain-lain yang dapat digunakan maksimal 7 hari, peralatan ini secara berkala harus digunakan untuk melatih personil yag ada, guna membiasakan bila kejadian darurat terjadi.
  • 64. N. SARANA PENTING LAINNYA PADA OPERASI PEMBORAN LEPAS PANTAI 1. KERANJANG ANGKAT (PERSONIL BASKET) Peralatan ini digunakan untuk memindahkan orang atau barang tertentu dari stand by boat ke instalansi pemboran atau sebaliknya. Peralatan ini dioperasikan dengan menggunakan crane. Beberapa persyaratan pada pengoperasian personel basket : Hanya operator crane yang mempunyai izin dapat mengoperasikan personel basket. Dalam udara normal hanya 4 (empat) orang pekerja yang dapat diangkat, sedangkan pada udara buruk (kurang baik) jumlah ini agar dikurangi.
  • 65. Setiap pekerja yang diangkat harus menggunakan pelampung, berpegangan pada tali dan dengan posisi melihat kedalaman personel basket. Pekerja yang diangkat tidak boleh membawa barang. Semua barang bawaan diletakkan ditengah-tengah personel basket dan pekerja agar menjaga keseimbangan gerak personel basket. Bagi pekerja yang belum berpengalaman agar ditemani oleh pekerja yang telah berpengalaman dalam menaiki personel basket. Setiap pergerakan personel basket harus dapat diikuti dengan jelas dari pandangan crane operator. Tempat turun basket dari stand by boat harus merupakan permukaan yang cukup aman.
  • 66. 2. KOMUNIKASI Sarana komunikasi merupakan peralatan yang diperlukan selama pekerjaan pemboran berlangsung karena lokasi pekerjaan yang umumnya jauh (terpencil). Untuk menunjang faktor keselamatan kerja bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada pemboran ataupun keperluan-keperluan lainnya maka hal-hal berikut ini harus diperhatikan, yaitu : a. Sekurang-kurangnya harus 2 (dua) orang mengetahui cara menggunakan sarana komunikasi (radio) yang ada yaitu radio operator dan barge master. Dalam operasi lebih baik pula toolpusher dan company man mengetahui cara menggunakan radio tersebut. b. Sarana radio agar setidak-tidaknya berhubungan dengan shore base, supply boat/stand by boat dan helikopter.
  • 67. c. Apabila radio dalam keadaan rusak komunikasi antara rig dan supply boat/stand by boat dapat menggunakan isyarat-isyarat yang telah disetujui/diketahui. d. Antena radio agar tidak mengganggu kepada gerak crane maupun penerbangan helikopter.
  • 68. 3. STATION BILL Setiap instalasi pemboran lepas pantai harus memiliki Station bill yaitu petunjuk cara-cara menyelamatkan diri di dalam keadaan darurat. Station bill sebaiknya dibuat selain dalam bahasa Inggris juga dalam bahasa Indonesia. Hal-hal yang penting dan harus diperhatikan adalah : a. Station bill agar ditempatkan pada seluruh ruang akomodasi terutama kamar tidur, ruang rekreasi, ruang makan dan ruang radio operator serta lantai bor. b. Setiap pekerja harus sudah mengetahui sarana penyelamatnya bila keadaan darurat terjadi. c. Sebaiknya station bill menjelaskan pula hal-hal yang harus dilakukan oleh pekerja dalam melakukan tindakan penyelamatan termasuk denah penyelamat.
  • 69. 4. SCRAMBLE NET DAN KNOTTED ROPE Pada instalasi pemboran lepas pantai jenis drill ship, kedua peralatan ini sering dipakai, tetapi pada instalasi jack up kadang- kadang diketemukan pula penggunaannya. Peralatan ini dipergunakan untuk naik/turun ke/dari kapal/instalasi pemboran. Scramble Net berupa jaringan yang terbuat dari tambang, sedangkan Kotted Rope adalah tambang yang diberi ikatan- ikatan sebagai tempat berpegang untuk naik dan turun.
  • 70. 5. PEKERJAAN DI ATAS AIR Setiap pekerjaan di atas air laut baik untuk mengecat, membersihkan, mereparasi ataupun pekerjaan lainnya harus dilakukan dengan menggunakan pelampung atau bila perlu menggunakan safety line. Pekerjaan ini harus mendapatkan izin dari pengawas. Untuk itu stand by boat harus diusahakan berada didekat pekerja serta adanya pengawas di atas deck yang terus menerus mengawasinya bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
  • 71. 6. GUDANG CAT DAN BAHAN YANG MUDAH TERBAKAR. a. Cat, thiner dan minyak yang mudah terbakar agar ditempatkan pada tempat/gudang yang khusus. b. Gudang ini agar selalu dalam keadaan tertutup. c. Gudang ini agar dilengkapi dengan racun api secukupnya dari jenis CO atau powder yang diletakkan diluar gudang. d. Tanda peringatan/larangan membuat api agar dipasang dengan cukup jelas. e. Lokasi gudang agar diusahakan sejauh mungkin dari lubang sumur bor dan cukup jauh dari pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan api. f. Harus diusahakan gudang dalam keadaan bersih dari sampah- sampah
  • 72. 7. EMERGENCY ALARM Penggunaan alarm, tiupan horn atau bel sebagai tanda bahay merupakan keharusan pada instalasi pemboran lepas pantai. Tetapi sering pula peralatan ini dipasanga pada instalasi pemboran daratan yang cukup besar. Agar seluruh pekerja mengetahui tanda bahaya yang dibunyikan mak penjelasan tentang hal ini harus diberikan/dicantumkan pada station bill. Umumnya setiap instalasi pemboran lepas pantai/drilling kontraktor berbeda dalam penggunaan nada alarm yang dipakai. Berikut adalah suatu contoh penggunaan alarm pada instalasi pemboran lepas pantai :
  • 73. a. Kebakaran dan Kebocoran Gas Bunyi alarm selama 2 detik berulang-ulang dengan internal 2 detik selama 1 menit. 2 detik 2 detik 2 detik !-------!-------!…………!……….!-------!-------!……..!……..! dst 1 menit <-----------------------------------------------------------------------> b. Orang Jatuh Ke Laut Bunyi alarm selama 12 detik berulang-ulang dengan internal 12 detik selama 1 menit. 12 detik 12 detik 12 detik !-------!-------!…………!……….!-------!-------!……..!……..! dst 1 menit <----------------------------------------------------------------------->
  • 74. c. Meninggalkan Instalasi Pemboran Lepas Pantai Bunyi alarm secara kontinue selama 1 menit 1 menit <------------------------------------------------------------> d. Akhir Dari Suatu Latihan/Pembatalan Alarm Bunyi alarm selama 5 menit dan pengumuman bahwa segalanya sudah selesai. 5 menit <--------------------------------------------------------------> + pengumuman
  • 75. 8. D I S P E R S A N T Untuk menghindari terjadinya pencemaran air laut yang diakibatkan adanya kegiatan pemboran di daerah lepas pantai, maka salah satu persyaratan yang harus dimiliki oleh instalasi pemboran lepas pantai adalah tersedianya dispersant dalam jumlah yang memadai yang dapat digunakan sebagai penanggulangan dini bila terdapat adanya ceceran minyak di atas permukaan laut. Dispersant merupakan kewajiban perusahaan minyak untuk menyediakannya, yang berfungsi untuk mencerai beraikan lapisan minyak di atas permukaan air laut menjadi butir-butir kecil yang dapat dimanfaatkan oleh jasat renik laut (plankton).
