Dokumen tersebut merangkum konsep dasar biokimia, termasuk definisi biokimia, komponen utama sel hidup, enzim, jenis reaksi enzimatik, faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim, dan cara pengukuran aktivitas enzim.
2.
Asal : bios-chemis = the chemistry of living
thing
Ilmu yang mempelajari susunan kimia sel,
sifat senyawa serta reaksi kimia yang
terjadi dalam sel, senyawa – senyawa yang
menunjang aktivitas organisme hidup serta
energi yang dihasilkan atau diperlukan
3. Untuk pengembangan pengetahuan
kedokteran antara lain :
1.
mensintesis, mengisolasi serta
memurnikan zat- zat yang digunakan
sebagai obat
2.
Pembuatan senyawa diagnostik untuk
berbagai penyakit
4.
Air : merupakan komponen terbesar ± 55 %
Senyawa organik : terdiri dari karbohidrat 5 %,
lipid 15 % dan protein 15% yang dibedakan
menjadi :
Senyawa struktural
Senyawa non struktural
1.
2.
Senyawa anorganik : terdiri dari mineral 5 %
yang terdiri dari kation dan anion
5. Asal kata : en-zyme yang artinya dalam ragi,
dimana berhubungan dengan aktivitas ennzim
dalam ragi
Enzim merupakan zat yang mempercepat
terjadinya reaksi kimia tetapi tidak ikut bereaksi
Enzim merupakan biokatalis yang disintesis oleh
organisme hidup
Struktur enzim berupa protein sehingga bersifat
thermolabil, dann dapat dirusak oleh logam berat
Aktivitas enzim pada umumnya bersifat spesifik
6. Suatu enzim akan berinteraksi hanya dengan
satu zat atau kelompok zat yang disebut
substrat, untuk mengkatalisa semacam reaksi
tertentu.
Karena spesifisitas ini, enzim sering diberi nama
dengan menambahkan akhiran “ase” terhadap
nama substrat (seperti pada urease, yang
mengkatalisa gangguan urea)
Namun tidak semua enzim diberi nama seperti
itu, suatu sistem klasifikasi dikembangkan
didasarkan pada jenis reaksi katalisa enzim:
7.
The International Union of Biochemistry
menetap
sebuah sistem enzim dan diklasifikasikan :
* 6 kelas besar
* beberapa Sub kelas
* Sub-sub kelas
sehingga sebuah enzim ditetapkan menjadi
angka empat digit, digit keempat
mengidentifikasi sebuah enzim spesifik. contoh: alkohol :
NAD Oksidoreduktase dilambangkan dengan
angka 1.1.1.1
9.
Golongan enzim yang bekerja mengkatalisis
reaksi oksidasi-reduksi diantara 2 substrat
Reaksi : Sr + S´o
Contoh :
1. Alkohol dehidrogenase
2. Glutamat dehirogenase
3. Sitokrom oksidase
4. Katalase
So + S´r
10.
Golongan enzim yang bekkerja
mengkatalisis reaksi pemindahan gugus (G)
selain hidrogen diantara sepasang substrat
Reaksi : S-G + S´
Contoh :
1. Asil transferase
2. Gliseril transferase
S + S´-G
11.
Golongan enzim yang bekerja
mengkatalisis reaksi hidrolisis ikatan ester,
eter, peptida, glikosil dan lain- lain
Contoh :
1. Pepsin
2. Renin
3. Plasmin
4. Tripsin
5. Kemotripsin dll
12.
Golongan enzim yang bekerja mengkatalisis
pembuangan gugus dari substrat dengan
mekanisme lain selain hidrolisis denagn
meninggalkan ikatan rangkap
Reaksi : x-C-C-y
Contoh :
1. Aldolase
2. Fumarase
x-y + -C=C-
13.
Golongan enzim yang bekerja
mengkatalisis interkonvensi isomer- isomer
optik, geometrik atau posisi
Contoh :
1. Alanin rasemase/ epimerase
2. Retinen isomerase
14.
Golongan enzim yang bekerja
mengkatalisis penggabungan 2 senyawa
diikuti oleh pemecahan ikatan pirofosfat
ddari ATP atau senyawa sejenis
Contoh :
1. Suksinat tiokinase
2. Glutamin sintetase
3. Asetyl-SKoA karboksilase
15.