  • 76. Di dalam instalasi pemboran lepas pantai penggunaan dispersant atau pompa foam dengan tekanan yang tidak terlalu besar yang dapat dilakukan oleh supply boat yang ada, jumlah minyak yang dibuang ke air laut tidak boleh melebihi 25 ppm, sehingga diperlukan treatment khusus sebelum membuang air limbah kedalam laut. Usaha pencegahan pencemaran air laut lebih ketat dilakukan apabila pemboran dilkukan di selat yang sempit atau dipinggir pantai.
  • 77. Adapun macam dispersant yang sering dipakai adalah Corexit, Gold Crew, Osda, Magnus, Maritex, Gamlaotox, Neos, Surflo, Shell dan lain sebagainya. Apabila pencemaran air laut yang terjadi oleh minyak sedemikian parahnya sehingga tidak dapat ditanggulangi dengan dispersant, misalnya pada kejadian semburan liar (blow out), maka diperlukan oil boom untuk memblokir minyak yang tumpah dan menyedotnya dengan oil skimmer.
  • 78. O. HELIDECK, HELIKOPTER DAN KESELAMATAN PENERANGAN Untuk mempermudah transportasi bagi logistik maupun pekerja di pemboran, seringkali suatu intalasi dilengkapi dengan helikopter yang membutuhkan helideck secra khusus. Syarat keselamatan kerja yang diperlukan antara lain : 1. Helideck harus selalu dijaga kebersihannya dan tidak dibenarkan meletakkan barang di atas helideck. 2. Helideck agar dilengkapi dengan net dan emergency crash kit serta alat-alat pemadam api. 3. Untuk instalasi lepas pantai helideck agar dilengkapi dengan lampu-lampu navigasi. 4. Dilarang berada di helideck pada saat helikopter hendak mendarat/berangkat.
  • 79. 5. Pada saat helikopter akan berangkat/mendarat, orang yang bertugas harus stand by dengan peralatan yang dibutuhkan, menghitung jumlah penumpang, mengisi bahan bakar dan mengawasi keselamatan (keamanan dan bahaya kebakaran) 6. Hanya orang yang terdaftar diizinkan naik helikopter. 7. Dilarang mendekati helikopter sebelum ada tanda aman dari pilot. 8. Dilarang mendekati helikopter dari bagian belakang, harus melalui bagian depan. 9. Pasanglah sabuk pengaman selama duduk di helikopter. 10. Bila melintasi daerah air (laut), gunakan life vest (pelampung) selama dalam penerbangan.
  • 80. 11. Perhatikanlah dan taatilah tanda larangan “No Smoking”. 12. Barang-barang bawaan agar tidak diletakkan pada ruang penumpang, tetapi pada bagasi. 13. Tidak boleh meninggalkan tempat duduk sebelum ada perintah aman dari pilot. 14. Naik dan turun hanya dibenarkan bila putaran motor helikopter sudah rendah. 15. Hindari membawa barang yang panjang yang dapat mengakibatkan kontak dengan motor. 16. Dalam keadaan darurat ikutilah perintah dari pilot. 17. Pekerja pembantu heliped agar mengenakan saran keselamatan kerja.
  • 81. P. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN. Tindakan melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan adalah merupakan tindakan darurat yang dilakukanditempat pekerjaan guna menolong korban kecelakaa untuk mencegah kematian atau bertambah parahnya korban kecelakaan sampai diperoleh pertolongan dokter. Mengingat pentingnya pertolongan ini maka kepada seluruh anggota regu pemboran perlu mengetahui tindakan-tindakan yang harus dan yang tidak boleh dilakukan pertama kali sebelum dokter datang terhadap korban. Tindakan yang tepat pada korban seringkali menolong keadaan korban menjadi lebih baik atau tidak mengakibatkan parahnya keadaan korban. Dalam buku ini akan dijelaskan beberapa kasus yang mungkin dihadapi oleh regu pemboran baik daratan maupun lepas pantai dan cara melakukan pertolongan pertama.
  • 82. 1. UMUM a. Pastikan bagian tubuh yang mengalami cidera/luka. b. Hentikan pendarahan yang ada secepat mungkin. c. Letakkan pasien pada posisi berbaring d. Beri pertolongan dengan menggerak-gerakan badan bila diperlukan. e. Pasien yang tidak sadar tidak dibenarkan diberi minum. 2. CARA MENGHENTIKAN PENDARAHAN a. Titik-titik pada badan untuk mengontrol pendarahan : – Sisi kepala (pelipis). – Dagu.
  • 83. – Dibalik tulang selangka. – Ketiak – Sisi dalam lengan baigan atas – Pergelangan tangan bagian dalam. – Bagian muka tangn samping paha – Lutut bagian belakang. b.Pendarahan dari pembuluh darah Darah mengalir terus menerus dengan warna merah tua, letakkan kompres rapat-rapat untuk membantu pembekuan darah.
  • 84. c. Pendarahan dalam Ciri-ciri muka pucat, pingsan, merasa haus, lemas dan denyut nadi cepat, baringkan dengan posisi kepala lebih rendah (bila pendarahan dikepala, letak kepal ditinggikan). Tempelkan kompres es pada bagian yang diduga mengalami luka dalam. d. Pendarahan dari nadi Aliran darah merah keluar dengan cepat. Tekan ibu jari titik- titik pada badan untuk mengontrol pendarahan. (lihat 1). e. Pendarahan Yang Lain Tutup luka dengan kain perban yang steril dengan rapat.
  • 85. 3. PERNAPASAN BUATAN. a. Cara dada ditekan, lengan diangkat. – Langkah-langkah pertolongan. – Letakkan pasien terlentang. – Penolong berlutut disebelah kepala dan memegang pergelangan tangan korban. – Taruh tangan korban keluar dan keatas (membuat gerakan bernafas). – Lipat tangan pasien diperut dan diberi tekanan. – Istirahat. – Lakukan c s/d e 15 kali dala satu menit.
  • 86. b. Menekan sambil telungkup Langkah-langkah pertolongan – Letakkan korban telungkup dengan kedua tangan menjulur kedepan. – Tangan penolong diletakkan pada pinggang korban. – Beri tekanan pada pinggang korban. – Lakukan b s/d d 15 kali dalam satu menit. c. Menekan bagian punggung, tangan di angkat Langkah-langkah pertolongan – Letakkan korban telungkup dengan kedua tangan tidak terjulur. – Penolong berada didepan kepala dengan posisi tangan pada punggung korban.
  • 87. - Beri tekanan pada punggung - Gerakkan tangan korban keatas (membuat gerakan bernafas). - Istirahat. - Lakukan prosedur itu 12 kali dalam satu menit. b. Sistim mulut ke mulut Cara ini tidak hanya dilakukan pada korban tenggelam di air, tetapi juga pada korban aliran listrik, keracunan gas dan sesak nafas. Untuk menghindari kontak langsung dengan mulut korban dapat diletakkan sapu tangan yang bersih pada mulut korban yang tidak mengalami aliran udara.
  • 88. Langkah-langkah pertolongan : - Korban diletakkan berbaring. - Angkat bagian leher dan kepala ditengadahkan kebelakang supaya udara dapat mengalir dengan bebas. - Tutup lubang hidung korban dan mulut penolong diletakkan pada mulut korban dengan melakukan tiupan udara kedalam. - Hentikan tiupan dan telinga penolong didekatkan pada mulut korban untuk mendengar ada tidaknya aliran udara. - Lakukan prosedur itu 12 s/d 20 kali dalam satu menit
  • 89. 4.CIDERA Bagi korban yang tidak sadar setelah terjadinya kecelakaan di daerah kepala usaha pertolongan yang harus dilakukan adalah dengan anggapan pasien mengalami keretakan tengkorak atau gegar otak. Tanda-tanda : Pusing yang amat sangat atau tidak sadar, bengkak atau luka pada kepala, kemungkinan ada pendarahan dari mulut, telinga atau hidung. Kemungkinan biji hitam mata tidak sama besar.
  • 90. Langkah-langkah pertolongan : - Baringkan korban, bila darah keluar letak kepala agak ditinggikan. - Bila muka pucat, kepala diletakkan lebih rendah atau datar dengan perban. - Bagian yang luka agar segera dibalut dengan perban. - Jangan diberi obat yang merangsang. - Badan korban diselimuti tetapi hindari jangan terlalu panas. - Memindahkan korban agar dalam keadaan terbaring.
  • 91. 5. BENDA ASING DALAM MATA Benda asing yang tertinggal di dalam mata dapat dikeluarkan antara lain dengan membuka kelopak mata, kemudian dibasuh/disemprot dengan air secukupnya. Bila benda asing tersangkut dibagian atas mata, jangan mencoba untuk mengeluarkannya karena ada kemungkinan benda tersebut tertekan pada biji mata yang mengakibatkan keadaan lebih parah. Usahakan tidak mengusap-usap mata bila ada benda asing didalamnya. Bila hal-hal tersebut tidak dapat membantu segera kompres mata dengan perban dan bawa korban ke dokter.
  • 92. 6.MATA TERKENA BAHAN KIMIA Cuci mata dengan air dingin secara bebas dan sesudah itu berikan kapas steril dan dibalut, kemudian bawalah korban segera ke dokter. 7. LUKA-LUKA Luka-luka yang sedikit dapat ditutup dengan kapas steril dan kemudian dibalut. Pada luka-luka yang berdarah jika tidak terlalu parah tekanan kapas/perban akan dapat menghentikan pendarahan. Untuk setiap pendarahan luar yang tidak parah gunakan antiseptik yang tersedia.
  • 93. 8. LUKA GIGITAN ULAR Korban haus berbaring dan tinggal diam, kecuali kalau racun jenis ular itu menyebabkan kesulitan bernafas, maka korban harus diletakkan dalam posisi duduk. Harus dilakukan penggoresan dibagian kulit pada sasaran gigi bisa. Suatu lingkaran goresan tambahan yang mengelilingi anggota badan yang digigit kadang-kadang diperlukan jika terjadi pembengkaan yang meluas. Pengisapan perlu dilakukan segera sebelum pertolongan dokter datang. Bagian atas dan anggota badan yang luka sebaiknya diikat kuat-kuat dengan pita untuk mencegah menjalarnya racun dengan cepat. Letak pita lebih kurang 5 cm diatas luka yang mengarah ke jantung. Usahakan korban secepatnya mendapat perawatan dokter.
  • 94. 9. TERBAKAR ATAU TERSIRAM AIR PANAS Apabila korban tidak parah, berikan salep untuk luka bakar yang terbakar atau menggunakan cairan soda kue. Pada luka terbakar ini selanjutnya ditutup dengan kapas yang mengandung vaselin steril untuk mencegah infeksi melalui udara. Bila korban agak parah, bagian yang terbakar langsung ditutup dengan kapas steril yang diberi cairan soda kue yang tidak panas.
  • 95. 10. TANAMAN BERACUN Setelah tersentuh, cucilah bagian yang terkena dengan menggunakan sabun dengan alkohol. Pakailah air dingin, dan cara membasuhnya selalu mengarah keujung kaki dan tangan. Jangan menggosok-gosok bagian yang tersentuh dengan tangan, kemudian keringkan bagian tersebut. Bila alkohol tersedia cukup, basahkan sebanyak-banyaknya bagian-bagian yang terkena racun itu. 11. PINGSAN KARENA PANAS MATAHARI Tanda-tanda : Sakit kepala dan pusing-pusing, muka merah, kulit panas dan kering tanpa berkeringat, suhu badan meninggi, sukar bernafas dan kadang-kadang tidak sadar.
  • 96. Langkah-langkah pertolongan : Pindahkan korban ke tempat yang sejuk dan rebahkan, letakkan kepala lebih tinggi dari badan. Tanggalkan pakaiannya yang mengakibatkan kepanasan dan alirkan udara segar sebanyak-banyaknya dengan pengipasan. Shock fisik dapat mengakibatkan kematian. Umumnya, setiap kejutan melalui syaraf jika cukup kuat bisa mengakibatkan shock. Shock emosi timbul bila ada dorongn di otak. Shock karena luka berat dapat berupa pukulan yang terjadi pada bagian tubuh, misalnya kemaluan yang menggencet atau memutuskan saluran syaraf di dalam tubuh
  • 97. 12. TINDAKAN APABILA BADAN/PAKAIAN TERBAKAR Berhenti bekerja, jatuhkan badan dan berguling-gulinglah. Hilangkan segera bagian yang terbakar yang kontak langsung dengan tubuh. Penyingkir api segera dapat mencegah pengelembungan atau luka hangus dan mengurangi rasa sakit. Jangan menggunakan mentega atau sembarang salep. Segera panggil dokter untuk mencegah keadaan lebih parah.
  • 98. 13. KOTAK OBAT DASAR DAN TANDU Disarankan ditempat pekerjaan tersedia kotak obat-obatan yang cukup memadai serta perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan yang dapat digunakan dengan cepat bila diperlukan antara lain disediakan pula tandu.
  • 99. BAB V PEDOMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BAGI REGU PEMBORAN A. ORGANISASI PEKERJAAN PEMBORAN DALAM PANDANGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Untuk melaksanakan suatu pekerjaan pemboran, perusahaan minyak (Oil Company) biasanya memberikan pekerjaan pemboran teresebut kepada kontraktor pemboran (drilling Contractor) setelah melalui suatu penilaian. Tetapi di Indonesia pekerjaan tersebut dapat pula dilakukan oleh perusahaan minyak itu bila mempunyai instalasi pemboran sendiri.
  • 100. Apabila perusahaan menggunakan instalasi pemboran milik kontraktor perusahaan akan menugaskan seorang atau lebih pengawas (Company Man), yang menjabat sebagai drilling supervisor dengan tugas mengawasi pekerjaan kontraktor pemboran dan tugas lain sesuai dengan kontrak yang telah disetujui. Mengingat pekerjaan pemboran mempunyai resiko kecelakaan yang tinggi. Setiap orang sampai dengan tingkat manajer, harus memahami masalah keselamatan dan kesehatan kerja dalam ruang lingkup pekerjaan dan tanggung jawabnya dengan baik. Kontraktor pemboran harus berusaha memperkecil/menekan kemungkinan kecelakaan yang terjadi, karena akan dapat mempengaruhi biaya premi asuransi yang harus dibayar.