Merupakan senyawa organik yang diperlukan
untuk aktivitas suatu enzim misalnya :
1. NAD diperlukan untuk aktivitas enzim Laktat
dehidrogenase
2. KoASH diperlukan untuk aktivitas enzim tiokinase
3. Pirodoksal fosfat untuk aktivitas enzim
transaminase
Koenzim bersifat thermostabil
Gabungan enzim + Ko-enzim = holoenzim
16.
Ko-enzim yang turut dalam pemindahan gugus non
hidrogen misalnya : ko-ASH, Tiamin Pirofosfat
(TPP), Pirodoksal fosfat
Ko-enzim yang turut dalam pemindahan hidrogen
misalnya : NAD, NADP dan FAD
Catatan :
Proses sintesis cenderung menggunakan ko-enzim
NADPH seperti pada sintesis asam lemak atay sterol
sedangkanproses degradasi cenderubg menggunakan
NADH seperti pada glikolisis atau oksidasi asam
lemak
17. Pengukuran aktivitas enzim dilakukan
dengan cara mengukur kecepatan reaksi
enzimatik dari suatu substrat yang bereaksi
atau produk yangh dihasilkan
18.
Keberadaan enzim dalam sel mempuinyai
tempat tersendiri di bagian sel itu sendiri,
misalnya :
Enzim glikolisis Embden Meyerthoff : di sitoplasma
Enzim siklus crebs : di matriks mitokondria
Enzim rantai respirasi : di membran dalam
mitokondria
Mitokondria dinamakan juga “pusat energi “
karena mengekstrak energi dari zat makanan
dan menangkap energi yang dilepaskan oleh
proses oksidatif berbentuk ATP
19.
Reaksi enzimatik dapat digambarkan
sebagai berikut :
E +S
E-S
E : Enzim
S : Substrat
E-S : Kompleks Enzim-Substrat
P : Produk
E+P
20. Model fischer/ model kaku
Model ini mengumpamakan pasangan enzim
dan substrat seperti kunci gembok dan anak
kunci
Model ini digunakan untuk menerangkan kerja
inhibitor kompetitif tetapi sulit untuk inhibitor
non kompetitif
Model koschland
Model ini berkebalikan dengan model fischer,
bersifat lebih lentur karena terdapat unsurunsur pengatur kelenturan molekul enzim
23.
Diawali pada suhu O ºc dimana partikel enzim tidak
bergerak
Setiap kenaikan 10 ºc akan menaikkan kecepatan
reaksi 2 kali lipat samai suhu optimum tercapai
Suhu optimum adalah suhu dimana kecepatan reaksi
paling optimal
Jika suhu dinaikkan terus melebihi suhu optimum
maka kecepatan reaksi akan berkurang akibat enzim
mengalami inaktrivasi dan denaturasi
24.
Umumnya enzim mempunyai pH optimum
antara 5-9 kecuali pepsin lambung
Pada pH optimum terjadi reaksi maksimal
antara enzim (E-) dan subtrat (SH+)
Pada pH asam, makin banyak molekul E
mengikat H membentuk EH
Pada pH basa, makin banyak molekul SH+
terurai menjadi S + H
26.
Mempunyai molekul mirip dengan substrat yang
sebenarnya
Enzim ‘ salah tangkap’
Contoh : malonat adalah inhibitor bagi substrat
suksinat
Pengaruh inhibitor jenis ini tergantung pada
konsentrasi inhibitor dan substrat
Pengaruh inhibitor ini dapat dihilangkan dengan cara
menambah jumlah substrat dalam jumlah yang besar
27.
Inhibitor ini bekerja tidak bergantung pada
kadar substrat
Inhibitor akan bergabung dengan enzim dan
substrat sehingga membentuk kompleks E-S-I
yang bersifat inaktif
Contoh : ion logam berat (Cu, Hg, Ag)
Logam berat menyebabkan inhibisi yang
bersifat irreversibel karena merusak molekul
enzim
28.
Contoh : sinar ultraviolet, senyawa oksidator
Sinar ultraviolet dapat merusak struktur
protein enzim
Oksidator dapat menyebabkna inaktivasi
enzim. Tetapi dapat kembali akttif bila
diberikan reduktor
29.
Kadar enzim berbanding lurus dengan
kecepatan reaksi
Semakin besar enzim, makin besar pula
kecepatan reaksi enzimatik
30.
Pada kadar substrat yang dinaikkan maka
kecepatan reaksi akan naik pula hingga
mencapai kadar optimum
Setelah kecepatan maksimal tercapai, maka
penambahan substrat tidak lagi
meningkatkan keecepatan reaksi