  • 101.
  • 102. 1. BEBERAPA TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR PEMBORAN DALAM MASALAH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA a Mempersiapkan perlengkapan dan peralatan pemboran yang baik dan aman serta kondisi tempat kerja yang baik dengan memenuhi syarat-syarat kesehatan. b. Mengembangkan cara-cara kerja yang aman dengan mempersiapkan prosedur untuk setiap pekerjaan. c. Memelihara kondisi instalasi pemboran, mengadakan inspeksi dan memelihara seluruh perlengkapan yang digunakan. d. Mengadakan pendidikan dan latihan masalah keselamatan dan kesehatan kerja seluruh pekerja pemboran.
  • 103. e. Menjalankan pengawasan mulai manajer, superitendent, toolpusher dan driller. Untuk memenuhi keperluan mereka dalam melaksanakan seluruh program keselamatan dan kesehatan kerja. f. Mengadakan investigasi dari setiap kecelakaan yang terjadi dan melaporkan kepada pihak yang berwenang. g. Memberikan dorongan kepada setiap pekerja untuk memperbaiki prestasi keselamatan dan kesehatan kerja Perusahaan dan mencegah kecelakaan yang mungkin dapat terjadi.
  • 104. 2. TANGGUNG JAWAB DRILLING SUPERINTENDENT DALAM MASALAH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. Drilling Superintendent adalah merupakan orang tertinggi dari pemboran dilapangan yang memimpin dan mengawasi beberapa buah instalasi pemboran. Selain itu ia bertugas mengawasi toolpusher, seluruh pekerja pemboran dan pekerja-pekerja lain yang menunjang pemboran seperti juru mesin, juru las dan petugas lapangan lainnya. Selain tiu Drilling Superintendent bertugas mengadakan kontak dengan perusahaan pemakai.
  • 105. Ruang lingkup keselamatan dan kesehatan kerja yang diawasi adalah : a. Menekan kepada Toolpusher dan semua pekerja mengenai program keselamatan dan kesehatan kerja dari perusahaan didalam praktek lapangan. b. Memberikan informasi kepada Toolpusher tentang perlindungan dari komponen-komponen instalasi pemboran dan penerapan praktek keselamatan dan kesehatan kerja. c. Bekerja sama dengan ahli keselamatan dan kesehatan kerja di dalam memperbaiki prosedur-prosedur, perencanaan dan penggunaan peralatan. d. Meminta Toolpusher agar mengadakan inspeksi bulanan pada peralatan agar hal-hal yang membahayakan dapat diperkecil/dihilangkan.
  • 106. e. Memperhatikan standar keselamatan dan kesehatan kerja bila ada pergantian peralatan dan prosedur. f. Memonitor tanggung jawab driller untuk melatih driller dan pekerja bor lainnya dalam latihan keselamatan kerja. g. Mengadakan penyelidikan yang serius bersama Toolpusher mengenai kecelakaan-kecelakaan yang terjadi.
  • 107. 3. TANGGUNG JAWAB AHLI PENGENDALI PEMBORAN (TOOLPUSHER) Toolpusher adalah pengawas dari satu atau lebih rig, tergantung pada besar rig masalah yang dihadapi atau kepentingan dari lokasi sumur yang dibuat. Toolpusher merupakan pegawai drilling kontraktor yang bertugas melakukan koordinasi kerja pada rig dalam kegiatan pemboran. Adapun ruang lingkup pekerjaan toolopusher adalah sebagai berikut : a. Mengembangkan drilling safety yang tepat dengan memperhatikan pelaksanaan dari program safety dalam kegiatan pemboran. b. Menyaksikan penegakan, pembongkaran maupun pemindahan rig pada lokasi yang baru.
  • 108. c. Merencanakan dan menjadwalkan pengurusan barang-barang yang akan digunakan untuk kegiatan pemboran seperti komponen rig, bahan bakar, lumpur bor, pahat dan lain sebagainya. d. Memimpin dan mengkoordinasikan seluruh aktivitas kegiatan pemboran dan selalu berhubungan dengn operator ataupun perusahaan minyak dan menyewa rig sesuai dengan keperluannya. e. Membantu driller di dalam memecahkan problem operasi dan memanggil ahli yang berpengalaman bila terjadi problem drilling yang serius. Misalnya gas kick, blow out atau masalah dalam lubang bor hingga perlu adanya perubahan rencana pemboran dan lain-lain. f. Menentukan metode pemboran yang optimum didasarkan pada pengalaman ataupun hasil evaluasi dari sumur-sumur terdekat.
  • 109. g. Memelihara dan menanggapi informasi yang ada pada perlengkapan rig dan memperhatikan ulah drill stem test. Informasi ini dapat digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan keharmonisan operasi pemboran. h. Melatih dan membantu driller dalam memberikan training pada crew dalam cara kerja yang aman, sempurna serta menunjukkan cara pemeliharaan alat-alat pemboran. i. Bertanggung jawab secara langsung mengenai penempatan tenaga kerja di instalasi pemboran. j. Seorang Toolpusher biasanya mempelajari pekerjaannya melalui latihan yang diperoleh ditempat pekerjaannya secara langsung melalui tingkatan yang paling rendah. Pengalaman-pengalaman tertentu sangat dibutuhkan seorang Toolpusher, sehingga dalam segala keadaan dapat megatasi berbagai persoalan yang mungkin timbul selam pemboran berlangsung.
  • 110. 4. TANGGUNG JAWAB JURU BOR (DRILLER) Driller bertanggung jawab terhadap instalasi pemboran dan pekerja pemboran dan terhadap operasi pemboran selama ia melaksanakan tugasnya. Adapun ruang lingkup pekerjaan driller antara lain sebagai berikut : a. Mengembangkan program keselamatan kerja kepada seluruh pekerja dan memperhatikan pelaksanaan program tersebut di dalam/di luar kegiatan pemboran. b. Mengoperasikan peralatan angkut dan peralatan pemboran. Untuk mengontrol seluruh kegiatan, driller melakukannya dari drilling console, yang dilengkapi dengan brakes, throttles, clutches dan berbagai alat ukur. Driller harus mampu menaik/turunkan drillstring, casing, menyambung pipa bor, mengontrol lumpur dan pompanya, mengatur kecepatan rotary table, mengukur weigth on bit dan lain sebagainya.
  • 111. c. Memilih pahat pemboran yang tepat sesuai dengan formasi yang akan ditembus. d. Mengontrol pompa lumpur untuk mendapatkan sirkulasi yang sempurna sehingga fluida pemboran akan tetap dingin dan melumasi pahat bor serta membersihkan serpih pemboran dari lubang bor. e. Memilih kecepatan sirkulasi yang relatif konstan. Bila kecepatan ini berubah, hal ini dapat merupakan petunjuk adanya masalah di dalam lubang bor, misalnya gas kick, hilangnya sirkulasi dan lain sebagainya.
  • 112. f. Mengontrol karakteristik lumpur pemboran dan mempersiapkan zat kimia yang dibutuhkan untuk melakukan treatment pada lumpur pemboran. Dalam pekerjaan ini driller dibantu oleh derrickman. Bila terjadi blow out atau loss circulation, driller harus menentukan pengaturan lumpur bor dibantu oleh mud engineer. g. Menjalankan dan membantu dalam memasukkan peralatan-peralatan khusus di dalam lubang bor antara lain pada operasi logging, testing, corring, fisshing dan lain sebagainya. h. Melatih seluruh pekerja agar selalu bekerja secara aman dan memperhatikan secara sungguh-sungguh terhadap alat- alat yang ada.
  • 113. 5. TANGGUNG JAWAB OPERATOR MENARA BOR (DERRICKMAN) Derrickman adalah orang yang bekerja di monkey board dan mengerjakan segala sesuatu dibagian atas menara bor. Selain menangani pipa-pipa pemboran sesuai dengan tempat kerjanya, derrickman juga bertanggung jawab terhadap karakteristik fluida pemboran, kecepatan sirkulasi lumpur dan mengurus peralatan pompa lumpur. Adapun ruang lingkup pekerjaannya adalah sebagai berikut : a. Melaksanakan seluruh pekerjaan dengan selalu memperhatikan syarat-syarat keselamatan kerja ditempat bekerja yang tinggi antara lain dengan menggunakan safety belt. b. Dalam pekerjaan trip pipa-pipa pemboran tugas derrickman adalah menyususn pipa pada tempatnya.
  • 114. c. Dalam pamasangan casing, derrickman bekerja diluar stabbing board. Tugasnya dalam hal ini adalah membariskan setiap joint dan pipa-pipa bila telah dipasang pada pasangannya dimeja putar. d. Menangani segala persoalan diatas menara seperti pelumasan peralatan pengangkutan, mengikat drilling line dan memperbaiki kerusakan kecil yang ada di menara bor. e. Dengan bantuan driller, seorang derrickman harus memperbaiki lumpur bor da memlihar pompa lumpur. f. Bila tidak ada tenaga mekanik, seorang derrickman juga bertanggung jawab untuk membantu driller dalam pemeliharaan alat-alat instalasi pemboran.
  • 115. g. Membantu pekerjaan-pekerjaan driller yang lain sesuai kebutuhan. Biasanya jabatan derrickman diperoleh dari posisi ratary helper atau pekerjaan lainnya, seperti mekanik, motorman, electrician, dan lain-lain, melalui pengalamannya seorang derrickman dapat dipromosikan menjadi driller.
  • 116. 6. TANGGUNG JAWAB OPERATOR LANTAI BOR (ROTARY HELPER) Rotary helper merupakan jabatan yang paling rendah dalam suatu regu bor. Jabatan ini kadang-kadang disebut floorman atau rougneck. Dalam pekerjaannya, seorang rotary helper bertugas membantu driller atau derrickman dan pekerjaan umu lainnya di lantai bor. Kadang-kadang rotary helper bertugas pula dalam perbaikan-perbaikan kecil peralatan. Adapun ruang lingkup pekerjaan rotary helper adalah sebagai berikut : a. Melaksanakan segala pekerjaan dengan cara-cara yang aman , lengkap dengan sarana keselamatan kerja yang dibutuhkan.
  • 117. b. Dalam pekerjaan menaikkan dan menurunkan drill string, 2 atau 3 orang rotary helper harus siap menanganinya. Tugas itu antara lain memegang ujung drill string ketika menyambung pipa atau melepaskannya. Dalam pekerjaan ini 1 orang rotary helper harus memegang kunci pipa yang diperlukan, yang lain ikut memutar kunci pipa dan mengarahkannya ke lubang bor. c. Dalam pemasangan casing, rotary helper mempunyai tugas yang sama dalam penanganan drill string, disamping itu perlu membantu regu pemasang casing bila diperlukan. d. Membantu derrickman dalam mencampur lumpur bor (clay, zat kimia, material untuk menaikkan spesific grafity atau lost circulation materials). e. Membantu perawatan dan perbaikan bila diperlukan pada mesin- mesin atau perlengkapan instalasi lainnya. f. Melumasi mesin-mesin, membersihkan lantai bor, mengecat, menempatkan alat-alat bor, menyusun pipa bor dirak dan lain sebagainya.
  • 118. B. BEBERAPA TUGAS POKOK REGU BOR MENURUT KETETAPAN PEMERINTAH 1. TOOLPUSHER (AHLI PENGENDALI PEMBORAN) Yaitu petugas perusahaan atau wakilnya yang memegang tanggung jawab dilokasi pemboran, atas perencanaan, koordinasi pelaksanaan kerja pemboran, teknik pemboran serta kelancaran kerja mesin/peralatan pemboran dan petugas perusahaan perminyakkan dan gas bumi atau sumber daya panas bumi/wakilnya yang memegang tanggung jawab atas pengawasan pelaksanaan program dan koordinasi di lokasi pemboran.
  • 119. 2. DRILLER (JURU BOR Yaitu pekerja atau pekerja pengganti yang mempunyai tugas utama mengoperasikan dan mengendalikan perangkat peralatan pemboran serta bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan selama kerja (shift) yang bersangkutan. 3. DERRICKMAN (OPERATOR MENARA BOR) Yaitu pekerja atau pekerja pengganti yang mempunyai tugas utama melakukan pekerjaan-pekerjaan di lantai sisir sandar (mankey board) dan atau di lantai puncak menara (crown desk). 4. ROTARY HELPER (OPERATOR LANTAI BOR) Yaitu pekerja yang mempunyai tugas utama mengoperasikan peralatan-peralatan di lantai bor dalam rangka membantu tugas juru bor.
  • 120. C. TANGGUNG JAWAB REGU BOR DI BIDANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 1. TANGGUNG JAWAB DRILLER (JURU BOR) a. Melakukan inspeksi keselamatan kerja di seluruh bagian peralatan instalasi pemboran dan memperhatikan bagian-bagian penting yang perlu dilumasi. b. Menjelaskan kepada seluruh pekerja mengenai pekerjaannya dan memperhatikan cara kerja mereka. c. Driller tidak diperkenankan melepas kelly bila pompa dalam keadaan berjalan. d. Setiap pekerja harus mengetahui cara memberhentikan drawwork dalam keadaan darurat.
  • 121. e. Driller harus memegang brake bila derrickman sedang melumasi crown block. f. Memperhatikan seluruh pekerjaan dan pekerja yang menggunakan tangan agar mengikuti aturan kerja yang aman. g. Memeriksa kondisi tali pada catline dan perlatan yang dipakai oleh semua pekerja. h. Sebelum memulai bekerja dengan drawwork perhatikan bahwa tidak ada pekerja di dekatnya. i. Singkirkan semua peralatan yang tidak perlu pada control panel dan brake j. Jangan biarkan pekerja berdiri di bawah hoist bila peralatan itu sedang bekerja.
  • 122. k. Jangan mengangkat rangkaian pipa bor ke lubang bor pada saat kerjaan swabbing dengan cepat. l. Selidiki secara cermat setiap kecelakaan yang terjadi. m. Perhatikan persediaan barang-barang keperluan pemboran untuk kelancaran kerja.
  • 123. 2. TANGGUNG JAWAB DERRICKMAN (OPERATOR MENARA BOR) a. Setiap pekerja menggunakan sarana keselamatan kerja perorangan yang lengkap. b. Gunakan selalu safety belt bila sedang bekerja diatas menara bor. c. Pada waktu menaiki tangga menara bor perhatikan harus selalu keatas. d. Periksa bagian-bagian dari menara bor ataupun crown block dan drilling line (tali bor) yang mengalami kerusakan dan lakukan perbaikan dengan segera. e. Bagian yang perlu dilumasi agar secara teratur diperiksa minyak pelumas atau vet-nya.
  • 124. f. Periksa kondisi peralatan yang digunakan dan jangan sekali-kali membawa peralatan di dalam kantong baju bila bekerja di menara bor atau menaiki tangga. g. Perhatikan selalu isyarat-isyarat yang di berikan oleh driller dalam melaksanakan pekerjaan. h. Periksa keadaan tali lari (escape line) dan kursinya apakah selalu siap dipakai. Bila perlu lakukan percobaan dengan beban untuk memeriksa keadaan tali. i. Jaga kebersihan monkey board agar tidak licin, yang dapat membahayakan diri sendiri. j. Perhatikan selalu cara kerja yang baik dan aman.
  • 125. 3. TANGGUNG JAWAB ROTARY HELPER (OPERATOR LANTAI BOR) a. Harus selalu menggunakan sarung tangan dalam menggunakan kunci- kunci pipa. b. Gunakan palu yang khusus untuk membuka dan menutup kunci pipa yang terbuat dari tembaga. c. Pelihara lantai bor agar tidak licin d. Periksa keadaan tali yang digunakan untuk mengangkat atau menurunkan peralatan bor agar selalu dalam keadaan baik. e. Periksa kunci-kunci pipa terhadap keausan dan perlu tidaknya untuk dilumasi.
  • 126. f. Jangan berdiri diatas meja putar. g. Perhatikan selalu gerakan dari kunci-kunci pipa, berdirilah pada jarak yang aman dari putaran kunci. h. Hati-hati terhadap kemungkinan tangan terjepit pipa bor dan kunci pipa.
  • 127. + D. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KEGIATAN PEMBORAN 1. MASA PERSIAPAN INSTALASI PEMBORAN (RIG UP) a. Setiap pekerja harus bekerja sesuai dengan tanggung jawab yang telah ditentukan. b. Jangan bekerja tergesa-gesa dang jangan membawa barang terlalu berat. c. Perhatikan setiap pekerjaan kawan dan pekerjaan diri sendiri yang dapat membahayakan. d. Amankan meja putar dari kemungkinan timbulnya bahaya. e. Jangan berdiri/berjalan dibawah beban yang bergerak pada crane.
  • 128. f. Beban pada catline jangan sampai berlebihan. g. Semua peralatan yang diangkat agar diikat dengan kuat. h. Bila meletakkan stanpipe gunakan pengikat yang aman. i. Periksa kondisi tali penggantung kunci pipa (tonghanger). j. Periksa kondisi seluruh anak tangga dan hand rail dan periksa pula semua alat pelindung mesin (guard). k. Ikat kelly dengan kuat sehingga aman terhadap kemungkinan terlepas pada saat membuat rat hole dan mouse hole. l. Periksa seluruh cluthes sebelum mesin dioperasikan dan yakinkan bahwa peralatan tersebut dapat bekerja sempurna. m. Pada saat awal drilling agar mengoperasikan rig secara berhati-hati. n. Seluruh anggota regu bor harus memperhatikan hal-hal yang dapat membahayakan pada seluruh peralatan yang ada.
  • 129. 2. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA SAAT PEMBORAN BERLANGSUNG A. DILANTAI BOR - Lantai bor agar bersih dan tidak licin, peralatan yang tidak perlu agar disimpan ditempatnya. - Penggunaan catline agar memperhatikan batas maksimal beban yang diizinkan. - Hati-hati dalam mengangkat pipa di V door, berdirilah pada jarak yang aman. - Semua tali dan sambungan-sambungannya agar diperiksa dengan teliti.
  • 130. - BOP dan perlengkapannya agar selalu siap pakai. - Hentikan setiap kebocoran saluran-saluran lumpur bor - Periksa seluruh baut-baut yang mungkin dapat menimbulkan bahaya - Jangan berdiri di atas rotary table pada saat berputar. - Periksa seluruh bagian yang berputar dari rotary table terhadap kemungkinan adanya bahaya. B. DI MENARA BOR - Derrickman harus selalu menggunakan sabuk pengaman (safety belt) yang terikat di monkey board. - Driller dan derrickman harus saling memperhatikan pada saat pekerjaan trip agar dapat berlangsung dengan aman.
  • 131. - Peralatan yang tidak dipakai agar selalu diamankan untuk menghindarkan jatuhnya peralatan tersebut. - Bagian-bagian peralatan yang lepas atau hilang segera diperbaiki atau diganti - Jangan sekali-kali membawa peralatan di kantong baju. - Tali-tali yang tidak digunakan agar disingkirkan. - Perhatikan ikatan-ikatan sebelum mengangkat pipa. - Dalam memanjat ke atas monkey board, perhatikan anak tangga berikutnya. - Tidak diperkenankan orang lain untuk berdiri di monkey board bila pekerjaan telah berjalan. - Peralatan yang diangkat atau diturunkan aar terikat dengan keras. - Kabel-kabel rig agar diperiksa secara berkala. - Elevator harus selalu dalam keadaan baik.
  • 132. 3. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEKERJAAN UJI KANDUNG LAPISAN (DRILL STEM TEST=DST) Uji kandung lapisan (Drill Stem Test) atau disebut juga dengan test produksi adalah merupakan usaha yang dilakukan untuk mengetahui potensi dari suatu lapisan untuk mengetahui potensi dari suatu lapisan untuk memproduksikan minyak. Usaha ini dikerjakan setelah lapisan yang dimaksud diperforasi. Hal-hal yang harus diperhatikan pada kegiatan ini adalah : a. Amankan lokasi terhadap kemungkinan timbulnya api. b. Periksa kondisi alat pencegah semburan liar (BOP) dan Choke line. c. Lubang bor harus selalu dipenuhi oleh lumpur pada saat pekerjaan berlangsung.
  • 133. D Yakinkan bahwa turun dan naiknya permukaan lumpur hanya disebabkan oleh ada/tidaknya rangkaian pipa bor. e. Matika semua lampu yang tidak kedap gas. f. Matikan semua heater dan alat-alat sejenis dan juga generator. g. Periksa keadaan semua alat pemadam api yang tersedia. h. Jangan melakukan uji kandung lapisan pada saat hujan dengan petir. i. Derrickman agar tidak berdiri di monkey board pada saat pekerjaan ini dilakukan j. Perhatikan agar lebih besar pada saat peralatan DST dibuka terutama bila gas dan minyak telah keluar. k. Perhatikan kondisi lumpur bor untuk mencegah blow out yang mungkin terjadi. l Periksa keadaan kawat-kawat listrik pada motor rig yang belum terisolasi dengan baik. m Periksa blower, water conection sebelum pekerjaan dilakukan.
  • 134. 4. PENGOPERASIAN POMPA LUMPUR BOR DAN TEMPAT PENCAMPURAN LUMPUR a. Pada Perbaikan pompa lumpur agar posisi drawwork clucth dalam posisi bebas. b. Lepaskan tekanan yang ada disaluran lumpur sebelum memulai reparasi pompa. c. Perhatikan prosedur reparasi yang ada. d. Gunakanlah tangan untuk memutar popma dan jangan menggunakan listrik pda saat diperbaiki. e. Gunakan peralatan yang tepat dan baik pada saat membongkar pompa. f. Perhatikan keadaan sekitar pompa bila mulai menghidupkannya. g. Di dekat pompa lumpur agar tersedia alat pemadam api ringan. h. Pekerja-pekerja lumpur bor agar selalu menggunakan alat-alat pelindung pernapasan (masker) yang baik bila sedang bekerja. Lengkapi pula tempat pencampuran lumpur tanda peringatan untuk menggunakan alat pelindung pernapasan. i. Kebersihan disekitar mud hopper agar selalu dipelihara terutama dari tumpahan barite dan chemical agent serta sampah pembungkusnya.
  • 135. 5. PENGECATAN DAN PEMERIKSAAN MENARA BOR a. Gunakan sabuk pengaman bila bekerja pada ketinggian (menara bor) b. Periksa perlatan atas menara secara teratur dan perbaiki bila ada yang tida benar atau rusak. c. Gunakan tangga yang baik untuk naik dan jangan bekerja diatas menara bila tertiup angin kencang. d. Mengecat di ruang tertutup agar menggunakan masker dan perhatikan ventilasi tempat bekerja untuk menghindari bahaya uap tinner. e. Gunakan kaca mata bila pengecatan dilakukan dengan penyemprotan.
  • 136. 6. MELETAKKAN/MENYUSUN DRILL PIPE (PIPA BOR) a. Perhatikan selalu kondisi kekuatan rak pipa pemboran untuk menahan beban b. Perhatikan kondisi tali pengangkat apakah ada bagian yang rusak yang dapat mengakibatkan jatuhnya pipa. c. Hati-hati dalam membuka dan menutup kait elevator untuk mencegah terjepitnya tangan. d. Perhatikan gerakan pipa ketika akan diangkat atau diturunkan. Hindari terhadap ayunan yang mungkin terjadi. e. Kait elevator agar terikat dengan kuat pada saat akan mengangkat pipa. f. Susunlah pipa dengan baik dan bila perlu pasang pengaman di tempat- tempat tertentu.
  • 137. 7. MEMOTONG TALI PEMBORAN DAN MENGECAT a. Gunakan tali yang cukup kuat untuk mengayunkan block periksa ikatannya agar selalu kuat. b. Bersihkan selalu minyak-minyak yang ada di dead line. c. Jangan meluncurkan drilling line melalui weight indikator. d. Sebelum memotong periksa keadaan tali apakah masih terpilih dengan baik. e. Perhatikan kondisi tali yang telah pecah pada saat menarik dari drum. f. Gunakan kaca mata pelindung ketika memotong tali bila menggunakan las. g. Pada saat pemasangan pelindung drum kembali periksa apakah seluruh baut telah terpasang dengan kuat.
  • 138. h. Gunakan cutter yang baik dan aman untuk memotong drilling line. i. Jangan mengecat dekat api. j. Gunakan safety belt bila mengecat di tempat ketinggian dan gunakan tangga yang telah terikat kuat. k. Bila menggunakan kuas untuk mengecat mesin hati-hati terhadap bagian yang berputar. l. Gunakan selalu masker dan perhatikan ventilasi udara bila mengecat pada ruang tertutup. m.Spray gun hanya boleh digunakan dengan udara bertekanan (comprresion air).
  • 139. 8. MOTOR-MOTOR a. Dilarang mengerjakan perbaikan/reparasi pada saat motor-motor dalam keadaan hidup. b. Dilarang merokok ketika melaksanakan pengisian bahan bakar motor atau pada saat mengisi bahan bakar. Perhatikan pula lampu-lampu didekatnya yang tidak kedap gas. c. Perhatikan kondisi baut-baut pada fan, clutch dan pulley guard. d. Jangan mencuci generator dan peralatan listrik dengan air. e. Jangan membuka penutup radiator pada saat temperatur masih tinggi dengan tangan telanjang. f. Pelihara kebersihan sekitar mesin-mesin. Hindari adanya ceceran minyak di lantai. Tempatkan semua peralatan pada tempatnya.
  • 140. g. Hanya petugas yang telah mendapat izin dari toolpusher yang diizinkan untuk menangani motor-motor. h. Perhatikan alat-alat pelindung dari bagian yang berputar. i. Sediakan alat pemadan api ringan di dekat mesin-mesin dari CO atau dry powder. j. Periksa secara teratur level minyak pelumas juga temperatur dan tekanannya. k. Setiap pekerjaan listrik agar switch terpasang pada posisi “OFF” dan terkunci dengan baik. l. Perhatikan kabel-kabel yang telah terbuka dan berikan isolasi dengan baik
  • 141. 9. CEMENTING a. Semua katup pada transfer line harus dalam keadaan tertutup bila storage silo dinaikkan tekanannya. b. Lubang di dasar silo harus tertutup kuat bila tekanannya dinaikkan. c. Sebaiknya 1 (satu) jam sebelum cement job, storage silo dialirkan udara untuk mempermudah pengaliran cement pada transfer line. d. Bersihkan transfer line menuju surge tank sebelum melakukan transfer cement. e. Lubang angin pada surge tank harus bersih sebelum mulai transfer cement saluran pembuangan harus dalam keadaan tertutup.
  • 142. f. Seluruh pekerja harus memenuhi syarat keahlian pada posisi masing- masing. Setiap pekerja harus dapat menerima dan menyampaikan isyarat kepada operator silo sebelum muali transfer cement. g. Pekerja pada katup pembuangan harus menggunakan peralatan keselamatan kerja seperti goggles dan masker. h. Setelah selesai cementing seluruh transfer line harus tetap bersih dan tidak ada tekanan pada saluran-saluran tersebut.
  • 143. 10. RUNNING CASING a. Gunakan selalu tag line dalam pekerjaan pengangkatan casing. b. Bila casing pada V-door semua personel yang tidak berkepentingan tidak boleh berada didekatnya. c. Periksa semua peralatan seperti air tuggers, slings, tongs, elevator, stabbing board, riding belt dan lain-lainnya sebelum memulai pekerjaan. d. Hanya satu orang yang dikenal oleh crane operator dapat memberikan isyarat-isyarat. e. Sebaiknya dilaksanakan safety meeting sebelum pekerjaan dimulai untuk memastikan cara kerja yang aman dilanjutkan dengan pengisian check list
  • 144. f. Assisten driller harus memeriksa kondisi peralatan dan memastikannya dalam keadaan baik dan siap pakai. g. Tugger line harus dalam keadaan sempurna terikat sebelum pengangkatan joint. h. Seluruh lantai bor harus dalam keadaan bersih dari peralatan-peralatan yang tidak beguna. i. Pandangan driller maupun cat head operator tidak boleh tertutup oleh pekerja ataupun peralatan yang ada. Cat head harus orang yang berpengalaman. j. Seluruh pekerja harus menggunakan saran keselamatan kerja yang dibutuhkan dan perhatikan tangan terhadap semua gerakan perlatan.
  • 145. k. Perhatikan pada catwalk ketika casing diangkat melalui V-door. l. Hati-hati terhadap kemungkinan terjadinya ayunan casing pada saat diangkat dan perhatikan setiap adanya pembebanan. m. Bila membuka casing protector agar menggunakan kaca mata pengaman, dan seluruh peralatan yang digunakan agar dibersihkan kembali. n. Dalam pemindahan casing agar diperhatikan keadaan ulir pada waktu mengangkat dari catwalk ke lantai bor maupun pada waktu pemasangan. o. Casing hanger agar diperiksa sebelum digunakan.
  • 146. 11.ACIDIZING (PENGASAMAN) Penggunaan asam sering kali dipakai terutama HCl untuk memperbesar permeabilitas lapisan minyak berupa reef atau limestone (batu kapur). Mengingat bahaya HCl pekat yang dapat timbul pada pekerjaan ini, maka hal-hal yang harus diperhatikan antara lain : a. Pekerja agar hati-hati dalam penempatan dan penggunaannya agar tidak menyentuh langsung dengan asam yang berbahaya. b. Bila pencampuran asam dilakukan di ruang tertutup agar disediakan blower atau exhaust fan. c. Sediakan air untuk membersihkan lantai maupun pencuci mata dekat lokasi pencampuran. d. Gunakan baju kerja yang menutupi badan dengan baik, sepatu, kaca mata dan sarung tangan selama bekerja.
  • 147. 12. PENCAMPURAN BAHAN KIMIA, COUSTIC SODA a. Gunakan pakaian pelindung, kaca mata, apron dan sarung tangan karet. b. Gunakan masker selama bekerja. c. Jangan sekali-kali menyapu muka dengan tangan yang kemungkinan tercemar bahan kimia. d. Tempatkan bahan kimia secara khusus jangan dicampur dengan/di dekat makanan. e. Tangani kantong zat kimia dengan berhati-hati, hindari kebocoran bila akan diangkat. f. Di tempat pencampuran agar disediakan tempat untuk membasuh mata. g. Setiap pekerja agar memahami bahaya yang dapat ditimbulkan oleh swetiap zat kimia yang digunakan.
  • 148. h. Lokasi pencampuran agar selalu dalam keadaan kering. i. Bila terjadi kontaminasi dengan zat kimia, ambil tindakan segera untuk memperkecil akibat yang timbul. Bila mata yang terkena cuci segera dengan air. j. Dalam mencampur masukkan air pada caustic soda bukan sebaliknya caustic soda ke dalam air. k. Kantong bekas caustic soda agar segera dimusnahkan.
  • 149. 13. FRACTURING FORMASI Pekerjaan ini dilakukan dengan tujuan untuk mempertinggi permeabilitas dari suatu lapisan dengan menggunakan cara penembakan formasi untuk memperbesar produksi. Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain : a. Larangan merokok dan membuat api agar ditaati di atas dan di bawah menara bor. b. Hanya orang yang mempunyai kepentingan dengan pekerjaan yang diizinkan berada di lokasi. c. Hati-hati dalam menempatkan peralatan kerja yang dekat dengan bahan bakar. Kendaraan yang lain agar diparkir pada jarak yang cukup aman. d. Semua sambungan pipa dan pipanya agar diuji lebih dahulu sebelum dipakai dengan tekanan yang lebih besar dari tekanan kerja.
  • 150. e. Alat pencatat tekanan agar ditempatkan sejauh mungkin dari kepala sumur. f. Setiap jalur pembuang agar dilengkapi dengan check valve. g. Setiap pompa harus dilengkapi dengan katup pengaman. Saluran pembuangan agar mengarah ke tempat yang aman.
  • 151. 14. PERFORASI Pekerjaan perforasi dilakukan setelah cementing dilakukan dan sumur siap dilakukan uji kandung lapisan.. hal-hal yang harus diperhatikan pada pekerjaan ini antara lain : a. Seluruh pekerja agar betulbetul mentaati larangan merokok dan membuat api selam pekerjaan ini berlangsung. b. Pekerjaan ini dilakukan pada siang hari dan dalam keadaan tidak hujan. c. Semua peralatan mesin agar ditanahkan. d. Pekerja menara agar membantu persiapan pekerja perforasi untuk membongkar/mempersiapkan peralatan.
  • 152. e. Selam pekerjaan berlangsung pekerja yang tidak menangani pekerjaan agar tidak berada di lantai bor. f. Dilarang memperbaiki instalasi listrik pada saat perforasi sedang berjalan, atau menghidupkan generator listrik. g. Semua alat-alat radio agar dimatikan selama pekerjaan perforasi. h. Bahan peledak agar diamankan sebelum dan setelah pekerjaan selesai.
  • 153. 15. USAHA MENCEGAH KECELAKAAN PADA KEGIATAN PEMBORAN Berdasarkan hasil monitoring yang telah dilakukan terhadap berbagai kecelakaan yang terjadi pada kegiatan pemboran diperoleh kesimpulan bahwa suatu kecelakaan dapat terjadi karena 2 ( dua) hal, yaitu tindakan yang tidak tepat (unsafe action) dan lingkungan kerja yang tidak baik (unsafe condition). Untuk mengatasi/mengurangi terjadinya kecelakaan tersebut didalam seluruh aspek kegiatan pemboran maka kepada semua anggota regu bor dan pimpinan harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
  • 154. 1. Seluruh pekerja bor agar selalu menggunakan sarana keselamatan kerja perseorangan ketika melakukan pekerjaannya yang sesuai dengan kondisi pekerjaan dan mengikuti peraturan yang ada. 2. Seluruh pekerja bor harus mengerjakan pekerjaannya sesuai dengan prosedur yang ada dengan memperhatikan syarat-syarat keselamatan kerja 3. Tidak dibenarkan pekerja mengerjakan pekerjaan yang bukan menjadi tanggung jawabnya. 4. Setiap memulai pekerjaan agar selalu memriksa kondisi dan alat-alat yang digunakan dan hanya memakai alat-alat yang tepat untuk pekerjaannya. 5. Setiap mulai bekerja sebaiknya pimpinan kerja bor mengadakan pengarahan keselamatan kerja (safety talk) yang berkaitan langsung dengan pekerjaan yang akan dilakukan.
  • 155. 6. Setiap pekerja bor agar selalu memperhatikan kondisi tidak aman yang ada didalam pekerjaannya dan melaporkan kepada atasanya. 7. Setiap pekerja bor harus mengetahui pekerjaannya dengan bai sehingga dapat mengurangi terjadinya kecelakaan. 8. Setiap pekerja bor harus mematuhi segala larangan dan mengikuti anjuran yang ada pada tempat pekerjaannya. 9. Anggota regu bor yang dalam keadaan sakit tidak dibenarkan bekerja. 10.Seluruh anggot regu bor harus mengetahui cara menanggulangi adanya kebakaran dan cara menggunakan alat-alat keselamatan kerjanya apabila terjadi keadaan darurat. 11.Secara teratur anggota regu bor harus mengikuti program training dan latihan yang menyangkut keselamatan dan kesehatan kerja baik yang diadakan perusahaan maupun pemerintah.